1. Bab ini membahas kontrol sekuensial dan elemen-elemennya.
2. Kontrol sekuensial merupakan pengontrolan yang tergantung pada kondisi sebelumnya dan melibatkan elemen seperti saklar, relai, kontaktor, dan timer.
3. Elemen-elemen tersebut digunakan untuk merancang rangkaian kontrol sekuensial seperti diagram urutan dan diagram waktu untuk mengontrol proses secara berurutan.
Dokumen tersebut membahas tentang kontroler PID dan proses tuning kontroler PID untuk mengoptimalkan respon sistem. Metode tuning yang digunakan adalah metode Ziegler-Nichols dengan menghitung nilai osilasi dari loop tertutup untuk menentukan parameter Kp, Ti, dan Td secara manual. Hasil tuning menghasilkan respon sistem yang lebih cepat dan stabil dibandingkan tuning PI semula.
Dokumen ini memberikan penjelasan tentang timer dan counter pada PLC, termasuk pengertian, prinsip kerja, simbol, dan contoh programnya. Timer digunakan untuk menghitung waktu mundur sesuai nilai setting, sedangkan counter bisa diatur untuk menghitung naik atau turun berdasarkan masukan sinyal. Keduanya memiliki nomor yang berbeda untuk masing-masing fungsi dalam satu program.
Dokumen tersebut merangkum definisi, sejarah, teknologi, struktur dan klasifikasi robot. Robot didefinisikan sebagai alat mekanik yang dapat diprogram untuk melaksanakan tugas tertentu. Sejarah robot dimulai dari mainan mekanik hingga penggunaan robot industri di pabrik pada tahun 1960-an. Robot memiliki berbagai struktur seperti badan, lengan dan sensor untuk berinteraksi dengan lingkungan. Robot diklasifikasikan berdasark
Dokumen tersebut membahas tentang kontroler PID dan proses tuning kontroler PID untuk mengoptimalkan respon sistem. Metode tuning yang digunakan adalah metode Ziegler-Nichols dengan menghitung nilai osilasi dari loop tertutup untuk menentukan parameter Kp, Ti, dan Td secara manual. Hasil tuning menghasilkan respon sistem yang lebih cepat dan stabil dibandingkan tuning PI semula.
Dokumen ini memberikan penjelasan tentang timer dan counter pada PLC, termasuk pengertian, prinsip kerja, simbol, dan contoh programnya. Timer digunakan untuk menghitung waktu mundur sesuai nilai setting, sedangkan counter bisa diatur untuk menghitung naik atau turun berdasarkan masukan sinyal. Keduanya memiliki nomor yang berbeda untuk masing-masing fungsi dalam satu program.
Dokumen tersebut merangkum definisi, sejarah, teknologi, struktur dan klasifikasi robot. Robot didefinisikan sebagai alat mekanik yang dapat diprogram untuk melaksanakan tugas tertentu. Sejarah robot dimulai dari mainan mekanik hingga penggunaan robot industri di pabrik pada tahun 1960-an. Robot memiliki berbagai struktur seperti badan, lengan dan sensor untuk berinteraksi dengan lingkungan. Robot diklasifikasikan berdasark
Sistem kontrol PID digunakan untuk mengontrol presisi suatu sistem dengan umpan balik. Terdiri dari kontrol P, I, dan D, masing-masing memiliki kelebihan untuk mengontrol respon sistem. Kombinasi parameter P, I, dan D disesuaikan untuk mendapatkan tanggapan sistem yang diinginkan.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem kendali dalam representasi state space. State space adalah model matematika yang menggunakan matriks untuk mewakili fungsi transfer suatu sistem kendali. State space terdiri dari variabel input, variabel state, dan variabel output. Dokumen tersebut juga membahas konsep kontrolabilitas dan observabilitas suatu sistem kendali dalam representasi state space.
Tugas akhir ini membahas simulasi pengontrolan elevator 3 lantai dengan menggunakan Programmable Logic Controller (PLC). Penulis merancang dan membuat simulator elevator sederhana yang dilengkapi panel kontrol, kemudian memprogram PLC untuk mengontrol operasi elevator sesuai dengan fungsi-fungsinya seperti bergerak naik turun dan berhenti pada lantai yang dipilih. Pengujian dilakukan untuk mengevaluasi kinerja program PLC dalam mengontrol simulator elevator.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep sistem PLC dan perkembangannya. PLC dapat diprogram untuk mengontrol proses industri secara fleksibel, menggantikan kontrol relai yang lebih konvensional. Dokumen juga membandingkan perbedaan antara komputer dengan PLC serta menjelaskan konfigurasi input/output dan kriteria pemilihan PLC.
Dokumen tersebut membahas tentang rangkaian dasar kontrol motor listrik, mulai dari rangkaian kontrol dasar, operasi ON/OFF, operasi dari beberapa tempat, sistem interlock, operasi berurutan, jogging, starting motor induksi, dan rangkaian kontrol motor dua arah putaran. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan berbagai jenis rangkaian kontrol yang digunakan untuk mengontrol operasi motor listrik secara elektrik.
Dokumen tersebut membahas tentang IC digital, yang merupakan komponen elektronik terintegrasi yang terdiri dari berbagai komponen seperti resistor, kapasitor, dioda dan transistor. Dibedakan antara IC TTL yang bekerja pada tegangan 5 Volt dan IC CMOS yang bekerja pada tegangan 12 Volt. IC digital digunakan dalam berbagai aplikasi seperti komputer, kontrol industri, dan peralatan tes.
1. Dokumen tersebut membahas tentang dasar-dasar sistem kontrol, meliputi konsep sistem terkendali, masalah kontrol, transformasi Laplace, model sistem dalam bentuk persamaan diferensial dan fungsi transfer, serta tanggapan sistem terhadap berbagai masukan seperti impulse dan step.
Dokumen tersebut membahas tentang dasar sistem kontrol, mulai dari pengertian sistem kontrol, input, output, plant, kontrol, contoh sistem kontrol elevator dan antena, perbedaan sistem kontrol open loop dan close loop, serta komponen-komponen pada sistem kontrol seperti sensor, aktuator, kontroler.
Dokumen tersebut membahas tentang pengantar Arduino. Arduino adalah platform fisik komputasi terbuka yang terdiri dari papan input/output dan perangkat lunak yang mudah digunakan untuk membangun proyek elektronik dan robotik interaktif. Dokumen ini menjelaskan berbagai jenis papan Arduino, bagian-bagiannya, perangkat lunak Arduino, dan cara kerjanya.
Dokumen tersebut membahas tentang PLC (Programmable Logic Controller) dan penggunaannya dalam sistem kontrol otomatis. PLC merupakan pengendali yang dapat diprogram ulang untuk mengontrol mesin industri atau aplikasi lainnya. Dokumen tersebut juga menjelaskan bagian-bagian PLC, cara pemrograman, dan contoh diagram alirnya.
