1. ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI
PADA KELUARGA Tn “ MS” DI KELURAHAN KENDRAN
OLEH :
NI LUH ARI SUSANTINI, S.Kep.
NIM : 20089142031
PROGRAM PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SINGARAJA
TAHUN 2020
2. ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI
PADA KELUARGA Tn “ MS” DI KELURAHAN KENDRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang ditemukan pada
masyarakat baik di negara maju maupun berkembang termasuk Indonesia. Hipertensi
merupakan suatu keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih dari sama dengan 140
mmHg dan diastolik lebih dari sama dengan 90 mmHg. Hipertensi dapat diklasifikasikan
menjadi dua jenis yaitu hipertensi primer atau esensial yang penyebabnya tidak diketahui dan
hipertensi sekunder yang dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit
jantung, dan gangguan anak ginjal. Hipertensi seringkali tidak menimbulkan gejala,
sementara tekanan darah yang terus-menerus tinggi dalam jangka waktu lama dapat
menimbulkan komplikasi. Oleh karena itu, hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan
pemeriksaan tekanan darah secara berkala (Sidabutar, 2014).
Hipertensi menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal
jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Tanpa melihat usia atau jenis kelamin, semua
orang bisa terkena hipertensi dan biasanya tanpa ada gejala-gejala sebelumnya. Hipertensi
juga dapat mengakibatkan kerusakan berbagai organ target seperti otak,
jantung,ginjal,aorta,pembuluh darah perifer dan retina.
Oleh karena itu, negara Indonesia yang sedang membangun di segala bidang perlu
memperhatikan pendidikan kesehatan masyarakat untuk mencegah timbulnya penyakit
seperti hipertensi, kardiovaskuler, penyakit degeneratif dan lain-lain, sehingga potensi bangsa
dapat lebih dimanfaatkan untuk proses pembangunan. Golongan umur 45 tahun ke atas
memerlukan tindakan atau program pencegahan yang terarah. Hipertensi perlu dideteksi dini
yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah secara berkala, yang dapat dilakukan pada waktu
check-up kesehatan atau saat periksa ke dokter.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah definisi hipertensi ?
3. 2. Apakah etiologi/ faktor pencetus hipertensi ?
3. Apakah manifestasi klinis hipertensi ?
4. Apakah pemeriksaan penunjang pada hipertensi ?
5. Apakah penatalaksanaan klien dengan hipertensi ?
6. Apa sajakah komplikasi dari hipertensi ?
7. Apakah asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi ?
1.3 Tujuan
Tujuan Umum
Menjelaskan pengertian dan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan hipertensi.
Tujuan Khusus
1. Mengetahui dan memahami definisi hipertensi.
2. Mengetahui dan memahami etiologi/ faktor pencetus hipertensi.
3. Menyebutkan dan memahami manifestasi klinis hipertensi.
4. Mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang pada hipertensi.
5. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan klien dengan hipertensi.
6. Mengetahui dan memahami komplikasi dari hipertensi.
7. Menjelaskan asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi.
4. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP KELUARGA
2.1 Pengertian Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi
yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga ,Duvall dan
Logan ( 1986 )
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena
adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan
yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu
budaya. Bailon dan Maglaya ( 1978 )
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan. Departemen Kesehatan RI ( 1988 )
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau
adopsi
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan
satu sama lain
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial :
suami, istri, anak, kakak dan adik
4. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.
2.2 Struktur Keluarga
1. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah
2. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu
3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu
4. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
5. 5. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan dengan suami atau istri.
2.3 Ciri-Ciri Struktur Keluarga
1. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga
2. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai
keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-masing
3. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan
fungsinya masing-masing.
2.4 Macam-Macam Struktur / Tipe / Bentuk Keluarga
1. Tradisional :
a. The nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.
b. The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumah
c. Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah memisahkan diri
d. The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat
waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita
e. The extended family (keluarga luas/besar)
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear
family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan, dll)
f. The single-parent family (keluarga duda/janda)
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya
melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan)
g. Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat
tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada
saat akhir pekan (week-end)
6. h. Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu
rumah
i. Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling
menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi,
televisi, telpon, dll)
j. Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan membesarkan anak
dari perkawinan sebelumnya
k. The single adult living alone / single-adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati
2. Non-Tradisional
a. The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah
b. The stepparent family
Keluarga dengan orangtua tiri
c. Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup
bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama,
sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama
d. The nonmarital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
e. Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan suami-istri
(marital partners)
f. Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu
g. Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa
telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan
membesarkan anaknya
7. h. Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan
saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan bertanggung
jawab membesarkan anaknya
i. Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu sementara,
pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali
keluarga yang aslinya
j. Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis
personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental
k. Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari ikatan
emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan
kriminal dalam kehidupannya.
