GKM adalah suatu sistim dalam manajemen usaha yang ditujukan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas dan mutu produksi, dalam rangka meningkatkan daya-saing produk yang dihasilkan.
Model GKM 3P Gugus Kendali Mutu - sebuah contohAa Renovit
Gugus Kendali Mutu Peningkatan Percepatan Produktivitas (GKM 3P) dibentuk dalam rangka mempercepat peningkatan produktivitas kerja terutama di Industri Kecil Menengah, dalam rangka menghadapi tuntutan dan harapan pelanggan. Oleh karena itu Industri Kecil Menengah harus meningkatkan konsistensi proses produksi, efisiensi biaya, motivasi serta sikap SDM, dan produktivitas, sehingga perusahaan Industri Kecil Menengah dapat berkompetisi era globalisasi perdagangan.
Reduce Liquid Natural Gas Consumption Rate at Ladle Preheating ProcessDeanMardilan
Statistics:
LNG Consumption target is 50 m3/ton
Business Problems:
Based on monthly performance the consumption always exceeded 50 m3/ton output.
The Players:
Utility Operators and Supervisors, Utility Manager and Assistant manager, Steel Making Operators and Supervisors, Steel Making Manager and Assistant Manager, Technical Advisors from Mitsubishi Steel.
Solution:
1. Identified which process consumed the most which is Ladle Preheating Process
2. Did genba/site visit, I collected all information needed regarding this particular process and i found apparently no SOP to be found as how long this process should take. The existing practice was 24 hour long preheating.
3. By understanding the first law of thermodynamics, i understood after a a targeted temperature reached there should be a time where the whole system has reached equilibrium, so it might not need 24 hour long process
4. Did emphirical analysis using correlation and regression as a mean to help predict the ideal preheating time. Took hundreds of data points to make sure that it would represent the central limit theorem
Result/Outcome:
From 24 hour preheating long we managed to reduce the time to 18 hour long. So 6 hours LNG consumption rate reduction per day per prehater - there are 5 preheaters. Which equivalent to around 600 hours consumption rate per month. We also successfully proved that no negative impact to whole process (the molten steel temperature remain relatively constant/no temperature drop from pouring to the next process).
Benefits:
By reducing the amount of LNG consumption we saved around 1 billion rupiahs annually.
Ini adalah slide presentasi saya saat Konvensi QCC dan SS. Temanya adalah Mengurangi Man Hour Work dalam proses pengerjaan Entry Data Cuti Karyawan. Semoga menginspirasi teman-teman untuk berinovasi.
Model GKM 3P Gugus Kendali Mutu - sebuah contohAa Renovit
Gugus Kendali Mutu Peningkatan Percepatan Produktivitas (GKM 3P) dibentuk dalam rangka mempercepat peningkatan produktivitas kerja terutama di Industri Kecil Menengah, dalam rangka menghadapi tuntutan dan harapan pelanggan. Oleh karena itu Industri Kecil Menengah harus meningkatkan konsistensi proses produksi, efisiensi biaya, motivasi serta sikap SDM, dan produktivitas, sehingga perusahaan Industri Kecil Menengah dapat berkompetisi era globalisasi perdagangan.
Reduce Liquid Natural Gas Consumption Rate at Ladle Preheating ProcessDeanMardilan
Statistics:
LNG Consumption target is 50 m3/ton
Business Problems:
Based on monthly performance the consumption always exceeded 50 m3/ton output.
The Players:
Utility Operators and Supervisors, Utility Manager and Assistant manager, Steel Making Operators and Supervisors, Steel Making Manager and Assistant Manager, Technical Advisors from Mitsubishi Steel.
Solution:
1. Identified which process consumed the most which is Ladle Preheating Process
2. Did genba/site visit, I collected all information needed regarding this particular process and i found apparently no SOP to be found as how long this process should take. The existing practice was 24 hour long preheating.
3. By understanding the first law of thermodynamics, i understood after a a targeted temperature reached there should be a time where the whole system has reached equilibrium, so it might not need 24 hour long process
4. Did emphirical analysis using correlation and regression as a mean to help predict the ideal preheating time. Took hundreds of data points to make sure that it would represent the central limit theorem
Result/Outcome:
From 24 hour preheating long we managed to reduce the time to 18 hour long. So 6 hours LNG consumption rate reduction per day per prehater - there are 5 preheaters. Which equivalent to around 600 hours consumption rate per month. We also successfully proved that no negative impact to whole process (the molten steel temperature remain relatively constant/no temperature drop from pouring to the next process).
Benefits:
By reducing the amount of LNG consumption we saved around 1 billion rupiahs annually.
Ini adalah slide presentasi saya saat Konvensi QCC dan SS. Temanya adalah Mengurangi Man Hour Work dalam proses pengerjaan Entry Data Cuti Karyawan. Semoga menginspirasi teman-teman untuk berinovasi.
Gugus kendali mutu, merupakan mekanisme formal dan dilembagakan guna mencari pemecahan persoalan dengan memberikan tekanan pada partisipasi dan kretivitas di antara SDM sebagai karyawan/pegawai baik dalam organisasi pemerintah maupun swasta. Kelompok kecil pegawai terlibat dalam suatu proses pengkajian bersama untuk menyikapinya, dan memecahkan persoalan yang berkaitan dengan pekerjaan. Setiap gugus juga bertindak sebagai mekanisme pemantau yang membantu organisasi dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan memantau kesempatan. Mekanisme tersebut meneliti lingkungan sekitarnya untuk melihat kesempatan,tidak menunggu bergerak kalau persoalan timbul, dan tidak menunggu bergerak kalau persoalan timbul,dan tidak menghentikan kegiatannya kalau persoalan telah ditemukan dan dipercahkan. Itu berarti bahwa, untuk kebaikan organisasi sebesar-besarnya, gugus kendali mutu harus bekerja terus-menerus dan tidak tergantung pada proses produksi.
