3. ASPEK KEPENDUDUKAN
Masalah kependudukan sudah menjadi
masalah global dan merupakan salah
satu dari dua sumber masalah
kehidupan di dunia yang menonjol
disamping masalah lingkungan hidup
Masalah kependudukan terutama
masalah pertumbuhan penduduk
sudah menjadi pusat perhatian dan
banyak dibicarakan dunia sejak lama.
8. DEMOGRAFI
Demografi berasal dari bahasa Yunani “Demos”
adalah rakyat/penduduk dan “Grafein” yg
artinya menulis.
Jadi demografi adalah tulisan-tulisan atau
karangan-karangan mengenai rakyat atau
penduduk (Achille Guillard:1885)
BACK
9. DEMOGRAFI
BACK
United Nations (1958) dan International Union for the
Scientific Study of Population/IUSSP (1982) “demografi
sebagai studi ilmiah masalah penduduk yang berkaitan
dengan jumlah, struktur, serta pertumbuhannya”.
Philip M. Hauser dan Otis Dudley Duncan (1959)
“demografi merupakan ilmu yang mempelajari jumlah,
persebaran teritorial, komposisi penduduk, serta
perubahannya dan sebab-sebab perubahan tersebut”.
George W. Brclay (1970) “demografi sebagai ilmu yang
memberikan gambaran secara statistik tentang
penduduk secara menyeluruh bukan perorangan”
10. DEMOGRAFI
Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang
mempelajari dinamika kependudukan manusia.
Meliputi di dalamnya ukuran,struktur, dan
distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah
penduduk berubah setiap waktu akibat
kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan.
Analisis kependudukan dapat merujuk
masyarakat secara keseluruhan atau kelompok
tertentu yang didasarkan kriteria seperti
pendidikan, kewarganegaraan, agama, atau
etnisitas (suku) tertentu.
BACK
11. PENDUDUK
Penduduk atau warga suatu negara atau
daerah bisa didefinisikan menjadi dua:
1 Orang yang tinggal di daerah tersebut
2 Orang yang secara hukum berhak tinggal di
daerah tersebut. Dengan kata lain orang
yang mempunyai surat resmi untuk tinggal
di situ.
BACK
12. MANFAAT DEMOGRAFI
BACK
Mempelajari kuantitas, komposisi, dan distribusi
penduduk dalam suatu daerah tertentu serta
perubahan-perubahannya.
Menjelaskan pertumbuhan masa lampau dan
mengestimasi pertumbuhan penduduk pada masa
mendatang
Mengembangkan hubungan sebab akibat antara
perkembangan penduduk dan bermacam-macam
aspek pembangunan sosial, ekonomi, budaya,
politik, lingkungan, dan keamanan.
Mempelajari dan mengantisipasi kemungkinan-
kemungkinan konsekuensi pertumbuhan penduduk
pada masa mendatang.
14. Bapak Demografi
John Graunt (1620-1674)
• Natural and Political
Observations Mentioned
in a Following Index and
Made Upon the Bills of
Mortality.
• Sebagian besar berisi
analisis kematian
dengan bersumber pada
The Bills of Mortality.
15. Sejarah perkembangan demografi dimulai
dari John Graunt (1620-1674), warga
negara Inggris yang dikenal sebagai pelopor
dalam bidang pencatatan statistik penduduk.
Bukunya berisi tentang analisis mortalitas,
fertilitas, migrasi, perumahan, data keluarga,
perbedaan antara kota dan negara,
perbedaan jumlah penduduk laki-laki yang
berada pada kelompok umur militer.
Menyarankan penelitian di bidang
kependudukan bisa menekankan aspek
komposisi penduduk menurut jenis kelamin,
negara, umur, agama, dsb.
16. Graunt melakukan analisis kematian dan
kelahiran dengan menggunakan data dari
catatan kematian yang diterbitkan oleh
gereja setiap minggu.
Dalam melakukan penelitiannya Graunt
sangat berhati-hati dalam pengumpulan
data. Graunt mengambil sampel untuk
melakukan estimasi.
