SlideShare a Scribd company logo
KELOMPOK X 
GEOPOLITIK NASIONAL 
L/O/G/O 
INDONESIA 
DOSEN PEMBIMBING KHAMIM, S.HI, S.H, M.H
Pengertian Geopolitik 
Kata geopolitik berasal dari kata geo dan politik. 
“Geo” berarti bumi dan “Politik” berasal dari bahasa 
Yunani politeia, berarti kesatuan masyarakat yang 
berdiri sendiri (negara) dan teia yang berarti urusan. 
Dalam bahasa Indonesia, politik dalam arti politics 
mempunyai makna kepentingan umum warga negara 
suatu bangsa. Politik merupakan suatu rangkaian asas, 
prinsip, keadaan, jalan, cara, dan alat yang digunakan 
untuk mencapai tujuan tertentu yang kita kehendaki. 
Secara umum Geopolitik adalah cara pandang 
dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri, lingkungan, 
yang berwujud Negara kepulauan berlandaskan 
Pancasila dan UUD 1945.
Latar Belakang 
Negara bagaikan suatu organisme. Ia tidak bisa 
hidup sendiri. Keberlangsungan hidupnya ikut 
dipengaruhi oleh negara-negara lain, terutama 
Negara-negara tetangga atau negara yang berada 
dalam satu kawasan dengannya. 
Geopolitik Indonesia tiada lain adalah wawasan 
nusantara. Wawasan nusantara tidak mengandung 
unsur-unsur kekerasan, cara pandang bangsa 
Indonesia tentang diri dan lingkungannya 
berdasarkan ide nasionalnya yang dilandasi 
pancasila dan UUD 1945 yang merupakan aspirasi 
bangsa Indonesia yang merdeka, berdaulat, dan 
bermartabat serta menjiwai tata hidup dan tindak 
kebijaksanaanya dalam mencapai tujuan nasional.
Geopolitik Indonesia 
1. Wawasan Nasional 
Wawasan dari kata wawas yang berarti meninjau, 
memandang, mengamati. Dengan demikian wawasan dapat 
diartikan konsepsi cara pandang suatu bangsa dalam hidup 
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta dalam 
hubungan antar negara yang merupakan hasil perenungan 
filsafat itu sendiri dan lingkungannya dengan memperhatikan 
sejarah dan kondisi sosial budaya serta memanfaatkan 
konstelasi geografis guna menciptakan dorongan dan 
rangsangan dalam usaha utuk mencapai tujuan nasional. 
2. Wawasan Nusantara 
Geopolitik Indonesia dinamakan Wawasan Nusantara, 
yang secara umum didefinisikan sebagai cara pandang dan 
sikap bangsa Indonesia tentang dirinya yang bhineka, dan 
lingkungan geografinya yang berwujud negara kepulauan 
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
a. Peranan Wawasan Nusantara 
Dalam kehidupan nasional, Wawasan Nusantara dikembangkan 
peranannya untuk : 
1) Mewujudkan serta memelihara persatuan dan kesatuan yang serasi 
dan selaras, segenap aspek kehidupan nasional. 
2) Menumbuhkan rasa tanggung jawab atau pemanfaatan lingkungan-nya. 
3) Menegakkan kekuasaan guna melindungi kepentingan nasional. 
4) Merentang hubungan internasional dalam upaya ikut menegakkan 
perdamaian. 
b. Fungsi Wawasan Nusantara 
Wawasan Nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan, 
serta rambu-rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, 
tindakan, serta perbuatan bagi penyelenggara negara di tingkat pusat dan 
daerah, maupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan 
bermasyarakat, berbangsa, bernegara.
c. Tujuan Wawasan Nusantara 
Wawasan nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang 
tinggi di segala aspek kehidupan rakyat Indonesia yang lebih 
mementingkan kepentingan nasional dari pada kepentingan individu, 
kelompok, golongan, suku bangsa, atau daerah. 
3. Kedudukan Wawasan Nusantara 
Kedudukan (status) wawasan nusantara adalah posisi, cara 
pandang, dan perilaku bangsa Indonesia mengenai dirinya yang 
kaya akan berbagai suku bangsa, agama, bahasa, dan kondisi 
lingkungan geografis yang berwujud negara kepulauan, berdasarkan 
pancasila dan UUD 1945. Secara hierarki, posisi atau status 
wawasan nusantara menempati urutan ketiga setelah UUD 1945. 
Urutan sistem kehidupan nasional Indonesia adalah : 
1) Pancasila sebagai filsafat, ideologi bangsa, dan dasar negara 
2) UUD 1945 sebagai Konstitusi negara 
3) Wawasan nusantara sebagai geopolitik Indonesia 
4) Ketahanan nasional sebagai geostratrsi bangsa dan negara 
Indonesia 
5) Politik dan strategi nasional sebagai kebijaksanaan dasar 
nasional dalam pembangunan nasional.
4. Wajah Wawasan Nusantara 
Pengertian istilah wajah adalah roman muka. Wajah 
manusia hanya satu, tetapi wajah itu memiliki beberapa 
roman muka dan tiap roman muka berbeda satu 
dengan yang lain sesuai dengan situasi dan kondisi 
yang dihadapi. 
Dalam hubungan itu dapat dikatakan bahwa 
geopolitik Indonesia hanya satu yaitu Wawasan 
Nusantara (Wasantara). Tetapi wajahnya lebih dari satu 
yaitu ada 4 wajah meliputi : 
1)Wajah Wasantara sebagai wawasan nasional yang 
melandasi konsepsi Ketahanan Nasional. 
2)Wajah Wasantara sebagai wawasan pembangunan 
nasional. 
3)Wajah Wasantara sebagai wawasan pertahanan 
dan keamanan. 
4)Wajah Wasantara sebagai wawasan kewilayahan.
Implementasi Wawasan Nusantara 
Implementasi wawasan nusantara senantiasa 
berorientasi pada kepentingan rakyat dan wilayah 
tanah air secara utuh dan menyeluruh sebagai berikut : 
1. Wawasan Nusantara sebagai Pancaran 
Falsafah Pancasila 
Falsafah Pancasila diyakini sebagai pandangan 
hidup bangsa Indonesia yang sesuai dengan 
aspirasinya. Keyakinan ini dibuktikan dalam sejarah 
perjuangan bangsa Indonesia sejak awal proses 
pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia 
sampai sekarang. Dengan demikian wawasan 
nusantara menjadi pedoman bagi upaya mewujudkan 
kesatuan aspek kehidupan nasional untuk menjamin 
kesatuan, persatuan dan keutuhan bangsa, serta 
upaya untuk mewujudkan ketertiban dan perdamaian 
dunia.
2. Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Pembangunan 
Nasional 
Menurut UUD 1945, MPR wajib membuat GBHN. GBHN 
masa Orba menegaskan bahwa wawasan dalam 
penyelenggaraan pem-bangunan nasional adalah Wawasan 
Nusantara, yang bersumber pada Pancasila dan 
berdasarkan UUD’45. Wawasan Nusantara adalah cara 
pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan ling-kungannya 
dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan 
bangsa serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan 
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang 
mencakup : 
a. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan 
Politik 
b. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan 
Ekonomi 
c. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan 
Sosial Budaya 
d. Perwujudan Kepulauan Nusantara Sebagai Satu Kesatuan 
Pertahanan dan Keamanan