Hidrolik dan Elektro-Hidrolik (Hydraulic and Electrical-Hidraulic)gunawanzharfan
Teks tersebut memberikan penjelasan tentang sistem hidrolik, komponen-komponennya, dan beberapa contoh aplikasi. Secara singkat, teks tersebut menjelaskan:
1. Pengenalan sistem hidrolik dan komponen utamanya seperti pompa, katup kontrol, silinder, dan akumulator.
2. Standar penomoran komponen berdasarkan DIN-ISO5599-3.
3. Beberapa contoh aplikasi sistem hidrolik pada mesin-mesin
Langkah-langkah dalam analisis dan desain sistem kendali meliputi penurunan model matematis sistem, perolehan model linear komponen, transformasi Laplace, diagram alir sinyal, dan metode analisis untuk mendapatkan rancangan yang diinginkan. Pendekatan umum meliputi transformasi Laplace, fungsi transfer, diagram blok, dan diagram alir sinyal.
Dokumen tersebut membahas mengenai fungsi-fungsi keanggotaan yang digunakan dalam sistem fuzzy seperti fungsi sigmoid, fungsi phi, fungsi segitiga, dan fungsi trapesium. Dokumen tersebut juga menjelaskan mengenai proposisi logika fuzzy, nilai kebenaran proposisi, dan implikasi proposisi logika fuzzy.
Sistem kontrol PID digunakan untuk mengontrol presisi suatu sistem dengan umpan balik. Terdiri dari kontrol P, I, dan D, masing-masing memiliki kelebihan untuk mengontrol respon sistem. Kombinasi parameter P, I, dan D disesuaikan untuk mendapatkan tanggapan sistem yang diinginkan.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem kendali dalam representasi state space. State space adalah model matematika yang menggunakan matriks untuk mewakili fungsi transfer suatu sistem kendali. State space terdiri dari variabel input, variabel state, dan variabel output. Dokumen tersebut juga membahas konsep kontrolabilitas dan observabilitas suatu sistem kendali dalam representasi state space.
Tugas akhir ini membahas simulasi pengontrolan elevator 3 lantai dengan menggunakan Programmable Logic Controller (PLC). Penulis merancang dan membuat simulator elevator sederhana yang dilengkapi panel kontrol, kemudian memprogram PLC untuk mengontrol operasi elevator sesuai dengan fungsi-fungsinya seperti bergerak naik turun dan berhenti pada lantai yang dipilih. Pengujian dilakukan untuk mengevaluasi kinerja program PLC dalam mengontrol simulator elevator.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep sistem PLC dan perkembangannya. PLC dapat diprogram untuk mengontrol proses industri secara fleksibel, menggantikan kontrol relai yang lebih konvensional. Dokumen juga membandingkan perbedaan antara komputer dengan PLC serta menjelaskan konfigurasi input/output dan kriteria pemilihan PLC.
Dokumen tersebut membahas tentang rangkaian dasar kontrol motor listrik, mulai dari rangkaian kontrol dasar, operasi ON/OFF, operasi dari beberapa tempat, sistem interlock, operasi berurutan, jogging, starting motor induksi, dan rangkaian kontrol motor dua arah putaran. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan berbagai jenis rangkaian kontrol yang digunakan untuk mengontrol operasi motor listrik secara elektrik.
Dokumen tersebut membahas tentang IC digital, yang merupakan komponen elektronik terintegrasi yang terdiri dari berbagai komponen seperti resistor, kapasitor, dioda dan transistor. Dibedakan antara IC TTL yang bekerja pada tegangan 5 Volt dan IC CMOS yang bekerja pada tegangan 12 Volt. IC digital digunakan dalam berbagai aplikasi seperti komputer, kontrol industri, dan peralatan tes.
1. Dokumen tersebut membahas tentang dasar-dasar sistem kontrol, meliputi konsep sistem terkendali, masalah kontrol, transformasi Laplace, model sistem dalam bentuk persamaan diferensial dan fungsi transfer, serta tanggapan sistem terhadap berbagai masukan seperti impulse dan step.
Dokumen tersebut membahas tentang dasar sistem kontrol, mulai dari pengertian sistem kontrol, input, output, plant, kontrol, contoh sistem kontrol elevator dan antena, perbedaan sistem kontrol open loop dan close loop, serta komponen-komponen pada sistem kontrol seperti sensor, aktuator, kontroler.
Dokumen tersebut membahas tentang pengantar Arduino. Arduino adalah platform fisik komputasi terbuka yang terdiri dari papan input/output dan perangkat lunak yang mudah digunakan untuk membangun proyek elektronik dan robotik interaktif. Dokumen ini menjelaskan berbagai jenis papan Arduino, bagian-bagiannya, perangkat lunak Arduino, dan cara kerjanya.
Dokumen tersebut membahas tentang PLC (Programmable Logic Controller) dan penggunaannya dalam sistem kontrol otomatis. PLC merupakan pengendali yang dapat diprogram ulang untuk mengontrol mesin industri atau aplikasi lainnya. Dokumen tersebut juga menjelaskan bagian-bagian PLC, cara pemrograman, dan contoh diagram alirnya.
Hidrolik dan Elektro-Hidrolik (Hydraulic and Electrical-Hidraulic)gunawanzharfan
Teks tersebut memberikan penjelasan tentang sistem hidrolik, komponen-komponennya, dan beberapa contoh aplikasi. Secara singkat, teks tersebut menjelaskan:
1. Pengenalan sistem hidrolik dan komponen utamanya seperti pompa, katup kontrol, silinder, dan akumulator.
2. Standar penomoran komponen berdasarkan DIN-ISO5599-3.
3. Beberapa contoh aplikasi sistem hidrolik pada mesin-mesin
Langkah-langkah dalam analisis dan desain sistem kendali meliputi penurunan model matematis sistem, perolehan model linear komponen, transformasi Laplace, diagram alir sinyal, dan metode analisis untuk mendapatkan rancangan yang diinginkan. Pendekatan umum meliputi transformasi Laplace, fungsi transfer, diagram blok, dan diagram alir sinyal.
Dokumen tersebut membahas mengenai fungsi-fungsi keanggotaan yang digunakan dalam sistem fuzzy seperti fungsi sigmoid, fungsi phi, fungsi segitiga, dan fungsi trapesium. Dokumen tersebut juga menjelaskan mengenai proposisi logika fuzzy, nilai kebenaran proposisi, dan implikasi proposisi logika fuzzy.
This document discusses neural networks and machine learning techniques. It begins by explaining how neural networks are trained using iterative adjustments to weights to minimize error between predicted and actual outputs. Single layer perceptrons are then described as networks that connect all inputs directly to outputs, dividing feature space with a decision boundary. Multilayer perceptrons are introduced as networks with hidden layers that can solve non-linearly separable problems. Backpropagation is presented as a method for calculating partial derivatives to update weights using gradient descent to minimize error across the network.
