SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
BAB V
PEMBAHASAN
Tujuan dari praktikum kali ini adalah agar mahasiswa dapat memahami, mengetahui dan
mampu melakukan elektroforesis SDS PAGE dan dapat menentukan ukuran suatu protein
tertentu yang akan dilakukan pada praktikum ini. secara singkat Elektroforesis adalah sebuah
metode untuk separasi atau pemisahan sebuah molekul besar (seperti protein, fragmen DNA,
RNA dll) dari campuran molekul yang serupa. Elektroforesis digunakan untuk memisahkan
komponen atau molekul bermuatan berdasarkan perbedaan tingkat migrasinya dalam sebuah
medan listrik. Sebuah arus listrik dilewatkan melalui medium yang mengandung sampel yang
akan dipisahkan. Teknik ini dapat digunakan dengan memanfaatkan muatan listrik yang ada
padamakromolekul, misalnya DNA yang bermuatan negatif. Jika molekul yang bermuatan
negatif dilewatkan melalui suatu medium (misal agarosa), maka molekul tersebut akan bergerak
dari muatan negatif menuju muatan positif. Kecepatan gerak molekul tersebut tergantung pada
rasio muatan terhadap massanya dan bentuk molekulnya (Yuwono, 2008).
Prinsip kerjanya adalah jika molekul yang bermuatan negatif (DNA) dilewatkan
melalui suatu medium, misalnya gel agarose atau poliakrilamid, kemudian dialiri arus listrik dari
satu kutub ke kutub yang berlawanan muatannya (positif), maka molekul tersebut akan bergerak
dari kutub negatif ke kutub positif (Elektroforesis) melalui membran matriks gel agarose tersebut
(Yuwono, 2005).
Terdapat dua macam elektroforesis yang berkembang yakni diantaranya adalah
elektroforesis kertas dan elektroforesis gel.
Elektroforesis Kertas: merupakan jenis elektroforesis yang terdiri dari kertas sebagai fase diam
dan partikel bermuatan yang terlarut (terutama ion-ion kompleks) sebagai fase gerak. Pemisahan
tersebut terjadi karena adanya gradasi konsentrasi sepanjang sistem pemisahan. Pergerakan
partikel dalam kertas tergantung pada muatan atau valensi zat terlarut, luas penampang, tegangan
yang digunakan, konsentrasi elektrolit, kekuatan ion, pH, viskositas, dan daya absopsi zat terlarut
(Boyer, 2004). Elektroforesis Gel: merupakan elektroforesis yang menggunakan gel sebagai fase
diam untuk memisahkan molekul-molekul seperti DNA dan protein menjadi pita-pita yang
masing-masing terdiri atas molekul-molekul dengan panjang yang sama. Elektroforesis gel
merupakan teknik memisahkan suatu makromolekul dengan cara memberi gaya pada
makromolekul tersebut untuk melewati medium berisi gel yang dibantu dengan tenaga listrik.
Elektroforesis gel memisahkan berdasarkan laju perpindahannya melewati suatu gel di bawah
pengaruh medan listrik. Media atau gel yang dapat digunakan yaitu agarose gel (elektroforesis
DNA) dan poliakrilamid gel (elektroforesis protein). Laju pergerakan molekul dipengaruhi oleh
ukuran molekul, konsentrasi gel, bentuk molekul, densitas muatan, pori-pori gel, voltase, dan
larutan buffer elektroforesis (Martin, 2006).
Pada percobaan Elektroforesis SDS-PAGE, alat yang digunakan antara lain: seperangkat
alat elektroforesis, kaca load, comb (sisir), mikropipet, mikrotip, beaker glass, timbangan
analitik, spatula, tube elektroforesis, kompor listrik, kuvet, dan spektrometer. Sedangkan bahan
yang digunakan antara lain: aquades, akrilamid, LGB (Lower Gel Buffer), TEMED (Tetra Etil
Metil Ethilene Diamine, APS (Amonia persulfat), pepsin, Running Buffer (berisi SDS), larutan
pewarna (Croomasil Brilian Blue, metanol, asam asetat glasial, aquabides), larutan pembilas
(metanol, asam asetat glasial, aquabides).
Sehari sebelum praktikum, praktikan melakukan penanaman bakteri E.coli
sebanyak 10ml dalam media LB, kemudian diinkubasi selama 18jam dengan temperature suhu
34 0 C dalam incubator goyang 150 rpm, kemudian dimasukan biakan bakteri dalam 3 mikrotube
dan sentrifugasi 2 menit 12.000 rpm untuk memisahkan pellet dan supernatant. Pellet yang telah
didapat kemudian dipindah atau dijadikan satu dengan memasukannya pada satu mikrotube lalu
pellet yang sudah dicampur disentrifugasi lagi, pellet hasil akhir yang didapat disuspensi dengan
larutan PBS ph 7.9 tujuannya untuk menghilangkan sisa bakteri, kemudian pellet dipindah ke
mikrotube besar, pellet yang telah disonifikasi selama 30 dektik dan telah didiamkan diulangi
