Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Makalah ini membahas tentang kebijakan moneter, termasuk pengertian, tujuan, jenis-jenis kebijakan moneter, dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kebijakan moneter seperti penargetan inflasi.
Pengaruh kebijakan moneter di negara berkembang dan sektor umkm
Kebijakan Moneter
1. MATA KULIAH
EKONOMI MONETER
“KEBIJAKAN MONETER”
Dosen Pembimbing:
H. Muhyiddin Zainul Arifin, SH, SE, M.M
Disusun oleh:
RANDI ANTONO ( 20125720100435 )
AFAN FAUZI ( 20125720100414 )
IMAM ARIF ( 20125720100423 )
RIANTO ( 20125720100 . . . . . )
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS KH.A.WAHAB HASBULLAH(UNWAHA)
BAHRUL ‘ULUM TAMBAKBERAS
JOMBANG 2014
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “KEBIJAKAN MONETER“
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik
dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka
yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa
Robbal ‘Alamiin.
Penyusun
3. KATA PENGANTAR
Segala puji dan rasa syukur saya persembahkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya ,sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Pada
kesempatan ini tak lupa saya ucapkan terimah kasih kepada dosen mata kuliah Ekonomi
Moneter yang bersangkutan.
Dalam penyusunan makalah ini, saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan
kekurangan dalam penyusunannya, baik dalam penyajian data, bahasa maupun sistematika
pembahasannya. saya juga mengharpkan masukan atau kritikan maupun saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaannya di masa yang akan datang.
Demikianlah yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini Mudah-mudahan
dengan adanya makalah ini sedikit banyaknya dapat membawa manfaat kepada kita semua,
dan juga dapat menjadi referensi.
Jombang, 24 Pebruari 2015
Penulis
4. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak
kebijakan pemerintah yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi merupakam laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai
macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat
pertumbuhan ekonomi yang terjadi.
Kuznets dan Sirojuzilam mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai
“Kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu Negara untuk menyediakan
semakin banyak barang kepada penduduknya, kemampuan ini bertambah sesuai
dengan kemajuan teknologi dan penyesuaian kelembagaan dan ideologis yang
diperlukan”.
Untuk dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi tetapi stabil tidaklah
pekerjaan yang mudah untuk dilaksanakan, ini ibaratnya mata uang 2 sisi, kadang
dicapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi tapi tidak stabil. Untuk mencapai inilah
diperlukan kebijakan moneter.
Kebijakan moneter bertujuan mengarahkan perekonomian makro ke kondisi
yang lebih baik dan atau diinginkan. Kondisi-kondisi tersebut diukur dengan
menggunakan indicator-indikator makro utama seperti terpeliharanya pertumbuhan
ekonomi yang baik, stabilitas harga umum yang terkendali, dan menurunnya tingkat
pengangguran.
Sesuai dengan kondisi perekonomian masyarakat Indonesia yang kegiatannya
bertumpu pada aset keuangan kredit perbankan, maka pemerintah perlu
melaksanakan kebijakan moneter melalui pengelolaan atau pengaturan system
perkreditan secara dinamis, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi struktur potensi
ekonomi masyarakat daerah (resource base) yang akan digerakkan.
Kebijakan moneter tujuannya adalah untuk mencapai stabilisasi ekonomi.
Berhasil tidaknya tujuan dari kebijakan moneter tersebut dipengaruhi oleh dua faktor,
pertama: kuat tidaknya hubungan kebijakan moneter dengan kegiatan ekonomi
tersebut, kedua: jangka waktu perubahan kebijakan moneter terhadap kegiatan
ekonomi.
5. B. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan pada latar belakang, maka terlihat pentingnya
pemahaman mengenai Apa yang dimaksud kebijakan moneter, apa tujuan dari
kebijakan moneter dan apakah kebijakan moneter memiliki dampak terhadap
perekonomian Pemahaman tentang analisis kebijakan moneter akan menjadi lebih
penting bagi Indonesia.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan tujuan dari kebijakan moneter
2. Mengetahui jenis – jenis kebijakan moneter
3. Mengetahui hal – hal yang perlu di perhatikan dalam kebijakan moneter
6. BAB II
PEMBAHASAN
A. PengertianKebijakanMoneter
Kebijakan Moneter yaitu suatu usaha dalam mengendalikan keadaan ekonomi
makro agar dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan melalui pengaturan jumlah
uang yang beredar dalam perekonomian atau langkah pemerintah untuk mengatur
penawaran uang dan tingkat bunga. Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset
standar bunga pinjaman, "margin requirement", kapitalisasi untuk bank atau bahkan
bertindak sebagai peminjam usaha terakhir atau melalui persetujuan melalui negosiasi
dengan pemerintah lain.
