Dokumen tersebut membahas tentang gaya belajar visual. Secara umum, gaya belajar visual adalah gaya belajar yang mengandalkan penglihatan. Murid dengan gaya belajar visual akan lebih mudah memahami pelajaran melalui gambar, contoh, dan demonstrasi daripada penjelasan lisan. Dokumen tersebut juga menjelaskan ciri-ciri gaya belajar visual dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya.
Scientific Inquiry (Penemuan Ilmiah) adalah model pembelajaran yang membawa siswa ke proses ilmiah dengan mengumpulkan dan menganalisis data, menguji hipotesis, dan memahami pembentukan pengetahuan. Model ini menggunakan pendekatan ilmiah untuk bidang sains dan sosial dengan melibatkan siswa dalam penelitian asli untuk mengidentifikasi masalah dan merancang solusi. Guru berperan sebagai pendamping dalam mengarahkan proses penelit
Model pembelajaran ini berfokus pada meningkatkan kapasitas berpikir siswa dengan menghadapkan mereka pada situasi bermasalah dan menganalisis alasan mereka. Guru menilai tingkat perkembangan kognitif siswa secara individu untuk menentukan tugas yang sesuai dan membantu siswa maju ke tingkat berpikir lebih tinggi.
Model-model pembelajaran dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu: (1) model pemrosesan informasi, (2) model personal, (3) model interaksi sosial, dan (4) model perilaku. Setiap model memiliki tujuan dan prinsip yang berbeda-beda dalam mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa.
Dokumen tersebut membahas tentang kegiatan belajar mengenai gaya belajar peserta didik, yang mencakup pengidentifikasian kekuatan dan preferensi perseptual siswa, kebiasaan memproses informasi, kecerdasan majemuk, motivasi, dan faktor fisiologis beserta penerapannya dalam pembelajaran."
Metode Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri.
Sebagai strategi belajar, Discovery Learning mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Perbedaannya dengan discovery ialah bahwa pada discovery masalah yang diperhadapkan kepada siswa semacam masalah yang direkayasa oleh guru.
Scientific Inquiry (Penemuan Ilmiah) adalah model pembelajaran yang membawa siswa ke proses ilmiah dengan mengumpulkan dan menganalisis data, menguji hipotesis, dan memahami pembentukan pengetahuan. Model ini menggunakan pendekatan ilmiah untuk bidang sains dan sosial dengan melibatkan siswa dalam penelitian asli untuk mengidentifikasi masalah dan merancang solusi. Guru berperan sebagai pendamping dalam mengarahkan proses penelit
Model pembelajaran ini berfokus pada meningkatkan kapasitas berpikir siswa dengan menghadapkan mereka pada situasi bermasalah dan menganalisis alasan mereka. Guru menilai tingkat perkembangan kognitif siswa secara individu untuk menentukan tugas yang sesuai dan membantu siswa maju ke tingkat berpikir lebih tinggi.
Model-model pembelajaran dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu: (1) model pemrosesan informasi, (2) model personal, (3) model interaksi sosial, dan (4) model perilaku. Setiap model memiliki tujuan dan prinsip yang berbeda-beda dalam mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa.
Dokumen tersebut membahas tentang kegiatan belajar mengenai gaya belajar peserta didik, yang mencakup pengidentifikasian kekuatan dan preferensi perseptual siswa, kebiasaan memproses informasi, kecerdasan majemuk, motivasi, dan faktor fisiologis beserta penerapannya dalam pembelajaran."
Metode Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri.
Sebagai strategi belajar, Discovery Learning mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Perbedaannya dengan discovery ialah bahwa pada discovery masalah yang diperhadapkan kepada siswa semacam masalah yang direkayasa oleh guru.
