SlideShare a Scribd company logo
Auditya Purwandini Sutarto, PhD
PERANCANGAN
DISPLAY & KONTROL
Auditya Purwandini Sutarto, PhD
Topik
• Penginderaan
• Perancangan Display
• Pendahuluan
• Visual Display
• Auditory Display
• Perancangan Kontrol
• Pendahuluan Kontrol
• Prinsip-prinsip perancangan Kontrol
Learning Outcomes
• Mampu memahami proses penginderaan dalam kaitannya dengan prinsisp
perancangan secara ergonomi
• Mampu menganalsis suatu rancangan visual display dan atau auditory
display serta kontrol dan memberikan usulan perbaikan berdasarkan
prinsip-prinsip ergonomi
Penginderaan
• Panca Indera: Mata, telinga, hidung,
mulut dan kulit.
• Kelima indera tersebut membantu
manusia berinteraksi dengan
lingkungannya.
• Penginderaan: proses pertama yang
dilakukan manusia dalam bekerja, tetapi
setiap manusia memiliki kemampuan dan
keterbatasan yang berbeda-beda
Sistem Penglihatan
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kemampuan Penglihatan
1. Visual Acuity (Ketajaman Penglihatan)
2. Kemampuan Akomodasi Mata
3. Usia
1. Visual Acuity (Ketajaman Visual)
• Kemampuan mata untuk membedakan secara cermat
detil suatu obyek dan pelatarannya, yang sebagian besar
tergantung dari daya akomodasi mata.
• Salah satu ukuran untuk menyatakan ketajaman mata
adalah dengan melihat rasio kemampuan mata seseorang
terhadap kemampuan mata normal.
• Mata normal biasanya dapat melihat detil dengan baik
pada jarak 20 feet atau 6 meter. Ukuran visual acuity
dinyatakan dalam rasio terhadap kemampuan normal
ini. Misalkan seseorang memiliki visual acuity 20/30,
berarti ia dapat melihat detil dengan baik pada jarak 20
feet, sedangkan mata normal dapat melihatnya dalam
jarak 30 feet.
Snellen Chart
1. Visual Acuity (Ketajaman Visual) (2)
• Visual acuity akan meningkat sesuai dengaan algoritma tingkat penerangan obyek.
Jika tingkat penerangan yang optimum sudah didapatkan maka untuk meningkatkan
jarak baca dilakukan dengan menambah ukuran huruf. Selain itu pada umumnya
tajam visual bertepatan dengan kekuatan memecahkan soal yang dihadapi oleh
sistem optik. Hal tersebut tergantung pada terangnya dan kepada jenis tuntutan
visual seperti terlihat di bawah ini:
a. Tajam visual meningkat sejalan dengan meningkatnya cerah pada bidang visual serta
mencapai maksimum pada 5000 asb. Diantara 1 – 5000 asb peningkatannya lebih dari
150 %.
b. Tajam visual meningkat sejalan dengan membesarnya perbedaan cerah antara obyek dan
pelatarannya. Jika kedua cerah itu sama, sedikit saja perubahan pada nilai relatifnya
akan mengakibatkan perbedaan besar pada tajam visual.
c. Tajam visual akan lebih baik pada obyek yang gelap di atas pelataran yang terang
daripada terhadap obyek yang terang di atas pelataran gelap.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Visual Acuity
1. Tingkat luminansi (kebenderangan/tingkat penerangan)
• Secara umum ketajaman dan sensitivitas terhadap kontras meningkat dengan
peningkatan level cahaya ataau penerangan latar belakang (background) dan
kemudian merata. Dengan tingkat pencahayaan yang tinggi, kerucut (cone) dapat
digerakkan, sehingga menghasilkan ketajaman dan sensitivitas tertinggi.
2. Kekontrasan
• Jika target pandang berada dalam suatu lingkungan pandang yang
menenggelamkannya seperti di tengah keramaian obyek-obyek lain lain atau karena
warnanya tidak kontras dengan lingkungannya maka yang terjadi adalah derau
pandang. Mata akan dituntut berkonsentrasi tinggi sehingga yang melelahkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Visual Acuity (2)
• Ada dua rumus yang cukup berguna dalam mendefinisikan kontras, yaitu
𝐿𝑢𝑚𝑖𝑛𝑜𝑢𝑠 𝐶𝑜𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑡 𝐿𝐶 =
𝐿max − 𝐿min
𝐿max
𝐶𝑜𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝐶𝑅 =
𝐿max
𝐿min
𝐿max = Luminansi maksimum pada obyek
𝐿min = Luminansi minimum pada obyek
𝐿𝑢𝑚𝑖𝑛𝑜𝑢𝑠 𝐶𝑜𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑡 =
𝐶𝑅 − 1
𝐶𝑅
𝑀𝑜𝑑𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝐶𝑜𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑡 =
𝐶𝑅 − 1
𝐶𝑅 + 1
Konversi pengukuran kontras. Contohnya jika diberikan rasio kontras
Faktor-faktor yang mempengaruhi Visual Acuity (2)
3. Exposure Time.
Waktu yang diperlukan mata untuk memfokuskan pada obyek yang bergerak. Secara
umum di bawah kondisi pencahayaan yang tinggi, ketajaman meningkat dengan
ditingkatkannya exposure time sampai 100 atau 200 ms dan kemudian merata.
4. Gerakan obyek (target motion).
Pergerakan target dan atau pengamat menurunkan ketajaman visual. Dynamic visual
acuity adalah kemampuan untuk menerima perbedaan visual pada kondisi bergerak.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Visual Acuity (5)
5. Umur.
Ketajaman visual dan sensitivitas terhadap kontras akan mengalami kemunduran dengan
bertambahnya umur. Kemunduran ini pada umumnya dimulai sesudah umur 40 dan
akan berlanjut terus sampai akhir hidup kita. Pada umur 75 tahun, kemunduran
ketajaman adalah sekitar 0.6 atau 20/30 Snellen Acuity (Pitts, 1982)
6. Latihan
Sudut pandang (visual angle) diukur pada minutes of arc atau second of arc. Setiap 360o
dari suatu lingkaran dapat dibagi ke dalam 60 min of arc dan setiap menit dapat dibagi
ke dalam 60 s of arc. Rumus untuk menghitung sudut pandang adalah
Visual Acuity
Visual Angle
×
H: tinggi obyek
D: Jarak obyek dari mata
H dan D harus dalam satuan yang sama seperti inchi, feet,
milimeter
2. Kemampuan Akomodasi Mata
• Kemampuan lensa mata memusatkan sinar cahaya (light
rays) pada retina atau menyesuaikan diri dengan kondisi
sumber informasi yang ditangkapnya.
• Kemampuan untuk menyesuaikan diri ini secara fisis
dilihat dari menebal atau menipisnya lensa mata yang
ditentukan oleh letaknya titik fokus terhadap retina pada
saat lensa tidak berakomodasi, tidak hanya tergantung
pada titik fokus dari kornea.
• Ada beberapa batasan dari kemampuan indera
penglihatan manusia untuk dapat berinteraksi dengan
baik antara manusia dengan alat atau mesinnya.
PERANCANGAN DISPLAY
Pendahuluan Display
• Secara fungsional, display yang baik
adalah display yang mampu
mengkombinasikan antara
kecepatan, ketepatan dan kepekaan
pada saat menyalurkan informasi
yang diperlukan [Galer, 1987].
• Display secara modalitas dapat
dibedakan menjadi tiga kategori
Display
Visual
Auditory
Tactile
Pendahuluan Display (2)
• Visual Display adalah alat penyampai informasi yang dirancang untuk ditangkap oleh
mata manusia, meliputi: panduk, poster, rambu-rambu lalu lintas, penunjuk arah, papan
pengumuman, dll.
• Auditory Display menyampaikan informasi melalui telinga kita. Display ini mampu
menarik perhatian kita saat secara visual kurang memungkinkan seperti saat malam hari
atau pada user dengan penglihatan terbatas. Contoh klakson, alarm, dll
• Tactile Display digunakan untuk menyampaikan informasi melalui indera tactile
(sentuhan=sense of touch). Sistem tactile manusia tidak terlalu sensitive pada stimulant
seperti sistem visual dan auditory. Contoh: huruf braille
• Beberapa item dapat mengkombinasikan ketiga bentuk display. Contoh smartphone yang
memungkinkan kita membaca pesan, mendengarkan notifikasi pesan, sekaligus bergetar!
Visual Display
Tipe Display berdasarkan Perubahan Informasi
• Statis – Display memberikan informasi yang sama (label, simbol,
rambu-rambu, dll)
• Dinamis – Informasi dapat berubah sesuai kondisi (speedometer,
indikator, dll)
Tipe Display berdasarkan Fungsi
• Status displays – menunjukkan status terkini
suatu sistem
• Warning or Predictive – memberikan
informasi situasi tidak normal, gawat, atau
darurat
• Instructional – menunjukkan arahan suatu
tindakan atau prosedur
Tipe Display berdasarkan Metode Pengkodean
• Display menggunakan metode berbeda untuk mengkodekan informasi
• Spatial – grafik, chart, diagram, gambar untuk menunjukkan bagaimana
informasi yang disampaikan berkaitan dengan waktu dan ruang
• Symbolic – informasi disajikan dalam bentuk alfanumerik atau symbol
nonverbal.
• Pictorial – menggunakan gambar untuk menyampaikan pesan
Jenis-jenis Display
1. Quantitative Display memberikan informasi nilai kuantitatif dan
beberapa variabel baik variabel dinamis seperti suhu dan kecepatan
ataupun statis seperti satuan panjang yang diukur dengan penggaris
Ada tiga tipe dasar display tipe kuantitatif
1. Fixed scales with moving pointers
2. Moving scales with fixed pointers
3. Digital displays or counters
Quantitative Displays
Jenis-jenis Display
2. Qualitative Display. Memberikan nilai, tren, tingkatan atau laju secara
pendekatan. Data kuantitatif digunakan sebagai dasar untuk pembacaan
kualitatif paling tidak dalam tiga cara berbeda:
a. menyampaikan informasi mengenai status variabel yang berada dalam range tertentu
seperti indikator suhu dimana mesin dapat dikategorikan menjadi dingin/normal/panas
b. Menjaga rentang nilai yang diinginkan. Misal speedometer menunjukkan rentang
kecepatan 0 – 140 km/jam untuk kontrol keamanan
c. Mencermati adanya tren, arah atau tingkat perubahan. Misal RPM meter mesin
Jenis-jenis Display
3. Status Indicators. Memberikan informasi
bernilai pendekatan suatu status atau
komponen. Misal: indikator temperature
mesin panas/normal/dingin, indikator
ON/OFF, lampu lalu lintas. Jika instrument
kuatitatif digunakan untuk kepentingan
check-reading (i.e. apakah pergerakan nilai
variabel kontinu berada dalam range normal
atau dibolehkan), indikator status lebih
disukai.
Jenis-jenis Display
4. Signal and warning lights. Flashing
dan steady state lights digunakan
untuk berbagai kepentingan misal
sorotan lampu panggung atas/bawah,
lampu petunjuk untuk low-baterai,
low-fuel, seat-belt tidak digunakan,
pintu terbuka, dll. Deteksi sinyal dan
lampu peringatan bergantung pada
ukuran, luminansi, warna,
background, waktu paparan, dan
flash rate.
Jenis-jenis Display
5. Representational display. Dapat berupa pictorial yang bertujuan
menyampaikan pesan visual menarik dengan sedikit interpretasi. Contoh:
display posisi pesawat, peta, grafik
6. Alphanumeric and related displays. Efektivitas jenis display ini bergantung
banyak faktor seperti tipografi, pemilihan kata, warna, background, kontras,
iluminasi, dan gaya penulisan. Tipografi alphanumeric mencakup stroke width,
aspect ratio, jenis dan ukuran huruf, spasi, jarak antar paragraf, margin, warna,
dll. Adapun penyampaian pesan display ini bergantung pada
 Visibility.
 Legibility. Tingkat kedetilan yaitu kontras antara karakter dengan latar belakang,
penggunaan tipe font, minimasi glare (kesilauan), dan optimasi disain elemen fisik
display.
 Readability. Sejauh mana display dapat dipahami maksudnya, menyangkut susunan kata,
phrase, kejelasan, relevansi
Jenis-jenis Display
7. Visual codes symbol and signs. Berbagai simbol dan rambu-rambu
