SlideShare a Scribd company logo
6. Setelah berapa lama kadarnya menjadi 0,3
  ng/ml?
#   t1/2’s                        % eliminated
c. Target = 12 ng/mL
1 50                                = 50% = 6 ng/mL
2 50 + 25                           = 75% = 9 ng/mL
3 50 + 25 + 12.5                    = 87.5% = 10,5 ng/mL
4 50 + 25+ 12.5 + 6.25              = 93.75% = 11,25 ng/mL
5 50 + 25 + 12.5 + 6.25 + 3.125= 96.9% = 11,625 ng/mL
6 50+25+12.5+6.25+3.125+1.5625=98.46% = 11,8152ng/mL
Saat t1/2 x 5 → eliminasi 11,625 ng/mL → sisa 0,375
Saat t1/2 x 6 → eliminasi 11,8152 ng/mL → sisa

T1/2 ke 5 = 73 jam x 5 = 365 jam
T1/2 ke 6 = 73 jam x 6 = 438 jam
Jadi, waktu yang diperlukan agar kadarnya menjadi 0,3
3. Jelaskan dasar diagnosa (anamnese, gejala, dan
  lab), mekanisme kerja dan terapi keracunan ( kalau
  ada apa antidotnya):
  – Organofosfat
  – Parasetamol
  – Narkotik
  – Gigitan ular
  – Ekstasi
  – Makanan
  – Arsen dan merkuri
  – Minyak tanah
  – Diazepam
  – Alkohol
Anamnese
• Poin penting dalam anamnese adalah:
  – Apa yg dimakan/ diminum?
  – Kapan?
  – Berapa banyak?
  – Dalam kondisi seperti apa?
  – Apa yang mereka rasakan dalam kondisi tersebut?
Mekanisme                                             Anti
 Nama Zat         Diagnosa                                         Terapi
                                     keracunan                                            dotum
Organofosfat Keracunan lewat       Organofosfat dan       • bersihkan jalan napas • atropin
             oral, inhalasi, dan   derivat                segera                        • pralidoksim
             kontak kulit :        sulfoksidasinya       • beri segera 2 mg atropin (2-PAM)
             muntah, diare,        menghambat             sulfat IV diulang tiap 10-15
             hipersalivasi,        asetilkolin esterase   menit sampai terlihat muka
             bronkokonstriksi,      menyebabkan          merah, hipersalivasi berhenti
             hiperhidrosis,        akumulasi              dan bradikardia berubah
             miosis,               asetilkolin     pada   menjadi takikardia dan kullit
             bradikardia, tensi    reseptor               tidak berkeringat.
             ↓, kejang atau        muskarinik,            • obervasi pasien terus-
             paralisis. Depresi    nikotinik & di SSP     menerus dan bila gejala
             pernapasan.                                  kembali, ulangi atropin.
                                                          • beri juga pralidoksim
                                                          1000mg IV perlahan.
Nama                                              Mekanisme                                  Anti
                   Diagnosa                                                 Terapi
 Zat                                              keracunan                                 dotum
 Para     Manifestasi klinis bergantung     Salah      satu    produk    •      induksi •             N-
setamol   pada waktu setelah menelan        metabolismenya        oleh   emesis          : asetilsistein
          obat.                             sitokrom P450 bersifat       berikan
          -Gejala awal : anoreksia, mual,   hepatotoksik.                karbon aktif
          dan muntah                        - Terjadinya produksi        serta katartik.
          - setelah 24-48 jam  setelah     metabolit bereaksi secara
          terjadi ↑ PT dan transminase :    langsung           dengan
          nekrosis hati.                    makromolekul hati 
                                            kerusakkan hati.