Upaya untuk meingkatkan mutu dan produktivitas serta kinerja suatu satuan kerja naik dunia usaha maupun birokrasi,perlu dilaksanakan terus menerus sedemikian sehingga dapat berfungsi dan mencapai tujuan secara optimal. Sejak dahulu,terutama di Eropa dan Amerika Serikat dikembangkan konsep manajemen dan organisasi yang bertujuan menungkatkan kinerja organisasi. Antara lain dapat dikemukakan adalah konsep Max Weber tentang birokrasi. Konsep Taylor tentang Manajemen Ilmiah,Fanyol dengan empat belas prinsip,serta konsep perilaku manusia yang mengutamakan motivasi dan pendekatan demokrasi. Konsep serta prinsip organisasi dan manajemen ini, telah mampu menungkatkan efisiensi dan organisasi baik pada perusahaan, pemerintah, dan organisasi sosial. Total Quality Control (pengendalian mutu terpadu) diprakrasai oleh Dr.J.M. Juran dan Dr.E.W. deming dan dikembangkan di Jepang oleh Kaora Ishitawa dengan menerapkan Quality Control Circle (QCC) atau Gugus Kendali Mutu.
Gugus kendali mutu, merupakan mekanisme formal dan dilembagakan guna mencari pemecahan persoalan dengan memberikan tekanan pada partisipasi dan kretivitas di antara SDM sebagai karyawan/pegawai baik dalam organisasi pemerintah maupun swasta. Kelompok kecil pegawai terlibat dalam suatu proses pengkajian bersama untuk menyikapinya, dan memecahkan persoalan yang berkaitan dengan pekerjaan. Setiap gugus juga bertindak sebagai mekanisme pemantau yang membantu organisasi dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan memantau kesempatan. Mekanisme tersebut meneliti lingkungan sekitarnya untuk melihat kesempatan,tidak menunggu bergerak kalau persoalan timbul, dan tidak menunggu bergerak kalau persoalan timbul,dan tidak menghentikan kegiatannya kalau persoalan telah ditemukan dan dipercahkan. Itu berarti bahwa, untuk kebaikan organisasi sebesar-besarnya, gugus kendali mutu harus bekerja terus-menerus dan tidak tergantung pada proses produksi.
Upaya untuk meingkatkan mutu dan produktivitas serta kinerja suatu satuan kerja naik dunia usaha maupun birokrasi,perlu dilaksanakan terus menerus sedemikian sehingga dapat berfungsi dan mencapai tujuan secara optimal. Sejak dahulu,terutama di Eropa dan Amerika Serikat dikembangkan konsep manajemen dan organisasi yang bertujuan menungkatkan kinerja organisasi. Antara lain dapat dikemukakan adalah konsep Max Weber tentang birokrasi. Konsep Taylor tentang Manajemen Ilmiah,Fanyol dengan empat belas prinsip,serta konsep perilaku manusia yang mengutamakan motivasi dan pendekatan demokrasi. Konsep serta prinsip organisasi dan manajemen ini, telah mampu menungkatkan efisiensi dan organisasi baik pada perusahaan, pemerintah, dan organisasi sosial. Total Quality Control (pengendalian mutu terpadu) diprakrasai oleh Dr.J.M. Juran dan Dr.E.W. deming dan dikembangkan di Jepang oleh Kaora Ishitawa dengan menerapkan Quality Control Circle (QCC) atau Gugus Kendali Mutu.
Contoh Risalah Improvement Quality Control Circle (QCC) Manufactur - Tema "Menurunkan Lost time Mold Trouble shoot Coating Karena Wire brush upper side"
Gugus kendali mutu, merupakan mekanisme formal dan dilembagakan guna mencari pemecahan persoalan dengan memberikan tekanan pada partisipasi dan kretivitas di antara SDM sebagai karyawan/pegawai baik dalam organisasi pemerintah maupun swasta. Kelompok kecil pegawai terlibat dalam suatu proses pengkajian bersama untuk menyikapinya, dan memecahkan persoalan yang berkaitan dengan pekerjaan. Setiap gugus juga bertindak sebagai mekanisme pemantau yang membantu organisasi dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan memantau kesempatan. Mekanisme tersebut meneliti lingkungan sekitarnya untuk melihat kesempatan,tidak menunggu bergerak kalau persoalan timbul, dan tidak menunggu bergerak kalau persoalan timbul,dan tidak menghentikan kegiatannya kalau persoalan telah ditemukan dan dipercahkan. Itu berarti bahwa, untuk kebaikan organisasi sebesar-besarnya, gugus kendali mutu harus bekerja terus-menerus dan tidak tergantung pada proses produksi.
