SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
i
KATA PANGANTAR
assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit
sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam
atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ” Trombosit”.
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai
pihak. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa
memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Pekanbaru, Februari 2014
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PANGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG .............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. PEMERIKSAAN JUMLAH TROMBOSIT DALAM DIAGNOSIS
LABORATORIUM .................................................................................. 3
B. BAHAN PEMERIKSAAN....................................................................... 4
C. PEMERIKSAAN JUMLAH TROMBOSIT............................................. 5
D. ESTIMASI JUMLAH TROMBOSIT PADA SADT ............................... 6
E. KELAINAN TROMBOSIT...................................................................... 7
F. CARA KERJA.......................................................................................... 7
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN......................................................................................... 9
DAFTAR PUSATAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Trombosit mempunyai peran penting pada pembentukan sumbat hemostasis.
Penilaian trombosit meliputi jumlah dan fungsi. Metoda untuk pemeriksaan fungsi
agregasi trombosit yang banyak dilakukan saat ini adalah TAT metoda nefelometrik,
namun tidak semua laboratorium dapat mengerjakannya. Untuk mengatasi hal
tersebut dilakukan percobaan pemeriksaan sediaan apus darah tepi untuk menilai
fungsi agregasi trombosit yang dapat dikerjakan di semua laboratorium, tidak
memerlukan alat khusus dan murah. Tinian : mengetahui kesesuaian hasil dan nilai
diagnostik pemeriksaan sediaan apus darah tepi dibandingkan TAT metoda
nefelometrik yang meliputi sensitivitas, spesifisitas, nilai ramal positip dan nilai ramal
negatip. Bahan dan metoda : Dilakukan pemeriksaan sediaan apus darah tepi dan
TAT metoda nefelometrik dad 65 subyek yang ada. Antikoagulan yang digunakan
Natrium citrate 3,8 %. Sediaan apus dibuat sebelum dan setelah 3 menit pemberian
induktor adrenalin 3pM Penilaian fungsi agregasi trombosit berdasarkan pembacaan
pada zone VI daerah medial, lateral dan mediolateral. Dihitung banyaknya trombosit
yang berkelompok dibandingkan total trombosit Hasil yang didapat dimasukkan ke
rumus Velaskar. Hasil pemeriksaan sediaan apus dibandingkan dengan hasil TAT
metoda nefelometrik dan dicari batas hipoagregasi, normoagregasi dan hiperagregasi
dengan bantuan titik-titik kurva ROC. Dad hasil yang didapat dilakukan uji korelasi,
uji beda t berpasangan dan uji diagnostik antara pemeriksaan sediaan apus darah tepi
dan TAT metoda nefelometrik. Hasil penelitian : Didapatkan hasil batas bawah
normoagregasi 54% dan batas atas nonnoagregasi 70%. Pada uji korelasi antara
pembaca I dan TAT metoda nefelometrik didapatkan r=0,463; p=0,000 (pc0,01) dan
path uji beda t berpasangan didapatkan p=-0,357 (p>0,05). Uji diagnostik
pemeriksaan sediaan apus darah tepi dibandingkan TAT metoda nefelometrik untuk
menentukan hipoagregasi atan tidak mempunyai sensitivitas 73,33%, spesifisitas
86,00%, nilai ramal positip 61,11% dan nilai ramal negatip 91,49%. Sedang untuk
menentukan normoagregasi atau tidak mempunyai sensitivitas 57,89%, spesifisitas
2
60,42%, nilai ramal positip 39,29% dan nilai ramal negatip 78,38%. Untuk
menentukan hiperagregasi atau tidak mempunyai sensitivitas 64,52%, spesifisitas
74,29%, nilai ramal positip 68,97% dan nilai ramal negatip 70,27%. Kesimpulan :
Metoda sediaan apus darah tepi dapat dipakai untuk menilai fungsi agregasi trombosit
seperti halnya TAT metoda nefelometrik. Kata anal : tes agregasi trombosit,
nefelometrik, sediaan apus
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. PEMERIKSAAN JUMLAH TROMBOSIT DALAM DIAGNOSIS
LABORATORIUM
Trombosit berasal dari fragmentasi sitoplasma megakariosit, suatu sel muda yang
besar dalam sumsum tulang. Megakariosit matang ditandai proses replikasi
endomiotik inti dan makin besarnya volume plasma, sehingga pada akhirnya
sitoplasma menjadi granular dan terjadi pelepasan trombosit. Setiap megakariosit
mampu menghasilkan 3000 - 4000 trombosit, waktu dari diferensiasi sel asal (stem
cell) sampai dihasilkan trombosit memerlukan waktu sekitar 10 hari. Umur trombosit
pada darah perifer 7-10 hari.
Trombosit sukar dihitung karena mudah sekali pecah dan sukar dibedakan
dengan kotoran kecil. Dan ditambah dengan sifatnya yang cenderung melekat pada
permukaan asing (bukan endotel utuh) dan menggumpal-gumpal. Ada dua cara yang
lazim di pakai, yaitu cara langsung dan cara tidak langsung. pada cara tidak langsung
jumlah trombosit dibandingkan dengan jumlah eritrosit, sedangkan jumlah eritrosit
itulah yang sebnarnya dihitung. untuk mencegah trombosit melekat pada permukaan
asing, dianjurkan untuk menggunakan alat-alat gelas yang dilapisi silikon atau alat-
alat plastik.
Trombosit adalah sel darah tak berinti, berbentuk cakram dengan diameter 1 - 4
mikrometer dan volume 7 – 8 fl. Trombosit dapat dibagi dalam 3 daerah (zona), zona
daerah tepi berperan sebagai adhesi dan agregasi, zona “sol gel” menunjang struktur
dan mekanisme interaksi trombosit, zona organel berperan dalam pengeluaran isi
trombosit. Fungsi utama trombosit adalah pembentukan sumbatan mekanis sebagai
respon hemostatik normal terhadap luka vaskuler, melalui reaksi adhesi, pelepasan,
