SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
PENJUMLAHAN VEKTOR
A. TUJUAN PERCOBAAN
Menenetukan nilai resultan dua buah vektor atau lebih
B. DASAR TEORI
Besaran fisika yang mempunyai arah seperti misalnya kecepatan,
gaya, medan listrik, dan lain sebagainya, lazim dinyatakan dengan apa
yang dinamakan veKtor, yang symbol geometrisnya berwujud anak panah
dan secara aljabar berupa jajar bilangan-bilangan yang menyatakan
komponen-komponennya. Secara umum, besaran fisika yang mempunyai
arah, dinyatakan sebagai vector yang berupa anak panah yang arahnya
sejajar dengan arah besaran fisika itu dan panjangnya sebanding serta
menyatakan besarnya besaranfisika tersebut (Peter Soedojo, 1995 : 2).
Resultan dua buah vektor dapat di hitung dengan rumus berikut:
Penjumlahan vektor dengan cara analitis merupakan penjumlahan
menggunakan perhitungan rumus.
 Penjumlahan Dua Vektor yang Mengapit Sudut
Dua buah vektor, A dan B, yang satu sama lain mengapit sudut seperti yang
diperlihatkan pada gambar di bawah (gambar pertama). Maka dengan
menggunakan metode jajargenjang dapat diperoleh resultannya seperti pada
gambar kedua.
Dua Vektor yang Mengapit Sudut
Sehingga untuk mencari besar resultannya, dapat digunakan persamaan berikut
ini:
Arah resultan dapat ditentukan menggunakan aturan sinus seperti berikut ini:
dengan θ adalah sudut antara vektor A dan B, α adalah sudut antara vektor A dan
resultan R, β adalah sudut antara B dan resultan R, sedangkan A dan B adalah
besar masing-masing vektor. Sementara itu, untuk menghitung nilai selisih antara
vektor A dan B digunakan persamaan untuk mencari besar resultan di atas dengan
mengganti θ menjadi 180 – θ. Oleh karena cos (180° – θ ) = –cos θ sehingga
diperoleh persamaan seperti berikut ini:
 Penjumlahan vektor metode jajar genjang
Gambar diatas menunjukkan penjumlahan dua vektor A dan B. Dengan
menggunakan persamaan tertentu, dapat diketahui besar dan arah resultan kedua
vektor tersebut. Persamaan tersebut diperoleh dengan menerapkan aturan cosinus
pada segitiga OPR, sehingga dihasilkan:
(OR)2 = (OP)2+ (PR)2 – 2 (OP)(PR) cos (180o– α)
= (OP)2+ (PR)2– 2 (OP)(PR)(–cos α)
(OR)2 = (OP)2+ (PR)2+ 2 (OP)(PR)cos α
Diketahui bahwa OP = A, PR = OQ = B, OR = R, sehingga:
𝑅2
= √ 𝐴2 + 𝐵2 + 2𝐴𝐵𝑐𝑜𝑠 𝛼
R adalah diagonal panjang jajaran genjang, jika α lancip. Sementara itu, α
adalah sudut terkecil yang dibentuk oleh A dan B.
Sebuah vektor mempunyai besar dan arah. Jadi setelah mengetahui besarnya, kita
perlu menentukan arah dan resultan vektor tersebut. Arah R dapat ditentukan oleh
sudut antara R dan A atau R dan B. Misalnya sudut θ merupakan sudut yang
dibentuk R dan A, maka dengan menggunakan aturan sinus pada segitiga OPR
akan diperoleh:
Sehingga :
Dengan menggunakan persamaan tersebut, maka besar sudut θ dapat diketahui.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Papan penumpu
2. Dua buah alat penumpu
3. Busur derajat
4. Penggaris
5. Beban
6. Benang
7. Gunting
D. LANGKAH PERCOBAAN
1. Siapkan benang lalu gunting masing-masing
2. Ujung benang diikatkan pada beban bercela/pengait
3. Lalu ke dua beban bercela yang sudah diikat di gantung pada
beban bercela yag sudah tersedia
4. Kemudian beban ke -3 di letakan di tengah –tengah beban 1 dan 2
dan membentuk sudut
5. Selanjutnya, menyediakan busur untuk mengukur sudut
6. Seperti gambar di bawah ini
7. Masukan hasil pengamatan dalam tabel pengamatan.
E. HASIL PENGAMATAN
𝐹𝑅 pengamatan Alpha 𝐹𝑅 hitung KR=
𝐹 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡−𝐹 ℎ𝑖𝑡𝑖𝑛𝑔
𝐹 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
x 100 %
