SlideShare a Scribd company logo
Jurnal Praktikum Fitofarmasi


Nama                     : Dewi Gayatri W.
NIM                      : 102210101057
Kelompok                 : S4
Hari/ tgl praktikum      : Selasa, 2 April 2013
Dosen pembimbing         : Nuri, S.Si., M.Si., Apt.
Materi percobaan         : Formulasi dan Evaluasi




   1. Tujuan
        Tujuan dari praktikum ini adalah
        a. Agar mahasiswa dapat melakukan formulasi sediaan yang mengandung ekstrak
           jambu biji.
        b. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi sediaan dan formulasi sediaan yang dibuat.


   2. Dasar Teori
   Tahap pengembangan sediaan ( formulasi ) dimaksudkan agar bentuk sediaan fitofarmaka
yang akan diberikan kepada manusia memenuhi persyaratan – persyaratan kualitas maupun
estetika. Tahapan – tahapan dalam pengembangan sediaan diantaranya adalah praformulasi,
pengembangan formulasi, pengembangan proses dan produksi ( scale up ). Praformulasi adlah
penelitian atau pemeriksaan sifat – sifat fisika dan kimia suatu zat aktif ( ekstrak terstandar )
dan eksipien sehingga dapat diperoleh produk yang stabil, manjur, menarik, mudah dibuat dan
aman.
   Kapsul dapat didefinisikan sebagai bentuk sediaan padat dimana satu macam bahan obat /
lebih dan bahan inert lainnya yang dimasukkan ke dalam cangkang / wadah kecil yang
umumnya dibuat dari gelatin yang sesuai. Tergantung pada formulasinya kapsul dari gelatin
bisa lunak dan bisa juga keras. Persiapan pengisian kapsul dapat dibagi dalam tahapan –
tahapan sebagai berikut :
   a. Persiapan dan pengembangan formulasi serta pemilihan ukuran kapsul
   b. Pengisian cangkang kapsul
   c. Pembersihan dan pemolesan kapsul yang telah terisi
Kapsul biasanya dikemas dalam wadah dari plastik, beberapa berisi kantong bahan
pengering untuk mencegah terjadinya absorpsi kelebihan uap air oleh kapsul. Kapsul lunak
mempunyai kecenderungan yang lebih besar dibanding dengan kapsul keras untuk melunak
dan melekat satu sama lainnya. Kapsul – kapsul ini harus disimpan pada tempat yang dingin
dan kering. Pada kenyataannya semua kapsul tahan lama disimpan dalam wadah yang tertutup
dengan segel ditempat dingin dengan kelembapan rendah.
          Eksipien
   Untuk mendapatkan suatu produk sediaan farmasi diperlukan bahan tambahan (eksipien).
Tujuan penggunaan eksipien diantaranya adalah :
   a. Membawa obat dalam bentuk sediaan yang sesuai
   b. Memperbaiki sifat obat yang meliputi : membawa obat dalam bentuk yang tepat ke
       tempat absorbsi, pelepasan obat yang terkontrol, memperbaiki stabilitas obat, menutup
       rasa pahit dan memperbaiki penerimaan penderita.
   Syarat umum bahan obat dan eksipien antara lain :
        Tidak toksik (karsinigenik, teratogenik, alergenik, tidak mengiritasi)
        Kandungan mikroorganisme (mengandung mikroba serendah mungkin 10 2 /gram
           dan tidak boleh mengandung mikroba patogen)
        Tidak OTT antara obat dengan obat dan eksipien
        Stabil (terhadap suhu, lembab, cahaya dan O2)
        Murni (dari pengotor dan degradan)
        Sifat fisika mekanik (ukuran dan bentuk partikel, sifat permukaan, bobot jenis
           bulk, sifat aliran, sifat kompresibilitas)
          Bentuk sediaan Fitofarmasi
   Pemilihan bentuk sediaan fitofarmasi didasarkan atas pertimbangan khasiat, keamanan,
dan mutu yang tinggi serta nilai estetika. Bentuk – bentuk sediaan fitofarmasi diantaranya :
   a. Sediaan padat (tablet, tablet salut, tablet hisap, tablet effervescent, kapsul, dan granul)
   b. Sediaan cair (sirup, larutan, suspensi, dan kapsul lunak)
   c. Sediaan semi solida ( krim, salep, suppositoria, dan pasta)
          Evaluasi
   Suatu sediaan fitofarmasi harus memenuhi persyaratan sebagai sediaan jadi. Beberapa
jenis pengujian untuk suatu sediaan farmasi adalah :
   1. Bentuk pil, kapsul, dan tablet : pemeriksaan organoleptik, kebenaran zat identitas / zat
       berkhasiat, zat tambahan yang diizinkan, cemaran mikroba, cemaran logam berat
       (Pb/As), kadar air, keseragaman bobot, dan waktu hancur.
2. Sirup : organoleptik, kebenaran zat identitas/komposisi termasuk mikroskopik,
       cemaran mikroba, cemaran logam berat (Pb/As), kadar air (untuk sirup kering), kadar
       metanol (untuk sirup yang mengandung alkohol), kadar etanol (untuk sirup yang
       mengandung alkohol), kadar gula, keseragaman volume.
   3. Sediaan terdisper (suspensi/emulsi), meliputi : pemeriksaan organoleptik, kebenaran
       zat identitas, zat tambahan yang diizinkan, cemaran mikroba, cemaran logam berat
       (Pb/As), kadar metanol (untuk sirup yang mengandung alkohol), kadar etanol (untuk
       sirup yang mengandung alkohol), keseragaman volume.
   4. Salep/krim untuk topikal : pemeriksaan organoleptik, kebenaran zat identitas, zat
       tambahan yang diizinkan, keseragaman bobot, dan homogenitas.
   5. Suppositoria : pemeriksaan organoleptik, kebenaran zat identitas, zat tambahan yang
       diizinkan, keseragaman bobot, waktu hancur, temperatur lebur dan uji khusus.


