SlideShare a Scribd company logo
1 of 48
Manajemen &
Kebijakan
Kependudukan
SEKOLAH TINGGI ILMU
ADMINISTRASI BANTEN (STIA),
PANDEGLANG
PART 1
KONSEP DEMOGRAFI
PART 1
DASAR-DASAR DEMOGRAFI (I)
ASPEK KEPENDUDUKAN
 Masalah kependudukan sudah menjadi
masalah global dan merupakan salah
satu dari dua sumber masalah
kehidupan di dunia yang menonjol
disamping masalah lingkungan hidup
 Masalah kependudukan terutama
masalah pertumbuhan penduduk
sudah menjadi pusat perhatian dan
banyak dibicarakan dunia sejak lama.
Grafik Jumlah Penduduk
Jumlah Penduduk Per Provinsi
Penduduk Indonesia
DEMOGRAFI
 Demografi berasal dari bahasa Yunani “Demos”
adalah rakyat/penduduk dan “Grafein” yg
artinya menulis.
 Jadi demografi adalah tulisan-tulisan atau
karangan-karangan mengenai rakyat atau
penduduk (Achille Guillard:1885)
BACK
DEMOGRAFI
BACK
 United Nations (1958) dan International Union for the
Scientific Study of Population/IUSSP (1982) “demografi
sebagai studi ilmiah masalah penduduk yang berkaitan
dengan jumlah, struktur, serta pertumbuhannya”.
 Philip M. Hauser dan Otis Dudley Duncan (1959)
“demografi merupakan ilmu yang mempelajari jumlah,
persebaran teritorial, komposisi penduduk, serta
perubahannya dan sebab-sebab perubahan tersebut”.
 George W. Brclay (1970) “demografi sebagai ilmu yang
memberikan gambaran secara statistik tentang
penduduk secara menyeluruh bukan perorangan”
DEMOGRAFI
 Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang
mempelajari dinamika kependudukan manusia.
Meliputi di dalamnya ukuran,struktur, dan
distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah
penduduk berubah setiap waktu akibat
kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan.
Analisis kependudukan dapat merujuk
masyarakat secara keseluruhan atau kelompok
tertentu yang didasarkan kriteria seperti
pendidikan, kewarganegaraan, agama, atau
etnisitas (suku) tertentu.
BACK
PENDUDUK
 Penduduk atau warga suatu negara atau
daerah bisa didefinisikan menjadi dua:
1 Orang yang tinggal di daerah tersebut
2 Orang yang secara hukum berhak tinggal di
daerah tersebut. Dengan kata lain orang
yang mempunyai surat resmi untuk tinggal
di situ.
BACK
MANFAAT DEMOGRAFI
BACK
 Mempelajari kuantitas, komposisi, dan distribusi
penduduk dalam suatu daerah tertentu serta
perubahan-perubahannya.
 Menjelaskan pertumbuhan masa lampau dan
mengestimasi pertumbuhan penduduk pada masa
mendatang
 Mengembangkan hubungan sebab akibat antara
perkembangan penduduk dan bermacam-macam
aspek pembangunan sosial, ekonomi, budaya,
politik, lingkungan, dan keamanan.
 Mempelajari dan mengantisipasi kemungkinan-
kemungkinan konsekuensi pertumbuhan penduduk
pada masa mendatang.
Sejarah Perkembangan
Demografi
Bapak Demografi
 John Graunt (1620-1674)
• Natural and Political
Observations Mentioned
in a Following Index and
Made Upon the Bills of
Mortality.
• Sebagian besar berisi
analisis kematian
dengan bersumber pada
The Bills of Mortality.
 Sejarah perkembangan demografi dimulai
dari John Graunt (1620-1674), warga
negara Inggris yang dikenal sebagai pelopor
dalam bidang pencatatan statistik penduduk.
 Bukunya berisi tentang analisis mortalitas,
fertilitas, migrasi, perumahan, data keluarga,
perbedaan antara kota dan negara,
perbedaan jumlah penduduk laki-laki yang
berada pada kelompok umur militer.
 Menyarankan penelitian di bidang
kependudukan bisa menekankan aspek
komposisi penduduk menurut jenis kelamin,
negara, umur, agama, dsb.
 Graunt melakukan analisis kematian dan
kelahiran dengan menggunakan data dari
catatan kematian yang diterbitkan oleh
gereja setiap minggu.
 Dalam melakukan penelitiannya Graunt
sangat berhati-hati dalam pengumpulan
data. Graunt mengambil sampel untuk
melakukan estimasi.
 Dengan sikap kehati-hatiannya dalam
meneliti serta didukung oleh topik-topik
yang menarik membuat ilmu demografi
lahir pada saat itu. Dan Graunt mulai
dikenal sebagai Bapak Demografi.
 Dibantu oleh William Petty, yang
selanjutnya menyarakan agar didirikan
Central Statistical Office
 Setelah era Graunt, perhatian publik
terhadap masalah kependudukan baik
mengenai pencatatan statistik maupun
pertumbuhannya terus meningkat.
 Kemudian timbul masalah mengenai
pembagian cabang ilmu ini. Namun
beberapa pengamat membedakan
masalah penduduk menjadi dua :
1. Bersifat Kuantitatif, yaitu membahas
tentang jumlah, persebaran, serta
komposisi penduduk.
2. Bersifat kualitatif, yaitu membahas
masalah penduduk dari segi genetis
dan biologi.
PEMBAGIAN ILMU
DEMOGRAFI
Ada 4 yaitu :
 Demografi murni (pure demography) =
demografi formal
Dimana menggunakan teknik perhitungan rumus
statistik dan matematik untuk memperoleh
gambaran penduduk dan variabel demografi.
Namun belum bisa menjawab pertanyaan “why”.
Contoh : hubungan antara naik turunnya tingkat
fertilitas dengan struktur demografi di suatu
daerah.
 Demografi sosiologi (sociological
demography)
Sosiologi demografi memberikan pengertian
terhadap pertanyaan ilmiah dalam bidang sosial
yang ada hubungannya dengan sebab-musahab
dari pola-pola penduduk dan proses
kependudukan.
 Studi kependudukan (population studies)
Maksudnya kependudukan sebagai studi yang
bisa memberikan informasi yang lebih
komperhensif mengenai sebab-akibat dan solusi
pemecahan masalah dari munculnya fenomena
demografi. Sehingga studi kependudukan
membutuhkan disiplin ilmu lain seperti:
sosiologi, psikologi, sosial-ekonomi, ekonomi,
geografi. (ilmu interdisipliner)
 Demografi sosial (social demography)
Demografi sosial yang analisisnya berdasarkan
kualitatif melalui aspek sosiologis, misalnya
lembaga sosial seperti keluarga, ekonomi, dan
agama mempengaruhi fertilitas, mortalitas, dan
