SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
KEKUASAAN KEHAKIMAN DALAM
UUD 1945
Tugas pokok kekuasaan kehakiman ialah
menerima, memeriksa, dan mengadili, serta
menyelesaikan setiap perkara yang diajukan;
kekuasaan Negara yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadilan
berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, demi terselenggaranya
Negara Hukum Republik Indonesia;
KEKUASAAN KEHAKIMAN DALAM UUD
45
Pasal 24 UUD 1945:
Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan negara yang
merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila,
demi terselenggaranya Negara Hukum Republik Indonesia.
(=Pasal 1 UU 4 Tahun 2004)
Tujuan kekuasaan kehakiman yang merdeka menurut Muchsin :
1. Menjamin terlaksananya peradilan yang jujur dan adil (to
ensures a fair and just trial);
2. Agar peradilan mampu berperan mengawasi semua tindakan
Pemerintah (to enable the judges to exercise control over
government action).
Dasar Hukum :
 UU RI Nomor 14 Tahun 1970 Tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan
Kehakiman;
 UU RI Nomor 35 tahun 1999 Tentang
Perubahan Atas UU RI Nomor 14 Tahun 1970
Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Kekuasaan Kehakiman;
 UU RI Nomor 24 Tahun 2003 Tentang
Mahkamah Konstitusi;
 UU RI Nomor 4 Tahun 2004 Tentang
Kekuasaan Kehakiman;
 UU RI Nomor 48 Tahun 2009 Tentang
Kekuasaan Kehakiman;
 UU RI Nomor 8 Tahun 2011 Tentang
Perubahan Atas UU RI Nomor 24 Tahun 2003
Tentang Mahkamah Konstitusi;
 Di seluruh wilayah RI, peradilan adalah peradilan
Negara yang ditetapkan dengan Undang-undang;
 Peradilan dilakukan “Demi Keadilan Berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa”;
 Peradilan dilakukan dengan sederhana, cepat, dan
biaya ringan;
 Mengadili menurut hukum tanpa membedakan orang;
 Bersikap pasif;
 Tidak boleh menolak untuk memeriksa dan mengadili
suatu perkara & ius curia novit;
 Pemeriksaan pengadilan terbuka untuk umum;
 Memeriksa dan memutus perkara dengan Majelis;
 Para pihak atau terdakwa mempunyai hak ingkar
(recusatie) terhadap hakim yang mengadili
perkaranya;
 Putusan harus disertai argumentasi hukum;
 Hakim diangkat dan diberhentikan oleh Kepala
Negara;
KEKUASAAN KEHAKIMAN DALAM
UNDANG-UNDANG
(UU RI No. 48/ 09)
 Badan-badan Peradilan dan asasnya;
 Hubungan Pengadilan dan Lembaga Negara Lainnya;
 Hakim dan Kewajibannya;
 Kedudukan Hakim dan Pejabat Peradilan;
 Pelaksanaan putusan Pengadilan;
 Bantuan hukum.
FUNGSI KEKUASAAN KEHAKIMAN
 fungsi pokok berupa fungsi mengadili (rechtsprekende functie);
 fungsi pengawasan (controlerende functie);
 fungsi memberi nasihat (advieserende functie);
 fungsi mengatur (regelende functie);
 fungsi menguji materiil (materiel toetsingrecht).
Fungsi d dan e hanya dimiliki oleh Mahkamah Agung, fungsi a, b, c selain
dimiliki Mahkamah Agung juga dimiliki oleh pengadilan lain dibawah Mahkamah
Agung
SEJARAH KEKUASAAN
KEHAKIMAN DI INDONESIA
 Keadaan Era Orde lama
Pada saat pembentukan kabinet pertama di
lingkungan Eksekutif telah dibentuk
Departemen Kehakiman;
1. Terbit UU RI No. 19 tahun 1964 Tentang
Pokok Kekuasaan kehakiman;
2. Terbit UU RI No. 13 tahun 1965 Tentang
Pengadilan dan Lingkungan Peradilan
dan mahkamah Agung.
Disebutkan pembinaan teknis administratif
dan finansial para hakim dilakukan oleh
Departemen Kehakiman, Departemen
Agama, dan Departemen di Lingkungan
ABRI
 Keadaan Era Orde Baru
Wujudnya :
UU RI No. 14 Tahun 1970 Tentang Pokok-
pokok Kekuasaan Kehakiman
Pasal 10 ayat (1) Kekuasaan kehakiman
dilakukan oleh Pengadilan dalam lingkungan
Peradilan Umum, Peradilan Militer, Peradilan
Agama, dan Peradilan Tata Usaha Negara;
Pasal 11 ayat (1) badan-badan yang
melakukan peradilan tersebut pada Pasal 10
ayat (1) organisatoris, administratif, dan
finansial ada di bawah kekuasaan masing-
masing departemen yang bersangkutan.
 Keadaan Pasca Reformasi
Dalam UU RI No. 35 tahun 1999 Tentang Perubahan
Atas UU RI Nomor 14 Tahun 1970 Tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan
Kehakiman, secara organisatoris, administratif, dan
finansial berada di bawah kekuasaan Mahkamah
Agung. Namun mengenai organisasi, administrasi,
dan finansial masih akan diatur lebih lanjut dengan
Undang-undang. Pengalihan tersebut dilaksanakan
secara bertahap, paling lama 5 tahun sejak UU
berlaku yaitu pada 31 Agustus 2004. Sedangkan
pengalihan organisasi, administrasi, dan finansial
