Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan industri farmasi dan kebijakan obat di Indonesia. Kebijakan industri farmasi bertujuan untuk mendorong perkembangan industri farmasi, sedangkan kebijakan obat bertujuan untuk menjamin ketersediaan, keterjangkauan, dan penggunaan obat yang rasional oleh masyarakat.
Pengertian Antibiotik
Antibiotik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme , khususnya dalam prosesinfeksi oleh bakteri.
Prinsip Dasar Penggunaan Antibiotika Rasional
1. Tepat indikasi
2. Tepat penderita
3. Tepat pemilihan jenis antibiotika
4. Tepat dosis
5. Efek samping minima
6. Bila di perlukan : Kombinasi yang tepat
7. Ekonomik
Pengertian Antibiotik
Antibiotik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme , khususnya dalam prosesinfeksi oleh bakteri.
Prinsip Dasar Penggunaan Antibiotika Rasional
1. Tepat indikasi
2. Tepat penderita
3. Tepat pemilihan jenis antibiotika
4. Tepat dosis
5. Efek samping minima
6. Bila di perlukan : Kombinasi yang tepat
7. Ekonomik
Pharmaceutical care untuk penyakit hipertensiSurya Amal
Healthy People 2010 for Hypertension menganjurkan perlunya pendekatan yang lebih komprehensif dan intensif guna mencapai pengontrolan tekanan darah secara optimal. Maka untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan partisipasi aktif para sejawat Apoteker yang melaksanakan praktek profesinya pada setiap tempat pelayanan kesehatan. Apoteker dapat bekerja sama dengan dokter dalam memberikan edukasi ke pasien mengenai hipertensi, memonitor respons pasien melalui farmasi komunitas, adherence terhadap terapi obat dan non-obat, mendeteksi dan mengenali secara dini reaksi efek samping, dan mencegah dan/atau memecahkan masalah yang berkaitan dengan pemberian obat.
Penggunaan obat tidak untuk pemakaian secara terus menerus. Gunakan obat sesuai dengan anjuran yang tertera pada etiket atau brosur. Bila obat yang digunakan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, hentikan penggunaan dan tanyakan kepada Apoteker dan dokter
Hindarkan menggunakan obat orang lain walaupun gejala penyakit sama. Untuk mendapatkan informasi penggunaan obat yang lebih lengkap, tanyakan kepada Apoteker
Penggunaan obat dikatakan Rasional apabila pasien menerima obat yang tepat untuk kebutuhan klinis,
dalam dosis yang memenuhi kebutuhan,
untuk jangka waktu yang cukup, dan
pada biaya terendah untuk mereka dan komunitas
Manajemen Pengadaan Obat di Rumah Sakit
Sistem pengadaan obat, Metode pengadaan obat, pendistribusian obat, komponen pengadaan obat, kriteria suplier siklus pengadaan obat
Pharmaceutical Care adalah suatu konsep yang melibatkan tanggung jawab farmasis dalam menjamin terapi optimal terhadap pasien secara individu sehingga pasien membaik dan kualitas hidupnya meningkat ( Quality of Life ) ( ASHP 1994 – 1995; Low, 1996 dan Winslade dkk, 1996 )
Pharmaceutical care untuk penyakit hipertensiSurya Amal
Healthy People 2010 for Hypertension menganjurkan perlunya pendekatan yang lebih komprehensif dan intensif guna mencapai pengontrolan tekanan darah secara optimal. Maka untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan partisipasi aktif para sejawat Apoteker yang melaksanakan praktek profesinya pada setiap tempat pelayanan kesehatan. Apoteker dapat bekerja sama dengan dokter dalam memberikan edukasi ke pasien mengenai hipertensi, memonitor respons pasien melalui farmasi komunitas, adherence terhadap terapi obat dan non-obat, mendeteksi dan mengenali secara dini reaksi efek samping, dan mencegah dan/atau memecahkan masalah yang berkaitan dengan pemberian obat.