digunakan dalam kehidupan kita sehari-hari untuk menyampaikan
maksud yang diinginkan. Termasuk di dalamnya adalah angka, huruf,
bentuk geometris, warna, konfigurasi, bentuk simbolik yang
menunjukkan berbagai obyek dan pesan
Tipografi
• Rasio antara ketebalan huruf terhadap tinggi huruf, jenis huruf, lebar huruf.
• Stroke width adalah ketebalan stroke terhadap tinggi huruf atau angka romawi.
a. Dengan pencahayaan (illumination) yang lumayan baik, rasio yang memuaskan untuk
material cetak
 Background PUTIH tulisan HITAM stroke width pada rasio 1:6-1:8
 Background HITAM tulisan PUTIH stroke width pada rasio 1:8-1:10
b. Jika pencahayaan dikurangi, huruf-huruf tebal relatif lebih dapat dibaca dibandingkan yang
tipis (hal ini berlaku baik untuk black on white maupun white on black)
c. Dengan pencahayaan pada level rendah atau kontras yang rendah dengan background, huruf-
huruf cetak yang lebih disukai adalah tipe boldface (tebal) dengan rasio stroke-width to height
yang rendah (seperti 1:5)
d. Untuk huruf-huruf yang sangat bercahaya, rasio dapat dikurangi menjadi 1:12 sampai 1:20
e. Untuk huruf-huruf hitam pada latar belakang yang sangat bercahaya, dibutuhkan stroke yang
sangat tipis.
Tipografi (2)
• Rasio Lebar-Tinggi Huruf (Width to Height Ratio). Hubungan antara lebar dan tinggi
dari suatu huruf alphanumeric yang lengkap digambarkan sebagai rasio lebar-tinggi dan
dinyatakan seperti gambar di bawah ini
Tipografi (3)
• Jenis huruf (menurut Sanders
&McCormick, 1993) dikelompokkan
menjadi
Roman
Gothic
Script
block letter.
Tipografi (4)
• Tinggi karakter (cm)= 0,0008666D + K1 + K2
 D: Jarak pandang (cm)
 K1: Faktor koreksi untuk illumination (k1=0,15cm u/ illumination baik,
 K1= 0,4cm u/ illumination sedang, k1=0,66 u/ illumination kurang)
 K2: Faktor koreksi untuk tingkat kepentingan dari pesan yang ditampilkan (K2=0 untuk
informasi tidak penting k2= 0,19 cm untuk informasi penting
• Orientasi angka atau huruf dalam posisi tegak lurus (upright position).
• Rasio labar/tinggi karakter, untuk numeral 3:5, untuk kapital antara 1:1 sampai
3:5.
• Rasio ketebalan/tinggi karakter, karakter warna hitam dengan latar belakang
putih 1:6 sampai 1:8, karakter warna putih dengan latar belakang hitam 1:8
sampai 1:10
Kriteria Dasar Display
• Detection (pendeteksian)
Perhatikan jarak pandang yang dihubungkan dengan ukuran display keseluruhan, sudut
pandang, adanya paralaks, pandangan kontras dengan lingkungan sekitar (misalnya
terdapat papan iklan atau pepohonan), pengaruh cahaya yang menyilaukan, dan
penerangan yang sesuai.
• Recognition (pengenalan)
• Untuk dapat dikenali dan dibaca perlu memperhatikan bentuk display, ukuran karakter
atau gambar dalam display, warna, serta kontras antara warna gambar/karakter dan
warna latar belakang. Sifat mudah dikenali dan mudah dibaca dari suatu display untuk
tujuan tertentu biasanya erat kaitannya dengan waktu.
• Understanding (pemahaman)
• Suatu display harus dibuat sejelas mungkin, mudah dipahami. Pemakaian simbol atau
kode-kode yang tepat sangatlah penting sehingga tidak menimbulkan kesalahan persepsi.
Prinsip-prinsip Perancangan Display
• Prinsip perancangan display dapat dibagi menjadi beberapa grup
• Sensory modality – displays dirancang berdasarkan modalitas stimulus (mis.
cahaya, suara, suhu, dll)).
• Location and layout – letak dan pengaturan display dirancang untuk
meningkatkan proses transmisi
• Legibility of elements – karakteristik fisik display (mis. Ukuran, warna, huruf,
dll) dirancang agar layak digunakan untuk berbagai kondisi pada target
populasi yang dituju.
• Content and Coding – display dirancang untuk menghasilkan informasi yang
penting dan dibutuhkan dengan metode pengkodingan yang tepat.
Prinsip Perancangan Auditory Display
• Detectability
 Apakah operator dapat mendengar suara tersebut?
 Contoh: suara peringatan harus 15dB lebih keras dari suara gangguan.
• Discriminability
 Apakah suara tersebut memiliki makna berbeda dari suara-suara yang ada di sistem
 Contoh: suara tanda kereta api akan berangkat
• Identification
 Apakah operator paham dengan makna yang dimaksud dari suara tersebut?
PERANCANGAN CONTROL
Pendahuluan
• Control disebut “ penggerak” dalam standar ISO, mengirim input ke
bagian dari peralatan.
• Kontrol adalah alat (mekanik, elektromekanik) yang mengkonversikan
output dari manusia menjadi input bagi mesin.
• Variasi kontrol antara lain tombol, panel dan sebagainya. Karakteristik
penting dari kontrol bergantung dari penggunaannya. 2 respon (on-off),
beberapa nilai yang kontinyu (pengaturan frekuensi pada radio), dan
sebagainya
Jenis Kontrol – Discrete Control
Toggle Switch
Toggle Switch
Rotary Selector
Switch
Rotary Selector
Switch
Push Button
Push Button Foot Push Button
Foot Push Button
Jenis Kontrol: Continuous Control
Knob
Knob
Lever
Lever
Knob
Knob
Crank
Crank
Pedal
Pedal
• Sanders dan McCormick (1987) mencirikan tindakan control sebagai
berikut
 Mengaktifkan atau mematikan peralatan, seperti dengan mengunci ON-OFF
 Membuat suatu “pengaturan terpisah” seperti pembuatan pemisah atau penyesuaian
terpisah seperti pemilihan suatu saluran TV
 Membuat suatu “pengaturan yang kuantitatif” suatu suhu atas alat pengatur panas (
ini kasus khusus dari pengaturan terpisah
 Menggunakan “pengendalian yang berlanjut” seperti kemudi suatu mobil
 Memasukkan data seperti pada keyboard komputer
Prinsip Perancangan Control
• Desain harus memperhitungkan anatomi & fungsi anggota tubuh operator;
misalnya jari-jari dan tangan (telapak), lengan, kaki.
 Hand-operated controls dapat dengan mudah dijangkau.
 Jarak antar kontrol juga harus memperhatikan anatomi tubuh.
• Push-buttons, tumbler switches, & rotating knobs cukup baik diaplikasikan
untuk operasi kerja dengan sedikit gerakan atau tenaga otot, langkah kecil, presisi
tinggi serta operasi kontinyu atau terputus-putus (click-stops).
• Long-armed levers, cranks, hand-wheels, & pedals akan cukup sesuai
diaplikasikan untuk operasi-operasi yang memerlukan tenaga (otot) cukup besar
untuk beberapa lama dengan jarak pindah panjang serta tidak memerlukan
ketelitian.
Prinsip Perancangan Control (2)
• Control coding. Pengidentifikasian dari berbagai control, misalnya dengan
cara labeling, color, location, shape, size, texture.
• Control resistance. Diberikan hambatan agar dibutuhkan tenaga yang
relatif besar untuk mengoperasikan control.
• Control/response ratio. Seberapa cepat respon yang muncul dari
perubahan control yang diberikan.
• Control spacing. Pemisahan jarak antara satu control dengan yang
lainnya.
• Feedback on operation. Pemberian umpan balik terhadap control yang
telah dioperasikan, misalnya bunyi “klik”
Pengaturan dan Pengelompokan Kontrol
• Locate for The Ease of Operation (penempatan untuk kemudahan operasi)
• Primary Controls First (control utama didahulukan menjadi yang pertama)
• Group Related Controls Together (mengelompokkan kontrol yang
berhubungan dalam satu kelompok)
• Arrange for Sequential Operation (diatur untuk operasi yang berurutan)
• Be Consistent. (konsisten)
• Dead-Man Control. Kontrol yang diaktifkan saat manusia tidak mampu
seperti saat meninggal, hilang kesadaran
• Guard Against Accidental Activation (menjaga terhadap aktivasi yang tidak
disengaja)
• Tightly But Do Not Crowd (padat namun tidak berdesakan)
Kesesuaian
• Kompatibilitas Spasial
 Dua elemen utama dari kompatibilitas spasial berlaku untuk menampilkan dan mengendalikan
perangkat dan kesamaan fisik penataan fisik di area kerja
• Kompatibilitas hubungan perpindahan
 Hubungan antara control dan kompatibilitas gerakan untuk memindahkan elemen tampilan,
menampilkan elemen tanpa gerakan-terkait, dan sistem gerak control dari respon yang terkait.
 Contoh: Control dirancang sehingga arah dari pergerakan control adalah sesuai atau cocok dengan
pergerakan respon dari pengendalian mesin, suatu sarana (angkut), peralatan, komponen, atau
aksesoris
• Kompabilitas Konseptual.
 Kesesuaian yang terkait dengan hubungan intrinsik antara item atau konsep. Contoh: tengkorak
dan tulang bersilang yang menunjukkan bahaya, titik nyala untuk meningkatkan unit pengisian
lapangan, sinyal darurat berkabung: sebuah pesawat di peta yang menunjukkan sebuah bandara
Contoh Penelitian
• Analisis Ergonomi Kabin Masinis di Lokomotif CC203 ditinjau
dari Aspek Display dan Kontrol
• https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/ieoj/article/download/11896/11550
Abstrak
• Kereta api merupakan salah satu transportasi publik yang sangat dibutuhkan oleh
masyarakat dengan jumlah penumpang yang banyak dan juga pertumbuhan penumpang
yang selalu meningkat. Sesuai dengan data dari Direktorat Jendral Perkeretaapian masih
sering terjadi kecelakaan kereta api, data menunjukkan dalam rentang waktu antara
tahun 2004-2010 terjadi 700 peristiwa kecelakaan. Dari data kecelakaan tersebut, maka
dilakukan analisis ergonomi untuk mengidentifikasi atau melihat faktor ergonomi pada
kabin masinis dalam hal ini merupakan lingkungan kerja masinis.
• Penilaian dengan ergonomi yaitu mengidentifikasi lingkungan kerja masinis dalam
penelitian ini yaitu kabin masinis Lokomotif CC203 telah didesain dengan sesuai dengan
aspek ergonomi. Dalam penelitian ini aspek ergonomi yang akan dibahas atau dianalisis
adalah aspek ergonomi display dan control. Penilaian atau analisis aspek ergonomi
display dan control dilakukan dengan ergonomi cheklist. Pada hasil penelitian ini aspek
ergonomi display dan control yang belum sesuai dan memerlukan perbaikan adalah pada
ergonomi display, aspek yang belum sesuai dan memerlukan perbaikan yaitu: fungsi
display, penempatan display, dan pelabelan display, dan pada aspek ergonomi control ,
aspek yang belum sesuai dan memerlukan perbaikan yaitu: dimensi control, desain dan
penempatan control, dan pelabelan control. Dari hasil cheklist ergonomi tersebut maka
dilakukan rancangan perbaikan, pada aspek display, dilakukan perancangan display
berupa display indikator yang menunjukkan malfungsi tau error sebuah control.
perancangan tata letak display, dan merancang label untuk display, sedangkan pada
aspek control, dilakukan rancangan perbaikan pada dimensi diameter tuas pada
lokomotif CC203 menjadi 46,5 mm sesuai dengan data antropometri diameter genggam
tangan dengan persentil 5%, perbaikan bentuk control, dan pelabelan control
Panel Kontrol dan Display
Lokomotif CC203
Panel Kontrol dan Display
Perbaikan Lokomotif CC203
Referensi (di luar referensi utama)
• Buku Pengantar Ergonomi Industri, Universitas Andalas hal 95-106
• http://ergo.human.cornell.edu/studentdownloads/DEA3250pdfs/controls
.pdf
• http://dhayarasj.blogspot.com/2012/05/bab-vii-analisa-dan-
perancangan-kontrol_17.html
• http://ecoursesonline.iasri.res.in/mod/page/view.php?id=641

