SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Download to read offline
ETIKA BISNIS (NILAI ETIKA) DALAM LINGKUNGAN MARKETING
& ADMISSION DEPARTMENT UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
TUGAS MATA KULIAH
BUSSINESS ETHIC & GOOD GOVERNANCE
Disusun Oleh:
RIYOKO YUDHI WIBOWO
NIM : 55117110098
Dosen pengampu
Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
JURUSAN MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS MERCUBUANA
JAKARTA
2017
2
ABSTRAK
ETIKA BISNIS (NILAI ETIKA) DALAM LINGKUNGAN MARKETING &
ADMISSION DEPARTMENT UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
(15 halaman; 3 gambar; 2 tabel)
Etika bisnis menentukan nilai-nilai yang dipegang oleh sebuah perusahaan atau orang
yang berada di dalamnya, etika bisnis bisa berarti sebuah aturan-aturan atau norma yang
mengatur bagaimana sebuah perusahaan menjalankan perusahaannya dari hari ke hari. Jika kita
menggunakan definisi secara umum, Etika bisnis adalah suatu cabang dari filosofi yang
berkaitan dengan kebaikan atau moralitas dari perilaku manusia, yaitu sebuah aturan-aturan
yang tidak dapat dilanggar dari perilaku yang diterima masyrakat sebagai baik atau buruk.
Makalah ini disusun dengan melakukan pembacaan dari literature dengan analisa langsung
secara kualitatif dari perusahaan dimana penulis bekerja. Setiap kasus yang ada dihadirkan di
makalah ini adalah keseluruhan tim marketing yang ada di lingkungan marketing pelita harapan
karawaci. Analisa dilakukan dari pengamatan secara langsung dari setiap kegiatan yang ada,
baik kegiatan yang sudah lewat ataupun yang sedang direncakanan, terlebih lagi dari visi dan
misi perusahaan untuk menjadi acuan utama dalam makalah ini.
Dari kajian melalui universitas ini, bahwa value bukan hanya soal materi yang dikejar
namun kualitas setiap individu dan mengedepankan nilai kejujuran, kasih seperti yang diimani
oleh yayasan yang ingin membentuk pribadi-pribadi yang baik secara intelektual, tetapi juga
secara moral dan etika yang terdapat dari setiap butir dari visi dan misi yang sudah ditetapkan
oleh pendiri yayasan.
3
1. INTRODUCTION
Maskapai penerbangan komersial Amerika Serikat, United Airlines, memaksa
seorang penumpangnya meninggalkan kursi dan turun dari pesawat dengan nomor penerbangan
3411 yang akan lepas landas dari Chicago ke Louisville, Kentucky. Insiden itu berlangsung
pada Minggu 9 April 2017 waktu setempat. Seorang penumpang, Dr David Dao kehilangan dua
gigi depan dan menderita patah hidung ketika dikeluarkan paksa dari pesawat. Peristiwa tidak
menyenangkan yang dilakukan pihak United Airlines itu terjadi demi memberikan kursi bagi
empat karyawan mereka. Sementara, kondisi pesawat pada saat itu overbooked atau kelebihan
penumpang.
Dalam surat kepada karyawan, yang diperoleh media Amerika Serikat, Oscar Munoz,
bos maskapai United Airlines mengatakan 'kecewa melihat dan mendengar hal yang terjadi'
namun menambahkan penumpang bersangkutan 'mengganggu dan melawan'. Lewat email,
seperti yang dikutip kantor berita Associated Press, Munoz mengatakan, "Karyawan kami
mengikuti prosedur yang sudah ditetapkan untuk menangani situasi seperti itu."
Para pengacara David Dao, penumpang yang diseret paksa dari pesawat United Airlines,
membawa kasus tersebut ke ranah hukum.Mereka mengajukan permintaan secara resmi ke
Pengadilan Negara Bagian Illinois agar United Airlines dan pemerintah Kota Chicago
mempertahankan semua rekaman video kamera pengawas, rekaman suara di dalam kokpit,
daftar penumpang, dan daftar awak kabin yang terkait dengan insiden penyeretan David Dao.
United Airlines mengubah kebijakan memberikankan kursi di menit terakhir pada
stafnya saat penerbangan penuh setelah kemarahan global akibat seorang penumpang diseret
paksa. Maskapai ini mengatakan bahwa dalam penerbangan-penerbangan mendatang, kursi
untuk staf maskapai akan dialokasikan setidaknya satu jam sebelum keberangkatan.
Dari kasus tersebut kita bisa melihat salah satu contoh kasus etika bisnis yang bisa
dibilang gagal dilaksanakan, karena sangatlah aneh dimana suatu perusahaan jasa yang
fokusnya adalah penumpang atau konsumen, berani mengusir konsumenya atau penggunanya,
bahkan dengan cara yang kasar hanya untuk staff atau management dari penerbangan itu,
mungkin akan lebih indah dan professional ketika yang terjadi adalah staff atau managemen
rela untuk memberikan kursinya kepada konsumen, tentu itu akan memberikan image yang
positif bagi perusahaan tersebut.
Definisi Etika Bisnis
Etika bisnis menentukan nilai-nilai yang dipegang oleh sebuah perusahaan atau orang
yang berada di dalamnya, etika bisnis bisa berarti sebuah aturan-aturan atau norma yang
mengatur bagaimana sebuah perusahaan menjalankan perusahaannya dari hari ke hari. Jika kita
menggunakan definisi secara umum, Etika bisnis adalah suatu cabang dari filosofi yang
berkaitan dengan kebaikan atau moralitas dari perilaku manusia, yaitu sebuah aturan-aturan
yang tidak dapat dilanggar dari perilaku yang diterima masyrakat sebagai baik atau buruk.
Dalam penerapanya di Perusahaan, kita berbicara soal pembagian tugas dari setiap
individu, tanggung jawab yang kita emban, mengatur bagaimana seharusnya kita bersikap
dalam sebuah perusahaan, berbicara juga soal ketidak jujuran, asset perusahaan dan masih
banyak lagi. Etika bisnis hanya bisa bersumber dan dibentuk di dalam perusahaan itu sendiri,
jika suatu etika ditanamkan dari luar perusahaan, ada kemungkinan hal tersebut tidak dapat
bekerja secara maksimal karena adanya ketidaksesuaian dengan budaya yang ada di perusahaan
tersebut.
4
Banyak hal yang secara tidak langsung dapat menjadi lebih baik ketika perusahaan memiliki
etika bisnis yang baik, dari lingkungan yang ada di dalam perusahaan, suasana pekerjaan, soal
kejujuran dan sikap dari setiap karyawan, ditambah juga adanya kepercayaan dari masyrakat
jika perusahaan tersebut bisa menjaga etikanya dengan baik, misalnya kita berbicara seperti
pabrik yang membuang limbahnya sembarangan, tentang perusahaan yang mengabaikan
konsumenya, tentu perusahaan-perusahaan tersebut secara tidak langsung mendapatkan cap
sosial dari masyrakat bahwa perusahan-perusahaan tersebut tidak beretika baik dan dapat
merugikan masyrakat, ketika gambaran dari perusahaan tersebut sudah jatuh, sangat sulit untuk
mengembalikanya kembali.
Selanjutnya penulis akan membahas etika bisnis yang dipegang oleh perusahaan dimana
penulis bekerja, Penulis bekerja di bagian Marketing & Admisson di Universitas Pelita
Harapan, dimana pekerjaanya sehari-hari adalah melayani konsumen yaitu anak-anak SMA
yang ingin mengetahui informasi tentang kampus ini, mulai dari jurusan, biaya dan sebagainya.
Saya juga bekerja untuk mengolah data dari seluruh SMA dari Indonesia, untuk menentukan
daerah mana yang patut di tindak lebih lanjut karena berpotensial.
Jika kita berbicara etika, kampus ini memegang nilai kerohanian yang kuat, dimana setiap
hal yang kita lakukan harus didasarkan oleh iman kepercayaan kita, itu merupakan visi misi
dari founder dari yayasan tersebut untuk dipraktekan sehari-hari. Jika kita berbicara etika bisnis
yang berkaitan dengan konsumen, kami mengedepankan layanan yang terbaik untuk setiap
konsumen, dalam prakteknya setiap bagian dari marketing student consultant memiliki bagian
daerah yang dipegang, dan mereka secara tidak langsung wajib melayani kebutuhan dari daerah
tersebut, setiap gurunya, sekolahnya dan anak-anaknya. Untuk bagian penerimaan kami tidak
menerima uang dalam bentuk apapun agar dapat melancarkan agar bisa masuk ke kampus kami,
terlebih lagi dalam jurusan kedokteran, tidaklah mudah untuk bisa masuk ke jurusan ini karena
ada serangkaian tes yang harus dilewati. Namun kami memegang nilai yang mendasar, kami
tidak mau menerima suap apapun, karena semua hal sudah ada sistemnya, dan setiap orang
harus melewati sistem tersebut, tidak yang diperlakukan istimewa.
2. LITERATUR
Definisi
Dalam pengertian bisnis etika, kebanyakan orang tidak memiliki definisi yang pasti dan
yang benar tentang hal ini, kosakata lain seperti moral, prinsip, nilai sering tertukar maknanya
dengan kata etika. Untuk membedakan hal tersebut kita bisa bagi menjadi sebagai berikut,
moral adalah filosofi yang dipegang oleh setiap orang tentang apa yang benar dan apa yang
salah. Moral biasanya hanya berlaku untuk individu bukan secara kolektif atau bersamaan.
Etika bisnis terdiri dari prinsip-prinsip organisasi, nilai, dan norma yang mungkin bersumber
dari individual, statemen secara organisasi, atau dari sistem legal yang mengatur bagaimana
sebuah bisnis dan orang didalemnya berlaku. Principles secara spesifik mengatur batasan untuk
sikap yang tidak boleh dilanggar. Prinsip biasanya menjadi aturan dasar, seperti mengatur hak
manusia, hak berbicara, dan hak keadilan. Values mengedepankan rasa kepercayaan dan idealis
yang secara sosial ditekankan, seperti kerjasama, kepercayaan dan integritas.
Ethics bisa didefinisikan sebagai sebuah sikap atau keputusan yang dipegang dalam
nilai-nilai perusahaan. Dengan hal ini ada peraturan dan regulasi baik tertulis maupun tidak
yang dapat membantu untuk karyawan dapat menentukan apa yang baik dan yang tidak baik.
Hal yang baik atau tidak baik, yang salah dan benar yang penilaianya ditentukan oleh organisasi
5
itu adalah ethics. Business ethics yang baik secara tidak langsung dapat membangun
kepercayaan pada masyrakat, ethics yang baik membangun image yang positif pada masyrakat.
Gambar 2.1 Global Trust in Industry Sectors
Dari gambaran diatas dapat dilihat bahwa tidak ada industry yang dipercayai oleh
masyrakat sebanyak 100%, dari grafik ini yang paling tinggi adalah teknologi yaitu 77%,
masyrakat percaya dan mendukung secara tidak langsung industry teknologi, karena secara
tidak sadar kita berkembang dan menggunakan teknologi, dan perkembangan teknologi banyak
membuat banyak hal menjadi lebih mudah, maka dari itu aspek ini lebih besar dari yang lainya.
Latar Belakang Business Ethics
Perkembangan business ethics tidak terjadi dalam satu hari, tapi business ethics juga
terbentuk untuk memberikan batasan-batasan untuk mengatur dan memberikan arahan bagi
keseharian perusahaan. Sebelum business ethics terbentuk ada berberapa hal yang lebih dulu
menjadi isu yang dibahas dan di sepakati oleh masyrakat, yang mungkin bisa diatur oleh negara
atau organisasi, hal itu bisa kita lihat dari tabel berikut.
Tabel 2.1
6
Perkembangan Business Ethics jika kita berkaca pada negara Amerika Serikat pada
sejatinya terbagi atas 5 tahapan, yaitu sebagai berikut,
1. Sebelum tahun 1960
2. Tahun 1960-an
3. Tahun 1970-an
4. Tahun 1980-an
5. Tahun 1990-an
Era tahun 1920an dimana pada saat itu masyrakat Amerika tersiksa akan konsep
kapitalisme, dan atas dasar itu banyak gerakan yang timbul untuk mendapatkan keadilan dari
kekuranganya pendidikan, rekreasi, kesehatan, dan pensiun. Banyak perusahaan yang di
permasalahkan karena tidak bekerja sama dengan pemerintahan untuk menaikan kerja tersebut,
dan akhirnya pada tahun 1950, President Harry S. Truman Fair Deal, yang berisi tentang hak
sipil/warga negara dan tanggung jawab environmental yang adalah isu etika yang harus di
pikirkan oleh perusahaan atau pembisnis. Pada tahun 1937 sebuah buku tentang business ethics
pun diterbitkan oleh Frank Chapman Sharp dan Philip G. Fox yang didalamnya terdapat empat
bagian besar, fair service, fair treatment of competitors, fair price, dan moral progress in the
business world.
Era tahun 1960 adalah era dimana isu sosial mulai masuk dalam dunia bisnis, pada tahun
itu perkembangan pabrik dan industry sangat besar dan massif, dan isu seperti polusi,
pembungan limbah, dan limbah nuklir menjadi hal yang menjadi sering dilihat pada saat itu,
pada saat yang sama tingkat konsumsi masyarakat meningkat, dan melihat itu presiden John F.
Kennedy membentuk Consumer’s Bill of Rights, yang mengatur, hak untuk keamanan, hak
untuk diberitahu (informasi), hak untuk memilih, dan hak untuk didengar.
Era tahun 1970 dimana etika bisnis mulai merambah ke berbagai hal, para filsuf dan
professor dalam dunia bisnis, melakukan development dan membuat landasan untuk sebuah
bisnis yang baik, dan menggunakan pemikiran itu mulai muncul Corporate Social
Responsibility, sebuah kewajiban organisasi atau perusahaan yang berguna untuk
memaksimalkan dampak positif dan mengurangi dampak negatif dari perusahaan tersebut.
Setelah hal ini menjadi banyak diperbincangkan, perusahaan dan pembisnis mulai memikirkan
tentang apa tanggapan dan gambaran masyrakat tentang gambaran perusahaan mereka, dan
mereka harus memikirkan isu etika bisnis lebih serius lagi. Pada akhir tahun 1970, berberapa
etika bisnis yang besar seperti penyuapan, iklan yang menipu, permainan harga, keamanan
produk, dan masalah ekologi, mulai hilang dari bisnis, karena perusahaan mau memperbaiki
etika bisnis mereka.
Era tahun 1980, akademisi dan praktisi menyadari bahwa etika bisnis dapat menjadi