sebanyak 10x. setelah melakukan prosedur tersebut kemudian suspense yang didapat dimasukan
ke mikrotube kecil dan disentrifugasi 5 menit dengan suhu 45 0C dengan kecepatan 10.000rpm,
supernatant yang dihasilkan disimpan dalam freezer dengan suhu 4 0C.
Kemudian tahapan selanjutnya adalah pembuatan gel poliakrilamid, hal pertama yang
dilakukan adalah praktikan mengecek kebocoran terlebih dahulu pada cetakan dengan
memasukan aquades dalam cetakan. Kemudian buat separating gel dengan memipet 2935.5µL
aquades, kemudian ditambahkan acrylamide 30% sebanyak 3ml dan temed 7,5µL dan APS 10%
sebanyak 7,5 µL. secara bersamaan dengan mikropipet supaya terjadi polimerisasi secara
sempurna. Setelah itu diaduk supaya homogen.
Sebelum separating gel dimasukkan ke dalam cetakan, terlebih dahulu kaca loading
dibersihkan dengan cara dibilas menggunakan aquades sampai bersih kemudian di lap searah
menggunakan tisu,hal ini bertujuan agar kaca tidak tergores sehingga mempengarui proses
analisis yang dilakukan. Setelah itu kaca loading dipasang pada alat elektroforesis, separating gel
yang telah dibuat dimasukkan kedalam cetakan dengan menggunakan mikropipet sampai pada
batas yang ditentukan yakni sekitar ¾ bagian dan ¼ bagian sisanya digunakan untuk stacking
gel. Setelah itu gel dibiarkan terpolimerisasi dalam suhu ruang selama 15 menit. Kemudian
dituangkan sedikit aquades untuk membuat permukaan separating gel datar/gel yang dibentuk
tidak bergerigi yang dapat menyebabkan adanya sekat diantara separating gel dengan stacking
gel yang dapat mengganggu proses pemisahan molekul. Aquades yang ditambahkan kemudian
diserap dengan menggunakan tisu agar tidak mempengaruhi gel yang terbentuk.
Selanjutnya dibuat stacking gel (gel pengumpul). Cara pembuatan stacking gel hampir
sama dengan pembuatan separating gel, yang membedakan yaitu banyaknya atau jumlah yang
ditambahkan. Selain itu pada stacking gel digunakan UGP (Upper gel buffer) sebagai buffer pada
gel. Langkah pembuatanya yaitu pertama dimasukkan aquades 2935.5µL, 30% Akrilamid 7,5 µL
kedalam beaker glass. Penambahan akrilamid berfungsi untuk menentukan pori-pori gel pada
proses pemisahan gel sedang UGB sebagai buffer. Setelah itu dimasukkan 10% APS 7.5 µL dan
TEMED secara bersamaan dengan mikropipet supaya terjadi polimerisasi secara sempurna.
Setelah itu diaduk supaya homogen.
Langkah selanjutnya yaitu memasukkan stacking gel diatas gel pemisah dan disisipkan
gigi sisir yang berfungsi untuk mencetak sumuran yang akan digunakan sebagai tempat
meneteskan sampel. Gigi sisir dibiarkan sampai gel terpolimerisasi pada suhu ruang selama 15
menit. Setelah terbentuk sumuran selanjutnya gigi sisir diambil dari gel. Gel yang telah terbentuk
kemudian dipindahkan ke dalam tank elektroforesis dan siapkan digunakan untuk proses
selanjutnya.
Sementara itu, sampel pepsin yang masing-masing telah ditimbang sebanyak
0,005 gr, 0,0075 gr, 0,01 gr, 0,0125 gr, dan 0,015 gr yang dibungkus alumunium foil masing-
masing dimasukkan ke dalam tabung eppendorf lalu ditambahkan masing- masing sampel buffer
sebanyak 0,5 µL yang didalamnya mengandung SDS yang akan memberikan muatan negatif
pada sampel yang dianalisis serta β-mercaptoetanol yang dapat mereduksi ikatan disulfida pada
protein. Kemudian sampel dipanaskan diatas kompor listrik sehingga sampel dapat terdenaturasi
sempurna pada suhu 90˚C selama 5 menit. Selanjutnya sampel diangkat dan didinginkan untuk
selanjutnya dilakukan proses analisis. Sampel yang telah tersedia kemudian dimasukkan ke
dalam sumuran sebanyak 0,01 µL. Kemudian alat elektrolisis dipasang dan dimasukkan buffer
tank ke dalam tank elektrolisis sampai pada batas sumuran. Buffer ini digunakan sebagai
penghantar listrik yang akan membantu memisahkan sampel saat alat dinyalakan.
Pada proses pewarnaan, gel yang telah dielektroforesis dipindahkan dari tank kedalam
wadah plastik. Pewarnaan (staining) pita protein dilakukan dengan jalan merendam gel hasil
elektroforesis (setelah dilepas dari rangkaian plat) dalam larutan Coomasie brilliant blue (CBB)
lalu gel yang terdapat dalam wadah plastik dishaker selama 15 menit, penggoyangan perlu
dilakukan untuk megoptimalkan reaksi staining yang dilakukan oleh CBB. kemudian dilakukan
