SlideShare a Scribd company logo
BAB I
SISTEM KOORDINAT
1.1 Sistem Koordinat
Sistem koordinat adalah suatu cara yang digunakan untuk menentukan
letak suatu titik pada bidang )( 2
R atau ruang )( 3
R . Beberapa macam sistem
koordinat yang kita kenal, antara lain sistem koordinat Cartesius (Rene
Descartes: 1596-1650), sistem koordinat kutub, sistem koordinat tabung, dan
sistem koordinat bola. Pada bidang (R2
), letak titik pada umumnya
dinyatakan dalam koordinat Cartesius dan koordinat kutub. Sedangkan pada
ruang (R3
) letak suatu titik pada umumnya dinyatakan dalam koordinat
Cartesius, koordinat tabung dan koordinat bola.
1.2 Sisten Koordinat dalam Bidang (R2
)
Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa letak suatu titik dalam
bidang dinyatakan dalam koordinat Cartesius dan koordinat kutub. Masing-
masing sistem koordinat dalam bidang dijabarkan sebagai berikut:
1) Sistem Koordinat Cartesius
Gambar 1
0
,0
>
>
y
x
0
0
>
<
y
x
0
,0
<
<
y
x
0
,0
<
>
y
x
X
Y
KwadranKwadran
Kwadran Kwadran
III
III IV
Berdasarkan Gambar 1 di atas, terdapat 4 bidang simetris yang
dibatasi oleh sumbu-sumbu koordinat X dan Y, masing-masing bidang yang
dibatasi oleh bidang dinamakan kwadran, sehingga terdapat 4 kwadran,
yaitu kuadran I (x>0, y>0), kwadran II (x<0, y>0), kwadran III (x<0, y<0),
dan kwadran IV (x>0, y<0). Misalkan P(x,y) sebarang titik pada bidang XOY,
maka titik tersebut posisinya dapat dikwadran I, atau II, atau III, atau
kwadran IV tergantung besaran x dan y. Jika letak titik P(x,y), maka x
disebut absis, y disebut ordinat dan P(x,y) disebut koordinat.
Perhatikan gambar berikut ini.
Misal P(x1,y1) dan terletak di kwadran I hal ini berarti x1 >0 dan y1 >0
Gambar 2
Berdasarkan gambar 2 di atas, tampak suatu segitiga yaitu OPM∆
yang salah satu sudutnya siku-siku dititik M. Menurut teorema Pythagoras
OP2
= OM2
+ MP2
= (x1-0)2
+ (y1-0)2
= x1
2
+ y1
2
= 2
1
2
1 yx +
atau ditulis dengan notasi 2
2
2
1 yxOP +=
Rumus di atas dinamakan rumus jarak dua titik yang menghubungkan titik
O(0,0) dengan titik P(x 1 ,y 1 )
Kalkulus Peubah Banyak : Dwi Purnomo - 2
),( 11 yxP
1x
1y
)0,( 1xM
)0,0(O
Y
X
Selanjutnya perhatikan gambar berikut.
Gambar 3
Gambar 3 di atas menunjukkan segitiga PQR yang masing-masing titik
sudutnya yaitu ),( 11 yxP terletak pada kuadran II, ),( 22 yxQ terletak pada
kuadran IV, ),( 33 yxR terletak pada kuadran III dan jarak masing-masing
titik dinyatakan oleh:
1. 22
)()( PQPQ yyxxPQ −+−=
2
12
2
12 )()( yyxx −+−=
2. 22
)()( PRPR yyxxPR −+−=
2
13
2
13 )()( yyxx −+−=
3. 22
)()( QRQR yyxxQR −+−=
2
13
2
23 )()( yyxx −+−=
2) Sistem Koordinat Kutub
Sistem koordinat Cartesius, menyatakan bahwa letak titik pada bidang
dinyatakan dengan pasangan ),( yx , dengan x dan y masing-masing
menyatakan jarak berarah ke sumbu-y dan ke sumbu-x. Pada sistem
koordinat kutub, letak sebarang titik P pada bidang dinyatakan dengan
Kalkulus Peubah Banyak : Dwi Purnomo - 3
),( 11 yxP
),( 22 yxQ
),( 33 yxR
Y
X
pasangan bilangan real ( )θ,r , dengan r menyatakan jarak titik P ke titik O
(disebut kutub) sedangkan θ adalah sudut antara sinar yang memancar dari
titik O melewati titik P dengan sumbu-x positif (disebut sumbu kutub)
Gambar 4
Berbeda dengan sistem koordinat Cartesius (Rene Descartes: 1596-
1650) dalam koordinat kutub letak suatu titik dapat dinyatakan dalam tak
hingga banyak koordinat. Sebagai contoh, letak titik )3,3( πP dapat
digambarkan dengan cara terlebih dulu melukiskan sinar yang memancar
dari titik asal O dengan sudut sebesar
3
π
radian terhadap sumbu mendatar
arah positif. Kemudian titik P terletak pada sinar tadi dan berjarak 3 satuan
dari titik asal O (lihat Gambar 1.2.4 (a)). Titik P dapat pula dinyatakan dalam
koordinat ( )ππ k23,3 + , dengan k bilangan bulat (lihat Gambar 1.2.4 (b)).
Mudah ditunjukkan pula bahwa koordinat ( )34,3 π− pun juga
menggambarkan titik P (lihat Gambar 1.2.4 (c)). Pada koordinat yang
terakhir, jarak bertanda negatif. Hal ini dikarenakan titik P terletak pada
bayangan sinar PO ′ .
Kalkulus Peubah Banyak : Dwi Purnomo - 4
3
)3,3( πP
3π
(b)
3
)23,3( ππ kP +
ππ k23 +
(a)
θO
),( θrP
•
r
Gambar 5
Secara umum, jika ( )θ,r menyatakan koordinat kutub suatu titik maka
koordinat titik tersebut dapat pula dinyatakan sebagai berikut:
( )πθ kr 2, + atau ( )πθ )12(, ++− kr dengan k bilangan bulat.
Kutub mempunyai koordinat ),0( θ dengan θ sebarang bilangan.
Hubungan Antara Sistem Koordinat Cartesius dan Sistem Koordinat Kutub
Suatu titik P berkoordinat ),( yx dalam sistem koordinat Cartesius
dan ),( θr dalam sistem koordinat kutub. Apabila kutub dan titik asal
diimpitkan, emikian pula sumbu kutub dan sumbu-x positif juga diimpitkan,
maka kedudukan titik dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 6
Kalkulus Peubah Banyak : Dwi Purnomo - 5
(c)
3
)34,3( π−P
34π
3
P′
O
),(),( θryxP =
r
θ
Y
X
r
r
O
Dari rumus segitiga diperoleh hubungan sebagai berikut:
(1.1) θθ sincos ryrx ==
atau:
(1.2) 





=





=+=
r
x
r
y
yxr arccosarcsin22
θ
Contoh
1) Nyatakan ke dalam system koordinat Cartesius.
a. 





3
2
,4
π
A b. 





−
4
,5
π
B c. 





−−
6
5
,3
π
C
Jawab
Dengan menggunakan persamaan (1.1):
a. 32
3
2
sin42
3
2
cos4 ==−==
ππ
yx .
Jadi, ( )32,2−A .
b. 2
2
5
4
sin52
2
5
4
cos5 −=−=−=−=
ππ
yx .
Jadi, dalam system koordinat Cartesius 





−− 2
2
5
,2
2
5
B .
c.
2
3
6
5
sin33
2
3
6
5
cos3 =





−−==





−−=
ππ
yx .
Jadi, 





2
3
,2
2
3
C .
Apabila 0≠x maka persamaan (1.2) dapat dinyatakan sebagai:
(1.3) 0,arctan222
≠





=+= x
x
y
yxr θ
Hati-hati apabila menggunakan persamaan (1.3), karena
x
y
arctan=θ akan
memberikan 2 nilai θ yang berbeda, πθ 20 ≤≤ . Untuk menentukan nilai θ
yang benar perlu diperhatikan letak titik P, apakah di kwadran I atau II,
Kalkulus Peubah Banyak : Dwi Purnomo - 6
ataukah dikwadran II atau IV. Apabila dipilih nilai θ yang lain, maka
22
yxr +−= .
2) Nyatakan ke dalam sistem koordinat kutub:
a. ( )4,4 −P b. )4,4(−Q
Penyelesaian: Dari persamaan (1.3), diperoleh:
a. 24)4(4 22
±=−+±=r
4
7
atau
4
3
4
4
arctan
ππ
θ =
−
=
Selanjutnya, karena letak titik P di kwadran IV, maka:
4
7
dengan24
π
θ ==r , atau
4
3
dengan24
π
θ =−=r .
Jadi, 





4
7
,24
π
P atau 





−
4
3
,24
π
P .
b. 244)4( 22
±=+−±=r
4
7
atau
4
3
4
4
arctan
ππ
θ =
−
=
Selanjutnya, karena letak titik Q di kwadran II, maka:
4
3
dengan24
π
θ ==r , atau
4
7
dengan24
π
θ =−=r .
Jadi, 





