2. Definisi
● Feses adalah sisa hasil pencernaan dan absorbsi dari
makanan yang dikeluarkan lewat anus dari saluran cerna.
● Jumlah normal produksi 100-200g/hari.
● Terdiri dari air, makanan tidak tercerna, sel epitel, debris,
selulosa, bakteri dan bahan patologis.
● Jenis makanan dan gerak peristaltik mempengaruhi bentuk,
jumlah dan konsistensi feses.
● Frekuensi defekasi normal: 3x per hari sampai 3x per minggu
5. INDIKASI PEMERIKSAAN FAECES
• Adanya diare dan konstipasi
• Adanya darah dalam tinja
• Adanya lendir dalam tinja
• Adanya ikterus
• Adanya gangguan pencernaan
• Kecurigaan penyakit gastrointestinal
6. Parameter pemeriksaan dengan
sampel feses
● Pemeriksaan Faeces Lengkap
○ Makroskopis
○ Mikroskopis
● Pemeriksaan Darah Samar
● Pemeriksaan Kultur Feses
9. PERSIAPAN PASIEN
Jelaskan kepada klien apa yang akan
anda lakukan, mengapa hal tersebut
perlu dilakukan, dan bagaimana klien
dapat bekerja sama.
Diskusikan bagaimana hasil
pemeriksaan dapat digunakan untuk
merencanakan atau pengobatan
selanjutnya.
10.
11. Persiapan Alat-Alat
a. Pispot atau commode yang bersih atau steril
b. Sarung tangan disposable
c. Wadah specimen dari plastic (berlabel) dengan
penutup atau, hapusan steril pada tabung periksa
untuk kultur fases, sesuai kebijakan yang ada.
d. Dua spatel
e. Handuk kertas/tissue
f. Slip permintaan laboratorium yang terisi lengkap
g. Penyegar udara
13. PENAMPUNGAN SPESIMEN
● Buang air kecil terlebih dahulu, feses tidak boleh boleh
tercemar urine atau rabas menstruasi.
● Intruksikan pada penderita untuk buang air besar langsung
kedalam pot tinja ( sekitar 20-40g/ 5-6 sendok)
● Jangan membuang tisu ke dalam pispot setelah defekasi,
kandungan kertas dpt memengaruhi analisis laboratorium.
● Tutup pot dengan rapat, Jangan biarkan terpapar udara
dalam wadah tanpa penutup
● Berikan label berisi tanggal pemeriksaan,nama pasien dan
jenis spesimen
14. ● Feses sebaiknya berasal dari defekasi spontan, atau
diambil dengan jari bersarung dari rectum (Rectal Toucher).
● Diperiksa dalam keadaan segar untuk menghindari
kerusakan unsur - unsur dalam feses.
● Sampel diperiksa 30-40’ sejak dikeluarkan (max 1-4 jam),
bila lebih entamoeba mati. Bila ditunda simpan di lemari es.
● Pengambilan dilakukan setiap saat, terutama pada gejala
awal dan sebaiknya sebelum pemberian antibiotik
● Ambil bagian yang paling mungkin memberi kelainan
● Dahulukan spesimen dg konsistensi cair, mengandung
lendir atau darah
15.
16. Pengawetan spesimen feses
Pengawetan formalin 10%
• Pengewetan: kista protozoa, telur dan tempayak Helminthes
• Pertahankan pd suhu 600C agar telur tidak terus tumbuh
Pengawet M.I.F (Merthiolate Iodine Formaldehyde)
• Mengawetkan & mewarnai: tropozoit & kista dari protozoa, telur &
tempayak dari helminthes
• Terdiri atas larutan 1 (merthiolate dan formaldehyde) dan larutan 2
(lugol), disimpan terpisah, campur saat digunakan
Pengawet P.V.A (Poly Vinyl Alcohol)
• Mengawetkan: tropozoit dan kista dari protozoa
• Pengawetan untuk feses cair, bahan pemeriksaan dari duodenum,
dan colon sigmoid
• Sering dipakai utk pembuatan sediaan pewarnaan permanen
17. ● Untuk mengirim tinja, wadah yang baik terbuat dari
kaca/bahan lain yang tidak dapat ditembus. Jika tinja
keras, dos karton berlapis paraffin boleh dipakai.
Usahakan wadah bermulut lebar.
● Menelan obat tertentu sebelum koleksi feses dapat
mengganggu deteksi parasit
● Pasien konstipasi dapat diberikan saline cathartic terlebih
dahulu
● Pada Kasus Oxyuris dapat digunakan metode schoth tape
& object glass
Catatan