SlideShare a Scribd company logo
Topik ke 4 Himpunan
4-1
Konsep himpunan memegang peranan penting dalam matematika. Hal ini dikarenakan hampir
semua formula yang dikembangkan selalu berhubungan dengan obyek-obyek dengan sifat tertentu.
Obyek dengan sifat tertentu inilah yang nantinya membangun suatu himpunan. Pembahasan
dimulai dengan pengertian himpunan, beberapa terminology dasar, operasi dasar, hingga dalil-dalil
mengenai himpunan.
4.1 Himpunan
Istilah himpunan seringkali dikenal juga dengan Gugus atau Set. Penerapan konsep himpunan sangat
luas sekali, bahkan tidak berlebihan jika katakana bahwa hampir semua konsep matematika selalu
bersinggungan dengan masalah himpunan. Hal ini dikarenakan proses-proses atau manipulasi dalam konsep
tersebut diimplementasikan pada obyek-obyek dengan sifat tertentu. Obyek-obyek dengan sifat tertentu inilah
yang nantinya membentuk himpunan.
Definisi :
Himpunan adalah kumpulan obyek-obyek yang terdefinisi dengan jelas.
Arti dari terdefinisi dengan jelas adalah bahwa terhadap suatu obyek dapat dipastikan apakah obyek tersebut
termasuk atau tidak termasuk dalam himpunan.
Contoh :
Manakah dari pernyataan yang merupakan himpunan ?
a. Kumpulan huruf vokal dalam abjad bahasa Indonesia
b. Kumpulan bilangan bulat dari –5 sampai dengan 7
c. Kumpulan bilangan cacah
d. Kumpulan rambut yang ada di kepala manusia
e. Kumpulan ikan di waduk Jatiluhur
f. Kumpulan nilai x yang memenuhi persamaan x2-6x-16=0
Notasi Himpunan
Ada dua cara menyatakan suatu himpunan, yaitu :
a. dengan mensenaraikan semua anggoatanya
b. dengan menuliskan syarat keanggotaannya
Dengan metode senarai, maka semua elemen himpunan dituliskan dalam suatu kurung kurawal. Sebagai
contoh adalah :
a. A : himpunan vokal dalam abjad bahasa Indonesia.
Ditulis A={a, e, i, o, u}
Topik ke 4 Himpunan
4-2
b. B : himpunan bilangan cacah.
Ditulis B={0, 1, 2, …}, tanda “…” artinya dan seterusnya.
Sedangkan dengan metode pencatatan syarat keanggotaan, himpunan A dan B dapat dituliskan sebagai :
A=Himpunan huruf vokal dalam abjad bahasa Indonesia
B=Himpunan bilangan cacah
={x|x adalah bilangan cacah}
Keanggotaan Suatu Himpunan
Anggota suatu himpunan disebut elemen atau unsur himpunan. Keanggotaan suatu himpunan disimbolkan
dengan “”. Sedangkan untuk menyatakan bukan anggota digunakan symbol “”. Sebagai contoh perhatikan
himpunan A berikut :
A={1, (0), a, {b}}
Dari himpunan A ini dapat dikatakan beberapa hal berikut :
1A, (0)A, aA, {b}A, juga 2A, 0A, bA
Banyaknya anggota suatu himpunan, missal himpunan A, disebut sebagai ukuran atau bilangan kardinal dari
himpunan A tersebut, dan ditulis sebagai n(A) atau |A|. Untuk himpunan A seperti di atas, maka n(A) adalah
4, sebab himpunan A mempunyai anggota sebanyak 4. Perlu dicatat bahwa penulisan berulang suatu
keanggotaan dalam himpunan itu diabaikan, misalkana adalah :
A={0, 1, 4, 1, 1, 0}
Maka anggota himpunan A adalah 3, n(A)=3. Selain itu urutan penulian juga diabaikan. Contohnya :
A={0,1,2} artinya sama saja dengan A={2,1,0}
Kesamaan Antara Dua Himpunan
Dua buah himpunan dikatakan sama kalau :
1. banyaknya anggota sama
2. anggotanya sama persis
Contoh :
a. {0, ,1, 2}  {2, 1, 3}
b. {0, 1, 2}  {0, 1, 2, 3}
c. {0, 1, 2}  {0, 1}
d. {0, 1, 2} = {1, 0, 1, 1, 0, 2}
Himpunan Kosong
Konsep himpunan kosong dikembangkan berkaitan dengan himpunan-himpunan yang tidak mempunyai
anggota. Himpunan kosong disimbolkan dengan “{}” atau “”.
Definisi :
Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak mempunyai anggota.
Contoh :
a. A adalah himpunan bilangan cacah yang kurang dari –2
b. B={x|x2+x+10=0, xReal}
Dsb.
Topik ke 4 Himpunan
4-3
Himpunan Bagian
Istilah himpunan bagian sering dikenal juga dengan nama subset atau subgugus atau sub himpunan.
Himpunan bagian ini berhubungan dengan anggota suatu himpunan dikaitkan dengan anggota himpunan
lainnya.
Definisi :
Himpunan A dikatakan sebagai himpunan bagian dari himpunan B kalau semua anggota A
adalah juga anggota B (tetapi kalau anggota B belum tentu merupakan anggota himpunan A),
dan ditulis sebagai :
AB atau boleh juga BA
Kadang-kadang juga ditulis sebagai AB atau BA. Perbedaannya dalam hal ini adalah untuk yang pertama
diartikan sebagai adanya kemungkinan A sama dengan B. Sedangkan yang kedua bahwa tidak ada kemungkinan
A=B, atau dengan kata lain A adalah himpunan bagian murni dari B. Dalam kuliah ini dua symbol tersebut
akan diperlakukan sama saja, yaitu sesuai dengan definisi di atas.
Contoh :
a. {0, 1, 2}  {0, 1, 2}
b. {0, 1, 2}  {0, 1, 2, 3}
c. {a}  {b, {a}, c}
d. {}  {a, b, c}
e. {}  {a, b}
Jika banyaknya anggota dari himpunan A adalah n(A), maka banyaknya himpunan bagian dari A adalah 2n(A).
Sedangkan banyaknya himpunan bagian dari A yang beranggota sebanyak r adalah
n
rC .
Contoh :
A={a,b,c}, maka banyaknya himpunan bagian dari A adalah sebanyak 23=8. Sedangkan banyaknya
himpunan bagian dari A yang beranggota sebanyak 2 adalah 33
2 C .
Himpunan Universal
Istilah himpunan universal dikenal juga dengan nama himpunan semesta. Himpunan semesta atau
himpunan universal disimbolkan dengan “U” atau dengan “S”.
Definisi :
Himpunan semesta adalah himpunan yang beranggotakan semua obyek yang menjadi
perhatian.
Contoh :
a. Jika kita sedang membahas mengenai kenaikan tingkat mahasiswa D3 Ilmu Komputer, maka
sebagai himpunan semesta adalah :
S=himpunan semua mahasiswa D3 Jurusan Ilmu Komputer
b. Jika kita sedang membahas masalah kenaikan gaji staf di IPB, maka sebagai himpunan semesta
adalah :
S=himpunan dari semua pegawai maupun dosen di IPB
Himpunan Kuasa
Himpunan kuasa sering dikenal juga dengan istilah power set. Himpunan kuasa dari suatu himpunan A
disimbolkan dengan P(A).
Topik ke 4 Himpunan
4-4
Definisi : Himpunan kuasa dari suatu himpunan A adalah himpunan yang beranggotakan semua
himpunan bagian dari A.
Contoh :
A={a,b,c}, maka himpunan kuasa dari A adalah P(A)={,{a},{b},{c},{a,b},{a,c},b,c},a,b,c}}
Jika banyaknya anggota himpunan A adalah n(A), maka banyaknya anggota himpunan kuasa dari A
adalah 2n(A).
Latihan 4.1.
1. Jika A={0,,{},{{}}}, tentukan :
a. n(A)
b. banyaknya himpunan bagian dari A yang beranggota sebanyak 2
c. berapa banyak himpunan bagian dari A
d. tentukan himpunan kuasa dari A, yaitu P(A)
e. tentukan n(P(A)) dan n[P(P(A))]
f. ada berapa banyak himpunan bagian dari P{P[P(A)]}
g. Tentukan mana yang benar dan yang salah dari yang berikut :
(i) 0A (ii) 0A (iii) {0}A (iv) {0} A (v) A
(vi)   A (vii) {}A (viii) {}  A (ix) {}A (x) {}  A
(xi) {{}} A (xii) {{}}  A (xiii) {{{}}}  A (xiv) {{{}}} A
2. Tentukan apakah kalimat berikut benar atau salah ?
a. 
b. 
c. {}
d. {}
e. {}
f. {}
g. {}{}
h. {}{}
i. {a,}{a,{a,}}
j. { a,}{a,{a,}}
k. {a,b}{a,b,c,{a,b,c}}
l. {a,b}{a,b,c,{a,b,c}}
m. {a,b}{a,b,{{a,b}}}
n. {a,b}{a,b,{{a,b}}}
3. Tentukan himpunan-himpunan berikut :
a. {}
b. {}
c. {}{a,, {}}
d. {}{a,, {}}
e. {a,, {}}
f. {}{a,, {}}
4. Berikan contoh himpunan A, B, dan C sedemikian rupa sehingga AB, BC, dan AC.
4.2 Operasi Himpunan
Dari satu antar beberapa himpunan dapat dilakukan berbagai operasi. Beberapa operasi yang dikenal adalah :
