Dokumen tersebut memberikan pandangan ekonomi global dan Indonesia tahun 2009. Secara global, ekonomi diperkirakan melambat akibat krisis keuangan yang berkelanjutan. Indonesia juga diperkirakan melambat signifikan di paruh pertama tahun 2009 karena dampak resesi global dan ketidakpastian politik.
1. Global Markets Outlook
2009
Andri Zakarias Siregar
Global Markets Strategist
*Versi bahasa Indonesia 1
2. Konten
Halaman:
3.
3 Tinjauan Global 2008.
2008
5. Tinjauan Indonesia 2008.
8. Pandangan Ekonomi Global 2009.
23. Pandangan Saham Gl b l 2009
23 P d S h Global 2009.
34. Pandangan Mata Uang Global 2009.
44. Pandangan Obligasi Global 2009.
49. Pandangan Komoditi Global 2009.
57. Disclaimer.
2
3. Tinjauan Global 2008
Resesi terburuk sejak Great Depression melanda AS dipicu krisis
perumahan, meluas ke negara maju & berkembang.
Krisis finansial picu hancurnya keyakinan investor, menyebabkan
kerugian writeoffs & kebangkrutan sebesar $ 1 triliun (global).
(global)
Crashnya pasar saham global menyebabkan nilai pasar menyusut US$
29 trillion. Indeks MSCI Global Index anjlok 42%.
Harga komoditi turun secara signifikan (CRB Index -36%, Oil -54%),
g g ( )
hanya emas menguat 5.5% (kedua terbaik setelah kakao: 31%).
Indeks USD menguat 8.1%. Dolar AS menguat 4.5% terhadap euro,
menguat 26% terhadap pound dan melemah 19% terhadap yen.
Suku bunga global dipotong drastis untuk mencegah potensi deflasi
<Trend suku bunga G7 mengarah ke ZIRP (kebijakan bunga nol%)
Fed fund AS 0.25%, Overnight Jepang 0.10%, Libor Swiss 0.50%>.
Rencana penyelamatan dana talangan global senilai US$ 5 triliun,
guna mencegah ekonomi ke dalam jurang resesi.
hk ik d l j i
3
5. Tinjauan Indonesia 2008
BEI mencapai rekor tertinggi 2,830 (Januari), kemudian anjlok lebih lanjut
ke level terendah tahunan 1,089 (Oktober). BEI ditutup di 1,355 (-50%) di
(-
2008, berkat krisis kredit global yang memicu crashnya pasar saham global.
Rupiah melemah secara signifikan terhadap dolar AS ke level terendah 5-
R piah le el 5-
tahun di Rp 13,150 di akhir Oktober. Ditutup di Rp 10.920 per dolar
(melemah 15%) di penutupan tahun 2009.
BI naikkan BI Rate 4 kali (150 bsp) menjadi 9.50 % sejak Mei hingga
Oktober,
Oktober turunkan kembali 25 bsp menjadi 9 25% di Desember BI turunkan
9.25% Desember.
suku bunga overnight 75bsp menjadi 9.75% di bulan Desember.
Pemerintah meningkatkan jaminan deposito hingga Rp 2 miliar.
Pemerintah menaikkan harga BBM di bulan Mei (Rp 6,000), dan turunkan
harga sebanyak 2 kali masing-masing Rp 500 di bulan Desember
masing- Desember.
Cadangan devisa ($ 51.6 miliar-Desember), ekspor (+18% y/y-Desember),
miliar- y/y-
inflasi (11.06% y/y-Desember) dan pertumbuhan GDP (Q3: 6.1% y/y).
y/y-
5
9. Global
Krisis finansial global masih akan berlanjut. Penurunan harga aset, deflasi dan
lesunya keyakinan konsumen dan konsumsi akan picu krisis ekonomi.
GDP Global 2009 diperkirakan meningkat 0.9% turun dari 3.6% (estimasi) di
2008, inflasi diperkirakan meningkat 2.6% dari 6.1% (estimasi) di 2008.
Resiko deflasi lebih besar dari inflasi. Virus deflasi akan meluas ke sistem global
keseluruhan, menyamai tahun 1930.
Pelonggaran kebijakan moneter & quantitative easing secara agresif di AS,
Eropa dan Asia Timur.