Upaya untuk meingkatkan mutu dan produktivitas serta kinerja suatu satuan kerja naik dunia usaha maupun birokrasi,perlu dilaksanakan terus menerus sedemikian sehingga dapat berfungsi dan mencapai tujuan secara optimal. Sejak dahulu,terutama di Eropa dan Amerika Serikat dikembangkan konsep manajemen dan organisasi yang bertujuan menungkatkan kinerja organisasi. Antara lain dapat dikemukakan adalah konsep Max Weber tentang birokrasi. Konsep Taylor tentang Manajemen Ilmiah,Fanyol dengan empat belas prinsip,serta konsep perilaku manusia yang mengutamakan motivasi dan pendekatan demokrasi. Konsep serta prinsip organisasi dan manajemen ini, telah mampu menungkatkan efisiensi dan organisasi baik pada perusahaan, pemerintah, dan organisasi sosial. Total Quality Control (pengendalian mutu terpadu) diprakrasai oleh Dr.J.M. Juran dan Dr.E.W. deming dan dikembangkan di Jepang oleh Kaora Ishitawa dengan menerapkan Quality Control Circle (QCC) atau Gugus Kendali Mutu.
Gugus kendali mutu, merupakan mekanisme formal dan dilembagakan guna mencari pemecahan persoalan dengan memberikan tekanan pada partisipasi dan kretivitas di antara SDM sebagai karyawan/pegawai baik dalam organisasi pemerintah maupun swasta. Kelompok kecil pegawai terlibat dalam suatu proses pengkajian bersama untuk menyikapinya, dan memecahkan persoalan yang berkaitan dengan pekerjaan. Setiap gugus juga bertindak sebagai mekanisme pemantau yang membantu organisasi dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan memantau kesempatan. Mekanisme tersebut meneliti lingkungan sekitarnya untuk melihat kesempatan,tidak menunggu bergerak kalau persoalan timbul, dan tidak menunggu bergerak kalau persoalan timbul,dan tidak menghentikan kegiatannya kalau persoalan telah ditemukan dan dipercahkan. Itu berarti bahwa, untuk kebaikan organisasi sebesar-besarnya, gugus kendali mutu harus bekerja terus-menerus dan tidak tergantung pada proses produksi.
Upaya untuk meingkatkan mutu dan produktivitas serta kinerja suatu satuan kerja naik dunia usaha maupun birokrasi,perlu dilaksanakan terus menerus sedemikian sehingga dapat berfungsi dan mencapai tujuan secara optimal. Sejak dahulu,terutama di Eropa dan Amerika Serikat dikembangkan konsep manajemen dan organisasi yang bertujuan menungkatkan kinerja organisasi. Antara lain dapat dikemukakan adalah konsep Max Weber tentang birokrasi. Konsep Taylor tentang Manajemen Ilmiah,Fanyol dengan empat belas prinsip,serta konsep perilaku manusia yang mengutamakan motivasi dan pendekatan demokrasi. Konsep serta prinsip organisasi dan manajemen ini, telah mampu menungkatkan efisiensi dan organisasi baik pada perusahaan, pemerintah, dan organisasi sosial. Total Quality Control (pengendalian mutu terpadu) diprakrasai oleh Dr.J.M. Juran dan Dr.E.W. deming dan dikembangkan di Jepang oleh Kaora Ishitawa dengan menerapkan Quality Control Circle (QCC) atau Gugus Kendali Mutu.
Contoh Risalah Improvement Quality Control Circle (QCC) Manufactur - Tema "Menurunkan Lost time Mold Trouble shoot Coating Karena Wire brush upper side"
Teknologi Surface Mount yang disingkat SMT adalah teknologi Komponen elektronika Terintegrasi dengan cara peletakan (Mount) komponen secara langsung pada permukaan (Surface) PCB. Teknologi ini menggantikan teknologi sebelumnya, yakni teknologi Through hole, dimana dalam pemasangannya dilakukan proses pelubangan pada PCB.
GKM permata sutra- studi kasus contoh risalah - Gugus Kendali MutuAa Renovit
GKM adalah suatu sistim dalam manajemen usaha yang ditujukan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas dan mutu produksi, dalam rangka meningkatkan daya-saing produk yang dihasilkan.