komplemen, isisan, gabungan selisih serta beda setangkup. Sebelum kita membahas berbagai operasi diatas,
akan kita lihat dahulu satu metode untuk penggambaran visual himpunan, yaitu yang dikenal dengan istilah
Diagram Venn.
Diagram Venn
Diagram Venn merupakan cara untuk menggambarkan himpunan secara visual. Dalam hal ini kita mengarsir
daerah yang melingkupi keanggotaan suatu himpunan.
Topik ke 4 Himpunan
4-5
Contoh :
Komplemen
Komplemen suatu himpunan A disimbolkan dengan A’ atau AC atau A, atau boleh juga A .
Definisi : Komplemen dari himpunan A adalah suatu himpunan yang beranggota semua anggota
semesta, tetapi bukan anggota A.
Oleh karena itu, diagram Venn untuk komplemen suatu himpunan adalah sebagai berikut :
Contoh :
Kita membahas mengenai huruf vokal dalam abjad. Himpunan A adalah {i, e}, oleh karena itu
komplemen dari A adalah A’={a, u, o}.
Irisan Dua Himpunan
Irisan dua himpunan disimbolkan dengan . Istilah irisan sering dikenal juga dengan nama interseksi.
Definisi : Irisan dua himpunan A dengan B adalah himpunan yang beranggotakan semua anggota
yang sekaligus menjadi anggota A dan juga menjadi anggota B.
Simbol untuk irisan himpunan A dengan himpunan B adalah AB, yang dibaca sebagai “A irisan B”, atau
boleh juga “A dan B”, atau boleh juga “A interseksi B”.. Penggambarannya dalam diagram Venn adalah :
Contoh :
A={1,2,3,4} dan B={2,5,6,7,8}, maka AB={2}.
Jika irisan dua buah himpunan adalah himpunan kosong, , maka dikatakan bahwa himpunan A dan B saling
lepas.
U A
U
Daerah yang diarsir
menunjukkan daaerah A
U
A
U
Ac Daerah yang diarsir menunjukkan daaerah
A, sedangkan diluar yang diarsir adalah
daerah Ac
U
A BAB
Daerah yang diarsir
menunjukkan daaerah AB
Topik ke 4 Himpunan
4-6
Gabungan Dua Himpunan
Bagungan dua himpunan disimbolkan dengan . Istilah gabungan sering dikenal juga dengan nama union.
Definisi : Gabungan dua himpunan A dengan B adalah himpunan yang beranggotakan semua
anggota A atau semua anggota B.
Artinya yang menjadi anggota A saja, B saja atau A dan B.
Simbol untuk gabungan himpunan A dengan himpunan B adalah AB, yang dibaca sebagai “A gabungan
B”, atau boleh juga “A atau B”, atau boleh juga “A union B”. Penggambaran dalam diagram Venn adalah :
Contoh :
A={1,2,3,4} dan B={2,5,6,7,8}, maka AB={1,2,3,4,5,6,7,8}.
Selisih Dua Himpunan
Selisih dua himpunan memakai symbol “-“. Istilah yang juga sering dipakai adalah “beda” antar dua himpunan.
Definisi : Selisih antar himpunan A dengan himpunan B yang ditulis sebagai A-B adalah suatu
himpunan yang berisi semua anggota A, tetapi bukan anggota B.
Diagram Venn dari operasi ini adalah :
Contoh :
A={1,2,3,4} dan B={2,5,6,7,8}, maka A-B={1,3,4}.
Beda Setangkup Dua Himpunan
Beda setangkup antara dua himpunan memakai symbol “” atau kadang-kadang “ “.
Daerah yang diarsir
menunjukkan daaerah AB
U
A B
AB
U
A B
A-B
Daerah yang diarsir
menunjukkan daaerah A-B
Topik ke 4 Himpunan
4-7
Definisi : Beda setangkup antar himpunan A dengan himpunan B yang ditulis sebagai AB atau AB
adalah suatu himpunan yang berisi semua anggota A saja, atau semua anggota B saja, tidak
boleh merupakan sekaligus anggota A dan anggota B.
Diagram Venn dari operasi ini adalah :
Contoh :
A={1,2,3,4} dan B={2,5,6,7,8}, maka AB={1,3,4,5,6,7,8}.
Dalil-Dalil Dalam Himpunan
Ada analogi antara dalil dalam logika matematika dengan dalam dalam himpunan. Oleh karena itu, setelah kita
memahami dalail dalam logika, diharapkan kita tidak terlalu mendapat masalah untuk memahami dalil-dalil
berikut.
1. Komplemen Ganda
(Ac)c  A
2. Dalil De Morgan
(AB)c  AcBc
(AB)c  Ac Bc
3. Komutatif
AB  BA
AB  BA
4. Asosiatif
A(BC)  (AB)C
A(BC)  (AB)C
5. Distributif
A(BC)  (AB)(AC)
A(BC)  (AB)(AC)
6. Idempotent
AA  A
AA  A
Daerah yang diarsir
menunjukkan daaerah AB
U
A B
AB
Topik ke 4 Himpunan
4-8
7. Identitas
A  A
AU  A
8. Invers
AAc  U
AAc  
9. Dominasi
AU  U
A  
10. Penyerapan
A(AB)  A
A(AB)  A
Latihan 4.2.
1. Perhatikan diagram venn (huruf kecil di dalam diagram tersebut menunjukan banyaknya anggota) berikut:
Tentukan banyaknya anggota himpunan berikut :
a. AB b. AB c. ABC d. (AB) C
e. (AB)  (AC) f. (AB) C g. Jika A maka B h. A jika dan hanya jika B
2. Buat diagram venn dari :
a. ABC
b. (AB)  C
c. (AB) C
d. (AB)  (AC)
e. (AB) C
f. [A-(BC)](BC)
g. (ABC) [(AB) (AC) (BC)]
3. Gambarkan diagram venn untuk yang himpunan yang memenuhi berikut ini :
a. misalkan A dan B adalah himpunan sedemikian rupa sehingga :
“(AB) B namun tidak benar bahwa BA.”
b. Misalkan A, B, dan C adalah himpunan sedemikian rupa sehingga :
“(ABC)= , (AB) , (AC)  , dan (BC).”
U
C
A
Bb
c
d
e
f
g
a
h
Topik ke 4 Himpunan
4-9
4. Dari 75 anak bermain jenis A, B, dan C, diperoleh data sebagai berikut : 20 anak bermain ketiganya, 55
anak bermain sekurang-kurangnya dua macam permainan. Ongkos untuk sekali permainan adalah Rp.
1000. Jika ongkos total yang harus dibayar adalah Rp. 140.000, maka berapa anak yang tidak bermain sama
sekali?
5. Suatu kelas ada 50 mahasiswa. Dari dua kali ujian diperoleh data sebagai berikut : 26 anak mendapat nilai
A pada ujian I. 21 anak mendapat A pada ujian II, dan 17 anak tidak pernah mendapat A sama sekali.
Berapa orang yang mendapat nilai A baik pada ujian I maupun ujian II.
6. Dari hasil survey terhadap 500 orang mengenai tiga calon presiden : A, B, dan C, diperoleh data sebagai
berikut :
Ada 420 orang yang memberikan tanggapan dengan menunjukan pilihan terhadap tiga calon tersebut, yaitu
: 300 orang suka A, 140 orang suka B, 90 suka C, 60 orang suka A dan B, 50 orang suka A dan C, serta 20
orang suka B dan C.
a. Berapa yang suka A dan B saja.
b. Berapa yang suka A saja dan suka B saja?
c. Berapa orang tidak suka A
d. Berapa orang memberikan pilihan pada satu orang saja.
7. Dari suatu angket tentang hobby 150 orang, diperoleh keterangan : 50 orang suka olah raga, 105 orang
suka mendaki gunung atau kesenian, 100 orang suka olah raga atau kesenian, 95 orang suka olah raga saja
atau kesenian saja atau mendaki gunung saja, 25 orang suka olah raga dan kesenian atau olah raga dan
mendagi gunung, 19 orang suka olah raga dan kesenian atau kesenian dan mendagki gunung, 21 orang suka
olah raga dan mendaki gunung, dan 10 orang suka kesenian dan mendaki gunung tetapi tidak suka olah
raga.
a. Berapa orang yang suka kesenian?
b. Berapa orang yang : jika suka kesenian maka suka olah raga
c. berapa orang yang : suka kesenian jika dan hanya jika suka olah raga
8. Dalam suatu kelas terdiri dari 185 mahasiswa diketahui bahwa : 50 anak mendapat A pada ujian I, 55 anak
mendapat A pada ujian II, 60 anak mendapat A pada ujian III, 90 anak mendapat A pada ujian I atau pada
ujian II, 95 anak mendapat A pada ujian II atau ujian III, dan 70 anak tidak pernah mendapat A. Jika
aturan pemberian nilai adalah sebagai berikut :
A : kepada mahasiswa yang minimal pernah mendapat A dua kali
B : mahasiswa yang pernah mendapat A sekali
C : selainnya.
9. Buktikan
a. [(AB) C] = (AB) (BC) b. A-(A-B) = AB
c. A(B-A) =  d. (AB)-C = (A-C) (B-C)
e. [A(AB)] = A B f. A(BC) = (AB)(AC)
10. Buktikan untuk sembarang gugus berlaku :
a.n(Ab) = n(A) + n(B) - n(AB)
b.n(ABC) = n(A) + n(B) + n(C) - n(AB) - n(AC) - n(BC) + n(ABC)

