1. Pertumbuhan Populasi
Salah satu sifat penting dari populasi
adalah ukurannya.
Ukuran populasi berpengaruh langsung
pada kemampuan populasi bersangkutan
untuk survive.
Populasi kecil mempunyai resiko lebih
besar untuk punah dibandingkan dengan
populasi besar. Interaksi yang terjadi
antara anggota populasi sangat tergantung
pada ukuran dan kepadatan populasi.
Dinamika populasi tergantung distribusi
umur.
2. • Studi statistik tentang perubahan populasi disebut
Demografi
Ukuran populasi berubah-ubah sepanjang waktu dapat
dipelajari pada dua tingkat:
Mempelajari populasi secara keseluruhan untuk
menentukan apakah meningkat, menurun, atau konstan.
Populasi meningkat bila laju kelahiran melampaui laju
kematian, dan sebaliknya, turun bila laju kematian
melampaui laju kelahiran.
Pada level lain, memahami kecenderungan akan lebih
mudah bila kita bagi populasi ke dalam bagian-bagiannya
dan menganalisisnya secara terpisah.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan populasi
Faktor dalam (genetik)
Nisbah kelamin
Keperidian (fecundity), jumlah keturunan yag bisa
dihasilkan
Waktu generasi, didefinisikan sebagai rata-rata
interval waktu antara kelahiran individu dengan
kelahiran keturunannya (dipengaruhi ukuran tubuh)
Struktur umur, karena individu pada kelas umur
berbeda mempunyai fekunditas dan laju kematian
yang berbeda.
4. •Faktor-faktor lingkungan (biotik dan
abiotik) —mempengaruhi laju kematian dan
kebugaran (fitness) individu.
Abiotik: ruang, suhu,kelembaban, curah
hujan (air), fisik dan kimia tanah (pH,
struktur, jenis, nutrisi , bo, dll.
Biotik: musuh alami (predator, parasit,
pathogen), mutualism, makanan (inang,
mangsa), kompetitor.
5. Pertumbuhan Populasi eksponensial dan logistik
Model eksponential
menggambarkan
peningkatan populasi
tanpa pembatas
Model logistik
menggambarkan
peningkatan populasi
sampai pada asimptot
pada daya dukung
lingkungan (carrying
capacity;disimbulkan
K).
6. Kurva merah menggambarkan model
pertumbuhan eksponensial dengan r
= 1.0.
Kurva biru menggambarkan model
pertumbuhan logistik dengan r = 1.0
and K = 1000 individu. Pada awalnya,
pertumbuhan logistik mengalami
percepatan secara eksponensial,
kemudian saat sumber daya menjadi
terbatas, laju kematian meningkat dan
pertumbuhan melambat. Growth
ceases when the death rate equals the
birth rate.
Carrying capacity (K) pada akhirnya
tergantung pada ketersediaan sumber
daya di dalam ekosismtem.
7. intrinsic rate of natural increase, disimbulkan r,
didefinisikan sebagai: perbedaan antara laju kelahiran
dengan laju kematian, dikoreksi karena perpindahan
individu ke dalam atau ke luar populasi. Jadi:
r = (b – d) + (i – e)
b: laju kelahiran; d: laju kematian;
i: laju imigrasi; e: laju emigrasi
8. • Dengan data dari cohort life table, bukan dari time-specific,
natality, mortality, and dispersal, maka r dapat diestimasi dari
model berikut:
•
• dan
• R0 laju pergantian generasi dan T adalah waktu generasi.
• Model pertumbuhan populasinya adalah seperti berikut ini:
• Laju perubahan populasi dengan generasi saling overlap
merupakan fungsi dari laju pertambahan intrinsik (per capita) dan
populasi saat ini. Model pertumbuhan populasi eksponensial
menjadi seperti berikut ini:
Model Pertumbuhan Geometrik (Eksponensial)
9. Untuk spesies serangga dengan generasi tidak saling overlap, laju
pergantian generasi R0 mewakili laju peningkatan per capita dari
generasi satu ke generasi berikutnya. Parameter tersebut (R0) dapat
digunkan untuk menggantikan r.
Model untuk pertumbuhan populasi eksponensial (geometrik)
population adalah seperti berikut ini:
Nt adalah ukuran populasi setelah generasi t.