Dengan sikap kehati-hatiannya dalam
meneliti serta didukung oleh topik-topik
yang menarik membuat ilmu demografi
lahir pada saat itu. Dan Graunt mulai
dikenal sebagai Bapak Demografi.
Dibantu oleh William Petty, yang
selanjutnya menyarakan agar didirikan
Central Statistical Office
17. Setelah era Graunt, perhatian publik
terhadap masalah kependudukan baik
mengenai pencatatan statistik maupun
pertumbuhannya terus meningkat.
Kemudian timbul masalah mengenai
pembagian cabang ilmu ini. Namun
beberapa pengamat membedakan
masalah penduduk menjadi dua :
1. Bersifat Kuantitatif, yaitu membahas
tentang jumlah, persebaran, serta
komposisi penduduk.
2. Bersifat kualitatif, yaitu membahas
masalah penduduk dari segi genetis
dan biologi.
19. Ada 4 yaitu :
Demografi murni (pure demography) =
demografi formal
Dimana menggunakan teknik perhitungan rumus
statistik dan matematik untuk memperoleh
gambaran penduduk dan variabel demografi.
Namun belum bisa menjawab pertanyaan “why”.
Contoh : hubungan antara naik turunnya tingkat
fertilitas dengan struktur demografi di suatu
daerah.
Demografi sosiologi (sociological
demography)
Sosiologi demografi memberikan pengertian
terhadap pertanyaan ilmiah dalam bidang sosial
yang ada hubungannya dengan sebab-musahab
dari pola-pola penduduk dan proses
kependudukan.
20. Studi kependudukan (population studies)
Maksudnya kependudukan sebagai studi yang
bisa memberikan informasi yang lebih
komperhensif mengenai sebab-akibat dan solusi
pemecahan masalah dari munculnya fenomena
demografi. Sehingga studi kependudukan
membutuhkan disiplin ilmu lain seperti:
sosiologi, psikologi, sosial-ekonomi, ekonomi,
geografi. (ilmu interdisipliner)
Demografi sosial (social demography)
Demografi sosial yang analisisnya berdasarkan
kualitatif melalui aspek sosiologis, misalnya
lembaga sosial seperti keluarga, ekonomi, dan
agama mempengaruhi fertilitas, mortalitas, dan
migrasi, serta interaksi pada suatu karakteristik
sosial seperti distribusi usia.
22. TEORI PENDUDUK
1. Teori Malthusian
2. Teori Neo Malthusian
3. Teori Marxist
4. Teori Fisiologi
5. Teori Teknologi
6. TeoriTransisi Demografi
23. Para ahli dikelompokkan menjadi
empat kelompok :
1. Kelompok Pertama : Penganut aliran
Malthusian dipelopori oleh Thomas Robert
Malthus, Penganut aliran Neo Malthusian
dipelopori oleh Garreth Hardin dan Paul
Ehrlich
2. Kelompok Kedua : Penganut aliran Marxist
dipelopori oleh Karl Marx dan Friedrich Engels
3. Kelompok Ketiga : Penganut aliran Fisiologi
dan teknologi dipelopori oleh John Stuart Mill,
Arsene Dumont dan Emile Durkheim
4. Kelompok Keempat : Penganut Aliran Transisi
Demografi dipelopori oleh Notenstein
24. #1 Aliran Malthusian
Dipelopori oleh Thomas Robert Malthus
Malthus mengemukakan beberapa pendapat
tentang kependudukan :
1. Penduduk apabila tidak ada pembatasan
akan berkembang biak dengan sangat cepat
& memenuhi dengan cepat beberapa bagian
dari permukaan bumi ini.
2. Manusia untuk hidup memerlukan bahan
makanan, sedangkan laju pertumbuhan
makanan jauh lebih lambat dibandingkan
dengan laju pertumbuhan penduduk.
25. Untuk keluar dari permasalahan
kekurangan pangan tersebut,
pertumbuhan penduduk harus
dibatasi.
Pembatasan pertumbuhan penduduk
dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu preventive checks & positive
checks.
1. Preventive checks : yaitu
pengurangan penduduk melalui
penekanan kelahiran.