More Related Content

What's hot

FUNGSI (gita permata sari)
FUNGSI (gita permata sari)FUNGSI (gita permata sari)
FUNGSI (gita permata sari)
MuhammadAgusridho
 
Relasi dan Fungsi
Relasi dan FungsiRelasi dan Fungsi
Relasi dan Fungsi
Khoirul Anam
 
Relasi dan Fungsi
Relasi dan FungsiRelasi dan Fungsi
Relasi dan Fungsi
aufa24
 
Bil.riil
Bil.riilBil.riil
Bil.riilEveeL
 
Matematika Relasi dan Fungsi
Matematika Relasi dan FungsiMatematika Relasi dan Fungsi
Matematika Relasi dan Fungsi
Maydina Izzatul
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
suartika
 
2 relasi-dan-fungsi
2 relasi-dan-fungsi2 relasi-dan-fungsi
2 relasi-dan-fungsi
arif budiono
 
himpunan dalam matematika
 himpunan dalam matematika himpunan dalam matematika
himpunan dalam matematika
Farichah Riha
 
PPT Himpunan Matematika Diskrit
PPT Himpunan Matematika DiskritPPT Himpunan Matematika Diskrit
PPT Himpunan Matematika Diskrit
Sigitpga
 
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 06
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 06Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 06
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 06
KuliahKita
 
Relasi dan fungsi
Relasi dan fungsiRelasi dan fungsi
Relasi dan fungsiblackcatt
 
Kardinalitas dan Operasi Dua Himpunan
Kardinalitas dan Operasi Dua HimpunanKardinalitas dan Operasi Dua Himpunan
Kardinalitas dan Operasi Dua Himpunan
Eman Mendrofa
 