4
3
,24
π
Q atau 





−
4
7
,24
π
Q .
3) Nyatakan persamaan θsin2ar = ke dalam sistem koordinat Cartesius.
Jawab
Jika ke dua ruas persamaan di atas dikalikan dengan r maka diperoleh:
)sin(22
θrar =
Selanjutnya, karena 222
yxr += dan yr =θsin maka:
Kalkulus Peubah Banyak : Dwi Purnomo - 7
,02
2
22
22
=−+⇔
=+
ayyx
ayyx
yaitu persamaan lingkaran dengan pusat ),0( a dan jari-jari a .
4) Nyatakan 164 22
=+ yx ke dalam system koordinat kutub.
Penyelesaian: Dengan substitusi θθ sindancos ryrx == maka diperoleh:
16sin4cos 2222
=+ θθ rr
.16)sin31( 22
=+⇔ θr
Soal Latihan
Untuk soal 1 – 8, nyatakan masing-masing dengan dua koordinat yang lain,
satu dengan 0>r dan yang lain dengan 0<r .
1. ( )3,6 π 2. ( )52,3 π− 3. ( )4,5 π− 4. ( )47,5 π
5. ( )25,2 π 6. ( )65,7 π−− 7. ( )37,6 π− 8. ( )76,4 π
Untuk soal 9 – 16, nyatakan dalam sistem koordinat Cartesius.
9. ( )32,6 π 10. ( )8,4 π− 11. ( )4,5 π− 12. ( )47,6 π
13. ( )25,2 π 14. ( )65,7 π−− 15. ( )37,6 π− 16.
( )87,4 π
Untuk soal 17 – 23, ubahlah ke dalam sistem koordinat kutub.
17. ( )3,3 −− 18. ( )2,2 19. ( )32,2− 20. ( )1,3
21. ( )11,0 − 22. ( )3,33 − 23. ( )36,32−
Untuk soal 24 – 29, nyatakan masing-masing persamaan ke dalam sistem
koordinat Cartesius.
24. θcos3=r 25. θsin12
+=r 26.
θcos1
4
−
=r
27. 4−=r 28.
4
7π
θ = 29. θ=2
r
Nyatakan persamaan pada soal 30 – 32 ke dalam sistem koordinat kutub.
30. 0=− yx 31. xy 412
−= 32. 1=xy
33. Tunjukkan bahwa jarak titik ),( θrP dan ),( ϕRQ adalah:
Kalkulus Peubah Banyak : Dwi Purnomo - 8
)cos(222
θϕ−−+= rRRrd
1.3 Sistem Koordinat dalam Ruang (R3
)
1) Koordinat Cartesius
Untuk menyatakan posisi sebuah benda di dalam ruang, dibutuhkan
suatu sistem koordinat yang memiliki pusat koordinat dan sumbu koordinat.
Sistem koordinat yang paling umum adalah Koordinat Cartesius. Jika kita
berbicara ruang 2 dimensi, maka koordinat Kartesian 2 dimensi memiliki
pusat di O dan 2 sumbu koordinat yang saling tegaklurus, yaitu x dan y.
Selanjutnya koordinat Kartesian 2 dimensi dapat diperluas menjadi
Kartesian 3 dimensi yang berpusat di O dan memiliki sumbu x, y dan z. Pada
Gambar berikut menyatakan titik P dapat dinyatakan dalam x, y dan z. OP
adalah jarak titik P ke pusat O.
Gambar 7
Koordinat Cartesius 3 dimensi (x, y, z) pada Gambar 7 di atas dapat
diubah menjadi Koordinat Tabung dan koordinat bola.
Hubungan diantara ketiganya, jika P(x,y,z) adalah letak titik dalam koordinat
Cartesius, maka ),,( zrP θ adalah letak dalam koordinat tabung dan
),,( φθρP adalah titik dalam koordinat bola (Spherical Coordinate).
Hubungan ketiga koordinat dapat digambarkan sebagai berikut:
Kalkulus Peubah Banyak : Dwi Purnomo - 9
Gambar 8
Koordinat Cartesius dan koordinat tabung dihubungkan oleh persamaan:
θcosrx =
θcosry =
zz =
222
ryx =+
x
y
=θtan
Perhatikan contoh berikut:
1. (3,3,5) menyatakan letak titik P pada ruang dalam koordinat Cartesius.
Ubah dan Nyatakan letak titik P dalam koordinat tabung.
Jawab
Koordinat Cartesius dan koordinat tabung dinyatakan dalam hubungan
θcosrx = , θcosry = , zz = , 222
ryx =+ dan
x
y
=θtan sehingga:
231833 22
==+=r
4
1arctan1
3
3
tan
π
θθ ==== atau
Jadi koordinat tabung dari )5,3,3( adalah 





5,
4
,23
π
Kalkulus Peubah Banyak : Dwi Purnomo - 10
X
),,( zyxP
X X
Y
Z
Y
Z
Y
Z
),,( zrP θ ),,( φθρP
θ θ
φ
2. 





−2,
6
,6
π
menyatakan letak titik Q pada ruang dalam koordinat tabung.
Ubah dan Nyatakan letak titik Q dalam koordinat Cartesius.
Jawab
Koordinat Cartesius dan koordinat tabung dinyatakan dalam hubungan
θcosrx = , θcosry = , zz = , 222
ryx =+ dan
x
y
=θtan sehingga:
33
2
3
.6
6
cos6 ===
π
x
3
2
1
.6
6
sin6 ===
π
y
Jadi koordinat Cartesius 





−2,
6
,6
π
adalah ( )2,3,33 −
222
zyx ++=ρ
3. 





3
2
,
3
,8
ππ
menyatakan letak titik W dalam koordinat bola. Ubah dan
nyatakan letak titik W dalam koordinat Cartesius dan koordinat tabung.
Jawab
Koordinat Cartesius, koordinat tabung dan koordinat bola mempunyai
hubungan sebagai berikut:
22
sin yxrataur +== φρ
θθ =
φρcos=z
θφρ cossin=x
θφρ sinsin=y
222
zyx ++=ρ
sehingga dari titik 





3
2
,
3
,8
ππ
diketahui
3
2
3
,8
π
φ
π
θρ === dan
dan diperoleh
32
2
1
2
3
.8
3
cos
3
2
sin8 =













==
ππ
x
Kalkulus Peubah Banyak : Dwi Purnomo - 11
6
2
3
2
3
.8
3
sin
3
2
sin8 =















==
ππ
y
4
2
1
8
3
2
cos8 −=





−==
π
z
( ) 344863234
2
3
8
3
2
sin 2222
==+=+==







== yxrataur
π
ρ
Jadi koordinat Cartesius 





3
2
,
3
,8
ππ
adalah ( ))4,6,32 − , dan koordinat
tabung 





3
2
,
3
,8
ππ
adalah 





−4,
3
,34
π
.
4. ( )6,4,34 − menyatakan letak titik M dalam koordinat Cartesius. Ubah
dan nyatakan letak titik W dalam koordinat tabung dan koordinat bola.
Jawab
Koordinat Cartesius, koordinat tabung dan koordinat bola mempunyai
hubungan sebagai berikut:
22
sin yxrataur +== φρ
θθ =
φρcos=z
θφρ cossin=x
θφρ sinsin=y
φρcos=z
222
zyx ++=ρ
sehingga dari titik ( )6,34,4− diketahui 634,4 ==−= zdanyx
dan diperoleh
( )
10)6()34()4(
6
5
3
31
34
4
tan
864)34(4
222222
2222
=++−=++=
=
−===
==+−=+=
zyx
x
y
yxr
ρ
π
θ
θ
φφρ cos106cos =⇔=z
Kalkulus Peubah Banyak : Dwi Purnomo - 12
10
6
arccos=φ
Jadi koordinat tabung ( )6,34,4− adalah 





6,
6
5
,8
π
, dan koordinat bola
( )6,34,4− adalah 





10
6
cos,
6
5
,10 ar
π
.
5. 





−8,
3
4
,4
π
menyatakan letak titik T dalam koordinat tabung. Ubah dan
nyatakan letak titik T dalam koordinat Cartesius dan koordinat bola.
Jawab
Koordinat Cartesius, koordinat tabung dan koordinat bola mempunyai
hubungan sebagai berikut:
22
sin yxrataur +== φρ
θθ =
φρcos=z
θφρ cossin=x
θφρ sinsin=y
φρcos=z
222
zyx ++=ρ
sehingga dari titik 





−8,
3
4
,4
π
diketahui 8,
3
4
,4 −=== zr
π
θ dan
diperoleh
3
4π
θ =
2
3
4
sin4sin
32
3
4
cos4cos
−==⇔=
−==⇔=
π
θ
π
θ
yry
xrx
54)8()2()32( 222
=−+−+−=ρ
Kalkulus Peubah Banyak : Dwi Purnomo - 13
5
52
arccoscos548cos =⇔=−⇔= φφφρz
Jadi koordinat Cartesius 





−8,
3
4
,4
π
adalah ( )8,2,32 −−− , dan
koordinat bola 





−8,
3
4
,4
π
adalah 







5
52
cos,
3
4
,54 qrc
π
.
Untuk latihan bagi pembaca ubah koordinat berikut dalam koordinat yang
sesuai:
No
Koordinat
Cartesius Tabung Bola
1. ( )4,6,32 −






−4,
3
,34
π






3
2
,
3
,8
ππ
2. ( )3,2,2






3,
4
,22
π ....
3. ( )4,32,2 − .... ....
4. ( )32,2,2− .... ....
5. ....