agregasi dan fusi serta aktivitas prokoagulannya. Nilai normal trombosit bervariasi
sesuai metode yang dipakai. Jumlah trombosit normal menurut Deacie adalah 150 –
400 x 109 / L. Bila dipakai metode Rees Ecker nilai normal trombosit 140 – 340 x
109/ L, dengan menggunakan Coulter Counter harga normal 150 – 350 x 109/L.
Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai bahan pemeriksaan yang digunakan dalam
4
pemeriksaan trombosit dalam laboratorium dan kelainan trombosit yang mungkin
terjadi.
B. BAHAN PEMERIKSAAN
Bahan pemeriksaan adalah darah lengkap, yang dapat diperoleh dari darah
kapiler atau darah vena. Darah Kapiler Pengambilan darah kapiler untuk orang
dewasa dilakukan pada ujung jari tangan ketiga dan keempat serta pada anak daun
telinga, sedangkan pada bayi dan anak-anak biasanya diambil dari tumit atau ibu jari
kaki.
Perlu diperhatikan dalam pengambilan sampel darah kapiler adalah sebelum
penusukan dimulai keadaan setempat perlu diperhatikan dengan seksama, merupakan
kontra indikasi adalah adanya bekas-bekas luka, keradangan, dermatitis ataupun
oddema. Pengambilan darah kapiler dapat dilakukan bila jumlah darah yang
dibutuhkan sedikit saja, atau dalam keadaan emergency, karena selain jumlah darah
yang diambil sedikit sehingga jika terjadi kesalahan dalam pemeriksaan akan sulit
untuk menanggulangi.
Kesulitan-kesulitan yang sering terjadi dalam pengambilan sampel darah ini
adalah, apabila kulit sekitar luka tusukan tidak kering karena alkohol atau keringat,
maka tetesan darah yang keluar tidak dapat mengumpul melainkan menyebar ke
sekitarnya sehingga sukar untuk mengambilnya. Lagipula bahan darah semacam ini
tidak boleh digunakan karena sudah bercampur dengan bahan lain.
Darah tidak dapat keluar dengan lancar. Hal ini biasanya karena penusukan yang
kurang dalam atau peredaran darah setempat kurang baik. Usaha untuk melancarkan
pengeluaran darah dengan memijat akan sia-sia karena darah yang keluar tidak dapat
dipergunakan karena sudah tercampur dengan cairan jaringan sehingga hasil
pemeriksaan menunjukkan hasil yang lebih rendah dari yang sebenarnya.
Darah Vena Pengambilan darah vena untuk orang dewasa dilakukan pada vena
difossa cubiti, sedangkan pada anak-anak atau bayi bila perlu, darah diambil dari vena
jugularis eksterna, vena femoralis bahkan dapat diambil dari sinus sagittalis superior.
Pengambilan darah vena perlu dilakukan dengan hati-hati karena bahaya yang dapat
terjadi jauh lebih besar daripada pengambilan darah kapiler. Dalam pengambilan
5
sampel darah vena perlu diperhatikan, tempat yang akan digunakan untuk
pengambilan harus diperiksa dengan seksama antara lain letak dan ukuran vena.
C. PEMERIKSAAN JUMLAH TROMBOSIT
Pemeriksaan hitung jumlah trombosit dalam laboratorium dapat dilakukan secara
langsung maupun tidak langsung. Secara langsung menggunakan metoda Rees Ecker,
metoda Brecher Cronkite dan Cell Counter Automatic Metode Rees Ecker. Darah
diencerkan dengan larutan BCB (Brilliant Cresyl Blue), sehingga trombosit akan
tercat terang kebiruan. Trombosit dihitung dengan bilik hitung di bawah mikroskop,
kemungkinan kesalahan metode Rees Ecker 16-25%. Metode Brecher Cronkite Darah
diencerkan dengan larutan amonium oksalat 1% untuk melisiskan sel darah merah,
trombosit dihiotung pada bilik hitung menggunakan mikroskop fase kontras.
Kemungkinan kesalahan Brecher Cronkite 8-10%. Metode Cell Counter Automatic
Metode ini menggunakan prinsip flow cytometri. Prinsip tersebut memungkinkan sel-
sel masuk flow chamber untuk dicampur dengan diluent kemudian dialirkan melalui
apertura yang berukuran kecil yang memungkinkan sel lewat satu per satu. Aliran
yang keluar dilewatkan medan listrik untuk kemudian sel dipisah-pisahkan sesuai
muatannya. Teknik dasar pengukuran sel dalam flow cytometri ialah impedansi listrik
(electrical impedance) dan pendar cahaya (light scattering). Teknik impedansi
berdasar pengukuran besarnya resistensi elektronik antara dua elektrode. Teknik
pendar cahaya akan menghamburkan, memantulkan atau membiaskan cahaya yang
berfokus pada sel, oleh karena tiap sel memiliki granula dan indek bias berbeda maka
akan menghasilkan pendar cahaya berbeda dan dapat teridentifikasi. Pada cell counter
automatic masih terdapat kelemahan apabila ada trombosit yang bergerombol,
trombosit besar (giant) serta adanya kotoran, pecahan eritrosit, pecahan leukosit
sehingga cross check menggunakan sediaan apus darat tepi (SADT) sangat berarti.
Sedangkan hitung rombosit secara tidak langsung menggunakan metode Fonio dan
melakukan estimasi metode Barbara Brown Metode Fonio Metode ini dilakukan
dengan menggunakan darah kapiler pada ujung jari dicampur dengan larutan
magnesium sulfat 14% kemudian dibuat SADT dan dilakukan pengecatan giemsa.
Jumlah trombosit dihitung dalam 1000 eritrosit, jumlah mutlak trombosit dapat
6
diperhitungkan dari jumlah mutlak eritrosit. Cara ini lebih kasar daripada cara
langsung.
D. ESTIMASI JUMLAH TROMBOSIT PADA SADT
Pada prinsipnya semua hasil hitung trombosit baik normal maupun abnormal
yang diperiksa secara langsung harus dilakukan cross check dengan SADT. Cross
check pada SADT bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara hitung
trombosit secara langsung dan estimasi. Perbedaan mencolok antara hitung trombosit
secara langsung dan estimasi dapat disebabkan oleh 3 faktor :
1. Faktor pranalitik.
Misalnya :
a. sampel tertukar
b. cara sampling yang tidak benar
c. kesalahan mencantumkan identitas
2. Faktor analitik
Misalnya : cara pembuatan SADT yang tidak memenuhi syarat kesalahan alat
hitung yang dipakai
3. Faktor post analitik, biasanya terjadi saat penulisan hasil.
SADT untuk estimasi jumlah trombosit harus dibuat sebaik mungkin, sehingga
terbentuk daerah baca yang baik. Trombosit harus terdistribusi rata dan tidak