   Berdasarkan penggolongan dan tata nama tumbuhan, jambu biji ( Psidium guajava )
diklasifikasikan sebagai berikut :
   Divisi      : Magnoliophyta
   Subdivisi : Angiospermae
   Class       : Magnoliopsida
   Ordo        : Myrtates
   Famili      : Myrtaceae
   Genus       : Psidium L.
   Spesies     : Psidium guajava L.
   Salah satu kandungan dari daun jambu biji adalah kuersetin. Kuersetin adalah senyawa
kelompok flavonol terbesar, kuersetin dan glikosidanya berada dalam jumlah sekitar 60-70%
dari flavonoid. Kuersetin adalah salah satu zat aktif kelas flavonoid yang secara biologis amat
kuat. Saat ini penggunaan senyawa antioksidan semakin berkembang baik untuk makanan
maupun untuk pengobatan seiring dengan bertambahnya pengetahuan tentang aktivitas radikal
bebas (Boer, 2000). Stres oksidatif merupakan keadaan yang tidak seimbang antara jumlah
molekul radikal bebas dan antioksidan di dalam tubuh (Trilaksani, 2003). Senyawa
antioksidan merupakan suatu inhibitor yang digunakan untuk menghambat autooksidasi. Efek
antioksidan senyawa fenolik dikarenakan sifat oksidasi yang berperan dalam menetralisasi
radikal bebas (Panovska et al, 2005).
3. Alat dan bahan
   a. Alat
                 Labu alas bulat
                 Labu ukur 10 ml
                 Lempeng KLT
                 KLT densitometri
                 Timbangan
                 Mortir dan stamper
                 Gelas ukur
                 Oven
                 Ayakan no 40, no 80
                 Loyang
   b. Bahan
                 Ekstrak jambu biji
                 Standar kuersetin
                 Etanol
                 HCL 57 %
                 Avicel
                 Cab-O-Sil
                 Cangkang kapsul


4. Cara Kerja
1. Formulasi


                      Dibuat 25 kapsul dengan kadar kuersetin 5
                                     mg/kapsul




                     Tambahkan bahan tambahan dengan komposisi :
                   Cab-O-Sil
                   Avicel
                   Cab-O-Sil : Avicel = 4 :6
                   Avicel : Cab-O-Sil = 4 : 6
2. Evaluasi
a. Keseragaman bobot

                                 Timbang 20 kapsul




                            Timbang lagi satu per satu



                  Keluarkan isi semua kapsul kemudian timbang
                         seluruh bagian cangkang kapsul



                 Hitung bobot isi kapsul dan bobot rata – rata tiap
                                    isi kapsul



                Perbedaan dalam persen bobot isi tiap kapsul terhadap
              bobot rata – rata tiap isi kapsul tidak boleh lebih dari yang
              ditetapkan kolom A, dan untuk setiap 2 kapsul tidak boleh
                          lebih dari yang ditetapkan kolom B


