Dokumen tersebut membahas tentang penanganan kecelakaan kerja yang meliputi tindakan pertolongan pertama, pelaporan kecelakaan, dan prinsip-prinsip dasar penanganan kecelakaan di tempat kerja."
2. Melakukan pertolongan pertama, dilanjutkan dengan
membawa ke tempat perawatan kesehatan
Menyampaikan laporan terjadinya kecelakaan kerja
dengan memberikan keterangan apabila diminta
oleh Pegawai Pengawas/Ahli K3.
Menghadapi kecelakaan kerja di
tempat kerja
3. Prinsip: menolong secara tepat, cepat dan bersifat sementara
Tujuan:
Menyelamatkan nyawa korban.
Meringankan penderitaan korban.
Mencegah cedera/penyakit menjadi lebih parah.
Mempertahankan daya tahan korban.
Mencarikan pertolongan yang lebih lanjut
Tindakan pertolongan pertama pada
kecelakaan kerja
4. Jangan panik dan jauhkan/hindarkan korban dari kecelakaan
berikutnya
Perhatikan nafas dan denyut nadi korban. Jika nafas
terhenti, periksa dan bersihkan jalan nafas lalu berikan
bantuan nafas. Jika nadi tidak berdenyut, lakukan CPR
(cardio pulmonary resuscitation)
Jika terjadi pendarahan,hentikan dengan menekan luka
menggunakan kain sekuat-kuatnya dan posisikan luka pada
posisi yang lebih tinggi.
Pokok-pokok Tindakan P3K
5. Perhatikan tanda-tanda shock. Bila shock, terlentangkan
dengan posisi kepala lebih rendah. Bila muntah-muntah dan
setengah sadar, letakkan posisi kepala lebih bawah dengan
kepala miring atau telungkup. Bila menderita sesak, letakkan
dalam sikap setengah duduk.
Pindahkan korban dengan hati-hati dan tidak tergesa-gesa
Korban tidak boleh dipindahkan dari tempatnya, sebelum
dapat dipastikan jenis dan keparahan cedera yang dialami,
kecuali jika tempat kecelakaan tidak memungkinkan untuk
korban dibiarkan di tempat
Segera bawa korban ke fasilitas kesehatan terdekat
Lanjutan…
7. Sarung tangan sekali pakai 2 3 4
Masker 2 4 6
Pinset 1 1 1
Lampu senter 1 1 1
Gelas untuk cuci mata 1 1 1
Kantong plastik bersih 1 2 3
Aquades (100 ml larutan Saline) 1 1 1
Povidon Iodin (60 ml) 1 1 1
Alkohol 70% 1 1 1
Buku panduan P3K di tempat kerja 1 1 1
Buku catatan 1 1 1
Daftar isi kotak 1 1 1
8. Jumlah Kotak P3K Sesuai
Permenaker
Jumlah Pekerja Tipe Kotak
Jumlah Kotak Tlap 1 Unit
Kerja
Kurang 25 Pekerja A 1 kotak A
26 s d 50 pekerja B/A
1 kotak B atau
2 kotak A
51 sd 100 pekerja C/B/A
1 kotak C atau
2 kotak B atau
4 kotak A atau
1 kotak B dan 2 kotak A
Setiap 100 pekerja C/B/A
1 kotak C atau
2 kotak B atau
4 kotak A atau
1 kotak B dan 2 kotak A
9. KlasifikasiRisiko JumlahPekerja JumlahpetugasP3K
Risiko rendah:
Toko,kantor/office,
perpustakaan
< 50 pekerja Ditunjuk paling sedikit 1 orang
50 – 200 pekerja
Paling tidak 1 orang untuk 200 pekerja.
> 200 pekerja
Risiko menengah:
Teknik ringan,
gudang/
warehouse
< 20 pekerja Ditunjuk paling sedikit 1 orang
20 – 100 pekerja Paling tidak 1 orang untuk 100 pekerja
> 100 pekerja
Risiko tinggi:
Industri berat,
industri kimia,
slaughter houses
< 5 pekerja Ditunjuk paling sedikit 1 orang
5 – 50 pekerja Paling tidak 1 orang untuk 50 pekerja
> 50 pekerja
RasioPetugasP3K
BerdasarkanKategoriRisikoJumlahPekerja
10. Luka Bakar
Luka Tersayat
Tersengat Arus Listrik
Kecelakaan pada Mata
Keracunan
Penanganan P3K dalam K3
11. Luka Bakar ada 3 tingkatan yakni
Tingkat I yaitu luka bakar biasa, kulit tidak melepuh.