11. Ketika Ro = 1, populasi tetap sama (tidak tumbuh).
Ro > 1, Populasi meningkat (tumbuh positif)
Ro < 1, Populasi menurun (tumbuh negatif)
Persamaan umum untuk pertumbuhan eksponensial:
Nt = No . Ro
Nt = Ukuran populasi pada suatu saat di masa depan
No = Ukuran populasi pada awal (saat ini)
Ro = Laju reproduktif bersih
12. Jadi, misalnya untuk kura-kura pada tabel 12.1:
N1 = No . Ro = (100) (1,51) = 151
Pertumbuhan generasi berikutnya akan dikali 2:
N2 = No . Ro . Ro = (100) (1,51) (1,51)
= 228, atau
N2 = N1 . Ro = (151) (1,51) = 228
Artinya: Ro juga bisa kita tentukan dengan:
Ro = Nt+1/Nt
13. Untuk data kura-kura:
Misalnya: Ro = N4/N3 = 519/344 = 1,51
Persamaan yang kita sebutkan di atas
menggambarkan populasi yang tumbuh secara
eksponensial.
Tapi, pertumbuhan populasi tersebut hanya terjadi
jika Ro > 1, lingkungan tetap konstan dan
sumberdaya berlebih.
14. Semakin dekat Ro ke nilai 1, semakin melambat
pertumbuhan populasi.
Kurva pertumbuhan eksponensial dipengaruhi oleh
hereditas dan perikehidupan (life history), seperti umur
pada permulaan reproduksi, jumlah anak yang
dihasilkan, dan lamanya masa reproduktif.
Populasi mungkin tumbuh secara eksponensial sampai
melewati kemampuan lingkungan untuk
mendukungnya. Kemudian, populasi akan berkurang,
mungkin karena kelaparan, penyakit atau kompetisi.
Kurva ekpsonensial merupakan karakteristik populasi
serangga dan vertebrata yang memasuki lingkungan
yang belum terisi.
15. The consequences of exponential growth
• Semua makhluk hidup
berpotensi menghasilkan
populasi lebih tinggi
dibandingkan dengan yang
terjadi di alam.
• Kecoak Jerman (Blatella
germanica), hama rumah
terpenting di banyak negara
• menghasilkan 80 anak (nimfa)
setiap 6 minggu per betina.
Bila setiap kecoak selamat
hidup dan menghasilkan
keturunan dari sepasang
kecoak dewasa dalam tiga
generasi dapur akan seperti
gambar di samping ini.
16. An example of a rapidly increasing population.
Purple loosestrife,
Lythrum salicaria,
menutupi ribuan mil
persegi di ekosistem
marshes (rawa) dan
ekosistem basah lainnya
di Amerika Utara
Gulma ini diintroduksi
sebelum 1860 dan
memberikan dampak
negatif pada banyak
spesies tumbuhan dan
hewan asli.
17. Wedelia trilobata : gulma invasiv
tidak diketahui dengan pasti kapan
masuk Indonesia – local outbreak
18.
19. Gulma lain –lebih long term
Outbreak enceng gondok di beberapa danau
dan sungai
Outbreak kiambang – Salvinia molesta
20. Long term outbreak
• Outbreak ikan karper asia di USA
Menginvasi sungai dan danau
Th 1990 masih belum banyak
2010 terjadi eksplosi di beberapa sungai yang
kaya makanan
Sekarang menjadi masalah dan sulit
dieradikasi
21. Temporary outbreak, musiman –
hama tanaman
• Wereng Coklat pada padi (beberapa kali)
• Penggerek batang padi
• Keong emas pada padi
• Siput telanjang pada kubis dan sawi
• Penggerek buah coklat
• Tikus
• Ulat bulu
22.
23.
24. Pertumbuhan Populasi Manusia:Jumlah manusia dua kali lipat dari tahun
1800 sampai 1930 (dari 1 milyar menjadi 2 milyar), manjadi dua kali lipat
lagi tahun 1975 (4 milyar), dan diproyeksikan dua kali kali lipat lagi pada
tahun 2025 (8 milyar). Berapa lama populasi manusi terus meningkat
kelipatan dua sebelum daya dukung bumi akhirnya tercapai atau
terlampaui?Apa yang akan terjadi bila demikian??????
25. Pada umumnya di alam, lingkungan tidaklah
konstan, seperti yang diasumsikan dalam model
pertumbuhan eksponensial, dan sumberdaya
tidaklah tak terbatas.
Ketika kepadatan populasi meningkat, kompetisi
untuk mendapatkan sumber daya meningkat.
Dengan sedikit sumberdaya yang harus dibagi dan
distribusi yang tidak setara, laju kematian akan
meningkat, dan laju kelahiran menurun.