destaining untuk menghilangkan kelebihan warna dengan jalan merendam gel dalam larutan
destaining (aquabides, metanol, asam asetat glasial dan Coomasie brilliant blue) dan dishaker
selama 10 menit. Selain itu, perendaman dengan larutan destaining bertujuan untuk
menghilangkan CBB yang tersisa dan memperjelas band protein yang terbentuk serta untuk
menghilangkan CBB yang tidak berada pada band protein. Setelah itu dilakukan pencucian lagi
dengan aquades serta dimasukkan potongan kertas saring untuk menyerap warna yang akan
dibilas hingga gel menjadi jernih dengan pita terpisah jelas satu sama lainnya. Pembilasan
berfungsi untuk menghilangkan sisa larutan destaining dan menghentikan pewarnaan yang
dilakukan oleh larutan destaining. Kemudian dilakukan penghitungan Rf (Retention factor) pada
sampel yang telah terpisah yang kemudian digunakan untuk mencari berat molekul dari sampel.
Dari hasil percobaan elektroforesis yang dilakukan pada sampel enzim pepsin didapatkan
pita-pita dimana dari pita yang terbentuk dihitung panjang atau RF (Retention Factor) yang
akhirnya didapatkan BM sampel. Pada percobaan tersebut digunakan marker yaitu protein yang
mengandung beberapa komponen enzim.
Dan dari hasil percobaan didapatkan panjang pita sampel, dan panjang separating gelnya.
Sehingga dari data tersebut dapat dihitung RF sampel dengan rumus RF = panjang pita diatas
dibagi dengan panjang separating gel, sehingga didapatkan nilai RF sampel dan log BM sehingga
didapatkan persamaan didapatkan persamaan y = -3.034x + 16.82 dimana x=RF sampel dan
y=log BM. Dari persamaan tersebut didapatkan y atau log BM yang kemudian dicari BM sampel
dengan antilog y sehingga didapatkan BM sampel pada masing – masing percobaan yang
dilakukan oleh masing – masing kelompok, berturut – turut didapatkan 35.89 KDa, 35.89 KDa,
56.49 KDa, 33. 265 KDa, 52.456 KDa, 52.456 KDa, 41.773 KDa, 33.265 KDa, 30.831 KDa,
52.456 KDa, 38.725 KDa, dan 30.831 KDa.
Apabila diperhatikan posisi pita dari sampel dan pita-pita dari marker pada gel, akan
terlihat bahwa pita sampel membentuk garis lurus dengan marker. Hal ini menunjukkan bahwa
sampel tersebut memiliki berat molekul yang sama karena sampel yang digunakan sama, yaitu
enzim pepsin. Molekul dengan berat yang sama akan bergerak menempuh jarak yang sama
sehingga membentuk garis lurus (Suranto, 2006).
Pita-pita bisa terbentuk atau nampak disebabkan karena adanya sejumlah partikel sampel
yang tersangkut pada titik-titik tertentu dalam gel akibat adanya muatan listrik pada sampel yang
bergerak menuju katoda. Partikel yang memiliki berat molekul sama akan terakumulasi di titik
yang sama, sehingga membentuk beberapa pita dengan panjang berbeda yang terpisah
berdasarkan berat molekulnya (Hames, 2004).
Dari hasil percobaan, sampel membentuk garis lurus. Hal tersebut mengindikasikan
bahwa sampel-sampel tersebut memiliki berat molekul yang sama karena sampel yang
digunakan sama, yaitu enzim pepsin. Molekul dengan berat yang sama akan bergerak menempuh
jarak yang sama sehingga membentuk garis lurus (Bollag, 2009).
Faktor-faktor yang berpengaruh pada percobaan Elektroforesis kali ini yaitu ukuran dan
bentuk molekul, konsentrasi gel, pH, suhu, dan voltage.
 Ukuran dan Bentuk Molekul : . Semakin besar ukuran molekul maka pergerakan akan
semakin lambat, bentuk molekul sekunder atau tersier mempunyai pergerakan yang lebih
lambat dari pada protein primer.
 Konsentrasi Gel : Pada konsentrasi gel yang rendah maka pergerakan protein lebih cepat
dan sebaliknya pada konsentrasi gel yang lebih tinggi maka pergerakan protein akan lebih
lambat.
 pH : Besarnya pH sangat berpengaruh pada metode elektroforesis protein karena akan
mempengaruhi titik isoelektrik protein sehingga dapat mempengaruhi tingkat dan arah
pergerakan protein.
 Suhu : suhu akan mempengaruhi denaturasi protein dimana pada Elektroforesis
digunakan suhu 90-95 0C untuk mendenaturasi protein.
 Voltage : voltage yang digunakan juga mempengaruhi pergerakan protein dimana dengan
voltage yang tinggi maka pergerakan protein dalam gel elektroforesis akan lebih cepat,
sebaliknya jika voltage yang digunakan rendah maka pergerakan protein dalam gel akan
lambat.

