SlideShare a Scribd company logo
SISTEMATIKA UMUM PEMERIKSAAN FISIK
Dosen pembimbing : Oci Etry Nursanti,S.Kep.,Ns.,MMR
Disusun oleh :
Kelompok 1
1. Marfenda dila a
2. Duaji iftinan a
3. Kharisma ladinda
4. Erni yunia nugroho
5. Ginta septiana
6. Apri lianto
7. Aisyah fitriani
8. Widian listanti
9. Esti apriyani
10. Ade panji nugroho
11. Aryanti
12. Mukharom
13. Nurul khasanah
14. Siti karina hardiyanti
15. Novieka dwi mahesa
16. Lutfi tri k
17. Anah nur aliyah
18. Tuminah
19. Mey ferdita s.p.
20. Khasbulloh
21. Joni koeswara
22. Rachmawati nur k.
23. Nilam marwati
24. Retno dwi jayanti
25. Irma susrini
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN AKADEMIK 2015/2016
SISTEMATIKA UMUM PEMERIKSAAN FISIK
A. KEADAAN/SITUASI UMUM
Keadaan umum menunjukkan kondisi pasien secara umum akibat
penyakit atau keadaan yang dirasakan pasien. Dilihat secara langsung oleh
pemeriksa dan dilakukan penilaian. Yang dapat dilakukan saat kontak
pertama, saat wawancara atau selama melakukan pemeriksaan yang lain.
Hal – hal yang perlu dikaji dan dicatat :
1. Penampilan umum : tegak/baik, lemah, sakit akut/kronis.
2. Tanda distress : merintih, berkeringat, gemetar
3. Warna kulit : pucat, sianosis, icterus
4. Tinggi dan bentuk tubuh : tinggi/pendek, berotot
5. Perkembangan seksual : rambut majah, suara, payudara
6. BB/TB pengukuran dan penampilan : kurus, gemuk , tinggi kurus
7. Postur dan gaya berjalan : ataksia, pincang, paralysis
8. Cara berpakaian, berhias dan kebersihan : rapi dan bersih
9. Bau badan dan napas : Alkohol, DM, uremia (keton),fetor hepatica
10. Ekspresi wajah : Tegang, rileks, takut, cemas
11. Bicara : lambat, serak, cepat,
B. TANDA-TANDA VITAL
Tanda-tanda vital adalah pengukuran tanda-tanda fungsi vital
tubuh yang paling dasar. Tanda vital utama antara lain :
1. Tekanan darah
Tekanan darah adalah kekuatan yang mendorong darah terhadap
dinding arteri. Tekanan ditentukan oleh kekuatan dan jumlah darah
yang dipompa, dan ukuran serta fleksibilitas dari arteri, diukur dengan
alat pengukur tekanan darah (tensimeter) dan stetoskop. Tekanan darah
terus-menerus berubah tergantung pada aktivitas, suhu, makanan,
keadaan emosi, sikap, keadaan fisik, dan obat-obatan.
Jumlah tekanan darah yang normal berdasarkan usia seseorang
adalah:
 Bayi usia di bawah 1 bulan : 85/15 mmHg
 Usia 1 - 6 bulan : 90/60 mmHg
 Usia 6 - 12 bulan : 96/65 mmHg
 Usia 1 - 4 tahun : 99/65 mmHg
 Usia 4 - 6 tahun : 160/60 mmHg
 Usia 6 - 8 tahun : 185/60 mmHg
 Usia 8 - 10 tahun : 110/60 mmHg
 Usia 10 - 12 tahun : 115/60 mmHg
 Usia 12 - 14 tahun : 118/60 mmHg
 Usia 14 - 16 tahun : 120/65 mmHg
 Usia 16 tahun ke atas : 130/75 mmHg
 Usia lanjut : 130-139/85-89 mmHg
2. Nadi
Nadi adalah denyut nadi yang teraba pada dinding pembuluh darah
arteri yang berdasarkan systol dan dystole dari jantung. Denyut nadi
adalah jumlah denyut jantung, atau berapa kali jantung berdetak per
menit. Tempat untuk menghitung denyut nadi yaitu arteri radialis,
temporalis, carotis, femoralis, dorsalis pedis, politela, bracialis.
Jumlah denyut nadi yang normal berdasarkan usia seseorang
adalah:
 Bayi baru lahir : 140 kali per menit
 Umur di bawah umur 1 bulan : 110 kali per menit
 Umur 1 - 6 bulan : 130 kali per menit
 Umur 6 - 12 bulan : 115 kali per menit
 Umur 1 - 2 tahun : 110 kali per menit
 Umur 2 - 6 tahun : 105 kali per menit
 Umur 6 - 10 tahun : 95 kali per menit
 Umur 10 - 14 tahun : 85 kali per menit
 Umur 14 - 18 tahun : 82 kali per menit
 Umur di atas 18 tahun : 60 - 100 kali per menit
 Usia Lanjut : 60 -70 kali per menit
3. Suhu
Suhu tubuh adalah derajat panas yang dihasilkan oleh tubuh
manusia sebagai keseimbangan pembakaran dalam tubuh dengan
pengeluaran panas melalui keringat, pernapasan, sisa-sisa pembuangan
dan penyinaran, hantaran dan convection.
Pemeriksaan suhu digunakan untuk menilai kondisi metabolisme di
dalam tubuh, dimana tubuh menghasilkan panas secara kimiawi
melalui metabolisme darah. Suhu tubuh seseorang dapat diambil
melalui oral, dubur, aksilaris, telinga. Suhu tubuh normal seseorang
bervariasi, tergantung pada jenis kelamin, aktivitas, lingkungan,
makanan yang dikonsumsi, gangguan organ, waktu.
Suhu normal :
 Bayi baru lahir : 36,1-37,7 0C
 2 tahun : 37,2 0C
 12 tahun : 37 0C
 Dewasa : 36 0C
4. Pernapasan
Merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai proses
pengambilan oksigen dan pengeluaran karbondioksida. Menilai
frekuensi, irama, kedalaman dan tipe atau pola pernapasan. Tingkat
respirasi biasanya diukur ketika seseorang dalam posisi diam dan
hanya melibatkan menghitung jumlah napas selama satu menit dengan
menghitung berapa kali dada meningkat. Respirasi dapat meningkat
pada saat demam, berolahraga, emosi.
Jumlah pernapasan seseorang adalah:
 Bayi baru lahir : 35-40 kali permenit