Kebijakan
K bij k moneter di negara b k bberkembang semakin kki ketat d terbatas.
dan b
Kemungkinan implementasi rencana aksi G7 & G20 di akhir tahun 2008,
seharusnya dapat mengatasi krisis kredit dan krisis ekonomi global.
Penurunan harga komoditi dan stimulus fiskal global, dapat membatasi efek
terburuk dari krisis ekonomi global
global.
Dolar AS, emas dan Treasury AS masih menjadi safe haven.
Resiko utama untuk investor: kebijakan suku bunga G7 menuju nol persen,
paket stimulus fiskal global picu pencetakan uang besar-besaran, devaluasi
besar-
mata uang yang kompetitif, proteksi perdagangan dan konflik militer.
kompetitif militer
9
11. AS
Krisis kredit akan memicu krisis ekonomi. Ekonomi AS mengalami stagflasi di
H1, berkat lemahnya konsumsi, meningkatnya kebangkrutan picu melonjaknya
pengangguran & ekspansi kredit masih ketat, pertumbuhan berpotensi rebound ke
teritorial positif di H2.
Bailout TARP $ 700 miliar stimulus Obama $ 775 miliar (investasi infrastruktur
miliar,
terbesar sejak 1950), “quantitative easing” The Fed dan penyediaan $ 8.5 triliun
ke sistem finansial global + program pembelian mortgage $ 800 miliar, dapat
mencegah ekonomi mengalami resesi dan deflasi berkepanjangan .
Pasar perumahan akan terkoreksi 15-20% di H1, rebound 10% di H2.
p 15-
Kerugian krisis finansial akan meningkat menjadi $ 1.5 triliun di H1,
kemungkinan bank besar di AS kembali collapse.
Dolar AS menguat di H1, berkat inflow safe haven & repatriasi, terkoreksi tajam
di H2 karena kekhawatiran defisit C/A & anggaran ($ 1.3 triliun).
Suku bunga AS diperkirakan bertahan dalam range 0-0.25% hingga Q3, the Fed
0-
akan beli obligasi pemerintah dan agency bond, inflasi berpotensi meningkat di
Q4 dan tahun 2010 (dampak hyperinflation).
Pengangguran akan capai 8.3% di musim panas, terkoreksi turun ke 7.5% di akhir
tahun,
tahun resiko deflasi meningkat karena lemahnya keyakinan konsumen dan
konsumsi dan imbas lesunya ekonomi global.
11
13. Prediksi Ekonomi 2009
Q1 Q2 Q3 Q4
Inflasi -0.5% -1.2% -0.4% 1.4%
GDP -2.0% -1.2% 0.5% 1.7%
Suku Bunga 0.25% 0.25% 0.25% 0.75%
Pengangguran 7.5% 8.3% 8.0% 7.4%
Current Account - $ -360 B - $ - 385 B
Indeks USD 90.2 95.99 83.0 78.0
13
14. Eropa
Ekonomi Eropa akan memburuk di H1 (kurang agresifnya penurunan suku
bunga ECB dan stimulus pemerintah untuk atasi krisis kredit), karena
lesunya kinerja ekspor, lemahnya konsumsi & keyakinan.
Krisis finansial global masih berlanjut, karena meningkatnya writeoffs
g j, g y
kerugian dan meningkatnya kebangkrutan di Eropa.
Memburuknya kondisi finansial Eropa karena besarnya eksposur ke Eropa
Timur ($ 2.7 t) dan penurunan harga komoditi, menekan euro.
Penguatan mata uang euro terhadap mata uang Eropa Timur, membebani
g g p g p ,
pembayaran hutang & defisit budget negara Eropa Timur (5 negara di Eropa
Timur telah minta bantuan IMF).
GDP Eropa akan terkontraksi tajam di H1, karena imbas lemahnya ekonomi
global, rebound ke di H2 berkat dampak dari stimulus fiskal.
Suku bunga ECB, SNB, BOE akan capai rekor terendah di H1, berpotensi
meningkat di H2 karena ekonomi telah mengalami “the worst crisis” .
Ekonomi Inggris terkontraksi tajam di H1, karena memburuknya pasar
perumahan dan sektor manufakturing, meningkatnya pengangguran.