Penanganannya dengan obat merah/salep.
Tingkat II yaitu kulit melepuh (ada gelembung).
Penanganannya yaitu dengan mengolesi kulit yang melepuh
dengan mercuchrome/dilap dengan alkohol 94% lalu tutup
dengan kain kasa steril.
Tingkat III yaitu luka bakar dengan tingkat parah/hangus
(jaringan kulit sampai rusak). Penanganannya yaitu menutupi
luka dengan perban steril dan meminta bantuan dokter.
Luka bakar
12. Bersihkan luka dengan kain tipis/perban yang steril, olesi dengan
iodium tincture 3,5% pada daerah sekeliling luka.
Jika luka yang dihasilkan adalah luka besar dan banyak
mengeluarkan darah maka dibalut diantara bagian sisi dan tengah
luka agar darah tidak banyak keluar, lalu tutup luka dengan perban
steril.
Jika sakit terus berlanjut maka minta pertolongan dokter untuk
ditangani lebih lanjut.
Pada kasus patah tulang, jangan pindahkan korban kecuali jika
tidak memungkinkan seperti pada kasus kebakaran atau kebocoran
gas.
Luka Tersayat
13. Gejala :
Shock karena listrik <220 volt mengacaukan denyut jantung,
220-1000 volt menimbulkan gejala denyut jantung dan
menghentikan pernafasan, > 1000 volt menghentikan
pernafasan
Pertolongan: Putuskan aliran listrik yang terkena tubuh
korban. Perhatikan cara memutuskan aliran listrik, jangan
sampai penolong menjadi korban berikutnya. Penolong
memutuskan aliran listrik dengan menggunakan alat yang
tidak dapat dialiri listrik seperti kayu, handuk kering dan
memakai alas kaki kering. Bila korban pingsan sadarkan
korban, jika pernafasan terhenti beri nafas buatan. Jika
terjadi luka bakar, rawat luka bakar korban. Korban segera
dibawa ke rumah sakit untuk ditangani lebih lanjut.
Tersengat Arus Listrik
14. Penanganan berdasarkan sumber kecelakaan:
zat padat. Jika tidak berbahaya, dapat dihilangkan dengan sapu
tangan yang dibasahi air atau kedip-kedipkan mata dalam air
pecahan kaca. Jangan berusaha untuk mengeluarkannya
karena berbahaya. Tutup mata dengan kapas tebal, balut
perlahan-lahan. Korban segera dibawa ke rumah sakit untuk
ditangani lebih lanjut
zat Korosif asam keras. Guyur dengan larutan soda 5% atau air
biasa selama 15-30 menit secara terus menerus dan harus
mengenai bagian-bagian yang berada di balik kelopak mata.
zat korosif basa keras. Guyur dengan larutan cuka encer (1
bagian cuka dapur +1 bagian air) atau air biasa, guyur selama
30-45 menit terus menerus. Selama diguyur gerakan-gerakan
bola matanya.
Kecelakaan pada Mata
15. Gejala : pusing, sesak nafas, muntah, sakit perut, diare, kejang-
kejang, kram perut, air liur berlebih, nyeri otot, koma, dan pingsan.
Tindakan pertolongan:
Jika korban tidak sadar, korban jangan disuruh muntah/minum.
Jika korban sadar, beri banyak minum air/susu kemudian korban disuruh
muntah dengan cara memasukkan telunjuk jauh ke dalam mulut (kecuali
jika yang termakan bensin, pelumas, asam/basa).
Korban disuruh muntah hingga muntahnya jernih. Untuk menghindari
kekurangan cairan, korban diberi minum 1 gelas air garam (1 sendok
dalam 1 liter air).
Berikan penawar racun seperti susu, putih telur yang sudah dikocok,
penawar racun universal, proses netralisasi dengan memberikan bahan
kimia tertentu, tergantung dari jenis racun.
Keracunan
16. No Jenis Bahan Kimia Pertolongan
1 Arsen, cadmium, kromat,
dikromat, klorat, hipoklorit, eter,
hidrokarbon aromatic, aldehid,
keton, halusinogenia (ganja,
heroin), insektisida, salisilat, cat,
dan pelarutnya.