 Bayi (6 bulan) : 30-50 kali permenit
 Toddler (2 tahun) : 25-32 kali permenit
 Anak-anak : 20-30 kali permenit
 Remaja : 16-19 kali permenit
 Dewasa : 12-20 kali permenit
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Kepala
Pemeriksaan yang dilakukan pada kulit kepala dan rambut adalah
inspeksi dan palpasi. Berikut ini adalah pemeriksaan pada kulit kepala
dan rambut.
a. Inspeksi
Lihat kebersihan kulit kepala, apakah ada ketombe, kutu
kepala, warna rambut, persebaran rambut kepala, dan bentuk
kepala. Beberapa kelainan pada wajah adalah sebagai berikut:
1) Eksoftalmos
Mata menonjol keluar disebabkan oleh peningkatan tekanan
intra-okuler (misalnya karena tumor pada orbital)
2) Akromegali
` Ditandai dengan membesarnya tulang kepala, terutama
tampak di dahi, hidung dan rahang bawah. Hidung, bibir, dan
telinga membesar karena hormon pertumbuhan yang terlalu
banyak.
Klien dengan peningkatan hormon adrenal atau yang
sedang menjalani terapi hormon adrenal, mungkin mengalami
sindrom Cushing, wajah berbentuk bundar (moon face) dengan
pertumbuhan rambut yang berlebihan.
Klien yang menderita gagal ginjal kronis memiliki wajah
yang pucat dan edema disekitar mata
Penyakit Parkinson menyebabkan penderitanya mengalami
kesulitan untuk berekspresi dan menggerakkan otot wajah (wajah
tampak kaku disebut Mask-like Face). Hal ini disebabkan oleh
kelainan neurologis yang bersifat degeneratif dan progresif.
b. Palpasi
Rasakan adanya massa pada kepala, adanya perubahan kontur
tengkorak , atau diskontinuitas tengkorak. Tanyakan apakah klien
merasa nyeri, minta klien untuk menunjukkan dan jangan lanjutkan
palpasi.
2. Mata
Memungkinkan diagnosis anemia, diabetes, hipertensi, keadaan
hiperviskositas, dan arteriosclerosis. Pemeriksaan fisik pada mata
terdiri atas inspeksi dan palpasi. Ada pemeriksaan khusus untuk
mengetahui fungsi persyarafan dan tajam penglihatan
a. Inspeksi
Inspeksi kelopak mata, bulu mata, bola mata, dan apartus
lakrimal. Inspeksi juga konjungitva, sklera, kornea, ruang anterior,
iris dan pupil. Gunakan oftalmoskop untuk mengkaji humor
vitreous dan retina.
1) Kesimetrisan kedua mata dan alis serta persebarannya
2) Perhatikan kondisi di sekitar mata, lihat warna kelopak mata
apakah tampak kantung mata.
3) Inspeksi Orbita dan Letak Mata
4) Perhatikanlah alis mata, yang tumbuh dengan sangat lambat.
Hilangnya sepertiga lateral alis mata kadang-kadang dijumpai
pada miksedema, suatu keadaan yang disebabkan oleh
kekurangan hormone tiroid. Dan pada bola mata perhatikanlah
apakah pasien menderita eksoftalmus atau tidak
5) Inspeksi Kelopak Mata
Kelopak mata harus konsisten dengan corak klien, dengan
tanpa oedema atau lesi. Lipatan palpebra harus simetris dengan
tidak ada kelambatan kelopak.
6) Inspeksi Iris, Sklera dan Kornea
Inspeksi bentuk iris, yang harus tampak datar jika
dipandang dari samping, dan juga warnanya. Iris normal harus
bulat dan simetris.
Periksalah sclera untuk melihat peradangan dan perubahan
warna. Kornea dapat diperiksa secara langsung atau dengan
bantuan oftalmoskop.
7) Inspeksi pupil
Periksa kesamaan ukuran, bentuk, reaksi terhadap cahaya,
dan akomodasi pada pupil masing-masing mata.
8) inspeksi lapang pandang
9) pemeriksaan visus (ketajaman penglihatan)
b. Palpasi
Palpasi dengan perlahan adanya pembengkakan dan nyeri
tekan pada kelopak mata. Kemudian, palpasi bola mata dengan
menempatkan kedua ujung jari telunjuk di kelopak mata di atas
sklera sementara klien melihat ke bawah. Bola mata harus teras
sama keras.
Kemudian, palpasi kantong lakrinal dengan menekankan
jari telunjuk pada lingkar orbital bawah pada sisi yang paling dekat
dengan hidung klien. Sambil menekan, observasi adanya
regurgitasi abnormal materi purulen atau air mata yang berlebihan
pada punctum, yang dapat mengindikasikan adanya sumbatan
dalam duktus nasolakrimal.
3. Telinga
Pemeriksaan fisik dada pada telinga meliputi inspeksi, palpasi, dan
pemeriksaan tajam pendengaran. Pengkajian telinga secara umum
bertujuan untukmengetahui keadaan teling luar, saluran telinga,
gendang telinga/membrane tipani, dan pendengaran. Alta yang perlu
disiapkan dalam pengkajian antara lain otoskop, garpu tala dan arloji.
a. Inspeksi
1) Lihat kesimetrisan kedua daun telinga
2) Lihat adanya luka/bekas luka pada telinga dan sekitarnya
3) Lihat apakah ada darah atau sekret yang keluar
4) Lihat apakah gendang telinga dalam kondisi utuh atau tidak.
b. Palpasi
1) Palpasi telinga pada daerah tragus, normalnya tidak akan terasa
nyeri
2) Jika terjadi nyeri kemungkinan ada infeksi di dalam saluran
telinga, selain itu warna tragus akan tampak memerah (radang)
3) Palpasi kelenjar limfe di sekitar aurikel
c. Pemeriksaan tajam pendengaran
1) Tes berbisik (whispering test)
2) Tes weber
3) Tes Rinne
4. Pemeriksaan Hidung Dan Sinus
