Dokumen tersebut membahas tentang tujuh tipe belajar siswa, yaitu visual, auditif, kinestetik, taktil, olfaktoris, gustative, dan kombinatif. Untuk setiap tipe belajar dijelaskan ciri-cirinya dan contoh pekerjaan yang sesuai. Guru perlu mengenali tipe belajar siswa untuk menyampaikan pelajaran dengan metode yang tepat sehingga dapat dimengerti oleh semua siswa.
Setiap murid memiliki modalitas yang unik dalam menyerap informasi. Dengan memahami modalitas diharapkan murid dapat memaksimalkan potensi dirinya dalam belajar.
Tiga gaya belajar murid yaitu Visual, Auditori dan Kinestetik.
gaya belajar atau learning style adalah cara terbaik seseorang dalm menerima, memahamai, memproses dan mengingat informasi. terdiri dari Modality dan Spectrum
Setiap murid memiliki modalitas yang unik dalam menyerap informasi. Dengan memahami modalitas diharapkan murid dapat memaksimalkan potensi dirinya dalam belajar.
Tiga gaya belajar murid yaitu Visual, Auditori dan Kinestetik.
gaya belajar atau learning style adalah cara terbaik seseorang dalm menerima, memahamai, memproses dan mengingat informasi. terdiri dari Modality dan Spectrum
Layari: http://literasibahasamelayu09.blogspot.com
Merupakan kaedah klasik yang paling tua untuk mengajar membaca dalam kalangan kanak-kanak
Digemari oleh banyak guru yang mengajar membaca di peringkat permulaan.
Memperkenalkan huruf-huruf (26) bahasa Melayu dan diikuti dengan menyebut nama huruf-huruf tersebut.
Diperkenalkan pula huruf-huruf vokal dan huruf-huruf konsonan.
Menurut Juriah Long et. al (1994), murid-murid mempelajari dan menguasai huruf-huruf yang terkandung dalam suku kata dan perkataan.
Menurut Abdul Aziz Abdul Talib (2000), biasanya, huruf besar diperkenalkan terlebih dahulu sebelum huruf kecil diajarkan.
Manakala, Raminah Haji Sabran dan Rahim Syam (1985) pula berpendapat bahawa kedua-dua bentuk huruf kecil dan besar didedahkan serentak. Teknik latih tubi menyebut nama huruf, mengeja suku kata dan perkataan untuk meningkatkan penguasaan dan pemahaman murid.
Zulkifley Hamid (1994), berpendapat, kaedah abjad berpegang kepada prinsip bahawa setiap perkataan terdiri daripada beberapa huruf. Untuk membolehkan murid-murid membaca perkataan, mereka terlebih dahulu diperkenalkan dengan huruf-huruf yang menjadi unsur-unsur perkataan. Dengan kata lain, murid-murid perlu menghafal nama-nama huruf dahulu sebelum didedahkan kepada peringkat membaca perkataan-perkataan mudah.
Layari: http://literasibahasamelayu09.blogspot.com
Menurut Raminah Haji Sabran (1984) dalam buku berjudul Kajian Bahasa untuk pelatih Maktab Perguruan menyatakan bahawa fonetik kajian tentang fenomena bunyi atau pertuturan manusia sejagat.
Bagi Arbak Othman (1983), fonetik adalah kajian tentang bunyi-bunyi ujar. Sebagai ilmu, fonetik berusaha menemukan kebenaran-kebenaran umum dan memfomulasikan hukum-hukum umum tentang bunyi-bunyi itu dan pengucapannya, manakala sebagai kemahiran, fonetik memakai data deskriptif dasar daripada fonetik ilmiah bagi memberi kemungkinan pengenalan dan pengucapan bunyi-bunyi ujar itu.
