kita akan mempelajari tentang Surveilans Epidemiologi.
Pada bab awal telah dijelaskan bahwa Epidemiologi merupakan suatu studi tentang distribusi dan determinan terkait permasalahan kesehatan di daerah tertentu atau kejadian yang spesifik dalam suatu populasi dan aplikasi penelitian ini yakni sebagai upaya untuk mencegah dan mengendalikan permasalahan kesehatan (4) Ahli epidemiologi tidak hanya berfokus pada permasalahan yang terkait dengan kematian, penyakit dan kecacatan saja, tetapi juga pada isu kesehatan positif yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan pada suatu negara. Salah satunya adalah surveilans epidemiologi,
Lalu, apa yang dimaksud dengan surveilans ? Dan apa kaitannya dengan pencegahan penyakit ? Kita akan memahaminya pada sesi ini.
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo Jakarta
Surveilans merupakan suatu proses yang sistematik meliputi pengumpulan, pemeriksaan, analisis data serta diseminasi informasi pada waktu dan orang yang tepat sehingga dapat dilakukan tindakan lanjutan.
menurut WHO, surveilans merupakan ciri penting dalam praktik epidemiologi. Keutamaan dari kegiatan monitoring terhadap fakta adalah merupakan suatu proses dan berkelanjutan dimana monitoring merupakan kegiatan berselang dan tidak disengaja.
kita akan mempelajari tentang Surveilans Epidemiologi.
Pada bab awal telah dijelaskan bahwa Epidemiologi merupakan suatu studi tentang distribusi dan determinan terkait permasalahan kesehatan di daerah tertentu atau kejadian yang spesifik dalam suatu populasi dan aplikasi penelitian ini yakni sebagai upaya untuk mencegah dan mengendalikan permasalahan kesehatan (4) Ahli epidemiologi tidak hanya berfokus pada permasalahan yang terkait dengan kematian, penyakit dan kecacatan saja, tetapi juga pada isu kesehatan positif yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan pada suatu negara. Salah satunya adalah surveilans epidemiologi,
Lalu, apa yang dimaksud dengan surveilans ? Dan apa kaitannya dengan pencegahan penyakit ? Kita akan memahaminya pada sesi ini.
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo Jakarta
Surveilans merupakan suatu proses yang sistematik meliputi pengumpulan, pemeriksaan, analisis data serta diseminasi informasi pada waktu dan orang yang tepat sehingga dapat dilakukan tindakan lanjutan.
menurut WHO, surveilans merupakan ciri penting dalam praktik epidemiologi. Keutamaan dari kegiatan monitoring terhadap fakta adalah merupakan suatu proses dan berkelanjutan dimana monitoring merupakan kegiatan berselang dan tidak disengaja.
GIZI IBU HAMILOleh: Asyifa R.A.
Periode Prenatal
Perubahan-perubahan yang Terjadi pada Kehamilan
Status Gizi Ibu sebelum Hamil Diukur Terlebih Dahulu
Interpretasi:
Bahan-Bahan yang Ditransfer ke Janin dan Plasenta Selama Hamil
Pertambahan Berat Badan Ibu dan Janin Selama Periode Kehamilan
GIZI SEIMBANG UNTUKIBU HAMIL
Kebutuhan Tambahan Zat Gizi Selama Kehamilan
PESAN GIZI SEIMBANG UNTUK IBU HAMIL
Rekomendasi penting dari WHO ttg PERAWATAN ANTENATAL IBU HAMIL
PERMASALAHAN GIZIPADA IBU HAMIL
Proporsi KEK pada WANITA USIA SUBUR di Indonesia(perbandingan antara Wanita Hamil dan Tidak Hamil)
Proporsi KEK pada WANITA USIA SUBUR di Indonesia(perbandingan antara Wanita Hamil dan Tidak Hamil berdasarkan umur)
Proporsi REMAJA PUTRI dan IBU HAMIL mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD) di Indonesia
Proporsi ANEMIA IBU HAMIL tahun 2018 berdasarkan UMUR di Indonesia
Hamil dengan keadaan Gizi yang Kurang
PEDOMAN MENUJUGIZI SEIMBANG
Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS)
Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) adalah pedoman dasar tentang gizi seimbang yang disusun sebagai penuntun pada perilaku konsumsi makanan di masyarakat secara baik dan benar. PUGS digambarkan dalam logo berbentuk kerucut.
