SlideShare a Scribd company logo
Generating Function
Fungsi pembangkit (generating function) dari sebuah fungsi numerik
an = (a0, a1, a2,… , ar, … )
adalah sebuah deret tak hingga
A(z) = a0 + a1 z + a2 z2 + a3 z3 + … + an zn + … .
( ingat: .........1
1
1 5432


zzzzz
z
) deret maclouren
Pada deret tersebut, pangkat dari variabel z merupakan indikator sedemikian hingga koefisien
dari zn
adalah harga fungsi numerik pada n. Untuk sebuah fungsi numerik an digunakan
nama A(z) untuk menyatakan fungsi pembangkitnya.
Contoh .1.
Diketahui fungsi numerik gn = 3n
, n  0. Fungsi numerik tersebut dapat pula ditulis
sebagai gn = (1, 3, 32
, 33
, … ).
Fungsi pembangkit dari fungsi numerik gn tersebut adalah
G(z) = 1 + 3 z + 32
z2
+ 33
z3
+ … 3n
zn
+ …
yang dalam bentuk tertutup dapat ditulis sebagai G(z) =
z31
1


SIFAT SIFAT GENERATING FUNCTION
1. Jika fungsi numerik b =  a, maka fungsi pembangkit dari fungsi numerik b tersebut adalah
B(z) =  A(z) , dimana A(z) merupakan fungsi pembangkit dari fungsi numerik a.
Contoh .2.
Diketahui fungsi numerik an = 7 3n
, n  0
Maka A(z) = 7
z31
1

yang dapat pula ditulis sebagai A(z) =
z31
7


2. Jika fungsi numerik c = a + b , maka fungsi pembangkit dari fungsi numerik c tersebut
adalah C(z) = A(z) + B(z), dimana A(z) merupakan fungsi pembangkit dari fungsi numerik
a dan B(z) adalah fungsi pembangkit dari fungsi numerik b.
Contoh .3.
Diketahui fungsi numerik an = 3n
+ 2n
, n  0
Maka A(z) =
z21
1

+
z31
1

yang dapat pula ditulis sebagai A(z) = 2
651
52
zz
z



Contoh .4.
Diketahui fungsi pembangkit dari fungsi numerik a adalah A(z) = 2
41
2
z
. Fungsi
pembangkit tersebut dapat ditulis sebagai A(z) =
z21
1

+
z21
1

. Dengan
demikian diperoleh fungsi numerik an :
an = 2n
+ (-2)n
, n  0
atau dapat ditulis sebagai
an =




genapn
ganjiln
n
2
0
1

3. Jika A(z) merupakan fungsi pembangkit dari fungsi numerik  dan b = αn
n , maka
A(αz) adalah fungsi pembangkit dari b
Contoh .5.
Diketahui fungsi numerik an = 1 untuk n  0
Fungsi pembangkit dari A(Z) =
z1
1
Maka fungsi pembangkit dari an = αn
, untuk n  0
Adalah A(Z) =
z1
1

4. Jika A(z) merupakan fungsi pembangkit dari fungsi numerik an, maka z
i
A(z) adalah
fungsi pembangkit dari S
i
a , untuk i bilangan bulat positif.
Contoh .6.
Diketahui fungsi numerik gn = 3n
, n  0.
Fungsi pembangkit dari bn = S
6
g adalah B(z) = z
6
(
z31
1

)
yang dapat pula ditulis sebagai B(z) =
z
z
31
6


5. Jika A(z) merupakan fungsi pembangkit dari fungsi numerik an, maka ,
z
-i
(A(z) – a0 – a1 z – a2 z2
- … - ai - 1 z
i -1
) adalah fungsi pembangkit dari S
-i
a , untuk
i bilangan bulat positif.
Contoh .5.
Diketahui fungsi numerik gn = 3n
, n  0.
Fungsi pembangkit dari cn = S
-4
g adalah
C(z) = z
-4
(G(z) – g0 – g1 z – g2 z2
– g3 z3
)
C(z) = z
-4
(
z31
1

- 1 – 3 z – 32
z2
– 33
z3
) 
6. Jika A(z) merupakan fungsi pembangkit dari fungsi numerik an dan fungsi numerik
bn = a, maka B(z) =
z
1
(A(z) – a0) – A(z).
Contoh .6.
Diketahui fungsi numerik gn = 3n
, n  0.
Fungsi pembangkit dari dn = g adalah
D(z) =
z
1
(G(z) – g0) – G(z).
D(z) =
z
1
(
z31
1

- 1) –
z31
1


7. Jika A(z) merupakan fungsi pembangkit dari fungsi numerik an dan fungsi numerik
cn = a, maka C(z) = A(z) – z. A(z).
Sebab :
bn = an+1 - an
Misalkan cn = an +1, maka c = s-1
a
Jadi b = a = c – a = s-1
a – a
B(z) = z-1
[A(z) – a0] – A(z)
Sedangkan bila bn = an - an -1
Misalkan cn = an -1, maka c = s1
a
Jadi b = a = a – c = a - s1
a
B(z) = C(z) = A(z) – z. A(z). 
Contoh .7.
Diketahui fungsi numerik gn = 3n
, n  0.
Fungsi pembangkit dari en = g adalah
E(z) = G(z) – z. G(z) =
z31
1

–
z
z
31
E(z) =
z
z
31
1



8. Jika c = a * b merupakan fungsi pembangkit dari fungsi numerik knkn bac =
n
0=k
, maka
C(z) = A(z) B(z) sebab:
A(z) B(z) = (a0  a1z  a2z2  …)( b0  b1z  b2z2  …)
= a0 b0  ( a0 b1  a1 b0 ) z  ( a0 b2  a1 b1  a2 b0) z2  …  (
knk ba 
n
0=k
)zn  … 
Contoh
an = 3n
, bn = 2n
,untuk n  0
dimana c = a * b merupakan generating function
Fungsi pembangkitnya C(z) = A(z) B(z) =
z31
1
 z21
1

C(Z) =
z31
3

–
z21
2

Jadi cn = 3(3)n
– 2(2)n
= 3n + 1
– 3n + 1

Contoh
a merupakan fungsi numerik sembarang
b = (1,1,1,1…) atau bn = 1 untuk n  0
dimana c = a * b merupakan generating function
knkn bac =
n
0=k
= 1
n
0=k
 ka
=
n
0=k
 ka
Jadi c menyatakan partial sum dari deret yang dibentuk dari fungsi numerik
a, Generating Function dari c adalah C(z) =
z1
1
A(z) 
9. Jika A(z) =
z1
1
, maka a = (1,1,1,1, …) dari hasil tadi dapat disimpulkan bahwa C(z) =
2
)1(
1
z
, adalah generating function dari fungsi numerik (1,2,3,4, …,n, …)
Contoh :
Misalkan ingin dihitung jumlah 12  22  32  42  …  n2
Dari
z1
1
= 1  z  z2  z3  z4  …  zn  …
Diperoleh
z1
1
= 1  2z  3z2  4z3  5z4  …  nzn – 1  …
2
)1( z
z

= z  2z2  3z3  4z4  5z5  …  nzn  …






 2
)1( z
z
dz
d
= 12  22
z  32
z3  42
z4  52
z5  …  n2
zn-1  …
Jadi






 2
)1( z
z
dz
d
z = 02  12
z  22
z2  32
z3  42
z4  …  n2
zn-1  … 
 A(z) = 3
)1(
)1(
z
zz


adalah generating function dari fungsi numerik
a = (02
, 12
, 22
, 32
, …, n2
, …)
 B(z) = 4
)1(
)1(
z
zz


adalah generating function dari fungsi numerik
a = (02
, 02  12
, 02  12  22
, …, 02  12  22  …  n2
, …)
Sedangkan
(1 – z ) – 4
= 



