SlideShare a Scribd company logo
DISPLAY
2.1 Pengertian Dari Display
Display merupakan bagian dari lingkungan yang perlu memberi informasi
kepada pekerja agar tugas-tugasnya menjadi lancar (Sutalaksana,1979). Arti
informasi disini cukup luas, menyangkut semua rangsangan yang diterima oleh indera
manusia baik langsung maupun tidak langsung. Informasi–informasi yang dibutuhkan
sebelum membuat display, diantaranya:
1. Tipe teknologi yang digunakan untuk menampilkan informasi.
2. Rentang total dari variabel mengenai informasi mana yang akan ditampilkan.
3. Ketepatan dan sensitivitas maksimal yang dibutuhkan dalam pengiriman
informasi.
4. Kecepatan total dari variabel yang dibutuhkan dalam pengiriman informasi.
5. Minimasi kesalahan dalam pembacaan display.
6. Jarak normal dan maksimal antara display dan pengguna display.
7. Lingkungan dimana display tersebut digunakan.
(www.t-w-t.co.cc/2009/11/pengertian-fungsi-monitor.html.kelengkapan
tentang display.search.tahun/2011).
Display berfungsi sebagai “Sistem Komunikasi” yang menghubungkan
fasilitas kerja maupun mesin kepada manusia, contoh dari display diantaranya adalah
jarum speedometer, keadaan jalan raya memberikan informasi langsung ke mata, peta
yang menggambarkan keadaan suatu kota. Jalan raya merupakan contoh dari display
langsung, karena kondisi lingkungan jalan bisa langsung diterima oleh pengemudi.
Jarum penunjuk speedometer merupakan contoh display tidak langsung karena
kecepatan kendaraan diketahui secara tak langsung melalui jarum speedometer
sebagai pemberi informasi (Sutalaksana, 1979).
Agar display dapat menyajikan informasi-informasi yang diperlukan manusia
dalam melaksanakan pekerjaannya, maka display harus dirancang dengan baik.
Perancangan display yang baik adalah bila dapat menyampaikan informasi selengkap
mungkin tanpa banyak kesalahan dari manusia yang menerimanya.Menurut
Sutalaksana (1996), display yang baik harus dapat menyampaikan pesan tertentu
sesuai dengan tulisan atau gambar yang dimaksud. Berikut ini adalah ciri – ciri dalam
pembuatan display yang baik dan benar:
1. Dapat menyampaikan pesan.
2. Bentuk atau gambar menarik dan menggambarkan kejadian.
3. Menggunakan warna-warna mencolok dan menarik perhatian.
4. Proporsi gambar dan huruf memungkinkan untuk dapat dilihat/dibaca.
5. Menggunakan kalimat-kalimat pendek.
6. Menggunakan huruf yang baik sehingga mudah dibaca.
7. Realistis sesuai dengan permasalahan.
8. Tidak membosankan.
Ukuran display bervariasi mulai dari yang berukuran kecil sampai yang
berukuran besar. Tetapi umumnya berukuran sebesar kalender. Display yang
berbentuk rambu-rambu berbahaya, biasanya dipasang pada dinding, pintu masuk
atau pada tiang-tiang. Display ini berbentuk seperti rambu-rambu lalu lintas
(berbentuk bulat, segitiga, segiempat atau belah ketupat). Peran ergonomi sangat
penting dalam membuat rancangan display yang memiliki daya sambung yang tinggi
dengan pembaca. Display harus mampu memberikan informasi yang jelas. Konsep
“Human Centered Design” sangat kuat dalam pembuatan display dan poster karena
terkait dengan sifat-sifat manusia sebagai penglihat dan pemaham isyarat.
(http://dian.staff.gunadarma.ac.id, 2011).
Menurut Nurmianto (1991) untuk membuat atau menentukan suatu display
ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan display. Dibawah ini adalah
kriteria dasar dalam pembuatan display, yaitu sebagai berikut:
1. Pendeteksian
Kemampuan dasar dari display untuk dapat diketahui keberadaannya atau
fungsinya. Pada visual display harus dapat dibaca, contohnya petunjuk umum
penggunaan roda setir pada mobil dan untuk auditory display harus bisa didengar,
contohnya bel kebakaran.
2. Pengenalan
Tahap pendeteksian selanjutnya pesan dari display tersebut harus bisa dibaca
ataupun didengar oleh panca indera manusia.
3. Pemahaman
Pembuatan display tidak cukup hanya memenuhi 2 kriteria diatas, display yang
baik harus dapat dipahami dengan sebaik mungkin sesuai dengan pesan yang
disampaikan oleh display tersebut. Menurut Barrier pemahaman terhadap display
dibagi menjadi 2 level yaitu:
a. Kata-kata atau simbol yang digunakan dalam display mungkin terlalu sulit
untuk dipahami oleh pengguna atau pekerja, contohnya “VELOCITY” dan
“COOLANT” mungkin kurang bisa dipahami daripada “SPEED” dan
“WATER”.
b. Pemahaman mungkin menjadi lebih sulit apabila pengguna memiliki kesulitan
