1) Pasangan suami istri mengalami kesulitan hamil selama satu tahun walaupun melakukan hubungan seks secara teratur tanpa pengaman; 2) Dokumen menjelaskan definisi dan penyebab infertilitas serta teknik bantuan reproduksi seperti inseminasi intrauterin dan fertilisasi in vitro.
4. DEFINISI dan PENGERTIAN DASAR
Infertilitas Primer
Pasangan suami istri ( Pasutri ) tidak
pernah mengalami konsepsi meskipun
sanggama teratur selama > 12 bulan
tanpa perlindungan.
Infertilitas Sekunder
Pasutri sebelumnya pernah mengalami
konsepsi ttp kmd tdk mampu konsepsi
lagi meskipun sanggama teratur > 12
bulan tanpa perlindungan.
5. Kehamilan sia-sia ( wastage pregnancy )
Istri mampu hamil ttp tidak mampu melahirkan
anak hidup atau tidak mampu hamil sampai
genap bulan.
Subfertilitas
Pasutri mengalami kesulitan dalam
mewujudkan konsepsi secara bersama karena
fertilitas keduanya berkurang.
Infertilitas
Ketidak mampuan Istri untuk konsepsi – hamil -
melahirkan bayi hidup atau suami tidak mampu
menghamili istri.
6.
7. SYARAT FERTILITAS
Suami
1. Testis minimal 1 menghasilkan
sperma normal.
1. Saluran Epididimis - vas deferens
patent.
1. Kemampuan ereksi – penetrasi
2. Ejakulasi adekuat sperma masuk
sempurna di vagina.
Istri
1. Sistem neuroendokrin hipotalamus
– hipofisis – ovarium mampu
menghasilkan ovum.
2. Tuba Fallopii minimal 1 berfungsi
normal ( patent ).
3. Uterus mampu menerima dan
membesarkan embrio.
4. Vagina mampu menerima sperma.
12. Faktor Lain
1. Memakai celana jeans
terlalu ketat
2. Mandi dengan air terlalu
panas
3. Alkoholisme kronik/
merokok
13. 1. Tahap wawancara
identitas, riwayat kesh,perkawinan, infertilitas, hub
sex n reproduksi
2. Pemeriksaan Fisik
TB, BB, sebaran rambut, keadaan alat2 reproduksi
3. Pemeriksaan Lab
Pria: analisis sperma
Wanita: ovulasi
PEMERIKSAAN INFERTILITAS
14. PEMERIKSAAN SUAMI
A.Anamnesis
1. Riwayat penyakit sistemik : DM, TBC, Allergi dll
2. Pembedahan daerah genitalia, varicocele dll
3. Infeksi saluran kemih dan genitalia : GO, Sipilis ,
STD lain.
4. Trauma sekitar genitalia
5. Obat yg berpengaruh atau pemakaian obat yg lama.
6. Risiko pekerjaan : lingkungan panas, kimia, radiasi.
7. Kebiasaan : pakaian ketat , berendam panas dll
8. Merokok, alkohol, narkoba.
9. Kebiasaan seksual / sanggama.
10.Kemampuan ereksi – penetrasi – ejakulasi.
15. B. PEMERIKSAAN FISIK
1.Keadaan umum, gemuk, kurus
2.Vital sign
C. PEMERIKSAAN KHUSUS GENITALIA.
1.Tanda kelamin sekunder.
2.Penis, bentuk, ukuran, kelainan hypoplasia,
hypospadia kekuatan ereksi.
3.Scrotum kelainan kulit, tanda infeksi dll.
4.Testis jumlah, ukuran, penurunan testis,
varicocele
16. C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Analisa Semen
a. diambil dengan masturbasi
b. abstinensia 3 – 4 hari
c. tampung pakai botol kaca mulut lebar
d. langsung diambil dilaboratorium/ kurang 30 menit
post ejaculasi ditempat lain dng transport yang benar.
Penilaian :
a. Normospermia
b. Oligospermia
c. Asthenospermia
d. Teratospermia
e. Gabungan oligo-terato-asteno-zoospermia.
f. Azoospermia
g. Aspermia
2. Laboratorium secara umum : darah, urine.
3. Hormonal : FSH, LH, Testosteron, Prolactin, Thyroid dll
17. SEMEN ANALYSIS ( Normal values ) : WHO
1. Volume > 2 cc
2. Konsentrasi > 20 juta/ ml
3. Motilitas > 50 % good atau > 25 % exellent
4. Morfologi > 30 % normal
5. Leukosit < 1 juta / ml
6. Aglutinasi < 20 %
7. Sperm Mar test < 10 % aglutinasi
SPERMA ABNORMAL
1.Oligozoospermia: konsentrasi sperma < 20 juta
2.Azoospermi: ejakulat ada ( > 0 CC ), konsenstrasi= 0
3.Aspermia: ejakulat= 0, sperma = 0
4.Astenozoospermia= sperma > 20 jt, motilitas a < 25 %
5.Teratozoospermia= sperma > 25 jt, motilitas a > 25 %,
morfologi normal < 50 %
18. A. Anamnesis
1. Riwayat fertilitas sebelumnya.
2. Komplikasi kehamilan sebelumnya
3. Pemakaian kontrasepsi sebelumnya
4. Riwayat penyakit yg berpengaruh: DM, TBC, Tiroid
5. Obat-obatan terutama jangka panjang
6. Pmbedahan daerah perut, genitalia
7. Riwayat radang panggul, infeksi genital
8. Kelainan genitalia,bentuk , keluarnya ASI
9. Risiko pekerjaan
10.Riwayat haid dan tanda ovulasi, lendir yg lebih
banyak pd pertengahan siklus, PMS.
11.Cara, waktu sanggama, ggn sanggama
PEMERIKSAAN ISTRI
19. B.PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : obesitas , BB / TB
2. Vital sign
3. Tanda kelamin sekunder, mamae, pinggul, distribusi rambut
4. Periksa dalam vagina kelainan anatomis, infeksi dll
C. PEMERIKSAAN PENDUKUNG
1. Suhu basal badan : monofasik / bifasik
2. Pemeriksaan lendir cervix : Spinbarkeit test, Fern test
3. Uji pasca sanggama interaksi cervix >< sperm
4. Sampling endometrium microcurettage PA
5. Ultrasonografi kelainan genitalia interna
6. Hysterosalpingography bentuk dan funsi cavum uteri, saluran tuba.
7. Laparoscopy dan Chromotubasi : diagnostik – terapi
8. Laboratorium umum
9. Laboratorium hormonal : Prolactin, Estrogen, Progesteron, FSH, LH,
Thyroid
1,2,3,4 bisa dilaksanakan di pelayanan primer ( Puskesmas )
20. SUHU BADAN BASAL ( BBT )
1. diukur setiap pagi segera setelah bangun
tidur
2.dengan termometer yg sama pada
sublingual
3.mulai hari pertama haid s/d haid
yaddicatat pada grafik bifasik /
monofasik
4.Pengganggu : demam karena sakit, kurang
tidur
21. CERVICAL MUCOUS TEST
1. Dilaksanakan pada masa subur.
2. Pasang speculum vagina sampai portio – ostium uteri externum
terlihat jelas.
3. Ambil lendir cervix , dinilai
a. kejernihan lendir
b. Spinbarkeit test pembenangan 6- 10 cm
c. Fern test preparat basah pd gelas objek mikroskop
gambaran daun pakis.
4. Arti : bila baik – Oestrogen + progesteron baik ada ovulasi.
FERN TEST baik
22. UJI PASCA SANGGAMA
1. sangat bermanfaat menilai interaksi cervix dan
spermatozoa
2. dilaksanakan pada perkiraan masa subur.
3. diperksa 8 – 10 jam pascasanggama.
4. Pasca sanggama isteri dengan posisi tetap telentang
(pantat sedikit diganjal ) – pakai pembalut, tidak boleh
dibersihkan, tidak boleh mandi, kencing
5. spesimen dari 1. Fornix Posterior 2. Ectocervix
3.Endocervix pengambilan pakai spuit steril dan jarum
plastik besar, jarum berbeda pada masing tempat ,
letakkan pd kaca objek
6. periksa dng mikroskop
7. penilaian:
23. MICROCURETTAGE
1. dilaksanakan pada hari ke 2 atau 10 menstruasi -
prahaid
2. laksanakan prosedur curettage
3. pakai microcurettage ambil sedikit endometrium
4. jadikan preparat hapus fiksasi dng alkohol 95 %
5. kirim PA
6. antara hari 2 – 7 proliferasi estroge
10 kelenjar mulai berkelok
prahaid kelenjar berkelok + glycogen
7. pengambilan spesimen setelah hari 10 harus yakin
tidak ada kehamilan !!!
8. Pasca curettage berikan antibiotika.
25. ASSISTED REPRODUCTION TECHNIQUES ( ART)
Usaha membantu terjadinya fertilisasi dan
kehamilan dimana bila tidak dimungkinkan
terjadinya fertilisasi secara alami dengan
rekayasa reproduksi.
ART meliputi :
1. Intra Uterine Insemination ( IUI ) di Indonesia
sering disebut
AIH ( Artificial insenination husband )
2. InVitro Fertilization ( IVF )
3. Cloning
26. INTRA UTERINE INSEMINATION / AIH
Dengan bantuan alat khusus spermatozoa
dimasukkan langsung
kedalam cavum uteri.
Indikasi :
a. Jumlah spermatozoa kurang dari normal
b.Secara teknis , suami tidak bisa menyampaikan
semen sampai dekat cervix.
d. Pemilihan jenis kelamin anak ( sexing )
27. Syarat :
1. Istri dipastikan ada foliculogenesis ovulasi
2. Saluran tuba minimal satu patent
3. Uterus normal
4. Semen bisa diproses untuk inseminasi.
Cara pelaksanaan :
ISTRI SUAMI
- Induksi ovulasi
- Pantau maturasi folikel
- Folikel mature > 17 mm
suntik hCG 36 jam IUI
- D inseminasi ……………………….. - sperma dng masturbasi
- proses semen dengan
washing swim up
posisi lithotomi masukkan spermatozoa dengan
canula khusus via canalis cervicalis cav uteri
Washing : sperma dipisahkan dengan diencerkan pakai media t3
Swim up : centrifuge 2000 RPM jelek tenggelam baik
berenang kepermukaan tangkap dng pipet khusus
28. - Memisahkan semen dengan spermatozoa washing
- Semen mengandung bermacam partikel dan debries berupa
protein, infeksi, prostaglandin dll.
. Penularan infeksi
. Protein akan dikenali sbg benda asing immunologi
- Prostaglandin kontraksi uterus nyeri
- Memilih spermatozoa exellence + good ( a + b ) sebanyak
mungkin atau separasi sperma laki / perempuan untuk keinginan
sexing ( pemilihan kelamin anak ) dengan proses centrifuge –
swim up - separasi
Keberhasilan 15 – 25 %
Bisa diulang sampai 3 X , bila gagal IVF ?
Mengapa spermatozoa harus diproses?
( tidak boleh pakai whole sperm )
29. INVITRO FERTILIZATION = TEST TUBE BABY
= BAYI TABUNG
* IVF mrpk harapan bagi pasangan infertilitas
* Bayi pertama IVF Louis Brown 1978
Pengertian :
Fertilisasi dilaboratorium menaburkan spermatozoa
pada
Oocyt yg diambil dengan aspirasi ( pick up ) dari folikel
Menjadi Embryo tandur didalam uterus melalui canalis
Cervicalis.
30.
31. Syarat keberhasilan IVF
Folikel matang da spermatozoa yang baik
Uterus normal siap untuk kehamilan
Laboratorium yang baik
Fertilisasi Embryo baik Tandur alih baik.
Keberhasilan 30 – 35 %
Syarat peserta IVF
1. Pengelolaan infertilitas lengkap
2. Umur istri < 38 tahun
3. Punya biaya mahal
4. Pasangan suami istri yang syah.
5. Oocyte dan sperma dari pasutri syah.
32. Indikasi
1. Tuba Fallopii buntu / rusak tidak bisa diperbaiki
2. Endometriosis yg sulit diobati perlekatan berat
3. Spermatozoa jumlah kurang untuk terjadi fertilisasi
alami
4. Infertilitas yang tidak diketahuai sebabnya dengan
pemeriksaan pasutri keduanya normal ( idiopatik =
unexplained )
5. Cervix / lendir cervix tidak normal
6. Faktor immunologi
7. Luteizing Unrupturer Follicle ( LUF ).
8. Gangguan peritoneum
33. Pelaksanaan
1. Persiapan / pemeriksaan lengkap infertilitas
2. Pengobatan penyamarataan folikel ( Down Regulation )
dg GnRH Analog
3. Pemicuan ovulasi ( super ovulasi ) dng regimen t3
4. Pemantauan pematangan folikel USG , Estriol, LH
sampai didapat folikel matang > 17 mm
5. Panen oocyte ( ovum pickup ) aspirasi trans vaginal
USG
6. Fertilisasi oocyte vs Spermatozoa yg sudah diproses
7. Embryo Transfers
8. Kehamilan persalinan Sectio Caesar.