migrasi, serta interaksi pada suatu karakteristik
sosial seperti distribusi usia.
TEORI PENDUDUK
TEORI PENDUDUK
1. Teori Malthusian
2. Teori Neo Malthusian
3. Teori Marxist
4. Teori Fisiologi
5. Teori Teknologi
6. TeoriTransisi Demografi
Para ahli dikelompokkan menjadi
empat kelompok :
1. Kelompok Pertama : Penganut aliran
Malthusian dipelopori oleh Thomas Robert
Malthus, Penganut aliran Neo Malthusian
dipelopori oleh Garreth Hardin dan Paul
Ehrlich
2. Kelompok Kedua : Penganut aliran Marxist
dipelopori oleh Karl Marx dan Friedrich Engels
3. Kelompok Ketiga : Penganut aliran Fisiologi
dan teknologi dipelopori oleh John Stuart Mill,
Arsene Dumont dan Emile Durkheim
4. Kelompok Keempat : Penganut Aliran Transisi
Demografi dipelopori oleh Notenstein
#1 Aliran Malthusian
 Dipelopori oleh Thomas Robert Malthus
 Malthus mengemukakan beberapa pendapat
tentang kependudukan :
1. Penduduk apabila tidak ada pembatasan
akan berkembang biak dengan sangat cepat
& memenuhi dengan cepat beberapa bagian
dari permukaan bumi ini.
2. Manusia untuk hidup memerlukan bahan
makanan, sedangkan laju pertumbuhan
makanan jauh lebih lambat dibandingkan
dengan laju pertumbuhan penduduk.
 Untuk keluar dari permasalahan
kekurangan pangan tersebut,
pertumbuhan penduduk harus
dibatasi.
 Pembatasan pertumbuhan penduduk
dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu preventive checks & positive
checks.
1. Preventive checks : yaitu
pengurangan penduduk melalui
penekanan kelahiran.
 Preventive checks dibagi menjadi 2,
yaitu :
 a) Moral restraint/pengekangan diri :
yaitu segala usaha untuk mengekang
nafsu seksual.
 b) Vice/pengurangan kelahiran : seperti
aborsi, penggunaan alat-alat kontrasepsi,
homoseksual, promiscuity, adultery.
 2. Positive Checks : yaitu pengurangan
penduduk melalui proses kematian.
 Positive checks dibagi menjadi 2, yaitu :
a) Vice/kejahatan : yaitu segala jenis
pencabutan nyawa sesama manusia seperti
pembunuhan anak-anak, pembunuhan
orang-orang cacat, & orang-orang tua.
b) Misery/kemelaratan : yaitu segala keadaan
yang menyebabkan kematian seperti
berbagai jenis penyakit & epidemi, bencana
alam, kelaparan, kekurangan pangan &
peperangan.
Kritik Terhadap Malthus
 Beberapa kritik terhadap teori Malthus
adalah Malthus tidak memperhitungkan
hal-hal sbb :
a) Kemajuan bidang transportasi
b) Kemajuan bidang teknologi
c) Usaha pembatasan kelahiran bagi
pasangan yang sudah menikah
d) Fertilitas akan menurun apabila
perbaikan ekonomi & standar penduduk
dinaikkan
#2 Aliran Neo-Maltusians
 Aliran ini dipelopori oleh Garret Hardin
dan Paul Ehrlich.
 Menurut Malthus, cara mengurangi
penduduk cukup dengan moral restraint
saja.
 Namun aliran Neo Malthusian
menganjurkan menggunakan semua
cara-cara preventive check, dengan
penggunaan alat-alat kontrasepsi dan
pengguguran kandungan (aborsi).
 Paul Ehrlich dalam bukunya “The
Population Bomb” pada tahun 1971
menggambarkan penduduk dan
lingkungan yang ada di dunia dewasa ini
sebagai berikut :
1. Dunia ini sudah terlalu banyak manusia.
2. Keadaan bahan makanan sangat
terbatas.
3. Karena terlalu banyak manusia didunia
ini, lingkungan sudah banyak yang rusak
dan tercemar.
Jadi dengan berbagi kondisi diatas
membuat kerusakan lingkungan pun tak
dapat dihindari.
#3 Aliran Marxist
 Pelopor aliran ini adalah Karl Marx dan
Friedrich Engels.
 Sebelumnya Malthus menyatakan
bahwa ketika terjadi pertumbuhan
penduduk, maka manusia akan
kekurangan bahan pangan.
 Namun menurut Marx bukan
kekurangan bahan pangan melainkan
kekurangan kesempatan kerja.
 Kemelaratan terjadi bukan disebabkan
karena pertumbuhan penduduk yang
terlalu cepat, tetapi karena kesalahan
masyarakat itu sendiri terutama kaum
kapitalis yang sering mengambil
pendapatan buruh sehingga buruh
melarat.
 Selain itu sistem kapitalis juga terlalu
menguasai alat-alat produksi
dibandingkan dalam menggunakan tenaga
buruh.
 Untuk mengatasi masalah ini, maka
struktur masyarakat harus diubah dari
sistem kapitalis menjadi sistem sosialis
dimana buruh bisa menguasai alat produksi
supaya gaji buruh tidak terpotong dan
kemelaratan dapat dihapuskan.
 Kemudian menurut Marx dan Engels juga
mengatakan bahwa jika semakin banyak
jumlah penduduk, akan meningkatkan
jumlah produk yang dihasilkan.
 Hal ini mendorong mereka tidak perlu
adanya pembatasan pertumbuhan
penduduk melalui moral restraint, seperti
yang disarankan oleh Malthus.
#4 Teori Fisiologi dan Sosial Ekonomi
 Jhon Stuart Mill
 Ia berpendapat bahwa pada situasi
tertentu manusia dapat mempengaruhi
perilaku demografinya.
 Apabila produktivitas seseorang tinggi ia
cenderung ingin mempunyai keluarga
yang kecil. Dalam situasi seperti ini
fertilitas akan rendah. Jadi standar hidup
merupakan determinan dari fertilitas.
 Arsene Dumont
 Teori nya adalah kapilaritas sosial (theory
for social capilarity). Konsep ini dibuat
berdasarkan atas analogi bahwa cairan
akan naik pada sebuah pipa kapiler.
 Kapilaritas sosial mengacu kepada
keinginan seseorang untuk mencapai
kedudukan yang tinggi di masyarakat.
Untuk mencapai kedudukan yang tinggi,
keluarga yang besar merupakan beban
yang berat dan perintang.
 Emile Durkheim
 Durkheim mengatakan pada suatu
wilayah di mana angka kepadatan
penduduknya tinggi akibat dari tingginya
laju pertumbuhan penduduk, akan timbul
persaingan diantara penduduk untuk
dapat mempertahankan hidup.
 Orang berusaha untuk meningkatkan
pendidikan dan keterampilan, dan
mengambil spesialisasi tertentu.
 Contoh : masyarakat di perkotaan
 Michael Thomas Sadler dan Doubleday
 Sadler : Daya reproduksi manusia dibatasi oleh
jumlah penduduk yang ada di suatu negara.
Sehingga daya reproduksi penduduk
berbanding terbalik dengan kepadatan