0,49 N 110 0.57 N 14 %
0,98 N 75 0.85 N 13 %
0,59 N 120 0.87 N 32 %
F. ANALISDIS DATA
1) Percobaan 1
Dik :
m1 = 0,05 kg
m2 = 0,05 kg
m3 = 0,05 kg
∅ = 110°
g = 9,8 m/s2
Dit = F1 ,F2 , F3 ,FR dan KR?
F1 = m1 x g
= 0,05 x 9,8
= 0,49 N
F2 = m2 x g
= 0,05 x 9,8
= 0,49 N
F3 = m3 x g
= 0,05 x 9,8
= 0,49 N
FR = √ 𝐹12 + 𝐹2
2
+ 2𝐹1. 𝐹2cos110
= √0,49 𝑁2 + 0,49 𝑁
2
+ 2 (0,49 .0,49 )cos110
= √0,24 𝑁 + 0,24 𝑁+ (−0,16 )
= √0,24 𝑁 + 0,24 𝑁+ (−0,16 )
= √0,32
= 0,57 N
KR =
𝐹 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 –𝐹𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡
𝐹 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
x 100 %
=
0,57 𝑁 –0,49 𝑁
0,57 𝑁
x 100 %
=
0,08 𝑁
0,57 𝑁
x 100 %
= 0,14 x 100 %
= 14 %
2) Percobaan II
Dik : m1 = 0,05 kg
m2 = 0,06 kg
m3 = 0,1 kg
∅ = 75 °
g = 9,8 m/s2
Dit = F1 ,F2 , F3 ,FR dan KR?
F1 = m1 x g
= 0,05 x 9,8
= 0,49 N
F2 = m2 x g
= 0,06 x 9,8
= 0,59 N
F3 = m3 x g
= 0,1 x 9,8
= 0,98 N
FR = √ 𝐹12 + 𝐹2
2
+ 2𝐹1. 𝐹2cos75 °
= √0,49 𝑁2 + 0,59 𝑁
2
+ 2(0,49 𝑁 𝑥 0,59 )cos75 °
= √0,24 𝑁 + 0,34 𝑁 + 0,15
= √0,73
= 0, 85 N
KR =
𝐹 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡−𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
𝐹 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡
x 100 %
=
0,98 −0,85
0,98
x 100 %
=
0,13
0,98
x 100 %
= 0,13 x 100 %
= 13 %
3) Percobaan III
Dik : m1 =0,07 kg
m2 =0,1 kg
m3 = 0,06 kg
∅ = 120 °
g = 9,8 m/s2
Dit = F1 ,F2 , F3 ,FR dan KR?
F1 = m1 x g
= 0,07 x 9,8
= 0,69 N
F2 = m2 x g
= 0,1 x 9,8
= 0,98N
F3 = m3 x g
= 0,06 x 9,8
= 0,59 N
R = √ 𝐹12 + 𝐹2
2
+ 2𝐹1. 𝐹2cos120
= √0,69 𝑁 2 + 0,98 𝑁
2
+ 2( 0,69 𝑥 0,98 )cos120
= √0,48 𝑁 + 0,96 𝑁 + ( −0,68
= √0,76
=0,87
KR =
𝐹 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 –𝐹𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡
𝐹 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
x 100 %
=
0,87−0,59
0,87
x 100 %
=
0,28
0,87
x 100 %
= 0,32 x 100 %
= 32 %
G. PERTANYAAN
1. Apa yang terjadi jika gaya pada m1, m2 dan R dirubah?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi besar kecilnya alfa?
3. Bandingkan antara R hasil perhitungan dengan R pengamatan?
H. PEMBAHASAN
Dari percobaan 1, 2, dan 3 yang telah dilakukan bahwa nilai F1,F2, F3
menpengaruhi sudut alpha. Perbandingan antara R hasil pengamatan dengan
R hasil perhitungan, lebih besar hasil perhitungan dibandingkan hasil
pengamatan. Untuk masaa pada percobaan 1 massa harus sama, sedangkan
pada percobaan 2 massa m1 dan m2 lebh kecil di bandingkan m3, dan pada
percobaan 3 m2 lebih besar dari pada m1 dan m2. Untuk mencari nilai F
hitung menggunakan persamaan =
R = √ 𝑭 𝟏
𝟐
+ 𝑭 𝟐
𝟐
+ 𝟐 𝑭 𝟏 𝑭 𝟐 𝒄𝒐𝒔 𝜶
sehingga menghasilkan nilai F perhitungan berturut 0.57 N , 0.85 N dan
0.87N. Sedangkan F pengamat menggunakan rumus F = m.g, dari rumus
tersebut menghasilkan F pengamat berturut-turut 0,49, 0,98, 0,59. Nilai m3
tidak dimasukkan pada F hitung karna m3 hanya sebagi pembanding. Jika m1,
m2 berbeda maka sudut alpha juga akan berbeda.
KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan nilai 𝒎𝟏, 𝒎𝟐, 𝒎𝟑 mempengaruhi
sudut alpha.
SARAN
Ada baiknya ketika melakukan percobaan semua alat percobaan harus
lengkap, supaya praktikum berjalan dengan lancar, dan untuk asparak,
seharusnya ada asprak pengganti (cadangan ) ketika yang satu tidak masuk yang
satunya masuk untuk membantu, serta buat teman-teman memperhatiakan
praktikum dengan baik.
DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA
Dosen-Dosen Fisika FMIPA ITS. 2008. FISIKA I. Surabaya: Institut Teknologi
Sepuluh Nopember.
Widodo, Tri. 2009. FISIKA untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional

More Related Content

What's hot

Ilmu ukur tanah pertemuan keempat.teknik pertambangan STTNAS YOgyakarta.
Ilmu ukur tanah pertemuan keempat.teknik pertambangan STTNAS YOgyakarta.Ilmu ukur tanah pertemuan keempat.teknik pertambangan STTNAS YOgyakarta.
Ilmu ukur tanah pertemuan keempat.teknik pertambangan STTNAS YOgyakarta.Mario Yuven
 
Konversi koordinat kutub ke koordinat kartesius dan sebalikinya
Konversi koordinat kutub ke koordinat kartesius dan sebalikinyaKonversi koordinat kutub ke koordinat kartesius dan sebalikinya
Konversi koordinat kutub ke koordinat kartesius dan sebalikinyaLuqman Aziz
 
Bab i-sistem-koordinat
Bab i-sistem-koordinatBab i-sistem-koordinat
Bab i-sistem-koordinatMira Agustina
 
koordinat tabung dan bola
koordinat tabung dan bolakoordinat tabung dan bola
koordinat tabung dan bolalinda_rosalina
 
Bab 6 trigonometri (cynthia b s)
Bab 6 trigonometri (cynthia b s)Bab 6 trigonometri (cynthia b s)
Bab 6 trigonometri (cynthia b s)Cynthia Barbara
 
Modul 8 TRIGONOMETRI
Modul 8 TRIGONOMETRIModul 8 TRIGONOMETRI
Modul 8 TRIGONOMETRIshinobi12
 
Powerpoint koordinat kutub
Powerpoint koordinat kutubPowerpoint koordinat kutub
Powerpoint koordinat kutubroysmahajani
 
Penerapan Igt Dalam Koordinat Tabung
Penerapan Igt Dalam Koordinat TabungPenerapan Igt Dalam Koordinat Tabung
Penerapan Igt Dalam Koordinat TabungSubhan Sabar
 
Ilmu ukur tanah pertemuan kedua.teknik pertambangan STTNAS YOgyakarta.
Ilmu ukur tanah pertemuan kedua.teknik pertambangan STTNAS YOgyakarta.Ilmu ukur tanah pertemuan kedua.teknik pertambangan STTNAS YOgyakarta.
Ilmu ukur tanah pertemuan kedua.teknik pertambangan STTNAS YOgyakarta.Mario Yuven
 
[Materi] trigonometri pertemuan 8
[Materi] trigonometri pertemuan 8[Materi] trigonometri pertemuan 8
[Materi] trigonometri pertemuan 8Ana Sugiyarti
 
Mtk Trigonometri
Mtk TrigonometriMtk Trigonometri
Mtk Trigonometri555
 

What's hot (19)

Ilmu ukur tanah pertemuan keempat.teknik pertambangan STTNAS YOgyakarta.
Ilmu ukur tanah pertemuan keempat.teknik pertambangan STTNAS YOgyakarta.Ilmu ukur tanah pertemuan keempat.teknik pertambangan STTNAS YOgyakarta.
Ilmu ukur tanah pertemuan keempat.teknik pertambangan STTNAS YOgyakarta.
 