More Related Content

What's hot

05 perhitungan waktu kerja dan istirahat kegiatan mencangkul
05 perhitungan waktu kerja dan istirahat kegiatan mencangkul05 perhitungan waktu kerja dan istirahat kegiatan mencangkul
05 perhitungan waktu kerja dan istirahat kegiatan mencangkulJulita Anggrek
 
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIANPENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
Feronica Romauli
 
Tabel faktor suku bunga majemuk
Tabel faktor suku bunga majemukTabel faktor suku bunga majemuk
Tabel faktor suku bunga majemuk
Simon Patabang
 
Laporan antropometri
Laporan antropometriLaporan antropometri
Laporan antropometri
Shofyan Shofyan
 
Uas riset operasi (kevin surya)
Uas riset operasi (kevin surya)Uas riset operasi (kevin surya)
Uas riset operasi (kevin surya)
eddy sanusi silitonga
 
ERGONOMI LINGKUNGAN FISIK - KEBISINGAN, TEMPERATUR, & GETARAN
ERGONOMI LINGKUNGAN FISIK - KEBISINGAN, TEMPERATUR, & GETARANERGONOMI LINGKUNGAN FISIK - KEBISINGAN, TEMPERATUR, & GETARAN
ERGONOMI LINGKUNGAN FISIK - KEBISINGAN, TEMPERATUR, & GETARAN
Universitas Qomaruddin, Gresik, Indonesia
 
Modul 3 Biomechanic And Manual Material Handling
Modul 3 Biomechanic And Manual Material HandlingModul 3 Biomechanic And Manual Material Handling
Modul 3 Biomechanic And Manual Material Handling
Dwi Andriyanto
 
ERGONOMI - LINGKUNGAN FISIK - PENCAHAYAAN
ERGONOMI - LINGKUNGAN FISIK - PENCAHAYAANERGONOMI - LINGKUNGAN FISIK - PENCAHAYAAN
ERGONOMI - LINGKUNGAN FISIK - PENCAHAYAAN
Universitas Qomaruddin, Gresik, Indonesia
 
Contoh soal Teori antrian khusus Poisson
Contoh soal Teori antrian khusus PoissonContoh soal Teori antrian khusus Poisson
Contoh soal Teori antrian khusus PoissonLilies DLiestyowati
 
7. line balancing
7. line balancing7. line balancing
7. line balancing
Diery Sipayung
 
Tabel bunga pemajemukan diskrit
Tabel  bunga  pemajemukan  diskritTabel  bunga  pemajemukan  diskrit
Tabel bunga pemajemukan diskrit
Ryry Rizky Asri
 
Riset operasional
Riset operasionalRiset operasional
Riset operasionalHenry Guns
 
Analisis dan Pengukuran Kerja : Peta-Peta Kerja
Analisis dan Pengukuran Kerja : Peta-Peta KerjaAnalisis dan Pengukuran Kerja : Peta-Peta Kerja
Analisis dan Pengukuran Kerja : Peta-Peta Kerja
prihase
 
Presentasi lab statistik
Presentasi lab statistikPresentasi lab statistik
Presentasi lab statistik
Julita Anggrek
 
Taraf signifikan
Taraf signifikanTaraf signifikan
Taraf signifikan
Rapul anwar
 
Pentingnya ergonomi
Pentingnya ergonomiPentingnya ergonomi
Pentingnya ergonomi
Prinsca Syantik
 
Pengukuran Waktu Kerja Dengan Metode Pengukuran Langsung
Pengukuran Waktu Kerja Dengan Metode Pengukuran LangsungPengukuran Waktu Kerja Dengan Metode Pengukuran Langsung
Pengukuran Waktu Kerja Dengan Metode Pengukuran Langsung
Yesica Adicondro
 
Tabel f-0-05
Tabel f-0-05Tabel f-0-05
Tabel f-0-05
ERNING KAROMAH
 

What's hot (20)

05 perhitungan waktu kerja dan istirahat kegiatan mencangkul
05 perhitungan waktu kerja dan istirahat kegiatan mencangkul05 perhitungan waktu kerja dan istirahat kegiatan mencangkul
05 perhitungan waktu kerja dan istirahat kegiatan mencangkul
 
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIANPENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
 
Tabel faktor suku bunga majemuk
Tabel faktor suku bunga majemukTabel faktor suku bunga majemuk
Tabel faktor suku bunga majemuk
 
Laporan antropometri
Laporan antropometriLaporan antropometri
Laporan antropometri
 
Uas riset operasi (kevin surya)
Uas riset operasi (kevin surya)Uas riset operasi (kevin surya)
Uas riset operasi (kevin surya)
 
Ekonomi teknik
Ekonomi teknikEkonomi teknik
Ekonomi teknik
 
Tabel bunga
Tabel bungaTabel bunga
Tabel bunga
 
ERGONOMI LINGKUNGAN FISIK - KEBISINGAN, TEMPERATUR, & GETARAN
ERGONOMI LINGKUNGAN FISIK - KEBISINGAN, TEMPERATUR, & GETARANERGONOMI LINGKUNGAN FISIK - KEBISINGAN, TEMPERATUR, & GETARAN
ERGONOMI LINGKUNGAN FISIK - KEBISINGAN, TEMPERATUR, & GETARAN
 
Modul 3 Biomechanic And Manual Material Handling
Modul 3 Biomechanic And Manual Material HandlingModul 3 Biomechanic And Manual Material Handling
Modul 3 Biomechanic And Manual Material Handling
 
ERGONOMI - LINGKUNGAN FISIK - PENCAHAYAAN
ERGONOMI - LINGKUNGAN FISIK - PENCAHAYAANERGONOMI - LINGKUNGAN FISIK - PENCAHAYAAN
ERGONOMI - LINGKUNGAN FISIK - PENCAHAYAAN
 
Contoh soal Teori antrian khusus Poisson
Contoh soal Teori antrian khusus PoissonContoh soal Teori antrian khusus Poisson
Contoh soal Teori antrian khusus Poisson
 
7. line balancing
7. line balancing7. line balancing
7. line balancing
 
Tabel bunga pemajemukan diskrit
Tabel  bunga  pemajemukan  diskritTabel  bunga  pemajemukan  diskrit
Tabel bunga pemajemukan diskrit
 
Riset operasional
Riset operasionalRiset operasional
Riset operasional
 
Analisis dan Pengukuran Kerja : Peta-Peta Kerja
Analisis dan Pengukuran Kerja : Peta-Peta KerjaAnalisis dan Pengukuran Kerja : Peta-Peta Kerja
Analisis dan Pengukuran Kerja : Peta-Peta Kerja
 
Presentasi lab statistik
Presentasi lab statistikPresentasi lab statistik
Presentasi lab statistik
 
Taraf signifikan
Taraf signifikanTaraf signifikan
Taraf signifikan
 
Pentingnya ergonomi
Pentingnya ergonomiPentingnya ergonomi
Pentingnya ergonomi
 
Pengukuran Waktu Kerja Dengan Metode Pengukuran Langsung
Pengukuran Waktu Kerja Dengan Metode Pengukuran LangsungPengukuran Waktu Kerja Dengan Metode Pengukuran Langsung
Pengukuran Waktu Kerja Dengan Metode Pengukuran Langsung
 
Tabel f-0-05
Tabel f-0-05Tabel f-0-05
Tabel f-0-05
 

Similar to ERGONOMI: PERANCANGAN DISPLAY & KONTROL

Process of seeing | Visual Capability| Workstation Design | Workplace Design ...
Process of seeing | Visual Capability| Workstation Design | Workplace Design ...Process of seeing | Visual Capability| Workstation Design | Workplace Design ...
Process of seeing | Visual Capability| Workstation Design | Workplace Design ...
Gaurav Singh Rajput
 
