SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Written By: Manotas Sihombing,S.Hut,MM
Trainer Officer Learning Station Kalbar

Defisiensi Boron (B)
CIRI-CIRI UMUM DAN PENYEBAB
Peranan Boron bagi tanaman sangat penting dalam sistesa karbohidrat dan gula, metabolisme
asam nukleat dan protein. Peranan yang sangat penting lainnya yaitu peranannya dalam aktivitas
meristematik (komponen jaringan pertumbuhan).
Gejala defisiensi B dimulai dari pelepah ataas yang ditandai dengan daun mengerut (crinkle leaf),
ujung daun membentuk mata pancing (fish bone leaf), hooked leaf, pemendekan ukuran daun
muda yang menunjukkan kondisi yang khas yaitu rata bagian atas (flat top) dan ujung pelepah
seperti terputus (blind leaf). Anak daun menjadi rapat, daun menjadi mudah patah, kadang-
kadang disertai White Stripe. Apabila dibiarkan dalam jangka waktu lama atau tidak tertangani
secara benar, tanaman akan menjadi kerdil.
Defisiensi B, umumnya terjadi jika :
    • Kandungan B tersedia dalam tanah sangat rendah (studi kasus pada tanah berpasir dan
        tanah gambut)
    • Kemasaman tanah pH < 4,5 atau pH > 7,5.
    • Peningkatan pengambilan B dalam tandan sawit disebabkan perbaikan penyerbukan oleh
        Elaedobius kamerunikus, yang tidak diimbangi dengan pemupukan B.
    • Dosis B yang tidak mencukupi untuk mendukung peningkatan produktifitas yang tinggi
        atau tanaman kelapa sawit yang tumbuh pada tanah dengan kadar B yang rendah.
PENCEGAHAN
Melakukan koreksi terhadap perbaikan dosis pemupukan setiap tahun melalu analisa daun secara
berkala. Kandar B daun optimum adalah 13 ppm. Memperbaiki pemupukan N dan K guna
menunjang penyerapan B secara optimum. Menjaga keseimbangan hara dalam tanah dengan baik
melalui rekomendasi pemupukan yang baik dan benar.

Defisiensi Nitrogen (N)
Tanaman defisiensi Nitrogen

CIRI-CIRI UMUM DAN PENYEBAB
Nitrogen sangat berperan dalam pertumbuhan tanaman, Nitrogen dibutuhkan dalam proses
pembentukan protein, sintesa klorofil dan fotosintesa. Dua sumber utama nitrogen inorganik yang
diambil tanaman dari tanah dalam bentuk Nitrate (NO3-) dan Ammonium (NH4+).
Gejala defisiensi N ditandai oleh hijau pucat daun yang diikuti dengan warna kekuning-kuningan
(klorosis) yang dimulai dari pelepah paling tua. Tulang anak daun dan helaian anak daun
mengecil serta menggulung ke dalam. Pada areal-areal rendahan, seluruh daun tanaman terlihat
berwarna hijau pucat kekuning-kuningan begitu pula pada tanaman di pembibitan yang masih
muda          sekali,        daun         menunjukkan            warna       hijau        pucat

Penyebab   terjadi   gejala    defisiensi   N      secara    umum       karena     :
- Tanaman mengalami kompetisi yang berat dengan gulma seperti alang-alang (Imperata
cylindrica                                 L.)
dan                 mikania                   (Mikania                   micrantha).
- Tanah dengan draenase jelek dan akar dalam kondisi yang                          anaerobik.
- Sangat rendahnya kandungan N dalam tanah sehingga tidak mencukupi kebutuhan     bagi kelapa
sawit.
-            Shock           akibat          proses           pemindahan                bibit.
-                      Areal                        sering                         tergenang.
-            Pemupukan             N           yang           tidak               mencukupi.

PENCEGAHAN

Pada kondisi tertentu, beberapa jenis tanah mampu menyediakan N yang cukup untuk
pertumbuhan dan berproduksi. Sebagai pencegahan dapat dilakukan secara dini dengan
mengendalikan gulma-gulma penting yang berpengaruh bagi pertumbuhan tanaman, melakukan
pemindahan bibit secara hati-hati, pembangunan penutup tanah dengan baik dan melakukan
analisa daun secara rutin guna mengetahui kandungan N untuk penyusunan rekomendasi
pemupukan sehingga diperoleh dosis yang optimum bagi kelapa sawit. Besarnya nilai kandungan
N pada tanaman menurun dengan semakin tua umur tanaman. Perbaikan sistim draenase penting
untuk      menghindari       penggenangan      dan      tingginya       permukaan       air.


