SlideShare a Scribd company logo
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur pada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahNya kami
berhasil menyelesaikan makalah “Analisis Kesalahan Pemakaian Ejaan Bahasa
Indonesia” mata kuliah Anakon dan Anakes Bahasa Indonesia.
Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad S. A. W., kepada
keluarga, sahabat, serta kita selaku penerus risalahnya. Aamiin.
Kami selaku penyusun, menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan bermanfaat.
Bogor, 26 September 2017
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesalahan Pemakaian Huruf............................................................................ 3
B. Kesalahan Penulisan........................................................................................ 5
1. Penulisan Kata .......................................................................................... 5
2. Penulisan Kata Depan............................................................................... 5
3. Penulisan Partikel...................................................................................... 5
4. Penulisan Gabungan Kata......................................................................... 6
5. Penulisan Unsur Serapan........................................................................... 7
C. Kesalahan Pemakaian Tanda Baca ................................................................. 8
BAB III PENUTUP
Simpulan................................................................................................................ 17
Daftar Pustaka..................................................................................................... iii
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa Indonesia digunakan sebagai alat komunikasi dalam masyarakat
Indonesia. Seperti yang diketahui bahwa kegiatan komunikasi memerlukan tiga aspek
yaitu komunikator, komunikan, serta informasi yang ingin disampaikan. Kegiatan
komunikasi dimulai dari hal yang ingin disampaikan oleh komunikator, kemudian
dilanjutkan dengan mengolah gagasan atau hal yang disampaikan komunikator sehingga
hal yang disampaikan komunikator tersebut dapat diterima oleh komunikan dengan tepat.
Dengan begitu, sebagai alat komunikasi, bahasa harus mampu menyampaikan
maksud komunikator dengan tepat, termasuk bahasa Indonesia. Maksud atau amanat
komunikasi ini bisa berupa informasi tentang fakta, peristiwa, ungkapan ide, pendapat,
perasaan, keinginan, dan sebagainya. Hal-hal itu dituangkan dalam aspek kebahasaan
yang berupa kata, kalimat, paragraf (komunikasi tulis) atau paraton (komunikasi lisan),
ejaan dan tanda baca dalam bahasa tulis, serta unsur-unsur prosodi (intonasi, nada, irama,
tekanan, tempo) dalam bahasa lisan.
Sebagai bahasa yang hidup, bahasa Indonesia mempunyai variasi-variasi atau
ragam-ragam, yang masing-masing memiliki fungsi tersendiri dalam proses komunikasi
(Sloka, 2006:118). Variasi-variasi tersebut sejajar, dalam pengertian tidak ada yang lebih
tinggi daripada yang lain. Salah satu variasi tersebut digunakan untuk mendukung fungsi-
fungsi tertentu. Variasi tersebut dinamakan bahasa baku atau standar. Selain itu, variasi-
variasi yang lain, yang disebut variasi nonbaku atau nonstandard, tetap hidup dan
berkembang sesuai dengan fungsinya, yaitu sebagai alat komunikasi dalam situasi yang
tidak resmi atau non formal.
Dalam karya tulis ilmiah, bahasa Indonesia yang digunakan adalah bahasa baku.
Sebagai bahasa baku, terdapat standar tertentu yang harus dipenuhi dalam penggunaan
ragam bahasa. Standar tersebut meliputi penggunaan tata bahasa dan ejaan yang sesuai
dengan pedoman yang berlaku. Tata bahasa Indonesia yang baku salah satunya meliputi
4
penggunaan dan pemilihan kata, dan ejaan yang sesuai dengan kaidah baku yang terdapat
dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Kaidah tata bahasa Indonesia yang baku
adalah kaidah tata bahasa Indonesia sesuai dengan aturan berbahasa yang ditetapkan oleh
Badan Pengenbangan Bahasa. Dengan demikian, bahasa yang digunakan harus sesuai
kaidah-kaidah kebahasaan termasuk dalam penggunaan ejaan. Karena kesalahan
penggunaan bahasa dapat menimbulkan interpretasi yang berbeda antara orang yang satu
dengan yang lainnya. Sehingga memungkinkan timbulnya kesalahpahaman dalam
komunikasi.
Oleh karena itu, melihat pentingnya penggunaan ejaan dengan tepat seperti yang
telah disampaikan di atas, maka dalam makalah ini penulis akan memaparkan tentang
analisis kesalahan penggunaan ejaan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan pertanyaan-
pertanyaan sebagai berikut.
1. Bagaimana kesalahan pemakaian huruf?
2. Bagaimana kesalahan penulisan?
3. Bagaimana pemakaian tanda baca?
C. Tujuan
Berikut tujuan dari makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui kesalahan dan kebenaran pemakaian huruf.
2. Untuk mengetahui kesalahan dan kebenaran kesalahan penulisan.
3. Untuk mengetahui kesalahan dan kebenaran pemakaian tanda baca.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kesalahan Pemakaian Huruf
Kesalahan umum dalam pemakaian huruf adalah kesalahan pemakaian huruf
kapital karena huruf itu sering digunakan secara respektif. Artinya, pemakai bahasa
mengaitkan pemakaian huruf kapital dengan rasa hormat (atau takut?) terhadap
seseorang, lembaga, aliran, paham, ataupun sesuatu yang dianggap sakral, walaupun
bukan nama diri. Akibatnya, semua benda, hal, orang, dan sebagainya yang dianggapnya
terhormat dituliskannya dengan huruf awal kapital pun menjadi tidak konstan dan sangat
relatif.
Jika penulisan itu berdasarkan kaidah, tulisannya akan benar Karena kaidahnya
harus diberlakukan secara mantap. Tidak boleh relatif, dan tidak boleh berdasarkan “rasa
tertentu” terhadap apa yang akan dituliskan. Jadi pemakaian huruf kapital sama sekali
tidak berkaitan dengan resfek-tidaknya pemakaian bahasa terhadap sesuatu.
Kesalahan penulisan juga terjadi karena pemakai bahasa tidak tahu kaidah
penulisan huruf kapital dengan benar, ia tidak tahu ejaan seperti apa yang harus
digunakannya. Padahal, menurut kaidah ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan,
atau yang sekarang menjadi Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) huruf kapital dipakai antara
lain, sebagai
1. Huruf pertama awal kalimat, misalnya
Kita sudah memasuki semester akhir.
Tugas ini harus selesai.
2. Huruf pertama awal kalimat langsung misalnya
“Kita tidak boleh banyak bermain,” katanya
Adik bertanya,”Kapan kita pulang?”
3. Huruf pertama kata yang digunakan sebagai kata penyapa, misalnya
Mereka pergi ke ruang Pak Rektor.
Dosen Bahasa Indonesia itu bertanya,”Pukul berapa, Nak?”
4. Huruf pertama nama diri dari unsur nama diri, misalnya
6
Dewi Sartika, Halim Perdana Kusuma, Henry Guntur Tarigan.
Tahun Hijriah, Gunung Salak, Wai Sekampung, Laut Arafuru.
5. Huruf pertama singkatan (seperti singkatan gelar akademis), misalnya
Dr, doktor, S.Pd. sarjana pendidikan, Prof. Profesor, Sdr. Saudara, S.H. sarjana
hokum, S.E. sarjana ekonomi.
6. Huruf pertama kata Anda, misalnya
Sudahkah Anda salat?
Surat Anda sudah lama kami terima.
7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata agama, kitab suci, dan
Tuhan, termasuk sebutan kata ganti untuk Tuhan. Misalnya
Islam
Allah
Alquran
8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu,
nama instansi, atau nama tempat. Misalnya
Wakil Presiden Jusup Kala
Sekretaris Jendral Asosiasi Dosen Republik Indonesia
9. Huruf kapital dipakai sebagia huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan
bahasa. Misalnya
bangsa Indonesia
suku Sunda
10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi. Misalnya
Bogor
Kecamatan Bogor Selatan
Gang Toyib
11. Yang memiliki judul, misalnya artikel, buku, majalah, dan koran, jadi nama itu
dituliskan dengan huruf awal kapital, seperti
Saya telah membaca buku Ya Allah Semoga Dia Jodohku.
Dia mengirimkan artikel berjudul “Bahaya Narkoba” untuk dilombakan.
7
12. Huruf capital dipakai sebagai huruf pertama semua kata, kecuali kata tugas,
seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk.
B. Kesalahan Penulisan
1. Penulisan Kata
Banyak pemakai bahasa yang menganggap bahwa dirinya sudah menuliskan kata
yang benar. Oleh Karena itu, untuk keperluan resmi sekalipun, mereka merasa tidak
perlu melihat kamus bahasa Indonesia dan dengan yakin menulis kata-kata, seperti
kokoh, lembab nenas, teoritis, coklat, mesjid, nasehat, hakekat, dan praktek.
Padahal, tulisan yang baku adalah
kukuh, pidato pengukuhan; teguh kukuh (bukan: pidato
*pengokohan dan teguh *kokoh berlapis baja), lembab, tingkat
*kelembapan, (bukan tingkat kelembaban): nanas (latin: Ananas comus), teoritis
(Ingg, theoretical), cokelat, masjid, nasihat, hakikat, (bukan *hakiki dan nasehat,
bahasa Arab tidak memiliki bunyi [e]), praktik (BId. praktijk) praktis, pratikum
(bukan: *praktes dan *praktekum)
Untuk keperluan penulisan resmi, seharusnya pemakai bahasa mau membuka
kamus yang dianggap standar. Setakat ini kamus yang dianggap standar ialah Kamus