Hidung dikaji dengan tujuan untuk mengetahui keadaan bentuk dan
fungsi tulang hidung. Pemeriksaan fisik hidung yaitu dengan cara
palpasi dan inspeksi. Pengkajian hidung dimulai dari bagian luar,
bagian dalam dan sinus-sinus. Alat yang perlu dipersiapkan antara lain
otoskop, speculum hidung, cermin, dan sumber penerangan.
Pemeriksaan yang dapat digunakan adalah pemeriksaan Rhinoskopi
anterior dan posterior.
a. Cara inspeksi dan palpasi hidung bagian luar serta palpasi sinus
1) amati hidung bagian luar dari sisi depan, samping dan atas,
perhatikan bentuk atau tulang hidung dari ketiga sisi.
2) Amati warna dan pembengkakan pada kulit hidung.
3) Amati kesimetrisan hidung
4) palpasi hidung luar, dan catat bila ditemukan ketidak
abnormalan kulit atau tulang hidung.
5) Palpasi sinus maksilaris, frontalis dan etmoidalis. Perhatikan
jika ada nyeri.
b. Cara inspeksi hidung bagian dalam
1) Elevasikan lubang hidung pasien dengan cara menekan hidung
pasien secara lembut dengan ibu jari anda, kemudian amati
bagian anterior lubang hidung.
2) Amati posisi septum nasi dan kemungkinan adanya perfusi.
3) Amati bagian konka nasalis inferior
4) Pasang ujung spekulum hidung pada lubang hidung sehingga
rongga hidung dapat diamati.
5) Amati bentuk dan posisi septum, kartilago, dan dinding-dinding
rongga hidung serta selaput lendir pada rongga hidung (warna,
sekresi, bengkak)
5. Pemeriksaan Mulut Dan Faring
Pemeriksaan yang dilakukan yaitu inspeksi dan palpasi.
Pengamatan diawali dengan mengamati bibir, gigi, gusi, lidah, selaput
lendir, pipi bagian dalam, lantai dasar mulut, dan platum/ langit-langit
mulut, kemudian faring.
a. inspeksi mulut
1) Amati bibir untuk mengetahui adanya kelainan congenital, bibir
sumbing, warna bibir, ulkus, lessi dan massa.
2) Lanjutkan pada pengamatan gigi. Amati posisi, jarak, gigi
rahan atas dan bawah, ukuran, warna, lesi, atau adanya tumor
pada setiap gigi. Amati juga akar-akar gigi, dan gusi secara
khusus.
3) Perhatikan pula cirri-ciri umum sewaktu melakukan pengkajian
antara lain kenersihan mulut dan bau mulut.
4) Lanjutkan pengamatan pada lidah dan perhatikan
kesimetrisannya. amati kelurusan, warna, ulkus dan setiap ada
kelainan.
5) Amati warna, adanya pembengkakan, tumor, sekresi,
peradangan, ulkus, dan perdarahan pada selaput lendir semua
bagian mulut secara sistematis.
6) Lalu lanjutkan pada inspeksi faring, dengan menganjurkan
pasien membuka mulut dan menekan lidah pasien kebawah
sewaktu pasien berkata “ah”. Amati kesimetrisan uvula pada
faring.
b. Cara palpasi mulut
Palpasi pada mulut dilakukan terutama bila dari inspeksi
belum diperoleh data yang meyakinkan. Tujuannya adalah
mengetahui bentuk dan setiap ada kelainan yang dapat
diketahui dengan palpasi, yang meliputi pipi, dasar mulut,
palatum, dan lidah.
1) Pegang pipi di antara ibu jari dan jari telunjuk. Palpasi pipi
secara sistematis, dan perhatikan adanya tumor atau
pembengkakan. Bila ada pembengkakan, tentukan menurut
ukuran, konsistensi, hubungan dengan daerah sekitarnya,
dan adanya nyeri.
2) Lanjutkan palpasi pada platum dengan jari telunjuk dan
rasakan adanya pembengkakan dan fisura.
3) Palpasi dasar mulut dengan cara minta pasien mengucapkan
“el”, kemudian lakukan palpasi pada dasar mulut secara
sistematis dengan jari telunjuk tangan kanan, catat bila
ditemukan pembengkakan.
4) Palpasi lidah dengan cara meminta pasien menjulurkan
lidah, pegang lidah dengan kasa steril menggunakan tangan
kiri. Dengan jari telunjuk tangan kanan, lakukan palpasi
lidah terutama bagian belakang dan batas-batas lidah.
c. Faring
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat adanya hipermia,
edema, absesretrofaringeal, peritonsilar, atau lainnya. Edema
faring umunya ditandai dengan mukosa yang pucat dan sembab
dan pada difteri dapat ditentukan dengan adanya bercak putih
abu-abu yang sulit diangkat (pseudomembran).
6. Pemeriksaan Leher
Tujuannya adalah mengetahui bentuk leher, serta organ-organ
penting yang berkaitan. Caranya yaitu dengan inspeksi dan palpasi.
Inspeksi leher Jaringan parut, massa, tortikolis
Palpasi kelnjar limfe Limfadenopati servikal karena inflamasi,
keganasan
Inspeksi dan palpasi
posisi trakea
Deviasi trakea karena massa leher atau
pneumotoraks
Inspeksi kelenjar tiroid: Abnormalitas kelenjar tiroid
Pada saat istirahat
Ketika pasien
menelan air
Dari arah belakang
pasien, palpasi kelenjar
tiroid, termasuk ismus
dan lobus lateral :
Pada saat istirahat
Ketka pasien
menelan air
DAFTAR PUSTAKA
https://lyrawati.files.wordpress.com/2008/07/prinsip-dan-metode-pemeriksaan-
fisik-dasar.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22531/4/Chapter%20II.pdf
http://dokumen.tips/documents/pedoman-pemeriksaan-fisik-kepala.html
http://ademarvel.blogspot.co.id/2013/02/konsep-pemeriksaan-fisik-pemfis.html