sebuah bidang pembelajaran, dan semakin bertumbuhnya institusi makin berkembang juga
pembahasan tentang etika bisnis ini. Pada era itu muncul juga R. Edward Freeman yang
mendefinisikan stakeholder sebagai orang atau group yang dapat memberikan efek atau
mendapatkan efek dari apa yang dapat diraih oleh perusahaan. Pada tahun ini juga terbit
peraturan tentang Etika bisnis yaitu Defense Industry Initiative on Business Ethics and
Conduct(DII).
Era tahun 1990 dimana pada saat itu Bill Clinton sangat mendorong pertukaran
barang/jasa dan undang-undang yang mengatur individu. Pada tahun itu juga didirikan Federal
Sentencing Guideline for Organizations (FSGO), yang basisnya mengacu pada DII yang
dibentuk sebelumnya, dan dari organisasi ini memberikan penalti kepada perusahaan yang
melanggar dan memberikan penghargaan atau insentif kepada perusahaan yang menaati
7
regulasi dan peraturanya. Dengan hal itu diharapkan setiap perusahaan dapat memegang
Corporate values, memegang kode etik yang ditetapkan, dan berjuang agar tidak melakukan
perbuatan yang curang.
Manfaat dari Etika Bisnis
Perkembangan etika bisnis semakin terasa, terlebih lagi ketika perusahaan melihat
bahwa ada kaitan antara values dan etika yang dipegang perusahaan dengan kemampuan
finansial perusahaan tersebut. Dalam prakteknya mungkin butuh usaha untuk
mendemonstrasikan reputasi yang baik dengan pegawai, customer, dan masyrakat, namun hal
itu terbayar dengan reputasi dan financial yang baik. Berikut sedikit ilustrasi yang mungkin
dapat menggambarkan bagaimana relasi antara etika bisnis dan manfaatnya.
Gambar 2.2
Peran dan Manfaat Etika dalam Bisnis antara lain sebagai berikut,
1. Memerhatikan etika bisnis secara tidak langsung membangun masyrakat.
2. Etika Bisnis membantu dalam setiap orang yang ada dalam perusahan untuk dapat
memilih hal yang baik dan benar walau pada saat yang sulit.
3. Etika bisnis yang baik membuat suasana pekerjaan kondusif untuk dapat bekerja sama
dan meningkatkan produktifitas.
4. Etika bisnis yang baik mendukung pertumbuhan karyawan dan memerhatikan karyawan
tersebut.
5. Etika bisnis adalah sebuah asuransi, asuransi untuk menjaminkan segala kebijakan yang
diterapkan adalah legal.
6. Etika bisnis dapat menghindarkan tindakan criminal.
7. Etika bisnis yang baik berkaitan langsung dengan kualitas manajemen.
8. Etika bisnis yang baik dapat membuat gambaran yang positif bagi masyarakat.
Ketika kita mempelejari etika bisnis, tentu hasil yang ingin dituju adalah untuk menjadi
perusahaan yang lebih baik, sebuah perusahaan yang mempunyai nilai yang baik, terhadap
segala aspek yang ada. Pada prakteknya, sulit untuk mendeteksi apakah setiap isu yang terjadi
dapat menjadi sebuah permasalahan etika, atau setiap keputusan yang dibuat dapat
mempengaruhi nilai etika yang di punyai perusahaan, dan hal ini adalah hal yang sangat
berbahaya bagi perusahaan. Keputusan bisnis, mungkin sama seperti keputusan personal,
mungkin muncul dilemma. Mungkin ada keputusan yang harus memilih pilihan yang negative
karena sedikit imbas yang terjadi jika memilih haltersebut, isu etika secara tidak langsung
mempengaruhi secara individu maupun kolektif. Bisnis adalah suatu hal yang dinamis, nilai-
8
nilai yang dipegang pun juga akan berubah-ubah setiap waktu, namun kembali lagi, setiap
perusahaan mempunyai budaya dan nilai yang dipegang masing-masing oleh perusahaan
tersebut.
Sebagai karyawan mungkin secara sadar atau tidak sadar kita pernah berada di posisi untuk
memutuskan sesuatu yang munkin secara tidak sadar itu melanggar etika perusahaan, setiap hal
yang mungkin lalai dilakukan oleh seseorang, dapat membuat penilaian oleh orang lain, baik
dari teman sekerja maupun dari lingkungan luar.
Tabel 2.2 Percentage Behavior
Nilai pokok untuk identifikasi isu yang etikal
Untuk mengindentifikasi atau evaluasi yang isu etikal, ada berberapa nilai pokok yang bisa
menjadi indikator utamanya, yiatu Intergritas, kejujuran dan keadilan. Ketiga nilai ini adalah
nilai umum yang sering digunakan dalam hal etika, setiap keputusan dan kebijakan yang di
ambil akan mempertimbangkan hal ini.
Integritas
Ingeritas adalah hal yang paling sering dicatut dan dijadikan bahan evaluasi dan menjadi
dasar dari setiap kegiatan usaha, tidak hanya soal etika. Integritas juga berbicara tentang
kualitas produk, transparansi, komunikasi yang terbuka. Jika integritas ini dijaga maka akan
ada sebuah rasa kepercayaan yang timbul, baik dari lingkungan pekerja, maupun dari
lingkungan luar. Setidaknya sebuah perusahaan harus mengikuti setiap peraturan dan
perundangan yang ada, dan sebagait tambahan mereka tidak boleh merugikan customer,
karyawan, bahkan lawannya mereka. Setiap perusahaan pasti ingin mendapatkan profit lebih,
namun jika melakukan dengan cara yang tidak baik, cara yang tidak berintegritas, jika hal itu
9
terbukti maka akan terbentuk ketidakpercayaan dari orang-orang, dan hal itu akan sangat sulit
dikembalikan.
Kejujuran
Kejujuran bisa berarti kepercayaan atau dapat dipercaya. Jujur adalah untuk
memberitahukan semua hal yang benar tanpa ada yang ditutup-tutupi. Isu kejujuran seringkali
muncul karena dunia bisnis seringkali mengedepankan soal profit, soal uang, dan peraturan
yang dijalankan hanyalah peraturan yang menguntungkan bagi perusahaan. Eric Beversluis
mengatakan berberapa alasan kenapa kejujuran bisa menjadi masalah adalah sebagai berikut,
1. Relasi bisnis adalah seperti relasi manusia, yang di kelola oleh aturannya pribadi dalam
pasar yang terdapat kompetisi, maksimalisasi profit, dan kenaikan personal dalam
organisasi
2. Bisnis juga bisa menjadi seperti permainan, seperti layaknya permainan olahraga, ingin
mengalahkan lawan.
3. Jika bisnis adalah seperti olahraga, etika yang seperti biasanya tidak dapat diaplikasikan
Mungkin kita pernah mendengar strategi perang yang terkenal yaitu Sun Tsu: The art of
Wars. Strategi ini secara luas diimplementasikan ke berbagai hal, dan yang paling banyak
adalah dalam hal bisnis, strategi yang seperti apa yang dapat memberikan kemenangan, taktik
yang seperti apa yang dapat mengalahkan musuh dengan cepat dan efisien, dan menjadi yang
dominan. Seringkali mengabaikan apa yang menjadi nilai etis, seperti contohnya bagaimana
perusahaan ingin mengalahkan perusahaan lain dan ingin menghilangkan competitor diindustri
tertentu, tanpa melihat bahwa dibalik nama perusahaan itu adalah orang-orang yang
menggantungkan hidupnya kepada perusahaan itu, untuk menabung, mendapat biaya untuk
makan pendidikan, pensiun dan sebagainya. Dalam hal ini etika bisnis yang bertindak sebagai
batasan agar tidak melampaui hal yang sewajarnya.
Keadilan
Keadilan itu berarti bersikap adil, merata dan tidak berpihak. Keadilan beriringan langsung
dengan justice, quity, equlity, dan moralitas. Ada 3 elemen fundamental yang memungkinkan
orang untuk berlaku adil, equality, reciprocity (timbal balik), dan optimisasi. Dalam bisnis,
Equality berbicara tentang distribusi manfaat dan sumber daya, yang dapat dirasakan oleh
stakeholders atau masyrakat luas. Timbal balik berbicara apa ayng didapatkan dari proses beri
dan diberi dalam relasi sosial. Hal ini terjadi ketika apa yang diberi sama dengan apa yang
didapatkan. Contohnya jika gaji dinaikan, apakah ada kenaikan dari efisiensi kerja dari
karyawanya dan sebagainya. Yang terakhir adalah optimisasi, yaitu pertukaran antara equality
dengan effisiensi. Contohnya adalah mempekerjakan seseorang yang karena mampu dan bisa,
terlepas dair gender, usia dan ras yang mungkin orang itu miliki.
Pengambilan Keputusan dalam Bisnis
Pengambilan keputusan adalah hal yang krusial dalam etika bisnis, kesalahan pengambilan
keptususan dapat merusak segala sesuatu yang sudah sangat sulit dibangun, sebaliknya
pengambilan keputusan yang tepat dapat membantu menjaga kepercayaan baik dari internal
maupun eksternal, berikut berberapa pendapat ahli yang mendefinisikan tentang pengambilan
keputusan,
10
1. G. R. Terry : Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan
yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin.
2. Claude S. Goerge, Jr : Mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh
kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk
pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.
3. Horold dan Cyril O’Donnell : Mereka mengatakan bahwa pengambilan keputusan adalah
pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari perencanaan,
suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu sumber
yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.
4. P. Siagian : Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap
suatumasalah, pengumpulan fakta dan data, penelitian yang matang atas alternatif dan
tindakan
Untuk meningkatkan pemilihan keputusan yang beretika, kita tidak boleh melupakan bahwa
ada faktor individual di dalamnya. Berberapa orang mungkin lupa saat ia bekerja, ia bukanlah
satu orang saja yang bertanggung jawab atas keputusan tersebut, namun juga satu organisasi
yang ada di belakangnya. Tidak sedikit juga orang lupa bahwa mereka sedang
merepresentasikan perusahaannya. Setiap pengambilan keputusan pasti terdapat berberapa
faktor yang dapat menjadi pertimbangan seperti, seberapa penting isu tersebut, faktor
individual, dan faktor organisasi, seperti budaya perusahaan dan kesempatan. Komponen-
komponen tersebut dapat mempengaruhi pengambilan keputusan yang akan dipilih, dan yang
akan menghasilkan keputusan yang etis atau tidak etis. Berikut model ilustrasi yang dapat
memudahkan kita untuk mengerti apa saja faktor dan proses yang dapat mempengaruhi proses
pengambilan keputusan.
Gambar 2.3 Ethical Decision Making in Business
Dalam tahap pertama dari setiap pengambilan keputusan, kita harus bisa mengukur berapa
intens isu yang sedang dihadapi, apakah ini terkait secara individual atau secara kolektif dari
perusahaan tersebut. Ethical Awarness, perusahaan harus memiliki hal ini, dimana peka
terhadap hal-hal yang mungkin dapat timbul menjadi isu, dapat memahami kondisi dan situasi.
Dengan adanya hal ini, perusahaan dapat menghindari keputusan yang merugikan jika sebuah
isu muncul. Intensitas disini berbicara seberapa penting isu yang sedang dihadapi, berdampak
kepada internal, ke external atau mungkin ke masyrakat atau mungkin dalam hal ekologi,
perusahaan harus bisa melihat hal tersebut.
Selanjutnya faktor individual, ketika dihadapi masalah pasti setiap orang mau
menyelesaikanya, dan terkadang setiap orang menyelesaikanya dengan cara dan pahamnya
sendiri. Mungkin belajar menangani sebuah masalah dari lingkungannya, keluarga, kerabat dan
11
orang-orang terdekatnya. Setiap orang di perusahaan harus tau bagaimana memposisikan
dirinya, apalagi jika kita berbicara soal pemimpin perusahaan, setiap orang yang mempunyai
value yang baik belum tentu baik untuk perusahaan, karena bisa saja perusahaan memiki value
yang berbeda dengan orang tersebut.
Faktor organisasi, seperti yang kita lihat bahwa mungkin saja setiap orang melakukan
pengambilan keputusan bisnis, berdasarkan value yang dia pegang, tapi dalam riset
membuktikan bahwa perusahaan dapat memberikan pengaruh yang lebih besar dalam
pengambilan sebuah keputusan, bahkan dapat mengubah value yang dipegang oleh seseorang.
Dalam hal ini kita tidak bisa memisahkan juga bagaimana sebuah budaya perusahaan itu
dijalankan, hal tersebut juga dapat mempengaruhi hal ini.
Faktor kesempatan berbicara tentang apa yang membatasi dan hal apa saja yang bisa dipilih
untuk menjadi keputusan yang final. Kurangnya sanksi bagi orang-orang yang mungkin
melakukan hal yang tidak etis, dan kurangnya reward bagi orang yang melakukan hal yang
tepat, menjadikan orang-orang dalam perusahaan merasa kurangnya ada pembatas tindakan dari
setiap hal yang dilakukanya.
Dalam pengambilan keputusan yang etis, setiap perusahaan atau setiap individu yang
berada dibalik keputusan itu harus memikirkan dari setiap sisi yang ada, dari setiap faktor yang
mungkin memberatkan, atau mungkin faktor yang meringkan keputusan tersebut. Karena jika
terjadi sebuah pengambilan keputusan yang salah, dan melakukan sesuati yang tidak etis
banyak harga yang harus dibayar oleh perusahaan tersebut, berberapa langkah pasti yang harus
dilakukan agar hal tersebut bisa dihindari adalah sebagai berikut,
1. Menentukan fakta-fakta
Mencari kebenaran dari sebuah isu, melihat keterangan historis kapan kejadian itu
terjadi, siapa saja yang mungkin terlibat.
2. Mengidentifikasi para pemegang kepentingan dan mempertimbangkan situasi dari sudut
pandang mereka
Melihat dari sudut pandang lain tentang isu ini, apakah mungkin ada konflik
kepentingan dari isu ini, adakah mungkin yang mau mengambil keuntungan dari isu
tersebut.
3. Mempertimbangkan alternatif yang ada
Dalam memilih keputusa ini, harus melihat segala option yang dipunyai, karena
mungkin setiap option ada kekurangan dan kelebihanya, mungkin ada satu option yang
paling optimal dengan resiko yang paling kecil, perusahaan harus peka terhadap hal
