SlideShare a Scribd company logo
1 of 40
Ns. Didik S Atmojo
M.Kep
Prodi S1 Kep/Ners
Kegagalan jantung dalam memompa
darah yang adekuat untuk memenuhi
kebutuhan jaringan akan oksigen dan
nutrisi
 Gagal jantung meliputi gagal jantung
kanan dan gagal jantung kiri
1. Kelainan Miokardial
- Iskemik/ infark miokard
- kardiomiopathy
- miokarditis
- arytmia
2. Gangguan Pulmonal
- Cor pulmonal (Didahului PPOK, Pneumonia)
60-70 % dari
seluruh
penyebab
3. Kelainan mekanis
a.Peningkatan beban tekanan:
- Dari sentral ( stenosis aorta)
- Dari perifer ( hipertensi sistemik)
b. Peningkatan beban volume:
- left to right shunt ( pirau katup)
- Hipervolemia ( beban awal)
c. Obstruksi thd pengisian ventrikel
( stenosis mitral, stenosis trikuspidalis,
tamponade jantung)
4. Peningkatan Metabolik
- Thyrotoksikosis
- Anemia kronis
 Volume dan tekanan ventrikel kiri dan atrium
kiri meningkat
 Volume vena pulmonal meningkat
 Edema paru
 Curah jantung menurun sehingga perfusi
jaringan turun
 Dispnea dan orthopnea
 Palpitasi
 Pernafasan chyne stokes (cepat dan dangkal)
 Batuk dengan dahak terkadang pink froty
 Bunyi jantung BJ3 dan BJ4/ irama gallop
 Ronkhi basah bagian basal paru
Kardiomegali (LVH) dan edema paru
A
B
Normalnya
: A < 50% B
 Volume dan tekanan Ventrikel & atrium kanan
meningkat
 Volume dan tekanan vena sistemik meningkat
 Volume cairan ekstrasel meningkat
 Edema tungkai/ tumit
 Central venous pressure (CVP) meningkat
 Jugular venous pressure (JVP) meningkat
 Asites
 Hepatomegali, splenomegali
 Distensi abdomen, mual, tidak nafsu makan
: Right ventricular hypertrophy and right atrial enlargement.
Left ventricular hypertrophy (S wave V2 plus R wave of V5 greater than
35mm) and left atrial enlargement (II and V1).
Penurunan Cardiac
Output (CO) pada pasien
decomp cordis / gagal jantung
merangsang baroreceptor
yang ada pada arteri carotis,
arcus aorta, dan ventrikel kiri,
untuk mengirim sinyal pada
SSP selajutnya mengaktifkan
saraf simpatis.
Terjadi vasokonstriksi
pada vaskuler perifer (after
load), kontraktilitas jantung
meningkat, sehingga cardiac
output kembali meningkat.
Saraf simpatis juga merangsang
dikeluarkannya renin pada ginjal. Renin memicu
perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II.
Angiotensin II merupakan vasokonstriktor kuat yang
menyebabkan tahanan perifer (after-load)
meningkat.
Renin juga memicu dikeluarkannya
aldosteron. Dengan adanya aldosteron
menyebabkan tubulus ginjal meningkatkan
reabsorbsi air dan natrium, sehingga volume urin
menjadi sedikit, dan volume plasma meningkat.
Volume plasma yang meningkat (pre-load)
menyebabkan cardiac output meningkat
DC/ gagal
Jantung
Aktifasi
Simpatis
Produksi
Renin oleh
Ginjal
Angotensin I
Aldosteron
Retensi Na dan
Air di Ginjal Vasokonstriktor
Angotensin II
Adrenalin
Vasokonstriktor
Curah Jantung Meningkat
KOMPENSASI
Namun mekanisme kompensasi tubuh
pada gangguan jantung termasuk decomp
cordis hanya bersifat sementara.
Pada gagal jantung/ DC, terjadi kerusakan
pada otot jantung, gangguan fungsi sel
jantung (cardiac myocytes), sehingga jantung
tidak dapat berkontraksi dan bekerja secara
normal
ISTILAH DEFINISI
DERAJAT 1 Bila pasien dapat melakukan aktifitas
berat tanpa keluhan
DERAJAT 2 Bila pasien melakukan aktifitas berat,