−2,
6
,6
π ....
6. ....






−4,
3
2
,2
π ....
7. ....






1,
3
,2
π .....
8. .... ....






6
,
3
2
,8
ππ
9. .... ....






3
2
,
3
,4
ππ
10. ..... ....






0,
3
,4
π
11. .... ....






2
,
4
,1
ππ
Di atas telah dibahas transformasi dari koordinat Cartesius ke
koordinat tabung dan koordinat bola.
Kalkulus Peubah Banyak : Dwi Purnomo - 14
1.4 Sistem Koordinat Lainnya
Selain sistem koordinat di atas, terdapat beberapa sistem koordinat yang
penggunaannya dalam ilmu hisab. Sistem koordinat tersebut adalah:
1. Koordinat Ekliptika Heliosentrik (Heliocentric Ecliptical Coordinate).
2. Koordinat Ekliptika Geosentrik (Geocentric Ecliptical Coordinate).
3. Koordinat Ekuator Geosentrik (Geocentric Equatorial Coordinate).
4. Koordinat Horison (Horizontal Coordinate).
Keempat sistem koordinat di atas termasuk ke dalam koordinat bola.
Sebenarnya masih ada sistem koordinat lainnya, seperti Sistem Koordinat
Ekuator Toposentrik (Topocentric Equatorial Coordinate). Namun tidak
dibahas dalam tulisan ini. Sekilas, banyaknya sistem koordinat di atas bisa
membuat rumit. Namun pembagian sistem koordinat di atas berasal dari
benda langit manakah yang dijadikan pusat koordinat, apakah bidang datar
sebagai referensi serta bagaimana cara mengukur posisi benda langit
lainnya. Penting pula untuk diketahui bahwa seluruh benda langit dapat
dianggap seperti titik. Bisa pula dianggap seperti benda yang seluruhnya
terkonsentrasi di pusat benda tersebut. Jika kita memperoleh jarak bumi-
bulan, maka yang dimaksud adalah jarak antara pusat bumi dengan pusat
bulan.
Sistem Koordinat Ekliptika Heliosentrik dan Sistem Koordinat Ekliptika
Geosentrik sebenarnya identik. Yang membedakan keduanya hanyalah
manakah yang menjadi pusat koordinat. Pada Sistem Koordinat Ekliptika
Heliosentrik, yang menjadi pusat koordinat adalah matahari (helio =
matahari). Sedangkan pada Sistem Koordinat Ekliptika Geosentrik, yang
menjadi pusat koordinat adalah bumi (geo = bumi). Karena itu keduanya
dapat digabungkan menjadi Sistem Koordinat Ekliptika. Pada Sistem
Koordinat Ekliptika, yang menjadi bidang datar sebagai referensi adalah
bidang orbit bumi mengitari matahari (heliosentrik) yang juga sama dengan
bidang orbit matahari mengitari bumi (geosentrik).
Sistem Koordinat Ekliptika Heliosentrik (Heliocentric Ecliptical Coordinate)
Pada koordinat ini, matahari (sun) menjadi pusat koordinat. Benda langit
lainnya seperti bumi (earth) dan planet bergerak mengitari matahari. Bidang
Kalkulus Peubah Banyak : Dwi Purnomo - 15
datar yang identik dengan bidang xy adalah bidang ekliptika yatu bidang
bumi mengitari matahari.
Gambar 9
Sistem Koordinat Ekliptika Heliosentrik
1. Pusat koordinat: Matahari (Sun).
2. Bidang datar referensi: Bidang orbit bumi mengitari matahari (bidang
ekliptika) yaitu bidang xy.
3. Titik referensi: Vernal Ekuinoks (VE), didefinisikan sebagai sumbu x.
4. Koordinat:
5. r = jarak (radius) benda langit ke matahari
6. l = sudut bujur ekliptika (ecliptical longitude), dihitung dari VE
berlawanan arah jarum jam
7. b = sudut lintang ekliptika (ecliptical latitude), yaitu sudut antara garis
penghubung benda langit-matahari dengan bidang ekliptika.
Sistem Koordinat Ekliptika Geosentrik (Geocentric Ecliptical Coordinate)
Pada sistem koordinat ini, bumi menjadi pusat koordinat. Matahari dan
planet-planet lainnya nampak bergerak mengitari bumi. Bidang datar xy
adalah bidang ekliptika, sama seperti pada ekliptika heliosentrik.
Kalkulus Peubah Banyak : Dwi Purnomo - 16
Gambar 10
Sistem Koordinat Ekliptika Geosentrik
1. Pusat Koordinat: Bumi (Earth)
2. Bidang datar referensi: Bidang Ekliptika (Bidang orbit bumi mengitari
matahari, yang sama dengan bidang orbit matahari mengitari bumi) yaitu
bidang xy.
3. Titik referensi: Vernal Ekuinoks (VE) yang didefinisikan sebagai sumbu
x.
4. Koordinat:
5. Jarak benda langit ke bumi (seringkali diabaikan atau tidak perlu
dihitung)
6. Lambda = Bujur Ekliptika (Ecliptical Longitude) benda langit menurut
bumi, dihitung dari VE.
7. Beta = Lintang Ekliptika (Ecliptical Latitude) benda langit menurut bumi
yaitu sudut antara garis penghubung benda langit-bumi dengan bidang
ekliptika
Sistem Koordinat Ekuator Geosentrik
Kalkulus Peubah Banyak : Dwi Purnomo - 17
Ketika bumi bergerak mengitari matahari di bidang Ekliptika, bumi juga
sekaligus berotasi terhadap sumbunya. Penting untuk diketahui, sumbu
rotasi bumi tidak sejajar dengan sumbu bidang ekliptika. Atau dengan kata
lain, bidang ekuator tidak sejajar dengan bidang ekliptika, tetapi
membentuk sudut kemiringan (epsilon) sebesar kira-kira 23,5 derajat. Sudut
kemiringan ini sebenarnya tidak bernilai konstan sepanjang waktu. Nilainya
semakin lama semakin mengecil.
Gambar 11
Sistem Koordinat Ekuator Geosentrik
1. Pusat koordinat: Bumi
2. Bidang datar referensi: Bidang ekuator, yaitu bidang datar yang mengiris
bumi menjadi dua bagian melewati garis khatulistiwa
3. Koordinat:
4. jarak benda langit ke bumi.
5. Alpha = Right Ascension = Sudut antara VE dengan proyeksi benda langit
pada bidang ekuator, dengan arah berlawanan jarum jam. Biasanya
Alpha bukan dinyatakan dalam satuan derajat, tetapi jam (hour disingkat
h). Satu putaran penuh = 360 derajat = 24 jam = 24 h. Karena itu jika
Alpha dinyatakan dalam derajat, maka bagilah dengan 12 untuk
memperoleh satuan derajat. Titik VE menunjukkan 0 h.
Kalkulus Peubah Banyak : Dwi Purnomo - 18
6. Delta = Declination (Deklinasi) = Sudut antara garis hubung benda langit-
bumi dengan bidang ekliptika.Nilainya mulai dari -90 derajat (selatan)
hingga 90 derajat (utara). Pada bidang ekuator, deklinasi = 0 derajat.
Seringkali, Alpha (right ascension) dinyatakan dalam bentuk H (hour angle).
Hubungan antara Alpha dengan H adalah H = LST - Alpha.
Disini, LST adalah Local Sidereal Time, yang sudah penulis bahas
sebelumnya pada tulisan tentang Macam-Macam Waktu
Sistem Koordinat Horison
Pada sistem koordinat ini, pusat koordinat adalah posisi pengamat (bujur
dan lintang) yang terletak di permukaan bumi. Kadang-kadang, ketinggian
pengamat dari permukaan bumi juga ikut diperhitungkan. Bidang datar
yang menjadi referensi seperti bidang xy adalah bidang horison (bidang
datar di sekitar pengamat di permukaan bumi).
Gambar 12
Sistem Koordinat Horison
1. Pusat koordinat: Pengamat di permukaan bumi
2. Bidang datar referensi: Bidang horison (Horizon plane)
Kalkulus Peubah Banyak : Dwi Purnomo - 19
3. Koordinat:
4. Altitude/Elevation = sudut ketinggian benda langit dari bidang horison. h
= 0 derajat berarti benda di bidang horison. h = 90 derajat dan -90
derajat masing-masing menunjukkan posisi di titik zenith (tepat di atas
kepala) dan nadir (tepat di bawah kaki).
5. A (Azimuth) = Sudut antara arah Utara dengan proyeksi benda langit ke
bidang horison.
Jarak benda langit ke pengamat dalam sistem koordinat ini seringkali
diabaikan, karena telah dapat dihitung sebelumnya dalam sistem koordinat
ekliptika.
Catatan penting: Dalam banyak buku referensi, azimuth seringkali diukur
dari arah selatan (South) yang memutar ke arah barat (West). Gambar 7 di
atas juga menunjukkan bahwa azimuth diukur dari arah Selatan. Namun
demikian, dalam pemahaman umum, orang biasanya menjadikan arah Utara
sebagai titik referensi. Karena itu dalam tulisan ini penulis menjadikan sudut
azimuth diukur dari arah Utara. Untuk membedakannya, lambang untuk
azimuth dari arah selatan dinyatakan sebagai As, sedangkan azimuth dari
arah utara dinyatakan sebagai A saja. Hubungan antara As dan A adalah A =
As - 180 derajat. Jika As atau A negatif, tinggal tambahkan 360 derajat.
Suatu sistem koordinat dengan sistem koordinat lainnya dapat
dihubungkan melalui transformasi koordinat. Misalnya, dari algoritma untuk
menghitung posisi bulan menurut sistem koordinat ekliptika geosentrik, kita
dapat menentukan jarak bulan dari pusat bumi, sudut lambda dan beta.
Selanjutnya, sudut lambda dan beta ditransformasi untuk mendapat sudut
alpha dan delta dalam sistem koordinat ekuator geosentrik. Dari alpha dan
beta, serta memperhitungkan posisi pengamat (bujur dan lintang) dan waktu
saat pengamatan/penghitungan, maka sudut ketinggian (altitude) dan
azimuth bulan menurut sistem koordinat horison dapat diketahui dengan
tepat. Rumus-rumus transformasi koordinat yang membutuhkan
pengetahuan trigonometri
Kalkulus Peubah Banyak : Dwi Purnomo - 20
Kalkulus Peubah Banyak : Dwi Purnomo - 21