Intro_to_Visual Inspection.ppt
Intro_to_Visual Inspection.pptIntro_to_Visual Inspection.ppt
Intro_to_Visual Inspection.ppt
Jahanvi19
 
Hci fundamentals
Hci fundamentalsHci fundamentals
Hci fundamentals
tamizh arthanari
 
Automated perimetry
Automated  perimetryAutomated  perimetry
Automated perimetry
Kishor Badhe
 
Human Computer Interaction Unit 1 Chapter 1 Presentation.ppt
Human Computer Interaction Unit 1 Chapter 1 Presentation.pptHuman Computer Interaction Unit 1 Chapter 1 Presentation.ppt
Human Computer Interaction Unit 1 Chapter 1 Presentation.ppt
someonehacked553
 
EYE TRACKING TECHNOLOGY
EYE TRACKING TECHNOLOGYEYE TRACKING TECHNOLOGY
EYE TRACKING TECHNOLOGY
geothomas18
 
CGch-3.pptx
CGch-3.pptxCGch-3.pptx
CGch-3.pptx
ssuserf119541
 
Low vision assessment
Low vision assessmentLow vision assessment
Low vision assessment
confusionexpert1
 
Eye Tracking Interpretation System
Eye Tracking Interpretation SystemEye Tracking Interpretation System
Eye Tracking Interpretation System
kurkute1994
 
Slide-PRD514-PRD514-Slide-4.pptx
Slide-PRD514-PRD514-Slide-4.pptxSlide-PRD514-PRD514-Slide-4.pptx
Slide-PRD514-PRD514-Slide-4.pptx
rajarawat12
 
Eye Tracking Software model of left right all
Eye Tracking Software model of left right allEye Tracking Software model of left right all
Eye Tracking Software model of left right all
AtharvaTanawade
 
Visual Acuity.pdf
Visual Acuity.pdfVisual Acuity.pdf
Visual Acuity.pdf
chakigoodboy
 
Reflectivity and personal protective gear
Reflectivity and personal protective gearReflectivity and personal protective gear
Reflectivity and personal protective gear
California Asphalt Pavement Association
 
Blue Eyes Technology
Blue Eyes TechnologyBlue Eyes Technology
Blue Eyes TechnologyColloquium
 
chapter 3 - Sensation and perception 2013
chapter 3 - Sensation and perception 2013chapter 3 - Sensation and perception 2013
chapter 3 - Sensation and perception 2013clairecgardner
 
Visual impairment and low vision
Visual impairment and low visionVisual impairment and low vision
Visual impairment and low vision
Nusrat Zerin
 
Visual impairment and low vision
Visual impairment and low visionVisual impairment and low vision
Visual impairment and low visionNusrat Zerin
 
Needs and Emerging Trends of Remote Sensing
Needs and Emerging Trends of Remote SensingNeeds and Emerging Trends of Remote Sensing
Needs and Emerging Trends of Remote Sensing
Hillary Green
 
Master thesis 2
Master thesis 2Master thesis 2
Master thesis 2Jb Soni
 
1.2 eye & vision
1.2 eye & vision1.2 eye & vision
1.2 eye & vision
Rajendran
 

Similar to ERGONOMI: PERANCANGAN DISPLAY & KONTROL (20)

Process of seeing | Visual Capability| Workstation Design | Workplace Design ...
Process of seeing | Visual Capability| Workstation Design | Workplace Design ...Process of seeing | Visual Capability| Workstation Design | Workplace Design ...
Process of seeing | Visual Capability| Workstation Design | Workplace Design ...
 
Intro_to_Visual Inspection.ppt
Intro_to_Visual Inspection.pptIntro_to_Visual Inspection.ppt
Intro_to_Visual Inspection.ppt
 
Hci fundamentals
Hci fundamentalsHci fundamentals
Hci fundamentals
 
Automated perimetry
Automated  perimetryAutomated  perimetry
Automated perimetry
 
Human Computer Interaction Unit 1 Chapter 1 Presentation.ppt
Human Computer Interaction Unit 1 Chapter 1 Presentation.pptHuman Computer Interaction Unit 1 Chapter 1 Presentation.ppt
Human Computer Interaction Unit 1 Chapter 1 Presentation.ppt
 
EYE TRACKING TECHNOLOGY
EYE TRACKING TECHNOLOGYEYE TRACKING TECHNOLOGY
EYE TRACKING TECHNOLOGY
 
CGch-3.pptx
CGch-3.pptxCGch-3.pptx
CGch-3.pptx
 
Low vision assessment
Low vision assessmentLow vision assessment
Low vision assessment
 
Eye Tracking Interpretation System
Eye Tracking Interpretation SystemEye Tracking Interpretation System
Eye Tracking Interpretation System
 
Slide-PRD514-PRD514-Slide-4.pptx
Slide-PRD514-PRD514-Slide-4.pptxSlide-PRD514-PRD514-Slide-4.pptx
Slide-PRD514-PRD514-Slide-4.pptx
 
Eye Tracking Software model of left right all
Eye Tracking Software model of left right allEye Tracking Software model of left right all
Eye Tracking Software model of left right all
 
Visual Acuity.pdf
Visual Acuity.pdfVisual Acuity.pdf
Visual Acuity.pdf
 
Reflectivity and personal protective gear
Reflectivity and personal protective gearReflectivity and personal protective gear
Reflectivity and personal protective gear
 
Blue Eyes Technology
Blue Eyes TechnologyBlue Eyes Technology
Blue Eyes Technology
 
chapter 3 - Sensation and perception 2013
chapter 3 - Sensation and perception 2013chapter 3 - Sensation and perception 2013
chapter 3 - Sensation and perception 2013
 
Visual impairment and low vision
Visual impairment and low visionVisual impairment and low vision
Visual impairment and low vision
 
Visual impairment and low vision
Visual impairment and low visionVisual impairment and low vision
Visual impairment and low vision
 
Needs and Emerging Trends of Remote Sensing
Needs and Emerging Trends of Remote SensingNeeds and Emerging Trends of Remote Sensing
Needs and Emerging Trends of Remote Sensing
 
Master thesis 2
Master thesis 2Master thesis 2
Master thesis 2
 
1.2 eye & vision
1.2 eye & vision1.2 eye & vision
1.2 eye & vision
 

More from Universitas Qomaruddin, Gresik, Indonesia

3. KONSEP TEKNOLOGI DI BIDANG TEKNIK INDUSTRI
3. KONSEP TEKNOLOGI DI BIDANG TEKNIK INDUSTRI 3. KONSEP TEKNOLOGI DI BIDANG TEKNIK INDUSTRI
3. KONSEP TEKNOLOGI DI BIDANG TEKNIK INDUSTRI
Universitas Qomaruddin, Gresik, Indonesia
 
2. KONSEP TEKNOLOGI -PERKEMBANGAN IPTEK
2. KONSEP TEKNOLOGI -PERKEMBANGAN IPTEK2. KONSEP TEKNOLOGI -PERKEMBANGAN IPTEK
2. KONSEP TEKNOLOGI -PERKEMBANGAN IPTEK
Universitas Qomaruddin, Gresik, Indonesia
 
1. KONSEP TEKNOLOGI - PENDAHULUAN
1. KONSEP TEKNOLOGI - PENDAHULUAN 1. KONSEP TEKNOLOGI - PENDAHULUAN
1. KONSEP TEKNOLOGI - PENDAHULUAN
Universitas Qomaruddin, Gresik, Indonesia
 
2021_KAJIAN PUSTAKA & PERUMUSAN MASALAH
2021_KAJIAN PUSTAKA & PERUMUSAN MASALAH2021_KAJIAN PUSTAKA & PERUMUSAN MASALAH
2021_KAJIAN PUSTAKA & PERUMUSAN MASALAH
Universitas Qomaruddin, Gresik, Indonesia
 
2021_PENDAHULUAN METODOLOGI PENELITIAN
2021_PENDAHULUAN METODOLOGI PENELITIAN2021_PENDAHULUAN METODOLOGI PENELITIAN
2021_PENDAHULUAN METODOLOGI PENELITIAN
Universitas Qomaruddin, Gresik, Indonesia
 
Studi Kasus (Artikel Ilmiah): Pengukuran Produktivitas dengan Objective Matrix
Studi Kasus (Artikel Ilmiah): Pengukuran Produktivitas dengan Objective MatrixStudi Kasus (Artikel Ilmiah): Pengukuran Produktivitas dengan Objective Matrix
Studi Kasus (Artikel Ilmiah): Pengukuran Produktivitas dengan Objective Matrix
Universitas Qomaruddin, Gresik, Indonesia
 
PART 1 - Evaluasi Pekerjaan & Penilaian Kinerja
PART 1 - Evaluasi Pekerjaan & Penilaian KinerjaPART 1 - Evaluasi Pekerjaan & Penilaian Kinerja
PART 1 - Evaluasi Pekerjaan & Penilaian Kinerja
Universitas Qomaruddin, Gresik, Indonesia
 
MANAJEMEN STRESS KERJA
MANAJEMEN STRESS KERJAMANAJEMEN STRESS KERJA
KEPUASAN KERJA - PSIKOLOGI INDUSTRI
KEPUASAN KERJA - PSIKOLOGI INDUSTRI KEPUASAN KERJA - PSIKOLOGI INDUSTRI
KEPUASAN KERJA - PSIKOLOGI INDUSTRI
Universitas Qomaruddin, Gresik, Indonesia
 
PSIKOLOGI INDUSTRI - MOTIVASI KERJA
PSIKOLOGI INDUSTRI - MOTIVASI KERJAPSIKOLOGI INDUSTRI - MOTIVASI KERJA
PSIKOLOGI INDUSTRI - MOTIVASI KERJA
Universitas Qomaruddin, Gresik, Indonesia
 
ANALISIS JABATAN, SELEKSI, REKRUTMEN, & STAFFING
ANALISIS JABATAN, SELEKSI, REKRUTMEN, & STAFFINGANALISIS JABATAN, SELEKSI, REKRUTMEN, & STAFFING
ANALISIS JABATAN, SELEKSI, REKRUTMEN, & STAFFING
Universitas Qomaruddin, Gresik, Indonesia
 
RISET DALAM PSIKOLOGI INDUSTRI
RISET DALAM PSIKOLOGI INDUSTRIRISET DALAM PSIKOLOGI INDUSTRI
RISET DALAM PSIKOLOGI INDUSTRI
Universitas Qomaruddin, Gresik, Indonesia
 
PSIKOLOGI INDUSTRI - PENDAHULUAN
PSIKOLOGI INDUSTRI - PENDAHULUAN PSIKOLOGI INDUSTRI - PENDAHULUAN
PSIKOLOGI INDUSTRI - PENDAHULUAN
Universitas Qomaruddin, Gresik, Indonesia
 