seperti ini.
4. Mempertimbangkan bagaimana sebuah keputusan tersebut dapat berdampak kepada
pemegang kepentingan, memperhatikan konsekuensi, kewajiba, hak, prinsik dan
dampak bagi integritas perusahan
Etika bisnis pada dasarnya adalah tentang pengambilan keputusan, ada berberapa pertanyaan
dan pernytaan yang paling esensial dalam hal ini, antara lain adalah,
1. Apa yang harus kita lakukan
2. Bagaimana kita bertindak
3. Kehidupan seperti apa yang harus kita jalani
4. Jenis organisasi dan masyarakat seperti apa yang seharusnya kita bentuk
5. Menjadi siapa seharusnya kita
12
Setiap sikap atau etika bisnis yang kita ambil bisa berdasarkan ke 5 hal tersebut, untuk
mempunyai etika yang jujur dan baik, apa yang harus kita lakukan, etika berbicara juga tentang
bagaimana kita bertindak baik secara individu maupun secara organisasi. Kita berbicara juga
budaya seperti apa yang mau kita terapkan dalam keseharian perusahaan kita. Etika juga
menentukan organisasi/perusahaan apa yang ingin kita bentuk, dengan etika ini kita bisa
diarahkan dan di beri batasan dan tujuan, untuk menjadi sebuah
perusahaan/organisasi/masyarakat yang baik yang dapat diterima oleh lingkungan kita.
Secara garis besar besar etika bisnis terdiri dari prinsip organisasi, values, dan norma yang
mungkin berasal dari individu, dari organisasi, atau dari sistem legal yang mengatur hal
tersebut. Investor, karyawan dan customer, sistem dan komuntasi kadang yang menentukan
tindakan apa yang baik dan benar, etis atau tidak etis.
Etika bisnis mencakup 3 komponen yang dapat dilihat dari sumber dan siapa yang
menerimanya dan apa bentuk tindakanya, yaitu sebagai berikut
1. Individu / Karyawan
Berbicara tentang bagaimana antar karyawan bersosialisasi, bekerja sama, komunikasi
tim, menghargai pendapat orang lain, dan sebagainya.
2. Dari Perusahaan terhadap karyawan
Menciptakan tempat kerja yang kondusif, baik dari suasana, kompisi karyawan setiap
divisi, mensejahterakan karyawannya, gaji, bonus dan sebagainya.
3. Terhadap lingkungan
Melaksanakan tanggung jawabsosial mungkin bisa dalam bentuk CSR, meningkatkan
kualitas kebersihan dsbnya.
Dari sumbernya kesadaran etis dapat dibentuk oleh nilai individual atau kolektif dari
perusahaan, tetapi bisa juga dari nurani dari setiap orang yang memberikan keputusan yang baik
dan buruk, pengalaman yang mungkin dialami dari orang tersebut. Mungkin bisa juga dari
pengalaman dan saran dari orang lainya yang mungkin mempengaruhi keputusan kita.
Belajar dan memperdalami etika bisnis merupakan hal yang penting, dengan bermunculanya
kasus-kasus yang menimpa perusahan karena keputusan yang tidak etis dan merugikan,
seharusnya membuat kita sadar bahwa kita masih memerlukan wawasan yang lebih dalam
tentang etika bisnis, untuk mengetahui apa keputusan yang etis dan tidak etis. Karena hanya
dengan perspektif dan penilaian seorang individu saja itu tidak cukup untuk merumuskan
keseluruhan etika bisnis. Dengan mengatur dan memperdalam masalah etika bisnis, perusahaan
dapat lebih dapat melihat keputusan yang etis dan tidak etis.
Riset dan peneliti menyimpulkan bahwa dengan membangun reputasi secara etis dengan
karyawan, customer dan masyarakat dapat memberikan manfaat yang meliputi efisiensi dari
setiap operasi keseharian, komitmen karyawan yang meningkat, kepercayaan investor untuk
menaruh lebih banyak dana, kepuasan dari pelanggan, dan yang terakhir meningkatnya segi
finansial perusahaan. Etika bisnis yang diambil dan ditetapkan oleh perusahaan dapat
mempengaruhi banyak hal yang berada di sekitar perusahaan tersebut.
3. METODOLOGI
Makalah ini disusun dengan melakukan pembacaan dari literature dengan analisa langsung
secara kualitatif dari perusahaan saya bekerja. Setiap sampel yang ada dihadirkan di makalah
ini adalah keseluruhan tim marketing yang ada di lingkungan marketing pelita harapan
karawaci. Analisa dilakukan dari pengamatan secara langsung dari setiap kegiatan yang ada,
baik kegiatan yang sudah lewat ataupun yang sedang direncakanan, terlebih lagi dari visi dan
misi perusahaan untuk menjadi acuan utama dalam makalah ini.
13
Refrensi dan literature yang digunakan adalah melalui bahan ajar yang disusun oleh bahan
ajar yang disusun oleh Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, dan juga berberapa buku yang rata-rata
diterbitkan tahun 2013 keatas, dan berberapa refrensi dari internet yang mendukung
penyusunan makalah ini. Dalam pembahasanya penulis akan membandingkan bagaimana teori
etika bisnis yang ideal dengan apa yang sudah berjalan dari nilai yang dipegang oleh yayasan
dimana penulis bekerja.
4. RESULTS & DISCUSSION
Penulis bekerja sebagai salah satu staff dalam Marketing & Admission, yang tujuan
utamanya adalah untuk membantu murid-murid SMA dapat mendaftar dan bergabung dengan
kampus kami. Departemen ini dikepalai oleh 1 Direktur dengan 3 manager yang menjabat
dibawahnya, yang setiap manager memegang masing-masing 1 divisi yang dikelolah. Divisi
tersebut adalah admission, student consultant, dan event. Ketiga divisi ini bekerja sebagai satu
kesatuan, dimana student consultant menjadi representativenya kampus UPH agar
menjembatani setiap anak SMA ataupun sekolah agar dapat mengenal tentang UPH. Admission
bertugas untuk memproses setiap pendaftaran yang ada, berkoordinasi dengan jurusan,
memproses beasiswa dan sebagainya. Sedangkan event, event mengatur atau menciptakan
acara yang dapat meningkatkan penerimaan mahasiswa bagi kampus.
Berikut adalah Visi Misi dan apa yang menjadi tujuan dari setiap orang ada di UPH, baik
pelajar maupun karyawanya.
Visi
To be a Christ-centered university founded upon and promoting true knowledge, faith in
Christ and godly character aiming to develop God-fearing, competent and professional future
leaders through excellent, holistic and transformational education.
Misi
1. To provide holistic transformational learing rooted in Scripture and a Reformed
theological framework
2. To contribute to the advandcement of knowledge and culture guided by a bliblical
Christian worldview
3. To participate redemptively in the development of individuals and society for the glory
of God
Lecturer Profile
1. A mature Christian who embodies the calling to true knowledge, faith in Christ, and godly
character, and who embraces UPH Statement of Faith and UPH Vision and Mission;
2. A professional lecturer who grows toward excellence in teaching, research and
community service based upon a biblical Christian worldview;
3. A role model and leader who shepherds students with a vision to transform the society
and nation;
4. A faithful steward who actively contributes and supports the continuous improvement of
services provided by UPH.
Lecturer Competencies UPH Lecturers are able to:
1. Develop a close relationship with Christ, express, defend and actively share a sound
biblical and theological understanding of their knowledge and faith, and demonstrate
Christ-like character which is aligned with UPH Statement of Faith and UPH Vision and
Mission;
14
2. Manage teaching, research, and community service based on a biblical Christian
worldview in an excellent, holistic and transformational manner;
3. Shepherd students and engage them in the transformation of the nation and society for
the glory of God;
4. Grow and apply God-given talents faithfully to improve UPH’s capacity to serve.
Dari setiap visi dan misi yang dipaparkan oleh founder dan oleh yayasan, dimana setiap hal
yang dilakukan harus didasarkan oleh iman kepada Tuhan Yesus Kristus, dengan nilai-nilai
kristiani yang dipegang. Setiap visi misi ini diterapkan ke dalam setiap divisi dan departemen
yang ada, berberapa hal yang dilakukan yayasan agar setiap orang dapat mengaplikasikan visi
misi ini antara lain adalah diadakanya Ibadah di setiap hari selasa bersama-sama dengan seluruh
divisi di semua unit yang berada dibawah naungan pelita harapan. Setelah itu juga diadakan
ibadah di setiap departemen agar tidak hanya mengenal satu sama lain, tetapi ada support
system yang dapat terjaga dari ibadah departemen tersebut.
Berbicara mengenai pengambilan keputusan, setiap hari kami harus bertemu dengan
customer karena sifatnya adalah Business to Consumer, hal-hal yang kita hadapi adalah hal-hal
yang menyangkut secara individu, mungkin kalau dalam kuantitas yang lebih besar adalah
Sekolah, individu yang terpusat dimana mereka bersekolah. Permasalahan yang seperti
pendaftaran kekurangan berkas dan sebagainya kita melayani setiap orangnya dengan prima.
Memang pada prakteknya tidak mudah, setiap calon mahasiswa yang masuk harus
melampirkan raport sebagai persyaratan utama, dan untuk berberapa jurusan diwajibkan untuk
melakukan test agar bisa masuk kedalam universitas ini.
Berberapa value yang yayasan pegang adalah kejujuran dan keadilan, untuk bisa masuk
semua orang harus mengikuti prosedur yang ada, tidak ada yang dibedakan, tidak ada yang
dikecualikan. Seberapapun uang yang mungkin calon mahasiswa punya contohnya untuk
masuk kedokteran dibutuh uang sumbangan dan sebagainya, kita tidak menerapkan hal itu,
karena hal itu sudah tidak sesuai dengan nilai yang kita pegang. Menurut saya itu adalah hal
yang tepat karena, terlebih untuk menjadi seorang tenaga medis tidak hanya masalah nilai, dan
uang yang bisa menentukan apakah dia baik atau tidak, tetapi kompetensi dan karakter hal itu
yang menjadi masalah utama di dewasa ini.
Universitas ini mungkin mengedepankan nilai-nilai kristiani, namun pada prakteknya setiap
mahasiswa yang masuk terdapat wadah yang sudah disediakan untuk setiap kepercayaanya,
mata pelajaran mengikuti apa yang dianut oleh mahasiswanya, fasilitas dan akomodasi pun
disediakan oleh pihak universitas karena hal ini adalah hal yang wajib secara norma karena kita
ada di Indonesia yang bhinneka tunggal ika, dimana ada beragam suku, budaya dan agama.
Dunia pendidikan di Indonesia sudah semakin meluas, sudah banyak sekolah, universitas
lembaga pendidikan yang berdiri dengan berbagai kekuatan yang ditonjolkan dan diunggulkan,
dalam berberapa kesemapatan seperti pameran pendidikan dan sebagainya, seharusnya tidak
ada pemaksaan tentang dimana dan bagaimana seseorang harus menempuh pendidikan Sarjana.
Kami menekankan kepada setiap orang yang berada di garis depan, bahwa disini kami
menawarkan salah satu opsi yaitu universitas kami yang mungkin bisa menjadi pilihan, jika ada
yang menolak dan hanya ingin bertanya, maka sudah menjadi kewajiban kami sebagai orang
yang pernah melewati masa pemilihan akan kuliah dimana dan di jurusan apa untuk berbagi
ilmu dan pengetahuan, karena setiap calon mahasiswa dapat dengan bebas menentukan kemana
dia mau memilih, dan peran kita adalah berbagi ilmu tentang apa yang akan ia hadapi
didepanya, hal ini adalah hal yang ditanamkan di divisi saya.
15
5. KESIMPULAN & REKOMENDASI
Belajar dan memperdalami etika bisnis merupakan hal yang penting, dengan
bermunculanya kasus-kasus yang menimpa perusahan karena keputusan yang tidak etis dan
merugikan, seharusnya membuat kita sadar bahwa kita masih memerlukan wawasan yang
lebih dalam tentang etika bisnis, untuk mengetahui apa keputusan yang etis dan tidak etis.
Karena hanya dengan perspektif dan penilaian seorang individu saja itu tidak cukup untuk
merumuskan keseluruhan etika bisnis. Dengan mengatur dan memperdalam masalah etika
bisnis, perusahaan dapat lebih dapat melihat keputusan yang etis dan tidak etis.
Banyak hal yang dapat dicapai jika etika yang baik yang dikejar, mungkin butuh waktu
dan usaha lebih karena tidak mudah untuk menjalakannya namun baik secara teori dan
prakteknya mulai dari kepercayaan yang didapat oleh internal dan external dan tentu saja
adanya pertambahan dalam bidang finansial itu dapat didapatkan pada akhirnya.
Dari kajian melalui universitas ini, bahwa value bukan hanya soal materi yang dikejar
namun kualitas setiap individu dan mengedepankan nilai kejujuran, kasih seperti yang
diimani oleh yayasan yang ingin membentuk pribadi-pribadi yang baik secara intelektual,
tetapi juga secara moral dan etika yang terdapat dari setiap butir dari visi dan misi yang
sudah ditetapkan oleh pendiri yayasan.
Daftar Pustaka
Alexander, Y. (n.d.). EVALUASI ETIKA BISNIS TERHADAP STAKEHOLDER PADA CV XYZ. Retrieved
October 16, 2017, from http://studentjournal.petra.ac.id/index.php/manajemen-bisnis/article/view/3670
ETIKA BISNIS YANG HARUS DIMILIKI PERUSAHAAN. (2013, January 21). Retrieved October 16,
2017, from https://aldiirwinsyah.wordpress.com/2013/01/21/etika-bisnis-yang-harus-dimiliki-
perusahaan/
Fraedrich, J., Ferrell, L., & Ferrell, O. C. (2013). Ethical decision making in business: a managerial
approach. Andover: South-Western.
Hapzi Ali, 2016. Modul BE & GG, Univeristas Mercu Buana.
Teori Etika Dan Pengambilan Keputusan Beretika. (n.d.). Retrieved October 16, 2017, from
https://www.scribd.com/document/334838078/Teori-Etika-Dan-Pengambilan-Keputusan-Beretika