More Related Content

What's hot

koordinat tabung dan bola
koordinat tabung dan bolakoordinat tabung dan bola
koordinat tabung dan bola
linda_rosalina
 
Powerpoint Kalkulus Tentang Integral tentu beserta contoh dan soal soal
Powerpoint Kalkulus Tentang Integral tentu beserta contoh dan soal soalPowerpoint Kalkulus Tentang Integral tentu beserta contoh dan soal soal
Powerpoint Kalkulus Tentang Integral tentu beserta contoh dan soal soal
Alfi Nurfazri
 
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Kelinci Coklat
 
Turunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi KompleksTurunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi Kompleks
RochimatulLaili
 
Persamaan Diferensial Biasa (PDB) Orde 2
Persamaan Diferensial Biasa (PDB) Orde 2Persamaan Diferensial Biasa (PDB) Orde 2
Persamaan Diferensial Biasa (PDB) Orde 2
made dwika
 
Pembuktian teorema pythagoras dengan identitas trigonometri
Pembuktian teorema pythagoras dengan identitas trigonometriPembuktian teorema pythagoras dengan identitas trigonometri
Pembuktian teorema pythagoras dengan identitas trigonometriRirin Skn
 
Grup siklik
Grup siklikGrup siklik
Grup siklik
Rahmawati Lestari
 
Geometri Analitik Ruang (Tugas Kuliah)
Geometri Analitik Ruang (Tugas Kuliah)Geometri Analitik Ruang (Tugas Kuliah)
Geometri Analitik Ruang (Tugas Kuliah)
RamdaniahYazidi
 
Persamaan Diferensial Orde 2 Variasi Parameter
Persamaan Diferensial  Orde 2 Variasi ParameterPersamaan Diferensial  Orde 2 Variasi Parameter
Persamaan Diferensial Orde 2 Variasi ParameterDian Arisona
 
Permasalahan nyata yang terkait penerapan hubungan sudut pusat
Permasalahan nyata yang terkait penerapan hubungan sudut pusatPermasalahan nyata yang terkait penerapan hubungan sudut pusat
Permasalahan nyata yang terkait penerapan hubungan sudut pusat
Wenni Meliana
 
Lks elips lengkap
Lks elips lengkapLks elips lengkap
Lks elips lengkap
nurwa ningsih
 
Macam Macam Metode menghitung determinan
Macam Macam Metode menghitung determinanMacam Macam Metode menghitung determinan
Macam Macam Metode menghitung determinan
radar radius
 
Rangkuman Rumus Parabola, Elips, Hiperbola
Rangkuman Rumus Parabola, Elips, HiperbolaRangkuman Rumus Parabola, Elips, Hiperbola
Rangkuman Rumus Parabola, Elips, Hiperbola
Safira APM
 
Persamaan diferensial
Persamaan diferensialPersamaan diferensial
Persamaan diferensial
Wiko Prameso
 
Vektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar LinierVektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar Linier
SartiniNuha
 
Parametric Equations
Parametric EquationsParametric Equations
Parametric Equations
Diponegoro University
 

What's hot (20)

koordinat tabung dan bola
koordinat tabung dan bolakoordinat tabung dan bola
koordinat tabung dan bola
 
Powerpoint Kalkulus Tentang Integral tentu beserta contoh dan soal soal
Powerpoint Kalkulus Tentang Integral tentu beserta contoh dan soal soalPowerpoint Kalkulus Tentang Integral tentu beserta contoh dan soal soal
Powerpoint Kalkulus Tentang Integral tentu beserta contoh dan soal soal
 
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
 
Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2
 
Turunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi KompleksTurunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi Kompleks
 
Persamaan Diferensial Biasa (PDB) Orde 2
Persamaan Diferensial Biasa (PDB) Orde 2Persamaan Diferensial Biasa (PDB) Orde 2
Persamaan Diferensial Biasa (PDB) Orde 2
 
Pembuktian teorema pythagoras dengan identitas trigonometri
Pembuktian teorema pythagoras dengan identitas trigonometriPembuktian teorema pythagoras dengan identitas trigonometri
Pembuktian teorema pythagoras dengan identitas trigonometri
 
Ring
RingRing
Ring
 
Grup siklik
Grup siklikGrup siklik
Grup siklik
 
Bab i-sistem-koordinat
Bab i-sistem-koordinatBab i-sistem-koordinat
Bab i-sistem-koordinat
 
Geometri Analitik Ruang (Tugas Kuliah)
Geometri Analitik Ruang (Tugas Kuliah)Geometri Analitik Ruang (Tugas Kuliah)
Geometri Analitik Ruang (Tugas Kuliah)
 
Persamaan Diferensial Orde 2 Variasi Parameter
Persamaan Diferensial  Orde 2 Variasi ParameterPersamaan Diferensial  Orde 2 Variasi Parameter
Persamaan Diferensial Orde 2 Variasi Parameter
 
Permasalahan nyata yang terkait penerapan hubungan sudut pusat
Permasalahan nyata yang terkait penerapan hubungan sudut pusatPermasalahan nyata yang terkait penerapan hubungan sudut pusat
Permasalahan nyata yang terkait penerapan hubungan sudut pusat
 
Lks elips lengkap
Lks elips lengkapLks elips lengkap
Lks elips lengkap
 
Macam Macam Metode menghitung determinan
Macam Macam Metode menghitung determinanMacam Macam Metode menghitung determinan
Macam Macam Metode menghitung determinan
 
Rangkuman Rumus Parabola, Elips, Hiperbola
Rangkuman Rumus Parabola, Elips, HiperbolaRangkuman Rumus Parabola, Elips, Hiperbola
Rangkuman Rumus Parabola, Elips, Hiperbola
 
Persamaan diferensial
Persamaan diferensialPersamaan diferensial
Persamaan diferensial
 
interpolasi
interpolasiinterpolasi
interpolasi
 
Vektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar LinierVektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar Linier
 
Parametric Equations
Parametric EquationsParametric Equations
Parametric Equations
 

Viewers also liked

power point sistem koordinat
power point sistem koordinatpower point sistem koordinat
power point sistem koordinat
malonasp25
 
Sistem Koordinat
Sistem KoordinatSistem Koordinat
Sistem Koordinat
miaag
 
geodesi satelit survey
geodesi satelit surveygeodesi satelit survey
geodesi satelit survey
Abdul Jalil
 
Presentasi matematika-kelas-x-koordinat-kutub
Presentasi matematika-kelas-x-koordinat-kutubPresentasi matematika-kelas-x-koordinat-kutub
Presentasi matematika-kelas-x-koordinat-kutub
penghijauan
 
B. koordinat kartesius dan kutub
B.  koordinat kartesius dan kutubB.  koordinat kartesius dan kutub
B. koordinat kartesius dan kutubSMKN 9 Bandung
 
Matematika Luas Gabungan Bangun Datar
Matematika Luas Gabungan Bangun DatarMatematika Luas Gabungan Bangun Datar
Matematika Luas Gabungan Bangun Datar
Muhamad Masud
 
soal-soal Bab sistem koordinat
soal-soal Bab sistem koordinatsoal-soal Bab sistem koordinat
soal-soal Bab sistem koordinat
ika rani
 