The document provides an overview of the history and development of the Internet from its origins as a US Defense Department project to connect scientists, its commercial opening in 1992, and its subsequent rapid expansion globally; it describes common uses of the Internet like email, research sharing, marketing, and gathering information; and it outlines basics of using the Internet through web browsers, searching, and communicating via email with features like sending, receiving, replying and forwarding messages.
Dokumen tersebut membahas tentang dasar-dasar pemrograman PLC menggunakan Ladder Diagram. Materi yang disampaikan mencakup penjelasan prinsip kerja PLC, komponen-komponen Ladder Diagram, dan contoh-contoh aplikasi logika kontrol menggunakan Ladder Diagram. Mahasiswa diajarkan cara memprogram PLC untuk mengendalikan sistem berdasarkan alur kerja yang direpresentasikan dalam bentuk flow chart dan diagram Ladder.
Dokumen ini membahas desain sistem kendali fuzzy logic untuk mengatur kecepatan motor. Sistem tersebut menggunakan dua input yaitu error kecepatan motor dan perubahan error, serta satu output yaitu perubahan tegangan. Dokumen ini juga menjelaskan bentuk fungsi keanggotaan dan aturan-aturan yang digunakan pada sistem kendali fuzzy tersebut. Kesimpulannya, kendali fuzzy logic relatif mudah diimplementasikan dan semakin banyak label fungsi keang
This document discusses various types of filters, data acquisition systems, and analog-to-digital converters (ADCs). It describes how filters are classified based on their implementation, frequency response, and element type. It also provides examples of designing low-pass, high-pass, and band-pass filters. The document outlines the basic components and functions of a data acquisition system. It explains analog-to-digital and digital-to-analog converters and provides examples of calculating their output values. Finally, it discusses different types of ADCs like successive approximation and dual-slope ADCs, along with examples of calculating their output values.
Livro vou ter que estudar d const - primeiros passos - vítor cruzmarciaribeiro71
Este documento é um capítulo de um livro sobre direito constitucional que introduz o leitor ao estudo da matéria. O capítulo contém uma breve explicação sobre o que é direito e como surgiu a necessidade de normas para regular as relações sociais, além de definir conceitos como direito objetivo e subjetivo. Também apresenta uma definição inicial de Estado e discute a diferença entre lei e constituição na hierarquia das normas jurídicas.
PP Filal Rama (pemantulan pada cermin datar dan cermin lengkung)RahmaatwinZ17
1. Dokumen ini membahas tentang pembelajaran fisika menggunakan komputer dengan fokus pada topik pemantulan cahaya pada cermin datar dan lengkung.
2. Ada beberapa hukum dan sifat pemantulan cahaya pada cermin datar dan lengkung yang dijelaskan seperti hukum sudut datang sama dengan sudut pantul dan hubungan antara jarak fokus, jarak benda dan jarak bayangan.
3. Contoh soal juga d
Pengaturan Starting Motor Secara BerurutanEdyan Noveri
Rangkaian menjelaskan pengontrolan dua buah motor secara berurutan dengan menggunakan kontaktor dan tombol tekan. Rangkaian bekerja secara berurutan dimana motor kedua hanya akan beroperasi jika motor pertama telah dihidupkan terlebih dahulu. Aplikasi kontrol sekuensial digunakan luas pada mesin-mesin industri.
Modul kuliah ini membahas lima fungsi kontrol utama sistem kendali terdistribusi (DCS), yaitu kontrol tunggal lingkaran, kaskade, batch, selektif, dan rasio. Fungsi-fungsi ini digunakan untuk mengontrol peralatan secara elektronik menggunakan sinyal standar.
Bab 9-dasar-sistem-kontrol-rev-telah-cetak-rev-mei-28-bSlamet Setiyono
Teks ini membahas tentang sistem kontrol, mulai dari definisi sistem kontrol, tujuan sistem kontrol, komponen utama sistem kontrol seperti plant dan variabel yang dikontrol dan dimanipulasi, jenis-jenis sistem kontrol seperti loop terbuka dan tertutup, serta perkembangan teori kontrol modern seperti kontrol optimal dan kontrol belajar.
Teks tersebut merupakan ringkasan tentang penggunaan PLC pada sistem HVAC. Ia menjelaskan prinsip kerja PLC, komponen utama HVAC, dan manfaat penggunaan PLC dibandingkan kontaktor magnet. Teks tersebut menyimpulkan bahwa PLC lebih mudah digunakan dan murah dibanding kontaktor magnet untuk sistem HVAC.
Sistem kontrol pendingin udara di gedung FTE Universitas Telkom menggunakan SCADA berbasis PLC. Tujuannya adalah mengontrol penggunaan AC secara efisien untuk mengurangi pemborosan listrik. Sistem ini menggunakan sensor untuk mendeteksi kondisi ruangan, PLC untuk mengontrol nyala/mati AC secara otomatis, dan HMI untuk memantau sistem. Pengujian menunjukkan sistem dapat menghemat penggunaan listrik hingga 30%.
Dasar Telekomunikasi - Slide week 8 - pengendali sistemBeny Nugraha
Dokumen tersebut membahas tentang fungsi pengendali sistem pada switch telekomunikasi. Pengendali sistem berfungsi untuk menentukan jalur komunikasi melalui matriks switch dan harus mengetahui posisi pemanggil dan yang dipanggil serta dapat menemukan jalur yang bebas. Pengendalian sistem dibagi menjadi pengendalian progresif yang dilakukan tingkat demi tingkat dan pengendalian sekutu yang mengendalikan lebih dari satu peralatan penyambung sekal
Dokumen tersebut membahas tentang sistem kendali, yang merupakan proses pengaturan variabel-variabel tertentu agar berada pada harga atau rentang harga yang ditentukan. Dokumen tersebut menjelaskan sejarah sistem kendali, prinsip-prinsipnya seperti loop terbuka dan tertutup, serta kesimpulan bahwa analisis sistem yang akan dikendalikan perlu dilakukan terlebih dahulu sebelum merancang sistem kendalinya
1_Introduction Control System and Automation.pptadhanefendi
Inovasi sistem merupakan ringkasan dari dokumen tersebut. Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan sistem kontrol mulai dari abad ke-18 hingga saat ini, termasuk definisi istilah, jenis sistem kontrol, dan aplikasi sistem kontrol pada berbagai bidang seperti industri, robotika, dan teknologi lainnya. Ringkasan yang diberikan menyimpulkan bahwa inovasi sistem mengacu pada perubahan fungsi dan struktur s
Makalah ini membahas tentang sistem kendali terdistribusi (DCS), supervisory control and data acquisition (SCADA), dan programmable logic controller (PLC). DCS digunakan untuk mengontrol proses industri berkelanjutan seperti pengolahan minyak, SCADA berfungsi untuk mengawasi dan mengumpulkan data dari berbagai lokasi, sedangkan PLC umumnya digunakan untuk mengendalikan peralatan digital. Makalah ini juga membandingkan ketiga sistem tersebut dan menjel
Dokumen tersebut membahas tentang sistem kontrol robotik, yang terdiri dari dua bagian utama yaitu sistem kontrol loop tertutup dan terbuka. Sistem kontrol loop tertutup lebih kompleks namun lebih handal karena menggunakan umpan balik, sedangkan sistem kontrol loop terbuka lebih sederhana tetapi kurang handal terhadap gangguan. Kecerdasan buatan diterapkan pada kontrol robot untuk mencapai sifat yang lebih cerdas.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem kendali yang terdiri dari dua jenis yaitu sistem kendali lup terbuka dan sistem kendali lup tertutup. Sistem kendali lup terbuka menggunakan kontroler dan aktuator untuk memperoleh respon sistem namun keluarannya tidak diperhitungkan ulang oleh kontroler, sedangkan sistem kendali lup tertutup memanfaatkan variabel yang sebanding dengan selisih respon yang diinginkan dan sering disebut
1. Simulasi anti integral windup dengan clamp integrator untuk pengendali PI menggunakan MATLAB 6.1. Metode ini digunakan untuk mengurangi masalah overshoot akibat saturasi aktuator pada sistem orde satu dan dua.
