SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1. Latar Belakang 
Bahasa adalah ucapan atau tulisan verbal untuk menyatakan dan 
mengungkapkan sebuah ide / gagasan. Bahasa berfungsi mengekspresikan 
suatu keadaan atau kondisi diri manusia (komunikasi langsung), bahasa juga 
dapat digunakan sebagai alat komunikasi secara tulisan , di zaman era 
globalisasi dan pembangunan reformasi demokrasi ini, masyarakat dituntut 
secara aktif untuk dapat mengawasi dan memahami infrormasi di segala aspek 
kehidupan sosial secara baik dan benar, sebagai bahan pendukung 
kelengkapan tersebut, bahasa berfungsi sebagai media penyampaian informasi 
secara baik dan tepat, dengan penyampaian berita atau materi secara tertulis, 
diharapkan masyarakat dapat menggunakan media tersebut secara baik dan 
benar.Adanya bahasa verbal ini seseorang dapat mengungkapkan apa yang 
ada di dalam benak atau pikirannya, bahasa juga untuk merumuskan sebuah 
pemikiran yang terdiri dari satuan tata bahasa (gramatika) yang mengorganisir 
kata-kata menjadi susunan yang bermakna. 
Sumbangan bahasa bagi kehidupan jelas sangat besar. Kelangsungan 
segala kegiatan manusia, salah satunya disebabkan adanya bahasa. Tanpa 
bahasa verbal ini, kita tidak bisa memiliki bayangan kehidupan seperti yang 
kita alami sekarang ini. 
Bahasa membantu manusia dalam mengabstraksikan segala sesuatu 
terkait kehidupannya dan mengambil tindakan sesuai dengan tujuannya. 
Adanya tata bahasa (gramatika) dan kata-kata yang konstan maknanya dalam 
bahasa, maka bahasa verbal adalah satu-satunya sarana untuk berkomunikasi 
antarmanusia. Bahasa membantu manusia tidak saja mengekspresikan atau 
mengungkapkan ide dan alat berpikir, tetapi bahasa membuat manusia dapat 
memahami satu sama lain. 
Hakikat komunikasi dalam bahasa ini adalah sebuah sarana atau alat agar 
berbagai hal dapat dikomunikasikan kepada pihak lain. Adanya komunikasi 
inilah yang mensyaratkan adanya interaksi atau hubungan sosial di 
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 1
masyarakat. Dalam memadukan satu kesepakatan dalam etika berbahasa, 
disinilah peran aturan baku tersebut di gunakan, dalam hal ini kita selaku warga 
Negara yang baik hendaknya selalu memperhatikan rambu-rambu ketata 
bahasaan Indonesia yang baik dan benar. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) 
adalah sub. materi dalam ketata bahasaan Indonesia, yang memilik peran yang 
cukup besar dalam mengatur etika berbahasa secara tertulis sehingga 
diharapkan informasi tersebut dapat di sampaikan dan di fahami secara 
komprehensif dan terarah. Dalam prakteknya diharapkan aturan tersebut dapat 
digunakan dalam keseharian Masyarakat sehingga proses penggunaan tata 
bahasa Indonesia dapat digunakan secara baik dan benar 
Sering kali kita mendengar orang-orang Indonesia yang menggunakan 
bahasa yang tidak baku dalam kegiatan-kegiatan resmi dan dalam 
penulisanpun masih terjadi kesalahan penggunaan tanda baca, sehingga 
mengakibatkan kesalahan makna, padahal Pemerintah Indonesia telah 
membuat aturan-aturan resmi tentang tata bahasa dan penggunaan tanda 
baca. Pelajaran Bahasa Indonesia sebenarnya sudah diajarkan sejak dari 
Sekolah Dasar (SD) sampai ke perguruan tinggi. Tapi kesalahan ini masih 
sering terjadi, bahkan berulang-ulang kali. Ketidak fahaman terhadap tata 
bahasa Indonesialah yang mengakibatkan orang-orang sering melanggar 
aturan resmi yang telah dibuat pemerintah tentang tata bahasa Indonesia. Yang 
mengkhawatirkan ialah ketika aturan ini terlalu sering diacuhkan oleh 
masyarakat Indonesia, karena salah satu dampak negatifnya ialah hal ini akan 
dianggap lazim oleh masyarakat Indonesia terlebih lagi oleh anak-cucu yang 
akan menjadi penerus negeri ini, karena akan mempersulit masyarakat dalam 
berkomunikasi. 
Maka dari itu dalam makalah ini, penulis akan memaparkan bagaimana 
penggunaan tanda-tanda baca yang benar dan arti dari tanda baca itu sendiri, 
sehingga kita memahami dan dapat menerapkan aturan dalam penulisan yang 
baik dan benar. Setiap karya tulis ilmiah (makalah, skripsi, laporan penelitian) 
dan wacana tulis dinas (laporan kegiatan, laporan tugas dinas) menerapkan 
aturan-aturan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD). EYD 
memberikan salah satu dari beberapa pedoman yang ada, yaitu penggunaan 
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 2
tanda baca. Pemakaian tanda baca menjadi bahasan yang sangat penting, 
karena setiap karya tulis ilmiah membutuhkan tanda baca. 
Kesalahan yang sangat fatal, apabila dalam suatu karya tulis ilmiah 
salah dalam memakai tanda baca. Masalah tersebut muncul akibat kurangnya 
memahami tanda baca dengan baik dan benar. Namun masalah tersebut dapat 
dikontrol agar tidak menjadi kesalahan yang berkelanjutan. Perlu diketahui, 
bahwa tanda baca dalam EYD ada beberapa macam, antara lain: (1) tanda titik 
(.), (2) tanda koma (,), (3) tanda titik koma (;), (4) tanda titik dua (:), (5) tanda 
hubung (-), (6) tanda tanya (?), (7) tanda seru (!), (8) tanda kurung (( )), (9) 
tanda garis miring (/), (10) tanda petik (“…”). 
Bahasa tulisan sebagai sebagai salah satu bentuk wacana yang 
menggunakan bahasa sebagai mediumnya mensyaratkan seorang penulis 
untuk menguasai kaidah-kaidah bahasa, khususnya penggunaan EYD. Karena 
dengan pengusaaan terhadap kaidah EYD, dapat dipastikan pesan informasi 
yang disampaikan dalam tulisannya dapat dengan mudah dipahami oleh 
pembacanya (Syarif Yunus, 2012). 
Banyak sekali buku, makalah, media massa yang membahas 
penggunaan tanda baca dalam karya tulis ilmiah, tetapi kurang intensif. 
Pembahasan mengenai tanda baca akan diperjelas, dengan memperhatikan 
aturan yang ada (EYD). 
Dengan mempertimbangkan kajian tersebut, makalah ini mengkaji 
pengunaan tanda-tanda baca yang akan memberikan pedoman dalam 
penulisan karya tulis ilmiah. 
1.2. Rumusan Masalah 
Berdasarkan latar belakang, masalah dalam makalah ini dirumuskan 
sebagai berikut. 
1) Apa pengertian tanda baca? 
2) Jenis – jenis tanda baca? 
3) Bagaimana pemakaian tanda baca? 
4) Apa akibat yang ditimbulkan jika salah dalam memakai tanda baca? 
5) Apa solusi terbaik agar tidak ada kesalahan dalam memakai tanda 
baca? 
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 3
1.2.1. Ruang Lingkup Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) 
Ruang lingkup EYD mencangkup lima aspek, yaitu: 
1). Pemakaian huruf membicarakan bagian-bagian dasar dari suatu 
bahasa, yaitu 
a. Abjad 
b. Pemenggalan 
c. Vokal 
d. Nama Diri 
e. Konsonan 
2). Penulisan huruf membicarakan beberapa perubahan huruf dari 
ejaan sebelumnya yang meliputi : 
a. Huruf Kapital 
b. Huruf Miring 
3). Penulisan kata membicarakan bidang morfologi dengan segala 
bentuk dan jenisnya berupa : 
a. Kata Dasar 
b. Kata Turunan 
c. Kata Ulang 
d. Gabungan Kata 
e. Kata Ganti kau, ku, mu,dan nya 
f. Kata Depan di, ke, dan dari 
g. Kata Sandang si dan sang 
h. Partikel 
i. Singkatan dan Akronim 
j. Angka dan Lambang Bilangan 
k. Penulisan unsur serapan membicarakan kaidah cara 
penulisan unsur serapan, terutama kosa kata yang berasal 
dari bahasa asing. 
6) Pemakaian tanda baca (pungtuasi) membicarakan teknik penerapan 
kelima belas tanda baca dalam penulisan dengan kaidanya masing- 
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 4
masing 
Di dalam hal ini, kita akan mempelajari ejaan yang nomor lima yaitu 
penggunaan tanda baca 
1.3. Tujuan 
Adapun tujuan yang ingin kami capai dari penulisan karya tulis ini adalah: 
1) Dapat memahami fungsi dari macam-macam tanda baca yang ada 
2) Dapat memahami tata cara dan letak dalam penggunaan tanda baca 
3) Dapat membuat sebuah karya tulis dengan tanda baca yang baik 
4) Dapat memahami dan mengembangkan tulisan dengan tanda baca yang 
baik dan benar 
1.4. Manfaat 
Dengan diselesaikanya makalah ini, kami dapat memberikan manfaat 
antara lain : 
1) Dapat menulis karya ilmiah dengan Ejaan tanda baca yang benar. 
2) Dapat menggunakan tanda baca yang sesuai dengan konteks kalimat 
yang ada 
3) Dapat memahami penggunaan tanda baca untuk menulis sebuah karya 
ilmiah yang baik dan benar 
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 5
BAB II 
PEMBAHASAN 
2.1. Huruf Kapital atau Huruf Besar 
a. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada 
awal kalimat. 
Misalnya: 
Dia mengantuk. Apa maksudnya? 
Kita harus bekerja keras. Selamat pagi. 
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung. 
Misalnya: 
Adik bertanya, "Kapan kita pulang?" 
Bapak menasihati, "Berhati-hatilah, Nak!" 
"Kemarin dia terlambat," katanya. 
c. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang 
berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti 
untuk Tuhan. 
Misalnya: 
Allah Yang Mahakuasa 
Yang Maha Pengasih Quran 
Alkitab Weda 
Islam Kristen 
Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar kepada hamba-Nya. 
d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, 
keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang. 
Misalnya: 
Haji Agus Salim Imam Syafii 
Presiden Soekarno Nabi Ibrahim 
Sultan Hasanuddin Mahaputra Yamin 
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 6
e. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan 
pangkat yang diikuti nama orang, instansi, atau nama tempat. 
Misalnya: 
Gubernur Ali Sadikin 
Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara 
Menteri Hatta Radjasa 
Jenderal Soedirman 
Profesor Supomo 
Gubernur Sulawesi Utara 
Tetapi perhatikanlah penulisan berikut: 
Siapakah gubernur yang baru dilantik itu? 
Brigadir Jenderal Sugiarto baru dilantik jadi mayor jenderal. 
f. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama orang. 
Misalnya: 
Amir Hamzah Wage Rudolf Supratman 
Amien Rais Dewi Persik 
Nicholas Saputra 
g. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku 
bangsa, dan bahasa. 
Misalnya: 
bangsa Indonesia bahasa Turki 
suku Sasak suku Toraja 
Tetapi perhatikanlah penulisan berikut: 
mengindonesiakan kata asing keinggris-inggrisan 
Misalnya: 
Haji Agus Salim Imam Syafii 
Presiden Soekarno Nabi Ibrahim 
Sultan Hasanuddin Mahaputra Yamin 
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 7
h. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, 
hari raya, dan peristiwa sejarah. 
Misalnya: 
tahun Hijriah tarikh Masehi 
bulan Agustus bulan Ramadan 
hari Jumat hari Lebaran 
hari Natal Perang Padri 
Proklamasi Kemerdekaan 
Tetapi perhatikan penulisan berikut: 
memproklamasikan kemerdekaan 
i. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi. 
Misalnya: 
Asia Tenggara Jalan Diponegoro 
Blitar Jazirah Arab 
Bukit Barisan Kali Ciliwung 
Cirebon Selat Karimata 
Tetapi perhatikan penulisan berikut: 
berlayar ke teluk mandi di kali 
menyeberangi selat pergi ke arah barat 
j. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama negara, badan, 
lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen 
resmi, kecuali konjungsi. 
Misalnya: 
Departemen Pendidikan Nasional 
Keputusan Presiden RI Nomor 156 Tahun 1972 
Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak 
Majelis Permusyawaratan Rakyat 
Tetapi perhatikanlah penulisan berikut: 
menurut undang-undang dasar kita 
menjadi sebuah republik 
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 8
k. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata di dalam nama 
buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata partikel 
seperti di, ke, dari, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi 
awal. 
Misalnya: 
Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma 
Pelajaran Ekonomi untuk Sekolah Menengah Atas 
l. Huruf kapital dipakai dalam singkatan nama gelar, pangkat, dan 
sapaan. 
Misalnya: 
Dr. Doktor Sdr. Saudara 
dr. Dokter S.Sos. Sarjana Sosial 
M.A. Master of Arts S.H. Sarjana Hukum 
Catatan: Singkatan di atas selalu diikuti oleh tanda titik. 
m. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan 
kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang 
dipakai sebagai kata ganti atau sapaan. 
Misalnya: 
Kapan Bapak berangkat? Itu apa, Bu? 
Surat Saudara sudah saya terima. 
Catatan: 
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk 
hubungan kekerabatan yang tidak dipakai sebagai kata ganti atau 
sapaan. Misalnya: 
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita. 
2.2. Huruf miring (kursif) 
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk : 
a. menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam 
tulisan. 
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 9
Misalnya: 
Kumpulan cerpen Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi ditulis oleh Seno 
Gumira Ajidarma. 
b. menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau 
kelompok kata. 
Misalnya: 
Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf besar. 
Buatlah kalimat dengan berlepas tangan. 
c. menuliskan kata nama-nama ilmiah atau ungkapan asing, kecuali yang 
telah disesuaikan ejaannya. 
Misalnya: 
Sebaiknya kita menggunakan kata kudapan untuk kata snack 
Catatan : 
Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak 
miring diberi satu garis di bawahnya. 
2.2. PENULISAN KATA 
2.2.1 Kata Dasar 
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. 
Misalnya: 
Kami percaya bahwa kamu anak yang pandai. 
Kantor pajak penuh sesak. 
Buku itu sangat tebal. 
2.2.2 Kata Turunan 
a. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata 
dasarnya. 
Misalnya: 
bergeletar diberikan 
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 10
b. Awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang 
langsung mengikuti atau mendahuluinya jika bentuk dasarnya 
berupa gabungan kata. 
Misalnya: 
bertepuk tangan sebar luaskan 
c. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata dan sekaligus 
mendapat awalan dan akhiran, kata-kata itu ditulis serangkai. 
Misalnya: 
memberitahukan mempertanggungjawabkan 
d. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam 
kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai. 
Misalnya: 
monoteisme antarkota multilateral 
caturtunggal dasawarsa kontrarevolusi 
Catatan: 
 Apabila bentuk terikat tersebut diikuti oleh kata yang huruf 
awalnya huruf besar, di antara kedua unsur itu dituliskan 
tanda hubung (-). 
Misalnya: 
non-Indonesia 
pan-Afrikanisme 
 Maha sebagai unsur gabungan kata ditulis serangkai, kecuali 
jika diikuti oleh kata yang bukan kata dasar dan kata esa. 
Misalnya: 
Allah Yang Mahakuasa. 
2.3. Bentuk Ulang 
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung. 
Misalnya: 
anak-anak centang-perenang porak-poranda 
gerak-gerik sayur-mayur 
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 11
2.4. Gabungan Kata 
a. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah 
khusus, bagian-bagiannya ditulis terpisah. 
Misalnya: 
duta besar model linear kambing hitam 
orang tua sepak bola persegi panjang 
b. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan 
salah baca, dapat diberi tanda hubung untuk menegaskan pertalian di 
antara unsur yang bersangkutan. 
Misalnya: 
ibu-bapak kami buku sejarah-baru watt-jam 
c. Gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata ditulis 
serangkai. 
Misalnya: 
daripada silaturahmi halalbihalal syahbandar 
hulubalang wasalam olahraga sukarela 
2.5. Kata Ganti -ku, kau- , -mu, dan -nya 
Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, 
-ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. 
Misalnya: 
Apa yang kumiliki boleh kauambil. 
2.6. Kata Depan di, ke, dan dari 
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, 