0= !
)14(…)24)(14)(4(
)1(
n
nn
z
n
n
= 


0= !
)3(…654
n
n
z
n
n
= 



0= 321
)3)(2)(1(
n
n
z
nnn
 Koefisien dari zn
di B(z) adalah
6
)12)(1(
=
321
)1()1(
321
)2)(1( 




 nnnnnnnnn
Jadi
12  22  32  42  …  n2
=
6
)12)(1(  nnn

LATIHAN SOAL 1
9.1. Sebuah bola ping pong dijatuhkan dari ketinggian 20 m di atas lantai tiap kali memantul,
bola mencapai ketinggian setengah kali tinggi sebelumnya.
a. Misalkan a, mengacu pada ketinggian yang dijangkau pada pantulan ke-r. sketsalah
fungsi numerik dari a
b. Misalkan b, mengacu pada berkurangnya ketinggian selama pantulan ke-r. tunjukkan
b, melalui ketentuan a, sketsalah fungsi numerik dari b
c. Bola ping pong kedua dijatuhkan dari ketinggian 6 m ke lantai yang sama pada waktu
yang bersamaan dengan bola pertama ketika mencapai ketinggian tertingginya pada
pemantulan ketiga. Misalkan c, mengacu pada ketinggian bola kedua mencapai
pemantulan ke-r nya. Tunjukkan c, melalui ketentuan a.
Penyelesaian:
(a) Misalkan :
𝑎 𝑟= ketinggian yang dijangkau pada pantulan ke-r
x = rasio
n = pantulan pertama
sehingga diketahui :
𝑥 =
1
2
n = 20 meter
Ditanyakan : 𝑎 𝑟?
permasalahan tersebut dapat diselesaikan menggunakan prinsip geometri
𝑎 𝑟 = 𝑛𝑥 𝑟
= 20 (
1
2
)
𝑟
maka fungsi numerik dari 𝑎 𝑟 adalah 𝑎 𝑟 = 20 (
1
2
)
𝑟
dengan 𝑟 ≥ 0
(b) br = berkurangnya ketinggian selama pantulan ke-r
𝑎 𝑟= ketinggian yang dijangkau pada pantulan ke-r
x = rasio
n = pantulan pertama
sehingga diketahui:
x =
2
1
n = 20 meter
Ditanyakan : br?
Jawab:
𝑎 𝑟 = 20 (
1
2
)
𝑟
dengan 𝑟 ≥ 0
Karena br menunjukkan selisih ketinggian dari bola saat pantulan ke r, maka br dapat
ditulis berdasarkan ar sebagai berikut:
𝑏 𝑟 = {
0, 𝑟 = 0
𝑎 𝑟−1 − 𝑎 𝑟, r ≥ 1
𝑏 𝑟 = {
0, 𝑟 = 0
20 (
1
2
)
𝑟−1
− 20 (
1
2
)
𝑟
, r ≥ 1
(c) cr = ketinggian bola kedua mencapai pemantulan ke-r
x = rasio
nc = ketinggian bola kedua saat dijatuhkan pertama
sehingga diketahui :
x =
2
1
nc = 6 m
𝑎 𝑟 = 𝑛𝑥 𝑟
= 20 (
1
2
)
𝑟
𝑐 𝑟 = 𝑛 𝑐 (
1
2
)
𝑟
= 6 (
1
2
)
𝑟
Dari rumus tersebut dapat ditentukan:
𝑎3 = 20 (
1
2
)
3
=
20
8
𝑎4 = 20 (
1
2
)
4
=
20
16
.
.
.
𝑎 𝑟 = 20 (
1
2
)
𝑟
Sedangkan untuk cr:
𝑐0 = 6 (
1
2
)
0
= 6
𝑐1 = 6 (
1
2
)
1
= 3
.
.
.
𝑐 𝑟 = 6 (
1
2
)
𝑟
Dengan begitu dapat ditentukan cr berdasarkan ar sebagai berikut:
𝑐 𝑟 = 6 (
1
2
)
𝑟
= 6.
20 (
1
2
)
𝑟+3
20 (
1
2
)
3 = 6.
𝑎 𝑟+3
𝑎3
9.2. Dalam proses pengaturan sebuah sistem, sebuah alat monitor menunjukkan suhu didalam
suatu ruang reaksi kimia setiap 30 detik. Misalkan a, mengacu pada pembacaan ke-r
derajat dalam celcius. Tentukkan dalam sebuah ekspresi untuk a, jika diketahui bahwa
suhu meningkat dari 100 ke 120 pada sebuah nilai konstan pada 300 detik pertama dan
bertahan pada 120 derajat sejak dihidupkan.
Penyelesaian:
a = pembacaan ke-r derajat dalam celcius
x = rasio
n = suhu awal yang diketahui
sehingga, diketahui :
Karena pada soal diketahui suhu meningkat dari 100 ke 120 derajat celcius dengan
konstan pada 300 detik pertama dan reaksi kimia yang terjadi pada ruangan tersebut
terjadi setiap 30 detik sehingga dapat kita cari dengan waktu yang dibutuhkan selama
peningkatan suhu dari 100 ke 120 dibagi rentangan waktu setiap reaksi kimia terjadi :
300
30
= 10 dan kita ketahui bahwa perubahan suhu yang terjadi sebesar 120 – 100 = 20
sehingga dapat kita ketahui untuk setiap sekali reaksi kimia terjadi perubahan suhu
sebesar 𝑥 =
20
10
= 2 derajat.
n = 120
𝑎 𝑟 = 𝑛𝑥 𝑟
= 120(2) 𝑟
Sehingga dapat kita ketahui fungsi numerik a adalah 𝑎 𝑟 = 𝑛𝑥 𝑟
= 120(2) 𝑟