More Related Content

What's hot

Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungPemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungVerar Oka
 
Pemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thoraxPemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thorax
Maria Haryanthi Butar-Butar
 
pemeriksaan fisik
pemeriksaan fisikpemeriksaan fisik
pemeriksaan fisik
Kampus-Sakinah
 
GCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat KesadaranGCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat Kesadaran
Andry Sartika, S.Kep.,Ners.,M.Kep
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vital
Tri Kusniati
 
Partograf dan penilaian kemajuan persalinan
Partograf dan penilaian kemajuan persalinanPartograf dan penilaian kemajuan persalinan
Partograf dan penilaian kemajuan persalinan
Dokter Tekno
 
Manuver leopold
Manuver leopoldManuver leopold
Manuver leopold
Faisal Budi
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerJafar Nyan
 
tengkorak bayi
tengkorak bayitengkorak bayi
tengkorak bayi
Rahayu Pratiwi
 
Caput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematomaCaput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematoma
Fuji Astuti
 
Mekanisme Persalinan Normal
Mekanisme Persalinan NormalMekanisme Persalinan Normal
Mekanisme Persalinan Normal
Hendrik Sutopo
 
Bagan MTBS
Bagan MTBSBagan MTBS
Bagan MTBS
moharip1
 
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)Amalia Senja
 
Menjahit Luka Dengan Bermacam Teknik
Menjahit Luka Dengan Bermacam Teknik Menjahit Luka Dengan Bermacam Teknik
Menjahit Luka Dengan Bermacam Teknik
Andry Sartika, S.Kep.,Ners.,M.Kep
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
masantian
 
Table jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis locheaTable jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis locheaowik15
 
Fisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalFisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normal
Dokter Tekno
 

What's hot (20)

Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungPemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
 
Pemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thoraxPemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thorax
 
Macam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikanMacam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikan
 
pemeriksaan fisik
pemeriksaan fisikpemeriksaan fisik
pemeriksaan fisik
 
Pemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anangPemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anang
 
GCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat KesadaranGCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat Kesadaran
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vital
 
Partograf dan penilaian kemajuan persalinan
Partograf dan penilaian kemajuan persalinanPartograf dan penilaian kemajuan persalinan
Partograf dan penilaian kemajuan persalinan
 
Manuver leopold
Manuver leopoldManuver leopold
Manuver leopold
 
Contoh askeb bersalin normal
Contoh askeb bersalin normal Contoh askeb bersalin normal
Contoh askeb bersalin normal
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskuler
 
tengkorak bayi
tengkorak bayitengkorak bayi
tengkorak bayi
 
Caput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematomaCaput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematoma
 
Mekanisme Persalinan Normal
Mekanisme Persalinan NormalMekanisme Persalinan Normal
Mekanisme Persalinan Normal
 
Bagan MTBS
Bagan MTBSBagan MTBS
Bagan MTBS
 
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
 
Menjahit Luka Dengan Bermacam Teknik
Menjahit Luka Dengan Bermacam Teknik Menjahit Luka Dengan Bermacam Teknik
Menjahit Luka Dengan Bermacam Teknik
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
 
Table jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis locheaTable jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis lochea
 
Fisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalFisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normal
 

Viewers also liked

Pemfis neurologi@dons
Pemfis neurologi@donsPemfis neurologi@dons
kebutuhan tidur
kebutuhan tidurkebutuhan tidur
kebutuhan tidur
Agung Rudianzyah
 
Neonatal seizures
Neonatal seizuresNeonatal seizures
Neonatal seizures
Rahul Dhaker
 
Makalah sirosis hepatis
Makalah sirosis hepatisMakalah sirosis hepatis
Makalah sirosis hepatisKANDA IZUL
 
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisLaporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Tenri Ashari Wanahari
 
Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil
Pemeriksaan Fisik Pada Ibu HamilPemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil
Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil
pjj_kemenkes
 
BORANG UNTUK RESERTIFIKASI
BORANG UNTUK RESERTIFIKASIBORANG UNTUK RESERTIFIKASI
BORANG UNTUK RESERTIFIKASI
IAI PURBALINGGA
 
Portofolio pembelajaran apoteker data pengisi-contoh
Portofolio pembelajaran apoteker  data pengisi-contohPortofolio pembelajaran apoteker  data pengisi-contoh
Portofolio pembelajaran apoteker data pengisi-contohSisca Yoliza
 
SK PP IAI NO.PO.003
SK PP IAI NO.PO.003SK PP IAI NO.PO.003
SK PP IAI NO.PO.003
IAI PURBALINGGA
 
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIKPEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK
Isma Nur'aini
 
Laporan pendahuluan ca laring
Laporan pendahuluan ca laringLaporan pendahuluan ca laring
Laporan pendahuluan ca laring
Firosika Husnaini
 
Contoh SOP Apotek
Contoh SOP Apotek Contoh SOP Apotek
Contoh SOP Apotek
Lalla Haflah
 

Viewers also liked (15)

Pemfis neurologi@dons
Pemfis neurologi@donsPemfis neurologi@dons
Pemfis neurologi@dons
 
kebutuhan tidur
kebutuhan tidurkebutuhan tidur
kebutuhan tidur
 
Neonatal seizures
Neonatal seizuresNeonatal seizures
Neonatal seizures
 
Catatan perkembangan AKPER PEMKAB MUNA
Catatan perkembangan AKPER PEMKAB MUNA Catatan perkembangan AKPER PEMKAB MUNA
Catatan perkembangan AKPER PEMKAB MUNA
 
Makalah sirosis hepatis
Makalah sirosis hepatisMakalah sirosis hepatis
Makalah sirosis hepatis
 
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisLaporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
 
Format pengkajian keperawatan maternitas
Format pengkajian keperawatan maternitasFormat pengkajian keperawatan maternitas
Format pengkajian keperawatan maternitas
 
Borang anna
Borang annaBorang anna
Borang anna
 
Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil
Pemeriksaan Fisik Pada Ibu HamilPemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil
Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil
 
BORANG UNTUK RESERTIFIKASI
BORANG UNTUK RESERTIFIKASIBORANG UNTUK RESERTIFIKASI
BORANG UNTUK RESERTIFIKASI
 
Portofolio pembelajaran apoteker data pengisi-contoh
Portofolio pembelajaran apoteker  data pengisi-contohPortofolio pembelajaran apoteker  data pengisi-contoh
Portofolio pembelajaran apoteker data pengisi-contoh
 
SK PP IAI NO.PO.003
SK PP IAI NO.PO.003SK PP IAI NO.PO.003
SK PP IAI NO.PO.003
 
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIKPEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK
 
Laporan pendahuluan ca laring
Laporan pendahuluan ca laringLaporan pendahuluan ca laring
Laporan pendahuluan ca laring
 
Contoh SOP Apotek
Contoh SOP Apotek Contoh SOP Apotek
Contoh SOP Apotek
 

Similar to Pemeriksaan keadaan umum pasien

pemeriksaan fisik
pemeriksaan fisik pemeriksaan fisik
pemeriksaan fisik
indahsen31
 