More Related Content

What's hot

•BB dan GG forum 2 sukmawati, hapzi ali, ethics and business concept and theo...
•BB dan GG forum 2 sukmawati, hapzi ali, ethics and business concept and theo...•BB dan GG forum 2 sukmawati, hapzi ali, ethics and business concept and theo...
•BB dan GG forum 2 sukmawati, hapzi ali, ethics and business concept and theo...
sukma shareen
 

What's hot (20)

Tugas UTS, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Etika Bisnis, Universitas Mercu Buan...
Tugas UTS, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Etika Bisnis, Universitas Mercu Buan...Tugas UTS, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Etika Bisnis, Universitas Mercu Buan...
Tugas UTS, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Etika Bisnis, Universitas Mercu Buan...
 
Be & gg, roni nugroho, prof. dr. hapzi ali, cma, penerapan etika bisnis p...
Be & gg, roni nugroho, prof. dr. hapzi ali, cma, penerapan etika bisnis p...Be & gg, roni nugroho, prof. dr. hapzi ali, cma, penerapan etika bisnis p...
Be & gg, roni nugroho, prof. dr. hapzi ali, cma, penerapan etika bisnis p...
 
Prinsip-Prinsip Etika Bisnis - Etika Bisnis
Prinsip-Prinsip Etika Bisnis - Etika BisnisPrinsip-Prinsip Etika Bisnis - Etika Bisnis
Prinsip-Prinsip Etika Bisnis - Etika Bisnis
 
Tanggung jawab sosial dan etika bisnis, pengeantar manajemen,
Tanggung jawab sosial dan etika bisnis, pengeantar manajemen,Tanggung jawab sosial dan etika bisnis, pengeantar manajemen,
Tanggung jawab sosial dan etika bisnis, pengeantar manajemen,
 
Be & gg, slide ppt, zikri nurmansyah, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, busin...
Be & gg, slide ppt, zikri nurmansyah, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, busin...Be & gg, slide ppt, zikri nurmansyah, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, busin...
Be & gg, slide ppt, zikri nurmansyah, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, busin...
 
BE&GG, Ruslan, Hapzi Ali, Ethical Decision Making Employer Responsibilities a...
BE&GG, Ruslan, Hapzi Ali, Ethical Decision Making Employer Responsibilities a...BE&GG, Ruslan, Hapzi Ali, Ethical Decision Making Employer Responsibilities a...
BE&GG, Ruslan, Hapzi Ali, Ethical Decision Making Employer Responsibilities a...
 
Hak Pekerja - Etika Bisnis
Hak Pekerja - Etika BisnisHak Pekerja - Etika Bisnis
Hak Pekerja - Etika Bisnis
 
ETIKA BISNIS, Lingkungan manajerial, Planning and Strategy ( Perencanaan dan...
ETIKA BISNIS, Lingkungan manajerial, Planning and Strategy  ( Perencanaan dan...ETIKA BISNIS, Lingkungan manajerial, Planning and Strategy  ( Perencanaan dan...
ETIKA BISNIS, Lingkungan manajerial, Planning and Strategy ( Perencanaan dan...
 
Lingkungan dan etika bisnis
Lingkungan dan etika bisnisLingkungan dan etika bisnis
Lingkungan dan etika bisnis
 
ETIKA BISNIS - HAK & KEWAJIBAN KARYAWAN DAN PERUSAHAAN
ETIKA BISNIS - HAK & KEWAJIBAN KARYAWAN DAN PERUSAHAANETIKA BISNIS - HAK & KEWAJIBAN KARYAWAN DAN PERUSAHAAN
ETIKA BISNIS - HAK & KEWAJIBAN KARYAWAN DAN PERUSAHAAN
 
BE, GG, EDI PUTRA, HAPZI ALI, ETHICS AND BUSINESS, ETHICAL DECISION MAKING , ...
BE, GG, EDI PUTRA, HAPZI ALI, ETHICS AND BUSINESS, ETHICAL DECISION MAKING , ...BE, GG, EDI PUTRA, HAPZI ALI, ETHICS AND BUSINESS, ETHICAL DECISION MAKING , ...
BE, GG, EDI PUTRA, HAPZI ALI, ETHICS AND BUSINESS, ETHICAL DECISION MAKING , ...
 
Prinsip Etika Bisnis Dalam Pendekatan Stakeholder
Prinsip Etika Bisnis Dalam Pendekatan StakeholderPrinsip Etika Bisnis Dalam Pendekatan Stakeholder
Prinsip Etika Bisnis Dalam Pendekatan Stakeholder
 
Etika bisnis
Etika bisnisEtika bisnis
Etika bisnis
 
BE GG, Novri Yanto, Hapzi Ali, Penerapan Etika Bisnis (Nilai Etika) Pada peru...
BE GG, Novri Yanto, Hapzi Ali, Penerapan Etika Bisnis (Nilai Etika) Pada peru...BE GG, Novri Yanto, Hapzi Ali, Penerapan Etika Bisnis (Nilai Etika) Pada peru...
BE GG, Novri Yanto, Hapzi Ali, Penerapan Etika Bisnis (Nilai Etika) Pada peru...
 
Lingkungan bisnis dan etika
Lingkungan bisnis dan etikaLingkungan bisnis dan etika
Lingkungan bisnis dan etika
 
BE & GG, M. Rusydi Hawari, Hapzi Ali, ethics and business concept and theory,...
BE & GG, M. Rusydi Hawari, Hapzi Ali, ethics and business concept and theory,...BE & GG, M. Rusydi Hawari, Hapzi Ali, ethics and business concept and theory,...
BE & GG, M. Rusydi Hawari, Hapzi Ali, ethics and business concept and theory,...
 
Lingkungan dan etika bisnis
Lingkungan dan etika bisnisLingkungan dan etika bisnis
Lingkungan dan etika bisnis
 
6, be & gg, rame priyanto, hapzi ali, ethical issues in humas resources m...
6, be & gg, rame priyanto, hapzi ali, ethical issues in humas resources m...6, be & gg, rame priyanto, hapzi ali, ethical issues in humas resources m...
6, be & gg, rame priyanto, hapzi ali, ethical issues in humas resources m...
 
Individu dalam organisasi - ETIKA BISNIS
Individu dalam organisasi - ETIKA BISNISIndividu dalam organisasi - ETIKA BISNIS
Individu dalam organisasi - ETIKA BISNIS
 
•BB dan GG forum 2 sukmawati, hapzi ali, ethics and business concept and theo...
•BB dan GG forum 2 sukmawati, hapzi ali, ethics and business concept and theo...•BB dan GG forum 2 sukmawati, hapzi ali, ethics and business concept and theo...
•BB dan GG forum 2 sukmawati, hapzi ali, ethics and business concept and theo...
 

Similar to BE & GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali,ETIKA BISNIS (NILAI ETIKA) DALAM LINGKUNGAN MARKETING & ADMISSION DEPARTMENT UNIVERSITAS PELITA HARAPAN, Universitas Mercu Buana, 2017

ETHICAL DECISION MAKING : EMPLOYERS RESPONSIBILITY AND EMPLOYERS RIGHTS, Aste...
ETHICAL DECISION MAKING : EMPLOYERS RESPONSIBILITY AND EMPLOYERS RIGHTS, Aste...ETHICAL DECISION MAKING : EMPLOYERS RESPONSIBILITY AND EMPLOYERS RIGHTS, Aste...
ETHICAL DECISION MAKING : EMPLOYERS RESPONSIBILITY AND EMPLOYERS RIGHTS, Aste...
Asteria Dian Perdanawati
 
3,BE&GG, Maksi Prima Dewi, Hapzi Ali, Ethics and Business,Environmental Ethic...
3,BE&GG, Maksi Prima Dewi, Hapzi Ali, Ethics and Business,Environmental Ethic...3,BE&GG, Maksi Prima Dewi, Hapzi Ali, Ethics and Business,Environmental Ethic...
3,BE&GG, Maksi Prima Dewi, Hapzi Ali, Ethics and Business,Environmental Ethic...
MaksiPrimaDewi
 
Begg, rian saputro, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, business ethic telkom i...
Begg, rian saputro, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, business ethic telkom i...Begg, rian saputro, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, business ethic telkom i...
Begg, rian saputro, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, business ethic telkom i...
riansaputro1991
 
Be & gcg, desy dharmawati, hapzi ali, etika bisnis pada pt. frisian flag ...
Be & gcg, desy dharmawati, hapzi ali, etika bisnis pada pt. frisian flag ...Be & gcg, desy dharmawati, hapzi ali, etika bisnis pada pt. frisian flag ...
Be & gcg, desy dharmawati, hapzi ali, etika bisnis pada pt. frisian flag ...
desydharmawati
 

Similar to BE & GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali,ETIKA BISNIS (NILAI ETIKA) DALAM LINGKUNGAN MARKETING & ADMISSION DEPARTMENT UNIVERSITAS PELITA HARAPAN, Universitas Mercu Buana, 2017 (20)

Tugas uts,waldy gagantika,hapzi ali,etika bisnis,universitas mercubuana 2017
Tugas uts,waldy gagantika,hapzi ali,etika bisnis,universitas mercubuana   2017Tugas uts,waldy gagantika,hapzi ali,etika bisnis,universitas mercubuana   2017
Tugas uts,waldy gagantika,hapzi ali,etika bisnis,universitas mercubuana 2017
 
ETHICAL DECISION MAKING : EMPLOYERS RESPONSIBILITY AND EMPLOYERS RIGHTS, Aste...
ETHICAL DECISION MAKING : EMPLOYERS RESPONSIBILITY AND EMPLOYERS RIGHTS, Aste...ETHICAL DECISION MAKING : EMPLOYERS RESPONSIBILITY AND EMPLOYERS RIGHTS, Aste...
ETHICAL DECISION MAKING : EMPLOYERS RESPONSIBILITY AND EMPLOYERS RIGHTS, Aste...
 