kecuali di dalam gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata seperti 
kepada dan daripada. 
Misalnya: 
Adiknya pergi ke luar negeri. 
Mereka ada di rumah. 
Perhatikan penulisan berikut: 
Ia keluar sebentar. 
Kemarikan buku itu! 
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 12
2.7. Kata si dan sang 
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. 
Misalnya: 
Harimau itu marah sekali kepada sang Kancil. 
2.8. Partikel 
a. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang 
mendahuluinya. 
Misalnya: 
Apakah yang tersirat dalam surat itu? 
Bacalah buku itu baik-baik! 
Apatah lagi yang akan diucapkannya? 
b. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. 
Misalnya: 
Apa pun yang dimakannya, ia tetap kurus. 
Hendak pulang pun, sudah tak ada kendaraan. 
Kelompok kata yang lazim dianggap padu, seperti adapun, andaipun, 
ataupun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, 
meskipun, sungguhpun, walaupun ditulis serangkai. 
c. Partikel per yang berarti 'mulai', ‘demi’, dan ‘tiap’ ditulis terpisah dari 
bagian-bagian kalimat yang mendampinginya. 
Misalnya: 
Harga kain itu Rp2.000,00 per helai. 
Mereka masuk ke dalam ruangan satu per satu. 
Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 April. 
2.9. Angka dan Lambang Bilangan 
a. Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di 
dalam tulisan lazim digunakan angka Arab dan angka Romawi. 
Pemakaiannya diatur lebih lanjut dalam pasal-pasal yang berikut ini. 
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 13
b. Angka digunakan untuk menyatakan ukuran panjang, berat, dan isi, 
satuan waktu, serta nilai uang. 
Misalnya: 
10 liter beras 1 jam 20 menit Rp5.000,00 5 meter persegi 
c. Angka lazim dipakai untuk menandai nomor jalan, rumah, apartemen, 
atau kamar pada alamat. 
Misalnya: 
Jalan Tanah Abang I No.15 Hotel Sofyan Kamar 69 
d. Angka digunakan juga untuk menomori karangan atau bagiannya. 
Misalnya: 
Bab X pasal 5 halaman 212 Surah Yasin: 9 
e. Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut: 
 Bilangan utuh 
Misalnya: 
12 dua belas 22 dua puluh dua 222 dua ratus dua puluh dua 
 Bilangan pecahan 
Misalnya: 
1/2 setengah 3/4 tiga perempat 
1/100 seperseratus 1 % satu persen 
f. Penulisan kata bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara yang 
berikut 
Misalnya: 
Paku Buwono X Paku Buwono ke-10 
Paku Buwono kesepuluh 
g. Penulisan kata bilangan yang mendapat akhiran -an mengikuti cara 
yang berikut 
Misalnya: 
tahun 50-an atau tahun lima puluhan 
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 14
h. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata, 
ditulis dengan huruf, kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai 
secara berurutan, seperti dalam pemerincian dan pemaparan. 
Misalnya: 
Anti menonton film itu sampai tiga kali. 
Di antara 72 anggota yang hadir, 52 orang 
memberikan suara setuju, 15 suara tidak 
setuju, dan 5 suara blangko. 
i. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, 
susunan kalimat diubah sehingga bilangan, yang tidak dapat 
dinyatakan dengan satu atau dua kata, tidak terdapat lagi pada awal 
kalimat. 
Misalnya: 
Lima belas orang tewas dalam kecelakaan itu. 
j. Angka yang menunjukkan bilangan bulat yang besar dapat dieja untuk 
sebagian supaya lebih mudah dibaca. 
Misalnya: 
Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 250 juta rupiah. 
k. Kecuali di dalam dokumen resmi, seperti akta dan kuitansi, bilangan 
tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks. 
Misalnya: 
Kantor kami mempunyai dua ratus orang pegawai. 
Bukan: Kantor kami mempunyai 200 (dua ratus) orang pegawai. 
l. Kalau bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya 
harus tepat. 
Misalnya: 
Saya lampirkan tanda terima sebesar Rp1.500.000,00 (satu 
juta lima ratus ribu rupiah). 
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 15
2.10. Pengertian Tanda Baca 
Tanda baca menurut Ensiklopedi Wikepedia, dipahami sebagai berikut. 
Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan dengan suara 
(fenom) atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk 
menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda 
yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar 
bahasa, lokasi, waktu, dan terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca 
adalah suatu gaya spesifik yang karenanya tergantung pada pilihan penulis. 
Tanda baca menjadi sangat penting, karena dengan memperhatikan tanda 
baca dalam suatu aturan yang disepakati yaitu (EYD) memberikan peniliaian 
tersendiri terhadap hasil karya tulis ilmiah itu sendiri. Kesalahan pemakaian 
tanda baca dalam penulisan suatu kata akan berdampak terhadap arti kata itu 
sendiri. 
Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa 
dengan menggunakan huruf, Kata, dan tanda baca sebagai sarananya.Batasan 
tersebut menunjukan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja. 
Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan 
ejaan adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekedar masalah 
pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa. 
Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi 
keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. 
Keteraturan bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna. 
Ibarat sedang mengemudi kendaraan, ejaan adalah rambu lalu lintas yang 
harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para pengemudi mematuhi rambu-rambu 
yang ada, terciptalah lalu lintas yang tertib dan teratur 
Berikut ini sejarah beberapa tanda baca, yaitu : 
a. Tanda Tanya 
Pada awalnya, dalam bahasa latin, untuk mengindikasikan pertanyaan, 
orang harus menuliskan kata "Questio" di akhir kalimat untuk menandakan 
bahwa kalimat tersebut adalah kalimat tanya. Maka untuk menghemat 
tempat, kata tersebut akhirnya disingkat menjadi qo, yang kemudian 
dimampatkan lagi menjadi huruf q kecil diatas huruf o, yang akhirnya 
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 16
makin lama makin habis menjadi titik dan garis mirip cacing, persis seperti 
tanda tanya kita sekarang. 
b. Tanda Seru 
Seperti tanda tanya, awalnya juga dimulai dengan menumpuk huruf. 
Tanda ini berasal dari kata dalam bahasa Latin "io" yang berarti "seruan 
kegembiraan". ketika huruf i ditulis diatas huruf o, lama-lama dipersingkat 
seperti tanda seru kita sekarang ini. 
c. Tanda Sama Dengan 
Ditemukan oleh ahli matematika Inggris Robert Recorde pada 1557, 
dengan pemikiran seperti ini (dalam bahasa Inggris kuno) "I will settle as I 
doe often in woorke use, a paire of paralleles, or Gmowe [i.e., twin] lines of 
one length, thus : , bicause noe 2 thynges, can be more equalle." atau 
terjemahannya: "Aku akan menggunakan tanda ini seperti biasanya, 
sepasang garis sejajar, atau kembar dengan panjang yang sama, karena 
tidak ada dua hal lagi yang bisa lebih sama dengan dua garis sejajar ini." 
Tanda sama dengan asli temuan Robert setidaknya 5 kali lebih panjang 
dari yang kita kenal sekarang. 
d. Ampersand (tanda "&") 
Simbol ini adalah bentuk stilir dari "et" dalam bahasa Latin yang berarti 
"Dan." Tanda ini ditemukan oleh Marcus Tullius Tiro, seorang penulis dari 
abad pertama di Roma. Nama Ampersand baru diberikan setelah 17 abad 
kemudian. Pada awal 1800-an, murid sekolah belajar simbol ini sebagai 
huruf ke 27 setelah Z, tapi masih tanpa mana. Jadi di awal 1800-an ini 
mereka belaar ABC dengan "and per se, and" yang berarti "&" dan 
kemudian karena saking cepatnya dibaca, akhirnya menjadi "ampersand". 
e. Octothorp (tanda #) 
Nama aneh untuk tanda penomoran ini datang dari kata "Thorpe", kata 
dalam bahasa Normandia Kuno untuk desa atau tanah pertanian yang 
sering ditemui dalam bahasa Inggris untuk nama tempat. AWalnya 
digunakan untuk pembuatan peta, yang berarti desa yang di kelilingi 
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 17
delapan pertanian. Karena delapan (octa) dan pertanian (thorpe), maka 
muncul nama ini, Octothorp. 
f. Tanda Dollar (tanda $) 
Pemerintah Amerika baru menerbitkan uang mereka sendiri pada 1794, 
dan pada waktu itu masih menggunakan mata uang dunia lama - peso - 
atau Dollar Spanyol. Koin 1 Dollar Amerika pertama persis sekali seperti 
uang Peso Spanyol, baik berat maupun nilainya, jadi mereka mengambil 
singkatan yang sama: Ps. Makin lama perkembangannya, huruf P ditulis 
menimpa S, dan kemudian mulai lingkaran diatas P tadi dibuang, jadi 
hanya huruf S yang ditimpa dengan garis vertikal. 
2.10.1 Pemakaian Tanda Baca 
Dalam hal pembuatan karangan ilmiah, kesalahan huruf dan tanda 
baca sering muncul. Dan di dalam penulisan tanda baca sering sekali kita 
lalai dan melakukan kesalahan dalam penulisanya. Sehingga menjadikan 
karangan atau karya ilmiah kita menjadi sebuah karya yang kurang baik 
karena ada kesalahan dalam penulisanya. Dari berbagai kesalahan itu, 
sebenarnya para penulis karya ilmiah mampu untuk membuat tulaisanya, 
akan tetapi mereka sering lalai dan ceroboh dalam penggunaan tanda 
baca. Karena apa, tanda baca selalu di anggap sepele dalam 
penggunaanya sehingga kadang menjadikan kalimat itu menjadi rancu 
dan berbeda arti. Suatu contoh kita ambil kalimat “kucing makan tikus 
mati”. Dalam konteks kalimat ini jika tidak kita beri pemisah tanda baca 
maka akan menjadikanya sulit untuk dipahamai. Dari kalimat “kucing 
makan tikus mati” siapakah yang mati dalam konteks kalimat ini?, akan 
tetapi apabila kita ganti konteks kalimat ini dengan pemberian tanda baca 
seperti ini ”kucing makan, tikus mati”, siapakah yang mati dalam konteks 
kalimat ini?, kemudian apabila kita gunakan konteks kalimat ini ”kucing 
makan tikus, mati”, siapakah yang mati dalam konteks kalimat ini?. Kucing 
makan tikus mati adalah salah satu contoh kalimat yang banyak persepsi 
apabila kita salah menggunakan tanda bacanya. Oleh karena itu, 
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 18
pemakaian tanda baca dalam penyusunan kalimat sangat perlu untuk 
diperhatikan. Pemakaian tanda baca bersangkutan dengan : 
a. tanda baca apa yang tepat dipilih dalam menuliskan kalimat atau 
karangan dalam bahasa Indonesia 
b. bagaimana cara menuliskan tanda baca tersebut (rapat ataukah 
renggang/spasi). EYD memberikan salah satu pedoman dalam hal 
penggunaan tanda baca 
Setiap masing masing tanda baca memiliki fungsi dan kegunaanya masing-masing. 
Tanda tanda baca yang dipakai dalam penulisan yaitu : 
1. Tanda Titik (.) 
a. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang. 
Misalnya: 
Mas Ageng Prastiyo perhatikan contoh penyingkatan berikut 
M. A. P. SALAH 
M. Ageng P. BENAR. 
Catatan : 
Apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan. 
b. Tanda titik dipakai pada singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan 
sapaan. 
Misalnya: 
Dr. (doctor) 
Kol. (colonel) 
Ny. (nyonya) 
c. Tanda titik tidak digunakan di belakang singkatan lambing kimia, 
satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang. 
Misalnya: 
Lambang Cu adalah lambing kuprum 
Dia mambeli 10 kg emas 
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 19
d. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah 
umum, yang ditulis dengan huruf kecil. 
Misalnya: 
s.d. (sampai dengan) 
a.n. (atas nama) 
e. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau 
seruan. 
Misalnya: 
Ayahku tinggal di Solo. 
Biarlah mereka duduk di sana. 
Dia menanyakan siapa yang akan datang. 
Catatan : 
Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu 
ketukan 
f. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, 
ikhtisar, atau daftar. 
Misalnya: 
a. . Departemen Dalam Negeri 
A. Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa 
B. Direktorat Jenderal Agraria 
b. 1. Patokan Umum 
1.1 Isi Karangan 
1.2 Ilustrasi 
1.2.1 Gambar Tangan 
1.2.2 Tabel 
1.2.3 Grafik 
Catatan: 
Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu 
bagan atau ikhtisar jika angka atau huruf itu merupakan yang terakhir 
dalam deretan angka atau huruf. 
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 20
g. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik 
yang menunjukan waktu. 
Misalnya: 
pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik) 
h. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik 
yang menunjukan jangka waktu. 
Misalnya: 
1.35.20 jam ( 1 jam, 35 menit, 20 detik) 
0.20.30 jam (20 menit, 30 detik) 
0.0.30 jam (30 detik) 
i. Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak 
berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam 
daftar pustaka. 
Misalnya: 
Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara. Weltervreden: 
Balai Poestaka. 
j. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau 
kelipatannya. 
Misalnya: 
Desa itu berpenduduk 24.200 orang. 
Gempa yang terjadi semalam menewaskan 1.231 jiwa. 
k. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau 
kelipatannya yang tidak menunjukan jumlah. 
Misalnya: 
Ia lahir pada tahun 1956 di Bandung. 
Lihat halaman 2345 dan seterusnya. 
Nomor gironya 5645678. 
l. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala 
karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya. 
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 21
Misalnya: 
Acara kunjungan Adam Malik 
Bentuk dan Kedaulatan (Bab I UUD ‘45) 
Salah Asuhan 
m.Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal 
surat atau (2) nama dan alamat penerima surat. 
Misalnya: 
Jalan Diponegoro 82 (tanpa titik) 
Jakarta (tanpa titik) 
1 April 1985 (tanpa titik) 
Yth. Sdr. Moh. Hasan (tanpa titik) 
Atau: 
Kantor Penempatan Tenaga (tanpa titik) 
Jalan Cikini 71 (tanpa titik) 
Jakarta (tanpa titik) 
2. Tanda Koma (,) 
a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau 
pembilangan. 
Misalnya: Surat biasa, surat kilat, ataupun surat khusus memerlukan 
perangko. 
b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari 
kalimat serata berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau 
melainkan. 
Misalnya: 
Saya ingin datang, tetapi hari hujan. 
Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim. 
c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk 
kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya. 
Misalnya: 
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 22
Kalau hari hujan, saya tidak akan datang. 
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya. 
d. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk 
kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya. 
Misalnya: 
Saya tidak akan datang kalau hari hujan. 
Dia lupa akan janjinya karena sibuk. 
Dia tahu bahwa soal itu penting. 
e. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung 
antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya 
oleh karena itu, jadi, lagi pula,meskipun begitu, akan tetapi. 
Misalnya: 
… Oleh karena itu, kita harus hati-hati. 
… Jadi, soalnya tidak semudah itu. 
f. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti kata seperti o, ya, 
wah, aduh, kasihan dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat. 
Misalnya: 
O, begitu? 
Wah, bukan main! 
Hati-hati, ya, nanti jatuh. 
g. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian 
lain dari kalimat. 
Misalnya: 
Kata Ibu, “ Saya gembira sekali.” 
“Saya gembira sekali,” kata Ibu, “karena kamu lulus.” 
h. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian 
alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah 
atau negeri yang ditulis berurutan. 
Misalnya: 
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 23
(i) Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan 
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas 