Fonetik juga didefinisikan sebagai mempelajari segala bunyi yang diucapkan melalui mulut manusia, baik bunyi manusia, bukan bunyi bahasa, maupun bunyi bunyi marginal, dan memberikan simbol fonetik untuk setiap bunyi, yakni menurut Dr. Lufti Abas (1985)
Mata pelajaran B.inggris bagian speaking, membahas tentang
tentang bagaimana cara berkenalan dengan orang lain dan diri sendiri dengan menggunakan Bahasa Inggris. Unit 1 ini bertujuan agar siswa mampu mengungkapkan dan merespon sapaan dalam bahasa Inggris dalam bentuk lisan.
Layari: http://literasibahasamelayu09.blogspot.com
Merupakan kaedah klasik yang paling tua untuk mengajar membaca dalam kalangan kanak-kanak
Digemari oleh banyak guru yang mengajar membaca di peringkat permulaan.
Memperkenalkan huruf-huruf (26) bahasa Melayu dan diikuti dengan menyebut nama huruf-huruf tersebut.
Diperkenalkan pula huruf-huruf vokal dan huruf-huruf konsonan.
Menurut Juriah Long et. al (1994), murid-murid mempelajari dan menguasai huruf-huruf yang terkandung dalam suku kata dan perkataan.
Menurut Abdul Aziz Abdul Talib (2000), biasanya, huruf besar diperkenalkan terlebih dahulu sebelum huruf kecil diajarkan.
Manakala, Raminah Haji Sabran dan Rahim Syam (1985) pula berpendapat bahawa kedua-dua bentuk huruf kecil dan besar didedahkan serentak. Teknik latih tubi menyebut nama huruf, mengeja suku kata dan perkataan untuk meningkatkan penguasaan dan pemahaman murid.
Zulkifley Hamid (1994), berpendapat, kaedah abjad berpegang kepada prinsip bahawa setiap perkataan terdiri daripada beberapa huruf. Untuk membolehkan murid-murid membaca perkataan, mereka terlebih dahulu diperkenalkan dengan huruf-huruf yang menjadi unsur-unsur perkataan. Dengan kata lain, murid-murid perlu menghafal nama-nama huruf dahulu sebelum didedahkan kepada peringkat membaca perkataan-perkataan mudah.
Layari: http://literasibahasamelayu09.blogspot.com
Menurut Raminah Haji Sabran (1984) dalam buku berjudul Kajian Bahasa untuk pelatih Maktab Perguruan menyatakan bahawa fonetik kajian tentang fenomena bunyi atau pertuturan manusia sejagat.
Bagi Arbak Othman (1983), fonetik adalah kajian tentang bunyi-bunyi ujar. Sebagai ilmu, fonetik berusaha menemukan kebenaran-kebenaran umum dan memfomulasikan hukum-hukum umum tentang bunyi-bunyi itu dan pengucapannya, manakala sebagai kemahiran, fonetik memakai data deskriptif dasar daripada fonetik ilmiah bagi memberi kemungkinan pengenalan dan pengucapan bunyi-bunyi ujar itu.
Fonetik juga didefinisikan sebagai mempelajari segala bunyi yang diucapkan melalui mulut manusia, baik bunyi manusia, bukan bunyi bahasa, maupun bunyi bunyi marginal, dan memberikan simbol fonetik untuk setiap bunyi, yakni menurut Dr. Lufti Abas (1985)
Mata pelajaran B.inggris bagian speaking, membahas tentang
tentang bagaimana cara berkenalan dengan orang lain dan diri sendiri dengan menggunakan Bahasa Inggris. Unit 1 ini bertujuan agar siswa mampu mengungkapkan dan merespon sapaan dalam bahasa Inggris dalam bentuk lisan.
Kampung Keluarga Berkualitas merupakan salah satu wadah yang sangat strategis untuk mengimplementasikan kegiatan-kegiatan prioritas Program Bangga Kencana secara utuh di lini
lapangan dalam rangka menyelaraskan pelaksanaan program-program yang dilaksanakan Desa
1. TIPE BELAJAR SISWA
3 Votes
Mengetahui tipe belajar siswa membantu guru untuk dapat
mendekati semua atau hampir semua murid hanya dengan
menyampaikan informasi dengan gaya yang berbeda-beda yang
disesuaikan dengan tipe belajar siswa.