Peradilan Agama waktunya tidak ditentukan.
(Sudikno Mertokusumo)
Pasal 1 angka 1 UU RI Nomor 4 Tahun 2004
Tentang Kekuasaan Kehakiman “kekuasaan
Kehakiman adalah kekuasaan Negara yang
merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan
Pancasila, demi terselenggaranya Negara Hukum
Republik Indonesia”.
Pasal 1 angka 1 UU RI Nomor 48 Tahun 2009
Tentang Kekuasaan Kehakiman “Kekuasaan
Kehakiman adalah kekuasaan Negara yang
merdeka untuk menyelenggarakan peradilan
guna menegakkan hukum dan keadilan
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
demi terselenggaranya Negara Hukum Republik
Indonesia.”X
MAHKAMAH AGUNG
 Merupakan pengadilan negara tertinggi dari keempat
lingkungan peradilan
 Kewenangan:
 mengadili pada tingkat kasasi terhadap putusan yang diberikan
pada tingkat terakhir oleh semua pengadilan di semua lingkungan
peradilan yang berada di bawah Mahkamah agung;
 menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang
terhadap undang-undang; dan
 kewenangan lainnya yang diberikan undang-undang.
 Pernyataan tidak berlaku peraturan perundang-undangan
sebagai hasil pengujian dapat diambil baik dalam
pemeriksaan tingkat kasasi maupun berdasarkan
permohonan langsung kepada Mahkamah Agung.
 Mahkamah Agung melakukan pengawasan tertinggi atas
perbuatan pengadilan dalam lingkungan peradilan yang
berada di bawahnya berdasarkan ketentuan undang-undang.
MAHKAMAH KONSTITUSI (UU RI No.
8/ 2011 jo. UU RI No. 24/ 03)
 Menguji UU terhadap UUD 1945;
 Memutus sengketa kewenangan lembaga Negara yang kewenangannya
diberikan oleh UUD 1945;
 Memutus pembubaran partai politik;
 Memutus perselisihan tentang hasil Pemilu.
PERADILAN UMUM (UU RI No. 51/ 09)
 Susunan Pengadilan;
 Kekuasaan Pengadilan;
 Pengadilan khusus;
 Hakim ad hoc;
 Pengawasan Hakim;
 Hak Hakim;
 Panitera;
 Juru Sita;
 Kewajiban pemberian akses informasi dan salinan Putusan;
 Biaya perkara;
 Bantuan Hukum.
PERADILAN KHUSUS
 Pengadilan Anak
 Anak adalah bagian dari generasi muda sebagai
salah satu sumber daya manusia yang merupakan
potensi dan penerus cita-cita perjuangan bangsa;
 Anak memiliki peranan yang strategis dan
mempunyai ciri serta sifat khusus, memerlukan
pembinaan dan perlindungan dalam rangka
menjamin pertumbuhan dan perkembangan fisik,
mental, dan sosial;
 Sehingga untuk melaksanakan pembinaan dan
memberikan perlindungan terhadap anak,
diperlukan dukungan baik dalam bentuk
penyelenggaraan pengadilan bagi anak secara
khusus.
 Kompetensi
Memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara
pidana dalam hal perkara anak nakal.
Unsur anak nakal adalah :
 Umur 8 hingga 18 tahun;
 Melakukan tindak pidana;
 Melakukan perbuatan yang dinyatakan terlarang
bagi anak, baik menurut peraturan perundang-
undangan maupun peraturan hukum lain yang
hidup di masyarakat;
 Pengadilan Hubungan Industrial
 Tingkat pertama mengenai perselisihan
hak;
 Tingkat pertama dan terakhir mengenai
perselisihan kepentingan;
 Tingkat pertama mengenai perselisihan
PHK;
 Tingkat pertama dan terakhir mengenai
perselisihan antar serikat pekerja/ serikat
buruh dalam satu perusahaan
 Pengadilan Niaga
22 April 1998 : Perpu 1/ 1998 Tentang
Perubahan UU Kepailitan, yang kemudian
disahkan menjadi UU RI No. 4/ 1998
Tentang Kepailitan
Kompetensi : kepailitan, HKI (Cipta,
Merek, Paten, Desain Industri, Desain
Tata Letak Sirkuit Terpadu)
 Pengadilan HAM (UU RI No. 26/ 2000)
 sebagai upaya pemulihan atas pelanggaran ham berat yang merupakan extra ordinary
crimes dan berdampak secara luas baik secara nasional maupun internasional, pelanggaran
mana yang bukan merupakan delicht yang diatur dalam KUHP, serta pelanggaran tersebut
menimbulkan kerugian baik materiil maupun immateriil berupa perasaan tidak aman baik
bagi perseorangan maupun masyarakat;
 Terhadap perkara pelanggaran ham berat diperlukan langkah-langkah penyelidikan,
penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan yang bersifat khusus;
 Mengadili perkara pelanggaran ham berat yang dilakukan dalam batas teritorial Indonesia
(Pasal 4 UU Pengadilan HAM);
 Mengadili perkara pelanggaran ham berat yang dilakukan di luar batas teritorial Indonesia
yang dilakukan oleh WNI (Pasal 5 UU Pengadilan HAM);
 Pelanggaran ham berat tersebut dilakukan oleh seseorang yang pada saat pelanggaran
tersebut dilakukan, ia telah berumur lebih dari 18 (delapan belas) tahun (a contrario Pasal
6 UU Pengadilan HAM);
 Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
Pengelompokan jenis atau bentuk TPK :
1. Kerugian keuangan Negara;
2. Suap menyuap;
3. Penggelapan dalam jabatan;
4. Pemerasan;
5. Perbuatan curang;
6. Benturan kepentingan dalam pengadaan;
7. Gratifikasi.
Jenis Tindak Pidana Lain Yang Berkaitan Dengan TPK
1. Merintangi proses pemeriksaan perkara korupsi;
2. Tidak memberi keterangan atau memberi keterangan yang tidak
benar;
3. Bank yang tidak memberikan keterangan rekening tersangka;
4. Saksi atau ahli yang tidak memberi keterangan atau memberi
keterangan palsu;
5. Orang yang memegang rahasia jabatan tidak memberikan
keterangan atau memberi keterangan palsu;
6. Saksi yang membuka identitas pelapor.
PENGADILAN TATA USAHA NEGARA
Perlindungan Hukum Administrasi
 Perbuatan hukum publik tersebut meskipun telah diatur berdasarkan
norma hukum, namun tidak selamanya berjalan adil dan sesuai
dengan norma yang berlaku. Sangat dimungkinkan pada saat-saat
tertentu rakyat menjadi terganggu atau terlanggar haknya. Hal inilah
yang memunculkan perlunya fungsi perlindungan hukum administrasi.
Macam :
 Perlindungan hukum preventif (preventieve rechtbescherming),
macamnya yaitu :
 Pengawasan;
 Pengesahan atau persetujuan (goedkeuring);
 Keterbukaan pemerintah (openbaarheid van bestuur);
 Peran serta warga negara (inspraak);
 Ombudsman.
 Perlindungan hukum represif, macamnya yaitu :
 Upaya administratif (administratief beroep);
 Peradilan administrasi (administratief rechtspraak).
PENGADILAN PAJAK
(UU RI No. 16/ 09 jo. UU
RI No. 14/ 02)
Kekuasaan kehakiman di Indonesia bagi wajib pajak
atau penanggung pajak yang mencari keadilan terhadap
sengeta pajak;
Sengketa pajak : sengketa yang timbul di bidang
perpajakan antara wajib pajak dengan pejabat sebagai
akibat dikeluarkannya keputusan yang dapat diajukan
banding atau gugatan kepada pengadilan pajak
termasuk gugatan atas pelaksanaan penagihan
berdasarkan UU dan penagihan dengan surat paksa;
Kedudukan di ibu kota Negara, namun persidangan
dilakukan di tempat kedudukan serta tempat lain
berdasarkan ketetapan Ketua Pengadilan Pajak;
Penjelasan Pasal 9A ayat (1) UU Peratun jo. Pasal 27
ayat (2) UU RI. No. 16/ 09
PENGADILAN MILITER
 Mengadili tindak pidana yang dilakukan oleh
seseorang yang pada waktu melakukan tindak
pidana adalah:
a. Prajurit;
b. yang berdasarkan undang-undang dipersamakan
dengan Prajurit;
c. anggota suatu golongan atau jawatan atau badan
atau yang dipersamakan atau dianggap sebagai
Prajurit berdasarkan undang-undang;
d. seseorang yang tidak masuk golongan pada huruf
a, huruf b, dan huruf c tetapi atas keputusan
Panglima dengan persetujuan Menteri Kehakiman
harus diadili oleh suatu Pengadilan dalam
lingkungan peradilan militer.
 Memeriksa, memutus, dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Angkatan
Bersenjata;
 Menggabungkan perkara gugatan ganti rugi dalam perkara pidana yang
bersangkutan atas permintaan dari pihak yang dirugikan sebagai akibat yang
ditimbulkan oleh tindak pidana yang menjadi dasar dakwaan, dan sekaligus
memutus kedua perkara tersebut dalam satu putusan.
 Pengadilan dalam lingkungan peradilan militer terdiri dari:
a. Pengadilan Militer;
b. Pengadilan Militer Tinggi;
c. Pengadilan Militer Utama; dan
d. Pengadilan Militer Pertempuran.
 Oditurat terdiri dari:
a. Oditurat Militer;
b. Oditurat Militer Tinggi;
c. Oditurat Jenderal; dan
d. Oditurat Militer Pertempuran
PENGADILAN AGAMA (UU RI No. 50/ 09 jo. UU
RI No. 3/ 06 jo. UU RI No. 7/ 1989)
 Pengadilan agama bertugas dan berwenang memeriksa,
memutus, dan menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara
orang-orang yang beragama Islam di bidang:
a. perkawinan;
b. waris;
c. wasiat;
d. hibah;
e. wakaf;
f. zakat;
g. infaq;
h. shadaqah; dan
i. ekonomi syari'ah.
KOMISI YUDISIAL (UU RI No. 18/ 2011
jo. UU RI No. 22/ 04)
 Mengusulkan pengangkatan Hakim
Agung kepada DPR;
 Menegakkan keluhuran martabat
serta menjaga perilaku hakim.
BADAN-BADAN PERADILAN SEMU
Undang-undang secara eksplisit telah menentukan ciri-ciri dari lembaga
peradilan. Pembentukan lembaga peradilan khusus tetap dimungkinkan
sepanjang masih berada di bawah naungan peradilan umum dan dibentuk
berdasarkan Undang-undang;
Badan-badan peradilan semu ialah badan independen yang menyelesaikan
sengketa seperti :
KPPU;
Badan arbitrase (misalnya : BANI);
BPSK;
Ombudsman;
Mahkamah Pelayaran.