More Related Content

What's hot

Kromatografi
KromatografiKromatografi
Kromatografi
rebolegi
 

What's hot (20)

Kromatografi kertas (kk)
Kromatografi kertas (kk)Kromatografi kertas (kk)
Kromatografi kertas (kk)
 
Pembahasan dan kesimpulan percobaan 1
Pembahasan dan kesimpulan percobaan 1Pembahasan dan kesimpulan percobaan 1
Pembahasan dan kesimpulan percobaan 1
 
Jurnal kefarmasian indonesia
Jurnal kefarmasian indonesiaJurnal kefarmasian indonesia
Jurnal kefarmasian indonesia
 
Kromatografi kertas
Kromatografi kertasKromatografi kertas
Kromatografi kertas
 
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhanIsolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
 
Laporan praktikum kromatografi kertas
Laporan praktikum kromatografi kertasLaporan praktikum kromatografi kertas
Laporan praktikum kromatografi kertas
 
Kromatografi
KromatografiKromatografi
Kromatografi
 
Isolasi dan identifikasi_senyawa_isoflavon_dari
Isolasi dan identifikasi_senyawa_isoflavon_dariIsolasi dan identifikasi_senyawa_isoflavon_dari
Isolasi dan identifikasi_senyawa_isoflavon_dari
 
Kromatografi lapis tipis (klt)
Kromatografi lapis tipis (klt)Kromatografi lapis tipis (klt)
Kromatografi lapis tipis (klt)
 
Semen teknologi bahan
Semen teknologi bahanSemen teknologi bahan
Semen teknologi bahan
 
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
 
Laporan tlc
Laporan tlcLaporan tlc
Laporan tlc
 
Kromatografi kertas
Kromatografi kertasKromatografi kertas
Kromatografi kertas
 
Kromatografi SMK-SMAK Bogor
Kromatografi SMK-SMAK BogorKromatografi SMK-SMAK Bogor
Kromatografi SMK-SMAK Bogor
 
Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipis
 
Kromatografi
KromatografiKromatografi
Kromatografi
 
kromatografi kertas
kromatografi kertaskromatografi kertas
kromatografi kertas
 
Klt ku
Klt kuKlt ku
Klt ku
 
KROMATOGRAFI KERTAS
KROMATOGRAFI KERTASKROMATOGRAFI KERTAS
KROMATOGRAFI KERTAS
 
Kromatografi
KromatografiKromatografi
Kromatografi
 

Viewers also liked

Karakteristikat e burimeve te financimit
Karakteristikat e burimeve te financimitKarakteristikat e burimeve te financimit
Karakteristikat e burimeve te financimit
Lirim Beluli
 

Viewers also liked (12)

Ofimatica i
Ofimatica iOfimatica i
Ofimatica i
 
สำนักปลัดIct
สำนักปลัดIctสำนักปลัดIct
สำนักปลัดIct
 
Social Media Strategy - BurgerFi
Social Media Strategy - BurgerFi Social Media Strategy - BurgerFi
Social Media Strategy - BurgerFi
 
ประชุมวิชาการครั้งที่14
ประชุมวิชาการครั้งที่14ประชุมวิชาการครั้งที่14
ประชุมวิชาการครั้งที่14
 
Ericka
ErickaEricka
Ericka
 
คำสั่ง R2R เขตสุขภาพที่ 6
คำสั่ง  R2R เขตสุขภาพที่ 6คำสั่ง  R2R เขตสุขภาพที่ 6
คำสั่ง R2R เขตสุขภาพที่ 6
 
伝道師になろうイントロ
伝道師になろうイントロ伝道師になろうイントロ
伝道師になろうイントロ
 
伝道師821 イントロダクションと和歌
伝道師821 イントロダクションと和歌伝道師821 イントロダクションと和歌
伝道師821 イントロダクションと和歌
 
Starbucks Social Media Strategy - by Kelli Kaufmann
Starbucks Social Media Strategy - by Kelli KaufmannStarbucks Social Media Strategy - by Kelli Kaufmann
Starbucks Social Media Strategy - by Kelli Kaufmann
 
Brugada syndrome
Brugada syndromeBrugada syndrome
Brugada syndrome
 
Karakteristikat e burimeve te financimit
Karakteristikat e burimeve te financimitKarakteristikat e burimeve te financimit
Karakteristikat e burimeve te financimit
 