dalam memahami kata-kata dasar.
2.2 Penggunaan Warna pada Visual Display
Informasi dapat juga diberikan dalam bentuk kode warna. Indera mata sangat
sensitif terhadap warna biru-hijau-kuning, tetapi sangat tergantung juga pada kondisi
terang dan gelap. Visual Display sebaiknya tidak menggunakan lebih dari 5 warna.
Hal ini berkaitan dengan adanya beberapa kelompok orang yang memiliki gangguan
penglihatan atau mengalami kekurangan dan keterbatasan penglihatan pada matanya.
Warna merah dan hijau sebaiknya tidak digunakan bersamaan begitu pula warna
kuning dan biru. Menurut Bridger, R.S(1995) terdapat beberapa kelebihan dan
kekurangan dalam penggunaan warna pada pembuatan display, diantaranya:
Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Warna pada Pembuatan Display
Kelebihan Kekurangan
Tanda untuk data spesifik Tidak bermanfaat bagi buta warna
Informasi lebih mudah diterima Menyebabkan fatique
Mengurangi tingkat kesalahan Membingungkan
Lebih natural Menimbulkan reaksi
Memberi dimensi lain Informal
(Sumber: Bridger, 1995)
Ada beberapa arti penggunaan warna pada sebuah display. Berikut adalah arti
penggunaan warnanya:
1. Merah menunjukkan Larangan
2. Biru menunjukkan Petunjuk
3. Kuning menunjukkan Perhatian
2.3 Prinsip – Prinsip Mendesain Visual Display
Menurut Bridger, R.S (1995) ada 4 (empat) prinsip dalam mendesain atau
merubah bentuk semula. Informasi yang menjadi suatu kreativitas dalam suatu bentuk
display. Display dapat didesain dengan ketentuan, antara lain:
1. Proximity
Jarak terhadap susunan display yang disusun secara bersama-sama dan
salingmemiliki dapat membuat suatu perkiraan atau pernyataan.
2. Similarity
Menyatakan bahwa item-item yang sama akan dikelompokkan bersama-sama
(dalam konsep warna, bentuk dan ukuran) bahwa pada sebuah display tidak boleh
menggunakan lebih dari 3 warna.
3. Symetry
Menjelaskan perancangan untuk memaksimalkan display artinya elemen-elemen
dalam perancangan display akan lebih baik dalam bentuk simetrikal. Antara
tulisan dan gambar harus seimbang.
4. Continuity
Menjelaskan sistem perseptual mengekstrakan informasi kualitatif menjadisatu
kesatuan yang utuh.
2.4 Rumus-rumus Perhitungan dalam Membuat Display
Terdapat beberapa rumus yang diperlukan untuk menghitung ukuran-ukuran
dalam membuat display. Ukuran-ukuran tersebut antara lain tinggi, lebar, tebal, jarak
antar huruf, dan beberapa ukuran spesifik lainnya. Berikut dibawah ini adalah rumus-
rumus yang biasa diperlukan dalam perancangan suatu display:
1. Tinggi huruf besar/angka dalam mm (H) =
2. Tinggi huruf kecil (h) =
3. Lebar huruf besar =
4. Lebar huruf kecil (h) =
5. Tebal huruf besar =
6. Tebal huruf kecil =
7. Jarak antara 2 huruf =
8. Jarak antara dua angka =
9. Jarak antara huruf dan angka =
10. Jarak antara 2 kata =
11. Jarak antara baris antar kalimat =
2.3 Tipe-Tipe Display
Tipe-tipe Display dikelompokan menjadi 3 bagian, berdasarkan tujuan,
lingkungan, informasi. Berdasarkan lingkungannya display terbagi dalam 2 macam.
Berikut adalah tipe-tipe display berdasarkan lingkungannya yaitu:
1. Display Statis
Display yang memberikan informasi sesuatu yang tidak tergantung terhadap
waktu, contohnya: peta (informasi yang menggambarkan suatu kota).
2. Display Dinamis
Display yang menggambarkan perubahan menurut waktu dengan variabel,
contohnya: jarum speedometer.
Gambar 2.1 Peta Gambar 2.2 Jarum Speedometer
Berdasarkan informasinya display terbagi dalam 3 macam. Berikut adalah
tipe-tipe display berdasarkan informasinya yaitu:
1. Display Kualitatif
Display yang merupakan penyederhanaan dari informasi yang semula berbentuk
data numerik, dan untuk menunjukkan informasi dari kondisi yang berbeda pada
suatu sistem, contohnya: informasi atau tanda On–Off pada printer, DINGIN,
NORMAL dan PANAS pada pembacaan temperatur.
2. Display Kuantitatif
Display yang memperlihatkan informasi numerik, (berupa angka, nilai dari suatu
variabel) dan biasanya disajikan dalam bentuk digital ataupun analog untuk suatu
visual display. Analog Indikator: Posisi jarum penunjuknya searah dengan
besarnya nilai atau sistem yang diwakilinya, analog indikator dapat ditambahkan
dengan menggunakan informasi kualitatif (misal merah berarti berbahaya). Digital
Indikator: Cocok untuk keperluan pencatatan dan dapat menggunakan
Electromecemichal Courtious.
2.3 Tombol On-Off Printer Gambar 2.4 Temperatur Digital