More Related Content

What's hot

Pengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power pointPengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power pointPuspa Bunga
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negaranurul khaiva
 
Hukum acara perdata
Hukum acara perdataHukum acara perdata
Hukum acara perdatasesukakita
 
Mahkamah konstitusi
Mahkamah konstitusiMahkamah konstitusi
Mahkamah konstitusiRyan Danny
 
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnPengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnDella Mega Alfionita
 
Power point konstitusi
Power point  konstitusiPower point  konstitusi
Power point konstitusibyunbella
 
Lembaga Perwakilan Rakyat Menurut UUD 1945
Lembaga Perwakilan Rakyat Menurut UUD 1945Lembaga Perwakilan Rakyat Menurut UUD 1945
Lembaga Perwakilan Rakyat Menurut UUD 1945Izzatul Ulya
 
Hierarki peraturan perundang undangan
Hierarki peraturan perundang undanganHierarki peraturan perundang undangan
Hierarki peraturan perundang undanganNailuredha Hermanto
 
surat gugatan
surat gugatansurat gugatan
surat gugatanNakano
 
Powerpoint Sistem Pemerintahan Indonesia
Powerpoint Sistem Pemerintahan IndonesiaPowerpoint Sistem Pemerintahan Indonesia
Powerpoint Sistem Pemerintahan IndonesiaDini Audi
 
Sumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraSumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraNakano
 
Bentuk negara dan pemerintahan
Bentuk negara dan pemerintahanBentuk negara dan pemerintahan
Bentuk negara dan pemerintahanBayu Rizky Aditya
 
Sumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalSumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalNuelnuel11
 
Mencermati sistem peradilan di indonesia
Mencermati sistem peradilan di indonesiaMencermati sistem peradilan di indonesia
Mencermati sistem peradilan di indonesiaafifahdhaniyah
 

What's hot (20)

Pengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power pointPengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power point
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara
 
Hukum acara perdata
Hukum acara perdataHukum acara perdata
Hukum acara perdata
 
Mahkamah konstitusi
Mahkamah konstitusiMahkamah konstitusi
Mahkamah konstitusi
 
Sistem pemerintahan
Sistem pemerintahanSistem pemerintahan
Sistem pemerintahan
 
hukum Adat
hukum Adathukum Adat
hukum Adat
 
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnPengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
 
Hukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptxHukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptx
 
Hukum internasional
Hukum internasionalHukum internasional
Hukum internasional
 
Power point konstitusi
Power point  konstitusiPower point  konstitusi
Power point konstitusi
 
Hukum pidana
Hukum pidanaHukum pidana
Hukum pidana
 
Lembaga Perwakilan Rakyat Menurut UUD 1945
Lembaga Perwakilan Rakyat Menurut UUD 1945Lembaga Perwakilan Rakyat Menurut UUD 1945
Lembaga Perwakilan Rakyat Menurut UUD 1945
 
Hierarki peraturan perundang undangan
Hierarki peraturan perundang undanganHierarki peraturan perundang undangan
Hierarki peraturan perundang undangan
 
Hukum konstitusi
Hukum konstitusiHukum konstitusi
Hukum konstitusi
 
surat gugatan
surat gugatansurat gugatan
surat gugatan
 
Powerpoint Sistem Pemerintahan Indonesia
Powerpoint Sistem Pemerintahan IndonesiaPowerpoint Sistem Pemerintahan Indonesia
Powerpoint Sistem Pemerintahan Indonesia
 
Sumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraSumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negara
 
Bentuk negara dan pemerintahan
Bentuk negara dan pemerintahanBentuk negara dan pemerintahan
Bentuk negara dan pemerintahan
 
Sumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalSumber hukum internasional
Sumber hukum internasional
 
Mencermati sistem peradilan di indonesia
Mencermati sistem peradilan di indonesiaMencermati sistem peradilan di indonesia
Mencermati sistem peradilan di indonesia
 

Similar to KEKUASAAN KEHAKIMAN DALAM UUD

Pengertian, Jenis-jenis Hukum Acara dan Penegak Hukum di Indonesia
Pengertian, Jenis-jenis Hukum Acara dan Penegak Hukum di IndonesiaPengertian, Jenis-jenis Hukum Acara dan Penegak Hukum di Indonesia
Pengertian, Jenis-jenis Hukum Acara dan Penegak Hukum di Indonesiakadimuddinbaehaki
 
Hk.acara peradilan agama
Hk.acara peradilan agamaHk.acara peradilan agama
Hk.acara peradilan agamaAlalan Tanala
 
Hk.acara peradilan agama
Hk.acara peradilan agamaHk.acara peradilan agama
Hk.acara peradilan agamaAlalan Tanala
 
LEMBAGA PERADILAN INDONESIA
LEMBAGA PERADILAN INDONESIALEMBAGA PERADILAN INDONESIA
LEMBAGA PERADILAN INDONESIAShauqina Saraya
 
Wewenang dan Peran Lembaga-Lembaga Negara dalam Kekuasaan Kehakiman (Penegak ...
Wewenang dan Peran Lembaga-Lembaga Negara dalam Kekuasaan Kehakiman (Penegak ...Wewenang dan Peran Lembaga-Lembaga Negara dalam Kekuasaan Kehakiman (Penegak ...
Wewenang dan Peran Lembaga-Lembaga Negara dalam Kekuasaan Kehakiman (Penegak ...Nafis Fathur Rizki
 
