SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
1
Teori-Teori Penduduk
Materi Demografi
Disusun Oleh
Amelia Suhandri / 14045015
Prodi Pendidikan Geografi Jurusan Geografi
FAKULTAS ILMU
SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014
2
TEORI SOSIAL
1. TEORI THOMAS ROBERT MALTHUS
Masa pencerahan di Eropah telah banyak melahirkan pemikiran diberbagai
bidang pengetahuan, segala yang dilihat dalam kehidupan menjadi pemikiran para
filsuf, tidak terkecuali jumlah penduduk yang bertambah terlalu cepat. Pemikiran
seorang pendeta bernama Thomas Robert Malthus (1748 – 1834) tentang
penduduk dalam esseai-nya yang berjudul ”Essay on Principle of Population it
Affects the Future’ telah membangunkan kesadaran para ilmuwan dan anggota
masyarakat untuk menyadari tentang dampak jumlah penduduk yang tidak
terkendali bagi kehidupan manusia sendiri. Dalam esseai-nya tersebut Thomas
Robert Malthus menyatakan:
’..........apa bila tidak ada pembatasan jumlah penduduk maka
penduduk akan berkembang biak dengan cepat sebagai deret bilangan 1, 2, 4,
8, 16, 32 ......, dan disi lain jumlah pangan hanyak mengalami pertambahan
sebbagai deret bilangan 1, 2, 4, 6, 8, 10, 12 ......akibatnya penduduk dunia
akan mengalami kelaparan hebat. Untuk menghindari kekuranga bahan
pangan maka jumlah penduduk harus dibatasi. Untuk itu perlu dilakukan
moral restrain (pengekangan diri: pengekanagn nafsu seksual, penundaan
perkawinan)”
Essei Malthus sangat efektif membangun kesadaran para ilmuwan tentang
pentingnya masalah jumlah penduduk yang besar, meskipun pemikiran Malthus
sangat sederhana. Kesederhanaan essei tersebut terletak pada pemikirannya
dengan menggunakan dua variabel saja yaitu jumlah penduduk dan jumlah
pangan, padahal besarnya jumlah penduduk tidak ditentukan oleh jumlah pangan
saja. John Stuart Mill mengkritik esseinya dengan mengatakan bahwa manusia
dapat mengontrol perilaku demografisnya antara lain : mengendalikan fertilitas.
Selain itu Marx mengritik pendapat Malthus dengan mengatakan bahwa jumlah
penduduk yang banyak tidak harus menimbulkan kematian antara lain dengan
mengimport bahan makanan, memindahkan penduduk ke tempat lain dan
peningkatan pendidikan penduduk.
Ilmuwan melakukan beberapa kritik tentang kelemahan ide dalam essai-
nya, secara garis besar kritik terhadap ide Malthus tersebut adalah Malthus
dalam esseinya belum memikirkan beberapa hal sebagai berikut:
Revolusi pertanian ( green revolution) seperti: bibit unggul, varitas baru,
insektisida/obat-2 hama, pupuk dan perangsang tumbuh, managemen usaha, telah
3
meningkatkan produksi pertanian/perikanan/peternakan secara berlipat ganda
dalam waktu yang singkat,
Ditemukan tanah tanah baru (benua baru: Amerika dan Australia)
dikemudian hari memberikan peluang bagi usaha petanian melakukan
ekstensifikasi sekaligus intensifikasi di lahan lahan pertanian yang baru sehingga
produksi total pangan dunia meningkat dengan cepat,
Kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi memungkinkan
pengiriman bahan pangan di wilayah wilayah yang menghadapi kelaparan dapat
dengan cepat dilakukan sehingga kelaparan penduduk di suatu wilayah dapat
dihindari secara cepat dan tepat.
Thomas Robert Malthus tidak mempertimbangkan keinginan pasangan
pasangan suami istri (pasutri) dan pasanngan usia subur lain melakukan usaha
pembatasan kelahiram dengan menggunakan kontrasepsi
Teori yang diungkapkan tidak mempertimbangkan perilaku fertilitas
penduduk yaitu fertilitas (tingkat kelahiran) penduduk akan menurun seiring
dengan tingkat kesejahteraan yang meningkat.
Pembatasan jumlah penduduk saat ini telah berkembang jauh lebih ekstrim
disbanding jaman Malthus yang terbatas pada moral restraints (pengekangan diri)
yang meliputi : pengekangan nafsu seksual dan penundaan perkawinan. Pada saat
ini usaha usaha pembatasan jumlah penduduk telah merambah pada usaha
mengurangi kelahiran maupun usaha penyabutan nyawa. Secara garis besar saat
ini usaha pembatasan jumlah penduduk dilakukan dengan dua kelompok besar
yaitu preventive checks dan positive
Preventive cheks merupakan usaha usaha pembatasan jumlah penduduk
melalui penekanan kelahiran yaitu moral renstraints dan vice. Usaha usaha moral
restraints (pengekangan diri) meliputi (i) pengekangan nafsu seksual misalnya
tidak kawin; (ii) penundaan perkawinan, bentuknya berupa : meningkatkan
partisipasi wanita wanita muda dalam pendidikan yang lebih tinggi (SMA atau
Perguruan tinggi) atau partisipasi dalam pekerjaan luar rumah (public). Sedangkan
vice (usaha pengurangan kelahiran) meliputi: aborsi (pengguguran kandungan),
hubungan sesama jenis misalnya homoseksual (hubungan sesame jenis laki-laki)
atau lesbian-seksual (hubungan sesama jenis perempuan), penggunaan alat
kontrasepsi (kondom, pil KB, IUD/inplant, suntik KB, tubektomi dan vasektomi
dan lain lainnya ), promiscuity (kawin kontrak, kumpul kebo) , adultery atau
perzinahan
4
Usaha Positive checks merupakan gejala/usaha- usaha pembatasan
pertumbuhan penduduk melalui proses kematian yang meliputi (i) vice
(kejahatan) atau segala upaya/jenis pencabutan nyawa, yang banyak dilakukan
dengan membunuh anak-anak (infanticide), orang orang tua atau orang orang
cacat, usaha usaha ini biasanya dilakukan terhadap penduduk yang dianggap tidak
produktif; (ii) misery (kemelaratan) yaitu keadaan yang menyebabkan kematian
penduduk misalnya: epidemic, bencana alam, kelaparan, kekurangan bahan
pangan, peperangan dan geinocide (pembunuhan terhadap etnik tertentu yang
dilakukan secara sengaja).
Teori kependudukan Malthus ini banyak diadopsi oleh negara negara yang
tergolong maju misalnya : Amerika Serikat, Kanada, Jepang, Australis, Inggris,
Perancis, Jerman, Swiss, Belanda dan negara negara Eropa Barat lainnya.
Pemerintah Negara Negara tersebut dalam kependudukan menganut Kebijakan
Anti Natalitas artinya pemerintah berusaha untuk menekan tingkat kelahiran
secara ketat, oleh karena ini jumlah penduduk di negara-negara tersebut konstan
bahkan jumlah penduduk cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun.
Upaya-upaya pemerintah -negara negara tersebut antara lain:
(i) Meningkatkan partisipasi pendidikan penduduk terutama wanita,
peningkatan pendidikan akan membangun kesadaran keluarga kecil yang