2.5 Tahap-Tahap Kehidupan / Perkembangan Keluarga
Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun secara
umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers cit Friedman, 199:
1. Pasangan baru (keluarga baru)
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk
keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis) keluarga masing-
masing :
a. Membina hubungan intim yang memuaskan
b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak
2. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)
Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi kelahiran anak pertama
dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30 bulan :
a. Persiapan menjadi orang tua
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan
kegiatan keluarga
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
8. 3. Keluarga dengan anak pra-sekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak berusia 5
tahun :
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa
aman
b. Membantu anak untuk bersosialisasi
c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga harus
terpenuhi
d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga (keluarga
lain dan lingkungan sekitar)
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling repot)
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
4. Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir pada usia 12
tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga
keluarga sangat sibuk :
a. Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk kebutuhan
untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga
5. Keluarga dengan anak remaja
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6-7 tahun
kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan keluarga ini
adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar
untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat remaja sudah
bertambah dewasa dan meningkat otonominya
b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari perdebatan,
kecurigaan dan permusuhan
d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga
9. 6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak
terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam
keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
7. Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat
pensiun atau salah satu pasangan meninggal :
a. Mempertahankan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak
c. Meningkatkan keakraban pasangan
8. Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan pensiun,
berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi keduanya meninggal :
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b. Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan
c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
e. Melakukan life review (merenungkan hidupnya).
B. KONSEP DASAR HIPERTENSI
2.1 Definisi Hipertensi
Hipertensi atau Darah Tinggi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah diatas normal atau kronis (dalam waktu yang lama). Hipertensi merupakan
kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri. Satu-satunya cara untuk mengetahui
hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah kita secara teratur.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan
tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai
sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat
diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi.
10. Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh
pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung
berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg didefinisikan sebagai
"normal". Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik.
Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua
lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu.
2.2 Etiologi Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya, Hipertensi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :
1. Hipertensi esensial atau primer
Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat diketahui.
Namun, berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer, seperti
bertambahnya umur, stres psikologis, dan hereditas (keturunan). Kurang lebih 90% penderita
hipertensi tergolong Hipertensi primer sedangkan 10% nya tergolong hipertensi sekunder.
2. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara lain
kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar
adrenal (hiperaldosteronisme), dan lain lain. Karena golongan terbesar dari penderita
hipertensi adalah hipertensia esensial, maka penyelidikan dan pengobatan lebih banyak
ditujukan ke penderita hipertensi esensial.
Berdasarkan faktor akibat Hipertensi terjadi peningkatan tekanan darah di dalam arteri
bisa terjadi melalui beberapa cara:
Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap
detiknya
Terjadi penebalan dan kekakuan pada dinding arteri akibat usia lanjut. Arteri besar
kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada
saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut
jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan
naiknya tekanan.
Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal
ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah
11. garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan
darah juga meningkat.
Oleh sebab itu, jika aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami pelebaran, dan
banyak cairan keluar dari sirkulasi. Maka tekanan darah akan menurun atau menjadi lebih
kecil.
Berdasarkan faktor pemicu, Hipertensi dibedakan atas yang tidak dapat dikontrol seperti
umur, jenis kelamin, dan keturunan. Pada 70-80% kasus Hipertensi primer, didapatkan
riwayat hipertensi di dalam keluarga. Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua
orang tua, maka dugaan Hipertensi primer lebih besar. Hipertensi juga banyak dijumpai pada
penderita kembar monozigot (satu telur), apabila salah satunya menderita Hipertensi. Dugaan
ini menyokong bahwa faktor genetik mempunyai peran didalam terjadinya Hipertensi.
Sedangkan yang dapat dikontrol seperti kegemukan/obesitas, stress, kurang olahraga,
merokok, serta konsumsi alkohol dan garam. Faktor lingkungan ini juga berpengaruh
terhadap timbulnya hipertensi esensial. Hubungan antara stress dengan Hipertensi, diduga
melalui aktivasi saraf simpatis. Saraf simpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita
beraktivitas, saraf parasimpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita tidak beraktivitas.
Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan darah secara intermitten
(tidak menentu). Apabila stress berkepanjangan, dapat mengakibatkan tekanan darah menetap
tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti, akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan
lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh
stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota.
Berdasarkan penyelidikan, kegemukan merupakan ciri khas dari populasi Hipertensi
dan dibuktikan bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan terjadinya Hipertensi
dikemudian hari. Walaupun belum dapat dijelaskan hubungan antara obesitas dan hipertensi
esensial, tetapi penyelidikan membuktikan bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume
darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingan dengan penderita yang
mempunyai berat badan normal.
2.3 Manifestasi Klinis Hipertensi
Mekanisme Terjadinya Hipertensi Gejala-gejala hipertensi antara lain pusing, muka merah,
sakit kepala, keluar darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal, dan lain-lain.
Dampak yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi adalah kerusakan ginjal, pendarahan pada
selaput bening (retina mata), pecahnya pembuluh darah di otak, serta kelumpuhan.
12. 2.4 Pemeriksaan Penunjang Hipertensi
1. Hemoglobin / hematokrit : mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor-faktor resiko seperti hipokoagulabilitas,
anemia.
2. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
3. Glukosa : Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan
oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi).
4. Kalium serum : hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama
(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
5. Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi.
