Tentang perkembangan remaja dan kupasan mengenai beberapa persoalan khas yang muncul di masa remaja. Slide ini dibuat untuk salah satu kegiatan pengabdian masyarakat pada remaja di Surabaya, April 2013 yang lalu.
Ini adalah materi karya ust M. Fauzil Adhim yang kami dapatkan langsung dari beliau saat menjadi pembicara di salah satu seminarnya, beliau mempersilahkan copy paste dan share ulang untuk kebaikan. ikuti udate langsung dari twitter beliau @Kupinang
silahkan semoga bermanfaat
Sekolah Ramah Anak (SRA) lahir dari dua hal besar yaitu adanya amanat yang harus diselenggarakan Negara untuk memenuhi hak anak sebagaimana tercantum dalam Konvensi Hak Anak yang telah di ratifikasi Indonesia pada Tahun 1990, juga adanya tuntutan dari Undang-undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Perlindungan Anak dan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Perlindungan Anak yang jelas pada pasal 54 yang berbunyi : “ (1) Anak di dalam dan di lingkungan satuan pendidikan wajib mendapatkan perlindungan dari tindak kekerasan fisik, psikis, kejahatan seksual, dan kejahatan lainnya yang dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, sesama peserta didik, dan/atau pihak lain”. Di ayat dua dinyatakan sebagai berikut :“(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, aparat pemerintah, dan/atau masyarakat”.
Tentang perkembangan remaja dan kupasan mengenai beberapa persoalan khas yang muncul di masa remaja. Slide ini dibuat untuk salah satu kegiatan pengabdian masyarakat pada remaja di Surabaya, April 2013 yang lalu.
Ini adalah materi karya ust M. Fauzil Adhim yang kami dapatkan langsung dari beliau saat menjadi pembicara di salah satu seminarnya, beliau mempersilahkan copy paste dan share ulang untuk kebaikan. ikuti udate langsung dari twitter beliau @Kupinang
silahkan semoga bermanfaat
Sekolah Ramah Anak (SRA) lahir dari dua hal besar yaitu adanya amanat yang harus diselenggarakan Negara untuk memenuhi hak anak sebagaimana tercantum dalam Konvensi Hak Anak yang telah di ratifikasi Indonesia pada Tahun 1990, juga adanya tuntutan dari Undang-undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Perlindungan Anak dan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Perlindungan Anak yang jelas pada pasal 54 yang berbunyi : “ (1) Anak di dalam dan di lingkungan satuan pendidikan wajib mendapatkan perlindungan dari tindak kekerasan fisik, psikis, kejahatan seksual, dan kejahatan lainnya yang dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, sesama peserta didik, dan/atau pihak lain”. Di ayat dua dinyatakan sebagai berikut :“(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, aparat pemerintah, dan/atau masyarakat”.
materi Ini adalah milik ust fauzul adhim (penulis buku buku best dan pakar parenting islam indonesia), Saya sudah ijin untuk publish dan penulis mempersilahkan materi ini di copy paste dan share untuk kebaikan.
denganharapan ini sebagai salah satu jariyah beliau juga
materi Ini adalah milik ust fauzul adhim (penulis buku buku best dan pakar parenting islam indonesia), Saya sudah ijin untuk publish dan penulis mempersilahkan materi ini di copy paste dan share untuk kebaikan.
denganharapan ini sebagai salah satu jariyah beliau juga
Perilaku Adiksi Game Online ( Patologi Sosial )Ratih Aini
Pengertian, Karakteristik, Kategori, Faktor Penyebab Munculnya Adiksi Game Online, Dampak negatif dari permainan game online yang telah menyebabkan penggunanya kecanduan, contoh kasus game online, Peran Penyuluh Dalam Pencegahan Dan Penanggulangan dan Pemberdayaan Adiksi Game Online.
Bibliotherapy merupakan studi penggunaan literatur seperti buku sebagai alat treatment untuk orang-orang yang memiliki masalah mental maupun emosional. Sebelum menentukan literatur yang cocok untuk membantu penyelesaian masalah, perlu diketahui terlebih dahulu jenis atau tingkatan manusia dalam perkembangannya yang kemudian akan diketahui masalah apa yang biasanya sering dialami oleh manusia dalam perkembangannya. Permasalahan yang dialami manusia dimulai sejak lahirnya manusia ke dunia. Perkembangan manusia pun dimulai dari masa kanak-kanak dan beberapa masa sebelum masa dewasa. Makalah ini membahas mengenai Perkembangan Masa Kanak-Kanak pada usia 2-12/13 tahun.
Seringkali para orang tua berpikir bahwa anak-anak tidak tahu apa-apa sampai mereka beranjak dewasa. Padahal sebaliknya, orang tua seharusnya juga belajar dari anak kecil untuk menghadapi dunia.
Ada pepatah mengatakan buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, seorang anak dibentuk seperti apa didikan orangtuanya.
