1. Modul ini membahas pentingnya pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin pendidikan. Keputusan yang diambil harus mempertimbangkan prinsip-prinsip Ki Hajar Dewantara dan dilakukan secara matang melalui berbagai langkah.
Dokumen tersebut membahas tentang filosofi pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara yang menempatkan tujuan pendidikan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan siswa. Dokumen tersebut juga menjelaskan tentang visi guru pengerak yang berpihak pada siswa dan menggerakkan komunitas pembelajaran serta menggunakan pendekatan inkuiri aprecitatif dalam perubahan pembelajaran.
Guru bernama Pak Dermawan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi untuk memenuhi kebutuhan belajar murid-muridnya. Dia melakukan asesmen awal untuk mengetahui pengetahuan awal dan minat murid, lalu menentukan kebutuhan belajar masing-masing siswa. Pak Dermawan menerapkan diferensiasi konten, proses, dan produk dengan memberikan bahan ajar, aktivitas, dan tugas yang disesuaikan dengan kesiapan set
Dokumen tersebut membahas tentang filosofi pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara yang menempatkan tujuan pendidikan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan siswa. Dokumen tersebut juga menjelaskan tentang visi guru pengerak yang berpihak pada siswa dan menggerakkan komunitas pembelajaran serta menggunakan pendekatan inkuiri aprecitatif dalam perubahan pembelajaran.
Guru bernama Pak Dermawan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi untuk memenuhi kebutuhan belajar murid-muridnya. Dia melakukan asesmen awal untuk mengetahui pengetahuan awal dan minat murid, lalu menentukan kebutuhan belajar masing-masing siswa. Pak Dermawan menerapkan diferensiasi konten, proses, dan produk dengan memberikan bahan ajar, aktivitas, dan tugas yang disesuaikan dengan kesiapan set
Novita Suma Zakaria ingin memahami berbagai kompetensi sebagai pengajar praktik selama pembekalan 15 hari. Tujuannya adalah untuk membekali diri sebaik-mungkin sebelum menjalankan peran tersebut. Ia akan menerapkan strategi disiplin mengikuti pembelajaran, mempelajari materi dengan baik, dan menjaga kesehatan.
PPT KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.2 PEMIMPIN PEMBELAJARAN DALAM PENGELOLAAN SU...NUROHMANNUROHMAN2
Modul ini membahas tentang pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya, di mana pemimpin diharapkan dapat memaksimalkan potensi dan aset yang dimiliki komunitas untuk membangun kemandirian dan hasil yang berkelanjutan. Pemimpin dituntut mengelola tujuh aset utama yaitu modal manusia, sosial, politik, agama dan budaya, fisik, lingkungan, serta finansial. Pengelolaan sumber daya yang tepat diharapkan d
2.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 2.1.pdfBASUKI ERYANTO
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan solusi untuk memenuhi kebutuhan belajar murid sesuai dengan kodrat alam dan zaman melalui identifikasi kebutuhan belajar siswa dan mendiferensiasikan konten, proses, serta produk pembelajaran. Guru perlu membuat keputusan masuk akal berdasarkan tujuan pembelajaran, merespon kebutuhan siswa, serta menciptakan lingkungan belajar yang mendukung.
(1) Kunjungan pendamping program PPGP ke SD Negeri Kopo 01 untuk melakukan pendampingan individual terhadap Nina Lilih Suryani sebagai CGP;
(2) Kegiatan pendampingan meliputi observasi, wawancara, dan evaluasi terhadap aktivitas CGP serta pengisian kuisioner umpan balik;
(3) Pendamping memberikan apresiasi dan masukan untuk perbaikan kepada CGP.
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Kelompok A 2 (1).pptxNiaKurniati59
1. Dokumen tersebut membahas upaya mencetak siswa menjadi agen transformasi yang unggul dan berkarakter sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila melalui penerapan metode Inkuiri Apresiatif dan Budaya Sekolah Pembiasaan Baik.
Dokumen ini membahas visi guru penggerak untuk mencetak generasi yang sholeh (beriman dan taqwa), berakhlak mulia, mandiri, dan terampil melalui peningkatan pembelajaran agama dan akhlak. Beberapa inisiatif yang diambil antara lain kegiatan religius seperti sholat Dhuha dan membaca shalawat, serta kegiatan untuk menanamkan akhlak mulia seperti 5S dan membersihkan lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang nilai-nilai dan peran seorang guru penggerak. Diskusi kelompok menghasilkan kesepakatan untuk melaksanakan program "Konservasi Goes To School" untuk memperkuat nilai-nilai inovatif, kolaboratif, kreatif, dan berpihak pada murid serta peran sebagai pemimpin pembelajaran dan mendorong kolaborasi. Kegiatan ini akan dilaksanakan antara September-Desember 2022.