Pakuan, Bogor. 
(ii) Sdr. Anwar, Jalan Pisang Batu 1, Bogor 
(iii) Surabaya, 10 Mei 1960 
(iv) Kuala Lumpur, Malaysia. 
i. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik 
susunannya dalam daftar pustaka. 
Misalnya: 
Alisjahbana, Sultan Takdir. 1949. Tatabahasa Baru 
Bahasa Indonesia. 
Jilid 1 dan 2. Djakarta: PT Pustaka Rakjat. 
j. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang 
mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, 
keluarga, atau marga. 
Misalnya: 
B. Ratulangi, S.E. 
Ny. Khadijah, M.A. 
k. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang 
sifatnya tidak membatasi. 
Misalnya: 
Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, berkunjung ke 
Manado. 
Semua siswa, baik yang laki-laki maupun yang 
perempuan, mengikuti 
latihan paduan suara. 
l. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluh atau di antara rupiah 
dan sen yang dinyatakan dengan angka. 
Misalnya: 
12,5 m Rp 12,50 
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 24
m.Tanda koma dapat dipakai––untuk menghindari salah baca––di 
belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat. 
Misalnya: 
Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita 
memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh. 
Atas bantuan Edyar, Agus mengucapkan terima kasih. 
Bandingkan dengan: 
Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam 
pembinaan dan pengembangan bahasa. 
Agus mengucapkan terima kasih atas bantuan Edyar. 
n. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari 
bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu 
berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru. 
Misalnya: 
“ Di mana Saudara tinggal?” tanya Karim. 
“Berdiri lurus-lurus!” perintahnya. 
3. Tanda Titik Koma (;) 
a. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian 
kalimat yang sejenis dan setara. 
Misalnya: 
Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga. 
b. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung 
untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk. 
Misalnya: 
Ayah mengurus tanamannya di kebun itu; Ibu sibuk 
memasak di dapur; Adik menghapal nama-nama pahlawan 
nasional. 
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 25
4. Tanda Titik Dua (:) 
a. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang 
memerlukan pemerian. 
Misalnya: 
Ketua : Moch. Achyar 
Sekretaris : Tati Suryati 
b. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di 
antara surah dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak 
judul suatu karangan, serta (iv) nama kota dan penerbit buku acuan 
dalam karangan. 
Misalnya: 
(v) Tempo, I (34), 1971:7 
(vi) Surah Yasin:9 
(vii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah 
Studi, sudah terbit. 
(viii) Marzuki dan Rudy W. 2006. Pembuatan Aneka 
Kerupuk. Jakarta: Penebar Swadaya. 
c. Titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang 
menunjukkan pelaku dalam percakapan. 
Misalnya: 
Ayah : “Karyo, sini kamu!” 
Karyo : (datang menghampiri) “Ada apa, Pak?” 
Ayah : “Tolong ambilkan sepatu hitam yang di atas 
lemari!” 
d. Titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika 
diikuti rangkaian atau pemerian. 
Misalnya: 
Pak Adi mempunyai tiga orang anak: Ardi, Aldi, dan Asdi. 
Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, 
meja, dan lemari. 
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 26
5. Tanda Hubung (-) 
a. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar atau kata 
berimbuhan yang terpisah oleh pergantian baris. 
Misalnya: 
Walaupun demikian, masih banyak yang ti-dak mematuhi 
peraturan tersebut. 
Industri tersebut dapat dikembangkan men-jadi industri padat 
karya. 
b. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang. 
Misalnya: 
Anak-anak kupu-kupu berulang-ulang 
kemerah-merahan mondar-mandir sayur-mayur 
c. Tanda hubung menyambung huruf dari kata yang dieja satu-satu dan 
bagian-bagian tanggal. 
Misalnya: 
p-a-n-i-t-i-a 
17-08-1945 
d. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan kata dengan kata 
berikutnya atau sebelumnya yang dimulai dengan huruf kapital, 
kata/huruf dengan angka, angka dengan kata/huruf. 
Misalnya: 
se-Indonesia se-Jabodetabek mem-PHK-kan 
sinar-X peringkat ke-2 S-1 
tahun 50-an 
e. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia 
dengan unsur bahasa asing. 
Misalnya: 
di-smash pen-tackle-an 
6. Tanda Pisah 
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 27
a. Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi 
penjelasan di luar bangun kalimat. 
Misalnya: 
Kemerdekaan bangsa itu––saya yakin akan tercapai–– 
diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri. 
b. Tanda pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan 
yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas. 
Misalnya: 
Rangkaian temuan ini––evolusi, teori kenisbian, dan kini juga 
pembelahan atom––telah mengubah konsepsi kita tentang 
alam semesta. 
c. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau kata dengan arti 
‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’. 
Misalnya: 
2004––2009 tanggal 1––10 Mei 2007 
Jakarta––Bandung 
7. Tanda Elipsis (…) 
a. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat atau dialog yang terputus-putus. 
Misalnya: 
Kalau begitu … ya, ayo kita berangkat. 
b. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah 
ada bagian yang dihilangkan. 
Misalnya: 
… selanjutnya akan di bawa ke pengadilan. 
Ibu baru pulang … pasar. 
Catatan: 
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, maka perlu 
dipakai empat buah titik; tiga titik untuk menandai penghilangan teks 
dan satu titik untuk menandai akhir kalimat. Misalnya: 
Ibu baru pulang dari…. 
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 28
8. Tanda Tanya 
a. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya. 
Misalnya: 
Kapan ia berangkat? 
Saudara tahu, bukan? 
b. Tanda tanya dipakai di dalam kurung untuk menyatakan bagian 
kalimat yang disangsikan kebenarannya. 
Misalnya: 
Ia dilahirkan pada tahun 1983 (?). 
Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang. 
9. Tanda Seru (!) 
a. Tanda seru dipakai pada akhir kalimat printah. 
Misalnya: 
Bersihkan kamar itu sekarang juga! 
Jangan berisik! 
b. Tanda seru dipakai pada akhir ungkapan atau pernyataan yang 
menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ketakjuban, 
ataupun rasa emosi yang kuat. 
Misalnya: 
Alangkah seramnya peristiwa itu! 
Indah sekali pemandangan alam ini! 
Merdeka! 
10. Tanda Kurung ((…)) 
a. Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan. 
Misalnya: 
Komisi A telah selesai menyusun GBPK (Garis-Garis Besar 
Program Kerja) dalam sidang pleno tersebut. 
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 29
b. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan 
bagian integral pokok pembicaraan. 
Misalnya: 
Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan perkembangan 
per-ekonomian Indonesia lima tahun terakhir. 
c. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan 
keterangan. 
Misalnya: 
Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga 
kerja, dan (c) modal. 
d. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam 
teks dapat dihilangkan. 
Misalnya: 
Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi 
kokain (a). 
Sahrul Gunawan berasal dari (kota) Bogor. 
11. Tanda Kurung Siku ([...]) 
a. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai 
korekssi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis 
orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan 
itu memang terdapat di dalam naskah asli. 
Misalnya: 
Sang Puteri men[d]engar bunyi gemerisik. 
b. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang 
sudah bertanda kurung. 
Misalnya: 
Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di 
dalam Bab II [lihat halaman 35––38]) perlu dibentangkan di 
sini. 
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 30
12. Tanda Petik ganda (“…”) 
a. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari 
pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lainnya. 
Misalnya: 
“Saya belum siap,” kata Mira, “tunggu sebentar!” 
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara ialah bahasa 
Indonesia.” 
b. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang 
dipakai dalam kalimat. 
Misalnya: 
Sajak “Berdiri Aku” terdaapat pada halaman 5 buku itu. 
Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul “Rapor dan Nilai 
Prestasi di SMA” diterbitkan dalam harian Tempo. 
Perhatikan: 
1b. Penyakit Malaria biasanya ditularkan melalui nyamuk. SALAH 
2b. Penyakit “Malaria” biasanya ditularkan melalui nyamuk. BENAR 
Perhatikan perbedaan 1b dan 2b Malaria merupakan istilah ilmiah, 
jelas salah bila hanya ditulis biasa tanpa tanda khusus yaitu tanda 
petik. 
c. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata 
yang mempunyai arti khusus. 
Misalnya: 
Saat ini ia sedang tidak mempunyai pacar yang di kalangan remaja 
dikenal dengan “jomblo”. 
Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan “si Hitam”. 
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 31
13. Tanda Petik Tunggal (‘…’) 
a. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan 
lain. 
Misalnya: 
Tanya Basri, Kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?” 
“Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, ‘Ibu, Bapak 
pulang’, dan rasa letihku lenyap seketika,” ujar Pak Hamdan. 
b. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan 
kata atau ungkapan asing. 
Misalnya: 
Feed-back berarti ‘balikan’. 
14. Tanda Garis Miring (/) 
a. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada 
alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua 
tahun takwim. 
Misalnya: 
No. 12/PK/2005 
Jalan Kramat III/10 
Masa Bakti 2005/2006 
Tahun Ajaran 2006/2007 
b. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap. 
Misalnya: 
a. Laki-laki/Perempuan 
b. 120 km/jam 
c. 1 No. 8 / XXII / 2000 SALAH 
2 No.8/XXII/2000 BENAR 
Perhatikan perbedaan (c1) dengan (c2). Pada (c1) memberikan 
asumsi baris baru. Pada (c2) memberikan asumsi baru. Yang bernar 
adalah (c2). 
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 32
15. Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘) 
a. Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau 
bagian angka tahun. 
Misalnya: 
Gunung pun ‘kan kudaki. (‘kan = akan) 
17 Agustus ’45 (’45 = 1945) 
2.11. Format penulisan 
Selain tanda baca, ada juga format penulisan yang cukup membantu 
untuk keperluan penulisan kalimat. 
a. Cetak tebal, untuk menegaskan suatu kata atau kalimat yang sedang 
menjadi pembicaraan. 
Misal: 
Buaya adalah reptil terbesar yang hidup di sungai dan rawa-rawa. 
b. Cetak miring merupakan kata serapan di luar bahasa baku yang 
sedang digunakan. 
Misal: 
 Menjelang masa Pilkada, banyak calon yang sowan para kyai. 
Kata sowan diserap dari bahasa Jawa. Cetak miring juga 
digunakan untuk menuliskan judul lagu, buku, film, dan lain-lain. 
Misal: 
 Hantu Jeruk Purut adalah film bertema horor yang turut 
mewarnai perfilman nasional saat ini. 
c. Garis bawah memiliki fungsi hampir sama seperti cetak tebal dan 
miring, ketika teknologi komputer belum sepesat sekarang. Seperti kita 
ketahui, mesin ketik generasi tua belum ada fasilitas cetak tebal dan 
miring. Tapi untuk masa sekarang, garis bawah tidak begitu jelas 
penggunaannya. 
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 33
2.12. Tanda Baca Yang Memiliki Arti Khusus 
Perbedaan rapat dengan spasi suatu tanda baca bukan sekedar soal 
pengetikan. Beberapa tanda memiliki arti khusus dengan penulisan itu. 
Perhatikan tabel dibawah ini. 
Tabel 01 Pemakaian Spasi/Rapat Tanda Baca 
DITULIS RAPAT DITULIS RENGGANG/SPASI 
Contoh Arti Contoh Arti 
1 – 48 Dikurangi 1−48 sampai 
dengan 
1 : 200 Dibagi 1:200 Dibanding 
kantor/lembaga Atau kantor / 
lembaga 
baris baru 
habis. Lalu, … Selesai habis . Lalu, … Perkalian 
4,5 Desimal 4, 5 urutan/deret 
2.13. Akibat Salah Pemakaian Tanda Baca 
Pemakaian tanda baca jangan dianggap tidak penting, jika kalau ada 
kesalahan dalam pemakaian tanda baca akan mengakibatkan salah pengertian 
jika dipandang dari sisi benar maupun baiknya suatu karya tulis ilmiah. Contoh 
berikut mudah-mudahan dapat membantu kita sekalian dalam menulis karya 
ilmiah yang baik dan benar tentunya. Contoh: 
a. Semisal dalam nama jabatan, pemakaian tandanya dicontohkan 
sebagai berikut. 
 Prof. Dr. H. Mas Ageng Prastiyo, S.sos., M.si SALAH 
 Prof. DR. H. Mas Ageng Prastiyo, S.sos. M.si BENAR 
 Di manakah dr. Ageng Mkes bertugas ? SALAH 
 Di manakah Dr. Ageng M.kes. bertugas ? SALAH 
 Di manakah dr. Ageng, M.kes. bertugas? BENAR 
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 34
2.13.1 Solusi Agar Tidak Salah Menggunakan Tanda Baca 
Ada banyak sekali tanda baca (tanda ulang, tanda penyingkat 
aprostrop, tanda kurung siku, tanda elipsis, dll.). Namun yang menjadi 
kajian dalam makalah ini hanya beberapa tanda saja. Solusi terbaik agar 
tidak salah dalam menggunakan tanda baca adalah berlatih dan belajar 
dengan sungguh-sungguh, apalah arti ilmu kalau tidak dimanfaatkan 
dengan baik. Banyak referensi terlengkap yang menjadi rujukan untuk 
mengetahui bermacam-macam tanda baca serta penggunaanya, salah 
satunya adalah KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia). 
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 35
BAB III 
PENUTUP 
3.1 Kesimpulan 
1. Bahwa Penggunaan tanda baca perlu diperhatikan dalam penulisan 
karya tulis atau karya ilmiah. Masing masing tanda baca memiliki aturan 
dan tata letak penggunaanya, sehingga kita harus cermat dalam 
menggunakan tanda baca dan menempatkan tanda baca pada aturan 
yang telah di tetapkan 
2. Penggunaan ejaan yang disempurnakan (E Y D) sangat dibutuhkan 
dalam penulisan karya tulis ilmiah agar sebuah karya tulis ilmiah tersebut 
dapat tersusun dengan baik dan mudah dipahami. 
3. Salah dalam menggunakan tanda baca akan menyebabkan kesalahan 
yang sangat fatal yang tanpa disadari kalaupun sebelumnya belum 
mengetahui hal tersebut.kesalahan- kesalahan tersebut dapat menjadi 
kesalahan yang sangat fatal dalam mengikuti aturan-aturan ketata 
bahasaan yang akhirnya kesalahan tersebut menjadi sebuah kebiasaan 
dan parahnya lagi hal tersebut menjadi membudaya dan di benarkan 
penggunaan dalam keseharian, untuk itu sudah menjadi kewajiban kita 
bersama untuk selalu mengingatkan kepada masyarakan untuk dapat 
menggunakan kaidah tata bahasa Indonesia yang baik dan benar, 
karena bagaimanapun bahasa memiliki peran penting dalam proses 
pembangunan karakter masyarakat dalam bangsa ini. 
3.2 Saran 
Adapun saran sebagai penulis, yaitu untuk semua masyarakat Indonesia 
agar selalu mengikuti aturan – aturan yang telah ditetapkan. Agar, bahasa 
Indonesiam tetap menjadi bahsa persatuan. Bagi para mahasiswa diharapkan 
kedepannya agar tidak merasa janggung dalam menggunakan bahasa dan 
tanda baca yang benar demi kelangsungan budaya kita. 
Untuk kedepannya diharapkan saran dan kritik yang membangun demi 
perbaikan makalah ini kedepannya. 
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 36
DAFTAR PUSTAKA 
Alwi, Hasan. Dkk. 2003, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi -2. Jakarta: 
Balai Pustaka. 
Badudu, J.S. 1983. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: Gramedia. 
Tribun Bandung, Jum’at (11 Januari 1014), hal. 2 www.wikipedia.com 
pada Jum’at, 11 januari 2014 
http://www.ulfiah.blogspot.com/2014/01/demokrasi-islam.html 
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 37