menyebabkan keluhan jantung
DERAJAT 3 Bila pasien melakukan aktifitas sehari-hari
(ringan), menyebabkan keluhan jantung
DERAJAT 4 Bila pasien tidak dapat melakukan aktifitas
apapun dan harus bed rest
 SYOK KARDIOGENIK
 EPISODE TROMBOEMBOLI
 EFUSI DAN TAMPONADE PERIKARDIUM
 X Ray thorak : Mengetahui pembesaran
jantung, edema paru
 EKG: irama, gg hantaran, pembesaran jt,
iskhemia, IMA, ketidakseimbangan
elektrolit, dsb
 ENZIM JANTUNG: Trop T/I, CKMB (creatinin
kinase miocard balance), -> bila penyebab
IMA
 KIMIA DARAH: kolesterol, TG, LDL
 ELEKTROLIT DARAH: -Elektrolit, BUN,
Creatinin , untuk mengetahui perfusi ginjal
 ANGIOGRAFI
 EKOKARDIOGRAM
 Jugular Venous Pressure (JVP). Normal < 7 cm
 Central Venous Pressure (CVP). Normal 5-10
cm H2O
 MENURUNKAN KERJA JANTUNG
 MENURUNKAN RETENSI NATRIUM DAN AIR
 MENINGKATKAN CURAH JANTUNG DAN
KONTRAKTILITAS MIOCARD
 Aktifitas dibatasi, bed rest pada stadium 4. Aktifitas ringan
seperti berjalan secara rutin pada stadium 1-2 bermanfaat
bagi pasien
 Diet : Rendah garam (2-3 gr/ hari)
 Cairan : Pembatasan cairan < 2 liter/hari. Penting dilakukan
balance cairan
Input = Output
 Diuretik : Terutama pada pasien DC yang mengalami
edema, dypsnea, orthopnea. Furosemid (lasix) 20-40mg 2-
3x. Kerjanya menghambat reabsorbsi air dan elektrolit di
tubulus dan lengkung henle ginjal
 Obat Inotropic
Dobutamin 2-10µg/KgBB/menit-> menstimulasi β1
reseptor-> kontraktilitas miocard meningkat, sedikit
vasokonstriksi dan sedikit tachicardi. Sehingga curah
jantung meningkat.
Obat Vasokonstriktor
Dopamin 5-15µg/KgBB/menit (pada hipotensi)->
menstimuli β1 dan α1 reseptor. Pada β1 meningkatkan
cardiak output/ curah jantung. Pada α1 menyebabkan
vasokonstriksi perifer (afterload) shg CO meningkat
Di encerkan dg Normal Salin atau D5
Rumus:
Titrasi = dosis X KgBB X 60
Faktor Oplosan
Dopamin 1 ampul 200mg, di
Encerkan NS sampai 50 ml.
Maka Faktor oplosan= 200/50
= 4 mg/ml = 4 X 1000 = 4000 µg/ml
Contoh : dopamin di berikan 5 µg/kgBB/min. berapa seting syring pump
dopamin yg dijalankan ml/perjam jk 1 amp di oplos 50 ml, BB pasien 50 kg
Jawab = 5 X 50kg X 60 = 3,75 ml/ jam
4000
1. Anamnese
a. Keluhan utama; yang paling sering menjadi alasan klien
untuk meminta pertolongan kesehatan meliputi,
dyspnea, kelemahan fisik, dan edema sistemik
b. Riwayat penyakit sekarang
c. Riwayat penyakit dahulu
HT, DM , hiperlipidemia
d. Riwayat penyakit keluarga
e. Riwayat pekerjaan dan kebiasaan
Perlu ditanyakan kebiasaan/pola hidup mis; minum
alkohol, merokok, atau obat ttt, tanyakan jumlah, lama
konsumsi
 Penurunan Cardiak Output b.d. penurunan
kontraktilitas miocard
 Intoleransi aktifitas b.d.ketidakseimbangan
antara suplay O2 dan demand O2
 Perubahan keseimbangan cairan > b.d.
penurunan GFR, retensi Na + air
 Perubahan perfusi jaringan b.d. penurunan
Cardiak Output
 Gangguan pertukaran gas b. d. akumulasi
cairan di alveoli
 Resiko kerusakan integritas kulit b.d. edema,
penurunan perfusi ke kulit
 Kurang pengetahuan ttg penyakit, kondisi dan
pengobatan b.d. < informasi
 Istirahat posisi ½ duduk atau duduk
 Terapi O2
 Monitor EKG
 Monitor intake output
 Pembatasan cairan dan garam
 Timbang BB setiap hari
 Monitor data Lab
 Lingkungan tenang
 Monitor hemodinamik
