SlideShare a Scribd company logo
1
PENGARUH BAHAN TAMBAHAN (POLYMER P102) TERHADAP
KARAKTERIKSTIK SELF COMPACTING CONCRETE
Firman Hadi Utomo1), Ninik Catur Endah Yuliati2), Nila Kurniawati2)
1) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil
firman.hadi14@yahoo.com
2)Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Merdeka Malang
Jl. Terusan Raya Dieng 62-64, Malang 65146
Abstrak — Self compacting concrete (SCC) adalah beton yang mampu mengalir karena
berat sendiri tanpa segregasi dan bleeding. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh bahan tambahan pengurang air (polymer P102) terhadap karakterstik self compacting
concrete pada kondisi beton segar maupun setelah mengeras. Penelitian ini menggunakan
desain eksperimental dengan 5 kelompok benda uji dengan variasi penggunaan polymer 0%,
0,5%, 1,0%, 1,5% dan 2,0%. Perencanaan campuran dilakukan dengan modifikasi dari
perencanaan campuran beton normal SNI dan perencanaan campuran self compacting concrete
EFNARC pada faktor air semen sebesar 0,42. Perilaku beton segar diperhitungkan dan sifat
mekanik beton diuji pada umur 28 hari. Pengamatan terhadap beton segar menunjukkan sifat
self compacting concrete dicapai dengan penggunaan polymer sebesar 1,0%, ditandai dengan
slump flow sebesar 661 mm dengan T50 cm 4 detik. Hasil pengujian menunjukkan sifat mekanik
beton maksimum dihasilkan dengan penggunaan polymer 1,0% kuat tekan yang dihasilkan
sebesar 27,33 MPa dengan modulus elastisitas 42907 MPa serta penyerapan air sebesar 0,54%.
Kata-kata kunci: polymer P102, self-compacting concerete, sifat mekanik beton
Abstract — Self compacting concrete (SCC) is the concrete which flows under its own
weight without segregation and bleeding.The purpose of this study was to determine the effect
of water reducing admixture (polymer P102) to the characteristics of the self-compacting
concrete in the fresh concrete conditions and afterhardening. This study used an experimental
design with 5 groups of specimens with variations in the polymer 0%, 0.5%, 1.0%, 1.5% and
2.0%. Mix design carried out by a modification of normal concrete SNI and self-compacting
concrete mix design EFNARC on cement water factor of 0.42. The behavior of fresh concrete
calculated and the mechanical properties of concrete tested at 28 days. Observation of the fresh
concrete properties of self-compacting concrete showed with the use of polymer at 1.0%, is
characterized by the slump flow of 661 mm with a T50 cm 4 seconds. Test results showed
maximum mechanical propertiesof concrete produced with the use 1.0% of polymer provide
compressive strength of 27.33 MPa with modulus of elasticity of 42907 MPa and water
absorption of 0.54%.
Keywords: mechanical properties of concrete, polymer P102, self-compacting concrete
Self-compacting concrete adalah
beton yang mengalir karena berat sendiri
dan tidak memerlukan getaran eksternal
untuk pemadatan pada saat penempatan
beton. Self-compacting concrete dapat
diterapkan untuk pekerjaan beton dan
dapat mengalir dengan beratnya sendiri
tanpa terjadi segregasi dan bleeding
(Aggarwal, dkk. 2008).
Self-compacting concrete harus
memiliki kekentalan yang relatif rendah
untuk memastikan kemampuan aliran
tinggi dan viskositas yang baik untuk
melawan segregasi dan bleeding, harus
menjaga homogenitas campuran selama
transportasi, penuangan dan perawatan
untuk memastikan kinerja struktural
yang memadai dan daya tahan jangka
panjang.
2
Keuntungan-keuntungan yang
dapat diperoleh dari penggunaan self-
compacting concrete antara lain: (1)
Mengurangi lamanya konstruksi dan
besarnya upah pekerja, (2) Pemadatan
dan penggetaran beton dapat dieliminir,
(3) Mengurangi kebisingan yang
mengganggu lingkungan sekitarnya
karena suara mesin pemadat beton, (4)
Meningkatkan kepadatan elemen dengan
struktur beton pada bagian yang sulit
dijangkau dengan alat pemadat, (5)
Meningkatkan kualitas struktur beton
secara keseluruhan.
Keberhasilan pengembangan
self-compacting concrete harus dapat
menjamin keseimbangan yang baik
antara deformabilitas dan stabilitas. Para
peneliti telah menetapkan beberapa
pedoman untuk proporsi campuran dari self-
compacting concrete, yang meliputi (1)
Mengurangi rasio volume agregat untuk
bahan semen. (2) Meningkatkan volume
pasta dan rasio air-semen (w/c), (3) Hati-hati
dalam mengendalikan ukuran dan volume
total agregat kasar maksimum, dan (4)
Dosis superplasticzer yang tepat dan
rasio water-powder sangat menentukan
(Okamura H. & Ouchi, 2003).
Tujuan penelitin ini adalah
mengetahui pengaruh penggunaan bahan
tambahan (polymer P102) yang
merupakan bahan tambahan pengurang
air terhadap karakterstik self compacting
concrete, baik pada kondisi beton segar
maupun setelah mengeras. Penggunaan
bahan tambahan pada dosis yang tepat
diharapkan dapat menghasilkan self-
compacting concrete dengan sifat
mekanik maksimum.
METODE
Menurut EFNARC (2002)
beberapa metode dapat dilakukan untuk
mengetahui karakteristik beton segar dan
kemampuan self-compacting concrete
segar untuk mengalir dan memadat tanpa
bantuan alat vibrator. Metode pengujian
dan nilai batas yang direkomendasikan
untuk self-compacting concrete
ditunjukkan pada Tabel 1 dan Tabel 2.
Tabel 1. Metode pengujian workability
Jenis Pengujian Metode Pengujian
Filling ability Slump flow test
T50cmslump flow
V-funnel
Orimet
Passing ability L – Box
U – Box
Fill – Box
Segresion resistance GTM test
V-funnel at T5menit
Sumber: EFNARC, 2002
Tabel 2. Nilai batas SCC
Metode Satuan Min Maks
Slump flow
test
mm 650 800
T50 slump flow detik 2 5
J-ring mm 0 10
V-funnel detik 6 12
V-funnel at
T5menit
detik 0 +3
L-box h2/h1 0,8 1,0
U-box (h2-h1)
mm
0 30
Fill- box % 90 100
GTM Screen
stability test
% 0 15
Orimet detik 0 5
Sumber: EFNARC, 2002
Semen Portland Pozzolan
Semen portland pozzolan
merupakan suatu semen hidroulik yang
terdiri dari campuran yang homogen
antara semen portland dengan material
pozzolan halus, yang di produksi dengan
menggiling klinker semen portland dan
pozzolan secara bersama-sama, atau
mencampur secara merata bubuk semen
portland dengan bubuk pozzolan, atau
gabungan antara menggiling dan
mencampur, dimana kadar pozzolan
antara 6% sampai dengan 40% massa
semen portland pozzolan (SNI 15 – 0302
– 2004).
Dalam penelitian yang dilakukan
menggunakan semen portland pozzolan
tipe IP–U memenuhi persyaratan ASTM
C 595–03 (2007).
Agregat
Pada penelitian ini agregat halus
berupa pasir sungai dengan gradasi agregat
halus Zona II. Agregat kasar digunakan
3
batu pecah dengan ukuran butir
maksimum 10 mm. Agregat yang
digunakan merupakan agregat alam
berasal dari Kabupaten Lumajang.
Spesifikasi agregat yang digunakan dalam
penelitian ditunjukkan pada Tabel 3.
Tabel 3. Spesifikasi Agregat
Sifat – sifat
Agregat
Agregat
Halus
Agregat
Kasar
Berat jenis kering 2,70 2,56
Berat jenis SSD 2,73 2,67
Penyerapan air
(%)
1,08 3,47
Kadar air (%) 1,12 1,08
Kadar lumpur (%) 0,57 2,38
Air
Dalam campuran beton air
berfungsi sebagai media pencampur
antara semen dengan bahan agregat
lainnya. Penggunaan air dan semen
harus sesuai dengan nilai banding antara
air dan semen untuk adukan beton. Pada
enelitian ini menggunakan air PDAM
yang memenuhi persyaratan air untuk
beton berasal dari Laboratorium Beton
Universitas Muhammadiyah Malang.
Bahan Tambahan Polymer P102
Bahan tambahan adalah bahan
