SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Jumlah Uang Beredar di
Indonesia Sebelum dan Sesudah Krisis: Sebuah Analisis Ekonometrika
Oleh :
Awang Budi Kusumo
337620
Program Diploma Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi
Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
ABSTRAK
Penelitian ini menggunakan analisa regresi dengan model log untuk
menganalisa pengaruh pengeluaran pemerintah, cadangan devisa, serta angka
pengganda uang (money multiplier) terhadap jumlah uang beredar di Indonesia
untuk periode periode sebelum krisis (1990-1997), sesudah krisis (2005-2012) dan
secara keseluruhan (1990-2012).
PENDAHULUAN
Krisis global berdampak dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi
dunia, selain menyebabkan volume perdagangan global pada tahun 1998 merosot
tajam, juga akan berdampak pada banyaknya industri besar yang terancam
bangkrut, terjadinya penurunan kapasitas produksi, dan terjadinya lonjakan
jumlah pengangguran dunia. Bagi negara-negara berkembang dan emerging
markets, situasi ini dapat merusak fundamental perekonomian, dan memicu
terjadinya krisis ekonomi.
Indonesia merupakan negara small open economy, oleh karena itu
Indonesia merupakan Negara yang masih sangat bergantung dengan aliran dana
dari investor asing, dengan adanya krisis global pada tahun 1998 secara otomatis
para investor asing tersebut menarik dananya dari Indonesia. Hal ini yang
berakibat jatuhnya nilai mata uang kita.
Aliran dana asing yang tadinya akan digunakan untuk pembangunan
ekonomi dan untuk menjalankan perusahaan-perusahaan hilang, banyak
perusahaan menjadi tidak berdaya, yang pada ujungnya Negara kembalilah yang
harus menanggung hutang perbankan dan perusahaan swasta. seiring dengan
dampak dari krisis global pada tahun 1998 maka hubungan antara jumlah uang
beredar dan pertumbuhan ekonomi maupun laju inflasi cenderung kurang stabil di
Indonesia.
Inflasi di Indonesia juga berpengaruh terhadap masalah-masalah ekonomi
seperti, jumlah uang beredar (JUB), pengangguran, dan kinerja keuangan. Banyak
faktor yang dapat mempengaruhi naik turunnya jumlah uang beredar di Indonesia
baik dalam arti luas (M2) maupun dalam arti sempit (M1), antara lain tingkat suku
bunga, inflasi, nilai tukar rupiah, pengeluaran pemerintah, cadangan devisa, dan
angka pengganda uang.
Namun, sesuai dengan metode Nilawati (2000), tujuan penelitian yang
ingin dicapai adalah untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan dari besarnya
pengeluaran pemerintah, besarnya cadangan devisa serta besarnya angka
pengganda uang (money multiplier) terhadap jumlah uang yang beredar di
Indonesia dalam arti luas (M2)
KAJIAN PUSTAKA
Pada umumnya ada dua kebijakan yang dapat dilakukan oleh pemerintah
suatu negara, yaitu kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Kedua kebijakan
tersebut saling terkait dan tidak dapat dipisahkan. Kebijakan fiskal membahas
tentang kebijakan pemerintah untuk mengubah pengeluarannya dan penerimaan
dari pajak sedangkan kebijakan moneter mengarah kepada perubahan jumlah uang
beredar yang berpengaruh terhadap suku bunga dan selanjutnya mempengaruhi
tingkat investasi dan tingkat output.
Cadangan devisa merupakan stok mata uang asing yang dimiliki yang
sewaktu-waktu dapat digunakan untuk transaksi atau pembayaran internasional
(Nilawati, 2000:162).
Menurut Nosihin (1983), dikatakan bahwa penerimaan yang diterima
pemerintah dalam bentuk valuta asing yang kemudian ditukarkan dengan rupiah,
maka dalam proses pertukaran ini, akan meningkatkan cadangan aktiva Bank
Indonesia dan jumlah uang beredar bertambah dengan jumlah uang yang sama.
Jadi antara cadangan devisa dan jumlah uang beredar hubungannya cukup erat,
dimana jumlah cadangan devisa yang ditukarkan menambah jumlah uang beredar
dalam jumlah yang sama (Nilawati,2000:161).
Angka pengganda uang (money multiplier) adalah bagian dari proses
penciptaan uang oleh bank umum. Ada beberapa pengertian dari angka pengganda
uang yaitu, angka pengganda uang merupakan bagian dari proses pasar yaitu
penyesuaian antara permintaan dan penawaran uang (Nilawati, 2000:162).
Jumlah uang beredar (JUB) yaitu M1 (uang dalam arti sempit) yang terdiri dari
uang kartal dan uang giral, dan M2 (uang dalam arti luas) yang terdiri dari M1
ditambah uang kuasi (Nilawati, 2000:162).
HIPOTESIS
Hipotesis penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut: diduga terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara pengeluaran pemerintah, cadangan
devisa, dan angka pengganda uang terhadap jumlah uang beredar di Indonesia
dalam arti luas (M2) pada waktu sebelum krisis, sesudah krisis, dan secara
keseluruhan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan analisa regresi berganda dengan menerapkan
model log. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari satu
variabel tidak bebas dan tiga variabel bebas. Variabel tidak bebas adalah jumlah
uang beredar (M2) yaitu uang dalam arti luas yang terdiri dari M1 ditambah uang
kuasi. Variabel bebas terdiri dari pengeluaran pemerintah (G) yaitu total
pengeluaran baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan; cadangan
devisa (CDR) yaitu mata uang asing yang dimiliki; serta angka pengganda uang
(mm). Sebelum melakukan perhitungan regresi, dilakukan pengujian autokorelasi
Durbin Watson. Pengujian ini dilakukan dengan aplikasi Eviews
SUMBER DATA
Penelitian ini menggunakan ketersediaan data sekunder yang diperoleh
dari Bank Indonesia (Laporan Tahunan serta Laporan Triwulanan). Data
triwulanan dari tahun 2005 sampai tahun 2012 digunakan untuk pengeluaran
pemerintah, cadangan devisa, angka pengganda uang (money multiplier) dan
jumlah uang beredar dalam arti luas (M2).
Tabel 1. Jumlah Uang Beredar (M2), Pengeluaran Pemerintah (G),
Cadangan Devisa (CDR), dan Angka Pengganda Uang (mm), 2005-2012
Periode M2 G CDR mm Log M2 Log G Log CDR Log mm
2005 I 1016237 26823.3 36221 5.58 6.007 4.429 4.55896 0.74663
II 1054730.3 28813.6 34969 5.56 6.02314 4.460 4.54368 0.74507
III 1118233.7 34641 31236 5.48 6.04853 4.540 4.49466 0.73878
IV 1179074.3 44347.7 33537 4.9 6.07154 4.647 4.52552 0.6902
2006 I 1193265 29909.8 36894 5.15 6.07674 4.476 4.56696 0.71181
II 1229758 37102.5 42386 5.15 6.08982 4.569 4.62722 0.71181
III 1270003.3 35237.2 41825 5.02 6.1038 4.547 4.62144 0.7007
IV 1348762.3 45314.2 41353 4.84 6.12994 4.656 4.61651 0.68485
2007 I 1368891.3 31021.7 45392 5.03 6.13637 4.492 4.65698 0.70157
II 1409549.3 38522.1 46782 5.02 6.14908 4.586 4.67008 0.7007
III 1491083 37537.8 52060 4.98 6.1735 4.574 4.7165 0.69723
IV 1576516 46228 55324 4.71 6.1977 4.665 4.74291 0.67302
2008 I 1590615.7 32145.8 57370 4.88 6.20157 4.507 4.75868 0.68842
II 1648245.7 40547.5 58562 4.91 6.21702 4.608 4.76762 0.69108
III 1707567 42816.6 58676 4.74 6.23238 4.632 4.76846 0.67578
IV 1842648.7 53787.3 50800 5.78 6.26544 4.731 4.70586 0.76193
2009 I 1886667.3 38332 54800 8.43 6.2757 4.584 4.73878 0.92583
II 1933366.3 47428 58800 8.87 6.28631 4.676 4.76938 0.94792
III 1991584.7 47234 64890 9.7 6.2992 4.674 4.81218 0.98677
IV 2075035.7 62913 61800 9.6 6.31703 4.799 4.79099 0.98227
2010 I 1804115 69356 69800 9.87 6.25626 4.841 4.84386 0.99432
II 1818344.3 62812 81300 9.9 6.25968 4.798 4.91009 0.99564
III 1831088 69406 86500 9.53 6.26271 4.841 4.93702 0.97909
IV 1842648.7 90243 96200 9.63 6.26544 4.955 4.98318 0.98363
2011 I 2436075.7 196700 99333 9.9 6.38669 5.294 4.99709 0.99564
II 2477516 177800 118500 9.63 6.39402 5.250 5.07372 0.98363
III 2609744.3 276200 120570 8.87 6.4166 5.441 5.08124 0.94792
IV 2761515 296100 111810 9.47 6.44115 5.471 5.04848 0.97635
2012 I 2863095.3 261890 112000 9.99 6.45684 5.418 5.04922 0.99957
II 2989890.3 229890 112200 9.9 6.47566 5.362 5.04999 0.99564
III 3089793.3 283500 110490 9.5 6.48993 5.453 5.04332 0.97772
IV 3223833.3 246460 116400 9.47 6.50837 5.392 5.06595 0.97635
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Analisa regresi dengan model log dilakukan untuk menentukan pengaruh
dari pengeluaran pemerintah, cadangan devisa serta angka pengganda uang
terhadap jumlah uang yang beredar. Analisa ini dibuat didasarkan analisa Nilawati
(2000) namun ada perbedaan penting dimana analisa ini dilakukan untuk tiga
periode waktu yaitu sebelum krisis ekonomi (tahun 1990, triwulan 1 sampai tahun
1997 triwulan 2); sesudah krisis mulai (tahun 1997 triwulan 3 sampai tahun 2012
triwulan 4); serta seluruhnya, dari tahun 1990, triwulan 1 sampai tahun 2012,
triwulan 4).
Hasil untuk analisa sebelum krisis ditunjukan di tabel Angka R2 adalah
0.910155 yang berarti 91% dari perubahan yang terjadi pada jumlah uang beredar
(M2) dapat dijelaskan oleh perubahan pada variabel pengeluaran pemerintah,
cadangan devisa, angka pengganda uang. Dari uji F-test didapat Fhitung adalah
94.50299 dengan tingkat signifikansi 0.000. Oleh karena probabilitas 0.000 jauh
lebih kecil dari 0.05 maka model regresi ini dapat digunakan untuk memprediksi
jumlah uang beredar (M2) atau dapat dikatakan, pengeluaran pemerintah,
cadangan devisa, dan angka pengganda uang secara bersama-sama berpengaruh
terhadap jumlah uang beredar (M2).
Dari hasil uji t di tabel dapat dilihat bahwa variabel pengeluaran
pemerintah (G) dan angka pengganda uang (mm) menjadi signifikan dengan a =
0.05 sedangkan pengaruh cadangan devisa tidak signifikan. Pengaruh dari
pengeluaran pemerintah menjadi positif sedangkan pengaruh dari money
multiplier menjadi negatif, terbalik dari dugaan.
Dependent Variable: LOGCDR
Method: Least Squares
Date: 04/16/14 Time: 15:36
Sample: 2005Q1 2012Q4
Included observations: 32
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
LOGG 0.151781 0.071591 2.120114 0.0430
LOGJUB 0.724556 0.191099 3.791526 0.0007
LOGMM 0.211710 0.123337 1.716524 0.0971
C -0.639148 0.895045 -0.714096 0.4811
R-squared 0.910115 Mean dependent var 4.798016
Adjusted R-squared 0.900484 S.D. dependent var 0.186873
S.E. of regression 0.058951 Akaike info criterion -2.707743
Sum squared resid 0.097307 Schwarz criterion -2.524526
Log likelihood 47.32389 Hannan-Quinn criter. -2.647012
F-statistic 94.50299 Durbin-Watson stat 0.819729
Prob(F-statistic) 0.000000
a. Hasil analisa sesudah krisis ditunjukan dalam tabel diatas. Angka R2
menjadi 0.910115 yang menurun dari sebelum krisis, namun masih
dianggap tinggi. Nilai uji F-test 94.50299 menunjukkan bahwa persamaan
regresi ini menjadi signikan dan mampu menjelaskan perubahan yang
terjadi pada jumlah uang beredar.
b. Pengujian Durbin-Watson menunjukkan tidak adanya autokorelasi. Hasil
uji t untuk analisa ini menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah (G)
tetap berpengaruh positif, cadangan devisa (CDR) juga berpengaruh secara
signifikan dan positif sedangkan angka pengganda uang tidak menjadi
signifikan.
c. Hasil analisa ini menunjukkan persamaan dan perbedaan dari hasil analisa
sebelumnya dari Nilawati (2000). Persamaannya, bahwa untuk variabel
pengeluaran pemerintah (G) dan cadangan devisa (CDR) sama-sama
mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap jumlah uang
beredar dalam arti yang luas (M2).
d. Untuk variabel angka pengganda uang (mm) analisa secara statistik sama-
sama tidak menunjukkan bahwa variabel ini menjadi signifikan terhadap
jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) Perbedaan dari hasil analisa ini
dengan Nilawati : periode penelitian Nilawati hanya secara keseluruhan
yaitu mulai tahun 1992 - 1998, sedangkan periode penelitian penulis tahun
2005 - 2012, juga membagi periode penelitian dalam jangka pendek yaitu
sebelum dan sesudah krisis.
e. Periode penelitian sebelum krisis didapati hasil bahwa untuk variabel
pengeluaran pemerintah dan angka pengganda uang (mm) signifikan
terhadap jumlah uang beredar, hanya variabel cadangan devisa yang tidak
signifikan terhadap jumlah uang beredar. Untuk periode sesudah krisis
didapati hasil hanya variabel pengeluaran pemerintah saja yang signifikan
terhadap jumlah uang beredar, sedangkan untuk variabel cadangan devisa
dan angka pengganda uang (mm) tidak signifikan terhadap jumlah uang
beredar. besarnya elastisitas antara cadangan devisa terhadap jumlah uang
beredar juga berbeda,namun kedua hasil sama-sama menunjukkan hasil
yang tidak elastis.
KESIMPULAN DAN SARAN
Penelitian ini menggunakan analisa regresi model log untuk menganalisa
pengaruh pengeluaran pemerintah, cadangan devisa, serta angka pengganda uang
terhadap jumlah uang beredar di Indonesia periode 2005-2012. Analisa dibagi
pada dua periode waktu, yaitu sebelum krisis (1990-1997), dan sesudah krisis
(2005-2012). Sebelum krisis dapat disimpulkan bahwa pengeluaran pemerintah
secara signifikan berpengaruh positif terhadap jumlah uang beredar (M2);
cadangan devisa tidak signifikan terhadap jumlah uang beredar; sedangkan angka
pengganda uang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah uang
beredar.
Analisis sesudah krisis dapat disimpulkan bahwa pengeluaran pemerintah
secara signifikan berpengaruh positif terhadap jumlah uang beredar sedangkan
dua variabel lainnya, yaitu cadangan devisa dan money multiplier tidak signifikan.
Dalam jangka panjang yaitu periode Januari 1990 sampai Desember 1999 dapat
disimpulkan bahwa pengeluaran pemerintah dan cadangan devisa berpengaruh
secara signifikan dan positif terhadap jumlah uang beredar sedang angka
pengganda uang tidak signifikan.
Untuk jangka panjang variabel pengeluaran pemerintah signifikan
terhadap jumlah uang beredar (M2) karena pengeluaran pemerintah dibiayai
dengan rupiah sehingga secara langsung berpengaruh terhadap jumlah uang
beredar dalam arti luas (M2). Untuk jangka panjang variabel cadangan devisa
signifikan terhadap jumlah uang beredar (M2) karena cadangan devisa yang ada
biasanya dibelanjakan untuk pengeluaran tahun itu juga dan ditukarkan dengan
rupiah sehingga secara langsung berpengaruh terhadap jumlah uang beredar dalam
arti luas (M2).
Sebagai saran, pemerintah mungkin sebaiknya terus menerapkan kebijakan
pengeluaran pemerintah baik pada waktu sebelum dan sesudah krisis untuk
periode berikutnya sebab kebijakan tersebut terbukti efektif untuk mengendalikan
jumlah uang yang beredar (M2).
Contoh kebijakan pengeluaran pemerintah tersebut antara lain adalah
a. kebijakan pengeluaran pemerintah untuk belanja pegawai, belanja barang,
subsidi daerah otonom, subsidi pupuk, pembangunan daerah, bantuan
desa, dan inpres desa tertinggal. Pemerintah hendaknya berusaha untuk
meningkatkan cadangan devisa sebab dari hasil penelitian terlihat bahwa
cadangan devisa khususnya untuk periode sesudah krisis cadangan devisa
Indonesia terus menurun dan cadangan tersebut merupakan cadangan
devisa yang semu dalam arti cadangan devisa tidak diperoleh dari surplus
ekspor melainkan dari utang luar negeri.
b. Sehingga karena sebagian cadangan devisa merupakan atau diperoleh dari
utang luar negeri maka kebijakan cadangan devisa tidak dapat digunakan
untuk mempengaruhi jumlah uang beredar dalam rangka pengendalian
jumlah uang beredar (M2) agar tidak terjadi money supply yang lebih
besar daripada penawaran barang yang bisa berakibat inflasi. Pemerintah
hendaknya tidak perlu mengandalkan money multiplier untuk
mengendalikan peredaran uang karena dari hasil penelitian terbukti bahwa
variabel angka pengganda uang dalam jangka panjang tidak signifikan
terhadap jumlah uang beredar di Indonesia dalam arti luas (M2) karena
money multiplier setiap tahun berubah-ubah sesuai dengan kondisi
Indonesia yang tidak stabil yang berarti angka pengganda uang tidak
berpengaruh terhadap jumlah uang beredar (M2) dicapai oleh Pemerintah
dalam menghabiskan dana APBN/APBD. Jika tidak ada kinerja yang
dicapai maka tidak boleh se-sen-pun uang Negara dibelanjakan.
c. Profesionalitas. Karena uang Negara merupakan uang rakyat yang harus
bernilai maksimal (value for money) bagi kesejahteraan masyarakat,
bukan hanya kesejahteraan aparatur Negara. Oleh karena itu, pengelolaan
Keuangan Negara harus dikelola secara professional. Penerapan sistem
akuntansi keuangan harus benar-benar diterapkan baik untuk APBN
maupun APBD.
d. Keterbukaan dalam pengelolaan keuangan Negara. Rakyat berhak tahu
kemana dan untuk apa anggaran Negara dibelanjakan. Dalam
pertanggungjawaban Keuangan Negara, masyarakat perlu diberikan hak
untuk mengetahui pertanggungjawaban Keuangan Negara yang dilakukan
oleh Negara atau daerah. Minimal, Laporan Pertanggungjawaban
Pemerintah perlu dipublikasikan sehingga masyarakat dapat menilai
pertanggungjawaban tersebut.
e. Pemeriksaan keuangan oleh badan pemeriksa yang bebas dan mandiri. Ini
merupakan amanah baru bagi BPK-RI terutama untuk memeriksa
pertanggungjawaban kepala daerah yang sebelumnya tidak ada kewajiban
tersebut. Sebelum laporan pertanggungjawaban Pemerintah (Perhitungan
Anggaran Negara) dan laporan pertanggungjawaban kepala daerah
disampaikan kepada DPR/DPRD, wajib diperiksa terlebih dahulu oleh
BPK-RI.
f. Keuangan Negara dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-
undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggungjawab
dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.6. APBN/APBD
mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi,
dan stabilisasi. Hal berikutnya mengenai audit Keuangan Negara. Audit
keuangan Negara dalam peket UU tentang Keuangan Negara ditetapkan
dengan UU 15/2004. Dari UU tersebut, secara jelas Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) diamanahi suatu tugas berat yaitu melakukan
pemeriksaan (audit) atas pengelolaan dan tanggung jawab seluruh unsur
keuangan negara. Beberapa hal yang dirasakan sebagai kemajuan dari
penetapan UU Pemeriksaan tersebut antara lain:1. BPK diberikan
kebebasan dan kemandirian dalam menentukan obyek pemeriksaan,
perencanaan dan pelaksanaan, penyusunan dan penyajian laporan audit.
Meskipun demikian, lembaga perwakilan (DPR, DPD, DPRD Provinsi dan
DPRD Kabupaten/Kota) dapat memberikan saran dan mengadakan
pertemuan konsultasi dengan BPK dalam perencanaan tugas pemeriksaan.
Sehingga tidak dapat dan tidak perlu digunakan untuk mengendalikan
jumlah uang beredar dalam arti luas di Indonesia (M2).
g. Akuntabilitas. Akuntabilitas berorientasi pada hasil. Hal ini merupakan
landasan penerapan anggaran berbasis kinerja. Artinya, dalam
h. pertanggungjawaban Keuangan Negara, akan dilihat kinerja apa yang telah
DAFTAR PUSTAKA
Bank Indonesia. 2005-2012. Laporan Tahunan Bank Indonesia, Tahun 2005-2012.
Bank Indonesia. 2005-2012. Laporan Triwulan Bank Indonesia, Tahun 2005-
2012.
SEKI BI, Processed by Trade Data and Information Center, Ministry of Trade.
Lily Prayitno, dkk. 2002. “Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Jumlah
Uang Beredar di Indonesia Sebelum dan Sesudah Krisis: Sebuah Analisis
Ekonometrika”. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 4 No. 1. Maret. Hal.
46-55.
Nilawati. 2000. “Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Cadangan Devisa dan Angka
Pengganda Uang Terhadap Perkembangan Jumlah Uang Beredar di Indonesia”.
Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 2. Agustus. Hal. 64-72.
Bank Indonesia. 2005-2012. Cadanga Devisa Indonesia, Tahun 2005-2012.
Badan Pusat Statistik. Pengeluaran Pemerintah, tahun 2005-2012.

More Related Content

What's hot

Dampak ketidakstabilan nilai tukar terhadap permintaan uang di
Dampak ketidakstabilan nilai tukar terhadap permintaan uang diDampak ketidakstabilan nilai tukar terhadap permintaan uang di
Dampak ketidakstabilan nilai tukar terhadap permintaan uang diSastyo Darmawan
 
Kebijakan Moneter Bulanan - Bank Indonesia
Kebijakan Moneter Bulanan - Bank IndonesiaKebijakan Moneter Bulanan - Bank Indonesia
Kebijakan Moneter Bulanan - Bank IndonesiaBambang Muliyadi
 
Ppt iero september 2013
Ppt iero september 2013Ppt iero september 2013
Ppt iero september 2013Rosa Kristiadi
 
Bps asumsi makro apbn 2013
Bps asumsi makro apbn 2013Bps asumsi makro apbn 2013
Bps asumsi makro apbn 2013Abdul Hadi Ilman
 
Indonesia economic outlook 2018
Indonesia economic outlook 2018Indonesia economic outlook 2018
Indonesia economic outlook 2018Bambang Muliyadi
 
Krisis global dan kenaikan harga pangan umi hanik
Krisis global dan kenaikan harga pangan umi hanikKrisis global dan kenaikan harga pangan umi hanik
Krisis global dan kenaikan harga pangan umi hanikUmi Hanik
 
Presentation BAPPENAS 2018
Presentation BAPPENAS 2018Presentation BAPPENAS 2018
Presentation BAPPENAS 2018Setiono Winardi
 
Makalah Inflasi dalam Perspektif Islam BAB II
Makalah Inflasi dalam Perspektif Islam BAB IIMakalah Inflasi dalam Perspektif Islam BAB II
Makalah Inflasi dalam Perspektif Islam BAB IIRifatin Aprilia
 
Indonesia Global Markets Outlook 2009
Indonesia Global Markets Outlook 2009Indonesia Global Markets Outlook 2009
Indonesia Global Markets Outlook 2009styer
 
Indonesian Economic Review and Outlook No 3 Tahun II/September 2013
Indonesian Economic Review and Outlook No 3 Tahun II/September 2013Indonesian Economic Review and Outlook No 3 Tahun II/September 2013
Indonesian Economic Review and Outlook No 3 Tahun II/September 2013Rosa Kristiadi
 
Kerawanan pangan dan inflasi umi hanik
Kerawanan pangan dan inflasi umi hanikKerawanan pangan dan inflasi umi hanik
Kerawanan pangan dan inflasi umi hanikUmi Hanik
 
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018Tony Hidayat
 
Tugas eko. moneter (inflasi)
Tugas eko. moneter (inflasi)Tugas eko. moneter (inflasi)
Tugas eko. moneter (inflasi)Supriadi Muslimin
 
Laporan Awal Kerangka Ekonomi Makro Kota Tanjungpinang
Laporan Awal Kerangka Ekonomi Makro Kota TanjungpinangLaporan Awal Kerangka Ekonomi Makro Kota Tanjungpinang
Laporan Awal Kerangka Ekonomi Makro Kota TanjungpinangShahril Budiman Png
 

What's hot (19)

T
TT
T
 
Dampak ketidakstabilan nilai tukar terhadap permintaan uang di
Dampak ketidakstabilan nilai tukar terhadap permintaan uang diDampak ketidakstabilan nilai tukar terhadap permintaan uang di
Dampak ketidakstabilan nilai tukar terhadap permintaan uang di
 
Kebijakan Moneter Bulanan - Bank Indonesia
Kebijakan Moneter Bulanan - Bank IndonesiaKebijakan Moneter Bulanan - Bank Indonesia
Kebijakan Moneter Bulanan - Bank Indonesia
 
Ppt iero september 2013
Ppt iero september 2013Ppt iero september 2013
Ppt iero september 2013
 
Bps asumsi makro apbn 2013
Bps asumsi makro apbn 2013Bps asumsi makro apbn 2013
Bps asumsi makro apbn 2013
 
Indonesia economic outlook 2018
Indonesia economic outlook 2018Indonesia economic outlook 2018
Indonesia economic outlook 2018
 
Kuliah umum bkf
Kuliah umum bkfKuliah umum bkf
Kuliah umum bkf
 
Krisis global dan kenaikan harga pangan umi hanik
Krisis global dan kenaikan harga pangan umi hanikKrisis global dan kenaikan harga pangan umi hanik
Krisis global dan kenaikan harga pangan umi hanik
 
Presentation BAPPENAS 2018
Presentation BAPPENAS 2018Presentation BAPPENAS 2018
Presentation BAPPENAS 2018
 
Makalah Inflasi dalam Perspektif Islam BAB II
Makalah Inflasi dalam Perspektif Islam BAB IIMakalah Inflasi dalam Perspektif Islam BAB II
Makalah Inflasi dalam Perspektif Islam BAB II
 
BPS Q3 2017
BPS Q3 2017BPS Q3 2017
BPS Q3 2017
 
Indonesia Global Markets Outlook 2009
Indonesia Global Markets Outlook 2009Indonesia Global Markets Outlook 2009
Indonesia Global Markets Outlook 2009
 
Outlook-Ekonomi-2017
Outlook-Ekonomi-2017Outlook-Ekonomi-2017
Outlook-Ekonomi-2017
 
Indonesian Economic Review and Outlook No 3 Tahun II/September 2013
Indonesian Economic Review and Outlook No 3 Tahun II/September 2013Indonesian Economic Review and Outlook No 3 Tahun II/September 2013
Indonesian Economic Review and Outlook No 3 Tahun II/September 2013
 
Proyeksi PDRB Kota Singkawang Tahun 2013-2017
Proyeksi PDRB Kota Singkawang Tahun 2013-2017Proyeksi PDRB Kota Singkawang Tahun 2013-2017
Proyeksi PDRB Kota Singkawang Tahun 2013-2017
 
Kerawanan pangan dan inflasi umi hanik
Kerawanan pangan dan inflasi umi hanikKerawanan pangan dan inflasi umi hanik
Kerawanan pangan dan inflasi umi hanik
 
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018
 
Tugas eko. moneter (inflasi)
Tugas eko. moneter (inflasi)Tugas eko. moneter (inflasi)
Tugas eko. moneter (inflasi)
 
Laporan Awal Kerangka Ekonomi Makro Kota Tanjungpinang
Laporan Awal Kerangka Ekonomi Makro Kota TanjungpinangLaporan Awal Kerangka Ekonomi Makro Kota Tanjungpinang
Laporan Awal Kerangka Ekonomi Makro Kota Tanjungpinang
 

Viewers also liked

The Heterogenous Effects of Government Spending - by Axelle Ferriere and Gast...
The Heterogenous Effects of Government Spending - by Axelle Ferriere and Gast...The Heterogenous Effects of Government Spending - by Axelle Ferriere and Gast...
The Heterogenous Effects of Government Spending - by Axelle Ferriere and Gast...ADEMU_Project
 
Cover buku saku reformasi birokrasi bpn ri
Cover buku saku reformasi birokrasi bpn riCover buku saku reformasi birokrasi bpn ri
Cover buku saku reformasi birokrasi bpn riRatna Nandri
 
Latter of intent 15 jan 1998
Latter of intent 15 jan 1998Latter of intent 15 jan 1998
Latter of intent 15 jan 1998Kusmiati
 
Menghitung biaya produksi
Menghitung biaya produksiMenghitung biaya produksi
Menghitung biaya produksigino tugino
 
Bahan buku bank dan lembaga keuangan 1
Bahan buku  bank dan lembaga keuangan 1Bahan buku  bank dan lembaga keuangan 1
Bahan buku bank dan lembaga keuangan 1Septiyan Hudan Fuadi
 
Peran perbankan dalam perekonomian di indonesia
Peran perbankan dalam perekonomian di indonesiaPeran perbankan dalam perekonomian di indonesia
Peran perbankan dalam perekonomian di indonesiaamirawulandari
 
Hpp perusahaan manufaktur
Hpp perusahaan manufakturHpp perusahaan manufaktur
Hpp perusahaan manufakturSidik Abdullah
 
Makalah pertumbuhan uang dan inflasi
Makalah pertumbuhan uang dan inflasiMakalah pertumbuhan uang dan inflasi
Makalah pertumbuhan uang dan inflasiAjeng Faiza
 
Roadmap Reformasi Birokrasi 2015-2019 dan Peran LAN
Roadmap Reformasi Birokrasi 2015-2019 dan Peran LANRoadmap Reformasi Birokrasi 2015-2019 dan Peran LAN
Roadmap Reformasi Birokrasi 2015-2019 dan Peran LANTri Widodo W. UTOMO
 

Viewers also liked (14)

Jumlah uang beredar
Jumlah uang beredarJumlah uang beredar
Jumlah uang beredar
 
The Heterogenous Effects of Government Spending - by Axelle Ferriere and Gast...
The Heterogenous Effects of Government Spending - by Axelle Ferriere and Gast...The Heterogenous Effects of Government Spending - by Axelle Ferriere and Gast...
The Heterogenous Effects of Government Spending - by Axelle Ferriere and Gast...
 
1
11
1
 
Cover buku saku reformasi birokrasi bpn ri
Cover buku saku reformasi birokrasi bpn riCover buku saku reformasi birokrasi bpn ri
Cover buku saku reformasi birokrasi bpn ri
 
Latter of intent 15 jan 1998
Latter of intent 15 jan 1998Latter of intent 15 jan 1998
Latter of intent 15 jan 1998
 
Biaya produksi
Biaya produksiBiaya produksi
Biaya produksi
 
Menghitung biaya produksi
Menghitung biaya produksiMenghitung biaya produksi
Menghitung biaya produksi
 
Bahan buku bank dan lembaga keuangan 1
Bahan buku  bank dan lembaga keuangan 1Bahan buku  bank dan lembaga keuangan 1
Bahan buku bank dan lembaga keuangan 1
 
Peran perbankan dalam perekonomian di indonesia
Peran perbankan dalam perekonomian di indonesiaPeran perbankan dalam perekonomian di indonesia
Peran perbankan dalam perekonomian di indonesia
 
Makalah kebijakan moneter
Makalah kebijakan moneterMakalah kebijakan moneter
Makalah kebijakan moneter
 
Hpp perusahaan manufaktur
Hpp perusahaan manufakturHpp perusahaan manufaktur
Hpp perusahaan manufaktur
 
Makalah pertumbuhan uang dan inflasi
Makalah pertumbuhan uang dan inflasiMakalah pertumbuhan uang dan inflasi
Makalah pertumbuhan uang dan inflasi
 
Roadmap Reformasi Birokrasi 2015-2019 dan Peran LAN
Roadmap Reformasi Birokrasi 2015-2019 dan Peran LANRoadmap Reformasi Birokrasi 2015-2019 dan Peran LAN
Roadmap Reformasi Birokrasi 2015-2019 dan Peran LAN
 
Uang power point
Uang power pointUang power point
Uang power point
 

Similar to Faktor Pengaruh Uang Beredar Indonesia

Norma Selestia-43222120010-TM 12.docx
Norma Selestia-43222120010-TM 12.docxNorma Selestia-43222120010-TM 12.docx
Norma Selestia-43222120010-TM 12.docxNormaSelestia
 
Analisis Neraca Pembayaran Indonesia Pendekatan Model ECM.pdf
Analisis Neraca Pembayaran Indonesia Pendekatan Model ECM.pdfAnalisis Neraca Pembayaran Indonesia Pendekatan Model ECM.pdf
Analisis Neraca Pembayaran Indonesia Pendekatan Model ECM.pdfpoppy251661
 
Disusun Oleh Kelompok 2 kerangka kerja kebijakan moneter.pdf
Disusun Oleh  Kelompok 2 kerangka kerja kebijakan moneter.pdfDisusun Oleh  Kelompok 2 kerangka kerja kebijakan moneter.pdf
Disusun Oleh Kelompok 2 kerangka kerja kebijakan moneter.pdfMeliSaputri41
 
Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Perimbangan Terhadap Pertumbuhan Ek...
 Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Perimbangan Terhadap Pertumbuhan Ek... Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Perimbangan Terhadap Pertumbuhan Ek...
Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Perimbangan Terhadap Pertumbuhan Ek...Deady Rizky Yunanto
 
Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Pengurangan Kemacetan lalu lintas
Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Pengurangan Kemacetan lalu lintasKebijakan Fiskal dan Moneter dalam Pengurangan Kemacetan lalu lintas
Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Pengurangan Kemacetan lalu lintasbramantiyo marjuki
 
Hutang Luar Negeri Pemerintah Indonesia: Dampaknya terhadap Tabungan Domnesti...
Hutang Luar Negeri Pemerintah Indonesia: Dampaknya terhadap Tabungan Domnesti...Hutang Luar Negeri Pemerintah Indonesia: Dampaknya terhadap Tabungan Domnesti...
Hutang Luar Negeri Pemerintah Indonesia: Dampaknya terhadap Tabungan Domnesti...Oswar Mungkasa
 
Tugas kelompok pak marja1
Tugas kelompok pak marja1Tugas kelompok pak marja1
Tugas kelompok pak marja1IPDN
 
SKRIPSI YOLANDA ASLI.docx
SKRIPSI YOLANDA ASLI.docxSKRIPSI YOLANDA ASLI.docx
SKRIPSI YOLANDA ASLI.docxMustani98
 
Pembangunan Keuangan & Pertumbuhan Ekonomi
Pembangunan Keuangan & Pertumbuhan EkonomiPembangunan Keuangan & Pertumbuhan Ekonomi
Pembangunan Keuangan & Pertumbuhan EkonomiAr Tinambunan
 
TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI KEBIJAKAN MAKROEKONOMI (EKONOMI MAKRO).pptx
TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI KEBIJAKAN MAKROEKONOMI (EKONOMI MAKRO).pptxTEORI PERTUMBUHAN EKONOMI KEBIJAKAN MAKROEKONOMI (EKONOMI MAKRO).pptx
TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI KEBIJAKAN MAKROEKONOMI (EKONOMI MAKRO).pptxZefanya9
 
Financial Crisis 1998_What and Why.pdf
Financial Crisis 1998_What and Why.pdfFinancial Crisis 1998_What and Why.pdf
Financial Crisis 1998_What and Why.pdfFebrianYalisman
 
Pengantar ekonomi-makro-pertemuan-1
Pengantar ekonomi-makro-pertemuan-1Pengantar ekonomi-makro-pertemuan-1
Pengantar ekonomi-makro-pertemuan-1alexbaskara
 
Masalah Ekonomi Makro Indonesia berdasarkan teori
Masalah Ekonomi Makro Indonesia berdasarkan teoriMasalah Ekonomi Makro Indonesia berdasarkan teori
Masalah Ekonomi Makro Indonesia berdasarkan teorijhosiyosi2
 

Similar to Faktor Pengaruh Uang Beredar Indonesia (20)

Norma Selestia-43222120010-TM 12.docx
Norma Selestia-43222120010-TM 12.docxNorma Selestia-43222120010-TM 12.docx
Norma Selestia-43222120010-TM 12.docx
 
Monetary policy ~ ira kristina l. tobing
Monetary policy ~  ira kristina l. tobingMonetary policy ~  ira kristina l. tobing
Monetary policy ~ ira kristina l. tobing
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Analisis Neraca Pembayaran Indonesia Pendekatan Model ECM.pdf
Analisis Neraca Pembayaran Indonesia Pendekatan Model ECM.pdfAnalisis Neraca Pembayaran Indonesia Pendekatan Model ECM.pdf
Analisis Neraca Pembayaran Indonesia Pendekatan Model ECM.pdf
 
Kebijakan moneter
Kebijakan moneterKebijakan moneter
Kebijakan moneter
 
Disusun Oleh Kelompok 2 kerangka kerja kebijakan moneter.pdf
Disusun Oleh  Kelompok 2 kerangka kerja kebijakan moneter.pdfDisusun Oleh  Kelompok 2 kerangka kerja kebijakan moneter.pdf
Disusun Oleh Kelompok 2 kerangka kerja kebijakan moneter.pdf
 
Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Perimbangan Terhadap Pertumbuhan Ek...
 Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Perimbangan Terhadap Pertumbuhan Ek... Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Perimbangan Terhadap Pertumbuhan Ek...
Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Perimbangan Terhadap Pertumbuhan Ek...
 
Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Pengurangan Kemacetan lalu lintas
Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Pengurangan Kemacetan lalu lintasKebijakan Fiskal dan Moneter dalam Pengurangan Kemacetan lalu lintas
Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Pengurangan Kemacetan lalu lintas
 
Hutang Luar Negeri Pemerintah Indonesia: Dampaknya terhadap Tabungan Domnesti...
Hutang Luar Negeri Pemerintah Indonesia: Dampaknya terhadap Tabungan Domnesti...Hutang Luar Negeri Pemerintah Indonesia: Dampaknya terhadap Tabungan Domnesti...
Hutang Luar Negeri Pemerintah Indonesia: Dampaknya terhadap Tabungan Domnesti...
 
Tugas kelompok pak marja1
Tugas kelompok pak marja1Tugas kelompok pak marja1
Tugas kelompok pak marja1
 
SKRIPSI YOLANDA ASLI.docx
SKRIPSI YOLANDA ASLI.docxSKRIPSI YOLANDA ASLI.docx
SKRIPSI YOLANDA ASLI.docx
 
Pembangunan Keuangan & Pertumbuhan Ekonomi
Pembangunan Keuangan & Pertumbuhan EkonomiPembangunan Keuangan & Pertumbuhan Ekonomi
Pembangunan Keuangan & Pertumbuhan Ekonomi
 
TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI KEBIJAKAN MAKROEKONOMI (EKONOMI MAKRO).pptx
TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI KEBIJAKAN MAKROEKONOMI (EKONOMI MAKRO).pptxTEORI PERTUMBUHAN EKONOMI KEBIJAKAN MAKROEKONOMI (EKONOMI MAKRO).pptx
TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI KEBIJAKAN MAKROEKONOMI (EKONOMI MAKRO).pptx
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Financial Crisis 1998_What and Why.pdf
Financial Crisis 1998_What and Why.pdfFinancial Crisis 1998_What and Why.pdf
Financial Crisis 1998_What and Why.pdf
 
PPT contohSEMINAR PROPOSAL.pptx
PPT contohSEMINAR PROPOSAL.pptxPPT contohSEMINAR PROPOSAL.pptx
PPT contohSEMINAR PROPOSAL.pptx
 
PPT Akbar.pptx
PPT Akbar.pptxPPT Akbar.pptx
PPT Akbar.pptx
 
Pengantar ekonomi-makro-pertemuan-1
Pengantar ekonomi-makro-pertemuan-1Pengantar ekonomi-makro-pertemuan-1
Pengantar ekonomi-makro-pertemuan-1
 
Masalah Ekonomi Makro Indonesia berdasarkan teori
Masalah Ekonomi Makro Indonesia berdasarkan teoriMasalah Ekonomi Makro Indonesia berdasarkan teori
Masalah Ekonomi Makro Indonesia berdasarkan teori
 
Makalah krisis moneter
Makalah krisis moneterMakalah krisis moneter
Makalah krisis moneter
 

Recently uploaded

Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxHakamNiazi
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxMunawwarahDjalil
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptx
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptxmatematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptx
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptxArvaAthallahSusanto
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppttami83
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaarmanamo012
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxFrida Adnantara
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptxDasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptxadel876203
 

Recently uploaded (20)

Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptx
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptxmatematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptx
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptx
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptxDasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
 

Faktor Pengaruh Uang Beredar Indonesia

  • 1. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Jumlah Uang Beredar di Indonesia Sebelum dan Sesudah Krisis: Sebuah Analisis Ekonometrika Oleh : Awang Budi Kusumo 337620 Program Diploma Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ABSTRAK Penelitian ini menggunakan analisa regresi dengan model log untuk menganalisa pengaruh pengeluaran pemerintah, cadangan devisa, serta angka pengganda uang (money multiplier) terhadap jumlah uang beredar di Indonesia untuk periode periode sebelum krisis (1990-1997), sesudah krisis (2005-2012) dan secara keseluruhan (1990-2012). PENDAHULUAN Krisis global berdampak dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia, selain menyebabkan volume perdagangan global pada tahun 1998 merosot tajam, juga akan berdampak pada banyaknya industri besar yang terancam bangkrut, terjadinya penurunan kapasitas produksi, dan terjadinya lonjakan jumlah pengangguran dunia. Bagi negara-negara berkembang dan emerging markets, situasi ini dapat merusak fundamental perekonomian, dan memicu terjadinya krisis ekonomi. Indonesia merupakan negara small open economy, oleh karena itu Indonesia merupakan Negara yang masih sangat bergantung dengan aliran dana dari investor asing, dengan adanya krisis global pada tahun 1998 secara otomatis para investor asing tersebut menarik dananya dari Indonesia. Hal ini yang berakibat jatuhnya nilai mata uang kita.
  • 2. Aliran dana asing yang tadinya akan digunakan untuk pembangunan ekonomi dan untuk menjalankan perusahaan-perusahaan hilang, banyak perusahaan menjadi tidak berdaya, yang pada ujungnya Negara kembalilah yang harus menanggung hutang perbankan dan perusahaan swasta. seiring dengan dampak dari krisis global pada tahun 1998 maka hubungan antara jumlah uang beredar dan pertumbuhan ekonomi maupun laju inflasi cenderung kurang stabil di Indonesia. Inflasi di Indonesia juga berpengaruh terhadap masalah-masalah ekonomi seperti, jumlah uang beredar (JUB), pengangguran, dan kinerja keuangan. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi naik turunnya jumlah uang beredar di Indonesia baik dalam arti luas (M2) maupun dalam arti sempit (M1), antara lain tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar rupiah, pengeluaran pemerintah, cadangan devisa, dan angka pengganda uang. Namun, sesuai dengan metode Nilawati (2000), tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan dari besarnya pengeluaran pemerintah, besarnya cadangan devisa serta besarnya angka pengganda uang (money multiplier) terhadap jumlah uang yang beredar di Indonesia dalam arti luas (M2) KAJIAN PUSTAKA Pada umumnya ada dua kebijakan yang dapat dilakukan oleh pemerintah suatu negara, yaitu kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Kedua kebijakan tersebut saling terkait dan tidak dapat dipisahkan. Kebijakan fiskal membahas tentang kebijakan pemerintah untuk mengubah pengeluarannya dan penerimaan dari pajak sedangkan kebijakan moneter mengarah kepada perubahan jumlah uang beredar yang berpengaruh terhadap suku bunga dan selanjutnya mempengaruhi tingkat investasi dan tingkat output. Cadangan devisa merupakan stok mata uang asing yang dimiliki yang sewaktu-waktu dapat digunakan untuk transaksi atau pembayaran internasional (Nilawati, 2000:162).
  • 3. Menurut Nosihin (1983), dikatakan bahwa penerimaan yang diterima pemerintah dalam bentuk valuta asing yang kemudian ditukarkan dengan rupiah, maka dalam proses pertukaran ini, akan meningkatkan cadangan aktiva Bank Indonesia dan jumlah uang beredar bertambah dengan jumlah uang yang sama. Jadi antara cadangan devisa dan jumlah uang beredar hubungannya cukup erat, dimana jumlah cadangan devisa yang ditukarkan menambah jumlah uang beredar dalam jumlah yang sama (Nilawati,2000:161). Angka pengganda uang (money multiplier) adalah bagian dari proses penciptaan uang oleh bank umum. Ada beberapa pengertian dari angka pengganda uang yaitu, angka pengganda uang merupakan bagian dari proses pasar yaitu penyesuaian antara permintaan dan penawaran uang (Nilawati, 2000:162). Jumlah uang beredar (JUB) yaitu M1 (uang dalam arti sempit) yang terdiri dari uang kartal dan uang giral, dan M2 (uang dalam arti luas) yang terdiri dari M1 ditambah uang kuasi (Nilawati, 2000:162). HIPOTESIS Hipotesis penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut: diduga terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pengeluaran pemerintah, cadangan devisa, dan angka pengganda uang terhadap jumlah uang beredar di Indonesia dalam arti luas (M2) pada waktu sebelum krisis, sesudah krisis, dan secara keseluruhan. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan analisa regresi berganda dengan menerapkan model log. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel tidak bebas dan tiga variabel bebas. Variabel tidak bebas adalah jumlah uang beredar (M2) yaitu uang dalam arti luas yang terdiri dari M1 ditambah uang kuasi. Variabel bebas terdiri dari pengeluaran pemerintah (G) yaitu total pengeluaran baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan; cadangan devisa (CDR) yaitu mata uang asing yang dimiliki; serta angka pengganda uang
  • 4. (mm). Sebelum melakukan perhitungan regresi, dilakukan pengujian autokorelasi Durbin Watson. Pengujian ini dilakukan dengan aplikasi Eviews SUMBER DATA Penelitian ini menggunakan ketersediaan data sekunder yang diperoleh dari Bank Indonesia (Laporan Tahunan serta Laporan Triwulanan). Data triwulanan dari tahun 2005 sampai tahun 2012 digunakan untuk pengeluaran pemerintah, cadangan devisa, angka pengganda uang (money multiplier) dan jumlah uang beredar dalam arti luas (M2). Tabel 1. Jumlah Uang Beredar (M2), Pengeluaran Pemerintah (G), Cadangan Devisa (CDR), dan Angka Pengganda Uang (mm), 2005-2012 Periode M2 G CDR mm Log M2 Log G Log CDR Log mm 2005 I 1016237 26823.3 36221 5.58 6.007 4.429 4.55896 0.74663 II 1054730.3 28813.6 34969 5.56 6.02314 4.460 4.54368 0.74507 III 1118233.7 34641 31236 5.48 6.04853 4.540 4.49466 0.73878 IV 1179074.3 44347.7 33537 4.9 6.07154 4.647 4.52552 0.6902 2006 I 1193265 29909.8 36894 5.15 6.07674 4.476 4.56696 0.71181 II 1229758 37102.5 42386 5.15 6.08982 4.569 4.62722 0.71181 III 1270003.3 35237.2 41825 5.02 6.1038 4.547 4.62144 0.7007 IV 1348762.3 45314.2 41353 4.84 6.12994 4.656 4.61651 0.68485 2007 I 1368891.3 31021.7 45392 5.03 6.13637 4.492 4.65698 0.70157 II 1409549.3 38522.1 46782 5.02 6.14908 4.586 4.67008 0.7007 III 1491083 37537.8 52060 4.98 6.1735 4.574 4.7165 0.69723 IV 1576516 46228 55324 4.71 6.1977 4.665 4.74291 0.67302 2008 I 1590615.7 32145.8 57370 4.88 6.20157 4.507 4.75868 0.68842 II 1648245.7 40547.5 58562 4.91 6.21702 4.608 4.76762 0.69108 III 1707567 42816.6 58676 4.74 6.23238 4.632 4.76846 0.67578 IV 1842648.7 53787.3 50800 5.78 6.26544 4.731 4.70586 0.76193 2009 I 1886667.3 38332 54800 8.43 6.2757 4.584 4.73878 0.92583 II 1933366.3 47428 58800 8.87 6.28631 4.676 4.76938 0.94792 III 1991584.7 47234 64890 9.7 6.2992 4.674 4.81218 0.98677 IV 2075035.7 62913 61800 9.6 6.31703 4.799 4.79099 0.98227 2010 I 1804115 69356 69800 9.87 6.25626 4.841 4.84386 0.99432 II 1818344.3 62812 81300 9.9 6.25968 4.798 4.91009 0.99564 III 1831088 69406 86500 9.53 6.26271 4.841 4.93702 0.97909 IV 1842648.7 90243 96200 9.63 6.26544 4.955 4.98318 0.98363
  • 5. 2011 I 2436075.7 196700 99333 9.9 6.38669 5.294 4.99709 0.99564 II 2477516 177800 118500 9.63 6.39402 5.250 5.07372 0.98363 III 2609744.3 276200 120570 8.87 6.4166 5.441 5.08124 0.94792 IV 2761515 296100 111810 9.47 6.44115 5.471 5.04848 0.97635 2012 I 2863095.3 261890 112000 9.99 6.45684 5.418 5.04922 0.99957 II 2989890.3 229890 112200 9.9 6.47566 5.362 5.04999 0.99564 III 3089793.3 283500 110490 9.5 6.48993 5.453 5.04332 0.97772 IV 3223833.3 246460 116400 9.47 6.50837 5.392 5.06595 0.97635 ANALISA DAN PEMBAHASAN Analisa regresi dengan model log dilakukan untuk menentukan pengaruh dari pengeluaran pemerintah, cadangan devisa serta angka pengganda uang terhadap jumlah uang yang beredar. Analisa ini dibuat didasarkan analisa Nilawati (2000) namun ada perbedaan penting dimana analisa ini dilakukan untuk tiga periode waktu yaitu sebelum krisis ekonomi (tahun 1990, triwulan 1 sampai tahun 1997 triwulan 2); sesudah krisis mulai (tahun 1997 triwulan 3 sampai tahun 2012 triwulan 4); serta seluruhnya, dari tahun 1990, triwulan 1 sampai tahun 2012, triwulan 4). Hasil untuk analisa sebelum krisis ditunjukan di tabel Angka R2 adalah 0.910155 yang berarti 91% dari perubahan yang terjadi pada jumlah uang beredar (M2) dapat dijelaskan oleh perubahan pada variabel pengeluaran pemerintah, cadangan devisa, angka pengganda uang. Dari uji F-test didapat Fhitung adalah 94.50299 dengan tingkat signifikansi 0.000. Oleh karena probabilitas 0.000 jauh lebih kecil dari 0.05 maka model regresi ini dapat digunakan untuk memprediksi jumlah uang beredar (M2) atau dapat dikatakan, pengeluaran pemerintah, cadangan devisa, dan angka pengganda uang secara bersama-sama berpengaruh terhadap jumlah uang beredar (M2).
  • 6. Dari hasil uji t di tabel dapat dilihat bahwa variabel pengeluaran pemerintah (G) dan angka pengganda uang (mm) menjadi signifikan dengan a = 0.05 sedangkan pengaruh cadangan devisa tidak signifikan. Pengaruh dari pengeluaran pemerintah menjadi positif sedangkan pengaruh dari money multiplier menjadi negatif, terbalik dari dugaan. Dependent Variable: LOGCDR Method: Least Squares Date: 04/16/14 Time: 15:36 Sample: 2005Q1 2012Q4 Included observations: 32 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LOGG 0.151781 0.071591 2.120114 0.0430 LOGJUB 0.724556 0.191099 3.791526 0.0007 LOGMM 0.211710 0.123337 1.716524 0.0971 C -0.639148 0.895045 -0.714096 0.4811 R-squared 0.910115 Mean dependent var 4.798016 Adjusted R-squared 0.900484 S.D. dependent var 0.186873 S.E. of regression 0.058951 Akaike info criterion -2.707743 Sum squared resid 0.097307 Schwarz criterion -2.524526 Log likelihood 47.32389 Hannan-Quinn criter. -2.647012 F-statistic 94.50299 Durbin-Watson stat 0.819729 Prob(F-statistic) 0.000000 a. Hasil analisa sesudah krisis ditunjukan dalam tabel diatas. Angka R2 menjadi 0.910115 yang menurun dari sebelum krisis, namun masih dianggap tinggi. Nilai uji F-test 94.50299 menunjukkan bahwa persamaan regresi ini menjadi signikan dan mampu menjelaskan perubahan yang terjadi pada jumlah uang beredar. b. Pengujian Durbin-Watson menunjukkan tidak adanya autokorelasi. Hasil uji t untuk analisa ini menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah (G) tetap berpengaruh positif, cadangan devisa (CDR) juga berpengaruh secara
  • 7. signifikan dan positif sedangkan angka pengganda uang tidak menjadi signifikan. c. Hasil analisa ini menunjukkan persamaan dan perbedaan dari hasil analisa sebelumnya dari Nilawati (2000). Persamaannya, bahwa untuk variabel pengeluaran pemerintah (G) dan cadangan devisa (CDR) sama-sama mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap jumlah uang beredar dalam arti yang luas (M2). d. Untuk variabel angka pengganda uang (mm) analisa secara statistik sama- sama tidak menunjukkan bahwa variabel ini menjadi signifikan terhadap jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) Perbedaan dari hasil analisa ini dengan Nilawati : periode penelitian Nilawati hanya secara keseluruhan yaitu mulai tahun 1992 - 1998, sedangkan periode penelitian penulis tahun 2005 - 2012, juga membagi periode penelitian dalam jangka pendek yaitu sebelum dan sesudah krisis. e. Periode penelitian sebelum krisis didapati hasil bahwa untuk variabel pengeluaran pemerintah dan angka pengganda uang (mm) signifikan terhadap jumlah uang beredar, hanya variabel cadangan devisa yang tidak signifikan terhadap jumlah uang beredar. Untuk periode sesudah krisis didapati hasil hanya variabel pengeluaran pemerintah saja yang signifikan terhadap jumlah uang beredar, sedangkan untuk variabel cadangan devisa dan angka pengganda uang (mm) tidak signifikan terhadap jumlah uang beredar. besarnya elastisitas antara cadangan devisa terhadap jumlah uang beredar juga berbeda,namun kedua hasil sama-sama menunjukkan hasil yang tidak elastis. KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini menggunakan analisa regresi model log untuk menganalisa pengaruh pengeluaran pemerintah, cadangan devisa, serta angka pengganda uang terhadap jumlah uang beredar di Indonesia periode 2005-2012. Analisa dibagi pada dua periode waktu, yaitu sebelum krisis (1990-1997), dan sesudah krisis (2005-2012). Sebelum krisis dapat disimpulkan bahwa pengeluaran pemerintah
  • 8. secara signifikan berpengaruh positif terhadap jumlah uang beredar (M2); cadangan devisa tidak signifikan terhadap jumlah uang beredar; sedangkan angka pengganda uang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah uang beredar. Analisis sesudah krisis dapat disimpulkan bahwa pengeluaran pemerintah secara signifikan berpengaruh positif terhadap jumlah uang beredar sedangkan dua variabel lainnya, yaitu cadangan devisa dan money multiplier tidak signifikan. Dalam jangka panjang yaitu periode Januari 1990 sampai Desember 1999 dapat disimpulkan bahwa pengeluaran pemerintah dan cadangan devisa berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap jumlah uang beredar sedang angka pengganda uang tidak signifikan. Untuk jangka panjang variabel pengeluaran pemerintah signifikan terhadap jumlah uang beredar (M2) karena pengeluaran pemerintah dibiayai dengan rupiah sehingga secara langsung berpengaruh terhadap jumlah uang beredar dalam arti luas (M2). Untuk jangka panjang variabel cadangan devisa signifikan terhadap jumlah uang beredar (M2) karena cadangan devisa yang ada biasanya dibelanjakan untuk pengeluaran tahun itu juga dan ditukarkan dengan rupiah sehingga secara langsung berpengaruh terhadap jumlah uang beredar dalam arti luas (M2). Sebagai saran, pemerintah mungkin sebaiknya terus menerapkan kebijakan pengeluaran pemerintah baik pada waktu sebelum dan sesudah krisis untuk periode berikutnya sebab kebijakan tersebut terbukti efektif untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar (M2). Contoh kebijakan pengeluaran pemerintah tersebut antara lain adalah a. kebijakan pengeluaran pemerintah untuk belanja pegawai, belanja barang, subsidi daerah otonom, subsidi pupuk, pembangunan daerah, bantuan desa, dan inpres desa tertinggal. Pemerintah hendaknya berusaha untuk meningkatkan cadangan devisa sebab dari hasil penelitian terlihat bahwa cadangan devisa khususnya untuk periode sesudah krisis cadangan devisa
  • 9. Indonesia terus menurun dan cadangan tersebut merupakan cadangan devisa yang semu dalam arti cadangan devisa tidak diperoleh dari surplus ekspor melainkan dari utang luar negeri. b. Sehingga karena sebagian cadangan devisa merupakan atau diperoleh dari utang luar negeri maka kebijakan cadangan devisa tidak dapat digunakan untuk mempengaruhi jumlah uang beredar dalam rangka pengendalian jumlah uang beredar (M2) agar tidak terjadi money supply yang lebih besar daripada penawaran barang yang bisa berakibat inflasi. Pemerintah hendaknya tidak perlu mengandalkan money multiplier untuk mengendalikan peredaran uang karena dari hasil penelitian terbukti bahwa variabel angka pengganda uang dalam jangka panjang tidak signifikan terhadap jumlah uang beredar di Indonesia dalam arti luas (M2) karena money multiplier setiap tahun berubah-ubah sesuai dengan kondisi Indonesia yang tidak stabil yang berarti angka pengganda uang tidak berpengaruh terhadap jumlah uang beredar (M2) dicapai oleh Pemerintah dalam menghabiskan dana APBN/APBD. Jika tidak ada kinerja yang dicapai maka tidak boleh se-sen-pun uang Negara dibelanjakan. c. Profesionalitas. Karena uang Negara merupakan uang rakyat yang harus bernilai maksimal (value for money) bagi kesejahteraan masyarakat, bukan hanya kesejahteraan aparatur Negara. Oleh karena itu, pengelolaan Keuangan Negara harus dikelola secara professional. Penerapan sistem akuntansi keuangan harus benar-benar diterapkan baik untuk APBN maupun APBD. d. Keterbukaan dalam pengelolaan keuangan Negara. Rakyat berhak tahu kemana dan untuk apa anggaran Negara dibelanjakan. Dalam pertanggungjawaban Keuangan Negara, masyarakat perlu diberikan hak untuk mengetahui pertanggungjawaban Keuangan Negara yang dilakukan oleh Negara atau daerah. Minimal, Laporan Pertanggungjawaban Pemerintah perlu dipublikasikan sehingga masyarakat dapat menilai pertanggungjawaban tersebut.
  • 10. e. Pemeriksaan keuangan oleh badan pemeriksa yang bebas dan mandiri. Ini merupakan amanah baru bagi BPK-RI terutama untuk memeriksa pertanggungjawaban kepala daerah yang sebelumnya tidak ada kewajiban tersebut. Sebelum laporan pertanggungjawaban Pemerintah (Perhitungan Anggaran Negara) dan laporan pertanggungjawaban kepala daerah disampaikan kepada DPR/DPRD, wajib diperiksa terlebih dahulu oleh BPK-RI. f. Keuangan Negara dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang- undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggungjawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.6. APBN/APBD mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi. Hal berikutnya mengenai audit Keuangan Negara. Audit keuangan Negara dalam peket UU tentang Keuangan Negara ditetapkan dengan UU 15/2004. Dari UU tersebut, secara jelas Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) diamanahi suatu tugas berat yaitu melakukan pemeriksaan (audit) atas pengelolaan dan tanggung jawab seluruh unsur keuangan negara. Beberapa hal yang dirasakan sebagai kemajuan dari penetapan UU Pemeriksaan tersebut antara lain:1. BPK diberikan kebebasan dan kemandirian dalam menentukan obyek pemeriksaan, perencanaan dan pelaksanaan, penyusunan dan penyajian laporan audit. Meskipun demikian, lembaga perwakilan (DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota) dapat memberikan saran dan mengadakan pertemuan konsultasi dengan BPK dalam perencanaan tugas pemeriksaan. Sehingga tidak dapat dan tidak perlu digunakan untuk mengendalikan jumlah uang beredar dalam arti luas di Indonesia (M2). g. Akuntabilitas. Akuntabilitas berorientasi pada hasil. Hal ini merupakan landasan penerapan anggaran berbasis kinerja. Artinya, dalam h. pertanggungjawaban Keuangan Negara, akan dilihat kinerja apa yang telah
  • 11. DAFTAR PUSTAKA Bank Indonesia. 2005-2012. Laporan Tahunan Bank Indonesia, Tahun 2005-2012. Bank Indonesia. 2005-2012. Laporan Triwulan Bank Indonesia, Tahun 2005- 2012. SEKI BI, Processed by Trade Data and Information Center, Ministry of Trade. Lily Prayitno, dkk. 2002. “Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Jumlah Uang Beredar di Indonesia Sebelum dan Sesudah Krisis: Sebuah Analisis Ekonometrika”. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 4 No. 1. Maret. Hal. 46-55. Nilawati. 2000. “Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Cadangan Devisa dan Angka Pengganda Uang Terhadap Perkembangan Jumlah Uang Beredar di Indonesia”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 2. Agustus. Hal. 64-72. Bank Indonesia. 2005-2012. Cadanga Devisa Indonesia, Tahun 2005-2012. Badan Pusat Statistik. Pengeluaran Pemerintah, tahun 2005-2012.