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan
untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas
harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca
pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi
ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca
pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan
perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan
(tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh
sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil.
B. Tujuan Kebijakan Moneter
Tujuan dari kebijakan moneter adalah sebagai berikut ini:
Menjaga kestabilan ekonomi artinya pertumbuhan arus barang dan jasa seimbang
dengan pertumbuhan arus barang dan jasa yang tersedia.
Menjaga kestabilan harga yaitu harga suatu barang merupakan hasil interaksi antara
jumlah uang yang beredar dengan jumlah uang yang tersedia dipasar.
Meningkatkan kesempatan kerja yaitu pada saat perekonomian stabil pengusaha
akan mengadakan investasi untuk menambah jumlah barang dan jasa sehingga
adanya investasi akan membuka lapangan kerja baru sehingga memperluas
kesempatan kerja mayarakat.
Memperbaiki neraca perdagangan kerja masyarakat yaitu dengan jlan
meningkatkan ekspor dan mengurangi impor dari luar negeri yang masuk kedalam
negeri atau sebaliknya.
7. C. Jenis-jenis kebijakan moneter
Dalam prakteknya, untuk menerapkan semua jenis kebijakan moneter alat
utama yang digunakan adalah memodifikasi jumlah uang primer yang beredar.
Otoritas moneter melakukan hal ini dengan membeli atau menjual aset keuangan
(biasanya kewajiban pemerintah). Ini operasi pasar terbuka berubah baik jumlah uang
atau likuiditas (jika bentuk cair kurang dari uang yang dibeli atau dijual). The multiplier
effect perbankan cadangan fraksional memperkuat dampak dari tindakan. transaksi
pasar Konstan oleh otoritas moneter memodifikasi pasokan mata uang dan ini dampak
variabel pasar lain seperti suku bunga jangka pendek dan nilai tukar.
Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy yaitu suatu kebijakan
dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar disuatu Negara, apabila tidak
ada kebijakan ini maka jumlah uang di suatu negara akan menipis sehingga
transaksi atau jual beli disuatu negara akan terganggu.
Kebijakan Moneter Kontraktif/ Monetary Contractive Policy yaitu suatu kebijakan
dalam rangka mengurangi jumlah uang yang edar. Disebut juga dengan kebijakan
uang ketat (tight money policu).
Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen
kebijakan moneter, yaitu antara lain :
Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan
menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika
ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga
pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka
pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat
berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari
Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar
Uang.
Fasilitas Diskonto (Discount Rate)
Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah duit yang beredar dengan
memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum terkadang
mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk
membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank
8. sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang
beredar berkurang.
Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)
Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan
memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada
pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio
cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan
rasio.
Himbauan Moral (Moral Persuasion)
Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang
beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti
menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan
kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank
meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar
pada perekonomian.
D. Hal – hal yang perludi perhatikandalam kebijakanmoneter
Inflasi penargetan
Berdasarkan pendekatan kebijakan target adalah untuk menjaga inflasi , di
bawah sebuah definisi tertentu seperti Indeks Harga Konsumen , dalam kisaran
yang diinginkan. Target inflasi ini dicapai melalui penyesuaian berkala kepada
Bank Sentral suku bunga target. Tingkat bunga yang digunakan adalah umumnya
tingkat antar bank di mana bank meminjamkan kepada satu sama lain semalam
untuk keperluan arus kas. Tergantung pada negara ini tingkat bunga tertentu yang
bisa disebut uang bunga atau sesuatu yang serupa.
Target suku bunga dipertahankan untuk jangka waktu tertentu menggunakan
operasi pasar terbuka. Biasanya durasi bahwa target suku bunga dipertahankan
konstan akan bervariasi antara bulan dan tahun. Target suku bunga biasanya
ditinjau secara bulanan atau kuartalan oleh komite kebijakan.
Perubahan target suku bunga dibuat sebagai tanggapan terhadap berbagai
indikator pasar dalam upaya untuk memperkirakan tren ekonomi dan dengan
demikian pasar tetap pada jalur untuk mencapai sasaran inflasi yang ditetapkan.
Sebagai contoh, satu metode sederhana inflation targeting disebut aturan Taylor
menyesuaikan tingkat suku bunga sebagai respon terhadap perubahan dalam tingkat
9. inflasi dan kesenjangan output . Aturan diusulkan oleh John B. Taylor dari
Universitas Stanford .
Penargetan inflasi pendekatan untuk pendekatan kebijakan moneter ini
dipelopori di Selandia Baru. Hal ini saat ini digunakan di Australia , Brazil ,
Kanada , Chile , Kolombia , yang Republik Ceko , Selandia Baru , Norwegia ,
Islandia , Filipina , Polandia , Swedia , Afrika Selatan , Turki , dan Inggris .