menggerombol, apabila trombosit cenderung bergerombol harus dibuat SADT baru
dengan cara terlebih dahulu mencampur sampel darah secara baik
Berdasarkan susunan populasi sel darah merah SADT dibagi menjadi 6 zona, yaitu :
1) Zona I disebut zona irreguler, di daerah ini sel darah merah tidak teratur dan
kadang ada yang padat bergerombol. Daerah ini meliputi kira-kira 3% dari
seluruh badan SADT.
2) Zona II disebut zona tipis, dimana distribusi sel darah merah tidak teratur,
saling berdesakan dan bertumpuk. Zona ini meliputi sekitar 14%.
3) Zona III disebut zona tebal, dimana sel-sel darah merah bergerombol dan
padat luas zona ini sekitar 45% atau hampir separo dari badan SADT.
7
4) Zona IV disebut juga zona tipis, yang sama kondisinya dengan zona II hanya
lebih tipis. Luasnya sekitar 18% dari SADT.
5) Zona V, zona reguler merupakan tempat sel-sel tersebar rata tidak saling
bertumpuk dan bentuk-bentuknya masih asli. Daerah ini meliputi sekitar 11%
dari badan SADT.
6) Zona VI juga disebut zona sangat tipis, terletak di ujung sediaan apus sebelum
ekor. Di sini sel-sel lebih longgar dan umunya berderet. Zona ini luasnya
sekitar 9% dari badan SADT. Metoda estimasi menurut Barbara Brown,
apabila pada zona V dengan pembesaran lensa obyektif 100 kali ditemukan 1
trombosit maka dikalikan dengan 20.000. Faktor perkalian (f) menurut
Barbara Brown adalah 20.000.
E. KELAINAN TROMBOSIT
Kelainan trombosit meliputi kuantitas dan kualitas trombosit. Trombositopeni
Trombositopeni adalah berkurangnya jumlah trombosit dibawah normal, yaitu kurang
dari 150 x 109 / L. Trombositopeni dapat terjadi karena beberapa keadaan :
a) Penurunan produksi (megakariositopeni), terjadi bila fungsi sumsum tulang
terganggu .
b) Meningkatnya destruksi (megakariositosis), terjadi akibat trombosit yang
beredar berhubungan dengan mekanisme imun.
c) Akibat pemakaian yang berlebihan (megakariositosis), misalnya pada DIC
(Disseminated Intravasculer Coagulation), kebakaran, trauma.
d) Pengenceran trombosit.
e) Dapat terjadi oleh karena tranfusi yang dibiarkan dalam waktu singkat dengan
memakai darah murni yang disimpan sehingga dapat mengakibatkan
kegagalan hemostatik pada resipien.
F. CARA KERJA
Darah diencerkan dengan larutan REES ECKER dan jumlah trombosit dihitung
dalam kamar hitung. Larutan REES ECKER : natrium sitrat 3,8g; formaldehid 40% 2
ml; brillian cresylblue 30 mg; aquadest ad 100 ml. Harus disaring sebelum dipakai.
8
1. Isaplah larutan REES ECKER ke dalam pipet eritrosit samapi garis tanda “1″
dan buanglah lagi cairan itu.
2. Isaplah darah sampai garis tanda “0,5″ dan cairan REES ECKER sampai garis
tanda “101″. Segeralah kocok selama 3 menit.
3. Teruskan tindakan seperti menghitung eritrosit dalam kamar hitung.
4. Biarkan kamar hitung yang telah terisi dalam sikap datar dalam cawan petri
tertutup selama 10 menit agar trombosit mengendap
5. Hitunglah semua trombosit dalam seluruh bidang besar di tengah-tengah (1
mm kuadrat) memakai lensa objektif besar.
6. Jumlah itu dikalikan 2.000 menghasilkan jumlah trombosit per ul darah.
 Cara tidak langsung (Fonio)
1. Bersihkan ujung jari dengan alkohol dan biarkan kering lagi.
2. Taruhlah di atas ujung jari tersebut setetes besar larutan magnesium sulfat
14%.
3. Tusuklah ujung jari dengan lanset melalui tetesan lar magnesium sulfat
tersebut.
4. Setelah jumlah darah keluar kurang lebih 1/4 jumlah larutan magnesium
sulfat, campurlah darah dengan magnesium sulfat tersebut.
5. Buatlah sedian hapus (dengan pewarnaan Wrigth atau Giemsa)
6. Hitung jumlah trombosit yang dilihat bersama dengan 1.000 eritrosit.
7. Lakukanlah tindakan menghitung jumlah eritrosit per ul darah.
8. Perhitungkanlah jumlah trombosit per ul darah berdasarkan kedua angka itu.
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jumlah trombosit dalam keadaan normal sangat dipengaruhi oleh cara
menghitungnya. sering dipastikan nilai normal adalah antara 200.000 dan 500.000 per
ul darah. Karena sukar dihitung, pemeriksaan semikuantitatif tentang jumlah
trombosit dalam sediaan apus darah sangat besar artinya sebagai pemeriksaan
penyaring.
10
DAFTAR PUSTAKA
Indriastuti EC, Lisyani S, Tjahjati MI. Perbedaan jumlah agregat trombosit pada
sediaan apus darah tepi mahasiswa FK Undip semester IV sebelum dan
setelah periode ujian semester. Dipresentasikan pada PIT I PDS Patklin &
Konker IX HKKI di Surakarta, 20 – 22 September 2002.
Hoffbrand AV, Petit JE. Trombosit, pembekuan darah dan hemostasis. Dalam :
Hoffbrand AV, Petit JF eds. Essential haematology. Terjemahan : Darmawan
I. Ed 2. Jakarta. Penerbit buku kedokteran EGC, 1987 : 201 – 18.
Stenberg PE, Hill RJ. Platelets and megakaryocites. In : Lee GR, Foerster J, Greer JP,
Rodgers GM, Lukens J, Paraskev F eds. Wintrobe’s clinical hematology. 10th
ed. Baltimore. William & Wilkins, 1999 : 615 – 60.
Julius S. Platelet Pathobiology. Yale University – section of cardiovascular medicine.
Available from http://info.med.yale.edu/ysm, 1999.
Sotianingsih. Uji diagnostik pemeriksaan sediaan apus darah tepi dalam menilai
fungsi agregasi trombosit. Dipresentasikan pada pertemuan PHTDI di
Semarang, 2001.
Dacie JV, Lewis SM. Collection and handling of blood. In : John VD, SM Lewis eds.
Practical Haematology. 7th ed. Singapura. Churchill Livingstone, 1991 : 1 – 8.
Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar – dasar metodologi penelitian klinis. Jakarta .
Sagung Seto, 2002.
Dacie JV, Lewis SM. Preparation and staining methods for blood and bone marrow.
In : John VD, SM Lewis eds. Practical Haematology. 7th ed. Singapura.
Churchill Livingstone, 1991 : 75 – 89.
Narayanan S. The preanalytic phase. An important component of laboratory
medicine. Am J Clin Path 2000; 113.