3. Wasantara sebagai Pertahanan dan 
Keamanan Negara 
Wawasan Nusantara adalah pandangan 
geopolitik Indonesia dalam mengartikan 
tanah air Indonesia sebagai satu kesatuan 
yang meliputi seluruh wilayah dan segenap 
kekuatan Negara. Kesatuan Perthanan Dan 
Keamanan Negara mengandung arti bahwa 
ancaman terhadap sebagian wilayah 
manapun pada hakikatnya merupakan 
ancaman terhadap seluruh bangsa dan 
negara.
Geopolitik dan Hukum Kewilayahan 
1. Hukum Laut dan Perkembangannya 
Hakekat Laut : 
• Bebas , merdeka, dan tidak bergerak serta relatif, tetap dan tidak 
mudah dirusak. 
• Datar dan terbuka, tidak dapat dipakai secara sembunyi. 
• Tidak dapat dikuasai secara mutlak (tidak dapat dikapling, sulit 
diberi tanda) 
Berikut beberapa masalah yang menyangkut hukum laut : 
• Laut Teritorial/Laut Wilayah (Territorial Sea) 
• Perairan Pedalaman (Internal waters) 
• Zona Tambahan (Contiguous Zone 
• Zona Ekonomi Eksklusif (Exclusive Economic Zone 
• Landas Kontinen (Continental Shelf 
• Laut Lepas (High Seas)
Dengan adanya ketentuan di atas negara lain menuntut beberapa hak yang 
sebenarnya adalah jaminan dari negara kepulauan : 
• Lintas : berlayar/bernavigasi melalui laut territorial, termasuk masuk dan keluar 
perairan pedalaman untuk singgah di salah satu pelabuhan. 
• Lintas Damai : bernavigasi melalui laut teritorial suatu negara sepanjang tidak 
merugikan kedamaian, ketertiban, atau keamananan negara yang 
bersangkutan. 
• Lintas Transit : bernavigasi melintasi pada selat yang digunakan untuk 
pelayaran internasional antara laut lepas/ZEE yang satu dan laut lepas/ZEE 
yang lain. 
• Alur Laut Kepulauan : 
 Alur yang ditentukan oleh Negara Kepulauan untuk alur laut dan jalur 
penerbangan diatasnya yang cocok digunakan untuk lintas kapal dan 
pesawat terbang asing. 
 Alur ditentukan dengan merangkai garis sumbu pada peta, kapal dan 
pesawat terbang tidak boleh melintas lebih dari 25 mil kiri/kanan dari garis 
sumbu 
• Laut Lepas : 
 Semua bagian laut yang tak termasuk laut territorial, perairan pedalaman 
maupun ZEE. 
 Laut terbuka untuk semua negara baik berpantai maupun tidak berpantai. 
 Dalam laut lepas semua negara berhak berlayar, terbang, riset ilmiah dan 
menangkap ikan.
2. Hukum Dirgantara dan Perkembangannya 
Ruang dirgantara dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu 
Ruang Udara dan Ruang Antariksa. Ruang udara berada di 
atas suatu wilayah Negara dikatagorikan sebagai ruang 
Udara Nasional atau wilayah kedaulatan Negara kolong, 
yang pemanfaatannya dikendalikan oleh Negara tersebut. 
Adapun Ruang Antariksa pe-manfaatannya diken-dalikan 
secara internasional dan tidak boleh dijadikan subyek 
negara kolong. 
Beberapa teori yang menjadi polemik para hukum adalah : 
• Teori Udara Bebas (Air Freedom Theory). 
• Teori Negara Berdaulat di Udara (Air Sovereignty 
Theory). 
• Masalah Ketinggian. 
• Batas Wilayah Udara. 
• Perjanjian Ruang Antariksa (Space Treaty) 1967
3. Wilayah Nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia 
• Masa Penjajahan (Belanda dan Jepang). 
Dasar : Ordonansi Laut Teritur dan Lingkungan Maritim no 442/1939 
(Territoriale Zee en Maritiem Kringen Ordonantie no. 442/1939) 
Ukuran : 3 mil dari garis pantai pada saat pasang surut (low water) 
Luas Wilayah : + 2 juta km2 
• Deklarasi Pemerintah R.I. tanggal 13 Desember 1957 (Deklarasi Juanda) 
Dasar : Pengumuman Pemerintah RI tanggal 13 Desember 1957 
PEPERPU no 4/1960 tentang Perairan Indonesia 
Ukuran : 12 mil dari garis pangkal (point to point theory) 
Luas Wilayah : bertambah + 3,9 juta km2, menjadi 5,9 juta km2 
• Deklarasi Pemerintah R.I. tanggal 17 Februari 1969 (Landas Kontingen 
Dasar : Deklarasi Pemerintah RI tanggal 17 Februari 1969 UU no 
1/1973 tentang Landas Kontingen 
Luas Wilayah : Bertambah + 0,8 juta km2, menjadi + 6,7 juta km2 
• Pengumuman Pemerintah R.I. tahun 1980 (Zona Ekonomi Eksklusif) 
Dasar : Pengumuman Pemerintah tentang Zone Ekonomi Eksklusif 
UU no 5/1983 tentang Zone Ekonomi Ekslusif (Pembenahan 
Kekayaan Alam dan Potensi Alam) 
Luas Wilayah : Bertambah + 2,5 juta km2, menjadi + 9,2 juta km2
Geopolitik dan Otonomi Daerah 
Otonomi daerah adalah kewenangan 
daerah otonom untuk mengatur dan 
mengurus kepentingan masyarakat sesuai 
dengan peraturan perundang-undangan. 
Daerah otonom adalah kesatuan masyarakat 
hukum yang mempunyai batas daerah 
tertentu berwenang mengatur dan mengurus 
kepentingan masyarakat dalam NKRI.
1. Latar Belakang 
Sentralisasi pelayanan dan pembinaan kepada rakyat 
tidak mungkin dilakukan dari Pusat saja. Oleh karenanya 
wilayah negara dibagi atas daerah besar dan daerah kecil. 
Untuk keperluan tersebut diperlukan asas dalam 
mengelola daerah, yang meliputi : 
• Desentralisasi pelayanan rakyat/publik. Dan filsafat 
yang dianut adalah : Pemerintah Daerah ada karena ada 
rakyat yang harus dila-yanani. Desentralisasi 
merupakan power sharing (otonomi formal dan otonomi 
material). Otonomi daerah bertujuan untuk memu-dahkan 
pelayanan kepada rakyat/publik 
• Dekonsentrasi : diselenggarakan, karena tidak semua 
tugas-tugas tek-nis pelayanan kepada rakyat dapat 
diselenggarakan dengan baik oleh Pemerintah Daerah 
(kabupaten/kota). Dekonsentrasi : fungsional 
(kanwil/kandep) dan terintegrasi (kepala wilayah).
2. Undang-Undang Pelaksanaan Otonomi 
Daerah 
1)Peraturan Pemerintah No.25 Tahun 2000 
tentang kewenangan Pemerintah dan 
Kewenangan Provinsi sebagai daerah otonomi. 
2)Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang 
Pemerintahan Daerah. 
3)Undang-Undang No.33 Tahun 2004 tentang 
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah 
Pusat dan Pemerintah Daerah.
3. Pembagian Daerah 
Wilayah NKRI di bagi atas daerah provinsi,lalu di bagi 
atas kabupaten dan kota masing-masing mempunyai 
pemerintah daerah.Pemmerintah provinsi yang berbatasan 
dengan laut memiliki kewenangan laut sejauh 12 mil laut di 
ukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan ke arah 
perairan kepulauan. 
Globalisasi yang menyebabkaan adanya Global Parados 
jangan sampai menyemangati pemekaran wilayah atas 
dasar pendekatan kebudayaan sehingga menimbulkan 
benturan budaya yang berakibat pecahnya negara 
nasional.Oleh sebab itu,perlu adanya perhatian khusus 
pada wilayah yang di lalui alur laut Kepulauan 
Riau,Kalimantan Barat,Banten,Bangka Belitung,Sulawesi 
Tengah,Sulawesi Barat,serta Maluku dan Maluku Utara 
yang beberapa saat lalu hingga kini tetap bergejolak.
SEKIAN 
& 
TERIMAKASIH