Defisiensi Copper (Cu)
CIRI-CIRI UMUM DAN PENYEBAB
Gejala dimulai dari pelepah paling muda ditandai dengan warna daun hijau pucat selanjutnya
menjadi kuning yang dimulai dari ujung anak daun, tulang anak daun terlihat menguning secara
jelas. Pada tahap yang lebih berat, daun mengering yang dimulai dari ujung-ujung daun dan
diikuti dengan gejala nekrosis dan akhirnya kering. Apabila dibiarkan dalam jangka waktu lama
dan tidak tertangani secara benar, tanaman akan mengerdil dan mati.
Defisiensi Cu terjadi jika :
    • Tanaman kelapa sawit ditanam di tanah yang berpasir dan tanah gambut
    • Kandungan K dalam tanah rendah (< 0,15 cmol.kg-1)
    • Kandungan Cu dalam tanah rendah (< 4-5 ppm)
PENCEGAHAN
Tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya defisiensi Cu adalah melakukan
pengamatan secara detil khususnya pada daerah-daerah tanah pasir dan gambut (visual tanaman).
Melakukan analisa daun rutin dan berkala untuk melihat keseimbangan hara dan tingkat
kandungan Cu dalam daun tanaman. Memperbaiki pemupukan N dan P agar tidak berlebihan dan
mengoptimalkan pemupukan K untuk memperbaiki serapan Cu oleh tanaman. Khusus pada tanah
gambut, pemberian pupuk P yang mudah larut seperti TSP akan segera meningkatkan kadar P di
dalam larutan tanah. Unsur P bersifat antagonis dengan Cu (dan K), maka dengan tingginya kadar
P di dalam tanah berpengaruh terhadap penekanan serapan unsur hara Cu dan K sehingga akan
meningkatkan defisiensi, terutama Cu.
Defisiensi Cu dapat ditangani dengan memperbaiki program pemupukan secara berimbang,
melakukan penyemprotan untuk tanaman muda (< 4 tahun) sebanyak 200 ppm atau 7,5 gram
CuSO4/15 liter air yang diaplikasi setiap bulan. Pemberian Mud Balls sebanyak 2 Mud Ball per
tanaman mampu memperbaiki defisiensi Cu di lapangan. 1 (satu) buah Mud Ball ini terbuat dari
80 gram CuSO4 + 120 gram tanah liat yang dicampur secara merata dan dibentuk seperti bola.
Aplikasi dilakukan di dekat pohon (kira-kira 50 cm) dengan kedalaman efektif akar yaitu 30-40
cm. Pada tanah mineral defisiensi Cu dapat dikoreksi dengan pemberian 30-40 gram
CuSO4/tanaman.
DEFISIENSI PHOSPHORUS (P)
CIRI-CIRI UMUM DAN PENYEBAB
Phosphorus berperan dalam proses metabolisme tanaman, secara fisiologis Phosphorus berperan
dalam transfer energi (Adenosine Triphosphate (ATP), Adenosine Diphosphate (ADP) dan
Adenosine Monophosphate (AMP)). Berdasarkan fungsinya dalam proses pertumbuhan dan
metabolisme tanaman, terjadinya defisiensi akan mengakibatkan penurunan proses metabolisme
yang meliputi terhambatnya pertumbuhan dan perbanyakan sel, respirasi dan fotosisntesa.
Peranan Phosphorus (inorganic) dalam proses fotosintesa dan metabolisme karbohidrat di daun
merupakan faktor pembatas utama dalam proses pertumbahan tanaman terutama selama fase
reproduktive. Terhambatnya pertumbuhan dan perbanyakan sel pada tanaman yang defisiensi
Phosphorus disebabkan oleh menurunya Hydraulic Conductance dari akar tanaman. Beberapa
ahli tertarik memperhatikan pengaruh ketersediaan Phosphorus terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman terutama pada sistem keseimbangan Fitohormone. Bould and Parfitt
(1973) melaporkan tanaman yang defisiensi Phosphorus pada tanaman apel akan terjadi
penurunan jumlah bunga dan terlambatnya proses inisiasi bunga pada tanaman clover (Rossiter,
1978) .
Pada tanaman kelapa sawit Phosphorus berperanan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Pada tanaman yang defisiensi Phosphorus (tanpa aplikasi pupuk Phosphorus) akan
berakibat pada penurunan produksi jumlah Janjang (Number of FFB) 40 %, Berat tandan (weight
Bunch) 111 % dan Berat Janjang Rata-rata (Average Weight Bunch) 50 % terhadap tanaman
dengan aplikasi pupuk Phosphorus (data rerata produksi tahun 1992-1997). Performance tanaman
di lapang menunjukkan tinggi pohon yang relatip lebih pendek (kerdil) dibandingkan tanaman
yang tidak mengalami defisiensi Phosphorus. Gejala visual pada warna daun tidak tampak dengan
kasat mata. Kandungan P tersedia (Bray II) pada tanaman yang defisiensi Phosphorus pada kasus
diatas kurang dari 10 ppm.
Gejala defisiensi P pada tanaman kelapa sawit sebenarnya tidak mudah terlihat, tetapi batang
tanaman dapat menunjukkan bentuk piramid, kerdil, dan pelepah yang pendek. Tanaman yang
berada pada ekosistem kelapa sawit yang menunjukkan rendahnya kandungan P di dalam tanah
adalah :
1. Penutup tanah Leguminosa seperti Pueraria phaseoloides dengan daun-daun kecil, abnormal
dan                                             sulit
berkembang. Hara P sangat penting untuk menunjang proses fiksasi N2 secara biologis pada
tanaman
penutup tanah leguminosa.
2. Imperata cylindrica dengan daun keungu-unguan, Melastoma malabathricu, dan Dicranopteris
linearis
PENYEBAB
Umumnya defisiensi P terjadi jika :
1. Kadar P tersedia di dalam tanah sangat rendah (misal: <15 mg P/kg, Bray II)
2. Tanaman kelapa sawit ditanam pada lahan yang lapisan atas tanahnya sudah tererosi
(kerap kali terjadi di puncak-puncak bukit)
3. Tingginya kapasitas fiksasi tanah terhadap P (tanah berbahan volkanik, berbahan mineral tipe
2:1, dll)
4. Dosis P yang diberikan tidak mencukupi untuk menunjang produktivitas tanaman yang tinggi.
5. Tanaman yang tumbuh pada areal tanah Calcareous.
PENCEGAHAN
Pengambilan contoh daun secara rutin dan penganalisaannya dilaboratorium diperlukan untuk
dapat mengetahui rendahnya kadar P daun (< 0.15%) dan ketidakseimbangan antara N dan P (>
20:1)
Pembangunan tanggul-tanggul erosi akan mengurangi kehilangan pupuk P yang diabur di atas
tanah. Jika pupuk diberikan dalam jumlah yang cukup, maka perkembangan akar akan meningkat
dan akan memperbaiki serapan N, Mg, dan K



Defisiensi Ferrum (Fe)
CIRI-CIRI UMUM DAN PENYEBAB

Peranan Besi bagi tanaman adalah sebagai komponen pembentuk Hemoprotein atau dikenal juga dengan
Cytochromes. Cytochromes merupakan komponen dari sistem redox (reduction dan oksidasi) dalam
kloroplas. Besi berperanan dalam aktivator enzim diantaranya Catalase dan Peroxidase. Tanaman yang
mengalami defisiensi Besi maka aktivitas kedua enzim diatas akan menurun yang berakibat pada proses
katalisasi Protochlorophyllide terhambat. Protochlorophyllide merupakan bahan dasar dari pembentukan
klofil daun (lihat Gambar anak daun tanaman kelapa sawit yang mengalami defisiensi Fe). Dampak
lainnya dari defisiensi Fe adalah terhambatnya aktivitas enzim Peroxidase yang mengkatalisasi proses
polimerasi phenol menjadi lignin. Lignin merupakan komponen jaringan penguat tanaman, dimana pada
tanaman kelapa sawit yang mengalami defisiensi Fe pelepah muda cenderung patah. Hal ini diduga akibat
proses pembentukan lignin terhambat.
Gejala Difisiensi Fe diawali dengan terjadinya interveinal chlorosis pada pelepah muda (daun 1-3)
dengan bentuk dan ukuran normal. Pada stadia lanjut, pelepah termuda berubah menjadi putih
keseluruhan, pada kondisi ini pelepah yang lebih tua berwarna kuning. Klorosis diikuti dengan kerusakan
dan pengeringan dimulai dari pelepah bagian atas, pertumbuhan tanaman terhambat dan akhirnya mati.
PENYEBAB
     • Gejala defisiensi Fe disebabkan karena rendahnya ketersediaan Fe di dalam tanah.
     • Gejala defisiensi Fe diinduksi dengan ketidakseimbangan kandungan nutrisi makro pada tanaman
         seperti tingginya Phosphate.
     • Tanaman kelapa sawit yang mengalami defisiensi Fe banyak ditemukan pada areal tanah
         gambut ,tanah yang kandungan fraksi pasirnya tinggi serta tanah yang mempunyai kandungan
         kapur tinggi berpeluang terjadi Defisiensi Fe
PENCEGAHAN
1. Identifikasi awal dengan pengambilan contoh daun secara rutin.
2. Mengkondisikan keseimbangan nutrisi daun dan di tanah, terutama dalam aplikasi pupuk Phosphorus
(P)
3. Menghindari penanaman tanaman pada tanah secara potensial berpeluang terjadinya gejala defisiensi
Fe (Peat Soil, Sandy Soil, Calcareous Soil)