MAKALAH PEMERIKSAAN FISIK BAYI DAN SOP.docx
MAKALAH PEMERIKSAAN FISIK BAYI DAN SOP.docxMAKALAH PEMERIKSAAN FISIK BAYI DAN SOP.docx
MAKALAH PEMERIKSAAN FISIK BAYI DAN SOP.docx
rahmiramadhan
 
Pemeriksaan Fisik Pada Ibu dan Anak
Pemeriksaan Fisik Pada Ibu dan AnakPemeriksaan Fisik Pada Ibu dan Anak
Pemeriksaan Fisik Pada Ibu dan Anak
pjj_kemenkes
 
PEMERIKSAAN FISIK.pptx
PEMERIKSAAN FISIK.pptxPEMERIKSAAN FISIK.pptx
PEMERIKSAAN FISIK.pptx
syifafauziyahmaqbula
 
PAKK3373 / 4 penilaian asas pesakit
PAKK3373 / 4 penilaian asas pesakitPAKK3373 / 4 penilaian asas pesakit
PAKK3373 / 4 penilaian asas pesakit
Elize Lee
 
Pemeriksaan Fisik pada Ibu dan Anak
Pemeriksaan Fisik pada Ibu dan AnakPemeriksaan Fisik pada Ibu dan Anak
Pemeriksaan Fisik pada Ibu dan Anak
pjj_kemenkes
 
MATERI II FR RISIKO PTM.pptx
MATERI II FR RISIKO PTM.pptxMATERI II FR RISIKO PTM.pptx
MATERI II FR RISIKO PTM.pptx
milaintan
 
pemeriksaan fisik.pptx
pemeriksaan fisik.pptxpemeriksaan fisik.pptx
pemeriksaan fisik.pptx
AnaAmeliaIrawan
 
materi head to toe smk keperawatan.pptx
materi head to toe smk keperawatan.pptxmateri head to toe smk keperawatan.pptx
materi head to toe smk keperawatan.pptx
ssusera9f8c0
 
Pmx fisik endokrin
Pmx fisik endokrinPmx fisik endokrin
Pmx fisik endokrin
octo zulkarnain
 
Job sheet pemeriksaan fisik bbl
Job sheet pemeriksaan fisik bblJob sheet pemeriksaan fisik bbl
Job sheet pemeriksaan fisik bbl
hanny andini
 
Revisi app kronik hal 17 slsai
Revisi app kronik hal 17 slsaiRevisi app kronik hal 17 slsai
Revisi app kronik hal 17 slsai
Richard Leonardo
 
scribfree.com_head-to-toe.pptx
scribfree.com_head-to-toe.pptxscribfree.com_head-to-toe.pptx
scribfree.com_head-to-toe.pptx
marwanfebrian2
 
kejang demam sederhana dehidrasi akut
kejang demam sederhana dehidrasi akut kejang demam sederhana dehidrasi akut
kejang demam sederhana dehidrasi akut
Nuzulul Laras
 
Materi pengkajian fisik_bayi_baru_lahir
Materi pengkajian fisik_bayi_baru_lahirMateri pengkajian fisik_bayi_baru_lahir
Materi pengkajian fisik_bayi_baru_lahir
Sabrina Putri Dewanti
 
SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIK
Phil Adit R
 

Similar to Pemeriksaan keadaan umum pasien (20)

Tekanan darah
Tekanan darahTekanan darah
Tekanan darah
 
pemeriksaan fisik
pemeriksaan fisik pemeriksaan fisik
pemeriksaan fisik
 
MAKALAH PEMERIKSAAN FISIK BAYI DAN SOP.docx
MAKALAH PEMERIKSAAN FISIK BAYI DAN SOP.docxMAKALAH PEMERIKSAAN FISIK BAYI DAN SOP.docx
MAKALAH PEMERIKSAAN FISIK BAYI DAN SOP.docx
 
Pemeriksaan Fisik Pada Ibu dan Anak
Pemeriksaan Fisik Pada Ibu dan AnakPemeriksaan Fisik Pada Ibu dan Anak
Pemeriksaan Fisik Pada Ibu dan Anak
 
Kb 1
Kb 1Kb 1
Kb 1
 
PEMERIKSAAN FISIK.pptx
PEMERIKSAAN FISIK.pptxPEMERIKSAAN FISIK.pptx
PEMERIKSAAN FISIK.pptx
 
PAKK3373 / 4 penilaian asas pesakit
PAKK3373 / 4 penilaian asas pesakitPAKK3373 / 4 penilaian asas pesakit
PAKK3373 / 4 penilaian asas pesakit
 
Pemeriksaan Fisik pada Ibu dan Anak
Pemeriksaan Fisik pada Ibu dan AnakPemeriksaan Fisik pada Ibu dan Anak
Pemeriksaan Fisik pada Ibu dan Anak
 
MATERI II FR RISIKO PTM.pptx
MATERI II FR RISIKO PTM.pptxMATERI II FR RISIKO PTM.pptx
MATERI II FR RISIKO PTM.pptx
 
pemeriksaan fisik.pptx
pemeriksaan fisik.pptxpemeriksaan fisik.pptx
pemeriksaan fisik.pptx
 
materi head to toe smk keperawatan.pptx
materi head to toe smk keperawatan.pptxmateri head to toe smk keperawatan.pptx
materi head to toe smk keperawatan.pptx
 
2
22
2
 
Pmx fisik endokrin
Pmx fisik endokrinPmx fisik endokrin
Pmx fisik endokrin
 
Job sheet pemeriksaan fisik bbl
Job sheet pemeriksaan fisik bblJob sheet pemeriksaan fisik bbl
Job sheet pemeriksaan fisik bbl
 
Revisi app kronik hal 17 slsai
Revisi app kronik hal 17 slsaiRevisi app kronik hal 17 slsai
Revisi app kronik hal 17 slsai
 
scribfree.com_head-to-toe.pptx
scribfree.com_head-to-toe.pptxscribfree.com_head-to-toe.pptx
scribfree.com_head-to-toe.pptx
 
kejang demam sederhana dehidrasi akut
kejang demam sederhana dehidrasi akut kejang demam sederhana dehidrasi akut
kejang demam sederhana dehidrasi akut
 
Materi pengkajian fisik_bayi_baru_lahir
Materi pengkajian fisik_bayi_baru_lahirMateri pengkajian fisik_bayi_baru_lahir
Materi pengkajian fisik_bayi_baru_lahir
 