Simulasi sistem distribusi 20 kV pada dua jalur penyulang untuk mempelajari operasi sistem distribusi, pendeteksian gangguan, dan pengalihan beban menggunakan PLC dan SCADA. Simulasi ini bertujuan memberikan pemahaman praktis tentang aplikasi kontrol dan monitoring sistem distribusi tenaga listrik.
Sistem kendali terdiri dari sistem kendali lup terbuka dan tertutup. Sistem lup terbuka hanya menggunakan kontroler dan aktuator tanpa mempertimbangkan keluaran sebenarnya, sehingga kurang akurat. Sistem lup tertutup menggunakan umpan balik keluaran untuk mendeteksi kesalahan dan memperbaiki respon, membuatnya lebih stabil meski lebih rumit. Kedua sistem ini mendasari pengaturan yang lebih ko
Back-propagation algorithm was applied to an MLP model with a XOR logic function with 2 inputs and 1 output. The sigmoid activation function was used with 2 neurons in the hidden layer and 1 neuron in the output layer. The learning rate was set to 0.5. The conclusion stated that ANN provides a practical method for learning functions over continuous and discrete attributes when an algorithmic solution cannot be formulated or when numerous examples of the required behavior are available. Two hidden layers are sufficient to solve any problem, and backpropagation and gradient descent are the main concepts.
The document discusses perceptron training and neural network training. It provides examples of initializing weights for an AND operation and sample input/output pairs. It also shows initializing weights for another example and calculating the summation and output for different inputs. The document discusses training a neural network by starting with random weights, loading training examples to compute the output, modifying the weights to reduce error between computed and observed outputs, iterating over all examples, and terminating when weights stop changing or error is small.
This document discusses neural network architectures and activation functions. It describes single and multiple layer fully connected networks as well as recurrent networks with and without hidden units. It also summarizes several common activation functions including hardlimiter, threshold, sigmoid, and hyperbolic tangent functions. It provides examples of representing Boolean functions using linear thresholds and perceptron training algorithms.
Sistem fuzzy memiliki beberapa jenis kontroler logika fuzzy, seperti kontroler langsung, pengawasan, adaptasi PID, dan intervensi. Kontroler langsung menggunakan nilai keluaran sistem fuzzy sebagai variabel perintah pabrik. Kontroler pengawasan menggunakan nilai keluaran untuk menyetel kontroler PID internal. Kontroler adaptasi PID menyesuaikan parameter P, I, dan D dari kontroler PID konvensional. Kontroler intervensi bekerja berdampingan den
Dokumen tersebut membahas sistem berbasis aturan fuzzy yang terdiri dari tiga komponen utama: fuzzification, inference, dan defuzzification. Fuzzification mengubah masukan yang pasti menjadi fuzzy, inference melakukan penalaran menggunakan aturan fuzzy, dan defuzzification mengubah keluaran fuzzy menjadi nilai pasti.
Dokumen ini membahas proses defuzzifikasi pada sistem logika fuzzy. Terdapat dua model defuzzifikasi yaitu Mamdani dan Sugeno. Model Mamdani menggunakan centroid method untuk menentukan nilai krisp keluaran, sedangkan Model Sugeno menggunakan height method dan weighted average. Kedua model digunakan untuk menghitung durasi penyiraman berdasarkan suhu dan kelembaban.
The document discusses the shipment process for PT Chevron Pacific Indonesia from Dumai. Crude oil is transported via pipeline from an offshore production facility to an onshore tank farm in Dumai. From there it can be shipped domestically via pipeline to a Pertamina refinery in Dumai or exported internationally via tanker.
This document provides data sheets for the 1N4148 and 1N4448 high-speed switching diodes. It summarizes their key features and specifications, including maximum voltage and current ratings, packaging details, and thermal and electrical characteristics graphs. The diodes are designed for high-speed switching applications with maximum switching speeds of 4 nanoseconds.
The document discusses different types of bridge circuits. It describes the Wheatstone bridge, which converts variations in resistance into variations in voltage. When balanced, the output voltage is zero, but any change in a resistive element results in an unbalanced condition and a non-zero output voltage. It also discusses AC bridges for detecting changes in inductance and capacitance. Examples are provided for calculating voltage offset in a Wheatstone bridge and determining constants of an arm in an AC bridge. Finally, it briefly mentions comparison bridges for measuring unknown capacitance or inductance compared to known values, and the Maxwell bridge for measuring inductance in terms of a known capacitance.
Materi ini sangat penting sebagai kita pendidik di smk untuk apa untuk memberikan motifasi kepada kita sebagai pendidik di smk bahwa tujuan akhir kita tidak hanya transfer ilmu saja melainkan juga mengantar peserta didik menuju du di
Banyak orang menganggap mempelajari kitab Wahyu adalah sulit. Selain karena membicarakan simbol-simbol yang tidak biasa, kitab Wahyu juga memiliki tema-tema yang kompleks. Nah, bagaimana cara terbaik membedah kitab Wahyu?
Mari kita pelajari bersama lebih dahulu 3 pasal pertama dari kitab ini dalam kelas diskusi "Bedah Kitab Wahyu" (BKW) pada 19—26 Juni 2024 melalui grup WA.
Sebelum kelas dimulai, ikuti lebih dahulu pemaparan materinya via Zoom pada:
Rabu, 19 Juni 2024.
- Pagi: pkl. 10.30—12.00 WIB
- Malam: pkl. 19.00—20.30 WIB
Daftarkan diri Anda segera di https://bit.ly/form-mlc.
Kontak:
WA: 0821-3313-3315 (MLC)
E-Mail: kusuma@in-christ.net
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdfDenysErlanders
Buku non teks yang bermutu dapat memperkaya pengalaman
belajar siswa. Buku-buku ini menawarkan konten yang inspiratif,
inovatif, dan mendorong pengembangan karakter siswa.