Acara Kegiatan Tasyakuran Jelang Keberangkatan Haji Aa Renovit
Tasyakuran Keberangkatan Haji 2017
Haji (/hædʒ/;[1] bahasa Arab: حج Ḥaǧǧ "ziarah") adalah ziarah Islam tahunan ke Mekkah, kota suci umat Islam, dan kewajiban wajib bagi umat Islam yang harus dilakukan setidaknya sekali seumur hidup mereka oleh semua orang Muslim dewasa yang secara fisik dan finansial mampu melakukan perjalanan, dan dapat mendukung keluarga mereka selama ketidakhadiran mereka.[2][3][4] Ini adalah satu dari lima Rukun Islam, di samping Syahadat, Salat, Zakat, dan Sawm. Haji adalah pertemuan tahunan terbesar orang-orang di dunia.[5][6] Keadaan yang secara fisik dan finansial mampu melakukan ibadah haji disebut istita'ah, dan seorang Muslim yang memenuhi syarat ini disebut mustati. Haji adalah demonstrasi solidaritas orang-orang Muslim, dan ketundukan mereka kepada Tuhan (Allah).[7][8] Kata Haji berarti "berniat melakukan perjalanan", yang berkonotasi baik tindakan luar dari perjalanan dan tindakan ke dalam niat.[9]
Ziarah terjadi dari tanggal 8 sampai 12 (atau dalam beberapa kasus ke 13[10]) dari Zulhijjah, bulan terakhir kalender Islam. Karena kalender Islam adalah bulan dan tahun Islam kira-kira sebelas hari lebih pendek daripada kalender Gregorian, tanggal haji Gregorian berubah dari tahun ke tahun. Hram adalah nama yang diberikan pada keadaan spiritual khusus di mana peziarah mengenakan dua lembar putih kain halus. Dan menjauhkan diri dari tindakan tertentu.[7][11][12]
Haji dikaitkan dengan kehidupan nabi Islam Muhammad dari abad ke-7, namun ritual ziarah ke Mekkah dianggap oleh umat Islam untuk meregangkan ribuan tahun sampai Ibrahim. Selama haji, peziarah bergabung dalam prosesi ratusan ribu orang, yang secara bersamaan berkumpul di Mekkah selama minggu haji, dan melakukan serangkaian ritual: setiap orang berjalan berlawanan arah jarum jam tujuh kali di sekitar Ka'bah (berbentuk kubus Bangunan dan arah doa untuk kaum Muslim), berjalan bolak-balik antara bukit-bukit Al-Safa dan Al-Marwah, minuman dari Sumur Zamzam, sampai ke dataran Gunung Arafah untuk berjaga-jaga, menghabiskan satu malam di Dataran Muzdalifah, dan melakukan rajam simbolis iblis dengan melemparkan batu ke tiga pilar. Para peziarah kemudian mencukur kepala mereka, melakukan ritual pengorbanan hewan, dan merayakan festival global tiga hari Idul Adha.[13][14][15][16]
Jamaah haji juga bisa pergi ke Mekkah untuk melakukan ritual di lain waktu sepanjang tahun. Ini kadang disebut "ziarah yang lebih rendah", atau Umrah.[17] Namun, biarpun mereka memilih untuk melakukan umrah, mereka masih diwajibkan untuk melakukan ibadah haji di lain waktu dalam hidup mereka jika mereka memiliki sarana untuk melakukannya, karena Umrah bukan pengganti haji.[18]
Industri Kecil Menengah (IKM) adalah industri yang memiliki skala industri kecil dan menengah. Menurut Peraturan Kementerian Perindustrian No. 64 tahun 2016 Diarsipkan 2019-11-11 di Wayback Machine., industri kecil adalah industri yang memiliki karyawan maksimal 19 orang, memiliki nilai investasi kurang dari 1 miliar rupiah, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.[1] Sedangkan, yang dimaksud dengan industri menengah adalah industri yang memiliki karyawan maksimal 19 orang dan nilai investasi minimal 1 miliar rupiah atau memiliki karyawan minimal 20 orang dan nilai investasi maksimal 15 miliar rupiah. Menteri Perindustrian, Airlangga Hartanto, berpendapat bahwa IKM yang mendominasi populasi industri di dalam negeri berperan penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Ini dikarenakan pertumbuhan IKM yang relatif stabil. Tidak hanya itu, kemampuan IKM untuk menyerap tenaga kerja sangat tinggi, mencapai 97,22% pada awal tahun 2016.
Pada tahun 2017, pemerintah meluncurkan program E-Smart IKM untuk memperluas pasar IKM melalui promosi online. E-Smart IKM merupakan sistem database IKM yang menyajikan informasi mengenai profil industri, sentra serta produk yang diintegrasikan dengan berbagai marketplace yang ada. Sembilan komoditas unggulan yang sedang dikembangkan pemasarannya melalui program ini yaitu kosmetik, fashion, makanan, minuman, kerajinan, perhiasan, furnitur, herbal, dan produk logam. Pemerintah bekerjasama dengan bukalapak.com untuk melaksanakan program e-smart IKM ini.
Kementerian Perindustrian Republik Indonesia disingkat Kemenperin RI adalah kementerian dalam Pemerintah Indonesia yang membidangi urusan perindustrian. Kementerian Perindustrian berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden, serta dipimpin oleh menteri yang sejak tanggal 23 Oktober 2019 dijabat oleh Agus Gumiwang Kartasasmita.
Industri adalah suatu bidang atau kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan pengolahan bahan baku atau pembuatan barang jadi di pabrik dengan menggunakan keterampilan dan tenaga kerja (bahasa Inggris: industrious) dan penggunaan alat-alat di bidang pengolahan hasil bumi, dan distribusinya sebagai kegiatan utama. Maka industri umumnya dikenal sebagai mata rantai selanjutnya dari usaha-usaha mencukupi kebutuhan (ekonomi) yang berhubungan dengan bumi, yaitu sesudah pertanian, perkebunan, dan pertambangan yang berhubungan erat dengan tanah. Kedudukan industri semakin jauh dari tanah, yang merupakan basis ekonomi, budaya, dan politik. Industri merupakan bagian dari proses produksi dan kegiatan proses produksi dalam industri itu disebut dengan perindustrian.[1]
Industri dapat juga diartikan kumpulan berbagai perusahaan yang menawarkan produk yang sama. Dengan kata lain, masing-masing produk saling mensubstitusi satu sama lain karena perusahaan menggunakan input yang sama dan menghadapi lebih kurang sekelompok pemasok dan pembeli yang sama juga.
