1. Dokumen tersebut membahas tentang pengantar farmakologi, mencakup definisi farmakologi, perkembangan penggunaan obat, penggolongan obat berdasarkan keamanan, cara pemakaian, sumber, bentuk sediaan, dan keamanan selama kehamilan.
Antibiotik adalah senyawa alami atau sintetik yang menghambat proses infeksi bakteri dengan mengganggu metabolisme, dinding sel, membran, atau sintesis protein bakteri. Ada beberapa golongan utama antibiotik seperti beta-laktam, kuionolon, dan tetrasiklin yang bekerja melalui mekanisme yang berbeda-beda.
1. Obat selama kehamilan mempengaruhi farmakokinetika ibu dan janin karena perubahan fisiologi.
2. Beberapa obat berpotensi menimbulkan efek teratogenik jika diberikan pada trimester pertama kehamilan.
3. Pemilihan obat harus mempertimbangkan manfaat dan risiko terhadap ibu dan janin.
Pemberian obat dan cairanPemberian obat – obatan dan cairan yang digunakan da...aulia rahmah
Pemberian obat – obatan dan cairan yang digunakan dalam praktik kebidanan
Oral
Parenteral
Topikal
Inhalasi
Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang sebagai perawatan, pengobatan, atau bahkn pencegahan terhadap berbagai gangguan yang terjadi di dalam tubuh.
Dokumen tersebut membahas tentang uterotonika, yaitu obat-obat yang memberikan pengaruh kontraksi pada rahim atau uterus. Terdapat beberapa jenis uterotonika seperti alkaloid ergot, oksitosin, dan prostaglandin yang berfungsi untuk mempercepat persalinan atau menghentikan perdarahan pasca persalinan. Dokumen ini juga menjelaskan indikasi, kontraindikasi, mekanisme kerja, efek samping, serta sediaan dari berbagai j
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang 10 cara pemberian obat, yaitu secara oral, sublingual, rektal, vagina, inhalasi, emplastrum, urethral, implan, buccal, dan intravena. Setiap cara memiliki kelebihan dan kekurangan tertentu sesuai dengan jenis obat dan kondisi pasien.
Antibiotik adalah senyawa alami atau sintetik yang menghambat proses infeksi bakteri dengan mengganggu metabolisme, dinding sel, membran, atau sintesis protein bakteri. Ada beberapa golongan utama antibiotik seperti beta-laktam, kuionolon, dan tetrasiklin yang bekerja melalui mekanisme yang berbeda-beda.
1. Obat selama kehamilan mempengaruhi farmakokinetika ibu dan janin karena perubahan fisiologi.
2. Beberapa obat berpotensi menimbulkan efek teratogenik jika diberikan pada trimester pertama kehamilan.
3. Pemilihan obat harus mempertimbangkan manfaat dan risiko terhadap ibu dan janin.
Pemberian obat dan cairanPemberian obat – obatan dan cairan yang digunakan da...aulia rahmah
Pemberian obat – obatan dan cairan yang digunakan dalam praktik kebidanan
Oral
Parenteral
Topikal
Inhalasi
Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang sebagai perawatan, pengobatan, atau bahkn pencegahan terhadap berbagai gangguan yang terjadi di dalam tubuh.
Dokumen tersebut membahas tentang uterotonika, yaitu obat-obat yang memberikan pengaruh kontraksi pada rahim atau uterus. Terdapat beberapa jenis uterotonika seperti alkaloid ergot, oksitosin, dan prostaglandin yang berfungsi untuk mempercepat persalinan atau menghentikan perdarahan pasca persalinan. Dokumen ini juga menjelaskan indikasi, kontraindikasi, mekanisme kerja, efek samping, serta sediaan dari berbagai j
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang 10 cara pemberian obat, yaitu secara oral, sublingual, rektal, vagina, inhalasi, emplastrum, urethral, implan, buccal, dan intravena. Setiap cara memiliki kelebihan dan kekurangan tertentu sesuai dengan jenis obat dan kondisi pasien.
Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)Ulfah Hanum
Materi pelatihan ini membahas pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan di puskesmas, meliputi perencanaan dan permintaan obat, penerimaan, penyimpanan dan distribusi obat, pencatatan dan pelaporan obat, supervisi dan evaluasi pengelolaan obat, serta indikator pengelolaan obat. Materi lain yang dibahas adalah pengkajian dan pelayanan resep, pelayanan informasi obat, konseling obat, pelayanan kefarmasian di rumah, kon
Ada 4 jenis penyuntikan obat, yaitu intramuskular, intravena, subkutan, dan intrakutan. Masing-masing jenis memiliki lokasi dan sudut penyuntikan yang berbeda-beda, sesuai dengan jaringan sasaran. Spuit dan ukuran jarum juga bervariasi tergantung jenis penyuntikan.