penduduk. Jika kepadatan penduduk tinggi, daya
reproduksi manusia akan menurun, sebaliknya jika
kepadatan penduduk rendah, daya reproduksi
manusia akan meningkat.
 Doubleday : Daya reproduksi penduduk berbanding
terbalik dengan bahan makanan yang tersedia. Jadi
kenaikan kemakmuran menyebabkan turunnya daya
reproduksi manusia.
#5 Penganut Kelompok Teknologi Yang
Optimis
Pandangan yang suram dan pesimis dari
Malthus beserta penganut-penganutnya
ditentang keras oleh kelompok teknologi.
 Penganut ini menyatakan bahwa manusia dengan
ilmu pengetahuannya mampu melipatgandakan
produksi pertanian, mampu mengubah kembali
(recycling) barang-barang yang sudah dipakai,
sampai akhirnya dunia ketiga mengakhiri masa
transisi demografinya.
 Herman Khan (1976) mengatakan bahwa
negara-negara kaya akan membantu negara-
negara miskin, dan akhirnya kekayaan itu juga
akan jatuh kepada orang-orang miskin.
#6 Teori Transisi Demografi
 Transisi demografi menyatakan perubahan
yang terjadi terhadap tiga komponen utama
pertumbuhan penduduk, yaitu:
1. Kelahiran (fertilitas)
2. Kematian ( Mortalitas)
3. Perpindahan Penduduk ( Mobilitas/
Migrasi)
 Konsep umum : hanya pada perubahan
penduduk secara alamiah, yaitu kelahiran
dan kematian.
4 tahapan dalam transisi
demografi
 Tahap I (Pre- Industrial)
 Tahap II (Early Industrial)
 Tahap III (Industrial)
 Tahap IV (Mature Industrial)
Tahap I (Pre- Industrial)
 Tahap ini di tandai dengan jumlah
kelahiran dan kematian yang sangat tinggi,
daya tahan tubuh lemah, adanya wabah
penyakit menular, panen gagal danharga
barang mahal sehingga menyebabkan
kelaparan.
Tahap II (Early Industrial)
 Pada tahap ini mulai terlihat adanya sedikit
kemajuan.
 Mortalitas turun karena kemajuan
teknologi dan mulai ditemukan obat,
terutama antibiotik dan penisilin, namun
kelahiran masih tinggi sehingga jumlah
penduduk sangat tinggi.
Tahap III (Industrial)
 Pada tahap III ini, angka kematian terus
menurun dengan lambat. Sedangkan angka
kelahiran mulai menurun dengan cepat, akibat
adanya perubahan prilaku (behavior)
melahirkan dan adanya alat kontrasepsi serta
adanya peningkatan pendidikan, dan
kesehatan masyarakat.
 Di Negara berkembang, perubahan perilaku
melahirkan ini di dukung oleh program
keluarga berencana (KB) pemerintah
membantu menurunkan tingkat fertilitas.
Tahap IV (Mature Industrial)
 Angka kelahiran dan kematian pada tahap ini
sama-sama mencapai angka rendah sehingga
angka pertumbuhan penduduk juga rendah.
Akibat dari kondisi social dan ekonomi
masyarakat yang maju.
Kritik Terhadap Teori Transisi Demografi
 Banyak Negara yang dapat menurunkan
angka kelahiran meskipun proses
industrialisasi masih dalam tahap awal (early
industry)
 Teori transisi demografi tersebut belum
tersedia bukti-bukti empiris yang dapat
mendukung hipotesis yang diungkapkan
dalam teori tersebut
 Teori transisi demografi tidak dapat berlaku
secara umum
 Teori Transisi demografi mungkin tidak dapat
menjelaskan secara mikro mengenai apa
yang sebenarnya terjadi di sebuah negara
terutama mengenai prilaku reproduksi
pasangan suami istri.
Contoh Artikel tentang Penerapan
Teori Penduduk di Negara
 Indonesia
Teori Malthus mengatakan bahwa pertumbuhan penduduk mengikuti
deret ukur sedangkan pertumbuhan ketersediaan pangan mengikuti
deret hitung. Sedangkan menurut Marx mengatakan bahwa akan ada
sains dan teknologi mampu meningkatkan produksi bahan makanan.
Sehingga untuk kasus Indonesia pernah menganut teori Malthus dan
Marxist dimana dahulu Indonesia berhasil menciptakan swasembada
beras selama 2 tahun namun belum bisa untuk jangka panjang.
Salah satu solusi dalam peningkatan produksi pangan adalah
peningkatan areal dan produktifitas. Selama 5 tahun terakhir (2004-
2008), areal panen padi hanya meningkat 0,47 juta ha dengan
komposisi 11,92 juta ha tahun 2004 menjadi 12,39 juta ha tahun
2008. Dari segi produktifitas mengalami peningkatan 0,32 ton/ha
dengan komposisi 4,54 ton/ha tahun 2004 dan 4,86 ton/ha tahun
2008.
Ternyata hal itu dirasakan belum cukup untuk memenuhi kebutuhan
pangan masyarakat Indonesia seiring semakin meningkatnya
pertumbuhan penduduk setiap tahun. Sehingga perangkap Malthus
tetap terus ada.
Selain itu Indonesia juga menerapkan teori
Neo Malthusian yang menganjurkan untuk
mengurangi jumlah penduduk dengan
menggunakan “Preventif Check” yaitu
menggunakan alat kontrasepsi seperti
Pemerintah menggalakkan kembali program
Keluarga Berencana yang sempat terhenti
dan mulai dilaksanakan lagi pada tahun 2007.
(Sumber : Artikel Kompasiana “Pertumbuhan
Penduduk dan Ketahanan Pangan” .2012.
http://birokrasi.kompasiana.com/2012/10/24
/pertumbuhan-penduduk-dan-ketahanan-
pangan-503892.html )
 Aliran neo Malthus lebih cocok untuk negara
berkembang dibandingkan Negara maju.
 Sebab dinegara berkembang jumlah
penduduknya masih belum bisa dikendalikan
sedangkan dinegara maju jumlah penduduk
sedikit. Dinegara berkembang penduduk untuk
memenuhi kebutuhannya masih bergantung
pada alam. Jadi untuk mengatasi masalah
penduduk ini alirn Neo-Malthus lebih condong
ke Negara berkembang.
(Sumber :
http://zakiatisilvia.blogspot.com/2013/10/teori-
kependudukan-neo-malthusian.html )
 China
Pertumbuhan penduduk China yang cepat
memaksa mengambil kebijakan kependudukan
sperti halnya China. dengan jumlah penduduk
mencapai 1.500.000.000 jiwa.
Pemerintah mengambil kebijakan kependudukan
dengan anti natalitas, sebuah kebijakan
kependudukan yang mestinya tidak dikenal dalam
konsep negara-negara sosialis. Kebijakan
kependudukan pemerintah China adalah
memberikan denda/pajak kepada penduduk yang
memiliki anak lebih dari satu orang.
(Sumber :
http://setazone.files.wordpress.com/2012/05/bab
-viii-b-teori.doc)
^^ SEKIAN…