Himpunan, Relasi & Fungsi, dan Logika Matematika
Himpunan, Relasi & Fungsi, dan Logika MatematikaHimpunan, Relasi & Fungsi, dan Logika Matematika
Himpunan, Relasi & Fungsi, dan Logika Matematika
siska sri asali
 
Relasi Dan Fungsi
Relasi Dan FungsiRelasi Dan Fungsi
Relasi Dan Fungsi
Ghiyats Bayu
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
novialfianto
 
Fungsi dan relasi
Fungsi dan relasiFungsi dan relasi
Fungsi dan relasi
Rizal Ogiek
 

What's hot (20)

FUNGSI (gita permata sari)
FUNGSI (gita permata sari)FUNGSI (gita permata sari)
FUNGSI (gita permata sari)
 
Relasi dan Fungsi
Relasi dan FungsiRelasi dan Fungsi
Relasi dan Fungsi
 
Relasi dan Fungsi
Relasi dan FungsiRelasi dan Fungsi
Relasi dan Fungsi
 
Fungsi dan relasi
Fungsi dan relasiFungsi dan relasi
Fungsi dan relasi
 
Bil.riil
Bil.riilBil.riil
Bil.riil
 
Rpp 8.1
Rpp 8.1Rpp 8.1
Rpp 8.1
 
Matematika Relasi dan Fungsi
Matematika Relasi dan FungsiMatematika Relasi dan Fungsi
Matematika Relasi dan Fungsi
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
2 relasi-dan-fungsi
2 relasi-dan-fungsi2 relasi-dan-fungsi
2 relasi-dan-fungsi
 
himpunan dalam matematika
 himpunan dalam matematika himpunan dalam matematika
himpunan dalam matematika
 
PPT Himpunan Matematika Diskrit
PPT Himpunan Matematika DiskritPPT Himpunan Matematika Diskrit
PPT Himpunan Matematika Diskrit
 
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 06
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 06Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 06
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 06
 
Relasi dan fungsi
Relasi dan fungsiRelasi dan fungsi
Relasi dan fungsi
 
Kardinalitas dan Operasi Dua Himpunan
Kardinalitas dan Operasi Dua HimpunanKardinalitas dan Operasi Dua Himpunan
Kardinalitas dan Operasi Dua Himpunan
 
Himpunan, Relasi & Fungsi, dan Logika Matematika
Himpunan, Relasi & Fungsi, dan Logika MatematikaHimpunan, Relasi & Fungsi, dan Logika Matematika
Himpunan, Relasi & Fungsi, dan Logika Matematika
 
Relasi Dan Fungsi
Relasi Dan FungsiRelasi Dan Fungsi
Relasi Dan Fungsi
 
Bab 7 fungsi
Bab 7 fungsiBab 7 fungsi
Bab 7 fungsi
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
Fungsi dan relasi
Fungsi dan relasiFungsi dan relasi
Fungsi dan relasi
 

Viewers also liked

Diskret II Logika
Diskret II LogikaDiskret II Logika
Diskret II Logika
Raden Maulana
 
Diskret III Induksi
Diskret III InduksiDiskret III Induksi
Diskret III Induksi
Raden Maulana
 
Diskret VII Graph
Diskret VII GraphDiskret VII Graph
Diskret VII Graph
Raden Maulana
 
Diskret VI Rekursif
Diskret VI RekursifDiskret VI Rekursif
Diskret VI Rekursif
Raden Maulana
 
Diskret I Kombinatorika
Diskret I KombinatorikaDiskret I Kombinatorika
Diskret I Kombinatorika
Raden Maulana
 
Diskret VIII Tree
Diskret VIII TreeDiskret VIII Tree
Diskret VIII Tree
Raden Maulana
 
Sesi 1 PB&S
Sesi 1 PB&SSesi 1 PB&S
Sesi 1 PB&S
Raden Maulana
 
Relasi Rekursi : Definisi, Contoh, Jenis Relasi Rekursi
Relasi Rekursi : Definisi, Contoh, Jenis Relasi RekursiRelasi Rekursi : Definisi, Contoh, Jenis Relasi Rekursi
Relasi Rekursi : Definisi, Contoh, Jenis Relasi RekursiOnggo Wiryawan
 
Matematika Diskrit - 01 pengantar matematika diskrit
Matematika Diskrit - 01 pengantar matematika diskrit Matematika Diskrit - 01 pengantar matematika diskrit
Matematika Diskrit - 01 pengantar matematika diskrit
KuliahKita
 
Himpunan dan sistem bilangan (pertemuan 1)
Himpunan dan sistem bilangan (pertemuan 1)Himpunan dan sistem bilangan (pertemuan 1)
Himpunan dan sistem bilangan (pertemuan 1)
Ryan Arifiana Sungkar
 
Beberapa distribusi peluang kontinu
Beberapa distribusi peluang kontinuBeberapa distribusi peluang kontinu
Beberapa distribusi peluang kontinu
Raden Maulana
 
SOAL HIMPUNAN SMP KELAS 9
SOAL HIMPUNAN SMP KELAS 9SOAL HIMPUNAN SMP KELAS 9
SOAL HIMPUNAN SMP KELAS 9
ARISKA COMPNET
 
1 pendahuluan-matematika-bisnis-ekonomi
1 pendahuluan-matematika-bisnis-ekonomi1 pendahuluan-matematika-bisnis-ekonomi
1 pendahuluan-matematika-bisnis-ekonomiHaidar Bashofi
 
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Raden Maulana
 
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...Fatma Qolbi
 
Fungsi Relasi dan Jenis Fungsi
Fungsi Relasi dan Jenis FungsiFungsi Relasi dan Jenis Fungsi
Fungsi Relasi dan Jenis Fungsi
sipolos
 
Kumpulan soal-dan-pembahasan-himpunan
Kumpulan soal-dan-pembahasan-himpunanKumpulan soal-dan-pembahasan-himpunan
Kumpulan soal-dan-pembahasan-himpunan
Dermawan12
 

Viewers also liked (18)

Diskret II Logika
Diskret II LogikaDiskret II Logika
Diskret II Logika
 
Diskret III Induksi
Diskret III InduksiDiskret III Induksi
Diskret III Induksi
 
Diskret VII Graph
Diskret VII GraphDiskret VII Graph
Diskret VII Graph
 
Diskret VI Rekursif
Diskret VI RekursifDiskret VI Rekursif
Diskret VI Rekursif
 
Diskret I Kombinatorika
Diskret I KombinatorikaDiskret I Kombinatorika
Diskret I Kombinatorika
 