Modul ini membahas konsep dasar farmakologi dan peran perawat dalam pemberian obat, termasuk penghitungan dosis obat menggunakan rumus dasar, rasio dan proporsi, berat badan, dan luas permukaan tubuh."
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai satuan berat dan volume yang digunakan dalam dosis obat, perhitungan persentase konsentrasi obat, dan cara menghitung jumlah dosis tablet, larutan, atau suntikan yang dibutuhkan berdasarkan dosis yang diinstruksikan. Termasuk di dalamnya adalah rumus-rumus untuk menghitung dosis obat untuk anak-anak.
Klien berkonsultasi dengan bidan mengenai pilihan alat kontrasepsi yang tepat untuk dirinya. Bidan menjelaskan berbagai jenis alat kontrasepsi seperti suntik, pil, implan, kondom dan IUD beserta keuntungan dan kerugiannya. Setelah mendengarkan penjelasan tersebut, klien memutuskan untuk menggunakan IUD karena cocok untuk jangka panjang. Klien kemudian meminta saran mengenai waktu pemasangan
Ilmu yang mempelajari kinetika absorpsi, distribusi dan eliminasi (yakni, ekskresi dan metabolisme) obat pada manusia atau hewan dan menggunakan informasi ini untuk meramalkan efek perubahan-perubahan dalam takaran, rejimen takaran, rute pemberian, dan keadaan fisiologis pada penimbunan dan disposisi obat.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis antijamur untuk infeksi sistemik dan topikal. Untuk infeksi sistemik digunakan amfoterisin B, flusitosin, dan golongan azol seperti ketokonazol, sedangkan untuk infeksi topikal digunakan griseofulvin, imidazol, dan nistatin. Dibahas pula mekanisme kerja, indikasi, efek samping dari beberapa antijamur tersebut.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar pemberian obat, termasuk definisi pemberian obat, persiapan pemberian obat yang tepat, berbagai faktor yang mempengaruhi pemberian obat, dan perhitungan dosis obat berdasarkan umur, berat badan, dan luas permukaan tubuh."
Dokumen tersebut membahas tentang obat-obat uterotonika seperti alkaloid ergot, oksitosin, dan prostaglandin. Ketiga jenis obat tersebut dapat merangsang kontraksi otot polos uterus untuk mengeluarkan janin, mengontrol perdarahan, dan tujuan-tujuan kebidanan lainnya. Dokumen juga menjelaskan efek, indikasi, kontraindikasi, dan proses keperawatan ketiga jenis obat tersebut.
Mekanisme persalinan normal meliputi penurunan kepala janin ke dalam panggul, fleksi kepala, putaran internal kepala, ekstensi kepala saat melalui lorong panggul, putaran eksternal setelah kelahiran kepala, dan ekspulsi untuk melahirkan tubuh bayi. Proses ini memungkinkan kelahiran bayi dengan aman melalui panggul ibu.
Dokumen tersebut membahas tentang injeksi sebagai cara pemberian obat yang dilakukan dengan menyuntikkan obat ke dalam tubuh melalui kulit atau jaringan. Termasuk jenis-jenis injeksi, prosedur pemberian injeksi secara steril, dan pencegahan terjadinya infeksi.
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obatpjj_kemenkes
Modul ini membahas tentang penggolongan obat, termasuk obat jantung seperti glikosida jantung, antiangina, dan antidistritmia. Modul ini juga menjelaskan jenis, indikasi, dosis dan efek samping dari berbagai obat jantung beserta contoh-contohnya.
Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)Ulfah Hanum
Materi pelatihan ini membahas pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan di puskesmas, meliputi perencanaan dan permintaan obat, penerimaan, penyimpanan dan distribusi obat, pencatatan dan pelaporan obat, supervisi dan evaluasi pengelolaan obat, serta indikator pengelolaan obat. Materi lain yang dibahas adalah pengkajian dan pelayanan resep, pelayanan informasi obat, konseling obat, pelayanan kefarmasian di rumah, kon
Ada 4 jenis penyuntikan obat, yaitu intramuskular, intravena, subkutan, dan intrakutan. Masing-masing jenis memiliki lokasi dan sudut penyuntikan yang berbeda-beda, sesuai dengan jaringan sasaran. Spuit dan ukuran jarum juga bervariasi tergantung jenis penyuntikan.
Modul ini membahas konsep dasar farmakologi dan peran perawat dalam pemberian obat, termasuk penghitungan dosis obat menggunakan rumus dasar, rasio dan proporsi, berat badan, dan luas permukaan tubuh."
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai satuan berat dan volume yang digunakan dalam dosis obat, perhitungan persentase konsentrasi obat, dan cara menghitung jumlah dosis tablet, larutan, atau suntikan yang dibutuhkan berdasarkan dosis yang diinstruksikan. Termasuk di dalamnya adalah rumus-rumus untuk menghitung dosis obat untuk anak-anak.