Defisiensi Potassium (K)
Gejala Orange spotting

Nekrosis yang diduga akibat tanaman defisiensi Potassium
CIRI-CIRI UMUM DAN PENYEBAB
Peranan dan Gejala Potassium sangat berperan bagi tanaman terutama dalam mengendalikan
proses membuka dan menutupnya stomata, aktivator enzim dan meningkatkan transport hasil
fotosintesis ke bagian penyimpanan (buah). Pada tanaman kelapa sawit gejala yang banyak
ditemui di lapangan adalah Confluent Orange Spotting dan Mid Crown Yellowing. Confluent
Orange Spotting (COS) ditandai dengan adanya bercak-bercak berwarna orange yang dapat
meneruskan cahaya.
Gejala awal ditandai dengan berubahnya warna daun dalam bentuk spotting menjadi hijau pucat
dan lama kelamaan warna spotting ini berubah menjadi orange yang cerah. Apabila dibiarkan,
bercak-bercak ini akan mengalami nekrosis. Gejala Orange Spotting dapat juga disebabkan
karena faktor genetis dan spotting akibat algae, faktor yang membedakan dengan COS akibat
defisiensi Potassium adalah pada COS terjadi lesions akibat adanya penerusan sinar matahari
yang kuat Mid Crown Yellowing ditandai dengan berkembangnya gejala nekrosis dengan warna
coklat kekuningan yang tidak cerah. Bercak kecil yang mengalami klorosis ini berkembang
keluar yang dimulai dari bercak awal dan menutupi keseluruhan daun yang selanjutnya terbentuk
pita berwarna kuning disisi helaian daun. Biasanya daun pada pelepah yang lebih tua yang sudah
menderita Mid Crown Yellowing ini sering timbul bercak hitam.
Orange Blotch, gejala ini pertama kali ditemukan di Afrika sebagai orange spot-orange fronds
complex dan kemudian disebut sebagai gejala Mbawsi.
Gejala tanaman defisiensi Potassium selalu dimulai dengan munculnya gejala pada pelepah tua,
kondisi ini menunjukkan bahwa Pottasium pada jaringan tanaman bersifat mobil.
PENYEBAB
Umumnya defisiensi K terjadi karena :
    • Ketersedian K yang dapat ditukar sangat rendah (<0,15 cmol.kg -1)
    • Ditanam pada tanah yang mengandung sulfat masam, berpasir dan atau pada tanah
        gambut yang lapisan bawahnya tanah berpasir
    • Kekeringan pada suatu masa yang lama
    • Kurang tercukupinya kebutuhan K karena ketidak seimbangan antara K yang diambil
        bersama pemanenan FFB dengan K yang diberikan berupa pupuk
PENCEGAHAN
Aplikasi pupuk Potassium secara cukup yang diikuti dengan monitoring kandungan K di daun,
umumnya defisiensi K terjadi jika K daun < 1,0 %.
Pada tanah Sandy Soil perlu dilakukan aplikasi EFB sebagai bahan perbaikan kapasitas
penyangga baik dalam meningkatkan Kapasitas Tukar Kation maupun meningkatkan kemampuan


Defisiensi Magnesium (Mg)
Gejala Defisiensi Mg pada tanaman muda berumur sekitar 2 tahun

CIRI-CIRI UMUM DAN PENYEBAB
Magnesium adalah kation divalen berukuran kecil serta memiliki sifat elektropositive yang besar
dengan radius ion terhidrasi (Hidrated Ionic) 0.428 nm dan memiliki tenaga hidrasi sangat tinggi
yaitu 1908 J/mol. Peranan utama Magnesium pada tanaman adalah mengendalikan proses
pembentukan klorofil (Chlorophyll Synthesis). Disisi lain Magnesium juga berfungsi sebagai
aktivasi enzimatik dan transfer energi, dimana Magnesium berperan dalam mengendalikan
tingkat kemasaman (pH) dalam sel. Pada tanaman Kelapa Sawit defisiensi Mg berhubungan erat
dengan kandungan khlorofil dalam daun.
Pada lembaran daun yang berumur lebih tua yang terkena sinar matahari secara langsung akan
berwarna hijau kekuningan. Pada gejala yang lebih lanjut, daun berubah warna menjadi orange
terang. Apabila dibiarkan warna daun berubah menjadi coklat dan akhirnya mengering yang
dimulai dari sisi helai anak daun. Gejala ini dimulai dari pelepah yang paling tua. Pada pelepah
yang lebih muda kondisi daun masih hijau, hal ini diyakini sebagai akibat translokasi magnesium
dari pelepah tua menuju pelepah muda.
Umumnya defisiensi Mg terjadi jika :
    • Ketersediaan Mg yang dapat ditukar sangat rendah /insufficient (<0,2 cmol/kg)
    • Ketidakseimbangan antara Mg dengan nutrisi lainnya (K, NH4, Ca).
    • Pemupukan Mg yang tidak mencukupi untuk mendukung produktifitas tanaman yang
         tinggi.
    • Tanaman tumbuh dengan tanah bertekstur pasir atau bertop soil tipis serta sering
         dijumpai pada tanaman yang tumbuh pada areal berlereng.
    • Tingginya curah hujan sehingga sebagian besar Mg akan tercuci
PENCEGAHAN
Melakukan tindakan pemupukan yang proporsional sehingga diperoleh keseimbangan hara dalam
tanaman, khususnya antara K dan Mg. Untuk mengetahui kandungan Mg dalam daun,
pengambilan sample daun secara rutin wajib dilakukan. Kandungan Mg secara umum dikatakan
rendah jika berada di bawah < 0,22 - 0,24 % akan tetapi faktor umur dan material tanaman tetap
berpengaruh terhadap kandungan optimum tersebut.