berkualitas; disamping itu bagi wanita meningkatannya pendidikan
berarti penundaan perkawinan.
(ii)Meningkatkan partisipasi angkatan kerja bagi wanita, keterlibatan wanita
ke lapangan kerja atau publik menyebabkan wanita mempertimbangkan
untuk mengasuh anak atau enggan untuk memiliki anak dan
mangasuhnya.
(iii)Meningkatkan kesejahteraan penduduk, biasanya fertilitas penduduk
berubah menurut variabel ekonomi yaitu fertilitas (tingkat kelahiran)
penduduk akan menurun seiring dengan tingkat kesejahteraan yang
meningkat.
(iv) Mempermudah penduduk untuk mengakses alat kontrasepsi
Teori Kependudukan Malthus (pertumbuhan penduduk) yang menyatakan
bahwa:
“Pertumbuhan penduduk menurut deret ukur dan pertumbuhan
ekonomi menurut deret hitung”.
5
Maksudnya adalah bahwa jumlah penduduk akan berkembang lebih cepat
daripada pertumbuhan ekonomi sehingga mengakibatkan upah tenaga kerja
menjadi sangat murah dan hanya cukup untuk biaya hidup sehari-hari
(subsistensi).
Malthus memulai dengan merumuskan dua postulat yaitu:
1.Bahwa pangan dibutuhkan untuk hidup manusia
2.Bahwa kebutuhan nafsu seksuil antar jenis kelamin akan tetap sifatnya
sepanjang masa.
Atas dasar postulat tersebut Malthus menyatakan bahwa, jika tidak ada
pengekangan, kecenderungan pertambahan jumlah manusia akan lebih cepat dari
pertambahan subsisten (pangan). Perkembangan penduduk akan mengikuti deret
ukur sedangkan perkembangan subsisten (pangan) mengikuti deret hitung dengan
interval waktu 25 tahun seperti berikut:
Penduduk:
1 2 4 8 16 32 64 128 dst
Subsisten:
(pangan) 1 2 3 4 5 6 7 8
dst
Dari postulat Malthus, terdapat pengekangan perkembangan penduduk
dapat berupa pengekangan segera dan pengekangan hakiki/mutlak. Yang
dimaksud dengan factor pengekangan adalah pangan, sedangkan pengekangan
segera dapat berbentuk pengekangan prefentif dan pengekangan positif.
Pengekangan prefentif adalah factor-faktor yang bekerja mengurangi angka
kelahiran. Pengekangan prefentif yang dianjurkan Malthus adalah pengendalian
diri dalam hal nafsu seksuil antar jenis seperti penundaan perkawinan.
Pengekangan positif merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi angka
kematian ; dapat berupa epidemi, penyakit-penyakit dan kemiskinan.
6
Namun teori kependudukan Malthus memiliki kelemahan-kelemahan,
diantaranya:
1. Malthus terlalu menekankan keterbatasan persediaan tanah meskipun dia
adalah salah seorang pengajur industrialisasi dan penggunaan tanah
secara lebih efisien. Kenyataan dalam setelah Malthus menunjukkan
bahwa perbaikan teknologi pertanian seperti penggunaan pupuk buatan,
pemakaian pestisida, dan irigasi yang efisien menghasilakan peningkatan
produktivitas.
2. Dia kurang memperhitungkan bahwa, penemuan-penemuan baru,
teknologi unggul dan industrialisasi dapat memberikan efek yang cukup
berarti pada peningkatan tingkat hidup.
Sedangkan dalam ruang ketahanan pangan, untuk pertama kali hubungan
antara pangan dan penduduk teori Malthus untuk pertama kali hubungan antara
pangan dan penduduk dibicarakan secara sistematis oleh Malthus sekitar abad ke-
19. Namun pada hakekatnya masalah pangan telah ada pada masa-masa
sebelumnya. Di berbagai negeri, masa-masa makmur sering diselingi oleh
kekurangan pangan atau bahkan kelaparan masal yang merenggut banyak jiwa
manusia.
Banyak faktor penyebab lemahnya ketahanan pangan nasional yang
berakhir pada ironi bangsa. Dengan SDA memadai serta luas lahan pertanian
sebesar 107 juta hektar dari total luas daratan Indonesia sekitar 192 juta hektar,
ternyata masih menyimpan cerita-cerita pilu. Berdasarkan data Biro Pusat Statistik
(2002), tidak termasuk Maluku dan Papua, sekitar 43,19 juta hektar telah
digunakan untuk lahan sawah, perkebunan, pekarangan, tambak dan lading; lebih
kurang 2,4 juta hektar untuk padang rumput, sedangkan 8,9 juta hektar untuk
tanaman kayu-kayuan; dan lahan yang tidak diusahakan seluas 10,3 juta hektar
(Republika, 16/6/2006).
Faktor tersebut antara lain tidak berimbangnya produksi pangan dengan
populasi penduduk. Aksioma Robert Malthus tentang deret ukur dan deret hitung
agaknya dapat dirujuk di sini. Kendati tidak berlaku pada seluruh negara, tapi bagi
negara berkembang yang sering dilanda kasus pangan, Malthus mendekati benar.
Konon 10% anak-anak di negara berkembang meninggal sebelum mereka berusia
lima tahun. Kebanyakan dari kematian karena lapar disebabkan oleh malnutrisi
yang kronis akibat penderita tidak mendapatkan makanan yang cukup. Sering kali
hal ini terjadi karena kemiskinan yang parah.
7
Terancam kelaparan saat ini, diantaranya 4,35 juta tinggal di Jawa Barat.
Ancaman kelaparan ini akan semakin berat, dan jumlahnya akan bertambah
banyak. Seiring dengan mereka yang terancam kelaparan adalah penduduk yang
pengeluaran per kapita sebulannya di bawah Rp. 30.000,00.
Di antara orang-orang yang terancam kelaparan, sebanyak 272.198
penduduk Indonesia, berada dalam keadaan paling mengkhawatirkan. Dari jumlah
itu, sebanyak 50.333 berasal dari Jawa Barat, diantaranya 10.430 tinggal di
Kabupaten Bandung dan 15.334 orang tinggal di Kabupaten Garut. Mereka yang
digolongkan terancam kelaparan dengan keadaan paling mengkhawatirkan adalah
penduduk dengan pengeluaran per kapita di bawah Rp 15.000,00 per bulan
sebanyak 14.108.
2.1.2 Keterkaitan teori Malthus dengan upaya pemerintah dalam
meningkatkan ketahanan pangan
Usaha dari banyak Indonesia untuk menyediakan pangan bagi penduduk
adalah dengan giat melakukan pembangunan atau modernisasi pertanian. Usaha
ini dilakukan baik melalui perluasan tanah pertanian yang ada (ekstensifikasi)
maupun meningkatkan produksi per hektarnya (intensifikasi).
Indonesia tercatat baru pada tahun 1968-1969 sebagai peserta revolusi hijau
dengan luas areal 198.000 hektar yang pada tahun 1972-1973 menjadi 1.521.000
hektar, meskipun sesungguhnya Indonesia telah memulainya sekitar tahun 1964-
1965. Pada tahun 1973 produksi padi dengan Bimas telah mencapai 52 kuital per
hektar dan dengan Inmas 40 kuintal per hektar.
Adapun program transmigrasi setelah Indonesia merdeka dalam Pola Umum
Pelita Ktiga (Lihat GBHN, TAP MPR No. II/MPR/1978) disebutkan antara lain:
“Program transmigrasi ditujukan untuk meningkatkan penyebaran penduduk dan