Besar Bahasa Indonesia.
2. Penulisan Kata Depan
Kata depan di dan ke sering dituliskan serangkai dengan kata yang mengikutinya,
seperti diantara, diatas, dibawah, kerumah, keatas, dan kesana. Padahal, yang betul
ialah kata depan harus dituliskan terpisah dari
a. kata benda yang mengikutinya, seperti ke rumah, kepasar, ke sekolah dan kekota;
b. kata benda lokatif yang mengikutinya, seperti ke atas ke bawah ke sana dan dari
sini
3. Penulisan Partikel
Kesalahan yang sering dilakukan ialah kesalahan menuliskan patikel pun, seperti
apapun, kapanpun,kamipun,dan dimanapun, padahal penulisan yang betul ialah apa
pun, kapan pun, dimana pun, siapa pun, kami pun
8
Karena partikel pun pada contoh diatas berarti ‘juga’ atau’saja’ yang harus
dituliskan terpisah, seperti
kapan pun ‘kapan saja’ ‘kapan juga’
di mana pun ‘di mana saja’ ‘di mana juga’
(pemakaian pun, saja, atau juga amat bergantung pada konteks kalimat yang
dimasukin oleh kata-kata itu).
4. Penulisan Gabungan Kata
Kesalahan yang sering ditemukan ialah kesalahan penulusan:
a. gabungan kata yang mendapat awalan, akhiran atau awalan-akhiran sekaligus,
seperti ditandatangan, tandatangani, ditanda tangani dan ditanda tangankan;
padahal yang benar ialah, ditanda tangan, tanda tangani, dan ditandatangankan
karena kedua gabungan kata itu;
1) hanya mendapat awalan atau akhiran;
2) mendapat awalan dan akhiran sekaligus;
b. gabungan kata yang terdiri atas lebih dari tiga kata, seperti
1) buku sejarah baru (membingungkan)
2) pedagang udang tanpa kepala(membingungkan)
Karena itu, gabungan kata itu bisa dituliskan
1) a. buku sejarah-baru; (‘sejarah-baru vs sejarah lama’)
buku-sejarah baru; (buku-sejarah vs buku-botani)
b. buku sejarah baru vs buku sejarah lama
2) a. pedagang-udang tanpa kepala ‘pedagang takkberkepala’
pedagang udang-tanpa-kepala (udangnya yang tak berkepala)
Jika gabungan kata memperoleh awalan atau akhiran saja, gabungan kata itu harus
dituliskanterpisah, seperti
Diberi tahu beri tahukan
Tanda tangani tanda tangankan
9
Akan tetapi, jika gabungan kata memperoleh awalan dan akhiran sekaligus,
gabungan kata itu harus dituliskan serangkai, misalnya diberitahukan,
ditandatangankan, dan ditandatangani.
5 Penulisan Unsur Serapan
Penulisan unsur seraan didasarkan pada penyesuaian ejaan (kata), bukan pada
penyesuaian bunyi (lafal), misalnya bank dan sanctice diserap ke dalam bahasa
Indonesia menjadi bank dan sanksi, bukan *bang dan *sangsi walaupun bunyi kedua
kata itu (bang dan sangsi memiliki makna tersendiri).
Berikut beberapa contoh kesalahan serapan.
Sistim Sistem
Tehnik Teknik
Tehnoloji Teknologi
Metoda Metode
Frekwensi Frekuensi
Praktek Praktik
Prosentase Persentase
Kondite Konduite
Managemen Manajemen
Kordinir Koordinasi
Legalisir Legalisasi
Survai Survei
Karir Karier
Massmedia Madiamassa
Ambulan Ambulans
Hipotensa Hipotesis
Analisa Analisis
10
Pasn Pasien
Aktip Aktif
Aktifitas Aktivitas
Komplek Kompleks
Psikology Psikologi
Effisien Efisien
Presidential Presidensial
Taxsi Taksi
Apotik Apotek
Pebruari Februari
Nopember November
C. Kesalahan Pemakaian Tanda Baca
Kesalahan pemakaiantanda baca juga sering ditemukan, misalnya kesalahan
pemakaian tanda baca pada perincian yang disusun ke bawah (terutama pemakaian tanda
koma, titik koma, dan titik dua), kemudian pemakaian tanda garis miring, tanda hubung,
dan tanda pisah.
Contoh Kesalahan Pemakaian Ejaan dan Perbaikannya
Berikut ini beberapa contoh kesalahan pemakaian ejaan.
a. 1) Selamat pagi, pak? Apa kabar bapak sekeluarga?
2) Menurut Rektor, semua dosen harus bekerja dengan baik.
Kata pak dan bapak pada kalimat (a1) harus dituliskan dengan huruf awal kapital karena
digunakan sebagai kata sapaan. Akan tetapi, kata rektorpada kalimat (a2) harus dituliskan
dengan huruf awal keci; karena bukan nama diri, tidak digunakan sebagai kata sapaan,
dan tidak diikuti nama orang atau nama wilayah atau tempatnya. Rektor merupakan nama
jenis jabatan seperti juga nama jenis jabatan lainnya, misalnya guru, bidan, presiden, dan
camat. Degan demikian kalimat itu dapat diperbaiki menjadi
11
a. 1) Selamat pagi, Pak? Apa kabar Bapak sekeluarga?
2) Menurut rektor, semua dosen harus bekerja dengan baik.
b. 1) Dia sangat pandai membaca Al-Quran.
2) Besar sudut sebuah segi tiga 180 derajat.
Nama kitab suci umat Islam seharusnya dituliskan Alquran, seperti juga penulisan
Alkitab.
Segi tiga harus dituliskan serangkai, menjadi segitiga, tetapi segi empat dn segi
lima (bukan: *segiempat dan *segilima). Mungkin karena segitiga merupakan bangun
yang khas-walaupun besar sudutnya diubah-ubah, bangun itu tetap berbentuk segitiga-
tulisannya pun menjadi khas pula.
Ejaan kata segitiga dalam bahasa Inggris, yaitu triangle (bukan: *trhee angles) dan dalam
bahasa Prancis dituliskan triangle (bukan: *trios angles atau *trois coins). Perbaikan
kalimat itu menjadi seperti berikut.
b. 1) Dia sangat pandai membaca Alquran.
2) Besar sudut sebuah segitiga 180 derajat.
c. 1) Sudahkah anda tahu, bahwa anda diterima di Universitas Pakuan?
2) Dia itu kakak tingkat anda, bukan adik tingkat.
Menuruut kaidah ejaan kata Anda harus dituliskan dengan huruf awal kapital, di mana
pun letaknya, apakah di awal ataupun di tengah kalimat. Jadi perbaikan kalimat itu seperti
berikut.
c. 1) Sudahkah Anda tahu, bahwa Anda diterima di Universitas Pakuan?
2) Dia itu kakak tingkat Anda, bukan adik tingkat.
d. Kemarin saya membeli kacang Bogor, asinan Bogor, beras Cianjur,
dan sambal Lampung.
12
Nama tempat Bogor, Lampung dan Cianjur, yang mengikuti nama benda hasil olahan,
seperti asinan, sambal, dan beras, tidak termasuk nama jenis. Nama tempat itu digunakan
untuk menunjukan tempat atau daerah asal benda diolah. Nama itu juga dapat digunakan
untuk menunjukkan kekhasan mutu, citat ra (enak-tidak enaknya) benda olahan itu. Jika
dituliskan dalam bentuk lengkapp, benda olahan itu seperti berikut:
Asinan (buatan/asal/khas) Bogor
Sambal (buatan/asal/khas) Lampung
Beras (buatan/asal/khas) Cianjur
Akan tetapi, dalam kehidupan sehari-hari bentuk lengkap itu jarang disertakan.
Nama tempat itu berbeda dari nama tempat yang menyertai benda alami, seperti
kacang bogor dan talas bogor serta badak jawa dan harimau Sumatra. Nama daerah itu
pada umumnya untuk menunjukkan nama jenis tumbuhan atau hewan. Kacang bogor dan
talas bogor itu merupakan bana jenis kacang dan nama jenis talas, yang berbeda dari
jenis kacang atau talas lainnya (tidak selalu ditanam di Bogor), misalnya kacang kapri
dan talas ungu (yang batangnya berwarna ungu).
Yang menentukan suatu benda berbeda jenisnya dari benda lain ialah perbedaan
sifat dan/atau ciri benda itu. Yang menetapkan itu adalah para ahli di bidang tersebut.
Kaidah bahasa hanya mengatur cara menuliskannya. Jadi, kalimat itu dapat diperbaiki
menjadi
d. Kemarin saya membeli kacang bogor, asinan bogor, beras cianjur,
dan sambal lampung.
Bandingkan dengan
Kemarin saya membeli kacang bogor, dan padi gogo serta melihat
harimau Sumatra, badak jawa, dan kambing Ottawa.
e. Dia tinggal di sini bersama Ibu dan adiknya.
13
Yang salah pada kalimat itu ialah penulisan kata Ibu, yang seharusnya dituliskan
dengan huruf awal kecil karena tidak digunakan sebagai kata sapaan, tetapi sebagai kata
ganti yang menunjukan kepemilikan. Bentuk lengkap keterangan kalimat itu ialah
bersama ibunya dan (bersama) adiknya. Jadi kalimat itu dapat diperbaiki seperti berikut.
e. Dia tinggal di sini bersama ibu dan (bersama) adiknya.
f. Keluar ke luar, masuk ke dalam, turun ke bawah, dan naik ke atas.
Pada kalimat di atas terdapat kata keluar dan ke luar, yang penulisannya berbeda,
tetapi kata yang bisa berantonim dengan kata masuk (yang terdapat pada klausa kedua)
ialah kata keluaur, sedangkan frasa perposisional ke luar berantonim dengan ke dalam.
Jadi masuk >< keluar dan ke dalam >< ke luar. Kalimat itu bisa diperbaiki menjadi
f. Keluar ke luar, masuk ke dalam, turun ke bawah, dan naik ke atas.
Banyak orang yang mengaggap bahwa keluar ke luar, masuk ke dalam, turun ke
bawah, dan naik ke atas merupakan bentuk pleonasme atau pemakaian yang berlebihan.
Akan tetapi, anggapan itu ternyata tidak selalu benar.perhatikan pemakaiannya pada
kalimat berikut.
Saya turun ke bawah rumah.
Saya turun ke rumah (Dari gedung yang lebih tinggi).
Kalimat Saya turun ke bawah rumah bisa dikatakan ketika orang berada di rumah
berkolong karena kalimat itu berarti ‘saya turun ke kolong rumah’ tetapi Saya turun ke
rumah (sebelumnya mungkin saya berada di menara atau di bangunan yang lebih tinggi
daripada rumah). Pada kalimat Saya naik ke kereta,dapat dipastikan bahwa (‘saya berada
di dalam gerbong kereta’) tetapi Saya naik ke atas kereta (bisa jadi ‘saya berada di atap
kereta’).
g. Panaskan adonan ini dalam oven dengan suhu 220 Volt.
Yang salah pada kalimat ini ialah penulisan kata Volt, yang seharusnya dituliskan
dengan huruf awal kecil karena tidak digunakan sebagai nama diri orang, tetapi sebagai
nama jenis ukuran, seperti liter, meter, ohm, ampere, dan kilogram. Memang, Volt adala