More Related Content

What's hot

Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik PengendaliannyaAnkardiansyah Pandu Pradana
 
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik PengendaliannyaAnkardiansyah Pandu Pradana
 
Makalah unsur hara
Makalah unsur haraMakalah unsur hara
Makalah unsur haraf' yagami
 
Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan
Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor LingkunganPenyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan
Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungansat rahayuwati
 
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
290158421 budidaya-tanaman-hortikulturaAndrew Hutabarat
 
Laporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambahLaporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambahTidar University
 
Pemeliharaan tanaman
Pemeliharaan tanamanPemeliharaan tanaman
Pemeliharaan tanamanAli Babang
 
8. pupuk dan pemupukan
8. pupuk dan pemupukan8. pupuk dan pemupukan
8. pupuk dan pemupukanDe Nur
 
Gejala defisiensi unsur hara pada tanaman tomat
Gejala defisiensi unsur hara pada tanaman tomatGejala defisiensi unsur hara pada tanaman tomat
Gejala defisiensi unsur hara pada tanaman tomatUniversity of Lampung
 
Penyakit tanaman kelapa
Penyakit tanaman kelapaPenyakit tanaman kelapa
Penyakit tanaman kelapaWiwik Agustina
 
Budidaya tembakau
Budidaya tembakauBudidaya tembakau
Budidaya tembakauafifauliya
 
Inovasi produksi.kedelai
Inovasi produksi.kedelaiInovasi produksi.kedelai
Inovasi produksi.kedelaiCuils Tea
 
Teknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomatTeknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomatYosep Setiawan
 

What's hot (20)

Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik Pengendaliannya
 
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
 
Makalah unsur hara
Makalah unsur haraMakalah unsur hara
Makalah unsur hara
 
Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan
Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor LingkunganPenyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan
Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius Karena Faktor Lingkungan
 
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
 
Bunga sawit
Bunga sawitBunga sawit
Bunga sawit
 
Budidaya tanaman semusim
Budidaya tanaman semusimBudidaya tanaman semusim
Budidaya tanaman semusim
 
Laporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambahLaporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambah
 
Makalah_64 Tugas akhir semester 2 klasifikasi gulma.
Makalah_64 Tugas akhir semester 2 klasifikasi gulma.Makalah_64 Tugas akhir semester 2 klasifikasi gulma.
Makalah_64 Tugas akhir semester 2 klasifikasi gulma.
 
Pemeliharaan tanaman
Pemeliharaan tanamanPemeliharaan tanaman
Pemeliharaan tanaman
 
8. pupuk dan pemupukan
8. pupuk dan pemupukan8. pupuk dan pemupukan
8. pupuk dan pemupukan
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Akar
PPT Morfologi Tumbuhan - AkarPPT Morfologi Tumbuhan - Akar
PPT Morfologi Tumbuhan - Akar
 
Gejala defisiensi unsur hara pada tanaman tomat
Gejala defisiensi unsur hara pada tanaman tomatGejala defisiensi unsur hara pada tanaman tomat
Gejala defisiensi unsur hara pada tanaman tomat
 
09 hidroponik
09   hidroponik09   hidroponik
09 hidroponik
 
Penyakit tanaman kelapa
Penyakit tanaman kelapaPenyakit tanaman kelapa
Penyakit tanaman kelapa
 
Budidaya kacang tanah
Budidaya kacang tanahBudidaya kacang tanah
Budidaya kacang tanah
 
Budidaya tembakau
Budidaya tembakauBudidaya tembakau
Budidaya tembakau
 
Inovasi produksi.kedelai
Inovasi produksi.kedelaiInovasi produksi.kedelai
Inovasi produksi.kedelai
 
Teknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomatTeknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomat
 
Budidaya tomat ptt
Budidaya tomat pttBudidaya tomat ptt
Budidaya tomat ptt
 

Viewers also liked

1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan
1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan
1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluansat rahayuwati
 
Hidup bersama ganoderma
Hidup bersama ganodermaHidup bersama ganoderma
Hidup bersama ganodermaMemet Hakim
 
Kelapa Sawit Timbulkan Busuk Pangkal Batang
Kelapa Sawit Timbulkan Busuk Pangkal BatangKelapa Sawit Timbulkan Busuk Pangkal Batang
Kelapa Sawit Timbulkan Busuk Pangkal BatangRNI Holding
 
6[1].8 importance of healthy ds
6[1].8 importance of healthy ds6[1].8 importance of healthy ds
6[1].8 importance of healthy dscikgushaik
 
form 4 biology chap 4 pt6
form 4 biology chap 4 pt6form 4 biology chap 4 pt6
form 4 biology chap 4 pt6cikgushaik
 
7[1].1 the respiratory process in energy production
7[1].1   the respiratory process in energy production7[1].1   the respiratory process in energy production
7[1].1 the respiratory process in energy productioncikgushaik
 
form 4 biology chap5 pt2
form 4 biology chap5 pt2form 4 biology chap5 pt2
form 4 biology chap5 pt2cikgushaik
 
form 4 Biology chap6 pt7
form 4 Biology chap6 pt7form 4 Biology chap6 pt7
form 4 Biology chap6 pt7cikgushaik
 
form 4 biology chap6 pt4
form 4 biology chap6 pt4form 4 biology chap6 pt4
form 4 biology chap6 pt4cikgushaik
 
form 4 biology chap6 pt1
form 4 biology chap6 pt1form 4 biology chap6 pt1
form 4 biology chap6 pt1cikgushaik
 
prospects & constraints in vety Laparoscopy in surgery
prospects & constraints in vety Laparoscopy in surgery prospects & constraints in vety Laparoscopy in surgery
prospects & constraints in vety Laparoscopy in surgery shahnawaz ahmad bhat
 
Neoplasms In Animals & Their Management
Neoplasms In Animals & Their ManagementNeoplasms In Animals & Their Management
Neoplasms In Animals & Their Managementshahnawaz ahmad bhat
 
Bioterrorism and veterinary public health
Bioterrorism and veterinary public healthBioterrorism and veterinary public health
Bioterrorism and veterinary public healthshahnawaz ahmad bhat
 

Viewers also liked (18)

1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan
1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan
1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan
 
Hidup bersama ganoderma
Hidup bersama ganodermaHidup bersama ganoderma
Hidup bersama ganoderma
 
Kelapa Sawit Timbulkan Busuk Pangkal Batang
Kelapa Sawit Timbulkan Busuk Pangkal BatangKelapa Sawit Timbulkan Busuk Pangkal Batang
Kelapa Sawit Timbulkan Busuk Pangkal Batang
 
A) Variation
A) VariationA) Variation
A) Variation
 
6[1].8 importance of healthy ds
6[1].8 importance of healthy ds6[1].8 importance of healthy ds
6[1].8 importance of healthy ds
 
form 4 biology chap 4 pt6
form 4 biology chap 4 pt6form 4 biology chap 4 pt6
form 4 biology chap 4 pt6
 