26. Preventive checks dibagi menjadi 2,
yaitu :
a) Moral restraint/pengekangan diri :
yaitu segala usaha untuk mengekang
nafsu seksual.
b) Vice/pengurangan kelahiran : seperti
aborsi, penggunaan alat-alat kontrasepsi,
homoseksual, promiscuity, adultery.
27. 2. Positive Checks : yaitu pengurangan
penduduk melalui proses kematian.
Positive checks dibagi menjadi 2, yaitu :
a) Vice/kejahatan : yaitu segala jenis
pencabutan nyawa sesama manusia seperti
pembunuhan anak-anak, pembunuhan
orang-orang cacat, & orang-orang tua.
b) Misery/kemelaratan : yaitu segala keadaan
yang menyebabkan kematian seperti
berbagai jenis penyakit & epidemi, bencana
alam, kelaparan, kekurangan pangan &
peperangan.
28. Kritik Terhadap Malthus
Beberapa kritik terhadap teori Malthus
adalah Malthus tidak memperhitungkan
hal-hal sbb :
a) Kemajuan bidang transportasi
b) Kemajuan bidang teknologi
c) Usaha pembatasan kelahiran bagi
pasangan yang sudah menikah
d) Fertilitas akan menurun apabila
perbaikan ekonomi & standar penduduk
dinaikkan
29. #2 Aliran Neo-Maltusians
Aliran ini dipelopori oleh Garret Hardin
dan Paul Ehrlich.
Menurut Malthus, cara mengurangi
penduduk cukup dengan moral restraint
saja.
Namun aliran Neo Malthusian
menganjurkan menggunakan semua
cara-cara preventive check, dengan
penggunaan alat-alat kontrasepsi dan
pengguguran kandungan (aborsi).
30. Paul Ehrlich dalam bukunya “The
Population Bomb” pada tahun 1971
menggambarkan penduduk dan
lingkungan yang ada di dunia dewasa ini
sebagai berikut :
1. Dunia ini sudah terlalu banyak manusia.
2. Keadaan bahan makanan sangat
terbatas.
3. Karena terlalu banyak manusia didunia
ini, lingkungan sudah banyak yang rusak
dan tercemar.
Jadi dengan berbagi kondisi diatas
membuat kerusakan lingkungan pun tak
dapat dihindari.
31. #3 Aliran Marxist
Pelopor aliran ini adalah Karl Marx dan
Friedrich Engels.
Sebelumnya Malthus menyatakan
bahwa ketika terjadi pertumbuhan
penduduk, maka manusia akan
kekurangan bahan pangan.
Namun menurut Marx bukan
kekurangan bahan pangan melainkan
kekurangan kesempatan kerja.
32. Kemelaratan terjadi bukan disebabkan
karena pertumbuhan penduduk yang
terlalu cepat, tetapi karena kesalahan
masyarakat itu sendiri terutama kaum
kapitalis yang sering mengambil
pendapatan buruh sehingga buruh
melarat.
Selain itu sistem kapitalis juga terlalu
menguasai alat-alat produksi
dibandingkan dalam menggunakan tenaga
buruh.
33. Untuk mengatasi masalah ini, maka
struktur masyarakat harus diubah dari
sistem kapitalis menjadi sistem sosialis
dimana buruh bisa menguasai alat produksi
supaya gaji buruh tidak terpotong dan
kemelaratan dapat dihapuskan.
Kemudian menurut Marx dan Engels juga
mengatakan bahwa jika semakin banyak
jumlah penduduk, akan meningkatkan
jumlah produk yang dihasilkan.
Hal ini mendorong mereka tidak perlu
adanya pembatasan pertumbuhan
penduduk melalui moral restraint, seperti
yang disarankan oleh Malthus.
34. #4 Teori Fisiologi dan Sosial Ekonomi
Jhon Stuart Mill
Ia berpendapat bahwa pada situasi
tertentu manusia dapat mempengaruhi
perilaku demografinya.
Apabila produktivitas seseorang tinggi ia
cenderung ingin mempunyai keluarga
yang kecil. Dalam situasi seperti ini
fertilitas akan rendah. Jadi standar hidup
merupakan determinan dari fertilitas.