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.pptAljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.pptrahmawarni
 
7. koordinat. memahami posisi terhadap sumbu x dan sumbu y
7. koordinat. memahami posisi terhadap sumbu x dan sumbu y7. koordinat. memahami posisi terhadap sumbu x dan sumbu y
7. koordinat. memahami posisi terhadap sumbu x dan sumbu y
Nopiyani Sutardi
 

Viewers also liked (11)

power point sistem koordinat
power point sistem koordinatpower point sistem koordinat
power point sistem koordinat
 
Basis dan Dimensi
Basis dan DimensiBasis dan Dimensi
Basis dan Dimensi
 
Sistem waktu sipil dan waktu julian
Sistem waktu sipil dan waktu julianSistem waktu sipil dan waktu julian
Sistem waktu sipil dan waktu julian
 
Sistem Koordinat
Sistem KoordinatSistem Koordinat
Sistem Koordinat
 
geodesi satelit survey
geodesi satelit surveygeodesi satelit survey
geodesi satelit survey
 
Presentasi matematika-kelas-x-koordinat-kutub
Presentasi matematika-kelas-x-koordinat-kutubPresentasi matematika-kelas-x-koordinat-kutub
Presentasi matematika-kelas-x-koordinat-kutub
 
B. koordinat kartesius dan kutub
B.  koordinat kartesius dan kutubB.  koordinat kartesius dan kutub
B. koordinat kartesius dan kutub
 
Matematika Luas Gabungan Bangun Datar
Matematika Luas Gabungan Bangun DatarMatematika Luas Gabungan Bangun Datar
Matematika Luas Gabungan Bangun Datar
 
soal-soal Bab sistem koordinat
soal-soal Bab sistem koordinatsoal-soal Bab sistem koordinat
soal-soal Bab sistem koordinat
 
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.pptAljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
 
7. koordinat. memahami posisi terhadap sumbu x dan sumbu y
7. koordinat. memahami posisi terhadap sumbu x dan sumbu y7. koordinat. memahami posisi terhadap sumbu x dan sumbu y
7. koordinat. memahami posisi terhadap sumbu x dan sumbu y
 

Similar to Bab i-sistem-koordinat

Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Dyas Arientiyya
 
kelompok 3 x ipa 2
 kelompok 3 x ipa 2 kelompok 3 x ipa 2
kelompok 3 x ipa 2
cindyia putri
 
Kalkulus lanjut 001
Kalkulus lanjut 001Kalkulus lanjut 001
Kalkulus lanjut 001
Gold Dayona
 
Vektor dan Medan Vektor
Vektor dan Medan VektorVektor dan Medan Vektor
Vektor dan Medan Vektor
Kelinci Coklat
 
Rangkuman Geometri Transformasi
Rangkuman Geometri TransformasiRangkuman Geometri Transformasi
Rangkuman Geometri TransformasiIndah Wijayanti
 
Pertemuan 8 bentuk koordinat
Pertemuan 8   bentuk koordinatPertemuan 8   bentuk koordinat
Pertemuan 8 bentuk koordinat
Senat Mahasiswa STIS
 
Matematik tambahan spm tingkatan 4 geometri koordinat {add maths form 4 coord...
Matematik tambahan spm tingkatan 4 geometri koordinat {add maths form 4 coord...Matematik tambahan spm tingkatan 4 geometri koordinat {add maths form 4 coord...
Matematik tambahan spm tingkatan 4 geometri koordinat {add maths form 4 coord...
Hafidz Sa
 
fungsi trigonometri
fungsi trigonometrifungsi trigonometri
fungsi trigonometri
Fazar Ikhwan Guntara
 
Ujiannasional matematika ipa2000
Ujiannasional matematika ipa2000Ujiannasional matematika ipa2000
Ujiannasional matematika ipa2000Ari Isnaeni
 
2000 matematika
2000   matematika2000   matematika
2000 matematika
Tito Dewanto
 
Trigonometri
TrigonometriTrigonometri
Trigonometri
UIN Arraniry
 
Penjumlahan vektor
Penjumlahan vektorPenjumlahan vektor
Penjumlahan vektor
KLOTILDAJENIRITA
 
Polar Coordinates & Polar Curves
Polar Coordinates & Polar CurvesPolar Coordinates & Polar Curves
Polar Coordinates & Polar Curves
Diponegoro University
 
Lingkaran
Lingkaran Lingkaran
Lingkaran
fauz1
 
Analisis vektor
Analisis vektorAnalisis vektor
Analisis vektor
Riyan Supriadi Supriadi
 
Vektor - Pertemuan 41- Aljabar Linear
Vektor - Pertemuan 41- Aljabar LinearVektor - Pertemuan 41- Aljabar Linear
Vektor - Pertemuan 41- Aljabar Linear
ahmad haidaroh
 
TRIGONOMETRI KE-1.pptx
TRIGONOMETRI KE-1.pptxTRIGONOMETRI KE-1.pptx
TRIGONOMETRI KE-1.pptx
AchmadRichardFR
 

Similar to Bab i-sistem-koordinat (20)

Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
 
kelompok 3 x ipa 2
 kelompok 3 x ipa 2 kelompok 3 x ipa 2
kelompok 3 x ipa 2
 
Kalkulus lanjut 001
Kalkulus lanjut 001Kalkulus lanjut 001
Kalkulus lanjut 001
 
Smart solution
Smart solutionSmart solution
Smart solution
 
Vektor dan Medan Vektor
Vektor dan Medan VektorVektor dan Medan Vektor
Vektor dan Medan Vektor
 
Rangkuman Geometri Transformasi
Rangkuman Geometri TransformasiRangkuman Geometri Transformasi
Rangkuman Geometri Transformasi
 
Pertemuan 8 bentuk koordinat
Pertemuan 8   bentuk koordinatPertemuan 8   bentuk koordinat
Pertemuan 8 bentuk koordinat
 
Matematik tambahan spm tingkatan 4 geometri koordinat {add maths form 4 coord...
Matematik tambahan spm tingkatan 4 geometri koordinat {add maths form 4 coord...Matematik tambahan spm tingkatan 4 geometri koordinat {add maths form 4 coord...
Matematik tambahan spm tingkatan 4 geometri koordinat {add maths form 4 coord...
 
fungsi trigonometri
fungsi trigonometrifungsi trigonometri
fungsi trigonometri
 
Ujiannasional matematika ipa2000
Ujiannasional matematika ipa2000Ujiannasional matematika ipa2000
Ujiannasional matematika ipa2000
 
2000 matematika
2000   matematika2000   matematika
2000 matematika
 
Trigonometri
TrigonometriTrigonometri
Trigonometri
 
Penjumlahan vektor
Penjumlahan vektorPenjumlahan vektor
Penjumlahan vektor
 
Polar Coordinates & Polar Curves
Polar Coordinates & Polar CurvesPolar Coordinates & Polar Curves
Polar Coordinates & Polar Curves
 
Lingkaran
Lingkaran Lingkaran
Lingkaran
 
Vektor
VektorVektor
Vektor
 
Alin 3.4 3.5
Alin 3.4 3.5Alin 3.4 3.5
Alin 3.4 3.5
 
Analisis vektor
Analisis vektorAnalisis vektor
Analisis vektor
 
Vektor - Pertemuan 41- Aljabar Linear
Vektor - Pertemuan 41- Aljabar LinearVektor - Pertemuan 41- Aljabar Linear
Vektor - Pertemuan 41- Aljabar Linear
 
TRIGONOMETRI KE-1.pptx
TRIGONOMETRI KE-1.pptxTRIGONOMETRI KE-1.pptx
TRIGONOMETRI KE-1.pptx
 