yang bukan air, agregat, maupun semen,
yang ditambahkan ke dalam campuran
beton sesaat atau selama pencampuran.
Penggunaan bahan tambahan bertujuan
untuk mengubah sifat –sifat beton agar
lebih cocok untuk pekerjaan tertentu,
agar lebih ekomonis, atau untuk tujuan
menghemat energi (ACI 212.3R-91,
1993).
Polymer P102 adalah salah satu
jenis water reducer-chemical admixture
yang dapat mengurangi secara signifikan
kebutuhan air pada beton dengan tetap
mempertahankan workabilitas campuran.
Menurut ASTM C 494, polymer
P102 adalah bahan tambahan kimia
pengurang air yang termasuk dalam
admixture tipe F. Dengan pemakaian
polymer P102 diperoleh adukan dengan
faktor air semen lebih rendah pada nilai
kekentalan adukan yang sama. Polymer
P102 berbentuk cairan dengan warna
coklat sampai dengan coklat tua.
Spesifikasi bahan tambahan polymer
P102 seperti ditunjukkan pada Tabel 4.
Tabel 4. Komposisi polymer P102
Sifat Fisika Spesifikasi
Tipe Modified Naphthalene
Formaldehyde Sulfonate
Density 1,18 – 1,20 kg/lt
Warna Coklat tua
Sumber: CTI, 2014
Bentuk Benda Uji
Penelitian ini menggunakan
benda uji berbentuk silinder dengan
diameter 150 mm dan tinggi 300 mm.
Benda uji dibuat dalam lima kelompok
perlakuan berdasarkan prosentase bahan
polymer P102 yang bervariasi 0%, 0,5%,
1%, 1,5%, dan 2% dari berat semen.
Jumlah semen yang digunakan untuk
semua variasi campuran adalah 450
kg/m3 dan kadar air bebas sebesar 190
kg/m3 dengan kuat tekan rencana 20
MPa.
Jumlah Benda Uji
Setiap kelompok benda uji dibuat
pengulangan sebanyak tiga kali untuk
mengetahui bahwa perbedaan sifat beton
yang dihasilkan disebabkan oleh
perlakuan yang diberikan. Benda uji
dibedakan menjadi lima kelompok
sehingga jumlah total benda uji adalah
15 buah
Tabel 5. Variasi dan jumlah benda uji
Kode
Benda Uji
Jumlah
Polymer
(%)
Jumlah
Benda Uji
I 0,0 3
II 0,5 3
III 1,0 3
IV 1,5 3
V 2,0 3
4
Perencanaan campuran
Setelah pengujian terhadap sifat –
sifat bahan, tahapan selanjutnya adalah
membuat perencanaan campuran beton
sesuai dengan sifat bahan. Karena belum
ditemukan SNI untuk perencanaan
campuran self-compacting concrete,
sementara EFNARC tidak memberikan
standar yang spesifik untuk mutu beton
yang direncakanan, maka pada penelitian
ini digunakan campuran beton yang
dimodifikasi berdasarkan SNI 03– 2834–
2000 dan EFNARC.
Dengan melakukan modifikasi
diharapakan dapat diperoleh komposisi
campuran untuk self-compacting
concrete yang lebih ekomonis dan sesuai
dengan mutu beton yang direncanakan.
Perencanaan campuran self-compacting
concrete hasil modifikasi ditunjukkan
pada Tabel 4.
Tabel 4. Perencanaan campuran
Uraian Tabel/Grafik Nilai Satuan
Kuat tekan
yang
disyaratkan Ditetapkan 20 MPa
Deviasi
standar Diketahui 7
Nilai tambah
(margin) M =1.64*(2) 11,48 MPa
Kuat tekan
rata-rata yang
ditargetkan 1+3 31,48 MPa
Jenis semen Ditetapkan
PPC
IP-U
Jenis agregat:
Kasar Ditetapkan
Batu
pecah
Jenis agregat:
Halus Ditetapkan Alami
Faktor air
semen bebas
Tabel 2
Grafik 1 0,5
Faktor air
semen
maksimum Ditetapkan 0,6
Ukuran
agregat maks Ditetapkan 10 mm
Kadar air
bebas Ditetapkan 190 kg/m³
Kadar semen = (11)/ (7) 345 kg/m³
Kadar semen
disesuaikan Ditetapkan 450
Kadar semen
minimum Ditetapkan 350 kg/m³
Faktor air
semen yang
disesuaikan 0,42
Susunan butir Grafik 4 Zona II
Persen agregat
halus Grafik 13 45 %
Persen agregat
halus
disesuaikan 60 %
Berat jenis
relatif agregat
(SSD) Diketahui 2,68 kg/m³
Berat isi beton Grafik 16 2400,00 kg/m³
Kadar agregat
gabungan
= (20) -(19)
- (12)-(11) 1760,00 kg/m³
Kadar agregat
halus = (18)*(21) 1056,00 kg/m³
Kadar agregat
kasar = (21)-(22) 704,00 kg/m³
Pengujian Slump Flow
Metode pengujian slump flow
sesuai dengan EFNARC (2002). Dari
lima kelompok campuran ditentukan
kelompok campuran yang memenuhi
syarat sebagai self-compacting concrete.
Pengujian slump flow menggunakan
kerucut abrams dan pengukur diameter
aliran yang telah dimodifikasi sendiri.
Selain untuk mengetahui kemampuan
mengalir campuran pengujian slump
flow juga digunakan untuk mengetahui
terjadinya segregasi pada campuran.
Langkah-langkah pengujian slump flow
sesuai dengan ASTM C 1611.
Pembuatan dan Perawatan SCC
Pembuatan dan perawatan benda
uji beton sesuai dengan SNI 03 – 4810 –
1998. Perbedaan dalam pembuatan self-
compacting concrete adalah tidak
memerlukan pemadatan. Setelah 24 jam
benda uji silinder self compacting
concrete dilepas dari cetakan,
selanjutnya harus dilakukan perawatan
dengan cara direndam. Perendaman
dilakukan sampai dengan 48 jam
sebelum dilakukan pengujian kuat tekan.
Pengujian Penyerapan Air (water
absorbtion)
Metode pengujian penyerapan
dilakukan dengan cara mengeringkan
permukan benda uji yang baru diambil
dari tempat perawatan beton. Benda uji
dalam keadaan kering permukaan
kemudian ditimbang massanya (mb).
5
Setelah ditimbang benda uji dikeringkan
dengan cara diangin-angikan selama 48
jam, diharapakan setelah 48 jam
kandungan air dalam beton sudah hilang
dan beton menjadi kering. Beton yang
telah kering kemudian ditimbang
massanya (mk). Massa yang hilang pada
beton dianggap sebagai penyerapan air
beton yang dinyatakan dalam prosentase.
Pengujian Kuat Tekan
Metode pengujian kuat tekan
sesuai dengan SNI 03 –1974 – 1990,
pengujian dilakukan pada umur beton 28
hari pada benda uji berbentuk silinder
dengan diameter 150 mm dan tinggi 300
mm. Pengujian kuat tekan dilakukan
dengan kecepatan pembebanan 2 sampai
dengan 4 kg/cm2 per detik.
Pengujian Modulus Elastisitas
Pengujian modulus elastisitas
dilakukan bersamaan dengan pengujian
kuat tekan beton yaitu pada umur beton
28 hari. Pengujian dilakukan dengan
mengukur regangan yang terjadi pada
silinder beton pada beban 40% dari
beban maksimum. Beban dibaca setiap
penambahan 5 kN kemudian dicatat
perubahan panjang (ΔL) yang terjadi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Slump Flow
Hasil pengujian slump flow
menunjukkan bahwa sifat self-
compacting concrete dicapai pada
penggunaan bahan tambah polymer
sebesar 1,0% atau lebih. Hasil pengujian
slump flow dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Hasil pengujian slump flow
Kode
d1
(mm)
d2
(mm)
Slump
flow
(mm)
T50 cm
(detik)
I - - - -
II 382 384 383 -
III 663 659 661 4,0
IV 697 695 696 2,5
V 711 713 712 2,0
Segregasi
Untuk mengetahui terjadinya
segregasi pada beton self-compacting
concrete segar dapat dilihat dari
pengujian slump flow. Berdasarkan hasil
pengujian jika diperhatikan pada slump
flow agregat kasar dapat mencapai tepi
lingkaran sehingga dapat disimpulkan
bahwa campuran tidak mengalami
segregasi. Kesimpulan yang diambil
berdasarkan pada rekomendasi ASTM C
1611. Pengamatan segregasi dapat dilihat
pada Gambar 1.
Gambar 1. Pengamatan segregasi
Penyerapan Air
Hasil pengujian menunjukkan
bahwa penggunaan polymer P102
berpengaruh terhadap penyerapan air
beton. Hasil pengujian penyerapan air
ditunjukkan pada Tabel 6.
Tabel 6. Hasil pengujian penyerapan air
Kode
Polymer
(% )
Penyerapan
air Rerata
(% )
I 0,0 0,54
II 0,5 0,53
III 1,0 0,54
IV 1,5 0,70
V 2,0 1,15
Berdasarkan hasil pengujian
penyerapan air terbesar adalah 1,15%
terjadi pada campuran dengan
penggunaan polymer 2,0%. Penggunaan
polymer P102 1,5% menunjukkan
penyerapan air 0,70%. Penyerapan air
6
pada beton tanpa bahan tambah adalah
sebesar 0,54%. Penyerapan air terendah
ditunjukkan pada SCC dengan
penggunaan polymer 0,5%. Penyerapan
