SlideShare a Scribd company logo
BAB II
EJAAN
1.1 Pengertian dan Ranah Ejaan
Ejaan atau tata cara menulis bahasa Indonesia dengan huruf Latin ketiga kali dibakukan
secara resmi pada tahun 1972, setelah berlakunya Ejaan Van Ophuijsen (1901) dan ejaan
Soewandi (1947). Pada tahun 1975 dikeluarkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan yang menguraikan kaidah ejaan yang baru itu secara terinci dan
lengkap. Jika kita menerapkan patokan pembakuan yang terurai di atas, maka dapat
dikemukakan pendapat bahwa kaidah ejaan kita sudah seragam, dasar penyusunannya
memenuhi syarat kecendekiaan, tetapi pelaksanaannya belum mantap.
Ejaan adalah keseluruhan pelambangan bunyi bahasa, penggabungan dan pemisahan
kata, penempatan tanda baca dalam tataran satuan bahasa. Pengertian senada dengan KBBI
(2005:205), Ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi dalam bentuk
huruf serta penggunaan tanda baca dalam tataran wacana. Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia merupakan rambu-rambu untuk menuliskan bahasa tulis baku.
Ranah atau lingkup dari ejaan bahasa Indonesia mencakup beberapa hal di antaranya:
1) pemakaian huruf kapital, huruf miring, dan huruf tebal;
2) penulisan kata;
3) penulisan unsur serapan; dan
4) pemakaian tanda baca.
1.2 Pemakaian Huruf Kapital, Miring, dan Tebal
1.2.1 Huruf Kapital
Aksara Latin mengenal huruf kapital dan huruf kecil. Huruf kapital tidak identik
dengan huruf besar, meskipun istilah biasa diperlawankan dengan huruf kecil. Istilah huruf
kapital digunakan untuk menandai satu bentuk huruf yang memiliki fungsi berbeda dalam
kata atau kalimat. Secara fonemis huruf kapital tetap diujarkan sama dengan huruf kecil.
Huruf A (kapital) secara fonemis sebunyi dengan a (kecil), tetapi karena fungsinya berlainan
tampilan grafisnya berbeda. Penggunaan huruf kapital terdiri dari beberapa bagian, di
antaranya, huruf kapital digunakan pada awal kalimat, nama orang, nama geografis, dan lain-
lain. Secara umum penggunaan huruf kapital tidak menimbulkan permasalahan.
1.2.2 Huruf Miring
Sebuah huruf, kata, atau kalimat ditulis dengan huruf miring untuk membedakan dari
huruf, kata, atau kalimat lain dalam sebuah kata, kalimat, paragraf, atau karangan utuh. Huruf
yang dicetak miring adalah penanda yang mengacu pada beberapa informasi, antara lain
sebagai penekanan, kutipan dari bahasa asing, istilah Latin, dan nama penerbitan yang ditulis
pada naskah (koran, majalah, dan lain-lain). Jika ditulis dengan menggunakan tulisan tangan,
huruf miring diganti dengan garis bawah. Garis bawah hendaknya ditulis per kata, bukan per
frasa atau kalimat.
Contoh:
(a) Artikelnya yang berjudul “Perkembangan Sains dan Teknologi di Indonesia” dimuat
pada koran Media Indonesia. (salah)
(b) Artikelnya yang berjudul “Perkembangan Sains dan Teknologi di Indonesia” dimuat
pada koran Media Indonesia. (benar)
(c) Artikelnya yang berjudul “Perkembangan Sains dan Teknologi di Indonesia” dimuat
pada koran Media Indonesia. (benar)
1.2.3 Huruf Tebal
Huruf tebal dapat digunakan dalam sebuah bentuk tulisan tentunya dengan maksud
tersendiri. Berikut penggunaan penulisan huruf tebal berdasarkan Peraturan Menteri
Pendidikan Republik Indonesia No. 46 Tahun 2009
1. Huruf tebal dalam cetakan dipakai untuk menuliskan judul buku, bab, bagian/subbab,
daftar isi, daftar tabel, daftar lambang, daftar pustaka, indeks, dan lampiran. Misalnya:
Judul : PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF
Bab : BAB I PENDAHULUAN
Bagian bab : 1.1 Latar Belakang Masalah
2. Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring. Misalnya:
Huruf dh, seperti dalam kata Ramadhan, tidak terdapat dalam ejaan bahasa Indonesia.
1.3 Penulisan Kata
Beberaapa hal yang termasuk ke dalam pembahasan tentang penulisan kata adalah
penulisan (1) kata dasar, (2) kata turunan, (3) kata ulang, (4) gabungan kata, (5) pemenggalan
kata, (6) kata depan, (7) partikel, (8) singkatan dan akronim, (9) angka dan bilangan, (10)
kata ganti. Kecuali gabungan kata, penulisan kata umumnya tidak menimbulkan
permasalahan. Oleh sebab itu, di sini hanya diuraikan secara singkat tentang gabungan kata
tersebut.
Gabungan kata yang lazim disebut sebagai kata majemuk, termasuk istilah khusus,
unsur-unsurnya ditulis terpisah. Misalnya: duta besar, mata kuliah, orang tua, kambing
hitam, rumah sakit, kecuali kata majemuk yang sudah senyawa, misalnya matahari, dan lain-
lain. Sementara itu, gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan
salah pengertian bisa ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian antara unsur
yang bersangkutan. Misalnya: alat pandang-dengar, orang-tua muda, buku-sejarah baru,
buku sejarah-baru, dan lain-lain.
1.4 Penulisan Unsur Serapan
Bahasa Indonesia diangkat dari bahasa Melayu. Di dalam perkembangannya bahasa ini
banyak menyerap dari bahasa lain, baik dari bahasa Nusantara maupun asing. Bahasa Sunda,
Jawa, dan Batak adalah tiga contoh bahasa Nusantara yang banyak memperkaya bahasa
Indonesia. Sementara itu, bahasa asing yang banyak diserap adalah bahasa Inggris, Belanda,
Portugis, Sanskerta, dan Arab.
Secara umum dapat dikatakan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa yang menulis
bunyi. Artinya, pelafalan kita terhadap sebuah kata asing, itulah yang ditulis dalam bahasa
Indonesia meskipun tidak sama (sebunyi) betul.
Contoh:
(a)patient (Inggris) menjadi pasien
(b)analysis (Inggris) menjadi analisis
(c)national (Inggris) menjadi nasional
Penulisan unsur serapan didasarkan pada dua pola yaitu tulisan dan lafal. Karena
bahasa Indonesia merupakan bahasa yang penulisan dan pelafalannya sama, setelah diserap
ke dalam bahasa Indonesia, kata-kata dilafalkan sesuai dengan tulisannya.
Contoh:
(a) biologi bukan biolohi
(b) energi bukan enerhi
(c) komputer bukan kompyuter
(d) unit bukan unit
1.5 Pemakaian Tanda Baca
Pemakaian tanda baca dalam kalimat sangat penting bukan hanya untuk ketertiban
gramatikal, melainkan juga bagaimana gagasan yang dikemukakan dapat disampaikan
dengan baik. Manusia memahami sesuatu dengan bahasa, tetapi karena bahasa pula manusia
bisa salah paham. Pemakaian tanda baca adalah salah satu cara untuk menghindari
kesalahpahaman tersebut.
Dalam ejaan bahasa Indonesia terdapat beberapa tanda baca yang dapat digunakan
dalam bahasa tulis, di antaranya:
(a) tanda titik (.)
(b) tanda koma (,)
(c) tanda titik koma (;)
(d) tanda titik dua (:)
(e) tanda hubung (-)
(f) tanda tanya (?)
(g) tanda seru (!)
(h) tanda elipsis (...)
(i) tanda petik (“...”)
(j) tanda kurung ((...))
(k) tanda garis miring (/)
Tanda baca tersebut adalah tanda baca yang sering digunakan dalam penulisan karya
tulis ilmiah. Masih terdapat beberapa tanda baca lainnya, tetapi jarang digunakan dalam
penulisan karya ilmiah.
Sumber:
Alwi, H. dkk. 2010. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Sosiokomunikasi, KK Ilmu Kemanusiaan, FSRD-ITB 2008. Metode Penulisan Ipteks.
Bandung Penerbit ITB.