EMPLOYERS RESPOSIBILITY AND EMPLOYERS RIGHTS, Asteria Dian Perdanawati
EMPLOYERS RESPOSIBILITY AND EMPLOYERS RIGHTS, Asteria Dian PerdanawatiEMPLOYERS RESPOSIBILITY AND EMPLOYERS RIGHTS, Asteria Dian Perdanawati
EMPLOYERS RESPOSIBILITY AND EMPLOYERS RIGHTS, Asteria Dian Perdanawati
 
Be & gg, basrizal, prof hapzi ali, etika bisnis mnc group, universitas me...
Be & gg, basrizal, prof hapzi ali, etika bisnis mnc group, universitas me...Be & gg, basrizal, prof hapzi ali, etika bisnis mnc group, universitas me...
Be & gg, basrizal, prof hapzi ali, etika bisnis mnc group, universitas me...
 
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Etika Bisnis Pada PT. Garuda Indonesia (Pe...
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Etika Bisnis Pada PT. Garuda Indonesia (Pe...BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Etika Bisnis Pada PT. Garuda Indonesia (Pe...
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Etika Bisnis Pada PT. Garuda Indonesia (Pe...
 
Pb.2.csr.etika
Pb.2.csr.etikaPb.2.csr.etika
Pb.2.csr.etika
 
Be&gg, basrizal, hapzi ali, philosophical ethics & business, universi...
Be&gg, basrizal, hapzi ali, philosophical ethics & business, universi...Be&gg, basrizal, hapzi ali, philosophical ethics & business, universi...
Be&gg, basrizal, hapzi ali, philosophical ethics & business, universi...
 
BE & GG, Febi Nofita Sari, Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business, Unov...
BE & GG, Febi Nofita Sari, Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business, Unov...BE & GG, Febi Nofita Sari, Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business, Unov...
BE & GG, Febi Nofita Sari, Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business, Unov...
 
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, busin...
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, busin...Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, busin...
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, busin...
 
3,BE&GG, Maksi Prima Dewi, Hapzi Ali, Ethics and Business,Environmental Ethic...
3,BE&GG, Maksi Prima Dewi, Hapzi Ali, Ethics and Business,Environmental Ethic...3,BE&GG, Maksi Prima Dewi, Hapzi Ali, Ethics and Business,Environmental Ethic...
3,BE&GG, Maksi Prima Dewi, Hapzi Ali, Ethics and Business,Environmental Ethic...
 
BEGG, Cut Amanda Pravitadewi, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Philosophical...
BEGG, Cut Amanda Pravitadewi, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Philosophical...BEGG, Cut Amanda Pravitadewi, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Philosophical...
BEGG, Cut Amanda Pravitadewi, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Philosophical...
 
7, be&gg, gunawan adam, hapzi ali, corporate ethics rights, privileges, probl...
7, be&gg, gunawan adam, hapzi ali, corporate ethics rights, privileges, probl...7, be&gg, gunawan adam, hapzi ali, corporate ethics rights, privileges, probl...
7, be&gg, gunawan adam, hapzi ali, corporate ethics rights, privileges, probl...
 
Be & gg, zikri nurmansyah, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, business ethic b...
Be & gg, zikri nurmansyah, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, business ethic b...Be & gg, zikri nurmansyah, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, business ethic b...
Be & gg, zikri nurmansyah, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, business ethic b...
 
1, be & ge, teguh budi santoso, hapzi ali, introduction to be & gg, universit...
1, be & ge, teguh budi santoso, hapzi ali, introduction to be & gg, universit...1, be & ge, teguh budi santoso, hapzi ali, introduction to be & gg, universit...
1, be & ge, teguh budi santoso, hapzi ali, introduction to be & gg, universit...
 
Be&gg,heru eko septian,prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma,studi kasus pelan...
Be&gg,heru eko septian,prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma,studi kasus pelan...Be&gg,heru eko septian,prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma,studi kasus pelan...
Be&gg,heru eko septian,prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma,studi kasus pelan...
 
Bab i etika tanggung jwb bisnis oleh stephanie tepp s1 akuntansi A UNJ 2016
Bab i etika tanggung jwb bisnis oleh stephanie tepp s1 akuntansi A UNJ 2016Bab i etika tanggung jwb bisnis oleh stephanie tepp s1 akuntansi A UNJ 2016
Bab i etika tanggung jwb bisnis oleh stephanie tepp s1 akuntansi A UNJ 2016
 
Tugas sim.sukartiningsih.yananto mihadi p., s.e., m.si., cma.implemetasi impl...
Tugas sim.sukartiningsih.yananto mihadi p., s.e., m.si., cma.implemetasi impl...Tugas sim.sukartiningsih.yananto mihadi p., s.e., m.si., cma.implemetasi impl...
Tugas sim.sukartiningsih.yananto mihadi p., s.e., m.si., cma.implemetasi impl...
 
Be&gg randy soulisa_hapziali_etika_bisnis_pada_pt_bank_dbs_indonesia_univ...
Be&gg randy soulisa_hapziali_etika_bisnis_pada_pt_bank_dbs_indonesia_univ...Be&gg randy soulisa_hapziali_etika_bisnis_pada_pt_bank_dbs_indonesia_univ...
Be&gg randy soulisa_hapziali_etika_bisnis_pada_pt_bank_dbs_indonesia_univ...
 
Begg, rian saputro, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, business ethic telkom i...
Begg, rian saputro, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, business ethic telkom i...Begg, rian saputro, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, business ethic telkom i...
Begg, rian saputro, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, business ethic telkom i...
 
Be & gcg, desy dharmawati, hapzi ali, etika bisnis pada pt. frisian flag ...
Be & gcg, desy dharmawati, hapzi ali, etika bisnis pada pt. frisian flag ...Be & gcg, desy dharmawati, hapzi ali, etika bisnis pada pt. frisian flag ...
Be & gcg, desy dharmawati, hapzi ali, etika bisnis pada pt. frisian flag ...
 

More from Riyoko Yudhi Wibowo

More from Riyoko Yudhi Wibowo (11)

BE & GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali,PENERAPAN GOOD GOVERNANCE (GCG) DALAM...
BE & GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali,PENERAPAN GOOD GOVERNANCE (GCG) DALAM...BE & GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali,PENERAPAN GOOD GOVERNANCE (GCG) DALAM...
BE & GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali,PENERAPAN GOOD GOVERNANCE (GCG) DALAM...
 
BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Ethics & Conflict Interest, Universita...
BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Ethics & Conflict Interest, Universita...BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Ethics & Conflict Interest, Universita...
BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Ethics & Conflict Interest, Universita...
 
BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Corruption & Fraud, Universitas Mercub...
BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Corruption & Fraud, Universitas Mercub...BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Corruption & Fraud, Universitas Mercub...
BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Corruption & Fraud, Universitas Mercub...
 
BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Governance Rating, Universitas Mercubu...
BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Governance Rating, Universitas Mercubu...BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Governance Rating, Universitas Mercubu...
BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Governance Rating, Universitas Mercubu...
 
BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Executive and Director, Universitas Me...
BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Executive and Director, Universitas Me...BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Executive and Director, Universitas Me...
BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Executive and Director, Universitas Me...
 
BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Audit & Internal Control, Universitas ...
BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Audit & Internal Control, Universitas ...BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Audit & Internal Control, Universitas ...
BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Audit & Internal Control, Universitas ...
 
BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Shareholders and the markets for corpo...
BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Shareholders and the markets for corpo...BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Shareholders and the markets for corpo...
BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Shareholders and the markets for corpo...
 
BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Board Of Directors, Universitas Mercub...
BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Board Of Directors, Universitas Mercub...BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Board Of Directors, Universitas Mercub...
BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Board Of Directors, Universitas Mercub...
 
BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Board Of Directors 2 & CSR, Universita...
BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Board Of Directors 2 & CSR, Universita...BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Board Of Directors 2 & CSR, Universita...
BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, Board Of Directors 2 & CSR, Universita...
 
BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, The Corporate Culture: infact and impl...
BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, The Corporate Culture: infact and impl...BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, The Corporate Culture: infact and impl...
BE&GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali, The Corporate Culture: infact and impl...
 
Pendekatan Good Governance sesuai dengan budaya Indonesia, Riyoko Yudhi Wibowo
Pendekatan Good Governance sesuai dengan budaya Indonesia, Riyoko Yudhi WibowoPendekatan Good Governance sesuai dengan budaya Indonesia, Riyoko Yudhi Wibowo
Pendekatan Good Governance sesuai dengan budaya Indonesia, Riyoko Yudhi Wibowo
 

BE & GG, Riyoko Yudhi Wibowo, Hapzi Ali,ETIKA BISNIS (NILAI ETIKA) DALAM LINGKUNGAN MARKETING & ADMISSION DEPARTMENT UNIVERSITAS PELITA HARAPAN, Universitas Mercu Buana, 2017