nama diri orang yang menemukan ukuran satuan potensial listrik yang dibutuhkan untuk
mengalirkan satu ampere arus listrik. Tulisan 220 Volt berarti ‘220 orang bernama Volt’.
Jadi kalimat itu dapat diperbaiki menjadi
g. Panaskan adonan ini dalam oven dengan suhu 220 volt.
14
h. 1) Saya tidak masuk kuliah, karena sakit.
2) Saya membeli kertas, tinta dan pensil.
Pemakaian tanda koma sebelum keterangan karena sakit pada kalimat (h1) itu
salah karena predikat yang langsung diikuti keterangan seperti itu tidak boleh diantarai
oleh tanda koma. Setiap perincian yang lebih dari dua seperti pada contoh (h2) harus
didahului oleh tanda koma. Jadi perbaikan kalimat itu seperti berikut.
h. 1) Saya tidak masuk kuliah karena sakit.
2) Saya membeli kertas, tinta, dan pensil.
Betapa pentingnya tanda koma sebelum perincian terakhir pada kalimat di atas.
Bandingkan kalimat berikut ini.
2) Saya membeli kertas, tinta hitam dan tinta biru dan pensil.
Kalimat berikut ini lebih mudah dipahami karena mengikuti kaidah pemakaian
tanda koma.
2) Saya membeli kertas, tinta hitam dan tinta biru, dan pensil.
Dengan kata lain, kesulitan pemahaman bbisa terjadi jika komponen sebelum
perincian terakhir itu terdiri atas lebih dari satu unsur, seperti tinta hitam dan tinta biru.
i. Pengedar dan atau pemakai narkoba dapat dikenai hukuman berat
Kalimat itu terasa tidak logis karena (pengedar dan pemakai) dan (penngedar
atau pemakai) tidak mungkin terjadi sekaligus. Yang mungkin terjadi ialah (pengedar
dan pemakai) atau (pengedar atau pemakai). Secara sederhana, informasi dari kalimat
yag dituliskan dengan dan/atau itu bisa dipahami seperti berikut.
Pengedar dan pemakai / pengedar atau pemakai
(a + b) atau (a/b)
Kumulatif Atau Alternatif
Jadi yang sebenarnya dipilih adalah kumulatif—(hasil menjumlah)—ataukah
alternatif (hasil memiliih). Pernyataan itu dapat dituliskan dalam kalimat yang panjang
berikut ini.
(Pendengar dan pemakai) atau (Pendengar atau pemakai) narkoba dapat dikenai
hukuman yang berat.
Kalimat yang panjang itu dapat disederhanakan menjadi
15
i. Pengedar dan /atau pemakai narkoba dapat dikenai hukuman berat
j. Banjir itu menewaskan 1235 orang.
Angka 1235 menunjukan jumlah, bukan menunjukkan urutan. Oleh karena itu,
angka itu harus menggunakan titik penanda batas ribuan. Kalimat perbaikannya dapat
dituliskan menjadi
j. Banjir itu menewaskan 1.235 orang.
Tulisan angka itu berbeda dari tulisan angka yang menunjukan urutan, seperti
Ia menandai pohon yang ke-1235.
Lalu bagaimana dengan penulisan nomor telepon?
Nomor telepon tidak menunjukan jumlah, tetapi menunjukan urutan, seperti
nomor 653426. Perhatikan bahwa angka itu dibaca [enam lima tiga empat dua enam],
bukan dibaca [enam ratus lima puluh tiga ribu empat ratus dua puluh enam].
k. Saya membaca buku “Ya Allah Semoga Dia Jodohku” karya
Izdihar Qolbuny.
Menurut kaidah ejaan, judul buku dituliskan dengan huruf miring, bukan diapit
oleh tanda kutip ganda karena tanda kutip ganda dipakai untuk menandai artikel. Jadi,
kalimat perbaikannya seperti berikut.
k. Saya membaca buku Ya Allah Semoga Dia Jodohku karya Izdihar
Qolbuny.
l. Mahasiswa semester 7 lahir tahun 1996an.
Yang salah pada kalimat di atas ialah penulisan 1996an. Seharusnya di antara
angka 1996 dan akhiran –an diberi tanda hubung sehingga bentuknya menjadi tahun
1996-an. Walaupun sudah diperbiaki, tulisan itu tidak masuk akal karena tahun 1996
16
merupakan angka tahun yang pasti. Oleh karena itu, gunakan angka tahun yang pasti dan
tidak diperlukan akhiran –an. Jadi, tuliskan tahun 1996.
Jika penulis ragu mengenia tahun berapa tepatnya tahun yang dimaksud, gunakan
angka tahun yang tidak pasti, misalnya tahun 1990-an. Artinya, rentang waktunya antara
tahun 1990 dan 1999 atau dari tahun 1990 s.d. tahun 1999. Jadi, kalimat itu seharusnya.
l. a. Mahasiswa semester 7 lahir tahun 1996.
b. Mahasiswa semester 7 lahir tahun 1990-an.
Di dalam Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakana, pemakaian tanda hubung
lainnya terliat pada contoh berikut:
a. di-PHK (penghubung huruf kecil dan huruf kapital),
b. di-cancel (penghubung awalan Indonesia dan kata asing),
c. kawan-kawan (kata ulang),
d. kupu-kupu (bentuk ulang), dan
e. semangka tanpa-biji (penghubung kesatuan makna)
Perhatikan contoh penulisan perincian berikut.
m. Anggota tim diberhentikan karena
a. atas permintaan sendiri,
b. menjadi terdakwa dalam perkara pidana,
c. tidak mememnuhi kewajiban sebagaimana ketetapan Pasal 5.
Contoh di atas seharusnya jelas apakah anggota tim akan diberhentikan manakala
semua syarat ataukah salah satu syarat itu terpenuhi.untuk itu, perincian itu seharusnya
dituliskan seperti berikut.
m. Anggota tim diberhentikan karena
a. atas permintaan sendiri,
b. menjadi terdakwa dalam perkara pidana, dan
c. tidak mememnuhi kewajiban sebagaimana ketetapan Pasal 5.
17
Contoh di atas menegaskan bahwa anggota tim diberhentikan manakala semua syarat a,
b, dan c terpenuhi. Jika anggota tim diberhentikan manakala dalah satu saja di antara
ketiga syarat itu terpenuhi, penulisan perincian itu seperti berikut.
m. Anggota tim diberhentikan karena
a. atas permintaan sendiri,
b. menjadi terdakwa dalam perkara pidana, atau
c. tidak mememnuhi kewajiban sebagaimana ketetapan Pasal 5.
Perincian itu sebenarnya terdiri atas tiga kalimat yang distukan. Kalimat asalnya
seperti berikut.
a. Anggota tim diberhentikan karena permintaan sendiri.
b. Anggota tim diberhentikan karena menjadi terdakwa dalam perkara pidana.
c. Anggota tim diberhentikan karena tidak mememnuhi kewajiban sebagaimana
ketetapan Pasal 5.
n. Mahasiswa yang masih aktip dapat melihat statusnya pada sistim
online agar lebih effisien.
Kalimat di atas salah dalam menuliskan kata aktip,sistim, dan effisien. Yang benar
ialah aktif (dari: active), sistem (dari: system) dan efisien (dari: efficient). Jadi kalimat itu
seharusnya.
n. Mahasiswa yang masih aktif dapat melihat statusnya pada sistem online
agar lebih efisien.
o. kerjasama, tandatangan, terimakasih, tatakrama, memberitahu,
pertanggung jawaban, diantara
Seharusnya kata-kata itu dituliskan dengan ejaan yang benar, yaitu kerja sama, tanda
tangan, terima kasih, tata krama, memberitahu, pertanggungjawaban, dan di antara
karena masing-maasing bukan merupakan sebuah kata, melainkan gabungan kat itu
terdiri atas dua buah kata.
18
Kata pertanggungjawwaban berasal dari dua buah kata, yaitu kata tanggung dan
jawab, lalu mendapat awalan-akhiran per-….-an. Pembentukannya:
a. Tanggung + jaawab tanggung jawab
b. Per-+(tanggung jawab)+-an pertanggungjawaban.
Di antara memrupakan frasa preposisional, yang harus dituliskan terpisah karena di
berupa preposisi, antara yang termasuk kata benta tempatan (locative noun), yang
berbeda dari kata kerja diantarai, yang harus dituliskan serangkai. Diantarai dapat
diantonimkan dengan mengantarai ‘memberi antara pada’, ‘menjadi antara bagi’, atau
‘menjadi antara untu’.
Perbaikan kata-kata itu seperti berikut.
o. kerja sama, tanda tangan, terima kasih, tata krama, memberitahu,
pertanggungjawaban, di antara.
Berikut ini contoh kesalahan penulisan yang amat lazim terjadi.
p. hakekat, nasehat, dan jadual
Kata-kata hakekat,nasehat,dan jadual diserap dari bahasa Arab. Bahasa itu hanya
memiliki tiga buah fonem vokal, yaitu /a/, /i/, /u/ dan tiga buah fonem vokal panjang,
yaitu /a:/, /i:/, dan /u:/. Bahasa Arab tidak memiliki fonem vokal /é/, seperti pada kata
ekor [ékor] leher [léhér], dan bengkel [beŋkél] ataupun fonem / ə /, seperti empat [əmpat]
dan pergi [pərgi]. Jadi tulisan yang betul ialah nasihat dan hakekat, kata itu harus
berkaitan dengan *hakeki, padahal hakeki tidak pernah ada.
Kata jadwal berasal dari jadwalun. Tidak ada alas an untuk mengubahnya menjadi
jadual karena tidak ada kaidah yang membolehkan waw menjadi ua.
BAB IV
19
PENUTUP
Simpulan
Kesalahan berbahasa terjadi secara sistematis kerena belum dikuasainya sistem
kaidah bahasa yang bersangkutan. Kesalahan ejaan umumnya mencakup kesalahan tanda
baca, kesalahan penggunaan kata baku, dan kesalahan prefiks. Sedangkan kesalahan
kalimat mencakup kesalahan struktur dan kesalahan prinsip pemilihan kata.
Kesalahan-kesalahan akan terlihat jelas apabila kita menganalisis dan
mengembalikannya atau mengacu pada sistem kaidah yang berlaku. Berbahasa tidak
hanya terhenti pada aspek makna (pokoknya dimengerti). Namun, sebagai bahasa ilmu,
aspek gramatikal merupakan suatu hal yang tidak boleh dikesampingkan. Jadi, setiap
kalimat yang dibangun harus memenuhi syarat gramatikal. Perlu adanya peningkatan
pemahaman penulisan yang sesuai dengan kaidah EYD. Tujuannya agar terciptanya
ragam kebahasaan yang efektif, mudah dipahami, dan benar dilihat dari struktur serta
ejaannya.
DAFTAR PUSTAKA
20
Matanggui, Junaiyah H. dan E. Zainal Arifin. 2014. Analisis Kesalahan Berbahasa
Indonesia. Tanggerang: Pustaka Mandiri.
Fitri, Rahma dan Tim Ilmu Educenter. 2017. Buku Pembahassan Terlengkap PUEBI &
Tata Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Serambi Semesta Distribusi.