Modul 1.4.a.8 Koneksi antar materi - M. Riyanto.pptxRiyanTSSJ
Modul ini membahas tentang koneksi antar materi yang terkait dengan penciptaan budaya positif di sekolah melalui penerapan konsep-konsep inti seperti disiplin positif, teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, dan segitiga restitusi. Modul ini juga membahas refleksi guru mengenai pemahaman konsep-konsep tersebut dan pengalaman penerapannya di kelas.
Dokumen ini membahas upaya menyebarkan budaya positif di SMP Negeri 2 Jelimpo dengan mengubah paradigma belajar dari pendekatan hukuman menjadi pendekatan disiplin positif berdasarkan teori kontrol diri dan motivasi intrinsik siswa. Guru diajak merumuskan keyakinan kelas dari peraturan sekolah agar siswa memiliki komitmen dan tanggung jawab sosial. Pendekatan ini diharapkan menciptakan karakter siswa sesuai Profil
Lokakarya 7 bertujuan untuk merefleksikan program yang telah dilaksanakan di Lokakarya sebelumnya, mengevaluasi pelatihan Calon Guru Penggerak, berbagi dampak positif program, dan menulis ide program baru. Acara ini diikuti oleh Calon Guru Penggerak Angkatan IV dan berlangsung selama 2 hari dengan berbagai sesi pelatihan dan diskusi.
Lokakarya ini bertujuan untuk membantu calon guru penggerak menetapkan visi perubahan lingkungan belajar dan rencana implementasinya, melalui presentasi, diskusi kelompok, dan umpan balik antar peserta. Aktivitasnya meliputi pembukaan, presentasi visi perubahan level diri, dan pelaporan hasil observasi.
RPP P4 DIFFERENSIASI KSE PSE ERNI.docxErniWardhani
Modul ini memberikan informasi umum tentang pembelajaran Bahasa Indonesia kelas X di SMKN 1 Cianjur. Modul ini berisi tujuan pembelajaran mengenai menganalisis struktur dan tujuan teks prosedur serta langkah-langkah yang diperlukan. Kegiatan pembelajaran meliputi menyimak video tentang teks prosedur pembuatan paspor, mengidentifikasi struktur teks, dan presentasi hasil analisis kelompok. Asesmen dilakukan untuk mengetahui pemahaman s
Novita Suma Zakaria ingin memahami berbagai kompetensi sebagai pengajar praktik selama pembekalan 15 hari. Tujuannya adalah untuk membekali diri sebaik-mungkin sebelum menjalankan peran tersebut. Ia akan menerapkan strategi disiplin mengikuti pembelajaran, mempelajari materi dengan baik, dan menjaga kesehatan.
PPT KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.2 PEMIMPIN PEMBELAJARAN DALAM PENGELOLAAN SU...NUROHMANNUROHMAN2
Modul ini membahas tentang pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya, di mana pemimpin diharapkan dapat memaksimalkan potensi dan aset yang dimiliki komunitas untuk membangun kemandirian dan hasil yang berkelanjutan. Pemimpin dituntut mengelola tujuh aset utama yaitu modal manusia, sosial, politik, agama dan budaya, fisik, lingkungan, serta finansial. Pengelolaan sumber daya yang tepat diharapkan d
2.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 2.1.pdfBASUKI ERYANTO
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan solusi untuk memenuhi kebutuhan belajar murid sesuai dengan kodrat alam dan zaman melalui identifikasi kebutuhan belajar siswa dan mendiferensiasikan konten, proses, serta produk pembelajaran. Guru perlu membuat keputusan masuk akal berdasarkan tujuan pembelajaran, merespon kebutuhan siswa, serta menciptakan lingkungan belajar yang mendukung.
(1) Kunjungan pendamping program PPGP ke SD Negeri Kopo 01 untuk melakukan pendampingan individual terhadap Nina Lilih Suryani sebagai CGP;
(2) Kegiatan pendampingan meliputi observasi, wawancara, dan evaluasi terhadap aktivitas CGP serta pengisian kuisioner umpan balik;
(3) Pendamping memberikan apresiasi dan masukan untuk perbaikan kepada CGP.
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Kelompok A 2 (1).pptxNiaKurniati59
1. Dokumen tersebut membahas upaya mencetak siswa menjadi agen transformasi yang unggul dan berkarakter sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila melalui penerapan metode Inkuiri Apresiatif dan Budaya Sekolah Pembiasaan Baik.