6. Kolesterol dan trigeliserida serum : peningkatan kadar dapat mengindikasikan
pencetus untuk/adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiofaskuler)
7. Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat mengakibatkan vasikonstriksi dan hipertensi.
8. Kadar aldosteron urin dan serum : untuk menguji aldosteronisme primer (penyebab).
9. Urinalisa : darah, protein dan glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya
diabetes.
10. VMA urin (metabolit katekolamin) : kenaikan dapat mengindikasikan adanya
feokomositoma (penyebab); VMA urin 24 jam dapat digunakan untuk pengkajian
feokromositoma bila hipertensi hilang timbul.
11. Asam urat: hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko terjadinya
hipertensi.
12. Steroid urin : kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme, feokromositoma atau
disfungsi ptuitari, sindrom Cushing’s; kadar renin dapat juga meningkat.
13. IVP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi, seperti penyakit parenkim ginjal, batu
ginjal dan ureter.
14. Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub; deposit pada dan/
EKG atau takik aorta; perbesaran jantung.
15. CT scan : mengkaji tumor serebral, CSV, ensevalopati, atau feokromositoma.
16. EKG: dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi.
Catatan : Luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung
hipertensi.
13. 2.5 Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Non Farmakologis.
1. Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat menurunkan
tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan
kadar adosteron dalam plasma.
2. Aktivitas.
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan dengan
batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging,
bersepeda atau berenang.
b. Penatalaksanaan Farmakologis.
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau
pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
1. Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
3. Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4. Tidak menimbulakn intoleransi.
5. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
6. Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti golongan
diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium,golongan penghambat konversi
rennin angitensin.
2.6 Komplikasi
Organ organ tubuh sering terserang akibat hipertensi anatara lain mata berupa
perdarahan retina bahkan gangguan penglihatan sampai kebutaan,gagal jantung, gagal ginjal,
pecahnya pembuluh darah otak.
14. BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Contoh Kasus
Ny.S (45th) istri dari Tn.A (50th) mempunyai dua orang anak An. Z (13 th) seorang
laki-laki bersekolah di SMP dan anak kedua, An.D (6 th) laki-laki, bersekolah di SD. Dalam
keluarga Tn.A salah satu anggota keluarga, yaitu Ny.S istri Tn.A menderita penyakit
Hipertensi pasien nampak lemas dan mengeluh pusing.2 tahun yang lalu asien pernah MRS
karena pingsan dan di diagnosa penyakit yang sama dan dulu ibu Ny.S juga memiliki riwayat
penyakit yang sama. Untuk mengatasi masalah tersebut, keluarga Tn.A hanya membiarkan
saja di rumah karena menurutnya masih bisa di tangani dirumah, dan keluarga merawat Ny.S
sendiri dengan berbekal pengetahuan seadanya, keluarga hanya membantu dalam memenuhi
aktifitas sehari-hari Ny.S keluarga Tn.A termasuk keluarga yang kurang memperhatikan
kesehatan, meskipun mereka mengaku pernah ke dokter tapi jika hanya ada keadaan yang
sangat berbahaya dan keluarga Tn.A juga jarang memeriksakan tekanan darah Ny.S
meskipun pernah ada riwayat MRS karena Hipertensi sebelumnya.
15. ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
PADA KELUARGA TUAN “MS” DENGAN DIAGNOSA HIPERTENSI
A. Pengkajian Keluarga
I. Data Umum :
1. Nama Kepala Keluarga : Tn. MS
2. Alamat dan Telepon : Banjar Delod Peken, Kelurahan Kendran
3. Pekerjaan Kepala Keluarga : pedagang toko
4. Pendidikan Kepala Keluarga : S1
5. Komposisi Keluarga : Ayah dan ibu
No Nama Jenis
Kelamin
Hubungan
dengan KK
Umur Pendidikan
1.
2.
Tn. MS
Ny. S
L
P
Suami
Istri
60 th
55 th
S1
SMA
Genogram :
Keterangan :
Yang tinggal 1 rumah hanya suami dan istri saja, ketiga anak laki2nya sudah menikah dan
tinggal terpisah.
Tn “MS” Ny “S”
MW KS
PS
16. 6. Tipe Keluarga.
Keluarga inti terdiri dari Tn. MS , Ny.S
7. Suku bangsa.
Jawa – Indonesia. Tn. MS berasal dari Singaraja dan Ny.S dari Jogja.
8. Agama.
Semua isi keluarga menganut agama Hindu. Tidak ada keyakinan yang berdampak buruk
pada status kesehatan keluarga Ny.S
9. Status Sosial Ekonomi Keluarga.
Penghasilan keluarga kurang lebih 1.000.000/ bln itupun jika dagangan Tn.MS habis tepat
waktu karena Tn. MS dan Ny.S merupakan pedagang toko kebutuhan sehari-hari dipasar. Tn.
MS dan Ny. S mengatakan penghasilan yang mereka dapat lebih dari cukup untuk memenuhi
kebutuhan setiap hari dan untuk membiayai mereka berdua.
10. Aktifitas Rekreasi Keluarga.
Kadang- kadang keluarga mereka pergi ke rumah anak-anaknya yang ada di Denpasar
dan Tabanan jika musim liburan panjang atau sekedar makan diluar bersama.
II. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan usia lanjut.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :
Tidak ditemukannya tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.
3. Riwayat keluarga inti :
Ny.S mengatakan mempunyai riwayat penyakit keturunan yaitu darah tinggi karena ayah
Ny.S juga mengalami tekanan darah tinggi dan terkena stoke ringan yang telah meninggal 4
tahun yang lalu. Ny.S juga pernah MRS karena kolestrol yang tinggi sekitar 2 th yang lalu,
sedangkan Tn.MS tidak pernah mengalami penyakit yang parah. (sembuh dengan obat yang
dibeli di toko).
Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga:
17. 4. Riwayat keluarga sebelumnya :
Ny.S adalah anak dari dua bersaudara, semua saudara Ny.S masih hidup dan dalam keadaan
sehat. Tn.MS adalah anak kedua dari tiga bersaudara.
III. Lingkungan
1. Karakteristik rumah :
Luas rumah 55 m2
dengan panjang 11 m dan lebar 5 m terdiri dari tiga kamar tidur,satu ruang
tamu, satu ruang keluarga, dua kamar mandi,satu dapur dan merupakan rumah permanent dan
milik sendiri. Setiap ruangan memiliki jendela kecuali kamar mandi sehingga sirkulasi
udaranya cukup baik. Kamar mandi terpisah dengan WC lantai rumah terbuat dari keramik
sehingga tampak bersih, sumber air adalah air tanah atau sumur. Sedangkan untuk
pembuangan saluran air dibuatkan pipa menuju belakang rumah yang berdekatan dengan
septitank kira-kira 10 m dari jarak belakang rumah.
No Nama Umur
BB
Kg
Keadaan
Kesehatan
Imunisasi
(BCG/Polio/
DPT/HB/
Campak
Masalah
kesehatan
Tindakan
Yang telah
dilakukan
1.
2.
Tn. MS
Ny. S
60 th
55 th
70
65
Baik
Sakit
Lengkap
Lengkap
-
Gangguan
nutrisi
-Membantu
pemenuhan
nutrisi Ny.S
tanpa
membawa ke
pelayanan
kesehatan
18. 2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW :
Keluarga Ny.S bertetangga dengan beberapa keluarga petani,satu pegawai negeri sipil.
Semua tetangga Ny.S beragama Hindu lingkungan tempat tinggal tampak ramai dan
komunikasi mereka cukup baik.
3. Mobilitas geografis keluarga :
Sekitar 5 tahun lalu tuan MS dan Ny S baru pindah pulang kampong ke Singaraja, dan
sebelumnya mereka tinggal di Denpasar.
4. Perkumpulan keluaraga dan interaksi dengan masyarakat :
Keluarga Tn. MS tergolong anggota masyarakat yang aktif dalam mengikuti musyawarah
dan kerja bakti yang diadakan di masyarakat dan merupakan ketua RT di wilayah tinggalnya.
Serta dapat berinteraksi dengan baik. Keluarga Ny.S aktif dengan kegiatan keagamaan di
lingkungan rumahnya.
5. Sistem pendukung keluarga :
Selama Ny.S sakit Tn.MS merawat dengan baik, meskipun kadang-kadang Tn.MS harus
meninggalkan pekerjaanya berdagang di took di pasar sehingga pemasukan keuangan
keluarga berkurang. Saat sakit, Ny S menggunakan kartu KIS untuk berobat, meskipun
kadang-kadang saudara Ny.S dan Tn.MS juga membantu serta mencarikan pengobatan baik
alternatif maupun secara medis (puskesmas,dokter serta layanan kesehatan yang
mendukung).
IV. Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi Keluarga :
Keluaga Ny.S dan Tn.MS melakukan komunikasi secara terbuka, sehingga ank-anaknya
dapat memberi masukan tentang suatu hal kepada mereka tanpa mengurangi rasa hormat
terhadap orang tua, Ny.S adalah ibu yang santai yang jarang memarahi anak-anknya tapi
Tn.MS sangat tegas tehadap anak-anaknya dan tak segan memaraahi ana-anaknya ketika
mereka salah.
2. Struktur Peran Keluarga :
Ny.S adalah ibu sekaligus pembantu pencari nafkah bagi keluarga, dan Tn.MS menjadi
seorang ayah dan pencari penghasilan utama bagi keluarga.
3. Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga) :
Tn. MS sebagai kepala keluarga bertanggung jawab dalam mengatur rumah tangga
Ny. S sebagai istri yang bekerja sebagai pedagang di pasar dibantu oleh Tn MS.
19. 4. Nilai dan Norma Keluarga :
Tidak ada nilai dan norma dalam keluarga yang dapat mempengaruhi penyakit menurut
mereka. Ny.S sakit memang karena disebabkan oleh suatu penyakit bukan karena hal-hal
tertentu.sehingga mereka lebih memilih untuk memeriksakan kesehatannya ke dokter atau
dengan obat-obat tradisional.