More Related Content

What's hot

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Novi Fachrunnisa
 
Sejarah ejaan bahasa indonesia
Sejarah ejaan bahasa indonesiaSejarah ejaan bahasa indonesia
Sejarah ejaan bahasa indonesia
Rahmatia Azzindani
 
Bahasa baku bahasa indonesia
Bahasa baku bahasa indonesiaBahasa baku bahasa indonesia
Bahasa baku bahasa indonesia
jiah_siregar
 
23761859 makalah-bahasa-indonesia-eyd
23761859 makalah-bahasa-indonesia-eyd23761859 makalah-bahasa-indonesia-eyd
23761859 makalah-bahasa-indonesia-eyd
Katarina Yuliana
 
Powerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesiaPowerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesia
WaQhyoe Arryee
 
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
Ibrahim Naki
 

What's hot (20)

Ppt bahasa baku dan bahasa nonbaku
Ppt bahasa baku dan bahasa nonbakuPpt bahasa baku dan bahasa nonbaku
Ppt bahasa baku dan bahasa nonbaku
 
Metlit tatabahasa
Metlit tatabahasaMetlit tatabahasa
Metlit tatabahasa
 
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
 
Bab i pendahuluan
Bab i pendahuluanBab i pendahuluan
Bab i pendahuluan
 
Pembakuan bahasa
Pembakuan bahasaPembakuan bahasa
Pembakuan bahasa
 
Pengertian dan Fungsi Ejaan
Pengertian dan Fungsi EjaanPengertian dan Fungsi Ejaan
Pengertian dan Fungsi Ejaan
 
Peristilahan
PeristilahanPeristilahan
Peristilahan
 
Bahasa baku & Bahasa Resmi
Bahasa baku & Bahasa Resmi Bahasa baku & Bahasa Resmi
Bahasa baku & Bahasa Resmi
 
Ejaan
EjaanEjaan
Ejaan
 
Sejarah ejaan bahasa indonesia
Sejarah ejaan bahasa indonesiaSejarah ejaan bahasa indonesia
Sejarah ejaan bahasa indonesia
 
Ppt. bhs.indonesia
Ppt. bhs.indonesiaPpt. bhs.indonesia
Ppt. bhs.indonesia
 
Kata/Istilah Baku dan Tidak Baku
Kata/Istilah Baku dan Tidak BakuKata/Istilah Baku dan Tidak Baku
Kata/Istilah Baku dan Tidak Baku
 
Makalah Bahasa baku dan bahasa nonbaku
Makalah Bahasa baku dan bahasa nonbakuMakalah Bahasa baku dan bahasa nonbaku
Makalah Bahasa baku dan bahasa nonbaku
 
Bahasa baku bahasa indonesia
Bahasa baku bahasa indonesiaBahasa baku bahasa indonesia
Bahasa baku bahasa indonesia
 
23761859 makalah-bahasa-indonesia-eyd
23761859 makalah-bahasa-indonesia-eyd23761859 makalah-bahasa-indonesia-eyd
23761859 makalah-bahasa-indonesia-eyd
 
Ragam bahasa ilmiah
Ragam bahasa ilmiahRagam bahasa ilmiah
Ragam bahasa ilmiah
 
Powerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesiaPowerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesia
 
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
 
Ejaan dan Tanda Baca dalam Bahasa Indonesia
Ejaan dan Tanda Baca dalam Bahasa IndonesiaEjaan dan Tanda Baca dalam Bahasa Indonesia
Ejaan dan Tanda Baca dalam Bahasa Indonesia
 
PUEBI
PUEBIPUEBI
PUEBI
 

Similar to Bab ii ejaan bahasa indonesia

B.indonesia kelompokk
B.indonesia kelompokkB.indonesia kelompokk
B.indonesia kelompokk
taufiq99
 
Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia''
Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia''Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia''
Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia''
hsbpamungkas
 
Eyd banjarnegara
Eyd banjarnegaraEyd banjarnegara
Eyd banjarnegara
mbak-tabah
 

Similar to Bab ii ejaan bahasa indonesia (20)

Bahasa indonesia makalaah
Bahasa indonesia makalaahBahasa indonesia makalaah
Bahasa indonesia makalaah
 
Tata Tulis Karya Ilmiah
Tata Tulis Karya IlmiahTata Tulis Karya Ilmiah
Tata Tulis Karya Ilmiah
 
Ejaan Bahasa Indonesia.ppt
Ejaan Bahasa Indonesia.pptEjaan Bahasa Indonesia.ppt
Ejaan Bahasa Indonesia.ppt
 
Teknik Penulisan Karya Ilmiah.pptx
Teknik Penulisan Karya Ilmiah.pptxTeknik Penulisan Karya Ilmiah.pptx
Teknik Penulisan Karya Ilmiah.pptx
 
