2. Disusun Oleh: Kelompok II
1. Dessy Ayu Armadani (20121660002)
2. Supriadin (20121660029)
3. Amerra Sama Ae (20121660123)
3. Definisi Anak Usia Sekolah
Anak usia sekolah adalah anak yang memiliki
umur 6 sampai 12 tahun yang masih duduk di
sekolah dasar dari kelas 1 sampai kelas 6 dan
perkembangan sesuai usianya.
4. Tugas-Tugas Perkembangan
Keluarga dengan Anak Usia
Sekolah.
Tahap Siklus Kehidupan
Keluarga
Tugas-Tugas Perkembangan
Keluarga
Keluarga dengan anak usia
sekolah
• Mensosialisasikan anak-anak, termasuk
meningkatkan prestasi sekolah dan
mengembangkan hubungan dengan teman
sebaya yang sehat.
• Mempertahankan hubungan perkawinan
yang memuaskan.
• Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik
anggota keluarga
5. Perkembangan Usia Sekolah
Perkembangan Biologis
Saat umur sampai 12 tahun, pertumbuhan rata-rata 5 cm per
tahun untuk tinggi badan dan meningkat 2-3 kg per tahun
untuk berat badan.
Perkembangan Psikososial
Dalam tahap ini, anak cenderung membina hubungan yang
erat atau akrab dengan teman sebaya, juga banyak bertanya
tentang gambar yang dilihat dan dieksploitasi sendiri melalui
media.
Temperamen
Pola perilakunya menunjukkan anak mudah bereaksi
terhadap situasi yang baru.
6. Perkembangan Kognitif
Dalam tahap operasional konkret, yaitu anak
mengekspresikan apa yang dilakukan dengan verbal dan
simbol
Perkembangan Moral
Pada tahap ini, anak mulai belajar tentang peraturan-peraturan
yang berlaku, menerima peraturan, dan merasa
bersalah bila tidak sesuai dengan aturan yang telah
diterimanya.
Perkembangan Spiritual
Mereka mulai tertarik terhadap surga dan neraka sehingga
cenderung melakukan atau mematuhi peraturan, karena takut
bila masuk neraka.
7. Perkembangan Bahasa
Pada usia ini terjadi penambahan kosakata umum yang berasal dari
berbagai pelajaran di sekolah, bacaan, pembicaraan, dan media
Perkembangan Sosial
Akhir masa kanak-kanak sering disebut usia berkelompok, yang ditandai
dengan adanya minat terhadap aktivitas teman-teman dan meningkatnya
keinginan yang kuat untuk diterima sebagai anggota kelompok.
Perkembangan Seksual
Masa ini anak mulai belajar tentang seksualnya dari teman-teman terlebih
guru dan pelajaran di sekolah.
Perkembangan Konsep Diri
Saat usia ini, anak-anak membentuk konsep diri ideal, seperti dalam
tokoh-tokoh sejarah, cerita khayal, sandiwara, film, tokoh nasional atau
dunia yang dikagumi, untuk membangun ego ideal yang menurut Van den
Daele berfungsi sebagai standar perilaku umum yang diinternalisasi
8. Masalah Anak Usia Sekolah
Bahaya
Fisik
Kecanggunga
n
Kesederhana
an
Penyakit
Kegemukan
Kecelakaan
11. Kasus
Tn N berusia (56 thn) bekerja sebagai buruh di
sebuah pabrik. Keluarga Tn N adalah keluarga
yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya
serta kondisi rumah Tn N sangat tidak layak karena
di dalam rumahnya tidak terdapat kamar mandi
ataupun WC. Tahap perkembangan keluarga
adalah tahap perkembangan usia sekolah diman
aanak pertama An H berusia 8 thn dan bersekolah
SD. Istri Ny W (40 Thn) sebagai ibu rumah tangga,
anak pertama An H (8thn), An A (6 Thn).
Keponakan dari Ny W ikut tinggal bersama
keluarga Tn H dari semenjak kecil. An A sudah 5
hari mengeluh batuk dan pilek. Ny W mengatakan
bahwa An A sudah diberi obat dari warung.
Kebiasaan berobat An A jarang ke puskesmas kalau
sakit hanya beli obat di warung. Saat pengkajian
ditemukan pemeriksaan TD: 110/70 mmHg, RR:
30X/ Ment, BB: 14 Kg, TB: 97 Cm.