Anak dapat Meniru Perilaku orangtuanya dengan : Melihat, Mendengar dan Merasakan yang diteladani dari orangtuanya
Apa sebenarnya arti disiplin? Disiplin berarti konsisten untuk melakukan sesuatu tepat pada waktu yang telah ditentukan. Hal ini telah digunakan dalam penelitian untuk mengurangi adu kekuatan antara orang tua dan anak.
Artikel yang pernah dimuat di salah satu tabloid gaya hidup sehat ini adalah fenomena yang terjadi saat ini dalam kehidupan anak anak kita. Alih - alih ingin supaya kelak menjadi sukses maka anak sekarang dijejali dengan berbagai kursus dan aktivitas.
Dalam artikel ini, Anthony dio Martin mengajak para orang tua untuk mengenali apakah anak kita termasuk dalam kategori anak super sibuk. apa ciri - ciri dan bagaimana efek dari anak yang dijejali dengan berbagai kegiatan dan kursus. apakah benar itu semua demi kebaikan dan keberhasilan si anak nantinya. Atau, malah membuat anak stres dan menghambat perkembangan pribadi si anak.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. Secara umum: anak berbuat sesuatu yang kurang baik atau
tidak mau menurut perkataan orang tua
Apa yang biasanya dilakukan oleh orang tua kalau anak “nakal”?
Anak tidak mau makan sendiri
Anak malas belajar
Anak tidak mau lepas dari dot
Anak tidak pernah mau diminta
bereskan mainan
Anak bertengkar dengan adik/
kakaknya
Anak tidak mau tidur saat jamnya
7. Disiplin
◦ = untuk mengajarkan
◦ = untuk mengembangkan
dengan pemberian
instruksi
Fungsi membantu anak:
◦ memahami apa yang
diharapkan dan
bagaimana berperilaku
◦ memahami apa yang akan
terjadi jika mereka
melakukan hal yang tidak
semestinya (misbehave)
◦ mengontrol perilakunya
sendiri
8. Mengajarkan dalam suasana
yang penuh rasa hormat,
empati, dan kasih, disertai
batasan yang adil, tegas, dan
konsekuensi yang masuk akal.
Fokus pada perilaku yang
ingin dikembangkan daripada
perilaku negatif.
Manfaat disiplin positif:
◦ mendorong pengembangan
keterampilan hidup
◦ anak tumbuh sehat secara
sosial emosional
◦ anak mengembangkan
disiplin diri,tanggung jawab,
kerjasama, keterampilan
memecahkan masalah dan
sebab akibat.
9. Perilaku akan diulang jika dapat keuntungan untuk perilaku
tersebut.
◦ memperoleh hal yang menyenangkan atau yang diinginkan
◦ menghindar/ menjauh dari hal yang tidak menyenangkan
atau tidak diinginkan
Hal yang dianggap sebagai keuntungan/konsekuensi positif
bagi seseorang, belum tentu dianggap demikian oleh orang
lain.
HATI-HATI:
Teriakan, kritikan, bahkan pukulan, walaupun
seringkali dilihat sebagai hukuman oleh orang tua,
bisa dilihat oleh anak sebagai bentuk perhatian.
10. Karakteristik anak usia prasekolah
◦ masih perlu bimbingan dalam
kontrol impuls
◦ antusias dengan hal-hal yang
bisa mereka lakukan dan yang
mereka ketahui
◦ suka bermain pura-pura,
imajinatif
◦ menikmati waktu dengan teman,
di sisi lain masih suka dimanja
◦ ingin mengerjakan segala
sesuatu sendiri
◦ mengetes aturan/batasan
◦ suka mengatur
◦ pengamat
◦ ingin menyenangkan orang lain
◦ perlu hal yang konkrit
11. Realistik dengan apa yang bisa anak lakukan.
Beri anak kasih sayang dan batasan (aturan dasar, konsekuensi).
Ciptakan suasana aman untuk eksplor
Kasih kesempatan lakukan sendiri, walau agak berantakan/ lama.
Ikut sertakan di aktivitas rumah tangga.
Ciptakan rutinitas.
Antisipasi
Habiskan banyak waktu untuk bermain dengan anak
Komunikasi & validasi perasaan anak
Bersikap konsisten
Model perilaku yang diharapkan.
12.
13. Spesifik dan fokus ke
perilaku.
Bahasa tubuh dan
intonasi penting.
Puji secepatnya
setelah anak
melakukan perilaku
baik.
Jangan tunggu
perilaku sempurna.
Puji di hadapan orang
lain
14. Token bisa macam-
macam.
Tentukan jumlah dan
kapan boleh tukar
tokrn.
Reward tidak perlu
mahal.
Perlahan tingkatkan
standarnya.
Selalu sertai dengan
penguatan sosial
17. Distrak anak dari perilaku mengganggu, dan sebagai gantinya
ajak anak untuk melakukan aktivitas lain.
Ubah menjadi bermain.
Pelankan suara dengan
tiba-tiba, bisik-bisikan.
