2. Kegagalan jantung dalam memompa
darah yang adekuat untuk memenuhi
kebutuhan jaringan akan oksigen dan
nutrisi
Gagal jantung meliputi gagal jantung
kanan dan gagal jantung kiri
9. Volume dan tekanan ventrikel kiri dan atrium
kiri meningkat
Volume vena pulmonal meningkat
Edema paru
Curah jantung menurun sehingga perfusi
jaringan turun
Dispnea dan orthopnea
Palpitasi
Pernafasan chyne stokes (cepat dan dangkal)
Batuk dengan dahak terkadang pink froty
Bunyi jantung BJ3 dan BJ4/ irama gallop
Ronkhi basah bagian basal paru
14. Left ventricular hypertrophy (S wave V2 plus R wave of V5 greater than
35mm) and left atrial enlargement (II and V1).
15. Penurunan Cardiac
Output (CO) pada pasien
decomp cordis / gagal jantung
merangsang baroreceptor
yang ada pada arteri carotis,
arcus aorta, dan ventrikel kiri,
untuk mengirim sinyal pada
SSP selajutnya mengaktifkan
saraf simpatis.
Terjadi vasokonstriksi
pada vaskuler perifer (after
load), kontraktilitas jantung
meningkat, sehingga cardiac
output kembali meningkat.
16. Saraf simpatis juga merangsang
dikeluarkannya renin pada ginjal. Renin memicu
perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II.
Angiotensin II merupakan vasokonstriktor kuat yang
menyebabkan tahanan perifer (after-load)
meningkat.
Renin juga memicu dikeluarkannya
aldosteron. Dengan adanya aldosteron
menyebabkan tubulus ginjal meningkatkan
reabsorbsi air dan natrium, sehingga volume urin
menjadi sedikit, dan volume plasma meningkat.
Volume plasma yang meningkat (pre-load)
menyebabkan cardiac output meningkat
18. Namun mekanisme kompensasi tubuh
pada gangguan jantung termasuk decomp
cordis hanya bersifat sementara.
Pada gagal jantung/ DC, terjadi kerusakan
pada otot jantung, gangguan fungsi sel
jantung (cardiac myocytes), sehingga jantung
tidak dapat berkontraksi dan bekerja secara
normal
19. ISTILAH DEFINISI
DERAJAT 1 Bila pasien dapat melakukan aktifitas
berat tanpa keluhan
DERAJAT 2 Bila pasien melakukan aktifitas berat,
menyebabkan keluhan jantung
DERAJAT 3 Bila pasien melakukan aktifitas sehari-hari
(ringan), menyebabkan keluhan jantung
DERAJAT 4 Bila pasien tidak dapat melakukan aktifitas
apapun dan harus bed rest
21. X Ray thorak : Mengetahui pembesaran
jantung, edema paru
EKG: irama, gg hantaran, pembesaran jt,
iskhemia, IMA, ketidakseimbangan
elektrolit, dsb
ENZIM JANTUNG: Trop T/I, CKMB (creatinin
kinase miocard balance), -> bila penyebab
IMA
KIMIA DARAH: kolesterol, TG, LDL
ELEKTROLIT DARAH: -Elektrolit, BUN,
Creatinin , untuk mengetahui perfusi ginjal
22. ANGIOGRAFI
EKOKARDIOGRAM
Jugular Venous Pressure (JVP). Normal < 7 cm
Central Venous Pressure (CVP). Normal 5-10
cm H2O
23. MENURUNKAN KERJA JANTUNG
MENURUNKAN RETENSI NATRIUM DAN AIR
MENINGKATKAN CURAH JANTUNG DAN
KONTRAKTILITAS MIOCARD
24. Aktifitas dibatasi, bed rest pada stadium 4. Aktifitas ringan
seperti berjalan secara rutin pada stadium 1-2 bermanfaat
bagi pasien
Diet : Rendah garam (2-3 gr/ hari)
Cairan : Pembatasan cairan < 2 liter/hari. Penting dilakukan
balance cairan
Input = Output
Diuretik : Terutama pada pasien DC yang mengalami
edema, dypsnea, orthopnea. Furosemid (lasix) 20-40mg 2-
3x. Kerjanya menghambat reabsorbsi air dan elektrolit di
tubulus dan lengkung henle ginjal
25. Obat Inotropic
Dobutamin 2-10µg/KgBB/menit-> menstimulasi β1
reseptor-> kontraktilitas miocard meningkat, sedikit
vasokonstriksi dan sedikit tachicardi. Sehingga curah
jantung meningkat.
Obat Vasokonstriktor
Dopamin 5-15µg/KgBB/menit (pada hipotensi)->
menstimuli β1 dan α1 reseptor. Pada β1 meningkatkan
cardiak output/ curah jantung. Pada α1 menyebabkan
vasokonstriksi perifer (afterload) shg CO meningkat
26. Di encerkan dg Normal Salin atau D5
Rumus:
Titrasi = dosis X KgBB X 60
Faktor Oplosan
Dopamin 1 ampul 200mg, di
Encerkan NS sampai 50 ml.
