Dokumen tersebut membahas upaya peningkatan produksi kedelai di Indonesia, termasuk target produksi nasional, teknologi yang dapat digunakan seperti varietas unggul, amendemen tanah, dan rakitan teknologi untuk lahan sawah dan lahan kering. Ditekankan pula pentingnya pengolahan lahan, pemupukan, dan pengendalian hama untuk meningkatkan produktivitas.
2. Kebutuhan meningkat pertmb,penduduk
Target nasional 2015 1,27 juta ton
Produksi dlm negeri kurang Impor
Swasembada 2017 >> tantangan ???
4. • PRODUKTIVITAS RENDAH
• OPT BANYAK
• HARGA MURAH ….???
• PENDAPATAN RENDAH
BERALIH
KOMODITAS
LAIN
5. RATA- RATA NASIONAL 1,29
(0,6-2,0 t/ha), JATENG 1,4
PENELITIAN > 2 t/ha
POTENSI LAHAN 13 Jt Ha
INOVASI TEKNOLOGI
KESUNGGUHAN/ POLITICAL WILL
POTENSI PENINGKATAN PRODUKSI
6. PELUANG PENINGKATAN AREAL
• Peningkatan produksi
selaras dengan
peningkatan areal
• Peningkatan
produktivitas dan
perluasan areal kunci
keberhasilan
swasembada kedelai
12. KABA
Adaptasi Luas
Hasil : 2,6 ton/ha
Umur : 85 hari
Bobot : 10 g/100 biji
SINABUNG
Tahan Rebah
Hasil : 2,2 ton/ha
Umur : 88 hari
Bobot : 11 g/100 biji
IJEN
Toleran Ulat Grayak
Hasil : 2,5 ton/ha
Umur : 83 hari
Bobot : 11 g/100 biji
Kedelai Biji Sedang
Sumber : Marwoto 2008
13. Kedelai Biji Besar
PANDERMAN
Tahan Rebah
Hasil : 2,4 ton/ha
Umur : 85 hari
Bobot : 18,1 g/100 biji
ANJASMORO
Tahan Rebah
Hasil : 2,3 ton/ha
Umur : 87 hari
Bobot : 15 g/100 biji
BURANGRANG
Genjah
Hasil : 2,5 ton/ha
Umur : 81 hari
Bobot : 16 g/100 biji
Sumber : Marwoto 2008
14. VUB KEDELAI 2008
• GROBOGAN
• GEPAK IJO
• GEPAK KUNING
Biji besar, Genjah
Umur panen 76 hari
Hasil 2,77 t/ha
Biji sedang (18 g/100 biji)
Umur panen 76 hari
Hasil 2,21 t/ha
Biji kecil, (6,82 g/100 biji)
Sesuai untuk Tahu Rendemen tahu
tinggi (33% lebih tinggi dari kedelai
impor)
Tauge: rendemen tinggi, rasa enak
Umur panen 73 hari (genjah)
Hasil 2,42 t/ha
Berat biji (8,25 g/100 biji)
Rendemen tahu tinggi (26% lebih
tinggi dari kedelai impor)
16. INOKULASI RHIZOBIUM
- Untuk fiksasi N-udara (60% kebutuhan)
- Bagi lahan yang belum pernah ditanami KEDELAI
- Sumber: Inokulan komersial, tanah bekas kedelai
DENGAN RHIZOBIUM
TANPA RHIZOBIUM
17. PENGOLAHAN TANAH
- Agroekologi
- Musim/pola tanam
- TOT - sempurna
SALURAN DRAINASE
- Kemiringan
- Jenis/tekstur tanah
- Berjarak 1,5 – 5,0 m
- Ukuran: dalam 25 – 30 cm,
lebar 25 – 30 cm
19. SALURAN DRAINASE/IRIGASI
-Membuang kelebihan air (MH)
-Mempercepat perataan air irigasi
Lereng (%) Tektur
halus
Tekstur
>sedang
<3 1,5 – 2,0 m 2,0 – 2,5 m
3 - 5 2,5 – 3,0 m 3,0 – 3,5 m
5 - 8 3,0 – 3,5 m 3,5 – 4,0 m
>8 3,5 – 4,0 m 4,0 – 5,0 m
20. PEMBERIAN BAHAN AMELIORAN
bahan yang diberikan untuk memperbaiki
sifat fisik dan kimia tanah
Kapur amelioran tanah masam
Pengaruh langsung fungsi meningkatkan
pH tanah, dan meningkatkan Ca, Mg
Tdk langsung hasil tanaman
21. Pemberian Kapur tanah asam
Pemberian Gypsum tanah basa
Bahan organik, lempung, humat
tanah pasir
22. PEMBERIAN KAPUR
- Sumber kapur: Kalsit (CaCO3)
atau Dolomit Ca Mg (CO3)2
- Tingkat kehalusan: 60 – 80 mesh
- Diaplikasi secara diaduk dg
tanah sewaktu pengolahan
tanah, inkubasi 1-2 minggu
- Penentuan jumlah kapur (t/ha):
Kapur= (% Al - % toleransi Al)
(KTK- efektif) (1,60)
23. Takaran Kapur
Kapur atau Dolomit diberikan takaran ½
dari Al-dd (analisis tanah)
Takaran umum 1-1,5 t/ha
Tanah + Pukan 2,5 t/ha Kapur
diberikan takaran ¼ Al-dd (500-750
kg/ha)
25. POPULASI dan TANAM
- Optimal 350.000 – 500.000 tan./ha
- Jarak tanam 40 cm x 10 - 15 cm
- Penempatan 2 biji/lubang
- Tugal 3 – 4 cm
26. TANAM KEDELAI SETELAH PADI
SAWAH
Segera setelah panen (2-4 hari)
- Memanfaatkan lengas
- Mengurangi OPT
Mulsa Jerami
- Memperlambat kehilangan
lengas tanah
- Menekan lalat bibit
- Mengurangi gulma
27. - - Sesuai kebutuhan (tanah)
- Kekurangan hara N, P, K, Ca, Mg
-Takaran pupuk: ada panduan
- Sumber pupuk: Organik,
anorganik dan hayati
28. GEJALA KURANG HARA N
- Daun hijau pucat – kuning
pucat dan kecil
- Tumbuh kerdil, batang lemah
- Daun tua cepat gugur
- Umum terjadi pada tanah ber-
pasir dan tanah masam
29. GEJALA KURANG HARA P
-
- Daun mengecil, daun tua berwarna
hijau gelap/kotor cepat berubah
menjadi kuning dan gugur
-Tumbuh kerdil dan batang berwarna
ungu (akumulasi antosianin)
-Umum terjadi pada tanah tua/masam
(Oxisol/Latosol, Ultisol/Podsolik, In-
ceptisol/Pasang-surut)
30. GEJALA KURANG HARA K
- Daun berwarna kuning/klorosis
mulaidari ujung dan tepi daun.
Pada kondisi parah klorosis
sampai seluruh daun, hanya me-
ninggalkan warna hijau pada
tulang daun
-Umum terjadi pada tanah tua/masam
(Oxisol/Latosol, Ultisol/Podsolik, In-
ceptisol/Pasang-surut) dan berpasir
(kuarsa)
31. GEJALA KURANG HARA Ca
• Muncul pada daun muda/titik tumbuh.
• Timbul bintik-bintik coklat/hitam pada
permukaan daun.
• Kekurangan yang parah terjadi nekrosis
sehingga daun berwarna coklat, dan daun
menjadi keriting seperti kena virus, titik
tumbuh (akar, daun) mati
• Umum terjadi pada tanah tua/masam
(Oxisol/Latosol, Ultisol/Podsolik,
Inceptisol/Pasang-surut)) dengan
kandungan Ca-dapat ditukar kurang dari 10
me/100 g
• Sumber hara kapur (kalsit, dolomit)
32. GEJALA KURANG HARA Mg
-
Gejala mulai pada daun tua, klorosis
berawal dari tepi daun kemudian
menjalar ke tengah daun di antara
tulang daun. Keparahan yang me-
ningkat menyebabkan warna daun
menjadi merah-kekuningan.
Umum terjadi pada tanah tua/masam
(Oxisol/Latosol, Ultisol/Podsolik, In-
ceptisol/Pasang-surut)
Sumber hara kapur dolomit.
33. Jenis Pupuk
Organik
Pupuk
Anorganik
Takaran Pupuk
Tanah < Subur Tanah Subur
Tanpa BO Urea 50-75 25-50
SP-36 75-100 50-75
KCl 100 100
5 ton jerami/ha Urea 50 25
SP-36 75-100 50-75
KCl 75 75
2 ton pukan/ha Urea 25 25
SP-36 50-75 50
KCl 75 50
34. Lahan Kering masam
Takaran pupuk 75 kg urea/ha
100 kg/ha SP-36 dan 100 kg/ha KCl
maksimal pemberian umur 14 hst
35. - Irigasi: fase kritis, dari saluran
irigasi air tanah/pompanisasi
- Pengendalian gulma
- Pengendalian Hama/penyakit
- Berdasarkan pemantauan
- Pendekatan: terpadu, kultur-
teknis, mekanis, pestisida
36. Periode Kritis Kedelai
Tanaman Kedelai Peka Terhadap
Cekaman Air
1. Pertumbuhan awal 15 -21 hst
2. Fase berbunga 25-35 hst
3. Pengisian polong 55 – 70 hst
37. • Indikator : 90-95%
daun rontok, polong
berwarna
kuning/coklat dan
kering.
• Cara : memotong
pangkal batang
tanaman, Hindari
dengan cara mencabut
agar tanah tidak
terbawa.
38. • Segera jemur brangkasan. Jika tidak
memungkinkan jangan tumpuk
brangkasan, sedapat mungkin berdirikan
brangkasan dalam ruangan.
• Jemur polong dengan menggunakan
alas berupa tikar atau terpal. Jangan
jemur polong tanpa alas.
• Pisahkan hasil panen sesuai
varietasnya, atur jarak saat penjemuran.
PENJEMURAN BRANGKASAN
39. PEMBIJIAN POLONG
– Dengan cara
dipukul: dilakukan
pada kadar air biji
12-13%.
– Dengan power
thresher : dilakukan
pada kadar air biji
14-15%, kecepatan
putaran silinder 600-
700 rpm.
40.
41. Rakitan Teknologi Kedelai
LAHAN SAWAH
• TOT atau pengolahan tanah minimal
• Pembuata saluran drainase
• Varietas unggul dan benih bermutu
>85% daya tumbuh
• Perlakuan benih dengan insektisida
bila daerah endemi lalat kacang
• Inkulasi rhizobium/pupuk hayati bila
perlu
• Populasi tanaman 250.000 – 500.000
• Jenis dan takaran pupuk sesuai
kondisi tanah
• Pengairan saat memerlukan air
• Gulma dikendalikan secara intensif
• Hama penyakit dengan PHT
• Panen 95% polong menguning
Sumber :Marwoto 2008
42. Rakitan Teknologi Kedelai
LAHAN KERING
• Pengolahan tanah hingga gembur/baik
• Pembuata saluran drainase
• Varietas unggul dan benih bermutu >85% daya
tumbuh
• Perlakuan benih dengan insektisida bila
daerah endemi lalat kacang
• Inkulasi rhizobium/pupuk hayati bila perlu
• Lahan kering masam perlu pengapuran 1-1,5
t/ha
• Populasi tanaman 250.000 – 500.000
• Jenis dan takaran pupuk sesuai kondisi tanah
(Jenis pupuk anorganik dan organik)
• Pengairan saat memerlukan air
• Gulma dikendalikan secara intensif
• Hama penyakit dengan PHT
• Panen 95% polong menguning
Sumber :Marwoto 2009
43. PTT KEDELAI LAHAN SAWAH :
VERTISOL NGAWI
PAKET TEKNOLOGI
Varietas Kaba, Sinabung dan Baluran
Benih berkualitas, daya tumbuh >90%
Tanpa olah tanah, saluran drainase 3-5 m
Jarak tanam 40cmx10 cm, 2 tan/lb
Pupuk ZA 50 kg/ha, SP36 50 kg/ha dan KCl 100
kg/ha
Pengendalian OPT berdasarkan pemantauan
No Varietas Hasil t/ha Keuntungan Rp/ha
1
2
3
Kaba
Sinabung
Baluran
2,20
2,18
1,95
3.825.000
3.727.000
3.012.500
Sumber :Marwoto 2008
44. PTT KEDELAI LAHAN KERING MASAM SUMUT
Paket Teknologi
• Varietas Kaba, Sinabung dan Anjasmoro
• Benih berkualitas, daya tumbuh >90%
• Tanah diolah sempurna
• Saluran drainase 3-5 m
• Jarak tanam 40cmx15 cm, 2 tan/lb
• Pupuk Urea 50kg/ha, SP36 100kg/ha dan
KCl 100 kg (Kesuburan)
• Ameliorasi dolomit 750 kg/ha
• Pengendalian OPT berdasarkan
pemantauan
3.399.000
3.679.000
3.781.500
6.720.000
7.000.000
7.105.000
1,92
2,00
2,03
Kaba
Sinabung
Anjasmoro
1
2
3
Keuntungan
(Rp/ha)
Pendapatan
(Rp/ha)
Hasil
(t/ha)
VarietasNo
Sumber : Marwoto 2008
45. PTT KEDELAI LAHAN SAWAH TADAH HUJAN
(MH) di GROBOGAN JATENG
Paket Teknologi
• Varietas GROBOGAN
• Benih berkualitas, daya tumbuh >90%
• Tanah di olah, saluran drainase 2-3 m, lebar
20-25 cm, kedalaman 20-25
• Jarak tanam 40cmx10 cm, 2 tan/lb
• Pupuk ZA 50 kg/ha, SP36 75 kg/ha dan KCl
50 kg/ha
• Pengendalian OPT berdasarkan pemantauan
No Varietas Hasil t/ha Pendapatan Rp/ha Keuntungan Rp/ha
1 Grobogan 2,77 16.620.000 14.390.000
Harga jual kedelai Rp 6.000,-/kg