Ekonomi Swiss berpotensi resesi di H1, suku bunga menuju 0%.
14
17. Asia - Pasifik
Ekonomi Asia diluar Jepang, sedikit lebih baik dibandingkan kondisi negara
G7, karena eksposur lebih kecil ke pasar mortgage dan masih mengalami
surplus anggaran. Asia hanya alami kerugian writeoffs $ 31 miliar di 2008.
Perkiraan resesi berkepanjangan di AS dan Eropa, akan perburuk kinerja
pjg p, p j
ekspor Asia di H1, berimbas negatif kepada pertumbuhan.
Ekonomi China melambat signifikan di H1 (3% y/y). Lesunya pasar
perumahan, penurunan inflasi berkat anjloknya aktifitas industri dan ekspor,
memicu PBOC China dukung kebijakan “weak yuan”.
Quantitative easing dan stimulus Jepang ($ 1 triliun), China ($ 565 miliar),
stimulus di sejumlah negara di Asia lainnya, diperkirakan dapat mengatasi
krisis ekonomi terburuk setelah krisis Asia di 1998.
Perkiraan masih rendahnya harga komoditi di 2009 & surplus C/A Asia,
seharusnya membatasi d
h b i dampak terburuk d i ancaman resesi global.
k b k dari i lbl
Ketidakpastian politik di Jepang dapat memperlambat pemulihan ekonomi,
dimana GDP dan inflasi akan merosot (-2.0% y/y; -0.5% y/y).
(-
Mata uang regional Asia (Ex Jepang & China ) dapat melemah di H1
terhadap dolar (ekonomi melemah & bengkaknya defisit), rebound di H2.
17
19. Prediksi Ekonomi 2009
(* Jepang, China, Australia)
Q1 Q2 Q3 Q4
Inflasi - - - 1.8%
(0.5%)
( ) (0.1%)
( ) (-1.0%)
) (-0.3%))
GDP - - - 5.0%
(-6.5%) (-2.5%) (-1.6%) (-0.5%)
- (3.0%) (6.0%)
Suku Bunga (0.01%) (0.01%) (0.01%) (0.01%)
(4.00%) (3.50%) (3.80%)
(3.50%)
(3.50%) (3.00%) (5.00%)
(4.00%)
Pengangguran - - - -
(4.5%) (4.9%) (4.7%) (4.5%)
Current Account - - - $ 452 B
19
20. Indonesia
Ekonomi akan melambat secara signifikan di H1. Imbas resesi global,
penurunan kinerja ekspor, penurunan inflasi, penurunan FDI dan
lemahnya rupiah terhadap dolar AS. GDP 2009 diperkirakan 3.45% y/y.
Suku bunga akan dipangkas lebih lanjut di H1, karena lemahnya
g pg j , y
permintaan domestik dan lebih rendahnya inflasi.
Potensi lemahnya rupiah terhadap dolar AS hingga Q3, karena ekonomi
melambat, penurunan cadangan devisa, defisit C/A dan anggaran,
ketidakpastian pemilu dan beban pembayaran hutang LN.
Rapuhnya pasar aset domestik (saham, obligasi, reksadana) di H1, karena
perkiraan peningkatan kebangkrutan korporasi dan pengangguran di
tengah ketidakpastian krisis ekonomi global & Pemilu.
Kurang agresifnya kebijakan fiskal pemerintah (stimulus 2009: Rp 51
triliun) d terbatasnya pelonggaran k bij k moneter BI, k
ili ) dan b l kebijakan karena resiko
ik
lemahnya rupiah dan ketatnya suku bunga kredit, membebani ekonomi RI.
Penurunan harga komoditi terutama minyak, mendorong penurunan inflasi
dan BI rate akan picu penurunan harga BBM, seharusnya membatasi
dampak “th worst case” di H1
d k the t H1.
20
24. AS
Saham AS merosot nilainya $ 7.2 triliun di 2008. DJIA & S&P 500 (-40% di 2008)
(-
berpotensi terpuruk di H1, berkat perkiraan ekonomi stagflasi, meningkatnya
kebangkrutan, memburuknya pandangan earnings.
Krisis finansial diperkirakan menurunkan earnings korporasi di S&P 500 sebesar
12% di 2008 (finansial sebesar 72%).