Harga Penargetan Tingkat
Harga penargetan tingkat mirip dengan inflation targeting kecuali bahwa
pertumbuhan CPI dalam satu tahun atas atau di bawah target tingkat harga jangka
panjang adalah offset pada tahun-tahun berikutnya sehingga tingkat harga yang
ditargetkan tercapai dari waktu ke waktu, misalnya lima tahun, memberikan
kepastian lebih lanjut tentang masa depan kenaikan harga kepada konsumen. Dalam
inflation targeting apa yang terjadi pada tahun-tahun terakhir segera tidak
diperhitungkan atau disesuaikan dalam tahun berjalan dan masa depan.
Agregat Moneter
Pada 1980-an, beberapa negara menggunakan pendekatan yang didasarkan
pada pertumbuhan konstan dalam jumlah uang beredar. Pendekatan ini disaring
untuk memasukkan kelas yang berbeda dari uang dan kredit (M0, M1 dll). Di
Amerika Serikat ini pendekatan kebijakan moneter dihentikan dengan pemilihan
Alan Greenspan sebagai Ketua Fed. Pendekatan ini juga kadang-kadang disebut
monetarisme . Sementara kebijakan yang paling moneter berfokus pada sinyal
harga satu bentuk atau lain, pendekatan ini difokuskan pada jumlah moneter.
Nilai Tukar Tetap
Kebijakan ini didasarkan pada mempertahankan nilai tukar tetap dengan
mata uang asing. Ada berbagai tingkat nilai tukar tetap, yang dapat peringkat dalam
kaitannya dengan cara kaku kurs tetap adalah dengan bangsa jangkar.
Di bawah sistem nilai fiat tetap, pemerintah daerah atau otoritas moneter
menyatakan nilai tukar tetap tetapi tidak aktif membeli atau menjual mata uang
untuk mempertahankan tingkat. Sebaliknya, tingkat dipaksakan oleh-konvertibilitas
tindakan-tindakan non (misalnya kontrol modal , impor / lisensi ekspor, dll). Dalam
hal ini ada tingkat pasar gelap tukar dimana perdagangan mata uang pada pasar /
nilai tidak resmi.
Di bawah sistem fixed-konvertibilitas, mata uang dibeli dan dijual oleh bank
sentral atau otoritas moneter setiap hari untuk mencapai nilai tukar target. Tingkat
mungkin target tingkat tetap atau sebuah band tetap di mana nilai tukar dapat
10. berfluktuasi sampai otoritas moneter campur tangan untuk membeli atau menjual
yang diperlukan untuk mempertahankan nilai tukar dalam band. (Dalam kasus ini,
nilai tukar tetap dengan tingkat tetap dapat dilihat sebagai kasus khusus dari kurs
tetap dengan band-band di mana band-band yang diatur ke nol.)
Di bawah sistem nilai tukar tetap dikelola oleh suatu dewan mata uang
setiap unit mata uang lokal harus didukung oleh unit mata uang asing (mengoreksi
nilai tukar). Hal ini memastikan bahwa basis moneter lokal tidak akan mengembang
tanpa didukung oleh mata uang keras dan menghilangkan segala kekhawatiran
tentang berjalan di mata uang lokal dengan mereka yang ingin mengkonversi mata
uang lokal ke mata uang (jangkar) keras.
11. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ekonomi Moneter merupakan suatu cabang ilmu ekonomi yang membahas
tentang peranan uang dalam mempengaruhi tingkat harga-harga dan tingkat
kegiatan ekonomi dalam suatu negara.
Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan
ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan
harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha
mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi
dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam
pasokan/distribusi barang.Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah satu
namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib
minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank
untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan
untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas
harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca
pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi
ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca
pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan
perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan
(tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh
sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil.
12. DAFTAR PUSTAKA
Bernanke, Ben (2006). “Agregat Moneter dan Kebijakan Moneter di Federal Reserve: Sebuah
Perspektif Sejarah” . Federal .
BM Friedman ,(2001) “Kebijakan Moneter,” Abstrak. . ” Ensiklopedi Internasional &
Perilaku Ilmu Sosial. hal 9976-9984.
Mahendra, A. 2008. Analisis Kebijakan Moneter dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia. Universitas Sumatra Utara: Medan.
1961-2006″ :. Federal Reserve Bank of St Louis Review (89 171
Rogoff, Kenneth , 1985. “Komitmen optimal ke Target Moneter Intermediate”, Quarterly
Journal of Economics 100, hal 1169-1189