Klien berkonsultasi dengan bidan mengenai pilihan alat kontrasepsi yang tepat untuk dirinya. Bidan menjelaskan berbagai jenis alat kontrasepsi seperti suntik, pil, implan, kondom dan IUD beserta keuntungan dan kerugiannya. Setelah mendengarkan penjelasan tersebut, klien memutuskan untuk menggunakan IUD karena cocok untuk jangka panjang. Klien kemudian meminta saran mengenai waktu pemasangan
Ilmu yang mempelajari kinetika absorpsi, distribusi dan eliminasi (yakni, ekskresi dan metabolisme) obat pada manusia atau hewan dan menggunakan informasi ini untuk meramalkan efek perubahan-perubahan dalam takaran, rejimen takaran, rute pemberian, dan keadaan fisiologis pada penimbunan dan disposisi obat.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis antijamur untuk infeksi sistemik dan topikal. Untuk infeksi sistemik digunakan amfoterisin B, flusitosin, dan golongan azol seperti ketokonazol, sedangkan untuk infeksi topikal digunakan griseofulvin, imidazol, dan nistatin. Dibahas pula mekanisme kerja, indikasi, efek samping dari beberapa antijamur tersebut.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar pemberian obat, termasuk definisi pemberian obat, persiapan pemberian obat yang tepat, berbagai faktor yang mempengaruhi pemberian obat, dan perhitungan dosis obat berdasarkan umur, berat badan, dan luas permukaan tubuh."
Dokumen tersebut membahas tentang obat-obat uterotonika seperti alkaloid ergot, oksitosin, dan prostaglandin. Ketiga jenis obat tersebut dapat merangsang kontraksi otot polos uterus untuk mengeluarkan janin, mengontrol perdarahan, dan tujuan-tujuan kebidanan lainnya. Dokumen juga menjelaskan efek, indikasi, kontraindikasi, dan proses keperawatan ketiga jenis obat tersebut.
Mekanisme persalinan normal meliputi penurunan kepala janin ke dalam panggul, fleksi kepala, putaran internal kepala, ekstensi kepala saat melalui lorong panggul, putaran eksternal setelah kelahiran kepala, dan ekspulsi untuk melahirkan tubuh bayi. Proses ini memungkinkan kelahiran bayi dengan aman melalui panggul ibu.
Dokumen tersebut membahas tentang injeksi sebagai cara pemberian obat yang dilakukan dengan menyuntikkan obat ke dalam tubuh melalui kulit atau jaringan. Termasuk jenis-jenis injeksi, prosedur pemberian injeksi secara steril, dan pencegahan terjadinya infeksi.
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obatpjj_kemenkes
Modul ini membahas tentang penggolongan obat, termasuk obat jantung seperti glikosida jantung, antiangina, dan antidistritmia. Modul ini juga menjelaskan jenis, indikasi, dosis dan efek samping dari berbagai obat jantung beserta contoh-contohnya.
Dokumen ini membahas tentang obat-obatan yang merangsang kontraksi rahim seperti oksitosin, ergot alkaloid, dan prostaglandin. Oksitosin berasal dari hipofisis belakang dan digunakan untuk induksi persalinan, mengontrol perdarahan pasca persalinan, dan abortus terapeutik. Ergot alkaloid berasal dari jamur ergot dan memiliki efek samping seperti gangguan sirkulasi. Prostaglandin ditemukan di ovarium, miometrium, dan end
Dokumen tersebut membahas tentang keracunan dari berbagai zat seperti organofosfat, parasetamol, narkotik, gigitan ular, ekstasi, makanan, arsen, merkuri, minyak tanah, diazepam, dan alkohol. Diberikan penjelasan mengenai gejala klinis, mekanisme keracunan, terapi, dan antidot (bila ada) dari masing-masing zat tersebut.
1. Dokumen tersebut membahas tentang pengantar farmakologi, mencakup definisi farmakologi, perkembangan penggunaan obat, penggolongan obat berdasarkan keamanan, cara pemakaian, sumber, dan bentuk sediaan obat.
Dokumen tersebut membahas tentang dasar-dasar umum farmakologi, meliputi definisi farmakologi, pengertian obat, sejarah perkembangan obat, penggolongan obat, dan beberapa aturan terkait obat di Indonesia.
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan industri farmasi dan kebijakan obat di Indonesia. Kebijakan industri farmasi bertujuan untuk mendorong perkembangan industri farmasi, sedangkan kebijakan obat bertujuan untuk menjamin ketersediaan, keterjangkauan, dan penggunaan obat yang rasional oleh masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang mata kuliah farmakologi yang membahas obat antibiotik dan anti jamur. Dokumen tersebut menjelaskan pengertian, golongan, mekanisme kerja, dan manfaat dari obat antibiotik dan anti jamur beserta contoh-contoh obatnya.