tenaga kerja serta pembukaan dan pengembangan daerah produksi dan pertanian
baru dalam rangka pembangunan daerah khususnya di luar Jawa, yang dapat
menjamin taraf hidup para transmigran, dan taraf hidup masyarakat sekitar”.
Program Keluarga Berencana merupakan upaya pemerintah dalam
mencegah dan mengatur kelahiran. Pemerintah melalui Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasionak (BKKBN) bergerak dalam penyebaran alat-alat dan
pengetahuan kontrasepsi. Setiap desa dan kota Petugas Lapang KB siap
membantu keluarga-keluarga yang ingin memasuki program KB.
8
2. ARSENE DUMOND
Pada tahun 1890 Arsene Dumont melancarkan Teori Kapilaritas
Sosial ( theory fo social capalirity ) yang mengacu pada : “ Keinginan
seseorang untuk mencapai kedudukan yg tinggi di masyarakat”. Teori ini
dapat berkembang baik pada Negara Demokrasi.
Di Perancis (abad 19) dimana sisitem demokrasi sangant baik, Tiap
orang berlomba mencapai kedudukan yang tinggi & akibatnya angka
kelahiran turun dengan cepat, berbeda dengan Di Negara Sosialis tidak ada
kebebasanuntuk mencapai kedudukan yang lebih tinggi dan Sistem
kapilaritas sosial tidak dapat berjalan dengan baik.
9
TEORI NATURAL
1. Raymon S. Pearl
Pearl mengemukakan teori universal tentang pertumbuhan penduduk
yang didasarkan atas dugaan atau asumsi biologi dan geografi. Tiap
penduduk mula-mula mengalami pertambahan atau kenaikan jumlah
sangat lambat, yang makin lama makin cepat, mencapai titk tengah daur,
dan kemudian makin berkurang pertambahannya hingga mencapai akhir
dari daur. Pertumbuhan daur tersebut mengikuti kurva normal.
Jadi mula-mula jumlah penduduk sedikit, bertambah hingga makin
lama makin banyak tetapi akhirnya tidak bertambah lagi. Pada teori
Malthus yang menyebabkan berhentinya pertambahan penduduk ialah
makin banyaknya kematian akibat kekurangan makan, kelaparan, penyakit
dan lain-lainya, kalau pada toeri Pearl penyebab berhentinya pertambahan
penduduk adalah kepadatan penduduk. Arah pertumbuhan penduduk
mengikuti kurva normal tersebut akibat pengaruh kepadatan di ruang
hidup.
Kesimpulan ini diperolehnya dari penelitian lalat di dalam botol
yang diubah-ubah ukuran besarnya, dan pada penelitian organisme lain.
Kepadatan di dalam ruang mempengaruhi tingkat reproduktivitas, semakin
padat penduduknya semakin berkurang tingkat kelahirannya. Sehingga
menjadi faktor yang memperlambat pertumbuhan penduduk. Jadi
kepadatan penduduk secara otomatis akan mempengaruhi kemampuan
untuk membuat keturunan.
Kurva Pertumbuhan Penduduk menurut Pearl
Apabila sistem ekonomi berubah, misalnya pertanian bergeser
menjadi industri, dimulailah daur baru, yaitu daur kurva normal baru dan
daur baru ini dapat juga mengganti daur lama sebelum yang lama
menyelesaikan siklusnya.
10
2. Ginni
Pertumbuhan penduduk oleh Gini dipandang dari sudut pandang
statistik biologi, dan ia percaya bahwa kecenderungan reproduksi
penduduk secara keseluruhan atau sebagian keluarga mengikuti kurva
parabolik metematika.
Penduduk mengalami tingkat muda pada permulaan dengan
pertumbuhan cepat, kemudian mencapai kedewasaan, menjadi tua dan
menurun jumlahnya. Jadi penduduk mengalami pertumbuhan dan
keruntuhan, dan pertambahan penduduk itu tidak dibatasi oleh persediaan
bahan makanan yang diperlukan, melainkan oleh hokum biologi yang
mengatur pertumbuhan. Sebagai bukti ada banyak bangsa yang mengalami
keruntuhan sebelum mncapai batas makanan yang diperlukan.
Pertumbuhan penduduk yang mula-mula cepat dan kemudian
berkurang disebabkan oleh perubahan-perubahan pada ketuaan manusia
itu sendiri. Sel-sel tumbuh manusia mengalai tingkat-tingkat muda,
dewasa, dan tua, serta sel benih yang ada pada manusia mengalami hal
serupa, hanya kurun waktunya lebih panjang.
Kurva pertumbuhan Penduduk Ginni
Selama fase pertumbuhan mula-mula, ketuaan penduduk makin besar,
hal ini disebabkan karena ketuaan itu merupakan warisan, sehingga setiap
generasi akan mempunyai tingkat ketuaan lebih dari generasi sebelumnya.
jika kewredian menjadi lebih besar, penduduk bertambah lebih cepat, tetapi
kemudian tenaga reproduksi mengalami “keausan natural”. Keausan ini
disebut metabolisme demografi, jadi setelah penduduk makin cepat
pertambahannya, persaingan di dalam hidup makin hebat yang secara
otomatis mengurangi tanaga hidupnya, sampai akhirnya tak dapat
bereproduksi.
11
3. Thomas Sadler dan Doudleday
Thomson mengeumukakan “ Daya reproduksi dibatasi oleh jumlah
penduduk, jika kepadatan penduduk tinggi, daya reproduksi manusia akan
menurun” (demikian juga sebaliknya)
Thomson (1953) Meragukan teori Fisiologi ini setelah kejadian Di
Jawa, India, dan Cina Penduduknya sangat padat, tapi pertumbuhan
penduduknya juga tinggi. Dalam hal ini teori Malthus lebih konkret
daripada teori Thomson. Seperti pendapat Malthus: “ Penduduk di suatu
wilayah dapat memiliki fertilitas tinggi, tetapi pertumbuhan alamiah
rendah karena tingginya kematian”. Namun demikian, Penduduk tidak
memiliki fertilitas tinggi bila tidak memiliki kesuburan (fecunditas)
Teori Doubleday hamper sama dengan teori sadler, hanya titik
tolaknya berbeda. Kalau sadler mengatakan bahwa daya reproduksi
penduduk berbanding terbalik dengan kepadatyan penduduk,maka
doubleday berpendapat bahwa daya reproduksi berbanding terbalik dengan
bahan makanan yang tersedia.
Menurut Doubleday, kekurangan bahan makanan merupakan
perangsang bagi daya reproduksi manusia, sedang kelebihan pangan justru
pengekang perkembangan penduduk.
Teori fisiologi ini banyak di ilhami oleh teori reaksi dan reaksi
dalam meninjau perkembangan penduduk suatu Negara atau wilayah.
Teori ini dapat pula menjelaskan bahwa semakin tinggi tingkat mortalitas
penduduk semakin tinggi pula tingkat produksi manusia.
4. Herbert Sepncer
Dasar teorinya adalah perbandingan energi yang digunakan untuk
kegiatan produksi dengan energi yang digunakan untuk bereproduksi. Ia
berpendapat over population pasti terjadi, tetapi dpaat ditahan dengan
menggunakan energi otak.
5. Pitrin A sorokin, O. Spencer dan O.E Barker
Tiap usaha untuk menurunkan tingkat kelahiran adalah positive
checks kecuali penundaan usia perkawinan. Mereka berpendapat bahwa
pengaruh budaya terhadap unsur biologis akan menyebabkan terjadinya
penurunan pertumbuhan penduduk.