METODOLOGI PENELITIAN - PENULISAN LAPORAN DAN TEKNIK PRESENTASI
METODOLOGI PENELITIAN - PENULISAN LAPORAN DAN TEKNIK PRESENTASI METODOLOGI PENELITIAN - PENULISAN LAPORAN DAN TEKNIK PRESENTASI
METODOLOGI PENELITIAN - PENULISAN LAPORAN DAN TEKNIK PRESENTASI
Universitas Qomaruddin, Gresik, Indonesia
 
ANALISIS POSTUR KERJA RULA REBA OWAS QEC - ERGONOMI
ANALISIS POSTUR KERJA RULA REBA OWAS QEC - ERGONOMI ANALISIS POSTUR KERJA RULA REBA OWAS QEC - ERGONOMI
ANALISIS POSTUR KERJA RULA REBA OWAS QEC - ERGONOMI
Universitas Qomaruddin, Gresik, Indonesia
 
ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA - SISTEM MANUSIA MESIN
ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA - SISTEM MANUSIA MESINANALISA DAN PENGUKURAN KERJA - SISTEM MANUSIA MESIN
ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA - SISTEM MANUSIA MESIN
Universitas Qomaruddin, Gresik, Indonesia
 
ANALISA & PENGUKURAN KERJA - SISTEM KERJA DAN PRODUKTIVITAS
ANALISA & PENGUKURAN KERJA - SISTEM KERJA DAN PRODUKTIVITASANALISA & PENGUKURAN KERJA - SISTEM KERJA DAN PRODUKTIVITAS
ANALISA & PENGUKURAN KERJA - SISTEM KERJA DAN PRODUKTIVITAS
Universitas Qomaruddin, Gresik, Indonesia
 
2. STATISTIK INDUSTRI - STATISTIK DESKRIPTIF
2. STATISTIK INDUSTRI - STATISTIK DESKRIPTIF2. STATISTIK INDUSTRI - STATISTIK DESKRIPTIF
2. STATISTIK INDUSTRI - STATISTIK DESKRIPTIF
Universitas Qomaruddin, Gresik, Indonesia
 
1. STATISTIK INDUSTRI - PENDAHULUAN
1. STATISTIK INDUSTRI - PENDAHULUAN1. STATISTIK INDUSTRI - PENDAHULUAN
1. STATISTIK INDUSTRI - PENDAHULUAN
Universitas Qomaruddin, Gresik, Indonesia
 
3. METODOLOGI PENELITIAN - PENYUSUNAN KERANGKA TEORI & PENENTUAN VARIABEL PEN...
3. METODOLOGI PENELITIAN - PENYUSUNAN KERANGKA TEORI & PENENTUAN VARIABEL PEN...3. METODOLOGI PENELITIAN - PENYUSUNAN KERANGKA TEORI & PENENTUAN VARIABEL PEN...
3. METODOLOGI PENELITIAN - PENYUSUNAN KERANGKA TEORI & PENENTUAN VARIABEL PEN...
Universitas Qomaruddin, Gresik, Indonesia
 

More from Universitas Qomaruddin, Gresik, Indonesia (20)

3. KONSEP TEKNOLOGI DI BIDANG TEKNIK INDUSTRI
3. KONSEP TEKNOLOGI DI BIDANG TEKNIK INDUSTRI 3. KONSEP TEKNOLOGI DI BIDANG TEKNIK INDUSTRI
3. KONSEP TEKNOLOGI DI BIDANG TEKNIK INDUSTRI
 
2. KONSEP TEKNOLOGI -PERKEMBANGAN IPTEK
2. KONSEP TEKNOLOGI -PERKEMBANGAN IPTEK2. KONSEP TEKNOLOGI -PERKEMBANGAN IPTEK
2. KONSEP TEKNOLOGI -PERKEMBANGAN IPTEK
 
1. KONSEP TEKNOLOGI - PENDAHULUAN
1. KONSEP TEKNOLOGI - PENDAHULUAN 1. KONSEP TEKNOLOGI - PENDAHULUAN
1. KONSEP TEKNOLOGI - PENDAHULUAN
 
2021_KAJIAN PUSTAKA & PERUMUSAN MASALAH
2021_KAJIAN PUSTAKA & PERUMUSAN MASALAH2021_KAJIAN PUSTAKA & PERUMUSAN MASALAH
2021_KAJIAN PUSTAKA & PERUMUSAN MASALAH
 
2021_PENDAHULUAN METODOLOGI PENELITIAN
2021_PENDAHULUAN METODOLOGI PENELITIAN2021_PENDAHULUAN METODOLOGI PENELITIAN
2021_PENDAHULUAN METODOLOGI PENELITIAN
 
Studi Kasus (Artikel Ilmiah): Pengukuran Produktivitas dengan Objective Matrix
Studi Kasus (Artikel Ilmiah): Pengukuran Produktivitas dengan Objective MatrixStudi Kasus (Artikel Ilmiah): Pengukuran Produktivitas dengan Objective Matrix
Studi Kasus (Artikel Ilmiah): Pengukuran Produktivitas dengan Objective Matrix
 
PART 1 - Evaluasi Pekerjaan & Penilaian Kinerja
PART 1 - Evaluasi Pekerjaan & Penilaian KinerjaPART 1 - Evaluasi Pekerjaan & Penilaian Kinerja
PART 1 - Evaluasi Pekerjaan & Penilaian Kinerja
 
MANAJEMEN STRESS KERJA
MANAJEMEN STRESS KERJAMANAJEMEN STRESS KERJA
MANAJEMEN STRESS KERJA
 
KEPUASAN KERJA - PSIKOLOGI INDUSTRI
KEPUASAN KERJA - PSIKOLOGI INDUSTRI KEPUASAN KERJA - PSIKOLOGI INDUSTRI
KEPUASAN KERJA - PSIKOLOGI INDUSTRI
 
PSIKOLOGI INDUSTRI - MOTIVASI KERJA
PSIKOLOGI INDUSTRI - MOTIVASI KERJAPSIKOLOGI INDUSTRI - MOTIVASI KERJA
PSIKOLOGI INDUSTRI - MOTIVASI KERJA
 
ANALISIS JABATAN, SELEKSI, REKRUTMEN, & STAFFING
ANALISIS JABATAN, SELEKSI, REKRUTMEN, & STAFFINGANALISIS JABATAN, SELEKSI, REKRUTMEN, & STAFFING
ANALISIS JABATAN, SELEKSI, REKRUTMEN, & STAFFING
 
RISET DALAM PSIKOLOGI INDUSTRI
RISET DALAM PSIKOLOGI INDUSTRIRISET DALAM PSIKOLOGI INDUSTRI
RISET DALAM PSIKOLOGI INDUSTRI
 
PSIKOLOGI INDUSTRI - PENDAHULUAN
PSIKOLOGI INDUSTRI - PENDAHULUAN PSIKOLOGI INDUSTRI - PENDAHULUAN
PSIKOLOGI INDUSTRI - PENDAHULUAN
 
METODOLOGI PENELITIAN - PENULISAN LAPORAN DAN TEKNIK PRESENTASI
METODOLOGI PENELITIAN - PENULISAN LAPORAN DAN TEKNIK PRESENTASI METODOLOGI PENELITIAN - PENULISAN LAPORAN DAN TEKNIK PRESENTASI
METODOLOGI PENELITIAN - PENULISAN LAPORAN DAN TEKNIK PRESENTASI
 
ANALISIS POSTUR KERJA RULA REBA OWAS QEC - ERGONOMI
ANALISIS POSTUR KERJA RULA REBA OWAS QEC - ERGONOMI ANALISIS POSTUR KERJA RULA REBA OWAS QEC - ERGONOMI
ANALISIS POSTUR KERJA RULA REBA OWAS QEC - ERGONOMI
 
ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA - SISTEM MANUSIA MESIN
ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA - SISTEM MANUSIA MESINANALISA DAN PENGUKURAN KERJA - SISTEM MANUSIA MESIN
ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA - SISTEM MANUSIA MESIN
 
ANALISA & PENGUKURAN KERJA - SISTEM KERJA DAN PRODUKTIVITAS
ANALISA & PENGUKURAN KERJA - SISTEM KERJA DAN PRODUKTIVITASANALISA & PENGUKURAN KERJA - SISTEM KERJA DAN PRODUKTIVITAS
ANALISA & PENGUKURAN KERJA - SISTEM KERJA DAN PRODUKTIVITAS
 
2. STATISTIK INDUSTRI - STATISTIK DESKRIPTIF
2. STATISTIK INDUSTRI - STATISTIK DESKRIPTIF2. STATISTIK INDUSTRI - STATISTIK DESKRIPTIF
2. STATISTIK INDUSTRI - STATISTIK DESKRIPTIF
 
1. STATISTIK INDUSTRI - PENDAHULUAN
1. STATISTIK INDUSTRI - PENDAHULUAN1. STATISTIK INDUSTRI - PENDAHULUAN
1. STATISTIK INDUSTRI - PENDAHULUAN
 
3. METODOLOGI PENELITIAN - PENYUSUNAN KERANGKA TEORI & PENENTUAN VARIABEL PEN...
3. METODOLOGI PENELITIAN - PENYUSUNAN KERANGKA TEORI & PENENTUAN VARIABEL PEN...3. METODOLOGI PENELITIAN - PENYUSUNAN KERANGKA TEORI & PENENTUAN VARIABEL PEN...
3. METODOLOGI PENELITIAN - PENYUSUNAN KERANGKA TEORI & PENENTUAN VARIABEL PEN...
 