        Bobot rata – rata isi kapsul         Perbedaan bobot isi kapsul dalam %
                                                   A                          B
      120 mg atau lebih                         ± 10%                   ± 20%
      Lebih dari 120 mg                         ± 7,5 %                 ± 15 %


b. Penetapan kadar
   1. Preparasi standar kuersetin

                   Timbang standar kuersetin dengan seksama
                               sebanyak 30 mg



                            Masukkan labu ukur 10 ml
Tambah etanol ad tanda



                     Kocok pelan ad larut ( larutan baku induk )




               Larrutan baku induk diencerkan dengan konsentrasi 300,
              600, 900, 1200, dan 1800 ppm untuk mendapatkan larutan
                                     baku kerja




   2. Preparasi sampel


                           Ambil 3 kapsul secara random



                         Masukkan dke dalam labu alas bulat



           Masing – masing ditambah etanol 21 ml dan HCl 57% 0,6 ml



                     Hidrolisis pada suhu 70ºC selama 30 menit



                  Masukkan hasil hidrolisis dalam labu ukur 5 ml dan
                            tambahkan etanol ad tanda



3. Penetapan Kadar

              Totolkan larutan standar pada pelat KLT masing – masing
           sebanyak 2 µl dan sampel 2 µl dengan replikasi sebanyak 3 kali



              Eluasi dan analisis dengan KLT densitometri pada panjang
                                gelombang maksimum
Data yang diperoleh dibuat persamaan regresi linear antara
              konsentrasi dengan area noda



Hitung harga koefisien regresinya, sehingga kadar kuersetin
          dapat diketahui dalam sediaan kapsul
Daftar Pustaka


   Ansel, H.C. 1985. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Lea and Febiger.
   Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat ( Balitro ). 2007. Jambu Biji Berpeluang
    sebagai Bahan Baku Industri Fitofarmaka. Bogor : Litbang, Deptan Bogor.
   Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Depkes RI.
   Panovska, T.K., Kulevanova, S., Stefova., 2005. In Vitro Antioxidant Activity of Some
    Teucrium Spesies (Lamiaceae). Acta Pharm, 55 hal 207-214.
   Trilaksani, W., 2003, Antioksidan: Jenis, Sumber, Mekanisme Kerja dan Peran
    Terhadap Kesehatan, Institute Pertanian Bogor, Bogor, hal 1-12

More Related Content

What's hot

Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul
DeLas Rac
 
Formulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul AsamefenamatFormulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Bayu Mario
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat Kapsul
Sapan Nada
 
272444618 beyond-used-date
272444618 beyond-used-date272444618 beyond-used-date
272444618 beyond-used-date
ismayani arifin
 
Materi Injeksi untuk Perawat
Materi Injeksi untuk PerawatMateri Injeksi untuk Perawat
Materi Injeksi untuk Perawat
arymita
 
Kuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakopeKuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakopeAbner D Nero
 
Doksisiklin kapsul presentation
Doksisiklin kapsul presentationDoksisiklin kapsul presentation
Doksisiklin kapsul presentation
siholenades
 
MATERI INJEKSI 2
MATERI INJEKSI 2MATERI INJEKSI 2
MATERI INJEKSI 2
rofiq sabilal
 
Produksi Sediaan suspensi paracetamol yang baik
Produksi Sediaan suspensi paracetamol yang baikProduksi Sediaan suspensi paracetamol yang baik
Produksi Sediaan suspensi paracetamol yang baik
Dyah Arum Anggraeni
 
Pedoman obt suntik dan sitos
Pedoman obt suntik dan sitosPedoman obt suntik dan sitos
Pedoman obt suntik dan sitos
roywidhie
 
Teknik peracikan
Teknik peracikanTeknik peracikan
Teknik peracikan
ViKi Viquendah
 
Pulvis pulveres1
Pulvis pulveres1Pulvis pulveres1
Pulvis pulveres1
Sheila Granger
 
Ppt fts
Ppt ftsPpt fts
Ppt fts
desi sutiyono
 
Bentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obatBentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obat4nakmans4
 
Presentasi kempa langsung
Presentasi kempa langsungPresentasi kempa langsung
Presentasi kempa langsung
Zidny Ilmayaqin
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Novi Fachrunnisa
 
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
'ekka' Siie Ceweggh Cancerr
 
Evaluasi Tablet
Evaluasi TabletEvaluasi Tablet
Evaluasi Tablet
Indra Gunawan
 

What's hot (18)

Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul
 
Formulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul AsamefenamatFormulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat Kapsul
 
272444618 beyond-used-date
272444618 beyond-used-date272444618 beyond-used-date
272444618 beyond-used-date
 
Materi Injeksi untuk Perawat
Materi Injeksi untuk PerawatMateri Injeksi untuk Perawat
Materi Injeksi untuk Perawat
 
Kuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakopeKuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakope
 
Doksisiklin kapsul presentation
Doksisiklin kapsul presentationDoksisiklin kapsul presentation
Doksisiklin kapsul presentation
 
MATERI INJEKSI 2
MATERI INJEKSI 2MATERI INJEKSI 2
MATERI INJEKSI 2
 
Produksi Sediaan suspensi paracetamol yang baik
Produksi Sediaan suspensi paracetamol yang baikProduksi Sediaan suspensi paracetamol yang baik
Produksi Sediaan suspensi paracetamol yang baik
 
Pedoman obt suntik dan sitos
Pedoman obt suntik dan sitosPedoman obt suntik dan sitos
Pedoman obt suntik dan sitos
 
Teknik peracikan
Teknik peracikanTeknik peracikan
Teknik peracikan
 
Pulvis pulveres1
Pulvis pulveres1Pulvis pulveres1
Pulvis pulveres1
 
Ppt fts
Ppt ftsPpt fts
Ppt fts
 
Bentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obatBentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obat
 
Presentasi kempa langsung
Presentasi kempa langsungPresentasi kempa langsung
Presentasi kempa langsung
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
 
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
 
Evaluasi Tablet
Evaluasi TabletEvaluasi Tablet
Evaluasi Tablet
 

Viewers also liked

Jurnal praktikum fitofarmasi 2
Jurnal praktikum fitofarmasi 2Jurnal praktikum fitofarmasi 2
Jurnal praktikum fitofarmasi 2Caesalpinia Swartz
 
Gel
GelGel
Tugas makalah oai kel 7
Tugas makalah oai kel 7Tugas makalah oai kel 7
Tugas makalah oai kel 7
mataram indonesia
 
Makalah bioteknologi kultur jaringan
Makalah bioteknologi kultur jaringanMakalah bioteknologi kultur jaringan
Makalah bioteknologi kultur jaringan
Dhosma Rainsiwon
 
Soal latihan ilmu resep (2)
Soal latihan ilmu resep (2)Soal latihan ilmu resep (2)
Soal latihan ilmu resep (2)
Danie Damanik
 
Regulasi ijin-edar-bpom 2
Regulasi ijin-edar-bpom 2Regulasi ijin-edar-bpom 2
Regulasi ijin-edar-bpom 2
Muhammad Luthfan
 

Viewers also liked (6)

Jurnal praktikum fitofarmasi 2
Jurnal praktikum fitofarmasi 2Jurnal praktikum fitofarmasi 2
Jurnal praktikum fitofarmasi 2
 
Gel
GelGel
Gel
 
Tugas makalah oai kel 7
Tugas makalah oai kel 7Tugas makalah oai kel 7
Tugas makalah oai kel 7
 
Makalah bioteknologi kultur jaringan
Makalah bioteknologi kultur jaringanMakalah bioteknologi kultur jaringan
Makalah bioteknologi kultur jaringan
 
Soal latihan ilmu resep (2)
Soal latihan ilmu resep (2)Soal latihan ilmu resep (2)
Soal latihan ilmu resep (2)
 
Regulasi ijin-edar-bpom 2
Regulasi ijin-edar-bpom 2Regulasi ijin-edar-bpom 2
Regulasi ijin-edar-bpom 2
 

Similar to Jurnal praktikum fitofarmasi 3

Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul
DeLas Rac
 
pre formulasi Ciprofloxacin tab
pre formulasi Ciprofloxacin tabpre formulasi Ciprofloxacin tab
pre formulasi Ciprofloxacin tab
Maranata Gultom
 
laporan singkat anfiswan mencit
laporan singkat anfiswan mencitlaporan singkat anfiswan mencit
laporan singkat anfiswan mencit
Irpandi Uciha
 
Pewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
Pewarnaan Kapsul - MikrobiologiPewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
Pewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
Irawati Nurani
 
Sabun
SabunSabun
Laporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In Vitro
Laporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In VitroLaporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In Vitro
Laporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In Vitro
Nesha Mutiara
 
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptxFORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
antonkustanto
 