Penggunaan obat tidak untuk pemakaian secara terus menerus. Gunakan obat sesuai dengan anjuran yang tertera pada etiket atau brosur. Bila obat yang digunakan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, hentikan penggunaan dan tanyakan kepada Apoteker dan dokter
Hindarkan menggunakan obat orang lain walaupun gejala penyakit sama. Untuk mendapatkan informasi penggunaan obat yang lebih lengkap, tanyakan kepada Apoteker
Penggunaan obat dikatakan Rasional apabila pasien menerima obat yang tepat untuk kebutuhan klinis,
dalam dosis yang memenuhi kebutuhan,
untuk jangka waktu yang cukup, dan
pada biaya terendah untuk mereka dan komunitas
Manajemen Pengadaan Obat di Rumah Sakit
Sistem pengadaan obat, Metode pengadaan obat, pendistribusian obat, komponen pengadaan obat, kriteria suplier siklus pengadaan obat
Pharmaceutical Care adalah suatu konsep yang melibatkan tanggung jawab farmasis dalam menjamin terapi optimal terhadap pasien secara individu sehingga pasien membaik dan kualitas hidupnya meningkat ( Quality of Life ) ( ASHP 1994 – 1995; Low, 1996 dan Winslade dkk, 1996 )
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1799/MENKES/PER/XII/2010 TENTANG INDUSTRI FARMASI
Industri Farmasi adalah badan usaha yang memiliki izin dari Menteri Kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2018 TENTANG PELAYANAN PERIZINAN BERUSAHA TERINTEGRASI SECARA ELEKTRONIK SEKTOR KESEHATAN
Industri Farmasi adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk melakukan kegiatan produksi atau pemanfaatan sumber daya produksi, penyaluran obat, bahan obat, dan fitofarmaka, melaksanakan pendidikan dan pelatihan, dan/atau penelitian dan pengembangan.
Selama dekade tahun 1990 sampai dengan tahun 2000 pengeluaran untuk kesehatan setiap tahunnya masih sedikit yaitu rata-rata masih dibawah 2% dari GDP. Hal ini lebih rendah dibandingkan dengan negara tetangga Malaysia dan Singapura dimana rata-rata pengeluarannya 2%-3%. Dari data empiris tersebut terlihat bahwa semakin maju atau sejahtera suatu negara maka tingkat perhatian pemerintahnya terhadap kesehatan semakin baik/besar. Untuk tahun-tahun mendatang pengeluaran untuk pelayanan kesehatan di Indonesia diharapkan akan semakin besar. Tuntutan pelayanan kesehatan yang lebih baik tentu saja harus didukung oleh perkembangan industri farmasi yang baik pula.
lndustri farmasi di Indonesia, sampai dengan saat ini, masih sangat tergantung dari industri farmasi di luar negeri. Perusahaan produsen obat di Indonesia pada umumnya masih mengandalkan formula atau racikan obat yang dihasilkan oleh peneliti dari luar negeri. Masih sedikit jumlah obat yang dihasilkan oleh produsen obat di Indonesia yang merupakan hasil dari penelitian putra-putri Indonesia sendiri. Dengan demikian produsen obat di Indonesia pada umumnya adalah kepanjangan tangan dari perusahaan induk di luar negeri. Konsekuensinya, kebutuhan bahan baku, proses produksi, dan harga jual produk farmasi juga masih ditentukan oleh principal di luar negeri.
Selama dekade tahun 1990 sampai dengan tahun 2000 pengeluaran untuk kesehatan setiap tahunnya masih sedikit yaitu rata-rata masih dibawah 2% dari GDP. Hal ini lebih rendah dibandingkan dengan negara tetangga Malaysia dan Singapura dimana rata-rata pengeluarannya 2%-3%. Dari data empiris tersebut terlihat bahwa semakin maju atau sejahtera suatu negara maka tingkat perhatian pemerintahnya terhadap kesehatan semakin baik/besar. Untuk tahun-tahun mendatang pengeluaran untuk pelayanan kesehatan di Indonesia diharapkan akan semakin besar. Tuntutan pelayanan kesehatan yang lebih baik tentu saja harus didukung oleh perkembangan industri farmasi yang baik pula.
lndustri farmasi di Indonesia, sampai dengan saat ini, masih sangat tergantung dari industri farmasi di luar negeri. Perusahaan produsen obat di Indonesia pada umumnya masih mengandalkan formula atau racikan obat yang dihasilkan oleh peneliti dari luar negeri. Masih sedikit jumlah obat yang dihasilkan oleh produse
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI PELAYANAN KEFARMASIAN (Narkotika Psikotropika)Robby Candra Purnama
Narkotika yang berada dalam penguasaan industri farmasi, pedagang besar farmasi, sarana penyimpanan sediaan farmasi pemerintah, apotek, rumah sakit, pusat kesehatan masyarakat, balai pengobatan, dokter, dan lembaga ilmu pengetahuan wajib disimpan secara khusus.
Industri Farmasi, pedagang besar farmasi, sarana penyimpanan sediaan farmasi pemerintah, apotek, rumah sakit, pusat kesehatan masyarakat, balai pengobatan, dokter, dan lembaga ilmu pengetahuan wajib membuat, menyampaikan, dan menyimpan laporan berkala mengenai pemasukan dan/atau pengeluaran Narkotika yang berada dalam penguasaannya.
Rumah sakit, apotek, pusat kesehatan masyarakat, dan balai pengobatan hanya dapat menyerahkan Narkotika kepada pasien berdasarkan resep dokter.