 Jika klien istirahat lama: dekubitus
 Terapi diberikan untuk memudahkan :
◦ aktivitas fisik,
◦ memperbaiki kualitas hidup
◦ meningkatkan harapan hidup.
 Terapi akan mencakup tiga aspek yaitu :
◦ mengobati faktor penyebab gagal jantung,
◦ menghilangkan faktor-faktor yang dapat
memperberat
◦ mengobati gagal jantungnya sendiri
1. Operasi untuk memperbaiki penyempitan
dan kebocoran katup, hubungan antara
bilik-bilik jantung yang abnormal atau
sumbatan arteri koroner
2. Obat-obatan, misalnya untuk mengobati
dan mengontrol tekanan darah tinggi.
3. Operasi, obat dan radiasi untuk hipertiroid.
 Menghentikan kebiasaan merokok,
merubah pola makan, menghentikan
kebiasaan minum alkohol dan melakukan
olahraga ringan sampai sedang untuk
memperbaiki kondisi tubuh secara
keseluruhan. Tapi untuk gagal jantung
yang berat penderita harus berbaring di
tempat tidur.
 Mengurangi konsumsi garam, karena
konsumsi garam yang berlebihan akan
mengakibatkan retensi cairan yang
mempengaruhi pengobatan.
Terapi terbaik adalah pencegahan atau terapi dini faktor penyebab.
Gagal Jantung Kronis
1. Mengurangi konsumsi garam
2. Diuretik untuk meningkatkan pembentukan urin, dibarengi suplemen
kalium.
3. Digoksin untuk menambah kekuatan kontraksi dan mengurangi
denyut yang terlalu cepat.
4. Vasodilator untuk melebarkan arteri, vena atau keduanya. Yang
banyak dipakai adalah ACE inhibitor, melebarkan arteri dan vena,
nitrogliserin melebarkan vena dan hydralazine melebarkan arteri.
5. Antikoagulan. Bilik jantung yang membesar dan tidak berkontraksi
dengan baik dapat menyebabkan timbulnya gumpalan darah yang
bila terlepas ke aliran darah dapat merusak organ lain seperti otak
sehingga menyebabkan stroke.
6. Transplantasi jantung, dilakukan pada pasien yang tidak membaik
dengan obat-obatan.
7. Kardiomioplasti adalah operasi eksperimental. Dilakukan dengan
memindahkan otot besar pada punggung pasien untuk
membungkus jantung dan distimulasi dengan pacemaker buatan.
Operasi eksperimental yang lebih baru dilakukan dengan
membuang otot jantung yang tidak berfungsi pada pasien dengan
gagal jantung berat.
 Bila terjadi penimbunan cairan tiba-tiba dalam
paru-paru, penderita gagal jantung akan
mengalami sesak napas hebat sehingga
memerlukan masker oksigen konsentrasi tinggi.
 Pemberian diuretik melalui vena dan digoxin dapat
memperbaiki kondisi secara dramatis.
 Nitrogliserin yang diberikan di bawah lidah atau
intravena akan melebarkan vena dan mengurangi
jumlah cairan dalam paru-paru.
 Morfin diberikan untuk menenangkan pasien,
menurunkan jumlah pernapasan, memperlambat
detak jantung sehingga bisa mengurangi beban
kerja jantung.
Beberapa faktor penyebab terapi yang diberikan
tidak berhasil seperti yang diharapkan
1. Diagnosis terlambat
2. Terapi suboptimal
3. Kepatuhan terapi
4. Keterbatasan efektifitas dan efek samping
 Tepat diagnosis
 Tepat terapi
◦ Terapi farmakologis yang lebih baik
◦ Penggunaan alat dan tindakan bedah
◦ Terapi sesuai dengan guideline yang ada
 Kepatuhan
 Peranan perawat dan kebijakan pelayanan
yang lebih baik
Ada pertanyaan . .
 Lengkapi DX Keperawatan pada kasus
Dekom (3S)
(Dx.Kep, Definisi Operasional, Batasan
Karakteristik, Intervensi (OTEK)
 Kumpulkan minggu depan
Asuhan Keperawatan Klien dengan decompensasi kordis

