Model GKM 3P Gugus Kendali Mutu - sebuah contohAa Renovit
Gugus Kendali Mutu Peningkatan Percepatan Produktivitas (GKM 3P) dibentuk dalam rangka mempercepat peningkatan produktivitas kerja terutama di Industri Kecil Menengah, dalam rangka menghadapi tuntutan dan harapan pelanggan. Oleh karena itu Industri Kecil Menengah harus meningkatkan konsistensi proses produksi, efisiensi biaya, motivasi serta sikap SDM, dan produktivitas, sehingga perusahaan Industri Kecil Menengah dapat berkompetisi era globalisasi perdagangan.
Gugus kendali mutu, merupakan mekanisme formal dan dilembagakan guna mencari pemecahan persoalan dengan memberikan tekanan pada partisipasi dan kretivitas di antara SDM sebagai karyawan/pegawai baik dalam organisasi pemerintah maupun swasta. Kelompok kecil pegawai terlibat dalam suatu proses pengkajian bersama untuk menyikapinya, dan memecahkan persoalan yang berkaitan dengan pekerjaan. Setiap gugus juga bertindak sebagai mekanisme pemantau yang membantu organisasi dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan memantau kesempatan. Mekanisme tersebut meneliti lingkungan sekitarnya untuk melihat kesempatan,tidak menunggu bergerak kalau persoalan timbul, dan tidak menunggu bergerak kalau persoalan timbul,dan tidak menghentikan kegiatannya kalau persoalan telah ditemukan dan dipercahkan. Itu berarti bahwa, untuk kebaikan organisasi sebesar-besarnya, gugus kendali mutu harus bekerja terus-menerus dan tidak tergantung pada proses produksi.
Upaya untuk meingkatkan mutu dan produktivitas serta kinerja suatu satuan kerja naik dunia usaha maupun birokrasi,perlu dilaksanakan terus menerus sedemikian sehingga dapat berfungsi dan mencapai tujuan secara optimal. Sejak dahulu,terutama di Eropa dan Amerika Serikat dikembangkan konsep manajemen dan organisasi yang bertujuan menungkatkan kinerja organisasi. Antara lain dapat dikemukakan adalah konsep Max Weber tentang birokrasi. Konsep Taylor tentang Manajemen Ilmiah,Fanyol dengan empat belas prinsip,serta konsep perilaku manusia yang mengutamakan motivasi dan pendekatan demokrasi. Konsep serta prinsip organisasi dan manajemen ini, telah mampu menungkatkan efisiensi dan organisasi baik pada perusahaan, pemerintah, dan organisasi sosial. Total Quality Control (pengendalian mutu terpadu) diprakrasai oleh Dr.J.M. Juran dan Dr.E.W. deming dan dikembangkan di Jepang oleh Kaora Ishitawa dengan menerapkan Quality Control Circle (QCC) atau Gugus Kendali Mutu.
Gugus kendali mutu, merupakan mekanisme formal dan dilembagakan guna mencari pemecahan persoalan dengan memberikan tekanan pada partisipasi dan kretivitas di antara SDM sebagai karyawan/pegawai baik dalam organisasi pemerintah maupun swasta. Kelompok kecil pegawai terlibat dalam suatu proses pengkajian bersama untuk menyikapinya, dan memecahkan persoalan yang berkaitan dengan pekerjaan. Setiap gugus juga bertindak sebagai mekanisme pemantau yang membantu organisasi dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan memantau kesempatan. Mekanisme tersebut meneliti lingkungan sekitarnya untuk melihat kesempatan,tidak menunggu bergerak kalau persoalan timbul, dan tidak menunggu bergerak kalau persoalan timbul,dan tidak menghentikan kegiatannya kalau persoalan telah ditemukan dan dipercahkan. Itu berarti bahwa, untuk kebaikan organisasi sebesar-besarnya, gugus kendali mutu harus bekerja terus-menerus dan tidak tergantung pada proses produksi.
Upaya untuk meingkatkan mutu dan produktivitas serta kinerja suatu satuan kerja naik dunia usaha maupun birokrasi,perlu dilaksanakan terus menerus sedemikian sehingga dapat berfungsi dan mencapai tujuan secara optimal. Sejak dahulu,terutama di Eropa dan Amerika Serikat dikembangkan konsep manajemen dan organisasi yang bertujuan menungkatkan kinerja organisasi. Antara lain dapat dikemukakan adalah konsep Max Weber tentang birokrasi. Konsep Taylor tentang Manajemen Ilmiah,Fanyol dengan empat belas prinsip,serta konsep perilaku manusia yang mengutamakan motivasi dan pendekatan demokrasi. Konsep serta prinsip organisasi dan manajemen ini, telah mampu menungkatkan efisiensi dan organisasi baik pada perusahaan, pemerintah, dan organisasi sosial. Total Quality Control (pengendalian mutu terpadu) diprakrasai oleh Dr.J.M. Juran dan Dr.E.W. deming dan dikembangkan di Jepang oleh Kaora Ishitawa dengan menerapkan Quality Control Circle (QCC) atau Gugus Kendali Mutu.
GKM permata sutra- studi kasus contoh risalah - Gugus Kendali MutuAa Renovit
GKM adalah suatu sistim dalam manajemen usaha yang ditujukan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas dan mutu produksi, dalam rangka meningkatkan daya-saing produk yang dihasilkan.
Contoh Risalah Improvement Quality Control Circle (QCC) Manufactur - Tema "Menurunkan Lost time Mold Trouble shoot Coating Karena Wire brush upper side"
Model GKM 3P Gugus Kendali Mutu - sebuah contohAa Renovit
Gugus Kendali Mutu Peningkatan Percepatan Produktivitas (GKM 3P) dibentuk dalam rangka mempercepat peningkatan produktivitas kerja terutama di Industri Kecil Menengah, dalam rangka menghadapi tuntutan dan harapan pelanggan. Oleh karena itu Industri Kecil Menengah harus meningkatkan konsistensi proses produksi, efisiensi biaya, motivasi serta sikap SDM, dan produktivitas, sehingga perusahaan Industri Kecil Menengah dapat berkompetisi era globalisasi perdagangan.
Gugus kendali mutu, merupakan mekanisme formal dan dilembagakan guna mencari pemecahan persoalan dengan memberikan tekanan pada partisipasi dan kretivitas di antara SDM sebagai karyawan/pegawai baik dalam organisasi pemerintah maupun swasta. Kelompok kecil pegawai terlibat dalam suatu proses pengkajian bersama untuk menyikapinya, dan memecahkan persoalan yang berkaitan dengan pekerjaan. Setiap gugus juga bertindak sebagai mekanisme pemantau yang membantu organisasi dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan memantau kesempatan. Mekanisme tersebut meneliti lingkungan sekitarnya untuk melihat kesempatan,tidak menunggu bergerak kalau persoalan timbul, dan tidak menunggu bergerak kalau persoalan timbul,dan tidak menghentikan kegiatannya kalau persoalan telah ditemukan dan dipercahkan. Itu berarti bahwa, untuk kebaikan organisasi sebesar-besarnya, gugus kendali mutu harus bekerja terus-menerus dan tidak tergantung pada proses produksi.
