SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
PEMERIKSAAN URINE 
Vianina riskinta
Apa itu urine 
Urin atau air seni atau air kencing 
adalah cairan sisa yang 
diekskresikan oleh ginjal yang 
kemudian akan dikeluarkan dari 
dalam tubuh melalui proses 
urinasi.
Jenis pengambilan urine 
• Urine sewaktu adalah urine yang dikeluarkan 
setiap saat dan tidak ditentukan secara 
khusus. Mungkin sampel encer, isotonik, 
atau hipertonik dan mungkin mengandung 
sel darah putih, bakteri, dan epitel skuamosa 
sebagai kontaminan. 
• Urine pagi Pengumpulan sampel pada pagi 
hari setelah bangun tidur, dilakukan sebelum 
makan atau menelan cairan apapun 
• Urine tampung 24 jam adalah urine yang 
dikeluarkan selama 24 jam terus-menerus 
dan dikumpulkan dalam satu wadah.
Pengambilan Urine. 
PERSIAPAN ALAT 
• Botol yang telah disterilkan(tempat penampung spesimen) 
• Label spesimen 
• Sarung tangan sekali pakai 
• Larutan anti septik 
• Kapas sublimat 
• Formulir Laboratorium 
• Urinal (Pispot) jika klien tidak dapat berjalan 
• Baskom air hangat 
• Waslap 
• Sabun 
• Handuk
Cara pengambilan sampel urine clean-catch pada 
pasien wanita 
1. Pasien harus mencuci tangannya dengan memakai sabun lalu 
mengeringkannya dengan handuk, kain yang bersih atau tissue. 
2. Tanggalkan pakaian dalam, lebarkan labia dengan satu tangan 
3. Bersihkan labia dan vulva menggunakan kasa steril dengan arah dari 
depan ke belakang 
4. Bilas dengan air bersih dan keringkan dengan kasa steril yang lain. 
5. Selama proses ini berlangsung, labia harus tetap terbuka dan jari 
tangan jangan menyentuh daerah yang telah dibersihkan. 
6. Keluarkan urine, aliran urine yang pertama dibuang. Aliran urine 
selanjutnya ditampung dalam wadah steril yang telah disediakan. 
Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urine habis. Diusahakan 
agar urine tidak membasahi bagian luar wadah. 
7. Wadah ditutup rapat dan segera dikirim ke laboratorium.
Cara pengambilan urine clean-catch pada 
pasien pria 
1. Pasien harus mencuci tangannya dengan memakai sabun lalu 
mengeringkannya dengan handuk, kain yang bersih atau 
tissue. 
2. Jika tidak disunat, tarik preputium ke belakang. Keluarkan 
urine, aliran urine yang pertama dibuang. Aliran urine 
selanjutnya ditampung dalam wadah steril yang telah 
disediakan. Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urine 
habis. Diusahakan agar urine tidak membasahi bagian luar 
wadah. 
3. Wadah ditutup rapat dan segera dikirim ke laboratorium
Hal-hal yang perlu di infeksi dalam 
pemeriksaan urine 
• Volume urine 
Dihitung dalam gelas ukur. Volume urine 
normal : 1200-1500 ml/24 jam. Volume urine 
masingmasing orang bervariasi tergantung 
pada luas permukaan tubuh, pemakaian 
cairan, dan kelembapan udara / penguapan. 
• Bau urine yang normal, tidak keras. Bau 
urine yang normal disebabkan dari sebagian 
oleh asam-asam organik yang mudah 
menguap.
• Buih pada urine normal berwarna putih. Jika 
urine mudah berbuih, menunjukkan bahwa 
urine tersebut mengandung protein. 
Sedangkan jika urine memiliki buih yang 
berwarna kuning, hal tersebut disebabkan 
oleh adanya pigmen empedu(bilirubin) dalam 
urine. 
• Warna urine ditentukan oleh besarnya 
dieresis. Makin besar dieresis, makin muda 
warna urine itu.
• Kejernihan 
Cara menguji kejernihan sama seperti 
menguji warna yaitu jernih, agak keruh, 
keruh atau sangat keruh. Tidak semua 
macam kekeruhan bersifat abnormal. Urine 
normal pun akan menjadi keruh jika 
dibiarkan atau didinginkan
Macam macam pemeriksaan 
sampel urine 
 Punksi Suprapubik. 
Pengambilan urin dengan punksi 
suprapubik dilakukan pengambilan urin 
langsung dari kandung kemih melalui kulit 
dan dinding perut dengan semprit dan jarum 
steril
Pada punksi suprapubik ini adalah tindakan 
antisepsis yang baik pada daerah yang akan 
ditusuk, anestesi lokal pada daerah yang 
akan ditusuk dan keadaan asepsis harus 
selalu dijaga 
Bila keadaan asepsis baik, maka bakteri 
apapun dan berapapun jumlah koloni yang 
tumbuh pada biakan, dapat dipastikan 
merupakan penyebab ISK.
 Kateter 
Bahan urin dapat diambil dari kateter dengan 
jarum dan semprit yang steril 
cara ini juga penting tindakan antisepsis pada 
daerah kateter yang akan ditusuk dan keadaan 
asepsis harus elalu dijaga. Tempat penusukan 
kateter sebaiknya sedekat mungkin dengan 
ujung kateter yang berada di dalam kandung 
kemih (ujung distal). Penilaian urin yang 
diperoleh dari kateter sama dengan hasil biakan 
urin yang diperoleh dari punksi suprapubik.
 Urin Porsi Tengah 
Urin porsi tengah sebagai sampel pemeriksaan 
urinalisis merupakan teknik pengambilan yang 
paling sering dilakukan dan tidak menimbulkan 
ketidaknyamanan pada penderita. 
Akan tetapi resiko kontaminasi akibat kesalahan 
pengambilan cukup besar. Tidak boleh 
menggunakan antiseptik untuk persiapan 
pasien karena dapat mengkontaminasi sampel 
dan menyebabkan kultur false-negatif.
UNTUK PENGAMBILAN DAN PENAMPUNGAN URINE 
PORSI TENGAH PADA PRIA 
1. Siapkan beberapa potongan kasa steril untuk 
membersihkan daerah penis dan muara uretra. 