This document discusses pharmacology and provides an overview of key concepts including:
- Pharmacokinetics, how drugs move through the body via absorption, distribution, metabolism, and excretion.
- Bioavailability, which impacts a drug's therapeutic effect and determines how much active drug is absorbed.
- Pharmacodynamics, how drugs act on the body through receptor interactions and their effects.
- Dose-response relationships and key terms like TD50, ED50, and LD50 that describe doses needed to produce effects.
- Drug interactions that can occur through physical/chemical, pharmacokinetic, or pharmacodynamic mechanisms.
Prinsip dan Peran Perawat Dalam Pemberian Obatpjj_kemenkes
Dokumen ini membahas tentang prinsip dan peran perawat dalam pemberian obat kepada pasien, yang mencakup enam aspek utama yaitu pasien, obat, dosis, rute, waktu dan dokumentasi. Dokumen ini juga menjelaskan hak pasien dalam menerima informasi tentang pengobatan dan hak untuk menolak pengobatan.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi farmakologi sebagai ilmu yang mempelajari obat dan cara kerjanya pada sistem biologi, serta penggolongan obat berdasarkan keamanan, cara pemakaian, sumber, bentuk sediaan, dan keamanan selama kehamilan."
Dokumen tersebut membahas tentang definisi farmakologi sebagai ilmu yang mempelajari obat dan cara kerjanya pada sistem biologi, serta penggolongan obat berdasarkan keamanan, cara pemakaian, sumber, bentuk sediaan, dan keamanan selama kehamilan."
Dokumen tersebut membahas penggunaan tanaman obat tradisional untuk mengobati berbagai penyakit, termasuk kanker, obesitas, dislipidemia, asma bronkiale, dan lainnya. Tanaman-tanaman tersebut digunakan secara tunggal atau dikombinasikan, seperti benalu mangga dan pegagan untuk kanker, jati belanda dan kunci pepet untuk obesitas, serta temulawak dan mengkudu untuk menurunkan kolesterol.
Ekstrak berbagai tumbuhan seperti babadotan, piretrum, gamal, dan jahe dapat digunakan sebagai insektisida alami untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Cara pembuatannya meliputi pengolahan bagian tumbuhan tertentu dengan air atau minyak untuk mendapatkan ekstrak cairan yang kemudian disemprotkan pada tanaman.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai:
1. Pengertian dosis obat dan jenis-jenis dosis seperti dosis lazim, terapi, minimum, maksimum, toksik, dan letal.
2. Faktor yang mempengaruhi dosis obat seperti sifat obat, cara pemberian, dan karakteristik pasien.
3. Perhitungan dosis obat untuk anak berdasarkan umur, berat badan, dan luas permukaan tubuh.
Dokumen tersebut membahas tentang obat dan peran obat dalam pelayanan kesehatan. Secara garis besar dibahas mengenai pengertian obat, bahan obat, penggolongan obat, peran obat, parameter farmakologi seperti farmakokinetika dan farmakodinamika, macam bentuk obat beserta tujuan penggunaannya, terapi obat pada pasien khusus, serta penggolongan obat berdasarkan saluran tubuh.
Buku ini berisi informasi tentang 30 tanaman obat tradisional Indonesia meliputi nama latin dan daerah, kandungan kimia, efek farmakologi, indikasi penggunaan, cara pembuatan sediaan herbal, dan keamanannya. Buku ini bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat akan manfaat dan keamanan tanaman obat tradisional.
Praktikum ini bertujuan untuk membuat formulasi kapsul yang mengandung ekstrak jambu biji dan mengevaluasi kapsul tersebut. Mahasiswa membuat 25 kapsul dengan kadar kuersetin 5 mg/kapsul dengan menambahkan bahan tambahan. Kapsul dievaluasi melalui penentuan keseragaman bobot dan penetapan kadar kuersetin menggunakan KLT densitometri.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, jenis, dan kategori obat. Terdapat beberapa jenis obat seperti obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, narkotika, psikotropika, dan obat wajib apotek. Obat dikelompokkan berdasarkan cara kerja, bentuk sediaan, dan cara pemberiannya.
Dokumen tersebut merangkum delapan jenis obat antihistamin, yaitu mebhidrolin, feniramin hidrogen maleat, dimetinden maleat, astemizol, oksomemazin, homoklorsiklizin, deksklorfeniramin maleat, dan karbinoksamin. Untuk setiap jenis obat dijelaskan indikasi, kontraindikasi, efek samping, interaksi obat, serta merek dagang dan kandungan yang tersedia.
This document provides guidelines for the assessment and management of chronic pain. It defines chronic pain and discusses the chronic pain population. It emphasizes a multidimensional approach to evaluation and treatment planning. The guidelines cover initial patient evaluation, including history, exam, testing and diagnosis. It stresses the importance of developing a written treatment plan with defined goals. The plan should utilize a combination of treatment approaches which are discussed in later sections, including pharmacotherapy, psychological therapies, interventional techniques, rehabilitation and surgery.