Dokumen ini membahas visi guru penggerak untuk mencetak generasi yang sholeh (beriman dan taqwa), berakhlak mulia, mandiri, dan terampil melalui peningkatan pembelajaran agama dan akhlak. Beberapa inisiatif yang diambil antara lain kegiatan religius seperti sholat Dhuha dan membaca shalawat, serta kegiatan untuk menanamkan akhlak mulia seperti 5S dan membersihkan lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang nilai-nilai dan peran seorang guru penggerak. Diskusi kelompok menghasilkan kesepakatan untuk melaksanakan program "Konservasi Goes To School" untuk memperkuat nilai-nilai inovatif, kolaboratif, kreatif, dan berpihak pada murid serta peran sebagai pemimpin pembelajaran dan mendorong kolaborasi. Kegiatan ini akan dilaksanakan antara September-Desember 2022.
Modul 1.4.a.8 Koneksi antar materi - M. Riyanto.pptxRiyanTSSJ
Modul ini membahas tentang koneksi antar materi yang terkait dengan penciptaan budaya positif di sekolah melalui penerapan konsep-konsep inti seperti disiplin positif, teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, dan segitiga restitusi. Modul ini juga membahas refleksi guru mengenai pemahaman konsep-konsep tersebut dan pengalaman penerapannya di kelas.
Dokumen ini membahas upaya menyebarkan budaya positif di SMP Negeri 2 Jelimpo dengan mengubah paradigma belajar dari pendekatan hukuman menjadi pendekatan disiplin positif berdasarkan teori kontrol diri dan motivasi intrinsik siswa. Guru diajak merumuskan keyakinan kelas dari peraturan sekolah agar siswa memiliki komitmen dan tanggung jawab sosial. Pendekatan ini diharapkan menciptakan karakter siswa sesuai Profil
Lokakarya 7 bertujuan untuk merefleksikan program yang telah dilaksanakan di Lokakarya sebelumnya, mengevaluasi pelatihan Calon Guru Penggerak, berbagi dampak positif program, dan menulis ide program baru. Acara ini diikuti oleh Calon Guru Penggerak Angkatan IV dan berlangsung selama 2 hari dengan berbagai sesi pelatihan dan diskusi.
Lokakarya ini bertujuan untuk membantu calon guru penggerak menetapkan visi perubahan lingkungan belajar dan rencana implementasinya, melalui presentasi, diskusi kelompok, dan umpan balik antar peserta. Aktivitasnya meliputi pembukaan, presentasi visi perubahan level diri, dan pelaporan hasil observasi.
RPP P4 DIFFERENSIASI KSE PSE ERNI.docxErniWardhani
Modul ini memberikan informasi umum tentang pembelajaran Bahasa Indonesia kelas X di SMKN 1 Cianjur. Modul ini berisi tujuan pembelajaran mengenai menganalisis struktur dan tujuan teks prosedur serta langkah-langkah yang diperlukan. Kegiatan pembelajaran meliputi menyimak video tentang teks prosedur pembuatan paspor, mengidentifikasi struktur teks, dan presentasi hasil analisis kelompok. Asesmen dilakukan untuk mengetahui pemahaman s
Modul ini membahas tentang koneksi antar materi dan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Modul menjelaskan bahwa pengambilan keputusan harus berlandaskan nilai-nilai kebajikan dan memerdekakan murid, serta dilakukan melalui proses analisis yang matang dengan mempertimbangkan berbagai faktor.
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Dokumen tersebut membahas pentingnya pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti nilai-nilai, informasi, konsekuensi, dan dampak terhadap orang lain. Dokumen ini juga menjelaskan beberapa konsep pengambilan keputusan seperti dilema etika, 4 paradigma pengambilan keputusan, dan 9 langk
Modul ini membahas tentang koneksi antar materi yang telah dipelajari calon guru penggerak dan merefleksikan pemahaman yang dibangun selama modul ini. Tujuan pembelajaran khususnya adalah mengaitkan materi awal hingga akhir dan mengambil makna dari pengalaman belajar untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan.
Modul ini membahas tentang koneksi antar materi dalam modul 1.4 Budaya Positif, yang mencakup filosofi pemikiran KHD, nilai dan peran guru penggerak, visi guru penggerak, dan tujuan akhir penciptaan budaya positif. Modul ini juga menjelaskan konsep-konsep inti seperti disiplin positif, posisi kontrol guru, dan segitiga restitusi dalam menciptakan budaya positif di kelas dan sekolah.
