SlideShare a Scribd company logo
2.2                                                                    Kontrol Otomatis I




                                                                                                   Sistem akan menjalankan instruksi urutan berikutnya jika kondisi yang telah
BAB 2                                                                                              ditentukan sebelumnya terpenuhi.
                                                                                                   Salah satu sistem yang termasuk dalam contoh kategori ini adalah operasi lift,
KONTROL SEKUENSIAL                                                                                 dimana untuk pergi ke lantai 20 dari lantai 3 maka kondisi-kondisi berikut harus
                                                                                                   terpenuhi:
                                                                                                   • Tombol pemanggil pada lantai 3 ditekan.
TUJUAN INSTRUKSIONAL                                                                               • Penumpang tidak melebihi kapasitas yang direncanakan.
                                                                                                   • Tombol tujuan dalam sangkar ditekan (dalam hal ini lantai 20).
   Tujuan dari bab ini adalah:
   1. Mahasiswa memahami pengertian dan mekanisme kontrol sekuensial beserta                     2. Time Schedule Control
      contoh-contohnya.                                                                             Sistem melaksanakan instruksi urutan berikutnya jika waktu yang telah
   2. Mahasiswa memahami elemen-elemen dasar kontrol sekuensial dan rangkaian                       ditentukan sebelumnya tercapai.
      dasarnya.                                                                                     Salah satu contoh kontrol kategori ini adalah pengatur lampu lalu lintas, dimana
   3. Mahasiswa dapat merancang aplikasi kontrol sekuensial.                                        penyalaan masing-masing lampu berdasarkan waktu yang telah ditentukan, ia
                                                                                                    tidak terpengaruh oleh kondisi kepadatan jalan.
1.1 PENGERTIAN KONTROL SEKUENSIAL                                                                3. Executive Control
                                                                                                    Pada Executive Control ini waktu pelaksanaan atau interval waktu tidak penting,
          Untuk memudahkan pemahaman tentang kontrol sekuensial, maka diambil                       yang dipentingkan hanya urutan operasi yang telah ditetapkan.
   contoh tentang proses pengendalian lift.                                                         Kebanyakan control kategori ini adalah pada kontrol posisi, misalkan suatu
                                                                                                    benda akan dibentuk dengan diameter d1 dalam jarak x ke y dan diameter d2 dari
      1. Seseorang memanggil lift dengan cara menekan tombol pemanggil.                             x ke z, waktu pengerjaan atau interval tidak penting karena kecepatan
      2. Lift akan bergerak menuju lantai dimana tombol pemanggil ditekan.                          pengerjaan tergantung pada benda kerja, tenaga mesin dan material alat-alat.
      3. Pintu lift terbuka otomatis setelah litf berhenti.
      4. Orang tersebut naik ke dalam lift dan menekan tombol lantai yang akan
                                                                                           1.2 RANGKAIAN KONTROL SEKUENSIAL
         dituju.
      5. Pintu menutup dan lift menuju lantai yang dituju, dan/atau berhenti pada                       Pada saat ini sistem kontrol sekuensial dapat dengan mudah dirancang.
         lantai yang menekan tombol pemanggil.                                                   Untuk dapat merancang sistem kontrol sekuensial yang baik, maka terlebih dahulu
      6. Lift akan berhenti secara berurutan pada lantai yang diinginkan penumpang               harus mengetahui elemen-elemen dasar rangkaian sekuensial serta memahami
         dalam lift.                                                                             bagaimana prinsip kerjanya.
      7. Pintu akan terbuka lama jika penumpang yang turun banyak, dan lift tetap                       Setelah dirancang, rangkaian kontrol sekuensial yang terdiri dari dua
         pada lantai terakhir sampai ada panggilan berikutnya.                                   rangkaian yaitu rangkaian sequence dan rangkaian time-chart, maka rangkaian
                                                                                                 tersebut dapat langsung diaplikasikan atau dapat juga dimasukkan data berupa
           Dari proses ini dapat dijelaskan bahwa nilai output saat ini tergantung tidak         program ke suatu peralatan yang disebut kontroler sekuensial atau istilah lainnya
   hanya pada masukan saat ini, tapi juga dipengaruhi oleh kondisi sebelumnya,                   sequencer atau programmable controller atau logic controller yang berupa suatu
   keadaan sistem yang seperti ini disebut juga sebagai sistem sekuensial.                       komputer khusus yang dapat melakukan kontrol sekuensial sesuai dengan yang
           Dalam keadaan posisi lift sedang dalam perjalanan, penekanan tombol                   direncanakan dan dapat melaksanakan berbagai perintah kontrol sekuensial untuk
   “buka” tidak berpengaruh, berarti masukan saat itu tidak berpengaruh sebelum                  berbagai keperluan.
   kondisi sebelumnya, yaitu lantai yang dituju, tercapai.
           Jadi kontrol sekuensial merupakan pengontrolan yang berhubungan dengan
                                                                                                 Elemen Dasar Rangkaian Sekuensial
   sistem sekuensial. Biasanya, kontrol sekuensial akan berkaitan erat dengan PLC                        Umumnya elemen-elemen dasar yang digunakan pada rangkaian kontrol
   untuk memasukkan dan mengolah data yang banyak digunakan dalam dunia                          sekuensial adalah switch, relai, kontaktor dan timer. Berikut ini akan dijelaskan
   industri saat ini.                                                                            prinsip kerja dari elemen-elemen dasar tersebut dan bagaimana penggunaannya
                                                                                                 dalam rangkaian kontrol sekuensial.
   Kategori Kontrol Sekuensial                                                                   1. Switch (saklar)
                                                                                                         Banyak tipe saklar yang beredar di sekitar kita. Gambar 2.1 memperlihatkan
         Kontrol sekuensial dapat dibagi menjadi tiga kategori sebagai berikut:                     tipe saklar yang ada, dan gambar 2.2 memperlihatkan konseptual mekanisme
   1. Conditional Control                                                                           dari microswitch (saklar).
POLITEKNIK CALTEX RIAU                                                                                                                               POLITEKNIK CALTEX RIAU
BAB 2: Kontrol Sekuensial                                                                        2.3   2.4                                                                                       Kontrol Otomatis I




            Microswitch dapat dioperasikan dengan tekanan, dan dia mempunyai aksi                            dengan cepat, karena itu gambaran skema yang jelas dan mudah dimengerti dari
        saklar yang andal dengan kapasitas arus yang cukup besar. Microswitch banyak                         relai dan kontak relai diperlukan untuk menjelaskan pengertian rangkaian
        digunakan sebagai sensor pada rangkaian kontrol sekuensial, misalnya sebagai                         tersebut.
        saklar pembatas untuk alarm, energi stop, kontrol posisi, dan lain-lain.                                  Gambar 2.3 (b) menunjukkan simbol skema dari relai dan kontak relai yang
                                                                                                             sering digunakan. Pada gambar ini, kumparan relai dinyatakan dengan R dalam
                                                                                                             lingkaran (huruf besar yang lain juga dapat digunakan sebagai R yang digunakan
                                                                                                             sebagai kode pembeda), dan kontak relai disimbolkan dengan dua lingkaran
                                                                a-contact         b-contact
                   SWITCH                                                                                    kecil dan garis pendek.
                                                             vert.     hori.   vert.         hori.                Kode R menyatakan bahwa kontak tersebut dikontrol oleh koil R.
        Push                                                                                                          Fixed Contact        Moving Contact
        Button
                                                                                                                  Moving Iron
        Switch                                                                                                                                           6     kontak-b

                                                                                                                                                         4
                                                                                                                                                                 kontak-a
        Tuggled                                                                                                                                          3,5                                         Rb       Ra    Ra
                                                                                                                                                                                          R         (R-1)    (R-2) (R-3)
        Switch                                                                                                                                           2
                                                                                                                                                                 terminal
                                                                                                                  Magnetic                                          koil
                                                                                                                                                         1
                                                                                                                    Coil

        Remain
        Contact                                                                                                                  a) Konsep mekanisme                                             b) Simbol
        Switch                                                                                                                  Gambar 2.3 Relai elektromagnetik dari tipe kontak

                                                                                                                  Perlu diperhatikan bahwa simbol untuk kontak-a (biasa terbuka / ordinarily
                       Gambar 2.1 Saklar manual dan simbol skematiknya                                       opened) dan kontak-b (biasa tertutup /ordinarily closed) adalah berbeda. Untuk
                                                                                                             kontak-a garis pendeknya berada di sebelah kanan sedang kontak-b berada di
                                                                                                             sebelah kiri.
                               Push Botton                                                                        Gambar 2.4 adalah suatu contoh dari relay sequence circuit chart yang
                                                                                       Perpindahan
             Perpindahan
                                                kontak-b              Lever                                  sering kali disebut “sequence chart”. Pada chart tersebut, beberapa komponen
                                      Spring
                                                                                                             (saklar, kumparan relai, kontak relai dan beban) biasanya disusun di antara garis
                                                                                                             kontrol induk dari kiri ke kanan menurut urut-urutan kontrol dengan
                       ...
                       ...
                         ...
                       ...
                         ...                   ... ... ...                                                   menggunakan simbol seperti telah dijelaskan di atas.
                       . . . . . . . . . . .............
                                              ..
                           Moving
              Casing                            kontak-a
                           Contact
                                                                                                                                            Control Mother Line
                                                                                                                                       1
                                                                                                                                                                                                        P
                                                                                                                                                                                                 Positif
                       Gambar 2.2 Konseptual mekanisme dari microswitch
                                                                                                                                           SW            PB                 LS             Ra
    2. Relai
            Umumnya relai dapat dibagi dalam dua tipe:                                                                                          Saklar          Push Botton Limit Switch        Kontak-a
       1). Relai tipe kontak membuka/menutup secara mekanis.
       2). Relai tipe non-kontak menggunakan gerbang semikonduktor
            Sedangkan yang dibahas disini adalah relai tipe kontak elektro magnetis.                                                         L               R
            Gambar 2.3 memperlihatkan mekanisme umum dari relai elektromagnetis.                                                                Lampu           Relai            Buzzer         Beban
       Jika ada arus yang melewati koil elektromagnet maka besi penggerak akan                                                         2
                                                                                                                                                                                                     N
       tertarik ke bawah sehingga kontak-a (pasangan 3-4) tertutup dan kontak-b                                                                                                                  Negatif
                                                                                                                        Sumber daya biasanya tidak digambar
       (pasangan 5-6) terbuka.
            Tetapi penggambaran relai yang seperti ini tidaklah praktis karena akan                                     Gambar 2.4 Contoh hubungan komponen kontrol sekuensial
       menggabiskan banyak waktu untuk menggambarnya, serta akan susah dipahami                                                      dengan jaringan kontrol induk
POLITEKNIK CALTEX RIAU                                                                                                                                                           POLITEKNIK CALTEX RIAU
BAB 2: Kontrol Sekuensial                                                       2.5   2.6                                                                               Kontrol Otomatis I




                                                                                                                                    R   S    T
             Gambar 2.5 menunjukkan sequence chart sederhana dengan satu relai dan
        tiga lampu.
             Cara kerja dari rangkaian tersebut adalah:                                                                 MC-a1                           MC-a2
                                                                                                                                                                           Aux. Contact
        1. Ketika PB ditekan, kumparan relai tereksitasi.
        2. Kemudian kontak relai R ( dua kontak-a dan satu kontak-b ) digerakkan,                 Main Contact
                                                                                                                                                        MC-b
           sehingga Ra tertutup dan Rb terbuka.
        3. Lampu L2 dan L3 menyala sedangkan lampu L1 padam.