Konstitusi Indonesia.pptx
Konstitusi Indonesia.pptxKonstitusi Indonesia.pptx
Konstitusi Indonesia.pptxSuprihatinTinah
 
Peranan KPK dan Kehakiman Dalam Melindungi dan Menegakkan Hukum
Peranan KPK dan Kehakiman Dalam Melindungi dan Menegakkan HukumPeranan KPK dan Kehakiman Dalam Melindungi dan Menegakkan Hukum
Peranan KPK dan Kehakiman Dalam Melindungi dan Menegakkan HukumAlya Titania Annisaa
 
Hakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang Memengaruhinya
Hakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang MemengaruhinyaHakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang Memengaruhinya
Hakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang MemengaruhinyaFRANKLYN_SS
 
ASAS-HUKUM-ACARA-Negara
ASAS-HUKUM-ACARA-NegaraASAS-HUKUM-ACARA-Negara
ASAS-HUKUM-ACARA-NegaraSkupnuRaknu
 
PPT Peran Penegak Keadilan Republik Indonesia
PPT Peran Penegak Keadilan Republik IndonesiaPPT Peran Penegak Keadilan Republik Indonesia
PPT Peran Penegak Keadilan Republik IndonesiaLydia Nurkumalawati
 
Hukum Acara Pidana 2.ppt
Hukum Acara Pidana 2.pptHukum Acara Pidana 2.ppt
Hukum Acara Pidana 2.pptahmadreynld23
 
HAP PERT.2 DAN 3.pptx
HAP PERT.2 DAN 3.pptxHAP PERT.2 DAN 3.pptx
HAP PERT.2 DAN 3.pptxDirgaGunk
 
Praktek Hukum Perdata Pertemuan I Kelas A
Praktek Hukum Perdata Pertemuan I Kelas APraktek Hukum Perdata Pertemuan I Kelas A
Praktek Hukum Perdata Pertemuan I Kelas ARianSugandi
 
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALSISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALAulia Ulil Fadhilah
 
sistem hukum dan peradilan indonesia ROYYAN XI IPA.pptx
sistem hukum dan peradilan indonesia ROYYAN XI IPA.pptxsistem hukum dan peradilan indonesia ROYYAN XI IPA.pptx
sistem hukum dan peradilan indonesia ROYYAN XI IPA.pptxRoyyanFirdausAlpha
 

Similar to KEKUASAAN KEHAKIMAN DALAM UUD (20)

Pengertian, Jenis-jenis Hukum Acara dan Penegak Hukum di Indonesia
Pengertian, Jenis-jenis Hukum Acara dan Penegak Hukum di IndonesiaPengertian, Jenis-jenis Hukum Acara dan Penegak Hukum di Indonesia
Pengertian, Jenis-jenis Hukum Acara dan Penegak Hukum di Indonesia
 
Hk.acara peradilan agama
Hk.acara peradilan agamaHk.acara peradilan agama
Hk.acara peradilan agama
 
Hk.acara peradilan agama
Hk.acara peradilan agamaHk.acara peradilan agama
Hk.acara peradilan agama
 
LEMBAGA PERADILAN INDONESIA
LEMBAGA PERADILAN INDONESIALEMBAGA PERADILAN INDONESIA
LEMBAGA PERADILAN INDONESIA
 
Wewenang dan Peran Lembaga-Lembaga Negara dalam Kekuasaan Kehakiman (Penegak ...
Wewenang dan Peran Lembaga-Lembaga Negara dalam Kekuasaan Kehakiman (Penegak ...Wewenang dan Peran Lembaga-Lembaga Negara dalam Kekuasaan Kehakiman (Penegak ...
Wewenang dan Peran Lembaga-Lembaga Negara dalam Kekuasaan Kehakiman (Penegak ...
 
Peradilan nasional
Peradilan nasionalPeradilan nasional
Peradilan nasional
 
Presentasi pkn Kel. Fadia
Presentasi  pkn Kel. FadiaPresentasi  pkn Kel. Fadia
Presentasi pkn Kel. Fadia
 
Konstitusi Indonesia.pptx
Konstitusi Indonesia.pptxKonstitusi Indonesia.pptx
Konstitusi Indonesia.pptx
 
Hukum Acara Perdata
Hukum Acara PerdataHukum Acara Perdata
Hukum Acara Perdata
 
Kehakiman
KehakimanKehakiman
Kehakiman
 
Peranan KPK dan Kehakiman Dalam Melindungi dan Menegakkan Hukum
Peranan KPK dan Kehakiman Dalam Melindungi dan Menegakkan HukumPeranan KPK dan Kehakiman Dalam Melindungi dan Menegakkan Hukum
Peranan KPK dan Kehakiman Dalam Melindungi dan Menegakkan Hukum
 
Hakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang Memengaruhinya
Hakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang MemengaruhinyaHakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang Memengaruhinya
Hakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang Memengaruhinya
 
ASAS-HUKUM-ACARA-Negara
ASAS-HUKUM-ACARA-NegaraASAS-HUKUM-ACARA-Negara
ASAS-HUKUM-ACARA-Negara
 
PPT Peran Penegak Keadilan Republik Indonesia
PPT Peran Penegak Keadilan Republik IndonesiaPPT Peran Penegak Keadilan Republik Indonesia
PPT Peran Penegak Keadilan Republik Indonesia
 