Trigonometri
TrigonometriTrigonometri
Trigonometri
 
Konversi koordinat kutub ke koordinat kartesius dan sebalikinya
Konversi koordinat kutub ke koordinat kartesius dan sebalikinyaKonversi koordinat kutub ke koordinat kartesius dan sebalikinya
Konversi koordinat kutub ke koordinat kartesius dan sebalikinya
 
Bab i-sistem-koordinat
Bab i-sistem-koordinatBab i-sistem-koordinat
Bab i-sistem-koordinat
 
koordinat tabung dan bola
koordinat tabung dan bolakoordinat tabung dan bola
koordinat tabung dan bola
 
Kelas x bab 8
Kelas x bab 8Kelas x bab 8
Kelas x bab 8
 
Bab 6 trigonometri (cynthia b s)
Bab 6 trigonometri (cynthia b s)Bab 6 trigonometri (cynthia b s)
Bab 6 trigonometri (cynthia b s)
 
Modul 8 TRIGONOMETRI
Modul 8 TRIGONOMETRIModul 8 TRIGONOMETRI
Modul 8 TRIGONOMETRI
 
3 Vektor Posisi
3 Vektor Posisi3 Vektor Posisi
3 Vektor Posisi
 
Powerpoint koordinat kutub
Powerpoint koordinat kutubPowerpoint koordinat kutub
Powerpoint koordinat kutub
 
Trigonometri
TrigonometriTrigonometri
Trigonometri
 
Penerapan Igt Dalam Koordinat Tabung
Penerapan Igt Dalam Koordinat TabungPenerapan Igt Dalam Koordinat Tabung
Penerapan Igt Dalam Koordinat Tabung
 
Ilmu ukur tanah pertemuan kedua.teknik pertambangan STTNAS YOgyakarta.
Ilmu ukur tanah pertemuan kedua.teknik pertambangan STTNAS YOgyakarta.Ilmu ukur tanah pertemuan kedua.teknik pertambangan STTNAS YOgyakarta.
Ilmu ukur tanah pertemuan kedua.teknik pertambangan STTNAS YOgyakarta.
 
Pertemuan 8 bentuk koordinat
Pertemuan 8   bentuk koordinatPertemuan 8   bentuk koordinat
Pertemuan 8 bentuk koordinat
 
Bab i-sistem-koordinat
Bab i-sistem-koordinatBab i-sistem-koordinat
Bab i-sistem-koordinat
 
[Materi] trigonometri pertemuan 8
[Materi] trigonometri pertemuan 8[Materi] trigonometri pertemuan 8
[Materi] trigonometri pertemuan 8
 
trigonometri Powerpoint
trigonometri Powerpointtrigonometri Powerpoint
trigonometri Powerpoint
 
Mtk Trigonometri
Mtk TrigonometriMtk Trigonometri
Mtk Trigonometri
 
Trigonometri
TrigonometriTrigonometri
Trigonometri
 

Similar to Penjumlahan vektor

Vektor dan Medan Vektor
Vektor dan Medan VektorVektor dan Medan Vektor
Vektor dan Medan VektorKelinci Coklat
 
T r a n s f o r m a s i
T r a n s f o r m a s iT r a n s f o r m a s i
T r a n s f o r m a s ikusnadiyoan
 
Ayunan matematis-baru1
Ayunan matematis-baru1Ayunan matematis-baru1
Ayunan matematis-baru1Posoagoes Rom
 
Makalah fisika terapan
Makalah fisika terapanMakalah fisika terapan
Makalah fisika terapanArief Nuryadi
 
Rangkuman materi isometri lanjutan
Rangkuman materi isometri lanjutanRangkuman materi isometri lanjutan
Rangkuman materi isometri lanjutanNia Matus
 
Modul kelas x unit 2 vektor
Modul kelas x unit 2 vektorModul kelas x unit 2 vektor
Modul kelas x unit 2 vektorEKO SUPRIYADI
 