More Related Content

What's hot

Pancasila sebagai sumber hukum dasar negara indonesia
Pancasila sebagai sumber hukum dasar negara indonesiaPancasila sebagai sumber hukum dasar negara indonesia
Pancasila sebagai sumber hukum dasar negara indonesia
Nena Puji
 
BAB 9 BAGAIMANA URGENSI DAN TANTANGAN KETAHANAN NASIONAL DAN BELA NEGARA BAGI...
BAB 9 BAGAIMANA URGENSI DAN TANTANGAN KETAHANAN NASIONAL DAN BELA NEGARA BAGI...BAB 9 BAGAIMANA URGENSI DAN TANTANGAN KETAHANAN NASIONAL DAN BELA NEGARA BAGI...
BAB 9 BAGAIMANA URGENSI DAN TANTANGAN KETAHANAN NASIONAL DAN BELA NEGARA BAGI...
RESISKOM21MFATHURRAH
 
Geostrategi & ketahanan nasional Indonesia
Geostrategi & ketahanan nasional IndonesiaGeostrategi & ketahanan nasional Indonesia
Geostrategi & ketahanan nasional IndonesiaRizal Nurfalah
 
Wawasan nusantara pendidikan kewarganegaraan
Wawasan nusantara pendidikan kewarganegaraanWawasan nusantara pendidikan kewarganegaraan
Wawasan nusantara pendidikan kewarganegaraan
Alfian Eko Rosyadi
 
Integrasi Nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Integrasi Nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal IkaIntegrasi Nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Integrasi Nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Smywlndr wlndr
 
Materi 3. Integrasi Nasional.pdf
Materi 3. Integrasi Nasional.pdfMateri 3. Integrasi Nasional.pdf
Materi 3. Integrasi Nasional.pdf
Mira Veranita
 
PRESENTATION GEOPOLITIK INDONESIA
PRESENTATION GEOPOLITIK INDONESIAPRESENTATION GEOPOLITIK INDONESIA
PRESENTATION GEOPOLITIK INDONESIA
sri Siti
 
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALSISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALAulia Ulil Fadhilah
 
2. hak dan kewajiban warga negara
2. hak dan kewajiban warga negara2. hak dan kewajiban warga negara
2. hak dan kewajiban warga negara
Mardiah Ahmad
 
Ancaman Terhadap Integrasi Nasional
Ancaman Terhadap Integrasi NasionalAncaman Terhadap Integrasi Nasional
Ancaman Terhadap Integrasi NasionalEkinanda Anggita
 
PPKn : Ancaman terhadap Negara dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
PPKn : Ancaman terhadap Negara dalam bingkai Bhinneka Tunggal IkaPPKn : Ancaman terhadap Negara dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
PPKn : Ancaman terhadap Negara dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Smywlndr wlndr
 
09 hukum perkawinan adat
09 hukum perkawinan adat09 hukum perkawinan adat
09 hukum perkawinan adat
Qomaruz Zaman
 
Implementasi politik strategi nasional di bidang politik dan hukum
Implementasi politik strategi nasional di bidang politik dan hukumImplementasi politik strategi nasional di bidang politik dan hukum
Implementasi politik strategi nasional di bidang politik dan hukum
natal kristiono
 
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Susanti Susanti
 
1. identitas nasional
1. identitas nasional1. identitas nasional
1. identitas nasional
Mardiah Ahmad
 
Geostrategi indonesia
Geostrategi indonesiaGeostrategi indonesia
Geostrategi indonesia
Aprilia putri
 
Hukum adat kekeluargaan
Hukum adat kekeluargaanHukum adat kekeluargaan
Hukum adat kekeluargaanFerri Lee
 
Makalah wawasan-nusantara
Makalah wawasan-nusantaraMakalah wawasan-nusantara
Makalah wawasan-nusantara
Amsal Silaban Silaban
 
Sistem politik islam (Mata Kuliah Agama Islam)
Sistem politik islam (Mata Kuliah Agama Islam)Sistem politik islam (Mata Kuliah Agama Islam)
Sistem politik islam (Mata Kuliah Agama Islam)
DanBo Store
 
Geopolitik Indonesia
Geopolitik IndonesiaGeopolitik Indonesia
Geopolitik Indonesia
Yahya M Aji
 

What's hot (20)

Pancasila sebagai sumber hukum dasar negara indonesia
Pancasila sebagai sumber hukum dasar negara indonesiaPancasila sebagai sumber hukum dasar negara indonesia
Pancasila sebagai sumber hukum dasar negara indonesia
 
BAB 9 BAGAIMANA URGENSI DAN TANTANGAN KETAHANAN NASIONAL DAN BELA NEGARA BAGI...
BAB 9 BAGAIMANA URGENSI DAN TANTANGAN KETAHANAN NASIONAL DAN BELA NEGARA BAGI...BAB 9 BAGAIMANA URGENSI DAN TANTANGAN KETAHANAN NASIONAL DAN BELA NEGARA BAGI...
BAB 9 BAGAIMANA URGENSI DAN TANTANGAN KETAHANAN NASIONAL DAN BELA NEGARA BAGI...
 