V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif :
Ny.S dan Tn.MS menganggap anaknya sudah tumbuh menjadi anak-anak yang baik dan
saling menghormati dalam keluarga,meskipun kadang-kadang ada pertengkaran kecil antara
anak-anak mereka dikarenakan hal yang sepele tapi dengan cepat mereka juga berbaikan lagi.
2. Fungsi Sosial :
Keluarga mereka semua Hindu sehingga mereka aktif dengan kegiatan keagamaan meskipun
tidak mengikuti organisasi.
3. Fungsi Perawatan Kesehatan :
keluarga dapat mengidentifiksi penyakit Ny.S meskipun secara awam,saat Ny.S kelelahan
atau sedang memikirkan sesuatu tentang anakny.sehingga keluarga dapat mengambil
keputusan dengan cepat ketika Ny.S sakit tetapi masih belum mampu meningkatkan status
kesehatan keluarga.
4. Fungsi Reproduksi :
Ny.S dan Tn.MS mengatakan tidak ingin mempunyai anak lagi mereka sudah bersyukur
mempunyai tiga orang anak yang baik-baik dan sudah memiliki 2 orang cucu.
5. Fungsi Ekonomi :
Keluarga mengatakan kondisi keluarga mereka tetap stabil meskipun Ny.S sakit dan Tn.MS
jarang berjualan karena mereka mempunyai tabungan keluarga yang dapat digunakan kapan
saja.
VI. Stres dan Koping Keluarga
1. Stresor Jangka Pendek dan panjang :
Sejak 3 minggu yang lalu Ny.S sakit dia semakin cemas karena memikirkan keadaanya
sedangkan Tn.MS hanya bisa bersabar dan berusaha semaksimal mungkin untuk kesembuhan
istrinya.
2. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Stresor :
Saat memikirkan penyakitnya Ny S menceritakan ketakutannya kepada suaminya Tn.MS.
20. 3. Strategi Koping Yang Digunakan :
Keluarga Ny.S dan suami selalu membicarakan masalah keluarga bersama dan sesekali
bersama anak-anaknya jika membicarakan tentang harapan-harapan mereka terhadap
anaknya.
4. Strategi Adaptasi Disfungsional :
Tidak pernah terdapat perselisihan antar anggota keluarga dalam mengambil suatu keputusan.
VII. Pemeriksaan Fisik.
Keluhan utama Ny.S : agak kurus, mengeluh pusing.
No Pemeriksaan
Fisik
Tn. MS Ny.S
1 Kepala Simetris, rambut berwarna hitam,
tidak ada ketombe.
Simetris,tidak ada
ketombe,Rambut sedikit kusut
2. Leher leher tidak nampak adanya
peningkatan tekanan vena
jugularis dan arteri carotis, tidak
teraba adanya pembesaran
kelenjar tiroid (struma).
leher tidak nampak adanya
peningkatan tekanan vena
jugularis dan arteri carotis, tidak
teraba adanya pembesaran
kelenjar tiroid (struma).
3. Mata Konjungtiva tidak terlihat anemis,
tidak ada katarak, penglihatan
jelas
Konjungtiva tidak terlihat anemis,
tidak ada katarak, penglihatan
jelas
4. Telinga Simetris, keadaan bersih,Fungsi
pendengaran baik
Simetris, keadaan bersih,Fungsi
pendengaran baik
5. Hidung Simetris,keadaan bersih,Tidak
ada kelainan yang ditemukan
Simetris,keadaan bersih,Tidak ada
kelainan yang ditemukan
6. Mulut Mukosa mulut lembab,keadaan
bersih,Tidak ada kelainan
Mukosa mulut agak sedikit
kering,Mulut sedikit kotor, makan
1x/hari porsi habis ½.
7. Dada Pergerakan dada terlihat simetris,
suara jantung S1 dan S2
tunggal,tidak terdapat palpitasi,
suara mur-mur (-), ronchi (-),
wheezing (-)
Pergerakan dada terlihat simetris,
suara jantung S1 dan S2
tunggal,tidak terdapat palpitasi,
suara mur-mur (-), ronchi (-),
wheezing (-)
8. Abdomen Pada pemeriksaan abdomen tidak Pada pemeriksaan abdomen tidak
21. didapatkan adanya pembesaran
hepar, tidak kembung, pergerakan
peristaltik usus 35x/mnt, tidak
ada bekas luka operasi
didapatkan adanya pembesaran
hepar, tidak kembung, pergerakan
peristaltik usus 35x/mnt, tidak ada
bekas luka operasi
9. TTV dan
ekstremitas
TD : 120/80 mmHg,
N : 74x/m,
S : 360
C
R: 20x/m
5 5
5 5
TD : 160/100mmHg, N : 100x/m,
S : 36,50
C
R: 20x/m
4 4
5 5
VIII. Harapan Keluarga.
Keluarga berharap Ny.S dapat sembuh dan petugas kesehatan dapat memberi
pelayanan kesehatan dengan baik.
22. Analisa Data, Perumusan masalah dan Diagnosa Keperawatan
Data Etiologi Masalah
DS:
Ny.S mengatakan
mual,muntah,lemas, nafsu
makan menurun.