7[1].1 the respiratory process in energy production
7[1].1   the respiratory process in energy production7[1].1   the respiratory process in energy production
7[1].1 the respiratory process in energy production
 
form 4 biology chap5 pt2
form 4 biology chap5 pt2form 4 biology chap5 pt2
form 4 biology chap5 pt2
 
form 4 Biology chap6 pt7
form 4 Biology chap6 pt7form 4 Biology chap6 pt7
form 4 Biology chap6 pt7
 
form 4 biology chap6 pt4
form 4 biology chap6 pt4form 4 biology chap6 pt4
form 4 biology chap6 pt4
 
form 4 biology chap6 pt1
form 4 biology chap6 pt1form 4 biology chap6 pt1
form 4 biology chap6 pt1
 
budidaya kelapa sawit
budidaya kelapa sawitbudidaya kelapa sawit
budidaya kelapa sawit
 
7.1
7.17.1
7.1
 
prospects & constraints in vety Laparoscopy in surgery
prospects & constraints in vety Laparoscopy in surgery prospects & constraints in vety Laparoscopy in surgery
prospects & constraints in vety Laparoscopy in surgery
 
Neoplasms In Animals & Their Management
Neoplasms In Animals & Their ManagementNeoplasms In Animals & Their Management
Neoplasms In Animals & Their Management
 
Hypothermic Anesthesia
Hypothermic AnesthesiaHypothermic Anesthesia
Hypothermic Anesthesia
 
Bioterrorism and veterinary public health
Bioterrorism and veterinary public healthBioterrorism and veterinary public health
Bioterrorism and veterinary public health
 
Canine Rickets
Canine RicketsCanine Rickets
Canine Rickets
 

Similar to Defisiensi pupuk

Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku
Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 KalukkuTugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku
Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 KalukkuMeganekko Weaboo
 
penyakit abiotik.ppt
penyakit abiotik.pptpenyakit abiotik.ppt
penyakit abiotik.pptSiskaGiasi
 
Pentingnya Hara-dan-Pupuk-untuk-Rendemen-Tebu
Pentingnya Hara-dan-Pupuk-untuk-Rendemen-TebuPentingnya Hara-dan-Pupuk-untuk-Rendemen-Tebu
Pentingnya Hara-dan-Pupuk-untuk-Rendemen-TebuIr. Zakaria, M.M
 
PPT KUBIS.pptx
PPT KUBIS.pptxPPT KUBIS.pptx
PPT KUBIS.pptxhappy911
 
CARA MENGATASI KEKURANGAN NUTRIEN TANAMAN
CARA MENGATASI KEKURANGAN NUTRIEN TANAMANCARA MENGATASI KEKURANGAN NUTRIEN TANAMAN
CARA MENGATASI KEKURANGAN NUTRIEN TANAMANAyda.N Mazlan
 
Fisiologi tumbuhan
Fisiologi tumbuhanFisiologi tumbuhan
Fisiologi tumbuhandevi_anriani
 
3. teknik pemanfaatan unsur hara
3. teknik pemanfaatan unsur hara3. teknik pemanfaatan unsur hara
3. teknik pemanfaatan unsur harapucukcemara
 
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdfMapriRudiansyah
 
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdfMapriRudiansyah
 
Pemupukan dan Pemangkasan Tanaman Kakao_Supi.pptx
Pemupukan dan Pemangkasan Tanaman Kakao_Supi.pptxPemupukan dan Pemangkasan Tanaman Kakao_Supi.pptx
Pemupukan dan Pemangkasan Tanaman Kakao_Supi.pptxmukhlis33
 
Diah retno arumsari 3425161357 zinc
Diah retno arumsari 3425161357 zincDiah retno arumsari 3425161357 zinc
Diah retno arumsari 3425161357 zincdiahretno4
 
Kondisi tanaman
Kondisi tanamanKondisi tanaman
Kondisi tanamanzuanazwan
 
Persentase unsur hara tanaman tembaga (cu)
Persentase unsur hara tanaman tembaga (cu)Persentase unsur hara tanaman tembaga (cu)
Persentase unsur hara tanaman tembaga (cu)Husna Muslimah
 

Similar to Defisiensi pupuk (20)

Fungsi unsur hara
Fungsi unsur hara Fungsi unsur hara
Fungsi unsur hara
 
Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku
Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 KalukkuTugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku
Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku
 
penyakit abiotik.ppt
penyakit abiotik.pptpenyakit abiotik.ppt
penyakit abiotik.ppt
 
Pentingnya Hara-dan-Pupuk-untuk-Rendemen-Tebu
Pentingnya Hara-dan-Pupuk-untuk-Rendemen-TebuPentingnya Hara-dan-Pupuk-untuk-Rendemen-Tebu
Pentingnya Hara-dan-Pupuk-untuk-Rendemen-Tebu
 
BAB 2.2 T5 NUTRIEN TUMBUHAN.pdf
BAB 2.2 T5 NUTRIEN TUMBUHAN.pdfBAB 2.2 T5 NUTRIEN TUMBUHAN.pdf
BAB 2.2 T5 NUTRIEN TUMBUHAN.pdf
 
Bab ii (individu)
Bab ii (individu)Bab ii (individu)
Bab ii (individu)
 
Bab ii (individu)
Bab ii (individu)Bab ii (individu)
Bab ii (individu)
 
Budidaya tomat kuliah
Budidaya tomat kuliahBudidaya tomat kuliah
Budidaya tomat kuliah
 
PPT KUBIS.pptx
PPT KUBIS.pptxPPT KUBIS.pptx
PPT KUBIS.pptx
 
CARA MENGATASI KEKURANGAN NUTRIEN TANAMAN
CARA MENGATASI KEKURANGAN NUTRIEN TANAMANCARA MENGATASI KEKURANGAN NUTRIEN TANAMAN
CARA MENGATASI KEKURANGAN NUTRIEN TANAMAN
 
Fisiologi tumbuhan
Fisiologi tumbuhanFisiologi tumbuhan
Fisiologi tumbuhan
 
3. teknik pemanfaatan unsur hara
3. teknik pemanfaatan unsur hara3. teknik pemanfaatan unsur hara
3. teknik pemanfaatan unsur hara
 
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf
 
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf
 
Unsur hara mikro
Unsur hara mikroUnsur hara mikro
Unsur hara mikro
 
Pemupukan dan Pemangkasan Tanaman Kakao_Supi.pptx
Pemupukan dan Pemangkasan Tanaman Kakao_Supi.pptxPemupukan dan Pemangkasan Tanaman Kakao_Supi.pptx
Pemupukan dan Pemangkasan Tanaman Kakao_Supi.pptx
 