Hukum Acara Pidana 2.ppt
Hukum Acara Pidana 2.pptHukum Acara Pidana 2.ppt
Hukum Acara Pidana 2.ppt
 
HAP PERT.2 DAN 3.pptx
HAP PERT.2 DAN 3.pptxHAP PERT.2 DAN 3.pptx
HAP PERT.2 DAN 3.pptx
 
Praktek Hukum Perdata Pertemuan I Kelas A
Praktek Hukum Perdata Pertemuan I Kelas APraktek Hukum Perdata Pertemuan I Kelas A
Praktek Hukum Perdata Pertemuan I Kelas A
 
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALSISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
 
sistem hukum dan peradilan indonesia ROYYAN XI IPA.pptx
sistem hukum dan peradilan indonesia ROYYAN XI IPA.pptxsistem hukum dan peradilan indonesia ROYYAN XI IPA.pptx
sistem hukum dan peradilan indonesia ROYYAN XI IPA.pptx
 
Kelompok 6 BAB 7.pptx
Kelompok 6 BAB 7.pptxKelompok 6 BAB 7.pptx
Kelompok 6 BAB 7.pptx
 

Recently uploaded

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 

KEKUASAAN KEHAKIMAN DALAM UUD

  • 2. Tugas pokok kekuasaan kehakiman ialah menerima, memeriksa, dan mengadili, serta menyelesaikan setiap perkara yang diajukan; kekuasaan Negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, demi terselenggaranya Negara Hukum Republik Indonesia;
  • 3. KEKUASAAN KEHAKIMAN DALAM UUD 45 Pasal 24 UUD 1945: Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila, demi terselenggaranya Negara Hukum Republik Indonesia. (=Pasal 1 UU 4 Tahun 2004) Tujuan kekuasaan kehakiman yang merdeka menurut Muchsin : 1. Menjamin terlaksananya peradilan yang jujur dan adil (to ensures a fair and just trial); 2. Agar peradilan mampu berperan mengawasi semua tindakan Pemerintah (to enable the judges to exercise control over government action).
  • 4. Dasar Hukum :  UU RI Nomor 14 Tahun 1970 Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman;  UU RI Nomor 35 tahun 1999 Tentang Perubahan Atas UU RI Nomor 14 Tahun 1970 Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman;  UU RI Nomor 24 Tahun 2003 Tentang Mahkamah Konstitusi;  UU RI Nomor 4 Tahun 2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman;  UU RI Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman;  UU RI Nomor 8 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas UU RI Nomor 24 Tahun 2003 Tentang Mahkamah Konstitusi;  Di seluruh wilayah RI, peradilan adalah peradilan Negara yang ditetapkan dengan Undang-undang;  Peradilan dilakukan “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”;  Peradilan dilakukan dengan sederhana, cepat, dan biaya ringan;  Mengadili menurut hukum tanpa membedakan orang;  Bersikap pasif;  Tidak boleh menolak untuk memeriksa dan mengadili suatu perkara & ius curia novit;  Pemeriksaan pengadilan terbuka untuk umum;  Memeriksa dan memutus perkara dengan Majelis;  Para pihak atau terdakwa mempunyai hak ingkar (recusatie) terhadap hakim yang mengadili perkaranya;  Putusan harus disertai argumentasi hukum;  Hakim diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Negara;
  • 5. KEKUASAAN KEHAKIMAN DALAM UNDANG-UNDANG (UU RI No. 48/ 09)  Badan-badan Peradilan dan asasnya;  Hubungan Pengadilan dan Lembaga Negara Lainnya;  Hakim dan Kewajibannya;  Kedudukan Hakim dan Pejabat Peradilan;  Pelaksanaan putusan Pengadilan;  Bantuan hukum.
  • 6. FUNGSI KEKUASAAN KEHAKIMAN  fungsi pokok berupa fungsi mengadili (rechtsprekende functie);  fungsi pengawasan (controlerende functie);  fungsi memberi nasihat (advieserende functie);  fungsi mengatur (regelende functie);  fungsi menguji materiil (materiel toetsingrecht). Fungsi d dan e hanya dimiliki oleh Mahkamah Agung, fungsi a, b, c selain dimiliki Mahkamah Agung juga dimiliki oleh pengadilan lain dibawah Mahkamah Agung
  • 7. SEJARAH KEKUASAAN KEHAKIMAN DI INDONESIA  Keadaan Era Orde lama Pada saat pembentukan kabinet pertama di lingkungan Eksekutif telah dibentuk Departemen Kehakiman; 1. Terbit UU RI No. 19 tahun 1964 Tentang Pokok Kekuasaan kehakiman; 2. Terbit UU RI No. 13 tahun 1965 Tentang Pengadilan dan Lingkungan Peradilan dan mahkamah Agung. Disebutkan pembinaan teknis administratif dan finansial para hakim dilakukan oleh Departemen Kehakiman, Departemen Agama, dan Departemen di Lingkungan ABRI  Keadaan Era Orde Baru Wujudnya : UU RI No. 14 Tahun 1970 Tentang Pokok- pokok Kekuasaan Kehakiman Pasal 10 ayat (1) Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Umum, Peradilan Militer, Peradilan Agama, dan Peradilan Tata Usaha Negara; Pasal 11 ayat (1) badan-badan yang melakukan peradilan tersebut pada Pasal 10 ayat (1) organisatoris, administratif, dan finansial ada di bawah kekuasaan masing- masing departemen yang bersangkutan.