Model pembelajaran penemuan (discovery learning) adalah metode di mana siswa belajar secara aktif dengan menemukan konsep atau prinsip melalui eksplorasi dan penyelidikan mandiri daripada diberitahu secara langsung oleh guru. Metode ini memberikan manfaat seperti meningkatkan pemahaman siswa dan motivasi belajar, namun juga memiliki tantangan seperti kurang efisien untuk kelas besar. Model ini melibatkan langkah-langkah se
Model pembelajaran penemuan adalah metode di mana siswa belajar secara aktif dengan menemukan konsep atau prinsip melalui eksplorasi dan penyelidikan sendiri tanpa diberikan penjelasan langsung oleh guru. Guru berperan sebagai fasilitator yang memberikan masalah atau stimulus untuk mendorong siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan menarik kesimpulan sendiri. Metode ini bertujuan membantu siswa belajar se
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Model pembelajaran discovery learning merupakan metode belajar dimana siswa belajar secara aktif tanpa diberikan pelajaran secara final
2. Terdiri dari beberapa langkah yaitu persiapan, pelaksanaan meliputi stimulasi, pernyataan masalah, pengumpulan data, pengolahan data, pembuktian, dan penarikan kesimpulan
3. Penilaian dapat dilakukan dengan tes tertulis
Dokumen tersebut merangkum model pembelajaran berbasis inkuiri, khususnya melalui eksperimen kimia dan diagram Vee. Inkuiri didefinisikan sebagai proses penyelidikan untuk memperoleh pemahaman baru, dengan mengikuti metode ilmiah. Model ini memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif dan menemukan pengetahuan melalui proses penyelidikan. Guru berperan sebagai fasilitator.
Inkuiri adalah model pembelajaran yang mempersiapkan siswa untuk melakukan eksperimen sendiri dan berpikir kritis untuk menemukan jawaban atas masalah yang ditanyakan. Metode inkuiri mendorong siswa untuk memunculkan hipotesis mereka sendiri dan mengembangkan kreativitas serta intelegensi. Strategi inkuiri efektif membutuhkan waktu guru untuk membimbing siswa yang ingin tahu.
Dokumen tersebut membahas model pembelajaran penemuan (discovery learning) dimana siswa belajar dengan menemukan konsep atau prinsip secara mandiri tanpa disajikan secara langsung oleh guru. Metode ini memiliki 6 tahapan yaitu pemberian rangsangan, identifikasi masalah, pengumpulan data, pengolahan data, pembuktian, dan penarikan kesimpulan. Model ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berfikir siswa
Model pembelajaran penemuan adalah metode di mana siswa belajar secara aktif dengan menemukan konsep atau prinsip melalui proses pengumpulan informasi, analisis, dan penarikan kesimpulan sendiri tanpa diberikan pelajaran secara final. Metode ini memberikan manfaat seperti meningkatkan keterampilan berfikir kritis siswa dan membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Namun, metode ini juga memiliki kelemahan se
Psikologi pendidikan mempelajari proses belajar, pertumbuhan, dan kematangan siswa serta penerapan prinsip-prinsip ilmiah dalam proses mengajar dan belajar. Beberapa topik utama yang dibahas meliputi empat bidang kompetensi guru, tiga fase guru baru, peranan psikologi pendidikan, dan bidang-bidang psikologi pendidikan seperti dinamika sosial kelas dan psikologi belajar.
Konsep pengajaran dan pembelajaran gagne dan ewellAi Li
Dokumen tersebut membahas konsep pengajaran dan pembelajaran, termasuk definisi, ciri-ciri, prinsip, teori, dan jenis-jenis pembelajaran menurut beberapa ahli seperti Gagne, Ewell, dan lainnya.