air mengindikasikan jumlah rongga
udara yang terdapat pada beton. Rongga
pada beton dapat terjadi karena proses
pemadatan yang kurang sempurna. Hasil
pengujian penyerapan air ditunjukkan
pada Gambar 2.
Gambar 2. Hasil pengujian penyerapan
air
Berdasarkan penelitian dengan
persamaan y = 0,3032x2 – 0,329x +
0,5691 makan penyerapan air minimum
sebesar 0,48% dapat dicapai dengan
penggunaan polymer sebesar 0,54%.
Rongga udara pada beton dapat
dikurangi jika pada beton ditambah
dengan bahan yang memiliki ukuran
butir yang tidak dimiliki oleh bahan-
bahan penyusun beton pada umumnya.
Dalam hal ini penggunaan bahan
tambahan mineral seperti fly ash, silica
fume atau mineral yang lain dapat
digunakan sebagai alternatif agar
diperoleh self-compacting concrete
yuang lebih masif sehingga kekuatan
tekan beton meningkat.
Kuat Tekan
Pengujian kuat tekan dilakukan
pada umur beton 28 hari dengan
menerapkan beban secara bertahap pada
benda uji silinder beton. Hasil pengujian
kuat tekan self-compacting concrete
dengan variasi penggunaan tambahan
polymer seperti yang ditunjukkan pada
Tabel 7.
Tabel 7 Hasil pengujian kuat tekan
Kode
Polymer
(% )
f’c Rerata
(MPa)
I 0,0 21,95
II 0,5 23,44
III 1,0 27,33
IV 1,5 21,02
V 2,0 16,73
Hasil pengujian menunjukkan
kuat tekan rerata untuk beton normal
tanpa bahan tambah adalah sebesar
21,95 MPa. Penggunaan polymer
sebanyak 0,5% memberikan hasil kuat
tekan sebesar 23,44 MPa. Hasil
pengujian menunjukkan kuat tekan beton
maksimum dicapai dengan penggunaan
polymer 1,0% yaitu dengan kuat tekan
rerata benda uji adalah 27,33 MPa. Kuat
tekan terendah dicapai pada penggunaan
polymer 2,0% dengan kuat tekan rerata
16,73 MPa. Hasil pengujian kuat tekan
ditunjukkan pada Gambar 3.
Gambar 3. Hasil pengujian kuat tekan
Penggunaan polymer dengan
komposisi yang tepat menunjukkan
pengaruh yang baik terhadap kuat tekan
beton, hal ini karena penggunaan
polymer menyebabkan beton menjadi
lebih padat dan kompak sehingga
kemampuan beton dalam menerima
beban menjadi meningkat.
Modulus Elastisitas
Hasil pengujian menunjukkan
modulus elastisitas semakin tinggi
sebanding dengan kenaikan kuat tekan.
y = 0.3032x2 - 0.329x+ 0.5691
R² = 0.9747
0.0
0.5
1.0
1.5
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0
KadarAir(%)
Variasi Polymer (%)
Kadar Air
Poly. (Kadar Air)
y = -5.7156x2 + 8.223x+ 20.657
R² = 0.8686
0
10
20
30
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0
KuatTekan(MPa)
Variasi Polymer (%)
Kuat Tekan
Poly. (Kuat Tekan)
7
Modulus elastisitas menunjukkan
besarnya regangan yang terjadi pada
tingkat pembebanan yang bekerja. Hasil
pengujian modulus elastisitas self-
compacting concrete dengan variasi
penggunaan polymer seperti yang
ditunjukkan pada Tabel 8.
Tabel 8. Hasil pengujian modulus
elastisitas
Kode
Polymer
(% )
E Rerata
(MPa)
I 0,0 21490
II 0,5 36114
III 1,0 42907
IV 1,5 22131
V 2,0 21758
Pengujian memberikan modulus
elastisitas beton normal tanpa
penggunaan polymer adalah sebesar
21490 MPa. Penggunaan polymer
sebesar 0,5% menunjukkan modulus
elastisitas sebesar 36114 MPa. Modulus
elastisitas tertinggi dicapai dengan
penggunaan polymer 1,0% sebesar
42907 MPa. Penggunaan polymer 1,5%
modulus elastisitas adalah 22131 MPa
dan modulus elastisitas yang dihasilkan
adalah sebesar 21758 MPa dengan
penggunaan polymer sebanyak 2,0%.
Hasil pengujian modulus elastisitas
ditunjukkan pada Gambar 4.
Gambar 4. Hasil pengujian modulus
elatisitas
Hubungan antara tegangan–
regangan self-compacting concrete
dengan variasi penggunaan polymer
P102 hasil pengujian seperti ditunjukkan
pada Gambar 5. Garis yang landai
menunjukkan bahwa semakin rendah
kuat tekan beton maka regangan yang
terjadi semakin besar. Penggunaan bahan
polymer P102 menyebabkan regangan
yang terjadi menjadi relatif lebih kecil
pada tinggat tegangan yang sama.
Penggunaan polymer P102 sebesar 1,0%
menunjukkan kurva tegangan-regangan
yang tajam, hal ini menunjukkan bahwa
regangan yang terjadi menjadi lebih
kecil dari pada beton tanpa penggunaan
polymer.
Gambar 5. Hubungan tegangan-regangan
Nilai modulus elastisitas hasil
pengujian self-compacting concrete
dibandingkan dengan perhitungan
modulus elastisitas dengan pendekatan
rumus 𝐸 = 𝑤𝑐
1,5
(0,043)√𝑓′𝑐. Rumus
pendekatan ini digunakan berdasarkan
pertimbangan berat isi beton berkisar
2200 kg/m3. Perbandingan modulus
elastisitas hasil pengujian dengan
pendekatan teoritis dapat dilihat pada
Tabel 9.
y = -16447x2 + 30204x+ 23346
R² = 0.637
0
10000
20000
30000
40000
50000
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0
ModulusElastisitas(MPa)
Variasi Polymer (%)
Modulus Elastisitas
Poly. (Modulus Elastisitas)
0
5
10
15
20
25
0 200 400 600 800 1000 1200 1400
Tegangan(MPa)
Regangan (10⁻⁶)
Polymer 0%
Polymer 0,5%
Polymer 1%
Polymer 1, 5%
Polymer 2 %
Poly. (Polymer 0%)
Poly. (Polymer 0,5%)
Poly. (Polymer 1%)
Poly. (Polymer 1, 5%)
Poly. (Polymer 2 %)
8
Tabel 9. Perbandingan modulus elastisitas
Kode
E Pengujian
(MPa)
E Teoritis
(MPa)
I 21490 22422
II 36114 23782
III 42907 25087
IV 22131 20793
V 21758 17988
Pengujian terhadap modulus
elastisitas menunjukkan nilai yang lebih
tinggi dibandingkan dengan pendekatan
rumus teoritis. Hal ini menunjukkan
bahwa rumus pendekatan tersebut dapat
digunakan untuk menentukan modulus
elastisitas bahan dalam desain struktur
beton.
Gambar 6. Perbandingan nilai modulus
elastisitas hasil pengujian
dan pendekatan teoritis
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan dapat diambil kesimpulan
bahwa penggunaan bahan tambahan
polymer P102 dengan prosentase 1,0%
atau lebih menunjukkan kemampuan alir
yang baik dari self-compacting concrete.
Penggunaan polymer P102 maksimum
dicapai pada prosentase 1,0%
ditunjukkan dengan slump flow 661 mm
dan T50cm 4 detik.
Penggunaan bahan polymer P102
menunjukkan peningkatan terhadap
sifat-sifat mekanik beton apabila
digunakan dengan komposisi yang tepat.
Penggunaan polymer P102 dengan
prosentase 1,0% menunjukkan kuat
tekan maksimum sebesar 27,33 MPa
dengan modulus elastisitas 42907 MPa
dan penyerapan air sebesar 0,54%.
Pengamatan terhadap segregasi
dapat dilakukan dengan V-funell test
agar diperoleh hasil yang lebih akurat.
Untuk meningkatkan sifat mekanik dan
mengurangi penyerapan air dapat
dipertimbangkan penggunaan filler
seperti fly ash atau silica fume. Selain itu
perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk
mengetahui porositas self-compacting
concrete.
DAFTAR RUJUKAN
ACI.1993. Manual of Concrete Practice.
Material and general properties
of concrete. Michigan: Redford
Station Detroit.
ASTM. 2007. Annual Book of ASTM
Standards Vol 04.02 Concrete
and Agregates.
Aggarwal. P., Siddique.R., Aggarwal.
Y.,& Gupta.S,. 2008. Self-
Compacting Concrete -
Procedure for Mix Design. J.
Practices and Technologies.
ISSN: 1583-1078, pp: 15-24.
CTI. 2014. Specification and Guidelines
for Polymer P102. Surabaya.
EFNARC. 2002. Specification and
Guidelines for Self-Compacting
Concrete. United Kingdom.
Okamura. H, Ouchi. H. 2008. Self-
Compacting Concrete. J.
Advance Concrete and
Technologies. Vol.1 No.1, pp: 5 -
15.
SNI 03–2834–2000. 2000. Tata cara
pembuatan rencana campuran
beton normal. Jakarta: Badan
Standarisasi Nasional.
0
10000
20000
30000
40000
50000
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0
ModulusElastisitas(MPa)
Variasi Polymer (%)
E Hasil Pengujian
E = (wc^1,5). 0,043.(f'c^0,5)