35. Arsene Dumont
Teori nya adalah kapilaritas sosial (theory
for social capilarity). Konsep ini dibuat
berdasarkan atas analogi bahwa cairan
akan naik pada sebuah pipa kapiler.
Kapilaritas sosial mengacu kepada
keinginan seseorang untuk mencapai
kedudukan yang tinggi di masyarakat.
Untuk mencapai kedudukan yang tinggi,
keluarga yang besar merupakan beban
yang berat dan perintang.
36. Emile Durkheim
Durkheim mengatakan pada suatu
wilayah di mana angka kepadatan
penduduknya tinggi akibat dari tingginya
laju pertumbuhan penduduk, akan timbul
persaingan diantara penduduk untuk
dapat mempertahankan hidup.
Orang berusaha untuk meningkatkan
pendidikan dan keterampilan, dan
mengambil spesialisasi tertentu.
Contoh : masyarakat di perkotaan
37. Michael Thomas Sadler dan Doubleday
Sadler : Daya reproduksi manusia dibatasi oleh
jumlah penduduk yang ada di suatu negara.
Sehingga daya reproduksi penduduk
berbanding terbalik dengan kepadatan
penduduk. Jika kepadatan penduduk tinggi, daya
reproduksi manusia akan menurun, sebaliknya jika
kepadatan penduduk rendah, daya reproduksi
manusia akan meningkat.
Doubleday : Daya reproduksi penduduk berbanding
terbalik dengan bahan makanan yang tersedia. Jadi
kenaikan kemakmuran menyebabkan turunnya daya
reproduksi manusia.
38. #5 Penganut Kelompok Teknologi Yang
Optimis
Pandangan yang suram dan pesimis dari
Malthus beserta penganut-penganutnya
ditentang keras oleh kelompok teknologi.
Penganut ini menyatakan bahwa manusia dengan
ilmu pengetahuannya mampu melipatgandakan
produksi pertanian, mampu mengubah kembali
(recycling) barang-barang yang sudah dipakai,
sampai akhirnya dunia ketiga mengakhiri masa
transisi demografinya.
Herman Khan (1976) mengatakan bahwa
negara-negara kaya akan membantu negara-
negara miskin, dan akhirnya kekayaan itu juga
akan jatuh kepada orang-orang miskin.
39. #6 Teori Transisi Demografi
Transisi demografi menyatakan perubahan
yang terjadi terhadap tiga komponen utama
pertumbuhan penduduk, yaitu:
1. Kelahiran (fertilitas)
2. Kematian ( Mortalitas)
3. Perpindahan Penduduk ( Mobilitas/
Migrasi)
Konsep umum : hanya pada perubahan
penduduk secara alamiah, yaitu kelahiran
dan kematian.
40. 4 tahapan dalam transisi
demografi
Tahap I (Pre- Industrial)
Tahap II (Early Industrial)
Tahap III (Industrial)
Tahap IV (Mature Industrial)
41. Tahap I (Pre- Industrial)
Tahap ini di tandai dengan jumlah
kelahiran dan kematian yang sangat tinggi,
daya tahan tubuh lemah, adanya wabah
penyakit menular, panen gagal danharga
barang mahal sehingga menyebabkan
kelaparan.
Tahap II (Early Industrial)
Pada tahap ini mulai terlihat adanya sedikit
kemajuan.
Mortalitas turun karena kemajuan
teknologi dan mulai ditemukan obat,
terutama antibiotik dan penisilin, namun
kelahiran masih tinggi sehingga jumlah
penduduk sangat tinggi.
42. Tahap III (Industrial)
Pada tahap III ini, angka kematian terus
menurun dengan lambat. Sedangkan angka
kelahiran mulai menurun dengan cepat, akibat
adanya perubahan prilaku (behavior)
melahirkan dan adanya alat kontrasepsi serta
adanya peningkatan pendidikan, dan
kesehatan masyarakat.
Di Negara berkembang, perubahan perilaku
melahirkan ini di dukung oleh program
keluarga berencana (KB) pemerintah
membantu menurunkan tingkat fertilitas.