Slideshare pembelajaran orang dewasa - experiential learningDm Suhari
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Pembelajaran orang dewasa berbeda dari anak-anak karena mereka ikut bertanggung jawab dalam prosesnya dan lebih menyukai belajar dari pengalaman. Ada enam karakteristik pembelajar orang dewasa, termasuk mandiri, berbagi pengalaman, dan tertarik pada topik yang relevan dengan usia. Teori pembelajaran Kolb menyarankan pendekatan berbasis pengalaman
Metode pembelajaran inquiry melibatkan siswa secara aktif dalam menemukan pengetahuan melalui proses berpikir kritis. Metode ini berfokus pada pengembangan kemampuan intelektual siswa melalui interaksi, pertanyaan, dan pembelajaran berpikir. Tujuannya adalah melatih kemampuan siswa dalam meneliti dan memecahkan masalah secara ilmiah.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian gaya belajar, macam-macam gaya belajar yang terdiri dari visual, auditori, kinestetik, dan read-write. Juga dibahas faktor-faktor yang mempengaruhi gaya belajar seperti faktor internal seperti jasmani, psikologis, kelelahan dan faktor eksternal seperti keluarga dan sekolah.
Model pembelajaran penemuan (discovery learning) adalah metode di mana siswa belajar secara aktif dengan menemukan konsep atau prinsip melalui eksplorasi dan penyelidikan mandiri daripada diberitahu secara langsung oleh guru. Metode ini memberikan manfaat seperti meningkatkan pemahaman siswa dan motivasi belajar, namun juga memiliki tantangan seperti kurang efisien untuk kelas besar. Model ini melibatkan langkah-langkah se
Model pembelajaran penemuan adalah metode di mana siswa belajar secara aktif dengan menemukan konsep atau prinsip melalui eksplorasi dan penyelidikan sendiri tanpa diberikan penjelasan langsung oleh guru. Guru berperan sebagai fasilitator yang memberikan masalah atau stimulus untuk mendorong siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan menarik kesimpulan sendiri. Metode ini bertujuan membantu siswa belajar se
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Model pembelajaran discovery learning merupakan metode belajar dimana siswa belajar secara aktif tanpa diberikan pelajaran secara final
2. Terdiri dari beberapa langkah yaitu persiapan, pelaksanaan meliputi stimulasi, pernyataan masalah, pengumpulan data, pengolahan data, pembuktian, dan penarikan kesimpulan
3. Penilaian dapat dilakukan dengan tes tertulis
Dokumen tersebut merangkum model pembelajaran berbasis inkuiri, khususnya melalui eksperimen kimia dan diagram Vee. Inkuiri didefinisikan sebagai proses penyelidikan untuk memperoleh pemahaman baru, dengan mengikuti metode ilmiah. Model ini memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif dan menemukan pengetahuan melalui proses penyelidikan. Guru berperan sebagai fasilitator.
Inkuiri adalah model pembelajaran yang mempersiapkan siswa untuk melakukan eksperimen sendiri dan berpikir kritis untuk menemukan jawaban atas masalah yang ditanyakan. Metode inkuiri mendorong siswa untuk memunculkan hipotesis mereka sendiri dan mengembangkan kreativitas serta intelegensi. Strategi inkuiri efektif membutuhkan waktu guru untuk membimbing siswa yang ingin tahu.
Dokumen tersebut membahas model pembelajaran penemuan (discovery learning) dimana siswa belajar dengan menemukan konsep atau prinsip secara mandiri tanpa disajikan secara langsung oleh guru. Metode ini memiliki 6 tahapan yaitu pemberian rangsangan, identifikasi masalah, pengumpulan data, pengolahan data, pembuktian, dan penarikan kesimpulan. Model ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berfikir siswa
Model pembelajaran penemuan adalah metode di mana siswa belajar secara aktif dengan menemukan konsep atau prinsip melalui proses pengumpulan informasi, analisis, dan penarikan kesimpulan sendiri tanpa diberikan pelajaran secara final. Metode ini memberikan manfaat seperti meningkatkan keterampilan berfikir kritis siswa dan membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Namun, metode ini juga memiliki kelemahan se
Psikologi pendidikan mempelajari proses belajar, pertumbuhan, dan kematangan siswa serta penerapan prinsip-prinsip ilmiah dalam proses mengajar dan belajar. Beberapa topik utama yang dibahas meliputi empat bidang kompetensi guru, tiga fase guru baru, peranan psikologi pendidikan, dan bidang-bidang psikologi pendidikan seperti dinamika sosial kelas dan psikologi belajar.