Post Interest
Post InterestPost Interest
Post Interest
rindaaulutamii
 
Sertifik Tretum
Sertifik TretumSertifik Tretum
Sertifik Tretum
rindaaulutamii
 
Onter Terafik
Onter TerafikOnter Terafik
Onter Terafik
rindaaulutamii
 
presentasi dalam menghadapi proposal sempro.pptx
presentasi dalam menghadapi proposal sempro.pptxpresentasi dalam menghadapi proposal sempro.pptx
presentasi dalam menghadapi proposal sempro.pptx
Musliminaja2
 
INDUKSI MUTASI MELALUI PENGGANDAAN KROMOSOM NILAM VARIETAS SIDIKALANG (Pogost...
INDUKSI MUTASI MELALUI PENGGANDAAN KROMOSOM NILAM VARIETAS SIDIKALANG (Pogost...INDUKSI MUTASI MELALUI PENGGANDAAN KROMOSOM NILAM VARIETAS SIDIKALANG (Pogost...
INDUKSI MUTASI MELALUI PENGGANDAAN KROMOSOM NILAM VARIETAS SIDIKALANG (Pogost...
Repository Ipb
 
Drinkton
DrinktonDrinkton
Ekstraksi dan Analisis KLT Rebung Schizostachyum brachycladum Kurz.docx
Ekstraksi dan Analisis KLT Rebung Schizostachyum brachycladum Kurz.docxEkstraksi dan Analisis KLT Rebung Schizostachyum brachycladum Kurz.docx
Ekstraksi dan Analisis KLT Rebung Schizostachyum brachycladum Kurz.docx
fitrialavita
 
Lapak perhitungan cawan
Lapak perhitungan cawanLapak perhitungan cawan
Lapak perhitungan cawan
Jo Sugiharto
 
Infografis farkel proses pembuatan kosmetika
Infografis farkel proses pembuatan kosmetikaInfografis farkel proses pembuatan kosmetika
Infografis farkel proses pembuatan kosmetika
salni nindita
 
perhitungan FARMASI DAN PENCAMPURAN SEDIAAN INTRAVENA PADA CRITICALLY ILL
perhitungan FARMASI DAN PENCAMPURAN SEDIAAN INTRAVENA PADA CRITICALLY ILLperhitungan FARMASI DAN PENCAMPURAN SEDIAAN INTRAVENA PADA CRITICALLY ILL
perhitungan FARMASI DAN PENCAMPURAN SEDIAAN INTRAVENA PADA CRITICALLY ILL
rennynurul2
 
Seminar pkl
Seminar pkl Seminar pkl
Seminar pkl
Mhaya ThaLoeboen
 
Uji aktivitas antibakteri, antijamur, antioksidan dan toksisitas terhadap ekt...
Uji aktivitas antibakteri, antijamur, antioksidan dan toksisitas terhadap ekt...Uji aktivitas antibakteri, antijamur, antioksidan dan toksisitas terhadap ekt...
Uji aktivitas antibakteri, antijamur, antioksidan dan toksisitas terhadap ekt...
Ginanjar Puspanegara
 
jurnal 1 masker.pdf
jurnal 1 masker.pdfjurnal 1 masker.pdf
jurnal 1 masker.pdf
BELLAFIESTA1
 

Similar to Jurnal praktikum fitofarmasi 3 (20)

Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul
 
pre formulasi Ciprofloxacin tab
pre formulasi Ciprofloxacin tabpre formulasi Ciprofloxacin tab
pre formulasi Ciprofloxacin tab
 
laporan singkat anfiswan mencit
laporan singkat anfiswan mencitlaporan singkat anfiswan mencit
laporan singkat anfiswan mencit
 
Pewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
Pewarnaan Kapsul - MikrobiologiPewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
Pewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
 
Sabun
SabunSabun
Sabun
 
Laporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In Vitro
Laporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In VitroLaporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In Vitro
Laporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In Vitro
 
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptxFORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
 
Post Interest
Post InterestPost Interest
Post Interest
 
Sertifik Tretum
Sertifik TretumSertifik Tretum
Sertifik Tretum
 
Onter Terafik
Onter TerafikOnter Terafik
Onter Terafik
 
presentasi dalam menghadapi proposal sempro.pptx
presentasi dalam menghadapi proposal sempro.pptxpresentasi dalam menghadapi proposal sempro.pptx
presentasi dalam menghadapi proposal sempro.pptx
 
INDUKSI MUTASI MELALUI PENGGANDAAN KROMOSOM NILAM VARIETAS SIDIKALANG (Pogost...
INDUKSI MUTASI MELALUI PENGGANDAAN KROMOSOM NILAM VARIETAS SIDIKALANG (Pogost...INDUKSI MUTASI MELALUI PENGGANDAAN KROMOSOM NILAM VARIETAS SIDIKALANG (Pogost...
INDUKSI MUTASI MELALUI PENGGANDAAN KROMOSOM NILAM VARIETAS SIDIKALANG (Pogost...
 