  • 8.  Keadaan Pasca Reformasi Dalam UU RI No. 35 tahun 1999 Tentang Perubahan Atas UU RI Nomor 14 Tahun 1970 Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman, secara organisatoris, administratif, dan finansial berada di bawah kekuasaan Mahkamah Agung. Namun mengenai organisasi, administrasi, dan finansial masih akan diatur lebih lanjut dengan Undang-undang. Pengalihan tersebut dilaksanakan secara bertahap, paling lama 5 tahun sejak UU berlaku yaitu pada 31 Agustus 2004. Sedangkan pengalihan organisasi, administrasi, dan finansial Peradilan Agama waktunya tidak ditentukan. (Sudikno Mertokusumo) Pasal 1 angka 1 UU RI Nomor 4 Tahun 2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman “kekuasaan Kehakiman adalah kekuasaan Negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila, demi terselenggaranya Negara Hukum Republik Indonesia”. Pasal 1 angka 1 UU RI Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman “Kekuasaan Kehakiman adalah kekuasaan Negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, demi terselenggaranya Negara Hukum Republik Indonesia.”X
  • 9.
  • 10. MAHKAMAH AGUNG  Merupakan pengadilan negara tertinggi dari keempat lingkungan peradilan  Kewenangan:  mengadili pada tingkat kasasi terhadap putusan yang diberikan pada tingkat terakhir oleh semua pengadilan di semua lingkungan peradilan yang berada di bawah Mahkamah agung;  menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang; dan  kewenangan lainnya yang diberikan undang-undang.
  • 11.  Pernyataan tidak berlaku peraturan perundang-undangan sebagai hasil pengujian dapat diambil baik dalam pemeriksaan tingkat kasasi maupun berdasarkan permohonan langsung kepada Mahkamah Agung.  Mahkamah Agung melakukan pengawasan tertinggi atas perbuatan pengadilan dalam lingkungan peradilan yang berada di bawahnya berdasarkan ketentuan undang-undang.
  • 12. MAHKAMAH KONSTITUSI (UU RI No. 8/ 2011 jo. UU RI No. 24/ 03)  Menguji UU terhadap UUD 1945;  Memutus sengketa kewenangan lembaga Negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD 1945;  Memutus pembubaran partai politik;  Memutus perselisihan tentang hasil Pemilu.
  • 13. PERADILAN UMUM (UU RI No. 51/ 09)  Susunan Pengadilan;  Kekuasaan Pengadilan;  Pengadilan khusus;  Hakim ad hoc;  Pengawasan Hakim;  Hak Hakim;  Panitera;  Juru Sita;  Kewajiban pemberian akses informasi dan salinan Putusan;  Biaya perkara;  Bantuan Hukum.
  • 14. PERADILAN KHUSUS  Pengadilan Anak  Anak adalah bagian dari generasi muda sebagai salah satu sumber daya manusia yang merupakan potensi dan penerus cita-cita perjuangan bangsa;  Anak memiliki peranan yang strategis dan mempunyai ciri serta sifat khusus, memerlukan pembinaan dan perlindungan dalam rangka menjamin pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental, dan sosial;  Sehingga untuk melaksanakan pembinaan dan memberikan perlindungan terhadap anak, diperlukan dukungan baik dalam bentuk penyelenggaraan pengadilan bagi anak secara khusus.  Kompetensi Memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara pidana dalam hal perkara anak nakal. Unsur anak nakal adalah :  Umur 8 hingga 18 tahun;  Melakukan tindak pidana;  Melakukan perbuatan yang dinyatakan terlarang bagi anak, baik menurut peraturan perundang- undangan maupun peraturan hukum lain yang hidup di masyarakat;
  • 15.  Pengadilan Hubungan Industrial  Tingkat pertama mengenai perselisihan hak;  Tingkat pertama dan terakhir mengenai perselisihan kepentingan;  Tingkat pertama mengenai perselisihan PHK;  Tingkat pertama dan terakhir mengenai perselisihan antar serikat pekerja/ serikat buruh dalam satu perusahaan  Pengadilan Niaga 22 April 1998 : Perpu 1/ 1998 Tentang Perubahan UU Kepailitan, yang kemudian disahkan menjadi UU RI No. 4/ 1998 Tentang Kepailitan Kompetensi : kepailitan, HKI (Cipta, Merek, Paten, Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu)
  • 16.  Pengadilan HAM (UU RI No. 26/ 2000)  sebagai upaya pemulihan atas pelanggaran ham berat yang merupakan extra ordinary crimes dan berdampak secara luas baik secara nasional maupun internasional, pelanggaran mana yang bukan merupakan delicht yang diatur dalam KUHP, serta pelanggaran tersebut menimbulkan kerugian baik materiil maupun immateriil berupa perasaan tidak aman baik bagi perseorangan maupun masyarakat;  Terhadap perkara pelanggaran ham berat diperlukan langkah-langkah penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan yang bersifat khusus;  Mengadili perkara pelanggaran ham berat yang dilakukan dalam batas teritorial Indonesia (Pasal 4 UU Pengadilan HAM);  Mengadili perkara pelanggaran ham berat yang dilakukan di luar batas teritorial Indonesia yang dilakukan oleh WNI (Pasal 5 UU Pengadilan HAM);  Pelanggaran ham berat tersebut dilakukan oleh seseorang yang pada saat pelanggaran tersebut dilakukan, ia telah berumur lebih dari 18 (delapan belas) tahun (a contrario Pasal 6 UU Pengadilan HAM);