Konsep pengajaran dan pembelajaran gagne dan ewellAi Li
Dokumen tersebut membahas konsep pengajaran dan pembelajaran, termasuk definisi, ciri-ciri, prinsip, teori, dan jenis-jenis pembelajaran menurut beberapa ahli seperti Gagne, Ewell, dan lainnya.
Slideshare pembelajaran orang dewasa - experiential learningDm Suhari
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Pembelajaran orang dewasa berbeda dari anak-anak karena mereka ikut bertanggung jawab dalam prosesnya dan lebih menyukai belajar dari pengalaman. Ada enam karakteristik pembelajar orang dewasa, termasuk mandiri, berbagi pengalaman, dan tertarik pada topik yang relevan dengan usia. Teori pembelajaran Kolb menyarankan pendekatan berbasis pengalaman
Metode pembelajaran inquiry melibatkan siswa secara aktif dalam menemukan pengetahuan melalui proses berpikir kritis. Metode ini berfokus pada pengembangan kemampuan intelektual siswa melalui interaksi, pertanyaan, dan pembelajaran berpikir. Tujuannya adalah melatih kemampuan siswa dalam meneliti dan memecahkan masalah secara ilmiah.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian gaya belajar, macam-macam gaya belajar yang terdiri dari visual, auditori, kinestetik, dan read-write. Juga dibahas faktor-faktor yang mempengaruhi gaya belajar seperti faktor internal seperti jasmani, psikologis, kelelahan dan faktor eksternal seperti keluarga dan sekolah.
Dokumen tersebut membahas tentang tiga jenis gaya belajar yaitu visual, auditori, dan kinestetik. Setiap gaya belajar memiliki karakteristik dan cara belajar yang berbeda-beda. Gaya belajar visual lebih menyukai pembelajaran melalui penglihatan seperti gambar atau video, sedangkan auditori lebih menyukai pembelajaran melalui pendengaran, dan kinestetik lebih menyukai pembelajaran yang melibatkan gerak
Dokumen tersebut membahas tentang motivasi dalam pembelajaran dan peran guru dalam membangkitkan motivasi belajar siswa. Dokumen juga menjelaskan karakteristik belajar visual, auditorial, dan kinestetik serta tugas-tugas guru dalam proses pembelajaran seperti persiapan mengajar, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, dan evaluasi hasil belajar.
Dokumen tersebut membahas tentang macam-macam gaya belajar yaitu visual, auditori, dan kinestetik beserta ciri-ciri dan strategi belajar untuk setiap gaya belajar. Dokumen tersebut juga menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi gaya belajar seseorang.
Gaya belajar merupakan hal penting dalam proses belajar mengajar. Terdapat tiga gaya belajar yaitu visual, auditori dan kinestetik. Gaya belajar visual menekankan pembelajaran melalui penglihatan dengan menggunakan media visual seperti gambar dan video. Manfaat mengetahui gaya belajar adalah menemukan cara belajar masing-masing individu dan menyesuaikan strategi pembelajaran.
Buku ini membahas tiga gaya belajar utama yaitu visual, auditori, dan kinestetik. Setiap gaya belajar memiliki ciri khas dan strategi pembelajaran yang sesuai. Guru perlu memahami gaya belajar peserta didik untuk memfasilitasi proses belajar yang optimal.
Mengenal Macam-Macam Gaya Belajar - Iin Rohmaniyah - Agustus 2021.pdfZoomLPPM
1. Ada 5 macam gaya belajar utama yaitu visual, auditori, kinestetik, global, dan analitik.
2. Setiap gaya belajar memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri dalam proses belajar.
3. Mengetahui gaya belajar masing-masing siswa membantu guru menyusun strategi pembelajaran yang efektif.
1. Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan kesulitan belajar pada siswa, baik faktor internal seperti keturunan, gangguan otak, maupun faktor eksternal seperti kurikulum sekolah atau metode mengajar.