9.3. Misalkan a adalah fungsi numerik dimana ar sama dengan sisa ketika r dibagi dengan 17.
Misalkan b adalah fungsi numerik dimana br sama dengan 0 jika bilangan bulat r habis
dibagi 3, dan sama dengan 1 jika tidak habis dibagi 3.
(a) Misalkan cr = ar + br, berapakah nilai r yang membuat cr = 0 ? dan berapakah nilai r
yang membuat cr = 1 ?
(b) Misalkan dr = ar .br, berapakah nilai r yang membuat dr = 0 ? dan berapakah nilai r
yang membuat dr = 1 ?
Penyelesaian:
Dari soal diatas, dapat kita bentuk fungsi numerik untuk ar dan br yaitu :
𝑎 𝑟 = {
0, 𝑟 = 17𝑘
𝑝, 𝑟 = 17𝑘 + 𝑝
dengan 𝑘, 𝑝 ∈ 𝑍, 1 ≤ 𝑝 ≤ 16
𝑏 𝑟 = {
0, 𝑟 = 3𝑘
1, 𝑟 ≠ 3𝑘
dengan 𝑘, 𝑝 ∈ 𝑍
a. cr = ar + br, maka
𝑐 𝑟 = {
0, 𝑟 = 51𝑘
1, 𝑟 = 17𝑘 + 1 ⋀ 𝑟 = 3𝑘
1, 𝑟 = 17𝑘 ⋀ 𝑟 ≠ 3𝑘
Jadi cr akan bernilai 0 saat r = 51k dan akan bernilai 1 saat 𝑟 = 17𝑘 + 1 ⋀ 𝑟 = 3𝑘
atau 𝑟 = 17𝑘 + 1 ⋀ 𝑟 ≠ 3𝑘
b. dr = ar .br
𝑑 𝑟 = {
0, 𝑟 = 51𝑘⋁ (𝑟 = 17𝑘 + 𝑝 ⋀ 𝑟 = 3𝑘)⋁ (𝑟 = 17𝑘 ⋁ 𝑟 ≠ 3𝑘)
1, 𝑟 ≠ 3𝑘 ⋀ 𝑟 = 17𝑘 + 1
𝑝, 𝑟 = 17𝑘 + 𝑝 ⋀ 𝑟 ≠ 3𝑘
Maka, dr bernilai 0 saat 𝑟 = 51𝑘 ⋁(𝑟 = 17𝑘 + 𝑝 ⋀ 𝑟 = 3𝑘) ⋁( 𝑟 ≠ 3𝑘 ⋀ 𝑟 =
17𝑘) dan akan bernilai 1 saat 𝑟 ≠ 3𝑘 ⋀𝑟 = 17𝑘 + 1
9.4. Misalkan a sebagai fungsi numerik, dengan
𝑎 𝑟 = {
2, 0 ≤ 𝑟 ≤ 3
2−𝑟
+ 5, 𝑟 ≥ 4
(a) Tentukan S2
a dan S-2
a
(b) Tentukan ∆𝑎 dan ∇𝑎
Penyelesasian:
(a) Misal S2
a = e, maka:
𝑒 𝑟 = {
0, 0 ≤ 𝑟 ≤ 1
2, 2 ≤ 𝑟 ≤ 5
2−𝑟
+ 5, 𝑟 ≥ 6
Untuk nilai akan ada dari (dimundur)
Misal S-2
a = f
𝑓𝑟 = {
2, 0 ≤ 𝑟 ≤ 1
2−𝑟
+ 5, ≥ 2
Untuk f nilai akan ada dari
2
a (dimaju)
(b) Tentukan ∆𝑎 dan ∇𝑎
Untuk ∆𝑎
∆𝑎 = 𝑎 𝑟+1 − 𝑎 𝑟, 𝑟 ≥ 0
∆𝑎3 = 2−4
+ 5 − 2 =
49
16
∆𝑎 𝑟 = 2−𝑟−1
+ 5 − (2−𝑟
+ 5)
∆𝑎 𝑟 =
1
2.2 𝑟
−
1
2 𝑟
∆𝑎 𝑟 =
1
2.2 𝑟
−
2
2. 2 𝑟
∆𝑎 𝑟 = −2−(r+1)
maka:
∆𝑎 = {
0, 0 ≤ r ≤ 2
49
16
, r = 3
−2−(r+1)
, r ≥ 4
Untuk ∇𝑎
∇𝑎 = 𝑎 𝑟 − 𝑎 𝑟−1, 𝑟 ≥ 1
∇𝑎4 = 2−4
+ 5 − 2 =
49
16
∇𝑎 𝑟 = 2−𝑟
+ 5 − (2−𝑟+1
+ 5)
∇𝑎 𝑟 =
1
2 𝑟
−
2
2 𝑟
∇𝑎 𝑟 = −2−r
maka:
∇𝑎 = {
0, 0 ≤ r ≤ 3
49
16
, r = 4
−2−r
, r ≥ 5
9.5. Kita memperkenalkan notasi
∆2
𝑎 = ∆(∆𝑎)
∆3
𝑎 = ∆(∇2
𝑎)
.
.
.
∆𝑖
𝑎 = ∆(∆𝑖−1
𝑎)
(a) Misalkan a adalah fungsi numerik sehingga,
𝑎 𝑟 = 𝑟3
− 2𝑟2
+ 3𝑟 + 2
Tentukan ∆𝑎, ∆2
𝑎, ∆3
𝑎, ∆4
𝑎 !
(b) Misalkan a adalah fungsi numerik sehingga 𝑎 𝑟 adalah sebuah polinomial dengan
bentuk 𝑥0 + 𝑥1 𝑟 + 𝑥2 𝑟2
+ ⋯ + 𝑥 𝑘 𝑟 𝑘
Tunjukkan bahwa ∆ 𝑘+1
𝑎 sama dengan 0
Penyelesaian:
(a) Diketahui 𝑎 𝑟 = 𝑟3
− 2𝑟2
+ 3𝑟 + 2 dimana 𝑟 ≥ 0
 ∆𝑎 = 𝑎 𝑟+1 − 𝑎 𝑟
∆𝑎 = (((𝑟 + 1)3
−2(𝑟 + 1)2
+ 3(𝑟 + 1) + 2) − (𝑟3
− 2𝑟2
+ 3𝑟 + 2))
∆𝑎 = ((𝑟3
+ 3𝑟2
+ 3𝑟 + 1) − 2(𝑟2
+ 2𝑟 + 1) + 3𝑟 + 3 + 2) − (𝑟3
− 2𝑟2
+ 3𝑟 + 2)
∆𝑎 = 3𝑟2
− 𝑟 + 2
 ∆𝑎 = 3𝑟2
− 𝑟 + 2
∆2
𝑎 = ∆(∆𝑎)
∆2
𝑎 = ∆𝑎 𝑟+1 − ∆𝑎 𝑟
∆2
𝑎 = (3(𝑟 + 1)2
− (𝑟 + 1) + 2) − (3𝑟2
− 𝑟 + 2)
∆2
𝑎 = 3(𝑟2
+ 2𝑟 + 1) − 𝑟 − 1 + 2 − 3𝑟2
+ 𝑟 − 2
∆2
𝑎 = 6𝑟 + 2
 ∆2
𝑎 = 6𝑟 + 2
∆3
𝑎 = ∆(∆2
𝑎)
∆3
𝑎 = ∆2
𝑎 𝑟+1 − ∆2
𝑎 𝑟
∆3
𝑎 = (6(𝑟 + 1) + 2 − (6𝑟 + 2))
∆3
𝑎 = 6
 ∆3
𝑎 = 6
∆4
𝑎 = ∆(∆3
𝑎)
∆4
𝑎 = ∆3
𝑎 𝑟+1 − ∆3
𝑎 𝑟
∆4
𝑎 = 6 − 6
∆4
𝑎 = 0
(b) Diketahui 𝑎 𝑟 = 𝑥0 + 𝑥1 𝑟 + 𝑥2 𝑟2
+ ⋯ + 𝑥 𝑘 𝑟 𝑘
Maka:
∆𝑎 = 𝑎0 + 𝑎1 𝑟 + 𝑎2 𝑟2
+ ⋯ + 𝑎 𝑘−1 𝑟 𝑘−1
, 𝑎0,1,2,3,..,𝑘−1 = 𝑹
∆2
𝑎 = 𝑏0 + 𝑏1 𝑟 + 𝑏2 𝑟2
+ ⋯ + 𝑏 𝑘−2 𝑟 𝑘−2
, 𝑏0,1,2,3,..,𝑘−2 = 𝑹
.
.
∆ 𝑘−𝑛
𝑎 = 𝑐0 + 𝑐1 𝑟 + 𝑐2 𝑟2
+ ⋯ + 𝑐 𝑘−(𝑘−𝑛) 𝑟 𝑘−(𝑘−𝑛)
, 𝑐0,1,2,3,..𝑘−(𝑘−𝑛) = 𝑹
∆ 𝑘−𝑛
𝑎 = 𝑐0 + 𝑐1 𝑟 + 𝑐2 𝑟2
+ ⋯ + 𝑐 𝑛 𝑟 𝑛
, 𝑐0,1,2,3,..,𝑛 = 𝑹
.
.
∆ 𝑘
𝑎 = 𝑑0, 𝑑0 = 𝑹
∆ 𝑘+1
𝑎 = ∆(∆ 𝑘
𝑎)
∆ 𝑘+1
𝑎 = ∆ 𝑘
𝑎 𝑟+1 − ∆ 𝑘
𝑎 𝑟
∆ 𝑘+1
𝑎 = 𝑑0 − 𝑑0 = 0
(Terbukti)
LATIHAN SOAL 2
1. Pak Deni menabung di Koperasi sebanyak Rp.5000.000,00 dengan bunga 2%
pertahunnya. Berapa tabungan Pak Deni setelah 21 tahun ?
Penyelesaian:
21
21
021
0
1
0001
0
100
102
.000.5000%)21(
%)21(
%)21(%2.
000.5000