More Related Content

What's hot

Contoh Rangkuman non - fiksi
Contoh Rangkuman non - fiksiContoh Rangkuman non - fiksi
Contoh Rangkuman non - fiksiFelicia Dewi
 
Jargon, Slang, Kata Percakapan, dan Bahasa Prokem
Jargon, Slang, Kata Percakapan, dan Bahasa ProkemJargon, Slang, Kata Percakapan, dan Bahasa Prokem
Jargon, Slang, Kata Percakapan, dan Bahasa ProkemJenny Givany
 
Bahasa Indonesia, Penggunaan Huruf Kapital dan Miring
Bahasa Indonesia, Penggunaan Huruf Kapital dan MiringBahasa Indonesia, Penggunaan Huruf Kapital dan Miring
Bahasa Indonesia, Penggunaan Huruf Kapital dan MiringDetia Rosani Buldan
 
Linguistik sistemik fungsional
Linguistik sistemik fungsional Linguistik sistemik fungsional
Linguistik sistemik fungsional iwan setiawan
 
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)Ibrahim Naki
 
6. metode permainan dalam pembelajaran bhs indo.
6. metode permainan dalam pembelajaran bhs indo.6. metode permainan dalam pembelajaran bhs indo.
6. metode permainan dalam pembelajaran bhs indo.Faris Rusli
 
Ejaan, EYD dan PUEBI
Ejaan, EYD dan PUEBIEjaan, EYD dan PUEBI
Ejaan, EYD dan PUEBININI IBRAHIM
 
PENULISAN HURUF MIRING DAN PENULISAN KATA
PENULISAN HURUF MIRING DAN PENULISAN KATAPENULISAN HURUF MIRING DAN PENULISAN KATA
PENULISAN HURUF MIRING DAN PENULISAN KATAsyoretta
 
Aturan Penulisan Kata dan Unsur Serapan.ppt
Aturan Penulisan Kata dan Unsur Serapan.pptAturan Penulisan Kata dan Unsur Serapan.ppt
Aturan Penulisan Kata dan Unsur Serapan.pptRajaf Aratnasun
 
Makalah Bahasa Indonesia - Diksi, Idiom, Peribahasa dan Majas
Makalah Bahasa Indonesia - Diksi, Idiom, Peribahasa dan MajasMakalah Bahasa Indonesia - Diksi, Idiom, Peribahasa dan Majas
Makalah Bahasa Indonesia - Diksi, Idiom, Peribahasa dan MajasNasruddin Asnah
 
Ejaan, Diksi, Kalimat, dan Paragraf Bahasa Indonesia
Ejaan, Diksi, Kalimat, dan Paragraf Bahasa IndonesiaEjaan, Diksi, Kalimat, dan Paragraf Bahasa Indonesia
Ejaan, Diksi, Kalimat, dan Paragraf Bahasa IndonesiaUNIB
 
Makalah bahasa indonesia baku
Makalah bahasa indonesia bakuMakalah bahasa indonesia baku
Makalah bahasa indonesia bakuLinda Rosita
 
Topik 1 bahasa indonesia baku
Topik 1 bahasa indonesia bakuTopik 1 bahasa indonesia baku
Topik 1 bahasa indonesia bakuUwes Chaeruman
 
13. pembelajaran membaca menulis.
13. pembelajaran membaca menulis.13. pembelajaran membaca menulis.
13. pembelajaran membaca menulis.Faris Rusli
 

What's hot (20)

Contoh Rangkuman non - fiksi
Contoh Rangkuman non - fiksiContoh Rangkuman non - fiksi
Contoh Rangkuman non - fiksi
 
Jargon, Slang, Kata Percakapan, dan Bahasa Prokem
Jargon, Slang, Kata Percakapan, dan Bahasa ProkemJargon, Slang, Kata Percakapan, dan Bahasa Prokem
Jargon, Slang, Kata Percakapan, dan Bahasa Prokem
 
Referensi
ReferensiReferensi
Referensi
 
Modul 4 ragam bahasa.
Modul 4   ragam bahasa.Modul 4   ragam bahasa.
Modul 4 ragam bahasa.
 
Bahasa Indonesia, Penggunaan Huruf Kapital dan Miring
Bahasa Indonesia, Penggunaan Huruf Kapital dan MiringBahasa Indonesia, Penggunaan Huruf Kapital dan Miring
Bahasa Indonesia, Penggunaan Huruf Kapital dan Miring
 
Linguistik sistemik fungsional
Linguistik sistemik fungsional Linguistik sistemik fungsional
Linguistik sistemik fungsional
 
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
 
6. metode permainan dalam pembelajaran bhs indo.
6. metode permainan dalam pembelajaran bhs indo.6. metode permainan dalam pembelajaran bhs indo.
6. metode permainan dalam pembelajaran bhs indo.
 
