Kumpulan putusan uji materi UU 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi terdiri dari Putusan MK No. 002/PUU-I/2003, Putusan MK No. 20/PUU-V/2007, dan Putusan MK No. 36/PUU-X/2012.
Kumpulan putusan uji materi UU 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi terdiri dari Putusan MK No. 002/PUU-I/2003, Putusan MK No. 20/PUU-V/2007, dan Putusan MK No. 36/PUU-X/2012.
Dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI Tahun 1945) menyebutkan Negara Indonesia adalah negara hukum. Pelaksanaan negara hukum dilakukan untuk mewujudkan tujuan membentuk suatu pemerintah Negara Indonesia yang termuat dalam alinea ke-4 Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan perdamaian dunia, berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Salah satu prinsip negara hukum adalah terwujudnya independensi kekuasaan kehakiman. Mahkamah Konstitusi sebagai salah satu kekuasaan kehakiman mempunyai peranan penting untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan
Dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI Tahun 1945) menyebutkan Negara Indonesia adalah negara hukum. Pelaksanaan negara hukum dilakukan untuk mewujudkan tujuan membentuk suatu pemerintah Negara Indonesia yang termuat dalam alinea ke-4 Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan perdamaian dunia, berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Salah satu prinsip negara hukum adalah terwujudnya independensi kekuasaan kehakiman. Mahkamah Konstitusi sebagai salah satu kekuasaan kehakiman mempunyai peranan penting untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Â
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. Mahkamah Konstitusi adalah lembaga kenegaraan yang
dibuat untuk mengawal konstitusi, agar dilaksanakan
dan dihormati baik dalam penyelenggaraan kekuasaan
negara maupun warga negara.
Kedudukan MK diatur dalam pasal 24C Amendemen
UUD 1945 dan lebih lanjut diatur dengan UU no. 24
tahun 2004.
Hakim MK terdiri atas sembilan orang yang terdiri dari
ketua, wakil ketua, dan anggota. Sesuai Undang-
Undang Dasar 1945 yang selanjutnya disahkan menurut
Undang-Undang nomor 24 Tahun 2003.
3. FUNGSI MAHKAMAH KONSTITUSI
Menegakkan keadilan
konstitusional di tengah
kehidupan masyarakat
Prof. Dr.
Jimly
Asshiddiqie
Menangani perkara tertentu
di bidang ketatanegaraan,
Menjaga terselenggaranya
suatu pemerintahan negara
yang stabil dan sebagai
koreksi terhadap
pengalaman kehidupan
ketatanegaraan di masa lalu
yang menimbulkan tafsir
ganda terhadap konstitusi.
UUD 1945
4. TUGAS MAHKAMAH KONSTITUSI
Wajib memberi keputusan
atas pendapat Dewan
Perwakilan Rakyat
mengenai digaan
pelanggaran oleh Presiden
dan Wakil Presiden Menurut
UUD 1945.
Memutus sengketa
kewenangan lembaga
Negara yang
kewenangannya diberikan
oleh UUD 1945
Memutus pembubaran
partai politik dan memutus
perselisihan tentang hasil
Pemilihan Umum.
Berwenang mengadili pada
tingkat pertama dan terakhir
yang keputusannya bersifat
final
Untuk menguji Undang-
Undang terhadap Undang-
Ungang Dasar,
5. KEWAJIBAN MAHKAMAH KONSTITUSI
• Mahkamah Konstitusi wajib
memberikan putusan atas
pendapat DPR bahwa Presiden
dan/atau Wakil Presiden
diduga:
Telah melakukan pelanggaran
hukum berupa
a) penyuapan
b) korupsi
c) penghianatan terhadap
negara
d) atau tindak pidana lainnya
atau perbuatan tercela,
dan/atau
tidak lagi memenuhi syarat
sebagai Presiden atau Wakil
Presiden sebagaimana
dimaksud dalam UUD
Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
6. HAK MAHKAMAH KONSTITUSI
Kesatuan masyarakat
hukum adat (untuk
pengujian UU)
Perorangan warga negara
Indonesia (untuk pengujian
UU)
Pemerintah (untuk
pembubaran partai politik)
Peserta pemilihan umum,
baik pemilihan umum
anggota DPR, DPD, dan
DPRD, maupun pemilihan
umum Presiden dan Wakil
Presiden (untuk
perselisihan hasil pemilu)
Badan hukum publik atau
privat (untuk pengujian UU)
Lembaga negara (untuk
pengujian UU dan sengketa
antar lembaga)
7. FUNGSI MAHKAMAH KONSTITUSI
Menjaga konstitusi guna tegaknya
prinsip konstitusionalitas hukum.