More Related Content

What's hot

Pewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
Pewarnaan Kapsul - MikrobiologiPewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
Pewarnaan Kapsul - MikrobiologiIrawati Nurani
 
PPT Hematologi - Clotting Time
PPT Hematologi - Clotting TimePPT Hematologi - Clotting Time
PPT Hematologi - Clotting TimeRiskymessyana99
 
Pemeriksan laboratorium imunologi
Pemeriksan laboratorium imunologiPemeriksan laboratorium imunologi
Pemeriksan laboratorium imunologitristyanto
 
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)PRAMITHA GALUH
 
Trypanosoma brucei gambiense
Trypanosoma brucei gambienseTrypanosoma brucei gambiense
Trypanosoma brucei gambienseganish anggraeni
 
Pewarnaan Spora Metode Klein
Pewarnaan Spora Metode KleinPewarnaan Spora Metode Klein
Pewarnaan Spora Metode KleinAuliabcd
 
Laporan praktikum iv
Laporan praktikum ivLaporan praktikum iv
Laporan praktikum ivsarahmae26
 
Eritrosit (sel darah merah)
Eritrosit (sel darah merah)Eritrosit (sel darah merah)
Eritrosit (sel darah merah)nadia hasanah
 
Pewarnaan histokimia
Pewarnaan histokimiaPewarnaan histokimia
Pewarnaan histokimiaIrwin Septian
 
Balantidium coli
Balantidium coliBalantidium coli
Balantidium coliArini Utami
 
249456048 makalah-6-kimia-klinik-feses
249456048 makalah-6-kimia-klinik-feses249456048 makalah-6-kimia-klinik-feses
249456048 makalah-6-kimia-klinik-fesesEka Selvina
 
Pemeriksaan retraksi bekuan
Pemeriksaan retraksi bekuanPemeriksaan retraksi bekuan
Pemeriksaan retraksi bekuanDian Jenova
 
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariaBuku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariahersu12345
 
Perlindungan hukum bagi tenaga analis kesehatan. kelompok 1 etika profesi
Perlindungan hukum bagi tenaga analis kesehatan. kelompok 1 etika profesiPerlindungan hukum bagi tenaga analis kesehatan. kelompok 1 etika profesi
Perlindungan hukum bagi tenaga analis kesehatan. kelompok 1 etika profesiFarida Sihotang
 

What's hot (20)

Eritropoiesis
EritropoiesisEritropoiesis
Eritropoiesis
 
Tutor 1
Tutor 1Tutor 1
Tutor 1
 
Pewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
Pewarnaan Kapsul - MikrobiologiPewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
Pewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
 
PPT Hematologi - Clotting Time
PPT Hematologi - Clotting TimePPT Hematologi - Clotting Time
PPT Hematologi - Clotting Time
 
Pemeriksan laboratorium imunologi
Pemeriksan laboratorium imunologiPemeriksan laboratorium imunologi
Pemeriksan laboratorium imunologi
 
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
 
Trypanosoma brucei gambiense
Trypanosoma brucei gambienseTrypanosoma brucei gambiense
Trypanosoma brucei gambiense
 
Pewarnaan Spora Metode Klein
Pewarnaan Spora Metode KleinPewarnaan Spora Metode Klein
Pewarnaan Spora Metode Klein
 
Eritrosit
EritrositEritrosit
Eritrosit
 
Laporan praktikum iv
Laporan praktikum ivLaporan praktikum iv
Laporan praktikum iv
 
Eritrosit (sel darah merah)
Eritrosit (sel darah merah)Eritrosit (sel darah merah)
Eritrosit (sel darah merah)
 
Pewarnaan histokimia
Pewarnaan histokimiaPewarnaan histokimia
Pewarnaan histokimia
 
Balantidium coli
Balantidium coliBalantidium coli
Balantidium coli
 
Soal soal hematologi
Soal soal hematologiSoal soal hematologi
Soal soal hematologi
 
249456048 makalah-6-kimia-klinik-feses
249456048 makalah-6-kimia-klinik-feses249456048 makalah-6-kimia-klinik-feses
249456048 makalah-6-kimia-klinik-feses
 
Pemeriksaan retraksi bekuan
Pemeriksaan retraksi bekuanPemeriksaan retraksi bekuan
Pemeriksaan retraksi bekuan
 
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariaBuku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
 
Perlindungan hukum bagi tenaga analis kesehatan. kelompok 1 etika profesi
Perlindungan hukum bagi tenaga analis kesehatan. kelompok 1 etika profesiPerlindungan hukum bagi tenaga analis kesehatan. kelompok 1 etika profesi
Perlindungan hukum bagi tenaga analis kesehatan. kelompok 1 etika profesi
 
Pewarnaan BTA/BTTA
Pewarnaan BTA/BTTA Pewarnaan BTA/BTTA
Pewarnaan BTA/BTTA
 
LED (Laju Endap Darah)
LED (Laju Endap Darah)LED (Laju Endap Darah)
LED (Laju Endap Darah)
 

Similar to TROMBOSIT TES

Henny analisis cairan pleura
Henny analisis cairan pleuraHenny analisis cairan pleura
Henny analisis cairan pleurapdspatklinsby
 
P3 Hitung leukosit.pdf
P3 Hitung leukosit.pdfP3 Hitung leukosit.pdf
P3 Hitung leukosit.pdfNurihsani011
 
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)Rolly Scavengers
 
PEMERIKSAAN AGREGASI TROMBOSIT
PEMERIKSAAN AGREGASI TROMBOSITPEMERIKSAAN AGREGASI TROMBOSIT
PEMERIKSAAN AGREGASI TROMBOSITBiokimiaFKUI
 
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darahSofyan Dwi Nugroho
 
Analisa cairan pleuraaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Analisa cairan pleuraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaAnalisa cairan pleuraaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Analisa cairan pleuraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaVeghaNedya1
 
Darah i preparat darah natip
Darah i preparat darah natipDarah i preparat darah natip
Darah i preparat darah natipAsfar Syafar
 