DO:
Ny.S terlihat lemas
Ny.S makan 1x/hari
habis ½ porsi dengan
bantuan, dan kadang tidak
makan.
Mukosa bibir kering.
Kenaikan tekanan darah
Kompensasi tubuh
(pusing)
mempengaruhi hipothalamus
kurang nafsu makan
Kurang nutrisi
Gangguan pemenuhan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh.
DS:
Pasien mengatakan
pusing dan lemas.
Ny.S mengatakan
menderita penyakit
hipertensi sejak 2 th yang
lalu dan sempat MRS d
RSUD selama 3 hari.
Karena merasa sudah
sehat Ny.S jarang lagi
periksa ke dokter meskipun
hanya sekedar periksa.
Ny.S bekerja
berdagang di pasar dari pagi
sampai hampir sore
sehingga kurang istirah
Ny.S mengatakan
jarang berolah raga
Riwayat hipertensi, gaya hidup
Penumpukan kolesterol
dalam pemb.darah
Vasokontriksi vaskular
Tekanan darah meningkat
Hipertensi
23. Ny.S tidak merokok
Ny.S suka
mengkonsumsi makanan
berlemak, seperti gorengan
dan bumbu santan.
Tn.MS mengatakan
bahwa ibu sudah biasa
seperti ini.
DO:
Ny.S tampak lemas dan
berbaring di tempat tidur.
TD : 160/100mmH, N :
100x/m, S : 36,50
C
R: 20x/m
Kekuatan otot:
4 4
5 5
Diagnosa keperawatan.
1. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.S keluarga Tn.MS b.d
kekurang efektifan keluarga dalam membantu memenuhi kebutuhan nutrisi anggota keluarga
yang sakit.
2. Hipertensi pada Ny.S keluarga Tn.MS b.d ketidak mampuan keluarga dalam mengenal
karakteristik penyakit dan perawatannya.
B. Perencanaan
Untuk menentukan skala prioritas pemecahan masalah dalam rencana perawatan keluarga Tn.
A terlebih dahulu dibuat sistem skoring masalah kesehatan sebagai berikut :
24. 1. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.S keluarga Tn.MS
b.d kekurangefekktifan keluarga dalam membantu secara parsial anggota keluarga yang sakit.
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenahan
1. Sifat masalah
1.aktual (3)
2. resiko tinggi (2)
3. potensial (1)
3/3 x 1 1 Masalah adalah keadaan yang
sudah terjadi dan perlu di lakukan
tindakan segera.
2. Kemungkinan masalah dapat
diubah
1.tinggi (2)
2. sedang (1)
3. rendah (0)
1/2x 2 1 Sumber-sumber yang ada dan
tindakan untuk me-mecahkan
masalah dapat dijangkau keluarga.
3. Potensi untuk mence-gah
masalah
1. Mudah (3)
2. Cukup (2)
3. Tidak dapat (1)
2/3 x 1 2/3 Masalah dapat dicegah untuk tidak
memper-buruk keadaan dapat
dilakukan Ny.S dan keluarga
dengan memperbaiki perilaku
hidup sehat.
4. Menonjolnya masalah
1. Masalah dirasakan dan perlu
penanganan segera. (2)
2. Masalah di rasakan, tidak
perlu di tangani segera (1)
3. Masalah tidak dirasakan (0)
2/2 x 1 1 Keluarga menyadari adanya
masalah tetapi tidak didukung
dengan pemahaman yang ade-kuat
tentang karakteristik penyakit .
Total Skor 3 2/3
25. 2. Hipertensi pada Ny.S keluarga Tn.MS berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal karakteristik penyakit dan perawatannya.
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenahan
1. Sifat masalah
1. Actual (3)
2. Resiko tinggi (2)
3. Potensial (1)
3/3 x 1 1 Adanya ancaman keseha-tan
tetapi tidak perlu ditangani
segera.
2. Kemungkinan masalah dapat
diubah
1. Tinggi (2)
2. Sedang (1)
3. Rendah (0)
2/2 x 2 2 membawa Ny.S ke pelayanan
kesehatan untuk mendapatkan
pengobatan dan perawatan.
3. Potensi untuk mence-gah
masalah
1. Mudah (3)
2. Cukup (2)
3. Tidak dapat (1)
2/3 x 1 2/3 Pencegahan bias dilakukan
dengan menjaga pola hidup dan
pola makan.
4. Menonjolnya masalah
1. Masalah dirasakan dan perlu
penanganan segera (2)
2. Masalah dirasakan, tidak
perlu di tangani segera (1)
3. Masalah tidak di rasakan (0)
2/2 x 1 1 Tn.A dan Ny.S bisa menerima
keadaan mereka saat ini
meskipun belum stabil.
Total Skor 4 2/3
26. RENCANA PERAWATAN KELUARGA Ny.S
TANGGAL 5 April 2021
No Diagnosis Kep.