More Related Content

What's hot

What's hot (7)

Teori penduduk dalam geografi
Teori penduduk dalam geografiTeori penduduk dalam geografi
Teori penduduk dalam geografi
 
Pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup
Pendidikan kependudukan dan lingkungan hidupPendidikan kependudukan dan lingkungan hidup
Pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup
 
1.konsep dasar demografi
1.konsep dasar demografi1.konsep dasar demografi
1.konsep dasar demografi
 
Demografi dan studi kependudukan
Demografi dan studi kependudukanDemografi dan studi kependudukan
Demografi dan studi kependudukan
 
Pengertian geografi penduduk
Pengertian geografi pendudukPengertian geografi penduduk
Pengertian geografi penduduk
 
Demografi
DemografiDemografi
Demografi
 
Amerika
AmerikaAmerika
Amerika
 

Similar to JUDUL

Bahan ajar ilmu kependududkan.pptx
Bahan ajar ilmu kependududkan.pptxBahan ajar ilmu kependududkan.pptx
Bahan ajar ilmu kependududkan.pptxlovinnamanikskm
 
Demografi 1
Demografi 1Demografi 1
Demografi 1riyan
 
Demografi WDAW DAW DA D AD AWD AW DW D A DA
Demografi WDAW DAW DA D AD  AWD AW DW D A DADemografi WDAW DAW DA D AD  AWD AW DW D A DA
Demografi WDAW DAW DA D AD AWD AW DW D A DAAlfius Taarelluan
 
PPT ANTROPOLOGI PERTEMUAN 2.pptx
PPT ANTROPOLOGI PERTEMUAN 2.pptxPPT ANTROPOLOGI PERTEMUAN 2.pptx
PPT ANTROPOLOGI PERTEMUAN 2.pptxTrieAnanda2
 
Ekonomi Kependudukan 1 Revised 2023 (Kuliah ke 13).ppt
Ekonomi Kependudukan 1 Revised 2023 (Kuliah ke 13).pptEkonomi Kependudukan 1 Revised 2023 (Kuliah ke 13).ppt
Ekonomi Kependudukan 1 Revised 2023 (Kuliah ke 13).pptJumriani8
 
Teori sosiologi kependudukan
Teori sosiologi kependudukanTeori sosiologi kependudukan
Teori sosiologi kependudukanTrisna Nurdiaman
 
Bahan tayang modul 1
Bahan tayang modul 1Bahan tayang modul 1
Bahan tayang modul 1PusdiklatKKB
 
Teori Demografi (demographic theory)
Teori Demografi (demographic theory)Teori Demografi (demographic theory)
Teori Demografi (demographic theory)Adi Setiabudi
 
Konsep Kependudukan.pptx
Konsep Kependudukan.pptxKonsep Kependudukan.pptx
Konsep Kependudukan.pptxUNIKNURAINI
 
Bahan Tayang 1 Konsep Dasar Demografi.pptx
Bahan Tayang 1 Konsep Dasar Demografi.pptxBahan Tayang 1 Konsep Dasar Demografi.pptx
Bahan Tayang 1 Konsep Dasar Demografi.pptxTariWidiastuti
 
Makalah genosida 2
Makalah genosida 2Makalah genosida 2
Makalah genosida 2Arly Hidayat
 
P kuliah 6 maltus
P kuliah 6 maltusP kuliah 6 maltus
P kuliah 6 maltuspeningla
 

Similar to JUDUL (20)

Bahan ajar ilmu kependududkan.pptx
Bahan ajar ilmu kependududkan.pptxBahan ajar ilmu kependududkan.pptx
Bahan ajar ilmu kependududkan.pptx
 
Demografi 1
Demografi 1Demografi 1
Demografi 1
 
Demografi WDAW DAW DA D AD AWD AW DW D A DA
Demografi WDAW DAW DA D AD  AWD AW DW D A DADemografi WDAW DAW DA D AD  AWD AW DW D A DA
Demografi WDAW DAW DA D AD AWD AW DW D A DA
 
Teori penduduk
Teori pendudukTeori penduduk
Teori penduduk
 
Teori penduduk
Teori pendudukTeori penduduk
Teori penduduk
 
PPT ANTROPOLOGI PERTEMUAN 2.pptx
PPT ANTROPOLOGI PERTEMUAN 2.pptxPPT ANTROPOLOGI PERTEMUAN 2.pptx
PPT ANTROPOLOGI PERTEMUAN 2.pptx
 