Upaya untuk meingkatkan mutu dan produktivitas serta kinerja suatu satuan kerja naik dunia usaha maupun birokrasi,perlu dilaksanakan terus menerus sedemikian sehingga dapat berfungsi dan mencapai tujuan secara optimal. Sejak dahulu,terutama di Eropa dan Amerika Serikat dikembangkan konsep manajemen dan organisasi yang bertujuan menungkatkan kinerja organisasi. Antara lain dapat dikemukakan adalah konsep Max Weber tentang birokrasi. Konsep Taylor tentang Manajemen Ilmiah,Fanyol dengan empat belas prinsip,serta konsep perilaku manusia yang mengutamakan motivasi dan pendekatan demokrasi. Konsep serta prinsip organisasi dan manajemen ini, telah mampu menungkatkan efisiensi dan organisasi baik pada perusahaan, pemerintah, dan organisasi sosial. Total Quality Control (pengendalian mutu terpadu) diprakrasai oleh Dr.J.M. Juran dan Dr.E.W. deming dan dikembangkan di Jepang oleh Kaora Ishitawa dengan menerapkan Quality Control Circle (QCC) atau Gugus Kendali Mutu.
Gugus kendali mutu, merupakan mekanisme formal dan dilembagakan guna mencari pemecahan persoalan dengan memberikan tekanan pada partisipasi dan kretivitas di antara SDM sebagai karyawan/pegawai baik dalam organisasi pemerintah maupun swasta. Kelompok kecil pegawai terlibat dalam suatu proses pengkajian bersama untuk menyikapinya, dan memecahkan persoalan yang berkaitan dengan pekerjaan. Setiap gugus juga bertindak sebagai mekanisme pemantau yang membantu organisasi dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan memantau kesempatan. Mekanisme tersebut meneliti lingkungan sekitarnya untuk melihat kesempatan,tidak menunggu bergerak kalau persoalan timbul, dan tidak menunggu bergerak kalau persoalan timbul,dan tidak menghentikan kegiatannya kalau persoalan telah ditemukan dan dipercahkan. Itu berarti bahwa, untuk kebaikan organisasi sebesar-besarnya, gugus kendali mutu harus bekerja terus-menerus dan tidak tergantung pada proses produksi.
Upaya untuk meingkatkan mutu dan produktivitas serta kinerja suatu satuan kerja naik dunia usaha maupun birokrasi,perlu dilaksanakan terus menerus sedemikian sehingga dapat berfungsi dan mencapai tujuan secara optimal. Sejak dahulu,terutama di Eropa dan Amerika Serikat dikembangkan konsep manajemen dan organisasi yang bertujuan menungkatkan kinerja organisasi. Antara lain dapat dikemukakan adalah konsep Max Weber tentang birokrasi. Konsep Taylor tentang Manajemen Ilmiah,Fanyol dengan empat belas prinsip,serta konsep perilaku manusia yang mengutamakan motivasi dan pendekatan demokrasi. Konsep serta prinsip organisasi dan manajemen ini, telah mampu menungkatkan efisiensi dan organisasi baik pada perusahaan, pemerintah, dan organisasi sosial. Total Quality Control (pengendalian mutu terpadu) diprakrasai oleh Dr.J.M. Juran dan Dr.E.W. deming dan dikembangkan di Jepang oleh Kaora Ishitawa dengan menerapkan Quality Control Circle (QCC) atau Gugus Kendali Mutu.
GKM permata sutra- studi kasus contoh risalah - Gugus Kendali MutuAa Renovit
GKM adalah suatu sistim dalam manajemen usaha yang ditujukan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas dan mutu produksi, dalam rangka meningkatkan daya-saing produk yang dihasilkan.
Contoh Risalah Improvement Quality Control Circle (QCC) Manufactur - Tema "Menurunkan Lost time Mold Trouble shoot Coating Karena Wire brush upper side"
Kaizen adalah pondasi awal sebuah perusahaan yang ingin berkembang dan berorientasi maju.Sistem dimana jika dapat berjalan dengan konsisten diterapkan akan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
Pun dapat diterapkan dalamkehidupan kita sehari2 misalnya,di rumah, di sekolah, di lingkungan RT dll.
Ini adalah slide presentasi saya saat Konvensi QCC dan SS. Temanya adalah Mengurangi Man Hour Work dalam proses pengerjaan Entry Data Cuti Karyawan. Semoga menginspirasi teman-teman untuk berinovasi.
GKM super (PT. Laksana Tekhnik Makmur) animasi contoh risalahAa Renovit
GKM adalah suatu sistim dalam manajemen usaha yang ditujukan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas dan mutu produksi, dalam rangka meningkatkan daya-saing produk yang dihasilkan.
A quality circle is a participatory management technique that enlists the help of employees in solving problems related to their own jobs. Circles are formed of employees working together in an operation who meet at intervals to discuss problems of quality and to devise solutions for improvements.
Menjaga peralatan tertata rapi dan bersih demikian juga dgn manusia dan aspek-2 yg berhubungan dengan ketidakteraturan, Manajemen visual dan standarisasi 5R
Reduce Liquid Natural Gas Consumption Rate at Ladle Preheating ProcessDeanMardilan
Statistics:
LNG Consumption target is 50 m3/ton
Business Problems:
Based on monthly performance the consumption always exceeded 50 m3/ton output.
The Players:
Utility Operators and Supervisors, Utility Manager and Assistant manager, Steel Making Operators and Supervisors, Steel Making Manager and Assistant Manager, Technical Advisors from Mitsubishi Steel.
Solution:
1. Identified which process consumed the most which is Ladle Preheating Process
2. Did genba/site visit, I collected all information needed regarding this particular process and i found apparently no SOP to be found as how long this process should take. The existing practice was 24 hour long preheating.
3. By understanding the first law of thermodynamics, i understood after a a targeted temperature reached there should be a time where the whole system has reached equilibrium, so it might not need 24 hour long process
4. Did emphirical analysis using correlation and regression as a mean to help predict the ideal preheating time. Took hundreds of data points to make sure that it would represent the central limit theorem
Result/Outcome:
From 24 hour preheating long we managed to reduce the time to 18 hour long. So 6 hours LNG consumption rate reduction per day per prehater - there are 5 preheaters. Which equivalent to around 600 hours consumption rate per month. We also successfully proved that no negative impact to whole process (the molten steel temperature remain relatively constant/no temperature drop from pouring to the next process).
Benefits:
By reducing the amount of LNG consumption we saved around 1 billion rupiahs annually.
Kaizen adalah pondasi awal sebuah perusahaan yang ingin berkembang dan berorientasi maju.Sistem dimana jika dapat berjalan dengan konsisten diterapkan akan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
Pun dapat diterapkan dalamkehidupan kita sehari2 misalnya,di rumah, di sekolah, di lingkungan RT dll.
Ini adalah slide presentasi saya saat Konvensi QCC dan SS. Temanya adalah Mengurangi Man Hour Work dalam proses pengerjaan Entry Data Cuti Karyawan. Semoga menginspirasi teman-teman untuk berinovasi.
GKM super (PT. Laksana Tekhnik Makmur) animasi contoh risalahAa Renovit
GKM adalah suatu sistim dalam manajemen usaha yang ditujukan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas dan mutu produksi, dalam rangka meningkatkan daya-saing produk yang dihasilkan.
A quality circle is a participatory management technique that enlists the help of employees in solving problems related to their own jobs. Circles are formed of employees working together in an operation who meet at intervals to discuss problems of quality and to devise solutions for improvements.
Menjaga peralatan tertata rapi dan bersih demikian juga dgn manusia dan aspek-2 yg berhubungan dengan ketidakteraturan, Manajemen visual dan standarisasi 5R
Reduce Liquid Natural Gas Consumption Rate at Ladle Preheating ProcessDeanMardilan
Statistics:
LNG Consumption target is 50 m3/ton
Business Problems:
Based on monthly performance the consumption always exceeded 50 m3/ton output.
The Players:
Utility Operators and Supervisors, Utility Manager and Assistant manager, Steel Making Operators and Supervisors, Steel Making Manager and Assistant Manager, Technical Advisors from Mitsubishi Steel.