Drinkton
DrinktonDrinkton
Drinkton
 
Ekstraksi dan Analisis KLT Rebung Schizostachyum brachycladum Kurz.docx
Ekstraksi dan Analisis KLT Rebung Schizostachyum brachycladum Kurz.docxEkstraksi dan Analisis KLT Rebung Schizostachyum brachycladum Kurz.docx
Ekstraksi dan Analisis KLT Rebung Schizostachyum brachycladum Kurz.docx
 
Lapak perhitungan cawan
Lapak perhitungan cawanLapak perhitungan cawan
Lapak perhitungan cawan
 
Infografis farkel proses pembuatan kosmetika
Infografis farkel proses pembuatan kosmetikaInfografis farkel proses pembuatan kosmetika
Infografis farkel proses pembuatan kosmetika
 
perhitungan FARMASI DAN PENCAMPURAN SEDIAAN INTRAVENA PADA CRITICALLY ILL
perhitungan FARMASI DAN PENCAMPURAN SEDIAAN INTRAVENA PADA CRITICALLY ILLperhitungan FARMASI DAN PENCAMPURAN SEDIAAN INTRAVENA PADA CRITICALLY ILL
perhitungan FARMASI DAN PENCAMPURAN SEDIAAN INTRAVENA PADA CRITICALLY ILL
 
Seminar pkl
Seminar pkl Seminar pkl
Seminar pkl
 
Uji aktivitas antibakteri, antijamur, antioksidan dan toksisitas terhadap ekt...
Uji aktivitas antibakteri, antijamur, antioksidan dan toksisitas terhadap ekt...Uji aktivitas antibakteri, antijamur, antioksidan dan toksisitas terhadap ekt...
Uji aktivitas antibakteri, antijamur, antioksidan dan toksisitas terhadap ekt...
 
jurnal 1 masker.pdf
jurnal 1 masker.pdfjurnal 1 masker.pdf
jurnal 1 masker.pdf
 

Recently uploaded

PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
sulastri822782
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
adwinhadipurnadi
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
MFCorp
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.pptGambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
ssusera85899
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
nurulkarunia4
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
adhiwargamandiriseja
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
lala263132
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
LisnaKhairaniNasutio
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
FiikFiik
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
ortopedifk
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
arikiskandar
 

Recently uploaded (20)

PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.pptGambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
 

