Aktiva tetap

Pro Deo et Patria >>> UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN <<< Pro Deo et Patria
Membangun Indonesia dari Sumatera Utara
Bahan Kuliah Pengantar Akuntansi II
Grup: A. A. 1 & A. A. 4
Dosen Pengasuh: Magdalena Siringoringo, S.E., M.Si.
AKTIVA TETAP (FIXED ASSET)
PENGERTIAN AKTIVA TETAP
Aktiva berwujud yang dimiliki perusahaan yang digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan
dengan tujuan tidak untuk dijual kembali yang memiliki nilai atau harga yang cukup mahal dan masa
manfaatnya lebih dari 1 (satu) tahun.
KARAKTERISTIK AKTIVA TETAP
1. Digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan;
2. Dimiliki dengan tujuan tidak untuk dijual kembali;
3. Memiliki nilai atau harga yang cukup mahal;
4. Memiliki masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun).
JENIS AKTIVA TETAP
1. AKTIVA TETAP BERWUJUD (TANGIBLE FIXED ASSET)
Contoh: Tanah, Gedung/Bangunan, Peralatan, Mesin, Kendaraan, d.l.l.
2. AKTIVA TETAP TIDAK BERWUJUD (INTANGIBLE FIXED ASSET)
Contoh: Hak Cipta, Hak Paten. Franchise, Goodwill, Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI), Lisensi
PENGELOMPOKAN AKTIVA TETAP
1. Umurnya tidak terbatas
Tanah digunakan untuk letak perusahaan, Pertanian, dan peternakan.
2. Umurnya terbatas dan dapat diganti/diperbaharui
Bangunan, Mesin, Peralatan.
3. Umurnya terbatas dan tidak dapat diganti/diperbaharui
Sumber alam, hasil tambang, hutan.
PENGELUARAN DALAM AKTIVA TETAP
1. Pengeluaran Modal (Capital Expenditure)
- Masa manfaatnya > 1 tahun
- Dicatat dalam rekening aktiva (dkapitalisasi)
2. Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditure)
- Masa manfaatnya < 1 tahun
- Dicatat dalam rekening biaya
1

CARA MEMPEROLEH AKTIVA TETAP
1. Pembelian Tunai
Contoh: Dibeli mesin seharga Rp 1.000.000.- tunai
Mesin 10.000.000 -
Kas - 10.000.000
2. Pembelian Kredit
Contoh: Dibeli Peralatan seharga Rp 2.000.000.- kedit
Peralatan 10.000.000 -
Hutang Usaha - 10.000.000
3. Donasi / Hadiah
Contoh: Diperoleh donasi berupa tanah Rp 150.000.000,- dan gedung Rp 500.000.000,-. Untuk
memperoleh donasi tersebut dikeluarkan biaya sebesar Rp 50.000.000,-
Tanah 150.000.000 -
Gedung 500.000.000 -
Modal - 650.000.000
Kas - 50.000.000
4. Pembelian secara Borongan (Paket)
Pembelian secara borongan / paket. maka harga beli borongan / paket harus dialokasikan ke
berbagai jenis aktiva dengan cara mendasarkannya pada harga pasar masing-masing golongan
aktiva yang tercakup dalam pembelian tersebut.
Contoh: Nn. Grace membeli sebuah rumah dengan harga tunai Rp 250.000.000,-. Harga pasar dapat
diketahui sebagai berikut:
- Tanah Rp 60.000.000,-
- Gedung 90.000.000
- Peralatan 150.000.000
Jumlah Rp 300.000.000,-
No Jenis
Aktiva Tetap
Harga Pasar
Aktiva Tetap
% Total
Harga Pasar
% Harga
Beli/
Harga
Pokok
Alokasi
Harga Pokok
1. Tanah 60.000.000 60.000.000/300.000.000
= 20%
20% x
250.000.000
50.000.000
2. Gedung 90.000.000 90.000.000/300.000.000
= 30%
30% x
250.000.000
75.000.000
3. Bangunan 150.000.000 150.000.000/300.000.000
= 50%
50% x
250.000.000
125.000.000
Jumlah 300.000.000 100% 250.000.000
5. Membangun Sendiri
Harga Perolehan Aktiva Tetap dengan Membangun Sendiri. meliputi; Harga Material, Biaya
Tenaga Kerja, dan Biaya Lain-lain: biaya listrik, biaya BBM, biaya depresiasi, d.l.l.
Jika harga perolehan aktiva tetap yang diperoleh dengan membangun sendiri ternyata lebih murah
dari harga pasar aktiva sejenis, maka selebihnya tidak diakui sebagai laba atau rugi dari aktiva tetap
membangun sendiri.
2