Satu potong kasa steril dibasahi dengan air sabun, 
Dua potong kasa steril dibasahi dengan air sabun, 
dua potong kasa steril dibasahi dengan air atau 
salin hangat dan sepotong lagi dibiarkan dalam 
keadaan kering. 
Jangan memakai larutan antiseptik untuk 
membersihkan daerah tersebut. 
Siapkan pula wadah steril dan jangan buka tutupnya 
sebelum pembersihan selesai.
2. Tarik prepusium ke belakang dengan satu tangan dan 
bersihkan daerah ujung penis dengan kasa yang dibasahi 
air sabun. Buang kasa yang telah dipakai ke tempat 
sampah. 
3. Bilas ujung penis dengan kasa yang dibasahi air atau 
salin hangat. Ulangi sekali lagi, lalu keringkan daerah 
tersebut dengan potongan kasa steril yang kering. Buang 
kasa yang telah dipakai ke dalam tempat sampah. 
4. Dengan tetap menahan prepusium ke belakang, 
mulailah berkemih. Buang beberapa mililiter urin yang 
keluar, kemudian tampung urin yang keluar berikutnya ke 
dalam wadah steril sampai terisi sepertiga sampai 
setengahnya
5. Setelah selesai, tutup kembali wadah urin 
dengan rapat dan bersihkan dinding luar wadah 
dari urin yang tertumpah.
PENGAMBILAN DAN PENAMPUNGAN URINE 
PORSI TENGAH PADA WANITA 
1. Siapkan beberapa potongan kasa steril untuk 
membersihkan daerah vagina dan muara uretra. 
Satu potong kasa steril dibasahi dengan air sabun, 
dua potong kasa steril dibasahi air atau salin 
hangat dan sepotong lagi dibiarkan dalam 
keadaan kering. 
Jangan memakai larutan antiseptik untuk 
membersihkan daerah tersebut. 
Siapkan pula wadah steril dan jangan buka tutupnya 
sebelum pembersihan daerah vagina selesai.
2. Dengan 2 jari pisahkan kedua labia dan 
bersihkan daerah vagina dengan potongan kasa 
steril yang mengandung sabun. 
Arah pembersihan dari depan ke belakang. 
Kemudian buang kasa yang telah dipakai ke 
tempat sampah. 
3. Bilas daerah tersebut dari arah depan ke 
belakang dengan potongan kasa yang dibasahi 
dengan air atau salin hangat. 
Selama pembilasan tetap pisahkan kedua labia 
dengan 2 jari dan jangan biarkan labia 
menyentuh muara uretra.
4. Dengan tetap memisahkan kedua labia, mulailah 
berkemih. Buang beberapa mililiter urin yang 
mula-mula keluar. 
Kemudian tampung aliran urin selanjutnya ke dalam 
wadah steril sampai kurang lebih sepertiga atau 
setengah wadah terisi. 
5. Setelah selesai, tutup kembali wadah urin 
dengan rapat dan bersihkan dinding luar wadah 
dari urin yang tertumpah.
Pengamanan,Pengiriman Dan 
Pengawetan Sampel Urine 
Sebelum dikirim harus memastikan bahwa suatu 
sampel baik, salah satu indikatornya adalah 
wadah spesimen. 
wadah untuk menampung spesimen urine 
sebaiknya terbuat dari bahan plastik, tidak mudah 
pecah, bermulut lebar, dapat menampung 10-15 
ml urine dan dapat ditutup dengan rapat. 
Selain itu juga harus bersih, kering, tidak 
mengandung bahan yang dapat mengubah 
komposisi zat-zat yang terdapat dalam urine.
Urine yang sudah ditampung sebaiknya segera diperiksa karna jika dibiarkan 
lebih dari 2 jam akan terkontaminasi.Urine harus segera diperiksa, jika lokasi 
laboratorium jauh, maka perkirakan jarak apabila kurang dari 2 jam dapat 
diletakkan pada refrigator dengan suhu 40C,
BAHAN PENGAWET URINE 
a. Sodium Florida : Digunakan untuk tes glukosa , menghambat pertumbuhan 
bakteri dan mencegah glikolisis sel . 
b. Formalin : Mengawetkan elemen – elemen dalam urine . 
c. HCL : Mengawetkan kalsium untuk tes phosporus . 
d. Boric Acid : - Mengawetkan elemen urin seperti estriol dan esterogen 
selama lebih dari 7 hari . 
- Mengawetkan Kreatinin, Asam urat, Glukosa 
- Mempertahankan pH dan mengawetkan protein . 
e. Sodium Carbonate : Mengawetkan Porphyrin, urobilin . 
f. Toluena : Menghambat perombakan urin oleh kuman dan baik dipakai 
untuk mengawetkan glukosa . 
g. Thymol : Mempunyai daya awet seperti Toluena 
h. Natrium Carbonate : Mengawetkan Urobiinogen jika hendak menentukan 
ekskresinya per 24 jam . 
i. Asam Sulfat Pekat : Mengawetkan Urin untuk penetapan kuantitatif 
kalsium,nitrogen, dan zat organik lain . 
j. Formaldehyde, mercury, benzoate : Meningkatkan berat jenis urin
Pelakuan Terhadap Sisa Sampel Urine 
Sampel urine yang sudah diperiksa bisa 
dibuang di tempat sampah kantong plastik, 
alangkah baiknya jika sampel urine tersebut 
dimanfaatkan sebagai pupuk kompos
KESIMPULAN 
Urine cairan sisa yang diekskresikan ginjal kemudian 
dikeluarkan dari dalam tubuh, cara pengambilan, 
pengumpulan ,pengamanan dan pengiriman urine 
haruslah sesuai prosedur agar tidak terjadi 
kontaminasi terhadap sampel sehingga diperoleh 
hasil yang akurat.
SARAN 
Hal-hal yang penting dilakukan sebelum dan sesudah 
pengambilan spesimen urine: 
1. Cuci tangan dengan baik menggunakan air hangat, 
kemudian bersihkan dengan sabun sebelum dan sesudah 
mengambil sampel urine. 
2. Lakukan tata cara pengambilan urine dengan baik dan 
benar. 
3. Gunakan sarung tangan jika menyentuh urine orang lain. 
4. Gunakan plastik bening dan bersih untuk membawa sampel 
ke laboratorium. 
5. Spesimen urine harus segera dibawa ke laboratorium
Terima kasih