Bab i-sistem-koordinat

  • 1. BAB I SISTEM KOORDINAT 1.1 Sistem Koordinat Sistem koordinat adalah suatu cara yang digunakan untuk menentukan letak suatu titik pada bidang )( 2 R atau ruang )( 3 R . Beberapa macam sistem koordinat yang kita kenal, antara lain sistem koordinat Cartesius (Rene Descartes: 1596-1650), sistem koordinat kutub, sistem koordinat tabung, dan sistem koordinat bola. Pada bidang (R2 ), letak titik pada umumnya dinyatakan dalam koordinat Cartesius dan koordinat kutub. Sedangkan pada ruang (R3 ) letak suatu titik pada umumnya dinyatakan dalam koordinat Cartesius, koordinat tabung dan koordinat bola. 1.2 Sisten Koordinat dalam Bidang (R2 ) Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa letak suatu titik dalam bidang dinyatakan dalam koordinat Cartesius dan koordinat kutub. Masing- masing sistem koordinat dalam bidang dijabarkan sebagai berikut: 1) Sistem Koordinat Cartesius Gambar 1 0 ,0 > > y x 0 0 > < y x 0 ,0 < < y x 0 ,0 < > y x X Y KwadranKwadran Kwadran Kwadran III III IV
  • 2. Berdasarkan Gambar 1 di atas, terdapat 4 bidang simetris yang dibatasi oleh sumbu-sumbu koordinat X dan Y, masing-masing bidang yang dibatasi oleh bidang dinamakan kwadran, sehingga terdapat 4 kwadran, yaitu kuadran I (x>0, y>0), kwadran II (x<0, y>0), kwadran III (x<0, y<0), dan kwadran IV (x>0, y<0). Misalkan P(x,y) sebarang titik pada bidang XOY, maka titik tersebut posisinya dapat dikwadran I, atau II, atau III, atau kwadran IV tergantung besaran x dan y. Jika letak titik P(x,y), maka x disebut absis, y disebut ordinat dan P(x,y) disebut koordinat. Perhatikan gambar berikut ini. Misal P(x1,y1) dan terletak di kwadran I hal ini berarti x1 >0 dan y1 >0 Gambar 2 Berdasarkan gambar 2 di atas, tampak suatu segitiga yaitu OPM∆ yang salah satu sudutnya siku-siku dititik M. Menurut teorema Pythagoras OP2 = OM2 + MP2 = (x1-0)2 + (y1-0)2 = x1 2 + y1 2 = 2 1 2 1 yx + atau ditulis dengan notasi 2 2 2 1 yxOP += Rumus di atas dinamakan rumus jarak dua titik yang menghubungkan titik O(0,0) dengan titik P(x 1 ,y 1 ) Kalkulus Peubah Banyak : Dwi Purnomo - 2 ),( 11 yxP 1x 1y )0,( 1xM )0,0(O Y X
  • 3. Selanjutnya perhatikan gambar berikut. Gambar 3 Gambar 3 di atas menunjukkan segitiga PQR yang masing-masing titik sudutnya yaitu ),( 11 yxP terletak pada kuadran II, ),( 22 yxQ terletak pada kuadran IV, ),( 33 yxR terletak pada kuadran III dan jarak masing-masing titik dinyatakan oleh: 1. 22 )()( PQPQ yyxxPQ −+−= 2 12 2 12 )()( yyxx −+−= 2. 22 )()( PRPR yyxxPR −+−= 2 13 2 13 )()( yyxx −+−= 3. 22 )()( QRQR yyxxQR −+−= 2 13 2 23 )()( yyxx −+−= 2) Sistem Koordinat Kutub Sistem koordinat Cartesius, menyatakan bahwa letak titik pada bidang dinyatakan dengan pasangan ),( yx , dengan x dan y masing-masing menyatakan jarak berarah ke sumbu-y dan ke sumbu-x. Pada sistem koordinat kutub, letak sebarang titik P pada bidang dinyatakan dengan Kalkulus Peubah Banyak : Dwi Purnomo - 3 ),( 11 yxP ),( 22 yxQ ),( 33 yxR Y X
  • 4. pasangan bilangan real ( )θ,r , dengan r menyatakan jarak titik P ke titik O (disebut kutub) sedangkan θ adalah sudut antara sinar yang memancar dari titik O melewati titik P dengan sumbu-x positif (disebut sumbu kutub) Gambar 4 Berbeda dengan sistem koordinat Cartesius (Rene Descartes: 1596- 1650) dalam koordinat kutub letak suatu titik dapat dinyatakan dalam tak hingga banyak koordinat. Sebagai contoh, letak titik )3,3( πP dapat digambarkan dengan cara terlebih dulu melukiskan sinar yang memancar dari titik asal O dengan sudut sebesar 3 π radian terhadap sumbu mendatar arah positif. Kemudian titik P terletak pada sinar tadi dan berjarak 3 satuan dari titik asal O (lihat Gambar 1.2.4 (a)). Titik P dapat pula dinyatakan dalam koordinat ( )ππ k23,3 + , dengan k bilangan bulat (lihat Gambar 1.2.4 (b)). Mudah ditunjukkan pula bahwa koordinat ( )34,3 π− pun juga menggambarkan titik P (lihat Gambar 1.2.4 (c)). Pada koordinat yang terakhir, jarak bertanda negatif. Hal ini dikarenakan titik P terletak pada bayangan sinar PO ′ . Kalkulus Peubah Banyak : Dwi Purnomo - 4 3 )3,3( πP 3π (b) 3 )23,3( ππ kP + ππ k23 + (a) θO ),( θrP • r
  • 5. Gambar 5 Secara umum, jika ( )θ,r menyatakan koordinat kutub suatu titik maka koordinat titik tersebut dapat pula dinyatakan sebagai berikut: ( )πθ kr 2, + atau ( )πθ )12(, ++− kr dengan k bilangan bulat. Kutub mempunyai koordinat ),0( θ dengan θ sebarang bilangan. Hubungan Antara Sistem Koordinat Cartesius dan Sistem Koordinat Kutub Suatu titik P berkoordinat ),( yx dalam sistem koordinat Cartesius dan ),( θr dalam sistem koordinat kutub. Apabila kutub dan titik asal diimpitkan, emikian pula sumbu kutub dan sumbu-x positif juga diimpitkan, maka kedudukan titik dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 6 Kalkulus Peubah Banyak : Dwi Purnomo - 5 (c) 3 )34,3( π−P 34π 3 P′ O ),(),( θryxP = r θ Y X r r O
  • 6. Dari rumus segitiga diperoleh hubungan sebagai berikut: (1.1) θθ sincos ryrx == atau: (1.2)       =      =+= r x r y yxr arccosarcsin22 θ Contoh 1) Nyatakan ke dalam system koordinat Cartesius. a.       3 2 ,4 π A b.       − 4 ,5 π B c.       −− 6 5 ,3 π C Jawab Dengan menggunakan persamaan (1.1): a. 32 3 2 sin42 3 2 cos4 ==−== ππ yx . Jadi, ( )32,2−A . b. 2 2 5 4 sin52 2 5 4 cos5 −=−=−=−= ππ yx . Jadi, dalam system koordinat Cartesius       −− 2 2 5 ,2 2 5 B . c. 2 3 6 5 sin33 2 3 6 5 cos3 =      −−==      −−= ππ yx . Jadi,       2 3 ,2 2 3 C . Apabila 0≠x maka persamaan (1.2) dapat dinyatakan sebagai: (1.3) 0,arctan222 ≠      =+= x x y yxr θ Hati-hati apabila menggunakan persamaan (1.3), karena x y arctan=θ akan memberikan 2 nilai θ yang berbeda, πθ 20 ≤≤ . Untuk menentukan nilai θ yang benar perlu diperhatikan letak titik P, apakah di kwadran I atau II, Kalkulus Peubah Banyak : Dwi Purnomo - 6
  • 7. ataukah dikwadran II atau IV. Apabila dipilih nilai θ yang lain, maka 22 yxr +−= . 2) Nyatakan ke dalam sistem koordinat kutub: a. ( )4,4 −P b. )4,4(−Q Penyelesaian: Dari persamaan (1.3), diperoleh: a. 24)4(4 22 ±=−+±=r 4 7 atau 4 3 4 4 arctan ππ θ = − = Selanjutnya, karena letak titik P di kwadran IV, maka: 4 7 dengan24 π θ ==r , atau 4 3 dengan24 π θ =−=r . Jadi,       4 7 ,24 π P atau       − 4 3 ,24 π P . b. 244)4( 22 ±=+−±=r 4 7 atau 4 3 4 4 arctan ππ θ = − = Selanjutnya, karena letak titik Q di kwadran II, maka: 4 3 dengan24 π θ ==r , atau 4 7 dengan24 π θ =−=r . Jadi,       4 3 ,24 π Q atau       − 4 7 ,24 π Q . 3) Nyatakan persamaan θsin2ar = ke dalam sistem koordinat Cartesius. Jawab Jika ke dua ruas persamaan di atas dikalikan dengan r maka diperoleh: )sin(22 θrar = Selanjutnya, karena 222 yxr += dan yr =θsin maka: Kalkulus Peubah Banyak : Dwi Purnomo - 7