  • 1. ETIKA BISNIS (NILAI ETIKA) DALAM LINGKUNGAN MARKETING & ADMISSION DEPARTMENT UNIVERSITAS PELITA HARAPAN TUGAS MATA KULIAH BUSSINESS ETHIC & GOOD GOVERNANCE Disusun Oleh: RIYOKO YUDHI WIBOWO NIM : 55117110098 Dosen pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA JURUSAN MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA 2017
  • 2. 2 ABSTRAK ETIKA BISNIS (NILAI ETIKA) DALAM LINGKUNGAN MARKETING & ADMISSION DEPARTMENT UNIVERSITAS PELITA HARAPAN (15 halaman; 3 gambar; 2 tabel) Etika bisnis menentukan nilai-nilai yang dipegang oleh sebuah perusahaan atau orang yang berada di dalamnya, etika bisnis bisa berarti sebuah aturan-aturan atau norma yang mengatur bagaimana sebuah perusahaan menjalankan perusahaannya dari hari ke hari. Jika kita menggunakan definisi secara umum, Etika bisnis adalah suatu cabang dari filosofi yang berkaitan dengan kebaikan atau moralitas dari perilaku manusia, yaitu sebuah aturan-aturan yang tidak dapat dilanggar dari perilaku yang diterima masyrakat sebagai baik atau buruk. Makalah ini disusun dengan melakukan pembacaan dari literature dengan analisa langsung secara kualitatif dari perusahaan dimana penulis bekerja. Setiap kasus yang ada dihadirkan di makalah ini adalah keseluruhan tim marketing yang ada di lingkungan marketing pelita harapan karawaci. Analisa dilakukan dari pengamatan secara langsung dari setiap kegiatan yang ada, baik kegiatan yang sudah lewat ataupun yang sedang direncakanan, terlebih lagi dari visi dan misi perusahaan untuk menjadi acuan utama dalam makalah ini. Dari kajian melalui universitas ini, bahwa value bukan hanya soal materi yang dikejar namun kualitas setiap individu dan mengedepankan nilai kejujuran, kasih seperti yang diimani oleh yayasan yang ingin membentuk pribadi-pribadi yang baik secara intelektual, tetapi juga secara moral dan etika yang terdapat dari setiap butir dari visi dan misi yang sudah ditetapkan oleh pendiri yayasan.
  • 3. 3 1. INTRODUCTION Maskapai penerbangan komersial Amerika Serikat, United Airlines, memaksa seorang penumpangnya meninggalkan kursi dan turun dari pesawat dengan nomor penerbangan 3411 yang akan lepas landas dari Chicago ke Louisville, Kentucky. Insiden itu berlangsung pada Minggu 9 April 2017 waktu setempat. Seorang penumpang, Dr David Dao kehilangan dua gigi depan dan menderita patah hidung ketika dikeluarkan paksa dari pesawat. Peristiwa tidak menyenangkan yang dilakukan pihak United Airlines itu terjadi demi memberikan kursi bagi empat karyawan mereka. Sementara, kondisi pesawat pada saat itu overbooked atau kelebihan penumpang. Dalam surat kepada karyawan, yang diperoleh media Amerika Serikat, Oscar Munoz, bos maskapai United Airlines mengatakan 'kecewa melihat dan mendengar hal yang terjadi' namun menambahkan penumpang bersangkutan 'mengganggu dan melawan'. Lewat email, seperti yang dikutip kantor berita Associated Press, Munoz mengatakan, "Karyawan kami mengikuti prosedur yang sudah ditetapkan untuk menangani situasi seperti itu." Para pengacara David Dao, penumpang yang diseret paksa dari pesawat United Airlines, membawa kasus tersebut ke ranah hukum.Mereka mengajukan permintaan secara resmi ke Pengadilan Negara Bagian Illinois agar United Airlines dan pemerintah Kota Chicago mempertahankan semua rekaman video kamera pengawas, rekaman suara di dalam kokpit, daftar penumpang, dan daftar awak kabin yang terkait dengan insiden penyeretan David Dao. United Airlines mengubah kebijakan memberikankan kursi di menit terakhir pada stafnya saat penerbangan penuh setelah kemarahan global akibat seorang penumpang diseret paksa. Maskapai ini mengatakan bahwa dalam penerbangan-penerbangan mendatang, kursi untuk staf maskapai akan dialokasikan setidaknya satu jam sebelum keberangkatan. Dari kasus tersebut kita bisa melihat salah satu contoh kasus etika bisnis yang bisa dibilang gagal dilaksanakan, karena sangatlah aneh dimana suatu perusahaan jasa yang fokusnya adalah penumpang atau konsumen, berani mengusir konsumenya atau penggunanya, bahkan dengan cara yang kasar hanya untuk staff atau management dari penerbangan itu, mungkin akan lebih indah dan professional ketika yang terjadi adalah staff atau managemen rela untuk memberikan kursinya kepada konsumen, tentu itu akan memberikan image yang positif bagi perusahaan tersebut. Definisi Etika Bisnis Etika bisnis menentukan nilai-nilai yang dipegang oleh sebuah perusahaan atau orang yang berada di dalamnya, etika bisnis bisa berarti sebuah aturan-aturan atau norma yang mengatur bagaimana sebuah perusahaan menjalankan perusahaannya dari hari ke hari. Jika kita menggunakan definisi secara umum, Etika bisnis adalah suatu cabang dari filosofi yang berkaitan dengan kebaikan atau moralitas dari perilaku manusia, yaitu sebuah aturan-aturan yang tidak dapat dilanggar dari perilaku yang diterima masyrakat sebagai baik atau buruk. Dalam penerapanya di Perusahaan, kita berbicara soal pembagian tugas dari setiap individu, tanggung jawab yang kita emban, mengatur bagaimana seharusnya kita bersikap dalam sebuah perusahaan, berbicara juga soal ketidak jujuran, asset perusahaan dan masih banyak lagi. Etika bisnis hanya bisa bersumber dan dibentuk di dalam perusahaan itu sendiri, jika suatu etika ditanamkan dari luar perusahaan, ada kemungkinan hal tersebut tidak dapat bekerja secara maksimal karena adanya ketidaksesuaian dengan budaya yang ada di perusahaan tersebut.
  • 4. 4 Banyak hal yang secara tidak langsung dapat menjadi lebih baik ketika perusahaan memiliki etika bisnis yang baik, dari lingkungan yang ada di dalam perusahaan, suasana pekerjaan, soal kejujuran dan sikap dari setiap karyawan, ditambah juga adanya kepercayaan dari masyrakat jika perusahaan tersebut bisa menjaga etikanya dengan baik, misalnya kita berbicara seperti pabrik yang membuang limbahnya sembarangan, tentang perusahaan yang mengabaikan konsumenya, tentu perusahaan-perusahaan tersebut secara tidak langsung mendapatkan cap sosial dari masyrakat bahwa perusahan-perusahaan tersebut tidak beretika baik dan dapat merugikan masyrakat, ketika gambaran dari perusahaan tersebut sudah jatuh, sangat sulit untuk mengembalikanya kembali. Selanjutnya penulis akan membahas etika bisnis yang dipegang oleh perusahaan dimana penulis bekerja, Penulis bekerja di bagian Marketing & Admisson di Universitas Pelita Harapan, dimana pekerjaanya sehari-hari adalah melayani konsumen yaitu anak-anak SMA yang ingin mengetahui informasi tentang kampus ini, mulai dari jurusan, biaya dan sebagainya. Saya juga bekerja untuk mengolah data dari seluruh SMA dari Indonesia, untuk menentukan daerah mana yang patut di tindak lebih lanjut karena berpotensial. Jika kita berbicara etika, kampus ini memegang nilai kerohanian yang kuat, dimana setiap hal yang kita lakukan harus didasarkan oleh iman kepercayaan kita, itu merupakan visi misi dari founder dari yayasan tersebut untuk dipraktekan sehari-hari. Jika kita berbicara etika bisnis yang berkaitan dengan konsumen, kami mengedepankan layanan yang terbaik untuk setiap konsumen, dalam prakteknya setiap bagian dari marketing student consultant memiliki bagian daerah yang dipegang, dan mereka secara tidak langsung wajib melayani kebutuhan dari daerah tersebut, setiap gurunya, sekolahnya dan anak-anaknya. Untuk bagian penerimaan kami tidak menerima uang dalam bentuk apapun agar dapat melancarkan agar bisa masuk ke kampus kami, terlebih lagi dalam jurusan kedokteran, tidaklah mudah untuk bisa masuk ke jurusan ini karena ada serangkaian tes yang harus dilewati. Namun kami memegang nilai yang mendasar, kami tidak mau menerima suap apapun, karena semua hal sudah ada sistemnya, dan setiap orang harus melewati sistem tersebut, tidak yang diperlakukan istimewa. 2. LITERATUR Definisi Dalam pengertian bisnis etika, kebanyakan orang tidak memiliki definisi yang pasti dan yang benar tentang hal ini, kosakata lain seperti moral, prinsip, nilai sering tertukar maknanya dengan kata etika. Untuk membedakan hal tersebut kita bisa bagi menjadi sebagai berikut, moral adalah filosofi yang dipegang oleh setiap orang tentang apa yang benar dan apa yang salah. Moral biasanya hanya berlaku untuk individu bukan secara kolektif atau bersamaan. Etika bisnis terdiri dari prinsip-prinsip organisasi, nilai, dan norma yang mungkin bersumber dari individual, statemen secara organisasi, atau dari sistem legal yang mengatur bagaimana sebuah bisnis dan orang didalemnya berlaku. Principles secara spesifik mengatur batasan untuk sikap yang tidak boleh dilanggar. Prinsip biasanya menjadi aturan dasar, seperti mengatur hak manusia, hak berbicara, dan hak keadilan. Values mengedepankan rasa kepercayaan dan idealis yang secara sosial ditekankan, seperti kerjasama, kepercayaan dan integritas. Ethics bisa didefinisikan sebagai sebuah sikap atau keputusan yang dipegang dalam nilai-nilai perusahaan. Dengan hal ini ada peraturan dan regulasi baik tertulis maupun tidak yang dapat membantu untuk karyawan dapat menentukan apa yang baik dan yang tidak baik. Hal yang baik atau tidak baik, yang salah dan benar yang penilaianya ditentukan oleh organisasi
  • 5. 5 itu adalah ethics. Business ethics yang baik secara tidak langsung dapat membangun kepercayaan pada masyrakat, ethics yang baik membangun image yang positif pada masyrakat. Gambar 2.1 Global Trust in Industry Sectors Dari gambaran diatas dapat dilihat bahwa tidak ada industry yang dipercayai oleh masyrakat sebanyak 100%, dari grafik ini yang paling tinggi adalah teknologi yaitu 77%, masyrakat percaya dan mendukung secara tidak langsung industry teknologi, karena secara tidak sadar kita berkembang dan menggunakan teknologi, dan perkembangan teknologi banyak membuat banyak hal menjadi lebih mudah, maka dari itu aspek ini lebih besar dari yang lainya. Latar Belakang Business Ethics Perkembangan business ethics tidak terjadi dalam satu hari, tapi business ethics juga terbentuk untuk memberikan batasan-batasan untuk mengatur dan memberikan arahan bagi keseharian perusahaan. Sebelum business ethics terbentuk ada berberapa hal yang lebih dulu menjadi isu yang dibahas dan di sepakati oleh masyrakat, yang mungkin bisa diatur oleh negara atau organisasi, hal itu bisa kita lihat dari tabel berikut. Tabel 2.1
  • 6. 6 Perkembangan Business Ethics jika kita berkaca pada negara Amerika Serikat pada sejatinya terbagi atas 5 tahapan, yaitu sebagai berikut, 1. Sebelum tahun 1960 2. Tahun 1960-an 3. Tahun 1970-an 4. Tahun 1980-an 5. Tahun 1990-an Era tahun 1920an dimana pada saat itu masyrakat Amerika tersiksa akan konsep kapitalisme, dan atas dasar itu banyak gerakan yang timbul untuk mendapatkan keadilan dari kekuranganya pendidikan, rekreasi, kesehatan, dan pensiun. Banyak perusahaan yang di permasalahkan karena tidak bekerja sama dengan pemerintahan untuk menaikan kerja tersebut, dan akhirnya pada tahun 1950, President Harry S. Truman Fair Deal, yang berisi tentang hak sipil/warga negara dan tanggung jawab environmental yang adalah isu etika yang harus di pikirkan oleh perusahaan atau pembisnis. Pada tahun 1937 sebuah buku tentang business ethics pun diterbitkan oleh Frank Chapman Sharp dan Philip G. Fox yang didalamnya terdapat empat bagian besar, fair service, fair treatment of competitors, fair price, dan moral progress in the business world. Era tahun 1960 adalah era dimana isu sosial mulai masuk dalam dunia bisnis, pada tahun itu perkembangan pabrik dan industry sangat besar dan massif, dan isu seperti polusi, pembungan limbah, dan limbah nuklir menjadi hal yang menjadi sering dilihat pada saat itu, pada saat yang sama tingkat konsumsi masyarakat meningkat, dan melihat itu presiden John F. Kennedy membentuk Consumer’s Bill of Rights, yang mengatur, hak untuk keamanan, hak untuk diberitahu (informasi), hak untuk memilih, dan hak untuk didengar. Era tahun 1970 dimana etika bisnis mulai merambah ke berbagai hal, para filsuf dan professor dalam dunia bisnis, melakukan development dan membuat landasan untuk sebuah bisnis yang baik, dan menggunakan pemikiran itu mulai muncul Corporate Social Responsibility, sebuah kewajiban organisasi atau perusahaan yang berguna untuk memaksimalkan dampak positif dan mengurangi dampak negatif dari perusahaan tersebut. Setelah hal ini menjadi banyak diperbincangkan, perusahaan dan pembisnis mulai memikirkan tentang apa tanggapan dan gambaran masyrakat tentang gambaran perusahaan mereka, dan mereka harus memikirkan isu etika bisnis lebih serius lagi. Pada akhir tahun 1970, berberapa etika bisnis yang besar seperti penyuapan, iklan yang menipu, permainan harga, keamanan produk, dan masalah ekologi, mulai hilang dari bisnis, karena perusahaan mau memperbaiki etika bisnis mereka. Era tahun 1980, akademisi dan praktisi menyadari bahwa etika bisnis dapat menjadi sebuah bidang pembelajaran, dan semakin bertumbuhnya institusi makin berkembang juga pembahasan tentang etika bisnis ini. Pada era itu muncul juga R. Edward Freeman yang mendefinisikan stakeholder sebagai orang atau group yang dapat memberikan efek atau mendapatkan efek dari apa yang dapat diraih oleh perusahaan. Pada tahun ini juga terbit peraturan tentang Etika bisnis yaitu Defense Industry Initiative on Business Ethics and Conduct(DII). Era tahun 1990 dimana pada saat itu Bill Clinton sangat mendorong pertukaran barang/jasa dan undang-undang yang mengatur individu. Pada tahun itu juga didirikan Federal Sentencing Guideline for Organizations (FSGO), yang basisnya mengacu pada DII yang dibentuk sebelumnya, dan dari organisasi ini memberikan penalti kepada perusahaan yang melanggar dan memberikan penghargaan atau insentif kepada perusahaan yang menaati