Narkotik • mual, muntah, pusing, kulit • Menstimulasi beberapa           Simtomatik.   - Nalokson
         dingin, pupil miosis.         reseptor di SSP                  • pernapasan (Narcan)
         • depresi napas, koma.        menyebabkan sedasi & ↓            buatan
                                       jaras simpatis.                   dengan O2
                                       • efek berlebihan  koma          •       infus
                                       & depresi saluran napas.          glukosa
Nama
               Diagnosa          Mekanisme keracunan                  Terapi            Antidotum
  Zat
 Gigitan   • sakit kepala        Berikatan dengan reseptor       • Bilas lambung dan Tidak ada
  ular     • tremor              kolinergik narkotinik          laksan       dengan
           • kejang paralisis    stimulasi parasimpatis dan      MgSO4 30 gr.
           pernapasan            hambatan ganglionik dan         • Napas buatan.
           • koma                neuromuskular. Dapat juga
                                 terjadi pada otak (muntah &
                                 kejang)
 Ekstasi   • takikardia, mulut Adanya degenerasi akson Penghentian
           kering, rahang kaku, dan sel saraf serotonergik. pemakaian
           dan nyeri otot.
           • halusinasi visual,
           agitasi, hipertermia,
           serangan panik.
Makanan • Kolik ureter dan       • Zat racun dalam jengkol      •          Natrium
(jengkol) renal                  mengandung asam jengkolat       bikarbonat 4x2 gr
          •         hematuria,   bebas  melewati membran        peroral sehari.(Bila
          oliguria, terkadang    glomerulus             dalam   ada anuria  tx
          anuria       dengan    mencapai titik kejenuhan &      tidak bermanfat 
          bahaya uremia          mengendap sebagai kristal-      obati      sebagai
                                 kristal berbentuk jarum tajam   pasien uremia)
Nama                                   Mekanisme                                            Anti
               Diagnosa                                              Terapi
 Zat                                   keracunan                                           dotum
        * Akut :                      •        Senyawa      * -Morfin  menghilangkan • Dimerkaprol
        • Tenggorokan tercekik dan    arsen                nyeri.                       (BAL)
        sukar menelan                 bersifat    iritan    -Bilas lambung.              • Penisilamin
        • Kolik usus, dinding perut   pada         kulit,   -Beri susu
        sakit, diare berdarah         membran               - Beri BAL (dimerkaprol)
        • Muntah                      mukosa, saluran       2,5mg/kgBB IM (tiap 4 jam –
        • Oliguria                    napas         dan     10mg / kgBB)
        • Kejang, koma, dan syok      saluran cerna.        ** -BAL 2,5mg/ kgBB IM
        ** Kronik :                   •         Setelah     (diulangi sampai 4x)
Arsen   • Lemah, mual                 diabsorpsi           Bila gejala timbul kembali 
        • Stomatitis                  senyawa arsen         diulang lagi.
        • Salivasi                    menggangu
        • dermatitis                  metabolisme
        • Edema lokal (kelopak        selular.
        mata dan pergelangan kaki)    •        Senyawa
        • Hepatomegali, sirosis       Arsen           
                                      bersifat
                                      karsiogenik.
Nama                                         Mekanisme                                      Anti
                    Diagnosa                                          Terapi
 Zat                                         keracunan                                     dotum
Merkuri • inhalasi akut uap merkuri          Merkuri          Simtomatik.                 • Dimerkaprol
        (logam) : pneumonitis, edema         bereaksi         • setelah keracunan uap (BAL)
        paru nonkardiogenik                  dengan gugus     merkuri beri O2
        • keracunan oral akut garam          sulfhidril,      • Setelah keracunan oral
        merkuri anorganik : muntah,          berikatan                        antisipasi
        diare (sering berdarah), syok,       dengan protein   gastroenteritis dan atasi
        gagal ginjal terjadi 24 jam          dan              syok secara agresif
        • keracunan kronik merkuri           menginaktivasi   dengan infus cairan. Jika
        organik : iritabilitas, kehilangan   enzim.           terjadi gagal ginjal 
        ingatan, depresi, insomnia,                           terapi suportif (biasanya
        tremor. Gejala lain yang juga                         reversible,       mungkin
        sering : stomatitis dan salivasi                      hemodialisa diperlukan
                                                              hingga 1-2 minggu

Minyak     • Aspirasi dalam paru (paling                      • Simtomatik
Tanah      berbahaya)                                         • Beri O2 under pressure
           • Iritasi saluran cerna                             bila ada edema paru
           •Depresi SSP + depresi napas                       • Antibiotika
           • Muntah, aspirasi  akibat
           dispnea, asfiksia, edema paru,
           dan pneumonitis
           • Kadang kejang
Nama
               Diagnosa           Mekanisme keracunan                 Terapi        Antidotum
  Zat
Diazepam • gejala awal : rasa • bekerja pada reseptor GABA  • penghentian • flumazenil
         kantuk dan letargi      pada neurotransmisi inhibitor di pemberian
         • hipotonia, disartria, SSP                              obat
         dan pusing.
         •Pada pememberian
         secara IV : depresi
         pernapasan        dan
         kardiovaskular.