26. Karena itu, laju pertumbuhan populasi menurun
dengan meningkatnya kepadatan, sampai
mencapai level dimana pertumbuhan populasi
terhenti.Yaitu ketika populasi mencapai daya
dukung lingkungan.
Secara teoritis, populasi dalam keseimbangan
dengan lingkungan atau sumberdaya. Karena itu,
pertumbuhan populasi bersifat density-dependent
(dipengaruhi kepadatan).
27. Pertumbuhan populasi logistik
Pertumbuhan populasi lambat
pada awalnya, disebut lag
phase.
Diikuti oleh laju peningkatan
populasi yang cepat ketika
anak juga mulai bereproduksi,
ini yang dikenal dengan
exponential growth phase
Akhirnya populasi mencapai fase
stable equilibrium phase, pada
saat laju kelahiran sama dengan
laju kematian (populasi tidak
tumbuh)
28. Model Logistik
Model matematik dengan memasukkan density-dependent
regulation of population growth telah dikembangkan oleh
Verhulst (1838) dan Pearl and Reed (1920). Model logistik
ini sering disebut persamaan Pearl-Verhulst.
K adalah daya dukung lingkungan. Model ini menhasilkan
kurva sigmoid (bentuk S) yang mencapai keseimbangan
pada K. Bila N < K, maka populasi meningkat sampai
mencapai N = K. Bila ekosistem terganggu sehingga N >
K, maka populasi menurun sampai mencapai N = K.
29. Pertumbuhan populasi
bakteri
Ketika lingkungkungan
mendukung, laju peningkatan
bakteria mengikuti
pertumbuhan populasi
eksponensial.
Ketika kondisi lingkungan
berubah sebagai akibat dari
peningkatan jumlah sampah
(waste, yang dihasilkan
bakteri), populasi mendatar,
kemudiaan menurun.
Periode menurunnya populasi
biasa disebut dengan death
phase.
30. Carrying Capacity (Daya Dukung Lingkungan )
• Sejumlah faktor lingkungan (biotik dan abiotik) seperti
ketersediaan makanan, suplai oksigen, ruang, tempat
berlindung, tempat berbiak, dll., yang menentukan
jumlah individu organisme yang bertahan hidup pada
area (habitat) tertentu (ini merupakan daya dukung
lingkungan dari area tersebut).
• Faktor-faktor lingkungan yang membatasi
pertumbuhan populasi disebut environmental
resistance
31. Daya dukung lingkungan
Dalam konteks hewan, daya dukung
tergantung pada biomassa (bahan
organik) yang terbentuk dari
fotosintesis sebagai makanan hewan.
Karena itu, semakin tinggi
produktifitas primer, semakin tinggi
pula daya dukung lingkungan
Produktifitas primer ini dipengaruhi
oleh banyak faktor, seperti jenis
tumbuhan, intensitas cahaya,
persediaan air, kesuburan tanah dan
suhu.
32. Pengaruh Biomasa pada daya dukung lingkungan
Masing-masing aquarium dapat mendukung biomasa ikan sebesar 2
kg. Ukuran populasi dipengaruhi oleh ukuran tubuh ikan dalam
populasi.
33. Environmental resistance:
“Semua Faktor
lingkungan yang
membatasi populasi
spesies tertentu
mencapai daya dukung
lingkungan”.
Faktor abotik dan
biotik: Supply O2 dan
makanan rendah,
musuh alami (predator,
penyakit), ruang yang
terbatas dll.
34. Regulasi populasi
Tidak ada satupun populasi yang
tumbuh tidak terbatas, sekalipun
populasi-populasi dengan pertumbuhan
eksponensial akan berhadapan dengan
keterbatasan lingkungan.
Populasi tidak tumbuh secara
eksponensial terus menerus.
Dengan meningkatnya kepadatan,
interaksi antar komponen populasi
meningkat. Keterbatasan ketersediaan
sumberdaya akan meningkatkan laju
kematian, menurunkan laju kelahiran.
Ketika populasi berada di bawah
kepadatan optimum yang dapat
didukung lingkungan, maka laju
kematian akan menurun dan laju
kelahiran meningkat. Hasilnya, populasi
akan meningkat.
35. Ada umpan balik positif dan negatif yang bekerja
mengatur pertumbuhan populasi. Ketika lingkungan
mendukung, terjadi umpan balik positif.Tetapi
umpan balik negatif akan mulai bekerja bila populasi
meningkat terus.