Buku saku ini membahas tentang penanganan pasien flu burung oleh apoteker, mencakup pengenalan penyakit, farmakoterapi, pencegahan, dan peran apoteker dalam memberikan pharmaceutical care seperti konseling dan penyuluhan untuk mendukung pengobatan dan pemulihan pasien.
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Jantung KoronerSainal Edi Kamal
Buku saku ini membahas penatalaksanaan pasien sindrom koroner akut dengan fokus pada definisi, patogenesis, stratifikasi risiko, triase, penatalaksanaan, farmakoterapi, dan rencana asuhan kefarmasian. Sindrom koroner akut merupakan manifestasi penting dari penyakit jantung koroner yang sering menyebabkan kematian dan membutuhkan penanganan tim medis multidisplin. Buku ini diharapkan dapat memperbaiki kemampuan apoteker dalam member
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Rematik ArtritisSainal Edi Kamal
Buku saku ini membahas penatalaksanaan pasien penyakit arthritis rematik dengan pendekatan pharmaceutical care. Terdapat uraian mengenai epidemiologi, etiologi, manifestasi klinis, diagnosa, dan terapi untuk osteoarthritis dan gout arthritis."
Pedoman ini memberikan panduan bagi apoteker dalam pelayanan kefarmasian untuk ibu hamil dan menyusui, mencakup proses kehamilan dan menyusui, farmakokinetika obat, serta tatalaksana pelayanan farmasi meliputi pengkajian resep, pemantauan penggunaan obat, dan edukasi."
Buku saku ini membahas tentang penanganan penyakit tuberculosis secara
komprehensif, mulai dari pengenalan penyakit, diagnosis, terapi, obat, masalah
terapi, dan peran apoteker dalam penanganannya.
Buku saku ini membahas peran apoteker dalam penatalaksanaan hipertensi, termasuk asesmen, perencanaan, implementasi, dan monitoring pelayanan kefarmasian. Hipertensi merupakan penyakit kardiovaskular umum yang berisiko menyebabkan komplikasi serius seperti serangan jantung dan stroke.
Buku saku ini membahas pengenalan dan penatalaksanaan diabetes melitus, termasuk klasifikasi, etiologi, diagnosis, komplikasi, terapi, dan peran apoteker. Diabetes diklasifikasi menjadi tipe 1 yang bergantung pada insulin dan tipe 2 yang tidak bergantung pada insulin. Buku ini menjelaskan pendekatan penatalaksanaan diabetes melalui terapi gizi, obat, dan kerja sama tim medis untuk mencegah komplikasi penyakit.
[Ringkasan]
Buku saku ini membahas tentang penatalaksanaan asma, penyakit pernapasan kronis yang ditandai dengan inflamasi dan hiperreaktivitas saluran napas. Asma disebabkan oleh interaksi antara faktor genetik dan lingkungan seperti alergen, polusi udara, dan infeksi. Gejalanya berupa batuk, sesak napas, dan napas berbunyi. Pengobatan bertujuan mengontrol inflamasi dan mengendalikan gejala.
"[Ringkuman]"
Dokumen tersebut membahas tentang pengenalan penyakit asma, termasuk etiologi, patogenesis, faktor risiko, gejala, dan klasifikasi penyakit asma. Asma merupakan penyakit inflamasi saluran napas kronis yang ditandai dengan hiperresponsif bronkus dan sumbatan saluran napas yang bersifat reversibel. Berbagai faktor lingkungan dan genetik berperan dalam patogenesisnya.
Dokumen tersebut membahas tentang proses pengambilan keputusan dalam organisasi, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan, prinsip-prinsip dasar dalam pengambilan keputusan, dan pendekatan sistematis untuk mengambil keputusan yang tepat.
The document discusses the benefits of meditation for reducing stress and anxiety. Regular meditation practice can calm the mind and help prevent worrying thoughts. Meditation lowers stress levels in the body by inducing a relaxation response that counters the stress response.
Dokumen tersebut tidak mengandung teks atau informasi apa pun, hanya berisi baris-baris garis horizontal. Oleh karena itu, saya tidak dapat merangkumnya dalam 3 kalimat atau kurang karena tidak ada informasi yang dapat dirangkum.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
3. B. PERKEMBANGAN OBAT
Penggunaan Obat :
Coba –coba
Turun –temurun Efek tidak seragam
Empiris
Distandarisasi dan diekstraksi :
Efedrin dari tanaman Efendra vulgaris
Vinblastin dari tanaman Vinca rosea
Digoksin dari tanaman Digitalis lanata
4. C. PENGGOLONGAN OBAT
1.BerdasarkanKeamanan(PermenkesNo. 949/Menkes/Per/VI/2000.
a.ObatBebas:parasetamol,vitaminC,asetosal,antasidadaftarobatesensial(DOEN),obatbatukhitam.
b.ObatBebasTerbatas(Waarschuwing)artinyaperingatan: klortrimaleas,mebendazol,obatflukombinasitablet.
c.ObatKeras(Gevaarlijk)artinyaberbahaya:amoksisilin,asammefenamat,semuaobatinjeksidansemuaobatbaru.