Resume
ResumeResume
Resume
 

Similar to Bab v biotek

ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan dengan menggunakan membran
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan dengan menggunakan membranITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan dengan menggunakan membran
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan dengan menggunakan membran
Fransiska Puteri
 
Lap Prak Bio Mol 2010 Atang09007
Lap Prak Bio Mol 2010 Atang09007Lap Prak Bio Mol 2010 Atang09007
Lap Prak Bio Mol 2010 Atang09007
asengsat95
 
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL MOLEKULER
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL MOLEKULERLAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL MOLEKULER
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL MOLEKULER
Aulidya Habibah Adnan
 
analisis kandungan sukrosa dan glukosa
analisis kandungan sukrosa dan glukosaanalisis kandungan sukrosa dan glukosa
analisis kandungan sukrosa dan glukosa
Mardhiyah Sari
 

Similar to Bab v biotek (20)

Ppt kelompok elektroforesis
Ppt kelompok elektroforesisPpt kelompok elektroforesis
Ppt kelompok elektroforesis
 
Ppt elektroforesis
Ppt elektroforesisPpt elektroforesis
Ppt elektroforesis
 
Kelompok 8 Kimia B ( Elektroforesis)
Kelompok 8 Kimia B ( Elektroforesis)Kelompok 8 Kimia B ( Elektroforesis)
Kelompok 8 Kimia B ( Elektroforesis)
 
Isolasi kloroplas
Isolasi kloroplasIsolasi kloroplas
Isolasi kloroplas
 
Presentasi
PresentasiPresentasi
Presentasi
 
Elektroforesa ppt.pptx
Elektroforesa ppt.pptxElektroforesa ppt.pptx
Elektroforesa ppt.pptx
 
Th6
Th6Th6
Th6
 
Elektroforesis
ElektroforesisElektroforesis
Elektroforesis
 
Presentasi bahan alam
Presentasi bahan alamPresentasi bahan alam
Presentasi bahan alam
 
Elektroforesis kapiler
Elektroforesis kapiler Elektroforesis kapiler
Elektroforesis kapiler
 
Jurnal ekstrasi dna ihwan
Jurnal ekstrasi dna ihwanJurnal ekstrasi dna ihwan
Jurnal ekstrasi dna ihwan
 
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan dengan menggunakan membran
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan dengan menggunakan membranITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan dengan menggunakan membran
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan dengan menggunakan membran
 
Makalah kapsel
Makalah kapselMakalah kapsel
Makalah kapsel
 
Responsi Bioreaksi
Responsi BioreaksiResponsi Bioreaksi
Responsi Bioreaksi
 
Lap Prak Bio Mol 2010 Atang09007
Lap Prak Bio Mol 2010 Atang09007Lap Prak Bio Mol 2010 Atang09007
Lap Prak Bio Mol 2010 Atang09007
 
Lap Prak Bio Mol 2010 Atang09007
Lap Prak Bio Mol 2010 Atang09007Lap Prak Bio Mol 2010 Atang09007
Lap Prak Bio Mol 2010 Atang09007
 
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL MOLEKULER
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL MOLEKULERLAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL MOLEKULER
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL MOLEKULER
 
REPRILKASI DAN PCR.pptx
REPRILKASI DAN PCR.pptxREPRILKASI DAN PCR.pptx
REPRILKASI DAN PCR.pptx
 
Dna
DnaDna
Dna
 
analisis kandungan sukrosa dan glukosa
analisis kandungan sukrosa dan glukosaanalisis kandungan sukrosa dan glukosa
analisis kandungan sukrosa dan glukosa
 

Recently uploaded

Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.docPresentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
LeoRahmanBoyanese
 
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptxMATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
randikaakbar11
 
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuPenjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Khiyaroh1
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsur
DoddiKELAS7A
 

Recently uploaded (20)

Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanMateri Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptxMekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 2.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 2.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 2.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 2.pdf
 
#05 SOSIALISASI JUKNIS BOK 2024 Canva_124438.pptx
#05 SOSIALISASI JUKNIS BOK 2024 Canva_124438.pptx#05 SOSIALISASI JUKNIS BOK 2024 Canva_124438.pptx
#05 SOSIALISASI JUKNIS BOK 2024 Canva_124438.pptx
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
 
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarVariasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
 
LK 1 - 5T Keputusan Pemimpin Berdampak.docx
LK 1 - 5T Keputusan Pemimpin Berdampak.docxLK 1 - 5T Keputusan Pemimpin Berdampak.docx
LK 1 - 5T Keputusan Pemimpin Berdampak.docx
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
 
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.docPresentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
 
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptxMATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan AnakPWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
 
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuPenjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsur
 