% (fi il b %)
P/E indeks S&P 500 diperkirakan 14 (1,200), EPS sebesar 7%.
Valuasi masih cukup menarik, PBV S&P 500 1.64x, level terendah sejak tahun
1980. Profit korporat diperkirakan -11% di H1, 4.3% d 2009.
Writeoffs kerugian & redemption (h d f d) di sektor fi
W i ff k i d i (hedge fund) k finansial b l j hi
i l berlanjut hingga
Q2, karena ketatnya likuiditas, membebani indeks saham AS.
Resiko crashnya pasar obligasi AS (kondisi overbought di H1), mendorong inflow
ke pasar saham AS yang berada dalam kondisi oversold di H2
Suku bunga nol persen di AS dan stimulus ekonomi, seharusnya dapat memberikan
ekonomi
keuntungan untuk saham AS, terutama saham unggulan berfundamental bagus.
Poling Bloomberg menunjukkan kebanyakan strategist AS melihat indeks S&P
500 akan menguat 17% menuju 1,056 (range -3% hingga 44%).
Secara teknikal indeks DJIA berpotensi mengarah ke 7,000/7,330 (koreksi wave
teknikal, 7 000/7 330
5) di H1, rebound ke 10,500 di H2.
24
26. Eropa
Saham Eropa akan terpuruk di H1. Memburuknya pandangan ekonomi Eropa, harga
komoditi dan earnings, dipicu oleh melonjaknya kebangkrutan, writeoffs dan fund
redemption.
Kurang agresifnya kebijakan moneter ECB dan kekhawatiran deflasi di Eropa,
mendorong valuasi saham Eropa kurang menarik, lagging dibandingkan indeks
menarik
saham AS.
Indeks saham Eurostoxx 600 telah anjlok 46%, melenyapkan nilai pasar sebesar $ 4
triliun, sektor finansial & pertambangan -65%.
PE Euro Stoxx 600 diperkirakan: 8.35X (historis 7.94x),
Perkiraan profit korporat di indeks Dow Euro 600: -1% di 2009, setelah mengalami
penurunan -17% di 2008.
Indeks saham di Eropa akan mengalami outflow berkat redemption fund dan
repatriasi investor global.
Writeoff & redemption (hedge fund) di sektor finansial Eropa meningkat hingga Q2,
karena ketatnya kredit & likuiditas.
Stimulus Eropa $ 1.5 triliun, suku bunga Eropa mencapai rekor terendah dan
lemahnya mata uang Eropa, seharusnya memberikan support kepada saham Eropa,
kendati kekhawatiran resesi Eropa, membebani hingga musim panas.
Eropa panas
26
28. Asia
Saham regional Asia akan kembali terpuruk di H1. Resesi global (AS mendominasi)
memburuk, lemahnya harga komoditi & pasar domestik, kebangkrutan melemahkan
pandangan earnings di hingga Q3 2009.
Indeks saham di Asia rata-rata terkoreksi 40-60% dari rekor tertinggi, mendorong valuasi
rata- 40-
saham cukup menarik.
Perkiraan pendapatan korporat di Asia akan memburuk di H1 2009, terutama di sektor
finansial, teknologi, konsumsi dan energi, mengalami kenaikan di H2.
Kekhawatiran krisis finansial akan berubah menjadi krisis ekonomi (hard landing di Jepang,
China, Hong Kong, Singapura, Taiwan, Korsel), karena memburuknya ekonomi AS, Eropa
dan China dan meningkatnya resiko default korporat
korporat.
PE Jepang diperkirakan 17.96x (historis 12.88x), China 10.07x (historis 10.03x), Hang Seng
10.68x (historis 8.82x),
Resiko fund redemption dan outflow hot money akan menjadi momok menakutkan di H1,
karena investor global risk averse dan mendorong outflow.
Stimulus ekonomi China ($ 565 miliar), Jepang ($ 1.3 triliun) dan sejumlah negara regional
Asia ($ 150 miliar) dan agresifnya penurunan suku bunga bank sentral di Asia, seharusnya
memberikan support kepada indeks Asia.