Diah retno arumsari 3425161357 zinc
Diah retno arumsari 3425161357 zincDiah retno arumsari 3425161357 zinc
Diah retno arumsari 3425161357 zinc
 
Kondisi tanaman
Kondisi tanamanKondisi tanaman
Kondisi tanaman
 
Biologi unsur hara
Biologi unsur hara Biologi unsur hara
Biologi unsur hara
 
Persentase unsur hara tanaman tembaga (cu)
Persentase unsur hara tanaman tembaga (cu)Persentase unsur hara tanaman tembaga (cu)
Persentase unsur hara tanaman tembaga (cu)
 

Recently uploaded

Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 

Recently uploaded (20)

Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 

Defisiensi pupuk

  • 1. Written By: Manotas Sihombing,S.Hut,MM Trainer Officer Learning Station Kalbar Defisiensi Boron (B) CIRI-CIRI UMUM DAN PENYEBAB Peranan Boron bagi tanaman sangat penting dalam sistesa karbohidrat dan gula, metabolisme asam nukleat dan protein. Peranan yang sangat penting lainnya yaitu peranannya dalam aktivitas meristematik (komponen jaringan pertumbuhan). Gejala defisiensi B dimulai dari pelepah ataas yang ditandai dengan daun mengerut (crinkle leaf), ujung daun membentuk mata pancing (fish bone leaf), hooked leaf, pemendekan ukuran daun muda yang menunjukkan kondisi yang khas yaitu rata bagian atas (flat top) dan ujung pelepah seperti terputus (blind leaf). Anak daun menjadi rapat, daun menjadi mudah patah, kadang- kadang disertai White Stripe. Apabila dibiarkan dalam jangka waktu lama atau tidak tertangani secara benar, tanaman akan menjadi kerdil. Defisiensi B, umumnya terjadi jika : • Kandungan B tersedia dalam tanah sangat rendah (studi kasus pada tanah berpasir dan tanah gambut) • Kemasaman tanah pH < 4,5 atau pH > 7,5. • Peningkatan pengambilan B dalam tandan sawit disebabkan perbaikan penyerbukan oleh Elaedobius kamerunikus, yang tidak diimbangi dengan pemupukan B. • Dosis B yang tidak mencukupi untuk mendukung peningkatan produktifitas yang tinggi atau tanaman kelapa sawit yang tumbuh pada tanah dengan kadar B yang rendah. PENCEGAHAN Melakukan koreksi terhadap perbaikan dosis pemupukan setiap tahun melalu analisa daun secara berkala. Kandar B daun optimum adalah 13 ppm. Memperbaiki pemupukan N dan K guna menunjang penyerapan B secara optimum. Menjaga keseimbangan hara dalam tanah dengan baik melalui rekomendasi pemupukan yang baik dan benar. Defisiensi Nitrogen (N) Tanaman defisiensi Nitrogen CIRI-CIRI UMUM DAN PENYEBAB Nitrogen sangat berperan dalam pertumbuhan tanaman, Nitrogen dibutuhkan dalam proses pembentukan protein, sintesa klorofil dan fotosintesa. Dua sumber utama nitrogen inorganik yang diambil tanaman dari tanah dalam bentuk Nitrate (NO3-) dan Ammonium (NH4+). Gejala defisiensi N ditandai oleh hijau pucat daun yang diikuti dengan warna kekuning-kuningan (klorosis) yang dimulai dari pelepah paling tua. Tulang anak daun dan helaian anak daun mengecil serta menggulung ke dalam. Pada areal-areal rendahan, seluruh daun tanaman terlihat berwarna hijau pucat kekuning-kuningan begitu pula pada tanaman di pembibitan yang masih muda sekali, daun menunjukkan warna hijau pucat Penyebab terjadi gejala defisiensi N secara umum karena : - Tanaman mengalami kompetisi yang berat dengan gulma seperti alang-alang (Imperata cylindrica L.) dan mikania (Mikania micrantha).
  • 2. - Tanah dengan draenase jelek dan akar dalam kondisi yang anaerobik. - Sangat rendahnya kandungan N dalam tanah sehingga tidak mencukupi kebutuhan bagi kelapa sawit. - Shock akibat proses pemindahan bibit. - Areal sering tergenang. - Pemupukan N yang tidak mencukupi. PENCEGAHAN Pada kondisi tertentu, beberapa jenis tanah mampu menyediakan N yang cukup untuk pertumbuhan dan berproduksi. Sebagai pencegahan dapat dilakukan secara dini dengan mengendalikan gulma-gulma penting yang berpengaruh bagi pertumbuhan tanaman, melakukan pemindahan bibit secara hati-hati, pembangunan penutup tanah dengan baik dan melakukan analisa daun secara rutin guna mengetahui kandungan N untuk penyusunan rekomendasi pemupukan sehingga diperoleh dosis yang optimum bagi kelapa sawit. Besarnya nilai kandungan N pada tanaman menurun dengan semakin tua umur tanaman. Perbaikan sistim draenase penting untuk menghindari penggenangan dan tingginya permukaan air. Defisiensi Copper (Cu) CIRI-CIRI UMUM DAN PENYEBAB Gejala dimulai dari pelepah paling muda ditandai dengan warna daun hijau pucat selanjutnya menjadi kuning yang dimulai dari ujung anak daun, tulang anak daun terlihat menguning secara jelas. Pada tahap yang lebih berat, daun mengering yang dimulai dari ujung-ujung daun dan diikuti dengan gejala nekrosis dan akhirnya kering. Apabila dibiarkan dalam jangka waktu lama dan tidak tertangani secara benar, tanaman akan mengerdil dan mati. Defisiensi Cu terjadi jika : • Tanaman kelapa sawit ditanam di tanah yang berpasir dan tanah gambut • Kandungan K dalam tanah rendah (< 0,15 cmol.kg-1) • Kandungan Cu dalam tanah rendah (< 4-5 ppm) PENCEGAHAN Tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya defisiensi Cu adalah melakukan pengamatan secara detil khususnya pada daerah-daerah tanah pasir dan gambut (visual tanaman). Melakukan analisa daun rutin dan berkala untuk melihat keseimbangan hara dan tingkat kandungan Cu dalam daun tanaman. Memperbaiki pemupukan N dan P agar tidak berlebihan dan mengoptimalkan pemupukan K untuk memperbaiki serapan Cu oleh tanaman. Khusus pada tanah gambut, pemberian pupuk P yang mudah larut seperti TSP akan segera meningkatkan kadar P di dalam larutan tanah. Unsur P bersifat antagonis dengan Cu (dan K), maka dengan tingginya kadar P di dalam tanah berpengaruh terhadap penekanan serapan unsur hara Cu dan K sehingga akan meningkatkan defisiensi, terutama Cu. Defisiensi Cu dapat ditangani dengan memperbaiki program pemupukan secara berimbang, melakukan penyemprotan untuk tanaman muda (< 4 tahun) sebanyak 200 ppm atau 7,5 gram CuSO4/15 liter air yang diaplikasi setiap bulan. Pemberian Mud Balls sebanyak 2 Mud Ball per tanaman mampu memperbaiki defisiensi Cu di lapangan. 1 (satu) buah Mud Ball ini terbuat dari 80 gram CuSO4 + 120 gram tanah liat yang dicampur secara merata dan dibentuk seperti bola. Aplikasi dilakukan di dekat pohon (kira-kira 50 cm) dengan kedalaman efektif akar yaitu 30-40 cm. Pada tanah mineral defisiensi Cu dapat dikoreksi dengan pemberian 30-40 gram CuSO4/tanaman.