More Related Content

What's hot

Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode ImunokromatografiPemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode ImunokromatografiPatriciaGitaNaully
 
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampelPenanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampelAhmadPurnawarmanFais
 
PEMERIKSAAN URINE (Urinalisis)
PEMERIKSAAN URINE (Urinalisis)PEMERIKSAAN URINE (Urinalisis)
PEMERIKSAAN URINE (Urinalisis)LizaHardila
 
PPT Hematologi - Clotting Time
PPT Hematologi - Clotting TimePPT Hematologi - Clotting Time
PPT Hematologi - Clotting TimeRiskymessyana99
 
Pemeriksaan faeses
Pemeriksaan faesesPemeriksaan faeses
Pemeriksaan faesesAmat Rajasa
 
Isi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urinIsi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urinMita Yurike
 
Prosedur pengambilan spesimen kultur sputum
Prosedur pengambilan spesimen kultur sputumProsedur pengambilan spesimen kultur sputum
Prosedur pengambilan spesimen kultur sputumBambang Fadhil
 
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariaBuku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariahersu12345
 
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)Rolly Scavengers
 
249456048 makalah-6-kimia-klinik-feses
249456048 makalah-6-kimia-klinik-feses249456048 makalah-6-kimia-klinik-feses
249456048 makalah-6-kimia-klinik-fesesEka Selvina
 
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasiSterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasiHildaHerman1
 

What's hot (20)

Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode ImunokromatografiPemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
 
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampelPenanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
 
Soal soal hematologi
Soal soal hematologiSoal soal hematologi
Soal soal hematologi
 
Pemeriksaan Kehamilan
Pemeriksaan KehamilanPemeriksaan Kehamilan
Pemeriksaan Kehamilan
 