12. Pengkajian
Struktur dan Sifat Keluarga
A. Kepala Keluarga
1.Nama KK Tn. N
Jenis Kelamin Laki-laki
Umur 56 Tahun
Agama Islam
Pendidikan SD tidak tamat (kls 2)
Pekerjaan Buruh
Alamat Dukuwaluh RT 01 RW 02
Purwokerto, Banyumas
13. B. Komposisi Keluarga
No Nama Umur Sex
Hubungan
dg KK
Pendidikan Pekerjaan
Status
imunisasi
Status
Kesehatan
1. W 40 Th P Istri SD IRT
Sehat
2. F 8 Th P Anak SD Pelajar
Imunisasi
tak
lengkap
Sehat
3. A 6 Th L Anak SD Pelajar
Imuisasi
tak
lengkap
Tidak sehat
4. R 12 Th P Ponakan SLTP Pelajar
Imunisasi
tak
lengkap
Sehat
14. C. Genogram
D. Tipe Keluarga
Keluarga Tn.N merupakan keluarga dengan tipe
keluarga Extended Family dimana terdiri dari
keluarga inti bapak, ibu dan anak ditambah
keponakan dan adik dari ibu.
15. E. Struktur peran
• Tn. N berperan sebagai kepala rumah tangga yang
bekerja sebagai buruh.
• Ny. Wberperan sebagai ibu rumah tangga yang
hanya mengurus keluarga beserta anak-anaknya.
• An. F berperan sebagai anak dari pasangan Tn. N
dan Ny. W yang merupakan anak pertama berperan
sebagai anak sekolah.
• An A merupakan anak kedua dari pasangan Tn. N
dan Ny. W berperan sebagai anak pra sekolah.
• An. R berperan sebagai keponakan atau anak dari
adik Ny. W yang saat ini diasuh oleh keluarga Tn. N
sejak kecil diasuh oleh Tn. N karena ayah dari An. R
meninggal dunia karena menderita TBC sejak An. R
masih kanak-kanak dan ibunya bekerja sebagai
TKW di Malaysia (terkadang ibunya pulang dan
tinggal dikeluarga Tn. N, biasanya pulang 6 bln-1
tahun sekali).
16. F. Suku Bangsa: Keluarga Tn. N termasuk dalam suku Jawa dan
kewarganegaraan Indonesia.
G. Agama: Semua anggota keluarga beragama Islam dan
menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran agama Islam.
H. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
• Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah tahapan
perkembangan dengan anak sekolah dimana anak I Tn
N berumur 8 thn dan sekolah SD. Tn. N bekerja sebagai
buruh yang berangkat pagi dan pulang sore hari.
• Tahap perkembangan keluarga yang belum dipenuhi
keluarga Tn. N adalah memenuhi kebutuhan dasar
keluarga yang meningkat, termasuk biaya kehidupan
dan kesehatan anggota keluarga (makan seadanya,
mainan anak Cuma 3, pakaian kurang, alat sekolah,
tidak ada fasilitas kamar mandi dan WC, bila anak sakit
terkadang hanya dibelikan obat apotik tanpa resep
dokter,bila tak sembuh baru diperiksakan ke
Puskesmas).
17. Riwayat Kesehatan
A. Kebutuhan Nutrisi
• Kebiasaan Makan: Makan 3x1 piring, dengan komposisi
seadanya terkadang 2 x 1 sehari.
• Kebiasaan Minum: Minum 6-8 gelas dengan minum air
teh dan putih. Untuk An.A kadang minum susu formula 2-
3 x / hari.
B. Kebutuhan Nutrisi
• Pola BAB: 1 kali sehari dan tidak ada penggunaan
laksatif
• Pola BAK: 5 – 6 kali per hari dan tidak terjadi
inkotinensia
C. Istirahat Tidur
• Waktu Tidur: Siang ½ jam dan malam 6 – 7 jam
• Waktu Bangun: bangun umumnya/seringnya jam 04.30
18. D. Kebersihan Diri
• Mandi: 2 kali sehari
• Gosok Gigi: 2 kali sehari
• Keramas: 1 minggu 2 kali
• Potong Kuku: 1 minggu 1 kali
E. Rekreasi /Waktu Senggang
• Keluarga mempunyai kegiatan (aktifitas)
rekreasi (melihat TV untuk hiburan keluarga).
19. Fungsi Keluarga
• Fungsi Afektif: Di antara anggota keluarga
terdapat perasaan saling menyayangi dan
menghargai satu sama lainnya.
• Fungsi Sosial: Hubungan sosial terjalin dengan
baik Ny. W selalu mengikuti perkumpulan PKK
setiap tanggal 7 setiap bulan di RTnya dan
perkumpulan Dasa Wisma setiap 2 minggu
sekali.
• Fungsi Reproduksi : Keluarga Tn. N dikaruniai
2 orang anak.
20. • Fungsi Ekonomi: Tn N bekerja sbg buruh dan
Ny W sbg ibu rumah tangga. Penghasilan Tn N
10000-20000/ hari. Biaya hidup keluarga Tn N
rata – rata 15000/ hari.
• Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga
1. Mengenal Masalah: keluarga Tn N dpt
mengenal bagimana kondisi sehat dan tdk
sehat di dlm keluarannya. Terbukti bahwa Ny
W mengatakan bahwa An A sudah 5 hari
mengeluh batuk dan pilek.
21. 2. Merawat Anggota Keluarga yg Sakit: Bila ada anggota
keluarga yang menderita sakit biasanya dibelikan obat
diapotik bila tidak sembuh baru dibawa ke fasilitas
kesehatan (Puskesmas).
3. Mengambil Keputusan: kebiasaan keluarga Tn N jarang
ke pelayanan kesehatan jika ada keluhan saja / sakit pergi ke
puskesmas. Apabilah ada anggota keluarga yg sakit hanya
diobati dgn membeli obat di apotik/ warung.
4. Modifikasi Lingkungan: keluarga Tn N kurang memahami
bagaimana memodifikasi lingkungan yg baik terlihat dgn
kondisi jendela dan meja banyak debu. Di dalam rumah Tn
N terdapat jendela melainkan jendela jarang di buka.
Banyak pakaian yg bergantung di kamar dan ruang makan
(bergantung di tembok). Serta kebiasaan Ny W memasak
dgn kayu bakar di dlm rumah dan asap pembakaran keluar
lewat pintu rumah . Keluarga Tn N tdk memiliki jamban
keluarga, bila ingin BAB selalu pergi ke sungai / kali dekat
rumah.
22. 5. Penggunaan Sarana Kesehatan: Keluarga
Tn N kurang memanfaatkan pelayanan
kesehatan karena keluarga Tn N jarang pergi
ke puskesmas jika sakit saja pergi ke
puskesmas.
23. Faktor Sosial, Budaya dan Ekonomi
A. Pekerjaan Tn. N
• Pekerjaan Tn. N adalah buruh.
• Ny. Wadalah ibu rumah tangga yang selalu menyiapkan dan
melayani keluarga, mengelola keuangan dari penghasilan yang
didapat Tn. N.
B. Penghasilan dan Pengeluaran
• Keluarga Tn. N mengatakan penghasilan yang ia peroleh cukup
untuk makan sehari-hari dan membiayai keluarganya. Penghasilan
setiap hari sekitar Rp. 10.000,00 (sepuluh ribu rupiah) sampai
dengan Rp. 20.000,- per hari. Biaya hidup rata-rata per hari Rp.
15.000,00 (limabelas ribu rupiah).
C. Simpanan/uang keluarga
• Sampai sekarang keluarga belum mempunyai simpanan/tabungan,
Tn. N berkeinginan untuk mempunyai jamban sendiri tetapi tidak
mempunyai dana.
D. Penentu keuangan keluarga
• Sebagai penentu keuangan keluarga adalah Tn.N selaku kepala
keluarga (kepala rumah tangga).
24. E. Sistem Nilai
• Nilai yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah
norma/budaya Jawa, semua anggota keluarga beragama
Islam dan menjalankan ajaran agama, misalnya sholat 5
waktu, mengaji dan sebagainya.
F. Hubungan dengan Masyarakat
• Ny. Wmengatakan selalu mengikuti acara PKK yang
diadakan di RT setiap bulan sekali serta Dawis 2 minggu
sekali.
• Tn. N mengikuti setiap bulan sekali setiap tanggal 10
mengikuti acara pertemuan RT dan mengikuti ronda
malam seminggu sekali.
• Dalam melaksanakan interaksi dengan keluarga tidak
mengalami hambatan.
G. Mobilitas geografis keluarga
• Tn. N menetap di rumah/tinggal di rumah yang telah
dimilikinya kini, dari warisan orang tua.
25. Faktor Lingkungan
A. Karakteristik Rumah
Rumah bentuk permanen dengan atap dari
genteng, dan seng, lantai sudah diplester,
tetapi dapur masih berlantai tanah. Ukuran
rumah 6,5 x 8 m2 menghadap ke barat.Tiap
kamar mempunyai jendela, namun sebagian
tidak dibuka sehingga siang hari tampak
gelap ruangan yang lain tidak ada ventilasi
(jendela). Penerangan sudah menggunakan
listrik tetapi kurang terang. Barang yang tak
terpakai,sepeda dll disimpan di gudang.
26. B. Persediaan air bersih
• Persediaan air bersih untuk minum dan
memasak diambil dari sumur. Air untuk
minum dimasak terlebih dahulu, mandi,
mencuci selalu di sumur tetapi bila BAB
disungai dengan jarak 12 meter dari rumah.
C. Pembuangan sampah
• Sampah yang terkumpul dibuang ke sungai.
D. Pembuanganair limbah
• Keluarga Tn.N membuang di belakang rumah,
air limbah yang dihasilkannya dan dibiarkan
meresap ke dalam tanah.