Jurnal praktikum fitofarmasi 3

  • 1. Jurnal Praktikum Fitofarmasi Nama : Dewi Gayatri W. NIM : 102210101057 Kelompok : S4 Hari/ tgl praktikum : Selasa, 2 April 2013 Dosen pembimbing : Nuri, S.Si., M.Si., Apt. Materi percobaan : Formulasi dan Evaluasi 1. Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah a. Agar mahasiswa dapat melakukan formulasi sediaan yang mengandung ekstrak jambu biji. b. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi sediaan dan formulasi sediaan yang dibuat. 2. Dasar Teori Tahap pengembangan sediaan ( formulasi ) dimaksudkan agar bentuk sediaan fitofarmaka yang akan diberikan kepada manusia memenuhi persyaratan – persyaratan kualitas maupun estetika. Tahapan – tahapan dalam pengembangan sediaan diantaranya adalah praformulasi, pengembangan formulasi, pengembangan proses dan produksi ( scale up ). Praformulasi adlah penelitian atau pemeriksaan sifat – sifat fisika dan kimia suatu zat aktif ( ekstrak terstandar ) dan eksipien sehingga dapat diperoleh produk yang stabil, manjur, menarik, mudah dibuat dan aman. Kapsul dapat didefinisikan sebagai bentuk sediaan padat dimana satu macam bahan obat / lebih dan bahan inert lainnya yang dimasukkan ke dalam cangkang / wadah kecil yang umumnya dibuat dari gelatin yang sesuai. Tergantung pada formulasinya kapsul dari gelatin bisa lunak dan bisa juga keras. Persiapan pengisian kapsul dapat dibagi dalam tahapan – tahapan sebagai berikut : a. Persiapan dan pengembangan formulasi serta pemilihan ukuran kapsul b. Pengisian cangkang kapsul c. Pembersihan dan pemolesan kapsul yang telah terisi
  • 2. Kapsul biasanya dikemas dalam wadah dari plastik, beberapa berisi kantong bahan pengering untuk mencegah terjadinya absorpsi kelebihan uap air oleh kapsul. Kapsul lunak mempunyai kecenderungan yang lebih besar dibanding dengan kapsul keras untuk melunak dan melekat satu sama lainnya. Kapsul – kapsul ini harus disimpan pada tempat yang dingin dan kering. Pada kenyataannya semua kapsul tahan lama disimpan dalam wadah yang tertutup dengan segel ditempat dingin dengan kelembapan rendah.  Eksipien Untuk mendapatkan suatu produk sediaan farmasi diperlukan bahan tambahan (eksipien). Tujuan penggunaan eksipien diantaranya adalah : a. Membawa obat dalam bentuk sediaan yang sesuai b. Memperbaiki sifat obat yang meliputi : membawa obat dalam bentuk yang tepat ke tempat absorbsi, pelepasan obat yang terkontrol, memperbaiki stabilitas obat, menutup rasa pahit dan memperbaiki penerimaan penderita. Syarat umum bahan obat dan eksipien antara lain :  Tidak toksik (karsinigenik, teratogenik, alergenik, tidak mengiritasi)  Kandungan mikroorganisme (mengandung mikroba serendah mungkin 10 2 /gram dan tidak boleh mengandung mikroba patogen)  Tidak OTT antara obat dengan obat dan eksipien  Stabil (terhadap suhu, lembab, cahaya dan O2)  Murni (dari pengotor dan degradan)  Sifat fisika mekanik (ukuran dan bentuk partikel, sifat permukaan, bobot jenis bulk, sifat aliran, sifat kompresibilitas)  Bentuk sediaan Fitofarmasi Pemilihan bentuk sediaan fitofarmasi didasarkan atas pertimbangan khasiat, keamanan, dan mutu yang tinggi serta nilai estetika. Bentuk – bentuk sediaan fitofarmasi diantaranya : a. Sediaan padat (tablet, tablet salut, tablet hisap, tablet effervescent, kapsul, dan granul) b. Sediaan cair (sirup, larutan, suspensi, dan kapsul lunak) c. Sediaan semi solida ( krim, salep, suppositoria, dan pasta)  Evaluasi Suatu sediaan fitofarmasi harus memenuhi persyaratan sebagai sediaan jadi. Beberapa jenis pengujian untuk suatu sediaan farmasi adalah : 1. Bentuk pil, kapsul, dan tablet : pemeriksaan organoleptik, kebenaran zat identitas / zat berkhasiat, zat tambahan yang diizinkan, cemaran mikroba, cemaran logam berat (Pb/As), kadar air, keseragaman bobot, dan waktu hancur.