Ordo Saudara-Saudara Santa Perawan Maria dari Gunung Karmel atau Karmelit (biasa disingkat Ordo Karmel; bahasa Latin: Ordo Fratrum Beatissimæ Virginis Mariæ de Monte Carmelo) adalah salah satu ordo keagamaan Katolik dari Katolik Roma yang didirikan pada abad ke-12 oleh para rohaniwan di Gunung Karmel. Para rohaniwan dari ordo ini menyandang nama O.Carm di belakang nama mereka.
Ordo Karmel mula-mula mengadakan kontak dengan Indonesia pada tahun 1511 ketika dua anggota mereka, Dionisius dan Redemptus, ikut serta dalam suatu kelompok dagang Portugis mengunjungi Aceh dari Malaka. Keduanya tewas dibunuh dan Gereja menyatakan mereka sebagai martir dan diperingati setiap 29 November. Ordo Karmel masuk dan bekerja di Indonesia utamanya pada tahun 1923 atas undangan resmi Propaganda Fide (Vatikan) karena desakan Serikat Yesus (SJ) yang kewalahan menangani karya misi di wilayah Vikariat Apostolik Batavia. Kepada mereka kemudian diserahkan wilayah misi Malang (dengan konsentrasi umat pada waktu itu di Pasuruan, Lawang, Malang, Jatiroto), yang kemudian mereka kembangkan sampai menjadi Keuskupan Malang. Kini mereka hadir dan berkarya di keuskupan-keuskupan Malang, Medan, Ende, Jakarta.
Pengawetan makanan adalah cara yang digunakan untuk membuat makanan memiliki daya simpan yang lama dan mempertahankan sifat-sifat fisik dan kimia makanan. Dalam mengawetkan makanan harus diperhatikan jenis bahan makanan yang diawetkan, keadaan bahan makanan, cara pengawetan, dan daya tarik produk pengawetan makanan
Pabrik adalah suatu bangunan industri besar di mana para pekerja mengolah benda atau mengawasi pemrosesan mesin dari satu produk menjadi produk lain, sehingga mendapatkan nilai tambah. Kebanyakan pabrik modern memiliki gudang atau fasilitas serupa yang besar yang berisi peralatan berat yang digunakan untuk lini perakitan. Pabrik mengumpulkan dan mengkonsentrasikan sumber daya: pekerja, modal, dan mesin industri.
Gugus Kendali Mutu (GKM) model ELMA (enam langkah - enam alat)Aa Renovit
Gugus Mutu (quality circle) atau gugus kendali mutu (quality control circle) adalah sekelompok pekerja yang melakukan pekerjaan yang sama atau serupa, yang bertemu secara rutin guna mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang terkait dengan pekerjaan mereka. Istilah ini diperkenalkan oleh Kaoru Ishikawa, ahli perilaku organisasi dari Universitas Tokyo, pada dasawarsa 1960-an, Gugus mutu populer pada sekitar tahun 1980-an, serta berlanjut dalam bentuk kelompok Kaizen dan skema partisipasi pekerja lain yang serupa.
The Imitation of Christ by Thomas a KempisAa Renovit
In Christian theology, the imitation of Christ is the practice of following the example of Jesus. In Eastern Christianity, the term life in Christ is sometimes used for the same concept.
The ideal of the imitation of Christ has been an important element of both Christian ethics and spirituality.[4] References to this concept and its practice are found in the earliest Christian documents, e.g. the Pauline Epistles.[3]
Saint Augustine viewed the imitation of Christ as the fundamental purpose of Christian life, and as a remedy for the imitation of the sins of Adam.[5][6] Saint Francis of Assisi believed in the physical as well as the spiritual imitation of Christ, and advocated a path of poverty and preaching like Jesus who was poor at birth in the manger and died naked on the cross.[7][8] Thomas à Kempis, on the other hand, presented a path to The Imitation of Christ based on a focus on the interior life and withdrawal from the world.
The theme of imitation of Christ existed in all phases of Byzantine theology, and in the 14th-century book Life in Christ Nicholas Cabasilas viewed "living one's own personal life" in Christ as the fundamental Christian virtue.
Basic Mentality adalah merupakan mentalitas dasar yang harus dipegang dan dihayati oleh Anggota GKM dalam menjalankan penerapan Pengendalian Mutu Terpadu.
GKM super (PT. Laksana Tekhnik Makmur) animasi contoh risalah
1.
2. PT. Laksana Tekhnik Makmur
( Industri Accessories Automotive )
Jl. Alternatif Cileungsi – Cibubur Km.1 no. 40 Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor
Telp. (021) 82495433 Fax. (021) 82499291
Email : ltm.wellcotaiwan@yahoo.com
3. 1. GKM dibentuk : 05 Maret 2010
2. Unit Kerja/ Bidang : Press
Nama Perusahaan : PT. Laksana Tekhnik Makmur
Alamat : Jl. Alternatif Cileungsi – Cibubur
Km.1 No. 40 Kecamatan Cileungsi
Kabupaten Bogor .
Telp. (021) 82495433 Fax. (021) 82499291
Email : ltm.wellcotaiwan@yahoo.com
Bidang Usaha : Industri Automotive Accessories
Hasil Produksi : Macam-macam asesoris kendaraan
3. Nama GKM : SUPER
4. Makna nama GKM : Semangat Untuk Perbaikan
5. Alasan Pembentukan : Agar dapat menurunkan kerusakan produk
6. Tema : Kualitas
7. Judul : Kerusakan Garnish 5,7 %
8. Risalah : I (Pertama)
9. Fasilitator : Susilo Hastho Kartono
10. Keanggotaan GKM
Nama Tanda Tangan
Ketua : Rony Pranoto ……………………
Sekretaris : Hasan Rosidi …………………….