Solution:
1. Identified which process consumed the most which is Ladle Preheating Process
2. Did genba/site visit, I collected all information needed regarding this particular process and i found apparently no SOP to be found as how long this process should take. The existing practice was 24 hour long preheating.
3. By understanding the first law of thermodynamics, i understood after a a targeted temperature reached there should be a time where the whole system has reached equilibrium, so it might not need 24 hour long process
4. Did emphirical analysis using correlation and regression as a mean to help predict the ideal preheating time. Took hundreds of data points to make sure that it would represent the central limit theorem
Result/Outcome:
From 24 hour preheating long we managed to reduce the time to 18 hour long. So 6 hours LNG consumption rate reduction per day per prehater - there are 5 preheaters. Which equivalent to around 600 hours consumption rate per month. We also successfully proved that no negative impact to whole process (the molten steel temperature remain relatively constant/no temperature drop from pouring to the next process).
Benefits:
By reducing the amount of LNG consumption we saved around 1 billion rupiahs annually.
Teknologi Surface Mount yang disingkat SMT adalah teknologi Komponen elektronika Terintegrasi dengan cara peletakan (Mount) komponen secara langsung pada permukaan (Surface) PCB. Teknologi ini menggantikan teknologi sebelumnya, yakni teknologi Through hole, dimana dalam pemasangannya dilakukan proses pelubangan pada PCB.
Gugus Kendali Mutu (GKM) model ELMA (enam langkah)Aa Renovit
Gugus kendali mutu, merupakan mekanisme formal dan dilembagakan guna mencari pemecahan persoalan dengan memberikan tekanan pada partisipasi dan kretivitas di antara SDM sebagai karyawan/pegawai baik dalam organisasi pemerintah maupun swasta. Kelompok kecil pegawai terlibat dalam suatu proses pengkajian bersama untuk menyikapinya, dan memecahkan persoalan yang berkaitan dengan pekerjaan. Setiap gugus juga bertindak sebagai mekanisme pemantau yang membantu organisasi dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan memantau kesempatan. Mekanisme tersebut meneliti lingkungan sekitarnya untuk melihat kesempatan,tidak menunggu bergerak kalau persoalan timbul, dan tidak menunggu bergerak kalau persoalan timbul,dan tidak menghentikan kegiatannya kalau persoalan telah ditemukan dan dipercahkan. Itu berarti bahwa, untuk kebaikan organisasi sebesar-besarnya, gugus kendali mutu harus bekerja terus-menerus dan tidak tergantung pada proses produksi.
Upaya untuk meingkatkan mutu dan produktivitas serta kinerja suatu satuan kerja naik dunia usaha maupun birokrasi,perlu dilaksanakan terus menerus sedemikian sehingga dapat berfungsi dan mencapai tujuan secara optimal. Sejak dahulu,terutama di Eropa dan Amerika Serikat dikembangkan konsep manajemen dan organisasi yang bertujuan menungkatkan kinerja organisasi. Antara lain dapat dikemukakan adalah konsep Max Weber tentang birokrasi. Konsep Taylor tentang Manajemen Ilmiah,Fanyol dengan empat belas prinsip,serta konsep perilaku manusia yang mengutamakan motivasi dan pendekatan demokrasi. Konsep serta prinsip organisasi dan manajemen ini, telah mampu menungkatkan efisiensi dan organisasi baik pada perusahaan, pemerintah, dan organisasi sosial. Total Quality Control (pengendalian mutu terpadu) diprakrasai oleh Dr.J.M. Juran dan Dr.E.W. deming dan dikembangkan di Jepang oleh Kaora Ishitawa dengan menerapkan Quality Control Circle (QCC) atau Gugus Kendali Mutu.
Laporan Kerja Praktek - PT. Inti Ganda PerdanaRidwan Arifin
Proses Unboxing Part CKD, Penetapan Jumlah Tenaga Kerja Optimal Pos Unboxing Part dengan Metode Standarisasi Kerja Tipe 3, dan Pembuatan S.O.P Penempatan Part Axle Shaft dengan Mekanisme FIFO pada Warehouse PT. Inti Ganda Perdana (2015)
Dalam dunia manufaktur, proses permesinan merupakan proses yang sangat penting dalam pembuatan dan pembentukan suatu material. Pada proses permesinan material dibentuk dengan cara dipotong, cara pemotongan yang dilakukan yaitu dengan menggunakan mata potong (Cutting tool). Untuk dapat melakukan proses pemotongan tentunya dibutuhkan alat bantu yang dapat digunakan untuk melakukan proses pemotongan. Salah satu teknik pemotongan dalam proses permesinan adalah proses drilling. Drilling merupakan salah satu teknik pemotongan dalam proses permesinan dengan cara memotong benda kerja menjadi sebuah lubang silindris. Proses drilling adalah proses yang membutuhkan hasil ukuran pengerjaan yang akurat. Ragum sangat berperan penting dalam proses permesinan baik proses milling, drilling, dll. Ragum berfungsi untuk menahan profil dari gaya yang ditimbulkan dari proses permesinan tersebut. Ragum juga berpengaruh terhadapa hasil permesinan (Rahmatullah, dkk, 2012). Namun pada PT. Sinar Muda Teknik memiliki kendala yaitu terbatas jumlahnya ragum dan menyulitkan pekerja pada saat proses setup berlangsung sehingga membuat lama pada proses produksi. Maka kami, membuat suatu alat bantu yang lebih mudah dalam proses setup dan dapat menghemat waktu yaitu dengan membuat alat bantu klem. Pengertian alat bantu itu sendiri adalah alat yang digunakan untuk menempatkan dan memegang benda kerja sewaktu proses pemesinan berlangsung (Yusuf, 2019).