Materi 1 Besaran, satuan dan vektor.pptx
Materi 1 Besaran, satuan dan vektor.pptxMateri 1 Besaran, satuan dan vektor.pptx
Materi 1 Besaran, satuan dan vektor.pptximammas852
 
Pencerminan geser fix
Pencerminan geser fixPencerminan geser fix
Pencerminan geser fixNia Matus
 
DETEKSI POLA SEBARAN TITIK SPASIAL SECARA REGULER MELALUI PENELUSURAN FUNGSI ...
DETEKSI POLA SEBARAN TITIK SPASIAL SECARA REGULER MELALUI PENELUSURAN FUNGSI ...DETEKSI POLA SEBARAN TITIK SPASIAL SECARA REGULER MELALUI PENELUSURAN FUNGSI ...
DETEKSI POLA SEBARAN TITIK SPASIAL SECARA REGULER MELALUI PENELUSURAN FUNGSI ...Repository Ipb
 
Diktat fisika-dasar
Diktat fisika-dasarDiktat fisika-dasar
Diktat fisika-dasarMario Yuven
 
3 regresi and-korelasi_berganda.ppt
3 regresi and-korelasi_berganda.ppt3 regresi and-korelasi_berganda.ppt
3 regresi and-korelasi_berganda.pptaliff_aimann
 

Similar to Penjumlahan vektor (20)

fungsi trigonometri
fungsi trigonometrifungsi trigonometri
fungsi trigonometri
 
TRIGONOMETRI KE-1.pptx
TRIGONOMETRI KE-1.pptxTRIGONOMETRI KE-1.pptx
TRIGONOMETRI KE-1.pptx
 
Un fisika 2004
Un fisika 2004Un fisika 2004
Un fisika 2004
 
Vektor dan Medan Vektor
Vektor dan Medan VektorVektor dan Medan Vektor
Vektor dan Medan Vektor
 
76495211 modul-matematika-trigonometri
76495211 modul-matematika-trigonometri76495211 modul-matematika-trigonometri
76495211 modul-matematika-trigonometri
 
T r a n s f o r m a s i
T r a n s f o r m a s iT r a n s f o r m a s i
T r a n s f o r m a s i
 
Materi fisika kelas x bab 1 - 3
Materi fisika kelas x bab 1 - 3Materi fisika kelas x bab 1 - 3
Materi fisika kelas x bab 1 - 3
 
Ayunan matematis-baru1
Ayunan matematis-baru1Ayunan matematis-baru1
Ayunan matematis-baru1
 
Makalah fisika terapan
Makalah fisika terapanMakalah fisika terapan
Makalah fisika terapan
 
Trigonometri
TrigonometriTrigonometri
Trigonometri
 
Rangkuman materi isometri lanjutan
Rangkuman materi isometri lanjutanRangkuman materi isometri lanjutan
Rangkuman materi isometri lanjutan
 
materi fisika dasar
materi fisika dasarmateri fisika dasar
materi fisika dasar
 
Smart solution
Smart solutionSmart solution
Smart solution
 
Modul kelas x unit 2 vektor
Modul kelas x unit 2 vektorModul kelas x unit 2 vektor
Modul kelas x unit 2 vektor
 
Solusi prov-2009
Solusi prov-2009Solusi prov-2009
Solusi prov-2009
 
Materi 1 Besaran, satuan dan vektor.pptx
Materi 1 Besaran, satuan dan vektor.pptxMateri 1 Besaran, satuan dan vektor.pptx
Materi 1 Besaran, satuan dan vektor.pptx
 
Pencerminan geser fix
Pencerminan geser fixPencerminan geser fix
Pencerminan geser fix
 
DETEKSI POLA SEBARAN TITIK SPASIAL SECARA REGULER MELALUI PENELUSURAN FUNGSI ...
DETEKSI POLA SEBARAN TITIK SPASIAL SECARA REGULER MELALUI PENELUSURAN FUNGSI ...DETEKSI POLA SEBARAN TITIK SPASIAL SECARA REGULER MELALUI PENELUSURAN FUNGSI ...
DETEKSI POLA SEBARAN TITIK SPASIAL SECARA REGULER MELALUI PENELUSURAN FUNGSI ...
 