xx
xx
xxxx
x
nketahunpadaDeniktabunganpabanyakx
n
n
n
2. Tentukan bentuk sederhana fungsi pembangkit biasa barisan na dengan
1
2


n
an
Penyelesaian:
5
2
2
1
3
2
4
3
2
11
20saat





n
n
n
n
n
an
an
an
an
an
3. Cari banyak cara mengumpulkan $15 dari 20 orang yang ada jika setiap orang dari 19
orang pertama boleh memberikan $ 1 atau tidak sama sekali, sedangkan orang ke-20
boleh memberikan $1 atau $5 atau tidak sama sekali
Penyelesaian:
20 orang mengumpulkan $15
C1 + C2 + C3 + ... + C20 = 15
C1, C2, C3, ... , C19 = $0 , $1
C20 = $0 , $1 , $5
Fungsi Pembangkit
)'1()1( 519
xxx  cari koef 15
x
Ekspansi [1] )().()]1()1[( 519
xgxfxxx 
Ekspansi [3] )1(
19
19
...
2
19
1
19
1 5192
xxxxx 
























soalkekembali
.
.
.
510
114
01515








xx
xx
xxx
1.
10
19
14
19
15
1915


















x
4. Selesaikan relasi rekursif berikut dengan Fungsi Pembangkit 2,65 21   naaa nnn
, 2,1 10  aa
Penyelesaian:
Misalkan fungsi pembangkit dari:
n
nn xaxaxaxaaxAa  ...)( 3
3
2
210
14
3
3
2
2
101 5...5555)(535 
  n
nn xaxaxaxaxaxAa
25
3
4
2
3
1
2
0 6...6666)(626 
 n
nn xaxaxaxaxaxAa
+
...]65[]65[]5[]651)[( 123
3
012
2
010
2
 aaaxaaaxaaxaxxxA
karena : 2,1 10  aa
0...000)7(1]651)[( 22
 xxxxxA
2
651
71
)(
xx
x
xA



1213
)(




x
B
x
A
xA
)13()12(71  xBxAx
)12)(13(  xx
xxBxA 71)13()12( 
pembuat nol
3
1
,
2
1
 xx
untuk
2
5
)
2
1
(
2
1 
 Bx
untuk
3
4
)
3
1
(
3
1 


 Ax
12
1
5
13
1
4)(




xx
xA
=
xx 21
1
5
31
1
4




nn
na 2.53.4 

More Related Content

What's hot

Fungsi Pembangkit
Fungsi PembangkitFungsi Pembangkit
Fungsi Pembangkit
Heni Widayani
 
Modul 7 persamaan diophantine
Modul 7   persamaan diophantineModul 7   persamaan diophantine
Modul 7 persamaan diophantine
Acika Karunila
 
Aksioma peluang
Aksioma peluangAksioma peluang
Aksioma peluang
ikhsanguntur
 
Bab ii ring
Bab ii ringBab ii ring
Bab ii ring
siitatamba
 
Basis dan Dimensi
Basis dan DimensiBasis dan Dimensi
Basis dan Dimensibagus222
 
Defenisi dan sifat kekongruenan Teobil
Defenisi dan sifat kekongruenan TeobilDefenisi dan sifat kekongruenan Teobil
Defenisi dan sifat kekongruenan Teobil
Nailul Hasibuan
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cUmmu Zuhry
 
Ketaksamaan chebyshev1
Ketaksamaan chebyshev1Ketaksamaan chebyshev1
Ketaksamaan chebyshev1ruslancragy8
 
Matematika Diskrit part 1
Matematika Diskrit part 1Matematika Diskrit part 1
Matematika Diskrit part 1
radar radius
 
Makalah Persamaan Deferensial NON EKSAK
Makalah Persamaan Deferensial NON EKSAKMakalah Persamaan Deferensial NON EKSAK
Makalah Persamaan Deferensial NON EKSAKRaden Ilyas
 
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 06
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 06Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 06
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 06
KuliahKita
 
Grup Siklik
Grup SiklikGrup Siklik
Grup Siklik
Nailul Hasibuan
 
Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 01
Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 01Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 01
Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 01
KuliahKita
 
Struktur Aljabar Doc
Struktur Aljabar DocStruktur Aljabar Doc
Struktur Aljabar Doc
Ulfa Nur Afifah
 

What's hot (20)

Basis dan Dimensi
Basis dan DimensiBasis dan Dimensi
Basis dan Dimensi
 
Fungsi Pembangkit
Fungsi PembangkitFungsi Pembangkit
Fungsi Pembangkit
 
Ring
RingRing
Ring
 
Modul 7 persamaan diophantine
Modul 7   persamaan diophantineModul 7   persamaan diophantine
Modul 7 persamaan diophantine
 
Aksioma peluang
Aksioma peluangAksioma peluang
Aksioma peluang
 
Bab ii ring
Bab ii ringBab ii ring
Bab ii ring
 
Basis dan Dimensi
Basis dan DimensiBasis dan Dimensi
Basis dan Dimensi
 
Defenisi dan sifat kekongruenan Teobil
Defenisi dan sifat kekongruenan TeobilDefenisi dan sifat kekongruenan Teobil
Defenisi dan sifat kekongruenan Teobil
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
 
Ketaksamaan chebyshev1
Ketaksamaan chebyshev1Ketaksamaan chebyshev1
Ketaksamaan chebyshev1
 
Matematika Diskrit part 1
Matematika Diskrit part 1Matematika Diskrit part 1
Matematika Diskrit part 1
 
Modul 6 spl
Modul 6 splModul 6 spl
Modul 6 spl
 
Teorema isomorfisma ring makalah
Teorema isomorfisma ring makalahTeorema isomorfisma ring makalah
Teorema isomorfisma ring makalah
 
Teori bilangan
Teori bilanganTeori bilangan
Teori bilangan
 
Makalah Persamaan Deferensial NON EKSAK
Makalah Persamaan Deferensial NON EKSAKMakalah Persamaan Deferensial NON EKSAK
Makalah Persamaan Deferensial NON EKSAK
 
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 06
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 06Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 06
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 06
 
Grup Siklik
Grup SiklikGrup Siklik
Grup Siklik
 
Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 01
Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 01Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 01
Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 01
 
Handout analisis real
Handout analisis realHandout analisis real
Handout analisis real
 
Struktur Aljabar Doc
Struktur Aljabar DocStruktur Aljabar Doc
Struktur Aljabar Doc
 

Similar to fungsi Generator

Fungsi bessel
Fungsi besselFungsi bessel
Fungsi bessel
Gayuh Permadi
 
Bilangan kompleks
Bilangan kompleksBilangan kompleks
Bilangan kompleks
Silvia276415
 
Integral Garis
Integral GarisIntegral Garis
Integral Garis
Kelinci Coklat
 
Bilangan kompleks
Bilangan kompleksBilangan kompleks
Bilangan kompleks
PT.surga firdaus
 
SOAL MATEMATIKA WAJIB PAT.docx
SOAL MATEMATIKA WAJIB PAT.docxSOAL MATEMATIKA WAJIB PAT.docx
SOAL MATEMATIKA WAJIB PAT.docx
Farid Khoiriyah
 
Nilai trigonometri
Nilai trigonometriNilai trigonometri
Nilai trigonometri
Muhlisul Anwar
 
Sttm tm 04 modul 2 fungsi dan limit fungsi revisi
Sttm tm 04 modul 2 fungsi dan limit fungsi revisiSttm tm 04 modul 2 fungsi dan limit fungsi revisi
Sttm tm 04 modul 2 fungsi dan limit fungsi revisi
Prayudi MT
 
Sttm tm 03 modul 2 fungsi dan limit fungsi revisi
Sttm tm 03 modul 2 fungsi dan limit fungsi revisiSttm tm 03 modul 2 fungsi dan limit fungsi revisi
Sttm tm 03 modul 2 fungsi dan limit fungsi revisi
Prayudi MT
 