More Related Content

What's hot

Bahan kuliah _teknologi_beton
Bahan kuliah _teknologi_betonBahan kuliah _teknologi_beton
Bahan kuliah _teknologi_beton
ramabhakti123
 
Modul 2
Modul 2Modul 2
205 m
205 m205 m
205 m
kusmira
 
Semen teknologi bahan
Semen teknologi bahanSemen teknologi bahan
Semen teknologi bahan
Wina Yulistiawati
 
Cara uji slump beton
Cara uji slump betonCara uji slump beton
Cara uji slump beton
ardi nasir
 
PENGARUH PEMANFAATAN FLY ASH PADA BETON
PENGARUH PEMANFAATAN FLY ASH PADA BETONPENGARUH PEMANFAATAN FLY ASH PADA BETON
PENGARUH PEMANFAATAN FLY ASH PADA BETON
Vorata Alvorata
 
Surface modification of thin-thin composite polyamide reverse osmosis membran...
Surface modification of thin-thin composite polyamide reverse osmosis membran...Surface modification of thin-thin composite polyamide reverse osmosis membran...
Surface modification of thin-thin composite polyamide reverse osmosis membran...
Olivia Cesarah
 
Sni pengujian beton
Sni pengujian betonSni pengujian beton
Sni pengujian beton
gede sancita
 
Bahan bangunan 1 byb atika purwanti
Bahan bangunan 1 byb atika purwantiBahan bangunan 1 byb atika purwanti
Bahan bangunan 1 byb atika purwantiAtika Purwanti
 
Perancangan campuran beton
Perancangan campuran betonPerancangan campuran beton
Perancangan campuran beton
indah0330
 
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normalSni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
Mira Pemayun
 
99160197 kendali-mutu-beton
99160197 kendali-mutu-beton99160197 kendali-mutu-beton
99160197 kendali-mutu-beton
marolop007
 
Review Jurnal Sifat Material Pada Obat Asam Mefenamat dan Amoksisilin yang Di...
Review Jurnal Sifat Material Pada Obat Asam Mefenamat dan Amoksisilin yang Di...Review Jurnal Sifat Material Pada Obat Asam Mefenamat dan Amoksisilin yang Di...
Review Jurnal Sifat Material Pada Obat Asam Mefenamat dan Amoksisilin yang Di...
Salsabila Azzahra
 
Sni 2000
Sni 2000Sni 2000
Sni 2000
cen119
 
Teknik Sipil - Perancangan beton sni
Teknik Sipil - Perancangan beton sniTeknik Sipil - Perancangan beton sni
Teknik Sipil - Perancangan beton sni
noussevarenna
 
Metode pengujian korosi
Metode pengujian korosiMetode pengujian korosi
Metode pengujian korosi
Ahmad Jihad Almuhdhor
 
Bismillah
BismillahBismillah
Bismillah
Fadhil Fadhil
 
Alat dan bahan bab3
Alat dan bahan bab3Alat dan bahan bab3
Alat dan bahan bab3
Jholy Banjarnahor
 

What's hot (20)

Bahan kuliah _teknologi_beton
Bahan kuliah _teknologi_betonBahan kuliah _teknologi_beton
Bahan kuliah _teknologi_beton
 
Modul 2
Modul 2Modul 2
Modul 2
 
205 m
205 m205 m
205 m
 
Semen teknologi bahan
Semen teknologi bahanSemen teknologi bahan
Semen teknologi bahan
 
Cara uji slump beton
Cara uji slump betonCara uji slump beton
Cara uji slump beton
 
PENGARUH PEMANFAATAN FLY ASH PADA BETON
PENGARUH PEMANFAATAN FLY ASH PADA BETONPENGARUH PEMANFAATAN FLY ASH PADA BETON
PENGARUH PEMANFAATAN FLY ASH PADA BETON
 
Surface modification of thin-thin composite polyamide reverse osmosis membran...
Surface modification of thin-thin composite polyamide reverse osmosis membran...Surface modification of thin-thin composite polyamide reverse osmosis membran...
Surface modification of thin-thin composite polyamide reverse osmosis membran...
 
Sni pengujian beton
Sni pengujian betonSni pengujian beton
Sni pengujian beton
 
Bahan bangunan 1 byb atika purwanti
Bahan bangunan 1 byb atika purwantiBahan bangunan 1 byb atika purwanti
Bahan bangunan 1 byb atika purwanti
 
Perancangan campuran beton
Perancangan campuran betonPerancangan campuran beton
Perancangan campuran beton
 
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normalSni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
 
99160197 kendali-mutu-beton
99160197 kendali-mutu-beton99160197 kendali-mutu-beton
99160197 kendali-mutu-beton
 
Teknologi bahan 1
Teknologi bahan 1Teknologi bahan 1
Teknologi bahan 1
 
Review Jurnal Sifat Material Pada Obat Asam Mefenamat dan Amoksisilin yang Di...
Review Jurnal Sifat Material Pada Obat Asam Mefenamat dan Amoksisilin yang Di...Review Jurnal Sifat Material Pada Obat Asam Mefenamat dan Amoksisilin yang Di...
Review Jurnal Sifat Material Pada Obat Asam Mefenamat dan Amoksisilin yang Di...
 
Sni 2000
Sni 2000Sni 2000
Sni 2000
 
Teknik Sipil - Perancangan beton sni
Teknik Sipil - Perancangan beton sniTeknik Sipil - Perancangan beton sni
Teknik Sipil - Perancangan beton sni
 
Metode pengujian korosi
Metode pengujian korosiMetode pengujian korosi
Metode pengujian korosi
 
Bismillah
BismillahBismillah
Bismillah
 
Alat dan bahan bab3
Alat dan bahan bab3Alat dan bahan bab3
Alat dan bahan bab3
 
25496553
2549655325496553
25496553
 

Similar to PENGARUH BAHAN TAMBAH (POLYMER P102) TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS SELF COMPACTING CONCRETE

jteknologi_2015_12_2_7_soumokil.pdf
jteknologi_2015_12_2_7_soumokil.pdfjteknologi_2015_12_2_7_soumokil.pdf
jteknologi_2015_12_2_7_soumokil.pdf
NizarTarmidzi
 
Self compacting concrete
Self compacting concreteSelf compacting concrete
Self compacting concreteIndah Samad
 
teknologi bahan bangunan
teknologi bahan bangunanteknologi bahan bangunan
teknologi bahan bangunan
RifiindraNurjaman
 