2. Penting untuk memahami karakteristik gaya belajar masing-masing siswa agar proses pembelajaran dapat disesuaikan.
3. Kesulitan belajar perlu dievaluasi secara komprehen
Dokumen tersebut membahas tentang tujuh tipe belajar siswa, yaitu visual, auditif, kinestetik, taktil, olfaktoris, gustative, dan kombinatif. Untuk setiap tipe belajar dijelaskan ciri-cirinya dan contoh pekerjaan yang sesuai. Guru perlu mengenali tipe belajar siswa untuk menyampaikan pelajaran dengan metode yang tepat sehingga dapat dimengerti oleh semua siswa.
Dokumen tersebut membahas pengembangan sistem pembelajaran jarak jauh berbasis intranet untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Sistem ini diharapkan dapat melengkapi sistem tatap muka secara konvensional dengan memanfaatkan infrastruktur jaringan komputer yang sudah ada. Dokumen juga membahas tahapan pengembangan sistem pembelajaran jarak jauh berbasis intranet dan pengelolaannya.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen waktu, termasuk konsep, strategi, pentingnya, praktik, aspek, dan efek-efek manajemen waktu yang baik dalam membantu menyelesaikan pekerjaan secara efektif dan efisien."
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen organisasi, meliputi pengertian manajemen, fungsi-fungsi manajemen menurut para ahli, dan fungsi perencanaan serta pengorganisasian dalam manajemen. Dokumen ini juga menjelaskan definisi manajemen, syarat-syarat perencanaan yang baik, serta manfaat dari fungsi perencanaan dan pengorganisasian dalam suatu organisasi.
Teks tersebut membahas tentang manajemen konflik organisasi. Secara singkat, teks tersebut menjelaskan bahwa (1) konflik merupakan hal yang tidak dapat dihindari dalam organisasi, (2) konflik dapat bermanfaat jika dikelola dengan baik untuk mendorong inovasi, dan (3) ada beberapa faktor penyebab konflik serta cara untuk menangani konflik secara efektif.
Teks tersebut membahas tentang pengertian administrasi dan hubungannya dengan manajemen. Secara ringkas, administrasi adalah kegiatan kelompok untuk mencapai tujuan bersama melalui organisasi dan manajemen, sedangkan manajemen adalah proses penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan tersebut. Keduanya saling terkait dan tidak dapat dipisahkan.
Teks tersebut membahas tentang kepemimpinan transformasional sebagai katalisator dalam kelembagaan. Kepemimpinan transformasional memiliki empat karakteristik yaitu idealized influence, inspirational motivation, intellectual stimulation, dan individualized consideration. Kepemimpinan transformasional bertujuan untuk mengubah nilai-nilai bawahan agar mendukung visi dan tujuan organisasi.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Gaya belajar visual
1. Educational Technology | GAYA BELAJAR VISUAL 1
GAYA BELAJAR VISUAL
Oleh : Bahrur Rosyidi Duraisy
PENDAHULUAN
Sama halnya dengan keunikan tiap individu, masing-masing anak
ternyata memiliki gaya belajar sendiri. sudahkah kita mengenali gaya belajar
orang-orang disekitar kita?. Siapa tahu selama ini kita salah menuduhnya
malas belajar.Meski bersekolah di sekolah yang sama dan duduk di kelas
yang sama, gaya belajar setiap anak ternyata tidak pernah sama. Perbedaan
itu bahkan ada pada anak-anak dari satu keluarga, seperti beda dengan
kakak, adik atau saudara kembar sekalipun.