1. KEBIJAKAN INDUSTRI FARMASI
DAN
KEBIJAKAN OBAT
DISUSUN OLEH :
1. RINI SUNDARI (10334020)
2. SUCI APRILIANI (10334051)
3. SISKA NUR AISAH (10334050)
4. WIDA MAULIDIYAH (10334038)
5. WINDA NOVRIANTI (10334056)
6. YUSTISIA R. (10334003)
DOSEN PEMBIMBING :
Drs. Lili Musnelina, Msi,Apt.
2. PENGERTIAN
• Kebijakan
aturan tertulis yang merupakan keputusan
formal organisasi, mengatur perilaku dengan
tujuan untuk menciptakan tatanilai baru dalam
masyarakat.
• Industri Farmasi
perusahaan bisnis komersial yang focus dalam
meneliti, mengembangkan dan mendistribusikan
obat, terutama dalam hal kesehatan.
• Obat
semua bahan tunggal atau campuran yang
dipergunakan oleh semua makhluk untuk bagian
dalam dan luar tubuh guna
mencegah, meringankan dan menyembuhkan
penyakit.
3. KEBIJAKAN INDUSTRI FARMASI
Kelompok kebijakan yang tujuan utamanya mendorong
perkembangan industri dibidang farmasi.
Industri dalam hal ini adalah sebagai ”sektor ekonomi”
(bukan semata industri pengolahan/manufaktur).
Kebijakan industri/sektoral di berbagai negara pada
umumnya berkembang lebih “pesat dibanding
kebijakan iptek
Sebagai contoh :
- Kebijakan tarif impor dan insentif ekspor komoditas
tertentu
- Penetapan harga dasar
- Pengadaan oleh pemerintah serta program-program
pemerintah sektoral
4. HUBUNGAN CPOB DENGAN
ISO DALAM INDUSTRI FARMASI
• CPOB merupakan pedoman yang bertujuan untuk mamastikan
agar sifat dan mutu obat yang dihasilkan sesuai dengan yang
dikehendaki.
• Era perdagangan bebas, industri farmasi di Indonesia akan
bersaing dengan industri farmasi dari negara lain maka
penerapan CPOB saja belum cukup maka dari itu dituntut
untuk memenuhi persyaratan yang berlaku secara
internasional, salah satunya dengan mendapatkan sertifikat
International Standard Operasional (ISO).
• Sertifikat ISO 9000 merupakan sistem pengelolaan mutu dan
memberikan kerangka kerja untuk pengolahan yang efektif
dan dengan seri ISO 9000 sekaligus merupakan promosi
pengembangan perdagangan.
• Sertifikat ISO 14000 merupakan sistem manajemen
lingkungan, sistem ramah lingkungan yang menekankan pada
dokumentasi dan penerapannya sebagai bukti obyektif dari
jaminan mutu dengan seri ISO 14000.
5. DISTRIBUSI OBAT
PABRIK OBAT
PEDAGANG
BESAR FARMASI
(PBF)
RUMAH SAKIT BALAI PRAKTEK
PBF APOTEK TOKO OBAT
PENGOBATAN DOKTER
KONSUMEN
6. HARGA ECERAN TERTINGGI (HET)
HNA
harga jual Apotik, Rumah Sakit
+ PPN dan Sarana Pelayanan Kesehatan
harga jual Pabrik
Obat dan atau kepada konsumen dengan harga
Pedagang Besar yang tidak melebihi ketetapan
Farmasi kepada yang berlaku (Peraturan Menteri
Apotik, Rumah Kesehatan
No069/Menkes/SK/II/2006)
Sakit dan Sarana
Pelayanan
Kesehatan. HET
Latar belakang
Banyaknya variasi harga obat yang
beredar di apotik maupun di
pasaran
Untuk memberikan informasi
harga obat yang benar dan
transparan
7. • Kepmenkes No. 69/2006 tentang
Pencantuman Harga Eceran Tertinggi di Label
Obat
HET •Kepmenkes No. 68/2006 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pencantuman Nama Generik
Pada Label Obat.
HNA+
PPN HET
HNA + PPN 10% +
Harga Netto Apotik +
MARGIN 25%
Pajak Pertambahan
Nilai (HNA + PPN)
8. Iklan dan Promosi
Biaya Bahan Baku Obat
Obat di Indonesia
faktor penentu
harga obat
Biaya Penjualan Biaya Pabrik
9. KEBIJAKAN OBAT
• Landasan kebijakan yang ditetapkan oleh KONAS
– Pemerintah melaksanakan pembinaan, pengawasan dan
pengendalian obat, & peusahaan farmasi bertanggung jawab
atas mutu obat sesuai dengan fungsinya..
– Pemerintah bertanggung jawab atas
ketersediaan, keterjangkauan, dan pemerataan obat esensial
yang dibutuhkan masyarakat.