Angka Kecukupan Gizi (AKG) berbeda dengan Angka Kebutuhan Gizi(Dietary Requirements)
Penetapan AKG
Setiap per-5 tahun hampir selalu ada perubahan kecukupan beberapa zat gizi. Perubahan terjadi karena adanya perkembangan permasalahan kesehatan masyarakat dan semakin baiknya pemahaman terhadap penyakit kronis dan semakin bertambahnya umur harapan hidup.
STATUS GIZI
Penilaian Status Gizi secara Klinis
Penilaian Status Gizi secara Klinis
Penilaian Status Gizi secara Klinis
Identifikasi tanda klinisKurang Energi Protein
Identifikasi tanda klinisKurang Energi Protein
Interpretasi:
Interpretasi:
PENILAIAN STATUS GIZI SECARA BIOKIMIA
PENILAIAN STATUS GIZIZAT GIZI MAKRO (protein)
PENILAIAN STATUS GIZIZAT GIZI MAKRO (lemak)
PENILAIAN STATUS GIZI SECARA ANTROPOMETRI
Parameter
Penggunaan Antropometri
Baku dan Standar Antropometri
Anak umur 0-60 bulan (Laki-laki dan perempuan)
Jenis, keunggulan, dan kelemahan masing-masing indeks (I)
VITAMIN
Vitamin merupakan zat gizi yang terdapat dalam makanan, yang sangat dibutuhkan dalam jumlah kecil, peranan vitamin sangat vital bagi pertumbuhan dan perkembangan, pencegahan penyakit, dan mencapai kehidupan yang sehat dan optimal.
3. Nama Penyakit Tidak Menular
(PTM) diperkenalkan oleh
WHO dengan nama Non-
Communicable Diseases (NCD)
& diperkenalkan juga oleh CDC
sebagai Chronic Diseases
(penyakit kronik)
PENYAKIT KRONIK
NEW-COMMUNICABLE
DISEASES
PENYAKIT DEGENERATIF
PENYAKIT NON INFEKSI
PENGERTIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR
Karena penyakit ini dianggap dapat menular
melalui gaya hidup (life style). Gaya hidup
dalam dunia modern dapat menular dengan
caranya sendiri, tidak seperti penularan klasik
penyakit menular yang lewat suatu rantai
penularan tertentu
5. LAMA
PENYAKIT
TINGKAT
KEPARAHAN
CARA
PENANGANAN
Akut ➔ sembuh
dlm <6 bulan
Kronis ➔ terjadi
dlm waktu >6 bulan
Akut ➔ terjadi dlm
waktu singkat/serangan
penyakit cepat
Kronis ➔ diderita dalam
waktu yang lama, sulit
disembuhkan
Akut ➔ jika ditangani
cepat akan sembuh
Kronis ➔ perawatan
diberikan sebatas
mengurangi rasa sakit
PERBEDAAN
AKUT DAN
KRONIS
6. Gambaran
Penyakit
Penyakit Menular Penyakit Tidak Menular
1 Distribusi Banyak di Negara berkembang Ditemui utamanya di Negara
industri
2 Rantai penularan Mempunyai rantai penularan jelas Tidak ada rantai penularan
3 Perlangsungan Berlangsung akut Berlangsung kronik
4 Etiologi Etiologi organisme jelas Etiologi tidak jelas
5 Banyaknya kausa Kausa bersifat tunggal Kausa biasanya ganda
6 Diagnosis Diagnosis mudah Diagnosis sulit
7 Penyebab Mudah mencari penyebabnya Sulit mencari penyebabnya
8 Biaya Relatif murah Biaya mahal
9 Penampilan Jelas, muncul dipermukaan Ada iceberg phenomena
10 Kecenderungan Morbditas & mortalitas cenderung
menurun
Morbiditas & mortalitas cenderung
meningkat
PERBANDINGAN GAMBARAN UMUM PENYAKIT
MENULAR & PENYAKIT TIDAK MENULAR
8. Gangguan Status Kesehatan
Masyarakat Yang Diakibatkan Oleh
Dampak PTM Ini Meliputi:
KEMISKINAN
Peningkatan
Perilaku Berisiko
Peningkatan
Prevalensi PTM
Kehilangan jam
kerja, kehilangan
uang, biaya
pengobatan
PTM, kekurangan
pendapatan
Sulit melakukan deteksi dini karena
keberlangsungan penyakit yang
bersifat laten
Memberi beban ekonomi yang berat,
terlebih kejadian pada keluarga
berpendapatan rendah, setelah usia
lanjut, pensiun, pendapatan
mengalami penurunan, sedangkan
penyakit kronik butuh pembiayaan
yang tinggi
Memberikan beban lanjut disabilitas
pasca serangan PTM
PTM mempunyai hubungan timbal
balik dengan kemiskinan
10. Prevalensi = n/N