Pemanfaatan buku non teks bermutu membutuhkan peran aktif
guru untuk memilih dan
mengintegrasikannya ke dalam pembelajaran
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
Bab 2 kontrol sekuensial PLC
1. 2.2 Kontrol Otomatis I
Sistem akan menjalankan instruksi urutan berikutnya jika kondisi yang telah
BAB 2 ditentukan sebelumnya terpenuhi.
Salah satu sistem yang termasuk dalam contoh kategori ini adalah operasi lift,
KONTROL SEKUENSIAL dimana untuk pergi ke lantai 20 dari lantai 3 maka kondisi-kondisi berikut harus
terpenuhi:
• Tombol pemanggil pada lantai 3 ditekan.
TUJUAN INSTRUKSIONAL • Penumpang tidak melebihi kapasitas yang direncanakan.
• Tombol tujuan dalam sangkar ditekan (dalam hal ini lantai 20).
Tujuan dari bab ini adalah:
1. Mahasiswa memahami pengertian dan mekanisme kontrol sekuensial beserta 2. Time Schedule Control
contoh-contohnya. Sistem melaksanakan instruksi urutan berikutnya jika waktu yang telah
2. Mahasiswa memahami elemen-elemen dasar kontrol sekuensial dan rangkaian ditentukan sebelumnya tercapai.
dasarnya. Salah satu contoh kontrol kategori ini adalah pengatur lampu lalu lintas, dimana
3. Mahasiswa dapat merancang aplikasi kontrol sekuensial. penyalaan masing-masing lampu berdasarkan waktu yang telah ditentukan, ia
tidak terpengaruh oleh kondisi kepadatan jalan.
1.1 PENGERTIAN KONTROL SEKUENSIAL 3. Executive Control
Pada Executive Control ini waktu pelaksanaan atau interval waktu tidak penting,
Untuk memudahkan pemahaman tentang kontrol sekuensial, maka diambil yang dipentingkan hanya urutan operasi yang telah ditetapkan.
contoh tentang proses pengendalian lift. Kebanyakan control kategori ini adalah pada kontrol posisi, misalkan suatu
benda akan dibentuk dengan diameter d1 dalam jarak x ke y dan diameter d2 dari
1. Seseorang memanggil lift dengan cara menekan tombol pemanggil. x ke z, waktu pengerjaan atau interval tidak penting karena kecepatan
2. Lift akan bergerak menuju lantai dimana tombol pemanggil ditekan. pengerjaan tergantung pada benda kerja, tenaga mesin dan material alat-alat.
3. Pintu lift terbuka otomatis setelah litf berhenti.
4. Orang tersebut naik ke dalam lift dan menekan tombol lantai yang akan
1.2 RANGKAIAN KONTROL SEKUENSIAL
dituju.
5. Pintu menutup dan lift menuju lantai yang dituju, dan/atau berhenti pada Pada saat ini sistem kontrol sekuensial dapat dengan mudah dirancang.
lantai yang menekan tombol pemanggil. Untuk dapat merancang sistem kontrol sekuensial yang baik, maka terlebih dahulu
6. Lift akan berhenti secara berurutan pada lantai yang diinginkan penumpang harus mengetahui elemen-elemen dasar rangkaian sekuensial serta memahami
dalam lift. bagaimana prinsip kerjanya.
7. Pintu akan terbuka lama jika penumpang yang turun banyak, dan lift tetap Setelah dirancang, rangkaian kontrol sekuensial yang terdiri dari dua
pada lantai terakhir sampai ada panggilan berikutnya. rangkaian yaitu rangkaian sequence dan rangkaian time-chart, maka rangkaian
tersebut dapat langsung diaplikasikan atau dapat juga dimasukkan data berupa
Dari proses ini dapat dijelaskan bahwa nilai output saat ini tergantung tidak program ke suatu peralatan yang disebut kontroler sekuensial atau istilah lainnya
hanya pada masukan saat ini, tapi juga dipengaruhi oleh kondisi sebelumnya, sequencer atau programmable controller atau logic controller yang berupa suatu
keadaan sistem yang seperti ini disebut juga sebagai sistem sekuensial. komputer khusus yang dapat melakukan kontrol sekuensial sesuai dengan yang
Dalam keadaan posisi lift sedang dalam perjalanan, penekanan tombol direncanakan dan dapat melaksanakan berbagai perintah kontrol sekuensial untuk
“buka” tidak berpengaruh, berarti masukan saat itu tidak berpengaruh sebelum berbagai keperluan.
kondisi sebelumnya, yaitu lantai yang dituju, tercapai.
Jadi kontrol sekuensial merupakan pengontrolan yang berhubungan dengan
Elemen Dasar Rangkaian Sekuensial
sistem sekuensial. Biasanya, kontrol sekuensial akan berkaitan erat dengan PLC Umumnya elemen-elemen dasar yang digunakan pada rangkaian kontrol
untuk memasukkan dan mengolah data yang banyak digunakan dalam dunia sekuensial adalah switch, relai, kontaktor dan timer. Berikut ini akan dijelaskan
industri saat ini. prinsip kerja dari elemen-elemen dasar tersebut dan bagaimana penggunaannya
dalam rangkaian kontrol sekuensial.
Kategori Kontrol Sekuensial 1. Switch (saklar)
Banyak tipe saklar yang beredar di sekitar kita. Gambar 2.1 memperlihatkan
Kontrol sekuensial dapat dibagi menjadi tiga kategori sebagai berikut: tipe saklar yang ada, dan gambar 2.2 memperlihatkan konseptual mekanisme
1. Conditional Control dari microswitch (saklar).
POLITEKNIK CALTEX RIAU POLITEKNIK CALTEX RIAU
2. BAB 2: Kontrol Sekuensial 2.3 2.4 Kontrol Otomatis I
Microswitch dapat dioperasikan dengan tekanan, dan dia mempunyai aksi dengan cepat, karena itu gambaran skema yang jelas dan mudah dimengerti dari
saklar yang andal dengan kapasitas arus yang cukup besar. Microswitch banyak relai dan kontak relai diperlukan untuk menjelaskan pengertian rangkaian
digunakan sebagai sensor pada rangkaian kontrol sekuensial, misalnya sebagai tersebut.
saklar pembatas untuk alarm, energi stop, kontrol posisi, dan lain-lain. Gambar 2.3 (b) menunjukkan simbol skema dari relai dan kontak relai yang
sering digunakan. Pada gambar ini, kumparan relai dinyatakan dengan R dalam
lingkaran (huruf besar yang lain juga dapat digunakan sebagai R yang digunakan
sebagai kode pembeda), dan kontak relai disimbolkan dengan dua lingkaran
a-contact b-contact
SWITCH kecil dan garis pendek.
vert. hori. vert. hori. Kode R menyatakan bahwa kontak tersebut dikontrol oleh koil R.
Push Fixed Contact Moving Contact
Button
Moving Iron
Switch 6 kontak-b
4
kontak-a
Tuggled 3,5 Rb Ra Ra
R (R-1) (R-2) (R-3)
Switch 2
terminal
Magnetic koil
1
Coil
Remain
Contact a) Konsep mekanisme b) Simbol
Switch Gambar 2.3 Relai elektromagnetik dari tipe kontak
Perlu diperhatikan bahwa simbol untuk kontak-a (biasa terbuka / ordinarily
Gambar 2.1 Saklar manual dan simbol skematiknya opened) dan kontak-b (biasa tertutup /ordinarily closed) adalah berbeda. Untuk
kontak-a garis pendeknya berada di sebelah kanan sedang kontak-b berada di
sebelah kiri.
Push Botton Gambar 2.4 adalah suatu contoh dari relay sequence circuit chart yang
Perpindahan
Perpindahan
kontak-b Lever sering kali disebut “sequence chart”. Pada chart tersebut, beberapa komponen
Spring
(saklar, kumparan relai, kontak relai dan beban) biasanya disusun di antara garis
kontrol induk dari kiri ke kanan menurut urut-urutan kontrol dengan
...
...
...
...
... ... ... ... menggunakan simbol seperti telah dijelaskan di atas.
. . . . . . . . . . .............
..
Moving
Casing kontak-a
Contact
Control Mother Line
1
P
Positif
Gambar 2.2 Konseptual mekanisme dari microswitch
SW PB LS Ra
2. Relai
Umumnya relai dapat dibagi dalam dua tipe: Saklar Push Botton Limit Switch Kontak-a
1). Relai tipe kontak membuka/menutup secara mekanis.
2). Relai tipe non-kontak menggunakan gerbang semikonduktor
Sedangkan yang dibahas disini adalah relai tipe kontak elektro magnetis. L R
Gambar 2.3 memperlihatkan mekanisme umum dari relai elektromagnetis. Lampu Relai Buzzer Beban
Jika ada arus yang melewati koil elektromagnet maka besi penggerak akan 2
N
tertarik ke bawah sehingga kontak-a (pasangan 3-4) tertutup dan kontak-b Negatif
Sumber daya biasanya tidak digambar
(pasangan 5-6) terbuka.
Tetapi penggambaran relai yang seperti ini tidaklah praktis karena akan Gambar 2.4 Contoh hubungan komponen kontrol sekuensial
menggabiskan banyak waktu untuk menggambarnya, serta akan susah dipahami dengan jaringan kontrol induk
POLITEKNIK CALTEX RIAU POLITEKNIK CALTEX RIAU
3. BAB 2: Kontrol Sekuensial 2.5 2.6 Kontrol Otomatis I
R S T
Gambar 2.5 menunjukkan sequence chart sederhana dengan satu relai dan
tiga lampu.
Cara kerja dari rangkaian tersebut adalah: MC-a1 MC-a2
Aux. Contact
1. Ketika PB ditekan, kumparan relai tereksitasi.
2. Kemudian kontak relai R ( dua kontak-a dan satu kontak-b ) digerakkan, Main Contact
MC-b
sehingga Ra tertutup dan Rb terbuka.
3. Lampu L2 dan L3 menyala sedangkan lampu L1 padam.
U V W
Magnetic Coil
PB Rb Ra Ra
Gambar 2.7 Kontak dari kontaktor elektromagnetik
Kontaktor elektromagnetis dapat membuka dan menutup kontak yang dialiri
R L1 L2 L3 arus dan tegangan yang besar dengan sinyal kontrol dari rangkaian kontrol
sekuensial yang relatif kecil.
Gambar 2.7 menunjukkan skema konsep dari kontaktor elektromagnetis.
MC terdiri dari koil dan kontak. Prinsip kerjanya sama dengan kontak relai,
Gambar 2.5 Sequence chart dengan satu relai dan tiga lampu yaitu kontak-kontak akan bekerja bila koil tereksitasi. MC dilengkapi dengan
tiga kontak yang mampu dialiri arus yang besar. Kontak-kontak yang dialiri arus
yang besar disebut kontak utama (main contact), sedangkan tiga kontak untuk
PB arus yang kecil disebut sebagai kontak tambahan (auxilary contact).
Contoh aplikasi MC ditunjukkan oleh gambar 2.8 dimana tiga kontak
R utamanya digunakan sebagai saklar motor 3 fasa dan satu kontak tambahan
untuk rangkaian self-conservative. PB1 dan PB2 digunakan masing-masing
L3 untuk start dan stop MC.
L2 Main
Circuit
R S T Operating
L1 Circuit
t0 t1
Aux.
Gambar 2.6 Sequence time chart dari gambar 2.5 Contact
PB1 MC MC
Gambar 2.5 menunjukkan keadaan operasi dari tiap-tiap cabang rangkaian,
sedangkan gambar 2.6 menggambarkan sekuensial waktunya.
PB2
Gambar sequence chart atau sequence time chart inilah yang sering
digunakan untuk merancang dan menganalisis rangkaian kontrol sekuensial. Main Contact
MC
3. Kontaktor Elektromagnetis MC Magnetic Coil
Umumnya kontaktor elektromagnetis (MC = Magnetic Contactor) Motor 3
digunakan untuk meng-ON-OFF motor-motor yang mempunyai daya yang fasa M
besar. Dengan menggunakan MC maka pengaturan dan penyaluran arus listrik
berkapasitas besar dapat dilakukan secara tidak langsung. Kontrol sekuensial Gambar 2.8 Aplikasi kontaktor elektromagnetik
untuk arus listrik yang besar biasanya memakai MC sebagai salah satu
komponennya. Jadi, MC dapat dibayangkan sebagai kontak relai untuk piranti Rangkaian daya yang besar biasa disebut rangkaian utama (main circuit),
dengan arus besar. sebelah kiri garis putus-putus gambar 2.8, sedangkan rangkaian yang mengontrol
POLITEKNIK CALTEX RIAU POLITEKNIK CALTEX RIAU
4. BAB 2: Kontrol Sekuensial 2.7 2.8 Kontrol Otomatis I
rangkaian utama, sebelah kanan garis putus-putus gambar 2.8, disebut rangkaian
pengoperasi (operating circuit). PB
4. Pewaktu (timer) PB R
Relay
T
Timer
R
Contact Contact
Pewaktu (timer) atau relai pewaktu (timer-relay) juga merupakan komponen
sistem kontrol sekuensial utama untuk kontrol pengaturan waktu (time- T
scheduled control).
Pewaktu yang digunakan untuk kontrol sekuensial dapat digolongkan Beban
menjadi dua, yaitu On-delay dan Off-delay. R T Beban
tx
Relay Coil Timer Coil
Mekanisme dari pewaktu on-delay ditunjukkan oleh gambar 2.9, dimana Setting Interval
pewaktu mulai menghitung ketika koil tereksitasi, dan kontak akan digerakkan
bila telah mencapai waktu yang ditentukan. a) Sequence chart b) Time chart
Gambar 2.10 menunjukkan mekanisme pewaktu off-delay yang mulai
menghitung bila eksitasi koil telah hilang, dan kontak akan bergerak setelah Gambar 2.11 Urutan operasi penundaan
mencapai waktu yang ditentukan.