More Related Content

What's hot

Makalah bahasa indonesia ragam bahasa
Makalah bahasa indonesia ragam bahasaMakalah bahasa indonesia ragam bahasa
Makalah bahasa indonesia ragam bahasa
mildamarmil
 
Makalah Bahasa Indonesia - Diksi, Idiom, Peribahasa dan Majas
Makalah Bahasa Indonesia - Diksi, Idiom, Peribahasa dan MajasMakalah Bahasa Indonesia - Diksi, Idiom, Peribahasa dan Majas
Makalah Bahasa Indonesia - Diksi, Idiom, Peribahasa dan Majas
Nasruddin Asnah
 
Makalah bahasa indonesia nadia
Makalah bahasa indonesia nadiaMakalah bahasa indonesia nadia
Makalah bahasa indonesia nadia
Wahid Anggara
 
Bahasa indonesia kelompok 2
Bahasa indonesia kelompok 2Bahasa indonesia kelompok 2
Bahasa indonesia kelompok 2
Mutiara Nur Aulia
 
Kaidah & penerapan ejaan
Kaidah & penerapan ejaanKaidah & penerapan ejaan
Kaidah & penerapan ejaan
Supriadi Muslimin
 
Tugas tik firda
Tugas tik firdaTugas tik firda
Tugas tik firda
Azharfirda
 
Makalah Bahasa Indonesia Firdayanti
Makalah Bahasa Indonesia FirdayantiMakalah Bahasa Indonesia Firdayanti
Makalah Bahasa Indonesia Firdayanti
firdayanti8
 
Tugas nurbaiti tik
Tugas nurbaiti tikTugas nurbaiti tik
Tugas nurbaiti tik
silviani99
 
Makalah Bahasa baku dan bahasa nonbaku
Makalah Bahasa baku dan bahasa nonbakuMakalah Bahasa baku dan bahasa nonbaku
Makalah Bahasa baku dan bahasa nonbaku
Juwairiah Qho'althofnish
 
Powerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesiaPowerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesiaWaQhyoe Arryee
 
Analisis penggunaan bahasa baku dan tidak baku
Analisis penggunaan bahasa baku dan tidak baku Analisis penggunaan bahasa baku dan tidak baku
Analisis penggunaan bahasa baku dan tidak baku ico1
 
Bahasa baku dan tidak baku
Bahasa baku dan tidak bakuBahasa baku dan tidak baku
Bahasa baku dan tidak baku
firmansyahdwiwintang
 
Tugas resume bahasa indonesia
Tugas resume bahasa indonesiaTugas resume bahasa indonesia
Tugas resume bahasa indonesia
jundizg
 
Ragam bahasa indonesia
Ragam bahasa indonesiaRagam bahasa indonesia
Ragam bahasa indonesia
UNIB
 
Nila
NilaNila
Nila
taufiq99
 
Bhs ind (4) Bahasa Ragam Ilmiah
Bhs ind (4) Bahasa Ragam IlmiahBhs ind (4) Bahasa Ragam Ilmiah
Bhs ind (4) Bahasa Ragam Ilmiah
andizckaactionscript
 
Pemetaan bahasa malaysia sk tahun 1
Pemetaan bahasa malaysia sk tahun 1Pemetaan bahasa malaysia sk tahun 1
Pemetaan bahasa malaysia sk tahun 1
Eliza Ramlee
 
Silabus kelas vii semester i
Silabus kelas vii semester iSilabus kelas vii semester i
Silabus kelas vii semester i
inursari
 

What's hot (20)

Makalah bahasa indonesia ragam bahasa
Makalah bahasa indonesia ragam bahasaMakalah bahasa indonesia ragam bahasa
Makalah bahasa indonesia ragam bahasa
 
Makalah Bahasa Indonesia - Diksi, Idiom, Peribahasa dan Majas
Makalah Bahasa Indonesia - Diksi, Idiom, Peribahasa dan MajasMakalah Bahasa Indonesia - Diksi, Idiom, Peribahasa dan Majas
Makalah Bahasa Indonesia - Diksi, Idiom, Peribahasa dan Majas
 
Makalah bahasa indonesia nadia
Makalah bahasa indonesia nadiaMakalah bahasa indonesia nadia
Makalah bahasa indonesia nadia
 
Bahasa indonesia kelompok 2
Bahasa indonesia kelompok 2Bahasa indonesia kelompok 2
Bahasa indonesia kelompok 2
 
Kaidah & penerapan ejaan
Kaidah & penerapan ejaanKaidah & penerapan ejaan
Kaidah & penerapan ejaan
 
Tugas tik firda
Tugas tik firdaTugas tik firda
Tugas tik firda
 
Makalah Bahasa Indonesia Firdayanti
Makalah Bahasa Indonesia FirdayantiMakalah Bahasa Indonesia Firdayanti
Makalah Bahasa Indonesia Firdayanti
 
Tugas nurbaiti tik
Tugas nurbaiti tikTugas nurbaiti tik
Tugas nurbaiti tik
 
Ppt bahasa baku dan bahasa nonbaku
Ppt bahasa baku dan bahasa nonbakuPpt bahasa baku dan bahasa nonbaku
Ppt bahasa baku dan bahasa nonbaku
 
Makalah Bahasa baku dan bahasa nonbaku
Makalah Bahasa baku dan bahasa nonbakuMakalah Bahasa baku dan bahasa nonbaku
Makalah Bahasa baku dan bahasa nonbaku
 
Powerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesiaPowerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesia
 
Analisis penggunaan bahasa baku dan tidak baku
Analisis penggunaan bahasa baku dan tidak baku Analisis penggunaan bahasa baku dan tidak baku
Analisis penggunaan bahasa baku dan tidak baku
 
Bahasa baku dan tidak baku
Bahasa baku dan tidak bakuBahasa baku dan tidak baku
Bahasa baku dan tidak baku
 
Makalah huruf kapital
Makalah huruf kapitalMakalah huruf kapital
Makalah huruf kapital
 
Tugas resume bahasa indonesia
Tugas resume bahasa indonesiaTugas resume bahasa indonesia
Tugas resume bahasa indonesia
 
Ragam bahasa indonesia
Ragam bahasa indonesiaRagam bahasa indonesia
Ragam bahasa indonesia
 