  • 8. ,02 2 22 22 =−+⇔ =+ ayyx ayyx yaitu persamaan lingkaran dengan pusat ),0( a dan jari-jari a . 4) Nyatakan 164 22 =+ yx ke dalam system koordinat kutub. Penyelesaian: Dengan substitusi θθ sindancos ryrx == maka diperoleh: 16sin4cos 2222 =+ θθ rr .16)sin31( 22 =+⇔ θr Soal Latihan Untuk soal 1 – 8, nyatakan masing-masing dengan dua koordinat yang lain, satu dengan 0>r dan yang lain dengan 0<r . 1. ( )3,6 π 2. ( )52,3 π− 3. ( )4,5 π− 4. ( )47,5 π 5. ( )25,2 π 6. ( )65,7 π−− 7. ( )37,6 π− 8. ( )76,4 π Untuk soal 9 – 16, nyatakan dalam sistem koordinat Cartesius. 9. ( )32,6 π 10. ( )8,4 π− 11. ( )4,5 π− 12. ( )47,6 π 13. ( )25,2 π 14. ( )65,7 π−− 15. ( )37,6 π− 16. ( )87,4 π Untuk soal 17 – 23, ubahlah ke dalam sistem koordinat kutub. 17. ( )3,3 −− 18. ( )2,2 19. ( )32,2− 20. ( )1,3 21. ( )11,0 − 22. ( )3,33 − 23. ( )36,32− Untuk soal 24 – 29, nyatakan masing-masing persamaan ke dalam sistem koordinat Cartesius. 24. θcos3=r 25. θsin12 +=r 26. θcos1 4 − =r 27. 4−=r 28. 4 7π θ = 29. θ=2 r Nyatakan persamaan pada soal 30 – 32 ke dalam sistem koordinat kutub. 30. 0=− yx 31. xy 412 −= 32. 1=xy 33. Tunjukkan bahwa jarak titik ),( θrP dan ),( ϕRQ adalah: Kalkulus Peubah Banyak : Dwi Purnomo - 8
  • 9. )cos(222 θϕ−−+= rRRrd 1.3 Sistem Koordinat dalam Ruang (R3 ) 1) Koordinat Cartesius Untuk menyatakan posisi sebuah benda di dalam ruang, dibutuhkan suatu sistem koordinat yang memiliki pusat koordinat dan sumbu koordinat. Sistem koordinat yang paling umum adalah Koordinat Cartesius. Jika kita berbicara ruang 2 dimensi, maka koordinat Kartesian 2 dimensi memiliki pusat di O dan 2 sumbu koordinat yang saling tegaklurus, yaitu x dan y. Selanjutnya koordinat Kartesian 2 dimensi dapat diperluas menjadi Kartesian 3 dimensi yang berpusat di O dan memiliki sumbu x, y dan z. Pada Gambar berikut menyatakan titik P dapat dinyatakan dalam x, y dan z. OP adalah jarak titik P ke pusat O. Gambar 7 Koordinat Cartesius 3 dimensi (x, y, z) pada Gambar 7 di atas dapat diubah menjadi Koordinat Tabung dan koordinat bola. Hubungan diantara ketiganya, jika P(x,y,z) adalah letak titik dalam koordinat Cartesius, maka ),,( zrP θ adalah letak dalam koordinat tabung dan ),,( φθρP adalah titik dalam koordinat bola (Spherical Coordinate). Hubungan ketiga koordinat dapat digambarkan sebagai berikut: Kalkulus Peubah Banyak : Dwi Purnomo - 9
  • 10. Gambar 8 Koordinat Cartesius dan koordinat tabung dihubungkan oleh persamaan: θcosrx = θcosry = zz = 222 ryx =+ x y =θtan Perhatikan contoh berikut: 1. (3,3,5) menyatakan letak titik P pada ruang dalam koordinat Cartesius. Ubah dan Nyatakan letak titik P dalam koordinat tabung. Jawab Koordinat Cartesius dan koordinat tabung dinyatakan dalam hubungan θcosrx = , θcosry = , zz = , 222 ryx =+ dan x y =θtan sehingga: 231833 22 ==+=r 4 1arctan1 3 3 tan π θθ ==== atau Jadi koordinat tabung dari )5,3,3( adalah       5, 4 ,23 π Kalkulus Peubah Banyak : Dwi Purnomo - 10 X ),,( zyxP X X Y Z Y Z Y Z ),,( zrP θ ),,( φθρP θ θ φ
  • 11. 2.       −2, 6 ,6 π menyatakan letak titik Q pada ruang dalam koordinat tabung. Ubah dan Nyatakan letak titik Q dalam koordinat Cartesius. Jawab Koordinat Cartesius dan koordinat tabung dinyatakan dalam hubungan θcosrx = , θcosry = , zz = , 222 ryx =+ dan x y =θtan sehingga: 33 2 3 .6 6 cos6 === π x 3 2 1 .6 6 sin6 === π y Jadi koordinat Cartesius       −2, 6 ,6 π adalah ( )2,3,33 − 222 zyx ++=ρ 3.       3 2 , 3 ,8 ππ menyatakan letak titik W dalam koordinat bola. Ubah dan nyatakan letak titik W dalam koordinat Cartesius dan koordinat tabung. Jawab Koordinat Cartesius, koordinat tabung dan koordinat bola mempunyai hubungan sebagai berikut: 22 sin yxrataur +== φρ θθ = φρcos=z θφρ cossin=x θφρ sinsin=y 222 zyx ++=ρ sehingga dari titik       3 2 , 3 ,8 ππ diketahui 3 2 3 ,8 π φ π θρ === dan dan diperoleh 32 2 1 2 3 .8 3 cos 3 2 sin8 =              == ππ x Kalkulus Peubah Banyak : Dwi Purnomo - 11
  • 12. 6 2 3 2 3 .8 3 sin 3 2 sin8 =                == ππ y 4 2 1 8 3 2 cos8 −=      −== π z ( ) 344863234 2 3 8 3 2 sin 2222 ==+=+==        == yxrataur π ρ Jadi koordinat Cartesius       3 2 , 3 ,8 ππ adalah ( ))4,6,32 − , dan koordinat tabung       3 2 , 3 ,8 ππ adalah       −4, 3 ,34 π . 4. ( )6,4,34 − menyatakan letak titik M dalam koordinat Cartesius. Ubah dan nyatakan letak titik W dalam koordinat tabung dan koordinat bola. Jawab Koordinat Cartesius, koordinat tabung dan koordinat bola mempunyai hubungan sebagai berikut: 22 sin yxrataur +== φρ θθ = φρcos=z θφρ cossin=x θφρ sinsin=y φρcos=z 222 zyx ++=ρ sehingga dari titik ( )6,34,4− diketahui 634,4 ==−= zdanyx dan diperoleh ( ) 10)6()34()4( 6 5 3 31 34 4 tan 864)34(4 222222 2222 =++−=++= = −=== ==+−=+= zyx x y yxr ρ π θ θ φφρ cos106cos =⇔=z Kalkulus Peubah Banyak : Dwi Purnomo - 12
  • 13. 10 6 arccos=φ Jadi koordinat tabung ( )6,34,4− adalah       6, 6 5 ,8 π , dan koordinat bola ( )6,34,4− adalah       10 6 cos, 6 5 ,10 ar π . 5.       −8, 3 4 ,4 π menyatakan letak titik T dalam koordinat tabung. Ubah dan nyatakan letak titik T dalam koordinat Cartesius dan koordinat bola. Jawab Koordinat Cartesius, koordinat tabung dan koordinat bola mempunyai hubungan sebagai berikut: 22 sin yxrataur +== φρ θθ = φρcos=z θφρ cossin=x θφρ sinsin=y φρcos=z 222 zyx ++=ρ sehingga dari titik       −8, 3 4 ,4 π diketahui 8, 3 4 ,4 −=== zr π θ dan diperoleh 3 4π θ = 2 3 4 sin4sin 32 3 4 cos4cos −==⇔= −==⇔= π θ π θ yry xrx 54)8()2()32( 222 =−+−+−=ρ Kalkulus Peubah Banyak : Dwi Purnomo - 13
  • 14. 5 52 arccoscos548cos =⇔=−⇔= φφφρz Jadi koordinat Cartesius       −8, 3 4 ,4 π adalah ( )8,2,32 −−− , dan koordinat bola       −8, 3 4 ,4 π adalah         5 52 cos, 3 4 ,54 qrc π . Untuk latihan bagi pembaca ubah koordinat berikut dalam koordinat yang sesuai: No Koordinat Cartesius Tabung Bola 1. ( )4,6,32 −       −4, 3 ,34 π       3 2 , 3 ,8 ππ 2. ( )3,2,2       3, 4 ,22 π .... 3. ( )4,32,2 − .... .... 4. ( )32,2,2− .... .... 5. ....       −2, 6 ,6 π .... 6. ....       −4, 3 2 ,2 π .... 7. ....       1, 3 ,2 π ..... 8. .... ....       6 , 3 2 ,8 ππ 9. .... ....       3 2 , 3 ,4 ππ 10. ..... ....       0, 3 ,4 π 11. .... ....       2 , 4 ,1 ππ Di atas telah dibahas transformasi dari koordinat Cartesius ke koordinat tabung dan koordinat bola. Kalkulus Peubah Banyak : Dwi Purnomo - 14
  • 15. 1.4 Sistem Koordinat Lainnya Selain sistem koordinat di atas, terdapat beberapa sistem koordinat yang penggunaannya dalam ilmu hisab. Sistem koordinat tersebut adalah: 1. Koordinat Ekliptika Heliosentrik (Heliocentric Ecliptical Coordinate). 2. Koordinat Ekliptika Geosentrik (Geocentric Ecliptical Coordinate). 3. Koordinat Ekuator Geosentrik (Geocentric Equatorial Coordinate). 