140534 id-pemeriksaan-kuat-tekan-dan-modulus-elast 2
140534 id-pemeriksaan-kuat-tekan-dan-modulus-elast 2140534 id-pemeriksaan-kuat-tekan-dan-modulus-elast 2
140534 id-pemeriksaan-kuat-tekan-dan-modulus-elast 2
Irfan Ibrahim
 
aplikasi semen
aplikasi semenaplikasi semen
aplikasi semen
annisaramadhani36
 
PPT SEMHAS DEBBY.pptx
PPT SEMHAS DEBBY.pptxPPT SEMHAS DEBBY.pptx
PPT SEMHAS DEBBY.pptx
Fregusoktovikiyanto
 
sdadsdasdasdasdasdasdasdasdadasdasdasdsad
sdadsdasdasdasdasdasdasdasdadasdasdasdsadsdadsdasdasdasdasdasdasdasdadasdasdasdsad
sdadsdasdasdasdasdasdasdasdadasdasdasdsad
wandamf1
 
Pengaruh penambahan fly ash terhadap kuat tekan beton mutu
Pengaruh penambahan fly ash terhadap kuat tekan beton mutuPengaruh penambahan fly ash terhadap kuat tekan beton mutu
Pengaruh penambahan fly ash terhadap kuat tekan beton mutu
Genteng Beton Pelita Mas
 
bab 1 bestmittel.pdf
bab 1 bestmittel.pdfbab 1 bestmittel.pdf
bab 1 bestmittel.pdf
FebriCpns
 
Jurnal TA Analisis Pengaruh Temperatur Tinggi Terhadap Kuat Tekan Beton Yang ...
Jurnal TA Analisis Pengaruh Temperatur Tinggi Terhadap Kuat Tekan Beton Yang ...Jurnal TA Analisis Pengaruh Temperatur Tinggi Terhadap Kuat Tekan Beton Yang ...
Jurnal TA Analisis Pengaruh Temperatur Tinggi Terhadap Kuat Tekan Beton Yang ...
Sumarno Feriyal
 
Thesis Defense Bachelor Civil Engineering George Juan Susanto, Daniel Sutanto...
Thesis Defense Bachelor Civil Engineering George Juan Susanto, Daniel Sutanto...Thesis Defense Bachelor Civil Engineering George Juan Susanto, Daniel Sutanto...
Thesis Defense Bachelor Civil Engineering George Juan Susanto, Daniel Sutanto...
GeorgeJuanSusanto
 
BATAS-BATAS ATTERBERG.docx
BATAS-BATAS ATTERBERG.docxBATAS-BATAS ATTERBERG.docx
BATAS-BATAS ATTERBERG.docx
Muh. Aksal
 
fly ash pada beton mutu tinggi
fly ash pada beton mutu tinggifly ash pada beton mutu tinggi
fly ash pada beton mutu tinggi
dewi shinta
 
PENELITIAN KUAT TEKAN BETON DENGAN CAMPURAN TEMPURUNG KELAPA.pptx
PENELITIAN KUAT TEKAN BETON DENGAN CAMPURAN TEMPURUNG KELAPA.pptxPENELITIAN KUAT TEKAN BETON DENGAN CAMPURAN TEMPURUNG KELAPA.pptx
PENELITIAN KUAT TEKAN BETON DENGAN CAMPURAN TEMPURUNG KELAPA.pptx
HongkongDoge
 
LOMBA KUAT TEKAN BETON ITN MALANG
LOMBA KUAT TEKAN BETON ITN MALANGLOMBA KUAT TEKAN BETON ITN MALANG
LOMBA KUAT TEKAN BETON ITN MALANG
Vorata Alvorata
 
5. spek khusus slurry seal
5. spek khusus slurry seal5. spek khusus slurry seal
5. spek khusus slurry seal
Ira Falkiya
 
Kelompok 1.pptx
Kelompok 1.pptxKelompok 1.pptx
Kelompok 1.pptx
TugasAtras
 
2344-5120-1-SP (1).docx
2344-5120-1-SP (1).docx2344-5120-1-SP (1).docx
2344-5120-1-SP (1).docx
irwankurniawan45
 

Similar to PENGARUH BAHAN TAMBAH (POLYMER P102) TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS SELF COMPACTING CONCRETE (20)

jteknologi_2015_12_2_7_soumokil.pdf
jteknologi_2015_12_2_7_soumokil.pdfjteknologi_2015_12_2_7_soumokil.pdf
jteknologi_2015_12_2_7_soumokil.pdf
 
Self compacting concrete
Self compacting concreteSelf compacting concrete
Self compacting concrete
 
teknologi bahan bangunan
teknologi bahan bangunanteknologi bahan bangunan
teknologi bahan bangunan
 
140534 id-pemeriksaan-kuat-tekan-dan-modulus-elast 2
140534 id-pemeriksaan-kuat-tekan-dan-modulus-elast 2140534 id-pemeriksaan-kuat-tekan-dan-modulus-elast 2
140534 id-pemeriksaan-kuat-tekan-dan-modulus-elast 2
 
aplikasi semen
aplikasi semenaplikasi semen
aplikasi semen
 
semen
semensemen
semen
 
PPT SEMHAS DEBBY.pptx
PPT SEMHAS DEBBY.pptxPPT SEMHAS DEBBY.pptx
PPT SEMHAS DEBBY.pptx
 
sdadsdasdasdasdasdasdasdasdadasdasdasdsad
sdadsdasdasdasdasdasdasdasdadasdasdasdsadsdadsdasdasdasdasdasdasdasdadasdasdasdsad
sdadsdasdasdasdasdasdasdasdadasdasdasdsad
 
Pengaruh penambahan fly ash terhadap kuat tekan beton mutu
Pengaruh penambahan fly ash terhadap kuat tekan beton mutuPengaruh penambahan fly ash terhadap kuat tekan beton mutu
Pengaruh penambahan fly ash terhadap kuat tekan beton mutu
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
bab 1 bestmittel.pdf
bab 1 bestmittel.pdfbab 1 bestmittel.pdf
bab 1 bestmittel.pdf
 
Jurnal TA Analisis Pengaruh Temperatur Tinggi Terhadap Kuat Tekan Beton Yang ...
Jurnal TA Analisis Pengaruh Temperatur Tinggi Terhadap Kuat Tekan Beton Yang ...Jurnal TA Analisis Pengaruh Temperatur Tinggi Terhadap Kuat Tekan Beton Yang ...
Jurnal TA Analisis Pengaruh Temperatur Tinggi Terhadap Kuat Tekan Beton Yang ...
 
Thesis Defense Bachelor Civil Engineering George Juan Susanto, Daniel Sutanto...
Thesis Defense Bachelor Civil Engineering George Juan Susanto, Daniel Sutanto...Thesis Defense Bachelor Civil Engineering George Juan Susanto, Daniel Sutanto...
Thesis Defense Bachelor Civil Engineering George Juan Susanto, Daniel Sutanto...
 
BATAS-BATAS ATTERBERG.docx
BATAS-BATAS ATTERBERG.docxBATAS-BATAS ATTERBERG.docx
BATAS-BATAS ATTERBERG.docx
 
fly ash pada beton mutu tinggi
fly ash pada beton mutu tinggifly ash pada beton mutu tinggi
fly ash pada beton mutu tinggi
 
PENELITIAN KUAT TEKAN BETON DENGAN CAMPURAN TEMPURUNG KELAPA.pptx
PENELITIAN KUAT TEKAN BETON DENGAN CAMPURAN TEMPURUNG KELAPA.pptxPENELITIAN KUAT TEKAN BETON DENGAN CAMPURAN TEMPURUNG KELAPA.pptx
PENELITIAN KUAT TEKAN BETON DENGAN CAMPURAN TEMPURUNG KELAPA.pptx
 
LOMBA KUAT TEKAN BETON ITN MALANG
LOMBA KUAT TEKAN BETON ITN MALANGLOMBA KUAT TEKAN BETON ITN MALANG
LOMBA KUAT TEKAN BETON ITN MALANG
 
5. spek khusus slurry seal
5. spek khusus slurry seal5. spek khusus slurry seal
5. spek khusus slurry seal
 
Kelompok 1.pptx
Kelompok 1.pptxKelompok 1.pptx
Kelompok 1.pptx
 
2344-5120-1-SP (1).docx
2344-5120-1-SP (1).docx2344-5120-1-SP (1).docx
2344-5120-1-SP (1).docx
 

Recently uploaded

TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
indahrosantiTeknikSi
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
AnandhaAdkhaM1
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Tsabitpattipeilohy
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
jayakartalumajang1
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
HADIANNAS
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
rhamset
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
delphijean1
 
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.pptMatematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
AzrilAld
 
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptxPembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
muhhaekalsn
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
muhammadiswahyudi12
 

Recently uploaded (10)

TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
 
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.pptMatematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
 