Diskret VIII Tree
Diskret VIII TreeDiskret VIII Tree
Diskret VIII Tree
 
Sesi 1 PB&S
Sesi 1 PB&SSesi 1 PB&S
Sesi 1 PB&S
 
Relasi Rekursi : Definisi, Contoh, Jenis Relasi Rekursi
Relasi Rekursi : Definisi, Contoh, Jenis Relasi RekursiRelasi Rekursi : Definisi, Contoh, Jenis Relasi Rekursi
Relasi Rekursi : Definisi, Contoh, Jenis Relasi Rekursi
 
Matematika Diskrit - 01 pengantar matematika diskrit
Matematika Diskrit - 01 pengantar matematika diskrit Matematika Diskrit - 01 pengantar matematika diskrit
Matematika Diskrit - 01 pengantar matematika diskrit
 
Himpunan dan sistem bilangan (pertemuan 1)
Himpunan dan sistem bilangan (pertemuan 1)Himpunan dan sistem bilangan (pertemuan 1)
Himpunan dan sistem bilangan (pertemuan 1)
 
Beberapa distribusi peluang kontinu
Beberapa distribusi peluang kontinuBeberapa distribusi peluang kontinu
Beberapa distribusi peluang kontinu
 
SOAL HIMPUNAN SMP KELAS 9
SOAL HIMPUNAN SMP KELAS 9SOAL HIMPUNAN SMP KELAS 9
SOAL HIMPUNAN SMP KELAS 9
 
1 pendahuluan-matematika-bisnis-ekonomi
1 pendahuluan-matematika-bisnis-ekonomi1 pendahuluan-matematika-bisnis-ekonomi
1 pendahuluan-matematika-bisnis-ekonomi
 
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
 
Matematika diskrit
Matematika diskritMatematika diskrit
Matematika diskrit
 
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...
 
Fungsi Relasi dan Jenis Fungsi
Fungsi Relasi dan Jenis FungsiFungsi Relasi dan Jenis Fungsi
Fungsi Relasi dan Jenis Fungsi
 
Kumpulan soal-dan-pembahasan-himpunan
Kumpulan soal-dan-pembahasan-himpunanKumpulan soal-dan-pembahasan-himpunan
Kumpulan soal-dan-pembahasan-himpunan
 

Similar to Diskret IV Himpunan

Matematika Kelas 7 Bab 2 Himpunan.pptx
Matematika Kelas 7 Bab 2 Himpunan.pptxMatematika Kelas 7 Bab 2 Himpunan.pptx
Matematika Kelas 7 Bab 2 Himpunan.pptx
mohoguru
 
Puspasari Ramadhani_ PPT Himpunan
Puspasari Ramadhani_ PPT HimpunanPuspasari Ramadhani_ PPT Himpunan
Puspasari Ramadhani_ PPT Himpunan
PuspasariRamadhani
 
BMP ESPA4122 Matematika Ekonomi
BMP ESPA4122 Matematika EkonomiBMP ESPA4122 Matematika Ekonomi
BMP ESPA4122 Matematika Ekonomi
Mang Engkus
 
Bab ii pengantar topologi
Bab ii pengantar topologiBab ii pengantar topologi
Bab ii pengantar topologiMayawi Karim
 
Ppt himpunan k13 resi novita sari
Ppt himpunan k13 resi novita sariPpt himpunan k13 resi novita sari
Ppt himpunan k13 resi novita sari
IZZATUR RAHMI
 
Pengantar dasar matematika
Pengantar dasar matematikaPengantar dasar matematika
Pengantar dasar matematika
taufiq99
 
Ppt himpunan
Ppt himpunanPpt himpunan
Ppt himpunan
endah kurnia
 
File pendukung himpunan
File pendukung himpunanFile pendukung himpunan
File pendukung himpunanNova Amalia
 
Abstrak
AbstrakAbstrak
Abstrak
maman wijaya
 
Himpunan Kelas 7 Semester Genap
Himpunan Kelas 7 Semester GenapHimpunan Kelas 7 Semester Genap
Himpunan Kelas 7 Semester Genap
DOLI SYAHPUTRA, ST
 
Menyatakan himpunan Kelas VII Semester Genap
Menyatakan himpunan Kelas VII Semester GenapMenyatakan himpunan Kelas VII Semester Genap
Menyatakan himpunan Kelas VII Semester Genap
Doli Syahputra
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
Merry .
 
Himpunan dan sistem_bilangan_real
Himpunan dan sistem_bilangan_realHimpunan dan sistem_bilangan_real
Himpunan dan sistem_bilangan_real
Achmad Syahyoudie
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
02031972
 

Similar to Diskret IV Himpunan (20)

R5a kelompok 3
R5a kelompok 3R5a kelompok 3
R5a kelompok 3
 
Matematika Kelas 7 Bab 2 Himpunan.pptx
Matematika Kelas 7 Bab 2 Himpunan.pptxMatematika Kelas 7 Bab 2 Himpunan.pptx
Matematika Kelas 7 Bab 2 Himpunan.pptx
 
R5a kelompok 3
R5a kelompok 3R5a kelompok 3
R5a kelompok 3
 
R5a kelompok 3
R5a kelompok 3R5a kelompok 3
R5a kelompok 3
 
Puspasari Ramadhani_ PPT Himpunan
Puspasari Ramadhani_ PPT HimpunanPuspasari Ramadhani_ PPT Himpunan
Puspasari Ramadhani_ PPT Himpunan
 
BMP ESPA4122 Matematika Ekonomi
BMP ESPA4122 Matematika EkonomiBMP ESPA4122 Matematika Ekonomi
BMP ESPA4122 Matematika Ekonomi
 
Bab ii pengantar topologi
Bab ii pengantar topologiBab ii pengantar topologi
Bab ii pengantar topologi
 
Rangkuman himpunan
Rangkuman himpunanRangkuman himpunan
Rangkuman himpunan
 
Ppt himpunan k13 resi novita sari
Ppt himpunan k13 resi novita sariPpt himpunan k13 resi novita sari
Ppt himpunan k13 resi novita sari
 
1_2.pdf
1_2.pdf1_2.pdf
1_2.pdf
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
Pengantar dasar matematika
Pengantar dasar matematikaPengantar dasar matematika
Pengantar dasar matematika
 
Ppt himpunan
Ppt himpunanPpt himpunan
Ppt himpunan
 
File pendukung himpunan
File pendukung himpunanFile pendukung himpunan
File pendukung himpunan
 
Abstrak
AbstrakAbstrak
Abstrak
 
Himpunan Kelas 7 Semester Genap
Himpunan Kelas 7 Semester GenapHimpunan Kelas 7 Semester Genap
Himpunan Kelas 7 Semester Genap
 
Menyatakan himpunan Kelas VII Semester Genap
Menyatakan himpunan Kelas VII Semester GenapMenyatakan himpunan Kelas VII Semester Genap
Menyatakan himpunan Kelas VII Semester Genap
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
Himpunan dan sistem_bilangan_real
Himpunan dan sistem_bilangan_realHimpunan dan sistem_bilangan_real
Himpunan dan sistem_bilangan_real
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 