Pada pertumbuhan logistik, kedua umpan balik ini
bekerja bergantian.
Pada saat awal pertumbuhan populasi, umpan balik
positif mendominasi. Sedangkan pada pertumbuhan
populasi berikutnya, umpan balik positif akan
menurun dan umpan balik negatif mendominasi
sampai daya dukung (K) maksimum tercapai.
36. Density-Dependent and Density-Independent
Limiting Factors
Banyak populasi dikontrol oleh faktor-faktor yang menjadi
semakin efektif ketika populasi meningkat, disebut faktor
terpaut kepadatan (density-dependent factors).
Predator (tidak semua), parasit (tidak semua), patogen
(tidak semua), kompetisi (intraspesifik, interspesifik),
ketersediaan sumber daya (termasuk makanan, tempat
berlindung dll).
Ketika populasi semakin meningkat menjadi lebih mudah
dideteksi dan tertangkap predator, lebih mudah tertular
penyakit, kompetisi untuk makanan dan ruang semakin
kuat, makin banyak induk yang mengabaikan anak, makin
banyak yang tidak kebagian makanan, makin banyak yang
kurus, makin banyak yang tidak menghasilkan keturunan
makin banyak yang mati.
37. Mekanisme kerja faktor–faktor yang bersifat
density-dependent (terpaut kepadatan)
disebut density dependent regulation
38. Kepadatan: pada kepadatan yang
rendah, tidak ada interaksi. Semakin
padat semakin tinggi pengaruhnya
terhadap populasi. Kompetisi
intraspesifik bekerja menghambat
pertumbuhan populasi lebih lanjut.
Pada ekosistem hutan, setelah
anakan muncul dari bank benih, akan
terjadi kompetisi antar kecampah
(intrapsesifik) karena kepadatan yang
relatif tinggi.
Kepadatan akhirnya menurun karena
kompetisi antar seedling akan
menghasilkan density – dependent
mortality.
39. Density dependence
regulation pada
sparrow (Melospiza
melodia):
Reproductive
success menurun
(atas)
Laju kematian
meningkat dengan
meningkatnya
ukuran populasi
(bawah).
40. Kompetisi Intraspesifik
• Ketika sumberdaya berlebih, kompetisi
dapat dihindarkan.Tetapi, ketika
sumberdaya terbatas, terjadi
kompetisi dan kesejahteraan populasi
terpengaruh.
• Ketika sumberdaya terbatas, ada dua
kemungkinan respon individu:
a. Semua individu berbagi sumberdaya
secara setara, tanpa ada satupun yang
mendominasi. Konsekuensinya, tidak
ada yang mendapatkan supply yang
cukup untuk pertumbuhan dan
reproduksi. Ini disebut sebaga scramble
competition.
b. Sebagian individu mendominasi, dan
yang lainnya kekurangan sumberdaya.
Ini disebut sebagai Contest
competition.
41. • Dalam kondisi sumberdaya yang terbatas,
populasi akan menampakkan salah satu bentuk
kompetisi. Sebagian scrambel dan yang lainnya
contest.
• Tetapi, bentuk kompetisi bisa saja tergantung
dari tahapan kehidupan. Sebagai contoh, larva
beberapa jenis serangga mungkin mempunyai
kompetisi scramble, tapi pada tahapan dewasa
mereka menampakkan kompetisi contest.
42. konsekuensi kompetisi intraspesifik
Populasi yang mengalami scramble
competition akan mengurangi jumlah
makanan yang dikuasai setiap indivisu.
Hasilnya, pertumbuhan akan
melambat dan reproduksi terhambat.
√ Pada kecebong, ditemukan bahwa
efek kepadatan ini membuat masa
perkembangan kecebong lebih
lambat dan mempunyai peluang
yang lebih rendah untuk
menyelesaikan metamorfosism
sebelum berubah menjadi menjadi
kodok muda.
√ Pada ikan: laju pertambahan bobot
meningkat sampai puncaknya lalu
menurun lagi bila kepadatan
meningkat
43. Kompetisi interspesifik
Kompetisi eksploitasi (exploitation competition),
kompetisi penggangguan (interference competition), dan
allelopathy
exploitation competition : kompetisi tidak
langsung karena memanfaatkan sumberdaya yang
sama (eksploitasi)
interference competition: kompetisi langsung
untuk menguasai sepenuhnya sumber daya
Allelopathy: senyawa kimia yang dilepas ke
lingkungan untuk menghambat perkembangan
spesies lain (misalnya alang-alang mengeluarkan
alelopati untuk menghambat perkembangan
rumput lain.