  • 3. 2. Sirup : organoleptik, kebenaran zat identitas/komposisi termasuk mikroskopik, cemaran mikroba, cemaran logam berat (Pb/As), kadar air (untuk sirup kering), kadar metanol (untuk sirup yang mengandung alkohol), kadar etanol (untuk sirup yang mengandung alkohol), kadar gula, keseragaman volume. 3. Sediaan terdisper (suspensi/emulsi), meliputi : pemeriksaan organoleptik, kebenaran zat identitas, zat tambahan yang diizinkan, cemaran mikroba, cemaran logam berat (Pb/As), kadar metanol (untuk sirup yang mengandung alkohol), kadar etanol (untuk sirup yang mengandung alkohol), keseragaman volume. 4. Salep/krim untuk topikal : pemeriksaan organoleptik, kebenaran zat identitas, zat tambahan yang diizinkan, keseragaman bobot, dan homogenitas. 5. Suppositoria : pemeriksaan organoleptik, kebenaran zat identitas, zat tambahan yang diizinkan, keseragaman bobot, waktu hancur, temperatur lebur dan uji khusus. Berdasarkan penggolongan dan tata nama tumbuhan, jambu biji ( Psidium guajava ) diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi : Magnoliophyta Subdivisi : Angiospermae Class : Magnoliopsida Ordo : Myrtates Famili : Myrtaceae Genus : Psidium L. Spesies : Psidium guajava L. Salah satu kandungan dari daun jambu biji adalah kuersetin. Kuersetin adalah senyawa kelompok flavonol terbesar, kuersetin dan glikosidanya berada dalam jumlah sekitar 60-70% dari flavonoid. Kuersetin adalah salah satu zat aktif kelas flavonoid yang secara biologis amat kuat. Saat ini penggunaan senyawa antioksidan semakin berkembang baik untuk makanan maupun untuk pengobatan seiring dengan bertambahnya pengetahuan tentang aktivitas radikal bebas (Boer, 2000). Stres oksidatif merupakan keadaan yang tidak seimbang antara jumlah molekul radikal bebas dan antioksidan di dalam tubuh (Trilaksani, 2003). Senyawa antioksidan merupakan suatu inhibitor yang digunakan untuk menghambat autooksidasi. Efek antioksidan senyawa fenolik dikarenakan sifat oksidasi yang berperan dalam menetralisasi radikal bebas (Panovska et al, 2005).
  • 4. 3. Alat dan bahan a. Alat  Labu alas bulat  Labu ukur 10 ml  Lempeng KLT  KLT densitometri  Timbangan  Mortir dan stamper  Gelas ukur  Oven  Ayakan no 40, no 80  Loyang b. Bahan  Ekstrak jambu biji  Standar kuersetin  Etanol  HCL 57 %  Avicel  Cab-O-Sil  Cangkang kapsul 4. Cara Kerja 1. Formulasi Dibuat 25 kapsul dengan kadar kuersetin 5 mg/kapsul Tambahkan bahan tambahan dengan komposisi :  Cab-O-Sil  Avicel  Cab-O-Sil : Avicel = 4 :6  Avicel : Cab-O-Sil = 4 : 6
  • 5. 2. Evaluasi a. Keseragaman bobot Timbang 20 kapsul Timbang lagi satu per satu Keluarkan isi semua kapsul kemudian timbang seluruh bagian cangkang kapsul Hitung bobot isi kapsul dan bobot rata – rata tiap isi kapsul Perbedaan dalam persen bobot isi tiap kapsul terhadap bobot rata – rata tiap isi kapsul tidak boleh lebih dari yang ditetapkan kolom A, dan untuk setiap 2 kapsul tidak boleh lebih dari yang ditetapkan kolom B Bobot rata – rata isi kapsul Perbedaan bobot isi kapsul dalam % A B 120 mg atau lebih ± 10% ± 20% Lebih dari 120 mg ± 7,5 % ± 15 % b. Penetapan kadar 1. Preparasi standar kuersetin Timbang standar kuersetin dengan seksama sebanyak 30 mg Masukkan labu ukur 10 ml
  • 6. Tambah etanol ad tanda Kocok pelan ad larut ( larutan baku induk ) Larrutan baku induk diencerkan dengan konsentrasi 300, 600, 900, 1200, dan 1800 ppm untuk mendapatkan larutan baku kerja 2. Preparasi sampel Ambil 3 kapsul secara random Masukkan dke dalam labu alas bulat Masing – masing ditambah etanol 21 ml dan HCl 57% 0,6 ml Hidrolisis pada suhu 70ºC selama 30 menit Masukkan hasil hidrolisis dalam labu ukur 5 ml dan tambahkan etanol ad tanda 3. Penetapan Kadar Totolkan larutan standar pada pelat KLT masing – masing sebanyak 2 µl dan sampel 2 µl dengan replikasi sebanyak 3 kali Eluasi dan analisis dengan KLT densitometri pada panjang gelombang maksimum
  • 7. Data yang diperoleh dibuat persamaan regresi linear antara konsentrasi dengan area noda Hitung harga koefisien regresinya, sehingga kadar kuersetin dapat diketahui dalam sediaan kapsul
  • 8. Daftar Pustaka  Ansel, H.C. 1985. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Lea and Febiger.  Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat ( Balitro ). 2007. Jambu Biji Berpeluang sebagai Bahan Baku Industri Fitofarmaka. Bogor : Litbang, Deptan Bogor.  Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Depkes RI.  Panovska, T.K., Kulevanova, S., Stefova., 2005. In Vitro Antioxidant Activity of Some Teucrium Spesies (Lamiaceae). Acta Pharm, 55 hal 207-214.  Trilaksani, W., 2003, Antioksidan: Jenis, Sumber, Mekanisme Kerja dan Peran Terhadap Kesehatan, Institute Pertanian Bogor, Bogor, hal 1-12