Beberapa Tipe Belajar Siswa Sebagai Berikut :
1. Tipe Belajar Visual.
Bagi siswa yang bertipe belajar visual, yang mememgang peranan
penting adalah mata / penglihatan (visual), dalam hal ini metode
pengajaran yang digunakan guru sebaiknya lebih
banyak/dititikberatkan pada peragaan/media, ajak mereka ke
obyek-obyek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau
dengan cara menunjukkan alat peraganya langsung pada siswa
atau menggambarkannya di papan tulis.
Ciri-ciri Tipe Belajar Visual :
Bicara agak cepat
Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi
2. Tidak mudah terganggu oleh keributan
Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar
Lebih suka membaca dari pada dibacakan
Pembaca cepat dan tekun
Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak
pandai memilih kata-kata
Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada pidato
Lebih suka musik dari pada seni
Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali
jika ditulis, dan seringkali minta bantuan orang untuk
mengulanginya
Mengingat dengan Asosiasi Visual
2. Tipe Belajar Auditif.
Siswa yang bertipe auditif mengandalakan kesuksesan belajarnya
melalui telinga (alat pendengarannya), untuk itu maka guru
sebaiknya harus memperhatikan siswanya hingga ke alat
pendengarannya. Karena akan sia-sialah guru yang menerangkan
kepada siswa tuli, walaupun guru tersebut menerangkan dengan
lantang , jelas dan dengan intonasi yang tepat.
Ciri-ciri Tipe Belajar Auditif :
Saat bekerja suka bicaa kepada diri sendiri
Penampilan rapi
Mudah terganggu oleh keributan
3. Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang
didiskusikan dari pada yang dilihat
Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku
ketika membaca
Biasanya ia pembicara yang fasih
Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik
Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang
melibatkan Visual, seperti memotong bagian-bagian hingga
sesuai satu sama lain
Berbicara dalam irama yang terpola
Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan
warna suara
3. Tipe Belajar Kinestetik.
Siswa yang bertipe belajar ini belajarnya melalui gerak dan
sentuhan.
Ciri-ciri Tipe Belajar Kinestetik :
Berbicara perlahan
Penampilan rapi
Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan
Belajar melalui memanipulasi dan praktek
Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
4. Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca
Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita
Menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan
gerakan tubuh saat membaca
Menyukai permainan yang menyibukkan
Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang
pernah berada di tempat itu
Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka
Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi
4. Tipe Belajar Taktil.
Taktil artinya rabaan atau sentuhan. Siswa yang seperti ini
penyerapan hasil pendidikannya melaui alat peraba yaitu tangan
atau kulit.
Contoh : mengatur ruang ibadah, menentukan buah-buahan yang
rusak (busuk)
5. Tipe Belajar Olfaktoris.
Keberhasilan siswa yang bertipe olfaktoris , tergantung pada alat
indra pencium, tipe siswa ini akan sangat cepat menyesuaikan
dirinya dengan suasana bau lingkungan. Siswa tipe ini akan cocok
bila bekerja di : laboratorium
6. Tipe Belajar Gustative.
5. Siswa yang bertipe gustative ( kemampuan mencicipi ) adalah
mereka yang mencirikan belajarnya lebih mengandalkan kecapan
lidah. Mereka akan lebih cepat memahami apa yang dipelajarinya
melalui indra kecapnya.
7. Tipe Belajar Kombinatif.
Siswa bertipe kombinatif adalah siswa yang dapat dan mampu
mengikuti pelajaran dengan menggunakan lebih dari satu
alat indra.Ia dapat menerima pelajaran dangan mata dan telinga
sekaligus ketika belajar.
Karena banyak ragam tipe belajar siswa, maka kita sebagai
pendidik hendaknya mengenali betul anak didik kita dan
hendaknya pendidik memiliki berbagai metode mengajar, agar
siswa dapat menerima atau mengerti apa yang disampaikan oleh
gurunya dengan seefektif dan seefisien mungkin.