  • 3. DEFISIENSI PHOSPHORUS (P) CIRI-CIRI UMUM DAN PENYEBAB Phosphorus berperan dalam proses metabolisme tanaman, secara fisiologis Phosphorus berperan dalam transfer energi (Adenosine Triphosphate (ATP), Adenosine Diphosphate (ADP) dan Adenosine Monophosphate (AMP)). Berdasarkan fungsinya dalam proses pertumbuhan dan metabolisme tanaman, terjadinya defisiensi akan mengakibatkan penurunan proses metabolisme yang meliputi terhambatnya pertumbuhan dan perbanyakan sel, respirasi dan fotosisntesa. Peranan Phosphorus (inorganic) dalam proses fotosintesa dan metabolisme karbohidrat di daun merupakan faktor pembatas utama dalam proses pertumbahan tanaman terutama selama fase reproduktive. Terhambatnya pertumbuhan dan perbanyakan sel pada tanaman yang defisiensi Phosphorus disebabkan oleh menurunya Hydraulic Conductance dari akar tanaman. Beberapa ahli tertarik memperhatikan pengaruh ketersediaan Phosphorus terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman terutama pada sistem keseimbangan Fitohormone. Bould and Parfitt (1973) melaporkan tanaman yang defisiensi Phosphorus pada tanaman apel akan terjadi penurunan jumlah bunga dan terlambatnya proses inisiasi bunga pada tanaman clover (Rossiter, 1978) . Pada tanaman kelapa sawit Phosphorus berperanan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pada tanaman yang defisiensi Phosphorus (tanpa aplikasi pupuk Phosphorus) akan berakibat pada penurunan produksi jumlah Janjang (Number of FFB) 40 %, Berat tandan (weight Bunch) 111 % dan Berat Janjang Rata-rata (Average Weight Bunch) 50 % terhadap tanaman dengan aplikasi pupuk Phosphorus (data rerata produksi tahun 1992-1997). Performance tanaman di lapang menunjukkan tinggi pohon yang relatip lebih pendek (kerdil) dibandingkan tanaman yang tidak mengalami defisiensi Phosphorus. Gejala visual pada warna daun tidak tampak dengan kasat mata. Kandungan P tersedia (Bray II) pada tanaman yang defisiensi Phosphorus pada kasus diatas kurang dari 10 ppm. Gejala defisiensi P pada tanaman kelapa sawit sebenarnya tidak mudah terlihat, tetapi batang tanaman dapat menunjukkan bentuk piramid, kerdil, dan pelepah yang pendek. Tanaman yang berada pada ekosistem kelapa sawit yang menunjukkan rendahnya kandungan P di dalam tanah adalah : 1. Penutup tanah Leguminosa seperti Pueraria phaseoloides dengan daun-daun kecil, abnormal dan sulit berkembang. Hara P sangat penting untuk menunjang proses fiksasi N2 secara biologis pada tanaman penutup tanah leguminosa. 2. Imperata cylindrica dengan daun keungu-unguan, Melastoma malabathricu, dan Dicranopteris linearis PENYEBAB Umumnya defisiensi P terjadi jika : 1. Kadar P tersedia di dalam tanah sangat rendah (misal: <15 mg P/kg, Bray II) 2. Tanaman kelapa sawit ditanam pada lahan yang lapisan atas tanahnya sudah tererosi (kerap kali terjadi di puncak-puncak bukit) 3. Tingginya kapasitas fiksasi tanah terhadap P (tanah berbahan volkanik, berbahan mineral tipe 2:1, dll) 4. Dosis P yang diberikan tidak mencukupi untuk menunjang produktivitas tanaman yang tinggi.
  • 4. 5. Tanaman yang tumbuh pada areal tanah Calcareous. PENCEGAHAN Pengambilan contoh daun secara rutin dan penganalisaannya dilaboratorium diperlukan untuk dapat mengetahui rendahnya kadar P daun (< 0.15%) dan ketidakseimbangan antara N dan P (> 20:1) Pembangunan tanggul-tanggul erosi akan mengurangi kehilangan pupuk P yang diabur di atas tanah. Jika pupuk diberikan dalam jumlah yang cukup, maka perkembangan akar akan meningkat dan akan memperbaiki serapan N, Mg, dan K Defisiensi Ferrum (Fe) CIRI-CIRI UMUM DAN PENYEBAB Peranan Besi bagi tanaman adalah sebagai komponen pembentuk Hemoprotein atau dikenal juga dengan Cytochromes. Cytochromes merupakan komponen dari sistem redox (reduction dan oksidasi) dalam kloroplas. Besi berperanan dalam aktivator enzim diantaranya Catalase dan Peroxidase. Tanaman yang mengalami defisiensi Besi maka aktivitas kedua enzim diatas akan menurun yang berakibat pada proses katalisasi Protochlorophyllide terhambat. Protochlorophyllide merupakan bahan dasar dari pembentukan klofil daun (lihat Gambar anak daun tanaman kelapa sawit yang mengalami defisiensi Fe). Dampak lainnya dari defisiensi Fe adalah terhambatnya aktivitas enzim Peroxidase yang mengkatalisasi proses polimerasi phenol menjadi lignin. Lignin merupakan komponen jaringan penguat tanaman, dimana pada tanaman kelapa sawit yang mengalami defisiensi Fe pelepah muda cenderung patah. Hal ini diduga akibat proses pembentukan lignin terhambat. Gejala Difisiensi Fe diawali dengan terjadinya interveinal chlorosis pada pelepah muda (daun 1-3) dengan bentuk dan ukuran normal. Pada stadia lanjut, pelepah termuda berubah menjadi putih keseluruhan, pada kondisi ini pelepah yang lebih tua berwarna kuning. Klorosis diikuti dengan kerusakan dan pengeringan dimulai dari pelepah bagian atas, pertumbuhan tanaman terhambat dan akhirnya mati. PENYEBAB • Gejala defisiensi Fe disebabkan karena rendahnya ketersediaan Fe di dalam tanah. • Gejala defisiensi Fe diinduksi dengan ketidakseimbangan kandungan nutrisi makro pada tanaman seperti tingginya Phosphate. • Tanaman kelapa sawit yang mengalami defisiensi Fe banyak ditemukan pada areal tanah gambut ,tanah yang kandungan fraksi pasirnya tinggi serta tanah yang mempunyai kandungan kapur tinggi berpeluang terjadi Defisiensi Fe PENCEGAHAN 1. Identifikasi awal dengan pengambilan contoh daun secara rutin. 