6. Pertukaran Aktiva Tetap
- Pertukaran Aktiva Tetap sejenis
- Pertukaran Aktiva Tetap tidak sejenis
PENYUSUTAN (DEPRESIASI) AKTIVA TETAP
Penyusutan (depresiasi). merupakan proses pengalokasian harga perolehan (harga pokok) aktiva tetap
menjadi biaya selama masa manfaat dengan cara yang rasional dan sistematis.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusutan (depresiasi) aktiva tetap:
1. Harga Perolehan (Harga Pokok)
Merupakan segala biaya yang dikorbankan/dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tetap sampai
aktiva tetap tersebut siap untuk dipakai atau digunakan.
2. Nilai Sisa/Nilai Residu (Residual Value)
Merupakan nilai aktiva tetap setelah habis masa manfaat atau umur ekonomisnya.
3. Masa Manfaat/Umur Ekonomis (Useful Life)
Merupakan lamanya aktiva tetap dapat dipakai secara menguntungkan.
4. Metode Penyusutan (Depresiation Method)
Merupakan metode yang dipakai untuk mengalokasikan harga perolehan (harga pokok) aktiva tetap
menjadi biaya selama masa manfaat atau umur ekonomis.
Metode Penyusutan Aktiva Tetap
1. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)
2. Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method)
3. Metode Jumlah Angka-angka Tahun (The Sum of Year Digits Method)
4. Metode Satuan Hasil/Produksi (The Unit of Production/Output Method)
Contoh: Pada tanggal 01 Januari 2009 dibeli sebuah mesin fotokopi seharga Rp 12.000.000,- dengan
masa manfaat/umur ekonomis 5 tahun dan nilai residu/nilai sisa Rp 3.000.000,-. Selama 5 tahun. mesin
fotokopi tersebut dapat memfotokopi sebanyak 100.000 lembar yang terdiri dari:
- Tahun I 20.000 lembar
- Tahun II 25.000 lembar
- Tahun III 15.000 lembar
- Tahun IV 20.000 lembar
- Tahun V 20.000 lembar
Hitunglah besarnya penyusutan per tahun dengan menggunakan:
Dalam Metode Garis Lurus ini. Biaya Penyusutan (Depresiasi) per tahun selalu sama.
Biaya Depresiasi = Harga Perolehan – Nilai Residu
per Tahun Umur Ekonomis
atau:
Biaya Depresiasi = Tarif Depresiasi x (Harga Perolehan Depresiasi)
per Tahun
= Tarif Depresiasi x (Harga Perolehan – Nilai Residu)
3

Tarif Depresiasi =
isUmurEkonom
%100
Maka:
Biaya Depresiasi = Rp 12.000.000,- – Rp 3.000.000,-
per Tahun 5 Tahun
= Rp 1.800.000.-
atau:
Biaya Depresiasi = Tarif Depresiasi x (Harga Perolehan Depresiasi)
per Tahun
= Tarif Depresiasi x (Harga Perolehan – Nilai Residu)
=
isUmurEkonom
%100
x (Harga Perolehan – Nilai Residu)
=
5
%100
x (Rp 12.000.000,- – Rp 3.000.000,-)
= 20 % x Rp 9.000.000,- = Rp 1.800.000,-
Tabel Depresiasi Metode Garis Lurus (Straight Line Method)
Tahun Harga Perolehan
Didepresiasi
Tarif
Depresiasi
Biaya
Depresiasi
Akumulasi
Penyusutan
Nilai
Buku
1 9.000.000 20 % 1.800.000 1.800.000 10.200.000
2 9.000.000 20 % 1.800.000 3.600.000 8.400.000
3 9.000.000 20 % 1.800.000 5.400.000 6.600.000
4 9.000.000 20 % 1.800.000 7.200.000 4.800.000
5 9.000.000 20 % 1.800.000 9.000.000 3.000.000
Nilai Buku = Harga Perolehan – Akumulasi Penyusutan
Ayat Jurnal Penyesuaian (Adjustment Journal):
- Tahun I
31/12/2009 Biaya Penyusutan Mesin 1.800.000 -
Akumulasi Penyusutan Mesin - 1.800.000
- Tahun II
- Tahun III
- Tahun IV
- Tahun V
4

isUmurEkonom
%100
Biaya Depresiasi per Tahun = Tarif Depresiasi x Nilai Buku Awal Tahun
Tarif Depresiasi = 2 x Tarif Depresiasi dalam Metode Garis Lurus
= 2 x
Penentuan Nilai Buku:
- Nilai Buku Akhir Tahun I menjadi Nilai Buku awal Tahun II
- Nilai Buku Akhir Tahun II menjadi Nilai Buku awal Tahun III
- Nilai Buku Akhir Tahun III menjadi Nilai Buku awal Tahun IV
- Nilai Buku Akhir Tahun IV menjadi Nilai Buku awal Tahun V
- dan seterusnya....
Berarti:
Tarif Depresiasi = 2 x
isUmurEkonom
%100
= = 2 x
Tahun5
%100
= 2 x 20 % = 40 %
Tabel Depresiasi Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method)
Tahun Harga Perolehan Tarif
Depresiasi
Biaya
Depresiasi
Akumulasi
Penyusutan
Nilai
Buku
1 12.000.000 40% 4.800.000 4.800.000 7.200.000
2 7.200.000 40% 2.880.000 7.680.000 4.320.000
3 4.320.000 40% 1.728.000 9.408.000 2.592.000
4 2.592.000 40% 1.036.800 10.444.800 1.555.200
5 1.555.200 40% 622.080 11.066.880 933.120
- Tahun I
- Tahun II
- Tahun III
- Tahun IV
- Tahun V
31/12/2013 Biaya Penyusutan Mesin 622.080 -
Akumulasi Penyusutan Mesin - 622.080
5

Biaya Depresiasi per Tahun = Jumlah Angka Tahun x Harga Perolehan Depresiasi
= Jumlah Angka Tahun x (Harga Perolehan – Nilai Residu)
Jumlah Angka Tahun = Tahun Pemakaian Aktiva
Jumlah Tahun Pemakaian Aktiva
Jumlah Tahun Pemakaian Aktiva = n n+1 atau : n1 + n2 + n3 + n4 + n5 + .....
2
= 5 5+1 atau : 1 + 2 + 3 + 4 + 5
2
= 15
Jumlah Angka Tahun:
Tahun I = 5/15
Tahun II = 4/15
Tahun III = 3/15
Tahun IV = 2/15
Tahun V = 1/15
Tabel Depresiasi Metode Jumlah Angka-angka Tahun (The Sum of Year Digits Method)
Tahun Harga Perolehan
Didepresiasi
Jumlah
Angka Tahun
Biaya
Depresiasi
Akumulasi
Penyusutan
Nilai
Buku
1 9.000.000 5/15 3.000.000 3.000.000 9.000.000
2 9.000.000 4/15 2.400.000 5.400.000 6.600.000
3 9.000.000 3/15 1.800.000 7.200.000 4.800.000
4 9.000.000 2/15 1.200.000 8.400.000 3.600.000
5 9.000.000 1/15 600.000 9.000.000 3.000.000
- Tahun I
- Tahun II
- Tahun III
- Tahun IV
- Tahun V
31/12/2013 Biaya Penyusutan Mesin 600.000 -
Akumulasi Penyusutan Mesin - 600.000
6

Biaya Depresiasi per Satuan = Harga Perolehan – Nilai Residu
Jumlah Satuan Hasil/Produksi
= Rp 12.000.000.- - Rp 3.000.000.-
100.000 unit
= Rp 90,- per lembar
Biaya Depresiasi per Tahun = Biaya Depresiasi per Satuan x Satuan/Hasil Produksi Tahun ini
Tabel Depresiasi Metode Satuan Hasil/Produksi (The Unit of Production/Output Method)
Tahun Jumlah Hasil /
Produksi
By.Depresiasi
per Satuan
By.Depresiasi
per Tahun
Akumulasi
Penyusutan
Nilai
Buku
1 20,000 90 1.800.000 1.800.000 10.200.000
2 25,000 90 2.250.000 4.050.000 7.950.000
3 15,000 90 1.350.000 5.400.000 6.600.000
4 20,000 90 1.800.000 7.200.000 4.800.000
5 20,000 90 1.800.000 9.000.000 3.000.000
- Tahun I
- Tahun II
- Tahun III
- Tahun IV
- Tahun V
7