Tirukan gerakannya
(dalam beberapa kasus
tertentu).
18. Bermanfaat untuk anak
belajar mengembangkan
tanggung jawab.
Kedua pilihan yang
diberikan haruslah bisa
diterima dan memang
boleh
dilakukan.
Tekankan “kamu yang pilih.”
19. Prinsip-prinsip konsekuensi:
◦ Harus relevan
◦ Sebagai bagian integral dari
pilihan
◦ Diberikan segera setelah anak
memilih perilaku
◦ Berikan konsekuensi setiap kali
anak berbuat yang tidak
semestinya
◦ Nyatakan konsekuensi dengan
cara yang tidak kasar / marah-
marah, lebih ke pernyataan
Tekankan pada konsekuensi positif
dibanding konsekuensi negatif
20. Dasarnya: perilaku yang tidak
dapat keuntungan, akan
cenderung tidak dilakukan
kembali.
Pengabaian berarti tidak
memberi perhatian saat anak
melakukan perilaku yang tidak
diharapkan
Anak akan belajar ada cara yang
lebih baik untuk komunikasi.
Perlu diperhatikan:
Bersiaplah untuk ledakan perilaku!
Harus konsisten
Aturan di awal
Paling efektif untuk perilaku cari perhatian dan
disertai penguatan untuk perilaku yang
diharapkan
21. Cocok untuk melepaskan anak dari ketergantungan
terhadap sesuatu.
Ajarkan dulu anak
cara baca kalender
Tentukan tanggal
bersama-sama
Tentukan reward
Ingatkan setiap hari
Rayakan di hari H
Kalau anak tetap
ingin melakukan
kebiasaannya,
abaikan.
22. Cocok untuk minta anak
melakukan sesuatu dalam beberapa
waktu ke depan.
Prosedur:
◦ Anak diajarkan cara baca jam
◦ Sepakat soal waktu
◦ Kalau waktu sudah dekat, ingatkan
◦ Saat sudah saatnya, bimbing anak untuk melakukan
apa yang diminta
◦ Ingatkan konsekuensi
◦ Beri pujian ketika anak melakukan sesuai waktunya
23. Cukup sesuai untuk anak 4 th
ke atas, terutama bila orang tua
sedang tidak punya cukup
energi untuk berdebat.
Mengulang-ulang kalimat yang
sama, apapun yg dikatakan oleh
anak.
Ucapkan berulang dengan
intonasi rendah tanpa marah.
24. Dua bentuk
◦ Pindahkan anak dari situasi.
◦ Ambil barang/ objek yang sedang dimainkan anak
jika tidak dimainkan dengan seharusnya, atau ganti
dengan objek lain yang lebih sesuai.
Berikan penjelasan.
Jika anak berteriak untuk
protes, abaikan.
25. Atas kehendak orang tua
(Parent-Regulated Time Out)
Jelaskan alasan anak diberi
time-out
Saat bicara, tatap mata anak
dan level dengannya
Atur timer (1 menit per usia)
Hindari segala bentuk
interaksi selama anak disana.
Kalau anak teriak, nangis,
minta maaf, selama time-out,
tetap abaikan.
Jika anak berontak/ jalan-
jalan, reset waktunya.
28. Atas kehendak anak
(Child-Regulated Time Out)
◦ Sediakan spot yang akan digunakan oleh semua
anggota keluarga untuk menenangkan diri.
◦ Perkenalkan ke anak: “Kamu bisa datang ke spot ini
kalau kamu lagi kesal dan perlu menenangkan diri.”
◦ Dapat contohkan ke anak penggunaannya.
◦ Saat anak butuh time-out, arahkan anak ke sana
“coba duduk disana dulu, kembali lagi kalau kamu
sudah tenang. “
29. Senantiasa sabar
Jangan kasih konsekuensi kalau lagi emosi
• Hitung sampai 10
• Tarik nafas
• Tinggalkan situasi sejanak, pergi ke ruangan lain
Kontrol emosi diri sendiri
Berikan waktu istirahat bagi diri sendiri sesekali
30. Canter, Lee. (2009). Assertive Discipline for Parents. USA: Harper
Collins
Carroll, Deborah & Reid, Stella. (2008). Nanny 911. Jakarta: Hikmah
Phelan, Thomas. (2003). 1,2,3 Magic: Effective Discipline for
Children 2-12. Illinois: Parent Magic, Inc.
Positive Discipline: A guide for Parents. (2009). USA: University of
Minnesota Extension.
Using positive discipline: A guide for childcare providers. (2009).
USA: Maryland Committee for Children.
Berger, Meg. Positive Discipline for Toddlers and Preschoolers.
Diunduh dari
http://www.moriver.net/Community/positive_discipline.htm
Surtinina, Anna. Teknik Disiplin Kalender.
http://chirpstory.com/li/16295
http://www.caringforkids.cps.ca/handouts/tips_for_positive_discipli
ne