More Related Content

Similar to Asuhan Keperawatan Klien dengan decompensasi kordis

Similar to Asuhan Keperawatan Klien dengan decompensasi kordis (20)

Askep gangguan kardiovaskuler gagal jantung
Askep gangguan kardiovaskuler gagal jantungAskep gangguan kardiovaskuler gagal jantung
Askep gangguan kardiovaskuler gagal jantung
 
Gagal jantung
Gagal jantungGagal jantung
Gagal jantung
 
Asuhan keperawatan dengan gagal jantung
Asuhan keperawatan dengan gagal jantungAsuhan keperawatan dengan gagal jantung
Asuhan keperawatan dengan gagal jantung
 
(Voice) oedem paru
(Voice) oedem paru(Voice) oedem paru
(Voice) oedem paru
 
decompensasi cordis
 decompensasi  cordis decompensasi  cordis
decompensasi cordis
 
Askep gagal jantung kongesti
Askep gagal jantung kongestiAskep gagal jantung kongesti
Askep gagal jantung kongesti
 
Askep gagal jantung kongesti
Askep gagal jantung kongestiAskep gagal jantung kongesti
Askep gagal jantung kongesti
 
Presentasi gj k
Presentasi gj kPresentasi gj k
Presentasi gj k
 
Obat kardiovaskular
Obat kardiovaskularObat kardiovaskular
Obat kardiovaskular
 
Chf
Chf Chf
Chf
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Syok kardiogenik
Syok kardiogenikSyok kardiogenik
Syok kardiogenik
 
Cdf5 Pengangkutan
Cdf5 PengangkutanCdf5 Pengangkutan
Cdf5 Pengangkutan
 
Gagal jantung
Gagal jantungGagal jantung
Gagal jantung
 
Gagal jantung
Gagal jantungGagal jantung
Gagal jantung
 
Syok kardiogenik
Syok kardiogenikSyok kardiogenik
Syok kardiogenik
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Makalah penyakit katup jantung
Makalah penyakit katup jantung Makalah penyakit katup jantung
Makalah penyakit katup jantung
 
Kegawatdaruratan anak
Kegawatdaruratan anakKegawatdaruratan anak
Kegawatdaruratan anak
 
Cardiac Arrest
Cardiac ArrestCardiac Arrest
Cardiac Arrest
 

More from DidikSusetiyanto

anatomi fisiologi sistem imunologi dan ketahanan tubuh
anatomi fisiologi sistem imunologi dan ketahanan tubuhanatomi fisiologi sistem imunologi dan ketahanan tubuh
anatomi fisiologi sistem imunologi dan ketahanan tubuh
DidikSusetiyanto
 
Manajemen Pertolongan Pertama kasus Cedera Otot Rangka
Manajemen Pertolongan Pertama kasus Cedera Otot RangkaManajemen Pertolongan Pertama kasus Cedera Otot Rangka
Manajemen Pertolongan Pertama kasus Cedera Otot Rangka
DidikSusetiyanto
 
bepikir kritis dalam proses keperawatan dewasa
bepikir kritis dalam proses keperawatan dewasabepikir kritis dalam proses keperawatan dewasa
bepikir kritis dalam proses keperawatan dewasa
DidikSusetiyanto
 
BERFIKIR_KRITIS_DAN_PENGAMBILAN_KEPUTUSA.pptx
BERFIKIR_KRITIS_DAN_PENGAMBILAN_KEPUTUSA.pptxBERFIKIR_KRITIS_DAN_PENGAMBILAN_KEPUTUSA.pptx
BERFIKIR_KRITIS_DAN_PENGAMBILAN_KEPUTUSA.pptx
DidikSusetiyanto
 
proses berfikir kritis dalam asuhan keperawatan dan implementasi
proses berfikir kritis dalam asuhan keperawatan dan implementasiproses berfikir kritis dalam asuhan keperawatan dan implementasi
proses berfikir kritis dalam asuhan keperawatan dan implementasi
DidikSusetiyanto
 
Konsep, prosedur, analisis dan interpretasi AGD
Konsep, prosedur, analisis dan interpretasi AGDKonsep, prosedur, analisis dan interpretasi AGD
Konsep, prosedur, analisis dan interpretasi AGD
DidikSusetiyanto
 
PEMERIKSAAN_FISIK dan Analisis Data Pasien
PEMERIKSAAN_FISIK dan Analisis Data PasienPEMERIKSAAN_FISIK dan Analisis Data Pasien
PEMERIKSAAN_FISIK dan Analisis Data Pasien
DidikSusetiyanto
 
pasiensafety dalam keperawatan dan kesehatan
pasiensafety dalam keperawatan dan kesehatanpasiensafety dalam keperawatan dan kesehatan
pasiensafety dalam keperawatan dan kesehatan
DidikSusetiyanto
 