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptxPembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
 

PENGARUH BAHAN TAMBAH (POLYMER P102) TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS SELF COMPACTING CONCRETE

  • 1. 1 PENGARUH BAHAN TAMBAHAN (POLYMER P102) TERHADAP KARAKTERIKSTIK SELF COMPACTING CONCRETE Firman Hadi Utomo1), Ninik Catur Endah Yuliati2), Nila Kurniawati2) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil firman.hadi14@yahoo.com 2)Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Merdeka Malang Jl. Terusan Raya Dieng 62-64, Malang 65146 Abstrak — Self compacting concrete (SCC) adalah beton yang mampu mengalir karena berat sendiri tanpa segregasi dan bleeding. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bahan tambahan pengurang air (polymer P102) terhadap karakterstik self compacting concrete pada kondisi beton segar maupun setelah mengeras. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental dengan 5 kelompok benda uji dengan variasi penggunaan polymer 0%, 0,5%, 1,0%, 1,5% dan 2,0%. Perencanaan campuran dilakukan dengan modifikasi dari perencanaan campuran beton normal SNI dan perencanaan campuran self compacting concrete EFNARC pada faktor air semen sebesar 0,42. Perilaku beton segar diperhitungkan dan sifat mekanik beton diuji pada umur 28 hari. Pengamatan terhadap beton segar menunjukkan sifat self compacting concrete dicapai dengan penggunaan polymer sebesar 1,0%, ditandai dengan slump flow sebesar 661 mm dengan T50 cm 4 detik. Hasil pengujian menunjukkan sifat mekanik beton maksimum dihasilkan dengan penggunaan polymer 1,0% kuat tekan yang dihasilkan sebesar 27,33 MPa dengan modulus elastisitas 42907 MPa serta penyerapan air sebesar 0,54%. Kata-kata kunci: polymer P102, self-compacting concerete, sifat mekanik beton Abstract — Self compacting concrete (SCC) is the concrete which flows under its own weight without segregation and bleeding.The purpose of this study was to determine the effect of water reducing admixture (polymer P102) to the characteristics of the self-compacting concrete in the fresh concrete conditions and afterhardening. This study used an experimental design with 5 groups of specimens with variations in the polymer 0%, 0.5%, 1.0%, 1.5% and 2.0%. Mix design carried out by a modification of normal concrete SNI and self-compacting concrete mix design EFNARC on cement water factor of 0.42. The behavior of fresh concrete calculated and the mechanical properties of concrete tested at 28 days. Observation of the fresh concrete properties of self-compacting concrete showed with the use of polymer at 1.0%, is characterized by the slump flow of 661 mm with a T50 cm 4 seconds. Test results showed maximum mechanical propertiesof concrete produced with the use 1.0% of polymer provide compressive strength of 27.33 MPa with modulus of elasticity of 42907 MPa and water absorption of 0.54%. Keywords: mechanical properties of concrete, polymer P102, self-compacting concrete Self-compacting concrete adalah beton yang mengalir karena berat sendiri dan tidak memerlukan getaran eksternal untuk pemadatan pada saat penempatan beton. Self-compacting concrete dapat diterapkan untuk pekerjaan beton dan dapat mengalir dengan beratnya sendiri tanpa terjadi segregasi dan bleeding (Aggarwal, dkk. 2008). Self-compacting concrete harus memiliki kekentalan yang relatif rendah untuk memastikan kemampuan aliran tinggi dan viskositas yang baik untuk melawan segregasi dan bleeding, harus menjaga homogenitas campuran selama transportasi, penuangan dan perawatan untuk memastikan kinerja struktural yang memadai dan daya tahan jangka panjang.
  • 2. 2 Keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan self- compacting concrete antara lain: (1) Mengurangi lamanya konstruksi dan besarnya upah pekerja, (2) Pemadatan dan penggetaran beton dapat dieliminir, (3) Mengurangi kebisingan yang mengganggu lingkungan sekitarnya karena suara mesin pemadat beton, (4) Meningkatkan kepadatan elemen dengan struktur beton pada bagian yang sulit dijangkau dengan alat pemadat, (5) Meningkatkan kualitas struktur beton secara keseluruhan. Keberhasilan pengembangan self-compacting concrete harus dapat menjamin keseimbangan yang baik antara deformabilitas dan stabilitas. Para peneliti telah menetapkan beberapa pedoman untuk proporsi campuran dari self- compacting concrete, yang meliputi (1) Mengurangi rasio volume agregat untuk bahan semen. (2) Meningkatkan volume pasta dan rasio air-semen (w/c), (3) Hati-hati dalam mengendalikan ukuran dan volume total agregat kasar maksimum, dan (4) Dosis superplasticzer yang tepat dan rasio water-powder sangat menentukan (Okamura H. & Ouchi, 2003). Tujuan penelitin ini adalah mengetahui pengaruh penggunaan bahan tambahan (polymer P102) yang merupakan bahan tambahan pengurang air terhadap karakterstik self compacting concrete, baik pada kondisi beton segar maupun setelah mengeras. Penggunaan bahan tambahan pada dosis yang tepat diharapkan dapat menghasilkan self- compacting concrete dengan sifat mekanik maksimum. METODE Menurut EFNARC (2002) beberapa metode dapat dilakukan untuk mengetahui karakteristik beton segar dan kemampuan self-compacting concrete segar untuk mengalir dan memadat tanpa bantuan alat vibrator. Metode pengujian dan nilai batas yang direkomendasikan untuk self-compacting concrete ditunjukkan pada Tabel 1 dan Tabel 2. Tabel 1. Metode pengujian workability Jenis Pengujian Metode Pengujian Filling ability Slump flow test T50cmslump flow V-funnel Orimet Passing ability L – Box U – Box Fill – Box Segresion resistance GTM test V-funnel at T5menit Sumber: EFNARC, 2002 Tabel 2. Nilai batas SCC Metode Satuan Min Maks Slump flow test mm 650 800 T50 slump flow detik 2 5 J-ring mm 0 10 V-funnel detik 6 12 V-funnel at T5menit detik 0 +3 L-box h2/h1 0,8 1,0 U-box (h2-h1) mm 0 30 Fill- box % 90 100 GTM Screen stability test % 0 15 Orimet detik 0 5 Sumber: EFNARC, 2002 Semen Portland Pozzolan Semen portland pozzolan merupakan suatu semen hidroulik yang terdiri dari campuran yang homogen antara semen portland dengan material pozzolan halus, yang di produksi dengan menggiling klinker semen portland dan pozzolan secara bersama-sama, atau mencampur secara merata bubuk semen portland dengan bubuk pozzolan, atau gabungan antara menggiling dan mencampur, dimana kadar pozzolan antara 6% sampai dengan 40% massa semen portland pozzolan (SNI 15 – 0302 – 2004). Dalam penelitian yang dilakukan menggunakan semen portland pozzolan tipe IP–U memenuhi persyaratan ASTM C 595–03 (2007). Agregat Pada penelitian ini agregat halus berupa pasir sungai dengan gradasi agregat halus Zona II. Agregat kasar digunakan