More Related Content

What's hot

Paparan menteri ppn/kepala bappenas - sosialisasi visi indonesia 2045
Paparan menteri ppn/kepala bappenas - sosialisasi visi indonesia 2045Paparan menteri ppn/kepala bappenas - sosialisasi visi indonesia 2045
Paparan menteri ppn/kepala bappenas - sosialisasi visi indonesia 2045Ridho Fitrah Hyzkia
 
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...Dadang Solihin
 
Konsep dasar Studi Diet Total 2014
Konsep dasar Studi Diet Total 2014Konsep dasar Studi Diet Total 2014
Konsep dasar Studi Diet Total 2014Muh Saleh
 
Penyusunan Policy Brief
Penyusunan Policy BriefPenyusunan Policy Brief
Penyusunan Policy BriefDadang Solihin
 
Materi Kuliah Ekonomi Pangan Gizi
Materi Kuliah Ekonomi Pangan GiziMateri Kuliah Ekonomi Pangan Gizi
Materi Kuliah Ekonomi Pangan GiziUbaidillah Solo
 
3 proses perumusan kebijakan
3 proses perumusan kebijakan3 proses perumusan kebijakan
3 proses perumusan kebijakanMuh Firyal Akbar
 
Kuliah Kebijakan Publik
Kuliah Kebijakan PublikKuliah Kebijakan Publik
Kuliah Kebijakan PublikDadang Solihin
 
Perencanaan dan Pelaku Pembangunan
Perencanaan dan Pelaku PembangunanPerencanaan dan Pelaku Pembangunan
Perencanaan dan Pelaku PembangunanDadang Solihin
 
Bahan tayang modul 4 - migrasi
Bahan tayang modul 4 - migrasiBahan tayang modul 4 - migrasi
Bahan tayang modul 4 - migrasiPusdiklatKKB
 
Teori penduduk ( Teori Sosial dan Teori Natural
Teori penduduk ( Teori Sosial dan Teori NaturalTeori penduduk ( Teori Sosial dan Teori Natural
Teori penduduk ( Teori Sosial dan Teori NaturalState University of Padang
 
Demografi
DemografiDemografi
DemografiEdy CLa
 
Pelaksanaan dan Pengendalian serta Evaluasi Kinerja Kebijakan
Pelaksanaan dan Pengendalian serta Evaluasi Kinerja Kebijakan Pelaksanaan dan Pengendalian serta Evaluasi Kinerja Kebijakan
Pelaksanaan dan Pengendalian serta Evaluasi Kinerja Kebijakan Dadang Solihin
 
Policy Brief Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Imunisasi Dasar L...
Policy Brief Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Imunisasi Dasar L...Policy Brief Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Imunisasi Dasar L...
Policy Brief Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Imunisasi Dasar L...Joni Saputra
 
Proyeksi Papua 2010-2035
Proyeksi Papua 2010-2035Proyeksi Papua 2010-2035
Proyeksi Papua 2010-2035daldukpapua
 

What's hot (20)

Paparan menteri ppn/kepala bappenas - sosialisasi visi indonesia 2045
Paparan menteri ppn/kepala bappenas - sosialisasi visi indonesia 2045Paparan menteri ppn/kepala bappenas - sosialisasi visi indonesia 2045
Paparan menteri ppn/kepala bappenas - sosialisasi visi indonesia 2045
 
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
 
Konsep dasar Studi Diet Total 2014
Konsep dasar Studi Diet Total 2014Konsep dasar Studi Diet Total 2014
Konsep dasar Studi Diet Total 2014
 
Pertemuan ke 3 - perencanaan sosial
Pertemuan ke 3 - perencanaan  sosialPertemuan ke 3 - perencanaan  sosial
Pertemuan ke 3 - perencanaan sosial
 
Penyusunan Policy Brief
Penyusunan Policy BriefPenyusunan Policy Brief
Penyusunan Policy Brief
 
Materi Kuliah Ekonomi Pangan Gizi
Materi Kuliah Ekonomi Pangan GiziMateri Kuliah Ekonomi Pangan Gizi
Materi Kuliah Ekonomi Pangan Gizi
 
Pertemuan ke 12 - evaluasi kebijakan
Pertemuan ke 12 - evaluasi kebijakanPertemuan ke 12 - evaluasi kebijakan
Pertemuan ke 12 - evaluasi kebijakan
 
Formulasi kebijakan
Formulasi kebijakanFormulasi kebijakan
Formulasi kebijakan
 
3 proses perumusan kebijakan
3 proses perumusan kebijakan3 proses perumusan kebijakan
3 proses perumusan kebijakan
 
Manajemen asn
Manajemen asnManajemen asn
Manajemen asn
 
Materi kuliah unpas 2013 website ver
Materi kuliah  unpas 2013 website verMateri kuliah  unpas 2013 website ver
Materi kuliah unpas 2013 website ver
 
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPN) 2015-2025
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPN) 2015-2025Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPN) 2015-2025
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPN) 2015-2025
 
Kuliah Kebijakan Publik
Kuliah Kebijakan PublikKuliah Kebijakan Publik
Kuliah Kebijakan Publik
 
Perencanaan dan Pelaku Pembangunan
Perencanaan dan Pelaku PembangunanPerencanaan dan Pelaku Pembangunan
Perencanaan dan Pelaku Pembangunan
 
Bahan tayang modul 4 - migrasi
Bahan tayang modul 4 - migrasiBahan tayang modul 4 - migrasi
Bahan tayang modul 4 - migrasi
 
Teori penduduk ( Teori Sosial dan Teori Natural
Teori penduduk ( Teori Sosial dan Teori NaturalTeori penduduk ( Teori Sosial dan Teori Natural
Teori penduduk ( Teori Sosial dan Teori Natural
 
Demografi
DemografiDemografi
Demografi
 
Pelaksanaan dan Pengendalian serta Evaluasi Kinerja Kebijakan
Pelaksanaan dan Pengendalian serta Evaluasi Kinerja Kebijakan Pelaksanaan dan Pengendalian serta Evaluasi Kinerja Kebijakan
Pelaksanaan dan Pengendalian serta Evaluasi Kinerja Kebijakan
 
Policy Brief Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Imunisasi Dasar L...
Policy Brief Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Imunisasi Dasar L...Policy Brief Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Imunisasi Dasar L...
Policy Brief Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Imunisasi Dasar L...
 