Prinsip dan nilai-nilai pemberantasan korupsi
Prinsip dan nilai-nilai pemberantasan korupsiPrinsip dan nilai-nilai pemberantasan korupsi
Prinsip dan nilai-nilai pemberantasan korupsi
DidikSusetiyanto
 
anatomi dan fisiologi sistem perkemihan dan urinaria
anatomi dan fisiologi sistem perkemihan dan urinariaanatomi dan fisiologi sistem perkemihan dan urinaria
anatomi dan fisiologi sistem perkemihan dan urinaria
DidikSusetiyanto
 

More from DidikSusetiyanto (20)

anatomi fisiologi sistem imunologi dan ketahanan tubuh
anatomi fisiologi sistem imunologi dan ketahanan tubuhanatomi fisiologi sistem imunologi dan ketahanan tubuh
anatomi fisiologi sistem imunologi dan ketahanan tubuh
 
Manajemen Pertolongan Pertama kasus Cedera Otot Rangka
Manajemen Pertolongan Pertama kasus Cedera Otot RangkaManajemen Pertolongan Pertama kasus Cedera Otot Rangka
Manajemen Pertolongan Pertama kasus Cedera Otot Rangka
 
bepikir kritis dalam proses keperawatan dewasa
bepikir kritis dalam proses keperawatan dewasabepikir kritis dalam proses keperawatan dewasa
bepikir kritis dalam proses keperawatan dewasa
 
BERFIKIR_KRITIS_DAN_PENGAMBILAN_KEPUTUSA.pptx
BERFIKIR_KRITIS_DAN_PENGAMBILAN_KEPUTUSA.pptxBERFIKIR_KRITIS_DAN_PENGAMBILAN_KEPUTUSA.pptx
BERFIKIR_KRITIS_DAN_PENGAMBILAN_KEPUTUSA.pptx
 
proses peradangan pada sistem tubuh manusia
proses peradangan pada sistem tubuh manusiaproses peradangan pada sistem tubuh manusia
proses peradangan pada sistem tubuh manusia
 
proses berfikir kritis dalam asuhan keperawatan dan implementasi
proses berfikir kritis dalam asuhan keperawatan dan implementasiproses berfikir kritis dalam asuhan keperawatan dan implementasi
proses berfikir kritis dalam asuhan keperawatan dan implementasi
 
proses berfikir kritis dalam asuhan keperawatan
proses berfikir kritis dalam asuhan keperawatanproses berfikir kritis dalam asuhan keperawatan
proses berfikir kritis dalam asuhan keperawatan
 
Konsep, prosedur, analisis dan interpretasi AGD
Konsep, prosedur, analisis dan interpretasi AGDKonsep, prosedur, analisis dan interpretasi AGD
Konsep, prosedur, analisis dan interpretasi AGD
 
acute coronary syndrome ( sindroma koronari akut)
acute coronary syndrome ( sindroma koronari akut)acute coronary syndrome ( sindroma koronari akut)
acute coronary syndrome ( sindroma koronari akut)
 
PEMERIKSAAN_FISIK dan Analisis Data Pasien
PEMERIKSAAN_FISIK dan Analisis Data PasienPEMERIKSAAN_FISIK dan Analisis Data Pasien
PEMERIKSAAN_FISIK dan Analisis Data Pasien
 
pasiensafety dalam keperawatan dan kesehatan
pasiensafety dalam keperawatan dan kesehatanpasiensafety dalam keperawatan dan kesehatan
pasiensafety dalam keperawatan dan kesehatan
 
Prinsip dan nilai-nilai pemberantasan korupsi
Prinsip dan nilai-nilai pemberantasan korupsiPrinsip dan nilai-nilai pemberantasan korupsi
Prinsip dan nilai-nilai pemberantasan korupsi
 
Masalah issue dan kode etik dalam keperawatan
Masalah issue dan kode etik dalam keperawatanMasalah issue dan kode etik dalam keperawatan
Masalah issue dan kode etik dalam keperawatan
 
anatomi dan fisiologi sistem perkemihan dan urinaria
anatomi dan fisiologi sistem perkemihan dan urinariaanatomi dan fisiologi sistem perkemihan dan urinaria
anatomi dan fisiologi sistem perkemihan dan urinaria
 