Makalah Narative Text
Makalah Narative TextMakalah Narative Text
Makalah Narative Text
 
Ejaan yang disempurnakan(eyd)eea
Ejaan yang disempurnakan(eyd)eeaEjaan yang disempurnakan(eyd)eea
Ejaan yang disempurnakan(eyd)eea
 
Ejaan, EYD dan PUEBI
Ejaan, EYD dan PUEBIEjaan, EYD dan PUEBI
Ejaan, EYD dan PUEBI
 
PENULISAN HURUF MIRING DAN PENULISAN KATA
PENULISAN HURUF MIRING DAN PENULISAN KATAPENULISAN HURUF MIRING DAN PENULISAN KATA
PENULISAN HURUF MIRING DAN PENULISAN KATA
 
Aturan Penulisan Kata dan Unsur Serapan.ppt
Aturan Penulisan Kata dan Unsur Serapan.pptAturan Penulisan Kata dan Unsur Serapan.ppt
Aturan Penulisan Kata dan Unsur Serapan.ppt
 
Kata turunan kata ulang dan gabungan kata
Kata turunan kata ulang dan gabungan kataKata turunan kata ulang dan gabungan kata
Kata turunan kata ulang dan gabungan kata
 
Makalah Bahasa Indonesia - Diksi, Idiom, Peribahasa dan Majas
Makalah Bahasa Indonesia - Diksi, Idiom, Peribahasa dan MajasMakalah Bahasa Indonesia - Diksi, Idiom, Peribahasa dan Majas
Makalah Bahasa Indonesia - Diksi, Idiom, Peribahasa dan Majas
 
Ejaan, Diksi, Kalimat, dan Paragraf Bahasa Indonesia
Ejaan, Diksi, Kalimat, dan Paragraf Bahasa IndonesiaEjaan, Diksi, Kalimat, dan Paragraf Bahasa Indonesia
Ejaan, Diksi, Kalimat, dan Paragraf Bahasa Indonesia
 
Makalah bahasa indonesia baku
Makalah bahasa indonesia bakuMakalah bahasa indonesia baku
Makalah bahasa indonesia baku
 
Topik 1 bahasa indonesia baku
Topik 1 bahasa indonesia bakuTopik 1 bahasa indonesia baku
Topik 1 bahasa indonesia baku
 
13. pembelajaran membaca menulis.
13. pembelajaran membaca menulis.13. pembelajaran membaca menulis.
13. pembelajaran membaca menulis.
 
Artikel tanda baca
Artikel tanda bacaArtikel tanda baca
Artikel tanda baca
 

Viewers also liked

Bahasa indonesia fadli illow
Bahasa indonesia fadli illowBahasa indonesia fadli illow
Bahasa indonesia fadli illowFadLi IlLow
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaYuan Dae
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaAngelia Tikha
 
09 penulisan bahasa indonesia
09 penulisan bahasa indonesia09 penulisan bahasa indonesia
09 penulisan bahasa indonesiaEvan Iskandar
 
JANJI PELAJAR MUHAMMADIYAH
JANJI PELAJAR MUHAMMADIYAHJANJI PELAJAR MUHAMMADIYAH
JANJI PELAJAR MUHAMMADIYAHIPM SULSEL
 
Slide bahasa Indonesia kelas 7 SMP/MTs
Slide bahasa Indonesia kelas 7 SMP/MTsSlide bahasa Indonesia kelas 7 SMP/MTs
Slide bahasa Indonesia kelas 7 SMP/MTsMono Manullang
 
Makalah Masalah Korupsi Di Indonesia
Makalah Masalah Korupsi Di IndonesiaMakalah Masalah Korupsi Di Indonesia
Makalah Masalah Korupsi Di IndonesiaARY SETIADI
 
Presentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
Presentasi Masalah Korupsi Di IndonesiaPresentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
Presentasi Masalah Korupsi Di IndonesiaARY SETIADI
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaogiig
 

Viewers also liked (11)

Bahasa indonesia fadli illow
Bahasa indonesia fadli illowBahasa indonesia fadli illow
Bahasa indonesia fadli illow
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
 
09 penulisan bahasa indonesia
09 penulisan bahasa indonesia09 penulisan bahasa indonesia
09 penulisan bahasa indonesia
 
JANJI PELAJAR MUHAMMADIYAH
JANJI PELAJAR MUHAMMADIYAHJANJI PELAJAR MUHAMMADIYAH
JANJI PELAJAR MUHAMMADIYAH
 
Makalah korupsiiiiii
Makalah korupsiiiiiiMakalah korupsiiiiii
Makalah korupsiiiiii
 
Slide bahasa Indonesia kelas 7 SMP/MTs
Slide bahasa Indonesia kelas 7 SMP/MTsSlide bahasa Indonesia kelas 7 SMP/MTs
Slide bahasa Indonesia kelas 7 SMP/MTs
 
Korupsi
KorupsiKorupsi
Korupsi
 
Makalah Masalah Korupsi Di Indonesia
Makalah Masalah Korupsi Di IndonesiaMakalah Masalah Korupsi Di Indonesia
Makalah Masalah Korupsi Di Indonesia
 
Presentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
Presentasi Masalah Korupsi Di IndonesiaPresentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
Presentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
 

Similar to Bahasa indonesia makalaah

Bab ii ejaan bahasa indonesia
Bab ii ejaan bahasa indonesiaBab ii ejaan bahasa indonesia
Bab ii ejaan bahasa indonesiamudanp.com
 
Ruang lingkup Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ruang lingkup Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)Ruang lingkup Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ruang lingkup Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)Ibrahim Naki
 
Makalah bahasa indonesia nadia
Makalah bahasa indonesia nadiaMakalah bahasa indonesia nadia
Makalah bahasa indonesia nadiaWahid Anggara
 
Ejaan dan Tanda Baca.pdf
Ejaan dan Tanda Baca.pdfEjaan dan Tanda Baca.pdf
Ejaan dan Tanda Baca.pdfZukét Printing
 
Bahasa Indonesia Ardi Mawardi
Bahasa Indonesia Ardi MawardiBahasa Indonesia Ardi Mawardi
Bahasa Indonesia Ardi Mawardifirdayanti8
 
Bahasa Indonesia. Hasnur
Bahasa Indonesia. HasnurBahasa Indonesia. Hasnur
Bahasa Indonesia. HasnurArdiMawardi1
 
Makalah Bahasa Indonesia Firdayanti
Makalah Bahasa Indonesia FirdayantiMakalah Bahasa Indonesia Firdayanti
Makalah Bahasa Indonesia Firdayantifirdayanti8
 
Ejaan dan Tanda Baca.docx
Ejaan dan Tanda Baca.docxEjaan dan Tanda Baca.docx
Ejaan dan Tanda Baca.docxZukét Printing
 
PENULISAN EJAAN DAN ISTILAH BAHASA INDONESIA YANG SANTUN DAN SESUAI KAIDAH
PENULISAN EJAAN DAN ISTILAH BAHASA INDONESIA YANG SANTUN DAN SESUAI KAIDAHPENULISAN EJAAN DAN ISTILAH BAHASA INDONESIA YANG SANTUN DAN SESUAI KAIDAH
PENULISAN EJAAN DAN ISTILAH BAHASA INDONESIA YANG SANTUN DAN SESUAI KAIDAHHanik Hidayah
 
Tugas nurbaiti tik
Tugas nurbaiti tikTugas nurbaiti tik
Tugas nurbaiti tiksilviani99
 
Gagasan Penyempurnaan EYD
Gagasan Penyempurnaan EYDGagasan Penyempurnaan EYD
Gagasan Penyempurnaan EYDTifanny Ellies
 
Tata Tulis Karya Ilmiah
Tata Tulis Karya IlmiahTata Tulis Karya Ilmiah
Tata Tulis Karya IlmiahTian Sarwoyo
 
Cover bab i kelompok
Cover bab i kelompokCover bab i kelompok
Cover bab i kelompoktaufiq99
 
Cover kelompok bahasa indonesia
Cover kelompok bahasa indonesiaCover kelompok bahasa indonesia
Cover kelompok bahasa indonesiataufiq99
 
Pengertian dan Fungsi Ejaan
Pengertian dan Fungsi EjaanPengertian dan Fungsi Ejaan
Pengertian dan Fungsi Ejaanariffikri12
 

Similar to Bahasa indonesia makalaah (20)

Bab ii ejaan bahasa indonesia
Bab ii ejaan bahasa indonesiaBab ii ejaan bahasa indonesia
Bab ii ejaan bahasa indonesia
 
Ruang lingkup Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ruang lingkup Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)Ruang lingkup Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ruang lingkup Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
 
Makalah bahasa indonesia nadia
Makalah bahasa indonesia nadiaMakalah bahasa indonesia nadia
Makalah bahasa indonesia nadia
 
Makalah dendi
Makalah dendiMakalah dendi
Makalah dendi
 
S yuliani
S yulianiS yuliani
S yuliani
 
Ejaan dan Tanda Baca.pdf
Ejaan dan Tanda Baca.pdfEjaan dan Tanda Baca.pdf
Ejaan dan Tanda Baca.pdf
 
Bahasa Indonesia Ardi Mawardi
Bahasa Indonesia Ardi MawardiBahasa Indonesia Ardi Mawardi
Bahasa Indonesia Ardi Mawardi
 
Bahasa Indonesia. Hasnur
Bahasa Indonesia. HasnurBahasa Indonesia. Hasnur
Bahasa Indonesia. Hasnur
 
Makalah Bahasa Indonesia Firdayanti
Makalah Bahasa Indonesia FirdayantiMakalah Bahasa Indonesia Firdayanti
Makalah Bahasa Indonesia Firdayanti
 
Ejaan dan Tanda Baca.docx
Ejaan dan Tanda Baca.docxEjaan dan Tanda Baca.docx
Ejaan dan Tanda Baca.docx
 
PENULISAN EJAAN DAN ISTILAH BAHASA INDONESIA YANG SANTUN DAN SESUAI KAIDAH
PENULISAN EJAAN DAN ISTILAH BAHASA INDONESIA YANG SANTUN DAN SESUAI KAIDAHPENULISAN EJAAN DAN ISTILAH BAHASA INDONESIA YANG SANTUN DAN SESUAI KAIDAH
PENULISAN EJAAN DAN ISTILAH BAHASA INDONESIA YANG SANTUN DAN SESUAI KAIDAH
 
Tugas nurbaiti tik
Tugas nurbaiti tikTugas nurbaiti tik
Tugas nurbaiti tik
 
Gagasan Penyempurnaan EYD
Gagasan Penyempurnaan EYDGagasan Penyempurnaan EYD
Gagasan Penyempurnaan EYD
 
Tata Tulis Karya Ilmiah
Tata Tulis Karya IlmiahTata Tulis Karya Ilmiah
Tata Tulis Karya Ilmiah
 
Cover bab i kelompok
Cover bab i kelompokCover bab i kelompok
Cover bab i kelompok
 
Ejaan
EjaanEjaan
Ejaan
 
1
11
1
 
Cover kelompok bahasa indonesia
Cover kelompok bahasa indonesiaCover kelompok bahasa indonesia
Cover kelompok bahasa indonesia
 
Nurul j
Nurul jNurul j
Nurul j
 
Pengertian dan Fungsi Ejaan
Pengertian dan Fungsi EjaanPengertian dan Fungsi Ejaan
Pengertian dan Fungsi Ejaan
 

Recently uploaded

Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 

Recently uploaded (20)

Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 

Bahasa indonesia makalaah

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahasa adalah ucapan atau tulisan verbal untuk menyatakan dan mengungkapkan sebuah ide / gagasan. Bahasa berfungsi mengekspresikan suatu keadaan atau kondisi diri manusia (komunikasi langsung), bahasa juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi secara tulisan , di zaman era globalisasi dan pembangunan reformasi demokrasi ini, masyarakat dituntut secara aktif untuk dapat mengawasi dan memahami infrormasi di segala aspek kehidupan sosial secara baik dan benar, sebagai bahan pendukung kelengkapan tersebut, bahasa berfungsi sebagai media penyampaian informasi secara baik dan tepat, dengan penyampaian berita atau materi secara tertulis, diharapkan masyarakat dapat menggunakan media tersebut secara baik dan benar.Adanya bahasa verbal ini seseorang dapat mengungkapkan apa yang ada di dalam benak atau pikirannya, bahasa juga untuk merumuskan sebuah pemikiran yang terdiri dari satuan tata bahasa (gramatika) yang mengorganisir kata-kata menjadi susunan yang bermakna. Sumbangan bahasa bagi kehidupan jelas sangat besar. Kelangsungan segala kegiatan manusia, salah satunya disebabkan adanya bahasa. Tanpa bahasa verbal ini, kita tidak bisa memiliki bayangan kehidupan seperti yang kita alami sekarang ini. Bahasa membantu manusia dalam mengabstraksikan segala sesuatu terkait kehidupannya dan mengambil tindakan sesuai dengan tujuannya. Adanya tata bahasa (gramatika) dan kata-kata yang konstan maknanya dalam bahasa, maka bahasa verbal adalah satu-satunya sarana untuk berkomunikasi antarmanusia. Bahasa membantu manusia tidak saja mengekspresikan atau mengungkapkan ide dan alat berpikir, tetapi bahasa membuat manusia dapat memahami satu sama lain. Hakikat komunikasi dalam bahasa ini adalah sebuah sarana atau alat agar berbagai hal dapat dikomunikasikan kepada pihak lain. Adanya komunikasi inilah yang mensyaratkan adanya interaksi atau hubungan sosial di Makalah EYD dan Tanda Baca Page 1
  • 2. masyarakat. Dalam memadukan satu kesepakatan dalam etika berbahasa, disinilah peran aturan baku tersebut di gunakan, dalam hal ini kita selaku warga Negara yang baik hendaknya selalu memperhatikan rambu-rambu ketata bahasaan Indonesia yang baik dan benar. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah sub. materi dalam ketata bahasaan Indonesia, yang memilik peran yang cukup besar dalam mengatur etika berbahasa secara tertulis sehingga diharapkan informasi tersebut dapat di sampaikan dan di fahami secara komprehensif dan terarah. Dalam prakteknya diharapkan aturan tersebut dapat digunakan dalam keseharian Masyarakat sehingga proses penggunaan tata bahasa Indonesia dapat digunakan secara baik dan benar Sering kali kita mendengar orang-orang Indonesia yang menggunakan bahasa yang tidak baku dalam kegiatan-kegiatan resmi dan dalam penulisanpun masih terjadi kesalahan penggunaan tanda baca, sehingga mengakibatkan kesalahan makna, padahal Pemerintah Indonesia telah membuat aturan-aturan resmi tentang tata bahasa dan penggunaan tanda baca. Pelajaran Bahasa Indonesia sebenarnya sudah diajarkan sejak dari Sekolah Dasar (SD) sampai ke perguruan tinggi. Tapi kesalahan ini masih sering terjadi, bahkan berulang-ulang kali. Ketidak fahaman terhadap tata bahasa Indonesialah yang mengakibatkan orang-orang sering melanggar aturan resmi yang telah dibuat pemerintah tentang tata bahasa Indonesia. Yang mengkhawatirkan ialah ketika aturan ini terlalu sering diacuhkan oleh masyarakat Indonesia, karena salah satu dampak negatifnya ialah hal ini akan dianggap lazim oleh masyarakat Indonesia terlebih lagi oleh anak-cucu yang akan menjadi penerus negeri ini, karena akan mempersulit masyarakat dalam berkomunikasi. Maka dari itu dalam makalah ini, penulis akan memaparkan bagaimana penggunaan tanda-tanda baca yang benar dan arti dari tanda baca itu sendiri, sehingga kita memahami dan dapat menerapkan aturan dalam penulisan yang baik dan benar. Setiap karya tulis ilmiah (makalah, skripsi, laporan penelitian) dan wacana tulis dinas (laporan kegiatan, laporan tugas dinas) menerapkan aturan-aturan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD). EYD memberikan salah satu dari beberapa pedoman yang ada, yaitu penggunaan Makalah EYD dan Tanda Baca Page 2
  • 3. tanda baca. Pemakaian tanda baca menjadi bahasan yang sangat penting, karena setiap karya tulis ilmiah membutuhkan tanda baca. Kesalahan yang sangat fatal, apabila dalam suatu karya tulis ilmiah salah dalam memakai tanda baca. Masalah tersebut muncul akibat kurangnya memahami tanda baca dengan baik dan benar. Namun masalah tersebut dapat dikontrol agar tidak menjadi kesalahan yang berkelanjutan. Perlu diketahui, bahwa tanda baca dalam EYD ada beberapa macam, antara lain: (1) tanda titik (.), (2) tanda koma (,), (3) tanda titik koma (;), (4) tanda titik dua (:), (5) tanda hubung (-), (6) tanda tanya (?), (7) tanda seru (!), (8) tanda kurung (( )), (9) tanda garis miring (/), (10) tanda petik (“…”). Bahasa tulisan sebagai sebagai salah satu bentuk wacana yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya mensyaratkan seorang penulis untuk menguasai kaidah-kaidah bahasa, khususnya penggunaan EYD. Karena dengan pengusaaan terhadap kaidah EYD, dapat dipastikan pesan informasi yang disampaikan dalam tulisannya dapat dengan mudah dipahami oleh pembacanya (Syarif Yunus, 2012). Banyak sekali buku, makalah, media massa yang membahas penggunaan tanda baca dalam karya tulis ilmiah, tetapi kurang intensif. Pembahasan mengenai tanda baca akan diperjelas, dengan memperhatikan aturan yang ada (EYD). Dengan mempertimbangkan kajian tersebut, makalah ini mengkaji pengunaan tanda-tanda baca yang akan memberikan pedoman dalam penulisan karya tulis ilmiah. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, masalah dalam makalah ini dirumuskan sebagai berikut. 1) Apa pengertian tanda baca? 2) Jenis – jenis tanda baca? 3) Bagaimana pemakaian tanda baca? 4) Apa akibat yang ditimbulkan jika salah dalam memakai tanda baca? 5) Apa solusi terbaik agar tidak ada kesalahan dalam memakai tanda baca? Makalah EYD dan Tanda Baca Page 3
  • 4. 1.2.1. Ruang Lingkup Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) Ruang lingkup EYD mencangkup lima aspek, yaitu: 1). Pemakaian huruf membicarakan bagian-bagian dasar dari suatu bahasa, yaitu a. Abjad b. Pemenggalan c. Vokal d. Nama Diri e. Konsonan 2). Penulisan huruf membicarakan beberapa perubahan huruf dari ejaan sebelumnya yang meliputi : a. Huruf Kapital b. Huruf Miring 3). Penulisan kata membicarakan bidang morfologi dengan segala bentuk dan jenisnya berupa : a. Kata Dasar b. Kata Turunan c. Kata Ulang d. Gabungan Kata e. Kata Ganti kau, ku, mu,dan nya f. Kata Depan di, ke, dan dari g. Kata Sandang si dan sang h. Partikel i. Singkatan dan Akronim j. Angka dan Lambang Bilangan k. Penulisan unsur serapan membicarakan kaidah cara penulisan unsur serapan, terutama kosa kata yang berasal dari bahasa asing. 6) Pemakaian tanda baca (pungtuasi) membicarakan teknik penerapan kelima belas tanda baca dalam penulisan dengan kaidanya masing- Makalah EYD dan Tanda Baca Page 4
  • 5. masing Di dalam hal ini, kita akan mempelajari ejaan yang nomor lima yaitu penggunaan tanda baca 1.3. Tujuan Adapun tujuan yang ingin kami capai dari penulisan karya tulis ini adalah: 1) Dapat memahami fungsi dari macam-macam tanda baca yang ada 2) Dapat memahami tata cara dan letak dalam penggunaan tanda baca 3) Dapat membuat sebuah karya tulis dengan tanda baca yang baik 4) Dapat memahami dan mengembangkan tulisan dengan tanda baca yang baik dan benar 1.4. Manfaat Dengan diselesaikanya makalah ini, kami dapat memberikan manfaat antara lain : 1) Dapat menulis karya ilmiah dengan Ejaan tanda baca yang benar. 2) Dapat menggunakan tanda baca yang sesuai dengan konteks kalimat yang ada 3) Dapat memahami penggunaan tanda baca untuk menulis sebuah karya ilmiah yang baik dan benar Makalah EYD dan Tanda Baca Page 5
  • 6. BAB II PEMBAHASAN 2.1. Huruf Kapital atau Huruf Besar a. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. Misalnya: Dia mengantuk. Apa maksudnya? Kita harus bekerja keras. Selamat pagi. b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung. Misalnya: Adik bertanya, "Kapan kita pulang?" Bapak menasihati, "Berhati-hatilah, Nak!" "Kemarin dia terlambat," katanya. c. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan. Misalnya: Allah Yang Mahakuasa Yang Maha Pengasih Quran Alkitab Weda Islam Kristen Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar kepada hamba-Nya. d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang. Misalnya: Haji Agus Salim Imam Syafii Presiden Soekarno Nabi Ibrahim Sultan Hasanuddin Mahaputra Yamin Makalah EYD dan Tanda Baca Page 6
  • 7. e. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang, instansi, atau nama tempat. Misalnya: Gubernur Ali Sadikin Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara Menteri Hatta Radjasa Jenderal Soedirman Profesor Supomo Gubernur Sulawesi Utara Tetapi perhatikanlah penulisan berikut: Siapakah gubernur yang baru dilantik itu? Brigadir Jenderal Sugiarto baru dilantik jadi mayor jenderal. f. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama orang. Misalnya: Amir Hamzah Wage Rudolf Supratman Amien Rais Dewi Persik Nicholas Saputra g. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa. Misalnya: bangsa Indonesia bahasa Turki suku Sasak suku Toraja Tetapi perhatikanlah penulisan berikut: mengindonesiakan kata asing keinggris-inggrisan Misalnya: Haji Agus Salim Imam Syafii Presiden Soekarno Nabi Ibrahim Sultan Hasanuddin Mahaputra Yamin Makalah EYD dan Tanda Baca Page 7
  • 8. h. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah. Misalnya: tahun Hijriah tarikh Masehi bulan Agustus bulan Ramadan hari Jumat hari Lebaran hari Natal Perang Padri Proklamasi Kemerdekaan Tetapi perhatikan penulisan berikut: memproklamasikan kemerdekaan i. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi. Misalnya: Asia Tenggara Jalan Diponegoro Blitar Jazirah Arab Bukit Barisan Kali Ciliwung Cirebon Selat Karimata Tetapi perhatikan penulisan berikut: berlayar ke teluk mandi di kali menyeberangi selat pergi ke arah barat j. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama negara, badan, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi, kecuali konjungsi. Misalnya: Departemen Pendidikan Nasional Keputusan Presiden RI Nomor 156 Tahun 1972 Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak Majelis Permusyawaratan Rakyat Tetapi perhatikanlah penulisan berikut: menurut undang-undang dasar kita menjadi sebuah republik Makalah EYD dan Tanda Baca Page 8
  • 9. k. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata partikel seperti di, ke, dari, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal. Misalnya: Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma Pelajaran Ekonomi untuk Sekolah Menengah Atas l. Huruf kapital dipakai dalam singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan. Misalnya: Dr. Doktor Sdr. Saudara dr. Dokter S.Sos. Sarjana Sosial M.A. Master of Arts S.H. Sarjana Hukum Catatan: Singkatan di atas selalu diikuti oleh tanda titik. m. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan. Misalnya: Kapan Bapak berangkat? Itu apa, Bu? Surat Saudara sudah saya terima. Catatan: Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak dipakai sebagai kata ganti atau sapaan. Misalnya: Kita harus menghormati bapak dan ibu kita. 2.2. Huruf miring (kursif) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk : a. menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan. Makalah EYD dan Tanda Baca Page 9
  • 10. Misalnya: Kumpulan cerpen Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi ditulis oleh Seno Gumira Ajidarma. b. menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata. Misalnya: Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf besar. Buatlah kalimat dengan berlepas tangan. c. menuliskan kata nama-nama ilmiah atau ungkapan asing, kecuali yang telah disesuaikan ejaannya. Misalnya: Sebaiknya kita menggunakan kata kudapan untuk kata snack Catatan : Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak miring diberi satu garis di bawahnya. 2.2. PENULISAN KATA 2.2.1 Kata Dasar Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Misalnya: Kami percaya bahwa kamu anak yang pandai. Kantor pajak penuh sesak. Buku itu sangat tebal. 2.2.2 Kata Turunan a. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Misalnya: bergeletar diberikan Makalah EYD dan Tanda Baca Page 10
  • 11. b. Awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata. Misalnya: bertepuk tangan sebar luaskan c. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat awalan dan akhiran, kata-kata itu ditulis serangkai. Misalnya: memberitahukan mempertanggungjawabkan d. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai. Misalnya: monoteisme antarkota multilateral caturtunggal dasawarsa kontrarevolusi Catatan:  Apabila bentuk terikat tersebut diikuti oleh kata yang huruf awalnya huruf besar, di antara kedua unsur itu dituliskan tanda hubung (-). Misalnya: non-Indonesia pan-Afrikanisme  Maha sebagai unsur gabungan kata ditulis serangkai, kecuali jika diikuti oleh kata yang bukan kata dasar dan kata esa. Misalnya: Allah Yang Mahakuasa. 2.3. Bentuk Ulang Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung. Misalnya: anak-anak centang-perenang porak-poranda gerak-gerik sayur-mayur Makalah EYD dan Tanda Baca Page 11