Keluarga
Tujuan Kriteria Evaluasi Rencana Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standart
1 Hipertensi pada Ny.S
keluarga Tn.MS
berhubungan dengan
ketidakmampuan
keluarga mengenal
karakteristik penyakit
dan perawatannya
Setelah dilakukan
kunjungan
keperawatan,
keadaan penyakit
Ny.S berangsur
membaik
1. setelah dilakukan
kunjungan 2-3 hari
selama 30 menit
Keluarga dapat
mengenal ka-
rakteristik pen-yakit
hipertensi
Verbal Pasien
dapat menyebutkan
dengan jelas dan
benar
a. Pengertian hipertensi
b. Penyebab :
Keturunan
Kelelahan
Kurang olah raga
Penyakit tekanan darah
tinggi
Menjawab pertanyaan dengan
baik dan benar.
1. Berrikan pengetahuan keluarga tentang karakteristik
penyakit hiprtensi dan perawatannya.
2. Mendiskusikan bersama tentang karakteristik penyakit
hipertensi dan perawatannya.
3. Memberikan bimbingan dengan ilustrasi menggunakan
brosur dan sebagainya.
4. Mendengarkan dengan seksama sanggahan yang diajukan
keluarga.
5. Menanggapi pertanyaan dengan sabar.
6. Membimbing keluarga untuk mengulangi penjelasan yang
sudah diberikan.
7. Berikan pujian bila keluarga mampu menjawab dengan
baik dan benar.
2. setelah dilakukan
kunjungan 2-3 hari
selama 30menit
Verbal
Pasien
memperhatikan
Keputusan yang dibuat
keluarga dan Ny.S sendiri
1. Mendiskusikan alternatif untuk mengatasi masalah yaitu :
- Pentingnya berobat teratur ke sarana kesehatan.
- Pentingnya kerjasama dengan petugas kesehatan.
27. Keluarga dapat
membuat kepu-
tusan yang tepat
tentang upaya
pengobatan Ny.S ke
sarana kesehatan
dan bersedia
memberikan
perawatan yang
baik dan benar.
dengan baik - Manfaat istirahat dan olah raga teratur
2. Berikan dorongan kepada keluarga dan Ny.S untuk
membuat keputusan.
Beri pujian terhadap keputusan yang baik dan benar
sebaliknya beri koreksi atas keputusan keliru
3. pada akhir
pertemuan
Keluarga sepakat
jika diadakan
evaluasi sewaktu-
waktu.
Perilaku
Pasien melaksanakn
apa yang sudah di
ajarkan dengan baik
- mengajarkan tekhnik pijat
refleksi
- mengajarkan cara membuat
jus mentimun
- melakukan olah raga yang
cukup
- makan teratur
- meluangkan waktu untuk
istirahat dan refreshing.
1. Menjelaskan manfaat evaluasi sewaktu-waktu.
2. Menjelaskan bahwa diskusi akan dilanjutkan jika hasil
evaluasi tidak sesuai dengan keputusan yang telah dibuat
keluarga.
2 Gangguan pemenuhan
nutrisi kurang dari
Setelah di
lakukan tindakan
Setelah di lakukan
kunjungan sampai 1
Verbal
Pasien dan keluarga
Mengetahui tentang
pentingnya nutrisi bagi tubuh.
1. Memberitahu pasien dan keluarga betapa pentingnya untuk
tetap menjaga kebutuhan nutrisi walau saat sakit.
28. kebutuhan tubuh pada
Ny.S keluarga Tn.MS
b.d kekurangefektifan
keluarga dalam
membantu memenuhi
kebutuhan nutrisi
keluarga yang sakit.
diharapkan
kebutuhan
nutrisinya pasien
terpenuhi secara
sembang
.
hari selama 30
menit diharapkan
pasien dan keluarga
mampu memahami
tentang pentingnya
nutrisi.
bisa memahami
materi yang di
berikan.
Megetahui komposisi
nutrisi yang seimbang.
2. Memberitahu keluarga dan pasien tentang komposisi nutrisi
yang seimbang.
3. Memberitahu keluarga supaya lebih aktif dalam membantu
Ny.S dalam pemenuhan kebutuhan nutrisinya nya secara
parsial, perlahan-lahan sambil melatih pasien agar mampu
melaksanakannya secara mandiri.
Setelah di lakukan
kunjungan sampai
1-2 hari selama 30
menit diharapkan
pasien mampu
makan 3x/hari porsi
habis dan minum 8
gelas air / hari.
Perilaku
Pasien mampu
makan dan minum
Secara seimbang
Makan 3x sehari porsi
habis tanpa bantuan
Minum air putih 8 gelas
perhari tanpa bantuan
1. Menjelaskan bagaimana pentingnya nutrisi bagi tubuh dan
sebagai penunjang kesembuhan penyakit.
2. Memotivasi Ny.S untuk melakukan aktifitas tersebut.
3. Membantu keluarga supaya lebih aktif dalam membantu
Ny.S dalam pemenuhan kebutuhan nutrisinya secara parsial,
sampai tujuan terpenuhi.
29.
30. EVALUASI
No Diagnosa Implementasi Evaluasi Waktu
1 Hipertensi
pada Ny.S
keluarga
Tn.MS
berhubungan
dengan
ketidakmampu
an keluarga
mengenal
karakteristik
penyakit dan
perawatannya
Tgl 05-04-2021 Jam 08.30-
09.00
Mengucapkan salam
Memvalidasi keadaan
keluarga
Mengingatkan kontrak
Menjelaskan tujuan
TUK
1. Memberikan pendidikan
kesehatan tentang Hipertensi
yang meliputi:
- Pengertian hipertensi
- Tanda dan gejala
- Penyebab dan
pencegahan
2. Memeberikan masukan
/saran kepada keluarga
untuk membawa Ny.S untuk
berobat ke pelayan
kesehatan sebagai keputusan
yang baik.
3. Mengajukan kontrak
waktu pada akhir pertemuan
untuk di lakukan evaluasi
keadaan Ny.S dan keluarga.
S:
Keluarga menjawab
salam
Tn.MS mengatakan
Ny.S masih sedikit pusing
dan belum bisa sepenuhnya
melakukan aktifitas.
Keluarga menyetujui
pertemuan saat ini selama
30 menit tentang pentingnya
aktifitas sehari-hari.
Keluarga dan pasien
mengatakan belum
sepenuhnya memahami apa
itu yang berkaitan dengan
hipertensi.
Keluarga sudah
membawa Ny.S ke dokter
yang biasa di kunjungi.
O:
Keluarga kooperatif dan
aktif saat dijelaskan.
Keluarga
mendengarkan penjelasan
yang diberikan.
Ny.S masih terlihat
sedikit lemas , tapi sudah
agak lebih baik.
TD: 130/90mmHg
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi.
Tgl 05-04-
2021 Jam
08.30-
09.00
Sampai
Tgl. 07-04-
2021 jam
08.30-
09.00
31. 2 Gangguan
pemenuhan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh pada
Ny.S keluarga
Tn.MS b.d
kekurang
efektifan
keluarga dalam
membantu
memenuhi
kebutuhan
nutrisi
keluarga yang
sakit.
Tgl 05-04-2021 Jam 08.30-
09.00
Mengucapkan salam
Memvalidasi keadaan
keluarga
Mengingatkan kontrak
Menjelaskan tujuan
TUK
1. Memberitahu kepada
pasien dan keluarga betapa
pentingnya menjaga
keseimbangan nutrisi
walaupun saat sakit.
2. Memberitahu pasien dan
keluarga tentang komposisi
nutrisi yang seimbang.
3. Memberikan
kesempatan pada keluarga
untuk bertanya dan
mengulangi penjelasan apa
yang sudah kita ajarkan.
4. Memberitahu keluarga
untuk lebih aktif dalam
membantu pemenuhan
kebutuhan nutrisi secara
parsial.
5. Memberikan motivasi
pasien dan membantu
anggota keluarga untuk
membantu Ny.S perlahan-
lahan memenuhi kebutuhan
nutrisi sampai tujuan
tercapai.
S:
Keluarga menjawab
salam
Tn.MS mengatakan
Ny.S masih mual, pahit di
mulut, dan belum bisa
sepenuhnya menghabiskan
porsi makannya.
Keluarga menyetujui
pertemuan saat ini selama
30 menit tentang pentingnya
pemenuhan nutrisi dan
komposisi seimbangnya.
Keluarga mengatakan
sudah faham tentang proses
membantu pemenuhan
nutrisi Ny.S.
O:
Keluarga kooperatif dan
aktif saat dijelaskan.
Keluarga
mendengarkan penjelasan
yang diberikan.
Keluarga membantu
proses pemenuhan
kebutuhan nutrisi Ny.S
sampai akhirnya bisa makan
dan minum.
Ny.S belum
menghabiskan seluruh porsi,
tapi 2/3 porsi dan minum
kurang lebih 5 gelas/hari.
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi.
Tgl 05-04-
2021 Jam
08.30-
09.00
Sampai
Tgl. 06-04-
2021 jam
08.30-
09.00
32. BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah yang abnormal
dengan diastol > 90 mmHg dan sistol > 140 mmHg yang dipengaruhi oleh banyak faktor risiko.
Hipertensi dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu hipertensi primer (essensial) dan hipertensi
sekunder.
Hipertensi primer merupakan penyebab kematian terbesar dengan presentase 90%
dibandingkan dengan hipertensi sekunder dengan presentase 10% karena penyebab dari langsung
(etiologi) dari hipertensi primer tidak diketahui dan penderita yang mengalami hipertensi primer
tidak mengalami gejala (asimtomatik). Terapi hipertensi dibagi menjadi dua kelompok besar,
yaitu terapi medis dan non-medis. Kontrol pada penderita hipertensi sangat diperlukan untuk
mencegah komplikasi lebih lanjut.
4.2 Saran
Untuk menurunkan resiko hipertensi, pasien yang menderita hipertensi hendaknya
melakukan terapi medis maupun non-medis secara kontinyu, melakukan pola gaya hidup sehat
seperti olahraga teratur, diet teratur sesuai dengan kebutuhan dan lain-lain.
33. DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan Jilid 6. Jakarta : EGC
Doenges, ME., Moorhouse, MF., Geissler, AC. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman
untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC
Guyton, AC. & Hall, JE. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
http://catur-cribo.blogspot.com/