Bab v biotek

  • 1. BAB V PEMBAHASAN Tujuan dari praktikum kali ini adalah agar mahasiswa dapat memahami, mengetahui dan mampu melakukan elektroforesis SDS PAGE dan dapat menentukan ukuran suatu protein tertentu yang akan dilakukan pada praktikum ini. secara singkat Elektroforesis adalah sebuah metode untuk separasi atau pemisahan sebuah molekul besar (seperti protein, fragmen DNA, RNA dll) dari campuran molekul yang serupa. Elektroforesis digunakan untuk memisahkan komponen atau molekul bermuatan berdasarkan perbedaan tingkat migrasinya dalam sebuah medan listrik. Sebuah arus listrik dilewatkan melalui medium yang mengandung sampel yang akan dipisahkan. Teknik ini dapat digunakan dengan memanfaatkan muatan listrik yang ada padamakromolekul, misalnya DNA yang bermuatan negatif. Jika molekul yang bermuatan negatif dilewatkan melalui suatu medium (misal agarosa), maka molekul tersebut akan bergerak dari muatan negatif menuju muatan positif. Kecepatan gerak molekul tersebut tergantung pada rasio muatan terhadap massanya dan bentuk molekulnya (Yuwono, 2008). Prinsip kerjanya adalah jika molekul yang bermuatan negatif (DNA) dilewatkan melalui suatu medium, misalnya gel agarose atau poliakrilamid, kemudian dialiri arus listrik dari satu kutub ke kutub yang berlawanan muatannya (positif), maka molekul tersebut akan bergerak dari kutub negatif ke kutub positif (Elektroforesis) melalui membran matriks gel agarose tersebut (Yuwono, 2005). Terdapat dua macam elektroforesis yang berkembang yakni diantaranya adalah elektroforesis kertas dan elektroforesis gel. Elektroforesis Kertas: merupakan jenis elektroforesis yang terdiri dari kertas sebagai fase diam dan partikel bermuatan yang terlarut (terutama ion-ion kompleks) sebagai fase gerak. Pemisahan tersebut terjadi karena adanya gradasi konsentrasi sepanjang sistem pemisahan. Pergerakan partikel dalam kertas tergantung pada muatan atau valensi zat terlarut, luas penampang, tegangan yang digunakan, konsentrasi elektrolit, kekuatan ion, pH, viskositas, dan daya absopsi zat terlarut (Boyer, 2004). Elektroforesis Gel: merupakan elektroforesis yang menggunakan gel sebagai fase diam untuk memisahkan molekul-molekul seperti DNA dan protein menjadi pita-pita yang masing-masing terdiri atas molekul-molekul dengan panjang yang sama. Elektroforesis gel merupakan teknik memisahkan suatu makromolekul dengan cara memberi gaya pada
  • 2. makromolekul tersebut untuk melewati medium berisi gel yang dibantu dengan tenaga listrik. Elektroforesis gel memisahkan berdasarkan laju perpindahannya melewati suatu gel di bawah pengaruh medan listrik. Media atau gel yang dapat digunakan yaitu agarose gel (elektroforesis DNA) dan poliakrilamid gel (elektroforesis protein). Laju pergerakan molekul dipengaruhi oleh ukuran molekul, konsentrasi gel, bentuk molekul, densitas muatan, pori-pori gel, voltase, dan larutan buffer elektroforesis (Martin, 2006). Pada percobaan Elektroforesis SDS-PAGE, alat yang digunakan antara lain: seperangkat alat elektroforesis, kaca load, comb (sisir), mikropipet, mikrotip, beaker glass, timbangan analitik, spatula, tube elektroforesis, kompor listrik, kuvet, dan spektrometer. Sedangkan bahan yang digunakan antara lain: aquades, akrilamid, LGB (Lower Gel Buffer), TEMED (Tetra Etil Metil Ethilene Diamine, APS (Amonia persulfat), pepsin, Running Buffer (berisi SDS), larutan pewarna (Croomasil Brilian Blue, metanol, asam asetat glasial, aquabides), larutan pembilas (metanol, asam asetat glasial, aquabides). Sehari sebelum praktikum, praktikan melakukan penanaman bakteri E.coli sebanyak 10ml dalam media LB, kemudian diinkubasi selama 18jam dengan temperature suhu 34 0 C dalam incubator goyang 150 rpm, kemudian dimasukan biakan bakteri dalam 3 mikrotube dan sentrifugasi 2 menit 12.000 rpm untuk memisahkan pellet dan supernatant. Pellet yang telah didapat kemudian dipindah atau dijadikan satu dengan memasukannya pada satu mikrotube lalu pellet yang sudah dicampur disentrifugasi lagi, pellet hasil akhir yang didapat disuspensi dengan larutan PBS ph 7.9 tujuannya untuk menghilangkan sisa bakteri, kemudian pellet dipindah ke mikrotube besar, pellet yang telah disonifikasi selama 30 dektik dan telah didiamkan