  • 3. 3 batu pecah dengan ukuran butir maksimum 10 mm. Agregat yang digunakan merupakan agregat alam berasal dari Kabupaten Lumajang. Spesifikasi agregat yang digunakan dalam penelitian ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3. Spesifikasi Agregat Sifat – sifat Agregat Agregat Halus Agregat Kasar Berat jenis kering 2,70 2,56 Berat jenis SSD 2,73 2,67 Penyerapan air (%) 1,08 3,47 Kadar air (%) 1,12 1,08 Kadar lumpur (%) 0,57 2,38 Air Dalam campuran beton air berfungsi sebagai media pencampur antara semen dengan bahan agregat lainnya. Penggunaan air dan semen harus sesuai dengan nilai banding antara air dan semen untuk adukan beton. Pada enelitian ini menggunakan air PDAM yang memenuhi persyaratan air untuk beton berasal dari Laboratorium Beton Universitas Muhammadiyah Malang. Bahan Tambahan Polymer P102 Bahan tambahan adalah bahan yang bukan air, agregat, maupun semen, yang ditambahkan ke dalam campuran beton sesaat atau selama pencampuran. Penggunaan bahan tambahan bertujuan untuk mengubah sifat –sifat beton agar lebih cocok untuk pekerjaan tertentu, agar lebih ekomonis, atau untuk tujuan menghemat energi (ACI 212.3R-91, 1993). Polymer P102 adalah salah satu jenis water reducer-chemical admixture yang dapat mengurangi secara signifikan kebutuhan air pada beton dengan tetap mempertahankan workabilitas campuran. Menurut ASTM C 494, polymer P102 adalah bahan tambahan kimia pengurang air yang termasuk dalam admixture tipe F. Dengan pemakaian polymer P102 diperoleh adukan dengan faktor air semen lebih rendah pada nilai kekentalan adukan yang sama. Polymer P102 berbentuk cairan dengan warna coklat sampai dengan coklat tua. Spesifikasi bahan tambahan polymer P102 seperti ditunjukkan pada Tabel 4. Tabel 4. Komposisi polymer P102 Sifat Fisika Spesifikasi Tipe Modified Naphthalene Formaldehyde Sulfonate Density 1,18 – 1,20 kg/lt Warna Coklat tua Sumber: CTI, 2014 Bentuk Benda Uji Penelitian ini menggunakan benda uji berbentuk silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm. Benda uji dibuat dalam lima kelompok perlakuan berdasarkan prosentase bahan polymer P102 yang bervariasi 0%, 0,5%, 1%, 1,5%, dan 2% dari berat semen. Jumlah semen yang digunakan untuk semua variasi campuran adalah 450 kg/m3 dan kadar air bebas sebesar 190 kg/m3 dengan kuat tekan rencana 20 MPa. Jumlah Benda Uji Setiap kelompok benda uji dibuat pengulangan sebanyak tiga kali untuk mengetahui bahwa perbedaan sifat beton yang dihasilkan disebabkan oleh perlakuan yang diberikan. Benda uji dibedakan menjadi lima kelompok sehingga jumlah total benda uji adalah 15 buah Tabel 5. Variasi dan jumlah benda uji Kode Benda Uji Jumlah Polymer (%) Jumlah Benda Uji I 0,0 3 II 0,5 3 III 1,0 3 IV 1,5 3 V 2,0 3
  • 4. 4 Perencanaan campuran Setelah pengujian terhadap sifat – sifat bahan, tahapan selanjutnya adalah membuat perencanaan campuran beton sesuai dengan sifat bahan. Karena belum ditemukan SNI untuk perencanaan campuran self-compacting concrete, sementara EFNARC tidak memberikan standar yang spesifik untuk mutu beton yang direncakanan, maka pada penelitian ini digunakan campuran beton yang dimodifikasi berdasarkan SNI 03– 2834– 2000 dan EFNARC. Dengan melakukan modifikasi diharapakan dapat diperoleh komposisi campuran untuk self-compacting concrete yang lebih ekomonis dan sesuai dengan mutu beton yang direncanakan. Perencanaan campuran self-compacting concrete hasil modifikasi ditunjukkan pada Tabel 4. Tabel 4. Perencanaan campuran Uraian Tabel/Grafik Nilai Satuan Kuat tekan yang disyaratkan Ditetapkan 20 MPa Deviasi standar Diketahui 7 Nilai tambah (margin) M =1.64*(2) 11,48 MPa Kuat tekan rata-rata yang ditargetkan 1+3 31,48 MPa Jenis semen Ditetapkan PPC IP-U Jenis agregat: Kasar Ditetapkan Batu pecah Jenis agregat: Halus Ditetapkan Alami Faktor air semen bebas Tabel 2 Grafik 1 0,5 Faktor air semen maksimum Ditetapkan 0,6 Ukuran agregat maks Ditetapkan 10 mm Kadar air bebas Ditetapkan 190 kg/m³ Kadar semen = (11)/ (7) 345 kg/m³ Kadar semen disesuaikan Ditetapkan 450 Kadar semen minimum Ditetapkan 350 kg/m³ Faktor air semen yang disesuaikan 0,42 Susunan butir Grafik 4 Zona II Persen agregat halus Grafik 13 45 % Persen agregat halus disesuaikan 60 % Berat jenis relatif agregat (SSD) Diketahui 2,68 kg/m³ Berat isi beton Grafik 16 2400,00 kg/m³ Kadar agregat gabungan = (20) -(19) - (12)-(11) 1760,00 kg/m³ Kadar agregat halus = (18)*(21) 1056,00 kg/m³ Kadar agregat kasar = (21)-(22) 704,00 kg/m³ Pengujian Slump Flow Metode pengujian slump flow sesuai dengan EFNARC (2002). Dari lima kelompok campuran ditentukan kelompok campuran yang memenuhi syarat sebagai self-compacting concrete. Pengujian slump flow menggunakan kerucut abrams dan pengukur diameter aliran yang telah dimodifikasi sendiri. Selain untuk mengetahui kemampuan mengalir campuran pengujian slump flow juga digunakan untuk mengetahui terjadinya segregasi pada campuran. Langkah-langkah pengujian slump flow sesuai dengan ASTM C 1611. Pembuatan dan Perawatan SCC Pembuatan dan perawatan benda uji beton sesuai dengan SNI 03 – 4810 – 1998. Perbedaan dalam pembuatan self- compacting concrete adalah tidak memerlukan pemadatan. Setelah 24 jam benda uji silinder self compacting concrete dilepas dari cetakan, selanjutnya harus dilakukan perawatan dengan cara direndam. Perendaman dilakukan sampai dengan 48 jam sebelum dilakukan pengujian kuat tekan. Pengujian Penyerapan Air (water absorbtion) Metode pengujian penyerapan dilakukan dengan cara mengeringkan permukan benda uji yang baru diambil dari tempat perawatan beton. Benda uji dalam keadaan kering permukaan kemudian ditimbang massanya (mb).
  • 5. 5 Setelah ditimbang benda uji dikeringkan dengan cara diangin-angikan selama 48 jam, diharapakan setelah 48 jam kandungan air dalam beton sudah hilang dan beton menjadi kering. Beton yang telah kering kemudian ditimbang massanya (mk). Massa yang hilang pada beton dianggap sebagai penyerapan air beton yang dinyatakan dalam prosentase. Pengujian Kuat Tekan Metode pengujian kuat tekan sesuai dengan SNI 03 –1974 – 1990, pengujian dilakukan pada umur beton 28 hari pada benda uji berbentuk silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm. Pengujian kuat tekan dilakukan dengan kecepatan pembebanan 2 sampai dengan 4 kg/cm2 per detik. Pengujian Modulus Elastisitas Pengujian modulus elastisitas dilakukan bersamaan dengan pengujian kuat tekan beton yaitu pada umur beton 28 hari. Pengujian dilakukan dengan mengukur regangan yang terjadi pada silinder beton pada beban 40% dari beban maksimum. Beban dibaca setiap penambahan 5 kN kemudian dicatat perubahan panjang (ΔL) yang terjadi. HASIL DAN PEMBAHASAN Slump Flow Hasil pengujian slump flow menunjukkan bahwa sifat self- compacting concrete dicapai pada penggunaan bahan tambah polymer sebesar 1,0% atau lebih. Hasil pengujian slump flow dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Hasil pengujian slump flow Kode d1 (mm) d2 (mm) Slump flow (mm) T50 cm (detik) I - - - - II 382 384 383 - III 663 659 661 4,0 IV 697 695 696 2,5 V 711 713 712 2,0 Segregasi Untuk mengetahui terjadinya segregasi pada beton self-compacting concrete segar dapat dilihat dari pengujian slump flow. Berdasarkan hasil pengujian jika diperhatikan pada slump flow agregat kasar dapat mencapai tepi lingkaran sehingga dapat disimpulkan bahwa campuran tidak mengalami segregasi. Kesimpulan yang diambil berdasarkan pada rekomendasi ASTM C 1611. Pengamatan segregasi dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Pengamatan segregasi Penyerapan Air Hasil pengujian menunjukkan bahwa penggunaan polymer P102 berpengaruh terhadap penyerapan air beton. Hasil pengujian penyerapan air ditunjukkan pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil pengujian penyerapan air Kode Polymer (% ) Penyerapan air Rerata (% ) I 0,0 0,54 II 0,5 0,53 III 1,0 0,54 IV 1,5 0,70 V 2,0 1,15 Berdasarkan hasil pengujian penyerapan air terbesar adalah 1,15% terjadi pada campuran dengan penggunaan polymer 2,0%. Penggunaan polymer P102 1,5% menunjukkan penyerapan air 0,70%. Penyerapan air