Berikut ini akan dibahas beberapa rangkaian dasar yang menggunakan Rangkaian untuk penundaan operasi ditunjukkan oleh gambar 2.11.
pewaktu on-delay. Meskipun PB ditekan, dibutuhkan waktu tertentu sebelum arus mengalir pada
beban. Urutan operasinya adalah sebagai berikut:
1. Bila PB ditekan, koil tereksitasi.
ON 2. Kemudian kontak relai Ra menutup, sehingga terbentuk rangkaian self-
OFF OFF
Timer Coil T conservative, dan secara serempak koil pewaktu T yang paralel R juga
Setting Interval tereksitasi, sehingga penghitungan dimulai.
ON 3. Setelah waktu t kontak pewaktu Ta tertutup dan arus mengalir pada beban.
Coil Contact
a-contact OFF OFF
b. Operasi selang waktu yang tetap
ON ON
b-contact
OFF Pada banyak penerapan, diinginkan operasi peralatan hanya berlangsung
selama selang waktu tertentu saja. Hal ini ditunjukkan oleh gambar 2.12, dimana
a) Mekanisme b) Simbol c) Time chart
rangkaian akan mengalirkan arus ke beban hanya selama selang waktu tertentu
saja (tx).
Gambar 2.9 Pewaktu on-delay
PB
Relay
PB R
ON Contact
OFF OFF
Timer Coil T R
Setting Interval
T
ON Timer
Coil Contact OFF Contact
a-contact OFF
Beban
R T Beban
tx
Relay Coil Timer Coil
ON ON
b-contact Setting Interval
OFF
a) Mekanisme b) Simbol c) Time chart a) Sequence chart b) Time chart
Gambar 2.10 Pewaktu off-delay
a. Penundaan operasi Gambar 2.12 Rangkaian operasi selang waktu tetap
POLITEKNIK CALTEX RIAU POLITEKNIK CALTEX RIAU
5. BAB 2: Kontrol Sekuensial 2.9 2.10 Kontrol Otomatis I
Pada rangkaian tersebut, kontak-b dari pewaktu dihubungkan dengan koil
relai secara seri dan beban dihubungkan paralel dengan koil pewaktu. Urutan
SW1 R1
operasi dari rangkaian dijelaskan sebagai berikut:
1. Bila PB ditekan, arus mengalir ke beban, koil relai tereksitasi dan pewaktu SW1 SW2
mulai menghitung. Relai dan pewaktu tetap bekerja, meskipun PB dilepas,
SW2 R2
dengan prinsip self-corservative.
2. Bila waktu yang ditentukan habis (tx), pewaktu akan beraksi, kontak-b
pewaktu terbuka.
3. Kemudian arus yang melalui relai terputus, kontak relai Ra terbuka.
4. Sebagai hasilnya, rangkaian self-corservative terlepas dan arus ke beban L R1 R2 L
terputus.
Rangkaian Sederhana Kontrol Sekuensial ( Rangkaian Logika )
a) Rangkaian AND menggunakan saklar b) Rangkaian AND menggunakan relai
1. Rangkaian OR Gambar 2.14 Rangkaian AND
Gambar 2.13 menunjukkan contoh dari rangkaian OR. Gambar 2.13 (b)
rangkaian OR menggunakan tiga relai dan tiga saklar toggle.
Sewaktu salah satu saklar atau lebih terhubung maka lampu akan menyala. 3. Rangkaian NOT
Keluaran lampu dapat diperoleh dalam bentuk penjumlahan logika (OR) Kontak-b dari relai akan putus apabila koil relai elektromagnet yang
masukan saklar (hubung/putus) yaitu; L = ( SW1 OR SW2 OR SW3 ). bersangkutan dialiri arus. Karena itu keluaran kontak b selalu berlawanan
dengan masukannya (arus yang melalui koil). Maka kontak b disebut sebagai
rangkaian NOT (deny).
Saklar Saklar kontak-a 4. Rangkaian Self-Conservative
SW1 SW2 SW3 SW1 SW2 SW3 R1 R2 R3 Biasanya push botton switch selalu dalam keadaan terhubung hanya apabila
push botton ditekan. Seringkali hal tersebut tidak dikehendaki. Rangkaian self-
conservative dapat mengatasi hal ini yaitu mampu mempertahankan kondisi
hubung meskipun kontak-a hanya ditekan sekali. Rangkaian ini merupakan
Lampu L R1 R2 R3 L rangkaian yang banyak dipakai dalam sistem sekuensial yang menggunakan
Relai Lampu
relai.
PB1
a d
a) Rangkaian OR menggunakan saklar b) Rangkaian OR menggunakan relai
PB2
PB1 R-1 R-2 R-3
Gambar 2.13 Rangkaian OR R-1
b
R-2
PB2
2. Rangkaian AND R-3
Pada Gambar 2.14 menunjukkan contoh rangkaian AND dengan L1 L2
menggunakan dua saklar toggle (gambar 2.14(a)) dan gambar 2.14(b) rangkaian R L1
AND yang menggunakan dua relai dan saklar toggle. Agar lampu menyala maka
L2
semua saklar harus terhubung. Perlu dicatat bahwa switch dan relai dihubungkan c t0 t1
paralel untuk rangkain OR dan hubungan seri untuk rangkaian AND. a) Sequence Chart b) Time Chart
Gambar 2.15 Rangkaian self conservative
Gambar 2.15(a) menunjukkan sequence chart dari rangkain self-
conservative, sedangkan gambar 2.15 (b) menunjukkan time chart-nya.
Prinsip operasi dari rangkaian dapat dijelaskan sebagai berikut:
POLITEKNIK CALTEX RIAU POLITEKNIK CALTEX RIAU
6. BAB 2: Kontrol Sekuensial 2.11 2.12 Kontrol Otomatis I
1. Bila saklar PB1 ditekan maka arus akan mengalir pada rangkain a-b-c dan
akan mengeksitasi relai R. Aplikasi Sederhana Rangkaian Dasar (OR dan AND)
2. Kontak relai R-1, R-2, R-3 kemudian menjadi terhubung dan lampu L1 dan
L2 menyala. 1. Rangkaian OR
3. Dengan kontak R-1 terhubung maka terjadi hubung singkat antar b dan d Sistem alarm rumah sederhana adalah contoh yang mudah dimengerti.
sehingga catu arus ke koil relai tetap terjadi meskipun PB1 dilepas, ini berarti Seperti pada gambar 2.17 rangkaian OR dan self-conservative digunakan secara
R mengeksitasi diri sendiri dengan menggunakan kontak relai dibawah bersama. Limit swicth yang dipasang di pintu dan jendela membentuk rangkaian
kontrolnya. OR, dan rangkaian self-conservative dibangun dari relai R dan kontak relai Rb. Jika
4. Rangkaian tersebut tetap dalam keadaan hidup sampai arus eksitasi yang salah satu dari ketiga limit switch yang dipasang terhubung, walaupun sesaat, maka
melalui R diputus, yaitu dengan menekan PB2. Bila PB2 ditekan arus eksitasi alarm akan berbunyi terus-menerus sampai saklar SW ditekan, yang berarti
akan terputus dan rangkaian self-conservative terlepas. memutus arus relai R.