4. Koordinat Horison (Horizontal Coordinate). Keempat sistem koordinat di atas termasuk ke dalam koordinat bola. Sebenarnya masih ada sistem koordinat lainnya, seperti Sistem Koordinat Ekuator Toposentrik (Topocentric Equatorial Coordinate). Namun tidak dibahas dalam tulisan ini. Sekilas, banyaknya sistem koordinat di atas bisa membuat rumit. Namun pembagian sistem koordinat di atas berasal dari benda langit manakah yang dijadikan pusat koordinat, apakah bidang datar sebagai referensi serta bagaimana cara mengukur posisi benda langit lainnya. Penting pula untuk diketahui bahwa seluruh benda langit dapat dianggap seperti titik. Bisa pula dianggap seperti benda yang seluruhnya terkonsentrasi di pusat benda tersebut. Jika kita memperoleh jarak bumi- bulan, maka yang dimaksud adalah jarak antara pusat bumi dengan pusat bulan. Sistem Koordinat Ekliptika Heliosentrik dan Sistem Koordinat Ekliptika Geosentrik sebenarnya identik. Yang membedakan keduanya hanyalah manakah yang menjadi pusat koordinat. Pada Sistem Koordinat Ekliptika Heliosentrik, yang menjadi pusat koordinat adalah matahari (helio = matahari). Sedangkan pada Sistem Koordinat Ekliptika Geosentrik, yang menjadi pusat koordinat adalah bumi (geo = bumi). Karena itu keduanya dapat digabungkan menjadi Sistem Koordinat Ekliptika. Pada Sistem Koordinat Ekliptika, yang menjadi bidang datar sebagai referensi adalah bidang orbit bumi mengitari matahari (heliosentrik) yang juga sama dengan bidang orbit matahari mengitari bumi (geosentrik). Sistem Koordinat Ekliptika Heliosentrik (Heliocentric Ecliptical Coordinate) Pada koordinat ini, matahari (sun) menjadi pusat koordinat. Benda langit lainnya seperti bumi (earth) dan planet bergerak mengitari matahari. Bidang Kalkulus Peubah Banyak : Dwi Purnomo - 15
  • 16. datar yang identik dengan bidang xy adalah bidang ekliptika yatu bidang bumi mengitari matahari. Gambar 9 Sistem Koordinat Ekliptika Heliosentrik 1. Pusat koordinat: Matahari (Sun). 2. Bidang datar referensi: Bidang orbit bumi mengitari matahari (bidang ekliptika) yaitu bidang xy. 3. Titik referensi: Vernal Ekuinoks (VE), didefinisikan sebagai sumbu x. 4. Koordinat: 5. r = jarak (radius) benda langit ke matahari 6. l = sudut bujur ekliptika (ecliptical longitude), dihitung dari VE berlawanan arah jarum jam 7. b = sudut lintang ekliptika (ecliptical latitude), yaitu sudut antara garis penghubung benda langit-matahari dengan bidang ekliptika. Sistem Koordinat Ekliptika Geosentrik (Geocentric Ecliptical Coordinate) Pada sistem koordinat ini, bumi menjadi pusat koordinat. Matahari dan planet-planet lainnya nampak bergerak mengitari bumi. Bidang datar xy adalah bidang ekliptika, sama seperti pada ekliptika heliosentrik. Kalkulus Peubah Banyak : Dwi Purnomo - 16
  • 17. Gambar 10 Sistem Koordinat Ekliptika Geosentrik 1. Pusat Koordinat: Bumi (Earth) 2. Bidang datar referensi: Bidang Ekliptika (Bidang orbit bumi mengitari matahari, yang sama dengan bidang orbit matahari mengitari bumi) yaitu bidang xy. 3. Titik referensi: Vernal Ekuinoks (VE) yang didefinisikan sebagai sumbu x. 4. Koordinat: 5. Jarak benda langit ke bumi (seringkali diabaikan atau tidak perlu dihitung) 6. Lambda = Bujur Ekliptika (Ecliptical Longitude) benda langit menurut bumi, dihitung dari VE. 7. Beta = Lintang Ekliptika (Ecliptical Latitude) benda langit menurut bumi yaitu sudut antara garis penghubung benda langit-bumi dengan bidang ekliptika Sistem Koordinat Ekuator Geosentrik Kalkulus Peubah Banyak : Dwi Purnomo - 17
  • 18. Ketika bumi bergerak mengitari matahari di bidang Ekliptika, bumi juga sekaligus berotasi terhadap sumbunya. Penting untuk diketahui, sumbu rotasi bumi tidak sejajar dengan sumbu bidang ekliptika. Atau dengan kata lain, bidang ekuator tidak sejajar dengan bidang ekliptika, tetapi membentuk sudut kemiringan (epsilon) sebesar kira-kira 23,5 derajat. Sudut kemiringan ini sebenarnya tidak bernilai konstan sepanjang waktu. Nilainya semakin lama semakin mengecil. Gambar 11 Sistem Koordinat Ekuator Geosentrik 1. Pusat koordinat: Bumi 2. Bidang datar referensi: Bidang ekuator, yaitu bidang datar yang mengiris bumi menjadi dua bagian melewati garis khatulistiwa 3. Koordinat: 4. jarak benda langit ke bumi. 5. Alpha = Right Ascension = Sudut antara VE dengan proyeksi benda langit pada bidang ekuator, dengan arah berlawanan jarum jam. Biasanya Alpha bukan dinyatakan dalam satuan derajat, tetapi jam (hour disingkat h). Satu putaran penuh = 360 derajat = 24 jam = 24 h. Karena itu jika Alpha dinyatakan dalam derajat, maka bagilah dengan 12 untuk memperoleh satuan derajat. Titik VE menunjukkan 0 h. Kalkulus Peubah Banyak : Dwi Purnomo - 18
  • 19. 6. Delta = Declination (Deklinasi) = Sudut antara garis hubung benda langit- bumi dengan bidang ekliptika.Nilainya mulai dari -90 derajat (selatan) hingga 90 derajat (utara). Pada bidang ekuator, deklinasi = 0 derajat. Seringkali, Alpha (right ascension) dinyatakan dalam bentuk H (hour angle). Hubungan antara Alpha dengan H adalah H = LST - Alpha. Disini, LST adalah Local Sidereal Time, yang sudah penulis bahas sebelumnya pada tulisan tentang Macam-Macam Waktu Sistem Koordinat Horison Pada sistem koordinat ini, pusat koordinat adalah posisi pengamat (bujur dan lintang) yang terletak di permukaan bumi. Kadang-kadang, ketinggian pengamat dari permukaan bumi juga ikut diperhitungkan. Bidang datar yang menjadi referensi seperti bidang xy adalah bidang horison (bidang datar di sekitar pengamat di permukaan bumi). Gambar 12 Sistem Koordinat Horison 1. Pusat koordinat: Pengamat di permukaan bumi 2. Bidang datar referensi: Bidang horison (Horizon plane) Kalkulus Peubah Banyak : Dwi Purnomo - 19
  • 20. 3. Koordinat: 4. Altitude/Elevation = sudut ketinggian benda langit dari bidang horison. h = 0 derajat berarti benda di bidang horison. h = 90 derajat dan -90 derajat masing-masing menunjukkan posisi di titik zenith (tepat di atas kepala) dan nadir (tepat di bawah kaki). 5. A (Azimuth) = Sudut antara arah Utara dengan proyeksi benda langit ke bidang horison. Jarak benda langit ke pengamat dalam sistem koordinat ini seringkali diabaikan, karena telah dapat dihitung sebelumnya dalam sistem koordinat ekliptika. Catatan penting: Dalam banyak buku referensi, azimuth seringkali diukur dari arah selatan (South) yang memutar ke arah barat (West). Gambar 7 di atas juga menunjukkan bahwa azimuth diukur dari arah Selatan. Namun demikian, dalam pemahaman umum, orang biasanya menjadikan arah Utara sebagai titik referensi. Karena itu dalam tulisan ini penulis menjadikan sudut azimuth diukur dari arah Utara. Untuk membedakannya, lambang untuk azimuth dari arah selatan dinyatakan sebagai As, sedangkan azimuth dari arah utara dinyatakan sebagai A saja. Hubungan antara As dan A adalah A = As - 180 derajat. Jika As atau A negatif, tinggal tambahkan 360 derajat. Suatu sistem koordinat dengan sistem koordinat lainnya dapat dihubungkan melalui transformasi koordinat. Misalnya, dari algoritma untuk menghitung posisi bulan menurut sistem koordinat ekliptika geosentrik, kita dapat menentukan jarak bulan dari pusat bumi, sudut lambda dan beta. Selanjutnya, sudut lambda dan beta ditransformasi untuk mendapat sudut alpha dan delta dalam sistem koordinat ekuator geosentrik. Dari alpha dan beta, serta memperhitungkan posisi pengamat (bujur dan lintang) dan waktu saat pengamatan/penghitungan, maka sudut ketinggian (altitude) dan azimuth bulan menurut sistem koordinat horison dapat diketahui dengan tepat. Rumus-rumus transformasi koordinat yang membutuhkan pengetahuan trigonometri Kalkulus Peubah Banyak : Dwi Purnomo - 20
  • 21. Kalkulus Peubah Banyak : Dwi Purnomo - 21