More from Raden Maulana

Kuliah statistika lanjut
Kuliah statistika lanjutKuliah statistika lanjut
Kuliah statistika lanjut
Raden Maulana
 
Kuliah statistika dasar
Kuliah statistika dasarKuliah statistika dasar
Kuliah statistika dasar
Raden Maulana
 
Algoritma pemrograman terstruktur
Algoritma pemrograman terstrukturAlgoritma pemrograman terstruktur
Algoritma pemrograman terstruktur
Raden Maulana
 
00 kuliah-03-01-distribusi-probabilitas-diskret-teoritis
00 kuliah-03-01-distribusi-probabilitas-diskret-teoritis00 kuliah-03-01-distribusi-probabilitas-diskret-teoritis
00 kuliah-03-01-distribusi-probabilitas-diskret-teoritis
Raden Maulana
 
Pengantar R3
Pengantar R3Pengantar R3
Pengantar R3
Raden Maulana
 
Pengantar R
Pengantar RPengantar R
Pengantar R
Raden Maulana
 

More from Raden Maulana (6)

Kuliah statistika lanjut
Kuliah statistika lanjutKuliah statistika lanjut
Kuliah statistika lanjut
 
Kuliah statistika dasar
Kuliah statistika dasarKuliah statistika dasar
Kuliah statistika dasar
 
Algoritma pemrograman terstruktur
Algoritma pemrograman terstrukturAlgoritma pemrograman terstruktur
Algoritma pemrograman terstruktur
 
00 kuliah-03-01-distribusi-probabilitas-diskret-teoritis
00 kuliah-03-01-distribusi-probabilitas-diskret-teoritis00 kuliah-03-01-distribusi-probabilitas-diskret-teoritis
00 kuliah-03-01-distribusi-probabilitas-diskret-teoritis
 
Pengantar R3
Pengantar R3Pengantar R3
Pengantar R3
 
Pengantar R
Pengantar RPengantar R
Pengantar R
 

Recently uploaded

INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
haryonospdsd011
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
WILDANREYkun
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
suprihatin1885
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
johan199969
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
RinawatiRinawati10
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 

Recently uploaded (20)

INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 

Diskret IV Himpunan

  • 1. Topik ke 4 Himpunan 4-1 Konsep himpunan memegang peranan penting dalam matematika. Hal ini dikarenakan hampir semua formula yang dikembangkan selalu berhubungan dengan obyek-obyek dengan sifat tertentu. Obyek dengan sifat tertentu inilah yang nantinya membangun suatu himpunan. Pembahasan dimulai dengan pengertian himpunan, beberapa terminology dasar, operasi dasar, hingga dalil-dalil mengenai himpunan. 4.1 Himpunan Istilah himpunan seringkali dikenal juga dengan Gugus atau Set. Penerapan konsep himpunan sangat luas sekali, bahkan tidak berlebihan jika katakana bahwa hampir semua konsep matematika selalu bersinggungan dengan masalah himpunan. Hal ini dikarenakan proses-proses atau manipulasi dalam konsep tersebut diimplementasikan pada obyek-obyek dengan sifat tertentu. Obyek-obyek dengan sifat tertentu inilah yang nantinya membentuk himpunan. Definisi : Himpunan adalah kumpulan obyek-obyek yang terdefinisi dengan jelas. Arti dari terdefinisi dengan jelas adalah bahwa terhadap suatu obyek dapat dipastikan apakah obyek tersebut termasuk atau tidak termasuk dalam himpunan. Contoh : Manakah dari pernyataan yang merupakan himpunan ? a. Kumpulan huruf vokal dalam abjad bahasa Indonesia b. Kumpulan bilangan bulat dari –5 sampai dengan 7 c. Kumpulan bilangan cacah d. Kumpulan rambut yang ada di kepala manusia e. Kumpulan ikan di waduk Jatiluhur f. Kumpulan nilai x yang memenuhi persamaan x2-6x-16=0 Notasi Himpunan Ada dua cara menyatakan suatu himpunan, yaitu : a. dengan mensenaraikan semua anggoatanya b. dengan menuliskan syarat keanggotaannya Dengan metode senarai, maka semua elemen himpunan dituliskan dalam suatu kurung kurawal. Sebagai contoh adalah : a. A : himpunan vokal dalam abjad bahasa Indonesia. Ditulis A={a, e, i, o, u}
  • 2. Topik ke 4 Himpunan 4-2 b. B : himpunan bilangan cacah. Ditulis B={0, 1, 2, …}, tanda “…” artinya dan seterusnya. Sedangkan dengan metode pencatatan syarat keanggotaan, himpunan A dan B dapat dituliskan sebagai : A=Himpunan huruf vokal dalam abjad bahasa Indonesia B=Himpunan bilangan cacah ={x|x adalah bilangan cacah} Keanggotaan Suatu Himpunan Anggota suatu himpunan disebut elemen atau unsur himpunan. Keanggotaan suatu himpunan disimbolkan dengan “”. Sedangkan untuk menyatakan bukan anggota digunakan symbol “”. Sebagai contoh perhatikan himpunan A berikut : A={1, (0), a, {b}} Dari himpunan A ini dapat dikatakan beberapa hal berikut : 1A, (0)A, aA, {b}A, juga 2A, 0A, bA Banyaknya anggota suatu himpunan, missal himpunan A, disebut sebagai ukuran atau bilangan kardinal dari himpunan A tersebut, dan ditulis sebagai n(A) atau |A|. Untuk himpunan A seperti di atas, maka n(A) adalah 4, sebab himpunan A mempunyai anggota sebanyak 4. Perlu dicatat bahwa penulisan berulang suatu keanggotaan dalam himpunan itu diabaikan, misalkana adalah : A={0, 1, 4, 1, 1, 0} Maka anggota himpunan A adalah 3, n(A)=3. Selain itu urutan penulian juga diabaikan. Contohnya : A={0,1,2} artinya sama saja dengan A={2,1,0} Kesamaan Antara Dua Himpunan Dua buah himpunan dikatakan sama kalau : 1. banyaknya anggota sama 2. anggotanya sama persis Contoh : a. {0, ,1, 2}  {2, 1, 3} b. {0, 1, 2}  {0, 1, 2, 3} c. {0, 1, 2}  {0, 1} d. {0, 1, 2} = {1, 0, 1, 1, 0, 2} Himpunan Kosong Konsep himpunan kosong dikembangkan berkaitan dengan himpunan-himpunan yang tidak mempunyai anggota. Himpunan kosong disimbolkan dengan “{}” atau “”. Definisi : Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak mempunyai anggota. Contoh : a. A adalah himpunan bilangan cacah yang kurang dari –2 b. B={x|x2+x+10=0, xReal} Dsb.
  • 3. Topik ke 4 Himpunan 4-3 Himpunan Bagian Istilah himpunan bagian sering dikenal juga dengan nama subset atau subgugus atau sub himpunan. Himpunan bagian ini berhubungan dengan anggota suatu himpunan dikaitkan dengan anggota himpunan lainnya. Definisi : Himpunan A dikatakan sebagai himpunan bagian dari himpunan B kalau semua anggota A adalah juga anggota B (tetapi kalau anggota B belum tentu merupakan anggota himpunan A), dan ditulis sebagai : AB atau boleh juga BA Kadang-kadang juga ditulis sebagai AB atau BA. Perbedaannya dalam hal ini adalah untuk yang pertama diartikan sebagai adanya kemungkinan A sama dengan B. Sedangkan yang kedua bahwa tidak ada kemungkinan A=B, atau dengan kata lain A adalah himpunan bagian murni dari B. Dalam kuliah ini dua symbol tersebut akan diperlakukan sama saja, yaitu sesuai dengan definisi di atas. Contoh : a. {0, 1, 2}  {0, 1, 2} b. {0, 1, 2}  {0, 1, 2, 3} c. {a}  {b, {a}, c} d. {}  {a, b, c} e. {}  {a, b} Jika banyaknya anggota dari himpunan A adalah n(A), maka banyaknya himpunan bagian dari A adalah 2n(A). Sedangkan banyaknya himpunan bagian dari A yang beranggota sebanyak r adalah n rC . Contoh : A={a,b,c}, maka banyaknya himpunan bagian dari A adalah sebanyak 23=8. Sedangkan banyaknya himpunan bagian dari A yang beranggota sebanyak 2 adalah 33 2 C . Himpunan Universal Istilah himpunan universal dikenal juga dengan nama himpunan semesta. Himpunan semesta atau himpunan universal disimbolkan dengan “U” atau dengan “S”. Definisi : Himpunan semesta adalah himpunan yang beranggotakan semua obyek yang menjadi perhatian. Contoh : a. Jika kita sedang membahas mengenai kenaikan tingkat mahasiswa D3 Ilmu Komputer, maka sebagai himpunan semesta adalah : S=himpunan semua mahasiswa D3 Jurusan Ilmu Komputer b. Jika kita sedang membahas masalah kenaikan gaji staf di IPB, maka sebagai himpunan semesta adalah : S=himpunan dari semua pegawai maupun dosen di IPB Himpunan Kuasa Himpunan kuasa sering dikenal juga dengan istilah power set. Himpunan kuasa dari suatu himpunan A disimbolkan dengan P(A).
  • 4. Topik ke 4 Himpunan 4-4 Definisi : Himpunan kuasa dari suatu himpunan A adalah himpunan yang beranggotakan semua himpunan bagian dari A. Contoh : A={a,b,c}, maka himpunan kuasa dari A adalah P(A)={,{a},{b},{c},{a,b},{a,c},b,c},a,b,c}} Jika banyaknya anggota himpunan A adalah n(A), maka banyaknya anggota himpunan kuasa dari A adalah 2n(A). Latihan 4.1. 1. Jika A={0,,{},{{}}}, tentukan : a. n(A) b. banyaknya himpunan bagian dari A yang beranggota sebanyak 2 c. berapa banyak himpunan bagian dari A d. tentukan himpunan kuasa dari A, yaitu P(A) e. tentukan n(P(A)) dan n[P(P(A))] f. ada berapa banyak himpunan bagian dari P{P[P(A)]} g. Tentukan mana yang benar dan yang salah dari yang berikut : (i) 0A (ii) 0A (iii) {0}A (iv) {0} A (v) A (vi)   A (vii) {}A (viii) {}  A (ix) {}A (x) {}  A (xi) {{}} A (xii) {{}}  A (xiii) {{{}}}  A (xiv) {{{}}} A 2. Tentukan apakah kalimat berikut benar atau salah ? a.  b.  c. {} d. {} e. {} f. {} g. {}{} h. {}{} i. {a,}{a,{a,}} j. { a,}{a,{a,}} k. {a,b}{a,b,c,{a,b,c}} l. {a,b}{a,b,c,{a,b,c}} m. {a,b}{a,b,{{a,b}}} n. {a,b}{a,b,{{a,b}}} 3. Tentukan himpunan-himpunan berikut : a. {} b. {} c. {}{a,, {}} d. {}{a,, {}} e. {a,, {}} f. {}{a,, {}} 4. Berikan contoh himpunan A, B, dan C sedemikian rupa sehingga AB, BC, dan AC. 4.2 Operasi Himpunan Dari satu antar beberapa himpunan dapat dilakukan berbagai operasi. Beberapa operasi yang dikenal adalah : komplemen, isisan, gabungan selisih serta beda setangkup. Sebelum kita membahas berbagai operasi diatas, akan kita lihat dahulu satu metode untuk penggambaran visual himpunan, yaitu yang dikenal dengan istilah Diagram Venn. Diagram Venn Diagram Venn merupakan cara untuk menggambarkan himpunan secara visual. Dalam hal ini kita mengarsir daerah yang melingkupi keanggotaan suatu himpunan.