                                                                                                                                    U   V   W
                                                                                                                                                        Magnetic Coil
                                     PB           Rb    Ra         Ra

                                                                                                           Gambar 2.7 Kontak dari kontaktor elektromagnetik

                                                                                                 Kontaktor elektromagnetis dapat membuka dan menutup kontak yang dialiri
                                      R            L1    L2         L3                      arus dan tegangan yang besar dengan sinyal kontrol dari rangkaian kontrol
                                                                                            sekuensial yang relatif kecil.
                                                                                                 Gambar 2.7 menunjukkan skema konsep dari kontaktor elektromagnetis.
                                                                                            MC terdiri dari koil dan kontak. Prinsip kerjanya sama dengan kontak relai,
                   Gambar 2.5 Sequence chart dengan satu relai dan tiga lampu               yaitu kontak-kontak akan bekerja bila koil tereksitasi. MC dilengkapi dengan
                                                                                            tiga kontak yang mampu dialiri arus yang besar. Kontak-kontak yang dialiri arus
                                                                                            yang besar disebut kontak utama (main contact), sedangkan tiga kontak untuk
                                PB                                                          arus yang kecil disebut sebagai kontak tambahan (auxilary contact).
                                                                                                 Contoh aplikasi MC ditunjukkan oleh gambar 2.8 dimana tiga kontak
                                R                                                           utamanya digunakan sebagai saklar motor 3 fasa dan satu kontak tambahan
                                                                                            untuk rangkaian self-conservative. PB1 dan PB2 digunakan masing-masing
                                L3                                                          untuk start dan stop MC.

                                L2                                                                                    Main
                                                                                                                     Circuit
                                                                                                                 R      S       T                  Operating
                                L1                                                                                                                  Circuit
                                             t0               t1
                                                                                                                                                                           Aux.
                            Gambar 2.6 Sequence time chart dari gambar 2.5                                                                                                Contact
                                                                                                                                            PB1          MC                 MC

            Gambar 2.5 menunjukkan keadaan operasi dari tiap-tiap cabang rangkaian,
        sedangkan gambar 2.6 menggambarkan sekuensial waktunya.
                                                                                                                                            PB2
            Gambar sequence chart atau sequence time chart inilah yang sering
        digunakan untuk merancang dan menganalisis rangkaian kontrol sekuensial.                Main Contact
                                                                                                     MC
    3. Kontaktor Elektromagnetis                                                                                                                  MC             Magnetic Coil
           Umumnya kontaktor elektromagnetis (MC = Magnetic Contactor)                                   Motor 3
       digunakan untuk meng-ON-OFF motor-motor yang mempunyai daya yang                                   fasa         M
       besar. Dengan menggunakan MC maka pengaturan dan penyaluran arus listrik
       berkapasitas besar dapat dilakukan secara tidak langsung. Kontrol sekuensial                            Gambar 2.8 Aplikasi kontaktor elektromagnetik
       untuk arus listrik yang besar biasanya memakai MC sebagai salah satu
       komponennya. Jadi, MC dapat dibayangkan sebagai kontak relai untuk piranti               Rangkaian daya yang besar biasa disebut rangkaian utama (main circuit),
       dengan arus besar.                                                                   sebelah kiri garis putus-putus gambar 2.8, sedangkan rangkaian yang mengontrol
POLITEKNIK CALTEX RIAU                                                                                                                                 POLITEKNIK CALTEX RIAU
BAB 2: Kontrol Sekuensial                                                                           2.7   2.8                                                                            Kontrol Otomatis I




        rangkaian utama, sebelah kanan garis putus-putus gambar 2.8, disebut rangkaian
        pengoperasi (operating circuit).                                                                                                                             PB


    4. Pewaktu (timer)                                                                                                   PB      R
                                                                                                                                      Relay
                                                                                                                                                     T
                                                                                                                                                          Timer
                                                                                                                                                                     R
                                                                                                                                     Contact             Contact
            Pewaktu (timer) atau relai pewaktu (timer-relay) juga merupakan komponen
       sistem kontrol sekuensial utama untuk kontrol pengaturan waktu (time-                                                                                         T
       scheduled control).
            Pewaktu yang digunakan untuk kontrol sekuensial dapat digolongkan                                                                                      Beban
       menjadi dua, yaitu On-delay dan Off-delay.                                                                            R   T                       Beban
                                                                                                                                                                                  tx
                                                                                                                Relay Coil           Timer Coil
            Mekanisme dari pewaktu on-delay ditunjukkan oleh gambar 2.9, dimana                                                                                             Setting Interval
       pewaktu mulai menghitung ketika koil tereksitasi, dan kontak akan digerakkan
       bila telah mencapai waktu yang ditentukan.                                                                                a) Sequence chart                              b) Time chart
            Gambar 2.10 menunjukkan mekanisme pewaktu off-delay yang mulai
       menghitung bila eksitasi koil telah hilang, dan kontak akan bergerak setelah                                                      Gambar 2.11 Urutan operasi penundaan
       mencapai waktu yang ditentukan.
            Berikut ini akan dibahas beberapa rangkaian dasar yang menggunakan                                       Rangkaian untuk penundaan operasi ditunjukkan oleh gambar 2.11.
       pewaktu on-delay.                                                                                        Meskipun PB ditekan, dibutuhkan waktu tertentu sebelum arus mengalir pada
                                                                                                                beban. Urutan operasinya adalah sebagai berikut:
                                                                                                                1. Bila PB ditekan, koil tereksitasi.
                                                                               ON                               2. Kemudian kontak relai Ra menutup, sehingga terbentuk rangkaian self-
                                                                   OFF                          OFF
                                               Timer Coil   T                                                      conservative, dan secara serempak koil pewaktu T yang paralel R juga
                                                                         Setting Interval                          tereksitasi, sehingga penghitungan dimulai.
                                                                                     ON                         3. Setelah waktu t kontak pewaktu Ta tertutup dan arus mengalir pada beban.
          Coil                      Contact
                                               a-contact           OFF                          OFF

                                                                                                                b. Operasi selang waktu yang tetap
                                                                   ON                         ON
                                               b-contact
                                                                                    OFF                              Pada banyak penerapan, diinginkan operasi peralatan hanya berlangsung
                                                                                                                selama selang waktu tertentu saja. Hal ini ditunjukkan oleh gambar 2.12, dimana
                    a) Mekanisme                      b) Simbol             c) Time chart
                                                                                                                rangkaian akan mengalirkan arus ke beban hanya selama selang waktu tertentu
                                                                                                                saja (tx).
                                    Gambar 2.9 Pewaktu on-delay

                                                                                                                                                                     PB
                                                                                                                                      Relay
                                                                                                                         PB      R
                                                                          ON                                                         Contact
                                                                   OFF                       OFF
                                                Timer Coil   T                                                                                                       R

                                                                                 Setting Interval
                                                                                                                                                                     T
                                                                          ON                                       Timer
           Coil                      Contact                                                  OFF                 Contact
                                                a-contact          OFF
                                                                                                                                                                   Beban
                                                                                                                             R   T                       Beban
                                                                                                                                                                                         tx
                                                                                                                Relay Coil           Timer Coil
                                                                    ON                        ON
                                                b-contact                                                                                                                         Setting Interval
                                                                          OFF

                     a) Mekanisme                      b) Simbol             c) Time chart                                       a) Sequence chart                              b) Time chart

                                    Gambar 2.10 Pewaktu off-delay

        a. Penundaan operasi                                                                                                     Gambar 2.12 Rangkaian operasi selang waktu tetap


POLITEKNIK CALTEX RIAU                                                                                                                                                   POLITEKNIK CALTEX RIAU
BAB 2: Kontrol Sekuensial                                                                               2.9          2.10                                                                                        Kontrol Otomatis I




             Pada rangkaian tersebut, kontak-b dari pewaktu dihubungkan dengan koil
        relai secara seri dan beban dihubungkan paralel dengan koil pewaktu. Urutan
                                                                                                                                                     SW1                                                              R1
        operasi dari rangkaian dijelaskan sebagai berikut:
        1. Bila PB ditekan, arus mengalir ke beban, koil relai tereksitasi dan pewaktu                                                                                               SW1             SW2

           mulai menghitung. Relai dan pewaktu tetap bekerja, meskipun PB dilepas,
                                                                                                                                                     SW2                                                              R2
           dengan prinsip self-corservative.
        2. Bila waktu yang ditentukan habis (tx), pewaktu akan beraksi, kontak-b
           pewaktu terbuka.
        3. Kemudian arus yang melalui relai terputus, kontak relai Ra terbuka.
        4. Sebagai hasilnya, rangkaian self-corservative terlepas dan arus ke beban                                                                     L                                  R1              R2              L
           terputus.

     Rangkaian Sederhana Kontrol Sekuensial ( Rangkaian Logika )
                                                                                                                                  a) Rangkaian AND menggunakan saklar                 b) Rangkaian AND menggunakan relai

    1. Rangkaian OR                                                                                                                                              Gambar 2.14 Rangkaian AND
           Gambar 2.13 menunjukkan contoh dari rangkaian OR. Gambar 2.13 (b)
       rangkaian OR menggunakan tiga relai dan tiga saklar toggle.
           Sewaktu salah satu saklar atau lebih terhubung maka lampu akan menyala.                                          3. Rangkaian NOT
       Keluaran lampu dapat diperoleh dalam bentuk penjumlahan logika (OR)                                                         Kontak-b dari relai akan putus apabila koil relai elektromagnet yang
       masukan saklar (hubung/putus) yaitu; L = ( SW1 OR SW2 OR SW3 ).                                                         bersangkutan dialiri arus. Karena itu keluaran kontak b selalu berlawanan
                                                                                                                               dengan masukannya (arus yang melalui koil). Maka kontak b disebut sebagai
                                                                                                                               rangkaian NOT (deny).