diulangi sebanyak 10x. setelah melakukan prosedur tersebut kemudian suspense yang didapat dimasukan ke mikrotube kecil dan disentrifugasi 5 menit dengan suhu 45 0C dengan kecepatan 10.000rpm, supernatant yang dihasilkan disimpan dalam freezer dengan suhu 4 0C. Kemudian tahapan selanjutnya adalah pembuatan gel poliakrilamid, hal pertama yang dilakukan adalah praktikan mengecek kebocoran terlebih dahulu pada cetakan dengan memasukan aquades dalam cetakan. Kemudian buat separating gel dengan memipet 2935.5µL aquades, kemudian ditambahkan acrylamide 30% sebanyak 3ml dan temed 7,5µL dan APS 10% sebanyak 7,5 µL. secara bersamaan dengan mikropipet supaya terjadi polimerisasi secara sempurna. Setelah itu diaduk supaya homogen.
  • 3. Sebelum separating gel dimasukkan ke dalam cetakan, terlebih dahulu kaca loading dibersihkan dengan cara dibilas menggunakan aquades sampai bersih kemudian di lap searah menggunakan tisu,hal ini bertujuan agar kaca tidak tergores sehingga mempengarui proses analisis yang dilakukan. Setelah itu kaca loading dipasang pada alat elektroforesis, separating gel yang telah dibuat dimasukkan kedalam cetakan dengan menggunakan mikropipet sampai pada batas yang ditentukan yakni sekitar ¾ bagian dan ¼ bagian sisanya digunakan untuk stacking gel. Setelah itu gel dibiarkan terpolimerisasi dalam suhu ruang selama 15 menit. Kemudian dituangkan sedikit aquades untuk membuat permukaan separating gel datar/gel yang dibentuk tidak bergerigi yang dapat menyebabkan adanya sekat diantara separating gel dengan stacking gel yang dapat mengganggu proses pemisahan molekul. Aquades yang ditambahkan kemudian diserap dengan menggunakan tisu agar tidak mempengaruhi gel yang terbentuk. Selanjutnya dibuat stacking gel (gel pengumpul). Cara pembuatan stacking gel hampir sama dengan pembuatan separating gel, yang membedakan yaitu banyaknya atau jumlah yang ditambahkan. Selain itu pada stacking gel digunakan UGP (Upper gel buffer) sebagai buffer pada gel. Langkah pembuatanya yaitu pertama dimasukkan aquades 2935.5µL, 30% Akrilamid 7,5 µL kedalam beaker glass. Penambahan akrilamid berfungsi untuk menentukan pori-pori gel pada proses pemisahan gel sedang UGB sebagai buffer. Setelah itu dimasukkan 10% APS 7.5 µL dan TEMED secara bersamaan dengan mikropipet supaya terjadi polimerisasi secara sempurna. Setelah itu diaduk supaya homogen. Langkah selanjutnya yaitu memasukkan stacking gel diatas gel pemisah dan disisipkan gigi sisir yang berfungsi untuk mencetak sumuran yang akan digunakan sebagai tempat meneteskan sampel. Gigi sisir dibiarkan sampai gel terpolimerisasi pada suhu ruang selama 15 menit. Setelah terbentuk sumuran selanjutnya gigi sisir diambil dari gel. Gel yang telah terbentuk kemudian dipindahkan ke dalam tank elektroforesis dan siapkan digunakan untuk proses selanjutnya. Sementara itu, sampel pepsin yang masing-masing telah ditimbang sebanyak 0,005 gr, 0,0075 gr, 0,01 gr, 0,0125 gr, dan 0,015 gr yang dibungkus alumunium foil masing- masing dimasukkan ke dalam tabung eppendorf lalu ditambahkan masing- masing sampel buffer sebanyak 0,5 µL yang didalamnya mengandung SDS yang akan memberikan muatan negatif pada sampel yang dianalisis serta β-mercaptoetanol yang dapat mereduksi ikatan disulfida pada protein. Kemudian sampel dipanaskan diatas kompor listrik sehingga sampel dapat terdenaturasi
  • 4. sempurna pada suhu 90˚C selama 5 menit. Selanjutnya sampel diangkat dan didinginkan untuk selanjutnya dilakukan proses analisis. Sampel yang telah tersedia kemudian dimasukkan ke dalam sumuran sebanyak 0,01 µL. Kemudian alat elektrolisis dipasang dan dimasukkan buffer tank ke dalam tank elektrolisis sampai pada batas sumuran. Buffer ini digunakan sebagai penghantar listrik yang akan membantu memisahkan sampel saat alat dinyalakan. Pada proses pewarnaan, gel yang telah dielektroforesis dipindahkan dari tank kedalam wadah plastik. Pewarnaan (staining) pita protein dilakukan dengan jalan merendam gel hasil elektroforesis (setelah dilepas dari rangkaian plat) dalam larutan Coomasie brilliant blue (CBB) lalu gel yang terdapat dalam wadah plastik dishaker selama 15 menit, penggoyangan perlu dilakukan untuk megoptimalkan reaksi staining yang dilakukan