Acara Kegiatan Tasyakuran Jelang Keberangkatan Haji Aa Renovit
Tasyakuran Keberangkatan Haji 2017
Haji (/hædʒ/;[1] bahasa Arab: حج Ḥaǧǧ "ziarah") adalah ziarah Islam tahunan ke Mekkah, kota suci umat Islam, dan kewajiban wajib bagi umat Islam yang harus dilakukan setidaknya sekali seumur hidup mereka oleh semua orang Muslim dewasa yang secara fisik dan finansial mampu melakukan perjalanan, dan dapat mendukung keluarga mereka selama ketidakhadiran mereka.[2][3][4] Ini adalah satu dari lima Rukun Islam, di samping Syahadat, Salat, Zakat, dan Sawm. Haji adalah pertemuan tahunan terbesar orang-orang di dunia.[5][6] Keadaan yang secara fisik dan finansial mampu melakukan ibadah haji disebut istita'ah, dan seorang Muslim yang memenuhi syarat ini disebut mustati. Haji adalah demonstrasi solidaritas orang-orang Muslim, dan ketundukan mereka kepada Tuhan (Allah).[7][8] Kata Haji berarti "berniat melakukan perjalanan", yang berkonotasi baik tindakan luar dari perjalanan dan tindakan ke dalam niat.[9]
Ziarah terjadi dari tanggal 8 sampai 12 (atau dalam beberapa kasus ke 13[10]) dari Zulhijjah, bulan terakhir kalender Islam. Karena kalender Islam adalah bulan dan tahun Islam kira-kira sebelas hari lebih pendek daripada kalender Gregorian, tanggal haji Gregorian berubah dari tahun ke tahun. Hram adalah nama yang diberikan pada keadaan spiritual khusus di mana peziarah mengenakan dua lembar putih kain halus. Dan menjauhkan diri dari tindakan tertentu.[7][11][12]
Haji dikaitkan dengan kehidupan nabi Islam Muhammad dari abad ke-7, namun ritual ziarah ke Mekkah dianggap oleh umat Islam untuk meregangkan ribuan tahun sampai Ibrahim. Selama haji, peziarah bergabung dalam prosesi ratusan ribu orang, yang secara bersamaan berkumpul di Mekkah selama minggu haji, dan melakukan serangkaian ritual: setiap orang berjalan berlawanan arah jarum jam tujuh kali di sekitar Ka'bah (berbentuk kubus Bangunan dan arah doa untuk kaum Muslim), berjalan bolak-balik antara bukit-bukit Al-Safa dan Al-Marwah, minuman dari Sumur Zamzam, sampai ke dataran Gunung Arafah untuk berjaga-jaga, menghabiskan satu malam di Dataran Muzdalifah, dan melakukan rajam simbolis iblis dengan melemparkan batu ke tiga pilar. Para peziarah kemudian mencukur kepala mereka, melakukan ritual pengorbanan hewan, dan merayakan festival global tiga hari Idul Adha.[13][14][15][16]
Jamaah haji juga bisa pergi ke Mekkah untuk melakukan ritual di lain waktu sepanjang tahun. Ini kadang disebut "ziarah yang lebih rendah", atau Umrah.[17] Namun, biarpun mereka memilih untuk melakukan umrah, mereka masih diwajibkan untuk melakukan ibadah haji di lain waktu dalam hidup mereka jika mereka memiliki sarana untuk melakukannya, karena Umrah bukan pengganti haji.[18]
Industri Kecil Menengah (IKM) adalah industri yang memiliki skala industri kecil dan menengah. Menurut Peraturan Kementerian Perindustrian No. 64 tahun 2016 Diarsipkan 2019-11-11 di Wayback Machine., industri kecil adalah industri yang memiliki karyawan maksimal 19 orang, memiliki nilai investasi kurang dari 1 miliar rupiah, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.[1] Sedangkan, yang dimaksud dengan industri menengah adalah industri yang memiliki karyawan maksimal 19 orang dan nilai investasi minimal 1 miliar rupiah atau memiliki karyawan minimal 20 orang dan nilai investasi maksimal 15 miliar rupiah. Menteri Perindustrian, Airlangga Hartanto, berpendapat bahwa IKM yang mendominasi populasi industri di dalam negeri berperan penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Ini dikarenakan pertumbuhan IKM yang relatif stabil. Tidak hanya itu, kemampuan IKM untuk menyerap tenaga kerja sangat tinggi, mencapai 97,22% pada awal tahun 2016.
Pada tahun 2017, pemerintah meluncurkan program E-Smart IKM untuk memperluas pasar IKM melalui promosi online. E-Smart IKM merupakan sistem database IKM yang menyajikan informasi mengenai profil industri, sentra serta produk yang diintegrasikan dengan berbagai marketplace yang ada. Sembilan komoditas unggulan yang sedang dikembangkan pemasarannya melalui program ini yaitu kosmetik, fashion, makanan, minuman, kerajinan, perhiasan, furnitur, herbal, dan produk logam. Pemerintah bekerjasama dengan bukalapak.com untuk melaksanakan program e-smart IKM ini.
Kementerian Perindustrian Republik Indonesia disingkat Kemenperin RI adalah kementerian dalam Pemerintah Indonesia yang membidangi urusan perindustrian. Kementerian Perindustrian berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden, serta dipimpin oleh menteri yang sejak tanggal 23 Oktober 2019 dijabat oleh Agus Gumiwang Kartasasmita.
Industri adalah suatu bidang atau kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan pengolahan bahan baku atau pembuatan barang jadi di pabrik dengan menggunakan keterampilan dan tenaga kerja (bahasa Inggris: industrious) dan penggunaan alat-alat di bidang pengolahan hasil bumi, dan distribusinya sebagai kegiatan utama. Maka industri umumnya dikenal sebagai mata rantai selanjutnya dari usaha-usaha mencukupi kebutuhan (ekonomi) yang berhubungan dengan bumi, yaitu sesudah pertanian, perkebunan, dan pertambangan yang berhubungan erat dengan tanah. Kedudukan industri semakin jauh dari tanah, yang merupakan basis ekonomi, budaya, dan politik. Industri merupakan bagian dari proses produksi dan kegiatan proses produksi dalam industri itu disebut dengan perindustrian.[1]
Industri dapat juga diartikan kumpulan berbagai perusahaan yang menawarkan produk yang sama. Dengan kata lain, masing-masing produk saling mensubstitusi satu sama lain karena perusahaan menggunakan input yang sama dan menghadapi lebih kurang sekelompok pemasok dan pembeli yang sama juga.
Ordo Saudara-Saudara Santa Perawan Maria dari Gunung Karmel atau Karmelit (biasa disingkat Ordo Karmel; bahasa Latin: Ordo Fratrum Beatissimæ Virginis Mariæ de Monte Carmelo) adalah salah satu ordo keagamaan Katolik dari Katolik Roma yang didirikan pada abad ke-12 oleh para rohaniwan di Gunung Karmel. Para rohaniwan dari ordo ini menyandang nama O.Carm di belakang nama mereka.
Ordo Karmel mula-mula mengadakan kontak dengan Indonesia pada tahun 1511 ketika dua anggota mereka, Dionisius dan Redemptus, ikut serta dalam suatu kelompok dagang Portugis mengunjungi Aceh dari Malaka. Keduanya tewas dibunuh dan Gereja menyatakan mereka sebagai martir dan diperingati setiap 29 November. Ordo Karmel masuk dan bekerja di Indonesia utamanya pada tahun 1923 atas undangan resmi Propaganda Fide (Vatikan) karena desakan Serikat Yesus (SJ) yang kewalahan menangani karya misi di wilayah Vikariat Apostolik Batavia. Kepada mereka kemudian diserahkan wilayah misi Malang (dengan konsentrasi umat pada waktu itu di Pasuruan, Lawang, Malang, Jatiroto), yang kemudian mereka kembangkan sampai menjadi Keuskupan Malang. Kini mereka hadir dan berkarya di keuskupan-keuskupan Malang, Medan, Ende, Jakarta.
Pengawetan makanan adalah cara yang digunakan untuk membuat makanan memiliki daya simpan yang lama dan mempertahankan sifat-sifat fisik dan kimia makanan. Dalam mengawetkan makanan harus diperhatikan jenis bahan makanan yang diawetkan, keadaan bahan makanan, cara pengawetan, dan daya tarik produk pengawetan makanan
Pabrik adalah suatu bangunan industri besar di mana para pekerja mengolah benda atau mengawasi pemrosesan mesin dari satu produk menjadi produk lain, sehingga mendapatkan nilai tambah. Kebanyakan pabrik modern memiliki gudang atau fasilitas serupa yang besar yang berisi peralatan berat yang digunakan untuk lini perakitan. Pabrik mengumpulkan dan mengkonsentrasikan sumber daya: pekerja, modal, dan mesin industri.
Gugus Kendali Mutu (GKM) model ELMA (enam langkah - enam alat)Aa Renovit
Gugus Mutu (quality circle) atau gugus kendali mutu (quality control circle) adalah sekelompok pekerja yang melakukan pekerjaan yang sama atau serupa, yang bertemu secara rutin guna mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang terkait dengan pekerjaan mereka. Istilah ini diperkenalkan oleh Kaoru Ishikawa, ahli perilaku organisasi dari Universitas Tokyo, pada dasawarsa 1960-an, Gugus mutu populer pada sekitar tahun 1980-an, serta berlanjut dalam bentuk kelompok Kaizen dan skema partisipasi pekerja lain yang serupa.
The Imitation of Christ by Thomas a KempisAa Renovit
In Christian theology, the imitation of Christ is the practice of following the example of Jesus. In Eastern Christianity, the term life in Christ is sometimes used for the same concept.
