Modul ini membahas tentang koneksi antar materi dan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Modul menjelaskan bahwa pengambilan keputusan harus berlandaskan nilai-nilai kebajikan dan memerdekakan murid, serta dilakukan melalui proses analisis yang matang dengan mempertimbangkan berbagai faktor.
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Dokumen tersebut membahas pentingnya pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti nilai-nilai, informasi, konsekuensi, dan dampak terhadap orang lain. Dokumen ini juga menjelaskan beberapa konsep pengambilan keputusan seperti dilema etika, 4 paradigma pengambilan keputusan, dan 9 langk
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Dokumen tersebut membahas pentingnya pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti nilai-nilai, informasi, konsekuensi, dan dampak terhadap orang lain. Dokumen ini juga menjelaskan beberapa konsep pengambilan keputusan seperti dilema etika, 4 paradigma pengambilan keputusan, dan 9 langk
1. Modul ini membahas pentingnya pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin pendidikan. Keputusan yang diambil harus mempertimbangkan prinsip-prinsip Ki Hajar Dewantara dan dilakukan secara matang melalui berbagai langkah.
Modul ini membahas tentang koneksi antar materi yang telah dipelajari calon guru penggerak dan merefleksikan pemahaman yang dibangun selama modul ini. Tujuan pembelajaran khususnya adalah mengaitkan materi awal hingga akhir dan mengambil makna dari pengalaman belajar untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan.
Modul ini membahas tentang penerapan konsep-konsep budaya positif seperti disiplin positif, teori kontrol, motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi dalam menciptakan budaya positif di sekolah. Modul ini juga menjelaskan peranan guru penggerak dalam mewujudkan budaya positif melalui pemahaman filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan kompet
Modul ini membahas tentang koneksi antara konsep budaya positif dengan materi pada modul sebelumnya yaitu filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara, nilai dan peran guru penggerak, serta visi guru penggerak. Modul ini juga menjelaskan peran guru dalam menciptakan budaya positif di sekolah dengan menerapkan konsep-konsep inti seperti disiplin positif dan posisi kontrol manajer.
1. Modul ini membahas pentingnya pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin pendidikan. Keputusan yang diambil harus mempertimbangkan prinsip-prinsip Ki Hajar Dewantara dan dilakukan secara matang melalui berbagai langkah.
Modul ini membahas tentang koneksi antar materi yang telah dipelajari calon guru penggerak dan merefleksikan pemahaman yang dibangun selama modul ini. Tujuan pembelajaran khususnya adalah mengaitkan materi awal hingga akhir dan mengambil makna dari pengalaman belajar untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan.
Modul ini membahas tentang penerapan konsep-konsep budaya positif seperti disiplin positif, teori kontrol, motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi dalam menciptakan budaya positif di sekolah. Modul ini juga menjelaskan peranan guru penggerak dalam mewujudkan budaya positif melalui pemahaman filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan kompet
Modul ini membahas tentang koneksi antara konsep budaya positif dengan materi pada modul sebelumnya yaitu filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara, nilai dan peran guru penggerak, serta visi guru penggerak. Modul ini juga menjelaskan peran guru dalam menciptakan budaya positif di sekolah dengan menerapkan konsep-konsep inti seperti disiplin positif dan posisi kontrol manajer.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
1. Koneksi Antar Materi
Modul 3.1
Oleh :
PUTRI ULAN SARI PARDI, S.Pd
SMAN 1 GUNUNG TALANG
CGP ANGKATAN 8 KAB. SOLOK
2. Dari kutipan di disamping apa kaitannya
dengan proses pembelajaran yang
sedang Anda pelajari saat ini?
Pendidikan adalah suatu proses yang
sistematis dan terencana, bukan hanya
sekedar mengajarkan murid tentang
teori/materi namun bagaimana
karakter-karakter dan nilai kebajikan
semua itu masuk kedalam kalbu alam
pikir mereka sehingga semua nilai-nilai
kebajikan tertanam dalam diri mereka.
nilai-nilai kebajikan yang tertanam dari
kecil inilah yang akan mempengaruhi
kepemimpinan mereka saat dewasa
Mengajarkan anak
menghitung itu baik, namun
mengajarkan mereka apa
yang berharga/utama
adalah yang terbaik”
(Teaching kids to count is
fine but teaching them what
counts is best).
Bob Talbert
3. Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu
pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?