Geostrategi & ketahanan nasional Indonesia
Geostrategi & ketahanan nasional IndonesiaGeostrategi & ketahanan nasional Indonesia
Geostrategi & ketahanan nasional Indonesia
 
Wawasan nusantara pendidikan kewarganegaraan
Wawasan nusantara pendidikan kewarganegaraanWawasan nusantara pendidikan kewarganegaraan
Wawasan nusantara pendidikan kewarganegaraan
 
Integrasi Nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Integrasi Nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal IkaIntegrasi Nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Integrasi Nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
 
Materi 3. Integrasi Nasional.pdf
Materi 3. Integrasi Nasional.pdfMateri 3. Integrasi Nasional.pdf
Materi 3. Integrasi Nasional.pdf
 
PRESENTATION GEOPOLITIK INDONESIA
PRESENTATION GEOPOLITIK INDONESIAPRESENTATION GEOPOLITIK INDONESIA
PRESENTATION GEOPOLITIK INDONESIA
 
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALSISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
 
2. hak dan kewajiban warga negara
2. hak dan kewajiban warga negara2. hak dan kewajiban warga negara
2. hak dan kewajiban warga negara
 
Ancaman Terhadap Integrasi Nasional
Ancaman Terhadap Integrasi NasionalAncaman Terhadap Integrasi Nasional
Ancaman Terhadap Integrasi Nasional
 
PPKn : Ancaman terhadap Negara dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
PPKn : Ancaman terhadap Negara dalam bingkai Bhinneka Tunggal IkaPPKn : Ancaman terhadap Negara dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
PPKn : Ancaman terhadap Negara dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
 
09 hukum perkawinan adat
09 hukum perkawinan adat09 hukum perkawinan adat
09 hukum perkawinan adat
 
Implementasi politik strategi nasional di bidang politik dan hukum
Implementasi politik strategi nasional di bidang politik dan hukumImplementasi politik strategi nasional di bidang politik dan hukum
Implementasi politik strategi nasional di bidang politik dan hukum
 
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
 
1. identitas nasional
1. identitas nasional1. identitas nasional
1. identitas nasional
 
Geostrategi indonesia
Geostrategi indonesiaGeostrategi indonesia
Geostrategi indonesia
 
Hukum adat kekeluargaan
Hukum adat kekeluargaanHukum adat kekeluargaan
Hukum adat kekeluargaan
 
Makalah wawasan-nusantara
Makalah wawasan-nusantaraMakalah wawasan-nusantara
Makalah wawasan-nusantara
 
Sistem politik islam (Mata Kuliah Agama Islam)
Sistem politik islam (Mata Kuliah Agama Islam)Sistem politik islam (Mata Kuliah Agama Islam)
Sistem politik islam (Mata Kuliah Agama Islam)
 
Geopolitik Indonesia
Geopolitik IndonesiaGeopolitik Indonesia
Geopolitik Indonesia
 

Viewers also liked

Wawasan nusantara sebagai geopolitik indonesia
Wawasan nusantara sebagai geopolitik indonesiaWawasan nusantara sebagai geopolitik indonesia
Wawasan nusantara sebagai geopolitik indonesia
SoviRahayu
 
Geopolitik
GeopolitikGeopolitik
Geopolitik
Pia Pi'ul
 
Sistem filsafat pancasila
Sistem filsafat pancasilaSistem filsafat pancasila
Sistem filsafat pancasilaAdrian Ekstrada
 
Sejarah demokrasi di indonesia - tugas pkn
Sejarah demokrasi di indonesia - tugas pknSejarah demokrasi di indonesia - tugas pkn
Sejarah demokrasi di indonesia - tugas pkn
_aima
 
Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia
Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik IndonesiaWawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia
Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia
Universitas Diponegoro
 
Konstitusi negara-dan-negara-hukum
Konstitusi negara-dan-negara-hukumKonstitusi negara-dan-negara-hukum
Konstitusi negara-dan-negara-hukumHamdi Se-Abad
 
Komunikasi Politik : Sejarah Perkembangan Demokrasi di Indonesia
Komunikasi Politik : Sejarah Perkembangan Demokrasi di IndonesiaKomunikasi Politik : Sejarah Perkembangan Demokrasi di Indonesia
Komunikasi Politik : Sejarah Perkembangan Demokrasi di Indonesia
Agile Art
 
PPKN (Identitas Nasional)
PPKN (Identitas Nasional)PPKN (Identitas Nasional)
PPKN (Identitas Nasional)
Eko Budi
 
Wawasan nusantara kelompok 3
Wawasan nusantara kelompok 3Wawasan nusantara kelompok 3
Wawasan nusantara kelompok 3
topan hasibuan
 
Wawasan nusantara
Wawasan nusantaraWawasan nusantara
Wawasan nusantara
natal kristiono
 
Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara
pjj_kemenkes
 

Viewers also liked (13)

Wawasan nusantara sebagai geopolitik indonesia
Wawasan nusantara sebagai geopolitik indonesiaWawasan nusantara sebagai geopolitik indonesia
Wawasan nusantara sebagai geopolitik indonesia
 
Geopolitik di indonesia
Geopolitik di indonesiaGeopolitik di indonesia
Geopolitik di indonesia
 
Geopolitik
GeopolitikGeopolitik
Geopolitik
 
Sistem filsafat pancasila
Sistem filsafat pancasilaSistem filsafat pancasila
Sistem filsafat pancasila
 
Sejarah demokrasi di indonesia - tugas pkn
Sejarah demokrasi di indonesia - tugas pknSejarah demokrasi di indonesia - tugas pkn
Sejarah demokrasi di indonesia - tugas pkn
 
Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia
Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik IndonesiaWawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia
Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia
 
Konstitusi negara-dan-negara-hukum
Konstitusi negara-dan-negara-hukumKonstitusi negara-dan-negara-hukum
Konstitusi negara-dan-negara-hukum
 
Komunikasi Politik : Sejarah Perkembangan Demokrasi di Indonesia
Komunikasi Politik : Sejarah Perkembangan Demokrasi di IndonesiaKomunikasi Politik : Sejarah Perkembangan Demokrasi di Indonesia
Komunikasi Politik : Sejarah Perkembangan Demokrasi di Indonesia
 