Potensi intevensi yen oleh BOJ di kisaran Y 80-85, kebijakan “weak yuan” China, dan
80-
kebijakan devaluasi di sejumlah negara regional Asia, seharusnya meningkatkan daya tarik
j j g g y g y
saham perusahaan yang mengandalkan ekspor.
28
30. BEI
Saham lokal berpotensi terkoreksi lebih lanjut di H1, karena imbas resesi
global, lemahnya konsumsi pasar domestik, pandangan earnings korporasi dan
ekonomi memburuk di Q4 & H1 09 dan resiko menjelang pemilu.
Investor asing akan “wait & see” menjelang pemilu.
Penurunan harga komoditi masih membebani kinerja saham komoditi (bobot
komoditi masih sebesar 60% dari seluruh indeks) di H1. Pemulihan saham
komoditi kemungkinan terjadi di H2.
Penurunan harga komoditi memberikan sentimen positif kepada penurunan
inflasi dan BI Rate selama H1 memberikan support kepada saham perbankan,
H1, perbankan
konsumsi dan infrastruktur. PER 2009 diperkirakan 14x average
Faktor makro berpotensi memicu krisis ekonomi, dapat memicu outflow dan
redemption oleh hedge fund dan fund manager asing.
Minimnya IPO dan divestasi lokal, diikuti sejumlah kasus brokerage yg negatif,
lokal negatif
dan masih lemahnya rupiah terhadap dolar, seharusnya membatasi sentimen
positif dari penurunan suku bunga BI & stimulus pemerintah.
IHSG berada dalam downchannel dan bear rally di awal tahun 2009, penutupan
di bawah 1,497 (38.2% Fibo) di tahun 2008 dan masih berada di siklus wave iv,
memperburuk pandangan di H1, berpotensi rebound di H2.
30
33. Pilihan & Prediksi Saham 2009
(Analisa Fundamental, Sentimen & Teknikal)
H1 H2 Keterangan
Potensi kenaikan CPO, capex Rp 830 miliar
AALI 5,000 18,000
Rilis model baru, penurunan suku bunga kredit
p g
ASII 6,500
, 20,000
,
Rendahnya NPL, ekspansi kredit mikro
BBRI 2,300 5,850
Terbebani akuisisi, restrukturisasi hutang
akuisisi,
BUMI 300 1,800
IPO Bogasari, defensif, kuat di pasar domestik
g , , p
INDF 700 1,500
Kenaikan harga nikel, pembangunan 3 projek
INCO 1,750 4,000
Perkiraan kenaikan harga coal, capex $ 900 jt
ITMG 6,200 22,000
Kenaikan harga gas, program buy back
PGAS 1,400
1 400 2,700
2 700
Kenaikan harga coal, buy back, projek KA
PTBA 4,000 10,000
Capex naik, penurunan tarif, akuisisi, buy back
TLKM 5,000 8,800
Defensif, pabrik baru capex Rp 600 miliar
Defensif baru,
UNVR 6,200
6 200 8,500
8 500
33
35. Dolar AS
Dolar AS berpotensi menguat di H1, karena memburuknya resesi global,
mendorong investor AS melakukan repatriasi dana dan investor global
memindahkan aset mereka ke safe haven Treasury AS.
Quantitative easing the Fed (suku bunga nol persen+kebijakan “weak USD” untuk
mencegah deflasi) d stimulus ekonomi (
h d fl i) dan i l k i (total $ 1.5 triliun picu b ji
l ili i banjirnya d l di
dolar
pasar), seharusnya menekan dolar AS di H2.
Penurunan suku bunga yang agresif di Eropa dan negara emerging turunkan daya
tarik memegang aset lokal & picu unwinding carry trades.
Faktor devaluasi mata uang terhadap dolar AS, konflik geopolitik dan
AS
proteksionisme perdagangan, memberikan keuntungan kepada dolar AS.
Lemahnya permintaan untuk komoditi ikut berperan menguatkan dolar AS. Meski
pemulihan harga komoditi beresiko melemahkan dolar di H2.
Resiko membengkaknya defisit perdagangan & budget ($ 1 triliun) yield Treasury
triliun),
AS di rekor terendah, dapat menahan laju penguatan dolar AS.
Pemulihan ekonomi yang lebih cepat di luar AS di H2, akan tekan dolar AS.