Diktat fisika-dasar
Diktat fisika-dasarDiktat fisika-dasar
Diktat fisika-dasar
 
3 regresi and-korelasi_berganda.ppt
3 regresi and-korelasi_berganda.ppt3 regresi and-korelasi_berganda.ppt
3 regresi and-korelasi_berganda.ppt
 

More from KLOTILDAJENIRITA

More from KLOTILDAJENIRITA (20)

Percobaan pembiasan pada lensa cembbung
Percobaan pembiasan pada lensa cembbungPercobaan pembiasan pada lensa cembbung
Percobaan pembiasan pada lensa cembbung
 
Percobaan gerak melingkar
Percobaan gerak melingkarPercobaan gerak melingkar
Percobaan gerak melingkar
 
Percobaan gerak lurus beraturan
Percobaan gerak lurus beraturanPercobaan gerak lurus beraturan
Percobaan gerak lurus beraturan
 
Percobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebasPercobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebas
 
Percobaan asas black (kalorimeter)
Percobaan asas black (kalorimeter)Percobaan asas black (kalorimeter)
Percobaan asas black (kalorimeter)
 
Pemuaian
PemuaianPemuaian
Pemuaian
 
Percobaan pemantulan cermin cekung
Percobaan pemantulan cermin cekungPercobaan pemantulan cermin cekung
Percobaan pemantulan cermin cekung
 
Pesawat sederhana
Pesawat sederhanaPesawat sederhana
Pesawat sederhana
 
Momen gaya pada benda tidak salig sejajar
Momen gaya pada benda tidak salig sejajarMomen gaya pada benda tidak salig sejajar
Momen gaya pada benda tidak salig sejajar
 
Massa jenis zat cair
Massa jenis zat cairMassa jenis zat cair
Massa jenis zat cair
 
Hukum hock
Hukum hockHukum hock
Hukum hock
 
Ghs laporan
Ghs laporanGhs laporan
Ghs laporan
 
Gerak harmonis pegas
Gerak harmonis pegasGerak harmonis pegas
Gerak harmonis pegas
 
Gerak harmonik sederhana pada pegas
Gerak harmonik sederhana pada pegasGerak harmonik sederhana pada pegas
Gerak harmonik sederhana pada pegas
 
Gerak harmonik sederhana pada pegas copy
Gerak harmonik sederhana pada pegas   copyGerak harmonik sederhana pada pegas   copy
Gerak harmonik sederhana pada pegas copy
 
Gaya gesek copy
Gaya gesek   copyGaya gesek   copy
Gaya gesek copy
 
Tekanan hidrostatis
Tekanan hidrostatisTekanan hidrostatis
Tekanan hidrostatis
 
Rpp perpindahan kalor
Rpp perpindahan kalorRpp perpindahan kalor
Rpp perpindahan kalor
 
Rpp hukum newton
Rpp hukum newtonRpp hukum newton
Rpp hukum newton
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 

Recently uploaded

PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...nuraji51
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 

Recently uploaded (20)

PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 

Penjumlahan vektor

  • 1. PENJUMLAHAN VEKTOR A. TUJUAN PERCOBAAN Menenetukan nilai resultan dua buah vektor atau lebih B. DASAR TEORI Besaran fisika yang mempunyai arah seperti misalnya kecepatan, gaya, medan listrik, dan lain sebagainya, lazim dinyatakan dengan apa yang dinamakan veKtor, yang symbol geometrisnya berwujud anak panah dan secara aljabar berupa jajar bilangan-bilangan yang menyatakan komponen-komponennya. Secara umum, besaran fisika yang mempunyai arah, dinyatakan sebagai vector yang berupa anak panah yang arahnya sejajar dengan arah besaran fisika itu dan panjangnya sebanding serta menyatakan besarnya besaranfisika tersebut (Peter Soedojo, 1995 : 2). Resultan dua buah vektor dapat di hitung dengan rumus berikut: Penjumlahan vektor dengan cara analitis merupakan penjumlahan menggunakan perhitungan rumus.  Penjumlahan Dua Vektor yang Mengapit Sudut Dua buah vektor, A dan B, yang satu sama lain mengapit sudut seperti yang diperlihatkan pada gambar di bawah (gambar pertama). Maka dengan menggunakan metode jajargenjang dapat diperoleh resultannya seperti pada gambar kedua. Dua Vektor yang Mengapit Sudut
  • 2. Sehingga untuk mencari besar resultannya, dapat digunakan persamaan berikut ini: Arah resultan dapat ditentukan menggunakan aturan sinus seperti berikut ini: dengan θ adalah sudut antara vektor A dan B, α adalah sudut antara vektor A dan resultan R, β adalah sudut antara B dan resultan R, sedangkan A dan B adalah besar masing-masing vektor. Sementara itu, untuk menghitung nilai selisih antara vektor A dan B digunakan persamaan untuk mencari besar resultan di atas dengan mengganti θ menjadi 180 – θ. Oleh karena cos (180° – θ ) = –cos θ sehingga diperoleh persamaan seperti berikut ini:  Penjumlahan vektor metode jajar genjang Gambar diatas menunjukkan penjumlahan dua vektor A dan B. Dengan menggunakan persamaan tertentu, dapat diketahui besar dan arah resultan kedua vektor tersebut. Persamaan tersebut diperoleh dengan menerapkan aturan cosinus pada segitiga OPR, sehingga dihasilkan: (OR)2 = (OP)2+ (PR)2 – 2 (OP)(PR) cos (180o– α) = (OP)2+ (PR)2– 2 (OP)(PR)(–cos α)
  • 3. (OR)2 = (OP)2+ (PR)2+ 2 (OP)(PR)cos α Diketahui bahwa OP = A, PR = OQ = B, OR = R, sehingga: 𝑅2 = √ 𝐴2 + 𝐵2 + 2𝐴𝐵𝑐𝑜𝑠 𝛼 R adalah diagonal panjang jajaran genjang, jika α lancip. Sementara itu, α adalah sudut terkecil yang dibentuk oleh A dan B. Sebuah vektor mempunyai besar dan arah. Jadi setelah mengetahui besarnya, kita perlu menentukan arah dan resultan vektor tersebut. Arah R dapat ditentukan oleh sudut antara R dan A atau R dan B. Misalnya sudut θ merupakan sudut yang dibentuk R dan A, maka dengan menggunakan aturan sinus pada segitiga OPR akan diperoleh: Sehingga : Dengan menggunakan persamaan tersebut, maka besar sudut θ dapat diketahui. C. ALAT DAN BAHAN 1. Papan penumpu 2. Dua buah alat penumpu 3. Busur derajat
  • 4. 4. Penggaris 5. Beban 6. Benang 7. Gunting D. LANGKAH PERCOBAAN 1. Siapkan benang lalu gunting masing-masing 2. Ujung benang diikatkan pada beban bercela/pengait 3. Lalu ke dua beban bercela yang sudah diikat di gantung pada beban bercela yag sudah tersedia 4. Kemudian beban ke -3 di letakan di tengah –tengah beban 1 dan 2 dan membentuk sudut 5. Selanjutnya, menyediakan busur untuk mengukur sudut 6. Seperti gambar di bawah ini 7. Masukan hasil pengamatan dalam tabel pengamatan. E. HASIL PENGAMATAN 𝐹𝑅 pengamatan Alpha 𝐹𝑅 hitung KR= 𝐹 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡−𝐹 ℎ𝑖𝑡𝑖𝑛𝑔 𝐹 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 x 100 % 0,49 N 110 0.57 N 14 % 0,98 N 75 0.85 N 13 % 0,59 N 120 0.87 N 32 %