Kalkulus modul 2 fungsi dan limit fungsi revisi
Kalkulus modul 2 fungsi dan limit fungsi revisiKalkulus modul 2 fungsi dan limit fungsi revisi
Kalkulus modul 2 fungsi dan limit fungsi revisi
Prayudi MT
 
fungsi trigonometri
fungsi trigonometrifungsi trigonometri
fungsi trigonometri
Fazar Ikhwan Guntara
 
Modul trigonometri
Modul trigonometriModul trigonometri
Modul trigonometri
Ibnu Fajar
 
Ilhamsyah Ibnu Hidayat Soal Barisan dan Deret
Ilhamsyah Ibnu Hidayat Soal Barisan dan DeretIlhamsyah Ibnu Hidayat Soal Barisan dan Deret
Ilhamsyah Ibnu Hidayat Soal Barisan dan Deret
IlhamsyahIbnuHidayat
 
Diferensial
DiferensialDiferensial
Diferensial
Budiman M. Said
 
Analisis Real
Analisis RealAnalisis Real
Analisis Real
Citzy Fujiezchy
 
1 Bilangan Kompleks
1 Bilangan Kompleks1 Bilangan Kompleks
1 Bilangan Kompleks
Simon Patabang
 
grafik-fungsi-trigonometri grafik fu.ppt
grafik-fungsi-trigonometri grafik fu.pptgrafik-fungsi-trigonometri grafik fu.ppt
grafik-fungsi-trigonometri grafik fu.ppt
mulinda3
 
grafik-fungsi-trigonometri sinus cos tan.ppt
grafik-fungsi-trigonometri sinus cos tan.pptgrafik-fungsi-trigonometri sinus cos tan.ppt
grafik-fungsi-trigonometri sinus cos tan.ppt
wulansw30
 

Similar to fungsi Generator (20)

Fungsi bessel
Fungsi besselFungsi bessel
Fungsi bessel
 
Bilangan kompleks
Bilangan kompleksBilangan kompleks
Bilangan kompleks
 
Integral Garis
Integral GarisIntegral Garis
Integral Garis
 
Bilangan kompleks
Bilangan kompleksBilangan kompleks
Bilangan kompleks
 
SOAL MATEMATIKA WAJIB PAT.docx
SOAL MATEMATIKA WAJIB PAT.docxSOAL MATEMATIKA WAJIB PAT.docx
SOAL MATEMATIKA WAJIB PAT.docx
 
Nilai trigonometri
Nilai trigonometriNilai trigonometri
Nilai trigonometri
 
Sttm tm 04 modul 2 fungsi dan limit fungsi revisi
Sttm tm 04 modul 2 fungsi dan limit fungsi revisiSttm tm 04 modul 2 fungsi dan limit fungsi revisi
Sttm tm 04 modul 2 fungsi dan limit fungsi revisi
 
Sttm tm 03 modul 2 fungsi dan limit fungsi revisi
Sttm tm 03 modul 2 fungsi dan limit fungsi revisiSttm tm 03 modul 2 fungsi dan limit fungsi revisi
Sttm tm 03 modul 2 fungsi dan limit fungsi revisi
 
Kalkulus modul 2 fungsi dan limit fungsi revisi
Kalkulus modul 2 fungsi dan limit fungsi revisiKalkulus modul 2 fungsi dan limit fungsi revisi
Kalkulus modul 2 fungsi dan limit fungsi revisi
 
fungsi trigonometri
fungsi trigonometrifungsi trigonometri
fungsi trigonometri
 
Modul trigonometri
Modul trigonometriModul trigonometri
Modul trigonometri
 
Ilhamsyah Ibnu Hidayat Soal Barisan dan Deret
Ilhamsyah Ibnu Hidayat Soal Barisan dan DeretIlhamsyah Ibnu Hidayat Soal Barisan dan Deret
Ilhamsyah Ibnu Hidayat Soal Barisan dan Deret
 
Diferensial
DiferensialDiferensial
Diferensial
 
Analisis Real
Analisis RealAnalisis Real
Analisis Real
 
2004k
2004k2004k
2004k
 
1 Bilangan Kompleks
1 Bilangan Kompleks1 Bilangan Kompleks
1 Bilangan Kompleks
 
grafik-fungsi-trigonometri grafik fu.ppt
grafik-fungsi-trigonometri grafik fu.pptgrafik-fungsi-trigonometri grafik fu.ppt
grafik-fungsi-trigonometri grafik fu.ppt
 
grafik-fungsi-trigonometri sinus cos tan.ppt
grafik-fungsi-trigonometri sinus cos tan.pptgrafik-fungsi-trigonometri sinus cos tan.ppt
grafik-fungsi-trigonometri sinus cos tan.ppt
 
Kalkulus II stta
Kalkulus  II sttaKalkulus  II stta
Kalkulus II stta
 
Tugas kalkulus 2 r
Tugas kalkulus 2 rTugas kalkulus 2 r
Tugas kalkulus 2 r
 

Recently uploaded

Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptxRefleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
SholahuddinAslam
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
PreddySilitonga
 
7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
AskariB1
 
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMK
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMKModul ajar logaritma matematika kelas X SMK
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMK
WinaldiSatria
 
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptxALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
rusinaharva1
 
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala SekolahVisi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
kusnen59
 
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptxRESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
ABDULRASIDSANGADJI1
 
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
VenyHandayani2
 
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdfObservasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
andikuswandi67
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
zakkimushoffi41
 
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptxPenjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
GuneriHollyIrda
 
Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...
Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...
Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...
JokoPramono34
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptxPERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
TeukuEriSyahputra
 
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratPendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Eldi Mardiansyah
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 

Recently uploaded (20)

Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptxRefleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
 
7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
 
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMK
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMKModul ajar logaritma matematika kelas X SMK
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMK
 
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptxALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
 
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala SekolahVisi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
 
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptxRESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
 
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
 
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdfObservasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
 
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptxPenjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
 
Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...
Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...
Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptxPERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
 
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratPendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 