5. d. Psikotropika (obat keras tertentu)
Golongan I : hanya untuk penelitian; metilen dioksi metamfetamin, lisergid acid diathylamine (LSD) dan metamfetamin.
Golongan II, III dan IV : dapat digunakan untuk pengobatan asalkan sudah didaftarkan; diazepam, fenobarbital, lorasepam, dan klordiazepoksid.
6. e. Narkotika : dapat menimbulkan addiksi (ketergantungan)
Golongan I : hanya untuk penelitian, dilarang produksi; heroin dan kokain
Golongan II dan III : dapat digunakan untuk pengobatan asalkan sudah memiliki ijin edar; morfin, petidin, kodein, doveri dan kodipron.
7. 2. Berdasarkan Cara atau Jalur Pemakaian
a.Obat luar : salep, injeksi, lotion, tetes hidung, tetes telinga, suppositotia dan krim. Menggunakan etiket biru.
b.Obat dalam : tablet, kapsul, sirup menggunakan etiket putih.
3. Berdasarkan Sumber atau Asalnya
a.Tanaman : alkaloid, glikosida, resin, karbohidrat, protein
b.Hewan : hormon atau enzim, misalnya insulin
c.Mineral : aluminium hidroksida, magnesium trisilat
8. 4. Berdasarkan Bentuk sediaan
a.Padat : ekstrak, serbuk, pil, tablet, suppositoria.
b.Cair : sirup, larutan, suspensi, linimen, lotion
c.Semi Padat : salep, krim, gel dan pasta
d.Gas : aerosol, oksigen dan inhaler
5. Berdasarkan Keamanan Selama Kehamilam
a.Kategori A : obat yang tidak menimbulkan pengaruh buruk pada janin; parasetamol, penisilin, eritromisin, digoksin, isoniazid dan asam folat
9. b. Kategori B : obat yang dibatasi penggunaannnya pada wanita hamil.
B1 : dari penelitian tidak terbukti menimbulkan kerusakan pada janin; simetidin
B2 : data dari penelitian hewan tidak memadai; amfoterisin, dopamin
B3 : pada hewan terjadi kerusakan janin tetapi belum tentu bermakna pada manusia; griseofulvin, mebendazol
10. c. Kategori C : obat memberikan pengaruh buruk pada janin tanpa disertai malformasi anatomi jadi semata-mata efek farmakologi; narkotika, aspirin, diuretik
d. Kategori D : obat terbukti meningkatkan malformasi pada janin manusia; androgen, fenitoin, fenobarbital, kinin
e. Kategori X : obat yang mempunyai resiko tinggi memberikan pengaruh buruk pada janin yang menetap (irreversibel) jika diminum pada masa kehamilan; dietilstilbestrol.
11. D. OBAT GENERIK
1.Obat generik, menggunakan nama sesuai zat kimia yang dikandungnya berdasarkan the international nonpropietary names list for pharmaceutical preparation (INN); parasetamol, amoksilin, asam mefenamat
2.Obat Generik dengan nama dagang (branded generic medicines) yaitu diedarkan dengan nama dagang; amoksan, panadol, ponstan
3.Obat Generik Berlogo : obat generik yang diproduksi oleh industri farmasi yang bersertifikat CPOB
13. Bentuk Sediaan Obat
1.Sediaan Padat
a.Serbuk
Pulvis:Campurankeringbahanobatatauzatkimiayangdihaluskanditujukanuntukobatdalamatauobatluar.
Pulveres:Serbukyangdibagi-bagidalambobotyangdiperkirakansama,dibungkusdenganpengemasyangcocokuntuksekaliminum.
14. b.Tablet : Sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Berat : 50 mg –2 g
c.Kapsul : Sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut gelatin, pati
d.Suppositoria : Sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk rektal, vagina, urethal
15. e.Kaplet : Tablet berbentuk kapsul yang pembuatannya melalui kempa cetak
f.Lozenges : Sediaan tablet manis dan baunya enak, penggunaannya dihisap dalam mulut
18. d. Eliksir : Larutan rasa, bau sedap, selain obat mengandung zat pemanis, zat pewarna, pewangi, pengawet. Pelarut etanol.
e. Guttae : Larutan, emulsi atau suspensi obat luar & obat dalam.
f. Injeksi : Sediaan steril, bebas pirogen
Larutan, emulsi, suspensi, serbuk yang dilarutkan.