WOUND_LUKA.pptx
WOUND_LUKA.pptxWOUND_LUKA.pptx
WOUND_LUKA.pptx
 
DISRITMIA.pptx
DISRITMIA.pptxDISRITMIA.pptx
DISRITMIA.pptx
 
DISCHARGE.ppt
DISCHARGE.pptDISCHARGE.ppt
DISCHARGE.ppt
 
CPR AHA 2020.pptx
CPR AHA 2020.pptxCPR AHA 2020.pptx
CPR AHA 2020.pptx
 
Airway Management .pdf
Airway Management .pdfAirway Management .pdf
Airway Management .pdf
 
anatomi-jantung.ppt
anatomi-jantung.pptanatomi-jantung.ppt
anatomi-jantung.ppt
 

Recently uploaded

Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsur
DoddiKELAS7A
 
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaanprinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
aji guru
 
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptxMATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
randikaakbar11
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
Mas PauLs
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptxSlide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
 
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanMateri Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
 
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarVariasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
 
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
 
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptxMETODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsur
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaanprinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptxMATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
 
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
 

Asuhan Keperawatan Klien dengan decompensasi kordis

  • 1. Ns. Didik S Atmojo M.Kep Prodi S1 Kep/Ners
  • 2. Kegagalan jantung dalam memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi  Gagal jantung meliputi gagal jantung kanan dan gagal jantung kiri
  • 3.
  • 4. 1. Kelainan Miokardial - Iskemik/ infark miokard - kardiomiopathy - miokarditis - arytmia 2. Gangguan Pulmonal - Cor pulmonal (Didahului PPOK, Pneumonia) 60-70 % dari seluruh penyebab
  • 5. 3. Kelainan mekanis a.Peningkatan beban tekanan: - Dari sentral ( stenosis aorta) - Dari perifer ( hipertensi sistemik) b. Peningkatan beban volume: - left to right shunt ( pirau katup) - Hipervolemia ( beban awal) c. Obstruksi thd pengisian ventrikel ( stenosis mitral, stenosis trikuspidalis, tamponade jantung)
  • 6. 4. Peningkatan Metabolik - Thyrotoksikosis - Anemia kronis
  • 7.
  • 8.
  • 9.  Volume dan tekanan ventrikel kiri dan atrium kiri meningkat  Volume vena pulmonal meningkat  Edema paru  Curah jantung menurun sehingga perfusi jaringan turun  Dispnea dan orthopnea  Palpitasi  Pernafasan chyne stokes (cepat dan dangkal)  Batuk dengan dahak terkadang pink froty  Bunyi jantung BJ3 dan BJ4/ irama gallop  Ronkhi basah bagian basal paru
  • 10. Kardiomegali (LVH) dan edema paru A B Normalnya : A < 50% B
  • 11.  Volume dan tekanan Ventrikel & atrium kanan meningkat  Volume dan tekanan vena sistemik meningkat  Volume cairan ekstrasel meningkat  Edema tungkai/ tumit  Central venous pressure (CVP) meningkat  Jugular venous pressure (JVP) meningkat  Asites  Hepatomegali, splenomegali  Distensi abdomen, mual, tidak nafsu makan
  • 12.
  • 13. : Right ventricular hypertrophy and right atrial enlargement.
  • 14. Left ventricular hypertrophy (S wave V2 plus R wave of V5 greater than 35mm) and left atrial enlargement (II and V1).
  • 15. Penurunan Cardiac Output (CO) pada pasien decomp cordis / gagal jantung merangsang baroreceptor yang ada pada arteri carotis, arcus aorta, dan ventrikel kiri, untuk mengirim sinyal pada SSP selajutnya mengaktifkan saraf simpatis. Terjadi vasokonstriksi pada vaskuler perifer (after load), kontraktilitas jantung meningkat, sehingga cardiac output kembali meningkat.