fungsi Generator

  • 1. Generating Function Fungsi pembangkit (generating function) dari sebuah fungsi numerik an = (a0, a1, a2,… , ar, … ) adalah sebuah deret tak hingga A(z) = a0 + a1 z + a2 z2 + a3 z3 + … + an zn + … . ( ingat: .........1 1 1 5432   zzzzz z ) deret maclouren Pada deret tersebut, pangkat dari variabel z merupakan indikator sedemikian hingga koefisien dari zn adalah harga fungsi numerik pada n. Untuk sebuah fungsi numerik an digunakan nama A(z) untuk menyatakan fungsi pembangkitnya. Contoh .1. Diketahui fungsi numerik gn = 3n , n  0. Fungsi numerik tersebut dapat pula ditulis sebagai gn = (1, 3, 32 , 33 , … ). Fungsi pembangkit dari fungsi numerik gn tersebut adalah G(z) = 1 + 3 z + 32 z2 + 33 z3 + … 3n zn + … yang dalam bentuk tertutup dapat ditulis sebagai G(z) = z31 1   SIFAT SIFAT GENERATING FUNCTION 1. Jika fungsi numerik b =  a, maka fungsi pembangkit dari fungsi numerik b tersebut adalah B(z) =  A(z) , dimana A(z) merupakan fungsi pembangkit dari fungsi numerik a. Contoh .2. Diketahui fungsi numerik an = 7 3n , n  0 Maka A(z) = 7 z31 1  yang dapat pula ditulis sebagai A(z) = z31 7  
  • 2. 2. Jika fungsi numerik c = a + b , maka fungsi pembangkit dari fungsi numerik c tersebut adalah C(z) = A(z) + B(z), dimana A(z) merupakan fungsi pembangkit dari fungsi numerik a dan B(z) adalah fungsi pembangkit dari fungsi numerik b. Contoh .3. Diketahui fungsi numerik an = 3n + 2n , n  0 Maka A(z) = z21 1  + z31 1  yang dapat pula ditulis sebagai A(z) = 2 651 52 zz z    Contoh .4. Diketahui fungsi pembangkit dari fungsi numerik a adalah A(z) = 2 41 2 z . Fungsi pembangkit tersebut dapat ditulis sebagai A(z) = z21 1  + z21 1  . Dengan demikian diperoleh fungsi numerik an : an = 2n + (-2)n , n  0 atau dapat ditulis sebagai an =     genapn ganjiln n 2 0 1  3. Jika A(z) merupakan fungsi pembangkit dari fungsi numerik  dan b = αn n , maka A(αz) adalah fungsi pembangkit dari b Contoh .5. Diketahui fungsi numerik an = 1 untuk n  0 Fungsi pembangkit dari A(Z) = z1 1 Maka fungsi pembangkit dari an = αn , untuk n  0 Adalah A(Z) = z1 1 
  • 3. 4. Jika A(z) merupakan fungsi pembangkit dari fungsi numerik an, maka z i A(z) adalah fungsi pembangkit dari S i a , untuk i bilangan bulat positif. Contoh .6. Diketahui fungsi numerik gn = 3n , n  0. Fungsi pembangkit dari bn = S 6 g adalah B(z) = z 6 ( z31 1  ) yang dapat pula ditulis sebagai B(z) = z z 31 6   5. Jika A(z) merupakan fungsi pembangkit dari fungsi numerik an, maka , z -i (A(z) – a0 – a1 z – a2 z2 - … - ai - 1 z i -1 ) adalah fungsi pembangkit dari S -i a , untuk i bilangan bulat positif. Contoh .5. Diketahui fungsi numerik gn = 3n , n  0. Fungsi pembangkit dari cn = S -4 g adalah C(z) = z -4 (G(z) – g0 – g1 z – g2 z2 – g3 z3 ) C(z) = z -4 ( z31 1  - 1 – 3 z – 32 z2 – 33 z3 )  6. Jika A(z) merupakan fungsi pembangkit dari fungsi numerik an dan fungsi numerik bn = a, maka B(z) = z 1 (A(z) – a0) – A(z). Contoh .6. Diketahui fungsi numerik gn = 3n , n  0. Fungsi pembangkit dari dn = g adalah D(z) = z 1 (G(z) – g0) – G(z).
  • 4. D(z) = z 1 ( z31 1  - 1) – z31 1   7. Jika A(z) merupakan fungsi pembangkit dari fungsi numerik an dan fungsi numerik cn = a, maka C(z) = A(z) – z. A(z). Sebab : bn = an+1 - an Misalkan cn = an +1, maka c = s-1 a Jadi b = a = c – a = s-1 a – a B(z) = z-1 [A(z) – a0] – A(z) Sedangkan bila bn = an - an -1 Misalkan cn = an -1, maka c = s1 a Jadi b = a = a – c = a - s1 a B(z) = C(z) = A(z) – z. A(z).  Contoh .7. Diketahui fungsi numerik gn = 3n , n  0. Fungsi pembangkit dari en = g adalah E(z) = G(z) – z. G(z) = z31 1  – z z 31 E(z) = z z 31 1    8. Jika c = a * b merupakan fungsi pembangkit dari fungsi numerik knkn bac = n 0=k , maka C(z) = A(z) B(z) sebab: A(z) B(z) = (a0  a1z  a2z2  …)( b0  b1z  b2z2  …)
  • 5. = a0 b0  ( a0 b1  a1 b0 ) z  ( a0 b2  a1 b1  a2 b0) z2  …  ( knk ba  n 0=k )zn  …  Contoh an = 3n , bn = 2n ,untuk n  0 dimana c = a * b merupakan generating function Fungsi pembangkitnya C(z) = A(z) B(z) = z31 1  z21 1  C(Z) = z31 3  – z21 2  Jadi cn = 3(3)n – 2(2)n = 3n + 1 – 3n + 1  Contoh a merupakan fungsi numerik sembarang b = (1,1,1,1…) atau bn = 1 untuk n  0 dimana c = a * b merupakan generating function knkn bac = n 0=k = 1 n 0=k  ka = n 0=k  ka Jadi c menyatakan partial sum dari deret yang dibentuk dari fungsi numerik a, Generating Function dari c adalah C(z) = z1 1 A(z)  9. Jika A(z) = z1 1 , maka a = (1,1,1,1, …) dari hasil tadi dapat disimpulkan bahwa C(z) = 2 )1( 1 z , adalah generating function dari fungsi numerik (1,2,3,4, …,n, …) Contoh :
