2. EPIDEMIOLOGI
• RSCM tumor intracranial tertinggi 58,5%
• RS Kanker Darmais 37,2%
• Meningioma 13-26% tumor primer intracranial
• Perempuan > laki-laki 1,4-2,6:1
• Peranan hormone esterogen dan progesterone
• Usia rata-rata 55 tahun, meningkat dengan bertambahnya usia
• Klasifikasi meningioma berdasarkan WHO 2016
• 80-90% derajat I
• 20-25% derajat II
• 1-6% derajat III
• Jenis tersering
• Meningothelial 63%
• Transisional 19%
• Psammomatosa 2%
4. PATOFISIOLOGI
• Mengioma tumbuh dari 2 macam sel pada vili araknoid
• Sel araknoid
• Dural border
• Tumor jinak yg muncul dari sel arachnoid cap yg ada di duramater
• Perlekatan pada dura memiliki dasar yg lebar
• Kemampuan invasi / menyebabkan hyperostosis pada tulang disebelahnya
• Vaskularisasi tinggi, untuk tambah besar dengan neovaskularisasi
• Dibutuhkan faktor angiogenik yg menginduksi neovaskularisasi
• Jaringan meningioma mengekspresikan VEGF
• Tumorogenesis berhubungan dengan mutase gen neurofibromatosis 2 (NF2) yg ada di kromosom 22
• NF2 tumor suppressor gene
• Gen ini mengkode MERLIN (Moesin Ezrin Radixin like Protein) berfungsi sbg penghubung antar protein membrane sel dan aktin filamen hambatan kontak terhadap
pertumbuhan sel
• Mutasi gen NF2 inaktivasi MERLIN reorganisasi sitoskeletal meningioma
• Kelainan kromosom monosomi kromosom 22 (meningioma atipikal dan analplastik)
• Adanya delesi kromosom 1p prognosis lebih buruk
• Delesi kromosom 6q, 9p, 10, 14q, dan 18q derajat WHO lebih tinggi
• Kelebihan kromosom 1q, 9q, 12q, 15q, 17q, dan 20q derajat WHO lebih tinggi
• Delesi kromosom 9p WHO derajat III
6. DIAGNOSIS
• Gejala klinis tergantung letak tumor
• Parasagital epilepsy fokal, hemiparesis
• Anterior tumbuh bilateral, tanda peningkatan TIK, gejala pseudopsikiatri, ggn memori, kecerdasan,
kepribadian
• Posterior ggn lapang pandang
• Konveksitas tanda peningkatan TIK
• Sphenoid Ridge kompresi n optikus (ggn penglihatan yg awalnya muncul pada salah satu mata),
kompresi n olfaktorius (anosmia), tanda peningkatan TIK, papil edema, hyperostosis
• Olfactory groove anosmia unilateral kemudian bilateral, prningkatan TIK, penurunan visus, ggn
lapang pandan (penekanan kiasma), ggn kognitif dan perilaku
• Suprasela hemianopia bitemporal, penurunan visus
• Ventrikuler peningkatan TIK lama
• Fosa posterior massa tumor dari CPA atau clivus, melibatkan n.akustikus, n.trigeminus,
n.fasialis, ataksia, hydrocephalus, peningkatan TIK
7. RADIOLOGI
• Meningioma mendapat suplai vaskularisasi dari ekstrakranial tampak sangat menyengat
kontras
• Sangat hipervaskuler hyperostosis tulang dan kalsifikasi
• CT Scan massa homogen, bisa iso / hipodens dibanding parenkim, menyengat kontras dengan
kuat dam padat, perlekatan yang lebar pada Batasan dura, hiperdens dengan HU >100
kalsifikasi psammomatosa.
• Edema cerebri biasanya ringan
• MRI isointense pada T1, menyengat kuat dan homogen pasca kontras, dura tail (gambaran
dura di sekitar lesi)
• Foto polos cranium kalsifikasi berbentuk hyperostosis pada cranium, perbesaran vascular
groove terutama a. meningea media
• Angiografi cerebral pertimbangan evaluasi pre operatif untuk melihat vaskularisasi tumor.
Tampak mendapat feeder dari a.karotis eksterna / a.karotis interna yaitu a.oftalmika pada
menigioma olfactory groove / suprasellar. Ada gambaran oklusi vena dari dura, terutama
meningioma falks / parasagittal
9. PENATALAKSANAAN
• Terapi pilihan reseksi (mengambil jaringan tumor sebanyak
mungkin + tulang dan dura yg terlibat)
• Lokasi jauh dan berdekatan dengan bagian vital ambil untuk biopsy
dan mengurangi volume tumor untuk memudahkan radiosurgery
• Reseksi parsial bisa kambuh
• Derajat Simpson
10. PENATALAKSANAAN
• Stereotactic Radiosurgery gamma knife / linear accelerator (pada
tumor yg lokasinya di tempat risiko operasi)
• Dapat diberikan pada
• Meningioma rekuren
• Reseksi subtotal
• Ada komorbiditas untuk operasi
• Lokasi tumor di basis cranii
• Meningioma derajat I reseksi total (grass total resection)
• Meningioma derajat II, III + radioterapi adjuvant pascaoperasi
11. PROGNOSIS
• Mayoritas jinak, tapi sering rekuren
• Meningioma atipikal 8x rekuren disbanding meningioma jinak
• Kesintasan 5 tahun 80% meningioma tipikal, <60% meningioma
atipikal dan maligna
• Faktor yg mempengaruhi prognosis
• Derajat Simpson
• Derajat WHO
• Lokasi tumor
• Ekspresi dari reseptor hormone (progesterone)
• Indeks mitosis / tingkat proliferasi sel (Ki67)
• Faktor pertumbuhan (VEGF, EGFR)