3. Display Representatif
Display Representatif biasanya berupa sebuah “Working model” atau “mimic
diagram” dari suatu mesin, salah satu contohnya adalah diagram sinyal lintasan
kereta api.
(http://teori/tentang/dispaly.co.blogspot.com/2008/04/.penggunaan/data/di
splay/-dalam.html,geogle search.tahun, 2011).
2.5 Contoh WorkingModel Gambar 2.6 Contoh Mimic Diagram
Berdasarkan panca indera display terbagi dalam 5 macam. Berikut adalah
tipe-tipe display berdasarkan panca indera yaitu:
1. Visual Display adalah display yang dapat dilihat dengan menggunakan indera
penglihatan yaitu mata.
2. Auditory display adalah display yang dapat didengar dengan menggunakan indera
pendengaran yaitu telinga.
3. Tactual display adalah display yang dapat disentuh dengan menggunakan indera
peraba yaitu kulit.
4. Taste display adalah display yang dapat dirasakan dengan menggunakan indera
pengecap yaitu lidah..
5. Olfactory display adalah display yang dapat dicium dengan menggunakan indera
penciuman yaitu hidung.
2.4 Pembacaan untuk Pengecekkan (Check Reading)
Istilah check reading merupakan aktivitas pengontrolan apakah segala
sesuatunya berjalan normal atau abnormal. Hal ini berlaku secara kuantitatif.Check
reading merupakan juga kasus-kasus untuk pembacaan kualitatif.Jika ada beberapa
peralatan untuk digunakan sebagai check reading dalam sebuah panel pengontrol,
maka konfigurasinya harus diatur dengan sedemikian rupa sehingga sedapat mungkin
dihindari adanya deviasi pembacaan.
Penelitian yang mengamati beberapa macam alternatif konfigurasi ini, telah
memberikan hasil bahwa dengan peralatan yang didesain dengan bentuk bundar,
posisi normalnya direkomendasikan dengan membentuk suatu garis lurus seperti
posisi jarum jam pada pukul 09.00. Keuntungan dari sistematika bentuk di atas adalah
jika ada sesuatu keganjilan dalam penyajian konfigurasi maka akan dapat segera
dideteksi dengan mudah (Nurmianto, 2003).
2.5 Perbandingan dari Beberapa Perancangan Display
Selama bertahun-tahun telah dilakukan beberapa penelitian yang mengamati
sejumlah display untuk dibandingkan satu dengan yang lainnya. Walaupun hasil
pengamatan tersebut berbeda antara satu dengan yang lainnya, seperti misalnya untuk
beberapa penggunaan display numerik adalah lebih baik daripada display analog,
berskala dan berbentuk bundar, horizontal, dan vertikal. Jika beberapa kondisi berikut
yang diinginkan (Nurmianto, 2003):
1. Dibutuhkan nilai numerik yang presisi.
2. Nilai yang ditunjukkan adalah cukup jelas untuk dibaca, tidak berubah secara
kontinyu. Seperti misalnya pada studi yang dilakukan oleh Simons Galer dan
Baines (1981).
Mereka membandingkan beberapa digital spidometer yang dilengkapi tiga
jarum petunjuk, alat peraganya dan sebuah alat peraga yang melengkung.Semua
desain yang dipakai dijalan secara elektronik, dua dari jarum petunjuknya tersebut
dan calvilinier.
Walupun digital display mempunyai beberapa keunggulan untuk
mendapatkan nilai numerik tertentu yang mempunyai kecenderungan telah lama
untuk dapat dibaca. Analog display mempunyai keuntungan dari sudut lain misalnya,
akan sangat menguntungkan jika nilai-nilainya sering berubah secara kontinyu yang
akan mengesampingkan penggunaan dari digital display.
Sebagai informasi tambahan bahwa analog display seperti yang telah
disampaikan mempunyai suatu keuntungan yang positif untuk mengamati arah atau
kecepatan. Dalam hal ini Heglin (1973) memberikan alternatif pertimbangan untuk
pemilihan alat display analog sebagai berikut:
1. Secara umum dipilih jarum penggerak dengan sekala tetap.
2. Jika nilai dari variabel numerik lebih ditonjolkan seperti misalnya: lebih kurang
atau atas bawah. Hal ini lebih mudah untuk diinterprestasikan dengan bantuan
garis lurus atau skala termometer dengan jarum petunjuk bergerak.
3. Tidak dicampur adukan berbagai macam pengunaan indikator sekala dan jarum
petunjuknya, untuk menghindari kesalahan baca yang diakibatkan informasi yang
bersifat antagonis.
4. Agar dapat kontabilitas yang tinggi, maka arah gerakan dari kontrol atau
pengendalian dan alat display harus jelas.
5. Perubahan pengerakan variabel kuantitas adalah penting bagi pengamat. Lebih-
lebih jika dengan menggunakan jarum petunjuk yang bergerak.
6. Jika diinginkan nilai numerik, maka nilai sekala bergerak dapat dibaca lebih
cepat, sekala yang dimaksud adalah lebih baik jika digital atau counter display.