Anggota : Yatno ……………………
: Syamsuri …………………….
: Agung …………………….
11. Jumlah Karyawan : 150 Orang
12. Usia Rata-rata : 30 tahun
13. Jumlah Pertemuan : 7 Kali
14. Kehadiran : 100 %
Bogor, April 2010
Fasilitator Pimpinan Perusahaan Ketua Gugus
( Susilo Hastho Kartono) ( H. Suwarno ) ( Rony Pranoto )
NIP. 196404211991031008
GKM SUPER Maret 2010
5. Judul masalah : Kerusakan Garnish 5,7%
Alasan diperbaiki : 1. Kerusakan tiap bulan tinggi
2. Biaya kerugian tinggi
3. Customer Claim
Waktu perbaikan : Maret – April 2010
No Langkah-langkah Status
1
2
3
4
Menentukan masalah
Mencari Penyebab dan
rencana perbaikan
Melaksanakan perbaik-
An dan meneliti hasil
Standarisasi
Rencana
Actual
Rencana
Actual
Rencana
Actual
Rencana
Actual
Maret 2010 April 2010
I II III IV I II III IV
Rencana
Actual
6. Protection Cut. Material 1 Cut. Material 2 Forming Cut. Finishing 1
Cut. Finishing 2
Grinding Kasar
Final Inspection
Grinding Halus
Solder Pin
Buffing
Poleshing
7.
8. Garnish
Door Handle
Tank Cover
Trunk Lid
Window Liner
Plat Nomor
NAMA PART
Minggu
I II III IV
Total
NG
Total
Prod
%
NG
112 91 89 133 425 7457 5,7
5 8 7 12 32 6537 0,5
6 8 5 5 24 2687 0,8
2 1 3 2 8 978 0,8
5 5 8 4 22 6222 0,35
8 6 7 5 26 11124 0,2
TOTAL 537 35023 1,35
9. Berdasarkan kesepakatan anggota Gugus Kendali Mutu (GKM) “SUPER”
Dan persetujuan Pimpinan Perusahaan PT. Laksana Tekhnik Makmur yang
Didukung oleh data dan fakta yang terjadi di dalam perusahaan maka GKM
SUPER mengangkat masalah :
10. Masalah
Masalah : Jumlah produk Garnish yang rusak/cacat mencapai 5,7 %
Pengamatan dilakukan selama 1 (satu) bulan, yaitu pada bulan Februari 2010 yaitu
Jumlah produk yang dihasilkan sebanyak 7457 pcs
Data Kerusakan Garnish dengan jumlah produksi 7457 pcs (Februari 2010)
Jumlah produk Garnish yang
rusak/cacat mencapai 5,7 %
Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV
112 91 89 133
Total 425
Jenis Kerusakan
Jumlah Kerusakan
Total 158 167 58 42
11. Mesin & alat Metode
Material
Lingkungan
Coil Spring
Lemah
Miring
Kurang
Melengkung
Scotbrith
mudah rontok
Lap
Mudah rontok
Kasar
Tekanan
mesin
kurang
Oli Hidraulik kurang
Selang bocor
Lay out tidak teratur
membingungkan
Protection
Tipis
Mudah
sobek
Stainless
Steel (S/S)
Kasar
Kotor
Stamina
Lelah
Ngantuk
Posisi lampu
Tidak tepat
Area kerja kotor
Banyak
debu
Kerusakan
Garnish
5,7 %
Stripper
Plate
Beading aus
Urutan belum tepat
Proses
Petunjuk
kerja
Belum lengkap
Tumpukan berlebihan
Tumpukan tidak rata
Penyusunan Part Bergesekan
Tidak ada sekat antar part
Posisi penyusunan kurang tepat
Dies
Jumlah
Lampu
kurang
Penerangan
kurang
Tanggung
jawab
kurang
Kurang peduli
kualitas
Kurang paham
standar
Kurang paham
Petunjuk Kerja
Manusia
Penyebab Dominan
1. Operator kurang paham
petunjuk kerja , kurang peduli
kualitas dan kurang paham
standar/spec.
Palet belum ada
2. Urutan proses belum tepat.
5. Striper plate Dies aus
6. Penerangan kurang
4. Petunjuk kerja belum lengkap
3. Penyusunan part bergesekan
12. GKM SUPER Maret 2010
NO MASALAH ANALISA KERUSAKAN KONDISI PROSES AKIBAT KONDISI PROSES
1
2
3
BARET
BENJOL
GELOMBANG
- Tumpukan part tidak rata
- Posisi penyusunan kurang
tepat
- Part ditumpuk di meja - Part yang diatas menekan
part yang dibawahnya
- Part diletakan dimeja - terjadi gesekan saat
menganbil dan meletakan
part
- Tidak ada sekat antar part - Belum ada sekat antar part - Part saling bergesekan
- Ada Kotoran yang
menempel pada material
- Penerangan kurang di
proses protection, forming
dan final inspection
- Amplas scotbrith tersang-
kut di cacahan material
- Kurang kelihatan saat
proses dan pengecekan
dilakukan
- scotbrith melukai material
pada saat proses forming
- Striper plate pada dies
rusak
- Beading striper plate aus - Beading tidak menahan
material saat proses
13. Berdasarkan perhitungan dan pertimbangan kemampuan perusahaan dan karyawan
maka GKM super menetapkan target sebagai berikut :
Produk rusak/cacat
425 pcs/bln (5.7%)
Produk rusak/cacat
106pcs/bln (1,4%)
Menjadi
14. GKM SUPER Maret 2010
WHAT WHY HOW WHERE WHEN WHO
-Pemahaman operator
tentang Petunjuk kerja dan
kepedulian kualitas kurang
Dan kurang paham spec
- Untuk meningkatkan
pemahaman proses dan
kepedulian mutu dari operator
-Training internal
- Monitor dilokasi kerja
- Papan informasi
- Ruang
training
- Lokasi kerja
-Mulai
22 maret
2010
- Hasan
- Rony
- Alur proses belum tepat
- Agar Scotbrith tidak
tersangkut dicacahan
material saat pengamplasan
-Perubahan alur proses
( pengamplasan scotbrith
dilakukan sebelum proses
cacah
-Proses cut.
