SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
Sepasang suami isteri setelah bersenggama
secara teratur (2-3x/minggu) tanpa memakai
metode pencegahan belum mengalami
kehamilan selama 1 tahun.
Jenis-jenis
1.Primer
2.Sekund
er
DEFINISI dan PENGERTIAN DASAR
Infertilitas Primer
Pasangan suami istri ( Pasutri ) tidak
pernah mengalami konsepsi meskipun
sanggama teratur selama > 12 bulan
tanpa perlindungan.
Infertilitas Sekunder
Pasutri sebelumnya pernah mengalami
konsepsi ttp kmd tdk mampu konsepsi
lagi meskipun sanggama teratur > 12
bulan tanpa perlindungan.
Kehamilan sia-sia ( wastage pregnancy )
Istri mampu hamil ttp tidak mampu melahirkan
anak hidup atau tidak mampu hamil sampai
genap bulan.
Subfertilitas
Pasutri mengalami kesulitan dalam
mewujudkan konsepsi secara bersama karena
fertilitas keduanya berkurang.
Infertilitas
Ketidak mampuan Istri untuk konsepsi – hamil -
melahirkan bayi hidup atau suami tidak mampu
menghamili istri.
SYARAT FERTILITAS
Suami
1. Testis minimal 1  menghasilkan
sperma normal.
1. Saluran Epididimis - vas deferens
patent.
1. Kemampuan ereksi – penetrasi
2. Ejakulasi adekuat  sperma masuk
sempurna di vagina.
Istri
1. Sistem neuroendokrin hipotalamus
– hipofisis – ovarium mampu
menghasilkan ovum.
2. Tuba Fallopii minimal 1 berfungsi
normal ( patent ).
3. Uterus mampu menerima dan
membesarkan embrio.
4. Vagina mampu menerima sperma.
Penyebab Infertilitas pada
Wanita
1. Tuba falopi (36%)
2. Gangguan ovulasi
(32%)
3. Endometriosis (6%)
4. Tidak diketahui (40%)
1. Gangguan spermatogenesis
(<20jt/ml)
2. Cairan seminal < 2ml
3. Obstruksi duktus/ tubulus oleh
inflamasi
4. Ketidakmampuan koitus/ ejakulasi
Penyebab Infertilitas pada Pria
Faktor Lain
1. Memakai celana jeans
terlalu ketat
2. Mandi dengan air terlalu
panas
3. Alkoholisme kronik/
merokok
1. Tahap wawancara
identitas, riwayat kesh,perkawinan, infertilitas, hub
sex n reproduksi
2. Pemeriksaan Fisik
TB, BB, sebaran rambut, keadaan alat2 reproduksi
3. Pemeriksaan Lab
Pria: analisis sperma
Wanita: ovulasi
PEMERIKSAAN INFERTILITAS
PEMERIKSAAN SUAMI
A.Anamnesis
1. Riwayat penyakit sistemik : DM, TBC, Allergi dll
2. Pembedahan daerah genitalia, varicocele dll
3. Infeksi saluran kemih dan genitalia : GO, Sipilis ,
STD lain.
4. Trauma sekitar genitalia
5. Obat yg berpengaruh atau pemakaian obat yg lama.
6. Risiko pekerjaan : lingkungan panas, kimia, radiasi.
7. Kebiasaan : pakaian ketat , berendam panas dll
8. Merokok, alkohol, narkoba.
9. Kebiasaan seksual / sanggama.
10.Kemampuan ereksi – penetrasi – ejakulasi.
B. PEMERIKSAAN FISIK
1.Keadaan umum, gemuk, kurus
2.Vital sign
C. PEMERIKSAAN KHUSUS GENITALIA.
1.Tanda kelamin sekunder.
2.Penis, bentuk, ukuran, kelainan hypoplasia,
hypospadia kekuatan ereksi.
3.Scrotum  kelainan kulit, tanda infeksi dll.
4.Testis  jumlah, ukuran, penurunan testis,
varicocele
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Analisa Semen
a. diambil dengan masturbasi
b. abstinensia 3 – 4 hari
c. tampung pakai botol kaca mulut lebar
d. langsung diambil dilaboratorium/ kurang 30 menit
post ejaculasi ditempat lain dng transport yang benar.
Penilaian :
a. Normospermia
b. Oligospermia
c. Asthenospermia
d. Teratospermia
e. Gabungan  oligo-terato-asteno-zoospermia.
f. Azoospermia
g. Aspermia
2. Laboratorium secara umum : darah, urine.
3. Hormonal : FSH, LH, Testosteron, Prolactin, Thyroid dll
SEMEN ANALYSIS ( Normal values ) : WHO
1. Volume > 2 cc
2. Konsentrasi > 20 juta/ ml
3. Motilitas > 50 %  good atau > 25 % exellent
4. Morfologi > 30 % normal
5. Leukosit < 1 juta / ml
6. Aglutinasi < 20 %
7. Sperm Mar test < 10 % aglutinasi
SPERMA ABNORMAL
1.Oligozoospermia: konsentrasi sperma < 20 juta
2.Azoospermi: ejakulat ada ( > 0 CC ), konsenstrasi= 0
3.Aspermia: ejakulat= 0, sperma = 0
4.Astenozoospermia= sperma > 20 jt, motilitas a < 25 %
5.Teratozoospermia= sperma > 25 jt, motilitas a > 25 %,
morfologi normal < 50 %
A. Anamnesis
1. Riwayat fertilitas sebelumnya.
2. Komplikasi kehamilan sebelumnya
3. Pemakaian kontrasepsi sebelumnya
4. Riwayat penyakit yg berpengaruh: DM, TBC, Tiroid
5. Obat-obatan terutama jangka panjang
6. Pmbedahan daerah perut, genitalia
7. Riwayat radang panggul, infeksi genital
8. Kelainan genitalia,bentuk , keluarnya ASI
9. Risiko pekerjaan
10.Riwayat haid dan tanda ovulasi, lendir yg lebih
banyak pd pertengahan siklus, PMS.
11.Cara, waktu sanggama, ggn sanggama
PEMERIKSAAN ISTRI
B.PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : obesitas , BB / TB
2. Vital sign
3. Tanda kelamin sekunder, mamae, pinggul, distribusi rambut
4. Periksa dalam vagina  kelainan anatomis, infeksi dll
C. PEMERIKSAAN PENDUKUNG
1. Suhu basal badan : monofasik / bifasik
2. Pemeriksaan lendir cervix : Spinbarkeit test, Fern test
3. Uji pasca sanggama  interaksi cervix >< sperm
4. Sampling endometrium  microcurettage  PA
5. Ultrasonografi  kelainan genitalia interna
6. Hysterosalpingography  bentuk dan funsi cavum uteri, saluran tuba.
7. Laparoscopy dan Chromotubasi : diagnostik – terapi
8. Laboratorium umum
9. Laboratorium hormonal : Prolactin, Estrogen, Progesteron, FSH, LH,
Thyroid
1,2,3,4  bisa dilaksanakan di pelayanan primer ( Puskesmas )
SUHU BADAN BASAL ( BBT )
1. diukur setiap pagi segera setelah bangun
tidur
2.dengan termometer yg sama pada
sublingual
3.mulai hari pertama haid s/d haid
yaddicatat pada grafik  bifasik /
monofasik
4.Pengganggu : demam karena sakit, kurang
tidur
CERVICAL MUCOUS TEST
1. Dilaksanakan pada masa subur.
2. Pasang speculum vagina sampai portio – ostium uteri externum
terlihat jelas.
3. Ambil lendir cervix , dinilai
a. kejernihan lendir
b. Spinbarkeit test  pembenangan 6- 10 cm
c. Fern test  preparat basah pd gelas objek  mikroskop
gambaran daun pakis.
4. Arti : bila baik – Oestrogen + progesteron baik  ada ovulasi.
FERN TEST  baik
UJI PASCA SANGGAMA
1. sangat bermanfaat menilai interaksi cervix dan
spermatozoa
2. dilaksanakan pada perkiraan masa subur.
3. diperksa 8 – 10 jam pascasanggama.
4. Pasca sanggama isteri dengan posisi tetap telentang
(pantat sedikit diganjal ) – pakai pembalut, tidak boleh
dibersihkan, tidak boleh mandi, kencing
5. spesimen dari 1. Fornix Posterior 2. Ectocervix
3.Endocervix pengambilan pakai spuit steril dan jarum
plastik besar, jarum berbeda pada masing tempat ,
letakkan pd kaca objek
6. periksa dng mikroskop
7. penilaian:
MICROCURETTAGE
1. dilaksanakan pada hari ke 2 atau 10 menstruasi -
prahaid
2. laksanakan prosedur curettage
3. pakai microcurettage  ambil sedikit endometrium
4. jadikan preparat hapus  fiksasi dng alkohol 95 %
5. kirim PA
6. antara hari 2 – 7  proliferasi  estroge
10  kelenjar mulai berkelok
prahaid  kelenjar berkelok + glycogen
7. pengambilan spesimen setelah hari 10  harus yakin
tidak ada kehamilan !!!
8. Pasca curettage berikan antibiotika.
eDUKASI
• Melakukan pengkajian
• Menganalisa
• Memberikan penkes tentang pola
hidup sehat, hub sex, dll
• Rujuk
ASSISTED REPRODUCTION TECHNIQUES ( ART)
Usaha membantu terjadinya fertilisasi dan
kehamilan dimana bila tidak dimungkinkan
terjadinya fertilisasi secara alami  dengan
rekayasa reproduksi.
ART meliputi :
1. Intra Uterine Insemination ( IUI ) di Indonesia
sering disebut
AIH ( Artificial insenination husband )
2. InVitro Fertilization ( IVF )
3. Cloning
INTRA UTERINE INSEMINATION / AIH
Dengan bantuan alat khusus spermatozoa
dimasukkan langsung
kedalam cavum uteri.
Indikasi :
a. Jumlah spermatozoa kurang dari normal
b.Secara teknis , suami tidak bisa menyampaikan
semen sampai dekat cervix.
d. Pemilihan jenis kelamin anak ( sexing )
Syarat :
1. Istri dipastikan ada foliculogenesis  ovulasi
2. Saluran tuba minimal satu patent
3. Uterus normal
4. Semen bisa diproses untuk inseminasi.
Cara pelaksanaan :
ISTRI SUAMI
- Induksi ovulasi
- Pantau maturasi folikel
- Folikel mature > 17 mm
suntik hCG 36 jam IUI
- D inseminasi ……………………….. - sperma dng masturbasi
- proses semen dengan
washing  swim up
posisi lithotomi  masukkan spermatozoa dengan
canula khusus  via canalis cervicalis  cav uteri
Washing : sperma dipisahkan dengan diencerkan pakai media t3
Swim up : centrifuge 2000 RPM  jelek tenggelam  baik
berenang kepermukaan  tangkap dng pipet khusus
- Memisahkan semen dengan spermatozoa  washing
- Semen mengandung bermacam partikel dan debries berupa
protein, infeksi, prostaglandin dll.
. Penularan infeksi
. Protein akan dikenali sbg benda asing  immunologi
- Prostaglandin  kontraksi uterus  nyeri
- Memilih spermatozoa exellence + good ( a + b ) sebanyak
mungkin atau separasi sperma laki / perempuan untuk keinginan
sexing ( pemilihan kelamin anak )  dengan proses centrifuge –
swim up - separasi
Keberhasilan 15 – 25 %
Bisa diulang sampai 3 X , bila gagal  IVF ?
Mengapa spermatozoa harus diproses?
( tidak boleh pakai whole sperm )
INVITRO FERTILIZATION = TEST TUBE BABY
= BAYI TABUNG
* IVF mrpk harapan bagi pasangan infertilitas
* Bayi pertama IVF  Louis Brown 1978
Pengertian :
Fertilisasi dilaboratorium  menaburkan spermatozoa 
pada
Oocyt yg diambil dengan aspirasi ( pick up ) dari folikel 
Menjadi Embryo  tandur didalam uterus melalui canalis
Cervicalis.
Syarat keberhasilan IVF
Folikel matang da spermatozoa yang baik
Uterus normal  siap untuk kehamilan
Laboratorium yang baik
Fertilisasi  Embryo baik  Tandur alih baik.
Keberhasilan 30 – 35 %
Syarat peserta IVF
1. Pengelolaan infertilitas lengkap
2. Umur istri < 38 tahun
3. Punya biaya  mahal
4. Pasangan suami istri yang syah.
5. Oocyte dan sperma dari pasutri syah.
Indikasi
1. Tuba Fallopii buntu / rusak tidak bisa diperbaiki
2. Endometriosis yg sulit diobati  perlekatan berat
3. Spermatozoa jumlah kurang untuk terjadi fertilisasi
alami
4. Infertilitas yang tidak diketahuai sebabnya dengan
pemeriksaan pasutri keduanya normal ( idiopatik =
unexplained )
5. Cervix / lendir cervix tidak normal
6. Faktor immunologi
7. Luteizing Unrupturer Follicle ( LUF ).
8. Gangguan peritoneum
Pelaksanaan
1. Persiapan / pemeriksaan lengkap infertilitas
2. Pengobatan penyamarataan folikel ( Down Regulation )
dg GnRH Analog
3. Pemicuan ovulasi ( super ovulasi ) dng regimen t3
4. Pemantauan pematangan folikel  USG , Estriol, LH
sampai didapat folikel matang > 17 mm
5. Panen oocyte ( ovum pickup )  aspirasi trans vaginal
USG
6. Fertilisasi oocyte vs Spermatozoa yg sudah diproses
7. Embryo Transfers
8. Kehamilan  persalinan Sectio Caesar.
DAMBAAN SETIAP
PASANGAN SUAMI ISTRI
Pengelolaan infertilitas
harus PASANGAN!!!
Terima
kasih

More Related Content

Similar to INFERTILITAS(1).pptx

Diagnosa kebuntingan A 1.2
Diagnosa kebuntingan A 1.2Diagnosa kebuntingan A 1.2
Diagnosa kebuntingan A 1.2Jajat Rohmana
 
Bab 1 (sistem reproduksi manusia)
Bab 1 (sistem reproduksi manusia)Bab 1 (sistem reproduksi manusia)
Bab 1 (sistem reproduksi manusia)Lin Hidayati
 
PPT Sistem Reproduksi.pptx
PPT Sistem Reproduksi.pptxPPT Sistem Reproduksi.pptx
PPT Sistem Reproduksi.pptxRijadahliani
 
123479073 referat-infertilitas
123479073 referat-infertilitas123479073 referat-infertilitas
123479073 referat-infertilitasazil ikram
 
Perkembangan kb wiwit
Perkembangan kb wiwitPerkembangan kb wiwit
Perkembangan kb wiwitMJM Networks
 
PPT-Sistem-Reproduksi-Manusia-Kelas-9-Kurikulum-2013.pptx
PPT-Sistem-Reproduksi-Manusia-Kelas-9-Kurikulum-2013.pptxPPT-Sistem-Reproduksi-Manusia-Kelas-9-Kurikulum-2013.pptx
PPT-Sistem-Reproduksi-Manusia-Kelas-9-Kurikulum-2013.pptxFirdausRH
 
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptxPPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptxFatimahNur28
 
PPT-Sistem-Reproduksi-Manusia-Kelas-9-Kurikulum-2013.pptx
PPT-Sistem-Reproduksi-Manusia-Kelas-9-Kurikulum-2013.pptxPPT-Sistem-Reproduksi-Manusia-Kelas-9-Kurikulum-2013.pptx
PPT-Sistem-Reproduksi-Manusia-Kelas-9-Kurikulum-2013.pptxssuser0d6781
 
Bayitabung 130508070422-phpapp02
Bayitabung 130508070422-phpapp02Bayitabung 130508070422-phpapp02
Bayitabung 130508070422-phpapp02Mia Fitri
 
Sistemreproduksipdmanusia 121014211354-phpapp01
Sistemreproduksipdmanusia 121014211354-phpapp01Sistemreproduksipdmanusia 121014211354-phpapp01
Sistemreproduksipdmanusia 121014211354-phpapp01Kurnia Wati
 
Fertilisasi in vitro (bayi tabung)
Fertilisasi in vitro (bayi tabung)Fertilisasi in vitro (bayi tabung)
Fertilisasi in vitro (bayi tabung)Zharfa Setiawan
 
HE TAGIT & FIV
HE TAGIT & FIVHE TAGIT & FIV
HE TAGIT & FIV_0304_
 
Anamnesis & pemeriksan fisik
Anamnesis & pemeriksan fisikAnamnesis & pemeriksan fisik
Anamnesis & pemeriksan fisiktaikucingloh
 
Reproduksi manusia
Reproduksi manusiaReproduksi manusia
Reproduksi manusiasalmafirda
 
Kesproedit
KesproeditKesproedit
Kesproeditdrdr013
 

Similar to INFERTILITAS(1).pptx (20)

Diagnosa kebuntingan A 1.2
Diagnosa kebuntingan A 1.2Diagnosa kebuntingan A 1.2
Diagnosa kebuntingan A 1.2
 
Bab 1 (sistem reproduksi manusia)
Bab 1 (sistem reproduksi manusia)Bab 1 (sistem reproduksi manusia)
Bab 1 (sistem reproduksi manusia)
 
PPT Sistem Reproduksi.pptx
PPT Sistem Reproduksi.pptxPPT Sistem Reproduksi.pptx
PPT Sistem Reproduksi.pptx
 
123479073 referat-infertilitas
123479073 referat-infertilitas123479073 referat-infertilitas
123479073 referat-infertilitas
 
Perkembangan kb wiwit
Perkembangan kb wiwitPerkembangan kb wiwit
Perkembangan kb wiwit
 
PPT-Sistem-Reproduksi-Manusia-Kelas-9-Kurikulum-2013.pptx
PPT-Sistem-Reproduksi-Manusia-Kelas-9-Kurikulum-2013.pptxPPT-Sistem-Reproduksi-Manusia-Kelas-9-Kurikulum-2013.pptx
PPT-Sistem-Reproduksi-Manusia-Kelas-9-Kurikulum-2013.pptx
 
Askeb iv
Askeb ivAskeb iv
Askeb iv
 
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptxPPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
 
PPT-Sistem-Reproduksi-Manusia-Kelas-9-Kurikulum-2013.pptx
PPT-Sistem-Reproduksi-Manusia-Kelas-9-Kurikulum-2013.pptxPPT-Sistem-Reproduksi-Manusia-Kelas-9-Kurikulum-2013.pptx
PPT-Sistem-Reproduksi-Manusia-Kelas-9-Kurikulum-2013.pptx
 
Bayitabung 130508070422-phpapp02
Bayitabung 130508070422-phpapp02Bayitabung 130508070422-phpapp02
Bayitabung 130508070422-phpapp02
 
Niar refreshing
Niar refreshingNiar refreshing
Niar refreshing
 
Abortus.pptx
Abortus.pptxAbortus.pptx
Abortus.pptx
 
Sistemreproduksipdmanusia 121014211354-phpapp01
Sistemreproduksipdmanusia 121014211354-phpapp01Sistemreproduksipdmanusia 121014211354-phpapp01
Sistemreproduksipdmanusia 121014211354-phpapp01
 
Fertilisasi in vitro (bayi tabung)
Fertilisasi in vitro (bayi tabung)Fertilisasi in vitro (bayi tabung)
Fertilisasi in vitro (bayi tabung)
 
HE TAGIT & FIV
HE TAGIT & FIVHE TAGIT & FIV
HE TAGIT & FIV
 
Bayi tabung
Bayi tabungBayi tabung
Bayi tabung
 
Vertilization in Vitro
Vertilization in VitroVertilization in Vitro
Vertilization in Vitro
 
Anamnesis & pemeriksan fisik
Anamnesis & pemeriksan fisikAnamnesis & pemeriksan fisik
Anamnesis & pemeriksan fisik
 
Reproduksi manusia
Reproduksi manusiaReproduksi manusia
Reproduksi manusia
 
Kesproedit
KesproeditKesproedit
Kesproedit
 

Recently uploaded

PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 

Recently uploaded (20)

PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 

INFERTILITAS(1).pptx

  • 1.
  • 2. Sepasang suami isteri setelah bersenggama secara teratur (2-3x/minggu) tanpa memakai metode pencegahan belum mengalami kehamilan selama 1 tahun.
  • 4. DEFINISI dan PENGERTIAN DASAR Infertilitas Primer Pasangan suami istri ( Pasutri ) tidak pernah mengalami konsepsi meskipun sanggama teratur selama > 12 bulan tanpa perlindungan. Infertilitas Sekunder Pasutri sebelumnya pernah mengalami konsepsi ttp kmd tdk mampu konsepsi lagi meskipun sanggama teratur > 12 bulan tanpa perlindungan.
  • 5. Kehamilan sia-sia ( wastage pregnancy ) Istri mampu hamil ttp tidak mampu melahirkan anak hidup atau tidak mampu hamil sampai genap bulan. Subfertilitas Pasutri mengalami kesulitan dalam mewujudkan konsepsi secara bersama karena fertilitas keduanya berkurang. Infertilitas Ketidak mampuan Istri untuk konsepsi – hamil - melahirkan bayi hidup atau suami tidak mampu menghamili istri.
  • 6.
  • 7. SYARAT FERTILITAS Suami 1. Testis minimal 1  menghasilkan sperma normal. 1. Saluran Epididimis - vas deferens patent. 1. Kemampuan ereksi – penetrasi 2. Ejakulasi adekuat  sperma masuk sempurna di vagina. Istri 1. Sistem neuroendokrin hipotalamus – hipofisis – ovarium mampu menghasilkan ovum. 2. Tuba Fallopii minimal 1 berfungsi normal ( patent ). 3. Uterus mampu menerima dan membesarkan embrio. 4. Vagina mampu menerima sperma.
  • 8. Penyebab Infertilitas pada Wanita 1. Tuba falopi (36%) 2. Gangguan ovulasi (32%) 3. Endometriosis (6%) 4. Tidak diketahui (40%)
  • 9.
  • 10. 1. Gangguan spermatogenesis (<20jt/ml) 2. Cairan seminal < 2ml 3. Obstruksi duktus/ tubulus oleh inflamasi 4. Ketidakmampuan koitus/ ejakulasi Penyebab Infertilitas pada Pria
  • 11.
  • 12. Faktor Lain 1. Memakai celana jeans terlalu ketat 2. Mandi dengan air terlalu panas 3. Alkoholisme kronik/ merokok
  • 13. 1. Tahap wawancara identitas, riwayat kesh,perkawinan, infertilitas, hub sex n reproduksi 2. Pemeriksaan Fisik TB, BB, sebaran rambut, keadaan alat2 reproduksi 3. Pemeriksaan Lab Pria: analisis sperma Wanita: ovulasi PEMERIKSAAN INFERTILITAS
  • 14. PEMERIKSAAN SUAMI A.Anamnesis 1. Riwayat penyakit sistemik : DM, TBC, Allergi dll 2. Pembedahan daerah genitalia, varicocele dll 3. Infeksi saluran kemih dan genitalia : GO, Sipilis , STD lain. 4. Trauma sekitar genitalia 5. Obat yg berpengaruh atau pemakaian obat yg lama. 6. Risiko pekerjaan : lingkungan panas, kimia, radiasi. 7. Kebiasaan : pakaian ketat , berendam panas dll 8. Merokok, alkohol, narkoba. 9. Kebiasaan seksual / sanggama. 10.Kemampuan ereksi – penetrasi – ejakulasi.
  • 15. B. PEMERIKSAAN FISIK 1.Keadaan umum, gemuk, kurus 2.Vital sign C. PEMERIKSAAN KHUSUS GENITALIA. 1.Tanda kelamin sekunder. 2.Penis, bentuk, ukuran, kelainan hypoplasia, hypospadia kekuatan ereksi. 3.Scrotum  kelainan kulit, tanda infeksi dll. 4.Testis  jumlah, ukuran, penurunan testis, varicocele
  • 16. C. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Analisa Semen a. diambil dengan masturbasi b. abstinensia 3 – 4 hari c. tampung pakai botol kaca mulut lebar d. langsung diambil dilaboratorium/ kurang 30 menit post ejaculasi ditempat lain dng transport yang benar. Penilaian : a. Normospermia b. Oligospermia c. Asthenospermia d. Teratospermia e. Gabungan  oligo-terato-asteno-zoospermia. f. Azoospermia g. Aspermia 2. Laboratorium secara umum : darah, urine. 3. Hormonal : FSH, LH, Testosteron, Prolactin, Thyroid dll
  • 17. SEMEN ANALYSIS ( Normal values ) : WHO 1. Volume > 2 cc 2. Konsentrasi > 20 juta/ ml 3. Motilitas > 50 %  good atau > 25 % exellent 4. Morfologi > 30 % normal 5. Leukosit < 1 juta / ml 6. Aglutinasi < 20 % 7. Sperm Mar test < 10 % aglutinasi SPERMA ABNORMAL 1.Oligozoospermia: konsentrasi sperma < 20 juta 2.Azoospermi: ejakulat ada ( > 0 CC ), konsenstrasi= 0 3.Aspermia: ejakulat= 0, sperma = 0 4.Astenozoospermia= sperma > 20 jt, motilitas a < 25 % 5.Teratozoospermia= sperma > 25 jt, motilitas a > 25 %, morfologi normal < 50 %
  • 18. A. Anamnesis 1. Riwayat fertilitas sebelumnya. 2. Komplikasi kehamilan sebelumnya 3. Pemakaian kontrasepsi sebelumnya 4. Riwayat penyakit yg berpengaruh: DM, TBC, Tiroid 5. Obat-obatan terutama jangka panjang 6. Pmbedahan daerah perut, genitalia 7. Riwayat radang panggul, infeksi genital 8. Kelainan genitalia,bentuk , keluarnya ASI 9. Risiko pekerjaan 10.Riwayat haid dan tanda ovulasi, lendir yg lebih banyak pd pertengahan siklus, PMS. 11.Cara, waktu sanggama, ggn sanggama PEMERIKSAAN ISTRI
  • 19. B.PEMERIKSAAN FISIK 1. Keadaan umum : obesitas , BB / TB 2. Vital sign 3. Tanda kelamin sekunder, mamae, pinggul, distribusi rambut 4. Periksa dalam vagina  kelainan anatomis, infeksi dll C. PEMERIKSAAN PENDUKUNG 1. Suhu basal badan : monofasik / bifasik 2. Pemeriksaan lendir cervix : Spinbarkeit test, Fern test 3. Uji pasca sanggama  interaksi cervix >< sperm 4. Sampling endometrium  microcurettage  PA 5. Ultrasonografi  kelainan genitalia interna 6. Hysterosalpingography  bentuk dan funsi cavum uteri, saluran tuba. 7. Laparoscopy dan Chromotubasi : diagnostik – terapi 8. Laboratorium umum 9. Laboratorium hormonal : Prolactin, Estrogen, Progesteron, FSH, LH, Thyroid 1,2,3,4  bisa dilaksanakan di pelayanan primer ( Puskesmas )
  • 20. SUHU BADAN BASAL ( BBT ) 1. diukur setiap pagi segera setelah bangun tidur 2.dengan termometer yg sama pada sublingual 3.mulai hari pertama haid s/d haid yaddicatat pada grafik  bifasik / monofasik 4.Pengganggu : demam karena sakit, kurang tidur
  • 21. CERVICAL MUCOUS TEST 1. Dilaksanakan pada masa subur. 2. Pasang speculum vagina sampai portio – ostium uteri externum terlihat jelas. 3. Ambil lendir cervix , dinilai a. kejernihan lendir b. Spinbarkeit test  pembenangan 6- 10 cm c. Fern test  preparat basah pd gelas objek  mikroskop gambaran daun pakis. 4. Arti : bila baik – Oestrogen + progesteron baik  ada ovulasi. FERN TEST  baik
  • 22. UJI PASCA SANGGAMA 1. sangat bermanfaat menilai interaksi cervix dan spermatozoa 2. dilaksanakan pada perkiraan masa subur. 3. diperksa 8 – 10 jam pascasanggama. 4. Pasca sanggama isteri dengan posisi tetap telentang (pantat sedikit diganjal ) – pakai pembalut, tidak boleh dibersihkan, tidak boleh mandi, kencing 5. spesimen dari 1. Fornix Posterior 2. Ectocervix 3.Endocervix pengambilan pakai spuit steril dan jarum plastik besar, jarum berbeda pada masing tempat , letakkan pd kaca objek 6. periksa dng mikroskop 7. penilaian:
  • 23. MICROCURETTAGE 1. dilaksanakan pada hari ke 2 atau 10 menstruasi - prahaid 2. laksanakan prosedur curettage 3. pakai microcurettage  ambil sedikit endometrium 4. jadikan preparat hapus  fiksasi dng alkohol 95 % 5. kirim PA 6. antara hari 2 – 7  proliferasi  estroge 10  kelenjar mulai berkelok prahaid  kelenjar berkelok + glycogen 7. pengambilan spesimen setelah hari 10  harus yakin tidak ada kehamilan !!! 8. Pasca curettage berikan antibiotika.
  • 24. eDUKASI • Melakukan pengkajian • Menganalisa • Memberikan penkes tentang pola hidup sehat, hub sex, dll • Rujuk
  • 25. ASSISTED REPRODUCTION TECHNIQUES ( ART) Usaha membantu terjadinya fertilisasi dan kehamilan dimana bila tidak dimungkinkan terjadinya fertilisasi secara alami  dengan rekayasa reproduksi. ART meliputi : 1. Intra Uterine Insemination ( IUI ) di Indonesia sering disebut AIH ( Artificial insenination husband ) 2. InVitro Fertilization ( IVF ) 3. Cloning
  • 26. INTRA UTERINE INSEMINATION / AIH Dengan bantuan alat khusus spermatozoa dimasukkan langsung kedalam cavum uteri. Indikasi : a. Jumlah spermatozoa kurang dari normal b.Secara teknis , suami tidak bisa menyampaikan semen sampai dekat cervix. d. Pemilihan jenis kelamin anak ( sexing )
  • 27. Syarat : 1. Istri dipastikan ada foliculogenesis  ovulasi 2. Saluran tuba minimal satu patent 3. Uterus normal 4. Semen bisa diproses untuk inseminasi. Cara pelaksanaan : ISTRI SUAMI - Induksi ovulasi - Pantau maturasi folikel - Folikel mature > 17 mm suntik hCG 36 jam IUI - D inseminasi ……………………….. - sperma dng masturbasi - proses semen dengan washing  swim up posisi lithotomi  masukkan spermatozoa dengan canula khusus  via canalis cervicalis  cav uteri Washing : sperma dipisahkan dengan diencerkan pakai media t3 Swim up : centrifuge 2000 RPM  jelek tenggelam  baik berenang kepermukaan  tangkap dng pipet khusus
  • 28. - Memisahkan semen dengan spermatozoa  washing - Semen mengandung bermacam partikel dan debries berupa protein, infeksi, prostaglandin dll. . Penularan infeksi . Protein akan dikenali sbg benda asing  immunologi - Prostaglandin  kontraksi uterus  nyeri - Memilih spermatozoa exellence + good ( a + b ) sebanyak mungkin atau separasi sperma laki / perempuan untuk keinginan sexing ( pemilihan kelamin anak )  dengan proses centrifuge – swim up - separasi Keberhasilan 15 – 25 % Bisa diulang sampai 3 X , bila gagal  IVF ? Mengapa spermatozoa harus diproses? ( tidak boleh pakai whole sperm )
  • 29. INVITRO FERTILIZATION = TEST TUBE BABY = BAYI TABUNG * IVF mrpk harapan bagi pasangan infertilitas * Bayi pertama IVF  Louis Brown 1978 Pengertian : Fertilisasi dilaboratorium  menaburkan spermatozoa  pada Oocyt yg diambil dengan aspirasi ( pick up ) dari folikel  Menjadi Embryo  tandur didalam uterus melalui canalis Cervicalis.
  • 30.
  • 31. Syarat keberhasilan IVF Folikel matang da spermatozoa yang baik Uterus normal  siap untuk kehamilan Laboratorium yang baik Fertilisasi  Embryo baik  Tandur alih baik. Keberhasilan 30 – 35 % Syarat peserta IVF 1. Pengelolaan infertilitas lengkap 2. Umur istri < 38 tahun 3. Punya biaya  mahal 4. Pasangan suami istri yang syah. 5. Oocyte dan sperma dari pasutri syah.
  • 32. Indikasi 1. Tuba Fallopii buntu / rusak tidak bisa diperbaiki 2. Endometriosis yg sulit diobati  perlekatan berat 3. Spermatozoa jumlah kurang untuk terjadi fertilisasi alami 4. Infertilitas yang tidak diketahuai sebabnya dengan pemeriksaan pasutri keduanya normal ( idiopatik = unexplained ) 5. Cervix / lendir cervix tidak normal 6. Faktor immunologi 7. Luteizing Unrupturer Follicle ( LUF ). 8. Gangguan peritoneum
  • 33. Pelaksanaan 1. Persiapan / pemeriksaan lengkap infertilitas 2. Pengobatan penyamarataan folikel ( Down Regulation ) dg GnRH Analog 3. Pemicuan ovulasi ( super ovulasi ) dng regimen t3 4. Pemantauan pematangan folikel  USG , Estriol, LH sampai didapat folikel matang > 17 mm 5. Panen oocyte ( ovum pickup )  aspirasi trans vaginal USG 6. Fertilisasi oocyte vs Spermatozoa yg sudah diproses 7. Embryo Transfers 8. Kehamilan  persalinan Sectio Caesar.
  • 34. DAMBAAN SETIAP PASANGAN SUAMI ISTRI Pengelolaan infertilitas harus PASANGAN!!!