PPKN (Identitas Nasional)
PPKN (Identitas Nasional)PPKN (Identitas Nasional)
PPKN (Identitas Nasional)
 
Wawasan nusantara kelompok 3
Wawasan nusantara kelompok 3Wawasan nusantara kelompok 3
Wawasan nusantara kelompok 3
 
Wawasan nusantara
Wawasan nusantaraWawasan nusantara
Wawasan nusantara
 
Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara
 
Ppt Demokrasi Indonesia
Ppt Demokrasi IndonesiaPpt Demokrasi Indonesia
Ppt Demokrasi Indonesia
 

Similar to Geopolitik Nasional Indonesia

GEOPOLITIK NASIONAL.pptx
GEOPOLITIK NASIONAL.pptxGEOPOLITIK NASIONAL.pptx
GEOPOLITIK NASIONAL.pptx
HerrySusanto46
 
Makalah wawasan nusantara dalam globalisasi 2
Makalah  wawasan nusantara dalam globalisasi 2Makalah  wawasan nusantara dalam globalisasi 2
Makalah wawasan nusantara dalam globalisasi 2
Operator Warnet Vast Raha
 
MODUL 2.pptx
MODUL 2.pptxMODUL 2.pptx
MODUL 2.pptx
DIKLATBRIMOB
 
MODUL 2.pptx
MODUL 2.pptxMODUL 2.pptx
MODUL 2.pptx
DIKLATBRIMOB
 
Wawasan Nusantara
Wawasan NusantaraWawasan Nusantara
Wawasan Nusantara
Mira Veranita
 
Wawasan Nusantara sebagai Konsepsi dan Pandangan Kolektif Kebangsaan
Wawasan Nusantara sebagai Konsepsi dan Pandangan Kolektif KebangsaanWawasan Nusantara sebagai Konsepsi dan Pandangan Kolektif Kebangsaan
Wawasan Nusantara sebagai Konsepsi dan Pandangan Kolektif Kebangsaan
Mira Veranita
 
Materi TWK Geopolitik Indonesia.pptx
Materi TWK Geopolitik Indonesia.pptxMateri TWK Geopolitik Indonesia.pptx
Materi TWK Geopolitik Indonesia.pptx
SriRahayuPutriDafris
 
Geopolitik
GeopolitikGeopolitik
Geopolitik
Gozali Ghozi
 
Bab 7 geopolitik dan geostrategi
Bab 7 geopolitik dan geostrategiBab 7 geopolitik dan geostrategi
Bab 7 geopolitik dan geostrategi
Titikbudiarti
 
Dinamika kehidupan bernegara dalam konteks geopolitik indonesia
Dinamika kehidupan bernegara dalam konteks geopolitik indonesiaDinamika kehidupan bernegara dalam konteks geopolitik indonesia
Dinamika kehidupan bernegara dalam konteks geopolitik indonesia
aulia maharani arianti
 
Materi Kewarganegaraan
Materi KewarganegaraanMateri Kewarganegaraan
Materi Kewarganegaraan
Ismail Yusuf
 
Pendidikan Kadeham - Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional
Pendidikan Kadeham - Wawasan Nusantara dan Ketahanan NasionalPendidikan Kadeham - Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional
Pendidikan Kadeham - Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional
Rhesa Theodore
 
Sosftskill kewarganegaraan 1.
Sosftskill kewarganegaraan 1.Sosftskill kewarganegaraan 1.
Sosftskill kewarganegaraan 1.hildaangraeni
 
BAB 7 GEOPOLITIK INDONESIA edit.pptx
BAB 7 GEOPOLITIK INDONESIA edit.pptxBAB 7 GEOPOLITIK INDONESIA edit.pptx
BAB 7 GEOPOLITIK INDONESIA edit.pptx
celvinsinaga2
 

Similar to Geopolitik Nasional Indonesia (20)

GEOPOLITIK NASIONAL.pptx
GEOPOLITIK NASIONAL.pptxGEOPOLITIK NASIONAL.pptx
GEOPOLITIK NASIONAL.pptx
 
Makalah wawasan nusantara dalam globalisasi 2
Makalah  wawasan nusantara dalam globalisasi 2Makalah  wawasan nusantara dalam globalisasi 2
Makalah wawasan nusantara dalam globalisasi 2
 
MODUL 2.pptx
MODUL 2.pptxMODUL 2.pptx
MODUL 2.pptx
 
MODUL 2.pptx
MODUL 2.pptxMODUL 2.pptx
MODUL 2.pptx
 
Wawasan Nusantara
Wawasan NusantaraWawasan Nusantara
Wawasan Nusantara
 
Wawasan Nusantara sebagai Konsepsi dan Pandangan Kolektif Kebangsaan
Wawasan Nusantara sebagai Konsepsi dan Pandangan Kolektif KebangsaanWawasan Nusantara sebagai Konsepsi dan Pandangan Kolektif Kebangsaan
Wawasan Nusantara sebagai Konsepsi dan Pandangan Kolektif Kebangsaan
 
Materi TWK Geopolitik Indonesia.pptx
Materi TWK Geopolitik Indonesia.pptxMateri TWK Geopolitik Indonesia.pptx
Materi TWK Geopolitik Indonesia.pptx
 
Geopolitik
GeopolitikGeopolitik
Geopolitik
 
Geopolitik
GeopolitikGeopolitik
Geopolitik
 
Makalah kuli ah
Makalah kuli ahMakalah kuli ah
Makalah kuli ah
 
9 wasantara
9 wasantara9 wasantara
9 wasantara
 
Bab 7 geopolitik dan geostrategi
Bab 7 geopolitik dan geostrategiBab 7 geopolitik dan geostrategi
Bab 7 geopolitik dan geostrategi
 
Dinamika kehidupan bernegara dalam konteks geopolitik indonesia
Dinamika kehidupan bernegara dalam konteks geopolitik indonesiaDinamika kehidupan bernegara dalam konteks geopolitik indonesia
Dinamika kehidupan bernegara dalam konteks geopolitik indonesia
 
Wawasan nusantara
Wawasan nusantaraWawasan nusantara
Wawasan nusantara
 
Geostrategis indonesia
Geostrategis indonesia Geostrategis indonesia
Geostrategis indonesia
 
Materi Kewarganegaraan
Materi KewarganegaraanMateri Kewarganegaraan
Materi Kewarganegaraan
 
Paper kel 3
Paper kel 3Paper kel 3
Paper kel 3
 
Pendidikan Kadeham - Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional
Pendidikan Kadeham - Wawasan Nusantara dan Ketahanan NasionalPendidikan Kadeham - Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional
Pendidikan Kadeham - Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional
 
Sosftskill kewarganegaraan 1.
Sosftskill kewarganegaraan 1.Sosftskill kewarganegaraan 1.
Sosftskill kewarganegaraan 1.
 