  • 16. Saraf simpatis juga merangsang dikeluarkannya renin pada ginjal. Renin memicu perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II. Angiotensin II merupakan vasokonstriktor kuat yang menyebabkan tahanan perifer (after-load) meningkat. Renin juga memicu dikeluarkannya aldosteron. Dengan adanya aldosteron menyebabkan tubulus ginjal meningkatkan reabsorbsi air dan natrium, sehingga volume urin menjadi sedikit, dan volume plasma meningkat. Volume plasma yang meningkat (pre-load) menyebabkan cardiac output meningkat
  • 17. DC/ gagal Jantung Aktifasi Simpatis Produksi Renin oleh Ginjal Angotensin I Aldosteron Retensi Na dan Air di Ginjal Vasokonstriktor Angotensin II Adrenalin Vasokonstriktor Curah Jantung Meningkat KOMPENSASI
  • 18. Namun mekanisme kompensasi tubuh pada gangguan jantung termasuk decomp cordis hanya bersifat sementara. Pada gagal jantung/ DC, terjadi kerusakan pada otot jantung, gangguan fungsi sel jantung (cardiac myocytes), sehingga jantung tidak dapat berkontraksi dan bekerja secara normal
  • 19. ISTILAH DEFINISI DERAJAT 1 Bila pasien dapat melakukan aktifitas berat tanpa keluhan DERAJAT 2 Bila pasien melakukan aktifitas berat, menyebabkan keluhan jantung DERAJAT 3 Bila pasien melakukan aktifitas sehari-hari (ringan), menyebabkan keluhan jantung DERAJAT 4 Bila pasien tidak dapat melakukan aktifitas apapun dan harus bed rest
  • 20.  SYOK KARDIOGENIK  EPISODE TROMBOEMBOLI  EFUSI DAN TAMPONADE PERIKARDIUM
  • 21.  X Ray thorak : Mengetahui pembesaran jantung, edema paru  EKG: irama, gg hantaran, pembesaran jt, iskhemia, IMA, ketidakseimbangan elektrolit, dsb  ENZIM JANTUNG: Trop T/I, CKMB (creatinin kinase miocard balance), -> bila penyebab IMA  KIMIA DARAH: kolesterol, TG, LDL  ELEKTROLIT DARAH: -Elektrolit, BUN, Creatinin , untuk mengetahui perfusi ginjal
  • 22.  ANGIOGRAFI  EKOKARDIOGRAM  Jugular Venous Pressure (JVP). Normal < 7 cm  Central Venous Pressure (CVP). Normal 5-10 cm H2O
  • 23.  MENURUNKAN KERJA JANTUNG  MENURUNKAN RETENSI NATRIUM DAN AIR  MENINGKATKAN CURAH JANTUNG DAN KONTRAKTILITAS MIOCARD
  • 24.  Aktifitas dibatasi, bed rest pada stadium 4. Aktifitas ringan seperti berjalan secara rutin pada stadium 1-2 bermanfaat bagi pasien  Diet : Rendah garam (2-3 gr/ hari)  Cairan : Pembatasan cairan < 2 liter/hari. Penting dilakukan balance cairan Input = Output  Diuretik : Terutama pada pasien DC yang mengalami edema, dypsnea, orthopnea. Furosemid (lasix) 20-40mg 2- 3x. Kerjanya menghambat reabsorbsi air dan elektrolit di tubulus dan lengkung henle ginjal
  • 25.  Obat Inotropic Dobutamin 2-10µg/KgBB/menit-> menstimulasi β1 reseptor-> kontraktilitas miocard meningkat, sedikit vasokonstriksi dan sedikit tachicardi. Sehingga curah jantung meningkat. Obat Vasokonstriktor Dopamin 5-15µg/KgBB/menit (pada hipotensi)-> menstimuli β1 dan α1 reseptor. Pada β1 meningkatkan cardiak output/ curah jantung. Pada α1 menyebabkan vasokonstriksi perifer (afterload) shg CO meningkat
  • 26. Di encerkan dg Normal Salin atau D5 Rumus: Titrasi = dosis X KgBB X 60 Faktor Oplosan Dopamin 1 ampul 200mg, di Encerkan NS sampai 50 ml. Maka Faktor oplosan= 200/50 = 4 mg/ml = 4 X 1000 = 4000 µg/ml Contoh : dopamin di berikan 5 µg/kgBB/min. berapa seting syring pump dopamin yg dijalankan ml/perjam jk 1 amp di oplos 50 ml, BB pasien 50 kg Jawab = 5 X 50kg X 60 = 3,75 ml/ jam 4000
  • 27. 1. Anamnese a. Keluhan utama; yang paling sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan meliputi, dyspnea, kelemahan fisik, dan edema sistemik b. Riwayat penyakit sekarang c. Riwayat penyakit dahulu HT, DM , hiperlipidemia d. Riwayat penyakit keluarga e. Riwayat pekerjaan dan kebiasaan Perlu ditanyakan kebiasaan/pola hidup mis; minum alkohol, merokok, atau obat ttt, tanyakan jumlah, lama konsumsi