  • 12. 2.4. Gabungan Kata a. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, bagian-bagiannya ditulis terpisah. Misalnya: duta besar model linear kambing hitam orang tua sepak bola persegi panjang b. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan salah baca, dapat diberi tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara unsur yang bersangkutan. Misalnya: ibu-bapak kami buku sejarah-baru watt-jam c. Gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata ditulis serangkai. Misalnya: daripada silaturahmi halalbihalal syahbandar hulubalang wasalam olahraga sukarela 2.5. Kata Ganti -ku, kau- , -mu, dan -nya Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, -ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya: Apa yang kumiliki boleh kauambil. 2.6. Kata Depan di, ke, dan dari Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada. Misalnya: Adiknya pergi ke luar negeri. Mereka ada di rumah. Perhatikan penulisan berikut: Ia keluar sebentar. Kemarikan buku itu! Makalah EYD dan Tanda Baca Page 12
  • 13. 2.7. Kata si dan sang Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya: Harimau itu marah sekali kepada sang Kancil. 2.8. Partikel a. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya: Apakah yang tersirat dalam surat itu? Bacalah buku itu baik-baik! Apatah lagi yang akan diucapkannya? b. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Misalnya: Apa pun yang dimakannya, ia tetap kurus. Hendak pulang pun, sudah tak ada kendaraan. Kelompok kata yang lazim dianggap padu, seperti adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sungguhpun, walaupun ditulis serangkai. c. Partikel per yang berarti 'mulai', ‘demi’, dan ‘tiap’ ditulis terpisah dari bagian-bagian kalimat yang mendampinginya. Misalnya: Harga kain itu Rp2.000,00 per helai. Mereka masuk ke dalam ruangan satu per satu. Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 April. 2.9. Angka dan Lambang Bilangan a. Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan lazim digunakan angka Arab dan angka Romawi. Pemakaiannya diatur lebih lanjut dalam pasal-pasal yang berikut ini. Makalah EYD dan Tanda Baca Page 13
  • 14. b. Angka digunakan untuk menyatakan ukuran panjang, berat, dan isi, satuan waktu, serta nilai uang. Misalnya: 10 liter beras 1 jam 20 menit Rp5.000,00 5 meter persegi c. Angka lazim dipakai untuk menandai nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada alamat. Misalnya: Jalan Tanah Abang I No.15 Hotel Sofyan Kamar 69 d. Angka digunakan juga untuk menomori karangan atau bagiannya. Misalnya: Bab X pasal 5 halaman 212 Surah Yasin: 9 e. Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut:  Bilangan utuh Misalnya: 12 dua belas 22 dua puluh dua 222 dua ratus dua puluh dua  Bilangan pecahan Misalnya: 1/2 setengah 3/4 tiga perempat 1/100 seperseratus 1 % satu persen f. Penulisan kata bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara yang berikut Misalnya: Paku Buwono X Paku Buwono ke-10 Paku Buwono kesepuluh g. Penulisan kata bilangan yang mendapat akhiran -an mengikuti cara yang berikut Misalnya: tahun 50-an atau tahun lima puluhan Makalah EYD dan Tanda Baca Page 14
  • 15. h. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata, ditulis dengan huruf, kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan, seperti dalam pemerincian dan pemaparan. Misalnya: Anti menonton film itu sampai tiga kali. Di antara 72 anggota yang hadir, 52 orang memberikan suara setuju, 15 suara tidak setuju, dan 5 suara blangko. i. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan kalimat diubah sehingga bilangan, yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata, tidak terdapat lagi pada awal kalimat. Misalnya: Lima belas orang tewas dalam kecelakaan itu. j. Angka yang menunjukkan bilangan bulat yang besar dapat dieja untuk sebagian supaya lebih mudah dibaca. Misalnya: Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 250 juta rupiah. k. Kecuali di dalam dokumen resmi, seperti akta dan kuitansi, bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks. Misalnya: Kantor kami mempunyai dua ratus orang pegawai. Bukan: Kantor kami mempunyai 200 (dua ratus) orang pegawai. l. Kalau bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat. Misalnya: Saya lampirkan tanda terima sebesar Rp1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah). Makalah EYD dan Tanda Baca Page 15
  • 16. 2.10. Pengertian Tanda Baca Tanda baca menurut Ensiklopedi Wikepedia, dipahami sebagai berikut. Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan dengan suara (fenom) atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar bahasa, lokasi, waktu, dan terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang karenanya tergantung pada pilihan penulis. Tanda baca menjadi sangat penting, karena dengan memperhatikan tanda baca dalam suatu aturan yang disepakati yaitu (EYD) memberikan peniliaian tersendiri terhadap hasil karya tulis ilmiah itu sendiri. Kesalahan pemakaian tanda baca dalam penulisan suatu kata akan berdampak terhadap arti kata itu sendiri. Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, Kata, dan tanda baca sebagai sarananya.Batasan tersebut menunjukan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja. Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekedar masalah pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa. Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna. Ibarat sedang mengemudi kendaraan, ejaan adalah rambu lalu lintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para pengemudi mematuhi rambu-rambu yang ada, terciptalah lalu lintas yang tertib dan teratur Berikut ini sejarah beberapa tanda baca, yaitu : a. Tanda Tanya Pada awalnya, dalam bahasa latin, untuk mengindikasikan pertanyaan, orang harus menuliskan kata "Questio" di akhir kalimat untuk menandakan bahwa kalimat tersebut adalah kalimat tanya. Maka untuk menghemat tempat, kata tersebut akhirnya disingkat menjadi qo, yang kemudian dimampatkan lagi menjadi huruf q kecil diatas huruf o, yang akhirnya Makalah EYD dan Tanda Baca Page 16
  • 17. makin lama makin habis menjadi titik dan garis mirip cacing, persis seperti tanda tanya kita sekarang. b. Tanda Seru Seperti tanda tanya, awalnya juga dimulai dengan menumpuk huruf. Tanda ini berasal dari kata dalam bahasa Latin "io" yang berarti "seruan kegembiraan". ketika huruf i ditulis diatas huruf o, lama-lama dipersingkat seperti tanda seru kita sekarang ini. c. Tanda Sama Dengan Ditemukan oleh ahli matematika Inggris Robert Recorde pada 1557, dengan pemikiran seperti ini (dalam bahasa Inggris kuno) "I will settle as I doe often in woorke use, a paire of paralleles, or Gmowe [i.e., twin] lines of one length, thus : , bicause noe 2 thynges, can be more equalle." atau terjemahannya: "Aku akan menggunakan tanda ini seperti biasanya, sepasang garis sejajar, atau kembar dengan panjang yang sama, karena tidak ada dua hal lagi yang bisa lebih sama dengan dua garis sejajar ini." Tanda sama dengan asli temuan Robert setidaknya 5 kali lebih panjang dari yang kita kenal sekarang. d. Ampersand (tanda "&") Simbol ini adalah bentuk stilir dari "et" dalam bahasa Latin yang berarti "Dan." Tanda ini ditemukan oleh Marcus Tullius Tiro, seorang penulis dari abad pertama di Roma. Nama Ampersand baru diberikan setelah 17 abad kemudian. Pada awal 1800-an, murid sekolah belajar simbol ini sebagai huruf ke 27 setelah Z, tapi masih tanpa mana. Jadi di awal 1800-an ini mereka belaar ABC dengan "and per se, and" yang berarti "&" dan kemudian karena saking cepatnya dibaca, akhirnya menjadi "ampersand". e. Octothorp (tanda #) Nama aneh untuk tanda penomoran ini datang dari kata "Thorpe", kata dalam bahasa Normandia Kuno untuk desa atau tanah pertanian yang sering ditemui dalam bahasa Inggris untuk nama tempat. AWalnya digunakan untuk pembuatan peta, yang berarti desa yang di kelilingi Makalah EYD dan Tanda Baca Page 17
  • 18. delapan pertanian. Karena delapan (octa) dan pertanian (thorpe), maka muncul nama ini, Octothorp. f. Tanda Dollar (tanda $) Pemerintah Amerika baru menerbitkan uang mereka sendiri pada 1794, dan pada waktu itu masih menggunakan mata uang dunia lama - peso - atau Dollar Spanyol. Koin 1 Dollar Amerika pertama persis sekali seperti uang Peso Spanyol, baik berat maupun nilainya, jadi mereka mengambil singkatan yang sama: Ps. Makin lama perkembangannya, huruf P ditulis menimpa S, dan kemudian mulai lingkaran diatas P tadi dibuang, jadi hanya huruf S yang ditimpa dengan garis vertikal. 2.10.1 Pemakaian Tanda Baca Dalam hal pembuatan karangan ilmiah, kesalahan huruf dan tanda baca sering muncul. Dan di dalam penulisan tanda baca sering sekali kita lalai dan melakukan kesalahan dalam penulisanya. Sehingga menjadikan karangan atau karya ilmiah kita menjadi sebuah karya yang kurang baik karena ada kesalahan dalam penulisanya. Dari berbagai kesalahan itu, sebenarnya para penulis karya ilmiah mampu untuk membuat tulaisanya, akan tetapi mereka sering lalai dan ceroboh dalam penggunaan tanda baca. Karena apa, tanda baca selalu di anggap sepele dalam penggunaanya sehingga kadang menjadikan kalimat itu menjadi rancu dan berbeda arti. Suatu contoh kita ambil kalimat “kucing makan tikus mati”. Dalam konteks kalimat ini jika tidak kita beri pemisah tanda baca maka akan menjadikanya sulit untuk dipahamai. Dari kalimat “kucing makan tikus mati” siapakah yang mati dalam konteks kalimat ini?, akan tetapi apabila kita ganti konteks kalimat ini dengan pemberian tanda baca seperti ini ”kucing makan, tikus mati”, siapakah yang mati dalam konteks kalimat ini?, kemudian apabila kita gunakan konteks kalimat ini ”kucing makan tikus, mati”, siapakah yang mati dalam konteks kalimat ini?. Kucing makan tikus mati adalah salah satu contoh kalimat yang banyak persepsi apabila kita salah menggunakan tanda bacanya. Oleh karena itu, Makalah EYD dan Tanda Baca Page 18
  • 19. pemakaian tanda baca dalam penyusunan kalimat sangat perlu untuk diperhatikan. Pemakaian tanda baca bersangkutan dengan : a. tanda baca apa yang tepat dipilih dalam menuliskan kalimat atau karangan dalam bahasa Indonesia b. bagaimana cara menuliskan tanda baca tersebut (rapat ataukah renggang/spasi). EYD memberikan salah satu pedoman dalam hal penggunaan tanda baca Setiap masing masing tanda baca memiliki fungsi dan kegunaanya masing-masing. Tanda tanda baca yang dipakai dalam penulisan yaitu : 1. Tanda Titik (.) a. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang. Misalnya: Mas Ageng Prastiyo perhatikan contoh penyingkatan berikut M. A. P. SALAH M. Ageng P. BENAR. Catatan : Apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan. b. Tanda titik dipakai pada singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan. Misalnya: Dr. (doctor) Kol. (colonel) Ny. (nyonya) c. Tanda titik tidak digunakan di belakang singkatan lambing kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang. Misalnya: Lambang Cu adalah lambing kuprum Dia mambeli 10 kg emas Makalah EYD dan Tanda Baca Page 19
  • 20. d. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum, yang ditulis dengan huruf kecil. Misalnya: s.d. (sampai dengan) a.n. (atas nama) e. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Misalnya: Ayahku tinggal di Solo. Biarlah mereka duduk di sana. Dia menanyakan siapa yang akan datang. Catatan : Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan f. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar. Misalnya: a. . Departemen Dalam Negeri A. Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa B. Direktorat Jenderal Agraria b. 1. Patokan Umum 1.1 Isi Karangan 1.2 Ilustrasi 1.2.1 Gambar Tangan 1.2.2 Tabel 1.2.3 Grafik Catatan: Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan atau ikhtisar jika angka atau huruf itu merupakan yang terakhir dalam deretan angka atau huruf. Makalah EYD dan Tanda Baca Page 20
  • 21. g. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukan waktu. Misalnya: pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik) h. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukan jangka waktu. Misalnya: 1.35.20 jam ( 1 jam, 35 menit, 20 detik) 0.20.30 jam (20 menit, 30 detik) 0.0.30 jam (30 detik) i. Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka. Misalnya: Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara. Weltervreden: Balai Poestaka. j. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya. Misalnya: Desa itu berpenduduk 24.200 orang. Gempa yang terjadi semalam menewaskan 1.231 jiwa. k. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukan jumlah. Misalnya: Ia lahir pada tahun 1956 di Bandung. Lihat halaman 2345 dan seterusnya. Nomor gironya 5645678. l. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya. Makalah EYD dan Tanda Baca Page 21
  • 22. Misalnya: Acara kunjungan Adam Malik Bentuk dan Kedaulatan (Bab I UUD ‘45) Salah Asuhan m.Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat atau (2) nama dan alamat penerima surat. Misalnya: Jalan Diponegoro 82 (tanpa titik) Jakarta (tanpa titik) 1 April 1985 (tanpa titik) Yth. Sdr. Moh. Hasan (tanpa titik) Atau: Kantor Penempatan Tenaga (tanpa titik) Jalan Cikini 71 (tanpa titik) Jakarta (tanpa titik) 2. Tanda Koma (,) a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan. Misalnya: Surat biasa, surat kilat, ataupun surat khusus memerlukan perangko. b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat serata berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan. Misalnya: Saya ingin datang, tetapi hari hujan. Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim. c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya. Misalnya: Makalah EYD dan Tanda Baca Page 22
  • 23. Kalau hari hujan, saya tidak akan datang. Karena sibuk, ia lupa akan janjinya. d. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya. Misalnya: Saya tidak akan datang kalau hari hujan. Dia lupa akan janjinya karena sibuk. Dia tahu bahwa soal itu penting. e. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula,meskipun begitu, akan tetapi. Misalnya: … Oleh karena itu, kita harus hati-hati. … Jadi, soalnya tidak semudah itu. f. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat. Misalnya: O, begitu? Wah, bukan main! Hati-hati, ya, nanti jatuh. g. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dari kalimat. Misalnya: Kata Ibu, “ Saya gembira sekali.” “Saya gembira sekali,” kata Ibu, “karena kamu lulus.” h. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. Misalnya: Makalah EYD dan Tanda Baca Page 23