Secara keseluruhan, ada murid yang begitu tekun menyimak meski si
guru menyampaikan materi pelajaran tak ubahnya seperti ceramah selama
berjam-jam. Ada yang terkesan hanya memperhatikan sepintas lalu, meski
sebetulnya mereka membuat catatan-catatan kecil di bukunya. Namun
jangan ditanya berapa banyak anak yang merasa bosan dengan pendekatan
belajar yang menempatkan murid sebagai pendengar setia.ada anak yang
lebih mudah menangkap isi pelajaran jika disertai praktek. Siswa seperti ini
lebih suka berkutat di laboratorium mengamati dan mempelajari berbagai hal
nyata daripada mendengar penjelasan guru. Sedangkan temannya yang lain
mungkin lebih tertarik mengikuti pelajaran yang disertai berbagai aspek
gerak. Contohnya, guru yang menerangkan materi pelajaran kesenian
sambil sesekali diselingi nyanyian dan tepuk tangan. Tidak hanya itu. Ada
anak yang harus bersemedi dan tutup pintu kamar rapat-rapat supaya bisa
konsentrasi belajar. Akan tetapi cukup banyak yang mengaku justru terbuka
pikirannya bila belajar sambil mendengarkan musik, entah yang mengalun
merdu atau malah ingar-bingar. Sementara sebagian lainnya merasa perlu
untuk mengubah materi pelajaran menjadi komik atau corat-coret yang
gampang "dibaca".
Jadi pada Secara Global Tiap orang punya gaya belajar masing-
masing. Secara umum gaya belajar seseorang dapat dibedakan menjadi 3
kategori
1. Auditory : orang yang termasuk dalam tipe ini mengandalkan indera
pendengarannya saat belajar. Di sekolah misalnya, orang tipe auditory ini
akan lebih mengerti pelajaran saat guru “cuap-cuap” mengajar di depan
kelas. Orang bertipe auditory umumnya akan mengeluarkan suara ketika
menghafal sesuatu. Dia butuh sesuatu yang didengarkan oleh indera
pendengarannya bahkan ketika dia sedang belajar sendirian.
2. Visual : orang dengan gaya belajar visual akan mengandalkan
penglihatannya saat belajar. Gampangnya seperti ini = “tunjukkan pada
saya dan saya akan mengerti”. Biasanya orang tipe ini senang belajar
dengan membaca (diam), memperhatikan orang mengerjakan sesuatu
(senang diberi contoh).
3. Kinesthetic : tipe belajar ini menggunakan indera peraba, dengan
merasakan sesuatu menggunakan indera peraba (tangan). Orang dengan
tipe kinesthetic ini harus aktif mengerjakan sesuatu agar dapat mengerti,
daripada sekadar duduk diam membaca atau duduk diam mendengarkan
guru mengajar. Dengan tipe ini, orang butuh praktek ketika mempelajari
sesuatu
2. Educational Technology | GAYA BELAJAR VISUAL 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Gaya Belajar Visual
Visual berarti Penglihatan. orang dengan gaya belajar visual akan
mengandalkan penglihatannya saat belajar. Gampangnya seperti ini =
“tunjukkan pada saya dan saya akan mengerti”. Biasanya orang tipe ini
senang belajar dengan membaca (diam), memperhatikan orang
mengerjakan sesuatu (senang diberi contoh).
Visual Pelajar belajar dengan lebih baik dengan melihat perkataan
dalam buku dan papan tulis, tidak memerlukan penerangan lisan yang
banyak, dapat belajar sendiri dengan membaca buku, dan perlu mencatat
penerangan atau arahan lisan yang disampaikan sekiranya ingin mengingat
suatu materi
Visual Learner Gaya belajar visual (visual learner) menitikberatkan
ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan
terlebih dahulu agar si anak paham. Ciri-ciri anak yang memiliki gaya belajar
visual adalah kebutuhan yang tinggi untuk melihat dan menangkap informasi
secara visual sebelum ia memahaminya.
Konkretnya, yang bersangkutan lebih mudah menangkap pelajaran
lewat materi bergambar. Selain itu, ia memiliki kepekaan yang kuat terhadap
warna, disamping mempunyai pemahaman yang cukup terhadap masalah
artistik. Hanya saja biasanya ia memiliki kendala untuk berdialog secara
langsung karena terlalu reaktif terhadap suara, sehingga sulit mengikuti
anjuran secara lisan dan sering salah menginterpretasikan kata atau ucapan.