Proyeksi Papua 2010-2035
Proyeksi Papua 2010-2035Proyeksi Papua 2010-2035
Proyeksi Papua 2010-2035
 

Similar to Teori penduduk

P kuliah 6 maltus
P kuliah 6 maltusP kuliah 6 maltus
P kuliah 6 maltuspeningla
 
Teori 2 kependudukan
Teori 2 kependudukanTeori 2 kependudukan
Teori 2 kependudukanNaimnukke
 
Tugas Filosofi Ekonomi - Very Budiyanto.pptx
Tugas Filosofi Ekonomi - Very Budiyanto.pptxTugas Filosofi Ekonomi - Very Budiyanto.pptx
Tugas Filosofi Ekonomi - Very Budiyanto.pptxVeryBudiyanto1
 
Demografi WDAW DAW DA D AD AWD AW DW D A DA
Demografi WDAW DAW DA D AD  AWD AW DW D A DADemografi WDAW DAW DA D AD  AWD AW DW D A DA
Demografi WDAW DAW DA D AD AWD AW DW D A DAAlfius Taarelluan
 
Teori Demografi (demographic theory)
Teori Demografi (demographic theory)Teori Demografi (demographic theory)
Teori Demografi (demographic theory)Adi Setiabudi
 
Kependudukan
KependudukanKependudukan
KependudukanIrfano
 
Landasan teori
Landasan teoriLandasan teori
Landasan teorililyanti
 
Konsep Kependudukan.pptx
Konsep Kependudukan.pptxKonsep Kependudukan.pptx
Konsep Kependudukan.pptxUNIKNURAINI
 
Ppt matematika populasi Universitas Udayana
Ppt matematika populasi Universitas UdayanaPpt matematika populasi Universitas Udayana
Ppt matematika populasi Universitas Udayanawahyumaulana36
 
2. teori kependudukan
2. teori kependudukan2. teori kependudukan
2. teori kependudukanHasri Sasmita
 
Perkembangan penduduk Indonesia
Perkembangan penduduk IndonesiaPerkembangan penduduk Indonesia
Perkembangan penduduk IndonesiaArifpiece
 
Demografi 1
Demografi 1Demografi 1
Demografi 1riyan
 
Demografi 1
Demografi 1Demografi 1
Demografi 1riyan
 
PB 1 PENDAHULUAN 2024.pptx
PB 1  PENDAHULUAN 2024.pptxPB 1  PENDAHULUAN 2024.pptx
PB 1 PENDAHULUAN 2024.pptxssuser37d4f01
 

Similar to Teori penduduk (20)

P kuliah 6 maltus
P kuliah 6 maltusP kuliah 6 maltus
P kuliah 6 maltus
 
Teori malthus
Teori malthusTeori malthus
Teori malthus
 
Teori 2 kependudukan
Teori 2 kependudukanTeori 2 kependudukan
Teori 2 kependudukan
 
Tugas Filosofi Ekonomi - Very Budiyanto.pptx
Tugas Filosofi Ekonomi - Very Budiyanto.pptxTugas Filosofi Ekonomi - Very Budiyanto.pptx
Tugas Filosofi Ekonomi - Very Budiyanto.pptx
 
Demografi WDAW DAW DA D AD AWD AW DW D A DA
Demografi WDAW DAW DA D AD  AWD AW DW D A DADemografi WDAW DAW DA D AD  AWD AW DW D A DA
Demografi WDAW DAW DA D AD AWD AW DW D A DA
 
Teori Demografi (demographic theory)
Teori Demografi (demographic theory)Teori Demografi (demographic theory)
Teori Demografi (demographic theory)
 
Kependudukan
KependudukanKependudukan
Kependudukan
 
Landasan teori
Landasan teoriLandasan teori
Landasan teori
 
Konsep Kependudukan.pptx
Konsep Kependudukan.pptxKonsep Kependudukan.pptx
Konsep Kependudukan.pptx
 
Ppt matematika populasi Universitas Udayana
Ppt matematika populasi Universitas UdayanaPpt matematika populasi Universitas Udayana
Ppt matematika populasi Universitas Udayana
 
2. teori kependudukan
2. teori kependudukan2. teori kependudukan
2. teori kependudukan
 
Pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup
Pendidikan kependudukan dan lingkungan hidupPendidikan kependudukan dan lingkungan hidup
Pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup
 
Part 1 demografi
Part 1 demografiPart 1 demografi
Part 1 demografi
 
Perkembangan penduduk Indonesia
Perkembangan penduduk IndonesiaPerkembangan penduduk Indonesia
Perkembangan penduduk Indonesia
 
Pembunuhan masal
Pembunuhan masalPembunuhan masal
Pembunuhan masal
 
Demografi 1
Demografi 1Demografi 1
Demografi 1
 
Demografi 1
Demografi 1Demografi 1
Demografi 1
 
(Ikm) per iii
(Ikm) per iii(Ikm) per iii
(Ikm) per iii
 
pelayanan kb
pelayanan kbpelayanan kb
pelayanan kb
 
PB 1 PENDAHULUAN 2024.pptx
PB 1  PENDAHULUAN 2024.pptxPB 1  PENDAHULUAN 2024.pptx
PB 1 PENDAHULUAN 2024.pptx
 

More from State University of Padang

More from State University of Padang (18)

11a silabus-geo-minat-sma
11a silabus-geo-minat-sma11a silabus-geo-minat-sma
11a silabus-geo-minat-sma
 
Ppt jatim
Ppt jatimPpt jatim
Ppt jatim
 
Presentase 2
Presentase 2Presentase 2
Presentase 2
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Unwto 2015
Unwto 2015Unwto 2015
Unwto 2015
 
Unwto 2014
Unwto 2014Unwto 2014
Unwto 2014
 
Unwto 2013
Unwto 2013Unwto 2013
Unwto 2013
 
Unwto 2012
Unwto 2012Unwto 2012
Unwto 2012
 
Unwto 2011
Unwto 2011Unwto 2011
Unwto 2011
 
Unwto2010
Unwto2010Unwto2010
Unwto2010
 
Makalah Planet Gliese 581 g ( Planet Kembaran Bumi )
Makalah Planet Gliese 581 g ( Planet Kembaran Bumi )Makalah Planet Gliese 581 g ( Planet Kembaran Bumi )
Makalah Planet Gliese 581 g ( Planet Kembaran Bumi )
 
Power Point Astronomi " Planet-Planet dalam Tata Surya"
Power Point Astronomi " Planet-Planet dalam Tata Surya"Power Point Astronomi " Planet-Planet dalam Tata Surya"
Power Point Astronomi " Planet-Planet dalam Tata Surya"
 
Makalah Astronomi tentang Planet dalam Tata surya
Makalah Astronomi tentang Planet dalam Tata suryaMakalah Astronomi tentang Planet dalam Tata surya
Makalah Astronomi tentang Planet dalam Tata surya
 
Mobilitas penduduk dan Teori Penduduk
Mobilitas penduduk dan Teori PendudukMobilitas penduduk dan Teori Penduduk
Mobilitas penduduk dan Teori Penduduk
 
Perkembangan geografi dari zaman kuno- kontemporer
Perkembangan geografi dari zaman kuno- kontemporerPerkembangan geografi dari zaman kuno- kontemporer
Perkembangan geografi dari zaman kuno- kontemporer
 
Filsafat, Filsafat Ilmu dan Filsafat Geografi
Filsafat, Filsafat Ilmu dan Filsafat GeografiFilsafat, Filsafat Ilmu dan Filsafat Geografi
Filsafat, Filsafat Ilmu dan Filsafat Geografi
 
Pancasila dan kebersihan Lingkungan Kampus
Pancasila dan kebersihan Lingkungan KampusPancasila dan kebersihan Lingkungan Kampus
Pancasila dan kebersihan Lingkungan Kampus
 