  • 24. (i) Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pakuan, Bogor. (ii) Sdr. Anwar, Jalan Pisang Batu 1, Bogor (iii) Surabaya, 10 Mei 1960 (iv) Kuala Lumpur, Malaysia. i. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka. Misalnya: Alisjahbana, Sultan Takdir. 1949. Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia. Jilid 1 dan 2. Djakarta: PT Pustaka Rakjat. j. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga. Misalnya: B. Ratulangi, S.E. Ny. Khadijah, M.A. k. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi. Misalnya: Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, berkunjung ke Manado. Semua siswa, baik yang laki-laki maupun yang perempuan, mengikuti latihan paduan suara. l. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluh atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka. Misalnya: 12,5 m Rp 12,50 Makalah EYD dan Tanda Baca Page 24
  • 25. m.Tanda koma dapat dipakai––untuk menghindari salah baca––di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat. Misalnya: Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh. Atas bantuan Edyar, Agus mengucapkan terima kasih. Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa. Agus mengucapkan terima kasih atas bantuan Edyar. n. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru. Misalnya: “ Di mana Saudara tinggal?” tanya Karim. “Berdiri lurus-lurus!” perintahnya. 3. Tanda Titik Koma (;) a. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara. Misalnya: Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga. b. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk. Misalnya: Ayah mengurus tanamannya di kebun itu; Ibu sibuk memasak di dapur; Adik menghapal nama-nama pahlawan nasional. Makalah EYD dan Tanda Baca Page 25
  • 26. 4. Tanda Titik Dua (:) a. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian. Misalnya: Ketua : Moch. Achyar Sekretaris : Tati Suryati b. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara surah dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta (iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan. Misalnya: (v) Tempo, I (34), 1971:7 (vi) Surah Yasin:9 (vii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit. (viii) Marzuki dan Rudy W. 2006. Pembuatan Aneka Kerupuk. Jakarta: Penebar Swadaya. c. Titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan. Misalnya: Ayah : “Karyo, sini kamu!” Karyo : (datang menghampiri) “Ada apa, Pak?” Ayah : “Tolong ambilkan sepatu hitam yang di atas lemari!” d. Titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian. Misalnya: Pak Adi mempunyai tiga orang anak: Ardi, Aldi, dan Asdi. Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari. Makalah EYD dan Tanda Baca Page 26
  • 27. 5. Tanda Hubung (-) a. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar atau kata berimbuhan yang terpisah oleh pergantian baris. Misalnya: Walaupun demikian, masih banyak yang ti-dak mematuhi peraturan tersebut. Industri tersebut dapat dikembangkan men-jadi industri padat karya. b. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang. Misalnya: Anak-anak kupu-kupu berulang-ulang kemerah-merahan mondar-mandir sayur-mayur c. Tanda hubung menyambung huruf dari kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal. Misalnya: p-a-n-i-t-i-a 17-08-1945 d. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan kata dengan kata berikutnya atau sebelumnya yang dimulai dengan huruf kapital, kata/huruf dengan angka, angka dengan kata/huruf. Misalnya: se-Indonesia se-Jabodetabek mem-PHK-kan sinar-X peringkat ke-2 S-1 tahun 50-an e. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing. Misalnya: di-smash pen-tackle-an 6. Tanda Pisah Makalah EYD dan Tanda Baca Page 27
  • 28. a. Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat. Misalnya: Kemerdekaan bangsa itu––saya yakin akan tercapai–– diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri. b. Tanda pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas. Misalnya: Rangkaian temuan ini––evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom––telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta. c. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau kata dengan arti ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’. Misalnya: 2004––2009 tanggal 1––10 Mei 2007 Jakarta––Bandung 7. Tanda Elipsis (…) a. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat atau dialog yang terputus-putus. Misalnya: Kalau begitu … ya, ayo kita berangkat. b. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan. Misalnya: … selanjutnya akan di bawa ke pengadilan. Ibu baru pulang … pasar. Catatan: Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, maka perlu dipakai empat buah titik; tiga titik untuk menandai penghilangan teks dan satu titik untuk menandai akhir kalimat. Misalnya: Ibu baru pulang dari…. Makalah EYD dan Tanda Baca Page 28
  • 29. 8. Tanda Tanya a. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya. Misalnya: Kapan ia berangkat? Saudara tahu, bukan? b. Tanda tanya dipakai di dalam kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan kebenarannya. Misalnya: Ia dilahirkan pada tahun 1983 (?). Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang. 9. Tanda Seru (!) a. Tanda seru dipakai pada akhir kalimat printah. Misalnya: Bersihkan kamar itu sekarang juga! Jangan berisik! b. Tanda seru dipakai pada akhir ungkapan atau pernyataan yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ketakjuban, ataupun rasa emosi yang kuat. Misalnya: Alangkah seramnya peristiwa itu! Indah sekali pemandangan alam ini! Merdeka! 10. Tanda Kurung ((…)) a. Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan. Misalnya: Komisi A telah selesai menyusun GBPK (Garis-Garis Besar Program Kerja) dalam sidang pleno tersebut. Makalah EYD dan Tanda Baca Page 29
  • 30. b. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan. Misalnya: Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan perkembangan per-ekonomian Indonesia lima tahun terakhir. c. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan. Misalnya: Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal. d. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan. Misalnya: Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain (a). Sahrul Gunawan berasal dari (kota) Bogor. 11. Tanda Kurung Siku ([...]) a. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai korekssi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli. Misalnya: Sang Puteri men[d]engar bunyi gemerisik. b. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung. Misalnya: Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35––38]) perlu dibentangkan di sini. Makalah EYD dan Tanda Baca Page 30
  • 31. 12. Tanda Petik ganda (“…”) a. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lainnya. Misalnya: “Saya belum siap,” kata Mira, “tunggu sebentar!” Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara ialah bahasa Indonesia.” b. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat. Misalnya: Sajak “Berdiri Aku” terdaapat pada halaman 5 buku itu. Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul “Rapor dan Nilai Prestasi di SMA” diterbitkan dalam harian Tempo. Perhatikan: 1b. Penyakit Malaria biasanya ditularkan melalui nyamuk. SALAH 2b. Penyakit “Malaria” biasanya ditularkan melalui nyamuk. BENAR Perhatikan perbedaan 1b dan 2b Malaria merupakan istilah ilmiah, jelas salah bila hanya ditulis biasa tanpa tanda khusus yaitu tanda petik. c. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus. Misalnya: Saat ini ia sedang tidak mempunyai pacar yang di kalangan remaja dikenal dengan “jomblo”. Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan “si Hitam”. Makalah EYD dan Tanda Baca Page 31
  • 32. 13. Tanda Petik Tunggal (‘…’) a. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain. Misalnya: Tanya Basri, Kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?” “Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, ‘Ibu, Bapak pulang’, dan rasa letihku lenyap seketika,” ujar Pak Hamdan. b. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing. Misalnya: Feed-back berarti ‘balikan’. 14. Tanda Garis Miring (/) a. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim. Misalnya: No. 12/PK/2005 Jalan Kramat III/10 Masa Bakti 2005/2006 Tahun Ajaran 2006/2007 b. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap. Misalnya: a. Laki-laki/Perempuan b. 120 km/jam c. 1 No. 8 / XXII / 2000 SALAH 2 No.8/XXII/2000 BENAR Perhatikan perbedaan (c1) dengan (c2). Pada (c1) memberikan asumsi baris baru. Pada (c2) memberikan asumsi baru. Yang bernar adalah (c2). Makalah EYD dan Tanda Baca Page 32
  • 33. 15. Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘) a. Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun. Misalnya: Gunung pun ‘kan kudaki. (‘kan = akan) 17 Agustus ’45 (’45 = 1945) 2.11. Format penulisan Selain tanda baca, ada juga format penulisan yang cukup membantu untuk keperluan penulisan kalimat. a. Cetak tebal, untuk menegaskan suatu kata atau kalimat yang sedang menjadi pembicaraan. Misal: Buaya adalah reptil terbesar yang hidup di sungai dan rawa-rawa. b. Cetak miring merupakan kata serapan di luar bahasa baku yang sedang digunakan. Misal:  Menjelang masa Pilkada, banyak calon yang sowan para kyai. Kata sowan diserap dari bahasa Jawa. Cetak miring juga digunakan untuk menuliskan judul lagu, buku, film, dan lain-lain. Misal:  Hantu Jeruk Purut adalah film bertema horor yang turut mewarnai perfilman nasional saat ini. c. Garis bawah memiliki fungsi hampir sama seperti cetak tebal dan miring, ketika teknologi komputer belum sepesat sekarang. Seperti kita ketahui, mesin ketik generasi tua belum ada fasilitas cetak tebal dan miring. Tapi untuk masa sekarang, garis bawah tidak begitu jelas penggunaannya. Makalah EYD dan Tanda Baca Page 33
  • 34. 2.12. Tanda Baca Yang Memiliki Arti Khusus Perbedaan rapat dengan spasi suatu tanda baca bukan sekedar soal pengetikan. Beberapa tanda memiliki arti khusus dengan penulisan itu. Perhatikan tabel dibawah ini. Tabel 01 Pemakaian Spasi/Rapat Tanda Baca DITULIS RAPAT DITULIS RENGGANG/SPASI Contoh Arti Contoh Arti 1 – 48 Dikurangi 1−48 sampai dengan 1 : 200 Dibagi 1:200 Dibanding kantor/lembaga Atau kantor / lembaga baris baru habis. Lalu, … Selesai habis . Lalu, … Perkalian 4,5 Desimal 4, 5 urutan/deret 2.13. Akibat Salah Pemakaian Tanda Baca Pemakaian tanda baca jangan dianggap tidak penting, jika kalau ada kesalahan dalam pemakaian tanda baca akan mengakibatkan salah pengertian jika dipandang dari sisi benar maupun baiknya suatu karya tulis ilmiah. Contoh berikut mudah-mudahan dapat membantu kita sekalian dalam menulis karya ilmiah yang baik dan benar tentunya. Contoh: a. Semisal dalam nama jabatan, pemakaian tandanya dicontohkan sebagai berikut.  Prof. Dr. H. Mas Ageng Prastiyo, S.sos., M.si SALAH  Prof. DR. H. Mas Ageng Prastiyo, S.sos. M.si BENAR  Di manakah dr. Ageng Mkes bertugas ? SALAH  Di manakah Dr. Ageng M.kes. bertugas ? SALAH  Di manakah dr. Ageng, M.kes. bertugas? BENAR Makalah EYD dan Tanda Baca Page 34
  • 35. 2.13.1 Solusi Agar Tidak Salah Menggunakan Tanda Baca Ada banyak sekali tanda baca (tanda ulang, tanda penyingkat aprostrop, tanda kurung siku, tanda elipsis, dll.). Namun yang menjadi kajian dalam makalah ini hanya beberapa tanda saja. Solusi terbaik agar tidak salah dalam menggunakan tanda baca adalah berlatih dan belajar dengan sungguh-sungguh, apalah arti ilmu kalau tidak dimanfaatkan dengan baik. Banyak referensi terlengkap yang menjadi rujukan untuk mengetahui bermacam-macam tanda baca serta penggunaanya, salah satunya adalah KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Makalah EYD dan Tanda Baca Page 35
  • 36. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 1. Bahwa Penggunaan tanda baca perlu diperhatikan dalam penulisan karya tulis atau karya ilmiah. Masing masing tanda baca memiliki aturan dan tata letak penggunaanya, sehingga kita harus cermat dalam menggunakan tanda baca dan menempatkan tanda baca pada aturan yang telah di tetapkan 2. Penggunaan ejaan yang disempurnakan (E Y D) sangat dibutuhkan dalam penulisan karya tulis ilmiah agar sebuah karya tulis ilmiah tersebut dapat tersusun dengan baik dan mudah dipahami. 3. Salah dalam menggunakan tanda baca akan menyebabkan kesalahan yang sangat fatal yang tanpa disadari kalaupun sebelumnya belum mengetahui hal tersebut.kesalahan- kesalahan tersebut dapat menjadi kesalahan yang sangat fatal dalam mengikuti aturan-aturan ketata bahasaan yang akhirnya kesalahan tersebut menjadi sebuah kebiasaan dan parahnya lagi hal tersebut menjadi membudaya dan di benarkan penggunaan dalam keseharian, untuk itu sudah menjadi kewajiban kita bersama untuk selalu mengingatkan kepada masyarakan untuk dapat menggunakan kaidah tata bahasa Indonesia yang baik dan benar, karena bagaimanapun bahasa memiliki peran penting dalam proses pembangunan karakter masyarakat dalam bangsa ini. 3.2 Saran Adapun saran sebagai penulis, yaitu untuk semua masyarakat Indonesia agar selalu mengikuti aturan – aturan yang telah ditetapkan. Agar, bahasa Indonesiam tetap menjadi bahsa persatuan. Bagi para mahasiswa diharapkan kedepannya agar tidak merasa janggung dalam menggunakan bahasa dan tanda baca yang benar demi kelangsungan budaya kita. Untuk kedepannya diharapkan saran dan kritik yang membangun demi perbaikan makalah ini kedepannya. Makalah EYD dan Tanda Baca Page 36
  • 37. DAFTAR PUSTAKA Alwi, Hasan. Dkk. 2003, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi -2. Jakarta: Balai Pustaka. Badudu, J.S. 1983. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: Gramedia. Tribun Bandung, Jum’at (11 Januari 1014), hal. 2 www.wikipedia.com pada Jum’at, 11 januari 2014 http://www.ulfiah.blogspot.com/2014/01/demokrasi-islam.html Makalah EYD dan Tanda Baca Page 37