  • 6. 6 pada beton tanpa bahan tambah adalah sebesar 0,54%. Penyerapan air terendah ditunjukkan pada SCC dengan penggunaan polymer 0,5%. Penyerapan air mengindikasikan jumlah rongga udara yang terdapat pada beton. Rongga pada beton dapat terjadi karena proses pemadatan yang kurang sempurna. Hasil pengujian penyerapan air ditunjukkan pada Gambar 2. Gambar 2. Hasil pengujian penyerapan air Berdasarkan penelitian dengan persamaan y = 0,3032x2 – 0,329x + 0,5691 makan penyerapan air minimum sebesar 0,48% dapat dicapai dengan penggunaan polymer sebesar 0,54%. Rongga udara pada beton dapat dikurangi jika pada beton ditambah dengan bahan yang memiliki ukuran butir yang tidak dimiliki oleh bahan- bahan penyusun beton pada umumnya. Dalam hal ini penggunaan bahan tambahan mineral seperti fly ash, silica fume atau mineral yang lain dapat digunakan sebagai alternatif agar diperoleh self-compacting concrete yuang lebih masif sehingga kekuatan tekan beton meningkat. Kuat Tekan Pengujian kuat tekan dilakukan pada umur beton 28 hari dengan menerapkan beban secara bertahap pada benda uji silinder beton. Hasil pengujian kuat tekan self-compacting concrete dengan variasi penggunaan tambahan polymer seperti yang ditunjukkan pada Tabel 7. Tabel 7 Hasil pengujian kuat tekan Kode Polymer (% ) f’c Rerata (MPa) I 0,0 21,95 II 0,5 23,44 III 1,0 27,33 IV 1,5 21,02 V 2,0 16,73 Hasil pengujian menunjukkan kuat tekan rerata untuk beton normal tanpa bahan tambah adalah sebesar 21,95 MPa. Penggunaan polymer sebanyak 0,5% memberikan hasil kuat tekan sebesar 23,44 MPa. Hasil pengujian menunjukkan kuat tekan beton maksimum dicapai dengan penggunaan polymer 1,0% yaitu dengan kuat tekan rerata benda uji adalah 27,33 MPa. Kuat tekan terendah dicapai pada penggunaan polymer 2,0% dengan kuat tekan rerata 16,73 MPa. Hasil pengujian kuat tekan ditunjukkan pada Gambar 3. Gambar 3. Hasil pengujian kuat tekan Penggunaan polymer dengan komposisi yang tepat menunjukkan pengaruh yang baik terhadap kuat tekan beton, hal ini karena penggunaan polymer menyebabkan beton menjadi lebih padat dan kompak sehingga kemampuan beton dalam menerima beban menjadi meningkat. Modulus Elastisitas Hasil pengujian menunjukkan modulus elastisitas semakin tinggi sebanding dengan kenaikan kuat tekan. y = 0.3032x2 - 0.329x+ 0.5691 R² = 0.9747 0.0 0.5 1.0 1.5 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 KadarAir(%) Variasi Polymer (%) Kadar Air Poly. (Kadar Air) y = -5.7156x2 + 8.223x+ 20.657 R² = 0.8686 0 10 20 30 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 KuatTekan(MPa) Variasi Polymer (%) Kuat Tekan Poly. (Kuat Tekan)
  • 7. 7 Modulus elastisitas menunjukkan besarnya regangan yang terjadi pada tingkat pembebanan yang bekerja. Hasil pengujian modulus elastisitas self- compacting concrete dengan variasi penggunaan polymer seperti yang ditunjukkan pada Tabel 8. Tabel 8. Hasil pengujian modulus elastisitas Kode Polymer (% ) E Rerata (MPa) I 0,0 21490 II 0,5 36114 III 1,0 42907 IV 1,5 22131 V 2,0 21758 Pengujian memberikan modulus elastisitas beton normal tanpa penggunaan polymer adalah sebesar 21490 MPa. Penggunaan polymer sebesar 0,5% menunjukkan modulus elastisitas sebesar 36114 MPa. Modulus elastisitas tertinggi dicapai dengan penggunaan polymer 1,0% sebesar 42907 MPa. Penggunaan polymer 1,5% modulus elastisitas adalah 22131 MPa dan modulus elastisitas yang dihasilkan adalah sebesar 21758 MPa dengan penggunaan polymer sebanyak 2,0%. Hasil pengujian modulus elastisitas ditunjukkan pada Gambar 4. Gambar 4. Hasil pengujian modulus elatisitas Hubungan antara tegangan– regangan self-compacting concrete dengan variasi penggunaan polymer P102 hasil pengujian seperti ditunjukkan pada Gambar 5. Garis yang landai menunjukkan bahwa semakin rendah kuat tekan beton maka regangan yang terjadi semakin besar. Penggunaan bahan polymer P102 menyebabkan regangan yang terjadi menjadi relatif lebih kecil pada tinggat tegangan yang sama. Penggunaan polymer P102 sebesar 1,0% menunjukkan kurva tegangan-regangan yang tajam, hal ini menunjukkan bahwa regangan yang terjadi menjadi lebih kecil dari pada beton tanpa penggunaan polymer. Gambar 5. Hubungan tegangan-regangan Nilai modulus elastisitas hasil pengujian self-compacting concrete dibandingkan dengan perhitungan modulus elastisitas dengan pendekatan rumus 𝐸 = 𝑤𝑐 1,5 (0,043)√𝑓′𝑐. Rumus pendekatan ini digunakan berdasarkan pertimbangan berat isi beton berkisar 2200 kg/m3. Perbandingan modulus elastisitas hasil pengujian dengan pendekatan teoritis dapat dilihat pada Tabel 9. y = -16447x2 + 30204x+ 23346 R² = 0.637 0 10000 20000 30000 40000 50000 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 ModulusElastisitas(MPa) Variasi Polymer (%) Modulus Elastisitas Poly. (Modulus Elastisitas) 0 5 10 15 20 25 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 Tegangan(MPa) Regangan (10⁻⁶) Polymer 0% Polymer 0,5% Polymer 1% Polymer 1, 5% Polymer 2 % Poly. (Polymer 0%) Poly. (Polymer 0,5%) Poly. (Polymer 1%) Poly. (Polymer 1, 5%) Poly. (Polymer 2 %)
  • 8. 8 Tabel 9. Perbandingan modulus elastisitas Kode E Pengujian (MPa) E Teoritis (MPa) I 21490 22422 II 36114 23782 III 42907 25087 IV 22131 20793 V 21758 17988 Pengujian terhadap modulus elastisitas menunjukkan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan pendekatan rumus teoritis. Hal ini menunjukkan bahwa rumus pendekatan tersebut dapat digunakan untuk menentukan modulus elastisitas bahan dalam desain struktur beton. Gambar 6. Perbandingan nilai modulus elastisitas hasil pengujian dan pendekatan teoritis KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan bahan tambahan polymer P102 dengan prosentase 1,0% atau lebih menunjukkan kemampuan alir yang baik dari self-compacting concrete. Penggunaan polymer P102 maksimum dicapai pada prosentase 1,0% ditunjukkan dengan slump flow 661 mm dan T50cm 4 detik. Penggunaan bahan polymer P102 menunjukkan peningkatan terhadap sifat-sifat mekanik beton apabila digunakan dengan komposisi yang tepat. Penggunaan polymer P102 dengan prosentase 1,0% menunjukkan kuat tekan maksimum sebesar 27,33 MPa dengan modulus elastisitas 42907 MPa dan penyerapan air sebesar 0,54%. Pengamatan terhadap segregasi dapat dilakukan dengan V-funell test agar diperoleh hasil yang lebih akurat. Untuk meningkatkan sifat mekanik dan mengurangi penyerapan air dapat dipertimbangkan penggunaan filler seperti fly ash atau silica fume. Selain itu perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui porositas self-compacting concrete. DAFTAR RUJUKAN ACI.1993. Manual of Concrete Practice. Material and general properties of concrete. Michigan: Redford Station Detroit. ASTM. 2007. Annual Book of ASTM Standards Vol 04.02 Concrete and Agregates. Aggarwal. P., Siddique.R., Aggarwal. Y.,& Gupta.S,. 2008. Self- Compacting Concrete - Procedure for Mix Design. J. Practices and Technologies. ISSN: 1583-1078, pp: 15-24. CTI. 2014. Specification and Guidelines for Polymer P102. Surabaya. EFNARC. 2002. Specification and Guidelines for Self-Compacting Concrete. United Kingdom. Okamura. H, Ouchi. H. 2008. Self- Compacting Concrete. J. Advance Concrete and Technologies. Vol.1 No.1, pp: 5 - 15. SNI 03–2834–2000. 2000. Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional. 0 10000 20000 30000 40000 50000 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 ModulusElastisitas(MPa) Variasi Polymer (%) E Hasil Pengujian E = (wc^1,5). 0,043.(f'c^0,5)