Secara teknikal, indeks USD berada di atas 55-month moving average (MMA)
55-
p
pertama kali dalam 5 tahun terakhir, untuk target primary di 90.02, 95.99 dan
, gp y ,
101.96 (primary wave C dalam Cycle wave B).
35
37. Eropa
Euro berpotensi melemah berkat potensi penurunan suku bunga yang agresif
oleh ECB di H1.
Unwinding carry trades, yang dibiayai yen masih membebani euro.
Stimulus fiskal Eropa senilai $ 1.5 triliun dianggap terlambat, memperlambat
p gg p , p
pemulihan sektor finansial dan ekonomi Eropa.
Krisis ekonomi global akan membebani kebijakan fiskal khususnya negara di
Eropa Timur. Eksposur bank Eropa ke Eropa Timur senilai $ 2.7 triliun.
Faktor devaluasi mata uang, konflik geopolitik dan proteksionisme perdagangan,
memberikan k id k
b ik ketidakpastian terhadap euro terhadap mata uang utama d i
i hd hd dunia
lainnya.
Perbedaan tingkat suku bunga Euro-AS, dan kekhawatiran mengenai defisit di
Euro-
AS, memberikan support EUR-USD di H2.
EUR-
Pound diperkirakan melemah terhadap euro dan dolar di H1, karena resesi
H1
ekonomi Inggris picu penurunan suku bunga ke range 0-1%. 0-
Poling Bloomberg menunjukkan EUR-USD akan berada di $ 1.33 di Q1, $1.25 di
EUR-
akhir tahun 2009.
Fair value EUR-USD di $ 1.20. Secara teknikal EURUSD saat ini mengalami
EUR- 1 20
koreksi wave 3 (A) untuk resiko ke $ 1.10 di H1, potensi rebound di H2.
37
39. Asia Pasifik
Krisis ekonomi global akan menguatkan yen terhadap dolar dan euro di H1,
berkat status safe haven.
Mata uang regional Asia Ex-Jepang diperkirakan melemah terhadap dolar,
Ex-
karena krisis ekonomi akan memperketat likuiditas dan kredit.
Stimulus ekonomi Asia Pasifik senilai $$ triliunan AS, agresifnya aksi bank
sentral di Asia Timur, Australia & kekhawatiran bank sentral menjual aset
USD, dapat batasi pelemahan mata uang regional Asia.
Sejumlah negara eksportir di Asia Pasifik akan memberlakukan kebijakan
devaluasi mata uang guna menggenjot ekspor.
uang, ekspor
Perkiraan pemulihan ekonomi regional Asia di H2 (stimulus ekonomi $ 2
triliun) dan intervensi oleh sejumlah bank sentral di Asia, membatasi laju yen
dan mata uang regional di Asia.
Pengumuman China untuk menjadikan yuan sebagai mata uang international di
akhir tahun, dapat turunkan daya tarik USD di Asia.
Poling Bloomberg menunjukkan USD-JPY akan berada di Y 100 (Y 90 di H1),
USD-
AUD-
AUD-USD di $ 0.66 ($ 0.62 di Q1, $ 0.70 di H1) di akhir tahun 2009.
Secara teknikal, USD-JPY telah menyelesaikan wave triangle 4 (selama 12
, USD- y g (
tahun) dan saat ini mengarah ke koreksi wave 5 di 80, rebound di H2.
39
41. Rupiah
Krisis ekonomi global akan melemahkan rupiah terhadap dolar AS hingga Q3.
Perkiraan penurunan pertumbuhan ekonomi, deflasi hingga spekulasi daari
ketidakstabilan politik hingga ketidakpastian terhadap pemilu (April dan Juli).
Masih berlanjutnya krisis finansial global akan mendorong investor asing melepas
aset domestik dalam bentuk rupiah, untuk dikonversi ke dolar AS.
rupiah AS
Krisis ekonomi global dapat menurunkan daya tarik investor asing untuk membeli
surat hutang pemerintah, berpotensi meningkatkan defisit anggaran pemerintah
sehingga menurunkan pendapatan negara, seharusnya negatif untuk rupiah.
Rupiah dapat mengalami masa terburuk sejak tahun 1998, karena gejolak di
p p g j gj
emerging market dan situasi geopolitik, berpotensi melemahkan rupiah melampaui
Rp 15,000/dolar di H1, meski BI dan pemerintah berkomitmen akan mensupport
pertumbuhan (penurunan suku bunga + stimulus) dan rupiah.
Perkiraan stimulus fiskal dan kebijakan moneter global akan menunjukkan hasil
positif di H2, dapat meredam spekulasi dan meningkatkan permintaan untuk rupiah.
Kesenjangan perbedaan suku bunga Indonesia-AS memberikan keuntungan untuk
Indonesia-
aset denominasi rupiah, dapat meningkatkan daya tarik untuk melakukan aktifitas
carry trades, yang dibiayai dolar AS.
Poling Bloomberg menunjukkan USD-IDR akan berada di Rp 12,500 di Q1,
USD-
terkoreksi k Rp 11,000
t k k i ke R 11 000 di akhir t h 2009.
khi tahun 2009
41
45. Global
Krisis finansial global telah mendorong investor memburu Treasury AS sebagai safe
haven di 2008, karena investor global risk averse.
Treasury AS menghasilkan yield 14,9% di tahun 2008, lebih tinggi dari Bund Jerman
12.2%, Gilts Inggris 13%, JGB Jepang sebesar 4%.
Negara maju akan meningkatkan surat h t
N jk i k tk t hutang d l bentuk dolar AS sebesar 68%
dalam b t k d l b %
menjadi $ 65 miliar.
Resiko default mereda setelah suku bunga Libor USD 3-bulan turun dari 4.82% menjadi
3-
1.41% di akhir tahun 2008.
Yield Treasury AS 10-tahun diperkirakan naik menjadi 3.4% dari 2.21% di 31 Des 08
10-
Obligasi Jepang diperkirakan melemah 3%. Jepang meningkatkan surat hutang ($ 111
miliar) untuk membiayai rencana stimulus. Jepang akan menerbitkan obligasi yang
berhubungan dengan deflasi, guna
China akan meningkatkan surat hutang untuk menstabilkan ekonomi, dan akan
meningkatkan pembelian T
i k tk b li Treasury AS AS.
Krisis ekonomi global akan menguntungkan pasar Treasury AS (safe haven dari
likuiditas dan prospektif), meski dapat memicu kekhawatiran bubble di H2 2009.
Stimulus fiskal global berpotensi memulihkan ekonomi global di H2, seharusnya positif
untuk saham global, negatif untuk bond global.
45
47. Indonesia
Krisis ekonomi global berpotensi melemahkan pandangan ekonomi RI, dapat
memicu BI menurunkan suku bunga secara agresif dan dapat menurunkan yield
obligasi pemerintah ke kisaran 10% (jangka pendek) - 11% (Jangka panjang).
Obligasi pemerintah Indonesia menguat 29% di tahun 2008, tertinggi diantara
negara emerging.
i
Krisis ekonomi global akan memperberat anggaran pemerintah, karena obligasi
pemerintah akan sulit laku di tengah krisis dan mendorong lebih tingginya
pemberian imbal hasil kepada investor dan meningkatkan pengeluaran negara.
Perkiraan krisis ekonomi global di H1 dapat mendorong investor asing
H1,
menjauhi pasar obligasi Indonesia dan memicu outflow di H1.
Ketidakpastian politik dan pemilu di bulan Juli, Perkiraan penurunan rating
hutang domestik volatilenya rupiah terhadap dolar AS dan meningkatnya
default korporat lokal, akan menurunkan daya tarik untuk obligasi domestik.
p , y g
Penurunan suku bunga dan inflasi lebih lanjut di tahun 2009, seharusnya dapat
meningkatkan daya tarik memegang obligasi domestik di H2.
Poling Bloomberg menunjukkan yield 10-tahun Indonesia diperkirakan
10-
merosot menjadi 10.8% di 2009, inflasi akan merosot ke 7.5%.
47
50. Minyak
Krisis finansial global dan resesi di negara maju mendorong harga minyak
terkoreksi 54% dari rekor tertinggi $ 147 di 2008.
Perkiraan merosot tajamnya pemintaan global (versi IEA : penurunan 6.7%-85
6.7%-
juta barel/hari dan analis terkemuka melihat penurunan 200,000 barel/hari)
dan i
d tingginya i
i inventory minyak, membebani potensi reboundnya minyak.
ik bb i ib d ik
Rendahnya harga minyak akan menurunkan investasi di eksplorasi dan
produksi, dimana biaya produksi masih tetap tinggi.
OPEC dan negara non OPEC diperkirakan memotong produksi 2 juta
barel/hari di 2009 guna mengimbangi permintaan. OPEC pada 17 Des 2008
2009, permintaan
memotong produksi menjadi 24.845 juta barel/hari.
Perkiraan pelemahan dolar AS & stimulus fiskal global di 2009/2010,
seharusnya memberikan support kepada harga minyak.
Fair value di $70/barel (berdasarkan biaya penemuan dan lifting untuk
pengganti minyak). Biaya produksi menurut IEA: $ 80.
Poling Bloomberg menunjukkan minyak di $ 70/barel di akhir tahun (pasar
futures di $ 60). Secara teknikal, minyak berada di koreksi wave B target $20an,
projeksi wave C minimal $ 80 (38.2% Fibo) di akhir 2009.
50
53. Emas
Krisis finansial dan ekonomi global tidak mempengaruhi harga emas untuk
menguat selama 7 tahun berturut-turut, menguat 5.5% di 2008, terkoreksi 15%
berturut-
dari rekor tertinggi 1,033 di bulan Maret 2008.
Emas selalu menjadi safe haven dan sebagai lindung nilai di saat krisis finansial
global, berpotensi terkoreksi di H1, meroket di H ($ )
lblb i k ki H k H2 ($1,1)
Resiko deflasi global, perkiraan penjualan oleh IMF dan resiko diversifikasi
cadangan devisa oleh bank sentral global di H1, dapat membatasi kenaikan emas.
Kombinasi penurunan supply & tingginya permintaan fisik, geopolitik
internasional,
internasional sistematis dan faktor makroekonomi bullish untuk emas.
makroekonomi, emas
Produksi emas global diperkirakan 2,500 ton/tahun, dibandingkan permintaan
4,000 ton/tahun di tahun 2009. Trend permintaan untuk ETF gold menunjukkan
kenaikan (775 ton merupakan rekor tertinggi di Desember 2008).
Keraguan AS membiayai defisit perdagangan dan hutang dapat menurunkan daya
hutang,
tarik dolar AS, dapat memicu diversifikasi ke emas.
Stimulus fiskal global mendorong pencetakan uang kertas triliunan dolar, dapat
picu perkiraan hyperinflation di akhir 2009/10, seharusnya bullish untuk emas.
Poling Bloomberg menunjukkan emas berada di rata-rata $ 910/ons di 2009.
g g j rata-
53
57. Sumber:
Sumber:
Bloomberg, Thomson Reuters, Elliot Wave Center, Federal Reserve, BOJ, BOE, ECB, IMF, Barclays, Fortis, RBC
Capital, World Bank, RBS, Citigroup, DBS, Deutsche Bank, Goldman Sachs, Merrill Lynch, Morgan Stanley,
Schroders, UBS, Stockcharts.com,, Globalinsight, Detik, Kompas, CNBC, Marketwatch, IEA, OPEC, etc.
Disclaimer
This document has been issued by Andri Zakarias Siregar (Global Market Strategist) and the information herein is
based on sources believed to be reliable and the opinions contained herein are for reference only. This document is not
only
and should not be considered as an offer or solicitation to deal in any of the investments mentioned herein. Re-
Re-
distribution in whole or in part of this document by any means is strictly prohibited. In particular, neither this
document nor any copy.
The information contained in this document may be indicative only and has not been independently verified and no
guarantee, representation, warranty or undertaking, express or implied is made as to the fairness, accuracy,
completeness or correctness of any information or projections contained in this document or the basis upon which any
such projections have been based and no responsibility or liability is accepted in relation to the use of or reliance on any
information or projections whatsoever contained in this document. Investors must make their own assessment of the
relevance, accuracy and adequacy of the information and opinions contained in this document and make such
y qy p
independent investigations as they may consider necessary or appropriate for the purpose of such assessment. All such
information, rojections and opinions are subject to change without notice.
57