Makalah bahasa indonesia nadia
Makalah bahasa indonesia nadiaMakalah bahasa indonesia nadia
Makalah bahasa indonesia nadia
 
Ruang lingkup Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ruang lingkup Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)Ruang lingkup Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ruang lingkup Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
 
B.indonesia kelompokk
B.indonesia kelompokkB.indonesia kelompokk
B.indonesia kelompokk
 
Ejaan dan Tanda Baca.pdf
Ejaan dan Tanda Baca.pdfEjaan dan Tanda Baca.pdf
Ejaan dan Tanda Baca.pdf
 
Ejaan dan Tanda Baca.docx
Ejaan dan Tanda Baca.docxEjaan dan Tanda Baca.docx
Ejaan dan Tanda Baca.docx
 
Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia''
Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia''Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia''
Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia''
 
1
11
1
 
EJAAN BAHASA INDONESIA.pptx
EJAAN BAHASA INDONESIA.pptxEJAAN BAHASA INDONESIA.pptx
EJAAN BAHASA INDONESIA.pptx
 
Eyd
EydEyd
Eyd
 
S yuliani
S yulianiS yuliani
S yuliani
 
Ejaan 2
Ejaan 2Ejaan 2
Ejaan 2
 
Makalah dendi
Makalah dendiMakalah dendi
Makalah dendi
 
Materi kuliah B.Indonesia ke-2.pptx
Materi kuliah B.Indonesia ke-2.pptxMateri kuliah B.Indonesia ke-2.pptx
Materi kuliah B.Indonesia ke-2.pptx
 
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docxBAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
 
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docxBAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
 
Eyd banjarnegara
Eyd banjarnegaraEyd banjarnegara
Eyd banjarnegara
 

More from mudanp.com

More from mudanp.com (20)

Radikalisme terorisme
Radikalisme   terorismeRadikalisme   terorisme
Radikalisme terorisme
 
PARTAI POLITIK
PARTAI POLITIKPARTAI POLITIK
PARTAI POLITIK
 
PENGANTAR ILMU POLITIK - NEGARA
PENGANTAR ILMU POLITIK - NEGARAPENGANTAR ILMU POLITIK - NEGARA
PENGANTAR ILMU POLITIK - NEGARA
 
Pengantar ilmu politik
Pengantar ilmu politik Pengantar ilmu politik
Pengantar ilmu politik
 
13 bidang2 studi hukum
13 bidang2 studi hukum13 bidang2 studi hukum
13 bidang2 studi hukum
 
11 penemuan hukum
11 penemuan hukum11 penemuan hukum
11 penemuan hukum
 
12 hukum kekuasaan
12 hukum   kekuasaan12 hukum   kekuasaan
12 hukum kekuasaan
 
10 penerapan penegakan hukum
10 penerapan   penegakan hukum10 penerapan   penegakan hukum
10 penerapan penegakan hukum
 
09 sistem dan klasifikasi hukum
09 sistem dan klasifikasi hukum09 sistem dan klasifikasi hukum
09 sistem dan klasifikasi hukum
 
08 sumber hukum
08 sumber hukum08 sumber hukum
08 sumber hukum
 
07 asas asas hukum
07 asas asas hukum07 asas asas hukum
07 asas asas hukum
 
06 dasar mengikatnya hukum
06 dasar mengikatnya hukum06 dasar mengikatnya hukum
06 dasar mengikatnya hukum
 
05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum
05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum
05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum
 
04 hub manusia,masy,norma dg hukum
04 hub manusia,masy,norma dg hukum04 hub manusia,masy,norma dg hukum
04 hub manusia,masy,norma dg hukum
 
03 manusia, masyarakat, norma
03 manusia, masyarakat, norma03 manusia, masyarakat, norma
03 manusia, masyarakat, norma
 
02 ilmu hk,hk sbg ilmu,ciri keilmuan hk
02 ilmu hk,hk sbg ilmu,ciri keilmuan hk 02 ilmu hk,hk sbg ilmu,ciri keilmuan hk
02 ilmu hk,hk sbg ilmu,ciri keilmuan hk
 
01 pengantar ilmu hukum
01 pengantar ilmu hukum01 pengantar ilmu hukum
01 pengantar ilmu hukum
 
MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAMMATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
 
MUAMALAH PAI
MUAMALAH PAIMUAMALAH PAI
MUAMALAH PAI
 
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
 

Recently uploaded

PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 

Recently uploaded (20)

Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
RENCANA + Link2 MATERI  Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...RENCANA + Link2 MATERI  Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
RENCANA + Link2 MATERI Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
 
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
Bukti dukung E kinerja kepala sekolah.pdf
Bukti dukung E kinerja  kepala sekolah.pdfBukti dukung E kinerja  kepala sekolah.pdf
Bukti dukung E kinerja kepala sekolah.pdf
 
AKSI NYATA PENYEBARAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR
AKSI NYATA PENYEBARAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJARAKSI NYATA PENYEBARAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR
AKSI NYATA PENYEBARAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR
 
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGKERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
 
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptxSolusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
 
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptxModul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
 
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docxDokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
 
Nor Azizah_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Nor Azizah_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNor Azizah_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Nor Azizah_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 

Bab ii ejaan bahasa indonesia

  • 1. BAB II EJAAN 1.1 Pengertian dan Ranah Ejaan Ejaan atau tata cara menulis bahasa Indonesia dengan huruf Latin ketiga kali dibakukan secara resmi pada tahun 1972, setelah berlakunya Ejaan Van Ophuijsen (1901) dan ejaan Soewandi (1947). Pada tahun 1975 dikeluarkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang menguraikan kaidah ejaan yang baru itu secara terinci dan lengkap. Jika kita menerapkan patokan pembakuan yang terurai di atas, maka dapat dikemukakan pendapat bahwa kaidah ejaan kita sudah seragam, dasar penyusunannya memenuhi syarat kecendekiaan, tetapi pelaksanaannya belum mantap. Ejaan adalah keseluruhan pelambangan bunyi bahasa, penggabungan dan pemisahan kata, penempatan tanda baca dalam tataran satuan bahasa. Pengertian senada dengan KBBI (2005:205), Ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi dalam bentuk huruf serta penggunaan tanda baca dalam tataran wacana. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia merupakan rambu-rambu untuk menuliskan bahasa tulis baku. Ranah atau lingkup dari ejaan bahasa Indonesia mencakup beberapa hal di antaranya: 1) pemakaian huruf kapital, huruf miring, dan huruf tebal; 2) penulisan kata; 3) penulisan unsur serapan; dan 4) pemakaian tanda baca. 1.2 Pemakaian Huruf Kapital, Miring, dan Tebal 1.2.1 Huruf Kapital Aksara Latin mengenal huruf kapital dan huruf kecil. Huruf kapital tidak identik dengan huruf besar, meskipun istilah biasa diperlawankan dengan huruf kecil. Istilah huruf kapital digunakan untuk menandai satu bentuk huruf yang memiliki fungsi berbeda dalam kata atau kalimat. Secara fonemis huruf kapital tetap diujarkan sama dengan huruf kecil. Huruf A (kapital) secara fonemis sebunyi dengan a (kecil), tetapi karena fungsinya berlainan tampilan grafisnya berbeda. Penggunaan huruf kapital terdiri dari beberapa bagian, di antaranya, huruf kapital digunakan pada awal kalimat, nama orang, nama geografis, dan lain- lain. Secara umum penggunaan huruf kapital tidak menimbulkan permasalahan. 1.2.2 Huruf Miring Sebuah huruf, kata, atau kalimat ditulis dengan huruf miring untuk membedakan dari huruf, kata, atau kalimat lain dalam sebuah kata, kalimat, paragraf, atau karangan utuh. Huruf yang dicetak miring adalah penanda yang mengacu pada beberapa informasi, antara lain sebagai penekanan, kutipan dari bahasa asing, istilah Latin, dan nama penerbitan yang ditulis pada naskah (koran, majalah, dan lain-lain). Jika ditulis dengan menggunakan tulisan tangan, huruf miring diganti dengan garis bawah. Garis bawah hendaknya ditulis per kata, bukan per frasa atau kalimat.