Nila
NilaNila
Nila
 
Bhs ind (4) Bahasa Ragam Ilmiah
Bhs ind (4) Bahasa Ragam IlmiahBhs ind (4) Bahasa Ragam Ilmiah
Bhs ind (4) Bahasa Ragam Ilmiah
 
Pemetaan bahasa malaysia sk tahun 1
Pemetaan bahasa malaysia sk tahun 1Pemetaan bahasa malaysia sk tahun 1
Pemetaan bahasa malaysia sk tahun 1
 
Silabus kelas vii semester i
Silabus kelas vii semester iSilabus kelas vii semester i
Silabus kelas vii semester i
 

Similar to Makalah dendi

Bahasa indonesia makalaah
Bahasa indonesia makalaahBahasa indonesia makalaah
Bahasa indonesia makalaah
Sri Fauzia Smrt
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
Septian Muna Barakati
 
Makalah bahasa indonesia ragam bahasa
Makalah bahasa indonesia ragam bahasaMakalah bahasa indonesia ragam bahasa
Makalah bahasa indonesia ragam bahasa
maryamanwar12
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
Warnet Raha
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
Septian Muna Barakati
 
Ejaan dan Tanda Baca.docx
Ejaan dan Tanda Baca.docxEjaan dan Tanda Baca.docx
Ejaan dan Tanda Baca.docx
Zukét Printing
 
Ejaan dan Tanda Baca.pdf
Ejaan dan Tanda Baca.pdfEjaan dan Tanda Baca.pdf
Ejaan dan Tanda Baca.pdf
Zukét Printing
 
Gagasan Penyempurnaan EYD
Gagasan Penyempurnaan EYDGagasan Penyempurnaan EYD
Gagasan Penyempurnaan EYD
Tifanny Ellies
 
Ejaan
EjaanEjaan
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
STMIK Sumedang
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
STMIK Sumedang
 
penggunaan EYD dalam penulisan skripsi
penggunaan EYD dalam penulisan skripsipenggunaan EYD dalam penulisan skripsi
penggunaan EYD dalam penulisan skripsiMohammad Nawawi
 
Tugas kelompok ery ratu mud nana
Tugas kelompok ery ratu mud nanaTugas kelompok ery ratu mud nana
Tugas kelompok ery ratu mud nana
taufiq99
 
S yuliani
S yulianiS yuliani
S yuliani
taufiq99
 
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaMakalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Bram Agus Leonardo
 
Makalah bahasa indonesia.doc
Makalah bahasa indonesia.docMakalah bahasa indonesia.doc
Makalah bahasa indonesia.docNor Hidayati
 
12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan
12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan
12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporanbusitisahara
 
powerpointragambahasaindonesia-130913094454-phpapp01-1.pdf
powerpointragambahasaindonesia-130913094454-phpapp01-1.pdfpowerpointragambahasaindonesia-130913094454-phpapp01-1.pdf
powerpointragambahasaindonesia-130913094454-phpapp01-1.pdf
DharmasantiRawidyaPu
 
Bahasa Indonesia Ardi Mawardi
Bahasa Indonesia Ardi MawardiBahasa Indonesia Ardi Mawardi
Bahasa Indonesia Ardi Mawardi
firdayanti8
 

Similar to Makalah dendi (20)

Bahasa indonesia makalaah
Bahasa indonesia makalaahBahasa indonesia makalaah
Bahasa indonesia makalaah
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
 
Makalah bahasa indonesia ragam bahasa
Makalah bahasa indonesia ragam bahasaMakalah bahasa indonesia ragam bahasa
Makalah bahasa indonesia ragam bahasa
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
 
Ejaan dan Tanda Baca.docx
Ejaan dan Tanda Baca.docxEjaan dan Tanda Baca.docx
Ejaan dan Tanda Baca.docx
 
Ejaan dan Tanda Baca.pdf
Ejaan dan Tanda Baca.pdfEjaan dan Tanda Baca.pdf
Ejaan dan Tanda Baca.pdf
 
Gagasan Penyempurnaan EYD
Gagasan Penyempurnaan EYDGagasan Penyempurnaan EYD
Gagasan Penyempurnaan EYD
 
Ejaan
EjaanEjaan
Ejaan
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
 
penggunaan EYD dalam penulisan skripsi
penggunaan EYD dalam penulisan skripsipenggunaan EYD dalam penulisan skripsi
penggunaan EYD dalam penulisan skripsi
 
Tugas kelompok ery ratu mud nana
Tugas kelompok ery ratu mud nanaTugas kelompok ery ratu mud nana
Tugas kelompok ery ratu mud nana
 
S yuliani
S yulianiS yuliani
S yuliani
 
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaMakalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
 
Makalah bahasa indonesia.doc
Makalah bahasa indonesia.docMakalah bahasa indonesia.doc
Makalah bahasa indonesia.doc
 
12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan
12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan
12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan
 
powerpointragambahasaindonesia-130913094454-phpapp01-1.pdf
powerpointragambahasaindonesia-130913094454-phpapp01-1.pdfpowerpointragambahasaindonesia-130913094454-phpapp01-1.pdf
powerpointragambahasaindonesia-130913094454-phpapp01-1.pdf
 
Bahasa Indonesia Ardi Mawardi
Bahasa Indonesia Ardi MawardiBahasa Indonesia Ardi Mawardi
Bahasa Indonesia Ardi Mawardi
 

Recently uploaded

slide_13_Pengamanan_Jaringan_Komputer.ppt
slide_13_Pengamanan_Jaringan_Komputer.pptslide_13_Pengamanan_Jaringan_Komputer.ppt
slide_13_Pengamanan_Jaringan_Komputer.ppt
tobol95991
 
Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan (1).pptx
Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan  (1).pptxPresentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan  (1).pptx
Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan (1).pptx
muhammadfauzi951
 
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahirPPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
yardsport
 
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
TeguhWinarno6
 
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay..."Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
Muhammad Nur Hadi
 
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipaMateri pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
sarahshintia630
 
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.pptPPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
WewikAyuPrimaDewi
 
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
RizkyAji15
 
Teori konflik Lewis Coser aaaaaaaaaaaaaa
Teori konflik Lewis Coser aaaaaaaaaaaaaaTeori konflik Lewis Coser aaaaaaaaaaaaaa
Teori konflik Lewis Coser aaaaaaaaaaaaaa
Sayidsabiq2
 

Recently uploaded (9)

slide_13_Pengamanan_Jaringan_Komputer.ppt
slide_13_Pengamanan_Jaringan_Komputer.pptslide_13_Pengamanan_Jaringan_Komputer.ppt
slide_13_Pengamanan_Jaringan_Komputer.ppt
 
Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan (1).pptx
Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan  (1).pptxPresentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan  (1).pptx
Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan (1).pptx
 
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahirPPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
 
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
 
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay..."Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
 
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipaMateri pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
 
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.pptPPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
 
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
 
Teori konflik Lewis Coser aaaaaaaaaaaaaa
Teori konflik Lewis Coser aaaaaaaaaaaaaaTeori konflik Lewis Coser aaaaaaaaaaaaaa
Teori konflik Lewis Coser aaaaaaaaaaaaaa
 