  • 6. Misalkan ingin dihitung jumlah 12  22  32  42  …  n2 Dari z1 1 = 1  z  z2  z3  z4  …  zn  … Diperoleh z1 1 = 1  2z  3z2  4z3  5z4  …  nzn – 1  … 2 )1( z z  = z  2z2  3z3  4z4  5z5  …  nzn  …        2 )1( z z dz d = 12  22 z  32 z3  42 z4  52 z5  …  n2 zn-1  … Jadi        2 )1( z z dz d z = 02  12 z  22 z2  32 z3  42 z4  …  n2 zn-1  …   A(z) = 3 )1( )1( z zz   adalah generating function dari fungsi numerik a = (02 , 12 , 22 , 32 , …, n2 , …)  B(z) = 4 )1( )1( z zz   adalah generating function dari fungsi numerik a = (02 , 02  12 , 02  12  22 , …, 02  12  22  …  n2 , …) Sedangkan (1 – z ) – 4 =     0= ! )14(…)24)(14)(4( )1( n nn z n n =    0= ! )3(…654 n n z n n =     0= 321 )3)(2)(1( n n z nnn  Koefisien dari zn di B(z) adalah 6 )12)(1( = 321 )1()1( 321 )2)(1(       nnnnnnnnn Jadi
  • 7. 12  22  32  42  …  n2 = 6 )12)(1(  nnn  LATIHAN SOAL 1 9.1. Sebuah bola ping pong dijatuhkan dari ketinggian 20 m di atas lantai tiap kali memantul, bola mencapai ketinggian setengah kali tinggi sebelumnya. a. Misalkan a, mengacu pada ketinggian yang dijangkau pada pantulan ke-r. sketsalah fungsi numerik dari a b. Misalkan b, mengacu pada berkurangnya ketinggian selama pantulan ke-r. tunjukkan b, melalui ketentuan a, sketsalah fungsi numerik dari b c. Bola ping pong kedua dijatuhkan dari ketinggian 6 m ke lantai yang sama pada waktu yang bersamaan dengan bola pertama ketika mencapai ketinggian tertingginya pada pemantulan ketiga. Misalkan c, mengacu pada ketinggian bola kedua mencapai pemantulan ke-r nya. Tunjukkan c, melalui ketentuan a. Penyelesaian: (a) Misalkan : 𝑎 𝑟= ketinggian yang dijangkau pada pantulan ke-r x = rasio n = pantulan pertama sehingga diketahui : 𝑥 = 1 2 n = 20 meter Ditanyakan : 𝑎 𝑟? permasalahan tersebut dapat diselesaikan menggunakan prinsip geometri 𝑎 𝑟 = 𝑛𝑥 𝑟 = 20 ( 1 2 ) 𝑟 maka fungsi numerik dari 𝑎 𝑟 adalah 𝑎 𝑟 = 20 ( 1 2 ) 𝑟 dengan 𝑟 ≥ 0 (b) br = berkurangnya ketinggian selama pantulan ke-r 𝑎 𝑟= ketinggian yang dijangkau pada pantulan ke-r x = rasio n = pantulan pertama sehingga diketahui:
  • 8. x = 2 1 n = 20 meter Ditanyakan : br? Jawab: 𝑎 𝑟 = 20 ( 1 2 ) 𝑟 dengan 𝑟 ≥ 0 Karena br menunjukkan selisih ketinggian dari bola saat pantulan ke r, maka br dapat ditulis berdasarkan ar sebagai berikut: 𝑏 𝑟 = { 0, 𝑟 = 0 𝑎 𝑟−1 − 𝑎 𝑟, r ≥ 1 𝑏 𝑟 = { 0, 𝑟 = 0 20 ( 1 2 ) 𝑟−1 − 20 ( 1 2 ) 𝑟 , r ≥ 1 (c) cr = ketinggian bola kedua mencapai pemantulan ke-r x = rasio nc = ketinggian bola kedua saat dijatuhkan pertama sehingga diketahui : x = 2 1 nc = 6 m 𝑎 𝑟 = 𝑛𝑥 𝑟 = 20 ( 1 2 ) 𝑟 𝑐 𝑟 = 𝑛 𝑐 ( 1 2 ) 𝑟 = 6 ( 1 2 ) 𝑟 Dari rumus tersebut dapat ditentukan: 𝑎3 = 20 ( 1 2 ) 3 = 20 8 𝑎4 = 20 ( 1 2 ) 4 = 20 16 . . . 𝑎 𝑟 = 20 ( 1 2 ) 𝑟
  • 9. Sedangkan untuk cr: 𝑐0 = 6 ( 1 2 ) 0 = 6 𝑐1 = 6 ( 1 2 ) 1 = 3 . . . 𝑐 𝑟 = 6 ( 1 2 ) 𝑟 Dengan begitu dapat ditentukan cr berdasarkan ar sebagai berikut: 𝑐 𝑟 = 6 ( 1 2 ) 𝑟 = 6. 20 ( 1 2 ) 𝑟+3 20 ( 1 2 ) 3 = 6. 𝑎 𝑟+3 𝑎3 9.2. Dalam proses pengaturan sebuah sistem, sebuah alat monitor menunjukkan suhu didalam suatu ruang reaksi kimia setiap 30 detik. Misalkan a, mengacu pada pembacaan ke-r derajat dalam celcius. Tentukkan dalam sebuah ekspresi untuk a, jika diketahui bahwa suhu meningkat dari 100 ke 120 pada sebuah nilai konstan pada 300 detik pertama dan bertahan pada 120 derajat sejak dihidupkan. Penyelesaian: a = pembacaan ke-r derajat dalam celcius x = rasio n = suhu awal yang diketahui sehingga, diketahui : Karena pada soal diketahui suhu meningkat dari 100 ke 120 derajat celcius dengan konstan pada 300 detik pertama dan reaksi kimia yang terjadi pada ruangan tersebut terjadi setiap 30 detik sehingga dapat kita cari dengan waktu yang dibutuhkan selama peningkatan suhu dari 100 ke 120 dibagi rentangan waktu setiap reaksi kimia terjadi : 300 30 = 10 dan kita ketahui bahwa perubahan suhu yang terjadi sebesar 120 – 100 = 20 sehingga dapat kita ketahui untuk setiap sekali reaksi kimia terjadi perubahan suhu sebesar 𝑥 = 20 10 = 2 derajat. n = 120 𝑎 𝑟 = 𝑛𝑥 𝑟 = 120(2) 𝑟 Sehingga dapat kita ketahui fungsi numerik a adalah 𝑎 𝑟 = 𝑛𝑥 𝑟 = 120(2) 𝑟