The ideal of the imitation of Christ has been an important element of both Christian ethics and spirituality.[4] References to this concept and its practice are found in the earliest Christian documents, e.g. the Pauline Epistles.[3]
Saint Augustine viewed the imitation of Christ as the fundamental purpose of Christian life, and as a remedy for the imitation of the sins of Adam.[5][6] Saint Francis of Assisi believed in the physical as well as the spiritual imitation of Christ, and advocated a path of poverty and preaching like Jesus who was poor at birth in the manger and died naked on the cross.[7][8] Thomas à Kempis, on the other hand, presented a path to The Imitation of Christ based on a focus on the interior life and withdrawal from the world.
The theme of imitation of Christ existed in all phases of Byzantine theology, and in the 14th-century book Life in Christ Nicholas Cabasilas viewed "living one's own personal life" in Christ as the fundamental Christian virtue.
Basic Mentality adalah merupakan mentalitas dasar yang harus dipegang dan dihayati oleh Anggota GKM dalam menjalankan penerapan Pengendalian Mutu Terpadu.
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDFRajaclean
Jasa Cuci Sofa Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor, Laundry Sofa Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Jakarta Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Kulit Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Panggilan Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Di Rumah Bogor Barat Bogor, Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Fabric Bogor Barat Bogor, Laundry Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor,
Jasa cuci sofa kini semakin diminati karena kepraktisannya. Dengan menggunakan jasa ini, Anda tidak perlu repot mencuci sofa sendiri. Profesional dalam bidang ini dilengkapi dengan peralatan modern yang mampu membersihkan sofa hingga ke serat terdalam, menghilangkan kotoran dan bakteri yang tidak terlihat.
ORDER https://wa.me/6282186148884 , Pelita Mas adalah perusahaan yang bergerak di bidang Industri Beton dan Paving Block. Paving Untuk Taman, Pelita Mas Paving Block, Pengunci Paving, Pengunci Paving Block, Pinggiran Paving.
Temukan keindahan luar biasa dalam taman paving kami yang eksklusif. Dengan desain yang elegan dan tahan lama, taman paving kami menciptakan ruang luar yang memikat. Pilihlah kualitas terbaik untuk keindahan yang abadi. Jual taman paving, wujudkan taman impian Anda hari ini!
Kami melayani pengiriman ke area Kota Malang dan Kota Batu. Kami Juga melayani Berbagai Macam Pemesanan Genteng Beton dan Paving Block dalam jumlah Besar untuk keperluan Perumahan, Perkantoran, Villa, Gedung, Pembangunan Kampus, Masjid, dan lainnya.
Produk yang kami produksi terdiri dari :
1. Genteng Beton Multiline
2. Genteng Beton Urat Batu
3. Genteng Beton Royal
4. Genteng Beton Vertical
5. Wuwung Genteng
6. Paving ukuran 20x20, 10,5x21, Diagonal
7. Kanstin dan Topi Uskup
8. Pagar Panel
9. Paving Corso 50x50
10. Paving Grass Block Lubang
Untuk informasi lebih lanjut serta pemesanan, hubungi :
Pabrik Genteng Beton dan Paving Pelita Mas
Jl Raya Tlogowaru No 41, Tajinan, Kedungkandang, Malang
Hub kami via whatsapp
https://wa.me/6282186148884
Hub kami via whatsapp
https://wa.me/6282186148884
Lokasi Pabrik kami
https://maps.app.goo.gl/bmDrQ87yF6gQvHnf8
Contoh model GKM ELMA - Gugus Kendali Mutu - sebuah contoh
1. 1
Q
GUGUS KENDALI MUTU
G E L A T I K
PROPINSI JAWA TENGAH
Gerak Langkah Tepat, Inti Kemajuan
Risalah Model Elma Ke : II
Meningkatkan Hasil Produksi
Komponen Mounting Bracket DV 15 Dump Truck
2. 2
I. KONDISI UMUM.
1. Nama Perusahaan : CV GEMILANG LESTARI TEKNIK
2. Nama Pengusaha : Asep Saefudin
3. Tahun Berdiri : 27 Januari 1997
4. Jumlah Tenaga Kerja : 27 Orang
5. Nilai Investasi : 1,5 Milyar
6. Nilai Produksi/tahun : 3,5 Milyar
7. Jenis Produksi : Komponen Alat Berat ( PT. United Tractors )
8. Alamat : Jln. Cemara Sewu No.14 Adiwerna Kab. Tegal
II. KOMPETENSI USAHA.
1. Merupakan Industri Kecil dan Menengah Perlogaman Kelompok
Supporting Industri Komponen Otomotif dan Alat Berat.
2 Dalam Pengelolaan Usahanya telah menerapkan Manajemen Sistim Mutu
setara ISO TS 16949, 5.K.2.S,P.M.T serta Toyota Way.
3 Sub Contracting utama Produsen Alat Berat, PT United Tractors
Indonesia.
PROFIL PERUSAHAAN.
3. 3
SIDE LAMP BRACKHET BRACKHET LOCK BEARING HOUSE GUS SET SF
SET PLATE MOUNTING BRAKCHET SIDE LAMP COVER PLATE BIC
BPDY LOCK PDH SAFETY LOCK BRACKHET LINK KIT PLATE BIF
12 SAMPEL DARI 235 MACAM PRODUK BRACKHET.
PRODUCT BRACKHET
GEMILANG LESTARI TEKNIK
4. NO URAIAN ISIAN
1 GKM Dibentuk Tanggal 1, Bulan Juni, Tahun 2008
2 Unit Kerja
Nama Perusahaan
Alamat
Plate Working
CV GEMILANG LESTARI TEKNIK
Jl Cemara Sewu No. 14 Adiwerna
Kabupaten Tegal
Propinsi Jawa Tengah
3 Alasan Pembentukan Meningkatkan Produktivitas dan Kinerja
Karyawan
4 Nama GKM GELATIK
5 Makna GKM Gerak Langkah Tepat, Inti Kemajuan
4
PENDAHULUAN
1. DATA GUGUS KENDALI MUTU
5. 6 KEANGGOTAAN GKM.
5
Tegal 1 Juni 2008
Fasilitator/Pembimbing Pimpinan Perusahaan
S U Y A N T O ASEP SYAEFUDIN
MAHSAN
SURATNO
MUFARUDIN ANDRE.B
AGUNG MUSLIM M. EFENDI
KETUA
ANGGOTA
SEKRETARIS
6. 6
Tema : Meningkatkan Hasil Produksi Komponen Mounting Bracket DV 15
Dump Truck
Judul Masalah : Mengurangi Rejek Hasil Produk Komponen Mounting Bracket DV 15
Pada Proses Bending
Alasan Diperbaiki : Rendahnya Produktivitas dan Meningkatnya Tingkat Pemborosan Proses
(TPP) Komponen DV 15
Waktu Perbaikan : Mei – Juni 2009
Jumlah Pertemuan : 18 kali ( 1 - 2 kali setiap minggu)
BULAN
Minggu Ke
MEI JUNI
I II III IV V
Menentukan Pokok
Masalah & Target
Mencari
Penyebab Masalah
Merencanakan
Perbaikan
Melaksanakan
Perbaikan
Meneliti
Hasil Perbaikan
Standarisasi
P
D
C
A
Rencana : Realisasi :
1 s/d 18
19 s/d 23
25 s/d 5
6 s/d 10
11 s/d 27
29 s/d 30
I II III IV V
2.DATA PERTEMUAN, RENCANA DAN REALISASI
7. 7
PLATE WORKING
1.GAS CUTTING
2. PIERCHING
3.BENDING
WELDING
UTILITY Q
ALUR PROSES PRODUKSI TOTAL BRACKHET DV 15
PADA UNIT PLATE WORKING
GUDANG
TOOL&DIE
SHOP
TOTAL
MAINTENANCE
MATERIAL
8. 8
3. ALUR PROSES PRODUKSI BENDING BRACKHET DV 15
PADA UNIT PLATE WORK
1.CUTTING
2.PIERCHING
1.PENGUKURAN HASIL PIERCHING
2.PASANG BENDA KERJA
3.BENDING PRESS
4. UKUR SUDUT & LUBANG
HASIL BENDING
DV.15
PROSES AWAL PROSES BENDING
11. 11
Zero Defect
Chart p
0,00
P =0,13
∑ pn= 152
∑ n = 1524
P =0,05
P =0,10
∑ pn= 151
∑ n = 1170
∑ pn= 74
∑n = 1486
Bending
Pierching
C. Cutting
0,05
0,15
0,10
TPP
CONTROL CHART
WAKTU (TANGGAL)
1 2 4 5 6 7 8 9 11 12 13 14 15 16 18
12. PROSES MASALAH TPP % % KUM
3 Bending 0.13 46 46
1 Copy Cutting 0.10 36 82
2 Pierching 0.05 18 100
Jumlah 0.28 100
12
TPP
BENDING MACHINE
TERTINGGI
DAN PERLU DIATASI
c. CS Stratifikasi Masalah Karekteristik TPP Bagian Plate Working
Tanggal 1 s/d 18 Mei 2009
d. Diagram Pareto Masalah Karekteristik TPP Bagian Plate Working
TPP
3 1 2
46%
82%
100 %
0,05
0,10
0,15
0,20
0,25
0,30
MASALAH
0,00
13. KESIMPULAN
13
Masalah yang diangkat adalah Meningkatkan Hasil Produk Komponen Mounting
Bracket DV 15, sehingga judul risalah adalah, Mengurangi Rejek Hasil Produk
Komponen Mounting Bracket DV 15 Pada Proses Bending
dengan target perbaikan sebagai berikut :
Standar awal perbaikan Q adalah perlakuaan proses terbaik yang pernah dicapai, yaitu :
0,10, maka target dapat dihitung,
TPPt – TPPr
TPPt
Jadi targetnya adalah setiap ukuran pemborosan akan menurun sebesar 54,5%
Karekteristik TPP pada chart p = 0,13 menurun 54,5% (54,5%x 0,13 = 0,07)
Jadi target p dari 0,13 menurun 0,07 menjadi 0,06
Range pada histogram (r) =0,12, menurun 54,5% (54,5% x 0,12 = 0,06)
Jadi target r dari 0,12 menurun 0,06 menjadi 0,06
Pareto TPP bending 46 %, menurun 54,5% (54,5% x 46% = 25%)
Jadi Pareto TPP bending dari 46% menurun 25% menjadi 21%
=
0,22 – 0,10
0,22
X 100 % = 54,5 %
14. FAKTOR PENYEBAB
AKIBAT
14
Kapasitas Die Bending
belum Optimal.
Hasil bending banyak reject
Kurang ekonomis
Alat Bantu Ukur Kurang Sempurna
Tidak Efisien
Dinamisnya cara berpikir
rata rata karyawan
Leadership tidak ada
QC hanya mengandalkan Jig
& Fixture
Stroke mesin over load
Tidak Standart
komposisinya
Keras dan mudah retak
Alur proses tumpang tindih
Bertambahnya macam produk baru
5.K.2.S tidak berjalan
TINGGINYA
TPP BENDING
KOMPONEN DV 15
Sisa tenaga mesin terbuang
Langkah 2. MENCARI PENYEBAB MASALAH
Dilaksanakan pada tanggal 19 – 23 Mei 2009
MANUSIA
ALAT
METODA MATERIAL LINGKUNGAN
1
2
3
4
5
6
7
8
Tool Die Bending
Kurang sempurna
Persepsi karyawan
belum sama ( selalu
beda pendapat
Tidak sinkron
dengan proses
sebelumnya
Belum
terintgrasi
antara lubang
dan sudut
Belum ada
QC awal
dengan alat
ukur
Penyimpa
ngan
(burry)
Limit switch
tdk dikontrol
teratur
Penempat
benda kerja
tdk terartur
15. Apa Penyebabnya ? Mengapa Ditanggulangi ? Bagaimana
Caranya?
Kapan? Dimana
?
Siapa Yang
Melakukan?
ALAT ( Mesin ) :
1. Tool dies bending
kurang sempurna
2.Alat bantu ukur
material (Quality
Control) antara
proses Bending
dan Pierching
(Proses
sebelumnya) tidak
sinkron.
Kapasitas die bending
masih rendah (nilai
ekonomis rendah).
Banyak reject akibat hasil
proses sebelumnya
(pierching) yang terdapat
burry masuk pada proses
bending.
1.Dibuatkan tool dies
sesuai space dan power
yang tersedia dan
dilengkapi dengan:
a. Penjepit material dan
stoper (tool) die
bending dengan tebal
plat 9 mm, untuk
kapasitas 4 pcs/stroke.
b. Guide/penuntun pada
Die bending.
c. Dibuatkan pin gate
untuk penahan
terjadinya geseran
akibat tekanan dan
memudahkan
penyetelan pada die
block.
2. Dibuatkan Alat Bantu
Ukur yang disesuaikan
(sinkron) dengan
proses sebelumnya
(pierching), secara lebih
efisien dan ergonomis.
25 s/d 27
Mei 2009
28 Mei
2009
Bagian
Bending
Moh. Effendi
Agung Aji T
Makhsan
Muslim
Suratno
15
Langkah 3. Rencana Perbaikan
16. Apa Penyebabnya ? Mengapa Ditanggulangi ? Bagaimana
Caranya?
Kapan? Dimana? Siapa Yang
Melakukan?
3.Alat Bantu Ukur
hasil Bending
belum terintegrasi
(lubang dan sudut
masih terpisah).
METODE :
1.QC awal pada
benda kerja hanya
mengandalkan
Jig & Fixture pada
Die Bending, yang
ternyata tidak
sinkron dengan
alat bantu ukur
proses
sebelumnya.
2.Belum ada sistem
kontrol secara
teratur pada stoper
otomatis (limit
switch).
Kurang efisien dan
mengurangi ketelitian
dalam pengukuran.
Banyak terjadi kerusakan
(reject) pada hasil
bending karena hasil
proses sebelumnya (
pierching) yang terdapat
burry masuk ke proses
bending.
Terjadi penyimpangan
dan reject pada hasil
bending (sudut, luka dan
retak) akibat penekanan
berlebihan (stroke over
load) karena limit switch
bergeser.
3. Dibuatkan Alat Bantu
Ukur hasil bending
yang terintegrasi antara
lubang dan sudut
secara efisien dan
ergonomis.
1.Dilakukan QC awal
dengan menggunakan
alat bantu ukur yang
lebih sinkron (akurasi,
efisiensi dan
ergonomis) dengan
proses sebelumnya
(pierching).
2. Dilakukan pengontrolan
, ketepatan posisi limit
switch (Instaling) pada
setiap 40 kali
penekanan ,sekaligus
pengecekan optional
dan tool Die Bending
yang ada.
29 Mei
2009
30 Mei s/d
1 Juni
2009
Bagian
Bending
Bagian
Bending
Mufarudin
Andre
Muslim
Makhsan
Agung Aji T
16
17. Apa Penyebabnya ? Mengapa Ditanggulangi ? Bagaimana
Caranya?
Kapan? Dimana
?
Siapa Yang
Melakukan?
MATERIAL :
Penyimpangan pada
permukaan (Burry)
dari hasil proses
sebelumnya
(pierching).