Modul ini membahas tentang penerapan konsep-konsep budaya positif seperti disiplin positif, teori kontrol, motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi dalam menciptakan budaya positif di sekolah. Modul ini juga menjelaskan peranan guru penggerak dalam mewujudkan budaya positif melalui pemahaman filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan kompet
Similar to WAWAN_KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1.pdf (20)
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
2. KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1
Pengambilan Keputusan Berbasis
Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin
DINDIN GINANJAR
FASILITATOR
WAWAN KURNIAWAN
CALON GURU PENGGERAK
ABDUL HAMID
PENGAJAR PRAKTIK
3. PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb. Perkenalkan nama saya Wawan
Kurniawan, Calon Guru Penggerak Angkatan 7 dari SMA Negeri 1
Sanggar Kab.Bima. Pada kesempatan kali ini saya ingin berbagi
pengalaman belajar saya dalam Pendidikan guru penggerak
angkatan 7 dari modul yang dipelajari modul 3.1 yaitu pengambilan
keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin.
Sebelum saya menguraikan tentang materi pada modul 3.1
pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai
seorang pemimpin mari sama-sama kita renungkan kalimat kutipan
di bawah ini.
4. PENGANTAR
“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa
yang berharga/utama adalah yang terbaik” (Teaching kids to count is fine
but teaching them what counts is best). Bob Talbert.
Dari kutipan di atas saya memaknai bahwa pendidikan bukan hanya sekedar mentransfer
ilmu pengetahuan saja, bukan hanya penyampaian materi pembelajaran saja, akan tetapi
sekolah merupakan institusi moral sebuah miniatur dunia yang berkontribusi
terbangunnya nilai-nilai, karakter, etika dan moralitas pada diri setiap murid. Dengan
penerapan nilai-nilai karakter di sekolah diharapkan murid dapat menyesuaikan
perkembangan zaman dengan tetap memegang teguh nilai-nilai dan budaya yang ada.
Sebagai pendidik tentunya guru, tenaga kependidikan, dan semua warga sekolah harus
menjadi teladan yang baik bagi murid dalam penerapan nilai-nilai etika dan moral.
Pendidikan karakter di sekolah diharapkan dapat membentuk insan yang bukan hanya
berilmu tetapi juga beradab.
5. PENGANTAR
Education is the art of making man ethical. Pendidikan adalah sebuah seni untuk
membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~
Saya memaknai kutipan di atas bahwa dengan penerapan nilai-nilai,
pembiasaan penguatan karakter dan akhlak mulia yang akan menuntun murid
berperilaku etis. Berperilaku etis di sini yaitu perilaku yang sesuai dengan nilai,
norma, dan hukum yang berlaku. Berperilaku etis ini sangat bermanfaat untuk
diri sendiri dan untuk berinteraksi sosial dengan masyarakat. Hal ini juga
sejalan dengan filosofis pendidikan Ki Hadjar Dewantara bahwa pendidikan
menuntun segala kodrat murid sehingga mencapai kebahagian dan
kesalamatan sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat.
6. KONEKSI ANTAR MATERI
Setelah memaknai dua kalimat bijak tersebut berikut
ini rangkuman pemahaman saya setelah mempelajari
modul 3.1 pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai
kebajikan sebagai seorang pemimpin dan koneksinya
dengan materi yang telah dipelajari dalam modul guru
penggerak. Berikut uraian materinya.
7. BAGAIMANA FILOSOFI KI HAJAR DEWANTARA DENGAN PRATAP TRILOKA
MEMILIKI KAITAN DENGAN PENERAPAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI
SEORANG PEMIMPIN?
1.
Pratap Triloka yang diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara menjadi dasar
pijakan dalam dunia pendidikan termasuk dalam pengambilan keputussan
sebagai pemimpin pembelajaran. Tiga semboyan Ki Hajar Dewantara yaitu Ing
Ngarso Sung Tulodho (seorang pemimpin di depan harus menjadi
teladan/contoh), Ing Madya Mangun Karsa (seorang pemimpin ditengah harus
memberikan motivasi), dan Tut Wuri Handayani (seorang pemimpin dibelakang
memberikan dorongan, semangat, dan motivasi). Kaitannya Pratap triloka ini
dengan pengambilan keputusan yaitu keputusan yang diambil harus berbasis
nilai-nilai kebajikan, berpihak pada murid, dan keputusan yang diambil harus
dapat dipertanggungjawabkan.
8. 2. BAGAIMANA NILAI-NILAI YANG TERTANAM DALAM DIRI KITA, BERPENGARUH
KEPADA PRINSIP-PRINSIP YANG KITA AMBIL DALAM PENGAMBILAN SUATU
KEPUTUSAN?