Sumber Data Demografi by Amelia Suhandri
Sumber Data Demografi by Amelia SuhandriSumber Data Demografi by Amelia Suhandri
Sumber Data Demografi by Amelia Suhandri
 

Recently uploaded

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 

Recently uploaded (20)

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 

Teori penduduk

  • 1. 1 Teori-Teori Penduduk Materi Demografi Disusun Oleh Amelia Suhandri / 14045015 Prodi Pendidikan Geografi Jurusan Geografi FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2014
  • 2. 2 TEORI SOSIAL 1. TEORI THOMAS ROBERT MALTHUS Masa pencerahan di Eropah telah banyak melahirkan pemikiran diberbagai bidang pengetahuan, segala yang dilihat dalam kehidupan menjadi pemikiran para filsuf, tidak terkecuali jumlah penduduk yang bertambah terlalu cepat. Pemikiran seorang pendeta bernama Thomas Robert Malthus (1748 – 1834) tentang penduduk dalam esseai-nya yang berjudul ”Essay on Principle of Population it Affects the Future’ telah membangunkan kesadaran para ilmuwan dan anggota masyarakat untuk menyadari tentang dampak jumlah penduduk yang tidak terkendali bagi kehidupan manusia sendiri. Dalam esseai-nya tersebut Thomas Robert Malthus menyatakan: ’..........apa bila tidak ada pembatasan jumlah penduduk maka penduduk akan berkembang biak dengan cepat sebagai deret bilangan 1, 2, 4, 8, 16, 32 ......, dan disi lain jumlah pangan hanyak mengalami pertambahan sebbagai deret bilangan 1, 2, 4, 6, 8, 10, 12 ......akibatnya penduduk dunia akan mengalami kelaparan hebat. Untuk menghindari kekuranga bahan pangan maka jumlah penduduk harus dibatasi. Untuk itu perlu dilakukan moral restrain (pengekangan diri: pengekanagn nafsu seksual, penundaan perkawinan)” Essei Malthus sangat efektif membangun kesadaran para ilmuwan tentang pentingnya masalah jumlah penduduk yang besar, meskipun pemikiran Malthus sangat sederhana. Kesederhanaan essei tersebut terletak pada pemikirannya dengan menggunakan dua variabel saja yaitu jumlah penduduk dan jumlah pangan, padahal besarnya jumlah penduduk tidak ditentukan oleh jumlah pangan saja. John Stuart Mill mengkritik esseinya dengan mengatakan bahwa manusia dapat mengontrol perilaku demografisnya antara lain : mengendalikan fertilitas. Selain itu Marx mengritik pendapat Malthus dengan mengatakan bahwa jumlah penduduk yang banyak tidak harus menimbulkan kematian antara lain dengan mengimport bahan makanan, memindahkan penduduk ke tempat lain dan peningkatan pendidikan penduduk. Ilmuwan melakukan beberapa kritik tentang kelemahan ide dalam essai- nya, secara garis besar kritik terhadap ide Malthus tersebut adalah Malthus dalam esseinya belum memikirkan beberapa hal sebagai berikut: Revolusi pertanian ( green revolution) seperti: bibit unggul, varitas baru, insektisida/obat-2 hama, pupuk dan perangsang tumbuh, managemen usaha, telah
  • 3. 3 meningkatkan produksi pertanian/perikanan/peternakan secara berlipat ganda dalam waktu yang singkat, Ditemukan tanah tanah baru (benua baru: Amerika dan Australia) dikemudian hari memberikan peluang bagi usaha petanian melakukan ekstensifikasi sekaligus intensifikasi di lahan lahan pertanian yang baru sehingga produksi total pangan dunia meningkat dengan cepat, Kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi memungkinkan pengiriman bahan pangan di wilayah wilayah yang menghadapi kelaparan dapat dengan cepat dilakukan sehingga kelaparan penduduk di suatu wilayah dapat dihindari secara cepat dan tepat. Thomas Robert Malthus tidak mempertimbangkan keinginan pasangan pasangan suami istri (pasutri) dan pasanngan usia subur lain melakukan usaha pembatasan kelahiram dengan menggunakan kontrasepsi Teori yang diungkapkan tidak mempertimbangkan perilaku fertilitas penduduk yaitu fertilitas (tingkat kelahiran) penduduk akan menurun seiring dengan tingkat kesejahteraan yang meningkat. Pembatasan jumlah penduduk saat ini telah berkembang jauh lebih ekstrim disbanding jaman Malthus yang terbatas pada moral restraints (pengekangan diri) yang meliputi : pengekangan nafsu seksual dan penundaan perkawinan. Pada saat ini usaha usaha pembatasan jumlah penduduk telah merambah pada usaha mengurangi kelahiran maupun usaha penyabutan nyawa. Secara garis besar saat ini usaha pembatasan jumlah penduduk dilakukan dengan dua kelompok besar yaitu preventive checks dan positive Preventive cheks merupakan usaha usaha pembatasan jumlah penduduk melalui penekanan kelahiran yaitu moral renstraints dan vice. Usaha usaha moral restraints (pengekangan diri) meliputi (i) pengekangan nafsu seksual misalnya tidak kawin; (ii) penundaan perkawinan, bentuknya berupa : meningkatkan partisipasi wanita wanita muda dalam pendidikan yang lebih tinggi (SMA atau Perguruan tinggi) atau partisipasi dalam pekerjaan luar rumah (public). Sedangkan vice (usaha pengurangan kelahiran) meliputi: aborsi (pengguguran kandungan), hubungan sesama jenis misalnya homoseksual (hubungan sesame jenis laki-laki) atau lesbian-seksual (hubungan sesama jenis perempuan), penggunaan alat kontrasepsi (kondom, pil KB, IUD/inplant, suntik KB, tubektomi dan vasektomi dan lain lainnya ), promiscuity (kawin kontrak, kumpul kebo) , adultery atau perzinahan
  • 4. 4 Usaha Positive checks merupakan gejala/usaha- usaha pembatasan pertumbuhan penduduk melalui proses kematian yang meliputi (i) vice (kejahatan) atau segala upaya/jenis pencabutan nyawa, yang banyak dilakukan dengan membunuh anak-anak (infanticide), orang orang tua atau orang orang cacat, usaha usaha ini biasanya dilakukan terhadap penduduk yang dianggap tidak produktif; (ii) misery (kemelaratan) yaitu keadaan yang menyebabkan kematian penduduk misalnya: epidemic, bencana alam, kelaparan, kekurangan bahan pangan, peperangan dan geinocide (pembunuhan terhadap etnik tertentu yang dilakukan secara sengaja). Teori kependudukan Malthus ini banyak diadopsi oleh negara negara yang tergolong maju misalnya : Amerika Serikat, Kanada, Jepang, Australis, Inggris, Perancis, Jerman, Swiss, Belanda dan negara negara Eropa Barat lainnya. Pemerintah Negara Negara tersebut dalam kependudukan menganut Kebijakan Anti Natalitas artinya pemerintah berusaha untuk menekan tingkat kelahiran secara ketat, oleh karena ini jumlah penduduk di negara-negara tersebut konstan bahkan jumlah penduduk cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Upaya-upaya pemerintah -negara negara tersebut antara lain: (i) Meningkatkan partisipasi pendidikan penduduk terutama wanita, peningkatan pendidikan akan membangun kesadaran keluarga kecil yang berkualitas; disamping itu bagi wanita meningkatannya pendidikan berarti penundaan perkawinan. (ii)Meningkatkan partisipasi angkatan kerja bagi wanita, keterlibatan wanita ke lapangan kerja atau publik menyebabkan wanita mempertimbangkan untuk mengasuh anak atau enggan untuk memiliki anak dan mangasuhnya. (iii)Meningkatkan kesejahteraan penduduk, biasanya fertilitas penduduk berubah menurut variabel ekonomi yaitu fertilitas (tingkat kelahiran) penduduk akan menurun seiring dengan tingkat kesejahteraan yang meningkat. (iv) Mempermudah penduduk untuk mengakses alat kontrasepsi Teori Kependudukan Malthus (pertumbuhan penduduk) yang menyatakan bahwa: “Pertumbuhan penduduk menurut deret ukur dan pertumbuhan ekonomi menurut deret hitung”.