  • 17.  Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Pengelompokan jenis atau bentuk TPK : 1. Kerugian keuangan Negara; 2. Suap menyuap; 3. Penggelapan dalam jabatan; 4. Pemerasan; 5. Perbuatan curang; 6. Benturan kepentingan dalam pengadaan; 7. Gratifikasi. Jenis Tindak Pidana Lain Yang Berkaitan Dengan TPK 1. Merintangi proses pemeriksaan perkara korupsi; 2. Tidak memberi keterangan atau memberi keterangan yang tidak benar; 3. Bank yang tidak memberikan keterangan rekening tersangka; 4. Saksi atau ahli yang tidak memberi keterangan atau memberi keterangan palsu; 5. Orang yang memegang rahasia jabatan tidak memberikan keterangan atau memberi keterangan palsu; 6. Saksi yang membuka identitas pelapor.
  • 18. PENGADILAN TATA USAHA NEGARA Perlindungan Hukum Administrasi  Perbuatan hukum publik tersebut meskipun telah diatur berdasarkan norma hukum, namun tidak selamanya berjalan adil dan sesuai dengan norma yang berlaku. Sangat dimungkinkan pada saat-saat tertentu rakyat menjadi terganggu atau terlanggar haknya. Hal inilah yang memunculkan perlunya fungsi perlindungan hukum administrasi. Macam :  Perlindungan hukum preventif (preventieve rechtbescherming), macamnya yaitu :  Pengawasan;  Pengesahan atau persetujuan (goedkeuring);  Keterbukaan pemerintah (openbaarheid van bestuur);  Peran serta warga negara (inspraak);  Ombudsman.  Perlindungan hukum represif, macamnya yaitu :  Upaya administratif (administratief beroep);  Peradilan administrasi (administratief rechtspraak).
  • 19. PENGADILAN PAJAK (UU RI No. 16/ 09 jo. UU RI No. 14/ 02) Kekuasaan kehakiman di Indonesia bagi wajib pajak atau penanggung pajak yang mencari keadilan terhadap sengeta pajak; Sengketa pajak : sengketa yang timbul di bidang perpajakan antara wajib pajak dengan pejabat sebagai akibat dikeluarkannya keputusan yang dapat diajukan banding atau gugatan kepada pengadilan pajak termasuk gugatan atas pelaksanaan penagihan berdasarkan UU dan penagihan dengan surat paksa; Kedudukan di ibu kota Negara, namun persidangan dilakukan di tempat kedudukan serta tempat lain berdasarkan ketetapan Ketua Pengadilan Pajak; Penjelasan Pasal 9A ayat (1) UU Peratun jo. Pasal 27 ayat (2) UU RI. No. 16/ 09
  • 20. PENGADILAN MILITER  Mengadili tindak pidana yang dilakukan oleh seseorang yang pada waktu melakukan tindak pidana adalah: a. Prajurit; b. yang berdasarkan undang-undang dipersamakan dengan Prajurit; c. anggota suatu golongan atau jawatan atau badan atau yang dipersamakan atau dianggap sebagai Prajurit berdasarkan undang-undang; d. seseorang yang tidak masuk golongan pada huruf a, huruf b, dan huruf c tetapi atas keputusan Panglima dengan persetujuan Menteri Kehakiman harus diadili oleh suatu Pengadilan dalam lingkungan peradilan militer.
  • 21.  Memeriksa, memutus, dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Angkatan Bersenjata;  Menggabungkan perkara gugatan ganti rugi dalam perkara pidana yang bersangkutan atas permintaan dari pihak yang dirugikan sebagai akibat yang ditimbulkan oleh tindak pidana yang menjadi dasar dakwaan, dan sekaligus memutus kedua perkara tersebut dalam satu putusan.  Pengadilan dalam lingkungan peradilan militer terdiri dari: a. Pengadilan Militer; b. Pengadilan Militer Tinggi; c. Pengadilan Militer Utama; dan d. Pengadilan Militer Pertempuran.  Oditurat terdiri dari: a. Oditurat Militer; b. Oditurat Militer Tinggi; c. Oditurat Jenderal; dan d. Oditurat Militer Pertempuran
  • 22. PENGADILAN AGAMA (UU RI No. 50/ 09 jo. UU RI No. 3/ 06 jo. UU RI No. 7/ 1989)  Pengadilan agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang: a. perkawinan; b. waris; c. wasiat; d. hibah; e. wakaf; f. zakat; g. infaq; h. shadaqah; dan i. ekonomi syari'ah.
  • 23. KOMISI YUDISIAL (UU RI No. 18/ 2011 jo. UU RI No. 22/ 04)  Mengusulkan pengangkatan Hakim Agung kepada DPR;  Menegakkan keluhuran martabat serta menjaga perilaku hakim.
  • 24. BADAN-BADAN PERADILAN SEMU Undang-undang secara eksplisit telah menentukan ciri-ciri dari lembaga peradilan. Pembentukan lembaga peradilan khusus tetap dimungkinkan sepanjang masih berada di bawah naungan peradilan umum dan dibentuk berdasarkan Undang-undang; Badan-badan peradilan semu ialah badan independen yang menyelesaikan sengketa seperti : KPPU; Badan arbitrase (misalnya : BANI); BPSK; Ombudsman; Mahkamah Pelayaran.