Ekonomi Kependudukan 1 Revised 2023 (Kuliah ke 13).ppt
Ekonomi Kependudukan 1 Revised 2023 (Kuliah ke 13).pptEkonomi Kependudukan 1 Revised 2023 (Kuliah ke 13).ppt
Ekonomi Kependudukan 1 Revised 2023 (Kuliah ke 13).ppt
 
Teori sosiologi kependudukan
Teori sosiologi kependudukanTeori sosiologi kependudukan
Teori sosiologi kependudukan
 
Bahan tayang modul 1
Bahan tayang modul 1Bahan tayang modul 1
Bahan tayang modul 1
 
Perspektif Global
Perspektif GlobalPerspektif Global
Perspektif Global
 
Ski 2
Ski 2Ski 2
Ski 2
 
Teori Demografi (demographic theory)
Teori Demografi (demographic theory)Teori Demografi (demographic theory)
Teori Demografi (demographic theory)
 
ASAS-ASAS DAN RUANG LINGKUP ILMU ANTROPOLOGI
ASAS-ASAS DAN RUANG LINGKUP ILMU ANTROPOLOGIASAS-ASAS DAN RUANG LINGKUP ILMU ANTROPOLOGI
ASAS-ASAS DAN RUANG LINGKUP ILMU ANTROPOLOGI
 
Epidemiologi
EpidemiologiEpidemiologi
Epidemiologi
 
Konsep Kependudukan.pptx
Konsep Kependudukan.pptxKonsep Kependudukan.pptx
Konsep Kependudukan.pptx
 
Bahan Tayang 1 Konsep Dasar Demografi.pptx
Bahan Tayang 1 Konsep Dasar Demografi.pptxBahan Tayang 1 Konsep Dasar Demografi.pptx
Bahan Tayang 1 Konsep Dasar Demografi.pptx
 
A
AA
A
 
Tugas isd #1
Tugas isd #1Tugas isd #1
Tugas isd #1
 
Makalah genosida 2
Makalah genosida 2Makalah genosida 2
Makalah genosida 2
 
P kuliah 6 maltus
P kuliah 6 maltusP kuliah 6 maltus
P kuliah 6 maltus
 

More from natta sanjaya

PLATFORM DIGITAL UMKM PANDEGLANG-Edit (1).pptx
PLATFORM DIGITAL UMKM PANDEGLANG-Edit (1).pptxPLATFORM DIGITAL UMKM PANDEGLANG-Edit (1).pptx
PLATFORM DIGITAL UMKM PANDEGLANG-Edit (1).pptxnatta sanjaya
 
ARAH_KEBIJAKAN_PERMENDAGRI_NO_77_TAHUN_2020 (1).pptx
ARAH_KEBIJAKAN_PERMENDAGRI_NO_77_TAHUN_2020 (1).pptxARAH_KEBIJAKAN_PERMENDAGRI_NO_77_TAHUN_2020 (1).pptx
ARAH_KEBIJAKAN_PERMENDAGRI_NO_77_TAHUN_2020 (1).pptxnatta sanjaya
 
Holilah fungsi dan gaya kepemimpinan kepala desa perempuan
Holilah fungsi dan gaya kepemimpinan kepala desa perempuanHolilah fungsi dan gaya kepemimpinan kepala desa perempuan
Holilah fungsi dan gaya kepemimpinan kepala desa perempuannatta sanjaya
 

More from natta sanjaya (12)

PLATFORM DIGITAL UMKM PANDEGLANG-Edit (1).pptx
PLATFORM DIGITAL UMKM PANDEGLANG-Edit (1).pptxPLATFORM DIGITAL UMKM PANDEGLANG-Edit (1).pptx
PLATFORM DIGITAL UMKM PANDEGLANG-Edit (1).pptx
 
PPT SOP BMD(1).pptx
PPT SOP BMD(1).pptxPPT SOP BMD(1).pptx
PPT SOP BMD(1).pptx
 
ARAH_KEBIJAKAN_PERMENDAGRI_NO_77_TAHUN_2020 (1).pptx
ARAH_KEBIJAKAN_PERMENDAGRI_NO_77_TAHUN_2020 (1).pptxARAH_KEBIJAKAN_PERMENDAGRI_NO_77_TAHUN_2020 (1).pptx
ARAH_KEBIJAKAN_PERMENDAGRI_NO_77_TAHUN_2020 (1).pptx
 
Kearsipan 4.ppt
Kearsipan 4.pptKearsipan 4.ppt
Kearsipan 4.ppt
 
Kearsipan 3.pptx
Kearsipan 3.pptxKearsipan 3.pptx
Kearsipan 3.pptx
 
Kearsipan 2.ppt
Kearsipan 2.pptKearsipan 2.ppt
Kearsipan 2.ppt
 
Part 1 & 2.pptx
Part 1 & 2.pptxPart 1 & 2.pptx
Part 1 & 2.pptx
 
Kearsipan 1.pptx
Kearsipan 1.pptxKearsipan 1.pptx
Kearsipan 1.pptx
 
Menset 6.pptx
Menset 6.pptxMenset 6.pptx
Menset 6.pptx
 
Menset 3.pptx
Menset 3.pptxMenset 3.pptx
Menset 3.pptx
 
Kelompok 1.pptx
Kelompok 1.pptxKelompok 1.pptx
Kelompok 1.pptx
 
Holilah fungsi dan gaya kepemimpinan kepala desa perempuan
Holilah fungsi dan gaya kepemimpinan kepala desa perempuanHolilah fungsi dan gaya kepemimpinan kepala desa perempuan
Holilah fungsi dan gaya kepemimpinan kepala desa perempuan
 

Recently uploaded

Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumfebrie2
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxmagfira271100
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)ratnawijayanti31
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaBtsDaily
 

Recently uploaded (11)

Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
 

JUDUL

  • 1. Manajemen & Kebijakan Kependudukan SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI BANTEN (STIA), PANDEGLANG PART 1
  • 3. ASPEK KEPENDUDUKAN  Masalah kependudukan sudah menjadi masalah global dan merupakan salah satu dari dua sumber masalah kehidupan di dunia yang menonjol disamping masalah lingkungan hidup  Masalah kependudukan terutama masalah pertumbuhan penduduk sudah menjadi pusat perhatian dan banyak dibicarakan dunia sejak lama.
  • 4.
  • 8. DEMOGRAFI  Demografi berasal dari bahasa Yunani “Demos” adalah rakyat/penduduk dan “Grafein” yg artinya menulis.  Jadi demografi adalah tulisan-tulisan atau karangan-karangan mengenai rakyat atau penduduk (Achille Guillard:1885) BACK
  • 9. DEMOGRAFI BACK  United Nations (1958) dan International Union for the Scientific Study of Population/IUSSP (1982) “demografi sebagai studi ilmiah masalah penduduk yang berkaitan dengan jumlah, struktur, serta pertumbuhannya”.  Philip M. Hauser dan Otis Dudley Duncan (1959) “demografi merupakan ilmu yang mempelajari jumlah, persebaran teritorial, komposisi penduduk, serta perubahannya dan sebab-sebab perubahan tersebut”.  George W. Brclay (1970) “demografi sebagai ilmu yang memberikan gambaran secara statistik tentang penduduk secara menyeluruh bukan perorangan”
  • 10. DEMOGRAFI  Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia. Meliputi di dalamnya ukuran,struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan. Analisis kependudukan dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasarkan kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan, agama, atau etnisitas (suku) tertentu. BACK
  • 11. PENDUDUK  Penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua: 1 Orang yang tinggal di daerah tersebut 2 Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. BACK
  • 12. MANFAAT DEMOGRAFI BACK  Mempelajari kuantitas, komposisi, dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu serta perubahan-perubahannya.  Menjelaskan pertumbuhan masa lampau dan mengestimasi pertumbuhan penduduk pada masa mendatang  Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk dan bermacam-macam aspek pembangunan sosial, ekonomi, budaya, politik, lingkungan, dan keamanan.  Mempelajari dan mengantisipasi kemungkinan- kemungkinan konsekuensi pertumbuhan penduduk pada masa mendatang.
  • 14. Bapak Demografi  John Graunt (1620-1674) • Natural and Political Observations Mentioned in a Following Index and Made Upon the Bills of Mortality. • Sebagian besar berisi analisis kematian dengan bersumber pada The Bills of Mortality.
  • 15.  Sejarah perkembangan demografi dimulai dari John Graunt (1620-1674), warga negara Inggris yang dikenal sebagai pelopor dalam bidang pencatatan statistik penduduk.  Bukunya berisi tentang analisis mortalitas, fertilitas, migrasi, perumahan, data keluarga, perbedaan antara kota dan negara, perbedaan jumlah penduduk laki-laki yang berada pada kelompok umur militer.  Menyarankan penelitian di bidang kependudukan bisa menekankan aspek komposisi penduduk menurut jenis kelamin, negara, umur, agama, dsb.
  • 16.  Graunt melakukan analisis kematian dan kelahiran dengan menggunakan data dari catatan kematian yang diterbitkan oleh gereja setiap minggu.  Dalam melakukan penelitiannya Graunt sangat berhati-hati dalam pengumpulan data. Graunt mengambil sampel untuk melakukan estimasi.  Dengan sikap kehati-hatiannya dalam meneliti serta didukung oleh topik-topik yang menarik membuat ilmu demografi lahir pada saat itu. Dan Graunt mulai dikenal sebagai Bapak Demografi.  Dibantu oleh William Petty, yang selanjutnya menyarakan agar didirikan Central Statistical Office
  • 17.  Setelah era Graunt, perhatian publik terhadap masalah kependudukan baik mengenai pencatatan statistik maupun pertumbuhannya terus meningkat.  Kemudian timbul masalah mengenai pembagian cabang ilmu ini. Namun beberapa pengamat membedakan masalah penduduk menjadi dua : 1. Bersifat Kuantitatif, yaitu membahas tentang jumlah, persebaran, serta komposisi penduduk. 2. Bersifat kualitatif, yaitu membahas masalah penduduk dari segi genetis dan biologi.
  • 19. Ada 4 yaitu :  Demografi murni (pure demography) = demografi formal Dimana menggunakan teknik perhitungan rumus statistik dan matematik untuk memperoleh gambaran penduduk dan variabel demografi. Namun belum bisa menjawab pertanyaan “why”. Contoh : hubungan antara naik turunnya tingkat fertilitas dengan struktur demografi di suatu daerah.  Demografi sosiologi (sociological demography) Sosiologi demografi memberikan pengertian terhadap pertanyaan ilmiah dalam bidang sosial yang ada hubungannya dengan sebab-musahab dari pola-pola penduduk dan proses kependudukan.
  • 20.  Studi kependudukan (population studies) Maksudnya kependudukan sebagai studi yang bisa memberikan informasi yang lebih komperhensif mengenai sebab-akibat dan solusi pemecahan masalah dari munculnya fenomena demografi. Sehingga studi kependudukan membutuhkan disiplin ilmu lain seperti: sosiologi, psikologi, sosial-ekonomi, ekonomi, geografi. (ilmu interdisipliner)  Demografi sosial (social demography) Demografi sosial yang analisisnya berdasarkan kualitatif melalui aspek sosiologis, misalnya lembaga sosial seperti keluarga, ekonomi, dan agama mempengaruhi fertilitas, mortalitas, dan migrasi, serta interaksi pada suatu karakteristik sosial seperti distribusi usia.
  • 22. TEORI PENDUDUK 1. Teori Malthusian 2. Teori Neo Malthusian 3. Teori Marxist 4. Teori Fisiologi 5. Teori Teknologi 6. TeoriTransisi Demografi