  • 7. 7 regulasi dan peraturanya. Dengan hal itu diharapkan setiap perusahaan dapat memegang Corporate values, memegang kode etik yang ditetapkan, dan berjuang agar tidak melakukan perbuatan yang curang. Manfaat dari Etika Bisnis Perkembangan etika bisnis semakin terasa, terlebih lagi ketika perusahaan melihat bahwa ada kaitan antara values dan etika yang dipegang perusahaan dengan kemampuan finansial perusahaan tersebut. Dalam prakteknya mungkin butuh usaha untuk mendemonstrasikan reputasi yang baik dengan pegawai, customer, dan masyrakat, namun hal itu terbayar dengan reputasi dan financial yang baik. Berikut sedikit ilustrasi yang mungkin dapat menggambarkan bagaimana relasi antara etika bisnis dan manfaatnya. Gambar 2.2 Peran dan Manfaat Etika dalam Bisnis antara lain sebagai berikut, 1. Memerhatikan etika bisnis secara tidak langsung membangun masyrakat. 2. Etika Bisnis membantu dalam setiap orang yang ada dalam perusahan untuk dapat memilih hal yang baik dan benar walau pada saat yang sulit. 3. Etika bisnis yang baik membuat suasana pekerjaan kondusif untuk dapat bekerja sama dan meningkatkan produktifitas. 4. Etika bisnis yang baik mendukung pertumbuhan karyawan dan memerhatikan karyawan tersebut. 5. Etika bisnis adalah sebuah asuransi, asuransi untuk menjaminkan segala kebijakan yang diterapkan adalah legal. 6. Etika bisnis dapat menghindarkan tindakan criminal. 7. Etika bisnis yang baik berkaitan langsung dengan kualitas manajemen. 8. Etika bisnis yang baik dapat membuat gambaran yang positif bagi masyarakat. Ketika kita mempelejari etika bisnis, tentu hasil yang ingin dituju adalah untuk menjadi perusahaan yang lebih baik, sebuah perusahaan yang mempunyai nilai yang baik, terhadap segala aspek yang ada. Pada prakteknya, sulit untuk mendeteksi apakah setiap isu yang terjadi dapat menjadi sebuah permasalahan etika, atau setiap keputusan yang dibuat dapat mempengaruhi nilai etika yang di punyai perusahaan, dan hal ini adalah hal yang sangat berbahaya bagi perusahaan. Keputusan bisnis, mungkin sama seperti keputusan personal, mungkin muncul dilemma. Mungkin ada keputusan yang harus memilih pilihan yang negative karena sedikit imbas yang terjadi jika memilih haltersebut, isu etika secara tidak langsung mempengaruhi secara individu maupun kolektif. Bisnis adalah suatu hal yang dinamis, nilai-
  • 8. 8 nilai yang dipegang pun juga akan berubah-ubah setiap waktu, namun kembali lagi, setiap perusahaan mempunyai budaya dan nilai yang dipegang masing-masing oleh perusahaan tersebut. Sebagai karyawan mungkin secara sadar atau tidak sadar kita pernah berada di posisi untuk memutuskan sesuatu yang munkin secara tidak sadar itu melanggar etika perusahaan, setiap hal yang mungkin lalai dilakukan oleh seseorang, dapat membuat penilaian oleh orang lain, baik dari teman sekerja maupun dari lingkungan luar. Tabel 2.2 Percentage Behavior Nilai pokok untuk identifikasi isu yang etikal Untuk mengindentifikasi atau evaluasi yang isu etikal, ada berberapa nilai pokok yang bisa menjadi indikator utamanya, yiatu Intergritas, kejujuran dan keadilan. Ketiga nilai ini adalah nilai umum yang sering digunakan dalam hal etika, setiap keputusan dan kebijakan yang di ambil akan mempertimbangkan hal ini. Integritas Ingeritas adalah hal yang paling sering dicatut dan dijadikan bahan evaluasi dan menjadi dasar dari setiap kegiatan usaha, tidak hanya soal etika. Integritas juga berbicara tentang kualitas produk, transparansi, komunikasi yang terbuka. Jika integritas ini dijaga maka akan ada sebuah rasa kepercayaan yang timbul, baik dari lingkungan pekerja, maupun dari lingkungan luar. Setidaknya sebuah perusahaan harus mengikuti setiap peraturan dan perundangan yang ada, dan sebagait tambahan mereka tidak boleh merugikan customer, karyawan, bahkan lawannya mereka. Setiap perusahaan pasti ingin mendapatkan profit lebih, namun jika melakukan dengan cara yang tidak baik, cara yang tidak berintegritas, jika hal itu
  • 9. 9 terbukti maka akan terbentuk ketidakpercayaan dari orang-orang, dan hal itu akan sangat sulit dikembalikan. Kejujuran Kejujuran bisa berarti kepercayaan atau dapat dipercaya. Jujur adalah untuk memberitahukan semua hal yang benar tanpa ada yang ditutup-tutupi. Isu kejujuran seringkali muncul karena dunia bisnis seringkali mengedepankan soal profit, soal uang, dan peraturan yang dijalankan hanyalah peraturan yang menguntungkan bagi perusahaan. Eric Beversluis mengatakan berberapa alasan kenapa kejujuran bisa menjadi masalah adalah sebagai berikut, 1. Relasi bisnis adalah seperti relasi manusia, yang di kelola oleh aturannya pribadi dalam pasar yang terdapat kompetisi, maksimalisasi profit, dan kenaikan personal dalam organisasi 2. Bisnis juga bisa menjadi seperti permainan, seperti layaknya permainan olahraga, ingin mengalahkan lawan. 3. Jika bisnis adalah seperti olahraga, etika yang seperti biasanya tidak dapat diaplikasikan Mungkin kita pernah mendengar strategi perang yang terkenal yaitu Sun Tsu: The art of Wars. Strategi ini secara luas diimplementasikan ke berbagai hal, dan yang paling banyak adalah dalam hal bisnis, strategi yang seperti apa yang dapat memberikan kemenangan, taktik yang seperti apa yang dapat mengalahkan musuh dengan cepat dan efisien, dan menjadi yang dominan. Seringkali mengabaikan apa yang menjadi nilai etis, seperti contohnya bagaimana perusahaan ingin mengalahkan perusahaan lain dan ingin menghilangkan competitor diindustri tertentu, tanpa melihat bahwa dibalik nama perusahaan itu adalah orang-orang yang menggantungkan hidupnya kepada perusahaan itu, untuk menabung, mendapat biaya untuk makan pendidikan, pensiun dan sebagainya. Dalam hal ini etika bisnis yang bertindak sebagai batasan agar tidak melampaui hal yang sewajarnya. Keadilan Keadilan itu berarti bersikap adil, merata dan tidak berpihak. Keadilan beriringan langsung dengan justice, quity, equlity, dan moralitas. Ada 3 elemen fundamental yang memungkinkan orang untuk berlaku adil, equality, reciprocity (timbal balik), dan optimisasi. Dalam bisnis, Equality berbicara tentang distribusi manfaat dan sumber daya, yang dapat dirasakan oleh stakeholders atau masyrakat luas. Timbal balik berbicara apa ayng didapatkan dari proses beri dan diberi dalam relasi sosial. Hal ini terjadi ketika apa yang diberi sama dengan apa yang didapatkan. Contohnya jika gaji dinaikan, apakah ada kenaikan dari efisiensi kerja dari karyawanya dan sebagainya. Yang terakhir adalah optimisasi, yaitu pertukaran antara equality dengan effisiensi. Contohnya adalah mempekerjakan seseorang yang karena mampu dan bisa, terlepas dair gender, usia dan ras yang mungkin orang itu miliki. Pengambilan Keputusan dalam Bisnis Pengambilan keputusan adalah hal yang krusial dalam etika bisnis, kesalahan pengambilan keptususan dapat merusak segala sesuatu yang sudah sangat sulit dibangun, sebaliknya pengambilan keputusan yang tepat dapat membantu menjaga kepercayaan baik dari internal maupun eksternal, berikut berberapa pendapat ahli yang mendefinisikan tentang pengambilan keputusan,
  • 10. 10 1. G. R. Terry : Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin. 2. Claude S. Goerge, Jr : Mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif. 3. Horold dan Cyril O’Donnell : Mereka mengatakan bahwa pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari perencanaan, suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat. 4. P. Siagian : Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatumasalah, pengumpulan fakta dan data, penelitian yang matang atas alternatif dan tindakan Untuk meningkatkan pemilihan keputusan yang beretika, kita tidak boleh melupakan bahwa ada faktor individual di dalamnya. Berberapa orang mungkin lupa saat ia bekerja, ia bukanlah satu orang saja yang bertanggung jawab atas keputusan tersebut, namun juga satu organisasi yang ada di belakangnya. Tidak sedikit juga orang lupa bahwa mereka sedang merepresentasikan perusahaannya. Setiap pengambilan keputusan pasti terdapat berberapa faktor yang dapat menjadi pertimbangan seperti, seberapa penting isu tersebut, faktor individual, dan faktor organisasi, seperti budaya perusahaan dan kesempatan. Komponen- komponen tersebut dapat mempengaruhi pengambilan keputusan yang akan dipilih, dan yang akan menghasilkan keputusan yang etis atau tidak etis. Berikut model ilustrasi yang dapat memudahkan kita untuk mengerti apa saja faktor dan proses yang dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan. Gambar 2.3 Ethical Decision Making in Business Dalam tahap pertama dari setiap pengambilan keputusan, kita harus bisa mengukur berapa intens isu yang sedang dihadapi, apakah ini terkait secara individual atau secara kolektif dari perusahaan tersebut. Ethical Awarness, perusahaan harus memiliki hal ini, dimana peka terhadap hal-hal yang mungkin dapat timbul menjadi isu, dapat memahami kondisi dan situasi. Dengan adanya hal ini, perusahaan dapat menghindari keputusan yang merugikan jika sebuah isu muncul. Intensitas disini berbicara seberapa penting isu yang sedang dihadapi, berdampak kepada internal, ke external atau mungkin ke masyrakat atau mungkin dalam hal ekologi, perusahaan harus bisa melihat hal tersebut. Selanjutnya faktor individual, ketika dihadapi masalah pasti setiap orang mau menyelesaikanya, dan terkadang setiap orang menyelesaikanya dengan cara dan pahamnya sendiri. Mungkin belajar menangani sebuah masalah dari lingkungannya, keluarga, kerabat dan
  • 11. 11 orang-orang terdekatnya. Setiap orang di perusahaan harus tau bagaimana memposisikan dirinya, apalagi jika kita berbicara soal pemimpin perusahaan, setiap orang yang mempunyai value yang baik belum tentu baik untuk perusahaan, karena bisa saja perusahaan memiki value yang berbeda dengan orang tersebut. Faktor organisasi, seperti yang kita lihat bahwa mungkin saja setiap orang melakukan pengambilan keputusan bisnis, berdasarkan value yang dia pegang, tapi dalam riset membuktikan bahwa perusahaan dapat memberikan pengaruh yang lebih besar dalam pengambilan sebuah keputusan, bahkan dapat mengubah value yang dipegang oleh seseorang. Dalam hal ini kita tidak bisa memisahkan juga bagaimana sebuah budaya perusahaan itu dijalankan, hal tersebut juga dapat mempengaruhi hal ini. Faktor kesempatan berbicara tentang apa yang membatasi dan hal apa saja yang bisa dipilih untuk menjadi keputusan yang final. Kurangnya sanksi bagi orang-orang yang mungkin melakukan hal yang tidak etis, dan kurangnya reward bagi orang yang melakukan hal yang tepat, menjadikan orang-orang dalam perusahaan merasa kurangnya ada pembatas tindakan dari setiap hal yang dilakukanya. Dalam pengambilan keputusan yang etis, setiap perusahaan atau setiap individu yang berada dibalik keputusan itu harus memikirkan dari setiap sisi yang ada, dari setiap faktor yang mungkin memberatkan, atau mungkin faktor yang meringkan keputusan tersebut. Karena jika terjadi sebuah pengambilan keputusan yang salah, dan melakukan sesuati yang tidak etis banyak harga yang harus dibayar oleh perusahaan tersebut, berberapa langkah pasti yang harus dilakukan agar hal tersebut bisa dihindari adalah sebagai berikut, 1. Menentukan fakta-fakta Mencari kebenaran dari sebuah isu, melihat keterangan historis kapan kejadian itu terjadi, siapa saja yang mungkin terlibat. 2. Mengidentifikasi para pemegang kepentingan dan mempertimbangkan situasi dari sudut pandang mereka Melihat dari sudut pandang lain tentang isu ini, apakah mungkin ada konflik kepentingan dari isu ini, adakah mungkin yang mau mengambil keuntungan dari isu tersebut. 3. Mempertimbangkan alternatif yang ada Dalam memilih keputusa ini, harus melihat segala option yang dipunyai, karena mungkin setiap option ada kekurangan dan kelebihanya, mungkin ada satu option yang paling optimal dengan resiko yang paling kecil, perusahaan harus peka terhadap hal seperti ini. 4. Mempertimbangkan bagaimana sebuah keputusan tersebut dapat berdampak kepada pemegang kepentingan, memperhatikan konsekuensi, kewajiba, hak, prinsik dan dampak bagi integritas perusahan Etika bisnis pada dasarnya adalah tentang pengambilan keputusan, ada berberapa pertanyaan dan pernytaan yang paling esensial dalam hal ini, antara lain adalah, 1. Apa yang harus kita lakukan 2. Bagaimana kita bertindak 3. Kehidupan seperti apa yang harus kita jalani 4. Jenis organisasi dan masyarakat seperti apa yang seharusnya kita bentuk 5. Menjadi siapa seharusnya kita