  • 28.  Penurunan Cardiak Output b.d. penurunan kontraktilitas miocard  Intoleransi aktifitas b.d.ketidakseimbangan antara suplay O2 dan demand O2  Perubahan keseimbangan cairan > b.d. penurunan GFR, retensi Na + air  Perubahan perfusi jaringan b.d. penurunan Cardiak Output
  • 29.  Gangguan pertukaran gas b. d. akumulasi cairan di alveoli  Resiko kerusakan integritas kulit b.d. edema, penurunan perfusi ke kulit  Kurang pengetahuan ttg penyakit, kondisi dan pengobatan b.d. < informasi
  • 30.  Istirahat posisi ½ duduk atau duduk  Terapi O2  Monitor EKG  Monitor intake output  Pembatasan cairan dan garam  Timbang BB setiap hari  Monitor data Lab  Lingkungan tenang  Monitor hemodinamik  Jika klien istirahat lama: dekubitus
  • 31.  Terapi diberikan untuk memudahkan : ◦ aktivitas fisik, ◦ memperbaiki kualitas hidup ◦ meningkatkan harapan hidup.  Terapi akan mencakup tiga aspek yaitu : ◦ mengobati faktor penyebab gagal jantung, ◦ menghilangkan faktor-faktor yang dapat memperberat ◦ mengobati gagal jantungnya sendiri
  • 32. 1. Operasi untuk memperbaiki penyempitan dan kebocoran katup, hubungan antara bilik-bilik jantung yang abnormal atau sumbatan arteri koroner 2. Obat-obatan, misalnya untuk mengobati dan mengontrol tekanan darah tinggi. 3. Operasi, obat dan radiasi untuk hipertiroid.
  • 33.  Menghentikan kebiasaan merokok, merubah pola makan, menghentikan kebiasaan minum alkohol dan melakukan olahraga ringan sampai sedang untuk memperbaiki kondisi tubuh secara keseluruhan. Tapi untuk gagal jantung yang berat penderita harus berbaring di tempat tidur.  Mengurangi konsumsi garam, karena konsumsi garam yang berlebihan akan mengakibatkan retensi cairan yang mempengaruhi pengobatan.
  • 34. Terapi terbaik adalah pencegahan atau terapi dini faktor penyebab. Gagal Jantung Kronis 1. Mengurangi konsumsi garam 2. Diuretik untuk meningkatkan pembentukan urin, dibarengi suplemen kalium. 3. Digoksin untuk menambah kekuatan kontraksi dan mengurangi denyut yang terlalu cepat. 4. Vasodilator untuk melebarkan arteri, vena atau keduanya. Yang banyak dipakai adalah ACE inhibitor, melebarkan arteri dan vena, nitrogliserin melebarkan vena dan hydralazine melebarkan arteri. 5. Antikoagulan. Bilik jantung yang membesar dan tidak berkontraksi dengan baik dapat menyebabkan timbulnya gumpalan darah yang bila terlepas ke aliran darah dapat merusak organ lain seperti otak sehingga menyebabkan stroke. 6. Transplantasi jantung, dilakukan pada pasien yang tidak membaik dengan obat-obatan. 7. Kardiomioplasti adalah operasi eksperimental. Dilakukan dengan memindahkan otot besar pada punggung pasien untuk membungkus jantung dan distimulasi dengan pacemaker buatan. Operasi eksperimental yang lebih baru dilakukan dengan membuang otot jantung yang tidak berfungsi pada pasien dengan gagal jantung berat.
  • 35.  Bila terjadi penimbunan cairan tiba-tiba dalam paru-paru, penderita gagal jantung akan mengalami sesak napas hebat sehingga memerlukan masker oksigen konsentrasi tinggi.  Pemberian diuretik melalui vena dan digoxin dapat memperbaiki kondisi secara dramatis.  Nitrogliserin yang diberikan di bawah lidah atau intravena akan melebarkan vena dan mengurangi jumlah cairan dalam paru-paru.  Morfin diberikan untuk menenangkan pasien, menurunkan jumlah pernapasan, memperlambat detak jantung sehingga bisa mengurangi beban kerja jantung.
  • 36. Beberapa faktor penyebab terapi yang diberikan tidak berhasil seperti yang diharapkan 1. Diagnosis terlambat 2. Terapi suboptimal 3. Kepatuhan terapi 4. Keterbatasan efektifitas dan efek samping
  • 37.  Tepat diagnosis  Tepat terapi ◦ Terapi farmakologis yang lebih baik ◦ Penggunaan alat dan tindakan bedah ◦ Terapi sesuai dengan guideline yang ada  Kepatuhan  Peranan perawat dan kebijakan pelayanan yang lebih baik
  • 39.  Lengkapi DX Keperawatan pada kasus Dekom (3S) (Dx.Kep, Definisi Operasional, Batasan Karakteristik, Intervensi (OTEK)  Kumpulkan minggu depan