     Saklar                                Saklar                                                         kontak-a          4. Rangkaian Self-Conservative
       SW1            SW2    SW3            SW1          SW2         SW3                 R1       R2        R3                      Biasanya push botton switch selalu dalam keadaan terhubung hanya apabila
                                                                                                                               push botton ditekan. Seringkali hal tersebut tidak dikehendaki. Rangkaian self-
                                                                                                                               conservative dapat mengatasi hal ini yaitu mampu mempertahankan kondisi
                                                                                                                               hubung meskipun kontak-a hanya ditekan sekali. Rangkaian ini merupakan
              Lampu     L                           R1         R2          R3                 L                                rangkaian yang banyak dipakai dalam sistem sekuensial yang menggunakan
                                                                                Relai             Lampu
                                                                                                                               relai.

                                                                                                                                                                              PB1
                                                                                                                                        a      d
      a) Rangkaian OR menggunakan saklar                            b) Rangkaian OR menggunakan relai
                                                                                                                                                                              PB2

                                                                                                                                  PB1        R-1       R-2       R-3
                                     Gambar 2.13 Rangkaian OR                                                                                                                  R-1
                                                                                                                                     b
                                                                                                                                                                               R-2
                                                                                                                                  PB2
    2. Rangkaian AND                                                                                                                                                           R-3
           Pada Gambar 2.14 menunjukkan contoh rangkaian AND dengan                                                                                     L1        L2
       menggunakan dua saklar toggle (gambar 2.14(a)) dan gambar 2.14(b) rangkaian                                                   R                                         L1
       AND yang menggunakan dua relai dan saklar toggle. Agar lampu menyala maka
                                                                                                                                                                               L2
       semua saklar harus terhubung. Perlu dicatat bahwa switch dan relai dihubungkan                                                    c                                                      t0                             t1

       paralel untuk rangkain OR dan hubungan seri untuk rangkaian AND.                                                                      a) Sequence Chart                                             b) Time Chart

                                                                                                                                                        Gambar 2.15 Rangkaian self conservative

                                                                                                                                  Gambar 2.15(a) menunjukkan sequence chart dari rangkain self-
                                                                                                                              conservative, sedangkan gambar 2.15 (b) menunjukkan time chart-nya.
                                                                                                                                  Prinsip operasi dari rangkaian dapat dijelaskan sebagai berikut:
POLITEKNIK CALTEX RIAU                                                                                                                                                                  POLITEKNIK CALTEX RIAU
BAB 2: Kontrol Sekuensial                                                                                     2.11   2.12                                                                         Kontrol Otomatis I




        1. Bila saklar PB1 ditekan maka arus akan mengalir pada rangkain a-b-c dan
           akan mengeksitasi relai R.                                                                                       Aplikasi Sederhana Rangkaian Dasar (OR dan AND)
        2. Kontak relai R-1, R-2, R-3 kemudian menjadi terhubung dan lampu L1 dan
           L2 menyala.                                                                                                      1. Rangkaian OR
        3. Dengan kontak R-1 terhubung maka terjadi hubung singkat antar b dan d                                                    Sistem alarm rumah sederhana adalah contoh yang mudah dimengerti.
           sehingga catu arus ke koil relai tetap terjadi meskipun PB1 dilepas, ini berarti                                 Seperti pada gambar 2.17 rangkaian OR dan self-conservative digunakan secara
           R mengeksitasi diri sendiri dengan menggunakan kontak relai dibawah                                              bersama. Limit swicth yang dipasang di pintu dan jendela membentuk rangkaian
           kontrolnya.                                                                                                      OR, dan rangkaian self-conservative dibangun dari relai R dan kontak relai Rb. Jika
        4. Rangkaian tersebut tetap dalam keadaan hidup sampai arus eksitasi yang                                           salah satu dari ketiga limit switch yang dipasang terhubung, walaupun sesaat, maka
           melalui R diputus, yaitu dengan menekan PB2. Bila PB2 ditekan arus eksitasi                                      alarm akan berbunyi terus-menerus sampai saklar SW ditekan, yang berarti
           akan terputus dan rangkaian self-conservative terlepas.                                                          memutus arus relai R.

    5. Rangkaian Interlocking
            Rangkaian interlocking adalah rangkaian kontrol sekuensial yang dirancang
                                                                                                                                                                                      LS1   LS2    LS3            Ra
       untuk melindungi mesin dan piranti serta keselamatan operator dengan cara                                                                                             LS1
       mengendalikan operasi mesin dan piranti agar berhubungan antara satu dengan
       lainnya dengan memakai titik kontak elektris seperti kontak relai sehingga dapat                                                                                       Bell                                PB
       terjadi urutan operasi yang benar.
            Sebagai contoh, dua mesin A dan B diinginkan hanya dapat bekerja salah                                           LS3                                                                                  SW
       satu saja, bila satu bekerja maka yang lain berhenti bekerja. Maka rangkaian                                                                                          LS2
       interlocking dapat digunakan untuk mengatasinya. Gambar 2.16 menunjukkan                                                                                                                    Bell
       aplikasi untuk keperluan tersebut. Dari gambar terlihat bahwa kontak-b RBb                                                                                                                                  R
       dikontrol oleh koil relai RB dan dihubungkan seri dengan koil relai RA, sedang
       RAb dihubungkan dengan koil RB.
                                                                                                                                              a) Tata letak   Limit Switch            b) Rangkaian kombinasi OR
                                                                                                                                                                                         dan self conservative
                                                                 PBa
                                                                                                                                                    Gambar 2.17 Sistem alarm rumah
                                                                 Ra
         RAa     PBa     RAa          RBa       PBb   RBa
                                                                 RAa                                                        2. Rangkaian AND
                                                                 RAb                                                               Aplikasi sederhana rangkaian AND adalah pada sistem catu daya slide
                         RBb         RAb                                                                                    projector yang ditunjukkan oleh gambar 2.18. Prinsipnya adalah lampu tidak boleh
                                                                 Ma
                                                                                                                            menyala sebelum kipas pendingin bekerja. Sehingga kipas bekerja sebelum lampu
            Ma                                              Mb

               Motor A         Ra          Rb     Motor B
                                                                 PBb                                                        menyala dan berhenti bekerja setelah lampu padam.
                                                                 RAb
                                                                 Mb                                                         Aplikasi Kontrol Sekuensial
                                                                        t0     t1       t2           t3
                                a) Sequence Chart
                                                                      b) Time chart bila PBa ditekan lebih dulu             Start sekuensial dari belt conveyer
                                                                                                                                    Sistem belt conveyer dikenal sebagai alat transportasi otomatis. Secara
                                      Gambar 2.16 Rangkaian interlocking
                                                                                                                            sederhana sistem ini ditunjukkan oleh gambar 2.19. Karena untuk menggerakkan
                                                                                                                            motor pada saat awal dibutuhkan arus yang besar, maka perlu dihindari start ketiga
             Oleh karena itu bila saklar start PBa ditekan dahulu maka koil relai RA
                                                                                                                            motor pada saat yang bersamaan. Urutan terbaik adalah conveyer no.1 -> no.2 ->
        dieksitasi untuk menutup RAa dan membuka RAb. Jadi motor MA dapat
                                                                                                                            no.3, dengan alasan untuk menghidari akumulasi (penimbunan) bahan yang akan
        dijalankan, tetapi motor MB tidak mungkin dapat dijalankan karena rangkaian
                                                                                                                            diangkut.
        yang menjalankan motor tersebut telah dibuka oleh RAb. Dan bila PBb ditekan
        lebih dulu, maka motor MB dapat dijalankan tetapi motor MA tidak dapat
        dijalankan. Rangkaian tersebut dikenal sebagai rangkaian prioritas paralel.
        Karena motor yang dioperasikan terlebih dulu mempunyai operasi prioritas,
        yang lain tidak dapat dijalankan.


POLITEKNIK CALTEX RIAU                                                                                                                                                               POLITEKNIK CALTEX RIAU
BAB 2: Kontrol Sekuensial                                                                                2.13   2.14                                                                                         Kontrol Otomatis I




                                                                                                                               PB0                                               PB0
                                                                   SW1         SW2
                                                                                                                                                                                 PB1
                                                                                                                         PB1                  MC1
                   a) Slide Projector                                  L           M                                                                                             PB2
                                                                         Lampu       Motor kipas
                                                                                                                                                                                 PB3
                                                                                                                                    PB2                    MC2
                                                               b) Sequence chart yang tidak diinginkan                                                                           MC1

                                                                                                                                                                                 MC2
                SW1                                                                                                                             PB3                  MC3
                                                         SW1
                                                                                                                                                                                 MC3
                SW2                                      SW2                                                                  MC         MC          MC
                                                                                                                               1          2           3
                                                           M
                    L             M
                                                                                                                                    a) Sequence chart                                        b) Time chart
                        Lampu      Motor kipas             L

                 c) Sequence chart yang sesuai                         d) Time chart yang sesuai                                                                      Gambar 2.20 Sistem chart

                                                                                                                       Start sekuensial dengan pewaktu
                      Gambar 2.18 Rangkaian catu daya untuk slide projector                                                    Dengan menggunakan pewaktu maka pengaturan selang waktu untuk
                                                                                                                       menjalankan motor conveyer dapat dilakukan secara otomatis. Dimana selang
                                                                                                                       waktu antara bekerjanya conveyer satu ke berikutnya dilakukan oleh pewaktu.
                                                                                                                       Operator hanya menekan tombol PB1 sekali saja, maka urutan berikutnya
                                                                                                                       dikerjakan oleh rangkaian. Untuk menghentikan conveyer dengan menekan PB0.

                            Gerobak                                                                                                                                               PB0


                                                                                                                           PB0                                                    PB1
                                                                                                                                                                                        t1

                                                                                                                                                                                  T1
                                                                                                                                                                                              t2
                  Conveyer no.3                                                                                               PB1        MC1        T1         MC2    T2   MC3
                                                                                                                                                                                  T2
                                  Conveyer no.2
                                                                                     Truck
                                                 Conveyer no.1                                                                                                                    MC1
                                                                                                                         MC                    MC                MC
                                                                                                                          1         T1          2         T2      3
                                                                                                                                                                                  MC2


                                                                                                                                                                                  MC3

                                                                                                                                          a) Sequence chart                                        b) Time chart
                                   Gambar 2.19 Sistem belt conveyer
                                                                                                                                                     Gambar 2.21 Start sekuensial dengan pewaktu

            Gambar 2.20 menunjukkan rangkaian kontrol sekuensial untuk sistem
    tersebut. Namun dalam rangkaian tersebut kontrol masih dilakukan secara manual,                                    Urutan start/stop pada waktu yang ditentukan
    artinya penekanan tombol PB1, PB2, PB3 dilakukan oleh operator dengan melihat                                             Selanjutnya dibahas rangkaian yang dapat mengontrol saat start dan stop
    keadaan operasi conveyer. Untuk menghentikan conveyer dengan menekan PB0.                                          dalam selang waktu yang dikehendaki.
                                                                                                                              Gambar 2. 22 menunjukkan rangkaian untuk keperluan ini. Terlihat bahwa
                                                                                                                       diperlukan lebih banyak komponen dan lebih kompleks.