More Related Content

What's hot

PETA - PETA KERJA (Industrial Engineering)
PETA - PETA KERJA (Industrial Engineering)PETA - PETA KERJA (Industrial Engineering)
PETA - PETA KERJA (Industrial Engineering)
Try Martanto
 
Riset operasional
Riset operasionalRiset operasional
Riset operasional
Henry Guns
 
Pertemuan 3 (Kehandalan Sistem)
Pertemuan 3 (Kehandalan Sistem)Pertemuan 3 (Kehandalan Sistem)
Pertemuan 3 (Kehandalan Sistem)
sholekan
 
8. goal programming (program tujuan)
8. goal programming (program tujuan)8. goal programming (program tujuan)
8. goal programming (program tujuan)
Nadia Rahmatul Ummah
 
Diagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cDiagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 c
Bayu Fajri
 

What's hot (20)

Minggu5 analisis postur kerja
Minggu5 analisis postur kerjaMinggu5 analisis postur kerja
Minggu5 analisis postur kerja
 
Teori antrian
Teori antrianTeori antrian
Teori antrian
 
Ekonomi teknik
Ekonomi teknikEkonomi teknik
Ekonomi teknik
 
Analisis regresi.
Analisis regresi.Analisis regresi.
Analisis regresi.
 
Distribusi binomial, poisson dan normal
Distribusi binomial, poisson dan normalDistribusi binomial, poisson dan normal
Distribusi binomial, poisson dan normal
 
Fisiologi Kerja Telkom University PK&E
Fisiologi Kerja Telkom University PK&EFisiologi Kerja Telkom University PK&E
Fisiologi Kerja Telkom University PK&E
 
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIANPENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
 
PETA - PETA KERJA (Industrial Engineering)
PETA - PETA KERJA (Industrial Engineering)PETA - PETA KERJA (Industrial Engineering)
PETA - PETA KERJA (Industrial Engineering)
 
Distribusi Binomial
Distribusi BinomialDistribusi Binomial
Distribusi Binomial
 
Modul 05 Pemodelan Konseptual
Modul 05 Pemodelan KonseptualModul 05 Pemodelan Konseptual
Modul 05 Pemodelan Konseptual
 
Riset operasional
Riset operasionalRiset operasional
Riset operasional
 
Modul 3 Biomechanic And Manual Material Handling
Modul 3 Biomechanic And Manual Material HandlingModul 3 Biomechanic And Manual Material Handling
Modul 3 Biomechanic And Manual Material Handling
 
Penelitian Operasional 1 - Pendahuluan
Penelitian Operasional 1 - PendahuluanPenelitian Operasional 1 - Pendahuluan
Penelitian Operasional 1 - Pendahuluan
 
285 Proposal PKM 5 Bidang Mahasiswa UGM yang Didanai 2015/2016
285 Proposal PKM 5 Bidang Mahasiswa UGM yang Didanai 2015/2016285 Proposal PKM 5 Bidang Mahasiswa UGM yang Didanai 2015/2016
285 Proposal PKM 5 Bidang Mahasiswa UGM yang Didanai 2015/2016
 
Proposal PKM-Kewirausahaan LOLOS PKM
Proposal PKM-Kewirausahaan LOLOS PKMProposal PKM-Kewirausahaan LOLOS PKM
Proposal PKM-Kewirausahaan LOLOS PKM
 
2. PERANCANGAN SISTEM KERJA & ERGONOMI - STUDI GERAKAN &PRINSIP EKONOMI GERAKAN
2. PERANCANGAN SISTEM KERJA & ERGONOMI - STUDI GERAKAN &PRINSIP EKONOMI GERAKAN2. PERANCANGAN SISTEM KERJA & ERGONOMI - STUDI GERAKAN &PRINSIP EKONOMI GERAKAN
2. PERANCANGAN SISTEM KERJA & ERGONOMI - STUDI GERAKAN &PRINSIP EKONOMI GERAKAN
 
Pertemuan 3 (Kehandalan Sistem)
Pertemuan 3 (Kehandalan Sistem)Pertemuan 3 (Kehandalan Sistem)
Pertemuan 3 (Kehandalan Sistem)
 
8. goal programming (program tujuan)
8. goal programming (program tujuan)8. goal programming (program tujuan)
8. goal programming (program tujuan)
 
beban fisiologis
beban fisiologisbeban fisiologis
beban fisiologis
 
Diagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cDiagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 c
 

Similar to Display

Rpl 10-perancangan user interface
Rpl 10-perancangan user interfaceRpl 10-perancangan user interface
Rpl 10-perancangan user interface
f' yagami
 
Makalah Komgraf
Makalah KomgrafMakalah Komgraf
Makalah Komgraf
kiuntoro
 
Interaksi manusia dan komputer jaringan 88.pptx
Interaksi manusia dan komputer jaringan 88.pptxInteraksi manusia dan komputer jaringan 88.pptx
Interaksi manusia dan komputer jaringan 88.pptx
iisistriyah23
 