Maka Faktor oplosan= 200/50
= 4 mg/ml = 4 X 1000 = 4000 µg/ml
Contoh : dopamin di berikan 5 µg/kgBB/min. berapa seting syring pump
dopamin yg dijalankan ml/perjam jk 1 amp di oplos 50 ml, BB pasien 50 kg
Jawab = 5 X 50kg X 60 = 3,75 ml/ jam
4000
27. 1. Anamnese
a. Keluhan utama; yang paling sering menjadi alasan klien
untuk meminta pertolongan kesehatan meliputi,
dyspnea, kelemahan fisik, dan edema sistemik
b. Riwayat penyakit sekarang
c. Riwayat penyakit dahulu
HT, DM , hiperlipidemia
d. Riwayat penyakit keluarga
e. Riwayat pekerjaan dan kebiasaan
Perlu ditanyakan kebiasaan/pola hidup mis; minum
alkohol, merokok, atau obat ttt, tanyakan jumlah, lama
konsumsi
28. Penurunan Cardiak Output b.d. penurunan
kontraktilitas miocard
Intoleransi aktifitas b.d.ketidakseimbangan
antara suplay O2 dan demand O2
Perubahan keseimbangan cairan > b.d.
penurunan GFR, retensi Na + air
Perubahan perfusi jaringan b.d. penurunan
Cardiak Output
29. Gangguan pertukaran gas b. d. akumulasi
cairan di alveoli
Resiko kerusakan integritas kulit b.d. edema,
penurunan perfusi ke kulit
Kurang pengetahuan ttg penyakit, kondisi dan
pengobatan b.d. < informasi
30. Istirahat posisi ½ duduk atau duduk
Terapi O2
Monitor EKG
Monitor intake output
Pembatasan cairan dan garam
Timbang BB setiap hari
Monitor data Lab
Lingkungan tenang
Monitor hemodinamik
Jika klien istirahat lama: dekubitus
31. Terapi diberikan untuk memudahkan :
◦ aktivitas fisik,
◦ memperbaiki kualitas hidup
◦ meningkatkan harapan hidup.
Terapi akan mencakup tiga aspek yaitu :
◦ mengobati faktor penyebab gagal jantung,
◦ menghilangkan faktor-faktor yang dapat
memperberat
◦ mengobati gagal jantungnya sendiri
32. 1. Operasi untuk memperbaiki penyempitan
dan kebocoran katup, hubungan antara
bilik-bilik jantung yang abnormal atau
sumbatan arteri koroner
2. Obat-obatan, misalnya untuk mengobati
dan mengontrol tekanan darah tinggi.
3. Operasi, obat dan radiasi untuk hipertiroid.
33. Menghentikan kebiasaan merokok,
merubah pola makan, menghentikan
kebiasaan minum alkohol dan melakukan
olahraga ringan sampai sedang untuk
memperbaiki kondisi tubuh secara
keseluruhan. Tapi untuk gagal jantung
yang berat penderita harus berbaring di
tempat tidur.
Mengurangi konsumsi garam, karena
konsumsi garam yang berlebihan akan
mengakibatkan retensi cairan yang
mempengaruhi pengobatan.
34. Terapi terbaik adalah pencegahan atau terapi dini faktor penyebab.
Gagal Jantung Kronis
1. Mengurangi konsumsi garam
2. Diuretik untuk meningkatkan pembentukan urin, dibarengi suplemen
kalium.
3. Digoksin untuk menambah kekuatan kontraksi dan mengurangi
denyut yang terlalu cepat.
4. Vasodilator untuk melebarkan arteri, vena atau keduanya. Yang
banyak dipakai adalah ACE inhibitor, melebarkan arteri dan vena,
nitrogliserin melebarkan vena dan hydralazine melebarkan arteri.
5. Antikoagulan. Bilik jantung yang membesar dan tidak berkontraksi
dengan baik dapat menyebabkan timbulnya gumpalan darah yang
bila terlepas ke aliran darah dapat merusak organ lain seperti otak
sehingga menyebabkan stroke.
6. Transplantasi jantung, dilakukan pada pasien yang tidak membaik
dengan obat-obatan.
7. Kardiomioplasti adalah operasi eksperimental. Dilakukan dengan
memindahkan otot besar pada punggung pasien untuk
membungkus jantung dan distimulasi dengan pacemaker buatan.
Operasi eksperimental yang lebih baru dilakukan dengan
membuang otot jantung yang tidak berfungsi pada pasien dengan
gagal jantung berat.
35. Bila terjadi penimbunan cairan tiba-tiba dalam
paru-paru, penderita gagal jantung akan
mengalami sesak napas hebat sehingga
memerlukan masker oksigen konsentrasi tinggi.
Pemberian diuretik melalui vena dan digoxin dapat
memperbaiki kondisi secara dramatis.
Nitrogliserin yang diberikan di bawah lidah atau
intravena akan melebarkan vena dan mengurangi
jumlah cairan dalam paru-paru.
Morfin diberikan untuk menenangkan pasien,
menurunkan jumlah pernapasan, memperlambat
detak jantung sehingga bisa mengurangi beban
kerja jantung.
36. Beberapa faktor penyebab terapi yang diberikan
tidak berhasil seperti yang diharapkan
1. Diagnosis terlambat
2. Terapi suboptimal
3. Kepatuhan terapi
4. Keterbatasan efektifitas dan efek samping
37. Tepat diagnosis
Tepat terapi
◦ Terapi farmakologis yang lebih baik
◦ Penggunaan alat dan tindakan bedah
◦ Terapi sesuai dengan guideline yang ada
Kepatuhan
Peranan perawat dan kebijakan pelayanan
yang lebih baik