POLITEKNIK CALTEX RIAU                                                                                                                                                                       POLITEKNIK CALTEX RIAU
BAB 2: Kontrol Sekuensial                                                                                                     2.15



                          Push Botton untuk Start                                    Push Botton untuk Stop
               PB0


                          PB1        MC1        T1        MC2        T2     MC3           PB2        R1        T3        R2




                          T4                R2b                  R1b



                     MC                    MC                   MC
                                T1                   T2                              R1         T3        R2        T4
                      1                     2                    3




                                                                     a) Sequence chart



          PB0

          PB1

          PB2
                      t1
          T1
                                     t2
          T2
                                                                               t3
          T3
                                                                                          t4
          T4

         MC1

         MC2

         MC3

          R1

          R1b

          R2

          R2b

                                                                     b) Time chart

                Gambar 2.22 Urutan start/stop pada waktu yang telah ditentukan

           Dengan rangkaian tersebut, maka motor akan berjalan sesuai dengan urutan
    no.1, no.2, no.3, tetapi sebaliknya untuk berhenti urutannnya adalah no.3, no.2,
    no.1. Urutan start dan stop masing-masing tergantung pada PB1 dan PB2.




POLITEKNIK CALTEX RIAU

More Related Content

What's hot

Menggunakan cx programmer
Menggunakan  cx programmerMenggunakan  cx programmer
Menggunakan cx programmer
Bonanza Pratama
 
Prinsip kerja PID
Prinsip kerja PIDPrinsip kerja PID
Prinsip kerja PID
Supar Ramah
 
4 klsisfikasi sistem kontrol otomatis
4 klsisfikasi sistem kontrol otomatis4 klsisfikasi sistem kontrol otomatis
4 klsisfikasi sistem kontrol otomatisgalaksiumat
 
Laporan plc traffic light
Laporan plc traffic lightLaporan plc traffic light
Laporan plc traffic light
a_mahmud
 
State space
State spaceState space
State space
Swadexi Istiqphara
 
Lift 3 lantai plc
Lift 3 lantai plcLift 3 lantai plc
Lift 3 lantai plc
IimAbdulRahman
 
Pengantar PLC
Pengantar PLCPengantar PLC
8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik
8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik
8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik
pprawira11
 
Ic digital
Ic digitalIc digital
Ic digital
Meiga Ria Trinanda
 
Aplikasi plc timer counter pada produk omron
Aplikasi plc timer counter pada produk omronAplikasi plc timer counter pada produk omron
Aplikasi plc timer counter pada produk omron
Arman Tan
 
Dasar sistem kontrol
Dasar sistem kontrolDasar sistem kontrol
Dasar sistem kontrol
Aira Selamanya
 
dasar-sistem-kendali-7u10g21485.ppt
dasar-sistem-kendali-7u10g21485.pptdasar-sistem-kendali-7u10g21485.ppt
dasar-sistem-kendali-7u10g21485.ppt
zainmalik453426
 
Fungsi alih sistem kontrol
Fungsi alih sistem kontrolFungsi alih sistem kontrol
Fungsi alih sistem kontrol
arie eric
 
Arduino pengenalan
Arduino pengenalanArduino pengenalan
Arduino pengenalan
Adama Rahim
 
01 Pendahuluan Robotika
01 Pendahuluan Robotika01 Pendahuluan Robotika
01 Pendahuluan Robotika
Rakhmi Khalida, M.M.S.I
 
Plc omron
Plc omronPlc omron
Plc omron
nopinopi
 
Perbedaan mikroprosesor & mikrokontroler
Perbedaan mikroprosesor & mikrokontrolerPerbedaan mikroprosesor & mikrokontroler
Perbedaan mikroprosesor & mikrokontroler
M Cahyo Ardi Prabowo
 
Hidrolik dan Elektro-Hidrolik (Hydraulic and Electrical-Hidraulic)
Hidrolik dan Elektro-Hidrolik (Hydraulic and Electrical-Hidraulic)Hidrolik dan Elektro-Hidrolik (Hydraulic and Electrical-Hidraulic)
Hidrolik dan Elektro-Hidrolik (Hydraulic and Electrical-Hidraulic)
gunawanzharfan
 
Pertemuan 04. Diagram Blok
Pertemuan 04. Diagram BlokPertemuan 04. Diagram Blok
Pertemuan 04. Diagram Blok
Aprianti Putri
 

What's hot (20)

Menggunakan cx programmer
Menggunakan  cx programmerMenggunakan  cx programmer
Menggunakan cx programmer
 
Prinsip kerja PID
Prinsip kerja PIDPrinsip kerja PID
Prinsip kerja PID
 
4 klsisfikasi sistem kontrol otomatis
4 klsisfikasi sistem kontrol otomatis4 klsisfikasi sistem kontrol otomatis
4 klsisfikasi sistem kontrol otomatis
 
Laporan plc traffic light
Laporan plc traffic lightLaporan plc traffic light
Laporan plc traffic light
 
State space
State spaceState space
State space
 
Lift 3 lantai plc
Lift 3 lantai plcLift 3 lantai plc
Lift 3 lantai plc
 
Pengantar PLC
Pengantar PLCPengantar PLC
Pengantar PLC
 
8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik
8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik
8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik
 
Ic digital
Ic digitalIc digital
Ic digital
 
Aplikasi plc timer counter pada produk omron
Aplikasi plc timer counter pada produk omronAplikasi plc timer counter pada produk omron
Aplikasi plc timer counter pada produk omron
 
Dasar sistem kontrol
Dasar sistem kontrolDasar sistem kontrol
Dasar sistem kontrol
 
dasar-sistem-kendali-7u10g21485.ppt
dasar-sistem-kendali-7u10g21485.pptdasar-sistem-kendali-7u10g21485.ppt
dasar-sistem-kendali-7u10g21485.ppt
 
Fungsi alih sistem kontrol
Fungsi alih sistem kontrolFungsi alih sistem kontrol
Fungsi alih sistem kontrol
 
Arduino pengenalan
Arduino pengenalanArduino pengenalan
Arduino pengenalan
 
01 Pendahuluan Robotika
01 Pendahuluan Robotika01 Pendahuluan Robotika
01 Pendahuluan Robotika
 
Plc omron
Plc omronPlc omron
Plc omron
 
Perbedaan mikroprosesor & mikrokontroler
Perbedaan mikroprosesor & mikrokontrolerPerbedaan mikroprosesor & mikrokontroler
Perbedaan mikroprosesor & mikrokontroler
 
Hidrolik dan Elektro-Hidrolik (Hydraulic and Electrical-Hidraulic)
Hidrolik dan Elektro-Hidrolik (Hydraulic and Electrical-Hidraulic)Hidrolik dan Elektro-Hidrolik (Hydraulic and Electrical-Hidraulic)
Hidrolik dan Elektro-Hidrolik (Hydraulic and Electrical-Hidraulic)
 
Timer dan counter
Timer dan counterTimer dan counter
Timer dan counter
 
Pertemuan 04. Diagram Blok
Pertemuan 04. Diagram BlokPertemuan 04. Diagram Blok
Pertemuan 04. Diagram Blok
 

Viewers also liked

Fuzzy logic part2
Fuzzy logic part2Fuzzy logic part2
Fuzzy logic part2
Rendy Ardiwinata
 
Psikosastra kel 2
Psikosastra kel 2Psikosastra kel 2
Psikosastra kel 2syahrulnet
 
Jst part4
Jst part4Jst part4
Jst part4
Rendy Ardiwinata
 
ПОГИБШИЕ ПОЭТЫ АЗЕРБАЙДЖАНА– жертвы коммунистических репрессий»
ПОГИБШИЕ ПОЭТЫ АЗЕРБАЙДЖАНА– жертвы коммунистических репрессий»ПОГИБШИЕ ПОЭТЫ АЗЕРБАЙДЖАНА– жертвы коммунистических репрессий»
ПОГИБШИЕ ПОЭТЫ АЗЕРБАЙДЖАНА– жертвы коммунистических репрессий»Ismailova Salfinaz
 
The internet
The internetThe internet
The internet
Axe Mogul Kahn
 
4 plc-dasar-dasar-pemrograman-new-6
4 plc-dasar-dasar-pemrograman-new-64 plc-dasar-dasar-pemrograman-new-6
4 plc-dasar-dasar-pemrograman-new-6
Rendy Ardiwinata
 
Fuzzy logic part6
Fuzzy logic part6Fuzzy logic part6
Fuzzy logic part6
Rendy Ardiwinata
 
Filters DAC and ADC
Filters DAC and ADCFilters DAC and ADC
Filters DAC and ADC
Rendy Ardiwinata
 
Livro vou ter que estudar d const - primeiros passos - vítor cruz
Livro   vou ter que estudar d const - primeiros passos - vítor cruzLivro   vou ter que estudar d const - primeiros passos - vítor cruz
Livro vou ter que estudar d const - primeiros passos - vítor cruz
marciaribeiro71
 
Irmandades da fala e o grupo nós
Irmandades da fala e o grupo nósIrmandades da fala e o grupo nós
Irmandades da fala e o grupo nós
MaraFont
 
PP Filal Rama (pemantulan pada cermin datar dan cermin lengkung)
PP Filal Rama (pemantulan pada cermin datar dan cermin lengkung)PP Filal Rama (pemantulan pada cermin datar dan cermin lengkung)
PP Filal Rama (pemantulan pada cermin datar dan cermin lengkung)
RahmaatwinZ17
 

Viewers also liked (15)

Fuzzy logic part2
Fuzzy logic part2Fuzzy logic part2
Fuzzy logic part2
 
Psikosastra kel 2
Psikosastra kel 2Psikosastra kel 2
Psikosastra kel 2
 
Jst part4
Jst part4Jst part4
Jst part4
 
Fuzzy logic part1
Fuzzy logic part1Fuzzy logic part1
Fuzzy logic part1
 
ПОГИБШИЕ ПОЭТЫ АЗЕРБАЙДЖАНА– жертвы коммунистических репрессий»
ПОГИБШИЕ ПОЭТЫ АЗЕРБАЙДЖАНА– жертвы коммунистических репрессий»ПОГИБШИЕ ПОЭТЫ АЗЕРБАЙДЖАНА– жертвы коммунистических репрессий»
ПОГИБШИЕ ПОЭТЫ АЗЕРБАЙДЖАНА– жертвы коммунистических репрессий»
 
The internet
The internetThe internet
The internet
 
Gerbang logika
Gerbang logikaGerbang logika
Gerbang logika
 
Fuzzy logic part4
Fuzzy logic part4Fuzzy logic part4
Fuzzy logic part4
 
Jst part5
Jst part5Jst part5
Jst part5
 
4 plc-dasar-dasar-pemrograman-new-6
4 plc-dasar-dasar-pemrograman-new-64 plc-dasar-dasar-pemrograman-new-6
4 plc-dasar-dasar-pemrograman-new-6
 