5. Rangkaian Interlocking
Rangkaian interlocking adalah rangkaian kontrol sekuensial yang dirancang
LS1 LS2 LS3 Ra
untuk melindungi mesin dan piranti serta keselamatan operator dengan cara LS1
mengendalikan operasi mesin dan piranti agar berhubungan antara satu dengan
lainnya dengan memakai titik kontak elektris seperti kontak relai sehingga dapat Bell PB
terjadi urutan operasi yang benar.
Sebagai contoh, dua mesin A dan B diinginkan hanya dapat bekerja salah LS3 SW
satu saja, bila satu bekerja maka yang lain berhenti bekerja. Maka rangkaian LS2
interlocking dapat digunakan untuk mengatasinya. Gambar 2.16 menunjukkan Bell
aplikasi untuk keperluan tersebut. Dari gambar terlihat bahwa kontak-b RBb R
dikontrol oleh koil relai RB dan dihubungkan seri dengan koil relai RA, sedang
RAb dihubungkan dengan koil RB.
a) Tata letak Limit Switch b) Rangkaian kombinasi OR
dan self conservative
PBa
Gambar 2.17 Sistem alarm rumah
Ra
RAa PBa RAa RBa PBb RBa
RAa 2. Rangkaian AND
RAb Aplikasi sederhana rangkaian AND adalah pada sistem catu daya slide
RBb RAb projector yang ditunjukkan oleh gambar 2.18. Prinsipnya adalah lampu tidak boleh
Ma
menyala sebelum kipas pendingin bekerja. Sehingga kipas bekerja sebelum lampu
Ma Mb
Motor A Ra Rb Motor B
PBb menyala dan berhenti bekerja setelah lampu padam.
RAb
Mb Aplikasi Kontrol Sekuensial
t0 t1 t2 t3
a) Sequence Chart
b) Time chart bila PBa ditekan lebih dulu Start sekuensial dari belt conveyer
Sistem belt conveyer dikenal sebagai alat transportasi otomatis. Secara
Gambar 2.16 Rangkaian interlocking
sederhana sistem ini ditunjukkan oleh gambar 2.19. Karena untuk menggerakkan
motor pada saat awal dibutuhkan arus yang besar, maka perlu dihindari start ketiga
Oleh karena itu bila saklar start PBa ditekan dahulu maka koil relai RA
motor pada saat yang bersamaan. Urutan terbaik adalah conveyer no.1 -> no.2 ->
dieksitasi untuk menutup RAa dan membuka RAb. Jadi motor MA dapat
no.3, dengan alasan untuk menghidari akumulasi (penimbunan) bahan yang akan
dijalankan, tetapi motor MB tidak mungkin dapat dijalankan karena rangkaian
diangkut.
yang menjalankan motor tersebut telah dibuka oleh RAb. Dan bila PBb ditekan
lebih dulu, maka motor MB dapat dijalankan tetapi motor MA tidak dapat
dijalankan. Rangkaian tersebut dikenal sebagai rangkaian prioritas paralel.
Karena motor yang dioperasikan terlebih dulu mempunyai operasi prioritas,
yang lain tidak dapat dijalankan.
POLITEKNIK CALTEX RIAU POLITEKNIK CALTEX RIAU
7. BAB 2: Kontrol Sekuensial 2.13 2.14 Kontrol Otomatis I
PB0 PB0
SW1 SW2
PB1
PB1 MC1
a) Slide Projector L M PB2
Lampu Motor kipas
PB3
PB2 MC2
b) Sequence chart yang tidak diinginkan MC1
MC2
SW1 PB3 MC3
SW1
MC3
SW2 SW2 MC MC MC
1 2 3
M
L M
a) Sequence chart b) Time chart
Lampu Motor kipas L
c) Sequence chart yang sesuai d) Time chart yang sesuai Gambar 2.20 Sistem chart
Start sekuensial dengan pewaktu
Gambar 2.18 Rangkaian catu daya untuk slide projector Dengan menggunakan pewaktu maka pengaturan selang waktu untuk
menjalankan motor conveyer dapat dilakukan secara otomatis. Dimana selang
waktu antara bekerjanya conveyer satu ke berikutnya dilakukan oleh pewaktu.
Operator hanya menekan tombol PB1 sekali saja, maka urutan berikutnya
dikerjakan oleh rangkaian. Untuk menghentikan conveyer dengan menekan PB0.
Gerobak PB0
PB0 PB1
t1
T1
t2
Conveyer no.3 PB1 MC1 T1 MC2 T2 MC3
T2
Conveyer no.2
Truck
Conveyer no.1 MC1
MC MC MC
1 T1 2 T2 3
MC2
MC3
a) Sequence chart b) Time chart
Gambar 2.19 Sistem belt conveyer
Gambar 2.21 Start sekuensial dengan pewaktu
Gambar 2.20 menunjukkan rangkaian kontrol sekuensial untuk sistem
tersebut. Namun dalam rangkaian tersebut kontrol masih dilakukan secara manual, Urutan start/stop pada waktu yang ditentukan
artinya penekanan tombol PB1, PB2, PB3 dilakukan oleh operator dengan melihat Selanjutnya dibahas rangkaian yang dapat mengontrol saat start dan stop
keadaan operasi conveyer. Untuk menghentikan conveyer dengan menekan PB0. dalam selang waktu yang dikehendaki.
Gambar 2. 22 menunjukkan rangkaian untuk keperluan ini. Terlihat bahwa
diperlukan lebih banyak komponen dan lebih kompleks.
POLITEKNIK CALTEX RIAU POLITEKNIK CALTEX RIAU
8. BAB 2: Kontrol Sekuensial 2.15
Push Botton untuk Start Push Botton untuk Stop
PB0
PB1 MC1 T1 MC2 T2 MC3 PB2 R1 T3 R2
T4 R2b R1b
MC MC MC
T1 T2 R1 T3 R2 T4
1 2 3
a) Sequence chart
PB0
PB1
PB2
t1
T1
t2
T2
t3
T3
t4
T4
MC1
MC2
MC3
R1
R1b
R2
R2b
b) Time chart
Gambar 2.22 Urutan start/stop pada waktu yang telah ditentukan
Dengan rangkaian tersebut, maka motor akan berjalan sesuai dengan urutan
no.1, no.2, no.3, tetapi sebaliknya untuk berhenti urutannnya adalah no.3, no.2,
no.1. Urutan start dan stop masing-masing tergantung pada PB1 dan PB2.
POLITEKNIK CALTEX RIAU