  • 10. 9.3. Misalkan a adalah fungsi numerik dimana ar sama dengan sisa ketika r dibagi dengan 17. Misalkan b adalah fungsi numerik dimana br sama dengan 0 jika bilangan bulat r habis dibagi 3, dan sama dengan 1 jika tidak habis dibagi 3. (a) Misalkan cr = ar + br, berapakah nilai r yang membuat cr = 0 ? dan berapakah nilai r yang membuat cr = 1 ? (b) Misalkan dr = ar .br, berapakah nilai r yang membuat dr = 0 ? dan berapakah nilai r yang membuat dr = 1 ? Penyelesaian: Dari soal diatas, dapat kita bentuk fungsi numerik untuk ar dan br yaitu : 𝑎 𝑟 = { 0, 𝑟 = 17𝑘 𝑝, 𝑟 = 17𝑘 + 𝑝 dengan 𝑘, 𝑝 ∈ 𝑍, 1 ≤ 𝑝 ≤ 16 𝑏 𝑟 = { 0, 𝑟 = 3𝑘 1, 𝑟 ≠ 3𝑘 dengan 𝑘, 𝑝 ∈ 𝑍 a. cr = ar + br, maka 𝑐 𝑟 = { 0, 𝑟 = 51𝑘 1, 𝑟 = 17𝑘 + 1 ⋀ 𝑟 = 3𝑘 1, 𝑟 = 17𝑘 ⋀ 𝑟 ≠ 3𝑘 Jadi cr akan bernilai 0 saat r = 51k dan akan bernilai 1 saat 𝑟 = 17𝑘 + 1 ⋀ 𝑟 = 3𝑘 atau 𝑟 = 17𝑘 + 1 ⋀ 𝑟 ≠ 3𝑘 b. dr = ar .br 𝑑 𝑟 = { 0, 𝑟 = 51𝑘⋁ (𝑟 = 17𝑘 + 𝑝 ⋀ 𝑟 = 3𝑘)⋁ (𝑟 = 17𝑘 ⋁ 𝑟 ≠ 3𝑘) 1, 𝑟 ≠ 3𝑘 ⋀ 𝑟 = 17𝑘 + 1 𝑝, 𝑟 = 17𝑘 + 𝑝 ⋀ 𝑟 ≠ 3𝑘 Maka, dr bernilai 0 saat 𝑟 = 51𝑘 ⋁(𝑟 = 17𝑘 + 𝑝 ⋀ 𝑟 = 3𝑘) ⋁( 𝑟 ≠ 3𝑘 ⋀ 𝑟 = 17𝑘) dan akan bernilai 1 saat 𝑟 ≠ 3𝑘 ⋀𝑟 = 17𝑘 + 1 9.4. Misalkan a sebagai fungsi numerik, dengan 𝑎 𝑟 = { 2, 0 ≤ 𝑟 ≤ 3 2−𝑟 + 5, 𝑟 ≥ 4 (a) Tentukan S2 a dan S-2 a (b) Tentukan ∆𝑎 dan ∇𝑎 Penyelesasian: (a) Misal S2 a = e, maka: 𝑒 𝑟 = { 0, 0 ≤ 𝑟 ≤ 1 2, 2 ≤ 𝑟 ≤ 5 2−𝑟 + 5, 𝑟 ≥ 6
  • 11. Untuk nilai akan ada dari (dimundur) Misal S-2 a = f 𝑓𝑟 = { 2, 0 ≤ 𝑟 ≤ 1 2−𝑟 + 5, ≥ 2 Untuk f nilai akan ada dari 2 a (dimaju) (b) Tentukan ∆𝑎 dan ∇𝑎 Untuk ∆𝑎 ∆𝑎 = 𝑎 𝑟+1 − 𝑎 𝑟, 𝑟 ≥ 0 ∆𝑎3 = 2−4 + 5 − 2 = 49 16 ∆𝑎 𝑟 = 2−𝑟−1 + 5 − (2−𝑟 + 5) ∆𝑎 𝑟 = 1 2.2 𝑟 − 1 2 𝑟 ∆𝑎 𝑟 = 1 2.2 𝑟 − 2 2. 2 𝑟 ∆𝑎 𝑟 = −2−(r+1) maka: ∆𝑎 = { 0, 0 ≤ r ≤ 2 49 16 , r = 3 −2−(r+1) , r ≥ 4 Untuk ∇𝑎 ∇𝑎 = 𝑎 𝑟 − 𝑎 𝑟−1, 𝑟 ≥ 1 ∇𝑎4 = 2−4 + 5 − 2 = 49 16 ∇𝑎 𝑟 = 2−𝑟 + 5 − (2−𝑟+1 + 5) ∇𝑎 𝑟 = 1 2 𝑟 − 2 2 𝑟 ∇𝑎 𝑟 = −2−r maka: ∇𝑎 = { 0, 0 ≤ r ≤ 3 49 16 , r = 4 −2−r , r ≥ 5 9.5. Kita memperkenalkan notasi
  • 12. ∆2 𝑎 = ∆(∆𝑎) ∆3 𝑎 = ∆(∇2 𝑎) . . . ∆𝑖 𝑎 = ∆(∆𝑖−1 𝑎) (a) Misalkan a adalah fungsi numerik sehingga, 𝑎 𝑟 = 𝑟3 − 2𝑟2 + 3𝑟 + 2 Tentukan ∆𝑎, ∆2 𝑎, ∆3 𝑎, ∆4 𝑎 ! (b) Misalkan a adalah fungsi numerik sehingga 𝑎 𝑟 adalah sebuah polinomial dengan bentuk 𝑥0 + 𝑥1 𝑟 + 𝑥2 𝑟2 + ⋯ + 𝑥 𝑘 𝑟 𝑘 Tunjukkan bahwa ∆ 𝑘+1 𝑎 sama dengan 0 Penyelesaian: (a) Diketahui 𝑎 𝑟 = 𝑟3 − 2𝑟2 + 3𝑟 + 2 dimana 𝑟 ≥ 0  ∆𝑎 = 𝑎 𝑟+1 − 𝑎 𝑟 ∆𝑎 = (((𝑟 + 1)3 −2(𝑟 + 1)2 + 3(𝑟 + 1) + 2) − (𝑟3 − 2𝑟2 + 3𝑟 + 2)) ∆𝑎 = ((𝑟3 + 3𝑟2 + 3𝑟 + 1) − 2(𝑟2 + 2𝑟 + 1) + 3𝑟 + 3 + 2) − (𝑟3 − 2𝑟2 + 3𝑟 + 2) ∆𝑎 = 3𝑟2 − 𝑟 + 2  ∆𝑎 = 3𝑟2 − 𝑟 + 2 ∆2 𝑎 = ∆(∆𝑎) ∆2 𝑎 = ∆𝑎 𝑟+1 − ∆𝑎 𝑟 ∆2 𝑎 = (3(𝑟 + 1)2 − (𝑟 + 1) + 2) − (3𝑟2 − 𝑟 + 2) ∆2 𝑎 = 3(𝑟2 + 2𝑟 + 1) − 𝑟 − 1 + 2 − 3𝑟2 + 𝑟 − 2 ∆2 𝑎 = 6𝑟 + 2  ∆2 𝑎 = 6𝑟 + 2 ∆3 𝑎 = ∆(∆2 𝑎) ∆3 𝑎 = ∆2 𝑎 𝑟+1 − ∆2 𝑎 𝑟 ∆3 𝑎 = (6(𝑟 + 1) + 2 − (6𝑟 + 2)) ∆3 𝑎 = 6  ∆3 𝑎 = 6 ∆4 𝑎 = ∆(∆3 𝑎) ∆4 𝑎 = ∆3 𝑎 𝑟+1 − ∆3 𝑎 𝑟
  • 13. ∆4 𝑎 = 6 − 6 ∆4 𝑎 = 0 (b) Diketahui 𝑎 𝑟 = 𝑥0 + 𝑥1 𝑟 + 𝑥2 𝑟2 + ⋯ + 𝑥 𝑘 𝑟 𝑘 Maka: ∆𝑎 = 𝑎0 + 𝑎1 𝑟 + 𝑎2 𝑟2 + ⋯ + 𝑎 𝑘−1 𝑟 𝑘−1 , 𝑎0,1,2,3,..,𝑘−1 = 𝑹 ∆2 𝑎 = 𝑏0 + 𝑏1 𝑟 + 𝑏2 𝑟2 + ⋯ + 𝑏 𝑘−2 𝑟 𝑘−2 , 𝑏0,1,2,3,..,𝑘−2 = 𝑹 . . ∆ 𝑘−𝑛 𝑎 = 𝑐0 + 𝑐1 𝑟 + 𝑐2 𝑟2 + ⋯ + 𝑐 𝑘−(𝑘−𝑛) 𝑟 𝑘−(𝑘−𝑛) , 𝑐0,1,2,3,..𝑘−(𝑘−𝑛) = 𝑹 ∆ 𝑘−𝑛 𝑎 = 𝑐0 + 𝑐1 𝑟 + 𝑐2 𝑟2 + ⋯ + 𝑐 𝑛 𝑟 𝑛 , 𝑐0,1,2,3,..,𝑛 = 𝑹 . . ∆ 𝑘 𝑎 = 𝑑0, 𝑑0 = 𝑹 ∆ 𝑘+1 𝑎 = ∆(∆ 𝑘 𝑎) ∆ 𝑘+1 𝑎 = ∆ 𝑘 𝑎 𝑟+1 − ∆ 𝑘 𝑎 𝑟 ∆ 𝑘+1 𝑎 = 𝑑0 − 𝑑0 = 0 (Terbukti) LATIHAN SOAL 2 1. Pak Deni menabung di Koperasi sebanyak Rp.5000.000,00 dengan bunga 2% pertahunnya. Berapa tabungan Pak Deni setelah 21 tahun ? Penyelesaian: 21 21 021 0 1 0001 0 100 102 .000.5000%)21( %)21( %)21(%2. 000.5000            xx xx xxxx x nketahunpadaDeniktabunganpabanyakx n n n 2. Tentukan bentuk sederhana fungsi pembangkit biasa barisan na dengan 1 2   n an Penyelesaian:
  • 14. 5 2 2 1 3 2 4 3 2 11 20saat      n n n n n an an an an an 3. Cari banyak cara mengumpulkan $15 dari 20 orang yang ada jika setiap orang dari 19 orang pertama boleh memberikan $ 1 atau tidak sama sekali, sedangkan orang ke-20 boleh memberikan $1 atau $5 atau tidak sama sekali Penyelesaian: 20 orang mengumpulkan $15 C1 + C2 + C3 + ... + C20 = 15 C1, C2, C3, ... , C19 = $0 , $1 C20 = $0 , $1 , $5 Fungsi Pembangkit )'1()1( 519 xxx  cari koef 15 x Ekspansi [1] )().()]1()1[( 519 xgxfxxx  Ekspansi [3] )1( 19 19 ... 2 19 1 19 1 5192 xxxxx                          soalkekembali . . . 510 114 01515         xx xx xxx 1. 10 19 14 19 15 1915                   x 4. Selesaikan relasi rekursif berikut dengan Fungsi Pembangkit 2,65 21   naaa nnn , 2,1 10  aa Penyelesaian: Misalkan fungsi pembangkit dari: n nn xaxaxaxaaxAa  ...)( 3 3 2 210 14 3 3 2 2 101 5...5555)(535    n nn xaxaxaxaxaxAa 25 3 4 2 3 1 2 0 6...6666)(626   n nn xaxaxaxaxaxAa + ...]65[]65[]5[]651)[( 123 3 012 2 010 2  aaaxaaaxaaxaxxxA karena : 2,1 10  aa 0...000)7(1]651)[( 22  xxxxxA
  • 15. 2 651 71 )( xx x xA    1213 )(     x B x A xA )13()12(71  xBxAx )12)(13(  xx xxBxA 71)13()12(  pembuat nol 3 1 , 2 1  xx untuk 2 5 ) 2 1 ( 2 1   Bx untuk 3 4 ) 3 1 ( 3 1     Ax 12 1 5 13 1 4)(     xx xA = xx 21 1 5 31 1 4     nn na 2.53.4 