Tahap IV (Mature Industrial)
Angka kelahiran dan kematian pada tahap ini
sama-sama mencapai angka rendah sehingga
angka pertumbuhan penduduk juga rendah.
Akibat dari kondisi social dan ekonomi
masyarakat yang maju.
43. Kritik Terhadap Teori Transisi Demografi
Banyak Negara yang dapat menurunkan
angka kelahiran meskipun proses
industrialisasi masih dalam tahap awal (early
industry)
Teori transisi demografi tersebut belum
tersedia bukti-bukti empiris yang dapat
mendukung hipotesis yang diungkapkan
dalam teori tersebut
Teori transisi demografi tidak dapat berlaku
secara umum
Teori Transisi demografi mungkin tidak dapat
menjelaskan secara mikro mengenai apa
yang sebenarnya terjadi di sebuah negara
terutama mengenai prilaku reproduksi
pasangan suami istri.
44. Contoh Artikel tentang Penerapan
Teori Penduduk di Negara
Indonesia
Teori Malthus mengatakan bahwa pertumbuhan penduduk mengikuti
deret ukur sedangkan pertumbuhan ketersediaan pangan mengikuti
deret hitung. Sedangkan menurut Marx mengatakan bahwa akan ada
sains dan teknologi mampu meningkatkan produksi bahan makanan.
Sehingga untuk kasus Indonesia pernah menganut teori Malthus dan
Marxist dimana dahulu Indonesia berhasil menciptakan swasembada
beras selama 2 tahun namun belum bisa untuk jangka panjang.
Salah satu solusi dalam peningkatan produksi pangan adalah
peningkatan areal dan produktifitas. Selama 5 tahun terakhir (2004-
2008), areal panen padi hanya meningkat 0,47 juta ha dengan
komposisi 11,92 juta ha tahun 2004 menjadi 12,39 juta ha tahun
2008. Dari segi produktifitas mengalami peningkatan 0,32 ton/ha
dengan komposisi 4,54 ton/ha tahun 2004 dan 4,86 ton/ha tahun
2008.
Ternyata hal itu dirasakan belum cukup untuk memenuhi kebutuhan
pangan masyarakat Indonesia seiring semakin meningkatnya
pertumbuhan penduduk setiap tahun. Sehingga perangkap Malthus
tetap terus ada.
45. Selain itu Indonesia juga menerapkan teori
Neo Malthusian yang menganjurkan untuk
mengurangi jumlah penduduk dengan
menggunakan “Preventif Check” yaitu
menggunakan alat kontrasepsi seperti
Pemerintah menggalakkan kembali program
Keluarga Berencana yang sempat terhenti
dan mulai dilaksanakan lagi pada tahun 2007.
(Sumber : Artikel Kompasiana “Pertumbuhan
Penduduk dan Ketahanan Pangan” .2012.
http://birokrasi.kompasiana.com/2012/10/24
/pertumbuhan-penduduk-dan-ketahanan-
pangan-503892.html )
46. Aliran neo Malthus lebih cocok untuk negara
berkembang dibandingkan Negara maju.
Sebab dinegara berkembang jumlah
penduduknya masih belum bisa dikendalikan
sedangkan dinegara maju jumlah penduduk
sedikit. Dinegara berkembang penduduk untuk
memenuhi kebutuhannya masih bergantung
pada alam. Jadi untuk mengatasi masalah
penduduk ini alirn Neo-Malthus lebih condong
ke Negara berkembang.
(Sumber :
http://zakiatisilvia.blogspot.com/2013/10/teori-
kependudukan-neo-malthusian.html )
47. China
Pertumbuhan penduduk China yang cepat
memaksa mengambil kebijakan kependudukan
sperti halnya China. dengan jumlah penduduk
mencapai 1.500.000.000 jiwa.
Pemerintah mengambil kebijakan kependudukan
dengan anti natalitas, sebuah kebijakan
kependudukan yang mestinya tidak dikenal dalam
konsep negara-negara sosialis. Kebijakan
kependudukan pemerintah China adalah
memberikan denda/pajak kepada penduduk yang
memiliki anak lebih dari satu orang.
(Sumber :
http://setazone.files.wordpress.com/2012/05/bab
-viii-b-teori.doc)