uji fungsi trombosit

1. PANDUAN
PEMERIKSAAN
RETRAKSI BEKUAN
BAGIAN PATOLOGI KLINIK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
2020

2. PEMERIKSAAN RETRAKSI BEKUAN
Dalam keadaan normal setelah proses pembekuan darah, bekuan darah
akan mengalami retraksi dengan mengeluarkan serum. Retraksi
bekuan dalam keadaan normal tergantung pada jumlah dan fungsi
trombosit, kadar fibrinogen dan kalsium.

3. TUJUAN
Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan penyaring untuk kelainan
fungsi trombosit.

4. Prinsip
• Tabung yang berisi bekuan darah diperiksa untuk
mengamati terjadinya retraksi bekuan. Secara normal
retraksi bekuan terjadi bila terdapat interaksi antara
trombosit, fibrinogen dan fibrin.
Alat dan
Bahan
• Tabung sentrifuge kaca bergaris, 75 mm x 10 mm dan lidi
• Rak tabung reaksi
• Peralatan untuk pungsi vena

5. Metode
Pengambilan spesimen :
•Lakukan pengambilan spesimen
darah vena penderita
•Jangan menampung darah dengan
tabung yang berisi antikoagulan.

6. PEMERIKSAAN RETRAKSI BEKUAN:
Masukkan 5 mL darah segar ke dalam tabung sentrifus kaca, kemudian
dimasukkan sebatang lidi yang bertujuan untuk mengangkat bekuan.
Catatlah volume darah itu.
Biarkan pada suhu kamar selama 2-3 jam (atau semalam dalam lemari
es).
Lepaskan bekuan dengan hati-hati dari dinding tabung, miringkan
tabung dan angkatlah bekuan dari tabung dengan mengangkat lidi itu.
Catatlah volume serum (bersama sel-sel yang masih ketinggalan dalam
tabung) yang ada dalam tabung itu dan laporkan dalam persen dari
volume darah semula.

7. HASIL PEMERIKSAAN
Laporkan retraksi bekuan
Normal : 40%-60% dari volume darah semula
Abnormal : < 40% dari volume darah semula
Konsistensi bekuan
Normal : Kenyal
Abnormal : lembek dan rapuh

8. INTERPRETASI
Retraksi-bekuan yang normal
• Tampak bekuan “merah yang terpisah” sempurna dan sebagian
permukaannya menempel pada dinding tabung. Sedikit endapan
eritrosit mungkin tampak didasar tabung. Konsistensi kenyal.

9. Retraksi bekuan yang abnormal :
• Pada tromboastenia glanzman, hipofibrinogenemia,
disfibrinogenemia, paraproteinemia seperti pada mieloma,
Disseminated Intravascular Coagulation (DIC), uremia,
pengguna aspirin.

10. RUJUKAN
1. Chairlan & Lestari E, 2011. Pedoman Teknik Dasar untuk Laboratorium Kesehatan (Manual Of
Basic Techniques For A Health Laboratory) Edisi 2, Penerbit EGC, p 286-7.
2. Gandasoebrata R, 2010. Hematologi. Penuntun Laboratorium Klinik. Edisi 10. Penerbit Dian
Rakyat. p 54-6