27. E. Lingkungan rumah
Lingkungan rumah cukup luas dengan perabotan
yang cukup jendela dan meja kursi tampak
banyak debu. Halaman rumah dan ruangan selalu
disapu. Banyak pakaian yang bergantungan di
kamar dan ruang makan (di tembok). Jendela
kamar jarang dibuka, sehingga siang hari tampak
gelap. Tn. N mengatakan mereka nyaman dengan
kondisi rumah yang sekarang. Kebiasaan Ny W
memasak dengan kayu bakar di dalam rumah dan
asap pembakaran keluar lewat pintu.
F. Jamban keluarga
Keluarga Tn. N tidak memiliki jamban, sehingga
bila BAB selalu di sungai (kali) yang tidak jauh
dari rumah sekitar 12 meter dari rumah.
28. G. Denah Rumah Tn N
KLIK…..
H. Karakteristik tetangga dan Komunitas
Sebagian tetangga bekerja sebagai buruh, ibu
rumah tangga dan pedagang. Hubungan dengan
anggota masyarakat tidak ada masalah. Setiap
bulan keluarga Tn. N mengikuti arisan yang
diadakan oleh RT dan setiap bulan sekali
mengikuti rapat RT dan ronda malam seminggu
sekali. Ny.R yaitu tetangga (belakang rumah)
Tn.N menderita penyakit TBC.
29. Psikologis
A. Status Emosi
1. Stressor jangka pendek dan jangka
panjang.
-Jangka Pendek: Sementara tidak mempunyai
masalah berat.hanya an.A sedang batuk.
- Jangka Panjang: Keluarga Tn. N.
memikirkan masalah biaya untuk hidup dan
keinginan untuk menyekolahkan anak-anaknya
setinggi-tingginya.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap
stressor. Keluarga menganggap ujian atau
30. 3. Stressor koping yang digunakan: Bila ada masalah Tn.N
dengan Ny. W selalu membicarakan satu sama lain untuk
mencari jalan keluar.
4. Strategi adaptasi disfungsional: Keluarga tidak pernah
menggunakan strategi adaptasi disfungsional meskipun dalam
kondisi yang parah.
B. Konsep Diri
• Body Image : Tn. N melihat dirinya sebagai kepala keluarga
bagi Ny.W, An. A, An F dan An. R. Persepsi dan perasaan Tn.
terhadap bentuk tubuh, postur tubuh, fungsi dan penampilan
diri, Tn N merasa lebih dari cukup terhadap gambaran dirinya.
• Personal Identity: Tn. N seorang kepala keluarga dengan 2
orang anak dan mempunyai istri Ny.W, juga keponakan An.R
.
31. • Ideal Diri : Tn. N mengharapkan dan selalu
berdoa kepada Allah SWT agar diberikan
ketabahan dan kesabaran dalam menghadapi
ujian/masalah dan dikabulkan cita-citanya
untuk dapat menyekolahkan anaknya setinggi-tingginya.
• Harga Diri: Tn. N menerima setiap
ujian/masalah yang dihadapi keluarganya
dengan ikhlas
C. Pola Komunikasi
Keluarga selalu menggunakan bahasa Jawa
dalam melaksanakan komunikasi dan setiap
ada masalah selalu dibicarakan satu sama lain.
32. Derajat Kesehatan
A. Kejadiaan Kesehatan
• Dalam bulan-bulan ini keluarga Tn. N lagi sehat, hanya anak A
sdh 5 hari menderita batuk dan flu tetapi tidak disertai dengan
demam, saat pengkajian masih batuk Sampai sekarang tidak
ada anggota keluarga Tn. N yang rawat inap/opname atau
harus menjalankan operasi.
B. Kejadiaan Cacat
• Tidak ada yang mengalami kecacatan
C. Kejadian Kematian dalam 1 Tahun terakhir
• Tidak ada anggota keluarga yang menderita sakit dan
menimbulkan kematian.
D. Perilaku Keluarga dalam Penanggulangan Sakit
• Apabila keluarga ada yang menderita sakit biasanya dibelikan
obat diapotik dan bila masih belum sembuh maka dibawa ke
Puskesmas.
34. Harapan Keluarga Terhadap
Tenaga Kesehatan
Keluarga Tn. N mengharapkan agar petugas
kesehatan dapat memberikan pelayanan
kesehatan terhadap mereka dan membantu bila
keluarga mengalami kesulitan dalam hal
kesehatan semaksimal mungkin.
36. Diagnosa Keperawtan Prioritas
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas An.A
pada keluarga Tn N berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengambil
keputusan yang tepat untuk mengatasi ISPA
2. Resiko terjadinya penyakit TBC berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga
memodifikasi lingkungan yang mendukung
kesehatan.