Makalah dendi

  • 1. 1 KATA PENGANTAR Puji syukur pada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahNya kami berhasil menyelesaikan makalah “Analisis Kesalahan Pemakaian Ejaan Bahasa Indonesia” mata kuliah Anakon dan Anakes Bahasa Indonesia. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad S. A. W., kepada keluarga, sahabat, serta kita selaku penerus risalahnya. Aamiin. Kami selaku penyusun, menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan bermanfaat. Bogor, 26 September 2017 Penyusun
  • 2. 2 DAFTAR ISI Kata Pengantar.................................................................................................... i Daftar Isi.............................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah........................................................................................... 2 C. Tujuan ........................................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN A. Kesalahan Pemakaian Huruf............................................................................ 3 B. Kesalahan Penulisan........................................................................................ 5 1. Penulisan Kata .......................................................................................... 5 2. Penulisan Kata Depan............................................................................... 5 3. Penulisan Partikel...................................................................................... 5 4. Penulisan Gabungan Kata......................................................................... 6 5. Penulisan Unsur Serapan........................................................................... 7 C. Kesalahan Pemakaian Tanda Baca ................................................................. 8 BAB III PENUTUP Simpulan................................................................................................................ 17 Daftar Pustaka..................................................................................................... iii
  • 3. 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia digunakan sebagai alat komunikasi dalam masyarakat Indonesia. Seperti yang diketahui bahwa kegiatan komunikasi memerlukan tiga aspek yaitu komunikator, komunikan, serta informasi yang ingin disampaikan. Kegiatan komunikasi dimulai dari hal yang ingin disampaikan oleh komunikator, kemudian dilanjutkan dengan mengolah gagasan atau hal yang disampaikan komunikator sehingga hal yang disampaikan komunikator tersebut dapat diterima oleh komunikan dengan tepat. Dengan begitu, sebagai alat komunikasi, bahasa harus mampu menyampaikan maksud komunikator dengan tepat, termasuk bahasa Indonesia. Maksud atau amanat komunikasi ini bisa berupa informasi tentang fakta, peristiwa, ungkapan ide, pendapat, perasaan, keinginan, dan sebagainya. Hal-hal itu dituangkan dalam aspek kebahasaan yang berupa kata, kalimat, paragraf (komunikasi tulis) atau paraton (komunikasi lisan), ejaan dan tanda baca dalam bahasa tulis, serta unsur-unsur prosodi (intonasi, nada, irama, tekanan, tempo) dalam bahasa lisan. Sebagai bahasa yang hidup, bahasa Indonesia mempunyai variasi-variasi atau ragam-ragam, yang masing-masing memiliki fungsi tersendiri dalam proses komunikasi (Sloka, 2006:118). Variasi-variasi tersebut sejajar, dalam pengertian tidak ada yang lebih tinggi daripada yang lain. Salah satu variasi tersebut digunakan untuk mendukung fungsi- fungsi tertentu. Variasi tersebut dinamakan bahasa baku atau standar. Selain itu, variasi- variasi yang lain, yang disebut variasi nonbaku atau nonstandard, tetap hidup dan berkembang sesuai dengan fungsinya, yaitu sebagai alat komunikasi dalam situasi yang tidak resmi atau non formal. Dalam karya tulis ilmiah, bahasa Indonesia yang digunakan adalah bahasa baku. Sebagai bahasa baku, terdapat standar tertentu yang harus dipenuhi dalam penggunaan ragam bahasa. Standar tersebut meliputi penggunaan tata bahasa dan ejaan yang sesuai dengan pedoman yang berlaku. Tata bahasa Indonesia yang baku salah satunya meliputi
  • 4. 4 penggunaan dan pemilihan kata, dan ejaan yang sesuai dengan kaidah baku yang terdapat dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Kaidah tata bahasa Indonesia yang baku adalah kaidah tata bahasa Indonesia sesuai dengan aturan berbahasa yang ditetapkan oleh Badan Pengenbangan Bahasa. Dengan demikian, bahasa yang digunakan harus sesuai kaidah-kaidah kebahasaan termasuk dalam penggunaan ejaan. Karena kesalahan penggunaan bahasa dapat menimbulkan interpretasi yang berbeda antara orang yang satu dengan yang lainnya. Sehingga memungkinkan timbulnya kesalahpahaman dalam komunikasi. Oleh karena itu, melihat pentingnya penggunaan ejaan dengan tepat seperti yang telah disampaikan di atas, maka dalam makalah ini penulis akan memaparkan tentang analisis kesalahan penggunaan ejaan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan pertanyaan- pertanyaan sebagai berikut. 1. Bagaimana kesalahan pemakaian huruf? 2. Bagaimana kesalahan penulisan? 3. Bagaimana pemakaian tanda baca? C. Tujuan Berikut tujuan dari makalah ini, yaitu: 1. Untuk mengetahui kesalahan dan kebenaran pemakaian huruf. 2. Untuk mengetahui kesalahan dan kebenaran kesalahan penulisan. 3. Untuk mengetahui kesalahan dan kebenaran pemakaian tanda baca.
  • 5. 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Kesalahan Pemakaian Huruf Kesalahan umum dalam pemakaian huruf adalah kesalahan pemakaian huruf kapital karena huruf itu sering digunakan secara respektif. Artinya, pemakai bahasa mengaitkan pemakaian huruf kapital dengan rasa hormat (atau takut?) terhadap seseorang, lembaga, aliran, paham, ataupun sesuatu yang dianggap sakral, walaupun bukan nama diri. Akibatnya, semua benda, hal, orang, dan sebagainya yang dianggapnya terhormat dituliskannya dengan huruf awal kapital pun menjadi tidak konstan dan sangat relatif. Jika penulisan itu berdasarkan kaidah, tulisannya akan benar Karena kaidahnya harus diberlakukan secara mantap. Tidak boleh relatif, dan tidak boleh berdasarkan “rasa tertentu” terhadap apa yang akan dituliskan. Jadi pemakaian huruf kapital sama sekali tidak berkaitan dengan resfek-tidaknya pemakaian bahasa terhadap sesuatu. Kesalahan penulisan juga terjadi karena pemakai bahasa tidak tahu kaidah penulisan huruf kapital dengan benar, ia tidak tahu ejaan seperti apa yang harus digunakannya. Padahal, menurut kaidah ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan, atau yang sekarang menjadi Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) huruf kapital dipakai antara lain, sebagai 1. Huruf pertama awal kalimat, misalnya Kita sudah memasuki semester akhir. Tugas ini harus selesai. 2. Huruf pertama awal kalimat langsung misalnya “Kita tidak boleh banyak bermain,” katanya Adik bertanya,”Kapan kita pulang?” 3. Huruf pertama kata yang digunakan sebagai kata penyapa, misalnya Mereka pergi ke ruang Pak Rektor. Dosen Bahasa Indonesia itu bertanya,”Pukul berapa, Nak?” 4. Huruf pertama nama diri dari unsur nama diri, misalnya
  • 6. 6 Dewi Sartika, Halim Perdana Kusuma, Henry Guntur Tarigan. Tahun Hijriah, Gunung Salak, Wai Sekampung, Laut Arafuru. 5. Huruf pertama singkatan (seperti singkatan gelar akademis), misalnya Dr, doktor, S.Pd. sarjana pendidikan, Prof. Profesor, Sdr. Saudara, S.H. sarjana hokum, S.E. sarjana ekonomi. 6. Huruf pertama kata Anda, misalnya Sudahkah Anda salat? Surat Anda sudah lama kami terima. 7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan kata ganti untuk Tuhan. Misalnya Islam Allah Alquran 8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Misalnya Wakil Presiden Jusup Kala Sekretaris Jendral Asosiasi Dosen Republik Indonesia 9. Huruf kapital dipakai sebagia huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa. Misalnya bangsa Indonesia suku Sunda 10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi. Misalnya Bogor Kecamatan Bogor Selatan Gang Toyib 11. Yang memiliki judul, misalnya artikel, buku, majalah, dan koran, jadi nama itu dituliskan dengan huruf awal kapital, seperti Saya telah membaca buku Ya Allah Semoga Dia Jodohku. Dia mengirimkan artikel berjudul “Bahaya Narkoba” untuk dilombakan.
  • 7. 7 12. Huruf capital dipakai sebagai huruf pertama semua kata, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk. B. Kesalahan Penulisan 1. Penulisan Kata Banyak pemakai bahasa yang menganggap bahwa dirinya sudah menuliskan kata yang benar. Oleh Karena itu, untuk keperluan resmi sekalipun, mereka merasa tidak perlu melihat kamus bahasa Indonesia dan dengan yakin menulis kata-kata, seperti kokoh, lembab nenas, teoritis, coklat, mesjid, nasehat, hakekat, dan praktek. Padahal, tulisan yang baku adalah kukuh, pidato pengukuhan; teguh kukuh (bukan: pidato *pengokohan dan teguh *kokoh berlapis baja), lembab, tingkat *kelembapan, (bukan tingkat kelembaban): nanas (latin: Ananas comus), teoritis (Ingg, theoretical), cokelat, masjid, nasihat, hakikat, (bukan *hakiki dan nasehat, bahasa Arab tidak memiliki bunyi [e]), praktik (BId. praktijk) praktis, pratikum (bukan: *praktes dan *praktekum) Untuk keperluan penulisan resmi, seharusnya pemakai bahasa mau membuka kamus yang dianggap standar. Setakat ini kamus yang dianggap standar ialah Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2. Penulisan Kata Depan Kata depan di dan ke sering dituliskan serangkai dengan kata yang mengikutinya, seperti diantara, diatas, dibawah, kerumah, keatas, dan kesana. Padahal, yang betul ialah kata depan harus dituliskan terpisah dari a. kata benda yang mengikutinya, seperti ke rumah, kepasar, ke sekolah dan kekota; b. kata benda lokatif yang mengikutinya, seperti ke atas ke bawah ke sana dan dari sini 3. Penulisan Partikel Kesalahan yang sering dilakukan ialah kesalahan menuliskan patikel pun, seperti apapun, kapanpun,kamipun,dan dimanapun, padahal penulisan yang betul ialah apa pun, kapan pun, dimana pun, siapa pun, kami pun