44. Model logistik kompetisi interspesifik
Model Lotka–Volterra kompetisi interspesifik:
Untuk spesies I:
Atau
46. Competition in Paramecium. (a) P. aurelia, P. caudatum and P. bursaria all
establish populations when grown alone in culture medium. (b) When grown
together, P. aurelia drives P. caudatum towards extinction. (c) When grown together,
P. caudatum and P. bursaria coexist, although at lower densities than when alone. (
Clapham, 1973; from Gause, 1934.)
47. Coeksistence
Terjadi bila terjadi spesialisasi (kebutuhan hidup)
pada penggunaan sumber daya: misalnya
koeksisten diantara burung pemakan biji dan
pemakan serangga yang kekerabatannya dekat
Sering kita tidak bisa melihat perbedaan itu
secara sepintas akan tetapi bila kita melihat lebih
seksama ekologi masing-masing jenis burung
tampak jelas: misalnya masing-masing
menghuni/berburu makanan pada bagian
tumbuhan tertentu
48. Zero isoclines dihasilkan dari persamaan kompetisi Lotka–Volterra:
(a) N1 zero isocline: spesies 1 meningkat ke kanan (horizontal) di bawah K1
dan menurun diatas K1. (b) N2 zero isocline (sama seeperti a, tetapi arah
vertikal).
50. Spesies 1 lebih banyak
berpengaruh terhadap
sesama jenis
dibandingkan Spesies 2
terhadap spesies 1
(spesies 2 kompetitor
yang lemah)
Spesies 1 menang
(outcompate spesies 2),
spesies 2 punah atau
pindah.
52. Kompetisi interspesifik lebih
kuat dibandingkan kompetisi
intraspesifik (individu lebih
banyak berkompetisi dengan
individu lain jenis
dibandingkan dengan individu
sejenis
1 poin tidak stabil (pertemuan
zero isocline), 2 poin stabil
Yang menang adalah yang
populasinya mendominasi
pada saat awal (competitive
exclusion)
56. Competitive Exclusion Principle
Kompetitor kuat pada umumnya menang dalam kompetisi, yang
lemah kalah. Situasi seperti ini berguna untuk diperhatikan dari
aspek teori relung (niche theory).
Niche suatu spesies tanpa kehadiran spesies lain adalah
fundamental niche (didefinisikan sebagai kombinasi kondisi dan
sumberdaya yang membawa suatu spesies mempertahankan
populasinya).
Kehadiran spesies kompetitor, menyebabkan spesies pertama
mungkin membatasi dirinya pada realized niche, sebagian
niche ditempati oleh spesies kompetitor.
Kompetisi interspesifik menurunkan fekunditas dan survival.
57. Contoh Competitive exclusion:
Kedua spesies menghasilkan alelokimia atau racun
yang berpengaruh negatif terhadap spesies
kompetitor dan harmless terhadap sesama jenis
Kompetisi antara dua jenis tumbuhan gulma.
Saat populasi tinggi, memangsa kompetitor lebih
banyak dibandingkan kanibalisme
Mutual antagonism antara 2 spesies flour beetle
Tribolium castaneum dan Tribolium confusum
(Park, 1954)
58.
59. Competition between Tribolium confusum and
T. castaneum in a range of climates. One species is
always eliminated and climate alters the outcome,
but at intermediate climates the outcome is
nevertheless probable rather than definite
60. Apakah yang kuat selalu menang dan terjadi
competitive exclusion?
• Unpredictable gaps: the poorer competitor is
a better colonizer, the poorer colonizer is a
better competitor.
• Unpredictable gaps: the preemption of
space; first come first serve, yang lemah bisa
outcompate yang kuat kalau datang lebih
awal. Bisa terjadi coexistense bila tersedia
space (gap) dan diokupasi spesies lain
(preemted).
61. Predator, Parasit, patogen
Semakin tinggi populasi prey (mangsa) semakin besar
kesempatan predator menangkap mangsa, makin efisien.
Periode peningkatan populasi yang lebih panjang memberi
kesempaytan pada populasi predator untuk meningkat juga.
Populasi inang yang tinggi akan mudah menimbulkan
epidemik parasit (patogen) dibandingkan populasi yang
rendah karena mempercepat penularan/penyebaran
patogen/parasit.
62. Density dependent factor: Predator
Interaksi antara predator dengan prey sangat kompleks dan sering sulit
diinterpretasikan. Gambar berikut adalah fluktuasi dua populasi yang
menggambarkan perubahan populasi Lynx (predator) mengikuti
perubahan populasi hare.