  • 5. Topik ke 4 Himpunan 4-5 Contoh : Komplemen Komplemen suatu himpunan A disimbolkan dengan A’ atau AC atau A, atau boleh juga A . Definisi : Komplemen dari himpunan A adalah suatu himpunan yang beranggota semua anggota semesta, tetapi bukan anggota A. Oleh karena itu, diagram Venn untuk komplemen suatu himpunan adalah sebagai berikut : Contoh : Kita membahas mengenai huruf vokal dalam abjad. Himpunan A adalah {i, e}, oleh karena itu komplemen dari A adalah A’={a, u, o}. Irisan Dua Himpunan Irisan dua himpunan disimbolkan dengan . Istilah irisan sering dikenal juga dengan nama interseksi. Definisi : Irisan dua himpunan A dengan B adalah himpunan yang beranggotakan semua anggota yang sekaligus menjadi anggota A dan juga menjadi anggota B. Simbol untuk irisan himpunan A dengan himpunan B adalah AB, yang dibaca sebagai “A irisan B”, atau boleh juga “A dan B”, atau boleh juga “A interseksi B”.. Penggambarannya dalam diagram Venn adalah : Contoh : A={1,2,3,4} dan B={2,5,6,7,8}, maka AB={2}. Jika irisan dua buah himpunan adalah himpunan kosong, , maka dikatakan bahwa himpunan A dan B saling lepas. U A U Daerah yang diarsir menunjukkan daaerah A U A U Ac Daerah yang diarsir menunjukkan daaerah A, sedangkan diluar yang diarsir adalah daerah Ac U A BAB Daerah yang diarsir menunjukkan daaerah AB
  • 6. Topik ke 4 Himpunan 4-6 Gabungan Dua Himpunan Bagungan dua himpunan disimbolkan dengan . Istilah gabungan sering dikenal juga dengan nama union. Definisi : Gabungan dua himpunan A dengan B adalah himpunan yang beranggotakan semua anggota A atau semua anggota B. Artinya yang menjadi anggota A saja, B saja atau A dan B. Simbol untuk gabungan himpunan A dengan himpunan B adalah AB, yang dibaca sebagai “A gabungan B”, atau boleh juga “A atau B”, atau boleh juga “A union B”. Penggambaran dalam diagram Venn adalah : Contoh : A={1,2,3,4} dan B={2,5,6,7,8}, maka AB={1,2,3,4,5,6,7,8}. Selisih Dua Himpunan Selisih dua himpunan memakai symbol “-“. Istilah yang juga sering dipakai adalah “beda” antar dua himpunan. Definisi : Selisih antar himpunan A dengan himpunan B yang ditulis sebagai A-B adalah suatu himpunan yang berisi semua anggota A, tetapi bukan anggota B. Diagram Venn dari operasi ini adalah : Contoh : A={1,2,3,4} dan B={2,5,6,7,8}, maka A-B={1,3,4}. Beda Setangkup Dua Himpunan Beda setangkup antara dua himpunan memakai symbol “” atau kadang-kadang “ “. Daerah yang diarsir menunjukkan daaerah AB U A B AB U A B A-B Daerah yang diarsir menunjukkan daaerah A-B
  • 7. Topik ke 4 Himpunan 4-7 Definisi : Beda setangkup antar himpunan A dengan himpunan B yang ditulis sebagai AB atau AB adalah suatu himpunan yang berisi semua anggota A saja, atau semua anggota B saja, tidak boleh merupakan sekaligus anggota A dan anggota B. Diagram Venn dari operasi ini adalah : Contoh : A={1,2,3,4} dan B={2,5,6,7,8}, maka AB={1,3,4,5,6,7,8}. Dalil-Dalil Dalam Himpunan Ada analogi antara dalil dalam logika matematika dengan dalam dalam himpunan. Oleh karena itu, setelah kita memahami dalail dalam logika, diharapkan kita tidak terlalu mendapat masalah untuk memahami dalil-dalil berikut. 1. Komplemen Ganda (Ac)c  A 2. Dalil De Morgan (AB)c  AcBc (AB)c  Ac Bc 3. Komutatif AB  BA AB  BA 4. Asosiatif A(BC)  (AB)C A(BC)  (AB)C 5. Distributif A(BC)  (AB)(AC) A(BC)  (AB)(AC) 6. Idempotent AA  A AA  A Daerah yang diarsir menunjukkan daaerah AB U A B AB
  • 8. Topik ke 4 Himpunan 4-8 7. Identitas A  A AU  A 8. Invers AAc  U AAc   9. Dominasi AU  U A   10. Penyerapan A(AB)  A A(AB)  A Latihan 4.2. 1. Perhatikan diagram venn (huruf kecil di dalam diagram tersebut menunjukan banyaknya anggota) berikut: Tentukan banyaknya anggota himpunan berikut : a. AB b. AB c. ABC d. (AB) C e. (AB)  (AC) f. (AB) C g. Jika A maka B h. A jika dan hanya jika B 2. Buat diagram venn dari : a. ABC b. (AB)  C c. (AB) C d. (AB)  (AC) e. (AB) C f. [A-(BC)](BC) g. (ABC) [(AB) (AC) (BC)] 3. Gambarkan diagram venn untuk yang himpunan yang memenuhi berikut ini : a. misalkan A dan B adalah himpunan sedemikian rupa sehingga : “(AB) B namun tidak benar bahwa BA.” b. Misalkan A, B, dan C adalah himpunan sedemikian rupa sehingga : “(ABC)= , (AB) , (AC)  , dan (BC).” U C A Bb c d e f g a h
  • 9. Topik ke 4 Himpunan 4-9 4. Dari 75 anak bermain jenis A, B, dan C, diperoleh data sebagai berikut : 20 anak bermain ketiganya, 55 anak bermain sekurang-kurangnya dua macam permainan. Ongkos untuk sekali permainan adalah Rp. 1000. Jika ongkos total yang harus dibayar adalah Rp. 140.000, maka berapa anak yang tidak bermain sama sekali? 5. Suatu kelas ada 50 mahasiswa. Dari dua kali ujian diperoleh data sebagai berikut : 26 anak mendapat nilai A pada ujian I. 21 anak mendapat A pada ujian II, dan 17 anak tidak pernah mendapat A sama sekali. Berapa orang yang mendapat nilai A baik pada ujian I maupun ujian II. 6. Dari hasil survey terhadap 500 orang mengenai tiga calon presiden : A, B, dan C, diperoleh data sebagai berikut : Ada 420 orang yang memberikan tanggapan dengan menunjukan pilihan terhadap tiga calon tersebut, yaitu : 300 orang suka A, 140 orang suka B, 90 suka C, 60 orang suka A dan B, 50 orang suka A dan C, serta 20 orang suka B dan C. a. Berapa yang suka A dan B saja. b. Berapa yang suka A saja dan suka B saja? c. Berapa orang tidak suka A d. Berapa orang memberikan pilihan pada satu orang saja. 7. Dari suatu angket tentang hobby 150 orang, diperoleh keterangan : 50 orang suka olah raga, 105 orang suka mendaki gunung atau kesenian, 100 orang suka olah raga atau kesenian, 95 orang suka olah raga saja atau kesenian saja atau mendaki gunung saja, 25 orang suka olah raga dan kesenian atau olah raga dan mendagi gunung, 19 orang suka olah raga dan kesenian atau kesenian dan mendagki gunung, 21 orang suka olah raga dan mendaki gunung, dan 10 orang suka kesenian dan mendaki gunung tetapi tidak suka olah raga. a. Berapa orang yang suka kesenian? b. Berapa orang yang : jika suka kesenian maka suka olah raga c. berapa orang yang : suka kesenian jika dan hanya jika suka olah raga 8. Dalam suatu kelas terdiri dari 185 mahasiswa diketahui bahwa : 50 anak mendapat A pada ujian I, 55 anak mendapat A pada ujian II, 60 anak mendapat A pada ujian III, 90 anak mendapat A pada ujian I atau pada ujian II, 95 anak mendapat A pada ujian II atau ujian III, dan 70 anak tidak pernah mendapat A. Jika aturan pemberian nilai adalah sebagai berikut : A : kepada mahasiswa yang minimal pernah mendapat A dua kali B : mahasiswa yang pernah mendapat A sekali C : selainnya. 9. Buktikan a. [(AB) C] = (AB) (BC) b. A-(A-B) = AB c. A(B-A) =  d. (AB)-C = (A-C) (B-C) e. [A(AB)] = A B f. A(BC) = (AB)(AC) 10. Buktikan untuk sembarang gugus berlaku : a.n(Ab) = n(A) + n(B) - n(AB) b.n(ABC) = n(A) + n(B) + n(C) - n(AB) - n(AC) - n(BC) + n(ABC)