  • 23. Para ahli dikelompokkan menjadi empat kelompok : 1. Kelompok Pertama : Penganut aliran Malthusian dipelopori oleh Thomas Robert Malthus, Penganut aliran Neo Malthusian dipelopori oleh Garreth Hardin dan Paul Ehrlich 2. Kelompok Kedua : Penganut aliran Marxist dipelopori oleh Karl Marx dan Friedrich Engels 3. Kelompok Ketiga : Penganut aliran Fisiologi dan teknologi dipelopori oleh John Stuart Mill, Arsene Dumont dan Emile Durkheim 4. Kelompok Keempat : Penganut Aliran Transisi Demografi dipelopori oleh Notenstein
  • 24. #1 Aliran Malthusian  Dipelopori oleh Thomas Robert Malthus  Malthus mengemukakan beberapa pendapat tentang kependudukan : 1. Penduduk apabila tidak ada pembatasan akan berkembang biak dengan sangat cepat & memenuhi dengan cepat beberapa bagian dari permukaan bumi ini. 2. Manusia untuk hidup memerlukan bahan makanan, sedangkan laju pertumbuhan makanan jauh lebih lambat dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk.
  • 25.  Untuk keluar dari permasalahan kekurangan pangan tersebut, pertumbuhan penduduk harus dibatasi.  Pembatasan pertumbuhan penduduk dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu preventive checks & positive checks. 1. Preventive checks : yaitu pengurangan penduduk melalui penekanan kelahiran.
  • 26.  Preventive checks dibagi menjadi 2, yaitu :  a) Moral restraint/pengekangan diri : yaitu segala usaha untuk mengekang nafsu seksual.  b) Vice/pengurangan kelahiran : seperti aborsi, penggunaan alat-alat kontrasepsi, homoseksual, promiscuity, adultery.
  • 27.  2. Positive Checks : yaitu pengurangan penduduk melalui proses kematian.  Positive checks dibagi menjadi 2, yaitu : a) Vice/kejahatan : yaitu segala jenis pencabutan nyawa sesama manusia seperti pembunuhan anak-anak, pembunuhan orang-orang cacat, & orang-orang tua. b) Misery/kemelaratan : yaitu segala keadaan yang menyebabkan kematian seperti berbagai jenis penyakit & epidemi, bencana alam, kelaparan, kekurangan pangan & peperangan.
  • 28. Kritik Terhadap Malthus  Beberapa kritik terhadap teori Malthus adalah Malthus tidak memperhitungkan hal-hal sbb : a) Kemajuan bidang transportasi b) Kemajuan bidang teknologi c) Usaha pembatasan kelahiran bagi pasangan yang sudah menikah d) Fertilitas akan menurun apabila perbaikan ekonomi & standar penduduk dinaikkan
  • 29. #2 Aliran Neo-Maltusians  Aliran ini dipelopori oleh Garret Hardin dan Paul Ehrlich.  Menurut Malthus, cara mengurangi penduduk cukup dengan moral restraint saja.  Namun aliran Neo Malthusian menganjurkan menggunakan semua cara-cara preventive check, dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi dan pengguguran kandungan (aborsi).
  • 30.  Paul Ehrlich dalam bukunya “The Population Bomb” pada tahun 1971 menggambarkan penduduk dan lingkungan yang ada di dunia dewasa ini sebagai berikut : 1. Dunia ini sudah terlalu banyak manusia. 2. Keadaan bahan makanan sangat terbatas. 3. Karena terlalu banyak manusia didunia ini, lingkungan sudah banyak yang rusak dan tercemar. Jadi dengan berbagi kondisi diatas membuat kerusakan lingkungan pun tak dapat dihindari.
  • 31. #3 Aliran Marxist  Pelopor aliran ini adalah Karl Marx dan Friedrich Engels.  Sebelumnya Malthus menyatakan bahwa ketika terjadi pertumbuhan penduduk, maka manusia akan kekurangan bahan pangan.  Namun menurut Marx bukan kekurangan bahan pangan melainkan kekurangan kesempatan kerja.
  • 32.  Kemelaratan terjadi bukan disebabkan karena pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat, tetapi karena kesalahan masyarakat itu sendiri terutama kaum kapitalis yang sering mengambil pendapatan buruh sehingga buruh melarat.  Selain itu sistem kapitalis juga terlalu menguasai alat-alat produksi dibandingkan dalam menggunakan tenaga buruh.
  • 33.  Untuk mengatasi masalah ini, maka struktur masyarakat harus diubah dari sistem kapitalis menjadi sistem sosialis dimana buruh bisa menguasai alat produksi supaya gaji buruh tidak terpotong dan kemelaratan dapat dihapuskan.  Kemudian menurut Marx dan Engels juga mengatakan bahwa jika semakin banyak jumlah penduduk, akan meningkatkan jumlah produk yang dihasilkan.  Hal ini mendorong mereka tidak perlu adanya pembatasan pertumbuhan penduduk melalui moral restraint, seperti yang disarankan oleh Malthus.
  • 34. #4 Teori Fisiologi dan Sosial Ekonomi  Jhon Stuart Mill  Ia berpendapat bahwa pada situasi tertentu manusia dapat mempengaruhi perilaku demografinya.  Apabila produktivitas seseorang tinggi ia cenderung ingin mempunyai keluarga yang kecil. Dalam situasi seperti ini fertilitas akan rendah. Jadi standar hidup merupakan determinan dari fertilitas.
  • 35.  Arsene Dumont  Teori nya adalah kapilaritas sosial (theory for social capilarity). Konsep ini dibuat berdasarkan atas analogi bahwa cairan akan naik pada sebuah pipa kapiler.  Kapilaritas sosial mengacu kepada keinginan seseorang untuk mencapai kedudukan yang tinggi di masyarakat. Untuk mencapai kedudukan yang tinggi, keluarga yang besar merupakan beban yang berat dan perintang.
  • 36.  Emile Durkheim  Durkheim mengatakan pada suatu wilayah di mana angka kepadatan penduduknya tinggi akibat dari tingginya laju pertumbuhan penduduk, akan timbul persaingan diantara penduduk untuk dapat mempertahankan hidup.  Orang berusaha untuk meningkatkan pendidikan dan keterampilan, dan mengambil spesialisasi tertentu.  Contoh : masyarakat di perkotaan
  • 37.  Michael Thomas Sadler dan Doubleday  Sadler : Daya reproduksi manusia dibatasi oleh jumlah penduduk yang ada di suatu negara. Sehingga daya reproduksi penduduk berbanding terbalik dengan kepadatan penduduk. Jika kepadatan penduduk tinggi, daya reproduksi manusia akan menurun, sebaliknya jika kepadatan penduduk rendah, daya reproduksi manusia akan meningkat.  Doubleday : Daya reproduksi penduduk berbanding terbalik dengan bahan makanan yang tersedia. Jadi kenaikan kemakmuran menyebabkan turunnya daya reproduksi manusia.