Fuzzy logic part6
Fuzzy logic part6Fuzzy logic part6
Fuzzy logic part6
 
Filters DAC and ADC
Filters DAC and ADCFilters DAC and ADC
Filters DAC and ADC
 
Livro vou ter que estudar d const - primeiros passos - vítor cruz
Livro   vou ter que estudar d const - primeiros passos - vítor cruzLivro   vou ter que estudar d const - primeiros passos - vítor cruz
Livro vou ter que estudar d const - primeiros passos - vítor cruz
 
Irmandades da fala e o grupo nós
Irmandades da fala e o grupo nósIrmandades da fala e o grupo nós
Irmandades da fala e o grupo nós
 
PP Filal Rama (pemantulan pada cermin datar dan cermin lengkung)
PP Filal Rama (pemantulan pada cermin datar dan cermin lengkung)PP Filal Rama (pemantulan pada cermin datar dan cermin lengkung)
PP Filal Rama (pemantulan pada cermin datar dan cermin lengkung)
 

Similar to Bab 2 kontrol sekuensial PLC

Pengaturan Starting Motor Secara Berurutan
Pengaturan Starting Motor Secara BerurutanPengaturan Starting Motor Secara Berurutan
Pengaturan Starting Motor Secara Berurutan
Edyan Noveri
 
Materi 5 dcs
Materi 5 dcsMateri 5 dcs
Materi 5 dcs
Saydah Tanjung
 
BAB 2.ppt
BAB 2.pptBAB 2.ppt
BAB 2.ppt
MFebriansyah10
 
Non-PID Controller_Metode_Algoritma_Kontrol
Non-PID Controller_Metode_Algoritma_KontrolNon-PID Controller_Metode_Algoritma_Kontrol
Non-PID Controller_Metode_Algoritma_Kontrol
thariq31
 
Bab 9-dasar-sistem-kontrol-rev-telah-cetak-rev-mei-28-b
Bab 9-dasar-sistem-kontrol-rev-telah-cetak-rev-mei-28-bBab 9-dasar-sistem-kontrol-rev-telah-cetak-rev-mei-28-b
Bab 9-dasar-sistem-kontrol-rev-telah-cetak-rev-mei-28-b
Slamet Setiyono
 
Presentasi
PresentasiPresentasi
Presentasi
Ahmad Sopiyan
 
15.04.146 jurnal eproc
15.04.146 jurnal eproc15.04.146 jurnal eproc
15.04.146 jurnal eproc
eko dnero
 
Pengertian kontrol
Pengertian kontrolPengertian kontrol
Pengertian kontrol
arie eric
 
Dasar Telekomunikasi - Slide week 8 - pengendali sistem
Dasar Telekomunikasi - Slide week 8 - pengendali sistemDasar Telekomunikasi - Slide week 8 - pengendali sistem
Dasar Telekomunikasi - Slide week 8 - pengendali sistem
Beny Nugraha
 
POWER POIN MAKALAH SISTEM kENDALI.pptx
POWER POIN MAKALAH SISTEM kENDALI.pptxPOWER POIN MAKALAH SISTEM kENDALI.pptx
POWER POIN MAKALAH SISTEM kENDALI.pptx
mazwan7
 
Kendali level air
Kendali level airKendali level air
Kendali level air
kemas muhammad rizal
 
1_Introduction Control System and Automation.ppt
1_Introduction Control System and Automation.ppt1_Introduction Control System and Automation.ppt
1_Introduction Control System and Automation.ppt
adhanefendi
 
Dcs ( data control system)
Dcs ( data control system)Dcs ( data control system)
Dcs ( data control system)
Fatichur Izaq
 
Sistem Kontrol Robotik.ppt
Sistem Kontrol Robotik.pptSistem Kontrol Robotik.ppt
Sistem Kontrol Robotik.ppt
DwikiNovriadi1
 
Sistem kendali
Sistem kendaliSistem kendali
Sistem kendali
Rudy Dicinta
 
Simulasi Anti Integral Windup dengan Clamp Integrator
Simulasi Anti Integral Windup dengan Clamp IntegratorSimulasi Anti Integral Windup dengan Clamp Integrator
Simulasi Anti Integral Windup dengan Clamp Integrator
Materi Kuliah Online
 
Proposal tugas akhir jadi
Proposal tugas akhir jadiProposal tugas akhir jadi
Proposal tugas akhir jadi
chamidun_majid
 
Pertemuan 1 Sistem Pengendali Elektronik
Pertemuan 1   Sistem Pengendali ElektronikPertemuan 1   Sistem Pengendali Elektronik
Pertemuan 1 Sistem Pengendali Elektronik
Ahmad Nawawi, S.Kom
 

Similar to Bab 2 kontrol sekuensial PLC (20)

Pengaturan Starting Motor Secara Berurutan
Pengaturan Starting Motor Secara BerurutanPengaturan Starting Motor Secara Berurutan
Pengaturan Starting Motor Secara Berurutan
 
Materi 5 dcs
Materi 5 dcsMateri 5 dcs
Materi 5 dcs
 
BAB 2.ppt
BAB 2.pptBAB 2.ppt
BAB 2.ppt
 
Non-PID Controller_Metode_Algoritma_Kontrol
Non-PID Controller_Metode_Algoritma_KontrolNon-PID Controller_Metode_Algoritma_Kontrol
Non-PID Controller_Metode_Algoritma_Kontrol
 
Bab 9-dasar-sistem-kontrol-rev-telah-cetak-rev-mei-28-b
Bab 9-dasar-sistem-kontrol-rev-telah-cetak-rev-mei-28-bBab 9-dasar-sistem-kontrol-rev-telah-cetak-rev-mei-28-b
Bab 9-dasar-sistem-kontrol-rev-telah-cetak-rev-mei-28-b
 
Presentasi
PresentasiPresentasi
Presentasi
 
15.04.146 jurnal eproc
15.04.146 jurnal eproc15.04.146 jurnal eproc
15.04.146 jurnal eproc
 
Pengertian kontrol
Pengertian kontrolPengertian kontrol
Pengertian kontrol
 
Dasar Telekomunikasi - Slide week 8 - pengendali sistem
Dasar Telekomunikasi - Slide week 8 - pengendali sistemDasar Telekomunikasi - Slide week 8 - pengendali sistem
Dasar Telekomunikasi - Slide week 8 - pengendali sistem
 
POWER POIN MAKALAH SISTEM kENDALI.pptx
POWER POIN MAKALAH SISTEM kENDALI.pptxPOWER POIN MAKALAH SISTEM kENDALI.pptx
POWER POIN MAKALAH SISTEM kENDALI.pptx
 
Kendali level air
Kendali level airKendali level air
Kendali level air
 
1_Introduction Control System and Automation.ppt
1_Introduction Control System and Automation.ppt1_Introduction Control System and Automation.ppt
1_Introduction Control System and Automation.ppt
 
Dcs ( data control system)
Dcs ( data control system)Dcs ( data control system)
Dcs ( data control system)
 
Mengenal PLC
Mengenal PLCMengenal PLC
Mengenal PLC
 
SISTEM KONTROL
SISTEM KONTROLSISTEM KONTROL
SISTEM KONTROL
 
Sistem Kontrol Robotik.ppt
Sistem Kontrol Robotik.pptSistem Kontrol Robotik.ppt
Sistem Kontrol Robotik.ppt
 
Sistem kendali
Sistem kendaliSistem kendali
Sistem kendali
 
Simulasi Anti Integral Windup dengan Clamp Integrator
Simulasi Anti Integral Windup dengan Clamp IntegratorSimulasi Anti Integral Windup dengan Clamp Integrator
Simulasi Anti Integral Windup dengan Clamp Integrator
 
Proposal tugas akhir jadi
Proposal tugas akhir jadiProposal tugas akhir jadi
Proposal tugas akhir jadi
 
Pertemuan 1 Sistem Pengendali Elektronik
Pertemuan 1   Sistem Pengendali ElektronikPertemuan 1   Sistem Pengendali Elektronik
Pertemuan 1 Sistem Pengendali Elektronik
 

More from Rendy Ardiwinata

Hoopers a. kamasutra. sex positions-dk
Hoopers a. kamasutra. sex positions-dkHoopers a. kamasutra. sex positions-dk
Hoopers a. kamasutra. sex positions-dkRendy Ardiwinata
 
Jst part6
Jst part6Jst part6
Jst part6
Rendy Ardiwinata
 
Jst part3
Jst part3Jst part3
Jst part3
Rendy Ardiwinata
 
Jst part2
Jst part2Jst part2
Jst part2
Rendy Ardiwinata
 
Fuzzy logic part7
Fuzzy logic part7Fuzzy logic part7
Fuzzy logic part7
Rendy Ardiwinata
 
Fuzzy logic part3
Fuzzy logic part3Fuzzy logic part3
Fuzzy logic part3
Rendy Ardiwinata
 
Fuzzy logic part5
Fuzzy logic part5Fuzzy logic part5
Fuzzy logic part5
Rendy Ardiwinata
 
Customer ptcpi for lifting process
Customer ptcpi for lifting processCustomer ptcpi for lifting process
Customer ptcpi for lifting process
Rendy Ardiwinata
 
1 n4148 1n4448
1 n4148 1n44481 n4148 1n4448
1 n4148 1n4448
Rendy Ardiwinata
 
Bridge circuits
Bridge circuitsBridge circuits
Bridge circuits
Rendy Ardiwinata
 

More from Rendy Ardiwinata (12)

Hoopers a. kamasutra. sex positions-dk
Hoopers a. kamasutra. sex positions-dkHoopers a. kamasutra. sex positions-dk
Hoopers a. kamasutra. sex positions-dk
 
Jst part6
Jst part6Jst part6
Jst part6
 
Jst part3
Jst part3Jst part3
Jst part3
 
Jst part2
Jst part2Jst part2
Jst part2
 
Jst part1
Jst part1Jst part1
Jst part1
 
Fuzzy logic part7
Fuzzy logic part7Fuzzy logic part7
Fuzzy logic part7
 
Fuzzy logic part3
Fuzzy logic part3Fuzzy logic part3
Fuzzy logic part3
 
Fuzzy logic part5
Fuzzy logic part5Fuzzy logic part5
Fuzzy logic part5
 
Customer ptcpi for lifting process
Customer ptcpi for lifting processCustomer ptcpi for lifting process
Customer ptcpi for lifting process
 
1 n4148 1n4448
1 n4148 1n44481 n4148 1n4448
1 n4148 1n4448
 
Hukum tajwid
Hukum tajwidHukum tajwid
Hukum tajwid
 
Bridge circuits
Bridge circuitsBridge circuits
Bridge circuits
 

Recently uploaded

Tugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdf
Tugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdfTugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdf
Tugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdf
SafaAgrita1
 
Dialog Prestasi Peperiksaan Akhir Tahun 2023
Dialog Prestasi Peperiksaan Akhir Tahun 2023Dialog Prestasi Peperiksaan Akhir Tahun 2023
Dialog Prestasi Peperiksaan Akhir Tahun 2023
AINARAHYUBINTISULAIM
 
Bab 7Korupsi sebagai persoalan moral .pptx
Bab 7Korupsi sebagai persoalan moral  .pptxBab 7Korupsi sebagai persoalan moral  .pptx
Bab 7Korupsi sebagai persoalan moral .pptx
Habibatut Tijani
 
MATERI Penguatan Kelembagaan BKK SMK PGRI 2.pptx
MATERI  Penguatan Kelembagaan BKK SMK PGRI 2.pptxMATERI  Penguatan Kelembagaan BKK SMK PGRI 2.pptx
MATERI Penguatan Kelembagaan BKK SMK PGRI 2.pptx
NindiBeautyandHealth
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
d2spdpnd9185
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
pristayulianabila
 
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
TitisNindiasariAnggr
 
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Materi Khotbah Bercerita Untuk Anak Sekolah Minggu
Materi Khotbah Bercerita Untuk Anak Sekolah MingguMateri Khotbah Bercerita Untuk Anak Sekolah Minggu
Materi Khotbah Bercerita Untuk Anak Sekolah Minggu
BOWLNChannel
 
Epidemiologi Deskriptif dan Analitik.ppt
Epidemiologi Deskriptif dan Analitik.pptEpidemiologi Deskriptif dan Analitik.ppt
Epidemiologi Deskriptif dan Analitik.ppt
yuanitaclara1
 
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
AdeSutisna19
 
SABDA MLC - Kelas Bedah Kitab Wahyu (BKW)
SABDA MLC - Kelas Bedah Kitab Wahyu (BKW)SABDA MLC - Kelas Bedah Kitab Wahyu (BKW)
SABDA MLC - Kelas Bedah Kitab Wahyu (BKW)
SABDA
 
Materi Geografi Kelas 11 Mitigasi Bencana
Materi Geografi Kelas 11 Mitigasi BencanaMateri Geografi Kelas 11 Mitigasi Bencana
Materi Geografi Kelas 11 Mitigasi Bencana
AyuniDwiLestari
 
Materi MATSAMA Pengenalan Kurikulum.pptx
Materi MATSAMA  Pengenalan Kurikulum.pptxMateri MATSAMA  Pengenalan Kurikulum.pptx
Materi MATSAMA Pengenalan Kurikulum.pptx
ssuseraf5f2e
 
Pengenalan Morfologi & Tata Bahasa Indonesia
Pengenalan Morfologi & Tata Bahasa IndonesiaPengenalan Morfologi & Tata Bahasa Indonesia
Pengenalan Morfologi & Tata Bahasa Indonesia
sucibrooks86
 
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.pptKIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
WAYANDARSANA1
 
RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
Kanaidi ken
 
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
RizkiArdhan
 
UNIT 3 PB 2 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 3 PB 2 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docxUNIT 3 PB 2 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 3 PB 2 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
nengenok23
 
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdfAksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
DenysErlanders
 

Recently uploaded (20)

Tugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdf
Tugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdfTugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdf
Tugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdf
 
Dialog Prestasi Peperiksaan Akhir Tahun 2023
Dialog Prestasi Peperiksaan Akhir Tahun 2023Dialog Prestasi Peperiksaan Akhir Tahun 2023
Dialog Prestasi Peperiksaan Akhir Tahun 2023
 
Bab 7Korupsi sebagai persoalan moral .pptx
Bab 7Korupsi sebagai persoalan moral  .pptxBab 7Korupsi sebagai persoalan moral  .pptx
Bab 7Korupsi sebagai persoalan moral .pptx
 
MATERI Penguatan Kelembagaan BKK SMK PGRI 2.pptx
MATERI  Penguatan Kelembagaan BKK SMK PGRI 2.pptxMATERI  Penguatan Kelembagaan BKK SMK PGRI 2.pptx
MATERI Penguatan Kelembagaan BKK SMK PGRI 2.pptx
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
 
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Materi Khotbah Bercerita Untuk Anak Sekolah Minggu
Materi Khotbah Bercerita Untuk Anak Sekolah MingguMateri Khotbah Bercerita Untuk Anak Sekolah Minggu
Materi Khotbah Bercerita Untuk Anak Sekolah Minggu
 
Epidemiologi Deskriptif dan Analitik.ppt
Epidemiologi Deskriptif dan Analitik.pptEpidemiologi Deskriptif dan Analitik.ppt
Epidemiologi Deskriptif dan Analitik.ppt
 
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
 
SABDA MLC - Kelas Bedah Kitab Wahyu (BKW)
SABDA MLC - Kelas Bedah Kitab Wahyu (BKW)SABDA MLC - Kelas Bedah Kitab Wahyu (BKW)
SABDA MLC - Kelas Bedah Kitab Wahyu (BKW)
 
Materi Geografi Kelas 11 Mitigasi Bencana
Materi Geografi Kelas 11 Mitigasi BencanaMateri Geografi Kelas 11 Mitigasi Bencana
Materi Geografi Kelas 11 Mitigasi Bencana
 
Materi MATSAMA Pengenalan Kurikulum.pptx
Materi MATSAMA  Pengenalan Kurikulum.pptxMateri MATSAMA  Pengenalan Kurikulum.pptx
Materi MATSAMA Pengenalan Kurikulum.pptx
 
Pengenalan Morfologi & Tata Bahasa Indonesia
Pengenalan Morfologi & Tata Bahasa IndonesiaPengenalan Morfologi & Tata Bahasa Indonesia
Pengenalan Morfologi & Tata Bahasa Indonesia
 
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.pptKIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
 
RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
 
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
 
UNIT 3 PB 2 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 3 PB 2 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docxUNIT 3 PB 2 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 3 PB 2 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
 
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdfAksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
 

Bab 2 kontrol sekuensial PLC

  • 1. 2.2 Kontrol Otomatis I Sistem akan menjalankan instruksi urutan berikutnya jika kondisi yang telah BAB 2 ditentukan sebelumnya terpenuhi. Salah satu sistem yang termasuk dalam contoh kategori ini adalah operasi lift, KONTROL SEKUENSIAL dimana untuk pergi ke lantai 20 dari lantai 3 maka kondisi-kondisi berikut harus terpenuhi: • Tombol pemanggil pada lantai 3 ditekan. TUJUAN INSTRUKSIONAL • Penumpang tidak melebihi kapasitas yang direncanakan. • Tombol tujuan dalam sangkar ditekan (dalam hal ini lantai 20). Tujuan dari bab ini adalah: 1. Mahasiswa memahami pengertian dan mekanisme kontrol sekuensial beserta 2. Time Schedule Control contoh-contohnya. Sistem melaksanakan instruksi urutan berikutnya jika waktu yang telah 2. Mahasiswa memahami elemen-elemen dasar kontrol sekuensial dan rangkaian ditentukan sebelumnya tercapai. dasarnya. Salah satu contoh kontrol kategori ini adalah pengatur lampu lalu lintas, dimana 3. Mahasiswa dapat merancang aplikasi kontrol sekuensial. penyalaan masing-masing lampu berdasarkan waktu yang telah ditentukan, ia tidak terpengaruh oleh kondisi kepadatan jalan. 1.1 PENGERTIAN KONTROL SEKUENSIAL 3. Executive Control Pada Executive Control ini waktu pelaksanaan atau interval waktu tidak penting, Untuk memudahkan pemahaman tentang kontrol sekuensial, maka diambil yang dipentingkan hanya urutan operasi yang telah ditetapkan. contoh tentang proses pengendalian lift. Kebanyakan control kategori ini adalah pada kontrol posisi, misalkan suatu benda akan dibentuk dengan diameter d1 dalam jarak x ke y dan diameter d2 dari 1. Seseorang memanggil lift dengan cara menekan tombol pemanggil. x ke z, waktu pengerjaan atau interval tidak penting karena kecepatan 2. Lift akan bergerak menuju lantai dimana tombol pemanggil ditekan. pengerjaan tergantung pada benda kerja, tenaga mesin dan material alat-alat. 3. Pintu lift terbuka otomatis setelah litf berhenti. 4. Orang tersebut naik ke dalam lift dan menekan tombol lantai yang akan 1.2 RANGKAIAN KONTROL SEKUENSIAL dituju. 5. Pintu menutup dan lift menuju lantai yang dituju, dan/atau berhenti pada Pada saat ini sistem kontrol sekuensial dapat dengan mudah dirancang. lantai yang menekan tombol pemanggil. Untuk dapat merancang sistem kontrol sekuensial yang baik, maka terlebih dahulu 6. Lift akan berhenti secara berurutan pada lantai yang diinginkan penumpang harus mengetahui elemen-elemen dasar rangkaian sekuensial serta memahami dalam lift. bagaimana prinsip kerjanya. 7. Pintu akan terbuka lama jika penumpang yang turun banyak, dan lift tetap Setelah dirancang, rangkaian kontrol sekuensial yang terdiri dari dua pada lantai terakhir sampai ada panggilan berikutnya. rangkaian yaitu rangkaian sequence dan rangkaian time-chart, maka rangkaian tersebut dapat langsung diaplikasikan atau dapat juga dimasukkan data berupa Dari proses ini dapat dijelaskan bahwa nilai output saat ini tergantung tidak program ke suatu peralatan yang disebut kontroler sekuensial atau istilah lainnya hanya pada masukan saat ini, tapi juga dipengaruhi oleh kondisi sebelumnya, sequencer atau programmable controller atau logic controller yang berupa suatu keadaan sistem yang seperti ini disebut juga sebagai sistem sekuensial. komputer khusus yang dapat melakukan kontrol sekuensial sesuai dengan yang Dalam keadaan posisi lift sedang dalam perjalanan, penekanan tombol direncanakan dan dapat melaksanakan berbagai perintah kontrol sekuensial untuk “buka” tidak berpengaruh, berarti masukan saat itu tidak berpengaruh sebelum berbagai keperluan. kondisi sebelumnya, yaitu lantai yang dituju, tercapai. Jadi kontrol sekuensial merupakan pengontrolan yang berhubungan dengan Elemen Dasar Rangkaian Sekuensial sistem sekuensial. Biasanya, kontrol sekuensial akan berkaitan erat dengan PLC Umumnya elemen-elemen dasar yang digunakan pada rangkaian kontrol untuk memasukkan dan mengolah data yang banyak digunakan dalam dunia sekuensial adalah switch, relai, kontaktor dan timer. Berikut ini akan dijelaskan industri saat ini. prinsip kerja dari elemen-elemen dasar tersebut dan bagaimana penggunaannya dalam rangkaian kontrol sekuensial. Kategori Kontrol Sekuensial 1. Switch (saklar) Banyak tipe saklar yang beredar di sekitar kita. Gambar 2.1 memperlihatkan Kontrol sekuensial dapat dibagi menjadi tiga kategori sebagai berikut: tipe saklar yang ada, dan gambar 2.2 memperlihatkan konseptual mekanisme 1. Conditional Control dari microswitch (saklar). POLITEKNIK CALTEX RIAU POLITEKNIK CALTEX RIAU
  • 2. BAB 2: Kontrol Sekuensial 2.3 2.4 Kontrol Otomatis I Microswitch dapat dioperasikan dengan tekanan, dan dia mempunyai aksi dengan cepat, karena itu gambaran skema yang jelas dan mudah dimengerti dari saklar yang andal dengan kapasitas arus yang cukup besar. Microswitch banyak relai dan kontak relai diperlukan untuk menjelaskan pengertian rangkaian digunakan sebagai sensor pada rangkaian kontrol sekuensial, misalnya sebagai tersebut. saklar pembatas untuk alarm, energi stop, kontrol posisi, dan lain-lain. Gambar 2.3 (b) menunjukkan simbol skema dari relai dan kontak relai yang sering digunakan. Pada gambar ini, kumparan relai dinyatakan dengan R dalam lingkaran (huruf besar yang lain juga dapat digunakan sebagai R yang digunakan sebagai kode pembeda), dan kontak relai disimbolkan dengan dua lingkaran a-contact b-contact SWITCH kecil dan garis pendek. vert. hori. vert. hori. Kode R menyatakan bahwa kontak tersebut dikontrol oleh koil R. Push Fixed Contact Moving Contact Button Moving Iron Switch 6 kontak-b 4 kontak-a Tuggled 3,5 Rb Ra Ra R (R-1) (R-2) (R-3) Switch 2 terminal Magnetic koil 1 Coil Remain Contact a) Konsep mekanisme b) Simbol Switch Gambar 2.3 Relai elektromagnetik dari tipe kontak Perlu diperhatikan bahwa simbol untuk kontak-a (biasa terbuka / ordinarily Gambar 2.1 Saklar manual dan simbol skematiknya opened) dan kontak-b (biasa tertutup /ordinarily closed) adalah berbeda. Untuk kontak-a garis pendeknya berada di sebelah kanan sedang kontak-b berada di sebelah kiri. Push Botton Gambar 2.4 adalah suatu contoh dari relay sequence circuit chart yang Perpindahan Perpindahan kontak-b Lever sering kali disebut “sequence chart”. Pada chart tersebut, beberapa komponen Spring (saklar, kumparan relai, kontak relai dan beban) biasanya disusun di antara garis kontrol induk dari kiri ke kanan menurut urut-urutan kontrol dengan ... ... ... ... ... ... ... ... menggunakan simbol seperti telah dijelaskan di atas. . . . . . . . . . . ............. .. Moving Casing kontak-a Contact Control Mother Line 1 P Positif Gambar 2.2 Konseptual mekanisme dari microswitch SW PB LS Ra 2. Relai Umumnya relai dapat dibagi dalam dua tipe: Saklar Push Botton Limit Switch Kontak-a 1). Relai tipe kontak membuka/menutup secara mekanis. 2). Relai tipe non-kontak menggunakan gerbang semikonduktor Sedangkan yang dibahas disini adalah relai tipe kontak elektro magnetis. L R Gambar 2.3 memperlihatkan mekanisme umum dari relai elektromagnetis. Lampu Relai Buzzer Beban Jika ada arus yang melewati koil elektromagnet maka besi penggerak akan 2 N tertarik ke bawah sehingga kontak-a (pasangan 3-4) tertutup dan kontak-b Negatif Sumber daya biasanya tidak digambar (pasangan 5-6) terbuka. Tetapi penggambaran relai yang seperti ini tidaklah praktis karena akan Gambar 2.4 Contoh hubungan komponen kontrol sekuensial menggabiskan banyak waktu untuk menggambarnya, serta akan susah dipahami dengan jaringan kontrol induk POLITEKNIK CALTEX RIAU POLITEKNIK CALTEX RIAU
  • 3. BAB 2: Kontrol Sekuensial 2.5 2.6 Kontrol Otomatis I R S T Gambar 2.5 menunjukkan sequence chart sederhana dengan satu relai dan tiga lampu. Cara kerja dari rangkaian tersebut adalah: MC-a1 MC-a2 Aux. Contact 1. Ketika PB ditekan, kumparan relai tereksitasi. 2. Kemudian kontak relai R ( dua kontak-a dan satu kontak-b ) digerakkan, Main Contact MC-b sehingga Ra tertutup dan Rb terbuka. 3. Lampu L2 dan L3 menyala sedangkan lampu L1 padam. U V W Magnetic Coil PB Rb Ra Ra Gambar 2.7 Kontak dari kontaktor elektromagnetik Kontaktor elektromagnetis dapat membuka dan menutup kontak yang dialiri R L1 L2 L3 arus dan tegangan yang besar dengan sinyal kontrol dari rangkaian kontrol sekuensial yang relatif kecil. Gambar 2.7 menunjukkan skema konsep dari kontaktor elektromagnetis. MC terdiri dari koil dan kontak. Prinsip kerjanya sama dengan kontak relai, Gambar 2.5 Sequence chart dengan satu relai dan tiga lampu yaitu kontak-kontak akan bekerja bila koil tereksitasi. MC dilengkapi dengan tiga kontak yang mampu dialiri arus yang besar. Kontak-kontak yang dialiri arus yang besar disebut kontak utama (main contact), sedangkan tiga kontak untuk PB arus yang kecil disebut sebagai kontak tambahan (auxilary contact). Contoh aplikasi MC ditunjukkan oleh gambar 2.8 dimana tiga kontak R utamanya digunakan sebagai saklar motor 3 fasa dan satu kontak tambahan untuk rangkaian self-conservative. PB1 dan PB2 digunakan masing-masing L3 untuk start dan stop MC. L2 Main Circuit R S T Operating L1 Circuit t0 t1 Aux. Gambar 2.6 Sequence time chart dari gambar 2.5 Contact PB1 MC MC Gambar 2.5 menunjukkan keadaan operasi dari tiap-tiap cabang rangkaian, sedangkan gambar 2.6 menggambarkan sekuensial waktunya. PB2 Gambar sequence chart atau sequence time chart inilah yang sering digunakan untuk merancang dan menganalisis rangkaian kontrol sekuensial. Main Contact MC 3. Kontaktor Elektromagnetis MC Magnetic Coil Umumnya kontaktor elektromagnetis (MC = Magnetic Contactor) Motor 3 digunakan untuk meng-ON-OFF motor-motor yang mempunyai daya yang fasa M besar. Dengan menggunakan MC maka pengaturan dan penyaluran arus listrik berkapasitas besar dapat dilakukan secara tidak langsung. Kontrol sekuensial Gambar 2.8 Aplikasi kontaktor elektromagnetik untuk arus listrik yang besar biasanya memakai MC sebagai salah satu komponennya. Jadi, MC dapat dibayangkan sebagai kontak relai untuk piranti Rangkaian daya yang besar biasa disebut rangkaian utama (main circuit), dengan arus besar. sebelah kiri garis putus-putus gambar 2.8, sedangkan rangkaian yang mengontrol POLITEKNIK CALTEX RIAU POLITEKNIK CALTEX RIAU
  • 4. BAB 2: Kontrol Sekuensial 2.7 2.8 Kontrol Otomatis I rangkaian utama, sebelah kanan garis putus-putus gambar 2.8, disebut rangkaian pengoperasi (operating circuit). PB 4. Pewaktu (timer) PB R Relay T Timer R Contact Contact Pewaktu (timer) atau relai pewaktu (timer-relay) juga merupakan komponen sistem kontrol sekuensial utama untuk kontrol pengaturan waktu (time- T scheduled control). Pewaktu yang digunakan untuk kontrol sekuensial dapat digolongkan Beban menjadi dua, yaitu On-delay dan Off-delay. R T Beban tx Relay Coil Timer Coil Mekanisme dari pewaktu on-delay ditunjukkan oleh gambar 2.9, dimana Setting Interval pewaktu mulai menghitung ketika koil tereksitasi, dan kontak akan digerakkan bila telah mencapai waktu yang ditentukan. a) Sequence chart b) Time chart Gambar 2.10 menunjukkan mekanisme pewaktu off-delay yang mulai menghitung bila eksitasi koil telah hilang, dan kontak akan bergerak setelah Gambar 2.11 Urutan operasi penundaan mencapai waktu yang ditentukan. Berikut ini akan dibahas beberapa rangkaian dasar yang menggunakan Rangkaian untuk penundaan operasi ditunjukkan oleh gambar 2.11. pewaktu on-delay. Meskipun PB ditekan, dibutuhkan waktu tertentu sebelum arus mengalir pada beban. Urutan operasinya adalah sebagai berikut: 1. Bila PB ditekan, koil tereksitasi. ON 2. Kemudian kontak relai Ra menutup, sehingga terbentuk rangkaian self- OFF OFF Timer Coil T conservative, dan secara serempak koil pewaktu T yang paralel R juga Setting Interval tereksitasi, sehingga penghitungan dimulai. ON 3. Setelah waktu t kontak pewaktu Ta tertutup dan arus mengalir pada beban. Coil Contact a-contact OFF OFF b. Operasi selang waktu yang tetap ON ON b-contact OFF Pada banyak penerapan, diinginkan operasi peralatan hanya berlangsung selama selang waktu tertentu saja. Hal ini ditunjukkan oleh gambar 2.12, dimana a) Mekanisme b) Simbol c) Time chart rangkaian akan mengalirkan arus ke beban hanya selama selang waktu tertentu saja (tx). Gambar 2.9 Pewaktu on-delay PB Relay PB R ON Contact OFF OFF Timer Coil T R Setting Interval T ON Timer Coil Contact OFF Contact a-contact OFF Beban R T Beban tx Relay Coil Timer Coil ON ON b-contact Setting Interval OFF a) Mekanisme b) Simbol c) Time chart a) Sequence chart b) Time chart Gambar 2.10 Pewaktu off-delay a. Penundaan operasi Gambar 2.12 Rangkaian operasi selang waktu tetap POLITEKNIK CALTEX RIAU POLITEKNIK CALTEX RIAU
  • 5. BAB 2: Kontrol Sekuensial 2.9 2.10 Kontrol Otomatis I Pada rangkaian tersebut, kontak-b dari pewaktu dihubungkan dengan koil relai secara seri dan beban dihubungkan paralel dengan koil pewaktu. Urutan SW1 R1 operasi dari rangkaian dijelaskan sebagai berikut: 1. Bila PB ditekan, arus mengalir ke beban, koil relai tereksitasi dan pewaktu SW1 SW2 mulai menghitung. Relai dan pewaktu tetap bekerja, meskipun PB dilepas, SW2 R2 dengan prinsip self-corservative. 2. Bila waktu yang ditentukan habis (tx), pewaktu akan beraksi, kontak-b pewaktu terbuka. 3. Kemudian arus yang melalui relai terputus, kontak relai Ra terbuka. 4. Sebagai hasilnya, rangkaian self-corservative terlepas dan arus ke beban L R1 R2 L terputus. Rangkaian Sederhana Kontrol Sekuensial ( Rangkaian Logika ) a) Rangkaian AND menggunakan saklar b) Rangkaian AND menggunakan relai 1. Rangkaian OR Gambar 2.14 Rangkaian AND Gambar 2.13 menunjukkan contoh dari rangkaian OR. Gambar 2.13 (b) rangkaian OR menggunakan tiga relai dan tiga saklar toggle. Sewaktu salah satu saklar atau lebih terhubung maka lampu akan menyala. 3. Rangkaian NOT Keluaran lampu dapat diperoleh dalam bentuk penjumlahan logika (OR) Kontak-b dari relai akan putus apabila koil relai elektromagnet yang masukan saklar (hubung/putus) yaitu; L = ( SW1 OR SW2 OR SW3 ). bersangkutan dialiri arus. Karena itu keluaran kontak b selalu berlawanan dengan masukannya (arus yang melalui koil). Maka kontak b disebut sebagai rangkaian NOT (deny). Saklar Saklar kontak-a 4. Rangkaian Self-Conservative SW1 SW2 SW3 SW1 SW2 SW3 R1 R2 R3 Biasanya push botton switch selalu dalam keadaan terhubung hanya apabila push botton ditekan. Seringkali hal tersebut tidak dikehendaki. Rangkaian self- conservative dapat mengatasi hal ini yaitu mampu mempertahankan kondisi hubung meskipun kontak-a hanya ditekan sekali. Rangkaian ini merupakan Lampu L R1 R2 R3 L rangkaian yang banyak dipakai dalam sistem sekuensial yang menggunakan Relai Lampu relai. PB1 a d a) Rangkaian OR menggunakan saklar b) Rangkaian OR menggunakan relai PB2 PB1 R-1 R-2 R-3 Gambar 2.13 Rangkaian OR R-1 b R-2 PB2 2. Rangkaian AND R-3 Pada Gambar 2.14 menunjukkan contoh rangkaian AND dengan L1 L2 menggunakan dua saklar toggle (gambar 2.14(a)) dan gambar 2.14(b) rangkaian R L1 AND yang menggunakan dua relai dan saklar toggle. Agar lampu menyala maka L2 semua saklar harus terhubung. Perlu dicatat bahwa switch dan relai dihubungkan c t0 t1 paralel untuk rangkain OR dan hubungan seri untuk rangkaian AND. a) Sequence Chart b) Time Chart Gambar 2.15 Rangkaian self conservative Gambar 2.15(a) menunjukkan sequence chart dari rangkain self- conservative, sedangkan gambar 2.15 (b) menunjukkan time chart-nya. Prinsip operasi dari rangkaian dapat dijelaskan sebagai berikut: POLITEKNIK CALTEX RIAU POLITEKNIK CALTEX RIAU
  • 6. BAB 2: Kontrol Sekuensial 2.11 2.12 Kontrol Otomatis I 1. Bila saklar PB1 ditekan maka arus akan mengalir pada rangkain a-b-c dan akan mengeksitasi relai R. Aplikasi Sederhana Rangkaian Dasar (OR dan AND) 2. Kontak relai R-1, R-2, R-3 kemudian menjadi terhubung dan lampu L1 dan L2 menyala. 1. Rangkaian OR 3. Dengan kontak R-1 terhubung maka terjadi hubung singkat antar b dan d Sistem alarm rumah sederhana adalah contoh yang mudah dimengerti. sehingga catu arus ke koil relai tetap terjadi meskipun PB1 dilepas, ini berarti Seperti pada gambar 2.17 rangkaian OR dan self-conservative digunakan secara R mengeksitasi diri sendiri dengan menggunakan kontak relai dibawah bersama. Limit swicth yang dipasang di pintu dan jendela membentuk rangkaian kontrolnya. OR, dan rangkaian self-conservative dibangun dari relai R dan kontak relai Rb. Jika 4. Rangkaian tersebut tetap dalam keadaan hidup sampai arus eksitasi yang salah satu dari ketiga limit switch yang dipasang terhubung, walaupun sesaat, maka melalui R diputus, yaitu dengan menekan PB2. Bila PB2 ditekan arus eksitasi alarm akan berbunyi terus-menerus sampai saklar SW ditekan, yang berarti akan terputus dan rangkaian self-conservative terlepas. memutus arus relai R. 5. Rangkaian Interlocking Rangkaian interlocking adalah rangkaian kontrol sekuensial yang dirancang LS1 LS2 LS3 Ra untuk melindungi mesin dan piranti serta keselamatan operator dengan cara LS1 mengendalikan operasi mesin dan piranti agar berhubungan antara satu dengan lainnya dengan memakai titik kontak elektris seperti kontak relai sehingga dapat Bell PB terjadi urutan operasi yang benar. Sebagai contoh, dua mesin A dan B diinginkan hanya dapat bekerja salah LS3 SW satu saja, bila satu bekerja maka yang lain berhenti bekerja. Maka rangkaian LS2 interlocking dapat digunakan untuk mengatasinya. Gambar 2.16 menunjukkan Bell aplikasi untuk keperluan tersebut. Dari gambar terlihat bahwa kontak-b RBb R dikontrol oleh koil relai RB dan dihubungkan seri dengan koil relai RA, sedang RAb dihubungkan dengan koil RB. a) Tata letak Limit Switch b) Rangkaian kombinasi OR dan self conservative PBa Gambar 2.17 Sistem alarm rumah Ra RAa PBa RAa RBa PBb RBa RAa 2. Rangkaian AND RAb Aplikasi sederhana rangkaian AND adalah pada sistem catu daya slide RBb RAb projector yang ditunjukkan oleh gambar 2.18. Prinsipnya adalah lampu tidak boleh Ma menyala sebelum kipas pendingin bekerja. Sehingga kipas bekerja sebelum lampu Ma Mb Motor A Ra Rb Motor B PBb menyala dan berhenti bekerja setelah lampu padam. RAb Mb Aplikasi Kontrol Sekuensial t0 t1 t2 t3 a) Sequence Chart b) Time chart bila PBa ditekan lebih dulu Start sekuensial dari belt conveyer Sistem belt conveyer dikenal sebagai alat transportasi otomatis. Secara Gambar 2.16 Rangkaian interlocking sederhana sistem ini ditunjukkan oleh gambar 2.19. Karena untuk menggerakkan motor pada saat awal dibutuhkan arus yang besar, maka perlu dihindari start ketiga Oleh karena itu bila saklar start PBa ditekan dahulu maka koil relai RA motor pada saat yang bersamaan. Urutan terbaik adalah conveyer no.1 -> no.2 -> dieksitasi untuk menutup RAa dan membuka RAb. Jadi motor MA dapat no.3, dengan alasan untuk menghidari akumulasi (penimbunan) bahan yang akan dijalankan, tetapi motor MB tidak mungkin dapat dijalankan karena rangkaian diangkut. yang menjalankan motor tersebut telah dibuka oleh RAb. Dan bila PBb ditekan lebih dulu, maka motor MB dapat dijalankan tetapi motor MA tidak dapat dijalankan. Rangkaian tersebut dikenal sebagai rangkaian prioritas paralel. Karena motor yang dioperasikan terlebih dulu mempunyai operasi prioritas, yang lain tidak dapat dijalankan. POLITEKNIK CALTEX RIAU POLITEKNIK CALTEX RIAU
  • 7. BAB 2: Kontrol Sekuensial 2.13 2.14 Kontrol Otomatis I PB0 PB0 SW1 SW2 PB1 PB1 MC1 a) Slide Projector L M PB2 Lampu Motor kipas PB3 PB2 MC2 b) Sequence chart yang tidak diinginkan MC1 MC2 SW1 PB3 MC3 SW1 MC3 SW2 SW2 MC MC MC 1 2 3 M L M a) Sequence chart b) Time chart Lampu Motor kipas L c) Sequence chart yang sesuai d) Time chart yang sesuai Gambar 2.20 Sistem chart Start sekuensial dengan pewaktu Gambar 2.18 Rangkaian catu daya untuk slide projector Dengan menggunakan pewaktu maka pengaturan selang waktu untuk menjalankan motor conveyer dapat dilakukan secara otomatis. Dimana selang waktu antara bekerjanya conveyer satu ke berikutnya dilakukan oleh pewaktu. Operator hanya menekan tombol PB1 sekali saja, maka urutan berikutnya dikerjakan oleh rangkaian. Untuk menghentikan conveyer dengan menekan PB0. Gerobak PB0 PB0 PB1 t1 T1 t2 Conveyer no.3 PB1 MC1 T1 MC2 T2 MC3 T2 Conveyer no.2 Truck Conveyer no.1 MC1 MC MC MC 1 T1 2 T2 3 MC2 MC3 a) Sequence chart b) Time chart Gambar 2.19 Sistem belt conveyer Gambar 2.21 Start sekuensial dengan pewaktu Gambar 2.20 menunjukkan rangkaian kontrol sekuensial untuk sistem tersebut. Namun dalam rangkaian tersebut kontrol masih dilakukan secara manual, Urutan start/stop pada waktu yang ditentukan artinya penekanan tombol PB1, PB2, PB3 dilakukan oleh operator dengan melihat Selanjutnya dibahas rangkaian yang dapat mengontrol saat start dan stop keadaan operasi conveyer. Untuk menghentikan conveyer dengan menekan PB0. dalam selang waktu yang dikehendaki. Gambar 2. 22 menunjukkan rangkaian untuk keperluan ini. Terlihat bahwa diperlukan lebih banyak komponen dan lebih kompleks. POLITEKNIK CALTEX RIAU POLITEKNIK CALTEX RIAU
  • 8. BAB 2: Kontrol Sekuensial 2.15 Push Botton untuk Start Push Botton untuk Stop PB0 PB1 MC1 T1 MC2 T2 MC3 PB2 R1 T3 R2 T4 R2b R1b MC MC MC T1 T2 R1 T3 R2 T4 1 2 3 a) Sequence chart PB0 PB1 PB2 t1 T1 t2 T2 t3 T3 t4 T4 MC1 MC2 MC3 R1 R1b R2 R2b b) Time chart Gambar 2.22 Urutan start/stop pada waktu yang telah ditentukan Dengan rangkaian tersebut, maka motor akan berjalan sesuai dengan urutan no.1, no.2, no.3, tetapi sebaliknya untuk berhenti urutannnya adalah no.3, no.2, no.1. Urutan start dan stop masing-masing tergantung pada PB1 dan PB2. POLITEKNIK CALTEX RIAU