Untuk menjamin tidak akan ada lagi
produk hukum yang keluar dari
koridor konstitusi sehingga hak-hak
konstitusional warga terjaga dan
konstitusi itu sendiri terkawal
konstitusionalitasnya untuk menguji
apakah suatu undang-undang
bertentangan atau tidak dengan
konstitusi.
Pengujian undang-undang itu tidak
dapat lagi dihindari penerapannya
dalam ketatanegaraan indonesia
sebab UUD 1945 menegaskan
bahwa anutan sistem bukan lagi
supremasi parlemen melainkan
supremasi konstitusi.
8.
9. KELOMPOK:
Pajak menurut
pendapat ahli dan
undang-undang
Perbedaan pajak
dengan PNBP, retribusi,
sumbangan, bea dan
cukai
Sejarah Hukum Pajak
Indonesia
Muhammad Mutawakkil
Rais Hardi (2103160270)
Nita Aprilia Susanti
(2103160089)
Nur Rina Martyas Ningrum
(2103160158)
Rezza Adhi Prasetya
(2103160172)
Robertus Aprodito Septian
Novanto
(2103160215)
11. HARGA BBM DIKENDALIKAN PEMERINTAH
(REGISTER NO. 002/PUU-I/2003)
Pembacaan putusan atas judicial review Undang-Undang No. 22 Tahun 2001 tentang Migas
bisa jadi sidang yang paling banyak menyedot perhatian masyarakat. Apalagi, putusan
dibacakan dua hari setelah terjadi kenaikan harga BBM Pertamax dan elpiji. Ruang siding
MK penuh, meluber hingga ke tangga di bagian luar. Sementara di depan gedung ratusan
hingga ribuan massa berdemo sehingga Jalan Medan Merdeka Barat ditutup kecuali untuk
satu jalur. Jalur busway terpaksa dibuka untuk bus reguler.
Tetapi di dalam sidang, hakim telah membacakan sebuah putusan mulus karena disetujui
secara bulat kesembilan hakim konstitusi. Meski tidak mengabulkan seluruh permohonan
APHI, PBHI, Yayasan 324, SNB dan Serikat Pekerja Karyawan Pertamina itu, MK telah
mengembalikan konsep penanganan minyak dan gas bumi ke dalam kerangka pasal 33
UUD 1945.
Selain merevisi sebagian isi pasal 12 ayat (3) dan pasal 22 ayat (1) UU Migas, MK juga
mencabut kekuatan mengikat pasal 28 ayat (2) dan ayat (3). Masalahnya, pasal yang
disebut terakhir adalah pasal penyerahan penentuan harga BBM kepada mekanisme
pasar. MK berpendapat, campur tangan pemerintah dalam kebijakan penentuan harga
haruslah menjadi kewenangan yang diutamakan untuk cabang produksi yang penting dan
menguasai hajat hidup orang banyak. Toh, Pemerintah masih dapat menentukan harga
13. PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR
06/PMK/2005 TENTANG PEDOMAN BERACARA
DALAM PERKARA PENGUJIAN UNDANG-UNDANG
Pengajuan
Permohonan
Registrasi
Perkara
Penjadwalan
Sidang
Panggilan
Sidang
Pemeriksaan
Pendahuluan
Pemeriksaan
Persidangan
Rapat
Permusyawara
tan Hakim
(RPH)
Pengucapan
Putusan
15. MK dalam menguji undang-
undang terhadap UUD 1945
dapat dilihat dari berbagai
kasus yang terselesaikan
hingga sekarang, memiliki
hakim-hakim yang
berkompeten dan
berpengalaman dalam
bidang tatanegara maupun
hukum sehingga kaya akan
teori-teori maupun doktrin-
doktrin hukum, dan MK
sebagai institusi merupakan
intitusi yang independen
sejajar dengan lembaga lain
yang tidak dapat dientrvensi
dalam putusannya.
+
MK dalam menguji undang-
undang terhadap UUD ialah
seringkali dalam putusan
hakim diluar kewenangan
(ultra petita) sehingga masuk
dalam ranah legislatif,
melukai asas demokrasi yang
memilki prinsip “salus populis
suprema lex” (kehendak
rakyat merupakan hukum
tertinggi), motivasi undang-
undang yang diuji merupakan
campuran dari berbagai
interdispliner sehingga hakim
MK seharusnya berlatar
belakang disiplin ilmu yang
beragam juga.
-