  • 5. F. ANALISDIS DATA 1) Percobaan 1 Dik : m1 = 0,05 kg m2 = 0,05 kg m3 = 0,05 kg ∅ = 110° g = 9,8 m/s2 Dit = F1 ,F2 , F3 ,FR dan KR? F1 = m1 x g = 0,05 x 9,8 = 0,49 N F2 = m2 x g = 0,05 x 9,8 = 0,49 N F3 = m3 x g = 0,05 x 9,8 = 0,49 N FR = √ 𝐹12 + 𝐹2 2 + 2𝐹1. 𝐹2cos110 = √0,49 𝑁2 + 0,49 𝑁 2 + 2 (0,49 .0,49 )cos110 = √0,24 𝑁 + 0,24 𝑁+ (−0,16 ) = √0,24 𝑁 + 0,24 𝑁+ (−0,16 ) = √0,32 = 0,57 N KR = 𝐹 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 –𝐹𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡 𝐹 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 x 100 % = 0,57 𝑁 –0,49 𝑁 0,57 𝑁 x 100 % = 0,08 𝑁 0,57 𝑁 x 100 % = 0,14 x 100 % = 14 %
  • 6. 2) Percobaan II Dik : m1 = 0,05 kg m2 = 0,06 kg m3 = 0,1 kg ∅ = 75 ° g = 9,8 m/s2 Dit = F1 ,F2 , F3 ,FR dan KR? F1 = m1 x g = 0,05 x 9,8 = 0,49 N F2 = m2 x g = 0,06 x 9,8 = 0,59 N F3 = m3 x g = 0,1 x 9,8 = 0,98 N FR = √ 𝐹12 + 𝐹2 2 + 2𝐹1. 𝐹2cos75 ° = √0,49 𝑁2 + 0,59 𝑁 2 + 2(0,49 𝑁 𝑥 0,59 )cos75 ° = √0,24 𝑁 + 0,34 𝑁 + 0,15 = √0,73 = 0, 85 N KR = 𝐹 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡−𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝐹 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡 x 100 % = 0,98 −0,85 0,98 x 100 % = 0,13 0,98 x 100 % = 0,13 x 100 % = 13 %
  • 7. 3) Percobaan III Dik : m1 =0,07 kg m2 =0,1 kg m3 = 0,06 kg ∅ = 120 ° g = 9,8 m/s2 Dit = F1 ,F2 , F3 ,FR dan KR? F1 = m1 x g = 0,07 x 9,8 = 0,69 N F2 = m2 x g = 0,1 x 9,8 = 0,98N F3 = m3 x g = 0,06 x 9,8 = 0,59 N R = √ 𝐹12 + 𝐹2 2 + 2𝐹1. 𝐹2cos120 = √0,69 𝑁 2 + 0,98 𝑁 2 + 2( 0,69 𝑥 0,98 )cos120 = √0,48 𝑁 + 0,96 𝑁 + ( −0,68 = √0,76 =0,87 KR = 𝐹 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 –𝐹𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡 𝐹 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 x 100 % = 0,87−0,59 0,87 x 100 % = 0,28 0,87 x 100 % = 0,32 x 100 % = 32 % G. PERTANYAAN 1. Apa yang terjadi jika gaya pada m1, m2 dan R dirubah? 2. Apa saja faktor yang mempengaruhi besar kecilnya alfa?
  • 8. 3. Bandingkan antara R hasil perhitungan dengan R pengamatan? H. PEMBAHASAN Dari percobaan 1, 2, dan 3 yang telah dilakukan bahwa nilai F1,F2, F3 menpengaruhi sudut alpha. Perbandingan antara R hasil pengamatan dengan R hasil perhitungan, lebih besar hasil perhitungan dibandingkan hasil pengamatan. Untuk masaa pada percobaan 1 massa harus sama, sedangkan pada percobaan 2 massa m1 dan m2 lebh kecil di bandingkan m3, dan pada percobaan 3 m2 lebih besar dari pada m1 dan m2. Untuk mencari nilai F hitung menggunakan persamaan = R = √ 𝑭 𝟏 𝟐 + 𝑭 𝟐 𝟐 + 𝟐 𝑭 𝟏 𝑭 𝟐 𝒄𝒐𝒔 𝜶 sehingga menghasilkan nilai F perhitungan berturut 0.57 N , 0.85 N dan 0.87N. Sedangkan F pengamat menggunakan rumus F = m.g, dari rumus tersebut menghasilkan F pengamat berturut-turut 0,49, 0,98, 0,59. Nilai m3 tidak dimasukkan pada F hitung karna m3 hanya sebagi pembanding. Jika m1, m2 berbeda maka sudut alpha juga akan berbeda. KESIMPULAN Dari percobaan yang telah dilakukan nilai 𝒎𝟏, 𝒎𝟐, 𝒎𝟑 mempengaruhi sudut alpha. SARAN Ada baiknya ketika melakukan percobaan semua alat percobaan harus lengkap, supaya praktikum berjalan dengan lancar, dan untuk asparak, seharusnya ada asprak pengganti (cadangan ) ketika yang satu tidak masuk yang satunya masuk untuk membantu, serta buat teman-teman memperhatiakan praktikum dengan baik.
  • 10. DAFTAR PUSTAKA Dosen-Dosen Fisika FMIPA ITS. 2008. FISIKA I. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Widodo, Tri. 2009. FISIKA untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional