Dokumen tersebut merangkum pendekatan Floor Time untuk anak-anak dengan gangguan spektrum autisme. Pendekatan ini menekankan pada interaksi emosional antara pengasuh dengan anak melalui bermain bersama di lantai untuk membangun kapasitas perkembangan emosi dan hubungan sosial."
4. Clinical Professor of Psychiatry &
Pediatrics George Washington
University Medical School. Founder of
ICDL (The Interdisciplinary Council on
Developmental & Learning Disorder)
Clinical Child Psychologist , Diagnose
& Treatment. Member of Infant Mental
Health Program Washington DC.
Director ZERO TO THREE.
6. Evidence Base Practice
Kasus : 200 NDRC/MSDD (ASD DSM-
IV)
Skala CARS : 30 – 52
Cluster : Keluarga berpendidikan
tinggi
Usia : 18 bulan sampai 4 tahun
Periode : 8 tahun
Setelah 2 tahun 58 % hasil amat baik
pada bidang sosialisasi (90 % diatas usia
kronologisnya)
8. Mengatasi Gejala – Gejala
Sulit
Scripting & Echolalia
Stimulasi Diri, Gelisah, Lasak dan
Perilaku Aneh
Saat Makan, Tidur, Toileting,
Berpakaian, Meniru tantangan baru
Masalah Perilaku
Perasaan takut, marah
Tantrum, Kemunduran
Ketrampilan sosial
9. DAFTAR PERTANYAAN
FLOOR TIME
APAKAH DIA :
Tertarik dengan mainan (objek) atau
saya ?
Bereaksi atau berinisiatif ?
Membuka dan menutup beberapa
siklus komunikasi atau komunikasi
bertautan ?
Melabel atau menciptakan idenya
dalam komunikasi dan bermain ?
Memaksakan kehendak sendiri atau
berespons kepada ide saya dan
10. DASAR – DASAR PENDEKATAN
FLOOR TIME
Ikuti Anak
lalu bawa
anak
ke dunia
bersama
Beri masalah
Kembangkan
11. Proses Enam Langkah
Langkah 1 : Langkah – Langkah Kecil (Step by Step)
Langkah 2 : Floor Time
Langkah 3 : Memecahkan masalah secara simbolis
(Symbolic Play)
Langkah 4 : Berempati (Emphaty)
Langkah 5 : Menetapkan Harapan & Batasan (Hope &
Boundary)
Langkah 6 : Aturan Emas (Golden Rule)
12. The DIR
Model“D” = Developmental
(Kapasitas Perkembangan
EMOSI Fungsional)
“I” = Individual Differences
(Perbedaan Individu)
“R” = Relationship-based
(Hubungan Perasaan
/ Emosional)
13. HUBUNGAN
Interaksi antara
caregiver dengan anak dan
pola dalam keluarga
Interaksi antara guru dengan anak
Interaksi antara terapis dengan anak
Setiap caregiver perlu bertanya :
Tipe individu seperti apakah saya ini?
Bagaimana saya bereaksi terhadap emosi
yang berbeda?
Apakah anak berperilaku berbeda saat
bersama saya?
14. MEMBANGUN INTERAKSI POSITIF
Have Fun !
Tunjukkan ketertarikan &
antusias terhadap hal-hal
yang disenangi anak.
Dengarkan, jangan
menghakimi atau
menceramahi.
Bersimpati dan Berempati
15.
16.
17. THE DIR MODEL
KAPASITAS
PERKEMBANGAN EMOSI
FUNGSIONAL
Sembilan TAHAPAN
PROFIL PERKEMBANGAN
ANAK
PERBEDAAN INDIVIDU
Modulasi Sensori &
Pemrosesannya
Rencana Gerak dan
Pengurutan
Pemrosesan Auditori
Pemrosesan Visual - Spatial
HUBUNGAN
Pengasuh -Anak
Pola Interaksi Dalam
Keluarga
18. AKAR : PERBEDAAN INDIVIDU
Perkembangan Gerak
o Perencanaan dan Pengurutan Gerak
o Motorik Kasar dan Motorik Halus
o Keseimbangan dan Koordinasi
Pemrosesan Pendengaran / Bahasa
o Reseptif dan Ekspresif
Pemrosesan Visual - Spatial
o Mengurutkan dan Mengamati
o Berpikir Visual
Modulasi Sensori dan Pemrosesannya
o Sistem sensori yang berlebihan - kekurangan
o Sistem proprioseptif, vestibular, tactile
19. BATANG : SEMBILAN TAHAPAN
PERKEMBANGAN EMOSI
FUNGSIONAL1. REGULASI DIRI & MINAT TERHADAP DUNIA DI SEKELILINGNYA
(Shared Attention) Usia 0 – 3 bulan
2. KEAKRABAN (Engagement)
Usia 3- 6 bulan
3. KOMUNIKASI DUA ARAH (Continuous Flow Two –way Communication)
Usia 6 – 10 bulan
4. KOMUNIKASI KOMPLEKS (Social Problem Solving)
Usia 10 - 18 bulan
5. GAGASAN – GAGASAN EMOSIONAL (Symbolic & Meaningful Use
of Idea) Usia 18 – 30 bulan
6. BERPIKIR LOGIS (Building Bridges between LOGICAL ideas)
Usia 30 – 48 bulan
20. SEMBILAN TAHAPAN …
7. BERPIKIR ABSTRAK (MULTI – CAUSAL /
COMPARATIVE THINKING) (REMAJA)
8. BERPIKIR ABU – ABU (GREY AREA
THINKING)
(REMAJA)
9. BERPIKIR REFLEKTIF
(REFLECTIVE THINKING OFF AN
INTERNAL STANDARD) (DEWASA)
21. FLOOR TIME 1
1. REGULASI DIRI &
MINAT TERHADAP
DUNIA DI
SEKELILINGNYA
2. KEAKRABAN
22.
23. FLOOR TIME 1
1. REGULASI DIRI
Sistem Sensori dan Sistem
Emosi REGULASI DIRI
◦ Hipersensitivitas dan kebutuhan
sensori, dapat membatasi
perhatian dan “disregulate“ anak.
◦ Input & kebutuhan Emosi dapat
membatasi perhatian dan
“disregulate“ anak.
◦ Kita dapat menggunakan kedua
sistem (sensori dan emosi) untuk
memperoleh regulasi diri
24. FLOOR TIME 1
MINAT TERHADAP DUNIA DI
SEKELILINGNYA
Biarkan anak memimpin
dan ikutlah melakukan
bersamanya
Bergabung dengan aktivitas
anak
Gunakan hal-hal yang
disenangi anak, aktivitas,
objek untuk menimbulkan
ketertarikan emosional anak
25. FLOOR TIME 1
2. KEAKRABAN
Affect
Bermain menggunakan energi emosional personal,
dalam bentuk gesture / vokal, menunjukkan
ketertarikan pada anak atau aktivitasnya, untuk
meningkatkan kontak mata anak / mau memberikan
gerak-isyarat kepada kita.
Ciptakan gangguan dalam
bermain
Bermain dengan menciptakan gangguan fisik,
26. AFFECT = “EMOSI &
INTERAKSI”
Kata – kata Peneguhan
Waktu Berkualitas
Hadiah
Tindakan Pelayanan
Sentuhan Fisik
27. FLOOR TIME II
3. KOMUNIKASI 2 ARAH
Permainan Sensori (Sensory Play)
Gunakan hal-hal yang disenangi indra anak untuk membantunya
menikmati interaksi dengan kita. Contoh: ayun, pijat, putar
Berpura –pura bodoh (Playing Dumb)
Berpura-pura tidak mengetahui bagaimana cara melakukan
sesuatu atau apa yang diharapkan anak
*hal ini akan membuat anak menambah siklus komunikasi
dan interaksi untuk meminta anda melakukan sesuatu
untuknya.
28. FLOOR TIME II
4. KOMUNIKASI KOMPLEKS
Kemampuan untuk menyelesaikan gerak –
isyarat / masalah yang kompleks, merangkai
tindakan dalam pengurutan masalah yang
terperinci dan bertujuan.
29. FLOOR TIME II
4. KOMUNIKASI KOMPLEKS
Buatlah suatu masalah yang penyelesaiannya
membutuhkan banyak siklus komunikasi.
Buatlah komunikasi yang sederhana dan tambah
siklusnya
Ciptakan rintangan yang menarik
Selalu ganti permasalahan dan solusi pada aktivitas
yang sama agar anak selalu mempelajari sesuatu yang
baru
Pehatikan selalu level frustrasi anak yang muncul ketika
kita memberikan suatu tantangan. Kadang perlu untuk
mundur ke belakang dan menenangkan anak supaya
mereka menyelesaikan permasalahannya.
30. FLOOR TIME III
5. GAGASAN – GAGASAN
EMOSIONAL
IDE / KATA – KATA KREATIF &
BERMAKNA
Untuk KOMUNIKASI
SEDERHANA dan
KOMPLEKS.
31. FLOOR TIME III
MENCIPTAKAN IDE SEDERHANA
Membantu anak menggunakan
idenya. Ingat WAA ( Words,
Action,
Affect) kombinasikan ucapan
atau
ide dengan affect dan perilaku
anda
Dorong imajinasi anak dengan
hal
– hal yang familiar dengan
32. FLOOR TIME III
MENCIPTAKAN IDE
KOMPLEKS Dorong anak untuk lebih mengembangkan ide-
idenya, kenyataan atau khayalan dengan
melibatkan emosi.
Biarkan anak memimpin dan ikuti, bantu anak
membangun lebih banyak ide-ide dengan
menantang anak untuk mengembangkan
apa yang anak katakan
atau mainkan.
Berikan anak pilihan-pilihan
apa yang harus
mereka lakukan.
Dorong opini, bukan fakta
33. FLOOR TIME IV
6. BERPIKIR LOGIS
Bangunlah Jembatan Berlogika dengan
menghubungkan ide – ide.
Menjawab pertanyaan “W”
Komunikasi timbal - balik
34. FLOOR TIME IV
6. BERPIKIR LOGIS
Tantang anak anda dengan menggunakan open-ended
question, 5W (APA, SIAPA, KAPAN, DIMANA,
MENGAPA)
+1H (BAGAIMANA)
Berikan pilihan-pilihan jawaban yang mungkin jika anak
menolak merespon dari open-ended question.
Jika anak sudah mulai berpikir tidak sistematis atau
fragmanted, ajak anak anda kembali berpikir logis dengan
pura-pura bingung.
Ikutlah masuk dalam opini anak, bukan kenyataan (jika
anda tahu jawabannya, berarti itu adalah kenyataan)
35. FLOOR TIME IV
7. BERPIKIR ABSTRAK
Tanyakan berbagai sebab
“Mengapa ?”
Bandingkan dan bedakan
beberapa hal : A vs B
Tempatkan ide-ide dan
ketertarikan menjadi hirarki
yang paling penting sampai
tidak penting
36. FLOOR TIME IV
8. BERPIKIR ABU - ABU
Hindari polarized thinking (all or
nothing thinking). Temukan jalan
tengahnya.
Pahami perubahan bertahap,
tingkatan, dan pentingnya sesuatu,
seperti perasaan.
37. FLOOR TIME IV
9. BERPIKIR REFLEKTIF
Ungkapkan opini-opini tentang
perilaku dan perasaan sendiri.
contoh : saya lebih pemarah dari
biasanya,
di situasi ini.