  • 8. 8 Karena partikel pun pada contoh diatas berarti ‘juga’ atau’saja’ yang harus dituliskan terpisah, seperti kapan pun ‘kapan saja’ ‘kapan juga’ di mana pun ‘di mana saja’ ‘di mana juga’ (pemakaian pun, saja, atau juga amat bergantung pada konteks kalimat yang dimasukin oleh kata-kata itu). 4. Penulisan Gabungan Kata Kesalahan yang sering ditemukan ialah kesalahan penulusan: a. gabungan kata yang mendapat awalan, akhiran atau awalan-akhiran sekaligus, seperti ditandatangan, tandatangani, ditanda tangani dan ditanda tangankan; padahal yang benar ialah, ditanda tangan, tanda tangani, dan ditandatangankan karena kedua gabungan kata itu; 1) hanya mendapat awalan atau akhiran; 2) mendapat awalan dan akhiran sekaligus; b. gabungan kata yang terdiri atas lebih dari tiga kata, seperti 1) buku sejarah baru (membingungkan) 2) pedagang udang tanpa kepala(membingungkan) Karena itu, gabungan kata itu bisa dituliskan 1) a. buku sejarah-baru; (‘sejarah-baru vs sejarah lama’) buku-sejarah baru; (buku-sejarah vs buku-botani) b. buku sejarah baru vs buku sejarah lama 2) a. pedagang-udang tanpa kepala ‘pedagang takkberkepala’ pedagang udang-tanpa-kepala (udangnya yang tak berkepala) Jika gabungan kata memperoleh awalan atau akhiran saja, gabungan kata itu harus dituliskanterpisah, seperti Diberi tahu beri tahukan Tanda tangani tanda tangankan
  • 9. 9 Akan tetapi, jika gabungan kata memperoleh awalan dan akhiran sekaligus, gabungan kata itu harus dituliskan serangkai, misalnya diberitahukan, ditandatangankan, dan ditandatangani. 5 Penulisan Unsur Serapan Penulisan unsur seraan didasarkan pada penyesuaian ejaan (kata), bukan pada penyesuaian bunyi (lafal), misalnya bank dan sanctice diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi bank dan sanksi, bukan *bang dan *sangsi walaupun bunyi kedua kata itu (bang dan sangsi memiliki makna tersendiri). Berikut beberapa contoh kesalahan serapan. Sistim Sistem Tehnik Teknik Tehnoloji Teknologi Metoda Metode Frekwensi Frekuensi Praktek Praktik Prosentase Persentase Kondite Konduite Managemen Manajemen Kordinir Koordinasi Legalisir Legalisasi Survai Survei Karir Karier Massmedia Madiamassa Ambulan Ambulans Hipotensa Hipotesis Analisa Analisis
  • 10. 10 Pasn Pasien Aktip Aktif Aktifitas Aktivitas Komplek Kompleks Psikology Psikologi Effisien Efisien Presidential Presidensial Taxsi Taksi Apotik Apotek Pebruari Februari Nopember November C. Kesalahan Pemakaian Tanda Baca Kesalahan pemakaiantanda baca juga sering ditemukan, misalnya kesalahan pemakaian tanda baca pada perincian yang disusun ke bawah (terutama pemakaian tanda koma, titik koma, dan titik dua), kemudian pemakaian tanda garis miring, tanda hubung, dan tanda pisah. Contoh Kesalahan Pemakaian Ejaan dan Perbaikannya Berikut ini beberapa contoh kesalahan pemakaian ejaan. a. 1) Selamat pagi, pak? Apa kabar bapak sekeluarga? 2) Menurut Rektor, semua dosen harus bekerja dengan baik. Kata pak dan bapak pada kalimat (a1) harus dituliskan dengan huruf awal kapital karena digunakan sebagai kata sapaan. Akan tetapi, kata rektorpada kalimat (a2) harus dituliskan dengan huruf awal keci; karena bukan nama diri, tidak digunakan sebagai kata sapaan, dan tidak diikuti nama orang atau nama wilayah atau tempatnya. Rektor merupakan nama jenis jabatan seperti juga nama jenis jabatan lainnya, misalnya guru, bidan, presiden, dan camat. Degan demikian kalimat itu dapat diperbaiki menjadi
  • 11. 11 a. 1) Selamat pagi, Pak? Apa kabar Bapak sekeluarga? 2) Menurut rektor, semua dosen harus bekerja dengan baik. b. 1) Dia sangat pandai membaca Al-Quran. 2) Besar sudut sebuah segi tiga 180 derajat. Nama kitab suci umat Islam seharusnya dituliskan Alquran, seperti juga penulisan Alkitab. Segi tiga harus dituliskan serangkai, menjadi segitiga, tetapi segi empat dn segi lima (bukan: *segiempat dan *segilima). Mungkin karena segitiga merupakan bangun yang khas-walaupun besar sudutnya diubah-ubah, bangun itu tetap berbentuk segitiga- tulisannya pun menjadi khas pula. Ejaan kata segitiga dalam bahasa Inggris, yaitu triangle (bukan: *trhee angles) dan dalam bahasa Prancis dituliskan triangle (bukan: *trios angles atau *trois coins). Perbaikan kalimat itu menjadi seperti berikut. b. 1) Dia sangat pandai membaca Alquran. 2) Besar sudut sebuah segitiga 180 derajat. c. 1) Sudahkah anda tahu, bahwa anda diterima di Universitas Pakuan? 2) Dia itu kakak tingkat anda, bukan adik tingkat. Menuruut kaidah ejaan kata Anda harus dituliskan dengan huruf awal kapital, di mana pun letaknya, apakah di awal ataupun di tengah kalimat. Jadi perbaikan kalimat itu seperti berikut. c. 1) Sudahkah Anda tahu, bahwa Anda diterima di Universitas Pakuan? 2) Dia itu kakak tingkat Anda, bukan adik tingkat. d. Kemarin saya membeli kacang Bogor, asinan Bogor, beras Cianjur, dan sambal Lampung.
  • 12. 12 Nama tempat Bogor, Lampung dan Cianjur, yang mengikuti nama benda hasil olahan, seperti asinan, sambal, dan beras, tidak termasuk nama jenis. Nama tempat itu digunakan untuk menunjukan tempat atau daerah asal benda diolah. Nama itu juga dapat digunakan untuk menunjukkan kekhasan mutu, citat ra (enak-tidak enaknya) benda olahan itu. Jika dituliskan dalam bentuk lengkapp, benda olahan itu seperti berikut: Asinan (buatan/asal/khas) Bogor Sambal (buatan/asal/khas) Lampung Beras (buatan/asal/khas) Cianjur Akan tetapi, dalam kehidupan sehari-hari bentuk lengkap itu jarang disertakan. Nama tempat itu berbeda dari nama tempat yang menyertai benda alami, seperti kacang bogor dan talas bogor serta badak jawa dan harimau Sumatra. Nama daerah itu pada umumnya untuk menunjukkan nama jenis tumbuhan atau hewan. Kacang bogor dan talas bogor itu merupakan bana jenis kacang dan nama jenis talas, yang berbeda dari jenis kacang atau talas lainnya (tidak selalu ditanam di Bogor), misalnya kacang kapri dan talas ungu (yang batangnya berwarna ungu). Yang menentukan suatu benda berbeda jenisnya dari benda lain ialah perbedaan sifat dan/atau ciri benda itu. Yang menetapkan itu adalah para ahli di bidang tersebut. Kaidah bahasa hanya mengatur cara menuliskannya. Jadi, kalimat itu dapat diperbaiki menjadi d. Kemarin saya membeli kacang bogor, asinan bogor, beras cianjur, dan sambal lampung. Bandingkan dengan Kemarin saya membeli kacang bogor, dan padi gogo serta melihat harimau Sumatra, badak jawa, dan kambing Ottawa. e. Dia tinggal di sini bersama Ibu dan adiknya.
  • 13. 13 Yang salah pada kalimat itu ialah penulisan kata Ibu, yang seharusnya dituliskan dengan huruf awal kecil karena tidak digunakan sebagai kata sapaan, tetapi sebagai kata ganti yang menunjukan kepemilikan. Bentuk lengkap keterangan kalimat itu ialah bersama ibunya dan (bersama) adiknya. Jadi kalimat itu dapat diperbaiki seperti berikut. e. Dia tinggal di sini bersama ibu dan (bersama) adiknya. f. Keluar ke luar, masuk ke dalam, turun ke bawah, dan naik ke atas. Pada kalimat di atas terdapat kata keluar dan ke luar, yang penulisannya berbeda, tetapi kata yang bisa berantonim dengan kata masuk (yang terdapat pada klausa kedua) ialah kata keluaur, sedangkan frasa perposisional ke luar berantonim dengan ke dalam. Jadi masuk >< keluar dan ke dalam >< ke luar. Kalimat itu bisa diperbaiki menjadi f. Keluar ke luar, masuk ke dalam, turun ke bawah, dan naik ke atas. Banyak orang yang mengaggap bahwa keluar ke luar, masuk ke dalam, turun ke bawah, dan naik ke atas merupakan bentuk pleonasme atau pemakaian yang berlebihan. Akan tetapi, anggapan itu ternyata tidak selalu benar.perhatikan pemakaiannya pada kalimat berikut. Saya turun ke bawah rumah. Saya turun ke rumah (Dari gedung yang lebih tinggi). Kalimat Saya turun ke bawah rumah bisa dikatakan ketika orang berada di rumah berkolong karena kalimat itu berarti ‘saya turun ke kolong rumah’ tetapi Saya turun ke rumah (sebelumnya mungkin saya berada di menara atau di bangunan yang lebih tinggi daripada rumah). Pada kalimat Saya naik ke kereta,dapat dipastikan bahwa (‘saya berada di dalam gerbong kereta’) tetapi Saya naik ke atas kereta (bisa jadi ‘saya berada di atap kereta’). g. Panaskan adonan ini dalam oven dengan suhu 220 Volt. Yang salah pada kalimat ini ialah penulisan kata Volt, yang seharusnya dituliskan dengan huruf awal kecil karena tidak digunakan sebagai nama diri orang, tetapi sebagai nama jenis ukuran, seperti liter, meter, ohm, ampere, dan kilogram. Memang, Volt adala nama diri orang yang menemukan ukuran satuan potensial listrik yang dibutuhkan untuk mengalirkan satu ampere arus listrik. Tulisan 220 Volt berarti ‘220 orang bernama Volt’. Jadi kalimat itu dapat diperbaiki menjadi g. Panaskan adonan ini dalam oven dengan suhu 220 volt.