PEMERIKSAAN URINE (Urinalisis)
PEMERIKSAAN URINE (Urinalisis)PEMERIKSAAN URINE (Urinalisis)
PEMERIKSAAN URINE (Urinalisis)
 
Kimia klinik tutor 2
Kimia klinik tutor 2Kimia klinik tutor 2
Kimia klinik tutor 2
 
PPT Hematologi - Clotting Time
PPT Hematologi - Clotting TimePPT Hematologi - Clotting Time
PPT Hematologi - Clotting Time
 
Pemeriksaan faeses
Pemeriksaan faesesPemeriksaan faeses
Pemeriksaan faeses
 
Isi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urinIsi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urin
 
Prosedur pengambilan spesimen kultur sputum
Prosedur pengambilan spesimen kultur sputumProsedur pengambilan spesimen kultur sputum
Prosedur pengambilan spesimen kultur sputum
 
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariaBuku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
 
Kimia klinik tutor 1
Kimia klinik tutor 1Kimia klinik tutor 1
Kimia klinik tutor 1
 
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
 
FLORA NORMAL
FLORA NORMALFLORA NORMAL
FLORA NORMAL
 
Feses
FesesFeses
Feses
 
249456048 makalah-6-kimia-klinik-feses
249456048 makalah-6-kimia-klinik-feses249456048 makalah-6-kimia-klinik-feses
249456048 makalah-6-kimia-klinik-feses
 
Macam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikanMacam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikan
 
Penanganan sputum
Penanganan sputumPenanganan sputum
Penanganan sputum
 
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasiSterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
 
Giardia Lamblia
Giardia LambliaGiardia Lamblia
Giardia Lamblia
 

Similar to ppt persentaion Pemeriksaan urine

Alkes pnampungn
Alkes pnampungnAlkes pnampungn
Alkes pnampungnIndika Sn
 
URINALISIS.pptx
URINALISIS.pptxURINALISIS.pptx
URINALISIS.pptxanindya um
 
penangananpenyimpanandanpemusnahansampel-181105073621.pdf
penangananpenyimpanandanpemusnahansampel-181105073621.pdfpenangananpenyimpanandanpemusnahansampel-181105073621.pdf
penangananpenyimpanandanpemusnahansampel-181105073621.pdfDennisa13
 
Pertemuan 2. PENGELOLAAN SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI.ppt
Pertemuan 2. PENGELOLAAN SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI.pptPertemuan 2. PENGELOLAAN SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI.ppt
Pertemuan 2. PENGELOLAAN SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI.pptDaniPatrick2
 
Pengambilan Spesimen MIKROBIOLOGI.ppt
Pengambilan Spesimen MIKROBIOLOGI.pptPengambilan Spesimen MIKROBIOLOGI.ppt
Pengambilan Spesimen MIKROBIOLOGI.pptStHadijah
 
MIKROBIOLOGI DASAR & PENGAMBILAN SPESIMEN (dr. Cahyarini)1.pptx
MIKROBIOLOGI DASAR & PENGAMBILAN SPESIMEN (dr. Cahyarini)1.pptxMIKROBIOLOGI DASAR & PENGAMBILAN SPESIMEN (dr. Cahyarini)1.pptx
MIKROBIOLOGI DASAR & PENGAMBILAN SPESIMEN (dr. Cahyarini)1.pptxTheopilus Lay
 
PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...
PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...
PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...ssuser72cb6d
 
Leaflatpemeriksaan genetalia
Leaflatpemeriksaan genetaliaLeaflatpemeriksaan genetalia
Leaflatpemeriksaan genetaliaWarung Bidan
 
Management Nefrostomi of Nursing For Patient.ppt
Management Nefrostomi of Nursing For Patient.pptManagement Nefrostomi of Nursing For Patient.ppt
Management Nefrostomi of Nursing For Patient.pptmegawatirscm
 
Examination of vaginal discharge with the prosedure
Examination of vaginal discharge with the prosedureExamination of vaginal discharge with the prosedure
Examination of vaginal discharge with the prosedureyetiindrawati3
 
Pelaksanaan Asuhan Kebidanan Kala I, II, III dan IV
Pelaksanaan Asuhan Kebidanan Kala I, II, III dan IVPelaksanaan Asuhan Kebidanan Kala I, II, III dan IV
Pelaksanaan Asuhan Kebidanan Kala I, II, III dan IVpjj_kemenkes
 

Similar to ppt persentaion Pemeriksaan urine (20)

Penatalaksanaan spesimen
Penatalaksanaan spesimenPenatalaksanaan spesimen
Penatalaksanaan spesimen
 
Sistem eliminasi kdm pp akbid paramata muna
Sistem eliminasi kdm pp akbid paramata muna Sistem eliminasi kdm pp akbid paramata muna
Sistem eliminasi kdm pp akbid paramata muna
 
1. Stool Culture.ppt
1. Stool Culture.ppt1. Stool Culture.ppt
1. Stool Culture.ppt
 
Presentasi bakte
Presentasi baktePresentasi bakte
Presentasi bakte
 
Alkes pnampungn
Alkes pnampungnAlkes pnampungn
Alkes pnampungn
 
URINALISIS.pptx
URINALISIS.pptxURINALISIS.pptx
URINALISIS.pptx
 
penangananpenyimpanandanpemusnahansampel-181105073621.pdf
penangananpenyimpanandanpemusnahansampel-181105073621.pdfpenangananpenyimpanandanpemusnahansampel-181105073621.pdf
penangananpenyimpanandanpemusnahansampel-181105073621.pdf
 
Pertemuan 2. PENGELOLAAN SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI.ppt
Pertemuan 2. PENGELOLAAN SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI.pptPertemuan 2. PENGELOLAAN SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI.ppt
Pertemuan 2. PENGELOLAAN SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI.ppt
 
Pengambilan Spesimen MIKROBIOLOGI.ppt
Pengambilan Spesimen MIKROBIOLOGI.pptPengambilan Spesimen MIKROBIOLOGI.ppt
Pengambilan Spesimen MIKROBIOLOGI.ppt
 
MIKROBIOLOGI DASAR & PENGAMBILAN SPESIMEN (dr. Cahyarini)1.pptx
MIKROBIOLOGI DASAR & PENGAMBILAN SPESIMEN (dr. Cahyarini)1.pptxMIKROBIOLOGI DASAR & PENGAMBILAN SPESIMEN (dr. Cahyarini)1.pptx
MIKROBIOLOGI DASAR & PENGAMBILAN SPESIMEN (dr. Cahyarini)1.pptx
 
PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...
PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...
PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...
 
Leaflatpemeriksaan genetalia
Leaflatpemeriksaan genetaliaLeaflatpemeriksaan genetalia
Leaflatpemeriksaan genetalia
 
Kateter urin.pptx
Kateter urin.pptxKateter urin.pptx
Kateter urin.pptx
 
PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI
PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASIPEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI
PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI
 
KATETERISASI_URINE.pptx
KATETERISASI_URINE.pptxKATETERISASI_URINE.pptx
KATETERISASI_URINE.pptx
 
Management Nefrostomi of Nursing For Patient.ppt
Management Nefrostomi of Nursing For Patient.pptManagement Nefrostomi of Nursing For Patient.ppt
Management Nefrostomi of Nursing For Patient.ppt
 
Examination of vaginal discharge with the prosedure
Examination of vaginal discharge with the prosedureExamination of vaginal discharge with the prosedure
Examination of vaginal discharge with the prosedure
 
Sistem eliminasi kdm pp AKPER PEMKAB MUNA
Sistem eliminasi kdm pp AKPER PEMKAB MUNASistem eliminasi kdm pp AKPER PEMKAB MUNA
Sistem eliminasi kdm pp AKPER PEMKAB MUNA
 
Pelaksanaan Asuhan Kebidanan Kala I, II, III dan IV
Pelaksanaan Asuhan Kebidanan Kala I, II, III dan IVPelaksanaan Asuhan Kebidanan Kala I, II, III dan IV
Pelaksanaan Asuhan Kebidanan Kala I, II, III dan IV
 
Diagnostik mikrobiologi klinik
Diagnostik mikrobiologi klinikDiagnostik mikrobiologi klinik
Diagnostik mikrobiologi klinik
 

More from Santos Tos

Materi penggunaan microsoft power point dan microsoft excel
Materi penggunaan microsoft power point dan microsoft excelMateri penggunaan microsoft power point dan microsoft excel
Materi penggunaan microsoft power point dan microsoft excelSantos Tos
 
Makalah bahasa daerah, bahasa inggris dan bahasa asing
Makalah bahasa daerah, bahasa inggris dan bahasa asingMakalah bahasa daerah, bahasa inggris dan bahasa asing
Makalah bahasa daerah, bahasa inggris dan bahasa asingSantos Tos
 
Makalah wawasan nusantara 1
Makalah wawasan nusantara 1Makalah wawasan nusantara 1
Makalah wawasan nusantara 1Santos Tos
 
Makalah wawasan nusantara
Makalah wawasan nusantaraMakalah wawasan nusantara
Makalah wawasan nusantaraSantos Tos
 
Makalah tentang saturnus
Makalah tentang saturnusMakalah tentang saturnus
Makalah tentang saturnusSantos Tos
 
Makalah sejarah
Makalah sejarahMakalah sejarah
Makalah sejarahSantos Tos
 
Makalah oksigen
Makalah oksigenMakalah oksigen
Makalah oksigenSantos Tos
 
Makalah kurikulum 2013
Makalah kurikulum 2013Makalah kurikulum 2013
Makalah kurikulum 2013Santos Tos
 
Makalah hak asasi manusia
Makalah hak asasi manusiaMakalah hak asasi manusia
Makalah hak asasi manusiaSantos Tos
 
Makalah etika moral dan akhlak
Makalah etika moral dan akhlakMakalah etika moral dan akhlak
Makalah etika moral dan akhlakSantos Tos
 
Materi pkn smk kelas xi semester 1
Materi pkn smk kelas xi semester 1Materi pkn smk kelas xi semester 1
Materi pkn smk kelas xi semester 1Santos Tos
 
Presentations tentang maag ppt
Presentations tentang maag pptPresentations tentang maag ppt
Presentations tentang maag pptSantos Tos
 

More from Santos Tos (12)

Materi penggunaan microsoft power point dan microsoft excel
Materi penggunaan microsoft power point dan microsoft excelMateri penggunaan microsoft power point dan microsoft excel
Materi penggunaan microsoft power point dan microsoft excel
 
Makalah bahasa daerah, bahasa inggris dan bahasa asing
Makalah bahasa daerah, bahasa inggris dan bahasa asingMakalah bahasa daerah, bahasa inggris dan bahasa asing
Makalah bahasa daerah, bahasa inggris dan bahasa asing
 
Makalah wawasan nusantara 1
Makalah wawasan nusantara 1Makalah wawasan nusantara 1
Makalah wawasan nusantara 1
 
Makalah wawasan nusantara
Makalah wawasan nusantaraMakalah wawasan nusantara
Makalah wawasan nusantara
 
Makalah tentang saturnus
Makalah tentang saturnusMakalah tentang saturnus
Makalah tentang saturnus
 
Makalah sejarah
Makalah sejarahMakalah sejarah
Makalah sejarah
 
Makalah oksigen
Makalah oksigenMakalah oksigen
Makalah oksigen
 
Makalah kurikulum 2013
Makalah kurikulum 2013Makalah kurikulum 2013
Makalah kurikulum 2013
 
Makalah hak asasi manusia
Makalah hak asasi manusiaMakalah hak asasi manusia
Makalah hak asasi manusia
 
Makalah etika moral dan akhlak
Makalah etika moral dan akhlakMakalah etika moral dan akhlak
Makalah etika moral dan akhlak
 
Materi pkn smk kelas xi semester 1
Materi pkn smk kelas xi semester 1Materi pkn smk kelas xi semester 1
Materi pkn smk kelas xi semester 1
 
Presentations tentang maag ppt
Presentations tentang maag pptPresentations tentang maag ppt
Presentations tentang maag ppt
 

Recently uploaded

BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfAdistriSafiraRosman
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxJasaketikku
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 

Recently uploaded (20)

BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 

ppt persentaion Pemeriksaan urine

  • 2. Apa itu urine Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi.
  • 3. Jenis pengambilan urine • Urine sewaktu adalah urine yang dikeluarkan setiap saat dan tidak ditentukan secara khusus. Mungkin sampel encer, isotonik, atau hipertonik dan mungkin mengandung sel darah putih, bakteri, dan epitel skuamosa sebagai kontaminan. • Urine pagi Pengumpulan sampel pada pagi hari setelah bangun tidur, dilakukan sebelum makan atau menelan cairan apapun • Urine tampung 24 jam adalah urine yang dikeluarkan selama 24 jam terus-menerus dan dikumpulkan dalam satu wadah.
  • 4. Pengambilan Urine. PERSIAPAN ALAT • Botol yang telah disterilkan(tempat penampung spesimen) • Label spesimen • Sarung tangan sekali pakai • Larutan anti septik • Kapas sublimat • Formulir Laboratorium • Urinal (Pispot) jika klien tidak dapat berjalan • Baskom air hangat • Waslap • Sabun • Handuk
  • 5. Cara pengambilan sampel urine clean-catch pada pasien wanita 1. Pasien harus mencuci tangannya dengan memakai sabun lalu mengeringkannya dengan handuk, kain yang bersih atau tissue. 2. Tanggalkan pakaian dalam, lebarkan labia dengan satu tangan 3. Bersihkan labia dan vulva menggunakan kasa steril dengan arah dari depan ke belakang 4. Bilas dengan air bersih dan keringkan dengan kasa steril yang lain. 5. Selama proses ini berlangsung, labia harus tetap terbuka dan jari tangan jangan menyentuh daerah yang telah dibersihkan. 6. Keluarkan urine, aliran urine yang pertama dibuang. Aliran urine selanjutnya ditampung dalam wadah steril yang telah disediakan. Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urine habis. Diusahakan agar urine tidak membasahi bagian luar wadah. 7. Wadah ditutup rapat dan segera dikirim ke laboratorium.
  • 6. Cara pengambilan urine clean-catch pada pasien pria 1. Pasien harus mencuci tangannya dengan memakai sabun lalu mengeringkannya dengan handuk, kain yang bersih atau tissue. 2. Jika tidak disunat, tarik preputium ke belakang. Keluarkan urine, aliran urine yang pertama dibuang. Aliran urine selanjutnya ditampung dalam wadah steril yang telah disediakan. Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urine habis. Diusahakan agar urine tidak membasahi bagian luar wadah. 3. Wadah ditutup rapat dan segera dikirim ke laboratorium
  • 7. Hal-hal yang perlu di infeksi dalam pemeriksaan urine • Volume urine Dihitung dalam gelas ukur. Volume urine normal : 1200-1500 ml/24 jam. Volume urine masingmasing orang bervariasi tergantung pada luas permukaan tubuh, pemakaian cairan, dan kelembapan udara / penguapan. • Bau urine yang normal, tidak keras. Bau urine yang normal disebabkan dari sebagian oleh asam-asam organik yang mudah menguap.
  • 8. • Buih pada urine normal berwarna putih. Jika urine mudah berbuih, menunjukkan bahwa urine tersebut mengandung protein. Sedangkan jika urine memiliki buih yang berwarna kuning, hal tersebut disebabkan oleh adanya pigmen empedu(bilirubin) dalam urine. • Warna urine ditentukan oleh besarnya dieresis. Makin besar dieresis, makin muda warna urine itu.
  • 9. • Kejernihan Cara menguji kejernihan sama seperti menguji warna yaitu jernih, agak keruh, keruh atau sangat keruh. Tidak semua macam kekeruhan bersifat abnormal. Urine normal pun akan menjadi keruh jika dibiarkan atau didinginkan
  • 10. Macam macam pemeriksaan sampel urine  Punksi Suprapubik. Pengambilan urin dengan punksi suprapubik dilakukan pengambilan urin langsung dari kandung kemih melalui kulit dan dinding perut dengan semprit dan jarum steril
  • 11. Pada punksi suprapubik ini adalah tindakan antisepsis yang baik pada daerah yang akan ditusuk, anestesi lokal pada daerah yang akan ditusuk dan keadaan asepsis harus selalu dijaga Bila keadaan asepsis baik, maka bakteri apapun dan berapapun jumlah koloni yang tumbuh pada biakan, dapat dipastikan merupakan penyebab ISK.
  • 12.  Kateter Bahan urin dapat diambil dari kateter dengan jarum dan semprit yang steril cara ini juga penting tindakan antisepsis pada daerah kateter yang akan ditusuk dan keadaan asepsis harus elalu dijaga. Tempat penusukan kateter sebaiknya sedekat mungkin dengan ujung kateter yang berada di dalam kandung kemih (ujung distal). Penilaian urin yang diperoleh dari kateter sama dengan hasil biakan urin yang diperoleh dari punksi suprapubik.
  • 13.  Urin Porsi Tengah Urin porsi tengah sebagai sampel pemeriksaan urinalisis merupakan teknik pengambilan yang paling sering dilakukan dan tidak menimbulkan ketidaknyamanan pada penderita. Akan tetapi resiko kontaminasi akibat kesalahan pengambilan cukup besar. Tidak boleh menggunakan antiseptik untuk persiapan pasien karena dapat mengkontaminasi sampel dan menyebabkan kultur false-negatif.
  • 14. UNTUK PENGAMBILAN DAN PENAMPUNGAN URINE PORSI TENGAH PADA PRIA 1. Siapkan beberapa potongan kasa steril untuk membersihkan daerah penis dan muara uretra. Satu potong kasa steril dibasahi dengan air sabun, Dua potong kasa steril dibasahi dengan air sabun, dua potong kasa steril dibasahi dengan air atau salin hangat dan sepotong lagi dibiarkan dalam keadaan kering. Jangan memakai larutan antiseptik untuk membersihkan daerah tersebut. Siapkan pula wadah steril dan jangan buka tutupnya sebelum pembersihan selesai.
  • 15. 2. Tarik prepusium ke belakang dengan satu tangan dan bersihkan daerah ujung penis dengan kasa yang dibasahi air sabun. Buang kasa yang telah dipakai ke tempat sampah. 3. Bilas ujung penis dengan kasa yang dibasahi air atau salin hangat. Ulangi sekali lagi, lalu keringkan daerah tersebut dengan potongan kasa steril yang kering. Buang kasa yang telah dipakai ke dalam tempat sampah. 4. Dengan tetap menahan prepusium ke belakang, mulailah berkemih. Buang beberapa mililiter urin yang keluar, kemudian tampung urin yang keluar berikutnya ke dalam wadah steril sampai terisi sepertiga sampai setengahnya
  • 16. 5. Setelah selesai, tutup kembali wadah urin dengan rapat dan bersihkan dinding luar wadah dari urin yang tertumpah.
  • 17. PENGAMBILAN DAN PENAMPUNGAN URINE PORSI TENGAH PADA WANITA 1. Siapkan beberapa potongan kasa steril untuk membersihkan daerah vagina dan muara uretra. Satu potong kasa steril dibasahi dengan air sabun, dua potong kasa steril dibasahi air atau salin hangat dan sepotong lagi dibiarkan dalam keadaan kering. Jangan memakai larutan antiseptik untuk membersihkan daerah tersebut. Siapkan pula wadah steril dan jangan buka tutupnya sebelum pembersihan daerah vagina selesai.
  • 18. 2. Dengan 2 jari pisahkan kedua labia dan bersihkan daerah vagina dengan potongan kasa steril yang mengandung sabun. Arah pembersihan dari depan ke belakang. Kemudian buang kasa yang telah dipakai ke tempat sampah. 3. Bilas daerah tersebut dari arah depan ke belakang dengan potongan kasa yang dibasahi dengan air atau salin hangat. Selama pembilasan tetap pisahkan kedua labia dengan 2 jari dan jangan biarkan labia menyentuh muara uretra.
  • 19. 4. Dengan tetap memisahkan kedua labia, mulailah berkemih. Buang beberapa mililiter urin yang mula-mula keluar. Kemudian tampung aliran urin selanjutnya ke dalam wadah steril sampai kurang lebih sepertiga atau setengah wadah terisi. 5. Setelah selesai, tutup kembali wadah urin dengan rapat dan bersihkan dinding luar wadah dari urin yang tertumpah.
  • 20. Pengamanan,Pengiriman Dan Pengawetan Sampel Urine Sebelum dikirim harus memastikan bahwa suatu sampel baik, salah satu indikatornya adalah wadah spesimen. wadah untuk menampung spesimen urine sebaiknya terbuat dari bahan plastik, tidak mudah pecah, bermulut lebar, dapat menampung 10-15 ml urine dan dapat ditutup dengan rapat. Selain itu juga harus bersih, kering, tidak mengandung bahan yang dapat mengubah komposisi zat-zat yang terdapat dalam urine.
  • 21. Urine yang sudah ditampung sebaiknya segera diperiksa karna jika dibiarkan lebih dari 2 jam akan terkontaminasi.Urine harus segera diperiksa, jika lokasi laboratorium jauh, maka perkirakan jarak apabila kurang dari 2 jam dapat diletakkan pada refrigator dengan suhu 40C,
  • 22. BAHAN PENGAWET URINE a. Sodium Florida : Digunakan untuk tes glukosa , menghambat pertumbuhan bakteri dan mencegah glikolisis sel . b. Formalin : Mengawetkan elemen – elemen dalam urine . c. HCL : Mengawetkan kalsium untuk tes phosporus . d. Boric Acid : - Mengawetkan elemen urin seperti estriol dan esterogen selama lebih dari 7 hari . - Mengawetkan Kreatinin, Asam urat, Glukosa - Mempertahankan pH dan mengawetkan protein . e. Sodium Carbonate : Mengawetkan Porphyrin, urobilin . f. Toluena : Menghambat perombakan urin oleh kuman dan baik dipakai untuk mengawetkan glukosa . g. Thymol : Mempunyai daya awet seperti Toluena h. Natrium Carbonate : Mengawetkan Urobiinogen jika hendak menentukan ekskresinya per 24 jam . i. Asam Sulfat Pekat : Mengawetkan Urin untuk penetapan kuantitatif kalsium,nitrogen, dan zat organik lain . j. Formaldehyde, mercury, benzoate : Meningkatkan berat jenis urin
  • 23. Pelakuan Terhadap Sisa Sampel Urine Sampel urine yang sudah diperiksa bisa dibuang di tempat sampah kantong plastik, alangkah baiknya jika sampel urine tersebut dimanfaatkan sebagai pupuk kompos
  • 24. KESIMPULAN Urine cairan sisa yang diekskresikan ginjal kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh, cara pengambilan, pengumpulan ,pengamanan dan pengiriman urine haruslah sesuai prosedur agar tidak terjadi kontaminasi terhadap sampel sehingga diperoleh hasil yang akurat.
  • 25. SARAN Hal-hal yang penting dilakukan sebelum dan sesudah pengambilan spesimen urine: 1. Cuci tangan dengan baik menggunakan air hangat, kemudian bersihkan dengan sabun sebelum dan sesudah mengambil sampel urine. 2. Lakukan tata cara pengambilan urine dengan baik dan benar. 3. Gunakan sarung tangan jika menyentuh urine orang lain. 4. Gunakan plastik bening dan bersih untuk membawa sampel ke laboratorium. 5. Spesimen urine harus segera dibawa ke laboratorium