BAB 7 GEOPOLITIK INDONESIA edit.pptx
BAB 7 GEOPOLITIK INDONESIA edit.pptxBAB 7 GEOPOLITIK INDONESIA edit.pptx
BAB 7 GEOPOLITIK INDONESIA edit.pptx
 

More from rusdiman1

PRESENTASI LAPORAN KEUANGAN MASJID AL-IKHLAS VILA DAGO
PRESENTASI LAPORAN KEUANGAN MASJID AL-IKHLAS VILA DAGOPRESENTASI LAPORAN KEUANGAN MASJID AL-IKHLAS VILA DAGO
PRESENTASI LAPORAN KEUANGAN MASJID AL-IKHLAS VILA DAGO
rusdiman1
 
SISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIAN
SISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIANSISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIAN
SISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIAN
rusdiman1
 
Evaluasi dbh dan sda
Evaluasi dbh dan sdaEvaluasi dbh dan sda
Evaluasi dbh dan sda
rusdiman1
 
MANAJEMEN BUDAYA - BUDAYA ORGANISASI
MANAJEMEN BUDAYA - BUDAYA ORGANISASIMANAJEMEN BUDAYA - BUDAYA ORGANISASI
MANAJEMEN BUDAYA - BUDAYA ORGANISASI
rusdiman1
 
Investasi
InvestasiInvestasi
Investasi
rusdiman1
 
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 6
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 6HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 6
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 6
rusdiman1
 
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 5
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 5HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 5
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 5
rusdiman1
 
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 4
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 4HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 4
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 4
rusdiman1
 
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 3
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 3HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 3
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 3
rusdiman1
 
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARAHAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA
rusdiman1
 
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 2
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 2HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 2
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 2
rusdiman1
 
Ekonomi Makro Perekonomian Terbuka
Ekonomi Makro Perekonomian TerbukaEkonomi Makro Perekonomian Terbuka
Ekonomi Makro Perekonomian Terbuka
rusdiman1
 
Materi Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi NirlabaMateri Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi Nirlaba
rusdiman1
 
Pengantar Akuntansi - BAB IV
Pengantar Akuntansi - BAB IVPengantar Akuntansi - BAB IV
Pengantar Akuntansi - BAB IV
rusdiman1
 
Pengantar Akuntansi - BAB III
Pengantar Akuntansi - BAB IIIPengantar Akuntansi - BAB III
Pengantar Akuntansi - BAB III
rusdiman1
 
Pengantar Akuntansi - BAB II
Pengantar Akuntansi - BAB IIPengantar Akuntansi - BAB II
Pengantar Akuntansi - BAB II
rusdiman1
 
Pengantar Akuntansi - BAB I
Pengantar Akuntansi - BAB IPengantar Akuntansi - BAB I
Pengantar Akuntansi - BAB I
rusdiman1
 
PMAN - Materi Kepemimpinan
PMAN - Materi KepemimpinanPMAN - Materi Kepemimpinan
PMAN - Materi Kepemimpinan
rusdiman1
 
Dinamika Sistem Pemerintahan Indonesia
Dinamika Sistem Pemerintahan IndonesiaDinamika Sistem Pemerintahan Indonesia
Dinamika Sistem Pemerintahan Indonesia
rusdiman1
 
Dinamika Sistem Pemerintahan Indonesia
Dinamika Sistem Pemerintahan IndonesiaDinamika Sistem Pemerintahan Indonesia
Dinamika Sistem Pemerintahan Indonesia
rusdiman1
 

More from rusdiman1 (20)

PRESENTASI LAPORAN KEUANGAN MASJID AL-IKHLAS VILA DAGO
PRESENTASI LAPORAN KEUANGAN MASJID AL-IKHLAS VILA DAGOPRESENTASI LAPORAN KEUANGAN MASJID AL-IKHLAS VILA DAGO
PRESENTASI LAPORAN KEUANGAN MASJID AL-IKHLAS VILA DAGO
 
SISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIAN
SISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIANSISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIAN
SISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIAN
 
Evaluasi dbh dan sda
Evaluasi dbh dan sdaEvaluasi dbh dan sda
Evaluasi dbh dan sda
 
MANAJEMEN BUDAYA - BUDAYA ORGANISASI
MANAJEMEN BUDAYA - BUDAYA ORGANISASIMANAJEMEN BUDAYA - BUDAYA ORGANISASI
MANAJEMEN BUDAYA - BUDAYA ORGANISASI
 
Investasi
InvestasiInvestasi
Investasi
 
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 6
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 6HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 6
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 6
 
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 5
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 5HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 5
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 5
 
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 4
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 4HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 4
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 4
 
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 3
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 3HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 3
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 3
 
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARAHAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA
 
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 2
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 2HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 2
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 2
 
Ekonomi Makro Perekonomian Terbuka
Ekonomi Makro Perekonomian TerbukaEkonomi Makro Perekonomian Terbuka
Ekonomi Makro Perekonomian Terbuka
 
Materi Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi NirlabaMateri Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi Nirlaba
 
Pengantar Akuntansi - BAB IV
Pengantar Akuntansi - BAB IVPengantar Akuntansi - BAB IV
Pengantar Akuntansi - BAB IV
 
Pengantar Akuntansi - BAB III
Pengantar Akuntansi - BAB IIIPengantar Akuntansi - BAB III
Pengantar Akuntansi - BAB III
 
Pengantar Akuntansi - BAB II
Pengantar Akuntansi - BAB IIPengantar Akuntansi - BAB II
Pengantar Akuntansi - BAB II
 
Pengantar Akuntansi - BAB I
Pengantar Akuntansi - BAB IPengantar Akuntansi - BAB I
Pengantar Akuntansi - BAB I
 
PMAN - Materi Kepemimpinan
PMAN - Materi KepemimpinanPMAN - Materi Kepemimpinan
PMAN - Materi Kepemimpinan
 
Dinamika Sistem Pemerintahan Indonesia
Dinamika Sistem Pemerintahan IndonesiaDinamika Sistem Pemerintahan Indonesia
Dinamika Sistem Pemerintahan Indonesia
 
Dinamika Sistem Pemerintahan Indonesia
Dinamika Sistem Pemerintahan IndonesiaDinamika Sistem Pemerintahan Indonesia
Dinamika Sistem Pemerintahan Indonesia
 

Recently uploaded

LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
adolfnuhujanan101
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 

Recently uploaded (20)

LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 

Geopolitik Nasional Indonesia

  • 1. KELOMPOK X GEOPOLITIK NASIONAL L/O/G/O INDONESIA DOSEN PEMBIMBING KHAMIM, S.HI, S.H, M.H
  • 2. Pengertian Geopolitik Kata geopolitik berasal dari kata geo dan politik. “Geo” berarti bumi dan “Politik” berasal dari bahasa Yunani politeia, berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri (negara) dan teia yang berarti urusan. Dalam bahasa Indonesia, politik dalam arti politics mempunyai makna kepentingan umum warga negara suatu bangsa. Politik merupakan suatu rangkaian asas, prinsip, keadaan, jalan, cara, dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang kita kehendaki. Secara umum Geopolitik adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri, lingkungan, yang berwujud Negara kepulauan berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
  • 3. Latar Belakang Negara bagaikan suatu organisme. Ia tidak bisa hidup sendiri. Keberlangsungan hidupnya ikut dipengaruhi oleh negara-negara lain, terutama Negara-negara tetangga atau negara yang berada dalam satu kawasan dengannya. Geopolitik Indonesia tiada lain adalah wawasan nusantara. Wawasan nusantara tidak mengandung unsur-unsur kekerasan, cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan ide nasionalnya yang dilandasi pancasila dan UUD 1945 yang merupakan aspirasi bangsa Indonesia yang merdeka, berdaulat, dan bermartabat serta menjiwai tata hidup dan tindak kebijaksanaanya dalam mencapai tujuan nasional.
  • 4. Geopolitik Indonesia 1. Wawasan Nasional Wawasan dari kata wawas yang berarti meninjau, memandang, mengamati. Dengan demikian wawasan dapat diartikan konsepsi cara pandang suatu bangsa dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta dalam hubungan antar negara yang merupakan hasil perenungan filsafat itu sendiri dan lingkungannya dengan memperhatikan sejarah dan kondisi sosial budaya serta memanfaatkan konstelasi geografis guna menciptakan dorongan dan rangsangan dalam usaha utuk mencapai tujuan nasional. 2. Wawasan Nusantara Geopolitik Indonesia dinamakan Wawasan Nusantara, yang secara umum didefinisikan sebagai cara pandang dan sikap bangsa Indonesia tentang dirinya yang bhineka, dan lingkungan geografinya yang berwujud negara kepulauan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
  • 5. a. Peranan Wawasan Nusantara Dalam kehidupan nasional, Wawasan Nusantara dikembangkan peranannya untuk : 1) Mewujudkan serta memelihara persatuan dan kesatuan yang serasi dan selaras, segenap aspek kehidupan nasional. 2) Menumbuhkan rasa tanggung jawab atau pemanfaatan lingkungan-nya. 3) Menegakkan kekuasaan guna melindungi kepentingan nasional. 4) Merentang hubungan internasional dalam upaya ikut menegakkan perdamaian. b. Fungsi Wawasan Nusantara Wawasan Nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan, serta rambu-rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan, serta perbuatan bagi penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah, maupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara.
  • 6. c. Tujuan Wawasan Nusantara Wawasan nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala aspek kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mementingkan kepentingan nasional dari pada kepentingan individu, kelompok, golongan, suku bangsa, atau daerah. 3. Kedudukan Wawasan Nusantara Kedudukan (status) wawasan nusantara adalah posisi, cara pandang, dan perilaku bangsa Indonesia mengenai dirinya yang kaya akan berbagai suku bangsa, agama, bahasa, dan kondisi lingkungan geografis yang berwujud negara kepulauan, berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Secara hierarki, posisi atau status wawasan nusantara menempati urutan ketiga setelah UUD 1945. Urutan sistem kehidupan nasional Indonesia adalah : 1) Pancasila sebagai filsafat, ideologi bangsa, dan dasar negara 2) UUD 1945 sebagai Konstitusi negara 3) Wawasan nusantara sebagai geopolitik Indonesia 4) Ketahanan nasional sebagai geostratrsi bangsa dan negara Indonesia 5) Politik dan strategi nasional sebagai kebijaksanaan dasar nasional dalam pembangunan nasional.
  • 7. 4. Wajah Wawasan Nusantara Pengertian istilah wajah adalah roman muka. Wajah manusia hanya satu, tetapi wajah itu memiliki beberapa roman muka dan tiap roman muka berbeda satu dengan yang lain sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. Dalam hubungan itu dapat dikatakan bahwa geopolitik Indonesia hanya satu yaitu Wawasan Nusantara (Wasantara). Tetapi wajahnya lebih dari satu yaitu ada 4 wajah meliputi : 1)Wajah Wasantara sebagai wawasan nasional yang melandasi konsepsi Ketahanan Nasional. 2)Wajah Wasantara sebagai wawasan pembangunan nasional. 3)Wajah Wasantara sebagai wawasan pertahanan dan keamanan. 4)Wajah Wasantara sebagai wawasan kewilayahan.
  • 8. Implementasi Wawasan Nusantara Implementasi wawasan nusantara senantiasa berorientasi pada kepentingan rakyat dan wilayah tanah air secara utuh dan menyeluruh sebagai berikut : 1. Wawasan Nusantara sebagai Pancaran Falsafah Pancasila Falsafah Pancasila diyakini sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia yang sesuai dengan aspirasinya. Keyakinan ini dibuktikan dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia sejak awal proses pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia sampai sekarang. Dengan demikian wawasan nusantara menjadi pedoman bagi upaya mewujudkan kesatuan aspek kehidupan nasional untuk menjamin kesatuan, persatuan dan keutuhan bangsa, serta upaya untuk mewujudkan ketertiban dan perdamaian dunia.
  • 9. 2. Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Pembangunan Nasional Menurut UUD 1945, MPR wajib membuat GBHN. GBHN masa Orba menegaskan bahwa wawasan dalam penyelenggaraan pem-bangunan nasional adalah Wawasan Nusantara, yang bersumber pada Pancasila dan berdasarkan UUD’45. Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan ling-kungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang mencakup : a. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik b. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Ekonomi c. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial Budaya d. Perwujudan Kepulauan Nusantara Sebagai Satu Kesatuan Pertahanan dan Keamanan