  • 12. 12 Setiap sikap atau etika bisnis yang kita ambil bisa berdasarkan ke 5 hal tersebut, untuk mempunyai etika yang jujur dan baik, apa yang harus kita lakukan, etika berbicara juga tentang bagaimana kita bertindak baik secara individu maupun secara organisasi. Kita berbicara juga budaya seperti apa yang mau kita terapkan dalam keseharian perusahaan kita. Etika juga menentukan organisasi/perusahaan apa yang ingin kita bentuk, dengan etika ini kita bisa diarahkan dan di beri batasan dan tujuan, untuk menjadi sebuah perusahaan/organisasi/masyarakat yang baik yang dapat diterima oleh lingkungan kita. Secara garis besar besar etika bisnis terdiri dari prinsip organisasi, values, dan norma yang mungkin berasal dari individu, dari organisasi, atau dari sistem legal yang mengatur hal tersebut. Investor, karyawan dan customer, sistem dan komuntasi kadang yang menentukan tindakan apa yang baik dan benar, etis atau tidak etis. Etika bisnis mencakup 3 komponen yang dapat dilihat dari sumber dan siapa yang menerimanya dan apa bentuk tindakanya, yaitu sebagai berikut 1. Individu / Karyawan Berbicara tentang bagaimana antar karyawan bersosialisasi, bekerja sama, komunikasi tim, menghargai pendapat orang lain, dan sebagainya. 2. Dari Perusahaan terhadap karyawan Menciptakan tempat kerja yang kondusif, baik dari suasana, kompisi karyawan setiap divisi, mensejahterakan karyawannya, gaji, bonus dan sebagainya. 3. Terhadap lingkungan Melaksanakan tanggung jawabsosial mungkin bisa dalam bentuk CSR, meningkatkan kualitas kebersihan dsbnya. Dari sumbernya kesadaran etis dapat dibentuk oleh nilai individual atau kolektif dari perusahaan, tetapi bisa juga dari nurani dari setiap orang yang memberikan keputusan yang baik dan buruk, pengalaman yang mungkin dialami dari orang tersebut. Mungkin bisa juga dari pengalaman dan saran dari orang lainya yang mungkin mempengaruhi keputusan kita. Belajar dan memperdalami etika bisnis merupakan hal yang penting, dengan bermunculanya kasus-kasus yang menimpa perusahan karena keputusan yang tidak etis dan merugikan, seharusnya membuat kita sadar bahwa kita masih memerlukan wawasan yang lebih dalam tentang etika bisnis, untuk mengetahui apa keputusan yang etis dan tidak etis. Karena hanya dengan perspektif dan penilaian seorang individu saja itu tidak cukup untuk merumuskan keseluruhan etika bisnis. Dengan mengatur dan memperdalam masalah etika bisnis, perusahaan dapat lebih dapat melihat keputusan yang etis dan tidak etis. Riset dan peneliti menyimpulkan bahwa dengan membangun reputasi secara etis dengan karyawan, customer dan masyarakat dapat memberikan manfaat yang meliputi efisiensi dari setiap operasi keseharian, komitmen karyawan yang meningkat, kepercayaan investor untuk menaruh lebih banyak dana, kepuasan dari pelanggan, dan yang terakhir meningkatnya segi finansial perusahaan. Etika bisnis yang diambil dan ditetapkan oleh perusahaan dapat mempengaruhi banyak hal yang berada di sekitar perusahaan tersebut. 3. METODOLOGI Makalah ini disusun dengan melakukan pembacaan dari literature dengan analisa langsung secara kualitatif dari perusahaan saya bekerja. Setiap sampel yang ada dihadirkan di makalah ini adalah keseluruhan tim marketing yang ada di lingkungan marketing pelita harapan karawaci. Analisa dilakukan dari pengamatan secara langsung dari setiap kegiatan yang ada, baik kegiatan yang sudah lewat ataupun yang sedang direncakanan, terlebih lagi dari visi dan misi perusahaan untuk menjadi acuan utama dalam makalah ini.
  • 13. 13 Refrensi dan literature yang digunakan adalah melalui bahan ajar yang disusun oleh bahan ajar yang disusun oleh Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, dan juga berberapa buku yang rata-rata diterbitkan tahun 2013 keatas, dan berberapa refrensi dari internet yang mendukung penyusunan makalah ini. Dalam pembahasanya penulis akan membandingkan bagaimana teori etika bisnis yang ideal dengan apa yang sudah berjalan dari nilai yang dipegang oleh yayasan dimana penulis bekerja. 4. RESULTS & DISCUSSION Penulis bekerja sebagai salah satu staff dalam Marketing & Admission, yang tujuan utamanya adalah untuk membantu murid-murid SMA dapat mendaftar dan bergabung dengan kampus kami. Departemen ini dikepalai oleh 1 Direktur dengan 3 manager yang menjabat dibawahnya, yang setiap manager memegang masing-masing 1 divisi yang dikelolah. Divisi tersebut adalah admission, student consultant, dan event. Ketiga divisi ini bekerja sebagai satu kesatuan, dimana student consultant menjadi representativenya kampus UPH agar menjembatani setiap anak SMA ataupun sekolah agar dapat mengenal tentang UPH. Admission bertugas untuk memproses setiap pendaftaran yang ada, berkoordinasi dengan jurusan, memproses beasiswa dan sebagainya. Sedangkan event, event mengatur atau menciptakan acara yang dapat meningkatkan penerimaan mahasiswa bagi kampus. Berikut adalah Visi Misi dan apa yang menjadi tujuan dari setiap orang ada di UPH, baik pelajar maupun karyawanya. Visi To be a Christ-centered university founded upon and promoting true knowledge, faith in Christ and godly character aiming to develop God-fearing, competent and professional future leaders through excellent, holistic and transformational education. Misi 1. To provide holistic transformational learing rooted in Scripture and a Reformed theological framework 2. To contribute to the advandcement of knowledge and culture guided by a bliblical Christian worldview 3. To participate redemptively in the development of individuals and society for the glory of God Lecturer Profile 1. A mature Christian who embodies the calling to true knowledge, faith in Christ, and godly character, and who embraces UPH Statement of Faith and UPH Vision and Mission; 2. A professional lecturer who grows toward excellence in teaching, research and community service based upon a biblical Christian worldview; 3. A role model and leader who shepherds students with a vision to transform the society and nation; 4. A faithful steward who actively contributes and supports the continuous improvement of services provided by UPH. Lecturer Competencies UPH Lecturers are able to: 1. Develop a close relationship with Christ, express, defend and actively share a sound biblical and theological understanding of their knowledge and faith, and demonstrate Christ-like character which is aligned with UPH Statement of Faith and UPH Vision and Mission;
  • 14. 14 2. Manage teaching, research, and community service based on a biblical Christian worldview in an excellent, holistic and transformational manner; 3. Shepherd students and engage them in the transformation of the nation and society for the glory of God; 4. Grow and apply God-given talents faithfully to improve UPH’s capacity to serve. Dari setiap visi dan misi yang dipaparkan oleh founder dan oleh yayasan, dimana setiap hal yang dilakukan harus didasarkan oleh iman kepada Tuhan Yesus Kristus, dengan nilai-nilai kristiani yang dipegang. Setiap visi misi ini diterapkan ke dalam setiap divisi dan departemen yang ada, berberapa hal yang dilakukan yayasan agar setiap orang dapat mengaplikasikan visi misi ini antara lain adalah diadakanya Ibadah di setiap hari selasa bersama-sama dengan seluruh divisi di semua unit yang berada dibawah naungan pelita harapan. Setelah itu juga diadakan ibadah di setiap departemen agar tidak hanya mengenal satu sama lain, tetapi ada support system yang dapat terjaga dari ibadah departemen tersebut. Berbicara mengenai pengambilan keputusan, setiap hari kami harus bertemu dengan customer karena sifatnya adalah Business to Consumer, hal-hal yang kita hadapi adalah hal-hal yang menyangkut secara individu, mungkin kalau dalam kuantitas yang lebih besar adalah Sekolah, individu yang terpusat dimana mereka bersekolah. Permasalahan yang seperti pendaftaran kekurangan berkas dan sebagainya kita melayani setiap orangnya dengan prima. Memang pada prakteknya tidak mudah, setiap calon mahasiswa yang masuk harus melampirkan raport sebagai persyaratan utama, dan untuk berberapa jurusan diwajibkan untuk melakukan test agar bisa masuk kedalam universitas ini. Berberapa value yang yayasan pegang adalah kejujuran dan keadilan, untuk bisa masuk semua orang harus mengikuti prosedur yang ada, tidak ada yang dibedakan, tidak ada yang dikecualikan. Seberapapun uang yang mungkin calon mahasiswa punya contohnya untuk masuk kedokteran dibutuh uang sumbangan dan sebagainya, kita tidak menerapkan hal itu, karena hal itu sudah tidak sesuai dengan nilai yang kita pegang. Menurut saya itu adalah hal yang tepat karena, terlebih untuk menjadi seorang tenaga medis tidak hanya masalah nilai, dan uang yang bisa menentukan apakah dia baik atau tidak, tetapi kompetensi dan karakter hal itu yang menjadi masalah utama di dewasa ini. Universitas ini mungkin mengedepankan nilai-nilai kristiani, namun pada prakteknya setiap mahasiswa yang masuk terdapat wadah yang sudah disediakan untuk setiap kepercayaanya, mata pelajaran mengikuti apa yang dianut oleh mahasiswanya, fasilitas dan akomodasi pun disediakan oleh pihak universitas karena hal ini adalah hal yang wajib secara norma karena kita ada di Indonesia yang bhinneka tunggal ika, dimana ada beragam suku, budaya dan agama. Dunia pendidikan di Indonesia sudah semakin meluas, sudah banyak sekolah, universitas lembaga pendidikan yang berdiri dengan berbagai kekuatan yang ditonjolkan dan diunggulkan, dalam berberapa kesemapatan seperti pameran pendidikan dan sebagainya, seharusnya tidak ada pemaksaan tentang dimana dan bagaimana seseorang harus menempuh pendidikan Sarjana. Kami menekankan kepada setiap orang yang berada di garis depan, bahwa disini kami menawarkan salah satu opsi yaitu universitas kami yang mungkin bisa menjadi pilihan, jika ada yang menolak dan hanya ingin bertanya, maka sudah menjadi kewajiban kami sebagai orang yang pernah melewati masa pemilihan akan kuliah dimana dan di jurusan apa untuk berbagi ilmu dan pengetahuan, karena setiap calon mahasiswa dapat dengan bebas menentukan kemana dia mau memilih, dan peran kita adalah berbagi ilmu tentang apa yang akan ia hadapi didepanya, hal ini adalah hal yang ditanamkan di divisi saya.
  • 15. 15 5. KESIMPULAN & REKOMENDASI Belajar dan memperdalami etika bisnis merupakan hal yang penting, dengan bermunculanya kasus-kasus yang menimpa perusahan karena keputusan yang tidak etis dan merugikan, seharusnya membuat kita sadar bahwa kita masih memerlukan wawasan yang lebih dalam tentang etika bisnis, untuk mengetahui apa keputusan yang etis dan tidak etis. Karena hanya dengan perspektif dan penilaian seorang individu saja itu tidak cukup untuk merumuskan keseluruhan etika bisnis. Dengan mengatur dan memperdalam masalah etika bisnis, perusahaan dapat lebih dapat melihat keputusan yang etis dan tidak etis. Banyak hal yang dapat dicapai jika etika yang baik yang dikejar, mungkin butuh waktu dan usaha lebih karena tidak mudah untuk menjalakannya namun baik secara teori dan prakteknya mulai dari kepercayaan yang didapat oleh internal dan external dan tentu saja adanya pertambahan dalam bidang finansial itu dapat didapatkan pada akhirnya. Dari kajian melalui universitas ini, bahwa value bukan hanya soal materi yang dikejar namun kualitas setiap individu dan mengedepankan nilai kejujuran, kasih seperti yang diimani oleh yayasan yang ingin membentuk pribadi-pribadi yang baik secara intelektual, tetapi juga secara moral dan etika yang terdapat dari setiap butir dari visi dan misi yang sudah ditetapkan oleh pendiri yayasan. Daftar Pustaka Alexander, Y. (n.d.). EVALUASI ETIKA BISNIS TERHADAP STAKEHOLDER PADA CV XYZ. Retrieved October 16, 2017, from http://studentjournal.petra.ac.id/index.php/manajemen-bisnis/article/view/3670 ETIKA BISNIS YANG HARUS DIMILIKI PERUSAHAAN. (2013, January 21). Retrieved October 16, 2017, from https://aldiirwinsyah.wordpress.com/2013/01/21/etika-bisnis-yang-harus-dimiliki- perusahaan/ Fraedrich, J., Ferrell, L., & Ferrell, O. C. (2013). Ethical decision making in business: a managerial approach. Andover: South-Western. Hapzi Ali, 2016. Modul BE & GG, Univeristas Mercu Buana. Teori Etika Dan Pengambilan Keputusan Beretika. (n.d.). Retrieved October 16, 2017, from https://www.scribd.com/document/334838078/Teori-Etika-Dan-Pengambilan-Keputusan-Beretika