REVALUASI (PENILAIAN KEMBALI AKTIVA TETAP)
1. Penghentian Pemakaian Aktiva Tetap
2. Penjualan Aktiva Tetap
a. Pertukaran Aktiva Tetap Tidak sejenis
b. Pertukaran Aktiva Tetap sejenis
1. Penghentian Pemakaian Aktiva Tetap
Contoh:
Sebuah komputer seharga Rp 5.000.000,- dihentikan pemakaiannya. Pada saat dihentikan
pemakaiannya, komputer itu sudah disusutkan sebesar Rp 5.000.000,-
Pada saat dihentikan pemakaiannya, komputer itu sudah disusutkan sebesar Rp 5.000.000,-.
Berarti: Harga Perolehan Komputer sama dengan Akumulasi Penyusutan Komputer
Jurnal pada saat Penghentian Pemakaian Komputer:
Akumulasi Penyusutan Komputer 5.000.000 -
Komputer - 5.000.000
Apabila:
Pada saat dihentikan pemakaiannya, komputer itu beru disusutkan ssebesar Rp 4.000.000,-.
Berarti: Harga Perolehan Komputer LEBIH BESAR Akumulasi Penyusutan Komputer. Maka selisih
sebesar Rp 1.000.000,- dijadikan sebagai Kerugian akibat Penghentian Pemakaian Komputer.
Jurnal pada saat Penghentian Pemakaian Komputer:
Akumulasi Penyusutan Komputer 4.000.000 -
Rugi Penghentian Komputer 1.000.000 -
2. Penjualan Aktiva Tetap
Laba / Rugi Penjulan Aktiva Tetap:
Laba => Harga Jual > Nilai Buku
Rugi => Harga Jual < Nilai Buku
Contoh: Pada tanggal 01 Januari 2010, dibeli sebuah sepeda motor seharga Rp 16.000.000,- dengan
nilai sisa atau nilai rresidu sebesar Rp 1.000.000,- yang ditaksir dapat dipakai selama 5 tahun.
Pada tanggal 01 Juli 2012, sepeda motor itu dijual seharga Rp 8.000.000,-
Hitunglah besarnya laba atau rugi akibat penjualan aktiva tetap (sepeda motor) tersebut, jika metode
penyusutan yang dipakai adalah metode penyusutan jumlah angka tahun.
Akumulasi Penyusutan Sepeda Motor (01 Jan 2010–01 Juli 2012):
- Tahun I (01 Januari 2010 – 31 Des 2010)
= 5/15 x (Harga Perolehan – Nilai Residu / Nilai Sisa)
= 5/15 x (Rp 16.000.000,- - Rp 1.000.000,-)
= 5/15 x Rp 15.000.000,-
= Rp 5.000.000,-
8

- Tahun II (01 Januari 2011 – 31 Des 2011)
= 4/15 x (Harga Perolehan – Nilai Residu / Nilai Sisa)
= 4/15 x (Rp 16.000.000,- - Rp 1.000.000,-)
= 4/15 x Rp 15.000.000,-
= Rp 4.000.000,-
- Tahun III (01 Januari 2012 – 01 Juli 2012)
= 3/15 x 6/12 x (Harga Perolehan – Nilai Residu / Nilai Sisa)
= 3/15 x 6/12 x (Rp 16.000.000,- - Rp 1.000.000,-)
= 3/15 x 6/12 x Rp 15.000.000,-
= Rp 1.500.000,-
Akumulasi Penyusutan Sepeda Motor (01 Jan 2010–01 Juli 2012):
Tahun I Rp 5.000.000,-
Tahun II 4.000.000
Tahun III 1.500.000
Total Ak. Penyusutan Rp 10.500.000,-
Harga Jual Sepeda Motor Rp 8.000.000,-
Nilai Buku Sepeda Motor:
Harga Perolehan Sepeda Motor Rp 16.000.000,-
Akumulasi Penyusutan Spd. Motor ( 10.500.000)
Nilai Buku Sepeda Motor 5.500.000
Laba Penjualan Sepeda Motor Rp 2.500.000,-
Jurnal pada saat Penjualan Sepeda Motor:
Kas 8.000.000 -
Akumulasi Penyusutan Sepeda Motor 10.500.000 -
Sepeda Motor - 16.000.000
Laba Penjualan Sepeda Motor - 2.500.000
Jika Harga Jual Sepeda Motor = Rp 5.000.000,-
Harga Jual Sepeda Motor Rp 5.000.000,-
Nilai Buku Sepeda Motor:
Harga Perolehan Sepeda Motor Rp 16.000.000,-
Akumulasi Penyusutan Spd. Motor ( 10.500.000)
Nilai Buku Sepeda Motor 5.500.000
Rugi Penjualan Sepeda Motor Rp 500.000,-
Jurnal pada saat Penjualan Sepeda Motor:
Kas 5.000.000 -
Akumulasi Penyusutan Sepeda Motor 10.500.000 -
Rugi Penjualan Sepeda Motor 500.000 -
Sepeda Motor - 16.000.000
9

Harga Perolehan Aktiva Baru:
= Harga Pasar Aktiva Lama + Kas yang Dibayar untuk Memperoleh Aktiva Baru
Laba atau Rugi Pertukaran Aktiva Tetap:
Laba => Harga Pasar Aktiva Lama > Nilai Buku Aktiva Lama
Rugi => Harga Pasar Aktiva Lama < Nilai Buku Aktiva Lama
a. Pertukaran Aktiva Tetap Tidak Sejenis
AKTIVA LAMA AKTIVA BARU
Komputer Televisi
Mesin Mobil
Sepeda Motor Tanah
Laba atau Rugi yang terjadi dalam Pertukaran Aktiva Tetap Tidak Sejenis akan DIAKUI.
Contoh:
Pada tanggal 01 Januari 2010, dibeli sebuah komputer seharga Rp 6.000.000,- dengan Nilai residu atau
nilai sisa sebesar Rp 1.000.000,- yang ditaksir memiliki umur ekonomis atau masa manfaat selama 4
tahun.
Pada tanggal 01 Juli 2012, komputer tersebut ditukar dengan sepeda motor dengan menambah uang
(kas) sebesar Rp 12.000.000,-.
Harga Pasar dari komputer tersebut pada saat pertukaran sebesar Rp 3.500.000,-
Hitunglah besarnya laba atau rugi pertukaran aktiva tetap tidak sejenis tersebut, jika metode penyusutan
yang dipakai adalah metode penyusutan garis lurus.
Akumulasi Penyusutan Komputer (01 Jan 2010–01 Juli 2012):
Biaya Depresiasi (Penyusutan) per Tahun
= Harga Perolehan – Nilai Residu / Nilai Sisa
Umur Ekonomis / Masa Manfaat
= Rp 6.000.000,- - Rp 1.000.000,-
4 Tahun
=Rp 1.250.000,-
atau:
= Tarif Depresiasi x (Harga Perolehan – Nilai Residu / Nilai Sisa)
= 100 % x (Rp 6.000.000,- - Rp 1.000.000,-
4 Thn
= 25 % x Rp 5.000.000,-
= Rp 1.250.000,-
Besarnya biaya depresiasi (penyusutan) dalam metode garis lurus selalu sama/tetap => Rp 1.250.000,-
10
DITUKAR

Akumulasi Penyusutan Komputer (01 Jan 2010 – 01 Juli 2012):
= 25 % x (Harga Perolehan – Nilai Residu / Nilai Sisa)
= 25 % x (Rp 6.000.000,- - Rp 1.000.000,-)
= 25 % x Rp 5.000.000,-
= Rp 1.250.000,-
= 25 % x (Rp 6.000.000,- - Rp 1.000.000,-)
= 25 % x Rp 5.000.000,-
= Rp 1.250.000,-
= 25 % x 6/12 x (Harga Perolehan – Nilai Residu / Nilai Sisa)
= 25 % x 6/12 x (Rp 6.000.000,- - Rp 1.000.000,-)
= 25 % x 6/12 x Rp 5.000.000,-
= Rp 625.000,-
Tahun I Rp 1.250.000,-
Tahun II 1.250.000
Tahun III 625.000
AKTIVA LAMA DITUKAR AKTIVA BARU
Komputer Sepeda Motor
Harga Perolehan Aktiva Baru (Sepeda Motor):
Harga Pasar Aktiva Lama (Komputer) Rp 3.500.000,-
Kas yang Dibayar (Diserahkan) 12.000.000
Harga Perolehan Aktiva Baru (Sepeda Motor) Rp 15.500.000,-
Laba atau Rugi Pertukaran Aktiva Tidak Sejenis (Komputer => Sepeda Motor):
Nilai Buku Aktiva Lama (Komputer):
Harga Perolehan Aktiva Lama (Komputer) Rp 6.000.000,-
Ak. Peny. Aktiva Lama (Komputer) ( 3.125.000)
Nilai Buku Aktiva Lama (Komputer) 2.875.000
Laba Pertukaran Aktiva Tidak Sejenis Rp 625.000,-
11

Jurnal pada saat Pertukaran Aktiva Tetap tidak Sejenis (Komputer => Sepeda Motor):
01 Juli 2012:
Sepeda Motor 15.500.000 -
Ak. Peny. Komputer 3.125.000 -
Kas - 12.000.000
Laba Pertukaran Aktiva - 625.000
Komputer Sepeda Motor
Jika Harga Pasar Aktiva Lama (Komputer) = Rp 2.500.000,-
Harga Perolehan Aktiva Baru (Sepeda Motor):
Harga Perolehan Aktiva Baru (Sepeda Motor) Rp 14.500.000,-
Laba atau Rugi Pertukaran Aktiva Tidak Sejenis (Komputer => Sepeda Motor):
Nilai Buku Aktiva Lama (Komputer):
Harga Perolehan Aktiva Lama (Komputer) Rp 6.000.000,-
Ak. Peny. Aktiva Lama (Komputer) ( 3.125.000)
Nilai Buku Aktiva Lama (Komputer) 2.875.000
Rugi Pertukaran Aktiva Tidak Sejenis Rp 375.000,-
Jurnal pada saat Pertukaran Aktiva Tetap tidak Sejenis (Komputer => Sepeda Motor):
01 Juli 2012:
Sepeda Motor 14.500.000 -
Ak. Peny. Komputer 3.125.000 -
Rugi Pertukaran Aktiva 375.000 -
Kas - 12.000.000
b. Pertukaran Aktiva Tetap Sejenis
AKTIVA LAMA AKTIVA BARU
Komputer Komputer
Mesin Mesin
Mobil Mobil
Laba yang terjadi dalam Pertukaran Aktiva Tetap Sejenis akan TIDAK DIAKUI dan diperlakukan
sebagai PENGURANG dari Harga Perolehan Aktiva Baru.
Jika terjadi Rugi dalam Pertukaran Aktiva Tetap sejenis, maka Rugi tersebut akan DIAKUI seperti
dalam Pertukaran Aktiva Tetap Tidak Sejenis.
Contoh:
12
DITUKAR

Pada tanggal 01 Januari 2010, dibeli sebuah mesin seharga Rp 55.000.000,- dengan Nilai residu atau
nilai sisa sebesar Rp 5.000.000,- yang ditaksir memiliki umur ekonomis atau masa manfaat selama 5
tahun.
Pada tanggal 01 Juli 2012, mesin tersebut ditukar dengan mesin baru dengan menambah uang (kas)
sebesar Rp 30.000.000,-.
Harga Pasar dari mesin lama tersebut pada saat pertukaran sebesar Rp 40.000.000,-
Hitunglah besarnya laba atau rugi pertukaran aktiva tetap sejenis tersebut, jika metode penyusutan yang
dipakai adalah metode penyusutan garis lurus.
Akumulasi Penyusutan Komputer (01 Jan 2010–01 Januari 2012):
= Harga Perolehan – Nilai Residu / Nilai Sisa
Umur Ekonomis / Masa Manfaat
= Rp 55.000.000,- - Rp 5.000.000,-
5 Tahun
=Rp 10.000.000,-
atau:
= Tarif Depresiasi x (Harga Perolehan – Nilai Residu / Nilai Sisa)
= 100 % x (Rp 55.000.000,- - Rp 5.000.000,-)
5 Thn
= 20 % x Rp 50.000.000,-
= Rp 10.000.000,-
Besarnya biaya depresiasi (penyusutan) dalam metode garis lurus selalu sama/tetap => Rp 10.000.000,-
= 20 % x (Rp 55.000.000,- - Rp 5.000.000,-)
= 20 % x Rp 50.000.000,-
= Rp 10.000.000,-
= 20 % x (Rp 55.000.000,- - Rp 5.000.000,-)
= 20 % x Rp 50.000.000,-
= Rp 10.000.000,-
= 20 % x 6/12 x (Harga Perolehan – Nilai Residu / Nilai Sisa)
= 20 % x 6/12 x (Rp 55.000.000,- - Rp 5.000.000,-)
= 20 % x 6/12 x Rp 50.000.000,-
13

= Rp 5.000.000,-
Tahun I Rp 10.000.000,-
Tahun II 10.000.000
Tahun III 5.000.000
Mesin Lama Mesin Baru
Harga Perolehan Aktiva Baru (Mesin Baru):
Harga Pasar Aktiva Lama (Mesin Lama) Rp 40.000.000,-
Harga Perolehan Aktiva Baru (Mesin Baru) Rp 70.000.000,-
Laba atau Rugi Pertukaran Aktiva Sejenis
(Mesin Lama => Mesin Baru):
Nilai Buku Aktiva Lama (Mesin Lama):
Harga Perolehan Aktiva Lama (Mesin Lama) Rp 55.000.000,-
Ak. Peny. Aktiva Lama (Mesin Lama) ( 25.000.000)
Nilai Buku Aktiva Lama (Mesin Lama) 30.000.000
Laba Pertukaran Aktiva Sejenis Rp 10.000.000
Harga Perolehan Aktiva Baru (Mesin Baru) setelah Dikurangi Laba:
Harga Pasar Aktiva Baru (Mesin Baru) Rp 70.000.000,-
Laba Pertukaran Aktiva Tetap Sejenis ( 10.000.000)
Harga Perolehan Aktiva Baru (Mesin Baru)
setelah Dikurang Laba Pertukaran Aktiva Sejenis Rp 60.000.000,-
Jurnal pada saat Pertukaran Aktiva Tetap Sejenis (Mesin Lama => Mesin Baru):
01 Juli 2012:
Mesin Baru 60.000.000 -
Ak. Peny. Mesin Lama 25.000.000 -
Mesin Lama - 55.000.000
Kas - 30.000.000
Mesin Lama Mesin Baru
Jika Harga Pasar Mesin Lama = Rp 20.000.000,- :
Harga Perolehan Aktiva Baru (Mesin Baru):
14

Harga Perolehan Aktiva Baru (Mesin Baru) Rp 50.000.000,-
Laba atau Rugi Pertukaran Aktiva Sejenis (Mesin Lama => Mesin Baru):
Nilai Buku Aktiva Lama (Mesin Lama):
Harga Perolehan Aktiva Lama (Mesin Lama) Rp 55.000.000,-
Ak. Peny. Aktiva Lama (Mesin Lama) ( 25.000.000)
Nilai Buku Aktiva Lama (Mesin Lama) 30.000.000
Rugi Pertukaran Aktiva Sejenis Rp 10.000.000,-
Jurnal pada saat Pertukaran Aktiva Tetap Sejenis (Mesin Lama => Mesin Baru):
01 Juli 2012:
Mesin Baru 50.000.000 -
Ak. Peny. Mesin Lama 25.000.000 -
Rugi Pertukaran Aktiva 10.000.000 -
Mesin Lama - 55.000.000
Kas - 30.000.000
15

Aktiva tetap

Recommended

Recommended

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Viewers also liked

Viewers also liked (6)

Similar to Aktiva tetap

Similar to Aktiva tetap (20)

More from Magdalena - Nommensen university

More from Magdalena - Nommensen university (15)

Recently uploaded

Recently uploaded (20)

Aktiva tetap