  • 38. #5 Penganut Kelompok Teknologi Yang Optimis Pandangan yang suram dan pesimis dari Malthus beserta penganut-penganutnya ditentang keras oleh kelompok teknologi.  Penganut ini menyatakan bahwa manusia dengan ilmu pengetahuannya mampu melipatgandakan produksi pertanian, mampu mengubah kembali (recycling) barang-barang yang sudah dipakai, sampai akhirnya dunia ketiga mengakhiri masa transisi demografinya.  Herman Khan (1976) mengatakan bahwa negara-negara kaya akan membantu negara- negara miskin, dan akhirnya kekayaan itu juga akan jatuh kepada orang-orang miskin.
  • 39. #6 Teori Transisi Demografi  Transisi demografi menyatakan perubahan yang terjadi terhadap tiga komponen utama pertumbuhan penduduk, yaitu: 1. Kelahiran (fertilitas) 2. Kematian ( Mortalitas) 3. Perpindahan Penduduk ( Mobilitas/ Migrasi)  Konsep umum : hanya pada perubahan penduduk secara alamiah, yaitu kelahiran dan kematian.
  • 40. 4 tahapan dalam transisi demografi  Tahap I (Pre- Industrial)  Tahap II (Early Industrial)  Tahap III (Industrial)  Tahap IV (Mature Industrial)
  • 41. Tahap I (Pre- Industrial)  Tahap ini di tandai dengan jumlah kelahiran dan kematian yang sangat tinggi, daya tahan tubuh lemah, adanya wabah penyakit menular, panen gagal danharga barang mahal sehingga menyebabkan kelaparan. Tahap II (Early Industrial)  Pada tahap ini mulai terlihat adanya sedikit kemajuan.  Mortalitas turun karena kemajuan teknologi dan mulai ditemukan obat, terutama antibiotik dan penisilin, namun kelahiran masih tinggi sehingga jumlah penduduk sangat tinggi.
  • 42. Tahap III (Industrial)  Pada tahap III ini, angka kematian terus menurun dengan lambat. Sedangkan angka kelahiran mulai menurun dengan cepat, akibat adanya perubahan prilaku (behavior) melahirkan dan adanya alat kontrasepsi serta adanya peningkatan pendidikan, dan kesehatan masyarakat.  Di Negara berkembang, perubahan perilaku melahirkan ini di dukung oleh program keluarga berencana (KB) pemerintah membantu menurunkan tingkat fertilitas. Tahap IV (Mature Industrial)  Angka kelahiran dan kematian pada tahap ini sama-sama mencapai angka rendah sehingga angka pertumbuhan penduduk juga rendah. Akibat dari kondisi social dan ekonomi masyarakat yang maju.
  • 43. Kritik Terhadap Teori Transisi Demografi  Banyak Negara yang dapat menurunkan angka kelahiran meskipun proses industrialisasi masih dalam tahap awal (early industry)  Teori transisi demografi tersebut belum tersedia bukti-bukti empiris yang dapat mendukung hipotesis yang diungkapkan dalam teori tersebut  Teori transisi demografi tidak dapat berlaku secara umum  Teori Transisi demografi mungkin tidak dapat menjelaskan secara mikro mengenai apa yang sebenarnya terjadi di sebuah negara terutama mengenai prilaku reproduksi pasangan suami istri.
  • 44. Contoh Artikel tentang Penerapan Teori Penduduk di Negara  Indonesia Teori Malthus mengatakan bahwa pertumbuhan penduduk mengikuti deret ukur sedangkan pertumbuhan ketersediaan pangan mengikuti deret hitung. Sedangkan menurut Marx mengatakan bahwa akan ada sains dan teknologi mampu meningkatkan produksi bahan makanan. Sehingga untuk kasus Indonesia pernah menganut teori Malthus dan Marxist dimana dahulu Indonesia berhasil menciptakan swasembada beras selama 2 tahun namun belum bisa untuk jangka panjang. Salah satu solusi dalam peningkatan produksi pangan adalah peningkatan areal dan produktifitas. Selama 5 tahun terakhir (2004- 2008), areal panen padi hanya meningkat 0,47 juta ha dengan komposisi 11,92 juta ha tahun 2004 menjadi 12,39 juta ha tahun 2008. Dari segi produktifitas mengalami peningkatan 0,32 ton/ha dengan komposisi 4,54 ton/ha tahun 2004 dan 4,86 ton/ha tahun 2008. Ternyata hal itu dirasakan belum cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia seiring semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk setiap tahun. Sehingga perangkap Malthus tetap terus ada.
  • 45. Selain itu Indonesia juga menerapkan teori Neo Malthusian yang menganjurkan untuk mengurangi jumlah penduduk dengan menggunakan “Preventif Check” yaitu menggunakan alat kontrasepsi seperti Pemerintah menggalakkan kembali program Keluarga Berencana yang sempat terhenti dan mulai dilaksanakan lagi pada tahun 2007. (Sumber : Artikel Kompasiana “Pertumbuhan Penduduk dan Ketahanan Pangan” .2012. http://birokrasi.kompasiana.com/2012/10/24 /pertumbuhan-penduduk-dan-ketahanan- pangan-503892.html )
  • 46.  Aliran neo Malthus lebih cocok untuk negara berkembang dibandingkan Negara maju.  Sebab dinegara berkembang jumlah penduduknya masih belum bisa dikendalikan sedangkan dinegara maju jumlah penduduk sedikit. Dinegara berkembang penduduk untuk memenuhi kebutuhannya masih bergantung pada alam. Jadi untuk mengatasi masalah penduduk ini alirn Neo-Malthus lebih condong ke Negara berkembang. (Sumber : http://zakiatisilvia.blogspot.com/2013/10/teori- kependudukan-neo-malthusian.html )
  • 47.  China Pertumbuhan penduduk China yang cepat memaksa mengambil kebijakan kependudukan sperti halnya China. dengan jumlah penduduk mencapai 1.500.000.000 jiwa. Pemerintah mengambil kebijakan kependudukan dengan anti natalitas, sebuah kebijakan kependudukan yang mestinya tidak dikenal dalam konsep negara-negara sosialis. Kebijakan kependudukan pemerintah China adalah memberikan denda/pajak kepada penduduk yang memiliki anak lebih dari satu orang. (Sumber : http://setazone.files.wordpress.com/2012/05/bab -viii-b-teori.doc)