Recently uploaded

Palestine last event orientationfvgnh .pptx
Palestine last event orientationfvgnh .pptxPalestine last event orientationfvgnh .pptx
Palestine last event orientationfvgnh .pptx
RaedMohamed3
 
ESC Beyond Borders _From EU to You_ InfoPack general.pdf
ESC Beyond Borders _From EU to You_ InfoPack general.pdfESC Beyond Borders _From EU to You_ InfoPack general.pdf
ESC Beyond Borders _From EU to You_ InfoPack general.pdf
Fundacja Rozwoju Społeczeństwa Przedsiębiorczego
 
Students, digital devices and success - Andreas Schleicher - 27 May 2024..pptx
Students, digital devices and success - Andreas Schleicher - 27 May 2024..pptxStudents, digital devices and success - Andreas Schleicher - 27 May 2024..pptx
Students, digital devices and success - Andreas Schleicher - 27 May 2024..pptx
EduSkills OECD
 
Introduction to Quality Improvement Essentials
Introduction to Quality Improvement EssentialsIntroduction to Quality Improvement Essentials
Introduction to Quality Improvement Essentials
Excellence Foundation for South Sudan
 
How libraries can support authors with open access requirements for UKRI fund...
How libraries can support authors with open access requirements for UKRI fund...How libraries can support authors with open access requirements for UKRI fund...
How libraries can support authors with open access requirements for UKRI fund...
Jisc
 
Overview on Edible Vaccine: Pros & Cons with Mechanism
Overview on Edible Vaccine: Pros & Cons with MechanismOverview on Edible Vaccine: Pros & Cons with Mechanism
Overview on Edible Vaccine: Pros & Cons with Mechanism
DeeptiGupta154
 
How to Break the cycle of negative Thoughts
How to Break the cycle of negative ThoughtsHow to Break the cycle of negative Thoughts
How to Break the cycle of negative Thoughts
Col Mukteshwar Prasad
 
How to Split Bills in the Odoo 17 POS Module
How to Split Bills in the Odoo 17 POS ModuleHow to Split Bills in the Odoo 17 POS Module
How to Split Bills in the Odoo 17 POS Module
Celine George
 
Sectors of the Indian Economy - Class 10 Study Notes pdf
Sectors of the Indian Economy - Class 10 Study Notes pdfSectors of the Indian Economy - Class 10 Study Notes pdf
Sectors of the Indian Economy - Class 10 Study Notes pdf
Vivekanand Anglo Vedic Academy
 
The French Revolution Class 9 Study Material pdf free download
The French Revolution Class 9 Study Material pdf free downloadThe French Revolution Class 9 Study Material pdf free download
The French Revolution Class 9 Study Material pdf free download
Vivekanand Anglo Vedic Academy
 
Synthetic Fiber Construction in lab .pptx
Synthetic Fiber Construction in lab .pptxSynthetic Fiber Construction in lab .pptx
Synthetic Fiber Construction in lab .pptx
Pavel ( NSTU)
 
Sha'Carri Richardson Presentation 202345
Sha'Carri Richardson Presentation 202345Sha'Carri Richardson Presentation 202345
Sha'Carri Richardson Presentation 202345
beazzy04
 
Additional Benefits for Employee Website.pdf
Additional Benefits for Employee Website.pdfAdditional Benefits for Employee Website.pdf
Additional Benefits for Employee Website.pdf
joachimlavalley1
 
Template Jadual Bertugas Kelas (Boleh Edit)
Template Jadual Bertugas Kelas (Boleh Edit)Template Jadual Bertugas Kelas (Boleh Edit)
Template Jadual Bertugas Kelas (Boleh Edit)
rosedainty
 
Operation Blue Star - Saka Neela Tara
Operation Blue Star   -  Saka Neela TaraOperation Blue Star   -  Saka Neela Tara
Operation Blue Star - Saka Neela Tara
Balvir Singh
 
Language Across the Curriculm LAC B.Ed.
Language Across the  Curriculm LAC B.Ed.Language Across the  Curriculm LAC B.Ed.
Language Across the Curriculm LAC B.Ed.
Atul Kumar Singh
 
PART A. Introduction to Costumer Service
PART A. Introduction to Costumer ServicePART A. Introduction to Costumer Service
PART A. Introduction to Costumer Service
PedroFerreira53928
 
The Roman Empire A Historical Colossus.pdf
The Roman Empire A Historical Colossus.pdfThe Roman Empire A Historical Colossus.pdf
The Roman Empire A Historical Colossus.pdf
kaushalkr1407
 
Home assignment II on Spectroscopy 2024 Answers.pdf
Home assignment II on Spectroscopy 2024 Answers.pdfHome assignment II on Spectroscopy 2024 Answers.pdf
Home assignment II on Spectroscopy 2024 Answers.pdf
Tamralipta Mahavidyalaya
 
special B.ed 2nd year old paper_20240531.pdf
special B.ed 2nd year old paper_20240531.pdfspecial B.ed 2nd year old paper_20240531.pdf
special B.ed 2nd year old paper_20240531.pdf
Special education needs
 

Recently uploaded (20)

Palestine last event orientationfvgnh .pptx
Palestine last event orientationfvgnh .pptxPalestine last event orientationfvgnh .pptx
Palestine last event orientationfvgnh .pptx
 
ESC Beyond Borders _From EU to You_ InfoPack general.pdf
ESC Beyond Borders _From EU to You_ InfoPack general.pdfESC Beyond Borders _From EU to You_ InfoPack general.pdf
ESC Beyond Borders _From EU to You_ InfoPack general.pdf
 
Students, digital devices and success - Andreas Schleicher - 27 May 2024..pptx
Students, digital devices and success - Andreas Schleicher - 27 May 2024..pptxStudents, digital devices and success - Andreas Schleicher - 27 May 2024..pptx
Students, digital devices and success - Andreas Schleicher - 27 May 2024..pptx
 
Introduction to Quality Improvement Essentials
Introduction to Quality Improvement EssentialsIntroduction to Quality Improvement Essentials
Introduction to Quality Improvement Essentials
 
How libraries can support authors with open access requirements for UKRI fund...
How libraries can support authors with open access requirements for UKRI fund...How libraries can support authors with open access requirements for UKRI fund...
How libraries can support authors with open access requirements for UKRI fund...
 
Overview on Edible Vaccine: Pros & Cons with Mechanism
Overview on Edible Vaccine: Pros & Cons with MechanismOverview on Edible Vaccine: Pros & Cons with Mechanism
Overview on Edible Vaccine: Pros & Cons with Mechanism
 
How to Break the cycle of negative Thoughts
How to Break the cycle of negative ThoughtsHow to Break the cycle of negative Thoughts
How to Break the cycle of negative Thoughts
 
How to Split Bills in the Odoo 17 POS Module
How to Split Bills in the Odoo 17 POS ModuleHow to Split Bills in the Odoo 17 POS Module
How to Split Bills in the Odoo 17 POS Module
 
Sectors of the Indian Economy - Class 10 Study Notes pdf
Sectors of the Indian Economy - Class 10 Study Notes pdfSectors of the Indian Economy - Class 10 Study Notes pdf
Sectors of the Indian Economy - Class 10 Study Notes pdf
 
The French Revolution Class 9 Study Material pdf free download
The French Revolution Class 9 Study Material pdf free downloadThe French Revolution Class 9 Study Material pdf free download
The French Revolution Class 9 Study Material pdf free download
 
Synthetic Fiber Construction in lab .pptx
Synthetic Fiber Construction in lab .pptxSynthetic Fiber Construction in lab .pptx
Synthetic Fiber Construction in lab .pptx
 
Sha'Carri Richardson Presentation 202345
Sha'Carri Richardson Presentation 202345Sha'Carri Richardson Presentation 202345
Sha'Carri Richardson Presentation 202345
 
Additional Benefits for Employee Website.pdf
Additional Benefits for Employee Website.pdfAdditional Benefits for Employee Website.pdf
Additional Benefits for Employee Website.pdf
 
Template Jadual Bertugas Kelas (Boleh Edit)
Template Jadual Bertugas Kelas (Boleh Edit)Template Jadual Bertugas Kelas (Boleh Edit)
Template Jadual Bertugas Kelas (Boleh Edit)
 
Operation Blue Star - Saka Neela Tara
Operation Blue Star   -  Saka Neela TaraOperation Blue Star   -  Saka Neela Tara
Operation Blue Star - Saka Neela Tara
 
Language Across the Curriculm LAC B.Ed.
Language Across the  Curriculm LAC B.Ed.Language Across the  Curriculm LAC B.Ed.
Language Across the Curriculm LAC B.Ed.
 
PART A. Introduction to Costumer Service
PART A. Introduction to Costumer ServicePART A. Introduction to Costumer Service
PART A. Introduction to Costumer Service
 
The Roman Empire A Historical Colossus.pdf
The Roman Empire A Historical Colossus.pdfThe Roman Empire A Historical Colossus.pdf
The Roman Empire A Historical Colossus.pdf
 
Home assignment II on Spectroscopy 2024 Answers.pdf
Home assignment II on Spectroscopy 2024 Answers.pdfHome assignment II on Spectroscopy 2024 Answers.pdf
Home assignment II on Spectroscopy 2024 Answers.pdf
 
special B.ed 2nd year old paper_20240531.pdf
special B.ed 2nd year old paper_20240531.pdfspecial B.ed 2nd year old paper_20240531.pdf
special B.ed 2nd year old paper_20240531.pdf
 