2. Mengkondisikan keseimbangan nutrisi daun dan di tanah, terutama dalam aplikasi pupuk Phosphorus (P) 3. Menghindari penanaman tanaman pada tanah secara potensial berpeluang terjadinya gejala defisiensi Fe (Peat Soil, Sandy Soil, Calcareous Soil) Defisiensi Potassium (K) Gejala Orange spotting Nekrosis yang diduga akibat tanaman defisiensi Potassium CIRI-CIRI UMUM DAN PENYEBAB
  • 5. Peranan dan Gejala Potassium sangat berperan bagi tanaman terutama dalam mengendalikan proses membuka dan menutupnya stomata, aktivator enzim dan meningkatkan transport hasil fotosintesis ke bagian penyimpanan (buah). Pada tanaman kelapa sawit gejala yang banyak ditemui di lapangan adalah Confluent Orange Spotting dan Mid Crown Yellowing. Confluent Orange Spotting (COS) ditandai dengan adanya bercak-bercak berwarna orange yang dapat meneruskan cahaya. Gejala awal ditandai dengan berubahnya warna daun dalam bentuk spotting menjadi hijau pucat dan lama kelamaan warna spotting ini berubah menjadi orange yang cerah. Apabila dibiarkan, bercak-bercak ini akan mengalami nekrosis. Gejala Orange Spotting dapat juga disebabkan karena faktor genetis dan spotting akibat algae, faktor yang membedakan dengan COS akibat defisiensi Potassium adalah pada COS terjadi lesions akibat adanya penerusan sinar matahari yang kuat Mid Crown Yellowing ditandai dengan berkembangnya gejala nekrosis dengan warna coklat kekuningan yang tidak cerah. Bercak kecil yang mengalami klorosis ini berkembang keluar yang dimulai dari bercak awal dan menutupi keseluruhan daun yang selanjutnya terbentuk pita berwarna kuning disisi helaian daun. Biasanya daun pada pelepah yang lebih tua yang sudah menderita Mid Crown Yellowing ini sering timbul bercak hitam. Orange Blotch, gejala ini pertama kali ditemukan di Afrika sebagai orange spot-orange fronds complex dan kemudian disebut sebagai gejala Mbawsi. Gejala tanaman defisiensi Potassium selalu dimulai dengan munculnya gejala pada pelepah tua, kondisi ini menunjukkan bahwa Pottasium pada jaringan tanaman bersifat mobil. PENYEBAB Umumnya defisiensi K terjadi karena : • Ketersedian K yang dapat ditukar sangat rendah (<0,15 cmol.kg -1) • Ditanam pada tanah yang mengandung sulfat masam, berpasir dan atau pada tanah gambut yang lapisan bawahnya tanah berpasir • Kekeringan pada suatu masa yang lama • Kurang tercukupinya kebutuhan K karena ketidak seimbangan antara K yang diambil bersama pemanenan FFB dengan K yang diberikan berupa pupuk PENCEGAHAN Aplikasi pupuk Potassium secara cukup yang diikuti dengan monitoring kandungan K di daun, umumnya defisiensi K terjadi jika K daun < 1,0 %. Pada tanah Sandy Soil perlu dilakukan aplikasi EFB sebagai bahan perbaikan kapasitas penyangga baik dalam meningkatkan Kapasitas Tukar Kation maupun meningkatkan kemampuan Defisiensi Magnesium (Mg) Gejala Defisiensi Mg pada tanaman muda berumur sekitar 2 tahun CIRI-CIRI UMUM DAN PENYEBAB Magnesium adalah kation divalen berukuran kecil serta memiliki sifat elektropositive yang besar dengan radius ion terhidrasi (Hidrated Ionic) 0.428 nm dan memiliki tenaga hidrasi sangat tinggi yaitu 1908 J/mol. Peranan utama Magnesium pada tanaman adalah mengendalikan proses pembentukan klorofil (Chlorophyll Synthesis). Disisi lain Magnesium juga berfungsi sebagai aktivasi enzimatik dan transfer energi, dimana Magnesium berperan dalam mengendalikan tingkat kemasaman (pH) dalam sel. Pada tanaman Kelapa Sawit defisiensi Mg berhubungan erat dengan kandungan khlorofil dalam daun. Pada lembaran daun yang berumur lebih tua yang terkena sinar matahari secara langsung akan berwarna hijau kekuningan. Pada gejala yang lebih lanjut, daun berubah warna menjadi orange terang. Apabila dibiarkan warna daun berubah menjadi coklat dan akhirnya mengering yang
  • 6. dimulai dari sisi helai anak daun. Gejala ini dimulai dari pelepah yang paling tua. Pada pelepah yang lebih muda kondisi daun masih hijau, hal ini diyakini sebagai akibat translokasi magnesium dari pelepah tua menuju pelepah muda. Umumnya defisiensi Mg terjadi jika : • Ketersediaan Mg yang dapat ditukar sangat rendah /insufficient (<0,2 cmol/kg) • Ketidakseimbangan antara Mg dengan nutrisi lainnya (K, NH4, Ca). • Pemupukan Mg yang tidak mencukupi untuk mendukung produktifitas tanaman yang tinggi. • Tanaman tumbuh dengan tanah bertekstur pasir atau bertop soil tipis serta sering dijumpai pada tanaman yang tumbuh pada areal berlereng. • Tingginya curah hujan sehingga sebagian besar Mg akan tercuci PENCEGAHAN Melakukan tindakan pemupukan yang proporsional sehingga diperoleh keseimbangan hara dalam tanaman, khususnya antara K dan Mg. Untuk mengetahui kandungan Mg dalam daun, pengambilan sample daun secara rutin wajib dilakukan. Kandungan Mg secara umum dikatakan rendah jika berada di bawah < 0,22 - 0,24 % akan tetapi faktor umur dan material tanaman tetap berpengaruh terhadap kandungan optimum tersebut.