Nilai-nilai kebajikan yang tertanam dalam diri pendidik akan mewarnai setiap
pengambilan keputusaan. Sebagai manusia yang beragama, kita yakin apapun yang
kita lakukan, kelak akan dimintai pertanggungjawaban, begitu pula dengan
pengambilan keputusan. Nilai kejujuran, integritas sebagi pendidik akan tergambar
dalam keteladanan dan kebijakan – kebijakan yang diambil dalam setiap keputusan
dan setiap keputusan yang kita ambil akan berdampak terhadap lingkungan.
4. Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi
pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?
Kita sebagai pendidik harus mampu berkontribusi bagi peserta didik, setiap
keputusan yang kita ambil harus berpihak kepada murid dengan dilandasi nilai-nilai
kebajikan. Pendidik berkewajiban untuk menyampaikan kebenaran dan keteladanan.
5. apakah maksud dari kutipan disamping jika
dihubungkan dengan proses pembelajaran
yang telah Anda alami di modul ini?
Memahami kalimat bijak tersebut Pendidikan
merupakan suatu proses menuntun siswa
dengan penguatan karakter , norma -norma
sehingga akan menjadi generasi yang
memiliki nilai moral, kebajikan dan kebenaran
untuk menjalankan kehidupannya. Generasi
yang akan datang adalah cerminan
pendidikan saat ini yang kita poles seperti
membuat maha karya terbaik yang akan
mewarnai negeri ini di masa depan.
Education is the art of
making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah
seni untuk membuat manusia
menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich
Hegel ~
6. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan
dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Filosofi Pratap Triloka khususnya ing ngarso sung tuladha memberikan pengaruh
yang besar dalam mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. KHD
berpandangan bahwa sebagai seorang guru, itu harus memberikan tauladan atau
contoh praktik baik kepada murid. Dalam setiap pengambilan keputusan, seorang
guru harus memberikan karsa atau usaha keras sebagai wujud filosofi Pratap
Triloka ing madyo mangun karsa dan pada akhirnya guru membantu murid untuk
dapat menyelesaikan atau mengambil keputusan terhadap permasalahannya secara
mandiri. Guru hanya sebagai pamong yang mengarahkan murid menuju kebahagiaan.
Hal ini sesuai dengan filosofi Pratap Triloka Tut Wuri Handayani.
7. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada
prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Setiap guru seyogyanya memiliki nilai-nilai positif yang sudah tertanam dalam dirinya. Nilai-
nilai positif yang mampu mempengaruhi dirinya untuk menciptakan pembelajaran yang
berpihak pada murid.
Nilai-nilai yang akan membimbing dan mendorong pendidik untuk mengambil keputusan yang
tepat dan benar. Nilai-nilai positif tersebut seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif,
serta berpihak pada murid. Nilai-nilai tersebut merupakan prinsip yang dipegang teguh ketika
kita berada dalam posisi yang menuntut kita untuk mengambil keputusan dari dua pilihan
yang secara logika dan rasa keduanya benar, berada situasi dilema etika (benar vs benar)
atau berada dalam dua pilihan antara benar melawan salah (bujukan moral) yang menuntut
kita berpikir secara seksama untuk mengambil keputusan yang benar.
8. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan
‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam
perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan
keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut
telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas
pengambilan keputusan tersebut?
Secara umum proses coaching merupakan kegiatan kemitraan antara coach dan coachee
yang membantu coachee untuk membuat keputusan yang tepat terhadap masalah yang
dihadapi. Tahap demi tahap proses coaching dari segi tujuan, masalah, rencana aksi dan
berisi pertanyaan reflektif, terbuka dan efektif yang bisa menggali potensi coachee pada
proses pengambilan keputusan, terutama 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan
bisa dijadikan sebagai panduan coach untuk mengarahkan coachee pada pengambilan
keputusan yang efektif
9. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial
emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan
khususnya masalah dilema etika?
Guru yang memiliki kemampuan sosial emosional seperti kesadaran diri, manajemen diri,
kesadaran sosial, keterampilan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung
jawab yang bagus akan mudah mengambil keputusan apabila menghadapi dilema etika.
10. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika
kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika akan semakin
mengasah empati dan simpati seorang pendidik. Empati dan simpati yang terlatih
akan mampu mengidentifikasi dan memetakan paradigma dilema etika agar
pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran lebih bijak. Tentu saja rasa
empati dan pengelolaan diri dengan kesadaran penuh (Mindfulness) akan sangat
berpengaruh dalam pengambilan keputusan tersebut. Selain itu pembahasan studi
kasus yang fokus pada masalah moral atau etika juga dapat melatih ketajaman dan
ketepatan dalam pengambilan keputusan, sehingga dapat dengan jelas membedakan
antara dilemma etika ataukah bujukan moral
11. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada
terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?
Pengambilan keputusan yang tepat tekait kasus-kasus pada masalah moral atau
etika hanya dapat dicapai jika dilakukan melalui 9 langkah pengambilan dan pengujian
keputusan. Dapat dipastikan bahwa jika pengambilan keputusan dilakukan secara
akurat melalui proses analisis kasus yang cermat dan sesuai dengan 9 langkah
tersebut, maka keputusan tersebut diyakini akan mampu mengakomodasi semua
kepentingan dari pihak-pihak yang terlibat , maka hal tersebut akan berdampak
pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
12. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan
pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah
kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Pengambilan keputusan berlandaskan tiga prinsip penyelesaian dilema, mana yang akan
dipakai apakah Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis
Peraturan (Rule-Based Thinking) ataukah Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based
Thinking). Semua tergantung situasi dan kondisi yang ada. Namun setiap keputusan
pasti ada resiko, pro dan kontra, hal ini menjadi salah satu tantangan. Tantangan
yang saya hadapi dalam pengambilan keputusan terhadap kasus – kasus dilemma etika
adalah tidak dapat memuaskan semua pihak sehingga ini merupakan satu ganjalan bagi
saya. Namun 9 langkah pengambilan keputusan yang saya coba lakukan dapat
meminimalkan perasaan tidak nyaman dan keputusan yang saya ambil dapat diterima
oleh semua pihak.
13. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan
pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita
memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-
beda
Menurut pendapat saya, semua tergantung kepada keputusan seperti apa yang diambil,
apabila keputusan tersebut sudah berpihak kepada murid dalam hal ini tentang metode
yang digunakan oleh guru, media dan sistem penilaian yang dilakukan yang sudah sesuai
dengan kebutuhan murid, maka hal ini akan dapat memerdekakan murid dalam belajar
dan pada akhirnya murid dapat berkembang sesuai dengan potensi dan kodratnya.
Namun sebaliknya apabila keputusan tersebut tidak berpihak kepada murid, dalam hal
metode, media, penilaian dan lain sebagainya maka kemerdekaan belajar murid hanya
sebuah omong kosong belaka dan tentunya murid tidak akan dapat berkembang sesuai
potensi dan kondratnya
14. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul
materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran guru harus mampu menerapkan Prinsip
pratap triloka dari Ki hadjar Dewantara, yaitu Ing ngarso sung tulodo, ing madya
mangun karsa dan tut wuri handayani. Sebagai penuntun, guru juga harus memiliki
dasar pengambilan keputusan yaitu berupa nilai yang berpihak pada siswa dengan
berpedoman pada nilai-nilai moral, religiusitas dan nilai-nilai universal serta
bertanggung jawab. Nilai seorang guru yaitu mandiri, reflektif, kolaboratif, kreatif
dan berpihak pada murid juga menjadi pedoman pengambilan keputusan.
Dalam membuat keputusan dibutuhkan juga menghargai visi, misi sekolah, budaya dan
nilai sebagai pengambilan keputusan di sekolah sebagai pemimpin pembelajaran.
15. Keputusan yang diambil oleh seorang guru akan menjadi ibarat pisau yang disatu
sisi apabila digunakan dengan baik akan membawa kesuksesan dalam kehidupan
murid di masa yang akan dating. Demikian sebaliknya apabila kebutuhan tersebut
tidak diambil dengan bijaksana maka bisa jadi berdampak sangat buruk bagi
masa depan murid-murid. Keputusan yang berpihak kepada murid haruslah melalui
pertimbangan yang sangat akurat dimana dilakukan terlebih dahulu pemetaan
terhadap minat belajar, profil belajar dan kesiapan belajar murid untuk kemudian
dilakukan pembelajaran berdiferensiasi yaitu melakukan diferensiasi konten,
diferensiasi proses dan diferensiasi produk.
16. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan
dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Ketika guru sebagai pemimpin pembelajaran melakukan pengambilan keputusan yang
memerdekakan dan berpihak pada murid, maka dapat dipastikan murid-muridnya
akan belajar menjadi oang-orang yang merdeka, kreatif , inovatif dalam mengambil
keputusan yang menentukan bagi masa depan mereka sendiri. Di masa depan mereka
akan tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang matang, penuh pertimbangan dan cermat
dalam mengambil keputusan-keputusan penting bagi kehidupan dan pekerjaannya.a
17. Kompetensi sosial emosional yang matang dari seorang guru akan mendukungnya
dalam pengambilan keputusan yang tepat. Kompetensi ini meliputi kesadaran diri atau
self awareness, Pengelolaan diri (self management), Kesadaran sosial atau
kesadaran sosial, dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skill).
Sebagai pemimpin pembelajaran maka ketika kita berada dalam situasi dilema etika
maupun moral, kita menggunakan prinsip kesadaran penuh atau mindfullness sehingga
kita akan sadar dengan berbagai opsi dan konsekuensi yang ada, keputusan yang
dihasilkan pun dapat dipermudah dan bermanfaat.
18. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda
pelajari di modul ini,
Yang saya fahami dari konsep-konsep modul ini adalah Ada 4 paradigma pengambilan
keputusan yaitu individu lawan masyarakat, kebenaran lawan kesetiaan, keadilan VS
belas kasihan, jangka Pendek VS jangka panjang. Ada 3 prinsip mengambil keputusan
berfikir berbasis akhir, berfikir berbasi aturan, berfikir berbasis rasa peduli
Ada 9 tahapaan pengambilan dan pengujian keputusan, yaitu Mengenali bahwa ada
nilai-nilai yang salingbertentangan, Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini,
Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dalam situasi ini, Pengujian benar atau
salah (uji legal, uji regulias, uji instuisi, uji publikasi, uji panutan/idola), Pengujian
paradigma benar atau salah, prinsip pengambilan keputusan, Investigasi tri lema,
Buat keputusan meninjau kembali keputusan dan refleksikan
19. Hal-hal yang menurut saya diluar dugaan adalah ternyata dalam pengambilan
keputusan bukan hanya berdasarkan sesuai pemikiran saja namun perlu melihat 4
paradigma, 3 prinsip dan melakukan 9 langkah pengujian pengambilan keputusan.
Selama ini saya berpikir terlalu cepat dan reaktif sehingga keputusan yang saya
ambil perlu ditinjau kembali agar tidak merugikan banyak orang.
20. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan
keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah,
apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Sebagai seorang pemimpin selama ini saya mengambil keputusan berdasarkan apakah
keputusan saya ini bermanfaat untuk orang banyak. saya akan berusaha untuk mencari
manfaat dan mudharatnya jika lebih banyak mudharat maka keoutusan saya akan saya
ganti. Bedanya dengan materi yang dipelajari dalam modul ini adalah ternyata ada 4
paradugma, 3 prinsip dan 9 langkah dalam mengambil sebuah keputusan yang berkaitan
dengan pengambilan keputusan dilema etika
21. Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa
yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan
sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Banyak ilmu yang saya terima dan sangat bermanfaat untuk hari ini dan masa yang akan
datang. Konsep yang saya pelajari memberikan dampak luar biasa bagi pola pikir saya.
Sebelum bertemu dengan modul ini saya berpikir bahwa pengambilan keputusan hanya
berdasarkan regulasi saja. Ternyata banyak hal yang menjadi dasar, ada 4 paradigma
dilemma etika, Serta konsep pengambilan dan pengujian keputusan, sehingga saya lebih yakin
dengan apa yang sudah saya tetapkan sebagai satu keputusan. Saya berencana akan
mengimplementasikan dalam setiap pengambilan keputusan baik sebagai pemimpin pembelajaran
maupun dalam ikut serta pengambilan kebijakan di sekolah dan komunitas praktisi yang saya
ikuti. Saya berharap pengambilan keputusan yang saya lakukan akan selalu berpihak pada
murid.
22. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang
individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
sebagai seorang individu materi ini sangat membantu saya dalam mengambil sebuah
keputusan, dengan adanya ilmu ini kita tidak berlama-lama terhadap suatu
permasalahan kita dapat memutuskannya dengan mempertimbangkan langkah-langkah
pengambilan keputusan. sebagai seorang pemimpin pembelajaran materi ini sangat
bermanfaat bagi saya dalam menciptkan pembelajaran yang berpihak pada murid.