ERGONOMI: PERANCANGAN DISPLAY & KONTROL

  • 1. Auditya Purwandini Sutarto, PhD PERANCANGAN DISPLAY & KONTROL Auditya Purwandini Sutarto, PhD
  • 2. Topik • Penginderaan • Perancangan Display • Pendahuluan • Visual Display • Auditory Display • Perancangan Kontrol • Pendahuluan Kontrol • Prinsip-prinsip perancangan Kontrol
  • 3. Learning Outcomes • Mampu memahami proses penginderaan dalam kaitannya dengan prinsisp perancangan secara ergonomi • Mampu menganalsis suatu rancangan visual display dan atau auditory display serta kontrol dan memberikan usulan perbaikan berdasarkan prinsip-prinsip ergonomi
  • 4. Penginderaan • Panca Indera: Mata, telinga, hidung, mulut dan kulit. • Kelima indera tersebut membantu manusia berinteraksi dengan lingkungannya. • Penginderaan: proses pertama yang dilakukan manusia dalam bekerja, tetapi setiap manusia memiliki kemampuan dan keterbatasan yang berbeda-beda
  • 6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Penglihatan 1. Visual Acuity (Ketajaman Penglihatan) 2. Kemampuan Akomodasi Mata 3. Usia
  • 7. 1. Visual Acuity (Ketajaman Visual) • Kemampuan mata untuk membedakan secara cermat detil suatu obyek dan pelatarannya, yang sebagian besar tergantung dari daya akomodasi mata. • Salah satu ukuran untuk menyatakan ketajaman mata adalah dengan melihat rasio kemampuan mata seseorang terhadap kemampuan mata normal. • Mata normal biasanya dapat melihat detil dengan baik pada jarak 20 feet atau 6 meter. Ukuran visual acuity dinyatakan dalam rasio terhadap kemampuan normal ini. Misalkan seseorang memiliki visual acuity 20/30, berarti ia dapat melihat detil dengan baik pada jarak 20 feet, sedangkan mata normal dapat melihatnya dalam jarak 30 feet. Snellen Chart
  • 8. 1. Visual Acuity (Ketajaman Visual) (2) • Visual acuity akan meningkat sesuai dengaan algoritma tingkat penerangan obyek. Jika tingkat penerangan yang optimum sudah didapatkan maka untuk meningkatkan jarak baca dilakukan dengan menambah ukuran huruf. Selain itu pada umumnya tajam visual bertepatan dengan kekuatan memecahkan soal yang dihadapi oleh sistem optik. Hal tersebut tergantung pada terangnya dan kepada jenis tuntutan visual seperti terlihat di bawah ini: a. Tajam visual meningkat sejalan dengan meningkatnya cerah pada bidang visual serta mencapai maksimum pada 5000 asb. Diantara 1 – 5000 asb peningkatannya lebih dari 150 %. b. Tajam visual meningkat sejalan dengan membesarnya perbedaan cerah antara obyek dan pelatarannya. Jika kedua cerah itu sama, sedikit saja perubahan pada nilai relatifnya akan mengakibatkan perbedaan besar pada tajam visual. c. Tajam visual akan lebih baik pada obyek yang gelap di atas pelataran yang terang daripada terhadap obyek yang terang di atas pelataran gelap.
  • 9. Faktor-faktor yang mempengaruhi Visual Acuity 1. Tingkat luminansi (kebenderangan/tingkat penerangan) • Secara umum ketajaman dan sensitivitas terhadap kontras meningkat dengan peningkatan level cahaya ataau penerangan latar belakang (background) dan kemudian merata. Dengan tingkat pencahayaan yang tinggi, kerucut (cone) dapat digerakkan, sehingga menghasilkan ketajaman dan sensitivitas tertinggi. 2. Kekontrasan • Jika target pandang berada dalam suatu lingkungan pandang yang menenggelamkannya seperti di tengah keramaian obyek-obyek lain lain atau karena warnanya tidak kontras dengan lingkungannya maka yang terjadi adalah derau pandang. Mata akan dituntut berkonsentrasi tinggi sehingga yang melelahkan.
  • 10. Faktor-faktor yang mempengaruhi Visual Acuity (2) • Ada dua rumus yang cukup berguna dalam mendefinisikan kontras, yaitu 𝐿𝑢𝑚𝑖𝑛𝑜𝑢𝑠 𝐶𝑜𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑡 𝐿𝐶 = 𝐿max − 𝐿min 𝐿max 𝐶𝑜𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝐶𝑅 = 𝐿max 𝐿min 𝐿max = Luminansi maksimum pada obyek 𝐿min = Luminansi minimum pada obyek 𝐿𝑢𝑚𝑖𝑛𝑜𝑢𝑠 𝐶𝑜𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑡 = 𝐶𝑅 − 1 𝐶𝑅 𝑀𝑜𝑑𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝐶𝑜𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑡 = 𝐶𝑅 − 1 𝐶𝑅 + 1 Konversi pengukuran kontras. Contohnya jika diberikan rasio kontras
  • 11. Faktor-faktor yang mempengaruhi Visual Acuity (2) 3. Exposure Time. Waktu yang diperlukan mata untuk memfokuskan pada obyek yang bergerak. Secara umum di bawah kondisi pencahayaan yang tinggi, ketajaman meningkat dengan ditingkatkannya exposure time sampai 100 atau 200 ms dan kemudian merata. 4. Gerakan obyek (target motion). Pergerakan target dan atau pengamat menurunkan ketajaman visual. Dynamic visual acuity adalah kemampuan untuk menerima perbedaan visual pada kondisi bergerak.
  • 12. Faktor-faktor yang mempengaruhi Visual Acuity (5) 5. Umur. Ketajaman visual dan sensitivitas terhadap kontras akan mengalami kemunduran dengan bertambahnya umur. Kemunduran ini pada umumnya dimulai sesudah umur 40 dan akan berlanjut terus sampai akhir hidup kita. Pada umur 75 tahun, kemunduran ketajaman adalah sekitar 0.6 atau 20/30 Snellen Acuity (Pitts, 1982) 6. Latihan Sudut pandang (visual angle) diukur pada minutes of arc atau second of arc. Setiap 360o dari suatu lingkaran dapat dibagi ke dalam 60 min of arc dan setiap menit dapat dibagi ke dalam 60 s of arc. Rumus untuk menghitung sudut pandang adalah Visual Acuity Visual Angle × H: tinggi obyek D: Jarak obyek dari mata H dan D harus dalam satuan yang sama seperti inchi, feet, milimeter
  • 13. 2. Kemampuan Akomodasi Mata • Kemampuan lensa mata memusatkan sinar cahaya (light rays) pada retina atau menyesuaikan diri dengan kondisi sumber informasi yang ditangkapnya. • Kemampuan untuk menyesuaikan diri ini secara fisis dilihat dari menebal atau menipisnya lensa mata yang ditentukan oleh letaknya titik fokus terhadap retina pada saat lensa tidak berakomodasi, tidak hanya tergantung pada titik fokus dari kornea. • Ada beberapa batasan dari kemampuan indera penglihatan manusia untuk dapat berinteraksi dengan baik antara manusia dengan alat atau mesinnya.
  • 15. Pendahuluan Display • Secara fungsional, display yang baik adalah display yang mampu mengkombinasikan antara kecepatan, ketepatan dan kepekaan pada saat menyalurkan informasi yang diperlukan [Galer, 1987]. • Display secara modalitas dapat dibedakan menjadi tiga kategori Display Visual Auditory Tactile
  • 16. Pendahuluan Display (2) • Visual Display adalah alat penyampai informasi yang dirancang untuk ditangkap oleh mata manusia, meliputi: panduk, poster, rambu-rambu lalu lintas, penunjuk arah, papan pengumuman, dll. • Auditory Display menyampaikan informasi melalui telinga kita. Display ini mampu menarik perhatian kita saat secara visual kurang memungkinkan seperti saat malam hari atau pada user dengan penglihatan terbatas. Contoh klakson, alarm, dll • Tactile Display digunakan untuk menyampaikan informasi melalui indera tactile (sentuhan=sense of touch). Sistem tactile manusia tidak terlalu sensitive pada stimulant seperti sistem visual dan auditory. Contoh: huruf braille • Beberapa item dapat mengkombinasikan ketiga bentuk display. Contoh smartphone yang memungkinkan kita membaca pesan, mendengarkan notifikasi pesan, sekaligus bergetar!
  • 18. Tipe Display berdasarkan Perubahan Informasi • Statis – Display memberikan informasi yang sama (label, simbol, rambu-rambu, dll) • Dinamis – Informasi dapat berubah sesuai kondisi (speedometer, indikator, dll)
  • 19. Tipe Display berdasarkan Fungsi • Status displays – menunjukkan status terkini suatu sistem • Warning or Predictive – memberikan informasi situasi tidak normal, gawat, atau darurat • Instructional – menunjukkan arahan suatu tindakan atau prosedur
  • 20. Tipe Display berdasarkan Metode Pengkodean • Display menggunakan metode berbeda untuk mengkodekan informasi • Spatial – grafik, chart, diagram, gambar untuk menunjukkan bagaimana informasi yang disampaikan berkaitan dengan waktu dan ruang • Symbolic – informasi disajikan dalam bentuk alfanumerik atau symbol nonverbal. • Pictorial – menggunakan gambar untuk menyampaikan pesan
  • 21. Jenis-jenis Display 1. Quantitative Display memberikan informasi nilai kuantitatif dan beberapa variabel baik variabel dinamis seperti suhu dan kecepatan ataupun statis seperti satuan panjang yang diukur dengan penggaris Ada tiga tipe dasar display tipe kuantitatif 1. Fixed scales with moving pointers 2. Moving scales with fixed pointers 3. Digital displays or counters
  • 23. Jenis-jenis Display 2. Qualitative Display. Memberikan nilai, tren, tingkatan atau laju secara pendekatan. Data kuantitatif digunakan sebagai dasar untuk pembacaan kualitatif paling tidak dalam tiga cara berbeda: a. menyampaikan informasi mengenai status variabel yang berada dalam range tertentu seperti indikator suhu dimana mesin dapat dikategorikan menjadi dingin/normal/panas b. Menjaga rentang nilai yang diinginkan. Misal speedometer menunjukkan rentang kecepatan 0 – 140 km/jam untuk kontrol keamanan c. Mencermati adanya tren, arah atau tingkat perubahan. Misal RPM meter mesin
  • 24. Jenis-jenis Display 3. Status Indicators. Memberikan informasi bernilai pendekatan suatu status atau komponen. Misal: indikator temperature mesin panas/normal/dingin, indikator ON/OFF, lampu lalu lintas. Jika instrument kuatitatif digunakan untuk kepentingan check-reading (i.e. apakah pergerakan nilai variabel kontinu berada dalam range normal atau dibolehkan), indikator status lebih disukai.
  • 25. Jenis-jenis Display 4. Signal and warning lights. Flashing dan steady state lights digunakan untuk berbagai kepentingan misal sorotan lampu panggung atas/bawah, lampu petunjuk untuk low-baterai, low-fuel, seat-belt tidak digunakan, pintu terbuka, dll. Deteksi sinyal dan lampu peringatan bergantung pada ukuran, luminansi, warna, background, waktu paparan, dan flash rate.
  • 26. Jenis-jenis Display 5. Representational display. Dapat berupa pictorial yang bertujuan menyampaikan pesan visual menarik dengan sedikit interpretasi. Contoh: display posisi pesawat, peta, grafik 6. Alphanumeric and related displays. Efektivitas jenis display ini bergantung banyak faktor seperti tipografi, pemilihan kata, warna, background, kontras, iluminasi, dan gaya penulisan. Tipografi alphanumeric mencakup stroke width, aspect ratio, jenis dan ukuran huruf, spasi, jarak antar paragraf, margin, warna, dll. Adapun penyampaian pesan display ini bergantung pada  Visibility.  Legibility. Tingkat kedetilan yaitu kontras antara karakter dengan latar belakang, penggunaan tipe font, minimasi glare (kesilauan), dan optimasi disain elemen fisik display.  Readability. Sejauh mana display dapat dipahami maksudnya, menyangkut susunan kata, phrase, kejelasan, relevansi
  • 27. Jenis-jenis Display 7. Visual codes symbol and signs. Berbagai simbol dan rambu-rambu digunakan dalam kehidupan kita sehari-hari untuk menyampaikan maksud yang diinginkan. Termasuk di dalamnya adalah angka, huruf, bentuk geometris, warna, konfigurasi, bentuk simbolik yang menunjukkan berbagai obyek dan pesan