63. Predator-prey pada mikroorganisme
Ketika predator Didinium
ditambahkan pada populasi
Paramecium, jumlah
Didinium awalnya
meningkat, sedangkan
populasi Paramecium turun
tajam.
Ketika populasi
Paramecium habis, maka
Didinium ikut habis
(semuanya mati).
64. Ada dua respon predator terhadap peningkatan
kepadatan mangsa: respon fungsional dan respon
numerik
Disebut respon fungsional bila predator
memakan lebih banyak mangsa atau lebih awal
jika kepadatan populasi prey meningkat
Disebut respon numerik bila jumlah individu
predator bertambah dengan peningkatan
kepadatan prey.
65. TIPE I (A): Linier. Jumlah
mangsa yang dimakan meningkat
secara linier dengan
bertambahnya populasi mangsa,
sampai pada level maksimum
TIPE II (B): Jumlah mangsa
yang dimakan meningkat dengan
bertambahnya populasi mangsa,
tapi ada kecenderungan menurun
mendekati level maksimum
TIPE III (C): Jumlah mangsa
yang dimakan pada awalnya
kecil, tapi kemudian berpola
sigmoid.
67. Density-independent factors
Faktor-faktor yang mempengaruhi populasi tetapi tidak
tergantung kepadatan populasi disebut density-
independent factors (faktor bebas kepadatan)
Faktor-faktor ekstrinsik yang berubah secara periodik
atau tiba-tiba, tidak berhubungan dengan kepadatan
populasi.
Hujan badai menenggelamkan tumbuhan-tumbuhan
kecil, dan seedling dan organiksme tanah (terutama
invertebrata). Frost membunuh banyak jenis hewan.
Kekeringan membunuh hewan-hewan air.
Organisme yang populasinya dikontrol oleh density-
independent factors pada umumnya hewan-hewan
kecil dan mempunyai kemampuan reproduksi yang
tingi, misalnya serangga.
68. Debat ekologi antara dua kubu
Balay & Nicholson: Density Dependent
Lingkungan benign (konstant)
Andrewatha, Birch: Density Independent
Lingkungan ekstrem
70. Mutualism
Symbiotic Mutualism:
ants and acacias. Ants of
the genus Pseudomyrmex
live within the hollow
thorns of certain species of
acacia trees in Latin
America.
The nectaries at the bases of the leaves and the
Beltian bodies at the ends of the leaflets provide food
for the ants. The ants, in turn, supply the acacias with
organic nutrients and protect the acacia from
herbivores
72. Commensalism
Commensalism in the sea.
Clownfishes, such as this
Amphiprion perideraion in Guam,
often form symbiotic associations
with sea anemones, gaining
protection by remaining among their
tentacles and gleaning scraps from
their food.
Different species of anemones secrete different chemical
mediators; these attract particular species of fishes and may be
toxic to the fish species that occur symbiotically with other species
of anemones in the same habitat.
There are 26 species of clownfishes, all found only in association
with sea anemones; 10 species of anemones are involved in such
associations, so that some of the anemone species are host to
more than one species of clownfish.
76. Change in ant population size after the removal of rodents
Ants initially increased in
population size relative to
ants in the enclosures from
which rodents weren’t
removed, but then these
ant populations declined.
77. Rodent-ant interactions
Rodents and ants keduanya
makan biji, kehadiran rodents
berpengaruh negatif terhadap ants
dan sebaliknya.
Tetapi , kehadiran rodents
berpengaruh negatif pada biji
berukuran besar. Jumlah tumbuhan
dengan biji besar berpengaruh
negatif pada tumbuhan yang
menghasilkan biji kecil.
Jadi kehadiran rodents akan
meningkatkan jumlah biji kecil.
Jumlah biji kecil berepengaruh
positif pada populasi ant.
Jadi, secara tidak langsung,
kehadiran rodents berpengaruh
positif pada populasi ant.
78. Example of a keystone species. Beavers, by constructing dams
and transforming flowing streams into ponds, create new habitats
for many plant and animal species.
79. Tugas Mandiri
Buatlah esey:
1. Dampak pemanasan global terhadap sebaran
geografi dan kelimpahan hewan dan tumbuhan
2. Dampak frakmentasi hutan terhadap
keanekaragaman dan kelimpahan populasi hewan
Hardcopy 2 halaman, kertas A4,Time new Roman 1,5
spasi, Due next lecture.