Dalam modul 1.4 pembelajaran mengenai budaya positif dijelaskan
mengenai nilai-nilai kebajikan universal. Penerapan disiplin positif dapat
dilakukan jika pendidik memberikan pemahaman kepada murid mengenai
nilai-nilai kebajikan. Dengan memahami dan meyakini nilai-nilai kebajikan
motivasi yang muncul adalah motivasi intrinsik. Pengambilan keputusan
sering kali dihadapkan pada nilai-nilai yang saling bertentangan namun
selama keputusan yang diambil berdasarkan nilai-nilai kebajikan yang
diyakini dan dengan prinsip berpihak pada murid, serta dapat
dipertanggungjawabkan maka keputusan dapat diambil.
9. Pengambilan keputusan adalah suatu keterampilan, semakin sering kita
melakukannya maka semakin terlatih, fokus, dan tepat sasaran. Dalam pengambilan
keputusan sangat diperlukan keterampilan coaching karena dengan keterampilan
coaching pendidik dapat menjadi coach bagi dirinya sendiri dalam mengajukan
pertanyaan-pertanyaan dalam memprediksi hasil apakah keputusan yang diambil
efektif dan dapat dipertanggungjawabkan, dan melihat berbagai pilihan solusi yang
berkaitan juga dengan investigasi opsi trilema untuk pengambilan keputusan yang
baik. Saya dengan segala pertimbangan yang dilakukan akan menemukan keputusan
yang matang dan efektif.
3. BAGAIMANA MATERI PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERKAITAN DENGAN KEGIATAN ‘COACHING’ (BIMBINGAN) YANG
DIBERIKAN PENDAMPING ATAU FASILITATOR DALAM PERJALANAN PROSES PEMBELAJARAN KITA, TERUTAMA DALAM
PENGUJIAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG TELAH KITA AMBIL? APAKAH PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERSEBUT
TELAH EFEKTIF, MASIHKAH ADA PERTANYAAN-PERTANYAAN DALAM DIRI KITA ATAS PENGAMBILAN KEPUTUSAN
TERSEBUT? HAL-HAL INI TENTUNYA BISA DIBANTU OLEH SESI ‘COACHING’ YANG TELAH DIBAHAS PADA SEBELUMNYA.
10. 4. BAGAIMANA KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA DAN MENYADARI ASPEK SOSIAL EMOSIONALNYA
AKAN BERPENGARUH TERHADAP PENGAMBILAN SUATU KEPUTUSAN KHUSUSNYA MASALAH DILEMA ETIKA?
Dalam modul 2.2 calon guru penggerak telah mempelajari kompetensi sosial dan emosional.
Kompetensi sosial emosional ini juga merupakan keterampilan yang harus dimiliki berkaitan dengan
bagaimana seseorang dapat mengelola dan menyadari aspek sosial emosional yang berpengaruh
terhadap pengambilan keputusan khususnya masalah dilema etika. Karena keputusan yang diambil
harus dapat dipertanggungjawabkan maka sesorang harus memiliki kompetensi kesadaran diri (self
awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness), dan
keterampilan berelasi karena keputusan yang diambil akan berdampak bagi orang yang mengambil
keputusan dan orang lain yang terkait dengan pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan ini
juga harus dilakukan dengan kesadaran penuh (mindfullnes) dengan berbagai pilihan dan konsekuensi
yang harus dihadapi sebagai dampak pengambilan keputusan. Dengan keterampilan kompetensi
kesadaran sosial dan emosional maka diharapkan keputusan yang diambil dapat
dipertanggungjawabkan.
11. 5..BAGAIMANA PEMBAHASAN STUDI KASUS YANG FOKUS PADA MASALAH MORAL ATAU ETIKA KEMBALI KEPADA NILAI-
NILAI YANG DIANUT SEORANG PENDIDIK?
Untuk studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika yang harus dilakukan adalah
mengidentifikasi dan menganalisa kasus yang ada apakah termasuk bujukan moral atau
termasuk dilema etika. Jika kasus termasuk bujukan moral maka kita memilih pada
keputusan benar yang diambil berdasarkan nilai-nilai kebajikan yang diyakini. Jika kasus
yang dihadapi adalah kasus yang termasuk dilema etika maka yang harus dilakukan adalah
melakukan 9 langkah pengambilan dan pengujian pengambilan keputusan. Berdasarkan 4
paradigma dan 3 prinsip pengambilan keputusan. Sebagai seorang pendidik tentunya dasar
pengambilan keputusan adalah berbasis nilai-nilai kebajikan, berpihak pada murid, dan
bertanggung jawab atas keputusan yang diambil.
12. Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan
Siapa saja yang terlibat dalam situasi ini
Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasinya
Pengujian benar atau salah melalui uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji publikasi, dan uji panutan/idola
Pengujian paradigma benar lawan benar, paradigma individu lawan kelompok, keadilan lawan rasa kasihan,
kesetian lawan kebenaran, dan jangka pendek lawan jangka Panjang.
Melakukan prinsip resolusi berpikir berdasarkan hasil akhir, berpikir berdasarkan rasa peduli, dan berpikir
berdasarkan peraturan
Investigasi opsi trilema
Buat keputusan
Merefleksikan keputusan yang telah dibuat
Setiap keputusan yang diambil pastinya akan menimbulkan resiko, untuk itu keputusan yang diambil harus melalui
pertimbangan yang matang agar keputusan yang diambil bijak dan tepat sasaran. Pengambilan keputusan yang tepat
dapat dilakukan dengan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan sebagai berikut.
6.BAGAIMANA PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG TEPAT, TENTUNYA BERDAMPAK PADA
TERCIPTANYA LINGKUNGAN YANG POSITIF, KONDUSIF, AMAN DAN NYAMAN.
13. 7.APAKAH TANTANGAN-TANTANGAN DI LINGKUNGAN ANDA UNTUK DAPAT MENJALANKAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
TERHADAP KASUS-KASUS DILEMA ETIKA INI? ADAKAH KAITANNYA DENGAN PERUBAHAN PARADIGMA DI LINGKUNGAN ANDA?
Dalam pengambilan keputusan pastinya ada tantangan yang akan dihadapi. Tantangan yang
pernah saya hadapi adalah resiko yang muncul dari keputusan yang saya buat apalagi kasus yang
dihadapi adalah dilema etika. Sebelum mempelajari modul 3.1 pengambilan keputusan berbasis
nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin saya sudah melakukan identifikasi dalam
pengambilan keputusan, menelaah, mempelajari, menganalisa kasus yang dihadapi hanya
seringkali ada keraguan terhaap keputusan yang saya ambil.
Dengan mempelajari 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan merubah paradigma saya
yang sebelumnya terkadang saya merasa tidak percara diri dalam pengambilan keputusan karena
kekhawatiran ada pihak yang dirugikan, sekarang saya merasa yakin karena sudah berdasarkan
prosedur yang benar, melalui pendekatan 4 paradigma, 3 prinsip, pengujian benar/salah, berbasis
nilai-nilai kebajikan, berpihak pada murid, dan bertanggungjawab atas keputusan yang dibuat.
14. Pengaruh dari keputusan yang kita ambil dengan pengajaran yang memerdekakan
murid adalah dengan merdeka belajar. Sesuai dengan filosofi pendidikan Ki Hajar
Dewantara bahwa pendidikan proses menuntun kekuatan kodrat yang ada pada murid
untuk mencapai keselamatan dan kebahagian yang setinggi-tingginya sebagai manusia
maupun anggota masyarakat. Hal tersebut bahwa kita sebagai pendidik harus
memberikan ruang kebebasan kepada murid dalam menggali potensi yang dimilikinya.
Ruang kebebasan di sini bukan bebas tanpa aturan namun berdasarkan nilai-nilai
kebajikan yang diyakini. Melihat potensi murid yang berbeda-beda maka keputusan
yang dibuat adalah dengan memberikan pembelajaran yang berdeferensiasi sesuai
dengan kesiapan belajar dan profil belajar murid.
8.APAKAH PENGARUH PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG KITA AMBIL INI DENGAN PENGAJARAN YANG MEMERDEKAKAN MURID-
MURID KITA? BAGAIMANA KITA MEMUTUSKAN PEMBELAJARAN YANG TEPAT UNTUK POTENSI MURID KITA YANG BERBEDA-BEDA?
15. Setiap keputusan pasti akan menimbulkan dampak. Maka seperti penjelassan
sebelumnya keputusan yang diambil harus dipertimbangkan secara matang agar
keputusan yang diambil bijak dan tepat sasaran. Kembali lagi sebelum mengambil
keputusan kita harus melakukan langkah-langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
Kita harus mempertibangkan paradigma jangka pendek lawan jangka panjang terhadap
massa depan murid. Apakah keputusan yang kita ambil akan mempengaruhi masa depan
dari murid secara jangka panjang, sebagai seorang pendidik kita harus memiliki empati
berpikir berbasis rasa peduli. Murid sebagai penerima keputusanpun diharapkan dapat
mendapatkan pengalaman dan pembelajaran atas keputusan yang diambil ke depannya.