  • 10. 3. Wasantara sebagai Pertahanan dan Keamanan Negara Wawasan Nusantara adalah pandangan geopolitik Indonesia dalam mengartikan tanah air Indonesia sebagai satu kesatuan yang meliputi seluruh wilayah dan segenap kekuatan Negara. Kesatuan Perthanan Dan Keamanan Negara mengandung arti bahwa ancaman terhadap sebagian wilayah manapun pada hakikatnya merupakan ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara.
  • 11. Geopolitik dan Hukum Kewilayahan 1. Hukum Laut dan Perkembangannya Hakekat Laut : • Bebas , merdeka, dan tidak bergerak serta relatif, tetap dan tidak mudah dirusak. • Datar dan terbuka, tidak dapat dipakai secara sembunyi. • Tidak dapat dikuasai secara mutlak (tidak dapat dikapling, sulit diberi tanda) Berikut beberapa masalah yang menyangkut hukum laut : • Laut Teritorial/Laut Wilayah (Territorial Sea) • Perairan Pedalaman (Internal waters) • Zona Tambahan (Contiguous Zone • Zona Ekonomi Eksklusif (Exclusive Economic Zone • Landas Kontinen (Continental Shelf • Laut Lepas (High Seas)
  • 12. Dengan adanya ketentuan di atas negara lain menuntut beberapa hak yang sebenarnya adalah jaminan dari negara kepulauan : • Lintas : berlayar/bernavigasi melalui laut territorial, termasuk masuk dan keluar perairan pedalaman untuk singgah di salah satu pelabuhan. • Lintas Damai : bernavigasi melalui laut teritorial suatu negara sepanjang tidak merugikan kedamaian, ketertiban, atau keamananan negara yang bersangkutan. • Lintas Transit : bernavigasi melintasi pada selat yang digunakan untuk pelayaran internasional antara laut lepas/ZEE yang satu dan laut lepas/ZEE yang lain. • Alur Laut Kepulauan :  Alur yang ditentukan oleh Negara Kepulauan untuk alur laut dan jalur penerbangan diatasnya yang cocok digunakan untuk lintas kapal dan pesawat terbang asing.  Alur ditentukan dengan merangkai garis sumbu pada peta, kapal dan pesawat terbang tidak boleh melintas lebih dari 25 mil kiri/kanan dari garis sumbu • Laut Lepas :  Semua bagian laut yang tak termasuk laut territorial, perairan pedalaman maupun ZEE.  Laut terbuka untuk semua negara baik berpantai maupun tidak berpantai.  Dalam laut lepas semua negara berhak berlayar, terbang, riset ilmiah dan menangkap ikan.
  • 13. 2. Hukum Dirgantara dan Perkembangannya Ruang dirgantara dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu Ruang Udara dan Ruang Antariksa. Ruang udara berada di atas suatu wilayah Negara dikatagorikan sebagai ruang Udara Nasional atau wilayah kedaulatan Negara kolong, yang pemanfaatannya dikendalikan oleh Negara tersebut. Adapun Ruang Antariksa pe-manfaatannya diken-dalikan secara internasional dan tidak boleh dijadikan subyek negara kolong. Beberapa teori yang menjadi polemik para hukum adalah : • Teori Udara Bebas (Air Freedom Theory). • Teori Negara Berdaulat di Udara (Air Sovereignty Theory). • Masalah Ketinggian. • Batas Wilayah Udara. • Perjanjian Ruang Antariksa (Space Treaty) 1967
  • 14. 3. Wilayah Nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia • Masa Penjajahan (Belanda dan Jepang). Dasar : Ordonansi Laut Teritur dan Lingkungan Maritim no 442/1939 (Territoriale Zee en Maritiem Kringen Ordonantie no. 442/1939) Ukuran : 3 mil dari garis pantai pada saat pasang surut (low water) Luas Wilayah : + 2 juta km2 • Deklarasi Pemerintah R.I. tanggal 13 Desember 1957 (Deklarasi Juanda) Dasar : Pengumuman Pemerintah RI tanggal 13 Desember 1957 PEPERPU no 4/1960 tentang Perairan Indonesia Ukuran : 12 mil dari garis pangkal (point to point theory) Luas Wilayah : bertambah + 3,9 juta km2, menjadi 5,9 juta km2 • Deklarasi Pemerintah R.I. tanggal 17 Februari 1969 (Landas Kontingen Dasar : Deklarasi Pemerintah RI tanggal 17 Februari 1969 UU no 1/1973 tentang Landas Kontingen Luas Wilayah : Bertambah + 0,8 juta km2, menjadi + 6,7 juta km2 • Pengumuman Pemerintah R.I. tahun 1980 (Zona Ekonomi Eksklusif) Dasar : Pengumuman Pemerintah tentang Zone Ekonomi Eksklusif UU no 5/1983 tentang Zone Ekonomi Ekslusif (Pembenahan Kekayaan Alam dan Potensi Alam) Luas Wilayah : Bertambah + 2,5 juta km2, menjadi + 9,2 juta km2
  • 15. Geopolitik dan Otonomi Daerah Otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Daerah otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas daerah tertentu berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat dalam NKRI.
  • 16. 1. Latar Belakang Sentralisasi pelayanan dan pembinaan kepada rakyat tidak mungkin dilakukan dari Pusat saja. Oleh karenanya wilayah negara dibagi atas daerah besar dan daerah kecil. Untuk keperluan tersebut diperlukan asas dalam mengelola daerah, yang meliputi : • Desentralisasi pelayanan rakyat/publik. Dan filsafat yang dianut adalah : Pemerintah Daerah ada karena ada rakyat yang harus dila-yanani. Desentralisasi merupakan power sharing (otonomi formal dan otonomi material). Otonomi daerah bertujuan untuk memu-dahkan pelayanan kepada rakyat/publik • Dekonsentrasi : diselenggarakan, karena tidak semua tugas-tugas tek-nis pelayanan kepada rakyat dapat diselenggarakan dengan baik oleh Pemerintah Daerah (kabupaten/kota). Dekonsentrasi : fungsional (kanwil/kandep) dan terintegrasi (kepala wilayah).
  • 17. 2. Undang-Undang Pelaksanaan Otonomi Daerah 1)Peraturan Pemerintah No.25 Tahun 2000 tentang kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai daerah otonomi. 2)Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. 3)Undang-Undang No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
  • 18. 3. Pembagian Daerah Wilayah NKRI di bagi atas daerah provinsi,lalu di bagi atas kabupaten dan kota masing-masing mempunyai pemerintah daerah.Pemmerintah provinsi yang berbatasan dengan laut memiliki kewenangan laut sejauh 12 mil laut di ukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan ke arah perairan kepulauan. Globalisasi yang menyebabkaan adanya Global Parados jangan sampai menyemangati pemekaran wilayah atas dasar pendekatan kebudayaan sehingga menimbulkan benturan budaya yang berakibat pecahnya negara nasional.Oleh sebab itu,perlu adanya perhatian khusus pada wilayah yang di lalui alur laut Kepulauan Riau,Kalimantan Barat,Banten,Bangka Belitung,Sulawesi Tengah,Sulawesi Barat,serta Maluku dan Maluku Utara yang beberapa saat lalu hingga kini tetap bergejolak.