  • 2. Contoh: (a) Artikelnya yang berjudul “Perkembangan Sains dan Teknologi di Indonesia” dimuat pada koran Media Indonesia. (salah) (b) Artikelnya yang berjudul “Perkembangan Sains dan Teknologi di Indonesia” dimuat pada koran Media Indonesia. (benar) (c) Artikelnya yang berjudul “Perkembangan Sains dan Teknologi di Indonesia” dimuat pada koran Media Indonesia. (benar) 1.2.3 Huruf Tebal Huruf tebal dapat digunakan dalam sebuah bentuk tulisan tentunya dengan maksud tersendiri. Berikut penggunaan penulisan huruf tebal berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia No. 46 Tahun 2009 1. Huruf tebal dalam cetakan dipakai untuk menuliskan judul buku, bab, bagian/subbab, daftar isi, daftar tabel, daftar lambang, daftar pustaka, indeks, dan lampiran. Misalnya: Judul : PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF Bab : BAB I PENDAHULUAN Bagian bab : 1.1 Latar Belakang Masalah 2. Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring. Misalnya: Huruf dh, seperti dalam kata Ramadhan, tidak terdapat dalam ejaan bahasa Indonesia. 1.3 Penulisan Kata Beberaapa hal yang termasuk ke dalam pembahasan tentang penulisan kata adalah penulisan (1) kata dasar, (2) kata turunan, (3) kata ulang, (4) gabungan kata, (5) pemenggalan kata, (6) kata depan, (7) partikel, (8) singkatan dan akronim, (9) angka dan bilangan, (10) kata ganti. Kecuali gabungan kata, penulisan kata umumnya tidak menimbulkan permasalahan. Oleh sebab itu, di sini hanya diuraikan secara singkat tentang gabungan kata tersebut. Gabungan kata yang lazim disebut sebagai kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah. Misalnya: duta besar, mata kuliah, orang tua, kambing hitam, rumah sakit, kecuali kata majemuk yang sudah senyawa, misalnya matahari, dan lain- lain. Sementara itu, gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan salah pengertian bisa ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian antara unsur yang bersangkutan. Misalnya: alat pandang-dengar, orang-tua muda, buku-sejarah baru, buku sejarah-baru, dan lain-lain. 1.4 Penulisan Unsur Serapan Bahasa Indonesia diangkat dari bahasa Melayu. Di dalam perkembangannya bahasa ini banyak menyerap dari bahasa lain, baik dari bahasa Nusantara maupun asing. Bahasa Sunda, Jawa, dan Batak adalah tiga contoh bahasa Nusantara yang banyak memperkaya bahasa Indonesia. Sementara itu, bahasa asing yang banyak diserap adalah bahasa Inggris, Belanda, Portugis, Sanskerta, dan Arab. Secara umum dapat dikatakan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa yang menulis bunyi. Artinya, pelafalan kita terhadap sebuah kata asing, itulah yang ditulis dalam bahasa Indonesia meskipun tidak sama (sebunyi) betul.
  • 3. Contoh: (a)patient (Inggris) menjadi pasien (b)analysis (Inggris) menjadi analisis (c)national (Inggris) menjadi nasional Penulisan unsur serapan didasarkan pada dua pola yaitu tulisan dan lafal. Karena bahasa Indonesia merupakan bahasa yang penulisan dan pelafalannya sama, setelah diserap ke dalam bahasa Indonesia, kata-kata dilafalkan sesuai dengan tulisannya. Contoh: (a) biologi bukan biolohi (b) energi bukan enerhi (c) komputer bukan kompyuter (d) unit bukan unit 1.5 Pemakaian Tanda Baca Pemakaian tanda baca dalam kalimat sangat penting bukan hanya untuk ketertiban gramatikal, melainkan juga bagaimana gagasan yang dikemukakan dapat disampaikan dengan baik. Manusia memahami sesuatu dengan bahasa, tetapi karena bahasa pula manusia bisa salah paham. Pemakaian tanda baca adalah salah satu cara untuk menghindari kesalahpahaman tersebut. Dalam ejaan bahasa Indonesia terdapat beberapa tanda baca yang dapat digunakan dalam bahasa tulis, di antaranya: (a) tanda titik (.) (b) tanda koma (,) (c) tanda titik koma (;) (d) tanda titik dua (:) (e) tanda hubung (-) (f) tanda tanya (?) (g) tanda seru (!) (h) tanda elipsis (...) (i) tanda petik (“...”) (j) tanda kurung ((...)) (k) tanda garis miring (/) Tanda baca tersebut adalah tanda baca yang sering digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah. Masih terdapat beberapa tanda baca lainnya, tetapi jarang digunakan dalam penulisan karya ilmiah. Sumber: Alwi, H. dkk. 2010. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Sosiokomunikasi, KK Ilmu Kemanusiaan, FSRD-ITB 2008. Metode Penulisan Ipteks. Bandung Penerbit ITB.