Menghindari kerusakan
(reject) pada hasil
bending (terjadinya
lubang oval dan
penyimpangan sudut ).
Dilakukan QC dengan
alat bantu ukur yang
telah disesuaikan antara
proses pierching dan
bending,serta pemisahan
material hasil kontrol
pada tempat tersendiri.
2 Juni
2009
Bagian
Bendin
g
Andre
Suratno
MANUSIA :
Persepsi/pemaham
an karyawan belum
sama
Untuk mempercepat
terwujudnya inovasi-
inovasi baru yang segera
dapat diterapkan untuk
meningkatkan
produktivitas dan kinerja
karyawan.
Melibatkan pihak
eksternal (ekspert)
sesuai kompetensinya,
sehingga dapat
menjembatani
dinamisnya cara berpikir
karyawan dalam satu
pemahaman dan persepsi
yang sama.
3 Juni
2009
Bagian
Bendin
g
Mufarudin
Agung T Aji
LINGKUNGAN :
Penempatan benda
kerja tidak teratur
dan 5.K.2.S belum
optimal
dilaksanakan
disemua unit kerja.
Untuk menghindari
penurunan produktivitas
serta kinerja karyawan
yang telah ada.
Pemisahan dan
Penempatan benda kerja
sesuai macam proses
pada tempat (palet)
tersendiri dan 5.K.2.S
dioptimalkan di semua
unit kerja (kegiatan
wajib).
4 s/d 5
Juni 2009
Bagian
Bendin
g
Muslim
Makhsan
17
18. Sebelum Sesudah
Alat :
1. Tool dies kurang sempurna.
Kapasitas Die Bending masih rendah (1.psc/langkah)
1.1. Penjepit Material (optional) Die Bending untuk
1.pcs/stroke,dengan tebal plat 6.mm.
1.Membuat tool dies sesuai space dan power tersedia yang
dilengkapi dengan:
1.1. Penjepit Material dan stoper belakang (optional) pada
Die Bending untuk 4.pcs/stroke, tebal plat .9.mm.
18
Langkah 4. Melaksanakan Perbaikan
Dilakukan tgl. 06 s/d 10 Juni 2009
Penjepit Material 4 pcs/stroke
Penjepit Material 1 pcs/stroke
guiede stroke set
Penjepit material
4.pcs/stroke
stoper material
Penjepit material
1.pcs/stroke
Plate 6 mm Hrc 45
Stoper belakang
Plate 9 mm Hrc 45
19. Sebelum Sesudah
1.2. Guide (penuntun) pada Die Bending tidak ada.
1.3.) Pemasangan Die block kurang sistimatis
(dengan welding)
.
1.2. Penambahan Guide (penuntun) pada DieBending.
1.3. Membuatkan pin Gate untuk penahan terjadinya
geseran akibat tekanan dan memudahkan penyetelan
pada die block.(Bolt).
19
Guide
PIN STOPER
BOLT
WELDING
20. Sebelum Sesudah
2. Alat bantu ukur material (Alat Quality Control) antara
proses Bending dan Pierching (Proses sebelumnya)
tidak sinkron.
3.Alat Bantu Ukur hasil Bending masih terpisah antara
lubang dan sudut (belum terintegrasi).
2. Membuat Alat Bantu Ukur yang disesuaikan (sinkron)
dengan proses sebelumnya (pierching), secara lebih
efisien dan ergonomis.
3.Membuat Alat Bantu Ukur hasil Bending yang terintegrasi
antara sudut dan lubang secara efisien dan ergonomis.
20
Ukur jarak dan diameter
luang 14 mm Ukur diameter 22mm
Ukur d. 14 mm
Ukur d. 22 mm
Ukur sudut
Ukur hasil pierching Ukur pada bending
Benda kerja
Hasil pierching
Alat bantu ukur hasil pierching
QC awal proses bending
21. 21
Sebelum Sesudah
Metoda :
1. QC awal pada benda kerja hanya mengandalkan
Jig & Fixture pada Die Bending, yang ternyata tidak
sinkron dengan alat bantu ukur proses sebelumnya
(pierching).
2. Belum ada sistem kontrol secara teratur pada Stoper
Otomatis (limit switch).
1. Melakukan QC awal dengan menggunakan alat bantu
ukur yang lebih sinkron (akurasi, efisiensi dan
ergonomis) dengan proses sebelumnya (pierching).
2. Melakukan pengontrolan ketepatan posisi limit switch
(installing) pada setiap 40 kali penekanan sekaligus
pengecekan optional dan tool die bending yang ada.
Benda kerja
Hasil pierching
Alat bantu ukur hasil pierching
QC awal proses bending
Pengontrolan penyetel stop otomatis
(limit switch) TOTAL QUALITY MAINTENANCE
Die Bending
Fixture
Alat ukur hasil pierching
Dengan mengabaikan burry
22. Sebelum Sesudah
Material
Penyimpangan pada permukaan (burry) akibat proses
pierching (proses sebelumnya).
Melakukan QC dengan alat bantu ukur yang telah
disesuaikan antara proses pierching dan bending, serta
pemisahan material hasil control pada tempat tersendiri.
Manusia
Persepsi/pemahaman karyawan belum sama
Melibatkan pihak eksternal (ekspert) sesuai
kompetensinya,sehingga dapat menjembatani dinamisnya
cara berpikr dalam satu pemahaman dan persepsi yang
sama.
22
22
palet
burry
Alat bantu ukur hasil pierching
QC awal proses bending
Benda kerja
Hasil pierching
23. Sebelum Sesudah
Lingkungan :
Penempatan benda kerja tidak teratur dan 5.K.2.S
belum optimal dilaksanakan disemua unit kerja.
Pemisahan dan Penempatan benda kerja sesuai macam
proses pada tempat (palet) tersendiri dan 5.K.2.S
dioptimalkan di semua unit kerja (kegiatan wajib).
23
palet
Tidak teratur
akibat banyaknya macam produk
26. 26
CONTROL CHART
P = 0,13
¯
∑ pn= 151
∑ n = 1170
¯
P = 0,04
¯
P = 0,06
¯
Target
Chart p’
∑ pn = 59
∑ n = 1480
Hasil yang dicapai adalah:
menurun tajam dari P = 0,13
menjadi P = 0,04.