Simkomdig_Moh.Ridwan_SMKN 1 DOMPU_Kab.Dompu KD 3.1.pptx
Simkomdig_Moh.Ridwan_SMKN 1 DOMPU_Kab.Dompu KD 3.1.pptxSimkomdig_Moh.Ridwan_SMKN 1 DOMPU_Kab.Dompu KD 3.1.pptx
Simkomdig_Moh.Ridwan_SMKN 1 DOMPU_Kab.Dompu KD 3.1.pptx
MohRidwan27
 
M8 perancangan terinci
M8 perancangan terinciM8 perancangan terinci
M8 perancangan terinci
Alvin Setiawan
 
T ugas 7 daya guna website dengan blog-artayahonest-imk
T ugas 7 daya guna website dengan blog-artayahonest-imkT ugas 7 daya guna website dengan blog-artayahonest-imk
T ugas 7 daya guna website dengan blog-artayahonest-imk
Artaya Honest
 
Rpl 8-ui desain
Rpl 8-ui desainRpl 8-ui desain
Rpl 8-ui desain
f' yagami
 

Similar to Display (20)

Perbaikan display teknik industri
Perbaikan display teknik industriPerbaikan display teknik industri
Perbaikan display teknik industri
 
Pengantar Visualisasi Data 2024 Terbaru.pptx
Pengantar Visualisasi Data 2024 Terbaru.pptxPengantar Visualisasi Data 2024 Terbaru.pptx
Pengantar Visualisasi Data 2024 Terbaru.pptx
 
desainui.pdf
desainui.pdfdesainui.pdf
desainui.pdf
 
Visualisasi Data.pptx
Visualisasi Data.pptxVisualisasi Data.pptx
Visualisasi Data.pptx
 
Perancangan sistem
Perancangan sistemPerancangan sistem
Perancangan sistem
 
Rancangan perbaikan display berdasarkan analisa conjoint pada sebuah jam din...
Rancangan perbaikan display  berdasarkan analisa conjoint pada sebuah jam din...Rancangan perbaikan display  berdasarkan analisa conjoint pada sebuah jam din...
Rancangan perbaikan display berdasarkan analisa conjoint pada sebuah jam din...
 
Analisa Website Traveloka - Makalah IMK
Analisa Website Traveloka - Makalah IMKAnalisa Website Traveloka - Makalah IMK
Analisa Website Traveloka - Makalah IMK
 
Rpl 10-perancangan user interface
Rpl 10-perancangan user interfaceRpl 10-perancangan user interface
Rpl 10-perancangan user interface
 
Huruf, Angka Dan Etiket Gambar Teknik Otomotif.pptx
Huruf, Angka Dan Etiket Gambar Teknik Otomotif.pptxHuruf, Angka Dan Etiket Gambar Teknik Otomotif.pptx
Huruf, Angka Dan Etiket Gambar Teknik Otomotif.pptx
 
Memahami perancangan alur multimedia interaktif berbasis halaman web dan medi...
Memahami perancangan alur multimedia interaktif berbasis halaman web dan medi...Memahami perancangan alur multimedia interaktif berbasis halaman web dan medi...
Memahami perancangan alur multimedia interaktif berbasis halaman web dan medi...
 
Makalah Komgraf
Makalah KomgrafMakalah Komgraf
Makalah Komgraf
 
Interaksi manusia dan komputer jaringan 88.pptx
Interaksi manusia dan komputer jaringan 88.pptxInteraksi manusia dan komputer jaringan 88.pptx
Interaksi manusia dan komputer jaringan 88.pptx
 
Sistem Informasi Global
Sistem Informasi GlobalSistem Informasi Global
Sistem Informasi Global
 
Laporan Praktikum PCD (Pengolahan Citra Digital) menggunakan software ENVI
Laporan Praktikum PCD (Pengolahan Citra Digital) menggunakan software ENVILaporan Praktikum PCD (Pengolahan Citra Digital) menggunakan software ENVI
Laporan Praktikum PCD (Pengolahan Citra Digital) menggunakan software ENVI
 
Simkomdig_Moh.Ridwan_SMKN 1 DOMPU_Kab.Dompu KD 3.1.pptx
Simkomdig_Moh.Ridwan_SMKN 1 DOMPU_Kab.Dompu KD 3.1.pptxSimkomdig_Moh.Ridwan_SMKN 1 DOMPU_Kab.Dompu KD 3.1.pptx
Simkomdig_Moh.Ridwan_SMKN 1 DOMPU_Kab.Dompu KD 3.1.pptx
 
M8 perancangan terinci
M8 perancangan terinciM8 perancangan terinci
M8 perancangan terinci
 
Makalah grafik
Makalah grafikMakalah grafik
Makalah grafik
 
T ugas 7 daya guna website dengan blog-artayahonest-imk
T ugas 7 daya guna website dengan blog-artayahonest-imkT ugas 7 daya guna website dengan blog-artayahonest-imk
T ugas 7 daya guna website dengan blog-artayahonest-imk
 
Interaksi
InteraksiInteraksi
Interaksi
 
Rpl 8-ui desain
Rpl 8-ui desainRpl 8-ui desain
Rpl 8-ui desain
 

Recently uploaded

Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
yuniarmadyawati361
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 

Recently uploaded (20)

Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptxPresentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxSolusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis JurnalRepi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docxCONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
 
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
 
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.pptperumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
 

Display

  • 1. DISPLAY 2.1 Pengertian Dari Display Display merupakan bagian dari lingkungan yang perlu memberi informasi kepada pekerja agar tugas-tugasnya menjadi lancar (Sutalaksana,1979). Arti informasi disini cukup luas, menyangkut semua rangsangan yang diterima oleh indera manusia baik langsung maupun tidak langsung. Informasi–informasi yang dibutuhkan sebelum membuat display, diantaranya: 1. Tipe teknologi yang digunakan untuk menampilkan informasi. 2. Rentang total dari variabel mengenai informasi mana yang akan ditampilkan. 3. Ketepatan dan sensitivitas maksimal yang dibutuhkan dalam pengiriman informasi. 4. Kecepatan total dari variabel yang dibutuhkan dalam pengiriman informasi. 5. Minimasi kesalahan dalam pembacaan display. 6. Jarak normal dan maksimal antara display dan pengguna display. 7. Lingkungan dimana display tersebut digunakan. (www.t-w-t.co.cc/2009/11/pengertian-fungsi-monitor.html.kelengkapan tentang display.search.tahun/2011). Display berfungsi sebagai “Sistem Komunikasi” yang menghubungkan fasilitas kerja maupun mesin kepada manusia, contoh dari display diantaranya adalah jarum speedometer, keadaan jalan raya memberikan informasi langsung ke mata, peta yang menggambarkan keadaan suatu kota. Jalan raya merupakan contoh dari display langsung, karena kondisi lingkungan jalan bisa langsung diterima oleh pengemudi. Jarum penunjuk speedometer merupakan contoh display tidak langsung karena kecepatan kendaraan diketahui secara tak langsung melalui jarum speedometer sebagai pemberi informasi (Sutalaksana, 1979).
  • 2. Agar display dapat menyajikan informasi-informasi yang diperlukan manusia dalam melaksanakan pekerjaannya, maka display harus dirancang dengan baik. Perancangan display yang baik adalah bila dapat menyampaikan informasi selengkap mungkin tanpa banyak kesalahan dari manusia yang menerimanya.Menurut Sutalaksana (1996), display yang baik harus dapat menyampaikan pesan tertentu sesuai dengan tulisan atau gambar yang dimaksud. Berikut ini adalah ciri – ciri dalam pembuatan display yang baik dan benar: 1. Dapat menyampaikan pesan. 2. Bentuk atau gambar menarik dan menggambarkan kejadian. 3. Menggunakan warna-warna mencolok dan menarik perhatian. 4. Proporsi gambar dan huruf memungkinkan untuk dapat dilihat/dibaca. 5. Menggunakan kalimat-kalimat pendek. 6. Menggunakan huruf yang baik sehingga mudah dibaca. 7. Realistis sesuai dengan permasalahan. 8. Tidak membosankan. Ukuran display bervariasi mulai dari yang berukuran kecil sampai yang berukuran besar. Tetapi umumnya berukuran sebesar kalender. Display yang berbentuk rambu-rambu berbahaya, biasanya dipasang pada dinding, pintu masuk atau pada tiang-tiang. Display ini berbentuk seperti rambu-rambu lalu lintas (berbentuk bulat, segitiga, segiempat atau belah ketupat). Peran ergonomi sangat penting dalam membuat rancangan display yang memiliki daya sambung yang tinggi dengan pembaca. Display harus mampu memberikan informasi yang jelas. Konsep “Human Centered Design” sangat kuat dalam pembuatan display dan poster karena terkait dengan sifat-sifat manusia sebagai penglihat dan pemaham isyarat. (http://dian.staff.gunadarma.ac.id, 2011). Menurut Nurmianto (1991) untuk membuat atau menentukan suatu display ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan display. Dibawah ini adalah kriteria dasar dalam pembuatan display, yaitu sebagai berikut:
  • 3. 1. Pendeteksian Kemampuan dasar dari display untuk dapat diketahui keberadaannya atau fungsinya. Pada visual display harus dapat dibaca, contohnya petunjuk umum penggunaan roda setir pada mobil dan untuk auditory display harus bisa didengar, contohnya bel kebakaran. 2. Pengenalan Tahap pendeteksian selanjutnya pesan dari display tersebut harus bisa dibaca ataupun didengar oleh panca indera manusia. 3. Pemahaman Pembuatan display tidak cukup hanya memenuhi 2 kriteria diatas, display yang baik harus dapat dipahami dengan sebaik mungkin sesuai dengan pesan yang disampaikan oleh display tersebut. Menurut Barrier pemahaman terhadap display dibagi menjadi 2 level yaitu: a. Kata-kata atau simbol yang digunakan dalam display mungkin terlalu sulit untuk dipahami oleh pengguna atau pekerja, contohnya “VELOCITY” dan “COOLANT” mungkin kurang bisa dipahami daripada “SPEED” dan “WATER”. b. Pemahaman mungkin menjadi lebih sulit apabila pengguna memiliki kesulitan dalam memahami kata-kata dasar. 2.2 Penggunaan Warna pada Visual Display Informasi dapat juga diberikan dalam bentuk kode warna. Indera mata sangat sensitif terhadap warna biru-hijau-kuning, tetapi sangat tergantung juga pada kondisi terang dan gelap. Visual Display sebaiknya tidak menggunakan lebih dari 5 warna. Hal ini berkaitan dengan adanya beberapa kelompok orang yang memiliki gangguan penglihatan atau mengalami kekurangan dan keterbatasan penglihatan pada matanya. Warna merah dan hijau sebaiknya tidak digunakan bersamaan begitu pula warna kuning dan biru. Menurut Bridger, R.S(1995) terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan dalam penggunaan warna pada pembuatan display, diantaranya:
  • 4. Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Warna pada Pembuatan Display Kelebihan Kekurangan Tanda untuk data spesifik Tidak bermanfaat bagi buta warna Informasi lebih mudah diterima Menyebabkan fatique Mengurangi tingkat kesalahan Membingungkan Lebih natural Menimbulkan reaksi Memberi dimensi lain Informal (Sumber: Bridger, 1995) Ada beberapa arti penggunaan warna pada sebuah display. Berikut adalah arti penggunaan warnanya: 1. Merah menunjukkan Larangan 2. Biru menunjukkan Petunjuk 3. Kuning menunjukkan Perhatian 2.3 Prinsip – Prinsip Mendesain Visual Display Menurut Bridger, R.S (1995) ada 4 (empat) prinsip dalam mendesain atau merubah bentuk semula. Informasi yang menjadi suatu kreativitas dalam suatu bentuk display. Display dapat didesain dengan ketentuan, antara lain: 1. Proximity Jarak terhadap susunan display yang disusun secara bersama-sama dan salingmemiliki dapat membuat suatu perkiraan atau pernyataan. 2. Similarity Menyatakan bahwa item-item yang sama akan dikelompokkan bersama-sama (dalam konsep warna, bentuk dan ukuran) bahwa pada sebuah display tidak boleh menggunakan lebih dari 3 warna.
  • 5. 3. Symetry Menjelaskan perancangan untuk memaksimalkan display artinya elemen-elemen dalam perancangan display akan lebih baik dalam bentuk simetrikal. Antara tulisan dan gambar harus seimbang. 4. Continuity Menjelaskan sistem perseptual mengekstrakan informasi kualitatif menjadisatu kesatuan yang utuh. 2.4 Rumus-rumus Perhitungan dalam Membuat Display Terdapat beberapa rumus yang diperlukan untuk menghitung ukuran-ukuran dalam membuat display. Ukuran-ukuran tersebut antara lain tinggi, lebar, tebal, jarak antar huruf, dan beberapa ukuran spesifik lainnya. Berikut dibawah ini adalah rumus- rumus yang biasa diperlukan dalam perancangan suatu display: 1. Tinggi huruf besar/angka dalam mm (H) = 2. Tinggi huruf kecil (h) = 3. Lebar huruf besar = 4. Lebar huruf kecil (h) = 5. Tebal huruf besar = 6. Tebal huruf kecil = 7. Jarak antara 2 huruf = 8. Jarak antara dua angka = 9. Jarak antara huruf dan angka = 10. Jarak antara 2 kata = 11. Jarak antara baris antar kalimat =
  • 6. 2.3 Tipe-Tipe Display Tipe-tipe Display dikelompokan menjadi 3 bagian, berdasarkan tujuan, lingkungan, informasi. Berdasarkan lingkungannya display terbagi dalam 2 macam. Berikut adalah tipe-tipe display berdasarkan lingkungannya yaitu: 1. Display Statis Display yang memberikan informasi sesuatu yang tidak tergantung terhadap waktu, contohnya: peta (informasi yang menggambarkan suatu kota). 2. Display Dinamis Display yang menggambarkan perubahan menurut waktu dengan variabel, contohnya: jarum speedometer. Gambar 2.1 Peta Gambar 2.2 Jarum Speedometer Berdasarkan informasinya display terbagi dalam 3 macam. Berikut adalah tipe-tipe display berdasarkan informasinya yaitu: 1. Display Kualitatif Display yang merupakan penyederhanaan dari informasi yang semula berbentuk data numerik, dan untuk menunjukkan informasi dari kondisi yang berbeda pada suatu sistem, contohnya: informasi atau tanda On–Off pada printer, DINGIN, NORMAL dan PANAS pada pembacaan temperatur.
  • 7. 2. Display Kuantitatif Display yang memperlihatkan informasi numerik, (berupa angka, nilai dari suatu variabel) dan biasanya disajikan dalam bentuk digital ataupun analog untuk suatu visual display. Analog Indikator: Posisi jarum penunjuknya searah dengan besarnya nilai atau sistem yang diwakilinya, analog indikator dapat ditambahkan dengan menggunakan informasi kualitatif (misal merah berarti berbahaya). Digital Indikator: Cocok untuk keperluan pencatatan dan dapat menggunakan Electromecemichal Courtious. 2.3 Tombol On-Off Printer Gambar 2.4 Temperatur Digital 3. Display Representatif Display Representatif biasanya berupa sebuah “Working model” atau “mimic diagram” dari suatu mesin, salah satu contohnya adalah diagram sinyal lintasan kereta api. (http://teori/tentang/dispaly.co.blogspot.com/2008/04/.penggunaan/data/di splay/-dalam.html,geogle search.tahun, 2011).
  • 8. 2.5 Contoh WorkingModel Gambar 2.6 Contoh Mimic Diagram Berdasarkan panca indera display terbagi dalam 5 macam. Berikut adalah tipe-tipe display berdasarkan panca indera yaitu: 1. Visual Display adalah display yang dapat dilihat dengan menggunakan indera penglihatan yaitu mata. 2. Auditory display adalah display yang dapat didengar dengan menggunakan indera pendengaran yaitu telinga. 3. Tactual display adalah display yang dapat disentuh dengan menggunakan indera peraba yaitu kulit. 4. Taste display adalah display yang dapat dirasakan dengan menggunakan indera pengecap yaitu lidah.. 5. Olfactory display adalah display yang dapat dicium dengan menggunakan indera penciuman yaitu hidung. 2.4 Pembacaan untuk Pengecekkan (Check Reading) Istilah check reading merupakan aktivitas pengontrolan apakah segala sesuatunya berjalan normal atau abnormal. Hal ini berlaku secara kuantitatif.Check reading merupakan juga kasus-kasus untuk pembacaan kualitatif.Jika ada beberapa peralatan untuk digunakan sebagai check reading dalam sebuah panel pengontrol,
  • 9. maka konfigurasinya harus diatur dengan sedemikian rupa sehingga sedapat mungkin dihindari adanya deviasi pembacaan. Penelitian yang mengamati beberapa macam alternatif konfigurasi ini, telah memberikan hasil bahwa dengan peralatan yang didesain dengan bentuk bundar, posisi normalnya direkomendasikan dengan membentuk suatu garis lurus seperti posisi jarum jam pada pukul 09.00. Keuntungan dari sistematika bentuk di atas adalah jika ada sesuatu keganjilan dalam penyajian konfigurasi maka akan dapat segera dideteksi dengan mudah (Nurmianto, 2003). 2.5 Perbandingan dari Beberapa Perancangan Display Selama bertahun-tahun telah dilakukan beberapa penelitian yang mengamati sejumlah display untuk dibandingkan satu dengan yang lainnya. Walaupun hasil pengamatan tersebut berbeda antara satu dengan yang lainnya, seperti misalnya untuk beberapa penggunaan display numerik adalah lebih baik daripada display analog, berskala dan berbentuk bundar, horizontal, dan vertikal. Jika beberapa kondisi berikut yang diinginkan (Nurmianto, 2003): 1. Dibutuhkan nilai numerik yang presisi. 2. Nilai yang ditunjukkan adalah cukup jelas untuk dibaca, tidak berubah secara kontinyu. Seperti misalnya pada studi yang dilakukan oleh Simons Galer dan Baines (1981). Mereka membandingkan beberapa digital spidometer yang dilengkapi tiga jarum petunjuk, alat peraganya dan sebuah alat peraga yang melengkung.Semua desain yang dipakai dijalan secara elektronik, dua dari jarum petunjuknya tersebut dan calvilinier. Walupun digital display mempunyai beberapa keunggulan untuk mendapatkan nilai numerik tertentu yang mempunyai kecenderungan telah lama untuk dapat dibaca. Analog display mempunyai keuntungan dari sudut lain misalnya, akan sangat menguntungkan jika nilai-nilainya sering berubah secara kontinyu yang akan mengesampingkan penggunaan dari digital display.
  • 10. Sebagai informasi tambahan bahwa analog display seperti yang telah disampaikan mempunyai suatu keuntungan yang positif untuk mengamati arah atau kecepatan. Dalam hal ini Heglin (1973) memberikan alternatif pertimbangan untuk pemilihan alat display analog sebagai berikut: 1. Secara umum dipilih jarum penggerak dengan sekala tetap. 2. Jika nilai dari variabel numerik lebih ditonjolkan seperti misalnya: lebih kurang atau atas bawah. Hal ini lebih mudah untuk diinterprestasikan dengan bantuan garis lurus atau skala termometer dengan jarum petunjuk bergerak. 3. Tidak dicampur adukan berbagai macam pengunaan indikator sekala dan jarum petunjuknya, untuk menghindari kesalahan baca yang diakibatkan informasi yang bersifat antagonis. 4. Agar dapat kontabilitas yang tinggi, maka arah gerakan dari kontrol atau pengendalian dan alat display harus jelas. 5. Perubahan pengerakan variabel kuantitas adalah penting bagi pengamat. Lebih- lebih jika dengan menggunakan jarum petunjuk yang bergerak. 6. Jika diinginkan nilai numerik, maka nilai sekala bergerak dapat dibaca lebih cepat, sekala yang dimaksud adalah lebih baik jika digital atau counter display.