  • 5. 5 Maksudnya adalah bahwa jumlah penduduk akan berkembang lebih cepat daripada pertumbuhan ekonomi sehingga mengakibatkan upah tenaga kerja menjadi sangat murah dan hanya cukup untuk biaya hidup sehari-hari (subsistensi). Malthus memulai dengan merumuskan dua postulat yaitu: 1.Bahwa pangan dibutuhkan untuk hidup manusia 2.Bahwa kebutuhan nafsu seksuil antar jenis kelamin akan tetap sifatnya sepanjang masa. Atas dasar postulat tersebut Malthus menyatakan bahwa, jika tidak ada pengekangan, kecenderungan pertambahan jumlah manusia akan lebih cepat dari pertambahan subsisten (pangan). Perkembangan penduduk akan mengikuti deret ukur sedangkan perkembangan subsisten (pangan) mengikuti deret hitung dengan interval waktu 25 tahun seperti berikut: Penduduk: 1 2 4 8 16 32 64 128 dst Subsisten: (pangan) 1 2 3 4 5 6 7 8 dst Dari postulat Malthus, terdapat pengekangan perkembangan penduduk dapat berupa pengekangan segera dan pengekangan hakiki/mutlak. Yang dimaksud dengan factor pengekangan adalah pangan, sedangkan pengekangan segera dapat berbentuk pengekangan prefentif dan pengekangan positif. Pengekangan prefentif adalah factor-faktor yang bekerja mengurangi angka kelahiran. Pengekangan prefentif yang dianjurkan Malthus adalah pengendalian diri dalam hal nafsu seksuil antar jenis seperti penundaan perkawinan. Pengekangan positif merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi angka kematian ; dapat berupa epidemi, penyakit-penyakit dan kemiskinan.
  • 6. 6 Namun teori kependudukan Malthus memiliki kelemahan-kelemahan, diantaranya: 1. Malthus terlalu menekankan keterbatasan persediaan tanah meskipun dia adalah salah seorang pengajur industrialisasi dan penggunaan tanah secara lebih efisien. Kenyataan dalam setelah Malthus menunjukkan bahwa perbaikan teknologi pertanian seperti penggunaan pupuk buatan, pemakaian pestisida, dan irigasi yang efisien menghasilakan peningkatan produktivitas. 2. Dia kurang memperhitungkan bahwa, penemuan-penemuan baru, teknologi unggul dan industrialisasi dapat memberikan efek yang cukup berarti pada peningkatan tingkat hidup. Sedangkan dalam ruang ketahanan pangan, untuk pertama kali hubungan antara pangan dan penduduk teori Malthus untuk pertama kali hubungan antara pangan dan penduduk dibicarakan secara sistematis oleh Malthus sekitar abad ke- 19. Namun pada hakekatnya masalah pangan telah ada pada masa-masa sebelumnya. Di berbagai negeri, masa-masa makmur sering diselingi oleh kekurangan pangan atau bahkan kelaparan masal yang merenggut banyak jiwa manusia. Banyak faktor penyebab lemahnya ketahanan pangan nasional yang berakhir pada ironi bangsa. Dengan SDA memadai serta luas lahan pertanian sebesar 107 juta hektar dari total luas daratan Indonesia sekitar 192 juta hektar, ternyata masih menyimpan cerita-cerita pilu. Berdasarkan data Biro Pusat Statistik (2002), tidak termasuk Maluku dan Papua, sekitar 43,19 juta hektar telah digunakan untuk lahan sawah, perkebunan, pekarangan, tambak dan lading; lebih kurang 2,4 juta hektar untuk padang rumput, sedangkan 8,9 juta hektar untuk tanaman kayu-kayuan; dan lahan yang tidak diusahakan seluas 10,3 juta hektar (Republika, 16/6/2006). Faktor tersebut antara lain tidak berimbangnya produksi pangan dengan populasi penduduk. Aksioma Robert Malthus tentang deret ukur dan deret hitung agaknya dapat dirujuk di sini. Kendati tidak berlaku pada seluruh negara, tapi bagi negara berkembang yang sering dilanda kasus pangan, Malthus mendekati benar. Konon 10% anak-anak di negara berkembang meninggal sebelum mereka berusia lima tahun. Kebanyakan dari kematian karena lapar disebabkan oleh malnutrisi yang kronis akibat penderita tidak mendapatkan makanan yang cukup. Sering kali hal ini terjadi karena kemiskinan yang parah.
  • 7. 7 Terancam kelaparan saat ini, diantaranya 4,35 juta tinggal di Jawa Barat. Ancaman kelaparan ini akan semakin berat, dan jumlahnya akan bertambah banyak. Seiring dengan mereka yang terancam kelaparan adalah penduduk yang pengeluaran per kapita sebulannya di bawah Rp. 30.000,00. Di antara orang-orang yang terancam kelaparan, sebanyak 272.198 penduduk Indonesia, berada dalam keadaan paling mengkhawatirkan. Dari jumlah itu, sebanyak 50.333 berasal dari Jawa Barat, diantaranya 10.430 tinggal di Kabupaten Bandung dan 15.334 orang tinggal di Kabupaten Garut. Mereka yang digolongkan terancam kelaparan dengan keadaan paling mengkhawatirkan adalah penduduk dengan pengeluaran per kapita di bawah Rp 15.000,00 per bulan sebanyak 14.108. 2.1.2 Keterkaitan teori Malthus dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan ketahanan pangan Usaha dari banyak Indonesia untuk menyediakan pangan bagi penduduk adalah dengan giat melakukan pembangunan atau modernisasi pertanian. Usaha ini dilakukan baik melalui perluasan tanah pertanian yang ada (ekstensifikasi) maupun meningkatkan produksi per hektarnya (intensifikasi). Indonesia tercatat baru pada tahun 1968-1969 sebagai peserta revolusi hijau dengan luas areal 198.000 hektar yang pada tahun 1972-1973 menjadi 1.521.000 hektar, meskipun sesungguhnya Indonesia telah memulainya sekitar tahun 1964- 1965. Pada tahun 1973 produksi padi dengan Bimas telah mencapai 52 kuital per hektar dan dengan Inmas 40 kuintal per hektar. Adapun program transmigrasi setelah Indonesia merdeka dalam Pola Umum Pelita Ktiga (Lihat GBHN, TAP MPR No. II/MPR/1978) disebutkan antara lain: “Program transmigrasi ditujukan untuk meningkatkan penyebaran penduduk dan tenaga kerja serta pembukaan dan pengembangan daerah produksi dan pertanian baru dalam rangka pembangunan daerah khususnya di luar Jawa, yang dapat menjamin taraf hidup para transmigran, dan taraf hidup masyarakat sekitar”. Program Keluarga Berencana merupakan upaya pemerintah dalam mencegah dan mengatur kelahiran. Pemerintah melalui Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasionak (BKKBN) bergerak dalam penyebaran alat-alat dan pengetahuan kontrasepsi. Setiap desa dan kota Petugas Lapang KB siap membantu keluarga-keluarga yang ingin memasuki program KB.