oleh CBB. kemudian dilakukan destaining untuk menghilangkan kelebihan warna dengan jalan merendam gel dalam larutan destaining (aquabides, metanol, asam asetat glasial dan Coomasie brilliant blue) dan dishaker selama 10 menit. Selain itu, perendaman dengan larutan destaining bertujuan untuk menghilangkan CBB yang tersisa dan memperjelas band protein yang terbentuk serta untuk menghilangkan CBB yang tidak berada pada band protein. Setelah itu dilakukan pencucian lagi dengan aquades serta dimasukkan potongan kertas saring untuk menyerap warna yang akan dibilas hingga gel menjadi jernih dengan pita terpisah jelas satu sama lainnya. Pembilasan berfungsi untuk menghilangkan sisa larutan destaining dan menghentikan pewarnaan yang dilakukan oleh larutan destaining. Kemudian dilakukan penghitungan Rf (Retention factor) pada sampel yang telah terpisah yang kemudian digunakan untuk mencari berat molekul dari sampel. Dari hasil percobaan elektroforesis yang dilakukan pada sampel enzim pepsin didapatkan pita-pita dimana dari pita yang terbentuk dihitung panjang atau RF (Retention Factor) yang akhirnya didapatkan BM sampel. Pada percobaan tersebut digunakan marker yaitu protein yang mengandung beberapa komponen enzim. Dan dari hasil percobaan didapatkan panjang pita sampel, dan panjang separating gelnya. Sehingga dari data tersebut dapat dihitung RF sampel dengan rumus RF = panjang pita diatas dibagi dengan panjang separating gel, sehingga didapatkan nilai RF sampel dan log BM sehingga didapatkan persamaan didapatkan persamaan y = -3.034x + 16.82 dimana x=RF sampel dan y=log BM. Dari persamaan tersebut didapatkan y atau log BM yang kemudian dicari BM sampel dengan antilog y sehingga didapatkan BM sampel pada masing – masing percobaan yang
  • 5. dilakukan oleh masing – masing kelompok, berturut – turut didapatkan 35.89 KDa, 35.89 KDa, 56.49 KDa, 33. 265 KDa, 52.456 KDa, 52.456 KDa, 41.773 KDa, 33.265 KDa, 30.831 KDa, 52.456 KDa, 38.725 KDa, dan 30.831 KDa. Apabila diperhatikan posisi pita dari sampel dan pita-pita dari marker pada gel, akan terlihat bahwa pita sampel membentuk garis lurus dengan marker. Hal ini menunjukkan bahwa sampel tersebut memiliki berat molekul yang sama karena sampel yang digunakan sama, yaitu enzim pepsin. Molekul dengan berat yang sama akan bergerak menempuh jarak yang sama sehingga membentuk garis lurus (Suranto, 2006). Pita-pita bisa terbentuk atau nampak disebabkan karena adanya sejumlah partikel sampel yang tersangkut pada titik-titik tertentu dalam gel akibat adanya muatan listrik pada sampel yang bergerak menuju katoda. Partikel yang memiliki berat molekul sama akan terakumulasi di titik yang sama, sehingga membentuk beberapa pita dengan panjang berbeda yang terpisah berdasarkan berat molekulnya (Hames, 2004). Dari hasil percobaan, sampel membentuk garis lurus. Hal tersebut mengindikasikan bahwa sampel-sampel tersebut memiliki berat molekul yang sama karena sampel yang digunakan sama, yaitu enzim pepsin. Molekul dengan berat yang sama akan bergerak menempuh jarak yang sama sehingga membentuk garis lurus (Bollag, 2009). Faktor-faktor yang berpengaruh pada percobaan Elektroforesis kali ini yaitu ukuran dan bentuk molekul, konsentrasi gel, pH, suhu, dan voltage.  Ukuran dan Bentuk Molekul : . Semakin besar ukuran molekul maka pergerakan akan semakin lambat, bentuk molekul sekunder atau tersier mempunyai pergerakan yang lebih lambat dari pada protein primer.  Konsentrasi Gel : Pada konsentrasi gel yang rendah maka pergerakan protein lebih cepat dan sebaliknya pada konsentrasi gel yang lebih tinggi maka pergerakan protein akan lebih lambat.  pH : Besarnya pH sangat berpengaruh pada metode elektroforesis protein karena akan mempengaruhi titik isoelektrik protein sehingga dapat mempengaruhi tingkat dan arah pergerakan protein.
  • 6.  Suhu : suhu akan mempengaruhi denaturasi protein dimana pada Elektroforesis digunakan suhu 90-95 0C untuk mendenaturasi protein.  Voltage : voltage yang digunakan juga mempengaruhi pergerakan protein dimana dengan voltage yang tinggi maka pergerakan protein dalam gel elektroforesis akan lebih cepat, sebaliknya jika voltage yang digunakan rendah maka pergerakan protein dalam gel akan lambat.