– Pemerintah dan pelayan kesehatan bertanggungjawab untuk
menjamin agar pasien mendapat pengobatan yang rasional.
– Masyarakat berhak mendapatkan informasi obat yang benar.
– Pemerintah mendorong terlaksananya penelitian dan
pengembangan Obat yang mencakup aspek sistem(
manajamen obat, manajemen SDM, penggunaan obat
rasional, dan lain-lanin), komoditi obat, proses (pengembangan
obat baru), kajian regulasi dan kebijakan.
– Pemerintah dan semua pihak terkait bertanggungjawab atas
ketersediaan SDM yang dapat menunjang pencapaian sasaran.
10. Rangkaian Dinamika Obat
Jaminan khasiat, keamanan dan mutu dengan SISPOM yang kuat
CPOB
khasiat RS APOTEK TOKO OBAT
aman
mutu
Izin Edar
DISTRIBUSI
Penggunaan Obat yang Rasional
CDOB
11. Sasaran Kebijakan Obat yang
ditetapkan KONAS
• Pembiayaan Obat
• Ketersediaan & pemerataan obat
• Keterjangkauan
• Seleksi obat esensial
• Penggunaan obat yang rasional
• Pengawasan obat
• Pengawasan obat
• Pengembangan SDM
• Pemantauan dan evaluasi
12. OBAT PATEN
Harga obat originator sangat mahal
Mengapa?
Karena harus mengeluarkan biaya besar Obat paten adalah obat yang baru
untuk riset, antara lain uji pra klinik in ditemukan berdasarkan riset dan
vitro dan in vivo, uji pada hewan memiliki masa paten yg tergantung
coba, maupun uji klinik pada umumnya pada jenis obatnya.
melibatkan ratusan hingga ribuan
subyek.
Menurut UU no 14 Th 2001,
hak paten hanya 20 tahun masa berlaku hak paten di indonesia
Mengapa? adalah 20 Tahun perusahaan lain tidak
karena untuk pengembalian dana diperkenankan memproduksi dan
yang digunakan untuk riset. memasarkan obar serupa, kecuali jika
memiliki perjanjian khusus dengan
pemilik paten
13. OGB
(OBAT GENERIK BERLOGO)
• Obat Generik Berlogo (OGB) merupakan program Pemerintah
Pendahuluan Indonesia yang diluncurkan pada 1989
• memberikan alternatif obat bagi masyarakat, yang dengan kualitas
Tujuan terjamin, harga terjangkau, serta ketersediaan obat yang cukup
• Awalnya, OGB diproduksi hanya oleh beberapa industri farmasi BUMN.
• Pemerintah menetapkan bahwa setiap pabrik farmasi di Indonesia juga
harus memproduksi beberapa obat-obatan generik (selain obat-obatan
Distributor
bermerek) sebagai bentuk sumbangsih dalam mendukung program
pemerintah yang menyehatkan masyarakat Indonesia dengan harga obat
yang dapat dijangkau seluruh lapisan masyarakat.
14. OBAT ESENSIAL
Obat • Obat yang paling dibutuhkan untuk pelayanan
kesehatan bagi masyarakat terbanyak dan
tercantum dalam Daftar Obat Esensial (DOEN)
Esensial yang ditetapkan Menkes.
• Memiliki Benefit-risk ratio yg paling menguntungkan
penderita
• Mutu terjamin
• Menguntungkan dalam hal kepatuhan pasien
• Memiliki Benefit-Cost ratio yang tertinggi berdasarkan
Criteria biaya langsung dan tidak langsung
• Bila terdapat satu pilihan yang memiliki efek terapi
serupa dipilih obat yang sifatnya paling banyak
diketahui berdasarkan data ilmiah
• Untuk obat kombinasi tetap, harus menunjukkan
khasiat dan keamanan yang lebih tinggi daripada
masing - masing komponen
15. KEBIJAKAN OBAT MURAH
• Juni 2007 pemerintah mengeluarkan suati kebijakan baru yaitu
Obat Seribu adanya program obat seribu
• bekerja sama dengan perusahaan obat yaitu PT. Indofarma
• dokter yang turut mempromosikan obat murah masih sangat sedikit
Factor • Aksi borong obat murah oleh oknum perusahaan yang merasa tersaingi
• Respon positif masyarakat belum diimbangi distribusi yang merata
Penghambat • Masih kurangnya sosialisasi, distribusi yang merata, pengawasan
ketat, dan ketegasan sikap terhadap oknum yang melanggar peraturan
• ada 20 jenis obat dengan membawa nama Indo di depannya
yai-tu Indo Obat Batuk dan Flu, Obat Flu, Ba-tuk
Jenis Berdahak, Asma, Pe-nurun Panas Anak, Penurun Pa-nas, Tambah
Darah, Maag, Sakit Kepala, dan Indo Obat Batuk Cair