  • 8. 8 2. ARSENE DUMOND Pada tahun 1890 Arsene Dumont melancarkan Teori Kapilaritas Sosial ( theory fo social capalirity ) yang mengacu pada : “ Keinginan seseorang untuk mencapai kedudukan yg tinggi di masyarakat”. Teori ini dapat berkembang baik pada Negara Demokrasi. Di Perancis (abad 19) dimana sisitem demokrasi sangant baik, Tiap orang berlomba mencapai kedudukan yang tinggi & akibatnya angka kelahiran turun dengan cepat, berbeda dengan Di Negara Sosialis tidak ada kebebasanuntuk mencapai kedudukan yang lebih tinggi dan Sistem kapilaritas sosial tidak dapat berjalan dengan baik.
  • 9. 9 TEORI NATURAL 1. Raymon S. Pearl Pearl mengemukakan teori universal tentang pertumbuhan penduduk yang didasarkan atas dugaan atau asumsi biologi dan geografi. Tiap penduduk mula-mula mengalami pertambahan atau kenaikan jumlah sangat lambat, yang makin lama makin cepat, mencapai titk tengah daur, dan kemudian makin berkurang pertambahannya hingga mencapai akhir dari daur. Pertumbuhan daur tersebut mengikuti kurva normal. Jadi mula-mula jumlah penduduk sedikit, bertambah hingga makin lama makin banyak tetapi akhirnya tidak bertambah lagi. Pada teori Malthus yang menyebabkan berhentinya pertambahan penduduk ialah makin banyaknya kematian akibat kekurangan makan, kelaparan, penyakit dan lain-lainya, kalau pada toeri Pearl penyebab berhentinya pertambahan penduduk adalah kepadatan penduduk. Arah pertumbuhan penduduk mengikuti kurva normal tersebut akibat pengaruh kepadatan di ruang hidup. Kesimpulan ini diperolehnya dari penelitian lalat di dalam botol yang diubah-ubah ukuran besarnya, dan pada penelitian organisme lain. Kepadatan di dalam ruang mempengaruhi tingkat reproduktivitas, semakin padat penduduknya semakin berkurang tingkat kelahirannya. Sehingga menjadi faktor yang memperlambat pertumbuhan penduduk. Jadi kepadatan penduduk secara otomatis akan mempengaruhi kemampuan untuk membuat keturunan. Kurva Pertumbuhan Penduduk menurut Pearl Apabila sistem ekonomi berubah, misalnya pertanian bergeser menjadi industri, dimulailah daur baru, yaitu daur kurva normal baru dan daur baru ini dapat juga mengganti daur lama sebelum yang lama menyelesaikan siklusnya.
  • 10. 10 2. Ginni Pertumbuhan penduduk oleh Gini dipandang dari sudut pandang statistik biologi, dan ia percaya bahwa kecenderungan reproduksi penduduk secara keseluruhan atau sebagian keluarga mengikuti kurva parabolik metematika. Penduduk mengalami tingkat muda pada permulaan dengan pertumbuhan cepat, kemudian mencapai kedewasaan, menjadi tua dan menurun jumlahnya. Jadi penduduk mengalami pertumbuhan dan keruntuhan, dan pertambahan penduduk itu tidak dibatasi oleh persediaan bahan makanan yang diperlukan, melainkan oleh hokum biologi yang mengatur pertumbuhan. Sebagai bukti ada banyak bangsa yang mengalami keruntuhan sebelum mncapai batas makanan yang diperlukan. Pertumbuhan penduduk yang mula-mula cepat dan kemudian berkurang disebabkan oleh perubahan-perubahan pada ketuaan manusia itu sendiri. Sel-sel tumbuh manusia mengalai tingkat-tingkat muda, dewasa, dan tua, serta sel benih yang ada pada manusia mengalami hal serupa, hanya kurun waktunya lebih panjang. Kurva pertumbuhan Penduduk Ginni Selama fase pertumbuhan mula-mula, ketuaan penduduk makin besar, hal ini disebabkan karena ketuaan itu merupakan warisan, sehingga setiap generasi akan mempunyai tingkat ketuaan lebih dari generasi sebelumnya. jika kewredian menjadi lebih besar, penduduk bertambah lebih cepat, tetapi kemudian tenaga reproduksi mengalami “keausan natural”. Keausan ini disebut metabolisme demografi, jadi setelah penduduk makin cepat pertambahannya, persaingan di dalam hidup makin hebat yang secara otomatis mengurangi tanaga hidupnya, sampai akhirnya tak dapat bereproduksi.
  • 11. 11 3. Thomas Sadler dan Doudleday Thomson mengeumukakan “ Daya reproduksi dibatasi oleh jumlah penduduk, jika kepadatan penduduk tinggi, daya reproduksi manusia akan menurun” (demikian juga sebaliknya) Thomson (1953) Meragukan teori Fisiologi ini setelah kejadian Di Jawa, India, dan Cina Penduduknya sangat padat, tapi pertumbuhan penduduknya juga tinggi. Dalam hal ini teori Malthus lebih konkret daripada teori Thomson. Seperti pendapat Malthus: “ Penduduk di suatu wilayah dapat memiliki fertilitas tinggi, tetapi pertumbuhan alamiah rendah karena tingginya kematian”. Namun demikian, Penduduk tidak memiliki fertilitas tinggi bila tidak memiliki kesuburan (fecunditas) Teori Doubleday hamper sama dengan teori sadler, hanya titik tolaknya berbeda. Kalau sadler mengatakan bahwa daya reproduksi penduduk berbanding terbalik dengan kepadatyan penduduk,maka doubleday berpendapat bahwa daya reproduksi berbanding terbalik dengan bahan makanan yang tersedia. Menurut Doubleday, kekurangan bahan makanan merupakan perangsang bagi daya reproduksi manusia, sedang kelebihan pangan justru pengekang perkembangan penduduk. Teori fisiologi ini banyak di ilhami oleh teori reaksi dan reaksi dalam meninjau perkembangan penduduk suatu Negara atau wilayah. Teori ini dapat pula menjelaskan bahwa semakin tinggi tingkat mortalitas penduduk semakin tinggi pula tingkat produksi manusia. 4. Herbert Sepncer Dasar teorinya adalah perbandingan energi yang digunakan untuk kegiatan produksi dengan energi yang digunakan untuk bereproduksi. Ia berpendapat over population pasti terjadi, tetapi dpaat ditahan dengan menggunakan energi otak. 5. Pitrin A sorokin, O. Spencer dan O.E Barker Tiap usaha untuk menurunkan tingkat kelahiran adalah positive checks kecuali penundaan usia perkawinan. Mereka berpendapat bahwa pengaruh budaya terhadap unsur biologis akan menyebabkan terjadinya penurunan pertumbuhan penduduk.