 Alkohol   • Muntah, delirium • Depresi SSP  efek utama            • Simtomatik.
           dan depresi SSP    keracunan etanol.                     • Beri kopi
                              Etanol memiliki efek aditif dengan    tubruk
                              depresan      SSP      (barbiturat,   •      Emetik
                              benzodiazepin)                        dengan
                              • Hipoglikemia  adanya               mustard     1
                              gangguan glukoneogenesis pada         sdm dalam air
                              pasien                                atau garam
                              • Keracunan etanol  pasien           dapur.
                              cenderung pada trauma, dan
                              kondisi kekacauan metabolik.

More Related Content

Similar to Farmakologi

Tatalaksana Gejala Non Nyeri - Pelatihan Paliatif bagi Tenaga Medis 2023.pptx
Tatalaksana Gejala Non Nyeri - Pelatihan Paliatif bagi Tenaga Medis  2023.pptxTatalaksana Gejala Non Nyeri - Pelatihan Paliatif bagi Tenaga Medis  2023.pptx
Tatalaksana Gejala Non Nyeri - Pelatihan Paliatif bagi Tenaga Medis 2023.pptx
liasaint
 

Similar to Farmakologi (15)

Tatalaksana Gejala Non Nyeri - Pelatihan Paliatif bagi Tenaga Medis 2023.pptx
Tatalaksana Gejala Non Nyeri - Pelatihan Paliatif bagi Tenaga Medis  2023.pptxTatalaksana Gejala Non Nyeri - Pelatihan Paliatif bagi Tenaga Medis  2023.pptx
Tatalaksana Gejala Non Nyeri - Pelatihan Paliatif bagi Tenaga Medis 2023.pptx
 
EPILEPSI_JADI.pptx
EPILEPSI_JADI.pptxEPILEPSI_JADI.pptx
EPILEPSI_JADI.pptx
 
PARKINSONISME
PARKINSONISMEPARKINSONISME
PARKINSONISME
 
Toksikologi klinik.ppt
Toksikologi klinik.pptToksikologi klinik.ppt
Toksikologi klinik.ppt
 
Antihistamin
AntihistaminAntihistamin
Antihistamin
 
Drug management
Drug managementDrug management
Drug management
 
Kmd.0. obat diuretika (1)
Kmd.0. obat diuretika (1)Kmd.0. obat diuretika (1)
Kmd.0. obat diuretika (1)
 
174107021 penatalaksanaan-kegawatdaruratan-medik
174107021 penatalaksanaan-kegawatdaruratan-medik174107021 penatalaksanaan-kegawatdaruratan-medik
174107021 penatalaksanaan-kegawatdaruratan-medik
 
Penatalaksanaan Syok Anafilaktik & Gangguan Elektrolit.pptx
Penatalaksanaan Syok Anafilaktik & Gangguan Elektrolit.pptxPenatalaksanaan Syok Anafilaktik & Gangguan Elektrolit.pptx
Penatalaksanaan Syok Anafilaktik & Gangguan Elektrolit.pptx
 
Toxicology
ToxicologyToxicology
Toxicology
 
11 Keracuanan & Gigitan Binatang
11 Keracuanan & Gigitan Binatang11 Keracuanan & Gigitan Binatang
11 Keracuanan & Gigitan Binatang
 
Obat obatan sistem organ lain
Obat obatan sistem organ lainObat obatan sistem organ lain
Obat obatan sistem organ lain
 
Toksikologi klinik 2017
Toksikologi klinik 2017Toksikologi klinik 2017
Toksikologi klinik 2017
 
Peran Apoteker dalam Interpretasi Data Klinik dan Laboratorium.pptx
Peran Apoteker dalam Interpretasi Data Klinik dan Laboratorium.pptxPeran Apoteker dalam Interpretasi Data Klinik dan Laboratorium.pptx
Peran Apoteker dalam Interpretasi Data Klinik dan Laboratorium.pptx
 
movement disorder in neurology department.pptx
movement disorder in neurology department.pptxmovement disorder in neurology department.pptx
movement disorder in neurology department.pptx
 