Pegkjian tk
Pegkjian tkPegkjian tk
Pegkjian tk
 
SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIK
 

More from Sulistia Rini

Tindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumotoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Sulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada EmpiemaTindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada Empiema
Sulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleuraTindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Sulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumothoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Tindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Sulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efusi PleuraTindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Sulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Sulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Sulistia Rini
 
Efusi pleura
Efusi pleuraEfusi pleura
Efusi pleura
Sulistia Rini
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
Sulistia Rini
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
Sulistia Rini
 
Efusi pleura
Efusi pleuraEfusi pleura
Efusi pleura
Sulistia Rini
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthoraxAsuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Sulistia Rini
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 Asuhan Keperawatan pneumuthorax Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Sulistia Rini
 
Terapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitisTerapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitis
Sulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusisTerapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusis
Sulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Sulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Sulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumoniaTerapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumonia
Sulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBCTerapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBC
Sulistia Rini
 

More from Sulistia Rini (20)

Tindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumotoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
 
Tindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada EmpiemaTindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada Empiema
 
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleuraTindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
 
Tindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumothoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Tindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
 
Tindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efusi PleuraTindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
 
Asma
AsmaAsma
Asma
 
Efusi pleura
Efusi pleuraEfusi pleura
Efusi pleura
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Efusi pleura
Efusi pleuraEfusi pleura
Efusi pleura
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthoraxAsuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 Asuhan Keperawatan pneumuthorax Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 
Terapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitisTerapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitis
 
Terapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusisTerapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusis
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
 
Terapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumoniaTerapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumonia
 
Terapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBCTerapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBC
 

Recently uploaded

Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 

Pemeriksaan keadaan umum pasien

  • 1. SISTEMATIKA UMUM PEMERIKSAAN FISIK Dosen pembimbing : Oci Etry Nursanti,S.Kep.,Ns.,MMR Disusun oleh : Kelompok 1 1. Marfenda dila a 2. Duaji iftinan a 3. Kharisma ladinda 4. Erni yunia nugroho 5. Ginta septiana 6. Apri lianto 7. Aisyah fitriani 8. Widian listanti 9. Esti apriyani 10. Ade panji nugroho 11. Aryanti 12. Mukharom 13. Nurul khasanah 14. Siti karina hardiyanti 15. Novieka dwi mahesa 16. Lutfi tri k 17. Anah nur aliyah 18. Tuminah 19. Mey ferdita s.p. 20. Khasbulloh 21. Joni koeswara 22. Rachmawati nur k. 23. Nilam marwati 24. Retno dwi jayanti 25. Irma susrini SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP TAHUN AKADEMIK 2015/2016
  • 2. SISTEMATIKA UMUM PEMERIKSAAN FISIK A. KEADAAN/SITUASI UMUM Keadaan umum menunjukkan kondisi pasien secara umum akibat penyakit atau keadaan yang dirasakan pasien. Dilihat secara langsung oleh pemeriksa dan dilakukan penilaian. Yang dapat dilakukan saat kontak pertama, saat wawancara atau selama melakukan pemeriksaan yang lain. Hal – hal yang perlu dikaji dan dicatat : 1. Penampilan umum : tegak/baik, lemah, sakit akut/kronis. 2. Tanda distress : merintih, berkeringat, gemetar 3. Warna kulit : pucat, sianosis, icterus 4. Tinggi dan bentuk tubuh : tinggi/pendek, berotot 5. Perkembangan seksual : rambut majah, suara, payudara 6. BB/TB pengukuran dan penampilan : kurus, gemuk , tinggi kurus 7. Postur dan gaya berjalan : ataksia, pincang, paralysis 8. Cara berpakaian, berhias dan kebersihan : rapi dan bersih 9. Bau badan dan napas : Alkohol, DM, uremia (keton),fetor hepatica 10. Ekspresi wajah : Tegang, rileks, takut, cemas 11. Bicara : lambat, serak, cepat, B. TANDA-TANDA VITAL Tanda-tanda vital adalah pengukuran tanda-tanda fungsi vital tubuh yang paling dasar. Tanda vital utama antara lain : 1. Tekanan darah Tekanan darah adalah kekuatan yang mendorong darah terhadap dinding arteri. Tekanan ditentukan oleh kekuatan dan jumlah darah yang dipompa, dan ukuran serta fleksibilitas dari arteri, diukur dengan alat pengukur tekanan darah (tensimeter) dan stetoskop. Tekanan darah terus-menerus berubah tergantung pada aktivitas, suhu, makanan, keadaan emosi, sikap, keadaan fisik, dan obat-obatan.
  • 3. Jumlah tekanan darah yang normal berdasarkan usia seseorang adalah:  Bayi usia di bawah 1 bulan : 85/15 mmHg  Usia 1 - 6 bulan : 90/60 mmHg  Usia 6 - 12 bulan : 96/65 mmHg  Usia 1 - 4 tahun : 99/65 mmHg  Usia 4 - 6 tahun : 160/60 mmHg  Usia 6 - 8 tahun : 185/60 mmHg  Usia 8 - 10 tahun : 110/60 mmHg  Usia 10 - 12 tahun : 115/60 mmHg  Usia 12 - 14 tahun : 118/60 mmHg  Usia 14 - 16 tahun : 120/65 mmHg  Usia 16 tahun ke atas : 130/75 mmHg  Usia lanjut : 130-139/85-89 mmHg 2. Nadi Nadi adalah denyut nadi yang teraba pada dinding pembuluh darah arteri yang berdasarkan systol dan dystole dari jantung. Denyut nadi adalah jumlah denyut jantung, atau berapa kali jantung berdetak per menit. Tempat untuk menghitung denyut nadi yaitu arteri radialis, temporalis, carotis, femoralis, dorsalis pedis, politela, bracialis. Jumlah denyut nadi yang normal berdasarkan usia seseorang adalah:  Bayi baru lahir : 140 kali per menit  Umur di bawah umur 1 bulan : 110 kali per menit  Umur 1 - 6 bulan : 130 kali per menit  Umur 6 - 12 bulan : 115 kali per menit  Umur 1 - 2 tahun : 110 kali per menit  Umur 2 - 6 tahun : 105 kali per menit  Umur 6 - 10 tahun : 95 kali per menit  Umur 10 - 14 tahun : 85 kali per menit
  • 4.  Umur 14 - 18 tahun : 82 kali per menit  Umur di atas 18 tahun : 60 - 100 kali per menit  Usia Lanjut : 60 -70 kali per menit 3. Suhu Suhu tubuh adalah derajat panas yang dihasilkan oleh tubuh manusia sebagai keseimbangan pembakaran dalam tubuh dengan pengeluaran panas melalui keringat, pernapasan, sisa-sisa pembuangan dan penyinaran, hantaran dan convection. Pemeriksaan suhu digunakan untuk menilai kondisi metabolisme di dalam tubuh, dimana tubuh menghasilkan panas secara kimiawi melalui metabolisme darah. Suhu tubuh seseorang dapat diambil melalui oral, dubur, aksilaris, telinga. Suhu tubuh normal seseorang bervariasi, tergantung pada jenis kelamin, aktivitas, lingkungan, makanan yang dikonsumsi, gangguan organ, waktu. Suhu normal :  Bayi baru lahir : 36,1-37,7 0C  2 tahun : 37,2 0C  12 tahun : 37 0C  Dewasa : 36 0C 4. Pernapasan Merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai proses pengambilan oksigen dan pengeluaran karbondioksida. Menilai frekuensi, irama, kedalaman dan tipe atau pola pernapasan. Tingkat respirasi biasanya diukur ketika seseorang dalam posisi diam dan hanya melibatkan menghitung jumlah napas selama satu menit dengan menghitung berapa kali dada meningkat. Respirasi dapat meningkat pada saat demam, berolahraga, emosi. Jumlah pernapasan seseorang adalah:  Bayi baru lahir : 35-40 kali permenit  Bayi (6 bulan) : 30-50 kali permenit  Toddler (2 tahun) : 25-32 kali permenit
  • 5.  Anak-anak : 20-30 kali permenit  Remaja : 16-19 kali permenit  Dewasa : 12-20 kali permenit C. PEMERIKSAAN FISIK 1. Kepala Pemeriksaan yang dilakukan pada kulit kepala dan rambut adalah inspeksi dan palpasi. Berikut ini adalah pemeriksaan pada kulit kepala dan rambut. a. Inspeksi Lihat kebersihan kulit kepala, apakah ada ketombe, kutu kepala, warna rambut, persebaran rambut kepala, dan bentuk kepala. Beberapa kelainan pada wajah adalah sebagai berikut: 1) Eksoftalmos Mata menonjol keluar disebabkan oleh peningkatan tekanan intra-okuler (misalnya karena tumor pada orbital) 2) Akromegali ` Ditandai dengan membesarnya tulang kepala, terutama tampak di dahi, hidung dan rahang bawah. Hidung, bibir, dan telinga membesar karena hormon pertumbuhan yang terlalu banyak. Klien dengan peningkatan hormon adrenal atau yang sedang menjalani terapi hormon adrenal, mungkin mengalami sindrom Cushing, wajah berbentuk bundar (moon face) dengan pertumbuhan rambut yang berlebihan. Klien yang menderita gagal ginjal kronis memiliki wajah yang pucat dan edema disekitar mata Penyakit Parkinson menyebabkan penderitanya mengalami kesulitan untuk berekspresi dan menggerakkan otot wajah (wajah tampak kaku disebut Mask-like Face). Hal ini disebabkan oleh kelainan neurologis yang bersifat degeneratif dan progresif.
  • 6. b. Palpasi Rasakan adanya massa pada kepala, adanya perubahan kontur tengkorak , atau diskontinuitas tengkorak. Tanyakan apakah klien merasa nyeri, minta klien untuk menunjukkan dan jangan lanjutkan palpasi. 2. Mata Memungkinkan diagnosis anemia, diabetes, hipertensi, keadaan hiperviskositas, dan arteriosclerosis. Pemeriksaan fisik pada mata terdiri atas inspeksi dan palpasi. Ada pemeriksaan khusus untuk mengetahui fungsi persyarafan dan tajam penglihatan a. Inspeksi Inspeksi kelopak mata, bulu mata, bola mata, dan apartus lakrimal. Inspeksi juga konjungitva, sklera, kornea, ruang anterior, iris dan pupil. Gunakan oftalmoskop untuk mengkaji humor vitreous dan retina. 1) Kesimetrisan kedua mata dan alis serta persebarannya 2) Perhatikan kondisi di sekitar mata, lihat warna kelopak mata apakah tampak kantung mata. 3) Inspeksi Orbita dan Letak Mata 4) Perhatikanlah alis mata, yang tumbuh dengan sangat lambat. Hilangnya sepertiga lateral alis mata kadang-kadang dijumpai pada miksedema, suatu keadaan yang disebabkan oleh kekurangan hormone tiroid. Dan pada bola mata perhatikanlah apakah pasien menderita eksoftalmus atau tidak 5) Inspeksi Kelopak Mata Kelopak mata harus konsisten dengan corak klien, dengan tanpa oedema atau lesi. Lipatan palpebra harus simetris dengan tidak ada kelambatan kelopak.