19. 4. Sediaan Gas
a.Aerosol:Sediaanmengandung1ataulebihzatberkhasiatdalamwadahyangdiberitekanan
b.Gas:berupaoksigen,obatanestesiatauzatyangdigunakanuntuksterilisasi.
25. Frekuensi Pemberian Obat
Pemberian obat dapat :
Tiap 5 menit
Sekali sehari tujuan, kinetika obat, t½,
Beberapa kali sehari onset dan durasi obat
Setiap bulan
26. Interval Pemakaian Obat
Kebiasaan :
3 x sehari pagi, siang dan sore
Optimal :
3 x sehari tiap 6 atau 8 jam
interval : 24 jam -(6 -8 jam)
3
27. ARTI % DALAM OBAT
•%berat/berat=gram/gram%misal:Boorzalf10%= tiap100gzalfmengandung10gacidumboricum
•%berat/volume=gram/ml%misal:1%morphineHCl=1gmorphineHCldlm100mllarutan/injeksi
•%vol./vol=ml/ml%misal:alkohol70%=tiap100mlcampuranmengandung70mlethylalkoholmurni
•%vol/berat=ml/gram%misal:kadarminyak10% dlmsuatusimplisiaberartitdp10mlminyakdlm100gsimplisia
28. FASe Kerja Obat
Efekobatterjadikarnainteraksifisiko- kimiawiantaraobatataumetabolitaktifdenganreseptorataubagiantertentudaritubuh.
Untukmencapaitempatkerjanyamakaobatharusmelalui3proses:
1.FaseFarmasetik
2.FaseFarmakokinetik
3.FaseFarmakodinamik
29. Fase Farmasetika
Fase yang dipengaruhi antara lain oleh cara pembuatan obat, bentuk sediaan obat dan zat tambahan yang digunakan.
Tablet terdegradasi granul
Partikel kecil pelepasan zat aktif
Zat aktif terdisolusi absorpsi
Larutan ˃suspensi ˃serbuk ˃kapsul ˃ tablet ˃tablet salut
52. Sistem Saraf Parasimpatis
Sistemsarafparasimpatikmemilikifungsiyangberkebalikandenganfungsisistemsarafsimpatik.Misalnyapadasistemsarafsimpatikberfungsimempercepatdenyutjantung,sedangkanpadasistemsarafparasimpatikakanmemperlambatdenyutjantung
101. b. MenurunkanAkumulasiHal initerjadikarenaadanyapenurunanpenetrasiAB sehinggaobattersebuttidaksampaipadatempattergetkarenaadanyalapisanlipopolisakaridaataudenganadanyasikluseflukssehinggaorganismeterlindungi.
c. InaktivasiOlehEnzim
Adanyaenzim–laktamaseakanmenghancurkanpenisilindansefalosporinsertaasetiltransferasedapatmengubahkloramfenikolmenjadilebihaktif.
107. e. AM KurangTepat
SeorangklinikusharusdapatmengetahuijenisAM yang secaraklinikefektifpadasuatukumantertentu, misalnyainfeksiolehS. Faecalisialah ampisilin, walaupunsecarain vitrokuman tsb sensitive juga padaGentamisindanSefamandol.
f. FaktorPasien
BuruknyapertahanantubuhpasienadalahsalahsatupenyebabAM, contohnyaAIDS yang dapatmengganggumekanismepertahananbadan.
109. Kombinasi AM
1.PengobatanInfeksiCampuran
infeksipascabedahabdominalseringdisebabkanolehkumananaerob(AMmetronidazol, klindamisin)dankumanaerob(AMgentamisin)
2.PengobatanAwalInfeksiBerat
infeksiseptisemia,meningitispurulenta,dll.