Recently uploaded

Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
yuniarmadyawati361
 

Recently uploaded (20)

Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxBUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
 
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024
 
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaiKonflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
 
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNajwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis JurnalRepi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docxDokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
 
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdf
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdfALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdf
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdf
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
 
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docxCONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
 

Farmakologi

  • 1. 6. Setelah berapa lama kadarnya menjadi 0,3 ng/ml?
  • 2. # t1/2’s % eliminated c. Target = 12 ng/mL 1 50 = 50% = 6 ng/mL 2 50 + 25 = 75% = 9 ng/mL 3 50 + 25 + 12.5 = 87.5% = 10,5 ng/mL 4 50 + 25+ 12.5 + 6.25 = 93.75% = 11,25 ng/mL 5 50 + 25 + 12.5 + 6.25 + 3.125= 96.9% = 11,625 ng/mL 6 50+25+12.5+6.25+3.125+1.5625=98.46% = 11,8152ng/mL
  • 3. Saat t1/2 x 5 → eliminasi 11,625 ng/mL → sisa 0,375 Saat t1/2 x 6 → eliminasi 11,8152 ng/mL → sisa T1/2 ke 5 = 73 jam x 5 = 365 jam T1/2 ke 6 = 73 jam x 6 = 438 jam Jadi, waktu yang diperlukan agar kadarnya menjadi 0,3
  • 4. 3. Jelaskan dasar diagnosa (anamnese, gejala, dan lab), mekanisme kerja dan terapi keracunan ( kalau ada apa antidotnya): – Organofosfat – Parasetamol – Narkotik – Gigitan ular – Ekstasi – Makanan – Arsen dan merkuri – Minyak tanah – Diazepam – Alkohol
  • 5. Anamnese • Poin penting dalam anamnese adalah: – Apa yg dimakan/ diminum? – Kapan? – Berapa banyak? – Dalam kondisi seperti apa? – Apa yang mereka rasakan dalam kondisi tersebut?
  • 6. Mekanisme Anti Nama Zat Diagnosa Terapi keracunan dotum Organofosfat Keracunan lewat Organofosfat dan • bersihkan jalan napas • atropin oral, inhalasi, dan derivat segera • pralidoksim kontak kulit : sulfoksidasinya  • beri segera 2 mg atropin (2-PAM) muntah, diare, menghambat sulfat IV diulang tiap 10-15 hipersalivasi, asetilkolin esterase menit sampai terlihat muka bronkokonstriksi,  menyebabkan merah, hipersalivasi berhenti hiperhidrosis, akumulasi dan bradikardia berubah miosis, asetilkolin pada menjadi takikardia dan kullit bradikardia, tensi reseptor tidak berkeringat. ↓, kejang atau muskarinik, • obervasi pasien terus- paralisis. Depresi nikotinik & di SSP menerus dan bila gejala pernapasan. kembali, ulangi atropin. • beri juga pralidoksim 1000mg IV perlahan.
  • 7. Nama Mekanisme Anti Diagnosa Terapi Zat keracunan dotum Para Manifestasi klinis bergantung Salah satu produk • induksi • N- setamol pada waktu setelah menelan metabolismenya oleh emesis : asetilsistein obat. sitokrom P450 bersifat berikan -Gejala awal : anoreksia, mual, hepatotoksik. karbon aktif dan muntah - Terjadinya produksi serta katartik. - setelah 24-48 jam  setelah metabolit bereaksi secara terjadi ↑ PT dan transminase : langsung dengan nekrosis hati. makromolekul hati  kerusakkan hati. Narkotik • mual, muntah, pusing, kulit • Menstimulasi beberapa Simtomatik. - Nalokson dingin, pupil miosis. reseptor di SSP  • pernapasan (Narcan) • depresi napas, koma. menyebabkan sedasi & ↓ buatan jaras simpatis. dengan O2 • efek berlebihan  koma • infus & depresi saluran napas. glukosa