Apus darah sudah diedit
Apus darah sudah dieditApus darah sudah diedit
Apus darah sudah dieditaisyah fitri
 
Tutor hematologi
Tutor hematologiTutor hematologi
Tutor hematologiandreei
 
Darah iii kadar hb
Darah iii kadar hbDarah iii kadar hb
Darah iii kadar hbAsfar Syafar
 
Materi kuliah pemeriksaan diagnostik
Materi kuliah  pemeriksaan diagnostikMateri kuliah  pemeriksaan diagnostik
Materi kuliah pemeriksaan diagnostikAmat Rajasa
 
Presentasi metode clotting time hub aptt
Presentasi metode clotting time hub apttPresentasi metode clotting time hub aptt
Presentasi metode clotting time hub apttDiana Arwati
 

Similar to TROMBOSIT TES (20)

Henny analisis cairan pleura
Henny analisis cairan pleuraHenny analisis cairan pleura
Henny analisis cairan pleura
 
P3 Hitung leukosit.pdf
P3 Hitung leukosit.pdfP3 Hitung leukosit.pdf
P3 Hitung leukosit.pdf
 
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
 
Tugas hematologi
Tugas hematologiTugas hematologi
Tugas hematologi
 
PEMERIKSAAN AGREGASI TROMBOSIT
PEMERIKSAAN AGREGASI TROMBOSITPEMERIKSAAN AGREGASI TROMBOSIT
PEMERIKSAAN AGREGASI TROMBOSIT
 
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
 
Analisa cairan pleuraaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Analisa cairan pleuraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaAnalisa cairan pleuraaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Analisa cairan pleuraaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Makalah pemeriksaan lab darah
Makalah pemeriksaan lab darahMakalah pemeriksaan lab darah
Makalah pemeriksaan lab darah
 
Darah i preparat darah natip
Darah i preparat darah natipDarah i preparat darah natip
Darah i preparat darah natip
 
DARAH LENGKAP & bmp.pdf
DARAH LENGKAP & bmp.pdfDARAH LENGKAP & bmp.pdf
DARAH LENGKAP & bmp.pdf
 
Kimia klinik tutor 2
Kimia klinik tutor 2Kimia klinik tutor 2
Kimia klinik tutor 2
 
Makalah darah
Makalah darahMakalah darah
Makalah darah
 
Apus darah sudah diedit
Apus darah sudah dieditApus darah sudah diedit
Apus darah sudah diedit
 
Tutor hematologi
Tutor hematologiTutor hematologi
Tutor hematologi
 
Crosmatch
CrosmatchCrosmatch
Crosmatch
 
Darah iii kadar hb
Darah iii kadar hbDarah iii kadar hb
Darah iii kadar hb
 
Materi kuliah pemeriksaan diagnostik
Materi kuliah  pemeriksaan diagnostikMateri kuliah  pemeriksaan diagnostik
Materi kuliah pemeriksaan diagnostik
 
Presentasi metode clotting time hub aptt
Presentasi metode clotting time hub apttPresentasi metode clotting time hub aptt
Presentasi metode clotting time hub aptt
 
Hematologi.pptx
Hematologi.pptxHematologi.pptx
Hematologi.pptx
 
Pemeriksaan Dasar - Copy.pptx
Pemeriksaan Dasar - Copy.pptxPemeriksaan Dasar - Copy.pptx
Pemeriksaan Dasar - Copy.pptx
 

More from dery laskar/ kahadari (20)

Propsal usaha aksesorois wanita
Propsal usaha aksesorois wanitaPropsal usaha aksesorois wanita
Propsal usaha aksesorois wanita
 
Teknik jitu-menguasai-photoshop-cs
Teknik jitu-menguasai-photoshop-csTeknik jitu-menguasai-photoshop-cs
Teknik jitu-menguasai-photoshop-cs
 
Abtrak deliana oke
Abtrak  deliana okeAbtrak  deliana oke
Abtrak deliana oke
 
Tugas hematologi
Tugas hematologiTugas hematologi
Tugas hematologi
 
KTI ISMA
KTI ISMAKTI ISMA
KTI ISMA
 
Sel-sel pada leukosit
Sel-sel pada leukositSel-sel pada leukosit
Sel-sel pada leukosit
 
Abstrakdevi dan inggrisnya
Abstrakdevi dan inggrisnyaAbstrakdevi dan inggrisnya
Abstrakdevi dan inggrisnya
 
Abstrak deli BIDAN
Abstrak deli BIDANAbstrak deli BIDAN
Abstrak deli BIDAN
 
Daftar pustaka
Daftar pustaka Daftar pustaka
Daftar pustaka
 
Contoh surat lamaran kerja
Contoh surat lamaran kerja Contoh surat lamaran kerja
Contoh surat lamaran kerja
 
Bersih itu indan
Bersih itu indan Bersih itu indan
Bersih itu indan
 
Autobiografi
AutobiografiAutobiografi
Autobiografi
 
Surat pernyataan bukan perokok aktif
Surat pernyataan bukan perokok aktif Surat pernyataan bukan perokok aktif
Surat pernyataan bukan perokok aktif
 
Serahterima
SerahterimaSerahterima
Serahterima
 
Femeriksaan fisik pada bayi
Femeriksaan fisik pada bayiFemeriksaan fisik pada bayi
Femeriksaan fisik pada bayi
 
Gambaran Pengetahuan Masyarakat Tentang Manfaat daun sukun Bagi Kesehatan
Gambaran Pengetahuan Masyarakat Tentang Manfaat daun sukun Bagi Kesehatan Gambaran Pengetahuan Masyarakat Tentang Manfaat daun sukun Bagi Kesehatan
Gambaran Pengetahuan Masyarakat Tentang Manfaat daun sukun Bagi Kesehatan
 
Lamaran kerja
Lamaran kerjaLamaran kerja
Lamaran kerja
 
Daftar hadir responden
Daftar hadir respondenDaftar hadir responden
Daftar hadir responden
 
Daftar isi
Daftar isiDaftar isi
Daftar isi
 
Leaflet kanker serviks
Leaflet kanker serviksLeaflet kanker serviks
Leaflet kanker serviks
 

Recently uploaded

adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 

TROMBOSIT TES

  • 1. i KATA PANGANTAR assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ” Trombosit”. Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca. Pekanbaru, Februari 2014 Penyusun
  • 2. ii DAFTAR ISI KATA PANGANTAR ........................................................................................ i DAFTAR ISI........................................................................................................ ii BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG .............................................................................. 1 BAB II PEMBAHASAN A. PEMERIKSAAN JUMLAH TROMBOSIT DALAM DIAGNOSIS LABORATORIUM .................................................................................. 3 B. BAHAN PEMERIKSAAN....................................................................... 4 C. PEMERIKSAAN JUMLAH TROMBOSIT............................................. 5 D. ESTIMASI JUMLAH TROMBOSIT PADA SADT ............................... 6 E. KELAINAN TROMBOSIT...................................................................... 7 F. CARA KERJA.......................................................................................... 7 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN......................................................................................... 9 DAFTAR PUSATAKA
  • 3. 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Trombosit mempunyai peran penting pada pembentukan sumbat hemostasis. Penilaian trombosit meliputi jumlah dan fungsi. Metoda untuk pemeriksaan fungsi agregasi trombosit yang banyak dilakukan saat ini adalah TAT metoda nefelometrik, namun tidak semua laboratorium dapat mengerjakannya. Untuk mengatasi hal tersebut dilakukan percobaan pemeriksaan sediaan apus darah tepi untuk menilai fungsi agregasi trombosit yang dapat dikerjakan di semua laboratorium, tidak memerlukan alat khusus dan murah. Tinian : mengetahui kesesuaian hasil dan nilai diagnostik pemeriksaan sediaan apus darah tepi dibandingkan TAT metoda nefelometrik yang meliputi sensitivitas, spesifisitas, nilai ramal positip dan nilai ramal negatip. Bahan dan metoda : Dilakukan pemeriksaan sediaan apus darah tepi dan TAT metoda nefelometrik dad 65 subyek yang ada. Antikoagulan yang digunakan Natrium citrate 3,8 %. Sediaan apus dibuat sebelum dan setelah 3 menit pemberian induktor adrenalin 3pM Penilaian fungsi agregasi trombosit berdasarkan pembacaan pada zone VI daerah medial, lateral dan mediolateral. Dihitung banyaknya trombosit yang berkelompok dibandingkan total trombosit Hasil yang didapat dimasukkan ke rumus Velaskar. Hasil pemeriksaan sediaan apus dibandingkan dengan hasil TAT metoda nefelometrik dan dicari batas hipoagregasi, normoagregasi dan hiperagregasi dengan bantuan titik-titik kurva ROC. Dad hasil yang didapat dilakukan uji korelasi, uji beda t berpasangan dan uji diagnostik antara pemeriksaan sediaan apus darah tepi dan TAT metoda nefelometrik. Hasil penelitian : Didapatkan hasil batas bawah normoagregasi 54% dan batas atas nonnoagregasi 70%. Pada uji korelasi antara pembaca I dan TAT metoda nefelometrik didapatkan r=0,463; p=0,000 (pc0,01) dan path uji beda t berpasangan didapatkan p=-0,357 (p>0,05). Uji diagnostik pemeriksaan sediaan apus darah tepi dibandingkan TAT metoda nefelometrik untuk menentukan hipoagregasi atan tidak mempunyai sensitivitas 73,33%, spesifisitas 86,00%, nilai ramal positip 61,11% dan nilai ramal negatip 91,49%. Sedang untuk menentukan normoagregasi atau tidak mempunyai sensitivitas 57,89%, spesifisitas
  • 4. 2 60,42%, nilai ramal positip 39,29% dan nilai ramal negatip 78,38%. Untuk menentukan hiperagregasi atau tidak mempunyai sensitivitas 64,52%, spesifisitas 74,29%, nilai ramal positip 68,97% dan nilai ramal negatip 70,27%. Kesimpulan : Metoda sediaan apus darah tepi dapat dipakai untuk menilai fungsi agregasi trombosit seperti halnya TAT metoda nefelometrik. Kata anal : tes agregasi trombosit, nefelometrik, sediaan apus
  • 5. 3 BAB II PEMBAHASAN A. PEMERIKSAAN JUMLAH TROMBOSIT DALAM DIAGNOSIS LABORATORIUM Trombosit berasal dari fragmentasi sitoplasma megakariosit, suatu sel muda yang besar dalam sumsum tulang. Megakariosit matang ditandai proses replikasi endomiotik inti dan makin besarnya volume plasma, sehingga pada akhirnya sitoplasma menjadi granular dan terjadi pelepasan trombosit. Setiap megakariosit mampu menghasilkan 3000 - 4000 trombosit, waktu dari diferensiasi sel asal (stem cell) sampai dihasilkan trombosit memerlukan waktu sekitar 10 hari. Umur trombosit pada darah perifer 7-10 hari. Trombosit sukar dihitung karena mudah sekali pecah dan sukar dibedakan dengan kotoran kecil. Dan ditambah dengan sifatnya yang cenderung melekat pada permukaan asing (bukan endotel utuh) dan menggumpal-gumpal. Ada dua cara yang lazim di pakai, yaitu cara langsung dan cara tidak langsung. pada cara tidak langsung jumlah trombosit dibandingkan dengan jumlah eritrosit, sedangkan jumlah eritrosit itulah yang sebnarnya dihitung. untuk mencegah trombosit melekat pada permukaan asing, dianjurkan untuk menggunakan alat-alat gelas yang dilapisi silikon atau alat- alat plastik. Trombosit adalah sel darah tak berinti, berbentuk cakram dengan diameter 1 - 4 mikrometer dan volume 7 – 8 fl. Trombosit dapat dibagi dalam 3 daerah (zona), zona daerah tepi berperan sebagai adhesi dan agregasi, zona “sol gel” menunjang struktur dan mekanisme interaksi trombosit, zona organel berperan dalam pengeluaran isi trombosit. Fungsi utama trombosit adalah pembentukan sumbatan mekanis sebagai respon hemostatik normal terhadap luka vaskuler, melalui reaksi adhesi, pelepasan, agregasi dan fusi serta aktivitas prokoagulannya. Nilai normal trombosit bervariasi sesuai metode yang dipakai. Jumlah trombosit normal menurut Deacie adalah 150 – 400 x 109 / L. Bila dipakai metode Rees Ecker nilai normal trombosit 140 – 340 x 109/ L, dengan menggunakan Coulter Counter harga normal 150 – 350 x 109/L. Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai bahan pemeriksaan yang digunakan dalam
  • 6. 4 pemeriksaan trombosit dalam laboratorium dan kelainan trombosit yang mungkin terjadi. B. BAHAN PEMERIKSAAN Bahan pemeriksaan adalah darah lengkap, yang dapat diperoleh dari darah kapiler atau darah vena. Darah Kapiler Pengambilan darah kapiler untuk orang dewasa dilakukan pada ujung jari tangan ketiga dan keempat serta pada anak daun telinga, sedangkan pada bayi dan anak-anak biasanya diambil dari tumit atau ibu jari kaki. Perlu diperhatikan dalam pengambilan sampel darah kapiler adalah sebelum penusukan dimulai keadaan setempat perlu diperhatikan dengan seksama, merupakan kontra indikasi adalah adanya bekas-bekas luka, keradangan, dermatitis ataupun oddema. Pengambilan darah kapiler dapat dilakukan bila jumlah darah yang dibutuhkan sedikit saja, atau dalam keadaan emergency, karena selain jumlah darah yang diambil sedikit sehingga jika terjadi kesalahan dalam pemeriksaan akan sulit untuk menanggulangi. Kesulitan-kesulitan yang sering terjadi dalam pengambilan sampel darah ini adalah, apabila kulit sekitar luka tusukan tidak kering karena alkohol atau keringat, maka tetesan darah yang keluar tidak dapat mengumpul melainkan menyebar ke sekitarnya sehingga sukar untuk mengambilnya. Lagipula bahan darah semacam ini tidak boleh digunakan karena sudah bercampur dengan bahan lain. Darah tidak dapat keluar dengan lancar. Hal ini biasanya karena penusukan yang kurang dalam atau peredaran darah setempat kurang baik. Usaha untuk melancarkan pengeluaran darah dengan memijat akan sia-sia karena darah yang keluar tidak dapat dipergunakan karena sudah tercampur dengan cairan jaringan sehingga hasil pemeriksaan menunjukkan hasil yang lebih rendah dari yang sebenarnya. Darah Vena Pengambilan darah vena untuk orang dewasa dilakukan pada vena difossa cubiti, sedangkan pada anak-anak atau bayi bila perlu, darah diambil dari vena jugularis eksterna, vena femoralis bahkan dapat diambil dari sinus sagittalis superior. Pengambilan darah vena perlu dilakukan dengan hati-hati karena bahaya yang dapat terjadi jauh lebih besar daripada pengambilan darah kapiler. Dalam pengambilan
  • 7. 5 sampel darah vena perlu diperhatikan, tempat yang akan digunakan untuk pengambilan harus diperiksa dengan seksama antara lain letak dan ukuran vena. C. PEMERIKSAAN JUMLAH TROMBOSIT Pemeriksaan hitung jumlah trombosit dalam laboratorium dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung menggunakan metoda Rees Ecker, metoda Brecher Cronkite dan Cell Counter Automatic Metode Rees Ecker. Darah diencerkan dengan larutan BCB (Brilliant Cresyl Blue), sehingga trombosit akan tercat terang kebiruan. Trombosit dihitung dengan bilik hitung di bawah mikroskop, kemungkinan kesalahan metode Rees Ecker 16-25%. Metode Brecher Cronkite Darah diencerkan dengan larutan amonium oksalat 1% untuk melisiskan sel darah merah, trombosit dihiotung pada bilik hitung menggunakan mikroskop fase kontras. Kemungkinan kesalahan Brecher Cronkite 8-10%. Metode Cell Counter Automatic Metode ini menggunakan prinsip flow cytometri. Prinsip tersebut memungkinkan sel- sel masuk flow chamber untuk dicampur dengan diluent kemudian dialirkan melalui apertura yang berukuran kecil yang memungkinkan sel lewat satu per satu. Aliran yang keluar dilewatkan medan listrik untuk kemudian sel dipisah-pisahkan sesuai muatannya. Teknik dasar pengukuran sel dalam flow cytometri ialah impedansi listrik (electrical impedance) dan pendar cahaya (light scattering). Teknik impedansi berdasar pengukuran besarnya resistensi elektronik antara dua elektrode. Teknik pendar cahaya akan menghamburkan, memantulkan atau membiaskan cahaya yang berfokus pada sel, oleh karena tiap sel memiliki granula dan indek bias berbeda maka akan menghasilkan pendar cahaya berbeda dan dapat teridentifikasi. Pada cell counter automatic masih terdapat kelemahan apabila ada trombosit yang bergerombol, trombosit besar (giant) serta adanya kotoran, pecahan eritrosit, pecahan leukosit sehingga cross check menggunakan sediaan apus darat tepi (SADT) sangat berarti. Sedangkan hitung rombosit secara tidak langsung menggunakan metode Fonio dan melakukan estimasi metode Barbara Brown Metode Fonio Metode ini dilakukan dengan menggunakan darah kapiler pada ujung jari dicampur dengan larutan magnesium sulfat 14% kemudian dibuat SADT dan dilakukan pengecatan giemsa. Jumlah trombosit dihitung dalam 1000 eritrosit, jumlah mutlak trombosit dapat
  • 8. 6 diperhitungkan dari jumlah mutlak eritrosit. Cara ini lebih kasar daripada cara langsung. D. ESTIMASI JUMLAH TROMBOSIT PADA SADT Pada prinsipnya semua hasil hitung trombosit baik normal maupun abnormal yang diperiksa secara langsung harus dilakukan cross check dengan SADT. Cross check pada SADT bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara hitung trombosit secara langsung dan estimasi. Perbedaan mencolok antara hitung trombosit secara langsung dan estimasi dapat disebabkan oleh 3 faktor : 1. Faktor pranalitik. Misalnya : a. sampel tertukar b. cara sampling yang tidak benar c. kesalahan mencantumkan identitas 2. Faktor analitik Misalnya : cara pembuatan SADT yang tidak memenuhi syarat kesalahan alat hitung yang dipakai 3. Faktor post analitik, biasanya terjadi saat penulisan hasil. SADT untuk estimasi jumlah trombosit harus dibuat sebaik mungkin, sehingga terbentuk daerah baca yang baik. Trombosit harus terdistribusi rata dan tidak menggerombol, apabila trombosit cenderung bergerombol harus dibuat SADT baru dengan cara terlebih dahulu mencampur sampel darah secara baik Berdasarkan susunan populasi sel darah merah SADT dibagi menjadi 6 zona, yaitu : 1) Zona I disebut zona irreguler, di daerah ini sel darah merah tidak teratur dan kadang ada yang padat bergerombol. Daerah ini meliputi kira-kira 3% dari seluruh badan SADT. 2) Zona II disebut zona tipis, dimana distribusi sel darah merah tidak teratur, saling berdesakan dan bertumpuk. Zona ini meliputi sekitar 14%. 3) Zona III disebut zona tebal, dimana sel-sel darah merah bergerombol dan padat luas zona ini sekitar 45% atau hampir separo dari badan SADT.
  • 9. 7 4) Zona IV disebut juga zona tipis, yang sama kondisinya dengan zona II hanya lebih tipis. Luasnya sekitar 18% dari SADT. 5) Zona V, zona reguler merupakan tempat sel-sel tersebar rata tidak saling bertumpuk dan bentuk-bentuknya masih asli. Daerah ini meliputi sekitar 11% dari badan SADT. 6) Zona VI juga disebut zona sangat tipis, terletak di ujung sediaan apus sebelum ekor. Di sini sel-sel lebih longgar dan umunya berderet. Zona ini luasnya sekitar 9% dari badan SADT. Metoda estimasi menurut Barbara Brown, apabila pada zona V dengan pembesaran lensa obyektif 100 kali ditemukan 1 trombosit maka dikalikan dengan 20.000. Faktor perkalian (f) menurut Barbara Brown adalah 20.000. E. KELAINAN TROMBOSIT Kelainan trombosit meliputi kuantitas dan kualitas trombosit. Trombositopeni Trombositopeni adalah berkurangnya jumlah trombosit dibawah normal, yaitu kurang dari 150 x 109 / L. Trombositopeni dapat terjadi karena beberapa keadaan : a) Penurunan produksi (megakariositopeni), terjadi bila fungsi sumsum tulang terganggu . b) Meningkatnya destruksi (megakariositosis), terjadi akibat trombosit yang beredar berhubungan dengan mekanisme imun. c) Akibat pemakaian yang berlebihan (megakariositosis), misalnya pada DIC (Disseminated Intravasculer Coagulation), kebakaran, trauma. d) Pengenceran trombosit. e) Dapat terjadi oleh karena tranfusi yang dibiarkan dalam waktu singkat dengan memakai darah murni yang disimpan sehingga dapat mengakibatkan kegagalan hemostatik pada resipien. F. CARA KERJA Darah diencerkan dengan larutan REES ECKER dan jumlah trombosit dihitung dalam kamar hitung. Larutan REES ECKER : natrium sitrat 3,8g; formaldehid 40% 2 ml; brillian cresylblue 30 mg; aquadest ad 100 ml. Harus disaring sebelum dipakai.
  • 10. 8 1. Isaplah larutan REES ECKER ke dalam pipet eritrosit samapi garis tanda “1″ dan buanglah lagi cairan itu. 2. Isaplah darah sampai garis tanda “0,5″ dan cairan REES ECKER sampai garis tanda “101″. Segeralah kocok selama 3 menit. 3. Teruskan tindakan seperti menghitung eritrosit dalam kamar hitung. 4. Biarkan kamar hitung yang telah terisi dalam sikap datar dalam cawan petri tertutup selama 10 menit agar trombosit mengendap 5. Hitunglah semua trombosit dalam seluruh bidang besar di tengah-tengah (1 mm kuadrat) memakai lensa objektif besar. 6. Jumlah itu dikalikan 2.000 menghasilkan jumlah trombosit per ul darah.  Cara tidak langsung (Fonio) 1. Bersihkan ujung jari dengan alkohol dan biarkan kering lagi. 2. Taruhlah di atas ujung jari tersebut setetes besar larutan magnesium sulfat 14%. 3. Tusuklah ujung jari dengan lanset melalui tetesan lar magnesium sulfat tersebut. 4. Setelah jumlah darah keluar kurang lebih 1/4 jumlah larutan magnesium sulfat, campurlah darah dengan magnesium sulfat tersebut. 5. Buatlah sedian hapus (dengan pewarnaan Wrigth atau Giemsa) 6. Hitung jumlah trombosit yang dilihat bersama dengan 1.000 eritrosit. 7. Lakukanlah tindakan menghitung jumlah eritrosit per ul darah. 8. Perhitungkanlah jumlah trombosit per ul darah berdasarkan kedua angka itu.
  • 11. 9 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Jumlah trombosit dalam keadaan normal sangat dipengaruhi oleh cara menghitungnya. sering dipastikan nilai normal adalah antara 200.000 dan 500.000 per ul darah. Karena sukar dihitung, pemeriksaan semikuantitatif tentang jumlah trombosit dalam sediaan apus darah sangat besar artinya sebagai pemeriksaan penyaring.
  • 12. 10 DAFTAR PUSTAKA Indriastuti EC, Lisyani S, Tjahjati MI. Perbedaan jumlah agregat trombosit pada sediaan apus darah tepi mahasiswa FK Undip semester IV sebelum dan setelah periode ujian semester. Dipresentasikan pada PIT I PDS Patklin & Konker IX HKKI di Surakarta, 20 – 22 September 2002. Hoffbrand AV, Petit JE. Trombosit, pembekuan darah dan hemostasis. Dalam : Hoffbrand AV, Petit JF eds. Essential haematology. Terjemahan : Darmawan I. Ed 2. Jakarta. Penerbit buku kedokteran EGC, 1987 : 201 – 18. Stenberg PE, Hill RJ. Platelets and megakaryocites. In : Lee GR, Foerster J, Greer JP, Rodgers GM, Lukens J, Paraskev F eds. Wintrobe’s clinical hematology. 10th ed. Baltimore. William & Wilkins, 1999 : 615 – 60. Julius S. Platelet Pathobiology. Yale University – section of cardiovascular medicine. Available from http://info.med.yale.edu/ysm, 1999. Sotianingsih. Uji diagnostik pemeriksaan sediaan apus darah tepi dalam menilai fungsi agregasi trombosit. Dipresentasikan pada pertemuan PHTDI di Semarang, 2001. Dacie JV, Lewis SM. Collection and handling of blood. In : John VD, SM Lewis eds. Practical Haematology. 7th ed. Singapura. Churchill Livingstone, 1991 : 1 – 8. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar – dasar metodologi penelitian klinis. Jakarta . Sagung Seto, 2002. Dacie JV, Lewis SM. Preparation and staining methods for blood and bone marrow. In : John VD, SM Lewis eds. Practical Haematology. 7th ed. Singapura. Churchill Livingstone, 1991 : 75 – 89. Narayanan S. The preanalytic phase. An important component of laboratory medicine. Am J Clin Path 2000; 113.