mat – proses
forming
22 maret
2010
Syamsuri
- Penyusunan part
bergesekan
- Agar tidak terjadi gesekan
antara part satu dengan yang
lain
- Pembuatan partisi
-Proses cutt.
Finishing I –
Grinding halus
- Pembuatan palet
22 – 24
Maret2010
-Proses Solder
pin - final
inspection
- Rony
- Rony
25 - 27
Maret2010
- Pemakaian layer -Proses Packing 29-03-10 - Rony
- Penerangan kurang
- Agar lokasi kerja terang
sehingga kondisi material dan
hasil proses terlihat jelas
- Penambahan lampu
-Proses protec
tion, forming,
final inspection
- Beading Striper plate aus
- Agar dapat menahan
material saat proses forming
- Beading striper plate
di tambah las dan di
rapikan
-Proses forming
22-23
Maret 2010- Hasan
- Petunjuk kerja belum
lengkap
-Agar Operator dapat menja-
lankan proses sesuai dengan
standar yang ditentukan
- Melengkapi petunjuk
kerja yang belum
tercantum
-Semua proses
22-23
Maret 2010 - Agung
29-03-10 - Yatno
15. Keterangan
Sebelum Perbaikan Keterangan
Belum ada training
Belum ada papan
Informasi
Setelah Perbaikan
Pelaksanaan
Training Internal
( kepada Leader dan
Operator )
Monitor ke
Operator lebih
meningkat
Pembutan papan
informasi dan pemas-
angan Limit sample
Monitor ke operator
kurang
( TRAINING, MONITOR DAN PAPAN INFORMASI )
( Kurang peduli Kualitas )
Menempatkan part tidak
pada tempatnya
16. Masalah
Keterangan
Sebelum Perbaikan Setelah Perbaikan Keterangan
Cacah
Amplas
Cutting
Amplas
Cacah
Material scotbrith tersangkut
pada cacahan material pada
saat proses pengamplasan
Proses pengamplas-
An dilakukan
setelah proses
cutting dan sebelum
proses cacah agar
scotbrith tidak
tersangkut di
cacahan material
Cutting
{ PERUBAHAN ALUR PROSES )
Proses pengamplas-
An dilakukan setelah
proses cacah
mengakibatkan
Scotbrith tersangkut
Pada cacahan material
17. { PEMBUATAN PARTISI, PALET DAN LAYER)
Keterangan
Sebelum Perbaikan Keterangan
Penyusunan part
ditumpuk
Setelah Perbaikan
Penyusunan part
dijajar di palet dan
diberi sekat partisi
Pemakaian layer
antar part didalam
Karton box
Part disusun dipalet
dan diberi jarak.
Jarak antar part 8 cm
1 palet = 12 pcs
Part disusun di meja
tanpa palet
Tidak memakai
layer antar part
didalam karton box
Partisi
layer
18. { REVISI PETUNJUK KERJA)
Sebelum Perbaikan Setelah Perbaikan
Keterangan
Keterangan
Petunjuk Kerja belum lengkap tidak ada
foto penjelasan proses
Petunjuk Kerja ditambahkan foto
penjelasan tahap demi tahap proses
19. { PERBAIKAN STRIPER PLATE DIES)
Sebelum Perbaikan Setelah Perbaikan
Keterangan
Keterangan
BEADING STRIPPER PLATE
AUS ( 4 mm )
BEADING STRIPPER PLATE
DITINGGIKAN ( 5 mm )
4 mm 5 mm
20. Keterangan
Sebelum Perbaikan Keterangan
Lokasi : Pemasangan Protection
Setelah Perbaikan
Ditambah lampu pada
mesin sehingga operator
dapat melihat dengan
jelas kondisi material
dan hasil proses
Belum ada lampu
hanya mengandalkan
penerangan lampu
pabrik
Item defect sulit
dideteksi
( Penambahan Lampu )
Lokasi : Mesin press
Lokasi : Final Inspection
Lokasi : Forming ( press )
Lampu 2 buah
@ 40 watt
Kurang terlihat bila
material ada kotoran
Dapat terlihat bila
material ada kotoran
Lampu 4 buah
@ 40 watt
Lampu 1 buah
@ 40 watt
Belum ada lampu
di mesin
Lampu 4 buah
@ 40 watt
Item defect lebih
Mudah dideteksi
Lokasi : Final Inspection
Lokasi : Pemasangan Protection
Lampu 2 buah
@ 40 watt
21. Masalah
Jumlah produk Garnish
yang rusak/cacat
mencapai 5,7 %
Sebelum Perbaikan Februari 2010 Setelah Perbaikan April 2010
Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV
Total
112 91 89 133
425 134
45 34 29 26
Jumlah Produksi = 7457 pcs