  • 8. Nama Diagnosa Mekanisme keracunan Terapi Antidotum Zat Gigitan • sakit kepala Berikatan dengan reseptor • Bilas lambung dan Tidak ada ular • tremor kolinergik narkotinik  laksan dengan • kejang paralisis stimulasi parasimpatis dan MgSO4 30 gr. pernapasan hambatan ganglionik dan • Napas buatan. • koma neuromuskular. Dapat juga terjadi pada otak (muntah & kejang) Ekstasi • takikardia, mulut Adanya degenerasi akson Penghentian kering, rahang kaku, dan sel saraf serotonergik. pemakaian dan nyeri otot. • halusinasi visual, agitasi, hipertermia, serangan panik. Makanan • Kolik ureter dan • Zat racun dalam jengkol  • Natrium (jengkol) renal mengandung asam jengkolat bikarbonat 4x2 gr • hematuria, bebas  melewati membran peroral sehari.(Bila oliguria, terkadang glomerulus  dalam ada anuria  tx anuria dengan mencapai titik kejenuhan & tidak bermanfat  bahaya uremia mengendap sebagai kristal- obati sebagai kristal berbentuk jarum tajam pasien uremia)
  • 9. Nama Mekanisme Anti Diagnosa Terapi Zat keracunan dotum * Akut : • Senyawa * -Morfin  menghilangkan • Dimerkaprol • Tenggorokan tercekik dan arsen  nyeri. (BAL) sukar menelan bersifat iritan -Bilas lambung. • Penisilamin • Kolik usus, dinding perut pada kulit, -Beri susu sakit, diare berdarah membran - Beri BAL (dimerkaprol) • Muntah mukosa, saluran 2,5mg/kgBB IM (tiap 4 jam – • Oliguria napas dan 10mg / kgBB) • Kejang, koma, dan syok saluran cerna. ** -BAL 2,5mg/ kgBB IM ** Kronik : • Setelah (diulangi sampai 4x) Arsen • Lemah, mual diabsorpsi  Bila gejala timbul kembali  • Stomatitis senyawa arsen diulang lagi. • Salivasi menggangu • dermatitis metabolisme • Edema lokal (kelopak selular. mata dan pergelangan kaki) • Senyawa • Hepatomegali, sirosis Arsen  bersifat karsiogenik.
  • 10. Nama Mekanisme Anti Diagnosa Terapi Zat keracunan dotum Merkuri • inhalasi akut uap merkuri Merkuri Simtomatik. • Dimerkaprol (logam) : pneumonitis, edema bereaksi • setelah keracunan uap (BAL) paru nonkardiogenik dengan gugus merkuri beri O2 • keracunan oral akut garam sulfhidril, • Setelah keracunan oral merkuri anorganik : muntah, berikatan  antisipasi diare (sering berdarah), syok, dengan protein gastroenteritis dan atasi gagal ginjal terjadi 24 jam dan syok secara agresif • keracunan kronik merkuri menginaktivasi dengan infus cairan. Jika organik : iritabilitas, kehilangan enzim. terjadi gagal ginjal  ingatan, depresi, insomnia, terapi suportif (biasanya tremor. Gejala lain yang juga reversible, mungkin sering : stomatitis dan salivasi hemodialisa diperlukan hingga 1-2 minggu Minyak • Aspirasi dalam paru (paling • Simtomatik Tanah berbahaya) • Beri O2 under pressure • Iritasi saluran cerna  bila ada edema paru •Depresi SSP + depresi napas • Antibiotika • Muntah, aspirasi  akibat dispnea, asfiksia, edema paru, dan pneumonitis • Kadang kejang
  • 11. Nama Diagnosa Mekanisme keracunan Terapi Antidotum Zat Diazepam • gejala awal : rasa • bekerja pada reseptor GABA  • penghentian • flumazenil kantuk dan letargi pada neurotransmisi inhibitor di pemberian • hipotonia, disartria, SSP obat dan pusing. •Pada pememberian secara IV : depresi pernapasan dan kardiovaskular. Alkohol • Muntah, delirium • Depresi SSP  efek utama • Simtomatik. dan depresi SSP keracunan etanol. • Beri kopi Etanol memiliki efek aditif dengan tubruk depresan SSP (barbiturat, • Emetik benzodiazepin) dengan • Hipoglikemia  adanya mustard 1 gangguan glukoneogenesis pada sdm dalam air pasien atau garam • Keracunan etanol  pasien dapur. cenderung pada trauma, dan kondisi kekacauan metabolik.