  • 7. 6) Inspeksi Iris, Sklera dan Kornea Inspeksi bentuk iris, yang harus tampak datar jika dipandang dari samping, dan juga warnanya. Iris normal harus bulat dan simetris. Periksalah sclera untuk melihat peradangan dan perubahan warna. Kornea dapat diperiksa secara langsung atau dengan bantuan oftalmoskop. 7) Inspeksi pupil Periksa kesamaan ukuran, bentuk, reaksi terhadap cahaya, dan akomodasi pada pupil masing-masing mata. 8) inspeksi lapang pandang 9) pemeriksaan visus (ketajaman penglihatan) b. Palpasi Palpasi dengan perlahan adanya pembengkakan dan nyeri tekan pada kelopak mata. Kemudian, palpasi bola mata dengan menempatkan kedua ujung jari telunjuk di kelopak mata di atas sklera sementara klien melihat ke bawah. Bola mata harus teras sama keras. Kemudian, palpasi kantong lakrinal dengan menekankan jari telunjuk pada lingkar orbital bawah pada sisi yang paling dekat dengan hidung klien. Sambil menekan, observasi adanya regurgitasi abnormal materi purulen atau air mata yang berlebihan pada punctum, yang dapat mengindikasikan adanya sumbatan dalam duktus nasolakrimal. 3. Telinga Pemeriksaan fisik dada pada telinga meliputi inspeksi, palpasi, dan pemeriksaan tajam pendengaran. Pengkajian telinga secara umum bertujuan untukmengetahui keadaan teling luar, saluran telinga, gendang telinga/membrane tipani, dan pendengaran. Alta yang perlu disiapkan dalam pengkajian antara lain otoskop, garpu tala dan arloji. a. Inspeksi
  • 8. 1) Lihat kesimetrisan kedua daun telinga 2) Lihat adanya luka/bekas luka pada telinga dan sekitarnya 3) Lihat apakah ada darah atau sekret yang keluar 4) Lihat apakah gendang telinga dalam kondisi utuh atau tidak. b. Palpasi 1) Palpasi telinga pada daerah tragus, normalnya tidak akan terasa nyeri 2) Jika terjadi nyeri kemungkinan ada infeksi di dalam saluran telinga, selain itu warna tragus akan tampak memerah (radang) 3) Palpasi kelenjar limfe di sekitar aurikel c. Pemeriksaan tajam pendengaran 1) Tes berbisik (whispering test) 2) Tes weber 3) Tes Rinne 4. Pemeriksaan Hidung Dan Sinus Hidung dikaji dengan tujuan untuk mengetahui keadaan bentuk dan fungsi tulang hidung. Pemeriksaan fisik hidung yaitu dengan cara palpasi dan inspeksi. Pengkajian hidung dimulai dari bagian luar, bagian dalam dan sinus-sinus. Alat yang perlu dipersiapkan antara lain otoskop, speculum hidung, cermin, dan sumber penerangan. Pemeriksaan yang dapat digunakan adalah pemeriksaan Rhinoskopi anterior dan posterior. a. Cara inspeksi dan palpasi hidung bagian luar serta palpasi sinus 1) amati hidung bagian luar dari sisi depan, samping dan atas, perhatikan bentuk atau tulang hidung dari ketiga sisi. 2) Amati warna dan pembengkakan pada kulit hidung. 3) Amati kesimetrisan hidung 4) palpasi hidung luar, dan catat bila ditemukan ketidak abnormalan kulit atau tulang hidung. 5) Palpasi sinus maksilaris, frontalis dan etmoidalis. Perhatikan jika ada nyeri.
  • 9. b. Cara inspeksi hidung bagian dalam 1) Elevasikan lubang hidung pasien dengan cara menekan hidung pasien secara lembut dengan ibu jari anda, kemudian amati bagian anterior lubang hidung. 2) Amati posisi septum nasi dan kemungkinan adanya perfusi. 3) Amati bagian konka nasalis inferior 4) Pasang ujung spekulum hidung pada lubang hidung sehingga rongga hidung dapat diamati. 5) Amati bentuk dan posisi septum, kartilago, dan dinding-dinding rongga hidung serta selaput lendir pada rongga hidung (warna, sekresi, bengkak) 5. Pemeriksaan Mulut Dan Faring Pemeriksaan yang dilakukan yaitu inspeksi dan palpasi. Pengamatan diawali dengan mengamati bibir, gigi, gusi, lidah, selaput lendir, pipi bagian dalam, lantai dasar mulut, dan platum/ langit-langit mulut, kemudian faring. a. inspeksi mulut 1) Amati bibir untuk mengetahui adanya kelainan congenital, bibir sumbing, warna bibir, ulkus, lessi dan massa. 2) Lanjutkan pada pengamatan gigi. Amati posisi, jarak, gigi rahan atas dan bawah, ukuran, warna, lesi, atau adanya tumor pada setiap gigi. Amati juga akar-akar gigi, dan gusi secara khusus. 3) Perhatikan pula cirri-ciri umum sewaktu melakukan pengkajian antara lain kenersihan mulut dan bau mulut. 4) Lanjutkan pengamatan pada lidah dan perhatikan kesimetrisannya. amati kelurusan, warna, ulkus dan setiap ada kelainan. 5) Amati warna, adanya pembengkakan, tumor, sekresi, peradangan, ulkus, dan perdarahan pada selaput lendir semua bagian mulut secara sistematis.
  • 10. 6) Lalu lanjutkan pada inspeksi faring, dengan menganjurkan pasien membuka mulut dan menekan lidah pasien kebawah sewaktu pasien berkata “ah”. Amati kesimetrisan uvula pada faring. b. Cara palpasi mulut Palpasi pada mulut dilakukan terutama bila dari inspeksi belum diperoleh data yang meyakinkan. Tujuannya adalah mengetahui bentuk dan setiap ada kelainan yang dapat diketahui dengan palpasi, yang meliputi pipi, dasar mulut, palatum, dan lidah. 1) Pegang pipi di antara ibu jari dan jari telunjuk. Palpasi pipi secara sistematis, dan perhatikan adanya tumor atau pembengkakan. Bila ada pembengkakan, tentukan menurut ukuran, konsistensi, hubungan dengan daerah sekitarnya, dan adanya nyeri. 2) Lanjutkan palpasi pada platum dengan jari telunjuk dan rasakan adanya pembengkakan dan fisura. 3) Palpasi dasar mulut dengan cara minta pasien mengucapkan “el”, kemudian lakukan palpasi pada dasar mulut secara sistematis dengan jari telunjuk tangan kanan, catat bila ditemukan pembengkakan. 4) Palpasi lidah dengan cara meminta pasien menjulurkan lidah, pegang lidah dengan kasa steril menggunakan tangan kiri. Dengan jari telunjuk tangan kanan, lakukan palpasi lidah terutama bagian belakang dan batas-batas lidah. c. Faring Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat adanya hipermia, edema, absesretrofaringeal, peritonsilar, atau lainnya. Edema faring umunya ditandai dengan mukosa yang pucat dan sembab dan pada difteri dapat ditentukan dengan adanya bercak putih abu-abu yang sulit diangkat (pseudomembran).
  • 11. 6. Pemeriksaan Leher Tujuannya adalah mengetahui bentuk leher, serta organ-organ penting yang berkaitan. Caranya yaitu dengan inspeksi dan palpasi. Inspeksi leher Jaringan parut, massa, tortikolis Palpasi kelnjar limfe Limfadenopati servikal karena inflamasi, keganasan Inspeksi dan palpasi posisi trakea Deviasi trakea karena massa leher atau pneumotoraks Inspeksi kelenjar tiroid: Abnormalitas kelenjar tiroid Pada saat istirahat Ketika pasien menelan air Dari arah belakang pasien, palpasi kelenjar tiroid, termasuk ismus dan lobus lateral : Pada saat istirahat Ketka pasien menelan air