9.BAGAIMANA SEORANG PEMIMPIN PEMBELAJARAN DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN DAPAT MEMPENGARUHI
KEHIDUPAN ATAU MASA DEPAN MURID-MURIDNYA?
16. 10. APAKAH KESIMPULAN AKHIR YANG DAPAT ANDA TARIK DARI PEMBELAJARAN MODUL MATERI INI DAN
KETERKAITANNYA DENGAN MODUL-MODUL SEBELUMNYA?
Kesimpulan yang saya Tarik dan keterkaitan dengan modul sebelumnya adalah sebagai pemimpin pembelajaran keputusan
yang diambil harus berpedoman pada tiga unsur yaitu berbasis nilai-nilai kebajikan, berpihak pada murid, dan dapat
dipertanggungjawabkan. Sesuai dengan Pratap triloka Ki Hajar Dewantara bahwa sebagai pemimpin pembelajaran harus
menjadi contoh, memberikan motivasi, dan memberikan dorongan serta menjadi teladan yang baik karena sekolah adalah
institusi moral yang menuntun kekuatan kodrat yang ada pada murid untuk mencapai keselamatan dan kebahagian setinggi-
tingginya sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat untuk itu keputusan yang kita ambil harus keputusan yang
berpihak pada murid.
Kaitan pengambilan keputusan dengan modul nilai dan peran sebagai guru penggerak adalah mewujudkan kepemimpinan
murid. Pengambilan keputusan bukan hanya terkait dengan regulasi sistem pendidikan yang ada di sekolah yang hanya
melibatkan guru, kepala sekolah, orang tua dan pihak lainnya akan tetapi murid juga memiliki kesempatan dalam membuat
keputusan baik dalam kegiatan pembelajaran mapun dalam kegiatan berorganisasi di sekolah dengan melatih murid dalam
pengambilan keputusan maka dapat mewujudkan kepemimpinan murid.
Pengambilan keputusan sangat berhubungan modul visi sebagai guru penggerak. Sekolah memiliki visi dan misi yang menjadi
panduan dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Selain dengan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan,
pengambilan keputusan yang dilakukan harus sejalan dengan visi sekolah.
17. 11. SEJAUH MANA PEMAHAMAN ANDA TENTANG KONSEP-KONSEP YANG TELAH ANDA PELAJARI DI MODUL INI, YAITU: DILEMA ETIKA DAN
BUJUKAN MORAL, 4 PARADIGMA PENGAMBILAN KEPUTUSAN, 3 PRINSIP PENGAMBILAN KEPUTUSAN, DAN 9 LANGKAH PENGAMBILAN DAN
PENGUJIAN KEPUTUSAN. ADAKAH HAL-HAL YANG MENURUT ANDA DI LUAR DUGAAN?
Pemahaman saya terkait dilema etika adalah ketika kita dihadapkan pada kasus yang keputusan
yang kita ambil sama-sama benar namun terdapat nilai-nilai yang saling bertentangan yaitu benar
lawan benar. Sedangkan bujukan moral adalah ketika kita dihadapkan pada kasus yang terdapat dua
keputusan yang satu benar sedangkan keputusan yang satunya salah yaitu benar lawan salah.
Paradigma pengambilan keputusan adalah landasan berpikir yang digunakan dalam pengambilan
keputusan. Paradigma pengambilan keputusan ini digunakan untuk kasus dilema etika yaitu benar
lawan benar. 4 Paradigma pengambilan keputusan yaitu individu lawan kelompok, rasa keadilan
lawan rasa kasihan, kesetian lawan kebenaran, dan jangka pendek lawan jangka panjang.
Prinsip dalam pengambilan keputusan adalah dasar berpikir dan bertindak dalam pengambilan
keputusan. Terdapat tiga prinsip pengambilan keputusan yaitu berpikir berbasis hasil akhir, berpikir
berbasis rasa peduli, dan berpikir berbasis peraturan.
18. 11. SEJAUH MANA PEMAHAMAN ANDA TENTANG KONSEP-KONSEP YANG TELAH ANDA PELAJARI DI MODUL INI, YAITU:
DILEMA ETIKA DAN BUJUKAN MORAL, 4 PARADIGMA PENGAMBILAN KEPUTUSAN, 3 PRINSIP PENGAMBILAN KEPUTUSAN,
DAN 9 LANGKAH PENGAMBILAN DAN PENGUJIAN KEPUTUSAN. ADAKAH HAL-HAL YANG MENURUT ANDA DI LUAR DUGAAN?
Sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan yaitu Mengenali nilai-nilai yang saling
bertentangan, Siapa saja yang terlibat dalam situasi ini, Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan
situasinya, Pengujian benar atau salah melalui uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji publikasi, dan uji
panutan/idola, Pengujian paradigma benar lawan benar, paradigma individu lawan kelompok, keadilan
lawan rasa kasihan, kesetian lawan kebenaran, dan jangka pendek lawan jangka Panjang, Melakukan prinsip
resolusi berpikir berdasarkan hasil akhir, berpikir berdasarkan rasa peduli, dan berpikir berdasarkan
peraturan, Investigasi opsi trilema, Buat keputusan, dan Merefleksikan keputusan yang telah dibuat.
Hal yang di luar dugaan saya adalah ternyata pengambilan keputusan itu selain berdasarkan pada nilai-nilai
kebajikan, juga berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan
yang belum saya ketahui sebelumnya untuk itu saya merasa sangat bersyukur dapat mendapatkan ilmu
pengambilan keputusan melalui pendidikan guru penggerak ini.
Lanjutan no. 11
19. 12. SEBELUM MEMPELAJARI MODUL INI, PERNAHKAH ANDA MENERAPKAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
SEBAGAI PEMIMPIN DALAM SITUASI MORAL DILEMA? BILAMANA PERNAH, APA BEDANYA DENGAN APA
YANG ANDA PELAJARI DI MODUL INI?
Sebelum mempelajari modul ini tentunya saya pernah mengahdapi pengambilan
keputusan baik dalam kasus bujukan moral dan dilema etika. Jika kasus terkait
bujukan moral sudah pasti keputusan yang diambil adalah keputusan yang benar,
namun jika kasus yang dihadapi terkait dilema etika yang saya lakukan adalah
mengidentifikasi, mempelajari, berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait,
bermusyawarah dan mengambil keputusan. perbedaannya yang saya pelajari dalam
modul 3.1 ini adalah saya belum melakukan pengujian benar salah melalui uji legal, uji
regulasi, uji intuisi, uji publikasi dan uji panutan/idola.
20. 13. BAGAIMANA DAMPAK MEMPELAJARI KONSEP INI BUAT ANDA, PERUBAHAN APA YANG TERJADI
PADA CARA ANDA DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN SEBELUM DAN SESUDAH MENGIKUTI
PEMBELAJARAN MODUL INI?
Perubahan yang terjadi pada cara pengambilan keputusan sebelumnya
adalah keputusan yang diambil belum melalui 4 paradigma, 3 prinsip,
dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Setelah
mempelajari modul ini saya akan melalukan pengambilan keputusan
berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan
pengujian keputusan.
21. 14. SEBERAPA PENTING MEMPELAJARI TOPIK MODUL INI BAGI ANDA SEBAGAI SEORANG
INDIVIDU DAN ANDA SEBAGAI SEORANG PEMIMPIN?
Seperti yang sudah saya ungkapkan sebelumnya mengikuti pendidikan
guru penggerak ini saya merasa sangat bersyukur karena banyak ilmu-
ilmu baru yang saya dapatkan. Termasuk mempelajari modul 3.1
pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai seorang
pemimpin sangat penting bagi seorang individu dan sebagai seorang
pemimpin.
22. 14. SEBERAPA PENTING MEMPELAJARI TOPIK MODUL INI BAGI ANDA SEBAGAI SEORANG
INDIVIDU DAN ANDA SEBAGAI SEORANG PEMIMPIN?
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran tentunya dalam perjalanannya sebagai pendidik di
sekolah tentunya selalu dihadapkan pada permasalahan atau kasus yang mengerucut pada
sebuah pengambilan keputusan dengan mempelajari modul ini maka semakin meyakini saya
dalam pengambilan sebuah keputusan karena berdasarkan nilai kebajikan, berpihak pada
murid, 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Apalagi
sebagai seorang pemimpin yang mengambil langkah-langkah kebijakan di sekolah sangat
penting untuk mempelajari modul ini. Pengambilan keputusan adalah keterampilan, yang
Namanya keterampilan semakin dilatih, maka akan semakin mahir, bijak, dan tepat sasaran
keputusan yang diambil.
Semoga pemaparan saya tentang pengambilan keputusan ini dapat bermanfaat bagi pembaca
mendapatkan wawasan mengenai langkah pengambilan dan pengujian sebuah keputusan.
Lanjutan no. 14