Untuk mendukung gaya belajar ini, ada beberapa pendekatan yang bisa
dipakai. Caranya, gunakan beragam bentuk grafis untuk menyampaikan
informasi/materi pelajaran. Perangkat grafis tersebut bisa berupa film, slide,
ilustrasi, coretan atau kartu-kartu gambar berseri yang dapat dimanfaatkan
untuk menjelaskan suatu informasi secara berurutan.
B. Ciri-Ciri Dan Karakteristik Gaya Belajar Visual
Ada beberapa ciri dan karakteristik yang dapat diidentifikasi untuk mengenal
gaya belajar visual
1. Senantiasa berusaha melihat bibir guru yang sedang mengajar.
2. Saat mendapat petunjuk untuk melakukan sesuatu, biasanya anak akan
melihat teman-teman lainnya baru kemudian dia sendiri yang bertindak.
3. Cenderung menggunakan gerakan tubuh (untuk mengekspresikan dan
menggantikan kata-kata) saat mengungkapkan sesuatu.
4. Tak suka bicara di depan kelompok dan tak suka pula mendengarkan
orang lain.
5. Biasanya kurang mampu mengingat informasi yang diberikan secara
lisan.
6. Lebih suka peragaan daripada penjelasan lisan.
7. Biasanya dapat duduk tenang di tengah situasi yang ribut dan ramai
tanpa merasa terganggu.
3. Educational Technology | GAYA BELAJAR VISUAL 3
C. Faktor – Faktor yang mempengaruhi Gaya Belajar Visual
1. Faktor Genetik .gaya belajar anak dipengaruhi oleh faktor bawaan atau
sudah dari sananya.
2. Faktor Intelegensi .anak yang memiliki rasa seni tinggi sehingga gaya
belajar visual lebih melekat dalam dirinya.
3. Faktor Indra .Anak memiliki kekurangan pada indra pendengaran /
Tunarungu sehingga memiliki indra Penglihatan yang sangat tajam.
4. Faktor Lingkungan. anak seorang pelukis yang mayoritas waktunya
lebih tercurah untuk mengamati detail-detail gambar orang tuanya
biasanya akan menjadi seseorang dengan tipe belajar visual.
PENUTUP
Murid belajar lebih baik dengan melihat sesuatu teks berbentuk perkataan
dalam buku, di papan hitam atau paparan komputer.Mereka lebih mengingati
dan memahami arahan dan penerangan menerusi pembacaan ayat atau
teks berkenaan. Murid “visual” tidak memerlukan penerangan lisan seperti
murid“auditori” tetapi mereka selalunya dapat belajar melalui
pembacaan.Murid “visual” selalunya menulis nota garis besar dan arahan
lisan jika mereka hendak mengingati sesuatu.
Apa pun gaya belajar yang dipilih pada dasarnya memiliki tujuan yang
sama, yaitu agar yang bersangkutan bisa menangkap materi pelajaran
dengan sebaik-baiknya dan memberi hasil optimal. Bukankah masing-
masing pelajaran juga disampaikan oleh orang yang berbeda dengan
karakter mengajar yang berbeda pula. Oleh sebab itu diharapkan kepada
setiap orangtua bisa memahami gaya belajar anak sehingga anak dapat
memahami apa yang dipelajarinya dengan cepat. Guru juga harus
meningkatkan kreativitasnya dalam mendidik siswanya.
http://www.duniaguru.com - Portal Duniaguru Powered by Mambo Generated: 3
November, 2015, 12:14
http://tedytirta.wordpress.com/2007/06/25/sekilas-tentang-gaya-belajar/
http://myschoolnet.ppk.kpm.my/bhn_pnp/modul/bcb9.pdf
http://pepak.sabda.org/pustaka/010162/
REFERENSI / RUJUKAN