Ratio = a/b
Rate = a/n
Proporsi = a/(a+b)
Jumlah penderita penyakit tertentu dibagi dengan jumlah penduduk daerah
tersebut, misal kota Makassar tahun 2007 ditemukan 1250 orang penderita
kanker payudara dari 8 juta penduduk atau 1250/8.000.000 kemudian diberi
pembagi dengan konstanta 100.000 menjadi 15,6/100.000
Jumlah penderita penyakit tertentu(x)
Jml. Penderita penyakit tersebut(x) + Jml. Semua penderita(y)
Dengan formula a/b berarti a bukan bagian dari b. Ratio sama dengan
jumlah orang sakit/jumlah orang sehat. Misal ratio orang sakit kanker
dibanding orang sehat
Jumlah orang sakit tertentu pada waktu tertentu
Jml. Penduduk beresiko pada suatu waktu tertentu
DESKRIPSI FREKUENSI PENYAKIT
17. Dalam epidemiologi kita mempelajari distribusi dan faktor – faktor yang mempengaruhi
terjadinya PTM dalam masyarakat. Untuk itu diperlukan pendekatan metodologik, yaitu
dengan melakukan berbagai penelitian. Sebagaimana umumnya penelitian epidemiologi,
penelitian untuk penyakit tidak menular dikenal juga adanya penelitian Observasional dan
Eksperimental. Hanya saja, karena waktu berlangsungnya yang lama, maka umumnya
penelitian PTM merupakan penelitian observasional.
4 1
2
3
Penelitian
Korelasional
Cross sectional
study
Penelitian
kasus kontrol
Penelitian
kohort
19. PENGERTIAN & JENIS
FAKTOR RISIKO
Faktor penyebab dalam PTM dipakai istilah
Faktor Resiko (risk factor) untuk
membedakan dengan istilah etiologi pada
penyakit menular atau diagnosis klinis.
RISK FACTORS are Characteristics, sign,
symptoms ins disease-free individual which
are statistically associated with an
increased incidence of subsequent disease.
20. Macam-macam Faktor Risiko
Menurut
dapat/tidak risiko
diubah
Faktor risiko
tdk dapat
diubah
Umur, genetic
Faktor risiko
dapat diubah
Kebiasaan
merokok,
olahraga
Menurut kestabilan
peranan factor risiko
Suspected
risk factors
Faktor yang dicurigai tapi
belum mendapat
dukungan ilmiah
(penyebab rokok pada
kanker leher)
Established
risk factors
Faktor risiko
yg telah
ditegakan
(rokok faktor
risiko kanker)
21. KEGUNAAN IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO
• Untuk meramalkan kejadian penyakit. Misalnya : Perokok berat mempunyai
resiko 10 kali lebih besar untuk terserang Ca Paru daripada bukan perokok.
PREDIKSI
• Kejelasan dan beratnya suatu faktor resiko dapat ditetapkan sebagai penyebab
suatu penyakit dengan syarat telah menghapuskan faktor – faktor pengganggu
(Confounding Factors)
PENYEBAB
• Dapat membantu dalam menegakkan Diagnosis
DIAGNOSIS
• Jika suatu faktor resiko merupakan penyebab suatu penyakit tertentu, maka
dapat diambil tindakan untuk pencegahan terjadinya penyakit tersebut
PREVENSI
22. • eksistensi factor risiko
Keberadaan
• kuat atau lemah
Besar factor
risiko
• positif atau negative
Arah factor risiko
• Protektif, prognostic,
terapeutik, risiko
Sifat factor risiko
Reversibilitas
Preventivitas
Interventitas
• Single atau multiple efek
Efek
• Hubungan dengan factor
lain
Interaksi
• Hubungan dgn berbagai
factor dalam suatu penyakit
tertentu
Struktur
ASPEK FAKTOR
RISIKO
Faktor penyebab dalam
PTM dipakai istilah Faktor
Resiko (risk factor) untuk
membedakan dengan istilah
etiologi pada penyakit
menular atau diagnosis
klinis.
24. Kekuatan
hubungan
temporalitas Dosis respons
konsisten Khusus
Kelayakan biologi
(biological
plausibility)
Bukti percobaan Koheren analogi
Sir Austin Bradford Hill mengemukakan Sembilan hal yang perlu ditegakkan dalam
membedakan suatu factor yang dicurigai sebagai kausa, kita sebut dengan 9 KRITERIA HILL: