SlideShare a Scribd company logo
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN GANGGUAN PERKEMBANGAN 
DOWN SYNDROME 
A. PENGERTIAN 
· Down Syndrome adalah Gangguan genetic yang biasa diakibatkan oleh pembentukan tiga 
salinan kromosom yang dua,karena kerusakan pemisahan kromosom selama meiosis 
(=Trisomi 21) 
· Down Syndrome adalah Individu yang dapat dikenal dari fenotipnya dan mempunyai 
kecerdasan yang terbatas,terjadi akibat adanya jumlah kromosom 21 yang berlebih dan 
interaksinya dengan fungsi gen lainnya menghasilkan suatu peubahan homeostatis yang 
memungkinkan terjadinya penyimpangan fisik susunan saraf pusat. 
B. ETIOLOGI 
Selama satu abad sebelumnya banyak hipotesis tentang penyebab sindrom Down yang 
dilaporkan.Tetapi semenjak ditemukan adanya kelainan kromosom pada sindrompada tahun 
1959,maka sekarang perhatian lebih dipusatkan pada kejadian “non dysjunction” sebagai 
penyebabnya,yaitu: 
o Genetik 
Diperkirakan terdapat predisposisi genetic terhadap “non disjuction”. Bukti yang mendukung 
teori ini adalah berdasarkan atas hasil penelitian epidemiologi yang menyatakan adanya 
peningkatan risiko berulang bila dalam keluarga terdapat anak dengan Down. 
o Radiasi 
Radiasi dikatakan merupakan salah satu penyebab terjadinya “non disjuntional” pada 
syndrome Down ini.Uchida 1981 (dikutip Pueschel dkk) menyatakan bahwa sekitar 30 % ibu 
yang melahirkan anak dengan syndrome Down,pernah mengalami radiasi didaerah perut 
sebelum terjadinya konsepsi. Sedangkan peneliti lain tidak mendapatkan adanya hubungan 
antara radiasi dengan penyimpangan kromosom. 
o Infeksi 
Infeksi juga dikatakan sebagai salah satu penyebab terjadinya syndrome Down. Sampai saat 
ini belum ada peneliti yang mampu memastika bahwa virus dapat mengakibatkan terjadinya 
“non-disjunction”. 
1
o Autoimun 
Penelitiaqn Fialkow 1966 (dikutip dari Pueschel dkk) secara konsisten mendapatkan adanya 
perbedaan autoantibody tiroid pada ibu yang melahirkan anak dengan sindrom Down dengan 
ibu control yang umurnya sama. 
o Umur Ibu 
Apabila unur ibu diatas 35 thn,diperkirakan terdapat perubahan hormonal yang dapat 
menyebabkan ”non-disjunction” pada kromosom.Perubahan endokrim,seperti menigkatnya 
sekresi androgen,menurunnya kadar hidroepiandrosteron,menurunnya kensentrasi estradiol 
sistemik,perubahan konsentrasi reseptor hormone,dan peningkatan secara tajam kadar LH 
dan FSH secara tiba-tiba sebelum dan selama menopause,dapat meningkatkan kemungkinan 
terjadinya “non-disjunctional” 
o Umur Ayah 
Penelitian sitogenik pada orang tua dari anak dengan sindrome Down mendapatkan bahwa 
20-30% kasus ekstra kromosom 31 bersumber dari ayahnya. Tetapi korelasinya tidak setinggi 
dengan umur ibu. 
C. GEJALA KLINIS 
o BB lahir pada bayi dengan Down Symdrome kurang diperikarakan 20% kasus mempunyai 
BB lahir 2500 gram atau kurang. 
o Gambaran wajah yang khas menyerupai orang mongol. 
o Pueschel (1983) membuat label tentang yang secara fenotip karakteristik paling sering terjadi 
pada bayi dengan Down Syndrome. 
o Sutura sagitalis yang terpisah (98%) 
o Fisura palpebralis yang miring (98%) 
o Jarak yang lebar antara jari kaki I dan Kaki II (98%) 
o Fontanela palsu (95%) 
o Plantar crase jari kaki I dan kaki II 
o Hiperfleksibilitas (9%) 
o Peningkatan jaringan sekitar leher (87%) 
o Bentuk palatum yang abnormal (85%) 
o Hidung hipoplastik (83%) 
o Kelemahan otot (81%) 
o Hipotonia (77%) 
2
o Bercak Brushfield pd mata (75%) 
o Mulut terbuka (65%) 
o Lidah terjulur (58 %) 
o Lekukan epikantus (57%) 
o Single palmar crease pd tangan kiri (55%) 
o Single palmar crease pd tangan kanan (52%) 
o Brachyclinodactly tangan kanan (52%) 
o Brachyclinodactly tangan kiri (50%) 
o Jarak pupil yang lebar (47%) 
o Tangan yang pendek dan lebar (38%) 
o Oksiput yang datar (35%) 
o Ukuran telinga yang abnormal (34%) 
o Kaki yang pendek dan lebar (33%) 
o Bentuk/struktur telinga yang abnormal (28%) 
o Letak telinga yang abnormal (16%) 
o Kelainan tangan lainnya (13%) 
o Kelainan mata lainnya (11%) 
o Sindaktil (11%) 
o Kelainan kaki lainya (8%) 
o Kelainan mulut lainnya (2%) 
3
D. DIAGNOSIS 
o Diagnosis DS→berdasar atas gejala klinis yang khas yang ditunjang dengan pemeriksaan 
kromosom. 
o Pemeriksaan radiologis→Brachycephalic sutura dan fontanel yang terlambat menutup 
o Pemeriksaan karioptiping→untuk mencari adanya translokasi kromosom 
o Amniosintesis pada kehamilan 3 bulan 
o Pemeriksaan Dermatografik. 
E. PROGNOSIS 
o 44 % kasus DS hidup sampai 60 thn dan 14% sampai 68 thn 
o Tingginya angka PJK→ 80% kematian terjadi pada usia I Kehidupan 
o Meningkatnya anka kejadian leukemia pada DS sekitar 15 kali dari populasi yang normal 
o Rentan terhadap penyakit infeksi yang sebabnya belum diketahui. 
F. PENGKAJIAN 
Pengkajian Fisik : 
1). Kepala : 
- Sutura sagitalis yang terpisah 
- Fontanela palsu 
2). Mata : 
- Fisura palpebralis yang miring 
- Terdapat bercak brushfield 
- Terdapat lekukan epikantus 
- Jarak pupil yang lebar 
3). Telinga : 
- Ukuran telinga yang abnormal (kecil) 
- Letak telinga yang abnormal. 
4). Mulut : 
- Mulut terbuka. 
- Lidah terjulur 
- Bentuk palatum yang abnormal 
5). Leher : 
- Peningkatan jaringan sekitar leher. 
6). Ekstremitas : 
4
- Jarak yang lebar antara jari kaki ke 1 dan jari ke 2. 
- Plantar clase jari kaki ke 1 dan ke 2. 
- Hiperfleksibilitas. 
- Kelemahan otot. 
- Hipotonia. 
- Tangan yang pendek dan lebar. 
- Kaki yang pendek dan leber. 
7). Pengkajian fisik lainnya sesuai dengan usia pada anak yang tidak menderita down syndrome 
o Lakukan pengkajian perkembangan 
o Dapatkan riwayat keluarga : Usia ibu atau anak lain dalam keluarga dengan keadaan 
serupa 
o Observasi manifestasi klinik: 
Tanda fisik, intelegensia, anomali kongenital, masalah sensori, masalah pertumbuhan dan 
perkembangan seksual 
o Tes diagnostik: analisis kromosom 
G DIAGNOSA KEPERAWATAN 
DX 1 Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan hipotonia,peningkatan kerentanan terhadap 
infeksi pernafasan. 
Tujuan: Anak tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi pernapasan. 
Intervesi : 
o Ajarkan keluarga tehnik mencuci tangan yang baik 
o Tekankan pentingnya mengganti posisi anak dengan sering ,terutama posisi duduk 
o Ajarkan untuk teratur dalam pemberian imunisasi. 
o Tekankan pentingnya menyelesaikan program antibiotik bila diinstrusikan. 
DX 2 Gangguan menelan berhubungan dengan hipotonia,lidah besar,kerusakan kognitif. 
Tujuan : Kesulitan pemberian makan pada masa bayi menjadi minimal 
o Hisap hidung bayi setiap kali sebelum pemberian makan. 
o Jadwalkan pemberian makan sedikit makan sedikit tapi sering; biarkan anak untuk 
beristrahat selama pemberian makan. 
o Jelaskan pada keluarga bahwa menarik lidah merupakan respon normal pd anak dengan 
lidah menjulur dan tidak berarti penolakan terhadap makanan. 
o Berikan makanan padat dengan mendorong mulut. 
o Hitung kebutuhan kalorik untuk memenuhi energi. 
o Pantau tinggi badan dan berat badan. 
5
o Rujuk ke spesialis untuk masalah makan yang spesifik. 
DX 3 Resiko tinggi konstipasi berhubungan hipotonia 
Tujuan : Anak tidak menunjukkan tanda-tanda konstipasi 
Intervensi: 
o Pantau frekwensi dan karakteristik defekasi 
o Tingkatkan hidrasi adekuat 
o Berikan diet tinggi serat pada anak 
o Berikan pelunak feses atau laksatif secara instruksi. 
DX 4 Resiko tinggi cedera berhubungan dengan hipotonia,hiperekstensibilitas sendi. 
Tujuan : Anak tidak mengalami cedera yang berkaitan dengan aktifitas fisik. 
Intervensi : 
o Anjurkan aktifitas bermain dan berolah raga yang sesuai dengan maturasi fisik 
anak,ukuran,koordinasi dan kelelahan. 
o Anjurkan pd anak untuk tidak berolahraga yang melibatkan tekanan pada kepala dan 
leher. 
o Ajari keluarga dan guru/pelatih gejala nyeri leher,kelemahan,tortikolis. 
o Laporkan dengan segera adanya tanda-tanda kompresi medula spinalis (nyeri leher 
menerap,hilangnya ketrampilan motorik stabil dan kontrol kandung 
kemih/usus,perubahan sensasi. 
DX 5 Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita Down 
sindrome 
Tujuan : Anak mendapat dukungan yang adekuat 
Intervensi : 
o Berikan informasi pd keluarga sesegera mungkin pada saat atau setelah kelahiran. 
o Ajak kedua orang tua untuk hadir pada konfrensi pemberian informasi. 
o Bila mungkin,berikan informasi tertulis pada keluarga tentang kondisi anak. 
o Dorong keluarga untuk bertemu dengan keluarga lain yang mempunyai masalah yang 
sama. 
o Dorog anggota keluarga untuk mengekspresikan perasaan dan kekhawatiran. 
o Tunjukkan penerimaan terhadap anak melalui perilaku anda sendiri. 
6
DX 6 Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan kerusakan fungsi kognitif. 
Tujuan : Anak akan mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. 
Intervensi : 
o Libatkan anak dan keluarga dalam program stimulasi dini pada bayi. 
o Kaji kemajuan perkembangan anak 
o Bantu keluarga menentukan kesiapan anak untuk mempelajari tugas-tugas khusus. 
o Bantu keluarga menyusun tujuan yang realistis untuk anak 
o Berikan penguatan positif atas perillaku anak 
o Dorong untuk mempelajari keterampilan perawatan diri segera setelah anak mencapai 
kesiapan . 
o Kuatkan aktifitas perawaan diri. 
o Tekankan bahwa anak mempunyai kebutuhan yang sama dengan anak lain. 
o Sebelum remaja,berikan penyuluhan pada anak dan orang tua tentang maturasi 
fisik,perilaku,seksual,perkawinan dan kelurga. 
7
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN GANGGUAN PERKEMBANGAN 
RETARDASI MENTAL 
Defenisi adalah 
1. Fungsi intelektual umum dibawah normal 
2. Terdapat kendala dalam adaptif social 
3. Gejala timbul pada masa perkembangan pada usia dibawah 15 tahun 
Etiologi 
Adanya disfungsi otak merupakan dasar dari retardasi mental. Untuk mengetahui adanya 
retardasi mental perlu anamnese yang baik,pemeriksaan fisik. Penyebab dari retardasi mental sangat 
kompleks dan multi factorial. Walaupaun terdapat beberapa factor yang potensial berperan dalam 
terjadinya retardasi mental. 
Faktor-faktor potensial sebagai penyebab retardasi mental. 
1. Non Organik 
· Kemiskinan dan keluarga yang tidak harmonis 
· Faktor sosiokultural 
· Interaksi anak-Pengasuh yang tidak baik 
· Penelantaran anak 
2. Organik 
· Faktor pra konsepsi 
1. Abnormalitas single Gene 
2. Kelainan Kromosom (X-Linked,translokasi,fragile-X) syndrom poly genic familial 
· Faktor Pranatal 
1. Gangguan pertumbuhan otak pada trimester I 
· Kelainan kromosom (trisomi,mosaik dll) 
· Infeksi intra uterin mis TORCH,HIV 
· Zat-zat teratogen 
· Disfungsi plasenta 
· Kelainan kongenital dari otak 
2. Gangguan pertumbuhan otak trimester II dan III 
8
· Infeksi intra uterin mis TORCH,HIV 
· Zat-zat Teratogen 
· Ibu;DM,PKU (Phenylketonuria) 
· Toksemia gravidarum 
· Disfungsi plasenta 
· Ibu Malnutrisi 
3. Faktor Perinatal 
· Sangat Prematur 
· Asfiksia neonatorium 
· Trauma lahir:Perdarahan intra kranial 
· Meningitis 
· Kelainan metabolik: Hipoglikemia,Hiperbilirubinamia 
4. Faktor Post Natal 
· Trauma berat pada kepala/Susunan saraf pusat 
· Neurotoksin Mis Logam berat 
· CVA (Cerebrovasculas accident) 
· Anoksia mis tenggelam 
· Metabolik 
o Gizi buruk 
o Kelainan hormonal,mis Hipothyroid,Pseudohipoparatiroid 
o Aminiaciduria,mis:PKU (Phenylketonuria) 
o Kelainan metabolisme karbohidrat,galaktosemia 
o Polisakaridosi Mis: Syndrom Hurler 
o Cerebral Lipidosis (Tay Sachs),dengan Hepatomegali (Gaucher). 
o Penyakit degeneratif / Metabolik lainnya 
· Infeksi 
o Meningitis,ensefhalitis dll 
o Sub akut Sklerosing panesefhalitis. 
Klasifikasi Retardasi Mental 
1. Ringan (IQ 50-70) 
9
· Prasekola (Lahir-5 Thn) Maturasi dan perkembangan → Seringkali melalui pengamatan 
tidak tanpa gejala terbelakang,kadang mengalami kelambatan perkembangan Mis 
Berjalan,bicara,makan sendiri ; lainnya seperti anak normal. 
· Usia sekolah (6-12 Thn) masa latihan-pendidikan → mampu melaksanakan ketrampilan 
motorik,mampu ,membaca dan berhitung (SLB) Kls 1-6,mampu melaksanakan interaksi 
sosial dengan bimbingan kemampuan kognitif maksimal sama dengan usia 8-12 thn. 
· Masa Dewasa (21thn-dewasa) kemampuan bekerja-sosial →mampu berinteraksi sosial 
dan melaksanakan pekerjaan dengan adekuat untuk menjaga diri,perlu bimbingan,dapat 
berumah tangga tapi tidak boleh mempunyai anak. 
2. Sedang (IQ 35-49) 
· Prasekolah (Lahir-5thn) Maturasi dan perkembangan→ Keterlambatan perkembangan 
motorik,terutama bicara .Mampu/ada respon terhadap latihan untuk memenuhi kebutuhan 
sendiri 
· Usia Sekolah (6-12 thn) masa latihan - pendidikan→ Mampu belajar untuk 
berkomunikasi sederhana,memelihara kebersihan sendiri,pekerjaan sederhana,tidak bisa 
membaca dan berhitung,kemampuan maksimal 3-7 tahun 
· Masa dewasa (21 thn-dewasa) kemampuan bekerja-sosial → mampu bekerja dengan 
pengawasan, bepergian mengunjungi keluarga,tidak mampu melaksanakan self 
maintance. 
3. Berat 
· Prasekolah (lahir-5thn) Maturasi dan perkembangan→Terlambat perkembangan 
motorik,sedikit/tidak dapat berkomunikasi,ada respon,baik diberi latihan sederhana 
misalnya makan sendiri. 
· Usia Sekolah (6-12 thn) Masa latihan-pendidikan→Dapat dilatih untuk kegiatan rutin 
maksimal sampai todler. 
· Masa Dewasa (21thn-dewasa) Kemampauan bekerja-sosial→mampu menyesuaikan diri 
dengan kegiatan sehari-hari,membutuhkan bimbingan dan supervisi dalam keamanan. 
4. Berat sekali (IQ < 20) 
· Pra sekolah (lahir-5thn) Maturasi dan perkembangan→Kapasitas minimal untuk 
mempengaruhi sensorik motorik membutuhkan total care. 
10
· Usia Sekolah (6-12thn) Masa latihan-pendidikan → keterlambatan dalam seluruh area 
perkembangan, memperlihatkan respon emosional dasar, dapat berespons terhadap 
latihan ketrampilan untuk kaki, tangan, rahang. Membutuhkan pengawasan ketat. 
· Masa Dewasa (21 tahun – dewasa) kemampuan bekerja-sosial → mampu berjalan, butuh 
orang untuk mengasuh dan menyayangi. Mampu berkata sederhana, biasanya mampu 
untuk melaksanakan kegiatan dengan bimbingan dan bantuan. 
Gejala Klinik : 
Gejala klinik dari Retardasi Mental tergantung dari tipenya, adalah sebagai berikut : 
1. Retardasi Mental Ringan : 
Kelompok ini merupakan bagian terbesar dari retardasi mental. Kebanyakan dari mereka ini, 
diagnosa dibuat setelah anak beberapa kali tidak naik kelas. Golongan ini termasuk mampu di 
didik, artinya selain dapat di ajar baca, tulis bahkan bisa sampai kelas 4 – 6 SD, juga bisa dilatih 
ketrampilan tertentu sebagai bekal hidupnya kelak dan mampu mandiri seperti orangdewasa yang 
normal. Tetapi pada umumnya mereka ini kurang mampu menghadapi stres, sehingga tetap 
membutuhkan bimbingan dari keluarganya. 
Retardasi Mental Sedang : 
Kelompok ini kira-kira 12% dari seluruh penderita retardasi mental, mereka ini mampu latih tetapi 
tidak mampu didik. Taraf kemampuan intelektualnya hanya dapat sampai kelas 2 SD, tetapi dapat 
dilatih mengusai suatu ketrampilan tertentu misalnya pertukangan, pertanian dll. Dan apabila 
bekerja nanti mereka ini perlu pengawasan. Mereka juga perlu dilatih mengurus diri sendiri. 
2. Retardasi Mental Berat : 
Sekitar 7% dari penderita Retardasi Mental masuk kelompok ini. Diagnosa mudah ditegakan 
secara dini, karena selain adanya gejala fisik yang menyertai juga berdasarkan keluhan dari orang 
tua dimana anak sejak awal sudah terdapat keterlambatan motorik dan bahasa. Mereka dapat dilatih 
higiene dasar saja dan kemampuan bicara yang sederhana, tidak dapat dilatih ketrampilan kerja dan 
memerlukan pengawasan dan bimbingan sepanjang hidupnya. 
Dibawah ini beberapa kelainan fisik dan gejala yang sering disertai retardasi mental,yaitu 
(Swaiman,1989): 
1. Kelainan pada mata 
· Katarak 
 Sindrom Cockayne 
11
 Sinrom Lowe 
 Galactosemia 
 Sindrom Down 
 Kretin 
 Rubela pranatal 
· Bintik cherry-merah pada daerah makula 
 Mukolipidosis 
 Penyakit Nieman-pick 
 Penyakit Tay-Sachs 
· Karioretinitis 
 Lues kongenital 
 Penyakit sitomegalo virus 
 Rubela pranatal 
· Kornea keruh 
 Lues kongenital 
 Sindrom hunter 
 Sindrom Hurler 
 Sindrom Lowe 
2 Kejang 
· Kejang umum tonik klonik 
 Defisiensi glikogen sinthetase 
 Hiperlisinemia 
 Hipoglikemia,terutama yang disertai glycogen storage diseas I,III,IV dan VI. 
 Phenyl ketonuria. 
 Sindrom malabsorbsi methionin 
· Kejang pada masa neonatal 
 Argiosuccinic asiduria 
 Hiperammonemia I dan II 
 Laktik asidosis,dll 
3 Kelainan kulit 
Bintik cafe-au-lait 
 Ataksia-telengiektasia 
 Sindrom Bloom 
12
 Neurofibromatosis 
 Tubereous sclerosis 
4 Kelainan Rambut 
· Rambut rontok 
 Familial laktik asidosis dengan necrotizing ensefalopati 
· Rambut cepat memutih 
 Atrofi progresif serebral hemisfer 
 Ataksia telangieksia 
 Sindrom malabsorpsi methionin 
· Rambut halus 
 Hipotiroid 
 Malnutrisi 
5. Kepala 
· Mikrosefali 
· Makrosefali 
 Hidrosefalus 
 Mucopolisakaridase 
 Efusi subdural 
6. Perawakan pendek 
· Kretin 
· Sindrom Prader-Willi 
7 Distonia 
· Sindrom Hallervorden-Spaz 
3. Retardasi Sangat Berat : 
Kelompok ini sekitar 1% dan termasuk dalam tipe klinik. Diagnosa dini mudah dibuat karena 
gejala baik mental maupun fisik Sangat jelas. Kemampuan bahasanya Sangat minimal. Mereka ini 
seluruh hidupnya tergantung pada orang disekitarnya. 
Pencegahan dan Pengobatan : 
Primer : 
· Pendidikan kesehatan pada masyarakat (prenatal, pertolongan persalinan, hamil pada wanita 
>40 tahun dikurangi, cegah radang otak pada anak) 
· Perbaikan sosial ekonomi 
13
· Konseling genetik 
Sekunder : 
· Diagnosa dan terapi dini pada radang otak perdarahan sub cranial. 
Tertier : 
· Pendidikan klien dan latihan khusus di SLB 
· Konseling orang tua untuk mengatasi frustrasi 
Pengkajian : 
· Lakukan pengkajian fisik. 
· Lakukan pengkajian perkembangan. 
· Dapatkan riwayat keluarga, teruama retardasi mental dan gangguan herediter. 
· Kaji tentang riwayat kesehatan untuk mendapatkan bukti – bukti adanya trauma prenatal, 
perinatal, pasca natal atau cedera fisik. 
Diagnosa Keperawatan 
DX 1 :Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan kerusakan fungsi 
kongnitif. 
Tujuan : Pasien mencapai potensi pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. 
Intervení : 
· Libatkan anak dan keluarga dalam program stimulasi dini pada bayi. 
· Kaji kemajuan perkembangan anak dengan interval reguler,buat catatan yang terperinci untuk 
membedakan perubahan fungís yang benar. 
· Bantu keluarga menentukan kesiapan anak untuk mempelajari tugas-tugas khusus. 
· Bantu keluarga menyususn tujuan yang realistis 
· Berikan penguatan positif ata tugas-tugas khusus atau perilaku anak. 
· Dorong untuk mempelajari ketermpilan perawatan diri segera estela anak mencapai keseiapan 
· Kuatkan aktifitas perawatan diri 
· Dorong keluarga untuk mencari tahu program khusus perawatan sehari dan kelas-kelas 
pendidikan segera 
14
· Tekankan bahwa anak mempunyai kebutuhan yang sama dengan anak lain. 
· Sebelum remaja,berikan penyuluhan pada anak dan orang tua tentang maturasi fisik,perilaku 
seksual,perkawinan,dan keluarga. 
DX 2 Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita retardasi 
mental. 
Tujuan : Pasien atau keluarga mendapat dukungan yang adekuat. 
Intervensi : 
· Berikan informasi lepada keluarga sesegera mungkin pada saat atau setelah kelahiran 
· Ajak kedua orang tua untuk hadir pada konfrensi pemberian informasi 
· Bila mungkin,berikan informasi tertulis pada keluarga tentang kondisi anak. 
· Diskusikan dengan anggota keluarga tentang manfaat dari perawatan dirumah,beri 
kesempatan pada mereka untuk menyelidiki semua alternatif residensial sebelum membuat 
keputusan. 
· Dorong keluarga untuk bertemu dengan keluarga lain yang mempunyai masalah yang sama. 
· Tunjukkan penerimaan terhadap anak melalui perilaku sendiri. 
· Tekankan karakteristik normal anak 
· Dorong anggota keluarga untuk mengekspresikan perasaan dan kekhawatirannya 
· Dorong keluarga untuk mempertimbangkan pemberian perawatan sesuai kebutuhan. 
· Dorong keluarga untuk memasukkan anggota keluarga yang menderita retardasi mental 
dalam perencanaan dan untuk melanjutkan hubungan yang bermanfaat setelah penempatan 
· Rujuk anak pada lembaga yang memberikan dukungan dan bantuan. 
15
Daftar Pustaka 
Soetjiningsih, 1995, Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta 
Wong, D, 2003, Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, Edisi IV, EGC, Jakarta 
16

More Related Content

What's hot

Konsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
Konsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencanaKonsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
Konsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencanaLinda Meliati
 
Pemeriksaan keadaan umum pasien
Pemeriksaan keadaan umum pasienPemeriksaan keadaan umum pasien
Pemeriksaan keadaan umum pasienSulistia Rini
 
Imunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAPImunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAPZakiah dr
 
Kebutuhan seksualitas
Kebutuhan seksualitasKebutuhan seksualitas
Kebutuhan seksualitasCahya
 
Prosedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiProsedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiJoni Iswanto
 
4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakitphiqe kbn
 
Nanda nic noc si hep
Nanda nic noc si hepNanda nic noc si hep
Nanda nic noc si hepChristine Aie
 
Rumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack ConvertedRumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack Converteddr. Bobby Ahmad
 
Perbedaan cros, case, cohort
Perbedaan cros, case, cohortPerbedaan cros, case, cohort
Perbedaan cros, case, cohortLisa Prihastari
 
Bagan MTBS
Bagan MTBSBagan MTBS
Bagan MTBSmoharip1
 
Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7tristyanto
 
Teknik pengukuran tekanan darah dr anjang
Teknik pengukuran tekanan darah dr anjangTeknik pengukuran tekanan darah dr anjang
Teknik pengukuran tekanan darah dr anjangAnjang Kusuma Netra
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalTri Kusniati
 
04 kegawatdaruratan medik
04 kegawatdaruratan medik04 kegawatdaruratan medik
04 kegawatdaruratan medikJoni Iswanto
 
Jalan lahir normal &amp; kala 3 &amp; 4
Jalan lahir normal &amp; kala  3 &amp; 4Jalan lahir normal &amp; kala  3 &amp; 4
Jalan lahir normal &amp; kala 3 &amp; 4fikri asyura
 

What's hot (20)

Konsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
Konsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencanaKonsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
Konsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
 
5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga
 
Pemeriksaan keadaan umum pasien
Pemeriksaan keadaan umum pasienPemeriksaan keadaan umum pasien
Pemeriksaan keadaan umum pasien
 
Imunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAPImunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAP
 
Kebutuhan seksualitas
Kebutuhan seksualitasKebutuhan seksualitas
Kebutuhan seksualitas
 
Prosedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiProsedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasi
 
4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit
 
Nanda nic noc si hep
Nanda nic noc si hepNanda nic noc si hep
Nanda nic noc si hep
 
Rumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack ConvertedRumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack Converted
 
Perbedaan cros, case, cohort
Perbedaan cros, case, cohortPerbedaan cros, case, cohort
Perbedaan cros, case, cohort
 
Bagan MTBS
Bagan MTBSBagan MTBS
Bagan MTBS
 
Hiv aids
Hiv aidsHiv aids
Hiv aids
 
Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7
 
Teknik pengukuran tekanan darah dr anjang
Teknik pengukuran tekanan darah dr anjangTeknik pengukuran tekanan darah dr anjang
Teknik pengukuran tekanan darah dr anjang
 
Tipe keluarga
Tipe keluargaTipe keluarga
Tipe keluarga
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vital
 
04 kegawatdaruratan medik
04 kegawatdaruratan medik04 kegawatdaruratan medik
04 kegawatdaruratan medik
 
Sop vulva hygiene
Sop vulva hygieneSop vulva hygiene
Sop vulva hygiene
 
Jalan lahir normal &amp; kala 3 &amp; 4
Jalan lahir normal &amp; kala  3 &amp; 4Jalan lahir normal &amp; kala  3 &amp; 4
Jalan lahir normal &amp; kala 3 &amp; 4
 
Materi case control
Materi case controlMateri case control
Materi case control
 

Similar to Down Syndrome (Materi Biologi)

Down syndrome
Down syndromeDown syndrome
Down syndromezucha123
 
Abnormalitas pada-anak-autism-retardasi-mental1
Abnormalitas pada-anak-autism-retardasi-mental1Abnormalitas pada-anak-autism-retardasi-mental1
Abnormalitas pada-anak-autism-retardasi-mental1mochamad heri
 
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN THALASEMIA.docx
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN THALASEMIA.docxASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN THALASEMIA.docx
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN THALASEMIA.docxAssyfaRahmiFajaritaS
 
PPT Kelompok 2.pptx
PPT Kelompok 2.pptxPPT Kelompok 2.pptx
PPT Kelompok 2.pptxSangkutriS
 
et causa autism spectrum disorder et cause autism spectrum disorder
et causa autism spectrum disorder et cause autism spectrum disorderet causa autism spectrum disorder et cause autism spectrum disorder
et causa autism spectrum disorder et cause autism spectrum disordervinil26
 
Manajemen asuhan kebidanan ante natal fisiologis AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Manajemen asuhan kebidanan ante natal fisiologis  AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Manajemen asuhan kebidanan ante natal fisiologis  AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Manajemen asuhan kebidanan ante natal fisiologis AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Manajemen asuhan kebidanan AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Manajemen asuhan kebidanan  AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Manajemen asuhan kebidanan  AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Manajemen asuhan kebidanan AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Kelainan kongenital dan keturunan
Kelainan kongenital dan keturunanKelainan kongenital dan keturunan
Kelainan kongenital dan keturunanpjj_kemenkes
 
Kb 2 kelainan kongenital dan keturunan
Kb 2 kelainan kongenital dan keturunanKb 2 kelainan kongenital dan keturunan
Kb 2 kelainan kongenital dan keturunanpjj_kemenkes
 
PENYAKIT PENYAKIT KELAINAN KONGENTAL PPT.pptx
PENYAKIT PENYAKIT KELAINAN KONGENTAL PPT.pptxPENYAKIT PENYAKIT KELAINAN KONGENTAL PPT.pptx
PENYAKIT PENYAKIT KELAINAN KONGENTAL PPT.pptxasepnovitaufiq
 
hambatan-hambatan perkembangan mata kuliah psikologi perkembangan STAIN Salatiga
hambatan-hambatan perkembangan mata kuliah psikologi perkembangan STAIN Salatigahambatan-hambatan perkembangan mata kuliah psikologi perkembangan STAIN Salatiga
hambatan-hambatan perkembangan mata kuliah psikologi perkembangan STAIN SalatigaALphind's Adaadaaja
 
PsikologHAMBATAN-HAMBATAN PERKEMBANGAN: MATA KULIAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ST...
PsikologHAMBATAN-HAMBATAN PERKEMBANGAN: MATA KULIAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ST...PsikologHAMBATAN-HAMBATAN PERKEMBANGAN: MATA KULIAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ST...
PsikologHAMBATAN-HAMBATAN PERKEMBANGAN: MATA KULIAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ST...ALphind's Adaadaaja
 

Similar to Down Syndrome (Materi Biologi) (20)

Mutasi
MutasiMutasi
Mutasi
 
Down Sindrom PPT
Down Sindrom PPTDown Sindrom PPT
Down Sindrom PPT
 
Down syndrome
Down syndromeDown syndrome
Down syndrome
 
Abnormalitas pada-anak-autism-retardasi-mental1
Abnormalitas pada-anak-autism-retardasi-mental1Abnormalitas pada-anak-autism-retardasi-mental1
Abnormalitas pada-anak-autism-retardasi-mental1
 
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN THALASEMIA.docx
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN THALASEMIA.docxASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN THALASEMIA.docx
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN THALASEMIA.docx
 
PPT Kelompok 2.pptx
PPT Kelompok 2.pptxPPT Kelompok 2.pptx
PPT Kelompok 2.pptx
 
Down syndrome
Down syndromeDown syndrome
Down syndrome
 
et causa autism spectrum disorder et cause autism spectrum disorder
et causa autism spectrum disorder et cause autism spectrum disorderet causa autism spectrum disorder et cause autism spectrum disorder
et causa autism spectrum disorder et cause autism spectrum disorder
 
Manajemen asuhan kebidanan ante natal fisiologis AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Manajemen asuhan kebidanan ante natal fisiologis  AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Manajemen asuhan kebidanan ante natal fisiologis  AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Manajemen asuhan kebidanan ante natal fisiologis AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
 
Manajemen asuhan kebidanan AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Manajemen asuhan kebidanan  AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Manajemen asuhan kebidanan  AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Manajemen asuhan kebidanan AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
 
Konseling genetik
Konseling genetikKonseling genetik
Konseling genetik
 
Neuroped
NeuropedNeuroped
Neuroped
 
Failure to thrive
Failure to thriveFailure to thrive
Failure to thrive
 
Kelainan kongenital dan keturunan
Kelainan kongenital dan keturunanKelainan kongenital dan keturunan
Kelainan kongenital dan keturunan
 
Kb 2 kelainan kongenital dan keturunan
Kb 2 kelainan kongenital dan keturunanKb 2 kelainan kongenital dan keturunan
Kb 2 kelainan kongenital dan keturunan
 
Asuhan keperawatan neuromaakustik
Asuhan keperawatan neuromaakustikAsuhan keperawatan neuromaakustik
Asuhan keperawatan neuromaakustik
 
PENYAKIT PENYAKIT KELAINAN KONGENTAL PPT.pptx
PENYAKIT PENYAKIT KELAINAN KONGENTAL PPT.pptxPENYAKIT PENYAKIT KELAINAN KONGENTAL PPT.pptx
PENYAKIT PENYAKIT KELAINAN KONGENTAL PPT.pptx
 
hambatan-hambatan perkembangan mata kuliah psikologi perkembangan STAIN Salatiga
hambatan-hambatan perkembangan mata kuliah psikologi perkembangan STAIN Salatigahambatan-hambatan perkembangan mata kuliah psikologi perkembangan STAIN Salatiga
hambatan-hambatan perkembangan mata kuliah psikologi perkembangan STAIN Salatiga
 
PsikologHAMBATAN-HAMBATAN PERKEMBANGAN: MATA KULIAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ST...
PsikologHAMBATAN-HAMBATAN PERKEMBANGAN: MATA KULIAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ST...PsikologHAMBATAN-HAMBATAN PERKEMBANGAN: MATA KULIAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ST...
PsikologHAMBATAN-HAMBATAN PERKEMBANGAN: MATA KULIAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ST...
 
Bayi ikha
Bayi ikhaBayi ikha
Bayi ikha
 

More from Nurul Afdal Haris

Format Laporan Ilmu Tanah/Geografi Tanah/Soil Geography 2019
Format Laporan Ilmu Tanah/Geografi Tanah/Soil Geography 2019Format Laporan Ilmu Tanah/Geografi Tanah/Soil Geography 2019
Format Laporan Ilmu Tanah/Geografi Tanah/Soil Geography 2019Nurul Afdal Haris
 
Format Laporan Praktek Lapang Mata Kuliah Hidrologi dasar
Format Laporan Praktek Lapang Mata Kuliah Hidrologi dasarFormat Laporan Praktek Lapang Mata Kuliah Hidrologi dasar
Format Laporan Praktek Lapang Mata Kuliah Hidrologi dasarNurul Afdal Haris
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)Nurul Afdal Haris
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)Nurul Afdal Haris
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)Nurul Afdal Haris
 
Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)
Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)
Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)Nurul Afdal Haris
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Kalimantan)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Kalimantan)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Kalimantan)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Kalimantan)Nurul Afdal Haris
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)Nurul Afdal Haris
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)Nurul Afdal Haris
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)Nurul Afdal Haris
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")Nurul Afdal Haris
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)Nurul Afdal Haris
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Sejarah Perkembangan Teknologi Pengind...
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Sejarah Perkembangan Teknologi Pengind...Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Sejarah Perkembangan Teknologi Pengind...
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Sejarah Perkembangan Teknologi Pengind...Nurul Afdal Haris
 
Laporan Mata Kuliah Ilmu Tanah / Geografi Tanah
Laporan Mata Kuliah Ilmu Tanah / Geografi TanahLaporan Mata Kuliah Ilmu Tanah / Geografi Tanah
Laporan Mata Kuliah Ilmu Tanah / Geografi TanahNurul Afdal Haris
 
Materi MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/Aeolin
Materi MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/AeolinMateri MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/Aeolin
Materi MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/AeolinNurul Afdal Haris
 
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Geografi Sumber Daya
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Geografi Sumber DayaLaporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Geografi Sumber Daya
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Geografi Sumber DayaNurul Afdal Haris
 
Perubahan Iklim dan Pemanasan Global
Perubahan Iklim dan Pemanasan GlobalPerubahan Iklim dan Pemanasan Global
Perubahan Iklim dan Pemanasan GlobalNurul Afdal Haris
 
Materi Hidrologi Hutan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hidrologi Hutan Mata Kuliah HidrologiMateri Hidrologi Hutan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hidrologi Hutan Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
 

More from Nurul Afdal Haris (20)

Format Laporan Ilmu Tanah/Geografi Tanah/Soil Geography 2019
Format Laporan Ilmu Tanah/Geografi Tanah/Soil Geography 2019Format Laporan Ilmu Tanah/Geografi Tanah/Soil Geography 2019
Format Laporan Ilmu Tanah/Geografi Tanah/Soil Geography 2019
 
Format Laporan Praktek Lapang Mata Kuliah Hidrologi dasar
Format Laporan Praktek Lapang Mata Kuliah Hidrologi dasarFormat Laporan Praktek Lapang Mata Kuliah Hidrologi dasar
Format Laporan Praktek Lapang Mata Kuliah Hidrologi dasar
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)
 
Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)
Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)
Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Kalimantan)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Kalimantan)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Kalimantan)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Kalimantan)
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Sejarah Perkembangan Teknologi Pengind...
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Sejarah Perkembangan Teknologi Pengind...Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Sejarah Perkembangan Teknologi Pengind...
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Sejarah Perkembangan Teknologi Pengind...
 
Laporan Mata Kuliah Ilmu Tanah / Geografi Tanah
Laporan Mata Kuliah Ilmu Tanah / Geografi TanahLaporan Mata Kuliah Ilmu Tanah / Geografi Tanah
Laporan Mata Kuliah Ilmu Tanah / Geografi Tanah
 
Materi MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/Aeolin
Materi MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/AeolinMateri MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/Aeolin
Materi MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/Aeolin
 
Laporan Kartografi Dasar
Laporan Kartografi DasarLaporan Kartografi Dasar
Laporan Kartografi Dasar
 
Laporan Hidrologi Dasar
Laporan Hidrologi DasarLaporan Hidrologi Dasar
Laporan Hidrologi Dasar
 
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Geografi Sumber Daya
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Geografi Sumber DayaLaporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Geografi Sumber Daya
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Geografi Sumber Daya
 
Perubahan Iklim dan Pemanasan Global
Perubahan Iklim dan Pemanasan GlobalPerubahan Iklim dan Pemanasan Global
Perubahan Iklim dan Pemanasan Global
 
Materi Hidrologi Hutan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hidrologi Hutan Mata Kuliah HidrologiMateri Hidrologi Hutan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hidrologi Hutan Mata Kuliah Hidrologi
 

Recently uploaded

ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdf
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdfALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdf
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdfMIN1Sumedang
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERIPURWANTOSDNWATES2
 
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptxSolusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptxaristasaputri46
 
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGKERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGEviRohimah3
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxnawasenamerta
 
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusiSusanti94678
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
AKSI NYATA PENYEBARAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR
AKSI NYATA PENYEBARAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJARAKSI NYATA PENYEBARAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR
AKSI NYATA PENYEBARAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJARcakrasyid
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
RENCANA + Link2 MATERI  Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...RENCANA + Link2 MATERI  Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
RENCANA + Link2 MATERI Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...Kanaidi ken
 
Lidia_Lidia_2021B_Analisis Kritis Jurnal
Lidia_Lidia_2021B_Analisis Kritis JurnalLidia_Lidia_2021B_Analisis Kritis Jurnal
Lidia_Lidia_2021B_Analisis Kritis JurnalCloudybblz
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comFathan Emran
 
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paudMamanDiana
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024SABDA
 
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptxModul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptxSriayuAnisaToip
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docxCONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docxAhmadBarkah2
 
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaiKonflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaimuhammadmasyhuri9
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...haryonospdsd011
 
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptxSejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptxGallantryW
 
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxSolusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxAgungRomadhon3
 

Recently uploaded (20)

ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdf
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdfALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdf
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdf
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptxSolusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
 
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGKERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA PENYEBARAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR
AKSI NYATA PENYEBARAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJARAKSI NYATA PENYEBARAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR
AKSI NYATA PENYEBARAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
RENCANA + Link2 MATERI  Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...RENCANA + Link2 MATERI  Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
RENCANA + Link2 MATERI Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
 
Lidia_Lidia_2021B_Analisis Kritis Jurnal
Lidia_Lidia_2021B_Analisis Kritis JurnalLidia_Lidia_2021B_Analisis Kritis Jurnal
Lidia_Lidia_2021B_Analisis Kritis Jurnal
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
 
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptxModul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docxCONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
 
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaiKonflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptxSejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
 
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxSolusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
 

Down Syndrome (Materi Biologi)

  • 1. ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN GANGGUAN PERKEMBANGAN DOWN SYNDROME A. PENGERTIAN · Down Syndrome adalah Gangguan genetic yang biasa diakibatkan oleh pembentukan tiga salinan kromosom yang dua,karena kerusakan pemisahan kromosom selama meiosis (=Trisomi 21) · Down Syndrome adalah Individu yang dapat dikenal dari fenotipnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas,terjadi akibat adanya jumlah kromosom 21 yang berlebih dan interaksinya dengan fungsi gen lainnya menghasilkan suatu peubahan homeostatis yang memungkinkan terjadinya penyimpangan fisik susunan saraf pusat. B. ETIOLOGI Selama satu abad sebelumnya banyak hipotesis tentang penyebab sindrom Down yang dilaporkan.Tetapi semenjak ditemukan adanya kelainan kromosom pada sindrompada tahun 1959,maka sekarang perhatian lebih dipusatkan pada kejadian “non dysjunction” sebagai penyebabnya,yaitu: o Genetik Diperkirakan terdapat predisposisi genetic terhadap “non disjuction”. Bukti yang mendukung teori ini adalah berdasarkan atas hasil penelitian epidemiologi yang menyatakan adanya peningkatan risiko berulang bila dalam keluarga terdapat anak dengan Down. o Radiasi Radiasi dikatakan merupakan salah satu penyebab terjadinya “non disjuntional” pada syndrome Down ini.Uchida 1981 (dikutip Pueschel dkk) menyatakan bahwa sekitar 30 % ibu yang melahirkan anak dengan syndrome Down,pernah mengalami radiasi didaerah perut sebelum terjadinya konsepsi. Sedangkan peneliti lain tidak mendapatkan adanya hubungan antara radiasi dengan penyimpangan kromosom. o Infeksi Infeksi juga dikatakan sebagai salah satu penyebab terjadinya syndrome Down. Sampai saat ini belum ada peneliti yang mampu memastika bahwa virus dapat mengakibatkan terjadinya “non-disjunction”. 1
  • 2. o Autoimun Penelitiaqn Fialkow 1966 (dikutip dari Pueschel dkk) secara konsisten mendapatkan adanya perbedaan autoantibody tiroid pada ibu yang melahirkan anak dengan sindrom Down dengan ibu control yang umurnya sama. o Umur Ibu Apabila unur ibu diatas 35 thn,diperkirakan terdapat perubahan hormonal yang dapat menyebabkan ”non-disjunction” pada kromosom.Perubahan endokrim,seperti menigkatnya sekresi androgen,menurunnya kadar hidroepiandrosteron,menurunnya kensentrasi estradiol sistemik,perubahan konsentrasi reseptor hormone,dan peningkatan secara tajam kadar LH dan FSH secara tiba-tiba sebelum dan selama menopause,dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya “non-disjunctional” o Umur Ayah Penelitian sitogenik pada orang tua dari anak dengan sindrome Down mendapatkan bahwa 20-30% kasus ekstra kromosom 31 bersumber dari ayahnya. Tetapi korelasinya tidak setinggi dengan umur ibu. C. GEJALA KLINIS o BB lahir pada bayi dengan Down Symdrome kurang diperikarakan 20% kasus mempunyai BB lahir 2500 gram atau kurang. o Gambaran wajah yang khas menyerupai orang mongol. o Pueschel (1983) membuat label tentang yang secara fenotip karakteristik paling sering terjadi pada bayi dengan Down Syndrome. o Sutura sagitalis yang terpisah (98%) o Fisura palpebralis yang miring (98%) o Jarak yang lebar antara jari kaki I dan Kaki II (98%) o Fontanela palsu (95%) o Plantar crase jari kaki I dan kaki II o Hiperfleksibilitas (9%) o Peningkatan jaringan sekitar leher (87%) o Bentuk palatum yang abnormal (85%) o Hidung hipoplastik (83%) o Kelemahan otot (81%) o Hipotonia (77%) 2
  • 3. o Bercak Brushfield pd mata (75%) o Mulut terbuka (65%) o Lidah terjulur (58 %) o Lekukan epikantus (57%) o Single palmar crease pd tangan kiri (55%) o Single palmar crease pd tangan kanan (52%) o Brachyclinodactly tangan kanan (52%) o Brachyclinodactly tangan kiri (50%) o Jarak pupil yang lebar (47%) o Tangan yang pendek dan lebar (38%) o Oksiput yang datar (35%) o Ukuran telinga yang abnormal (34%) o Kaki yang pendek dan lebar (33%) o Bentuk/struktur telinga yang abnormal (28%) o Letak telinga yang abnormal (16%) o Kelainan tangan lainnya (13%) o Kelainan mata lainnya (11%) o Sindaktil (11%) o Kelainan kaki lainya (8%) o Kelainan mulut lainnya (2%) 3
  • 4. D. DIAGNOSIS o Diagnosis DS→berdasar atas gejala klinis yang khas yang ditunjang dengan pemeriksaan kromosom. o Pemeriksaan radiologis→Brachycephalic sutura dan fontanel yang terlambat menutup o Pemeriksaan karioptiping→untuk mencari adanya translokasi kromosom o Amniosintesis pada kehamilan 3 bulan o Pemeriksaan Dermatografik. E. PROGNOSIS o 44 % kasus DS hidup sampai 60 thn dan 14% sampai 68 thn o Tingginya angka PJK→ 80% kematian terjadi pada usia I Kehidupan o Meningkatnya anka kejadian leukemia pada DS sekitar 15 kali dari populasi yang normal o Rentan terhadap penyakit infeksi yang sebabnya belum diketahui. F. PENGKAJIAN Pengkajian Fisik : 1). Kepala : - Sutura sagitalis yang terpisah - Fontanela palsu 2). Mata : - Fisura palpebralis yang miring - Terdapat bercak brushfield - Terdapat lekukan epikantus - Jarak pupil yang lebar 3). Telinga : - Ukuran telinga yang abnormal (kecil) - Letak telinga yang abnormal. 4). Mulut : - Mulut terbuka. - Lidah terjulur - Bentuk palatum yang abnormal 5). Leher : - Peningkatan jaringan sekitar leher. 6). Ekstremitas : 4
  • 5. - Jarak yang lebar antara jari kaki ke 1 dan jari ke 2. - Plantar clase jari kaki ke 1 dan ke 2. - Hiperfleksibilitas. - Kelemahan otot. - Hipotonia. - Tangan yang pendek dan lebar. - Kaki yang pendek dan leber. 7). Pengkajian fisik lainnya sesuai dengan usia pada anak yang tidak menderita down syndrome o Lakukan pengkajian perkembangan o Dapatkan riwayat keluarga : Usia ibu atau anak lain dalam keluarga dengan keadaan serupa o Observasi manifestasi klinik: Tanda fisik, intelegensia, anomali kongenital, masalah sensori, masalah pertumbuhan dan perkembangan seksual o Tes diagnostik: analisis kromosom G DIAGNOSA KEPERAWATAN DX 1 Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan hipotonia,peningkatan kerentanan terhadap infeksi pernafasan. Tujuan: Anak tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi pernapasan. Intervesi : o Ajarkan keluarga tehnik mencuci tangan yang baik o Tekankan pentingnya mengganti posisi anak dengan sering ,terutama posisi duduk o Ajarkan untuk teratur dalam pemberian imunisasi. o Tekankan pentingnya menyelesaikan program antibiotik bila diinstrusikan. DX 2 Gangguan menelan berhubungan dengan hipotonia,lidah besar,kerusakan kognitif. Tujuan : Kesulitan pemberian makan pada masa bayi menjadi minimal o Hisap hidung bayi setiap kali sebelum pemberian makan. o Jadwalkan pemberian makan sedikit makan sedikit tapi sering; biarkan anak untuk beristrahat selama pemberian makan. o Jelaskan pada keluarga bahwa menarik lidah merupakan respon normal pd anak dengan lidah menjulur dan tidak berarti penolakan terhadap makanan. o Berikan makanan padat dengan mendorong mulut. o Hitung kebutuhan kalorik untuk memenuhi energi. o Pantau tinggi badan dan berat badan. 5
  • 6. o Rujuk ke spesialis untuk masalah makan yang spesifik. DX 3 Resiko tinggi konstipasi berhubungan hipotonia Tujuan : Anak tidak menunjukkan tanda-tanda konstipasi Intervensi: o Pantau frekwensi dan karakteristik defekasi o Tingkatkan hidrasi adekuat o Berikan diet tinggi serat pada anak o Berikan pelunak feses atau laksatif secara instruksi. DX 4 Resiko tinggi cedera berhubungan dengan hipotonia,hiperekstensibilitas sendi. Tujuan : Anak tidak mengalami cedera yang berkaitan dengan aktifitas fisik. Intervensi : o Anjurkan aktifitas bermain dan berolah raga yang sesuai dengan maturasi fisik anak,ukuran,koordinasi dan kelelahan. o Anjurkan pd anak untuk tidak berolahraga yang melibatkan tekanan pada kepala dan leher. o Ajari keluarga dan guru/pelatih gejala nyeri leher,kelemahan,tortikolis. o Laporkan dengan segera adanya tanda-tanda kompresi medula spinalis (nyeri leher menerap,hilangnya ketrampilan motorik stabil dan kontrol kandung kemih/usus,perubahan sensasi. DX 5 Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita Down sindrome Tujuan : Anak mendapat dukungan yang adekuat Intervensi : o Berikan informasi pd keluarga sesegera mungkin pada saat atau setelah kelahiran. o Ajak kedua orang tua untuk hadir pada konfrensi pemberian informasi. o Bila mungkin,berikan informasi tertulis pada keluarga tentang kondisi anak. o Dorong keluarga untuk bertemu dengan keluarga lain yang mempunyai masalah yang sama. o Dorog anggota keluarga untuk mengekspresikan perasaan dan kekhawatiran. o Tunjukkan penerimaan terhadap anak melalui perilaku anda sendiri. 6
  • 7. DX 6 Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan kerusakan fungsi kognitif. Tujuan : Anak akan mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Intervensi : o Libatkan anak dan keluarga dalam program stimulasi dini pada bayi. o Kaji kemajuan perkembangan anak o Bantu keluarga menentukan kesiapan anak untuk mempelajari tugas-tugas khusus. o Bantu keluarga menyusun tujuan yang realistis untuk anak o Berikan penguatan positif atas perillaku anak o Dorong untuk mempelajari keterampilan perawatan diri segera setelah anak mencapai kesiapan . o Kuatkan aktifitas perawaan diri. o Tekankan bahwa anak mempunyai kebutuhan yang sama dengan anak lain. o Sebelum remaja,berikan penyuluhan pada anak dan orang tua tentang maturasi fisik,perilaku,seksual,perkawinan dan kelurga. 7
  • 8. ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN GANGGUAN PERKEMBANGAN RETARDASI MENTAL Defenisi adalah 1. Fungsi intelektual umum dibawah normal 2. Terdapat kendala dalam adaptif social 3. Gejala timbul pada masa perkembangan pada usia dibawah 15 tahun Etiologi Adanya disfungsi otak merupakan dasar dari retardasi mental. Untuk mengetahui adanya retardasi mental perlu anamnese yang baik,pemeriksaan fisik. Penyebab dari retardasi mental sangat kompleks dan multi factorial. Walaupaun terdapat beberapa factor yang potensial berperan dalam terjadinya retardasi mental. Faktor-faktor potensial sebagai penyebab retardasi mental. 1. Non Organik · Kemiskinan dan keluarga yang tidak harmonis · Faktor sosiokultural · Interaksi anak-Pengasuh yang tidak baik · Penelantaran anak 2. Organik · Faktor pra konsepsi 1. Abnormalitas single Gene 2. Kelainan Kromosom (X-Linked,translokasi,fragile-X) syndrom poly genic familial · Faktor Pranatal 1. Gangguan pertumbuhan otak pada trimester I · Kelainan kromosom (trisomi,mosaik dll) · Infeksi intra uterin mis TORCH,HIV · Zat-zat teratogen · Disfungsi plasenta · Kelainan kongenital dari otak 2. Gangguan pertumbuhan otak trimester II dan III 8
  • 9. · Infeksi intra uterin mis TORCH,HIV · Zat-zat Teratogen · Ibu;DM,PKU (Phenylketonuria) · Toksemia gravidarum · Disfungsi plasenta · Ibu Malnutrisi 3. Faktor Perinatal · Sangat Prematur · Asfiksia neonatorium · Trauma lahir:Perdarahan intra kranial · Meningitis · Kelainan metabolik: Hipoglikemia,Hiperbilirubinamia 4. Faktor Post Natal · Trauma berat pada kepala/Susunan saraf pusat · Neurotoksin Mis Logam berat · CVA (Cerebrovasculas accident) · Anoksia mis tenggelam · Metabolik o Gizi buruk o Kelainan hormonal,mis Hipothyroid,Pseudohipoparatiroid o Aminiaciduria,mis:PKU (Phenylketonuria) o Kelainan metabolisme karbohidrat,galaktosemia o Polisakaridosi Mis: Syndrom Hurler o Cerebral Lipidosis (Tay Sachs),dengan Hepatomegali (Gaucher). o Penyakit degeneratif / Metabolik lainnya · Infeksi o Meningitis,ensefhalitis dll o Sub akut Sklerosing panesefhalitis. Klasifikasi Retardasi Mental 1. Ringan (IQ 50-70) 9
  • 10. · Prasekola (Lahir-5 Thn) Maturasi dan perkembangan → Seringkali melalui pengamatan tidak tanpa gejala terbelakang,kadang mengalami kelambatan perkembangan Mis Berjalan,bicara,makan sendiri ; lainnya seperti anak normal. · Usia sekolah (6-12 Thn) masa latihan-pendidikan → mampu melaksanakan ketrampilan motorik,mampu ,membaca dan berhitung (SLB) Kls 1-6,mampu melaksanakan interaksi sosial dengan bimbingan kemampuan kognitif maksimal sama dengan usia 8-12 thn. · Masa Dewasa (21thn-dewasa) kemampuan bekerja-sosial →mampu berinteraksi sosial dan melaksanakan pekerjaan dengan adekuat untuk menjaga diri,perlu bimbingan,dapat berumah tangga tapi tidak boleh mempunyai anak. 2. Sedang (IQ 35-49) · Prasekolah (Lahir-5thn) Maturasi dan perkembangan→ Keterlambatan perkembangan motorik,terutama bicara .Mampu/ada respon terhadap latihan untuk memenuhi kebutuhan sendiri · Usia Sekolah (6-12 thn) masa latihan - pendidikan→ Mampu belajar untuk berkomunikasi sederhana,memelihara kebersihan sendiri,pekerjaan sederhana,tidak bisa membaca dan berhitung,kemampuan maksimal 3-7 tahun · Masa dewasa (21 thn-dewasa) kemampuan bekerja-sosial → mampu bekerja dengan pengawasan, bepergian mengunjungi keluarga,tidak mampu melaksanakan self maintance. 3. Berat · Prasekolah (lahir-5thn) Maturasi dan perkembangan→Terlambat perkembangan motorik,sedikit/tidak dapat berkomunikasi,ada respon,baik diberi latihan sederhana misalnya makan sendiri. · Usia Sekolah (6-12 thn) Masa latihan-pendidikan→Dapat dilatih untuk kegiatan rutin maksimal sampai todler. · Masa Dewasa (21thn-dewasa) Kemampauan bekerja-sosial→mampu menyesuaikan diri dengan kegiatan sehari-hari,membutuhkan bimbingan dan supervisi dalam keamanan. 4. Berat sekali (IQ < 20) · Pra sekolah (lahir-5thn) Maturasi dan perkembangan→Kapasitas minimal untuk mempengaruhi sensorik motorik membutuhkan total care. 10
  • 11. · Usia Sekolah (6-12thn) Masa latihan-pendidikan → keterlambatan dalam seluruh area perkembangan, memperlihatkan respon emosional dasar, dapat berespons terhadap latihan ketrampilan untuk kaki, tangan, rahang. Membutuhkan pengawasan ketat. · Masa Dewasa (21 tahun – dewasa) kemampuan bekerja-sosial → mampu berjalan, butuh orang untuk mengasuh dan menyayangi. Mampu berkata sederhana, biasanya mampu untuk melaksanakan kegiatan dengan bimbingan dan bantuan. Gejala Klinik : Gejala klinik dari Retardasi Mental tergantung dari tipenya, adalah sebagai berikut : 1. Retardasi Mental Ringan : Kelompok ini merupakan bagian terbesar dari retardasi mental. Kebanyakan dari mereka ini, diagnosa dibuat setelah anak beberapa kali tidak naik kelas. Golongan ini termasuk mampu di didik, artinya selain dapat di ajar baca, tulis bahkan bisa sampai kelas 4 – 6 SD, juga bisa dilatih ketrampilan tertentu sebagai bekal hidupnya kelak dan mampu mandiri seperti orangdewasa yang normal. Tetapi pada umumnya mereka ini kurang mampu menghadapi stres, sehingga tetap membutuhkan bimbingan dari keluarganya. Retardasi Mental Sedang : Kelompok ini kira-kira 12% dari seluruh penderita retardasi mental, mereka ini mampu latih tetapi tidak mampu didik. Taraf kemampuan intelektualnya hanya dapat sampai kelas 2 SD, tetapi dapat dilatih mengusai suatu ketrampilan tertentu misalnya pertukangan, pertanian dll. Dan apabila bekerja nanti mereka ini perlu pengawasan. Mereka juga perlu dilatih mengurus diri sendiri. 2. Retardasi Mental Berat : Sekitar 7% dari penderita Retardasi Mental masuk kelompok ini. Diagnosa mudah ditegakan secara dini, karena selain adanya gejala fisik yang menyertai juga berdasarkan keluhan dari orang tua dimana anak sejak awal sudah terdapat keterlambatan motorik dan bahasa. Mereka dapat dilatih higiene dasar saja dan kemampuan bicara yang sederhana, tidak dapat dilatih ketrampilan kerja dan memerlukan pengawasan dan bimbingan sepanjang hidupnya. Dibawah ini beberapa kelainan fisik dan gejala yang sering disertai retardasi mental,yaitu (Swaiman,1989): 1. Kelainan pada mata · Katarak  Sindrom Cockayne 11
  • 12.  Sinrom Lowe  Galactosemia  Sindrom Down  Kretin  Rubela pranatal · Bintik cherry-merah pada daerah makula  Mukolipidosis  Penyakit Nieman-pick  Penyakit Tay-Sachs · Karioretinitis  Lues kongenital  Penyakit sitomegalo virus  Rubela pranatal · Kornea keruh  Lues kongenital  Sindrom hunter  Sindrom Hurler  Sindrom Lowe 2 Kejang · Kejang umum tonik klonik  Defisiensi glikogen sinthetase  Hiperlisinemia  Hipoglikemia,terutama yang disertai glycogen storage diseas I,III,IV dan VI.  Phenyl ketonuria.  Sindrom malabsorbsi methionin · Kejang pada masa neonatal  Argiosuccinic asiduria  Hiperammonemia I dan II  Laktik asidosis,dll 3 Kelainan kulit Bintik cafe-au-lait  Ataksia-telengiektasia  Sindrom Bloom 12
  • 13.  Neurofibromatosis  Tubereous sclerosis 4 Kelainan Rambut · Rambut rontok  Familial laktik asidosis dengan necrotizing ensefalopati · Rambut cepat memutih  Atrofi progresif serebral hemisfer  Ataksia telangieksia  Sindrom malabsorpsi methionin · Rambut halus  Hipotiroid  Malnutrisi 5. Kepala · Mikrosefali · Makrosefali  Hidrosefalus  Mucopolisakaridase  Efusi subdural 6. Perawakan pendek · Kretin · Sindrom Prader-Willi 7 Distonia · Sindrom Hallervorden-Spaz 3. Retardasi Sangat Berat : Kelompok ini sekitar 1% dan termasuk dalam tipe klinik. Diagnosa dini mudah dibuat karena gejala baik mental maupun fisik Sangat jelas. Kemampuan bahasanya Sangat minimal. Mereka ini seluruh hidupnya tergantung pada orang disekitarnya. Pencegahan dan Pengobatan : Primer : · Pendidikan kesehatan pada masyarakat (prenatal, pertolongan persalinan, hamil pada wanita >40 tahun dikurangi, cegah radang otak pada anak) · Perbaikan sosial ekonomi 13
  • 14. · Konseling genetik Sekunder : · Diagnosa dan terapi dini pada radang otak perdarahan sub cranial. Tertier : · Pendidikan klien dan latihan khusus di SLB · Konseling orang tua untuk mengatasi frustrasi Pengkajian : · Lakukan pengkajian fisik. · Lakukan pengkajian perkembangan. · Dapatkan riwayat keluarga, teruama retardasi mental dan gangguan herediter. · Kaji tentang riwayat kesehatan untuk mendapatkan bukti – bukti adanya trauma prenatal, perinatal, pasca natal atau cedera fisik. Diagnosa Keperawatan DX 1 :Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan kerusakan fungsi kongnitif. Tujuan : Pasien mencapai potensi pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Intervení : · Libatkan anak dan keluarga dalam program stimulasi dini pada bayi. · Kaji kemajuan perkembangan anak dengan interval reguler,buat catatan yang terperinci untuk membedakan perubahan fungís yang benar. · Bantu keluarga menentukan kesiapan anak untuk mempelajari tugas-tugas khusus. · Bantu keluarga menyususn tujuan yang realistis · Berikan penguatan positif ata tugas-tugas khusus atau perilaku anak. · Dorong untuk mempelajari ketermpilan perawatan diri segera estela anak mencapai keseiapan · Kuatkan aktifitas perawatan diri · Dorong keluarga untuk mencari tahu program khusus perawatan sehari dan kelas-kelas pendidikan segera 14
  • 15. · Tekankan bahwa anak mempunyai kebutuhan yang sama dengan anak lain. · Sebelum remaja,berikan penyuluhan pada anak dan orang tua tentang maturasi fisik,perilaku seksual,perkawinan,dan keluarga. DX 2 Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita retardasi mental. Tujuan : Pasien atau keluarga mendapat dukungan yang adekuat. Intervensi : · Berikan informasi lepada keluarga sesegera mungkin pada saat atau setelah kelahiran · Ajak kedua orang tua untuk hadir pada konfrensi pemberian informasi · Bila mungkin,berikan informasi tertulis pada keluarga tentang kondisi anak. · Diskusikan dengan anggota keluarga tentang manfaat dari perawatan dirumah,beri kesempatan pada mereka untuk menyelidiki semua alternatif residensial sebelum membuat keputusan. · Dorong keluarga untuk bertemu dengan keluarga lain yang mempunyai masalah yang sama. · Tunjukkan penerimaan terhadap anak melalui perilaku sendiri. · Tekankan karakteristik normal anak · Dorong anggota keluarga untuk mengekspresikan perasaan dan kekhawatirannya · Dorong keluarga untuk mempertimbangkan pemberian perawatan sesuai kebutuhan. · Dorong keluarga untuk memasukkan anggota keluarga yang menderita retardasi mental dalam perencanaan dan untuk melanjutkan hubungan yang bermanfaat setelah penempatan · Rujuk anak pada lembaga yang memberikan dukungan dan bantuan. 15
  • 16. Daftar Pustaka Soetjiningsih, 1995, Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta Wong, D, 2003, Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, Edisi IV, EGC, Jakarta 16