Jumlah Rusak/cacat = 425 pcs
% Rusak/cacat = ( 5,7% )
Jumlah Produksi = 7671 pcs
Jumlah Rusak/cacat = 134 pcs
% Rusak/cacat = ( 1,7% )
Jenis Kerusakan
Jumlah Kerusakan
Total 36 54 23 21
Check sheet kerusakan Garnish bulan April 2010
22. Sebelum Perbaikan Target Perbaikan Realisasi Kesimpulan
Kerusakan Garnish 425
pcs dari 7457 pcs yang
diproduksi/bulan atau
5,7 %
Kerusakan Garnish 106
pcs dari 7457 pcs yang
diproduksi/bulan atau
1,4 %
Kerusakan Garnish 134
pcs dari 7671 pcs yang
diproduksi/bulan atau
1,7 %
Hasil belum mencapai
target namun kerusakan
menurun dari 5,7%
menjadi 1,7% atau turun
sebesar 70 %
23. Manfaat yang didapat dengan adanya GKM adalah:
A. Bagi karyawan
1. Terbangunnya komunikasi yang lebih baik antara
karyawan dengan karyawan dan antara karyawan
dengan pimpinan perusahaan
2. Disiplin karyawan menjadi lebih baik
3. Pengetahuan meningkat
4. Lebih merasa nyaman dalam bekerja
5. Terciptanya kerja sama antar karyawan
B. BagiKonsumen
1. Kapasitas produksi bertambah sehingga konsumen dapat
terlayani dengan delivery time yang lebih singkat.
2. Kualitas produk meningkat, sehingga konsumen menjadi
lebih puas
C. Bagi Lingkungan
1. Tata letak pabrik menjadi lebih teratur.
2. Budaya 5R 2S dapat dilaksanakan dengan lebih baik
D. Bagi Perusahaan
Sebelum Perbaikan Setelah Perbaikan Penghematan
Jumlah produk rusak
425 pcs/bulan
Harga produk/pcs = Rp. 65.000
In efisien sebesar
=( 425 X Rp. 65.000 )
= Rp. 27.625.000/bln
Jumlah produk rusak
134 pcs/bulan
Harga produk/pcs = Rp. 65.000
In efisien sebesar
=( 134 X Rp. 65.000 )
= Rp. 8.710.000/bln
Reject produk = Rp. 27.625.000 – Rp. 8.710.000
= Rp. 18.915.000/bln
= Rp. 226.980.000 /thn
Pemakaian layer = 110 kg X Rp. 4.750
= Rp. 522.500/bln
= Rp. 6.270.000/thn
Pembuatan partisi = Rp. 1.030.000
Pembuatan palet = Rp. 1.200.000
Penambahan lampu = Rp. 250.000
3 titik lokasi
Repair Striper plate = Rp. 120.000
Total biaya perbaikan = RP. 8.870.000
TOTAL PENGHEMATAN = Rp. (226.980.000 – 8.870.000)
= Rp. 218.110.000/thn
24. Gunakan layer antar part saat packing
Qty : 12 pcs Garnish dan 5 pcs layer / box
Bogor, April 2010
Pimpinan Perusahaan
Ketua GKM
Fasilitator
( Susilo Hastho Kartono ) ( Rony Pranoto ) ( H. Suwarno )
Limit Sample harus terpasang di
Final inspection
Pengamplasan Scotbrith harus dilakukan
sebelum proses cacah material
Penyusunan part dari proses Cutting
Finishing I – Grinding halus harus
menggunakan partisi tiap part.
Partisi
Penyusunan part dari proses Solder Pin
- Proses final inspection harus
menggunakan palet. 1 palet = 12 pcs
layer Petunjuk Kerja dilengkapi foto sehingga
setiap operator sebelum memulai
pekerjaan dapat membaca isi petunjuk
kerja hingga paham
25. Pakai lampu penerangan saat proses
protection sebanyak 4 buah neon
@ 40 Watt
Bogor, April 2010
Pimpinan Perusahaan
Ketua GKM
Fasilitator
( Susilo Hastho Kartono ) ( Rony Pranoto ) ( H. Suwarno )
Tinggi beading Striper Plate 5 mm
5 mm
Pakai lampu penerangan saat proses
Forming sebanyak 1 buah neon
@ 40 Watt
Pakai lampu penerangan saat proses
Final Inspection sebanyak 4 buah neon
@ 40 Watt
26. Reject dapat ditekan dari 5,7% menjadi 1.7%
Penghematan biaya sebesar Rp. 218.110.000 / Tahun
GKM memotivasi anggota untuk menemukan ide baru dalam
peningkatan mutu
GKM bermanfaat bagi karyawan, konsumen, perusahaan
dan lingkungan
GKM dapat berjalan dengan baik jika didukung semua pihak
terkait
GKM SUPER Maret 2010
27.
28. PLANT MANAGER
PRODUKSI
HRD / GA
ENGINEERING PPC/PURCH ACCOUNT/ADM
PROD. I PROD. II WARE HOUSE
MAINT
QC
R & D
PRESS FINISH. POLY. U Bracket/fs/rb Vacum/rubber