  • 14. 14 h. 1) Saya tidak masuk kuliah, karena sakit. 2) Saya membeli kertas, tinta dan pensil. Pemakaian tanda koma sebelum keterangan karena sakit pada kalimat (h1) itu salah karena predikat yang langsung diikuti keterangan seperti itu tidak boleh diantarai oleh tanda koma. Setiap perincian yang lebih dari dua seperti pada contoh (h2) harus didahului oleh tanda koma. Jadi perbaikan kalimat itu seperti berikut. h. 1) Saya tidak masuk kuliah karena sakit. 2) Saya membeli kertas, tinta, dan pensil. Betapa pentingnya tanda koma sebelum perincian terakhir pada kalimat di atas. Bandingkan kalimat berikut ini. 2) Saya membeli kertas, tinta hitam dan tinta biru dan pensil. Kalimat berikut ini lebih mudah dipahami karena mengikuti kaidah pemakaian tanda koma. 2) Saya membeli kertas, tinta hitam dan tinta biru, dan pensil. Dengan kata lain, kesulitan pemahaman bbisa terjadi jika komponen sebelum perincian terakhir itu terdiri atas lebih dari satu unsur, seperti tinta hitam dan tinta biru. i. Pengedar dan atau pemakai narkoba dapat dikenai hukuman berat Kalimat itu terasa tidak logis karena (pengedar dan pemakai) dan (penngedar atau pemakai) tidak mungkin terjadi sekaligus. Yang mungkin terjadi ialah (pengedar dan pemakai) atau (pengedar atau pemakai). Secara sederhana, informasi dari kalimat yag dituliskan dengan dan/atau itu bisa dipahami seperti berikut. Pengedar dan pemakai / pengedar atau pemakai (a + b) atau (a/b) Kumulatif Atau Alternatif Jadi yang sebenarnya dipilih adalah kumulatif—(hasil menjumlah)—ataukah alternatif (hasil memiliih). Pernyataan itu dapat dituliskan dalam kalimat yang panjang berikut ini. (Pendengar dan pemakai) atau (Pendengar atau pemakai) narkoba dapat dikenai hukuman yang berat. Kalimat yang panjang itu dapat disederhanakan menjadi
  • 15. 15 i. Pengedar dan /atau pemakai narkoba dapat dikenai hukuman berat j. Banjir itu menewaskan 1235 orang. Angka 1235 menunjukan jumlah, bukan menunjukkan urutan. Oleh karena itu, angka itu harus menggunakan titik penanda batas ribuan. Kalimat perbaikannya dapat dituliskan menjadi j. Banjir itu menewaskan 1.235 orang. Tulisan angka itu berbeda dari tulisan angka yang menunjukan urutan, seperti Ia menandai pohon yang ke-1235. Lalu bagaimana dengan penulisan nomor telepon? Nomor telepon tidak menunjukan jumlah, tetapi menunjukan urutan, seperti nomor 653426. Perhatikan bahwa angka itu dibaca [enam lima tiga empat dua enam], bukan dibaca [enam ratus lima puluh tiga ribu empat ratus dua puluh enam]. k. Saya membaca buku “Ya Allah Semoga Dia Jodohku” karya Izdihar Qolbuny. Menurut kaidah ejaan, judul buku dituliskan dengan huruf miring, bukan diapit oleh tanda kutip ganda karena tanda kutip ganda dipakai untuk menandai artikel. Jadi, kalimat perbaikannya seperti berikut. k. Saya membaca buku Ya Allah Semoga Dia Jodohku karya Izdihar Qolbuny. l. Mahasiswa semester 7 lahir tahun 1996an. Yang salah pada kalimat di atas ialah penulisan 1996an. Seharusnya di antara angka 1996 dan akhiran –an diberi tanda hubung sehingga bentuknya menjadi tahun 1996-an. Walaupun sudah diperbiaki, tulisan itu tidak masuk akal karena tahun 1996
  • 16. 16 merupakan angka tahun yang pasti. Oleh karena itu, gunakan angka tahun yang pasti dan tidak diperlukan akhiran –an. Jadi, tuliskan tahun 1996. Jika penulis ragu mengenia tahun berapa tepatnya tahun yang dimaksud, gunakan angka tahun yang tidak pasti, misalnya tahun 1990-an. Artinya, rentang waktunya antara tahun 1990 dan 1999 atau dari tahun 1990 s.d. tahun 1999. Jadi, kalimat itu seharusnya. l. a. Mahasiswa semester 7 lahir tahun 1996. b. Mahasiswa semester 7 lahir tahun 1990-an. Di dalam Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakana, pemakaian tanda hubung lainnya terliat pada contoh berikut: a. di-PHK (penghubung huruf kecil dan huruf kapital), b. di-cancel (penghubung awalan Indonesia dan kata asing), c. kawan-kawan (kata ulang), d. kupu-kupu (bentuk ulang), dan e. semangka tanpa-biji (penghubung kesatuan makna) Perhatikan contoh penulisan perincian berikut. m. Anggota tim diberhentikan karena a. atas permintaan sendiri, b. menjadi terdakwa dalam perkara pidana, c. tidak mememnuhi kewajiban sebagaimana ketetapan Pasal 5. Contoh di atas seharusnya jelas apakah anggota tim akan diberhentikan manakala semua syarat ataukah salah satu syarat itu terpenuhi.untuk itu, perincian itu seharusnya dituliskan seperti berikut. m. Anggota tim diberhentikan karena a. atas permintaan sendiri, b. menjadi terdakwa dalam perkara pidana, dan c. tidak mememnuhi kewajiban sebagaimana ketetapan Pasal 5.
  • 17. 17 Contoh di atas menegaskan bahwa anggota tim diberhentikan manakala semua syarat a, b, dan c terpenuhi. Jika anggota tim diberhentikan manakala dalah satu saja di antara ketiga syarat itu terpenuhi, penulisan perincian itu seperti berikut. m. Anggota tim diberhentikan karena a. atas permintaan sendiri, b. menjadi terdakwa dalam perkara pidana, atau c. tidak mememnuhi kewajiban sebagaimana ketetapan Pasal 5. Perincian itu sebenarnya terdiri atas tiga kalimat yang distukan. Kalimat asalnya seperti berikut. a. Anggota tim diberhentikan karena permintaan sendiri. b. Anggota tim diberhentikan karena menjadi terdakwa dalam perkara pidana. c. Anggota tim diberhentikan karena tidak mememnuhi kewajiban sebagaimana ketetapan Pasal 5. n. Mahasiswa yang masih aktip dapat melihat statusnya pada sistim online agar lebih effisien. Kalimat di atas salah dalam menuliskan kata aktip,sistim, dan effisien. Yang benar ialah aktif (dari: active), sistem (dari: system) dan efisien (dari: efficient). Jadi kalimat itu seharusnya. n. Mahasiswa yang masih aktif dapat melihat statusnya pada sistem online agar lebih efisien. o. kerjasama, tandatangan, terimakasih, tatakrama, memberitahu, pertanggung jawaban, diantara Seharusnya kata-kata itu dituliskan dengan ejaan yang benar, yaitu kerja sama, tanda tangan, terima kasih, tata krama, memberitahu, pertanggungjawaban, dan di antara karena masing-maasing bukan merupakan sebuah kata, melainkan gabungan kat itu terdiri atas dua buah kata.
  • 18. 18 Kata pertanggungjawwaban berasal dari dua buah kata, yaitu kata tanggung dan jawab, lalu mendapat awalan-akhiran per-….-an. Pembentukannya: a. Tanggung + jaawab tanggung jawab b. Per-+(tanggung jawab)+-an pertanggungjawaban. Di antara memrupakan frasa preposisional, yang harus dituliskan terpisah karena di berupa preposisi, antara yang termasuk kata benta tempatan (locative noun), yang berbeda dari kata kerja diantarai, yang harus dituliskan serangkai. Diantarai dapat diantonimkan dengan mengantarai ‘memberi antara pada’, ‘menjadi antara bagi’, atau ‘menjadi antara untu’. Perbaikan kata-kata itu seperti berikut. o. kerja sama, tanda tangan, terima kasih, tata krama, memberitahu, pertanggungjawaban, di antara. Berikut ini contoh kesalahan penulisan yang amat lazim terjadi. p. hakekat, nasehat, dan jadual Kata-kata hakekat,nasehat,dan jadual diserap dari bahasa Arab. Bahasa itu hanya memiliki tiga buah fonem vokal, yaitu /a/, /i/, /u/ dan tiga buah fonem vokal panjang, yaitu /a:/, /i:/, dan /u:/. Bahasa Arab tidak memiliki fonem vokal /é/, seperti pada kata ekor [ékor] leher [léhér], dan bengkel [beŋkél] ataupun fonem / ə /, seperti empat [əmpat] dan pergi [pərgi]. Jadi tulisan yang betul ialah nasihat dan hakekat, kata itu harus berkaitan dengan *hakeki, padahal hakeki tidak pernah ada. Kata jadwal berasal dari jadwalun. Tidak ada alas an untuk mengubahnya menjadi jadual karena tidak ada kaidah yang membolehkan waw menjadi ua. BAB IV
  • 19. 19 PENUTUP Simpulan Kesalahan berbahasa terjadi secara sistematis kerena belum dikuasainya sistem kaidah bahasa yang bersangkutan. Kesalahan ejaan umumnya mencakup kesalahan tanda baca, kesalahan penggunaan kata baku, dan kesalahan prefiks. Sedangkan kesalahan kalimat mencakup kesalahan struktur dan kesalahan prinsip pemilihan kata. Kesalahan-kesalahan akan terlihat jelas apabila kita menganalisis dan mengembalikannya atau mengacu pada sistem kaidah yang berlaku. Berbahasa tidak hanya terhenti pada aspek makna (pokoknya dimengerti). Namun, sebagai bahasa ilmu, aspek gramatikal merupakan suatu hal yang tidak boleh dikesampingkan. Jadi, setiap kalimat yang dibangun harus memenuhi syarat gramatikal. Perlu adanya peningkatan pemahaman penulisan yang sesuai dengan kaidah EYD. Tujuannya agar terciptanya ragam kebahasaan yang efektif, mudah dipahami, dan benar dilihat dari struktur serta ejaannya. DAFTAR PUSTAKA
  • 20. 20 Matanggui, Junaiyah H. dan E. Zainal Arifin. 2014. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia. Tanggerang: Pustaka Mandiri. Fitri, Rahma dan Tim Ilmu Educenter. 2017. Buku Pembahassan Terlengkap PUEBI & Tata Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Serambi Semesta Distribusi.