Bila termakan jangan dimuntahkan, korban
diberi minum penawar racun universal.
2 Bahan Kimia khusus:
Asam mineral organik
Alkali
Alkaloida (kokain, morfin,
nikotin)
Alkohol
Tidak dimuntahkan
Korban diberi zat penetral kemudian minum
susu/putih telur. Zat penetral:
Asam: gel Al(OH)3
Basa: CH3COOH 1%, HNO3 1%, air jeruk
Alkaloida: KMnO4 1%
Alkohol: NAHCO3
3 Air raksa, fosfor, fosfor organik,
fenol, senyawa hidroksil, timbal,
brom, sianida.
Bila termakan dimuntahkan dengan diberi
minum air garam.
Diberi susu/putih telur.
Pertolongan berdasarkan jenis bahan
kimia
17. Keracunan melalui pernafasan
penolong menggunakan gas masker untuk menolong korban,
pindahkan korban ke tempat aman dan berhawa segar,
lakukan pernafasan buatan jika pernafasan terhenti,
siapkan gas O2,
korban dibawa ke rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut.
Keracunan melalui kulit
lepaskan pakaian/jauhkan peralatan yang terkena racun,
bagian kulit yang terkena racun dibilas dengan air yang
mengalir selama 15 menit.
Keracunan melalui mata
usahakan mata tetap dibuka,
dibilas dengan air hangat selama 15 menit,
bibir mata tidak menghalangi proses pembilasan.
18. Sebelum melaporkan kejadian kecelakaan, selidiki sebab terjadinya
kecelakaan.
Datangi tempat/lokasi terjadinya kecelakaan
Kumpulkan data terjadinya kecelakaan melalui keterangan saksi,
meliputi :
Waktu kejadian
Jenis pekerjaan yang sedang dilakukan/dilaksanakan
Jumlah dan jabatan/posisi orang yang melakukan pekerjaan
Jenis dan jumlah peralatan yang digunakan
Jenis dan penggunaan perlengkapan keselamatan kerja
Jenis dan cara menempatkan bahan-bahan yang digunakan
Menyimpulkan penyebab terjadinya kecelakaan
Menghitung kerugian akibat kecelakaan
Rincian situasi darurat
19. Pimpinan institusi sebagai penanggung jawab pekerjaan mempunyai
kewajiban untuk membuat laporan kecelakaan.
1. Laporan intern institusi
Laporan kecelakaan kerja dibuat oleh pejabat yang berwenang dalam
hal terjadinya kecelakaan di tempat kerja, petugas memberikan
laporan benar tentang terjadinya kecelakaan kerja dan tindakan
pertolongan yang telah dilakukan.
Petugas dapat memberikan masukan tentang langkah yang diusulkan
untuk mencegah terjadinya kecelakaan serupa.
2. Laporan eksternal
Laporan kecelakaan kerja yang dibuat petugas tersebut disampaikan
kepada Kantor Departemen Tenaga Kerja dalam waktu tidak lebih
dari 2 kali 24 jam untuk bahan proses penyelesaian selanjutnya.
20. Perencanaan
Keselamatan kerja diperhitungkan sejak tahap perencanaan
berdirinya organisasi. Contoh: lokasi, fasilitas penyimpanan,
tempat pengolahan, pembuangan limbah, penerangan dan
sebagainya
Ketatarumahtanggaan yang baik dan teratur:
Menempatkan barang-barang di tempat yang semestinya
Menjaga kebersihan lingkungan dari bahan berbahaya
Pendekatan Keselamatan Lain
21. Pakaian Kerja
Hindari pakaian yang terlalu longgar, banyak tali, baju berdasi, baju
sobek, kunci/ gelang berantai, jika anda bekerja dengan barang-
barang yang berputar atau mesin- mesin yang bergerak
Hindari pakaian dari bahan seluloid jika anda bekerja dengan bahan-
bahan yang mudah meledak atau mudah terbakar
Hindari membawa atau menyimpan di kantong baju barang-barang
yang runcing, benda tajam, bahan yang mudah meledak, dan atau
cairan yang mudah terbakar
Peralatan Perlindungan Diri
Kacamata
Sepatu
Sarung Tangan
Helm Pengaman
Alat Perlindungan Telinga
Alat Perlindungan Paru-paru
Alat perlindungan Lainnya