  • 28. Tipografi • Rasio antara ketebalan huruf terhadap tinggi huruf, jenis huruf, lebar huruf. • Stroke width adalah ketebalan stroke terhadap tinggi huruf atau angka romawi. a. Dengan pencahayaan (illumination) yang lumayan baik, rasio yang memuaskan untuk material cetak  Background PUTIH tulisan HITAM stroke width pada rasio 1:6-1:8  Background HITAM tulisan PUTIH stroke width pada rasio 1:8-1:10 b. Jika pencahayaan dikurangi, huruf-huruf tebal relatif lebih dapat dibaca dibandingkan yang tipis (hal ini berlaku baik untuk black on white maupun white on black) c. Dengan pencahayaan pada level rendah atau kontras yang rendah dengan background, huruf- huruf cetak yang lebih disukai adalah tipe boldface (tebal) dengan rasio stroke-width to height yang rendah (seperti 1:5) d. Untuk huruf-huruf yang sangat bercahaya, rasio dapat dikurangi menjadi 1:12 sampai 1:20 e. Untuk huruf-huruf hitam pada latar belakang yang sangat bercahaya, dibutuhkan stroke yang sangat tipis.
  • 29. Tipografi (2) • Rasio Lebar-Tinggi Huruf (Width to Height Ratio). Hubungan antara lebar dan tinggi dari suatu huruf alphanumeric yang lengkap digambarkan sebagai rasio lebar-tinggi dan dinyatakan seperti gambar di bawah ini
  • 30. Tipografi (3) • Jenis huruf (menurut Sanders &McCormick, 1993) dikelompokkan menjadi Roman Gothic Script block letter.
  • 31. Tipografi (4) • Tinggi karakter (cm)= 0,0008666D + K1 + K2  D: Jarak pandang (cm)  K1: Faktor koreksi untuk illumination (k1=0,15cm u/ illumination baik,  K1= 0,4cm u/ illumination sedang, k1=0,66 u/ illumination kurang)  K2: Faktor koreksi untuk tingkat kepentingan dari pesan yang ditampilkan (K2=0 untuk informasi tidak penting k2= 0,19 cm untuk informasi penting • Orientasi angka atau huruf dalam posisi tegak lurus (upright position). • Rasio labar/tinggi karakter, untuk numeral 3:5, untuk kapital antara 1:1 sampai 3:5. • Rasio ketebalan/tinggi karakter, karakter warna hitam dengan latar belakang putih 1:6 sampai 1:8, karakter warna putih dengan latar belakang hitam 1:8 sampai 1:10
  • 32. Kriteria Dasar Display • Detection (pendeteksian) Perhatikan jarak pandang yang dihubungkan dengan ukuran display keseluruhan, sudut pandang, adanya paralaks, pandangan kontras dengan lingkungan sekitar (misalnya terdapat papan iklan atau pepohonan), pengaruh cahaya yang menyilaukan, dan penerangan yang sesuai. • Recognition (pengenalan) • Untuk dapat dikenali dan dibaca perlu memperhatikan bentuk display, ukuran karakter atau gambar dalam display, warna, serta kontras antara warna gambar/karakter dan warna latar belakang. Sifat mudah dikenali dan mudah dibaca dari suatu display untuk tujuan tertentu biasanya erat kaitannya dengan waktu. • Understanding (pemahaman) • Suatu display harus dibuat sejelas mungkin, mudah dipahami. Pemakaian simbol atau kode-kode yang tepat sangatlah penting sehingga tidak menimbulkan kesalahan persepsi.
  • 33. Prinsip-prinsip Perancangan Display • Prinsip perancangan display dapat dibagi menjadi beberapa grup • Sensory modality – displays dirancang berdasarkan modalitas stimulus (mis. cahaya, suara, suhu, dll)). • Location and layout – letak dan pengaturan display dirancang untuk meningkatkan proses transmisi • Legibility of elements – karakteristik fisik display (mis. Ukuran, warna, huruf, dll) dirancang agar layak digunakan untuk berbagai kondisi pada target populasi yang dituju. • Content and Coding – display dirancang untuk menghasilkan informasi yang penting dan dibutuhkan dengan metode pengkodingan yang tepat.
  • 34. Prinsip Perancangan Auditory Display • Detectability  Apakah operator dapat mendengar suara tersebut?  Contoh: suara peringatan harus 15dB lebih keras dari suara gangguan. • Discriminability  Apakah suara tersebut memiliki makna berbeda dari suara-suara yang ada di sistem  Contoh: suara tanda kereta api akan berangkat • Identification  Apakah operator paham dengan makna yang dimaksud dari suara tersebut?
  • 36. Pendahuluan • Control disebut “ penggerak” dalam standar ISO, mengirim input ke bagian dari peralatan. • Kontrol adalah alat (mekanik, elektromekanik) yang mengkonversikan output dari manusia menjadi input bagi mesin. • Variasi kontrol antara lain tombol, panel dan sebagainya. Karakteristik penting dari kontrol bergantung dari penggunaannya. 2 respon (on-off), beberapa nilai yang kontinyu (pengaturan frekuensi pada radio), dan sebagainya
  • 37. Jenis Kontrol – Discrete Control Toggle Switch Toggle Switch Rotary Selector Switch Rotary Selector Switch Push Button Push Button Foot Push Button Foot Push Button
  • 38. Jenis Kontrol: Continuous Control Knob Knob Lever Lever Knob Knob Crank Crank Pedal Pedal
  • 39. • Sanders dan McCormick (1987) mencirikan tindakan control sebagai berikut  Mengaktifkan atau mematikan peralatan, seperti dengan mengunci ON-OFF  Membuat suatu “pengaturan terpisah” seperti pembuatan pemisah atau penyesuaian terpisah seperti pemilihan suatu saluran TV  Membuat suatu “pengaturan yang kuantitatif” suatu suhu atas alat pengatur panas ( ini kasus khusus dari pengaturan terpisah  Menggunakan “pengendalian yang berlanjut” seperti kemudi suatu mobil  Memasukkan data seperti pada keyboard komputer
  • 40. Prinsip Perancangan Control • Desain harus memperhitungkan anatomi & fungsi anggota tubuh operator; misalnya jari-jari dan tangan (telapak), lengan, kaki.  Hand-operated controls dapat dengan mudah dijangkau.  Jarak antar kontrol juga harus memperhatikan anatomi tubuh. • Push-buttons, tumbler switches, & rotating knobs cukup baik diaplikasikan untuk operasi kerja dengan sedikit gerakan atau tenaga otot, langkah kecil, presisi tinggi serta operasi kontinyu atau terputus-putus (click-stops). • Long-armed levers, cranks, hand-wheels, & pedals akan cukup sesuai diaplikasikan untuk operasi-operasi yang memerlukan tenaga (otot) cukup besar untuk beberapa lama dengan jarak pindah panjang serta tidak memerlukan ketelitian.
  • 41. Prinsip Perancangan Control (2) • Control coding. Pengidentifikasian dari berbagai control, misalnya dengan cara labeling, color, location, shape, size, texture. • Control resistance. Diberikan hambatan agar dibutuhkan tenaga yang relatif besar untuk mengoperasikan control. • Control/response ratio. Seberapa cepat respon yang muncul dari perubahan control yang diberikan. • Control spacing. Pemisahan jarak antara satu control dengan yang lainnya. • Feedback on operation. Pemberian umpan balik terhadap control yang telah dioperasikan, misalnya bunyi “klik”
  • 42. Pengaturan dan Pengelompokan Kontrol • Locate for The Ease of Operation (penempatan untuk kemudahan operasi) • Primary Controls First (control utama didahulukan menjadi yang pertama) • Group Related Controls Together (mengelompokkan kontrol yang berhubungan dalam satu kelompok) • Arrange for Sequential Operation (diatur untuk operasi yang berurutan) • Be Consistent. (konsisten) • Dead-Man Control. Kontrol yang diaktifkan saat manusia tidak mampu seperti saat meninggal, hilang kesadaran • Guard Against Accidental Activation (menjaga terhadap aktivasi yang tidak disengaja) • Tightly But Do Not Crowd (padat namun tidak berdesakan)
  • 43. Kesesuaian • Kompatibilitas Spasial  Dua elemen utama dari kompatibilitas spasial berlaku untuk menampilkan dan mengendalikan perangkat dan kesamaan fisik penataan fisik di area kerja • Kompatibilitas hubungan perpindahan  Hubungan antara control dan kompatibilitas gerakan untuk memindahkan elemen tampilan, menampilkan elemen tanpa gerakan-terkait, dan sistem gerak control dari respon yang terkait.  Contoh: Control dirancang sehingga arah dari pergerakan control adalah sesuai atau cocok dengan pergerakan respon dari pengendalian mesin, suatu sarana (angkut), peralatan, komponen, atau aksesoris • Kompabilitas Konseptual.  Kesesuaian yang terkait dengan hubungan intrinsik antara item atau konsep. Contoh: tengkorak dan tulang bersilang yang menunjukkan bahaya, titik nyala untuk meningkatkan unit pengisian lapangan, sinyal darurat berkabung: sebuah pesawat di peta yang menunjukkan sebuah bandara
  • 44. Contoh Penelitian • Analisis Ergonomi Kabin Masinis di Lokomotif CC203 ditinjau dari Aspek Display dan Kontrol • https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/ieoj/article/download/11896/11550 Abstrak • Kereta api merupakan salah satu transportasi publik yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dengan jumlah penumpang yang banyak dan juga pertumbuhan penumpang yang selalu meningkat. Sesuai dengan data dari Direktorat Jendral Perkeretaapian masih sering terjadi kecelakaan kereta api, data menunjukkan dalam rentang waktu antara tahun 2004-2010 terjadi 700 peristiwa kecelakaan. Dari data kecelakaan tersebut, maka dilakukan analisis ergonomi untuk mengidentifikasi atau melihat faktor ergonomi pada kabin masinis dalam hal ini merupakan lingkungan kerja masinis.
  • 45. • Penilaian dengan ergonomi yaitu mengidentifikasi lingkungan kerja masinis dalam penelitian ini yaitu kabin masinis Lokomotif CC203 telah didesain dengan sesuai dengan aspek ergonomi. Dalam penelitian ini aspek ergonomi yang akan dibahas atau dianalisis adalah aspek ergonomi display dan control. Penilaian atau analisis aspek ergonomi display dan control dilakukan dengan ergonomi cheklist. Pada hasil penelitian ini aspek ergonomi display dan control yang belum sesuai dan memerlukan perbaikan adalah pada ergonomi display, aspek yang belum sesuai dan memerlukan perbaikan yaitu: fungsi display, penempatan display, dan pelabelan display, dan pada aspek ergonomi control , aspek yang belum sesuai dan memerlukan perbaikan yaitu: dimensi control, desain dan penempatan control, dan pelabelan control. Dari hasil cheklist ergonomi tersebut maka dilakukan rancangan perbaikan, pada aspek display, dilakukan perancangan display berupa display indikator yang menunjukkan malfungsi tau error sebuah control. perancangan tata letak display, dan merancang label untuk display, sedangkan pada aspek control, dilakukan rancangan perbaikan pada dimensi diameter tuas pada lokomotif CC203 menjadi 46,5 mm sesuai dengan data antropometri diameter genggam tangan dengan persentil 5%, perbaikan bentuk control, dan pelabelan control
  • 46. Panel Kontrol dan Display Lokomotif CC203 Panel Kontrol dan Display Perbaikan Lokomotif CC203
  • 47.
  • 48. Referensi (di luar referensi utama) • Buku Pengantar Ergonomi Industri, Universitas Andalas hal 95-106 • http://ergo.human.cornell.edu/studentdownloads/DEA3250pdfs/controls .pdf • http://dhayarasj.blogspot.com/2012/05/bab-vii-analisa-dan- perancangan-kontrol_17.html • http://ecoursesonline.iasri.res.in/mod/page/view.php?id=641