kombinasidiperlukandgnsegerakarnaketerlambatandapatmembahayakanpasiensedangkankumanpenyebabbelumdiketahui
110. 3.Mendapatkan efek sinergi
sinergisme terjadi bila kombinasi menghasilkan efek yg lebih besar dari kedua AM,
infeksi Pseudomonas pd pasien neutropenia diberikan : aminoglikosida & karbenisilin
4.Memperlambat resistensi
bila mutasi merupakan mekanisme timbulnya resistensi maka kombinasi AM merupakan cara memperlambat resistensi
111. Kombinasi tetap AM :
1.Sulfonamid & trimetoprim (kotrimoksazol)
2.Sulfadoksi & pirimetamin
3.Asam klavulanat & amoksisilin
4.Sulbaktan & ampisilin
112. Pilihan AM
JenisInfeksi
Penyebab
AM
Faringitis
Virus, Strp. Pyogenes
PenisilinV, eritromisin, penisilin G
Bronkitis akut
Strep. Pneumoniae
Amoksisilin/ampisilin, eritromisin
Herpes genital
Virus herpes simpleks
Asiklovir
Sifilis
T. Pallidum
Penisilin G prokain, seftriakson, tetrasiklin
Kandidiasisoral
C. Albicans
Nistatin
Meningitis bakterial
Strep. Pneumoniae
Ampisilin+kloramfenikol
Otitis medis & sinusitis
Strep. Pneumonia
Amoksisilin/ampisilin, kotrimoksasol
S. Aureus
Amoksisillin,asam klavulanat
164. •Berhubungan dengan hormon yang menggerakkan sistem kardiovaskuler;
–Meningkatkan frekwensi jantung (20-40 kali)
–Tekanan nadi dan kontraktilitas jantung
•TD sistolik naik sekitar 10 mmHg
•TD diastolik turun sekitar 10-15 mmHg
–Takikardia neonatal (pemeberian ritodrin)
–Potensi memicu serangan stroke (Cerebrovacular accident)
EFEK SAMPING
165. KewaspadaandanKontraindikasi
•Penggunaan obat dalam trimester pertama dan kedua (kontraindikasi)
•Berbahaya bagi ibu hamil dengan riwayat kelainan jantung dan hipertiroidisme
•Berbahaya pada Diabetes, hipokalemia atau glaukoma.
•Obat disimpan ditempat sejuk terlindung cahaya
169. KERJA & EFEK SAMPING
•Menghambat perlintasan ion kalsium kedalam sel otot polos & jantung; mengurangi kontraktilitas (TD turun)
•Menekan kerja jantung (tdk begitu kuat)
•Menurunkan kontraktilitas uterus (menghambat proses persalinan)
170. EFEK HIPOTENSI & ISKEMIA
•Menimbulkan dilatasi arteriole, sementara frekuensi jantung meningkat (timbul nyeri dada, palpitasi karena iskemia miokard)
•Penurunan perfusi plasenta; menimbulkan hipoksia, asidosis dan kematian janin
•Hipotensi simptomatik; perlu preparat tokolitik yang lain
171. EFEK-EFEK LAIN
•Edema paru; karena pengenceran palsma
•Vasodilatasi; karena relaksasi otot polos
•Gastrointestinal; mual, refluks, sakit ulu hati, karena relaksasi otot polos usus
•SSP; depresi, insomnia dan agitasi
•Hipersensitivitas; ruam, hepetotoksisitas
•Efek pada janin; gangguan aliran darah ke plasma
•Pemberian ASI; agar dihindari
172. KEWASPADAAN NIFEDIPIN
•Penghentian mendadak; memicu infark miokard, nyeri dada (berangsur- angsur)
•Interaksi dengan antihipertensi lain; garam Mg, antagonis reseptor alfa (labetolol), alkohol,
•Juise jeruk/asam, erytromisin, simetidin dan anti jamur meningkatkan eliminasi nifedipin.
173. (3) Atosiban(Antagonisoksitosin)
•Pemberian hanya dibatasi sampai 48 jam
•Efek samping ; muntah, sakit kepala, hiperglikemia, hipertensi,
•Pada umumnya dapat ditoleransi dengan baik
174. RINGKASAN
•Obat tokolitik yang paling banyak digunakan;
–Ritodin, tetapi terbutalin, salbutamol memiliki efek yg serupa
–Diberikan secara i.v pada situasi akut, untuk menghambat persalinan
•Jika persalinan tetap berlangsung sebelum waktunya, pemberian dihentikan dan perlu perawatan neo- natus
175. KORTIKOSTEROID & TOKOLISIS
•Kortikosteroid dapat mengurangi insiden sindrom gawat nafas neonatus setelah pemberian tokolisis. (dexametason dan betametason)
•Produksi surfaktan pada permukaan dalam paru-paru menyebabkan pernafasan efektif pada bayi neo-natus
•Pemberian dexametason 4 X 6mg i.m setiap 12 jam , 24 jam sebelum melahirkan.
176. KERJA DAN EFEK SAMPING KORTIKOSTEROID
•Dexametasondanbetametasonbekerjasebagaipreparatendogen
•Efeksamping:
–Masalahkardiovaskuler
–Gangguanmetabolik-hiperglikemia
–MasalahSSP
•Efeksampingjangkapanjang;
–Kerjaanti-inflamasi-infeksi
–Gangguanmetabolik
–Supresiadrenal
190. •Kelahiran1 jam setelahpemberianmeperidin, mungkintidaksempatmelintasplasenta.
•Kelahiran6 jam setelahpemberianmeperidin, sebagianbesardalamsirkulasineonatus(efeksamping)
•Meperidindimetabolismemenjadinormeperidin(toksik), denganwaktuparuh20 jam dalamtubuhibudan60 jam dalantubuhneonatusshgmetabolismememerlukanbeberapahari.
•MeperidinjugamelintaskedalamASI
EFEK ANALGESIA & PENANGANAN TUBUH