(melebihi target)
0,00
0,05
0,10
0,15
TPP
Waktu (Tanggal)
1 2 4 5 6 7 8 9 11 12 13 14 15 16 18 11 12 13 15 16 17 18 19 20 22 23 24 25 27
26
¯
¯
27. 27
d. Diagram Pareto
c. CS TPP Bagian Plate Working Sebelum dan Sesudah Perbaikan
69%
TPP
Masalah
3 1 2
46%
82%
100 %
0,05
0,10
0,15
0,20
0,25
0,30
Prose
s
Masalah TPP % % Kum
3 Bending 0.13 46 46
1 Cutting 0.10 36 82
2 Pierching 0.05 18 100
Jumlah 0.28 100
Prose
s
Masalah TPP % % Kum
1 Cutting 0.10 53 53
2 Piercing 0.05 26 79
3 Bending 0.04 21 100
Jumlah 0.19 100
Masalah
1 2 3
53%
79%
100 %
0,05
0,10
0,15
0,20
0,25
0,30
SEBELUM SESUDAH
0,00 0,00
28. KESIMPULAN HASIL PERBAIKAN:
Kondisi Awal
Sebelum Perbaikan
Target
Perbaikan
Pencapaian
Setelah Perbaikan
• Penyebaran TPP Bending
Selama 2 Minggu
r =0,12
• Karekteristik TPP Bending
pada Chart
P= 0,13
• Pareto TPP Bending
46 % dari Total TPP
r = 0,06
p = 0,06
21%
r = 0,05 melebihi target atau
tingkat pencapaian perbaikan
sebesar = 58,3 %
P = 0,04 melebihi target atau
tingkat pencapaian perbaikan
sebesar 69,2 %
21 % dari total TPP bagian plate
working , sesuai target atau
tingkat pencapaian perbaikan
sebesar 54 %
28
29. 29
PERHITUNGAN EKONOMIS
I. PENINGKATAN KEUNTUNGAN AKIBAT PENURUNAN REJEK
a. Sebelum perbaikan (tingkat rejek 13%)
- Jumlah rejek per bulan = 13% x 2500 pcs = 325 pcs
- Nilai kerugian = 325 pcs x Rp 17.000 = Rp 5.525.000 per bulan
b. Setelah perbaikan (tingkat rejek 4%)
- Jumlah rejek per bulan = 4% x 2500 pcs = 100 pcs
- Nilai kerugian = 100 pcs x Rp 17.000 = Rp 1.700.000
Peningkatan keuntungan perusahaan akibat penurunan kerugian :
( a – b ) = Rp 5.525.000 – Rp 1.700.000 = Rp 3.825.000 per bulan
II. INVESTASI DAN BIAYA PENYUSUTAN
a. Penyempurnaan dies Rp 4.000.000
b. Penyempurnaan Alat bantu Rp 2.000.000
(Jig ukur, stopper, penjepit benda kerja, guide/penuntun)
Total biaya investasi Rp 6.000.000
Waktu Penyusutan 60 bulan (150.000 pcs)
Biaya penyusutan per bulan = Rp 6.000.000 : 60 bulan = Rp 100.000
III. PENINGKATAN KEUNTUNGAN BERSIH PERUSAHAAN PER BULAN
= Peningkatan keuntungan – biaya penyusutan
= Rp 3.825.000 – Rp 100.000
= Rp 3.725.000
30. ASPEK SEBELUM SESUDAH
KUALITAS Jumlah rejek rata-rata 13% (325 pcs dari
2500 pcs yang diproses per bulan)
Jumlah rejek menurun menjadi hanya 4%
(100 pcs dari 2500 pcs yang diproses
per bulan) dan produktifitas
meningkat
BIAYA Kerugian akibat rejek sebelum perbaikan per
bulan = 325 pcs x Rp 17.000 =
Rp 5.525.000,-
Kerugian akibat rejek menurun menjadi =
100 pcs x Rp 17.000 = Rp 1.700.000 per
bulan.
Sesudah perbaikan, perusahaan mendapat
peningkatan keuntungan sebesar
Rp 3.725.000,- per bulan (telah dikurangi
biaya penyusutan dies & alat bantu) akibat
adanya penurunan rejek.
Selalu mengalami keterlambatan
penyelesaian proses dan pengiriman ke
Pemesan akibat pekerjaan ulang.
Keterlambatan rata rata 3 hari dari
batas waktu 6 hari untuk pemesanan
550 pcs
Delivery dapat dipenuhi selama 6 hari
seperti permintaan.
30
E V A L U A S I
PENGIRIMAN
31. ASPEK SEBELUM SESUDAH
KEAMANAN Bertambahnya macam produk baru
pada proses bending yang
mengakibatkan makin sempitnya
ruang kerja operator sehingga aspek
keamanan terabaikan.
Peningkatan keselamatan kerja
(penempatan material pada
tempatnya) yang berakibat suasana
kerja yang aman dan nyaman.
MORALE Keragu-raguan dalam bertindak
karena lamanya pengambilan
keputusan yang berakibat akan
menurunkan kinerja karyawan.
Meningkatnya kinerja karyawan
yang didukung dinamisnya cara
berpikir yang terarah
SERVICE Menurunnya kepuasan pelanggan
(proses pengelasan/proses
sesudahnya) akibat rendahnya
kwalitas hasil produk bending.
Meningkatnya pemenuhan standart
mutu pengelasan (pelanggan/proses
sesudahnya).
31
32. LANGKAH 6. STANDARDISASI
32
Dilaksanakan Tgl 29 – 30 Juni 2009
1
Gunakan Die Bending yang telah disempurnakan (reverse enginering) ,dari
1 pcs/langkah menjadi 4 pcs/langkah, pada konstruksi dan alat bantunya
(optional) sebagai berikut:
ALAT
Die head
Penjepit benda kerja
Guide set
Stoper benda kerja
Benda Kerja
KONSTRUKSI DIE HASIL REVERSE ENGINERING
1.3. Pasang pin gate untuk penahan geser dan
memudahkan pemasangan
Assy road
PIN Gate
Die block
1.1. Gunakan penjepit dan stoper Material untuk
4 pcs/langkah
stoper
Plate 9 mm Hrc 45
penjepit
1.2. Tambahkan guide (penuntun) pada Die
Assy guide Holder guide
33. 33
2
3
Gunakan Alat Bantu Ukur yang disesuaikan (sinkron) dengan proses
sebelumnya (pierching), secara lebih efisien dan ergonomis.
Gunakan Alat Bantu Ukur hasil Bending yang terintegrasi antara sudut
dan lubang secara efisien dan ergonomis.
Benda kerja
Hasil pierching
Alat bantu ukur hasil pierching
QC awal proses bending
Hindari penyimpangan lubang dan jarak lubang serta burry
sebelum proses selanjutnya
Ukur d. 14 mm
Ukur d. 22 mm
Ukur sudut
Alat bantu ukur hasil bending
Hindari penyimpangan
jarak dan diameter lubang
Serta hasil sudut bending
34. 34
4
5
METODA
Lakukan QC awal dengan menggunakan alat bantu ukur yang lebih sinkron
(akurasi, efisiensi dan ergonomis) dengan proses sebelumnya (pierching).
Lakukan pengontrolan dan penyetingan kembali ketepatan posisi limit switch
(Instaling) pada setiap 40 kali penekanan ,sekaligus pengecekan optional dan
tool Die Bending yang ada.
Hindari penyimpangan lubang dan jarak lubang serta burry
sebelum proses selanjutnya
Benda kerja
Hasil pierching
Alat bantu ukur hasil pierching
QC awal proses bending
TOTAL QUALITY MAINTENANCE
35. 35
MATERIAL
Lakukan QC dengan alat bantu ukur yang telah disesuaikan antara proses
pierching dan bending, serta pemisahan material hasil control pada tempat
tersendiri.
MANUSIA
Libatkan pihak eksternal (ekspert) sesuai kompetensinya,sehingga dapat
menjembatani dinamisnya cara berpikir karyawan dalam satu pemahaman
dan persepsi yang sama.
6
7
Benda kerja
Hasil pierching
Alat bantu ukur hasil pierching
QC awal proses bending
Palet
Diskusi dengan melibatkan ekspert
36. 36
Tegal 1 Juli 2009
Persetujuan dan Pengesahan
Pimpinan Perusahaan Fasilitator Ketua
Asep Syaefudin Suyanto Machsan
LINGKUNGAN
Pisahkan dan tempatkan benda kerja sesuai macam proses pada palet tersendiri
dan 5.K.2.S dioptimalkan di semua unit kerja (kegiatan wajib).
8
37. 37
PENUTUP
DEMIKIAN SEBAGIAN PERBAIKAN YANG TELAH KAMI
LAKUKAN DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS, TIDAK
AKAN PERNAH BERHENTI KAMI PUTAR P-D-C-A, KARENA
KAMI SEPAKAT BAHWA KEMAJUAN TIDAK BERARTI BAGIAN
DARI KEBERHASILAN.
Wassalam Wr. Wb.
kami
GKM GELATIK
Q